PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PT. GARUDA INDONESIA Tbk.
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh : Novitrilia Ayu Irawati
201110160311322
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
SURAT PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : NOVITRILIA AYU IRAWATI
Nim : 201110160311322
Jurusan : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :
Tugas Akhir Dengan Judul :
PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN PT. GARUDA INDONESIA Tbk. adalah hasil karya saya dan dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah di ajukan orang lain unuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka. Dengan pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Malang, 04 Februari 2015 Mahasiswa
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-MU peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN PT. GARUDA INDONESIA Tbk.” Di dalam tulisan ini disajikan pokok-pokok bahasan yang berkaitan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002, pada tanggal 4 Juni 2002 tentang “PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN”
Peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Muhajir Effendy, MAP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.
2. Dr. Nazaruddin Malik, M.Si. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Dr. Marsudi, M.M selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Dra. Erna Ratna R., M.M. dan Bapak Drs. Wiyono, M.M. selaku dosen pembimbing Skripsi.
5. Dra. Sandra Irawati, M.M selaku dosen wali kelas.
6. Bapak dan Ibu dosen pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang
7. PT. Garuda Indonesia Tbk yang menjadi perusahaan BUMN yang diteliti. 8. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dalam
membantu hingga terselesaikannya penulisan tugas akhir ini.
Disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki peneliti, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, 01 Februari 2015 Penulis,
Halaman KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... ii
DAFTAR TABEL... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
DAFTAR LAMPIRAN ... v
ABSTRAKSI... vi
I. PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... ...1 B. Perumusan Masalah... ...8 C. Batasan Masalah... ...8 D. TujuanPenelitian dan Kegunaan Penelitian... ...8 E. Manfaat Penelitian... ...9 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS... 10
A. Peneliti Terdahulu... ...10 B. Tinjauan Teori... ...11 1. Penilaian Tingkat Kesehatan Keuangan Perusahaan... ...11 2. Analisis Penilaian Tingakat Kesehatan PT. Garuda Indonesia Tbk.. ...13 C. Kerangka Berpikir... ...15 D. Hipotesis... ...16 III. METODE PENELITIAN... 17
B. Definisi Operasional Variabel... ...17 1. Aspek Kuangan... ...18 2. Aspek Operasional... ...21 3. Aspek Administrasi... ...22 C. Jenis dan Sumber Data... ...23 D. Teknik Pengumpulan Data... ...23 E. Analisis Data dan Uji Hipotesis... ...24 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 30
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
[image:12.595.122.524.230.705.2]1. Tabel 1.1. Jumlah Penumpang yang Berangkat Pada Penerbangan Domestik di Bandara Utama Indonesia tahun 2011-2014 Bulan Agustus
...
6
2. Tabel 3.1. Daftar Indikator Bobot Keuangan... 25
3. Tabel 3.2. Daftar Indikator Bobot Operasional... 26
4. Tabel 3.3. Daftar Indikator Bobot Adminstrasi... 29
5. Tabel 4.1. Gambaran Data... 33
6. Tabel 4.2. Analisis Aspek Keuangan Tahun 2009... 34
7. Tabel 4.3. Analisis Aspek Keuangan Tahun 2010... 35
8. Tabel 4.4. Analisis Aspek Keuangan Tahun 2011... 35
9. Tabel 4.5. Analisis Aspek Keuangan Tahun 2012... 36
10. Tabel 4.6. Analisis Aspek Keuangan Tahun 2013... 37
11. Tabel 4.7. Analisis Aspek Keuangan Tahun 2009-2013... 37
12. Tabel 4.8. Kategori Penilaian... 42 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
Tabel 4.9. Analisis Aspek Operasional Tahun 2009-2013... Tabel 4.10. Analisis Aspek Administrasi Tahun 2009... Tabel 4.11. Analisis Aspek Administrasi Tahun 2010... Tabel 4.12. Analisis Aspek Administrasi Tahun 2011... Tabel 4.13. Analisis Aspek Administrasi Tahun 2012... Tabel 4.14. Analisis Aspek Administrasi Tahun 2013... Tabel 4.15. Penilaiaan Kinerja PT. Garuda Indonesia Tbk. Pada Tahun 2009 - 2013...
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1. Gambar 1.1. Perkembangan Jumlah Penumpang yang Berangkat Pada Penerbangan Domestik di Bandara Utama Indonesia tahun
2011-2014 Bulan Agustus
...
6
2. Gambar 1.2. Net Income dan Operating Revenue PT. Garuda Indonesia Tahun 2010-2013
...
7
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
1. Lampiran I Jumlah Penumpang yang Berangkat Pada
Penerbangan Domestik di Bandara Utama Indonesia tahun 2011-2014 Bulan Agustus ... 54
2. 3. 4. 5.
Lampiran II Perubahan Kurs Dollar ke Rupiah ... Lampiran III Surat Keputusan Menteri BUMN... Lampiran IV Surat Keputusan Menteri BUMN Aspek Keuangan… Lampiran V Surat Keputusan Menteri BUMN Aspek Operasional dan Administrasi………... 56 57 58 59
6. LampiranVI Perhitungan Aspek Keuangan ...60 7.
8. 9 10.
Lampiran VII Perhitungan Aspek Operasional ... Lampiran VIII Perhitungan Aspek Administrasi …..………. Lampiran IX Penilaian Tingkat Kesehatan ... Lampiran X Annual Report Tahun 2009 ... 63 64 66 67 11. Lampiran XI Annual Report Tahun 2010 ...68 12.
13. 14.
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002, pada tanggal 4 Juni 2002 tentang “PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN” Diakses pada Tanggal 25 Maret 2014 pukul 15.00 WIB
Brealey, Mayers & Marcus.2008.Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan.Erlangga:Jakarta
Houston, Brigham.2010.Dasar-dasar Manajemen Keuangan.Salemba Empat:Jakarta
Sartono, Agus.2008.Manajemen Keuangan Teori dan
Aplikasi.BPFE:Yogyakarta
Subramanyam, K.R, Wild & Hasley.2005.Analisis Laporan Keuangan.Salemba Empat:Jakarta
Astri Arianty.2011.Analisis kinerja keuangan perusahaan PT. Asuransi jiwasraya (persero) cabang sulawesi selatan
Ogi Wisana Rasidin.2011.Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda
Lilis Ardini.2008.Evaluasi Tata Cara Penilaian untuk PTPN XII (Persero) Berdasarkan Kep-100/MBU/2002
www.idx.co.id. Diakses pada tanggal 12 Oktober 2014 pukul 11.00 WIB www.garuda-indonesia.com Diakses pada tanggal 12 Oktober 2014 pukul 10.00 WIB
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam menjalankan sebuah usaha manajemen perusahaan di tuntut untuk
selalu berhati- hati dalam mengambil keputusan. Keputusan tersebut harus tidak
keluar dari tujuan perusahaan itu sendiri. Salah satu tujuan utamanya adalah
memperoleh laba. Berdasarkan tujuan utamanya maka manajemen dituntut untuk
selalu peka terhadap setiap perubahan, baik yang berasal dari lingkungan sendiri
maupun yang berasal dari luar perusahaan. Suatu tujuan akan tercapai jika
perusahaan dikelola secara baik, sehingga sesuai dengan yang diharapkan dan itu
berarti penetapan suatu kebijakan dan pengambilan keputusan yang tepat adalah
sangat penting.
Dalam mengambil keputusan dan penetapan suatu kebijakan yang tepat
diperlukan suatu informasi yang berhubungan dengan keputusan yang akan diambil
yang tersedia secara tepat waktu yang dapat ditelusuri kebenarannya, jelas,
lengkap, dan akurat. Untuk mengukur kinerja perusahaan, investor biasanya
melihat kinerja keuangan perusahaan yang tercermin dari berbagai macam rasio dan
diperlukan perbandingan dengan perusahaan lain yang seringkali sulit untuk
didapat. Analisis kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan
memanfaatkan laporan keuangan.
menganalisis rasio laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir
dari proses akuntansi pada suatu periode waktu tertentu yang merupakan hasil
pengumpulan dan pengolahan data keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan
keuangan atau ikhtisar lainnya yang dapat digunakan untuk membantu para
pemakainya dalam mengambil keputusan.
Laporan keuangan adalah bentuk dasar untuk memahami dan menilai
kinerja keuangan perusahaan yang telah lampau dan prospeknya di masa
mendatang. Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari
transaksi-transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar
menurut karakteristik ekonominya. Kelompok besar ini merupakan unsur laporan
keuangan. Unsur yang berkaitan langsung dengan pengukuran posisi keuangan
adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan
pengukuran kinerja dalam laporan laba rugi adalah pendapatan dan beban.
Jadi laporan keuangan merupakan hasil ringkasan data perusahaan.
Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan
pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data
keuangan perusahaan. Penilaian terhadap kinerja perusahaan tersebut pada
umumnya dinilai dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan
merupakan salah satu teknik atau metode dalam menganalisis keuangan laporan
suatu rekening keuangan perusahaan.
(Sartono,2008:113) Dengan menganalisis perstasi keuangan, seorang
analis keuangan akan dapat menilai apakah manajer keuangan dapat merencanakan
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Disamping itu, analisis semacam
ini juga dapat dipergunakan oleh pihak lain seperti bank, untuk menilai apakah
cukup beralasan (layak) untuk memberikan tambahan dana atau kredit baru, calon
investor untuk memproyeksikan prospek perusahaan dimasa yang akan datang.
Suatu perusahaan penerbangan juga mengalami persaingan yang ketat
dengan maskapai penerbangan internasional yang mengembangkan rute
penerbangan koneksi ke Indonesia. Hal ini semakin meningkatkan tingkat
persaingan antar perusahaan penerbangan di Indonesia. PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk adalah perusahaan maskapai penerbangan nasional Indonesia yang
telah go public sejak Februari 2011. Perusahaan ini terus mengalami perkembangan
dan inovasi dalam pelaksanaan operasional perusahaan.
Perkembangan yang dialami Garuda Indonesia tercermin dengan
perusahaan memperoleh titel sebagai Most Improved Airline (perusahaan
penerbangan yang paling banyak mengalami perbaikan) dari Skytrax, lembaga
pengkajian penerbangan udara dunia. Sebelumnya lembaga lain yang berbasis di
Australia yaitu Center for Asia Pacific Aviation (CAPA) menempatkan Garuda
Indonesia dengan skor tertinggi yaitu diatas 8 mengalahkan Singapore Airlines,
Cathay Pacific, Malaysian Airlines, dan Thai Airways.
PT Garuda Indonesia merupakan perusahaan penerbangan milik
pemerintah (BUMN) yang menjalankan rute dalam negeri dan rute internasional.
Dari tahun ke tahun Garuda selalu menjadi pemimpin dalam pasar penerbangan di
through providing quality services to serve people around the world with
Indonesian hospitality ” yang mendorong Garuda untuk senantiasa meningkatkan
kinerja melalui peningkatan pelayanan, standar keamanan penerbangan,
peningkatan jumlah passenger carried dan meningkatkan tingkat keuntungan, serta
memenuhi harapan stakeholder-nya. (www.garuda-indonesia.com).
Maskapai penerbangan milik pemerintah PT Garuda Indonesia (Persero)
mengkaji opsi penambahan modal dari pemegang saham akibat ketatnya kondisi
neraca keuangan. Direktur Keuangan Garuda Indonesia Handrito Hardjono
mengatakan neraca keuangan perseroan memang tengah tertekan. Rasio utang
terhadap ekuitas emiten berkode saham GIAA itu telah memasuki masa kritis.
Menurut Handrito Hardjono, debt to equity ratio (DER) Garuda yang
tercatat mencapai 1,1 kali, dinilai terlalu ketat untuk mendukung kinerja
perseroan. "Target DER tetap 1,1 kali, kalau lebih dari itu agak berat balance
sheet-nya," ujarnya, Jumat (8/8/2014). Hingga akhir Juni 2014, total utang Garuda
mencapai US$1,2 miliar dengan nilai ekuitas mencapai US$1 miliar. Sehingga,
DER perseroan mencapai 1,1 kali dengan utang jatuh tempo tahun ini mencapai
US$200 juta - US$300 juta.
Handrito Hardjono menjelaskan untuk mempertahankan DER dapat
dilakukan dengan penambahan modal dari pemegang saham. Diperkirakan
penambahan modal akan dilakukan pada 2015 setelah perseroan membicarakan
secara resmi dengan pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas. Kondisi
sejumlah opsi kepada pemegang saham selain melalui penambahan modal.
Penerbitan saham baru atau right issue dan menjual aset produktif juga menjadi
pilihan untuk memperkuat permodalan.
Namun, opsi right issue sudah tidak mungkin dilakukan karena
terkendala jumlah saham pemerintah yang diatur oleh undang-undang.
Sebelumnya, perseroan telah menggelar right issue pada semester I/2014.
Perseroan menawarkan sebanyak 3.227.930.633 lembar saham biasa atas nama
seri B atau 12,48% dari enlarged capital dengan harga Rp460 per lembar.
Perseroan meraup dana segar Rp1,4 triliun dalam pelaksanaan Penawaran Umum
Terbatas (PUT) I tersebut.
Dana yang diperoleh digunakan untuk pengembangan armada baru dan
belanja modal lainnya. Per 30 Juni 2014, saham Dwiwarna mencapai US$772,24
juta atau setara dengan 60,5% dari total saham. Kemudian disusul oleh Credit
Suisse AG Singapore TC AR CL PT Trans Airways sebesar US$314,29 juta atau
24,62% dan saham publik US$189,54 juta atau 14,85%. (Bisnis.com, Jakarta
20/10/2014).
Garuda Indonesia merupakan salah satu perusahaan pesawat terbang yang
telah dipercaya oleh Kementrian Agama Republik Indonesia untuk
memberangkatkan jamaah haji dari seluruh Indonesia. Garuda Indonesia hari ini,
Minggu (28/9) telah menyelesaikan penerbangan haji Phase I / Phase
ketepatan penerbangan (On Time Performance / OTP) sebesar 97,6%.
(Beritasatu.com).
Tabel 1.1 Jumlah Penumpang yang Berangkat Pada Penerbangan Domestik di Bandara Utama Indonesia Pada Tahun 2011 – 2014 Bulan Agustus (orang)
Tahun Polonia Soekarno
Hatta Juanda
Ngurah
Rai Hasanudin Jumlah
2011 2.862.288 17.705.109 5.710.269 3.243.398 2.776.580 32.297.644
2012 3.206.396 19.749.880 6.749.476 3.759.796 2.965.780 36.431.328
2013 3.174.224 20.659.308 7.264.393 4.244.311 3.470.472 38.812.708
2014 2.102.286 13.160.709 4.509.545 2.977.961 2.076.730 24.827.231
Sumber: Badan Pusat Statistik
Dari data perkembangan Jumlah Penumpang tersebut di atas, terlihat
bahwa bandara paling dominan dengan jumlah penumpang terbanyak yang
pertama adalah bandara Soekarno Hatta, yang kedua adalah bandara Juanda.
Selain tabel 1.1 untuk melihat perkembangan penumpang di 5 bandara di
Indonesia dalam 4 tahun terakhir dapat juga dilihat dari grafik di bawah ini:
Grafik 1.1 Perkembangan Jumlah Penumpang yang Berangkat Pada Penerbangan Domestik di Bandara Utama Indonesia Tahun 2011 – 2014 Bulan Agustus (orang)
Sumber: Lampiran 1 0 5000000 10000000 15000000 20000000 25000000
2011 2012 2013 2014
Polonia
Soe-Hatt
Juanda
Ngurah Rai
[image:21.595.134.490.543.719.2]Berdasarkan tabel 1.1 serta grafik 1.1 diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa penumpang Garuda Indonesia Airlines mengalami peningkatan pada setiap
tahunnya hal ini dapat kita lihat dari jumlah masing-masing bandara udara besar
yang terdapat di Indonesia. Dari tabel 1.1 tersebut dapat terlihat bahwa pada
bandara udara Soekarno Hatta yang menduduki peringkat pertama sebagai
bandara udara dengan jumlah penumpang terbesar untuk penerbangan domestik
pada 4 tahun terakhir.
Selain dilihat dari perkembangan penumpang Garuda Indonesia Airlines
dapat juga dianalisis melalui perkembangan keuntungan yang dialami perusahaan
tersebut. Dapat pula untuk diketahui, terlihat seiring dari perkembangan
penumpang yang cenderung meningkat apakah perusahaan juga mengalami
peningkatan pada Net Income dan Operating Revenue yang diperoleh pada setiap
[image:22.595.129.482.527.723.2]tahunnya. Adapun grafik perkembangannya dapat dilihat sebagai berikut:
Grafik 1.2 Net Income dan Operating Revenue PT. Garuda Indonesia Tahun 2010-2013 (USD)
Sumber: Lampiran 10-14 Laba
Pendapatan
Laba Pendapatan
2013 Rp137,204,655,000 Rp45,521,938,178,500
2012 Rp1,077,168,124,414 Rp33,745,453,372,716
2011 Rp808,665,320,215 Rp27,164,569,877,846
Dari grafik diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa laba meningkat dari
tahun 2010 hingga 2012, namun mengalami penurunan yang drastis pada tahun
2013, hal tersebut disebabkan karena profit yang diperoleh pada tahun 2013
terbilang paling rendah dibanding tahun sebelum – sebelumnya. Kemudian jika
ditinjau dari pendapatannya sangat berbeda jauh dari tahun 2009 hingga 2013
mengalami kenaikan secara terus menerus.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat kesehatan PT. Garuda Indonesia Tbk periode
2009 – 2013 ditinjau dari aspek keuangan, operasional dan administrasi?
C. Pembatasan Masalah
Dengan tujuan untuk memfokuskan pembahasan, sehingga diharapkan
akan diperoleh hasil yang baik, maka penulis membatasi ruang lingkup
pembahasannya yaitu Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
Nomor: KEP-100/MBU/2002, pada tanggal 4 Juni 2002 tentang “PENILAIAN
TINGKAT KESEHATAN” Pasal 3, ditinjau dari tiga aspek yaitu keuangan,
operasional dan administrasi. Penilaian kesehatan di analisis berdasarkan Annual
Report PT. Garuda Indonesia, selama 5 tahun, yaitu pada periode 2009 hingga
2013.
D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan judul penelitian, adapun tujuan
1. Untuk dapat mengetahui dan menganalisis tingkat kesehatan pada PT.
Garuda Indonesia Tbk untuk periode 2009 hingga 2013.
2. Analisis tingkat kesehatan ini terdiri dari 3 aspek yaitu keuangan,
administrasi dan operasional. Dari ketiga aspek ini maka akan
diketahui aspek mana yang paling dominan dalam menilai tingkat
kesehatan.
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Manajemen Perusahaan :
Analisis ini berguna untuk membantu mengantisipasi kondisi keuangan
dimasa depan serta sebagai titik awal perencanaan tindakan dalam memperbaiki
penilaian tingkat kesehatan keuangan perusahaan di masa datang. Selain itu, dapat
digunakan sebagai bahan masukan pihak manajemen perusahaan.
2. Bagi Investor :
Analisis laporan keuangan ini digunakan pemegang saham untuk
meramalkan peningkatan laba serta perkembangan tingkat kesehatan keuangan
perusahaan kedepannya.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya:
Peneliti ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Peneliti Terdahulu
1. Analisis kinerja keuangan perusahaan PT. Asuransi Jiwasraya (persero)
Cabang Sulawesi Selatan oleh Astri Arianty 2011:
a) Dapat ditarik kesimpulan bahwa berdasarkan analisis rasio secara
horizontal antara tahun 2005-2010 didapatkan hasil yang kurang baik.
Khususnya pada jangka waktu selama tiga tahun terakhir 2008, 2009
dan 2010 hal tersebut dideteksi dari penurunan dari beberapa parameter
kinerja keuangan. Diantaranya Rasio Likuiditas, Quick Ratio, Cash
Ratio yang terus menurun.
b) Namun pada rasio Solvabilitas seperti perputaran piutang mengalami
peningkatan yaitu diketahui tahun 2005 Rasio hutang terhadap ekuitas
2,00% pada tahun 2006 naik menjadi 2,54% kemudian pada tahun 2007
meningkat menjadi 23,97%.
c) Berdasarkan analisis tersebut hanya beberapa rasio yang mengalami
kenaikan kinerja diantaranya Gross Profit Margin dan Return on
Equity.
2. Penelitian Ogi Wisana Rasidin 2011, Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan
Pada PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda. Berdasarkan
hasil penelitian serta analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan,
a) Pada tahun 2009 penilaian kinerja aspek keuangan PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda berada pada klasifikasi sehat
predikat AA, karena nilai kinerja 91,00% berada diantara 85% samapai
dengan 95%.
b) Pada tahun 2010 penilaian kinerja aspek keuangan PT Pelabuhan
Indonesia IV (Persero) Cabang Samarinda berada pada klasifikasi sehat
predikat AA, karena nilai kinerja 91,00% berada diantara 85% sampai
dengan 95%.
c) Penilaian atau kinerja keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero)
Cabang Samarinda tahun 2010 terhadapa tahun 2009 tidak mengalami
peningkatan maupun penurunan atau berada pada klasifikasi sehat
predikat AA.
d) Maksud dan tujuan penulis dalam hal ini diterima karena penilaian atau
kinerja keuangan PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Cabang
Samarinda menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara
Nomor 100 tahun 2002 dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010
berada pada klasifikasi sehat predikat AA.
B. Tinjauan Teori
1. Penilaian Tingkat Kesehatan Keuangan Perusahaan
(Ardini:2008) Dalam melakukan pembinaan kepada perusahaan
BUMN, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah tentang Tata
Cara Pembinaan dan Pengawasan BUMN. Tujuan utama pembinaan
dan efektifitas perusahaan-perusahaan dalam lingkup BUMN. Lebih
lanjut dalam kaitannya dengan penumbuh-kembangan atmosfir kerja
yang berorientasi kepada pentingnya menghasilkan kinerja yang baik
(yang antara lain berupa profitabilitas yang tinggi). Melalui
Kementerian BUMN memandang perlu diterbitkannya surat keputusan
menteri untuk mengukur dan menilai kinerja BUMN-BUMN yang ada.
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pelaku ekonomi
terbesar di Indonesia diharapkan untuk mampu terus tumbuh dan
berkembang agar mampu melakukan kompetisi diera yang semakin
terbuka. Dengan aset yang begitu besar dan bergerak pada dua jenis
BUMN yakni BUMN Infra struktur dan Non Infrastruktur hampir
semua bidang ekonomi seperti : Industri dan perdagangan, Kawasan
Industri dan Jasa Konstruksi, Konsultasi, Perhubungan, telekomunikasi
dan Pariwisata, pertanian dan perkebunan, pelayanan umum. Dengan
demikian kinerja BUMN sangat berpengaruh terhadap kinerja
perekonomian Indonesia.
Tingkat kesehatan perusahaan diperlukan untuk melihat
keuangan dalam suatu perusahaan itu dalam keadaan sehat atau tidak.
Dari fenomena tersebut maka perlunya perusahaan BUMN non Jasa
Keuangan mengeluarkan alat ukur untuk melihat tingkat kesehatan
perusahaan. Dituangkanlah pedoman pengukuran analisis tingkat
kesehatan BUMN yang sudah diatur oleh pemerintah yang dituangkan
100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha
Milik Negara.
2. Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan PT. Garuda Indonesia Tbk.
Kriteria penilaian terkait untuk menilai tingkat kesehatan PT. Garuda
Indonesia menurut keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor:
KEP-100/MBU/2002, pada tanggal 4 Juni 2002 tentang “PENILAIAN
TINGKAT KESEHATAN” Pasal 3 adalah sebagai berikut:
1) Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN digolongkan menjadi :
a) SEHAT, yang terdiri dari :
AAA apabila total (TS) lebih besar dari 95
AA apabila 80 <TS< =95
A apabila 65 <TS< =80
b) KURANG SEHAT, yang terdiri dari :
BBB apabila 50 <TS< =65
BB apabila 40 <TS< =50
B apabila 30 <TS< =40
c) TIDAK SEHAT, yang terdiri dari :
CCC apabila 20 <TS< =30
CC apabila 10 <TS< =20
C apabila TS< =10
2) Tingkat Kesehatan BUMN ditetapkan berdasarkan penilaian terhadap
kinerja Perusahaan untuk tahun buku yang bersangkutan yang meliputi
penilaian dari tiga aspek yaitu:
a) Aspek Keuangan.
c) Aspek Administrasi.
3) Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN sesuai keputusan ini hanya diterapkan
bagi BUMN apabila hasil pemeriksaan akuntan terhadap perhitungan
keuangan tahunan perusvbahaan yang bersangkutan dinyatakan dengan
kualifikasi "Wajar Tanpa Pengecualian" atau kualifikasi "Wajar Dengan
Pengecualian" dari akuntan publik atau Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan.
4) Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN ditetapkan setiap tahun dalam
pengesahan laporan tahunan oleh Rapat Umum Pemegang Saham atau
Menteri BUMN untuk Perusahaan Umum (PERUM).
Cara mengetahui kategori tingkat kesehatan dalam suatu perusahaan
BUMN dapat diketahui dengan cara menganalisis hubungan dari berbagai aspek
yaitu administrasi, keuangan dan operasional yang telah ada dalam suatu laporan
keuangan. Adapun alat analisis kinerja keuangan perusahaan yang dapat
digunakan menggunakan analisis rasio seperti:
a) Rasio Modal Sendiri Terhadap Aktiva
b) Imbalan Kepada Pemegang Saham (ROE)
c) Imbalan Investasi (ROI)
d) Rasio Kas
e) Rasio Lancar
f) Collection Periods
g) Perputaran Persediaan
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir ini meliputi ukuran kinerja, ukuran efisiensi
operasional, dan ukuran kebijakan keuangan pada masing-masing perusahaan
tersebut. Masing-masing rasio keuangan perusahaan tersebut lalu dibandingkan
dengan standar yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Badan Usaha Milik
Negara Nomor: KEP-100/MBU/2002, pada tanggal 4 Juni 2002 tentang
[image:30.595.95.519.310.755.2]“PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN” .
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Keputusan BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002
Kinerja PT Garuda Indonesia:
SEHAT
Score > 65 YA
TIDAK
Score > 30
KURANG SEHAT
TIDAK SEHAT
YA
TIDAK
ASPEK KEUANGAN
D. Hipotesis
H1: Tingkat kesehatan PT. Garuda Indonesia Tbk pada periode 2009-2013
dapat dikatakan “ Sehat ”.
H2: Aspek keuangan yang paling dominan mempengaruhi tingkat kesehatan