• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KINERJA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN PADA KUD SUSU SUMBER MAKMUR NGANTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KINERJA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN PADA KUD SUSU SUMBER MAKMUR NGANTANG"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KINERJA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN PADA KUD SUSU SUMBER MAKMUR NGANTANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai

Derajat Sarjana Ekonomi

OLEH :

OLEH:

Ari Wibowo

(201010160311342)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

ANALISIS KINERJA MANAJEMEN RANTAI PASOKAN PADA KUD SUSU SUMBER MAKMUR NGANTANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai

Derajat Sarjana Ekonomi

OLEH:

Ari Wibowo

(201010160311342)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tentang “Evaluasi Kinerja Manajemen Rantai

Pasokan Pada KUD Susu Sumber Makmur Ngantang”.

Adapun maksud dari penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan Program Strata 1 (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

Atas berkat bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan untuk memberikan segala

yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini, perkenankanlah penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti kegiatan perkuliahan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Marsudi, M.M. selaku Ketua Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Malang atas kebijakan dalam penyusunan mata kuliah sesuai

konsentrasi penjurusan.

3. Dr. Fien Zulfikarijah, M.M. dan Dra Sri Nastiti A. M.M. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan penuh kesabaran memberikan pengarahan, saran serta

dukungan hingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan baik.

4. Drs. Dicky Wisnu Usdek Riyanto M.M, selaku dosen wali yang telah membimbing dan memberikan banyak masukan kepada penulis selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi

(4)

5. Ibunda dan Ayahku, Ibu Indrawati dan Ayah ta’at serta kakaku Adi widiyanto, Atik Widiyati

dan Anita yang selalu memberikan doa, dukungan, fasilitas, serta kasih sayang yang luar biasa hingga terselesaikan skripsi ini.

6. Meilea Callista yang selalu memberikan semangat, canda tawa, dan menemani dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Teman-teman Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang yang bersedia memberikan informasi serta semangat untuk menunjang penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari akan kurang sempurnanya penulisan skripsi ini. Oleh sebab itu segala kritik maupun saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar kelak dikemudian

hari dapat menghasilkan karya yang lebih baik. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Malang, Oktober 2014

Penulis,

(5)

DAFTAR ISI A. Landasan Penelitian Terdahulu ... 7

B. Landasan Teori ... 8

1. Manajemen Rantai Pasokan ... 8

2. Pengukuran Kinerja Rantai Pasokan ... 14

C. Kerangka Pikir Penelitian ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 23

B. Jenis Penelitian ... 23

C. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 23

D. Populasi dan Sampel ... 26

E. Jenis dan Sumber Data ... 27

F. Teknik Pengumpulan Data ... 28

G. Analisis Data Penelitian ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Tinjauan Umum Perusahaan ... 35

B. Analisis Data ... 50

1. Analisis kriteria variabel manajemen rantai pasokan. ... 50

2. Pemberian nilai bobot pada masing masing variabel ... 53

a. Dilevery Performance ... 53

b. Fill Rate ... 54

c. Perfect Order Fulfillment ... 55

d. Order Fulfillment Lead Time ... 56

e. Production Flexibility ... 57

f. Cash To Cash Cycle Time ... 58

(6)

4. Penarikan kesimpulan sesuai analisis data kuesioner ... 61 C. Hasil Pembahasan ... 63 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 71 B. Implikasi ... 71

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 : Alur Manajemen Rantai Pasokan Heizer dan Render ... 4

Gambar 2.1 : Rantai Pasokan ... 10

Gambar 2.2 : Kerangka Pikir ... 22

Gambar 3.1 : Tahapan Penelitian Analisis Data ... 30

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi KUD Susu Sumber Makmur Ngantang ... 38

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1: Performance Metrik Level 1 ... 20

Tabel 3.1: Kriteria Metrik Kinerja Rantai Pasokan yang Digunakan ... 32

Tabel 3.2: Variabel Dimensi Aktifitas Kinerja Rantai Pasokan ... 33

Tabel 3.3: Contoh Pembobotan Nilai Pada Metrik Dilevery Performace ... 34

Tabel 3.4: Perhitungan Pembobotan Nilai Kinerja Rantai Pasokan ... 34

Tabel 4.1: Susunan Pengurus KUD Sumber Makmur Ngantang ... 40

Tabel 4.2: Data Produksi KUD Susu Sumber Makmur Ngantang ... 48

Tabel 4.3: Kriteria Metrik Kinerja Rantai Pasokan Pada KUD Susu ... 51

Tabel 4.4: Variabel Dimensi Aktifitas Kinerja Rantai Pasokan ... 52

Tabel 4.5: Pembobotan Nilai Pada Metrik Dilevery Performance ... 54

Tabel 4.6: Pembobotan Nilai Pada Metrik Fill Rate ... 55

Tabel 4.7: Pembobotan Nilai Pada Metrik Perfect Order Fulfillment ... 56

Tabel 4.8: Pembobotan Nilai Pada Metrik Order Fulfillment Lead Time ... 57

Tabel 4.9: Pembobotan Nilai Pada Metrik Production Flexibility ... 58

Tabel 4.10: Pembobotan Nilai Pada Metrik Cash To Cash Cycle Time ... 59

Tabel 4.11: Total Penilaian Dari Keseluruhan Variabel ... 60

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran : Lembar kuesioner beserta perhitungan data nilai dari para responden pada kegiatan

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Agung Cahya Nugraha (2011). Analisis rumusan strategi rantai pasokan minyak akar wangi di kabupaten garut, jawa barat. Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Manajemen,

Institute Pertanian Bogor.

Ana Oktiya (2006). Analisis rantai pasokan terhadap produktivitas di UKM Keramik Klampok Banjarnegara. Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, Institute Pertanian

Bogor.

Badan Pusat Statistik ( 2013 ) tentang perkembangan susu import di indonesia

Chopra, S dan P. Meindhl. 2004. Supply Chain Management, Strategy, Planing, and Operation.

Prentice-Hall, Inc. New Jersey.

Cooper, Donald R. 1996. Metode Penelitian Bisinis. Jakarta: Erlangga

Hamidi, M. 2010. Metode Penelitian Kualitatif: Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian. Malang: UMM Press

Heizer, J dan B Render. 2010. Operations Management. Person Education, Inc. New Jersey. Indrajit Richardus Eko dan Richadus Djokopranoto. 2003. Konsep Manajemen Supply Chain,

Cara Baru Memandang Mata Rantai Penyediaan Barang. Grasindo. Jakarta KUD Susu Sumber Makmur Ngantang ( 2014 ). Data Perkembangan Susu KUD

Marlin R. A. dan Kasmari (2008). Analisis kinerja supply chain management (SCM) untuk meningkatkan keunggulan kompetitif pada pt. Perkebunan Nusantara ix – pg.

Sragi pekalongan. Skripsi Fakultas Ekonomi, Universitas Stikubank Morissan, M.A. 2012. Metode Penelitian Survey. Jakarta : Kencana

(11)

Russell, R.S dan B.W Taylor.2003. Operations Management. Person Education,Inc.

Safirin M.T. (2005). Analisi kinerja supply chain pada perusahaan gula. Skripsi Jurusan Teknik Industry UPN “Veteran” Jawa Timur.

Suharsimi Arikunto. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Widayat. 2004. Metode Penelitian Pemasaran. Edisi Pertama, Cetakan Pertama. Malang: CV

Cahaya Press

Widya Anggraeni (2009). Pengukuran kinerja pengelolaan rantai pasokan pada PT. CROWN CLOSURES INDONESIA. Skripsi Jurusan Teknik Industri, Fakultas

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Seiring dengan munculnya perusahaan-perusahaan baru dalam dunia bisnis.

mengakibatkan persaingan di dunia industry semakin meningkat, salah satunya dengan berkembangnya KUD Susu di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh

bertambahnya perusahaan baru yang bergerak dalam bidang pengolahan susu. Disisi lain pemerintah memanfaatkan KUD Susu untuk mendukung program pembangunan industry, sebagai sarana dalam meningkatkan perekonomian

Negara. (www.peternakan.litbang.deptan.go.id)

Tercatat bahwa kurun waktu terakhir ini Impor susu Indonesia pada periode

Januari hingga April 2013 dicatat merosot dibandingkan periode yang sama pada 2012. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume Nilai impor susu turun hingga

9,43 persen pada Januari hingga April 2013 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada Januari hingga April 2012, impor susu sudah mencapai US$ 250,2 juta. Sementara pada periode yang sama tahun 2013, impor susu dicatat US$

226,81 juta. Ketua Dewan Persusuan Nasional Teguh Boediyana memperkirakan penurunan ini disebabkan melonjaknya harga susu dunia sejak Februari 2013.

Teguh memperkirakan harga susu internasional masih akan bertahan tinggi hingga tahun depan. Dengan kondisi ini, Teguh mengatakan permintaan susu dari dalam negeri yang harganya lebih rendah meningkat. "Di tingkat bawah sudah

(13)

2

membutuhkan bahan baku. Selain itu juga ada pemain baru di industri pengolah

susu sehingga permintaan mengalami peningkatan. Meskipun demikian, Teguh mengatakakan belum terjadi perbaikan harga susu segar di tingkat peternak dan koperasi. Karena, harga susu segar di Indonesia masih tergantung kepada industri

pengolah susu yang terkadang masih panjangnya jaringan rantai pasokan yang digunakan.

Pada kondisi seperti ini, salah satu strategi yang bisa digunakan adalah manajemen rantai pasokan yang sangat penting dalam menyelesaikan permsalahan perusahaan, mengenai keputusan aktifitas supplier, produsen (perusahaan) dan

konsumen. Sehingga Suatu system produksi yang efektif dan efesien merupakan keharusan yang dimiliki oleh para pelaku bisnis agar dapat memenangkan

persaingan (Sidarto, 2008). Untuk bisa memenangkan persaingan tersebut, maka rantai pasokan harus bisa menyediakan produk yang murah, berkualitas, tepat

waktu, dan bervariasi Pujawan (2010).

Suatu keberhasilan perusahaan tidak terlepas dari strategi manajemen rantai pasokan yang merupakan pengintegrasian aktivitas pengadaan bahan dan

pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi, dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan. Manajemen rantai pasokan mencakup aktivitas untuk

menentukan penyediaan transportasi, transfer uang secara kredit dan tunai, para pemasok, distributor, utang dan piutang usaha, pergudangan dan persediaan, pemenuhan pesanan, serta berbagai informasi pelanggan, prediksi, dan produksi

(14)

3

Seperti penelitian yang dilakukan Nugraha (2011) menyebutkan hasil

bahwa manajemen rantai pasokan merupakan salah satu strategi yang dapat meningkatkan daya saing. Begitu juga penelitian yang dilakukan Oktiya (2006) yang bertujuan untuk menganalisis model rantai pasokan UKM Keramik Klampok

dengan hasil bahwa manajemen rantai pasokan dapat meningktakan produktifitas secara signifikan dengan menggunakan variabel kerjasama.

Pengukuran kinerja manajemen rantai pasokan pada perusahaan sangatlah dibutuhkan, agar kinerja rantai pasokan perusahaan dapat diketahui apakah sudah sesuai dengan yang ditargetkan apa belum. Menurut (Pujawan I.N.,2010), dengan

melakukan pengukuran kinerja rantai pasokan, perusahaan dapat mengontrol kinerja perusahaan secara langsung maupun tidak langsung dan perusahaan dapat

mengetahui tingkat kinerja perusahaan saat ini, apakah tujuan yang ditetapkan sudah tercapai atau tidak

Seperti penelitian yang dilakukan oleh oleh Marlin (2008) mengenai kinerja manajemen rantai pasokan pada PT Perkebunan Nusantara IX - PG. Sragi Pekalongan, dengan hasil bahwa variabel kebersihan tebu, umur tebu, kerusakan

tebu, dan rendemen tebu dapat meningkatkan nilai produktivitas pada kinerja manajemen rantai pasokan. Sedangkan Safirin (2005) dengan hasil penelitiannya

menunjukan dimensi delivery mempunyai bobot tertinggi, diikuti system produksi, supplier dan terakhir design produk dengan metode analytical hierarchy process (AHP) sebagai alat analisisnya. Penelitian yang lain yaitu Anggraeni (2009)

(15)

4

Indonesia melakukan kerja sama dengan beberapa pemasok untuk satu jenis bahan

baku.

Sebagai salah satu kud susu di kecamatan ngantang, kud susu sumber makmur ngantang merupakan pemasok susu untuk perusahaan nestle, yang dalam

aktifitas operasionalnya juga menggunakan manajemen rantai pasokan untuk mengintegrasikan seluruh aktifitas operasionalnya mulai dari pengadaan supplier

susu, pengepul/penampungan susu, produsen (koperasi susu), dan pengiriman kepada konsumen. Dari proses inilah masih terdapat permasalahan dan minimnya kerjasama yang dilakukan oleh anggota rantai pasokan yang mengakibatkan

kurangnya jumlah susu saat di produksi untuk memenuhi permintaan konsumen. sehingga di butuhkan suatu manajemen rantai pasokan dalam mengolaborasikan

berbagai tahapan rantai pasokan untuk mendukung tercapainya produktifitas kinerja dan memperoleh efesiensi biaya rendah yang terdapat pada KUD Susu

Sumber Makmur Ngantang.

Gambar 1.1 Alur Manajemen Rantai Pasokan (Heizer dan Render, 2010). Sumber : diolah dari (Heizer dan Render, 2010)

Berdasarkan fenomena yang di alami KUD Sumber Makmur Ngantang, maka kinerja rantai pasokan perlu di tingkatkan, terutama antara supplier susu dengan Koperasi di perlukan manajemen rantai pasokan yang baik agar dapat

mendukung tercapainya kinerja yang lebih tinggi dalam memenuhi permintaan

(16)

5

konsumen. Untuk itu di butuhkan suatu hubungan keterikatan dan kedisiplinan

antara pemasok( supplier), produsen, dan konsumen yang terjadi pada Koperasi Unit Desa (KUD) Sumber Makmur Ngantang. Berdasarkan fenomena tersebut maka judul penelitian yang akan dilakukan yaitu Analisis Kinerja Manajemen Rantai Pasokan pada KUD Sumber Makmur Ngantang”.

B.Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas, maka rumusan masalahnya adalah “Dimensi aktivitas kinerja mana yang memiliki bobot penilaian

paling tinggi dalam upayah meningkatkan kinerja manajemen rantai pasokan pada KUD Susu Sumber Makmur Ngantang”.

C.Batasan masalah

Dalam penelitian kali ini akan membatasi permasalahan manajemen rantai pasokan cukup dari petani susu, penampungan susu, dan koperasi (produsen) dari

Koperasi Sumber Makmur Ngantang agar permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu meluas dalam pembahasannya.

D.Tujuan penelitian

Untuk menganalisis dan mengetahui dimensi aktivitas kinerja mana yang memiliki bobot penilaian paling tinggi dalam upayah meningkatkan kinerja

(17)

6

E.Kegunaan penelitian

kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Koperasi

Penelitian ini akan memberikan masukan dan kebijakan baru yang dilakukan

KUD Susu Sumber Makmur Ngantang untuk melakukan perubahan, demi tercapainya suatu efisiensi biaya operasional, yang diharapkan mampu

meningkatkan produksi susu dan melakukan pengurangan biaya operasional secara maksimal.

2.Peneliti

Penelitian ini di harapkan dapat menjadi sumber informasi ilmiah bagi perkembangan ilmu pengetahuan, dan menjadi referensi penelitian khususnya

manajemen rantai pasokan. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan penelitian selanjutnya di bidang manajemen rantai pasokan tentang kinerja

(18)

7 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A.Penelitian Terdahulu

Penelitian Oktiya (2006) dengan tujuan menganalisis model rantai pasokan

UKM Keramik Klampok agar memberikan solusi mengenai produktifitas. dengan alat analisis regresi logistic dan regresi stepwise menunjukan hanya terdapat satu

variabel yang berhubungan secara signifikan dengan produktifitas, yaitu variabel kerjasama. Solusi dalam penerapan manajemen rantai pasokan di UKM keramik Klampok adalah menjalin hubungan dengan pemasok bahan kimia melalui Sentra,

penggunaan Sentra sebagai pusat pengolahan tanah liat untuk siap pakai dengan pemanfaatan teknologi, peningkatan koordinasi diantara pemasok dan perusahaan

manufaktur.

Nugraha (2011) yang bertujuan untuk menganalisis faktor internal dan

eksternal yang mempengaruhi rantai pasok minyak akar wangi dan Mengusulkan alternatif rekomendasi strategi rantai pasokan minyak akar wangi untuk meningkatkan daya saing minyak akar wangi. Dengan menggunakan analisis

deskriptif dan analisis SWOT dengan hasil yang di peroleh adalah Analisis faktor internal dan eksternal (IFE dan EFE) menunjukan bahwa faktor kekuatan yang

paling dominan adalah potensi wilayah penanaman masih cukup luas.

Faktor kelemahan yang paling dominan adalah sistem produksi belum rapi dimana integrasi seluruh elemen belum terjadi secara optimal. Alternatif strategi

(19)

8

menggunakan AHP adalah peningkatan mutu minyak akar wangi, peningkatan

kualtas SDM, penguatan aspek financial, peningkatan kemitraan diantara

stakeholder, meningkatkan produktivitas akar wangi dengan peralatan dan teknologi baru, dan fasilitasi pemerintah.

B. Landasan Teori

1. Manajemen Rantai Pasokan

a. Definisi Manajemen Rantai Pasokan

Untuk memahami apa yang dimaksud dengan manajemen rantai pasokan (supply chain management) terlebih dahulu akan dijelaskan

beberapa definisi menurut beberapa ahli tentang manajemen rantai pasokan. Menurut Chopra dan Meindl (2007) rantai pasokan melibatkan seluruh

bagian, baik secara langsung atau tidak langsung, untuk memenuhi permintaan konsumen. Rantai pasokan tidak hanya berkaitan dengan

manufaktur dan pemasok, tetapi juga melibatkan transportasi, gudang,

retailer, dan pelanggan itu sendiri. Tujuan utama dari setiap rantai pasok adalah memenuhi kebutuhan konsumen dan menghasilkan keuntungan

secara memaksimalkan

Sedangkan pendapat yang di kemukakan oleh Indrajit dan

Djokopranoto (2005) rantai pasokan adalah rangkaian hubungan antar perusahan atau aktifitas yang melaksanakan penyaluran pasokan barang atau jasa dari tempat asal sampai ke pembeli atau pelanggan. Pendapat lain

(20)

9

bahwa suatu rantai pasokan terdiri atas organisasi yang saling berhubungan,

sumber daya dan proses yang menciptakan dan menyerahkan produk dan jasa kepada pelanggan akhir.

Pada dasarnya semua pendapat yang di kemukakan para ilmuan

mempunyai hubungan yang erat dalam suatu jaringan integrasi rantai pasokan, seperti pendapat yang di kemukakan Heizer dan Render (2010)

rantai pasokan mencakup seluruh interaksi antara pemasok, manufaktur, distributor dan pelanggan. Interaksi ini juga berkaitan dengan transportasi, informasi, penjadwalan,transfer kredit, dan uang tunai serta transfer bahan

baku antara pihak-pihak yang terlibat.

Sedangkan pendapat menurut Pujawan I.N. (2010) menyatakan rantai

pasokan merupakan jaringan perusahaan yang secara bersama sama untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir.

Perusahaan tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik, distributor, toko ataupun retailer, serta perusahaan perusahaan pendukung seperti perusahaan jasa logistic. Rantai pasokan menurut Pujawan I.N. dapat dilihat pada

(21)

10

Material: retur, recycle, repair Informasi: order, ramalan, RFQ/RFP

Gambar 2.1 Rantai pasokan (Pujawan I.N., 2010) Sumber : (Pujawan I.N., 2010) uang atau sejenisnya yang mengalir dari hilir ke hulu.

Ketiga adalah aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir

ataupun sebaliknya. Informasi tentang persediaan produk yang masih ada di masing-masing supermarket sering di butuhkan oleh distributor maupun

(22)

11

pengiriman bahan baku sering dibutuhan oleh perusahaan yang mengirim

maupun yang akan menerima Pujawan I.N. (2010). b. Strategi Manajemen Rantai Pasokan

Dalam menyususn strategi operasional terdapat beberapa hal yang

perlu dipahami menurut Menurut Heizer and Render (2010) perusahaan harus memutuskan suatu strategi rantai pasokan dalam memperoleh barang

dan jasa dari luar. Beberapa strategi tersebut antara lain: 1) Banyak Pemasok

Dengan strategi banyak pemasok, pemasok menanggapi permintaan dan

spesifikasi permintaan penawaran, dengan pesanan yang umumnya akan jatuh ke pihak yang memberikan penawaran rendah.

2) Sedikit Pemasok

Strategi yang memiliki sedikit pemasok mengimplikasikan bahwa dari

pada mencari atribut jangka pendek, seperti biaya rendah, pembeli lebih ingin menjalin hubungan jangka panjang dengan pemasok yang setia. Penggunaan pemasok yang hanya sedikit dapat menciptakan nilai dengan

memungkinkan pemasok memiliki skala ekonomi dan kurva belajar yang menghasilkan biaya transaksi dan biaya produksi yang lebih rendah.

3) Integrasi Vertikal

Integrasi vertikal mengembangkan kemampuan untk memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya dibeli atau membeli perusahaan

(23)

12

integrasi maju atau mundur. Integrasi mundur menyarankan perusahaan

untuk membeli pemasoknya. Integrasi maju menyarankan produsen komponen untuk membuat produk jadi.

4) Jaringan Keiretsu

Keiretsu merupakan sebuah istilah bahasa Jepang untuk menggambarkan para supplier menjadi bagian dari sebuah perusahaan. Anggota keiratsu

dipastikan memiliki hubungan jangka panjang dan karenanya diharapkan dapat berperan sebagai mitra yang memberikan keahlian teknis da kestabilan mutu produksi.

5) Perusahaan Virtual

Perusahaan yang mengandalkan beragam hubungan pemasok untuk

menyediakan jasa atas permintaan yang diinginkan. Juga dikenal sebagai korporasi berongga atau perusahaan jaringan.

Berdasarkan dari strategi diatas dapat disimpulkan bahwa Strategi pada hakekatnya bukanlah sebuah keputusan atau aksi tunggal, melainkan adalah sekumpulan berbagai keputusan dan aktifitas yang

(24)

13

c. Mengelola Rantai Pasokan

Pada dasarnya dalam mengeola rantai pasokan bukanlah hal yang mudah, dibutuhkan ketelitian dan kedisiplinan dalam menjalankan proses operasionalnya. Menurut Heizer dan Rander (2010), pengelolaan rantai

pasokan yang sukses adalah dimulai dengan kesepakatan tujuan bersama, diikuti dengan kepercayaan bersama, dan dilanjutkan dengan budaya

organisasi yang sejalan.

1) Kesepakatan tujuan bersama

Sebuah rantai pasokan yang terintegrasi memerlukan kerjasama yang baik

dalam hubungan dengan anggotanya. Anggota rantai pasokan harus menghargai bahwa satu-satunya pihak yang menanamkan modal pada

sebuah rantai pasokan adalah pelanggan akhir. Oleh karena itu, perlu pemahaman timbal balik mengenai misi, strategi, dan sasaran dari

organisasi. Rantai pasokan yang terintegrasi menambah nilai ekonomi dan memaksimalkan isi total produk.

2) Kepercayaan

Kepercayaan merupakan hal penting dalam rantai pasokan yang efektif dan efisien. Anggota rantai pasokan harus masuk ke dalam hubungan dan

(25)

14

analisis penjualan, prediksi, dan perencanaan produksi merupakan

aktivitas bersama.

3) Budaya organisasi yang sejalan

Sebuah hubungan yang positif diantara organisasi pembeli dan pemasok

dengan budaya organisasi yang sesuai, dapat menjadi keuntungan nyata dalam membuat rantai pasokan menjadi lebih baik.

Dalam aktifitas operasional, sering kali tidak bisa terlepas dengan integritas rantai pasokan mulai dari pengadaan bahan baku sampai pengiriman kepada konsumen. Oleh karena itu untuk mengelola rantai

pasokan dibutuhkan kesepakatan tujuan bersama, diikuti dengan kepercayaan bersama, dan dilanjutkan dengan budaya organisasi yang

sejalan.

2. Pengukuran kinerja rantai pasokan

Untuk mengukur kinerja rantai pasoakan sebaiknya kita mengetahui apa yang menjadi sumber pembahasan dalam kinerja rantai pasokan, yang meliputi pendekatan proses dalam pengukuran kinerja rantai pasokan, dan

matrik untuk mengukur kinerja rantai pasokan menurut Pujawan (2010).

a. Pendekatan proses dalam pengukuran kinerja rantai pasokan

Aspek fundamental dalam manajemen rantai pasokan adalah manajemen kinerja dan perbaikan secara berkelanjutan. Untuk itu perlu adanya sistem pengukuran yang mampu mengevaluasi kinerja supply chain

(26)

15

pengendalian, mengkomunikasikan tujuan organisasi ke fungsi-fungsi pada

supply chain, mengetahui dimana posisi suatu organisasi relatif terhadap pesaing, dan menentukan arah perbaikan untuk menciptakan keunggulan bersaing.

Untuk merancang sistem pengukuran kinerja berdasar proses, Chan & Li dalam pujawan I.N.,(2010) menyarankan tujuh langkah sebagai

berikut:

1). Identifikasi dan hubungkan semua proses yang terlibat secara baik yang terjadi di dalam maupun di luar organisasi.

2). Definisikan dan batasi proses inti, karena tidak semua proses yang ada dalam rantai pasokan membutuhkan perhatian yang sama dari

manajemen. Pada tahap ini perlu didefinisikan proses- proses inti serta batasan sampai mana proses-proses tersebut akan dianalisis.

3).Tentukan misi, tanggung jawab, dan fungsi dari proses inti. Langkah ini perlu dilakakukan sebagai acuhan untuk menentukan mana aktivitas atau proses yang tidak memberikan value-added sehingga bisa dieliminasi.

4).Uraikan dan identifikasi sub-proses karena biasanya setiap proses inti biasanya merupakan agregasi dari sejumlah sub-proses.

(27)

16

6).Uraikan lebih lanjut sup-proses menjadi aktivitas. Langkah ini tidak selalu

dilakukan, namun biasanya bisa bermanfaat karena sub-proses bisa jadi masih terlalu umum dan sulit diukur.

7).Hubungkan target antar hirarki mulai dari proses sampai ke aktivitas,

karena manajemen puncak biasanya memiliki target yang umum.

b. Metrik Untuk Mengukur Kinerja Supply Chain

salah satu cara untuk mengetahui apakah suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya telah sesuai dengan rencana yang ditetapkan serta perkembangannya adalah dengan melakukan pengukuran kinerja rantai

pasokan

1). Model POA (Performance of Activity)

Pada prinsipnya POA adalah model yang digunakan untuk mengukur kinerja aktivitas yang menjadi bagian dari proses dalam supply

chain. Kinerja aktivitas diukur dalam berbagai dimensi (Pujawan I.N., 2010), yaitu :

a). Ongkos

Ongkos yang terlibat dalam eksekusi suatu aktivitas. Ongkos muncul karena dalam pelaksanaan suatu aktivitas ada sumber daya yang

(28)

17

b). Waktu

Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan suatu aktivitas. Ukuran ini sangat penting dalam konteks supply chain management terutama untuk supply chain yang berkompetisi atas dasar kecepatan respon.

Kecepatan respon secara umum ditentukan oleh waktu yang dibutuhkan oleh masing-masing aktivitas maupun proses dalam supply

chain. Waktu pengembangan produk baru, waktu pemrosesan pesanan pelanggan, waktu untuk mendapatkan bahan baku dari suplier, dan waktu set-up untuk kegiatan produksi adalah sebagian dari kontributor

penting dalam menciptakan kecepatan respon pada supply chain. c). Kapasitas

Kapasitas yang merupakan ukuran seberapa banyak volume pekerjaan yang bisa dilakukan oleh suatu sistem atau bagian dari supply chain

pada suatu periode tertentu. Besar kecilnya kapasitas perlu diketahui sebagai dasar untuk perencanaan produksi atau pengiriman dan sebagai dasar memberikan janji pengiriman ke pelanggan. Besarnya kapasitas

yang terpasang relatif terhadap rata-rata permintaan memberikan informasi fleksibilitas pada supply chain.

d). Kapabilitas.

Kapabilitas mengacu pada kemampuan agregat suatu supply chain untuk melakukan suatu suatu aktivitas. Ada beberapa sub-dimensi

(29)

18

kapabilitas yang sering digunakan dalam mengukur kinerja supply

chain adalah kehandalan, ketersediaan dan fleksibilitas. e). Produktivitas

Produktifitas yang mengukur sejauh mana sumber daya pada supply

chain digunakan secara efektif dalam mengubah input menjadi uotput. Secara mekanis produktivitas merupakan ratio antara keluaran yang

efektif terhadap keseluruhan input yang terdiri dari modal, tenaga kerja, bahan baku, dan energi.

f). Utilisasi

Utilitas yang mengukur tingkat pemakaian sumber daya dalam kegiatan supply chain. Misalnya, utilitas mesin, gudang, pabrik dan

sebagainya. Mesin yang hanya beroperasi ratarata selama 6 jam sehari dari jam kerja harian 8 am dikatakan memiliki utilitas sebesar 75 %.

Pada supply chain yang siklus hidup produknya relatif panjang dan tidak berkompetisi atas dasar inovasi, utilitas menjadi salah satu ukuran yang penting untuk dimonitor.

g). Outcome

Outcome yang merupakan hasil dari suatu proses atau aktivitas. Pada

(30)

19

c. Model Scor ( Supply Chain Operations Reference)

Berbagai dimensi untuk pengukuran kinerja berdasarkan SCOR, secara umum adalah : Reliability, Responsiveness, Flexibility, Costs, dan

Asset. Dari metrik level 1 yang ada pada model SCOR dibagi lagi menjadi 13 metrik, misalnya customer-facing, yang artinya penting bagi pelanggan, dan ada juga internal-facing, yang artinya penting untuk monitoring internal,

tetapi tidak langsung menjadi perhatian pelanggan.

Sebagai contoh, pelanggan sangat berkepentingan terhadap kinerja pengiriman, keterlambatan dan kerusakan saat proses pengiriman menjadi

perhatian sangat penting bagi pelanggan sehingga delivery performance

adalah metrik yang customer-facing. Sebaliknya pelanggan tidak perlu repot

memonitor jumlah persediaan yang dimiliki pelanggan, tetapi secara internal perusahaan sangat berkepentingan untuk memiliki jumlah persediaan yang

(31)

20

Tabel 2.1 Performance metriks level 1

Performance attribute Customer-facing Internal-facing

Reliability Responsivenees Flexibility Cost Assets

Delivery performance 

Fill rate 

Perfect order fulfillment

Order fulfillment lead time 

S-Chain response time

Inventory days cycle time

Asset turns

Sumber : Pujawan I.N. (2010)

Reliability adalah kinerja rantai pasokan dalam mengirimkan produk yang sesuai ke tempat yang ditetukan pada waktu yang tepat dalam kondisi dan

kemasan baik, dengan jumlah dan dokumen yang tepat kepada customer.

Responsivenees adalah kecepatan sebuah rantai pasokan menyediakan produk untuk customer. Flexibility adalah keceptan rantai pasokan dalam merespon

perubahan permintaan pasar untuk memperoleh atau menjaga keunggulan kompetitif. Cost adalah biaya yang terkait dengan pengoprasian rantai pasokan. Asset manajemen rantai pasokan adalah efektifitas sebuah organisasi dalam

(32)

21

C. Kerangka pikir penelitian

Pada dasarnya manajemen rantai pasokan sangat membantu dalam

perusahaan untuk menjalakn proses operasionalnya, guna mendapatkan efisiensi biaya yang paling rendah dan mendapatkan keuntungan secara maksimal. Dengan

beberapa variebel yang terdapat pada matrik kinerja rantai pasokan yang sebenarnya menggunakan metrik kinerja pada model Scor dengan ketentuan seperti model Chan & Li yang memiliki berbagai dimensi untuk pengukuran

kinerja diantaranya adalah reliability, responsivenees, flexibility, cost, dan asset.

Tetapi dalam kerangka pikir penelitiani kali ini saya lebih menggunakan

pengukuran kinerja model Chan & Qi (2003) dengan memiliki berbagai variabel dimensi aktifitas kinerja mulai dari Ongkos, Waktu, Kapasitas, Kapabilitas, Produktifitas, Utilitas, dan Outcome dalam bukunya Pujawan (2010). Karena

dengan meggunakan model performance of activity (POA) ini, pada dasarnya digunakan untuk mengukur kinerja aktifitas yang menjadi bagian dari rantai

(33)

22

Gambar 2.2 kerangka pikir penelitian manajemen rantai pasokan Sumber : Diolah dari Pujawan I.N. (2010)

Mengukur kinerja rantai pasokan pada model performance of activity

(POA) dapat memberikan alternative mengenai efisiensi biaya produksi, sehingga mampu memberikan keuntungan secara maksimal pada KUD Susu Sumber

Makmur Ngantang. Adapun langkah langkah yang dilakukan adalah dengan menentukan besaran variabel yang terdapat pada model POA, yang terdiri dari Ongkos, Waktu, Kapasitas, Kapabilitas, Produktifitas, Utilitas, dan Outcome

menurut Pujawan (2010) yang nantinya akan dikaitkan dengan kriteria metrik kinerja rantai pasokan yang telah ditentukan seperti pada gambar di atas, untuk

melihat dan menetukan mana variabel yang memiliki bobot penilaian paling tinggi dalam kinerja rantai pasokan pada KUD Susu Sumber Makmur Ngantang.

Gambar

Gambar 1.1 Alur  Manajemen Rantai Pasokan (Heizer dan Render, 2010).
Gambar 2.1 Rantai pasokan (Pujawan I.N., 2010)
Tabel 2.1 Performance metriks level 1
Gambar 2.2 kerangka pikir penelitian manajemen rantai pasokan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari strategi kepemimpinan biaya adalah untuk memberikan nilai yang sama atau lebih baik bagi pelanggan, dengan biaya yang lebih rendah dari

Judul Tesis : HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DAN INTAKE ZAT GIZI DENGAN TINGGI BADAN ANAK BARU MASUK SEKOLAH (TBABS) PADA DAERAH ENDEMIS GAKY DI KECAMATAN PARBULUAN

Kandungan Asas Kandungan Tambahan Kandungan Pelengkap 10.1 Perkembangan dalam astronomi 10.1.1 Menerangkan dengan lakaran mengenai perkembangan sejarah model Sistem Suria. 10.2

Hasil akhir produk penelitian ini dalam bentuk buku digital IPA Terpadu pada pokok bahasan Tekanan pada Zat Cair untuk siswa SMP kelas VIII.. Implementasi buku digital

VIII observasi kelima menunjukan bahwa dari 8 aspek yang diamati oleh penulis, guru hanya melakukan 8 aspek saja dengan presentase sebesar 100%, yaitu

pengendalian sumberdaya kelautan. 3) Belum optimalnya produksi perikanan budidaya, dipengaruhi oleh fluktuasi harga dan penyakit ikan, serta keterbatasan sarana produksi, dan

Sedangkan rata-rata NPL terendah yaitu Bank Sumitomo Mitsui Indonesia sebesar 0,46 persen sehingga dapat dikatakan kemampuan bank dalam mengelola kredit bermasalah

Terhadap Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X di. SMA