• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDU DAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X RSBI 1 SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDU DAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X RSBI 1 SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDU

DAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X RSBI 1 SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

Oleh

RELLYA RUNASARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar gerak dasar chest pass bola basket melalui model pembelajaran individu dan model pembelajaran kelompok pada siswa kelas X RSBI 1 SMA Negeri 2 Bandar Lampung.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen dengan pre test (tes awal) dan post test (tes akhir). Penelitian ini dilaksanakan di lapangan SMA Negeri 2 Bandar Lampung, pada bulan September 2011. Sampel yang digunakan sebanyak 30 orang yang di bagi menjadi dua kelompok, yaitu model pembelajaran individu dan model pembelajaran kelompok, pembagian kelompok berdasarkan Ordinal Pairing. Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah format penilaian gerak dasar chest pass bola basket.

(2)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDU

DAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X RSBI 1 SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

RELLYA RUNASARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

ii ABSTRAK

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDU

DAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X RSBI 1 SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

Oleh

RELLYA RUNASARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar gerak dasar chest pass bola basket melalui model pembelajaran individu dan model pembelajaran kelompok pada siswa kelas X RSBI 1 SMA Negeri 2 Bandar Lampung.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen dengan pre test (tes awal) dan post test (tes akhir). Penelitian ini dilaksanakan di lapangan SMA Negeri 2 Bandar Lampung, pada bulan September 2011. Sampel yang digunakan sebanyak 30 orang yang di bagi menjadi dua kelompok, yaitu model pembelajaran individu dan model pembelajaran kelompok, pembagian kelompok berdasarkan Ordinal Pairing. Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah format penilaian gerak dasar chest pass bola basket.

(4)

iii

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDU

DAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X RSBI 1 SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

Oleh

RELLYA RUNASARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

ii

JUDUL SKRIPSI : PERBEDAAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET ANTARA MODEL PEMBELAJARAN

INDIVIDU DAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X RSBI 1 SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : RELLYA RUNASARI No. Pokok Mahasiswa : 0713051013

Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Drs. Sudirman Husin, M. Pd. Drs. Akor Sitepu, M. Pd.

NIP 19581021 198503 1 003 NIP 19590117 198703 1 002

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

(6)

iii

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Sudirman Husin, M. Pd. ………

Sekretaris : Drs. Akor Sitepu, M. Pd. ………...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Baharudin Risyak, M. Pd. ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003

(7)

iv

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Rellya Runasari

NPM : 0713051013

Tempat Tanggal Lahir : Bandar Lampung, 12 Desember 1989

Alamat : Jl. Tupai Gg. Komando III No.4 Kelurahan Segala Mider, Tanjung Karang Barat, Bandar Lampung.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Gerak Dasar Chest Pass Bola Basket Antara Model Pembelajaran Individu dan Kelompok pada Siswa Kelas X RSBI 1 SMA Negeri 2 Bandar Lampung” adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada bulan September- November 2011. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan ataupun hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya, apabila di kemudian hari terjadi kesalahan penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung, atas perhatiannya saya ucapkan

terimakasih

Bandar Lampung, Maret 2012

Rellya Runasari Materai

(8)

v

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, 12 Desember 1989 sebagai

anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak A. Dharmawan Toha

dan Ibu Hermawati (almh).

Pendidikan formal yang ditempuh penulis antara lain : Taman Kanak- kanak (TK)

Bhayangkari pada tahun 1995, Sekolah Dasar (SD) di SD Negeri 2 Palapa Tanjung

Karang Pusat, Bandar Lampung yang selesai pada tahun 2001, Sekolah Lanjut

Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Negeri 25 Bandar Lampung selesai pada tahun

2004 dan dilanjutkan di Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 2 Bandar

Lampung dan diselesaikan pada tahun 2007.

Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan

Kesehatan di tempuh melalui jalur penelusuran kemampuan akademik dan bakat

(PKAB). Pada tahun 2010 penulis melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan

(9)

vi

MOTTO

”Jangan takut akan kegagalan, jadikanlah kegagalan sebagai

pelajaran karena kegagalan adalah awal dari keberhasilan”

(Rellya Runasari)

“Jangan biarkan air mata orang tua mu menetes karena kegagalan

mu”

(Dosenku)

(10)

vii

PERSEMBAHAN

Puji syukur ku ucapakan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Skripsi ini ku persembahkan kepada :

Kedua orang tua ku papa dan mama (almh) ku yang telah memberikan kasih sayang dan juga dukungan yang begitu besar.

Kakak dan adik ku, terima kasih atas segala kasih sayang dan perhatian kalian sehingga membuat aku semakin dewasa dan lebih bertanggung jawab.

Teman-teman ku yang juga telah senang tiasa memberi semangat dan dukungan yang begitu besar.

(11)

viii SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Pebedaan Hasil Belajar Gerak Dasar Chest Pass Bola Basket Antara Model Pembelajaran Individu dan Kelompok pada Siswa Kelas X RSBI 1 SMA Negeri 2 Bandar Lampung” adalah salah satu syarat mendapat gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, FKIP Universitas Lampung.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, petunjuk, bantuan, nasehat, saran, dan perhatian dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si Selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

2. Drs. Baharudin Risyak, M. Pd Selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP, sekaligus Pembahas yang telah memberikan masukan, saran serta motivasi yang sangat berarti bagi penulis;

3. Drs. Wiyono, M. Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan;

4. Drs.Sudirman Husin, M.Pd Selaku Pembimbing I, atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, waktu, saran dan kritik kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan;

5. Drs. Akor Sitepu, M.Pd Selaku Pembimbing II, yang selalu memberi bimbingan, waktu, saran dan tidak bosan-bosannya mendengarkan keluh kesah penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini;

6. Drs. Usman Adam, M. Pd. Selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan saran selama masa perkuliahan dan tidak bosan-bosannya mendengarkan keluh kesah penulis;

(12)

ix

8. Staf tata usaha FKIP Unila yang telah bekerja sama dengan pelayanannya sehingga terselesaikan skripsi ini;

9. Drs. Sobirin, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Bandar Lampung

yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian skripsi ini.

10. Adikku tersayang Ayu Gita Aprilia, teruslah berjuang, raih cita-cita dan jadilah kebanggaan;

11. Sahabat-sahabatku, Pendidikan Jasmani Angkatan 2007 : Badai, Rizky, Acong, Yandri, Putu, Mba Tri, Redie, Bela, Chandra, Udin, Sisil n Lilis dan temen-teman yang tidak mungkin disebutkan satu persatu, terima kasih atas pertemanan dan hubungan baik selama ini;

12. Sahabat-sahabatku, “Nabila genk” : gaya, kiki, tiara, galuh, tyas, uthe, nia, n oneng. Smanda Family : icha, afel, n n’chun..

13. Siswa kelas X RSBI 1 SMAN 2 Bandar Lampung, terima kasih atas waktunya dan data yang telah diberikan dalam penulisan skripsi ini;

14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dengan tulus dan ihklas, semoga diberikan kebaikan yang berlimpah dari Allah SWT.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan agar skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Wasalammualaikum, Wr. Wb.

Bandar Lampung, Maret 2012

Penulis

(13)

x

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 25

B. Variabel Penelitian ... 26

C. Definisi Operasional Variabel ... 27

D. Populasi dan Sampel ... 27

E. Pelaksanaan Penelitian... 28

F. Rancangan Penelitian ... 29

G. Instrumen Penelitian ... 30

(14)

xi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 36

1. Uji Normalitas ... 36

2. Uji Homogenitas ... 37

3. Uji t Perbedaan ... 37

3. Uji t Pengaruh ... 39

B. Deskripsi Data ... 40

C. Analisis Data ... 43

D. Uji Hipotesis ... 44

E. Pembahasan ... 45

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

(15)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Uji Normalitas ... 36

2. Uji Homogenitas ... 37

3. Hasil Analisis Uji t Perbedaan ... 38

4. Hasil Analisis Uji t Pengaruh ... 39

(16)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Cara Mengoper bola basket ... 21

2. Cara Ordinal Pairing ... 30

3. Grafik model pembelajaran individu. ... 41

4. Grafik model pembelajaran kelompok. ... 41

5. Grafik Model pembelajaran individu terhadap hasil belajar gerak dasar chest pass bola basket ... 43

6. Grafik Model pembelajaran kelompok terhadap hasil belajar gerak dasar chest pass bola basket ... 43

(17)

xiv

12. Pembagian Kelompok dengan Ordinal Pairing (Individu) ... 73

13. Pembagian Kelompok dengan Ordinal Pairing (Kelompok) ... 74

14. Uji Normalitas Tes Awal Model Pembelajaran Individu ... 75

15. Uji Normalitas Tes Awal Model Pembelajaran Kelompok ... 76

16. Uji Normalitas Tes Akhir Model Pembelajaran Individu ... 77

17. Uji Normalitas Tes Akhir Model Pembelajaran Kelompok ... 78

18. Uji Homogenitas Tes Awal ... 79

19. Uji Homogenitas Tes Akhir ... 80

20. Analisis Uji t Perbedaan Tes Awal ... 81

21. Analisis Uji t Perbedaan Tes Akhir ... 83

22. Analisis Uji t Pengaruh Model Pembelajaran Individu ... 85

23. Analisis Uji t Pengaruh Model Pembelajaran Kelompok ... 87

24. Tabel Z ... 89

25. Uji Normalitas ... 90

26. Harga Kritik dari r Product-Moment... 91

27. Uji t ... 92

28. Uji Homogenitas dengan distribusi F tabel α 0,05 ... 93

29. Program Latihan Model Pembelajaran Individu ... 94

(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan sebagai salah satu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup melalui aktivitas jasmani berupa gerak. Gerak sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya secara alami dan bekembang searah dengan

zaman. Melalui pendidikan jasmani yang diberikan di sekolah memiliki peran penting karena memberikan kesempatan kepada perserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani.

Pendidikan Jasmani merupakan bagian yang integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola

(19)

pembangunan nasional di mana tujuan akhir dari berbagai bidang pembangunan tersebut adalah untuk manusia yang sehat jasmani dan rohani.

Dalam proses pembelajaran Pendididkan Jasmani guru harus dapat mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar seperti, teknik, strategi permainan, dan internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) dari pembiasaan hidup sehat. Melalui pendidikan

jasmani diharapkan siswa dapat memperoleh berbagai pengalaman untuk mengungkapkan kesan pribadi yang menyenangkan, kreatif, inovatif, terampil, meningkatkan dan memelihara kesegaran jasmani serta pemahaman terhadap gerak.

Permainan bola basket merupakan suatu bentuk permaianan yang dapat meningkatkan

kebugaran jasmani sehingga tujuan Pendidikan Jasmani yakni meningkatkan kemampuan fungsional seseorang untuk memenuhi tuntutan tugasnya sehari-hari dengan tanpa

menimbulkan kelelahan yang berarti dan setelah melakukan kegiatan segera terjadi

pemulihan, dan masih mempunyai tenaga cadangan kemampuan fungsional agar dapat melaksanakan sesuatu kegiatan tanpa kelelahan yang berarti. Pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah seperti bola basket dapat dilakukan dalam kegiatan intrakulikuler maupun

ekstrakuliler, permainan bola basket merupakan salah satu materi yang dipelajari dalam upaya mencapai tujuan pendidikan jasmani. Kedudukan pembelajaran bola basket pada kurikulum pendidikan jasmani pada Sekolah Menengah Atas diajukan pada kelas X semester satu, kelas

XI semester tiga, dan pada kelas XII dianjurkan pada semester lima.

Bola basket merupakan permainan yang menggunakan bola besar, yang dimainkan dengan cara menggiring, mengoper dan menembak. Permainan bola basket memiliki aspek fisik yang

(20)

kelincahan(agility), serta didukung lingkungan tempat siswa tinggal, karena selain hal di atas lingkungan juga sangat berperan terhadap peningkatan keterampilan gerak dasar siswa. Adapun yang termasuk lingkungan antara lain; guru pendidikan jasmani di sekolah itu sendiri,

teman siswa berada, sarana yang ada, dan orang tua bertujuan untuk membantu siswa

melakukan gerak dasar chest pass supaya dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar chest pass bola basket . Sedangkan faktor metode latihan atau pembelajaran akan berpengaruh pula

terhadap keberhasilan atau pencapaian dari tujuan pembelajaran itu sendiri, karena dengan medote yang tepat tingkat keberhasilan pembelajaran gerak akan mudah dikuasi oleh siswa. Beberapa model pembelajaran pendidikan yang dikenal selama ini antara lain; model

komando, model pembelajaran penugasan, model pembelajaran kelompok, model pengajaran

berpasangan, model pengajaran individu, penemuan terbimbing, dan pemecahan masalah. Dari model-model di atas model pembelajaran individu dan model pembelajaran kelompok lah yang sesuai dalam memperbaiki gerak dasar chest pass bola basket.

Gerak dasar pada permainan bola basket, antara lain Passing (teknik mengumpan), Dribbling

(teknik menggiring bola), Ball handling (penguasaan bola), Rebounding (teknik merayah

bola), Intercept (teknik memotong arah passing bola), Steals (teknik merebut bola), Foot work

(teknik gerakan kaki). Gerak dasar ini sudah harus diberikan atau dilatihkan pada siswa saat pertama kali mengenal permainan bola basket, karena dengan kebebasan siswa untuk menguasai berbagai pengalaman keterampilan gerak selama mungkin pada para siswa,

seorang guru pendidikan jasmani dituntut untuk memiliki keterampilan lain selain memiliki pengalaman dan keterampilan di cabang olahraganya, juga harus mampu memilih metode yang tepat agar tujuan dari pembelajaran gerak yang di inginkan dapat tercapai secara

(21)

Berdasarkan pengalaman dan observasi yang pernah dilakukan di SMA Negeri 2 Bandar Lampung khususnya pada cabang olahraga bola basket, ternyata penguasaan gerak dasar bola

basket relatif rendah, terutama pada gerak dasar chest pass yangmenyebabkan rendahnya kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar chest passbola basket, sulitnya penguasaan gerak dasar pada saat pelepasan bolakearah dada teman,hal ini diduga akibat rendahnya

kemampuan guru pendidikan jasmani dalam mencari model–model pembelajaran gerak dasar

chest pass bola basket, terbukti dari nilai keterampilan gerak dasar chest pass siswa rata-rata masih kurang.

Dari nilai rata-rata yang diperoleh siswa, diketahui bahwa siswa yang mendapat nilai di atas

73 sebanyak 12 siswa dengan persentase 40%, sedangkan siswa yang mendapat nilai kurang dari 73 sebanyak 18 siswa dengan persentase 60%. Adapun kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada mata pelajaran pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga yang ditetapkan di

SMA Negeri 2 Bandar Lampung adalah 73. Kenyataan ini menarik untuk dikaji lebih jauh dengan menggunakan pendekatan, yakni perbedaan model pembelajaranindividu dan

kelompok terhadap hasil belajar gerak dasar chest passbola basket pada siswa kelas X RSBI 1

SMA Negeri 2 Bandar Lampung.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya penguasaan gerak dasar chest pass sehingga banyak siswabelum menguasai gerak dasar chest pass bola basket.

2. Masih rendahnya kemampuan guru pendidikan jasmani dalam mencari model–model

(22)

3. Rendahnya keterampilan gerak dasar terutama chest pass bola basket pada siswa kelas X RSBI 1di SMA Negeri 2 Bandar Lampung.

C. Batasan Masalah dan Ruang Lingkup Penelitian

Dari identifikasi masalah yang telah dikemukakan, agar tidak meluas maka ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada masalah :

1. Rendahnya keterampilan gerak dasar terutama chest pass bola basket pada siswa kelas X

RSBI 1di SMA Negeri 2 Bandar Lampung.

2. Tempat penelitian dilaksanakan di lapangan SMA Negeri 2 Bandar Lampung, objekpenelitian yang diamati model pembelajaran individu dan kelompok terhadap

peningkatan hasil belajar gerak dasar chest pass bola basket, subjek penelitian yang diamati adalah siswa kelas X RSBI 1 SMA Negeri 2 Bandar Lampung yang berjumlah 30 siswa.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang dan identifisikasi masalah diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran individu dapat meningkatkanhasil belajar gerak dasar chest passpada siswa kelas XRSBI 1 SMA Negeri 2 Bandar Lampung ?

2. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kelompok dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar chest pass pada siswakelas X RSBI 1 SMA Negeri 2 Bandar

(23)

3. Bagaimana perbedaan hasil belajar gerak dasar chest passbola basket antara model pembelajaran individu dan kelompokpada siswa kelas XRSBI 1 SMA Negeri 2 Bandar Lampung?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Untuk mengetahuihasil belajar gerak dasar chest pass bola basket denganmodel

pembelajaran individu pada siswakelas X RSBI 1 SMA Negeri 2 Bandar Lampung. 2. Untuk mengetahuihasil belajar gerak dasar chest pass bola basket denganmodel

pembelajaran kelompok pada siswakelas X RSBI 1 SMA Negeri 2 Bandar Lampung.

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar gerak dasar chest pass bola basketdengan model pembelajaran individu dan model pembelajaran kelompok pada siswa kelas X RSBI 1 SMA Negeri 2 Bandar Lampung.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi Peneliti

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjan kependidikan pada program studi Pendidikan Jasmani Kesehatan jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bagi Siswa

Sebagai pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar chest pass bola basket.

(24)

Sebagai bahan pertimbangan dalam mengajar, bahwa banyak alternatif model

pembelajaran yang dapat digunakan dalam berbagai pembelajaran keterampilan gerak pada pada cabang olahraga lainnya.

4. Bagi Program Studi Penjaskes FKIP UNILA.

(25)

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Pendidikan di Indonesia baik di sekolah maupun di luar sekolah selalu mengarah kepada

tujuan nasional, seperti yang tercantum dalam UU No.20/2003, tentang system

pendidikan nasional berbunyi:

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia,sehat,cakap,kreatif,mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Tujuan pendidikan nasional yang tercamtum di atas dapat terwujut apabila tersedianya

suatu perlakuan demi mendukung terwujutnya tujuan yang ingin dicapai. Khususnya

pada upaya pembinaan peserta didik melalui pendidikan jasmani sebagai bagian integral

dari system pendidikan secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengembangkan aspek

kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan berfikir kritis, stabilitas, emosional,

keterampilan social, penalaran dan tindakan moral memlalui kegiatan jasmani.

Menurut Burton (2001:28) belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu

melalui interaksi dengan lingkungan. Dimana tingkah laku dalam arti luas ditimbulkan

(26)

Sedangkan menurut Husdarta dan Saputra (2002:2) belajar dimaknai dengan proses

perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antar individu dengan

lingkungan. Tingkah laku itu mencakup aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Pengetahuan sikap dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa dapat di ukur

penampilannya.

Menurut Gagne dalam Widiastuti belajar adalah suatu perubahan tingkah laku manusia

atau kemampuan yang dapat diperlihara yang bukan berasal dari proses pertumbuhan.

Menurut pendapat Dimyati dan Mudjiono (1999:9) belajar dapat didefinisikan sebagai

suatu kegiatan yang komplek. Hasil belajar berupa kemampuan, setelah belajar orang

dapat memiliki pengetahuan, sikap, dan nilai. Jadi menurut pengertian diatas berarti

belajar merupakan seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulus

(rangsangan) lingkungan, melewati pengolahan, menjadi kapabilitas baru.

2. Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Banyak teori dan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan para

ahli yang lainnya yang memiliki persamaan dan perbedaan. Menurut Dimyati dan

Mudjiono ( 1999:42-50 ) membagi prinsip- prinsip belajar dalam 7 katagori, antara lain :

1) Perhatian dan Motivasi, 2) Keaktifan, 3) Keterlibatan Langsung atau Berpengalaman,

4) Pengulangan, 5) Tantangan, 6) Balikan atau Penguatan, 7) Perbedaan Individu. Untuk

lebih jelasnya tentang prinsip-prinsip tersebut diuraikan berikut ini :

2.1 Perhatian dan Motivasi

(27)

dalam kegiatan belajar. motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.

2.2 Keaktifan

Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan tidak juga dilimpahkan oleh orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.

2.3 Keterlibatan Langsung atau Berpengalaman

Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung dalam perbuatan dan tanggung jawab terhadap hasil belajarnya.

2.4 Pengulangan

Di dalam prinsip belajar pengulangan memiliki peranan penting, karena mata pelajaran yang kita dapat perlu diadakan pengulangan-pengulangan supaya terjadi kesempurnaan dalam belajar. Oleh karena itu prinsip pengulangan masih relevan sebagai dasar pembelajaran dan dalam belajar masih tetap diperlukan latihan-latihan atau pengulangan-pengulangan.

2.5 Tantangan

Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin di capai tetapi selalu terdapat hambatan dengan mempelajari bahan ajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu. Agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan belajar harus memiliki tantangan. Tantangan yang di hadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.

2.6 Balikan atau Penguatan

Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan pada stimulus (rangsangan) dan respon (reaksi).

2.7 Perbedaan Individu

Perbedaan individu ini pengaruh pada cara hasil belajar siswa, karena perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran di sekolah.

3. Tujuan Belajar dan Pembelajaran

Belajar merupakan suatu proses internal yang kompleks, yang terlibat dalam proses

internal tersebut adalah seluruh ranah-ranah afektif dan psikomotor. Sehingga proses

belajar yang mengaktulisasi (nyata) ranah-ranah tersebut tertuju pada bahan belajar.

Menurut Sardiman (1994:27) secara umum tujuan belajar dapat dibagi menjadi tiga

bagian , yaitu : 1) untuk mendapatkan pengetahuan, 2) penanaman konsep dan

keterampilan 3) pembentukan sikap.

(28)

Menurut Rusli Lutan (1988:367), pengembangan keterampilan gerak dapat dilakukan melalui

beberapa pendekatan, antara lain :

1. Pendekatan Psikologi

Psikologi adalah suatu bidang studi tentang prilaku manusia. Disiplin ilmu ini berupaya untuk mempelajari dan memahami prilaku manusia. Istilah perilaku diartikan dalam pengetian luas yaitu mencakup berbagai kegiatan manusia seperti mengindra, mempersepsi, memperhatikan, belajar, dan berbuat dengan gerak nyata. 2. Pendekatan Psikologi Behaviors

Yaitu memfokuskan perhatiannya pada mekanisme stimulus dan respon. Tekanannya pada komponen perilaku sebagai gejala yang teramati.

3. Pendekatan Psikologi Kognitif

Tekanannya pada ikhtiar memanipulasi lingkungan. Tekanannya tidak banyak pada proses neurofisiologis, tapi pada proses mental yang lebih tinngi.

4. Pendekatan Fisiologis-Psikologis

Mempelajari mekanisme fisiologis yang melandasi prilaku. Yang menjadi fokus perhatiannya adalah peristiwaneurofisiologis yang berkaitan dengan psikologis seperti berfikir, belajar, mempersepsi, dan motivasi.

5. Pendekatan Fungsional-Intergratif

Menitikberatkan pada aspek neurofisiologis dan sosial budaya.

Keterampilan merupakan gambaran kemampuan motorik seseorang yang ditunjukkan

melalui penguasaan suatu gerak. Dalam meningkatan penguasaan gerak khususnya dalam

olahraga, maka diperlukan suatu proses pembelajaran untuk sampai ke tingkat terampil.

Mengenai terampil sesuai dengan yang dikemukakan oleh Lutan (1998) bahwa terampil juga

dinyatakan untuk menggambarkan tingkat kemahiran seseorang melaksanakan penguasaan

suatu hal yang memerlukan tubuh.

Untuk mencapai pada tingkat terampil ada tahapan-tahapan yang harus dilalui. Adapun

tahapan-tahapan menurut Lutan, yaitu : (a) Tahap Kongnitif (b) Tahap Asoiatif, dan (c)

Tahap Otomatis. Untuk lebih jelanya tentang tahapan tersebut diuraikan berikut ini :

1. Tahap Kognitif

(29)

namun sering juga terjadi kesalahan-kesalahan dan gerakannya masih lambat. Seperti yang diungkapkan Lutan (1998) bahwa pada tahap ini gerakan masih tampak kaku, kurang terkoordinasi dan kurang efektif bahkan hasilnya kurang konsisten.

2. Tahap Assosiatif

Pada tahap ini pelaksanaan tugas gerak yang dilakukan semakin efektif, dan mulai mampu penyesuaian diri. Akan nampak, gerakan yang terkoordinasi dengan

perkembangan terjadi secara bertahap, dan gerakannya semakin konsisten. Pada tahap ini pendapat Lutan (1998) yaitu ” Tahap verbal semakin ditinggalkan dan sipelaku

memusatkan perhatian pada aspek bagaimana melakukan pola gerak yang baik, ketimbang mencari-cari pola mana yang akan dihasilkan”.

3. Tahap Otomatis

Pada tahap ini siswa sudah bisa melakukan gerakan secara otomatis, dan gerakannya tidak terpengaruh oleh kegiatan lain. Dalam tahap ini juga pelaku dapat menerima tugas lain karena konsentrasinya tidak lagi hanya pada tugas gerakannya.

Berdasarkan pada hal di atas jadi jelasnya bahwa pembelajaran merupakan proses yang

sistematis dan melalui tahapan-tahapan. Dalam melaksanakan proses pembelajaran juga

harus diperhatikan hal-hal lain diantaranya adalah kesiapan individu, metode yang diberikan,

dan umpan balik dari proses pembelajaran berhasil dengan efektif. Berkenaan dengan model

pembelajaran penulis uraikan pada penjelasan berikut ini.

C. Metode dan Model Pembelajaran Pendidikan Jasmani

Beberapa faktor yang dapat menunjang keberhasilan dari proses latihan atau pembelajaran,

antara lain, guru, murid, sarana, lingkungan, dan metode. Sedangkan model merupakan

bentuk dari suatu kegiatan pembelajaran yang mendukung keberhasilan dari pembelajaran

pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu, tidak sedikit keberhasilan dari suatu pembelajaran

yang disajikan oleh guru.

1. Metode

Menurut Dumadi dan Kasiyo (1992) bahwa metode adalah cara atau jalan yang ditempuh

(30)

siswa. Lebih lanjut Surakhmad (1982) menjelaskan bahwa metode merupakan cara utama

yang dipergunakan untuk mencapai tujuan latihan. Pendapat ini sejalan dengan yang

dikemukakan oleh Supandi (1991) bahwa kegiatan yang paling strategis dalam proses

belajar mengajar adalah pemilihan dan penetapan metode pembelajaran sebelum proses

tersebut dilaksanakan.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa metode merupakan

suatu prosedur yang dilaksanankan untuk mempermudah pencapaian tujuan latihan.

Dalam pelaksanaan latihan ada berbagai macam metode yang dapat digunakan,

diantaranya metode bagian dan metode global. Metode bagian Sigiyanto dan Mahendra

(1998) mengemukakan :

“ Metode bagian adalah suatu cara mengajar yang membagi keterampilan menjadi bagian-bagian. Caranya di mulai dengan mengajarkan unit-unit terkecil dari suatu keterampilan dan pada akhirnya digabungkan menjadi suatu keterampilan yang utuh”.

Jadi metode bagian adalah pengajaran yang dimulai dengan mengajarkan unit-unit

terkecil dari suatu keterampilan dan pada akhirnya yang utuh. Misalnya ada berberapa

keterampilan yang terdiri dari beberapa gerakan yang kompleks, untuk mempelajari hal

tersebut dimungkinkan untuk membagi-bagi unsur gerakan terlebih dahulu, kemudian

disatukan setelah semua bagian terkuasai agar siswa memilki keterampilan yang utuh.

Sedangkan motode keseluruhan Sugiyanto dan Mahendra (1998) menyatakan bahwa

metode global atau metode keseluruhan adalah cara mengajar yang dilakukan dengan

menampilkan seluruh gerakan secara langsung. Dari penjelasan tersebut dapat

disimpulkan jika suatu keterampilan merupakan suatu keterampilan yang utuh, dengan

(31)

mengajarkannya secara utuh. Irama dan waktu dari ketremapilan itu akan terjaga, maka

akan lebih baik memakai metode keseluruhan dan akan lebih memberikan pengalaman

yang lebih banyak terhadap suatu gerakan.

2. Model Pembelajaran

Menurut Mills (1989:4), model adalah bentuk reprensentasi akurat, sebagai proses aktual

yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan

model itu.Dengan demikian, suatu model dapat ditinjau dari aspek mana kita

memfokuskan suatu pemecahan permasalahannya. Model pembelajaran adalah kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasi pengalaman

belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para

perancang pembelajaran dan mengajar.

Proses dan produk pembelajaran yang semula berorientasi pada guru (teacher centred)

berubah menjadi berpusat pada siswa (student centred). Oleh karena itu Mosston dalam

Lutan dan Toho (1996/1997) mengklasifikasi model pembelajaran Pendidikan Jasmani

antara lain; (1) model komando, (2) pembelajaran tugas, (3) pembelajaran perseorangan,

(4) pembelajaran berpasangan, (5) pembelajaran kelompok, (6) penemuan terbimbing,

dan (7) pemecahan masalah. Dari ketujuh model tersebut dua diantaranya yaitu model

pembelajaran individu dan model pembelajaran kelompok lebih sesuai untuk digunakan

dalam permainan bola basket, karena bola basket pada hakekatnya berlatih secara

individu dan kelompok.

(32)

Model Pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang

dipergunakan. Pembelajaran secara individual adalah kegiatan mengajar guru yang

menitik beratkan pada bantuan dan bimbingan belajar kepada masing-masing

siswa(Devi Asmaul Khusna, 2010). Model Pembelajaran individual adalah

pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang digunakan guru untuk mencapai

proses pembelajaran pada diri individu siswa (Dewi M dan Agung H, 2010).Model

pembelajaran juga memperhatikan perbedaan individual. Model pembelajaran

individu adalah pembelajaran yang dilakukan oleh siswa itu sendiri tanpa bantuan

teman tetapi masih di awasi oleh guru. Sedangkan model pembelajaran individu

dalam pelaksanaan pembelajaran gerak dasar chest pass yaitu berlatih sendiri chest

passbola basket ke dinding atau tembok.

Model pembelajaran individu memiliki kelebihan sebagai berikut : a) siswa memiliki

intensitas dalam pembelajaran yang lebih banyak, b) tidak memerlukan ruang yang

luas, c)siswa lebih berkonsentasi terhadap pembelajarannya. Model pembelajaran

individu juga memiliki kelemahan sebagai berikut : a) timbulnya kejenuhan pada

siswa, b) tidak ada interaksi dengan teman, c) dalam model pembelajaran individu

memerlukan alat-alat yang banyak.

2.2Model Pembelajaran Kelompok

Pembelajaran kelompok mengacu pada model pengajaran, siswa bekerja bersama

dalam kelompok kecil saling membantu dalam belajar (Nur dan Wikandari,

2000).Eggen dan Kauchak (1993) mendefinisikan pembelajaran kelompok sebagai

(33)

dalam mempelajari sesuatu. Model pembelajaran kelompok adalah pembelajaran

yang dilakukan oleh siswa dengan cara berkelompok.Sedangkan model

pembelajaran kelompok dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan gerak dasar

chest pass bola basket yaitu berinteraksi dengan teman dalam kelompok-kelompok

kecil.

Model pembelajaran kelompok memiliki kelebihan sebagai berikut : a) dapat

memupuk rasa kerjasama,b) latihan lebih menyenangkan karena dilakukan bersama,

c) adanya persaingan yang sehat, d) tidak memerlukan alat-alat yang banyak. Model

pembelajaran kelompok juga memiliki kelemahan sebagai berikut : a) adanya

sifat-sifat pribadi yang ingin menonjolkan diri, b) bila kecakapan tiap anggota tidak

seimbang, akan rnenghambat latihan atau didominasi oleh seseorang, c) dalam

kelompok ini siswa mendapat porsi yang sedikit dalam pembelajaran, d)

memerlukan ruang yang cukup luas.

D. Bermain Bola Basket

Bola basket terdiri dari lima orang pemain dalam satu tim. Dalam setiap tim terdapat lima

orang pemain utama dan lima orang pemain sebagai cadangan yang menunggu dibangku

untuk menunggu giliran menggantikan pemain yang cidera. Lapangan berbentuk persegi

panjang dengan ukuran panjang lapangan antara 20 sampai 26 meter serta lebarnya antara 11

hingga 14 meter. Lantai lapangan basket kesat dan keras. Papan basket panjangnya 1,80

meter dan lebarnya 1,20 meter. Keranjang basket berbentuk lingkaran dengan garis tengah 45

(34)

yang menggelembung dan dilapisi sejenis kulit, karet atau sintesis. Keliling bola tidak kurang

dari 75 cm dan tidak lebih dari 78 cm.

Bola basket merupakan suatu permainan yang dimainkan secara tim yang mana terdiri dari 5

orang, yakni pemain 1 (point guard), pemain 2 sebagai (shooting guard), pemain 3 sebagai

(small forward), pemain 4 sebagai (power forward), pemain 5 sebagai (center), sehingga

diperlukan suatu kerjasama tim dan ketempilan dari masing-masing individu.

E. Gerak Dasar Bermain Bola Basket

Menurut Imam Sodikun (1992:35) bermain bola basket sendiri terdiri dari suatu gabungan

beberapa gerakan yang kompleks, hal ini berarti gerakanya terdiri dari gabungan gerak yang

terkoordinasi dengan baik. Oleh karena itu penguasaan gerak yang baik harus dilakukan

sehingga dapat bermain dengan baik jika setiap unsur gerak dapat dikuasai, maka pemain

akan dapat dengan mudah mengkombinasikan gerakannya dan dapat mengembangkan dalam

berbagai macam gerakan.

Adapun gerak dasar dalam permainan bola basket dibagi sebagai berikut : (a) Passing (teknik

mengumpan) adalah gerakan operan bola dalam bermain basket yang dilakukan dengan dua

tangan atau satu tangan. (b) Dribbling (teknik menggiring bola) adalah cara untuk membawa

bola ke segala arah dengan lebih dari satu langkah asal bola sambil dipantulkan dan

merupakan suatu usaha untuk mengamankan bola dari rampasan lawan sebab dengan

demikian ia dapat bergerak menjauhkan lawan sambil memantulkan bola kemana ia tuju (c)

Ball handling (penguasaan bola) adalah (d) Rebounding (teknik merayah bola) adalah suatu usaha untuk mengambil atau menangkap bola yang datangnya memantul dari papan pantul

(35)

arah passing bola); (f) Steals (teknik merebut bola); (g) Foot work (teknik gerakankaki)

adalah gerak kaki yang baik dapat difungsikan untuk menghadang atau mencegah operan

atau menggiring bola. PB Perbasi Jakarta (2006).

Kesempurnaan teknik dasar dari setiap gerakan adalah penting sekali dikuasai oleh setiap

pemain sehingga akan menentukan gerakan keseluruhan. Oleh karena itu, gerak dasar setiap

bentuk yang diperlukan dalam cabang olahraga haruslah dilatih dan dikuasi secara sempurna.

Harsono (1998).

F. Gerak Dasar Passing

Passing adalah gerakan operan bola dalam bermain basket yang dilakukan dengan dua

tangan atau satu tangan, terdapat beberapa jenis gerakan passing dalam permainan basket

diantaranya :tolakan dada(The two hand chest pass), operan atas kepala(The over head pass),

operan pantulan(The bounce pass ), operan ayunan(The under hand pass),operan samping

(The side arm pass), operan lambung(The lop pass),operan gaetan (The back pass), operan

lompat(The jump hand pass).

Dalam permainan bola basket penguasaan bola merupakan hal yang paling penting, karena

keberhasilan serangan tergantung pada setiapkemampuan pemain dalam menguasai bola, dan

mampu membuat point.Teknik passing ini dilakukan dengan mencakup beberapa hal yaitu

perubahan kecepatan dan arah mendadak, gerakan tipu tubuh dan tangan, dan kontrol bola

yang baik.

Passing (mengumpan) bola adalah cara tercepat dan tereketif memindahkan bola dari satu

(36)

suatu umpan kepada teman se-tim yang berada pada posisi bebas dekat dengan keranjang dan

dengan mudah dapat memasukkan bola ke keranjang. Bantuan (assist) yang baik sama

penting dan menariknya dengan mendapatkan angka.

Operan dada (chest pass) adalahjenis operan bola jarak dekat yang memiliki power yang

besar dan tingkat akurasi yang tepat,operan ini dilakukan dengan cara melemparkan bola

dengan dua tangan dari depan dada dan diarahkan kedada sasaran oper.

Cara passing bola basket dari depan dada (chest pass) adalah sebagai berikut:

a. Letakkan tangan mu disisi bola dan tekuklah (bengkokkan) lengan sedikit sehingga bola

mendekati dada.

b. Untuk melemparkan umpan, julurkan lengan kearah sasaran .

c. Saat lengan benar-benar terjulur, lecutkan bola sedikit demi sedikit hingga lepas dari

telapak jari.

d. Di akhir gerak ini, jari harus menunjuk ke arah bawah, dan ibu jari harus menunjuk ke

bawah. Gerak ibu jari dan jari ini akan membuat bola sedikit melintir saat melayang ke

(37)

Gambar 1 : Cara mengoper bola basket dari depan dada (chest pass)

G. Proses Pembelajaran

Sekolah merupakan suatu tempat untuk melaksanakan proses pembelajaran. Proses

pembelajaran ialah kegiatan saling berhubungan antara siswa, pengajar, dan lingkungan.

Proses pembelajaran dimulai dari masuknya siswa dan hasil berupa lulusan, seperti

dikemukakan Ahmadi (1990:121) bahwa : “ Belajar secara umum dapat diartikan sebagai

proses perubahan perilaku akibat interaksi dengan lingkungan”. Demikian juga Sujana dan

Wijaya (1990:30) menjelaskan bahwa mengajar adalah mengatur dan mengkoordinasikan

lingkungan yang ada di sekitar siswa, sehingga dapat mendorong dan menimbulkan siswa

untuk melakukan kegiatan belajar.

Dari pendapat kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa guru sebagai pengajar di kelas

memiliki peran yang sangat penting karena guru merupakan pengelola lingkungan kelas

(38)

yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, keberhasilan

seorang guru di kelas banyak ditentukan oleh berbagai faktor, salah satu faktor yang paling

dominan ialah faktor kreatifitas. Sejalan dengan hasil belajar gerak pada siswa atau atlet.

Lutan R (1998) berpendapat bahwa belajar motorik adalah seperangakat proses yang

bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan permanen

dalam prilaku terampil.

H. Hasil Belajar

Setelah berahirnya suatu proses belajar dan pembelajaran maka siswa memproleh suatu hasil

belajar. Menurut Dimyanti (1994:3)Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindak

belajar dan tindak megajar. Diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar,dari sisi siswa,hasil

belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar sedangkan dari sisi guru

hasil belajar merupakan suatu pencapaian tujuan pengajaran.

Menurut Ahmadi ( 1984:35) hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam suatu usaha dalam

hal ini usaha belajar dalam perwujudan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat pada nilai

setiap mengikuti tes. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994:35) hasil belajar dapat dibedakan

menjadi dampak pengajaran dan dampak penggiring. Dampak pengajaran adalah basil yang

dapat diukur seperti tertuang dalam nilai raport dan angka dalam ijazah. Sedangkan dampak

penggiring adalah terapan pengetahuan dan kemampuan dibidang lain yang merupakan

transfer belajar.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang

(39)

I. Kerangka Pikir

Tujuan utama belajar gerak dasar adalah untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar yaitu

perubahan perilaku yang bersifat psikomotor dan perubahan penguasaan keterampilan gerak

suatu cabang olahraga. Selain perubahan yang bersifat afektif dankognitif, untuk dapat

bermain bola basket dengan baik siswa diharapkan terlebih dahulu menguasai gerak dasar

salah satu adalah chest pass.

Operan dada (chest pass) adalah jenis operan bola jarak dekat yang memiliki power yang

besar dan tingkat akurasi yang tepat,operan ini dilakukan dengan cara melemparkan bola

dengan dua tangan dari depan dada dan diarahkan kedada sasaran oper. Bila siswa dapat

melalukan chest pass dengan baik menggunakan model pembelajaran individu ataupun model

pembelajaran kelompok dapat meningkatkan hasil belajar chest pass, maka dengan demikian

model pembelajaran tersebut dapat dibandingkan model manakah yang lebih baik digunakan

untuk meningkatkan gerak dasar chest pass bola basket pada siswa kelas X RSBI 1 SMA

Negeri 2 Bandar Lampung.

J. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenaranya masih

harus di uji secara empiris (Sumadi S, 1983). Dari pendapat tersebut artinya hipotesis

merupakan anggapan sementara yang kemungkinan benar, tetapi masih perlu dibuktikan

kebenarnya melalui penelitian lapangan. Pada penelitian ini digunakan dua jenis model

pembelajaran, yaitu gerak dasar chast pass bola basket dengan menggunakan model

(40)

pembelajaran kelompok , kedu

siswa kelas XRSBI 1 SMA Negeri 2 Bandar Lampung.

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan dalan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

:Dengan menggunakan model pembelajaran

gerak dasar chest passpada siswa

: Dengan menggunakan model pembelajaran kelompok dapat meningkatkan hasil belajar

gerak dasar chest pass pada siswa

:Tidak ada perbandingan antara

pembelajaran kelompok terhadap

kedua model pembelajarangerak dasar chast passbola basket

SMA Negeri 2 Bandar Lampung.

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan dalan penelitian ini adalah sebagai

engan menggunakan model pembelajaran individu dapat meningkatkanhasil belajar

pada siswa kelas XRSBI 1 SMA Negeri 2 Bandar Lampung

engan menggunakan model pembelajaran kelompok dapat meningkatkan hasil belajar

pada siswakelas X RSBI 1 SMA Negeri 2 Bandar Lampung

antara model pembelajaran individu danmodel

pembelajaran kelompok terhadap hasil belajar gerak dasar chest passbolabasket.

bola basket pada

Berdasarkan uraian diatas maka hipotesis yang diajukan dalan penelitian ini adalah sebagai

dapat meningkatkanhasil belajar

SMA Negeri 2 Bandar Lampung.

engan menggunakan model pembelajaran kelompok dapat meningkatkan hasil belajar

SMA Negeri 2 Bandar Lampung.

(41)

I. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Metode eksperimen

bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh akibat dari suatu perlakuan atau treatment.

Hal ini sesuai pendapat Surakhmad (1982) bahwa eksperimen ialah mengadakan kegiatan

percobaan untuk melihat suatu hasil, tujuan eksperimen bukanlah pada pengumpulan

deskripsi data melainkan pada penemuan faktor-faktor penyebab, karena itu di dalam

eksperimen orang akan menemukan interaksi antar variabel. Demikian menurut Arikunto

(2002) bahwa eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat

(hubungan kuasal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan

mengelimir atau mengurangi atau menyisihkan faktor lain yang bisa mengganggu. Dari

pendapat di atas, jelas sekali bahwa metode penelitian eksperimen digunakan utuk

mengetahui adanya pengaruh atau perubahan atau peningkatan yang disebabkan adanya

pemberian perlakuan (treatment).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandinganmodel pembelajaran individu

dan model pembelajaran kelompokterhadap peningkatan hasil belajar chest pass bola

basket siswa, sehingga diketahui mana dari kedua model pembelajaran yang lebih efektif

dalam meningkatkan hasil belajar. Maka metode penelitian yang digunakan adalah

metode eksperimen perbandingan yaitu untuk mengetahui pengaruh setiap variabel bebas

terhadap variabel terikat.Rancangan penelitian yang digunakan “pre-test and post-test

(42)

Dalam penelitian ini sebagai perlakuannya adalah pembelajaran gerak dasar chest

passbola basket yang dilakukan melalui model individu dan pembelajaran gerak dasar

chest pass bola basket melalui model pembelajaran kelompok.

B. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian Suharsimi, (1998:99). Sedangkan menurut Ibnu (1996:56) variabel penelitian

dapat diartikan sebagai objek pengamatan yang menjadi titik perhatian dalam suatu

penelitian. Dalam penelitian ini ditetapkan dua macam variabel.

Adupun variabel yang diteliti adalah :

a. Sebagai variabel bebas

- Model pembelajaran perseorangan (X1)

- Model pembelarajaran kelompok (X2)

b. Sebagai variabel terikat

Hasil Belajar Gerak Dasar Chest Pass Bola Basket (Y)

C. Definisi Operasional Variabel

Untuk mengatasi agar tidak terjadi persepsi yang keliru, maka perlu adanya definisi dari

variabel yang diteliti, yakni :

1. Yang dimaksud model pembelajaran individu dalam penelitian ini ialah salah satu

model dari Mosston yang dipilih atau dilatihkan pada siswa dalam pembelajaran

(43)

2. Yang dimaksudmodel pembelajaran kelompok dalam penelitian ini ialah salah satu

model dari Mosston yang dipilih atau dilatihkan pada siswa dalam pembelajaran

gerakdasar chest pass bola basket yang berlangsung secara kelompok.

3. Yang dimaksud kemampuan hasil belajar dalam penelitian ini adalah bagaimana

siswa pada melakukan chest pass dengan benar .

D. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Menurut Arikunto (1993:102) menyatakan populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Sementara Sudjana (1989:182) menyatakan bahwa totalitas semua nilai

yang mungkin muncul dari hasil menghitung atau mengukur, baik berupa kuantitatif

mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas

yang ingin dipelajari sifat-sifatnya dinamakan populasi. Jadi populasi dalam penelitian

ini adalah siswa kelas X RSBI 1 SMA Negeri 2 Bandar Lampung sebanyak 30 orang.

b. Sampel

Ridwan (2005:11) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang

mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Menurut Arikunto, S

(2002:120) menjelaskan bila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya

sehingga penelitian populasi. Jadi, dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah

seluruh populasi yang ada sehingga disebut populasisampel, berjumlah 30 orang.

E. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian berlangsung selama tiga bulan dengan tahapan sebagai berikut :

(44)

Seluruh sampel selanjutnya dites passing bola ke dinding atau tembok, kegiatan tes ini

merupakan tes awal. Hasil penilaian disusun berdasarkan dari hasil terbesar sampai

hasil terkecil, kemudian dikelompokan ke dalam dua kelompok menggunakan teknik

ordinal pairing. Pada akhirnya terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok I

sebagai kelompok eksperimen yang diberi perlakuan model pembelajaran individu,

kelompok II sebagai kelompok eksperimen yang diberi model pembelajaran

kelompok.

b. Tahap Pelaksanaan Kegiatan

Tahap ini merupakan inti dari pelaksanaan penelitian secara keseluruhan, karena itu

kedua kelompok eksperimen masing-masing diberi perlakuan yang beda dengan beban

latihan sama, seperti berikut:

Waktu penelitian : 12 minggu

Frekuensi : 2 X seminggu

Set : 2 x 30 menit

c. Tahap Mengambilan Data

Setelah 12 minggu dari masing-masing kelompok perlakuan selanjutnya dilakukan tes

kembali sebagai tes akhir seperti pada tes awal.

F. Rancangan Penelitian

Adapun rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-test

post-test group design, yaitu rancangan penelitian yang berdasarkan pembagian kelompok,

diawali dan diakhiri dengan melakukan tes pada masing-masing kelompok. Sedangkan

(45)

K1 XI T2

T1 OP

K2 X2 T2

Keterangan :

T1 = Tes Awal (Pre test)

OP = Ordinal Pairing

K1 = Kelompok perlakuan model pembelajaran individu

K2 = Kelompok perlakuan model pembelajaran kelompok

X1 = Perlakuan model pembelajaran perseorangan

X2 = Perlakuan model pembelajaran kelompok

T2 = Tes Akhir (Post test)

Pembagian kelompok berdasarkan hasil tes awal kemampuan chest pass bola basket, langkah

awal adalah melakukan tes awal kemudian direngking, dibagi dan dimasukkan dalam

kelompok 1) perlakuan model pembelajaran individu dan kelompok 2) perlakuan model

pembelajaran kelompok. Dengan demikian kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan

yang hampir sama sebelum diberi perlakuan. Apabila pada post tes nanti terdapat perbedaan,

(46)

Gambar 2. Cara ordinal pairing

G. Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi (2002: 112) instrumen penelitian adalah alat pada waktu penelitian

menggunakan suatu metode. Keberhasilan suatu penelitian banyak ditentukan oleh instrumen

yang digunakan, sebab data yang diperoleh untuk menjawab pertanyaan penelitian dan

menguji melalui instrumen tersebut. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam penelitian ini adalah dengan cara analisis keterampilan gerak dasar chest

pass(terlampir pada lampiran 1 halaman 49).

H. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan melalui instrumen penelitian, selanjutnya skor di proses menjadi

nilai.Untuk menghitung nilai chest pass bola basket dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

Kemudian data dianalisis adalah data dari hasil tes awal dan akhir. Menghitung hasil tes awal dan

akhir dengan menggunakan teknik analisis data uji t. Adapun syarat dalam menggunakan uji t

adalah.

(47)

Uji normalitas adalah uji untuk melihat apakah data yang diperoleh

sebaran normal atau tidak. Normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors. Langkah

pengujiannya mengikuti prosedur Sudjana (1992:266)

a. Pengamatan X1,X2,…,Xndijadik

SD : simpangan baku Z : skor baku

: Rata-rata

b. Untuk tiap bilangan baku ini dapat menggunakan daftar distribusi normal baku. Kemudian

dihitung peluang F(Zi) = P(Z

c. Selanjutnya dihitung Z1

dinyatakan dengan S(Zi) maka :

d. Hitung selisih F(Zi) – S(Z

e. Ambil harga paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini

dengan Lo. Setelah harga

kritis Lo untuk uji liliefors dengan taraf signifikan 0,05. bila harga

tabel maka data yang akan diolah tersebut berdistribusi normal sedangkan bila

besar (>) dari L tabel maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

Lo< L tabel : normal

Uji normalitas adalah uji untuk melihat apakah data yang diperoleh mempunyai

sebaran normal atau tidak. Normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors. Langkah

pengujiannya mengikuti prosedur Sudjana (1992:266).

dijadikan bilangan baku Z1,Z2,…,Z n dengan menggunakan rumus :

Untuk tiap bilangan baku ini dapat menggunakan daftar distribusi normal baku. Kemudian

) = P(Z ≤ Zi).

1, Z2,…, Zn yang lebih kecil atau sama dengan Zi

) maka :

S(Zi) kemudian tentukan harga mutlak.

Ambil harga paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini

. Setelah harga Lo, nilai hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai

kritis Lo untuk uji liliefors dengan taraf signifikan 0,05. bila harga Lo lebih kecil (<) dari L

tabel maka data yang akan diolah tersebut berdistribusi normal sedangkan bila

besar (>) dari L tabel maka data tersebut tidak berdistribusi normal.

> L tabel : tidak normal

sebaran normal atau tidak. Normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors. Langkah

dengan menggunakan rumus :

Untuk tiap bilangan baku ini dapat menggunakan daftar distribusi normal baku. Kemudian

kalau proporsi ini

Ambil harga paling besar diantara harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar ini

, nilai hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai

ebih kecil (<) dari L

(48)

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi apakah kedua kelompok sample

memiliki varian yang homogen atau tidak. Menurut Sudjana (2002:250) untuk menguji

homogenitas digunakan rumus sebagai berikut:

Membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dengan rumus :

Dk pembilang: n-1 (untuk varian terbesar)

Dk penyebut : n-1 (untuk varian terkecil)

Taraf siknifikan (0,05) maka dicari pada tabel F

Didapat dari tabel F

Dengan kriteria pengujian

Jika : F hitung ≥ F tabel tidak homogen

F hitung ≤ F tabel berarti homogen

Pengujian homogenitas ini bila F hitung lebih kecil (<) dari F tabel maka data tersebut

mempunyai varians yang homogen. Tetapi sebaliknya bila F hitung lebih besar (>) dari F tabel

maka kedua kelompok mempunyai varians yang berbeda.

3. Uji t

Berdasarkan kenormalan atau tidaknya serta homogen atau tidaknya varians antara kedua

kelompok sampel maka analisis yang digunakan dapat dikemukakan beberapa alternative:

Terkecil

Varians

Terbesar

Varians

(49)

a. Data berdistribusi normal dan kedua kelompok mempunyai varians yang homogen (

2 1 

  )maka uji t–tes yang dipergunakan untuk menguji hipotesis penelitian seperti

yang dikemukakan oleh Sudjana (I992) sebagai berikut:

2

X : rerata kelompok eksperimen A

X : rerata kelompok eksperimen B

S1 : simpangan baku kelompok eksperimen A

S2 : simpangan baku kelompok eksperimen B

n1 : jumlah sampel kelompok eksperimen A

n2 : jumlah sampel kelompok eksperimen B

b. Salah satu data berditribusi normal dan data yang lain tidak berdistribusi normal (   )

kedua kelompok sampel yang mempunyai varians yang homogen atau tidak homogen maka

rumus yang digunakan menurut Sudjana, (1992: 241) :

(50)

X : rerata kelompok eksperimen A

X : rerata kelompok eksperimen B

S1 : simpangan baku kelompok eksperimen A

S2 : simpangan baku kelompok eksperimen B

n1 : jumlah sampel kelompok eksperimen A

n2 : jumlah sampel kelompok eksperimen B

c. Bila kedua data berdistribusi tidak normal, kedua kelompok sampel homogen atau tidak,

maka rumus yang digunakan adalah :

Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperimen A dan kelompok

eksperimen B adalah bila Z hitung < dari Z tabel berarti tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara kelompok eksperimen A dan kelompok eksperimen B, sebaliknya bila Z

hitung > dari Z tabel berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen

(51)
(52)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Model pembelajaran individu dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar chest pass

bola basket pada siswa kelas X RSBI 1 SMA Negeri 2 Bandar Lampung dengan rata-rata

tes awal 69,13 dan tes akhir 75,67.

2. Model pembelajaran kelompok dapat meningkatkan hasil belajar gerak dasar chest pass

bola basket pada siswa kelas X RSBI 1 SMA Negeri 2 Bandar Lampungdengan rata-rata

tes awal 68,87 dan tes akhir 72,4.

3. Ada perbedaan antara model pembelajaran individu dan model pembelajaran kelompok

terhadap hasil belajar gerak dasar chest pass bola basket pada tes akhir rata-rata model

pebelajaran individu sebesar 75,67 sedangkan model pembelajaran kelompok sebesar

72,5 dimana model pembelajaran individu memiliki pengaruh yang lebih tinggi daripada

model pembelajaran kelompok untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar chest pass

bola basket pada siswa kelas X RSBI 1 SMA Negeri 2 Bandar Lampung.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Bagi peneliti perlu kajian lebih komprehensif dengan sampel yang lebih banyak serta

(53)

2. Bagi Siswa

Bagi siswa dengan penelitian ini diharapkan adanya peningkatan keterampilan chest pass

dalam bermain bola basket.

3. Bagi Guru Pendidikan Jasmani

Untuk guru pendidikan jasmani baik model pembelajaran individu maupun model

pembelajaran kelompokdapat digunakan untuk meningkatkan chest pass bola basket,

memadukan kedua model tersebut diharapkan akan dapat memberikan hasil yang lebih

signifikan lagi.

4. Bagi Program Studi Penjaskes FKIP UNILA.

Pada Program Studi Penjaskes diharapkan dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan

untuk mengembangkan Pendidikan Jasmani terutama yang berkaitan dengan pemilihan

(54)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDU

DAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X RSBI 1 SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

RELLYA RUNASARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(55)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDU

DAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X RSBI 1 SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

Oleh

RELLYA RUNASARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(56)
(57)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Cara Mengoper bola basket ... 21

2. Cara Ordinal Pairing ... 30

3. Grafik model pembelajaran individu. ... 41

4. Grafik model pembelajaran kelompok. ... 41

5. Grafik Model pembelajaranindividuterhadaphasilbelajar gerakdasar chest pass bola basket ... 43

6. Grafik Modelpembelajarankelompokterhadaphasilbelajar gerakdasar chest pass bola basket ... 43

(58)

DAFTAR ISI

B. Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar ... 11

C. Metode dan Model Pembelajaran Pendidikan ... 13

D. Bermain Bola Basket ... 17

III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 25

B. Variabel Penelitian ... 26

C. Definisi OperasionalVariabel ... 27

D.Populasi dan Sampel ... 27

E. Pelaksanaan Penelitian ... 28

F. Rancangan Penelitian... 29

G. Instrumen Penelitian ... 30

H.Teknik Analisis Data ... 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HasilPenelitian ... 36

(59)

2. Uji Homogenitas ... 37

3. Uji t Perbedaan ... 37

3. Uji t Pengaruh ... 39

B. Deskripsi Data ... 40

C. Analisis Data ... 43

D. UjiHipotesis ... 44

E. Pembahasan ... 45

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA ... 50

(60)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. 1990. Diktaktik Metodik. C.V . Toha. Semarang

Arikuto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta

Burton. 2001.Archive of Situasi Belajar. (

http://elearning.unesa.ac.id/tag/situasi-belajar-menurut-william-burton.html). Diakses tanggal 12 Agustus 2011.

Departemen Pendidikan Nasional. 1993. Kurikulum pendidikan dasar SMP. Jakarta

Devi Asmaul Khusna. 2010. Model pembelajaran Individu. (http://intl.feedfury.

com/content/model-pembelajaran-individu.html). Diakses tanggal 10 Desember 2011.

Dewi M dan Agung H. 2010. Model pembelajaran Individu. (http://intl.feedfury.

com/content/model-pembelajaran-individu.html). Diakses tanggal 10 Desember 2011.

Dimyati, dan Mudjiono ,1999. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta

Dumadi dan Kasiyo Dwijowinoto. 1992, Renang, Materi Metode Penilaian. Depdikbud. Jakarta

Eggen dan Kauchak. 1993. Trategi dan Metode Mengajar. (http://bologspot.com/1993/ Trategi-dan-Metode-Mengajar.html). Diakses tanggal 10 Desember 2011

Gagne.2010. Teori Hierarki Belajar. (

http://blog.unsri.ac.id/widiastuti/pendidikan/teori-belajar-gagne-dan-ausubel/mrdetail/14371.html)

Harsono.1998. Coaching dan aspek-aspek Psikologi dalam Coaching. Tambak Kusuma. Bandung

Hidayat, Imam. 1990. Biomekanika. TPOK IKIP Bandung. Bandung

Husdarta dan Yuda M. Saputra, 2000. Belajar dan pembelajaran. PT Raja Grafindo. Jakarta

Ibnu Subiyanto, 1993. Metodelogi Penelitian . Universitas Guna Darma. Jakarta.

Imam Sodikun. 1992. Olahraga Pilihan Bola Basket. Jakarta: PPLPTK Dirjen Dikti Depdikbud.

Lutan. 1998, Belajar Keterampilan Motorik Pengantar Teori dan Metode. Depdikbud. Jakarta

(61)

Lutan, Rusli dan Toho Cholik M, 1996/1997. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Dirjen Dikti. Jakarta

Mills.1989. Model Pembelajaran. (http://blog.bukukita.com/user/ermawati/postId.63877.html).

Diakses tanggal 2 Januari 2012.

Nur dan Wikandari. 2000. Macam-Macam Model Pembelajaran.

(http:bologspot.com/2000/macam-macam-model-pembelajaran.html). Diakses tanggal 10 Desember 2011

Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran dalam Pemdidikan Jasmani: Prinsip-Prinsip dan Penerapannya. Dirjen OR Depdiknas. Jakarta.

Perbasi. 2006. Peraturan Permainan Bola Basket. Jakarta : PB PERBASI

Ridwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru- Karyawan dan Peneliti Pemula. Alfabeta. Bandung

Sardiman. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta

Sudjana. 1992. Metode Statistika. Tarsito: Bandung.

Sugiyanto dan Agus Mahendra. 1998. Dasar-Dasar Belajar Gerak. Depdikbud. Jakarta.

Sumandi S. 1983. Metodologi Penelitian. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Supandi. 1991. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jamani. Dirjen Dikti Depdikbud. Jakarta.

Surakhmad, Winarno. 1982. Pengantar Pendidikan Ilmiah Dasar Metode dan Teknik. Tarsito. Bandung.

Surisman. 2007. Penilaian Hasil Pembelajaran. Universitas Lampung.

(62)
(63)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Uji Normalitas ... 36

2.UjiHomogenitas ... 37

3.Hasil Analisis Uji t Perbedaan ... 38

4. Hasil Analisis Uji t Pengaruh ... 39

(64)

JUDUL SKRIPSI :PERBEDAAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR CHEST PASS BOLA BASKET ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDU DAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS X RSBI 1 SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

Nama Mahasiswa : RELLYA RUNASARI No. Pokok Mahasiswa : 0713051013

Program Studi : Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Drs. Sudirman Husin, M. Pd. Drs. Akor Sitepu, M. Pd.

NIP 19581021 198503 1 003 NIP 19590117 198703 1 002

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

(65)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs.SudirmanHusin, M. Pd. ………

Sekretaris :Drs. AkorSitepu, M. Pd. ………...

Penguji

BukanPembimbing :Drs. BaharudinRisyak, M. Pd. ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003

Gambar

Tabel
Gambar 1 : Cara mengoper bola basket dari depan dada (chest pass)

Referensi

Dokumen terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DINI ANAK KELOMPOK B MELALUI PERMAINAN POHON HURUF.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Penerapan Model Pembangkit Argumen D engan Metode Investigasi Sains Untuk Meningkatkan Kemampuan Berargumentasi Siswa Pada Materi Kalor.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Alasan ibu tunggal bekerja sebagai buruh tani karena sorang suami sudah tiada dan harus mengambil peran suami untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang semakin hari semakin

Atribut-atribut yang memberikan kontribusi terbesar pada setiap dimensi adalah atribut yang perlu ditangani dengan. baik untuk keberhasilan pengelolaan

Peubah pada level siswa yakni: kepemilikan kalkulator, persepsi siswa bahwa matematika itu sulit bila dibandingkan pelajaran yang lain, dan persepsi bahwa

[r]

[r]

Dan pada hakekatnya apabila seseorang sudah berniat menjadi seorang pelatih salah satu cabang olahraga, maka sebenarnya ia sudah harus mempersiapkan dirinya untuk menjadi contoh