BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Alasan Perlunya Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan (action research) merupakan salah satu bentuk dari penelitian yang tidak meninggalkan prinsip ilmiah. Segala
kegiatan, pencatatan dan pelaoran dilakukan secara sistematis. Dari
uraian di atas dapat dipahami bahwa penelitian tidnakan didefinisikan
sebagai salah satu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan yang dilakukan untuk kemantafan rasional dari
tingkan-tinakkan yang lebih kecil yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan
tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang
dilakukan itu serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek
pembelajaran itu dilaksanakan.
Untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, penelitian tindakan
dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur (cyclical) yang terdiri dari 4 (empat) tahap, yaitu 1) merencanakan (plan), 2) melakukan tindakan (act), mengamati (observ) dan 4) perenungan (reflect).
Setelah melakukan perenungan yang mencakup analisis, sintesis
dan penilaian terhadap hasil permasalahan atau pemikiran baru yang
perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang serta
diikuti pula dengan refleksi ulang. Tahap-tahap ini terus berulang
sampai suatu permasalahan dianggap teratasi untuk kemudian
biasanya diikuti oleh kemunculan permasalahan lain yang juga
diperlakukan serupa. Keempat fase dari suatu siklus dalam penelitian
tindakan biasanya digambarkan dengan sebuah spiral yang diadaptasi
dari Hopkins (1993) seperti gambar 2 berikut:
Plan
Reflective
Action/ Observation
Revised Plan
Reflective
Action/ observation
Revised Plan
Reflective
Action/ observation
Dalam penelitian tindakan ini, peneliti sebagai pelaku utama dan
sekaligus juga kolaborator sedangkan guru sebagai mitra peneliti yang
akan melaksanakan rancangan proses pendidikan di dalam kelas.
Penerapan rencana tindakan berdasarkan permasalahan yang ada,
pemilihan kemungkinan pemecahan masalahnya, implementasinya di
lapangan sampai tahap evaluasi dan perumusan tindakan berikutnya.
Peneliti sebagai pelaku utama bersama guru-guru mitra menemukan
masalah yang terjadi di kelas, menentukan masalah mana yang harus
dipecahkan dan melaksanakan rencana tindakan perbaikan,
peningkatan perbaikan, peningkatan perubahan proses belajar yang
lebih efektif dan tepat secara konseptual.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sebagai upaya
peningkatan efektivitas belajar yang berlangsung dalam tahap-tahap
siklus bermula dari perencanaan, observasi, refleksi dan kembali pada
perencanaan untuk tindakan. Diharapkan masalah praktis belajar
terutama di kelas yang menjadi tanggung jawab guru tersebut dapat
diatasi. Penelitian ini berdampak pula pada diri guru sebab dengan
melaksanakan rencana tidnakan yang telah dibuat diharpkan dapat
menumbuhkan sikap dan kemauan untuk selalu berusaha memperbaiki
dan meningkatkan proses pembelajaran di kelas serta melatih mereka
memecahkan masalah yang dihadapi sehari-hari di kelas. Di samping
itu penelitian tindakan juga memberikan kesempatan pada guru untuk
beritindak kreatif dalam praktek pembelajarannya sehingga mereka
akan merasa melakukan pembaharuan di dalam memecahkan masalah
yang dihadapi di kelas.
Penelitian merupakan salah satu bentuk penelitian tetap tidak
meninggalkan prinsip-prinsip penelitian ilmiah. Segala kegitan,
pencatatan dan pelaporan dilakukan secara sistematis. Kemmis dan
Hopkins (1993) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas sebagai
satu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang
dilakukan untuk meningkatkan kemamtapan rasional dan
tindakan-tindakan yang dilakukan peneliti dalam melaksanakan tuga,
memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan
itu serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran itu
dilaksanakan.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka tindakan itu
dilaksanakan berupa proses pengkajian berdaur yang terdiri atas
empat tahapan, seperti gambar di bawah ini:
Merencanakan
Melakukan Tindakan
Gambar 3. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Setelah dilakukan refleksi atau perenungan yang mencakup analisis,
sintesis dan penilaian terhadap permasalahan atau pemikiran baru
yang perlu mendapat perhatian, sehingga pada gilirannya perlu
dilakukan perencanaan ulang, dan pengamatan ulang serta diikuti pula
refleksi ulang. Tahap-tahap ini terus berulang sampai suatu
permasalahan dianggap teratasi untuk kemudian biasanya diikuti oleh
kemunculan permasalahan lain yang juga harus dilakukan penelitian
serupa
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Tanjung Balai. Waktu
penelitian dilaksanakan pada Semester Ganjil yaitu awal oktober 2006
sampai dengan pertengahan Nopember 2006 Tahun Ajaran
2006/2007.
C. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas XI SMA Negeri 1 Tanjung Balai
yang melibatkan 40 orang siswa yang terdiri dari 25 orang perempuan
D. Variabel yang Diselidiki
Beberapa variabel yang diselidiki dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut (1) variabel input yang meliputi siswa, bahan pelajaran,
sumber belajar, (2) variabel proses penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar (KBM), seperti interaksi belajar mengajar, keterampilan
bertanya siswa, cara belajar siswa, dan (3) variabel output seperti rasa
ingin tahu siswa, kemampuan siswa mengaplikasikan pengetahuan,
motivasi belajar siswa, hasil belajar siswa, sikap siswa terhadap
pengalaman belajar yang melalui kegiatan perbaikan.
E. Data dan Teknik Pengumpulan Data a. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh hasil belajar
siswa yang terlibat dalam kegiatan penelitian ini serta seluruh hasil
observasi yang dilakukan oleh guru sebagai peneliti.
b. Pengumpulan Data
Data hasil belajar dikumpulkan dengan memberikan sejumlah tes
kepada siswa berupa tes pilihan berganda seusai satu siklus
pembelajaran dilaksanakan. Data tentang situasi belajar mengajar
diri serta perubahan-perubahan yang terjadi pada diri kelas dengan
menggunakan lembar observasi.
c. Indikator Kinerja
Setiap penelitian dilakukan perlu ditetapkan suatu indikator
untuk menetapkan apakah suatu penelitian sudah berhasil atau tidak.
Indikator yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah bila pencapaian
hasil belajar siswa diatas skor 70 sudah mencapai 80% dari jumlah
siswa yang terlibat dalam kegiatan penelitian.
F. Rencana Tindakan
Adapun rencana tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini
mengikuti tahapan-tahapan sepeti uraian di bawah ini:
1. Perencanaan, yaitu persiapan untuk pelaksanaan tindakan yaitu
dengan memberikan tes awal untuk mengetahui tingkat kemampuan
awal siswa (entry behaviour).
2. Implementasi tindakan, melakukan kegiatan pembelajaran dengan
langkah-langkah, guru menyampaikan materi pembelajaran dengan
mengikuti langkah-langkah seperti: kegiatan pendahuluan, kegiatan
inti dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan tetap dilakukan
dilakukan dengan fase-fase seperti : (1) membina suasana
responsive, yaitu guru menjelaskan arti dan proses inkuiri, guru
mengungkapkan bahwa dirinya akan mengajukan pertanyaan yang
harus dijawab dengan “ya” atau “tidak”. Kemudian guru memberikan
contoh beberapa soal, yang mengundang jawaban siswa untuk
terlibat. Siswa diupayakan untuk memperhatikan penjelasan guru
dan bertanya bila belum memperoleh kejelasan, (2) mengemukakan
permasalahan untuk inkuiri, pada fese ini guru mengemukakan
permasalahan melalui cerita, film, atau gambar, peragaan,
demonstrasi. Kemudian ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kearah mencari, merumuskan dan memperjelas permasalahan yang
telah dikemukakan. Tanya jawab berhenti bila masalah telah
dirumuskan dengan jelas. Siswa dalam hal ini beraktivitas dalam
bentuk bertanya, menjawab pertanyaan, menyimak, menganalisis
dan memutuskan, (3) pertanyaan-pertanyaan siswa. Pada fase ini
siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya mencari
atau mengajukan informasi berdasarkan data yang sesuai dengan
masalah yang diajukan. Pertanyaan hendaknya mengarah kepada
jawaban “ya” dari guru yang menunjukkan bahwa siswa
merumuskan pertanyaan-pertanyaan yang benar sesuai dengan
sebaliknya, dan siswa didorong untuk merumuskan kembali
pertanyaannya. (4) merumuskan hipotesis, pada fase ini siswa
merumuskan hipotesis tentang sebab atau pemecahan masalah,
guru membantu siswa dengan memberikan pertanyaan pancingan,
(5) menguji hipotesis, pada fase ini guru mengajukan pertanyaan
yang sifatnya meminta data informasi dan atau alas an pembukian.
Dengan sendirinya siswa menjawab dan memberikan pembuktian
yang benar, dan (6) pengambilan kesimpulan, pada fase ini
dilakukan siswa bersama guru setelah kegiatan inkuiri selesai
dilaksanakan.
Setelah keseluruhan fase pembelajaran di atas selesai
dilaksanakan, maka guru melakukan evaluasi untuk melihat
efektifitas proses pembelajaran yang telah dilakukan.
3. Observasi dan interpretasi, yaitu merupakan uraian tentang
penafsiran data mengenai proses belajar mengajar dan hasil belajar
fisika siswa setelah diajar dengan menggunakan strategi
pembelajaran dari implementasi tindakan perbaikan yang
dirancang.
4. Analisis dan refleksi, berisikan tentang kajian tentang kemampuan
siswa setelah melewati serangkaian program pembelajaran yang
kemampuan belajar siswa setiap siklusnya. Dalam penelitian ini