• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Penguasaan Service Atas Dalam Pembelajaran Permainan Bolavoli Mini Dengan Pendekatan Pakem Siswa Kelas V Di Madrasah Ibtida’iyah Tawangrejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan Penguasaan Service Atas Dalam Pembelajaran Permainan Bolavoli Mini Dengan Pendekatan Pakem Siswa Kelas V Di Madrasah Ibtida’iyah Tawangrejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

SARI

Muwaffiq, Imam. 2011. Peningkatan Penguasaan Service Atas Dalam Pembelajaran Permainan Bolavoli Mini Dengan Pendekatan Pakem Siswa Kelas V Di Madrasah Ibtida’iyah Tawangrejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Skripsi. Jurusann Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah. bagaimana peningkatan penguasaan service atas pembelajaran permainan bola voli mini dengan pendekatan PAKEM di Madrasah Ibtida’iyah Tawangrejo Siswa Kelas V Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Karena terdapat permasalahan dalam KBM, yaitu pembelajaran berlangsung monoton sehingga siswa kurang antusias untuk mengikuti pembelajara. Hal ini terlihat sekali adalam pembelajaran permainan bolas voli. Para siswa kelas V MI Roudlotusysysubban Tawangrejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati belum begitu menguasai teknik dasar servis. Di daerah tersebut bola voli mini juga belum begitu memasyrakat, sehingga dengan adanya penelitian ini diharapkan permainan bola voli mini bisa lebih memasyrakat.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus. Subyek penelitian adalah siswa kelas V MI Roudlotusysysubban Tawangrejo yang berjumlah 18 siswa. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan observasi, wawancara, dan tes hasil belajar servis atas permainan bolavoli mini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan PAKEM berpengaruh positif dalam pembelajaran servis atas bola voli mini pada siswa kelas V MI Roudlotusysyubban Tawangrejo. Hal ini ditunjukan dengan adanya peningkatkan penguasaan servis atas pada siswa kelas V MI Roudlotusysysubban Tawangrejo. Berdasarkan hasil tes pada siklus pertama rata-rata nilai siswa adalah 62,61 meningkat menjadi 71,41 pada siklus kedua, sedangkan pada siklus ketiga nilai rata-rata siswa menjadi 76,15 meningkat dibanding siklus pertama dan kedua. Pada siklus ketiga 100% siswa dapat mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yaitu 65 untuk nilai Penjaskes di MI Ruodlotusysyyubban Tawangrejo.

(3)

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul “Peningkatan Penguasaan Service Atas dalam Pembelajaran Permainan Bolavoli Mini dengan Pendekatan PAKEM Siswa Kelas V MI Roudlotusysysubban Tawangrejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati” telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi

Semarang, Januari 2011 Pembimbing I, Pembimbing II,

(4)

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Peningkatan Penguasaan Service Atas dalam Pembelajaran Permainan Bolavoli Mini dengan Pendekatan PAKEM Siswa Kelas V MI Roudlotusysyubban Tawangrejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati” ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji dan dinyatakan lulus pada :

Hari : Tanggal :

Panitia Ujian Skripsi

Ketua Sekretaris

Drs. Said Junaidi, M.kes Dra. Heny Setyawati, M.Si NIP.19690715 199403 1 001 NIP.19670610 199203 2 001

Dewan Penguji

1. Drs. Endro Puji Purwono, M.Kes (Ketua) NIP. 10590315 198503 1 033

2. Prof. Dr. Tandiyo Rahayu, M.Pd (Anggota) NIP. 19610320 198403 2 001

(5)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Semarang, 13 Januari 2011

Yang menyatakan,

(6)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

1. Orang terkuat bukan mereka yang selalu menang, melainkan mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh. (Kahlil Gibran)

2. Witing tresno jalaran seko kulino, ananing biso amargo sregep moco. (falsafah Jawa)

Persembahan:

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Ayahku Su’aib Asnawi dan khusunya ibuku Siti Romzah yang selalu mendo’akanku. 2. Adikku tercinta, Saniyatuzzulfa.

3. Mbah tie’ yang selalu membangunkanku setiap pagi.

4. Kekasihku tercinta Ratna Kartika Kartika Dewi.

5. Ghani dan Jiweng, terimakasih sudah mau meminjamkan laptop.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul Peningkatan Penguasaan Service Atas dalam Pembelajaran Permainan Bolavoli Mini dengan Pendekatan PAKEM Siswa Kelas V MI Roudlotusysyubban Tawangrejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati dapat penulis selesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak maka penulisan skripsi ini tidak dapat berjalan lancar. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Tandiyo Rahayu, M.Pd, selaku dosen pembimbing I dan Agus Pujianto, S.Pd, M.Pd, selaku dosen Pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan masukan, bimbingan, dan arahan serta dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab membimbing dan memotivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga penulis ucapkan kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaaan Uneversitas Negeri Semarang, atas izinya dalam penelitian ini.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesahatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu keolahragaan Unversitas Negeri Semarang yang telah memberikan arahan dan izin kepada openulis.

(8)

4. Bapak Supadi, S.Ag, selaku Kepala Sekolah MI Roudlotusysysubban Tawangrejo yang telah memberikan izin penelitian kepada poenulis.

5. Bapak Abdullah Akhid, S.Pd.I, ,selaku guru mata pelajaran Penjas. Serta Cahyo, Slemet Riyadi, Anis dan Awan Eko yang telah membantu penulis selama penelitian berlangsung.

6. Teman-teman di Ijo Cost yang memberikan semangat, motivasi serta memberikan dorongan, senyum, canda dan tawa kepada penulis ketika mengalami kejenuhan dalam menyusun skripsi.

7. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Atas segala bantuanya kepaada penulis, semoga Tuhan Yang Maha Esa membalasnya dengan memberikan yang terbaik dalam kehidupanya di dunia dan akhirat. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia pada umumnya, dan bermanfaat bagi para pembaca pada khususnya juga memberikan sumbangan pikiran bagi penyusun skripsi selanjutnya..

Semarang, 13 Januari 2011

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

SARI ... ii

PERSETUJUAN DOSEN ... iii

PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka ... 7

2.1.1 Hakekat Belajar ... 7

2.1.2 Pembelajaran Penjas ... 8

2.1.3 Tujuan Belajar Penjas ... 9

2.1.2 Pendekatan PAKEM ... 10

2.1.3 Hakikat Permainan Bolavoli Mini (minivoli) ... 16

2.1.4 Teknik Dasar Permainan Bolavoli ... 17

2.1.5 Teknik Service Atas ... 19

2.2 Kerangka Berpikir ... 21

2.3 Hipotesis ... 22

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 23

(10)

3.3 Subjek Penelitian ... 24

3.4 Prosedur Penelitian ... 24

3.4.1 Siklus 1 ... 26

3.4.2 Siklus 2 ... 32

3.4.3 Siklus 3 ... 37

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.6 Teknik Analisis Data ... 42

3.7 Indikator Keberhasilan Tindakan ... 43

3.8 Analisis Data ... 43

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil MI Roudlotusysysubban Tawangrejo ... 44

4.2 Deskripsi Lokasi, Subjek, Waktu, dan Data Penelitian ... 46

4.3 Hasil Penelitian ... 47

4.3.1 Siklus 1 ... 47

4.3.2 Siklus 2 ... 51

4.3.3 Siklus 3 ... 54

4.4 Pembahasan ... 57

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan ... 63

6.2 Saran-Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel.1 Ketuntasan Klasikal Siklus I ... 48 Tabel.2 Ketuntasan Klasikal Siklus II ... 52 Tabel.3 Ketuntasan Klasikal Siklus III ... 55 Tabel.4 Data Hasil Belajar Servis Atas Permainan Bolavoli mini kelas V MI

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar. 1 Lapangan bolavoli mini ... 16

Gambar. 2 Tehnik Servis Atas ... 21

Gambar. 3 Desain Penelitian ... 25

Gambar. 4.a Melambungkan bola ... 27

Gambar. 4.b Menjatuhkan kotak kerdus ... 28

Gambar. 5 Teknik Servis Atas ... 29

Gambar. 6 Kenakan Sasaran Net ... 30

Gambar. 7 Servis atas melewati net ... 31

Gambar. 8.a Ikuti bola ... 33

Gambar. 8.b Bola lewat atas tali ... 34

Gambar. 9.a Kompetisi Permainan voli 1 ... 37

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Keterangan ... 65

Lampiran 2 Surat Rekomendasi ... 66

Lampiran 3 Daftar Nama Siswa ... 67

Lampiran 4 Jadwal Pelaksanaan Tindakan ... 68

Lampiran 5 RPP Siklus I ... 69

Lampiran 6 RPP Siklus II ... 75

Lampiran 7 RPP Siklus III ... 80

Lampiran 8 Instrumen Penilaian Sikap Siswa ... 85

Lampiran 9 Hasil Observasi Sikap Siswa (Peneliti) ... 87

Lampiran 10 Hasil Observasi Sikap Siswa (Kolabolator 1) ... 93

Lampiran 11 Hasil Observasi Sikap Siswa (Kolabolator 2) ... 99

Lampiran 12 Intrumen Pengamatan Kelas terhadap Guru ... 105

Lampiran 13 Hasil Pengamatan Kelas terhadap Guru (Kolabolator 1) ... 106

Lampiran 14 Hasil Pengamatan Kelas terhadap Guru (Kolabolator 2) ... 112

Lampiran 15 Intrumen Penilaian Psikomotor Siswa ... 118

Lampiran 16 Hasil Penilaian Psikomotor Siswa Siklus (Peneliti) ... 120

Lampiran 17 Hasil Penilaian Psikomotor Siswa Siklus (Kolaborator 1) ... 123

Lampiran 18 Hasil Penilaian Psikomotor Siswa Siklus (Kolaborator 2) ... 126

Lampiran 19 Hasil Tanya Jawab dengan Kepala Sekolah ... 129

Lampiran 20 Hasil Tanya Jawab dengan Kolabolator Akhir Tiap Siklus ... 130

Lampiran 21 Hasil Tanya Jawab dengan Siswa Tiap Akhir Siklus ... 136

(14)

BAB I PENDAHULAN

1.1Latar Belakang Masalah

Olahraga merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia. Dengan berolahraga, kesehatan seseorang akan tetap terjaga. Kondisi badan yang demikian, dapat mempengaruhi kegiatan jasmani maupun rohani seseorang. Kesehatan jasmani yang maksimal menghasilkan sesuatu yang optimal. Tujuan seseorang melakukan olahraga adalah untuk menjaga kesehatan. Namun, lain halnya jika olahraga diterapkan di sekolah sebagai materi pelajaran. Tentunya tujuan olahraga lebih dari sekedar menjaga kesehatan. Salah satunya adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam memahami suatu materi pelajaran atau permaianan dalam olahraga yang akhirnya suatu saat akan berguna dalam peningkatan prestasi.

Olahraga yang masuk dalam salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada siswa di sekolah dapat dijadikan sebagai sarana pembelajaran dan rekreasi bagi siswa. Dalam proses pembelajaran olahraga siswa akan merasa santai karena mereka tidak dituntut untuk berpikir keras. Materi pada mata pelajaran olahraga dapat disampaikan melaui permainan atau arahan-arahan sederhana. Materi yang diberikan akan dipahami siswa tanpa mereka sadari.

(15)

jasmani yang dilaksanakan di sekolah tersebut. Namun, banyak siswa yang tidak bisa melakukan teknik bermain voli dengan benar. Hal ini dapat membuat siswa cepat merasa bosan karena mereka tidak menguasai materi. Teknik dasar pada permainan bola voli adalah servis. Jika siswa dapat menguasai teknik dasar ini dengan baik, siswa dapat dibimbing lebih lanjut untuk menguasai permainan bola voli. Pada tingkat SD/MI, siswa lebih diarahkan pada permainan bola voli mini. Dengan demikian, prestasi belajar siswa sekolah dasar mata pelajaran pendidikan jasmani pada materi bola voli mini dapat ditingkatkan. Maka dari itu peneliti akan mencoba menerapkan suatu pendekatan pembelajaran tertentu dalam upaya meningkatkan prestasi belajar bola voli mini kelas V, karena penguasaan siswa terhadap teknik dasar bola voli mini ini sangat perlu diatasi. Untuk mengatasi hal ini memang tidak mudah. Perlu kerja keras dari berbagai pihak terutama guru mata pelajaran pendidikan jasmani yang menangani siswa secara langsung. Apalagi yang dihadapi adalah siswa tingkat dasar, butuh kesabaran yang tinggi dalam memberikan materi pembelajaran.

(16)

dimodifikasi siswa cenderung akan lebih antusias dan senang mengikuti pembelajaran. Sehingga secara tidak langsung siswa telah melakukan latihan salah satu teknik dasar dalam permainan bola voli yaitu servis.

Dalam permainan bola voli servis merupakan salah satu teknik dasar yang penting. Pada mulanya servis hanya merupakan pukulan pembukaan untuk memulai suatu permainan. Sesuai dengan kemajuan permainan bola voli, servis bukan lagi sekedar untuk memulai permainan, tapi sudah merupakan serangan. Serangan awal ini merupakan salah satu faktor penentu kemenangan, disamping kondisi fisik, teknik, dan kematangan juara juga. Karena itulah, dalam suatu pertandingan sangat penting bagi pemain untuk melakukan servis dengan konsisten, yaitu paling tidak 90% dari servis dapat melewati net ke daerah lawan (Viera 2000:27). Untuk melatih teknik dasar servis bagi siswa khususnya siswa tingkat dasar bisa juga dilakukan melalui proses pembelajaran, dengan pembelajaran yang dimodifikasi supaya siswa senang dan antusias mengikuti pembelajaran.

(17)

dan akhiran “an menjadi “pembelajaran”, yang berarti proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan sehingga anak didik mau belajar. Pengajaran mempunyai arti cara (pembuatan) mengajar atau mengajarkan. Dengan pembelajaran yang sistematis melalui pengulangan tersebut akan menyebabkan mekanisme susunan syaraf bertambah baik. Hasil nyata dari pembelajaran ini adalah gerakan-gerakan otomatis yang tidak terlalu membutuhkan konsentrasi pusat-pusat syaraf, sehingga gerakan otomatis yang terjadi akan mengurangi gerakan tambahan yang berarti penghematan tenaga.

(18)

dan menyenangkan, tetapi tidak efektif akan tampak hanya sekedar permainan belaka.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terdapat permasalahan pembelajaran penjas pada MI Roudlotusysyubban Tawangrejo khususnya siswa kelas V. Pada materi tentang voli proses pembelajaran berlangsung monoton, siswa juga belum menguasai teknik dasar permainan bola voli. Sehingga siswa cenderung bosan dan kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran.

Maka dari itu dalam hal ini peneliti akan mencoba menuangkan gagasan penelitian dalam format penelitian tindakan kelas yang akan peneliti beri judul “Peningkatan Penguasaan Servis Atas Permainan Bola Voli Mini dengan Pendekatan Pakem Siswa Kelas V Madrasah Ibtida’iyah Roudlotusysyuban Tawangrejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana peningkatan penguasaan service atas permainan bola voli mini dengan pendekatan PAKEM di Madrasah Ibtida’iyah Tawangrejo Siswa Kelas V Kecamatan Winong Kabupaten Pati?

1.3Tujuan Penelitian

(19)

Kecamatan Winong Kabupaten Pati sebagai upaya untuk mengembangkan prestasi olahraga bola voli mini .

1.4Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagi guru

Dapat mengembangkan pendekatan pembelajaran yang paling tepat dan masukan dalam pembelajaran olahraga khusunya penguasan servis atas di Madrasah Ibtida’iyah Roudlotusysyuban Tawangrejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati,

2) Bagi siswa

Siswa diharapkan mampu melakukan servis dengan atas dengan baik, di Madrasah Ibtida’iyah Tawangrejo Kecamaaatan Winong Kabupaten Pati. 3) Bagi peneliti

a. Mendapatkan pengalaman dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas.

b. Memperdalam permainan bola voli mini .

(20)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Hakikat Belajar

Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”. Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. Crow & Crow dan (1958) : “ belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”. Hilgard (1962) : “belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi” Di Vesta dan Thompson (1970) : “ belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”. Gage & Berliner : “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang muncul karena pengalaman”

(21)

dkk, 2006:2). Menurut Bloom (Anni, dkk, 2006:6-7) mengusulkan tiga taksonomi yang disebut dengan ranah belajar yaitu aspek kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.

Berdasarkan pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah lakunya baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotor untuk memperoleh tujuan tertentu. Selain itu, belajar adalah sesuatu yang mutlak harus dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan sesuatu yang belum di mengerti atau yang belum didalami secara menyeluruh tentang suatu hal.

Belajar juga bisa dilakukan dimana saja baik di luar sekolah ataupun di dalam sekolah. Salah satu proses belajar yang ada di sekolah adalah melalui belajar pendidikan jasmani. Pendidikan Jasmani merupakan proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani dan direncanakan secara sistematik bertujuan untuk meningkatkan kemampuan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, sosial dan emosional (Dekdikbud, 2003:6). Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangkan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.

2.1.2 Pembelajaran Penjas

(22)

mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan watak. Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.

2.1.3 Tujuan Belajar Pendidikan Jasmani

a) Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik;

b) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar;

c) Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan;

d) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokrasi;

e) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan;

(23)

2.1.4 Pendekatan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM)

Depdiknas : PAKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang merupakan suatu proses aktif dari si pembelajar dalam membangun pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima kucuran ceramah guru tentang pengetahuan.

(24)

bersandar pada tujuan atau kompetensi yang akan dicapai. Secara garis besar, gambaran PAKEM adalah sebagai berikut:

Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan cara membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

Yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan PAKEM : a) Memahami sifat yang dimiliki anak

(25)

untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.

b) Mengenal anak secara perorangan

Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.

c) Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar

(26)

d) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah

Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah, dan kreatif untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika …” lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu).

(27)

PEMBELAJARAN karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu masalah.

f) Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu atau bisa memanfaatkan lingkungan di sekitar sekolah. Pemanfaatan lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati (dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.

g) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar

(28)

memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.

h) Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental

Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok serta siswa duduk saling berhadapan. Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan, takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu, guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya. Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan ‘PAKEM.’

(29)

Menurut Karismanto (2003:2) PAKEM merupakan sebuah pendekatan umum. PAKEM yang disebut Pembelajaran Kontekstual di SD atau MI bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang lebih kaya serta mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari (Program MBE, 2006:i). PAKEM mulai disosialisasikan Tim Pusat Kurikulum bekerja sama dengan UNESCO dan UNICEF.

Jika suasana belajar yang aktif kreatif dan efektif terjadi, maka akan mendorong siswa untuk menyenangi dan memotivasi mereka untuk terus belajar. Berdasarkan hal tersebut yaitu membuat siswa menyenangi maka pembelajaran yang menyenangkan harus diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani untuk meningkatkan hasil belajar permaian bola voli mini khususnya dalam penguasaan servis atas siswa maka peneliti harus dapat menerapkan PAKEM dalam proses pembelajaranya.

2.1.5 Hakikat Permainan Mini Voli (Bola Voli Mini)

Permainan mini voli merupakan pembelajaran pendidikan jasmani yang diterapkan di Sekolah Dasar. Dalam permainan mini voli terdapat perbedaan dengan permaianan bola voli pada umumnya, karena dalam permainan mini voli jumlah pemain yang dibutuhkan dalam satu regu 4 orang pemain dengan 2 orang cadangan.

Lapangan mini voli juga mempunyai perbedaan ukuran dengan ukuran lapangan bola voli pada umunya yaitu (Tim Bina Karya Guru, 2004:18):

(30)

b. lebar lapangan 6 meter

c. tinggi net untuk putra 2,10 meter d. tinggi net untuk putri 2,00meter e. bola yang digunakan adalah nomor 4

Gambar 1. lapangan mini voli

2.1.6 Teknik Dasar Permainan Bola Voli

Permainan bola voli merupakan aktivitas kelompok, kemampuan suatu regu bola voli ditentukan oleh keterampilan teknik dasar yang dimiliki oleh setiap anggota regu dalam melakukan fungsinya masing. Kemampuan masing-masing pemian menentukan kemampuan sebuah regu. Teknik dasar hendaknya dimiliki oleh setiap pemain bola voli, guna menunjang pencapaian prestasi yang maksimal. Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa teknik dasar permainan bola voli adalah cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan bola voli yang berlaku guna mencapai suatu hasil yang optimal.

12 m

(31)

Penguasaan teknik dasar dalam suatu cabang olahraga merupakan salah satu unsur yang menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu pertandingan disamping unsur-unsur kondisi fisik, teknik dan mental. Kesempurnaan teknik dasar tersebut sangat penting, karena akan menentukan gerak keseluruhan. Kesempurnaan teknik dalam permainan bola voli hanya akan dapat dicapai melalui latihan teknik yang dimulai dari teknik dasar ke teknik tinggi yang akhirnya harus menuju kepada gerakan-gerakan otomatis.

Durrwachter  (1986:3)  yang  diterjemahkan  oleh  Agus  Setiadi 

mengemukakan pendapat bahwa:”Permainan baru bisa berlangsung lancar dan 

teratur, apabila para pemain menguasai unsur‐unsur dasar permainan bola voli. 

Beberapa unsur dasar memainkan bola dalam permainan bola voli meliputi : 

passing atas dan bawah, servis, smash dan block”. 

Sedangkan menurut Beutelstahl (2007:8) mengemukakan pendapatnya 

bahwa: “ ada enam jenis teknik dasar dalam permainan bola volley yaitu service, 

dig  (penerimaan  bola  dengan  gaya  menggali),  attack  (menyerang),  volley 

(melambungkan bola), block, dan defence (bertahan)”. 

Berdasarkan pendapat tersebut diatas disimpulkan bahwa teknik dasar

(32)

bola voli. Servis adalah tanda dimulainya pertandingan (Viera, 2000:27). Karena perkembangan bola voli maka servis diartikan sebagai serangan pertama.

2.1.7 Teknik Servis Atas

Serivice atas atau sering disebut overhead floater merupakan salah satu servis yang ada dalam permainan bola voli. Menurut Viera (2000:27) overhead floater adalah pukulan mengambang, karena bola yang dipukul bergerak ke-kiri ke-kanan dan ke atas ke-bawah pada saat melintasi net. Hal ini terjadi karena bola dipukul tanpa berputar.

Menurut Viera (2000:31), cara melakukan servis atas ada tiga tahapan yaitu:

1. Yang pertama adalah tahap persiapan, yaitu sebagai berikut : a. Kaki dalam posisi melangkah dengan santai

b. Berat badan terbagi seimbang c. Bahu sejajar

d. Kaki dari tangan yang tidak memukul berada di depan e. Gunakan telapak tangan terbuka

f. Pandangan ke arah bola.

2. Yang kedua adalah tahap eksekusi, seagai berikut: a. Pukul bola di depan bahu lengan yang memukul b. Pukul bola tanpa atau dengan sedikit spin c. Pukul bola dengan 1 tangan

(33)

e. Ayunkan lengan ke bawah dengan siku keatas f. Letakkan tangan di dekat teliga

g. Pukul bola dengan tumit telapak tangan terbuka

h. Pertahankan lengan dengan posisi menjangkau sejauh mungkin i. Awasi bola pada saat hendak memukul

j. Pindahkan berat badan ke depan 3. Gerak Lanjutan

a. Teruskan pemindahan berat badan ke depan b. Jatuhkan lengan dengan perlahan sebagi lanjutan c. Bergerak ke lapangan

Menurut Beutelstahl (2007:14) service atas atau floting service adalah servis yang tidak mengandung spin. Bola seakan-akan melayang, tanpa berputar sama sekali. Secara umum, bola itu bervibrasi dan melayang, kadang-kadang berubah arah, vertikal ataupun horizontal.

Menurut Beutelstahl (2007:14) service atas atau floting service dibagi dalam dua jenis yaitu:

a. Frontal Floating Service (servis layang depan), dikenal sebagai servis tipe Amerika.

b. Side Floating Service (servis layang sisi), dikenal sebagai servis tipe Jepang.

(34)

menguasai teknik service atas atau floating service dalam permainan bola voli dengan baik.

Gambar 2. Tehnik Servis Atas

2.2 Kerangka Berpikir

Pembelajaran servis atas merupakan suatu proses belajar yang dilakukan

(35)

Berdasarkan pemahaman di atas, maka sebagai seorang guru harus menciptakan suatu pembelajaran yang menyenangkan dalam penguasaan servis atas mini voli di sekolah dasar yaitu melalui permainan yang sederhana. Sehingga meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar teknik servis atas yang benar, karena dengan pendekatan yang baru memungkinkan siswa dapat melakukan gerakan yang sempurna, pengontrolan dan perbaikan terhadap teknik servis atas sehingga gerakan yang dilakukan akan mudah dan menyenangkan.

Maka dengan pemikiran tersebut penulis merancang pelaksanaan pembelajaran yang akan dibutuhkan sebagai pengamatan dalam mengetahui tingkat perkembangan dan keberhasilan dari pendekatan yang diterapkan. Yang mana pembukuan tersebut adalah perwujudan penulisan penelitian tindakan kelas (PTK) yang peneliti lakukan dalam rangka meningkatkan prestasi siswa kelas V MI Roudlotusysyubban Tawangrejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati

2.3 Hipotesis

(36)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode memiliki peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya.

3.1Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yang dilakukan secara kolaboratif dan pastisipatif. Artinya peneliti tidak melakukan penelitian sendiri, namun berkolaborasi atau kerja sama dengan guru pendidikan jasmani dan kelas V MI Roudlotusysyuban Tawangrejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Secara partisipasi, peneliti bersama-sama dengan mitra peneliti akan melaksanakan penelitian ini langkah demi langkah. Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kurt Lewis, yaitu yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

3.2Lokasi Penelitian

(37)

3.3Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Roudlotusysyuban Tawangrejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati dengan jumlah 18 siswa dan guru yang mengampu mata pendidikan jasmani. Penelitian ini dilaksanakan oleh tiga orang yaitu dua orang mitra peneliti yang berperan sebagai observer atau pengamat selama pembelajaran berlangsung, dan peneliti sendiri sebagai pelaksana pembelajaran atau sebagai guru.

3.4Prosedur Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan model yang didasarkan atas konsep pokok bahwa penelitian tindakan terdiri dari empat komponen pokok yang juga menunjukkan langkah satu putaran siklus, komponen tersebut yaitu (Arikunto, 2002:83):

1. Penencanaan atau Planning 2. Tindakan atau Acting

3. Pengamatan atau Observasing 4. Refleksi atau Reflekting

Hubungan dari empat komponen tersebut menunjukkan satu putaran siklus atau kegiatan berkelanjutan.

(38)

P P

R

O O

T T

R Siklus I Siklus II Siklus III T

P

R

O

Gambar 3. Siklus PTK Keterangan :

P : Perencanaan O : Observasi T : Tindakan R : Refleksi

Desain penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam tiga siklus, yaitu proses tindakan pada siklus I, siklus II dan siklus III. Siklus I bertujuan untuk mengetahui kemampuan servis atas siswa kelas V dalam permainan bola voli mini. Siklus I digunakan sebagai refleksi untuk melaksanakan siklus II. Siklus II digunakan untuk membedakan hasil siklus I dengan siklus II, apakah ada atau belum ada peningkatan partisipasi dan hasil belajar siswa setelah dilakuan refleksi pada siklus I. Jika belum ada, maka siklus dapat dilanjutkan ke siklus III. Siklus III digunakan untuk membedakan hasil siklus II dengan siklus III, hal ini kaitanya dengan partisipasi siswa, selain itu juga mengetahui hasil pembelajaran.

(39)

terbiasa dan tidak asing dengan peneliti. Dengan keadaan seperti ini maka penelitian dapat berjalan dengan baik dan alami. Observasi awal ini dilakukan dengan cara peneliti sering berkunjung ke kelas dan berdialog dengan siswa tersebut, sehingga tercipta hubungan baik antara peneliti, guru, dan siswa.

Adapun penjelasan lebih rinci persiklus adalah sebagai berikut : 3.4.1 Siklus I

a. Perencanaan

1) Penentuan waktu tindakan kelas

2) Penentuan tindakan yang akan diberikan (game dan materi) 3) Membuat RP (rencana pembelajaran)

4) Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran. 5) Mempersiapkan lembar pengamatan dan petunjuk kegiatan. b. Pelaksanaan

1) Pendahuluan

Siswa dibariskan, dihitung, dipimpin berdoa 2) Apersepsi

Memberikan contoh-contoh pemanasan dan mengawasi 3) Kegiatan Inti

a. Games Permaianan

(40)

tangkap bola melewati tali yang dipancang pada kedua tiang net, peraturanya sebagai berikut :

a. Guru memancang tali pada kedua tiang di lapangan bola voli mini dengan ukuran tinggi 1,5 m.

b. Siswa dibagi menjadi 1 kelompok putra dan 1 kelompok putri c. Siswa dibariskan didalam lapangan bola voli, kelompok putra

melakukan terlebih dahulu, kemudian baru kelompok putri. Setiap siswa membawa satu bola plastik, kemudian menimang/memukul bola dengan telapak tangan kanan dilambungkan melewati net diterima dipukul dengan telapak tangan kiri bola melewati tali, diterima dengan telapak tangan kanan dipukul melambung melewati tali lagi sambil berjalan dari ujung ke ujung, diusahakan bola tidak jatuh. Siswa malakukan begantian sampai merasakan semua. Guru memberi aba-aba mulai (gambar 4.a)

Gambar 4.a

(41)

Tujuan latihan permainan pertama adalah untuk pembelajaran gerakan tangan melambungkan bola pada servis atas.

Permaianan kedua yaitu melempar sasaran menggunakan bola plastik dengan sasaran kardus, peraturan permainanya adalah sebagai berikut:

a. Siswa masing-masing kelompok memajang kotak kerdus diatas bangku/meja yang akan dilempari menggunakan bola plastik dengan tehnik lemparan dari atas berjarak 6 meter.

b. Siswa dibagi 2 kelompok putra dan 2 kelompok putri.

Gambar 4.b

c. Satu ronde selesai bila satu kelompok telah menjatuhkan kotak/kerdus diatas meja/bangku semua atau apabila kelompok telah melempar semua bola (Gambar 4.b)

d. Kelompok yang lebih dulu selesai sebagai juara dengan skor nilai 2 dan yang kalah dengan nilai 0.

e. Tujuan untuk pem

(42)

b. Tehnik Servis Atas.

Tahapan Pertama atau tehnik 1 servis atas menggunakan bola plastik bola mengenai sasaran net.

a. Pembagian siswa seperti pada permainan games di atas.

Gambar 5

b. Siswa dalam posisi melangkah dengan santai. Untuk pemain kanan, kaki kiri kedepan; sedang pemain kidal sebaliknya, kaki kanan yang kedepan. Berdiri tegak pandangan kedepan, bola plastik dipegang dan dekat dengan tubuh (gambar 5.a). c. Bola dilambungkan ke atas sambil berjalan santai (gambar 5.b).

Begitu bola terlepas dari tangan yang mengayunkan maka kaki dari tangan yang tidak memukul berada didepan (gambar 5.c) d. Badan siswa ditarik kebelakang sedikit untuk memberikan

tenaga ayunan tangan sambil pandangan mata kearah bola. Ayunkan lengan tangan kanan ke belakang dengan siku ke atas dan letakkan tangan kanan di dekat telinga (gambar 5.d)

d

c e f

b a

(43)

e. Awasi bola pada saat hendak memukul ketika bola mau jatuh ke bawah (gambar 5.e)

f. Pindahkan berat badan ke depan, Pertahankan lengan pada posisi menjangkau sejauh mungkin dan ayunkan tangan sampai memukul bola (gambar 5.f)

g. Pukul bola dengan telapak tangan terbuka (gambar 5.g)

h. Lari beberapa langkah memasuki lapangan permainan, mengikuti arah gerak bola.

i. Masing-masing siswa dalam setiap kelompok melakukan pukulan servis atas sebanyak lima kali dengan sasaran mengenai net seperti pada gambar 6. Setiap pukulan dianggap sah apabila mengenai sasaran, dan setiap pukulan yang sah diberi nilai 2.

Gambar 6

(44)

Tahapan kedua atau tehnik 2 servis atas menggunakan bola plastik dengan sasaran bola melewati net.

Gambar 7

a. Persiapan dan pelaksanaan seperti tahapan 1 gambar 5.a-g pukulan servis atas menggunakan bola plastik dengan sasaran bola melewati net seperti pada gambar 7.

b. Siswa diharuskan melakukan pukulan servis atas sebanyak 10 kali setiap pukulan yang sah diberi nilai 1.

Tujuan latihan tehnik tahap 2 ini supaya siswa mampu dan berani melakukan pukulan servis atas dengan senang dan antusias. c. Penutup

Siswa dibariskan, dihitung, evaluasi, berdoaa dan dibubarkan d. Pengamatan

1) Pengamatan pelaksanaan pembelajaran pada waktu pelaksanaan kegiatan.

(45)

e. Refleksi

Setelah pelaksanaan PTK selesai peneliti mengamati hasil yang telah disusun dan menganalisa data yang telah diperoleh dari lembar observasi, masukan dari teman sejawat (critical friend), guru penjas yang bersangkutan, dan kemudian dilakukan refleksi. Refleksi dilakukan untuk menilai tidakan yang akan diberikan. Selanjutnya mengadakan evaluasi tentang PTK dengan cara diskusi tentang masalah yang muncul dalam pembelajaran

3.4.2 Siklus II a. Perencanaan

1) Berdiskusi dengan teman sejawat dan guru penjas mngenai pembelajaran yang akan diberikan dalam siklus II.

2) Penentuan tindakan yang akan diberikan (game dan materi) 3) Membuat RP (rencana pembelajaran)

4) Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan dalam pembelajaran. 5) Mempersiapkan lembar pengamatan dan petunjuk kegiatan. b. Pelaksanaan

1) Pendahuluan

Siswa dibariskan, dihitung, dipimpin berdo’a 2) Apersepsi

Memberikan contoh-contoh pemanasan dan mengawasi 3) Kegiatan Inti

(46)

Permainan pertama pada siklus II adalah permainan “Ikuti Bola”, peraturan permiananya adalah sebagai berikut:

1) Siswa dibagi menjadi 2 kelompok putra dan 2 kelompok putri. 2) Masing-masing kelompok dibagi dua untuk berbaris berbanjar

di luar side line lapangan bola voli.

3) Tiap siswa melempar bola voli kepada siswa lain dalam kelompoknya dari samping lapangan dengan ayunan dari atas kepala untuk melatih ayunan tangan, kemudian belari mengajar bola sambil berteriak “ikuti bola” masuk barisan dibelakang, diikuti teman yang menerima/menangkap kemudian bola yang ditngkap dilempar lagi kepada teman satu kelompok. Siswa melakukan bergantian. (gambar 8.a)

Gambar 8.a

Tujuan untuk melatih gerakan lengan dan perkenaan pukulan servis atas dan membiasakan mengikuti arah bola setelah memukul.

(47)

1) Siswa dibagi menjadi 2 kelompok putra dan 2 kelompok putri. 2) Masing-masing kelompok menempati lapangan bola voli mini

untuk melakukan pertandinngan bola lewat atas tali.

3) Siswa melempar bola bolak-balik lewat diatas tali, bertujuan untuk menempatkan bola ke daerah kelompok yang lain (gambar 8.b)

4) Kelompok yang tidak bisa mengamankan bola atau melempar tidak sah paling banyak dinyatakan kalah,

Gambar 8.b

Tujuan untuk mempersiapkan siswa mampu memukul bola voli melewati net..

b. Tehnik Servis Atas.

Tehnik 3 latihan servis atas menggunakan bola plastik bola mengenai sasaran net.

a. Pembagian siswa seperti pada permainan games di atas.

(48)

kaki kanan yang kedepan. Berdiri tegak pandangan kedepan, bola plastik dipegang dan dekat dengan tubuh (gambar 5.a). c. Bola dilambungkan ke atas sambil berjalan santai (gambar

5.b). Begitu bola terlepas dari tangan yang mengayunkan maka kaki dari tangan yang tidak memukul berada didepan (gambar 5.c)

d. Badan siswa ditarik kebelakang sedikit untuk memberikan tenaga ayunan tangan sambil pandangan mata kearah bola. Ayunkan lengan tangan kanan ke belakang dengan siku ke atas dan letakkan tangan kanan di dekat telinga (gambar 5.d) e. Awasi bola pada saat hendak memukul ketika bola mau jatuh

ke bawah (gambar 5.e)

f. Pindahkan berat badan ke depan, Pertahankan lengan pada posisi menjangkau sejauh mungkin dan ayunkan tangan sampai memukul bola (gambar 5.f)

g. Pukul bola dengan tumit telapak tangan terbuka (gambar 5.g) h. Lari beberapa langkah memasuki lapangan permainan,

mengikuti arah gerak bola.

(49)

Tujuan tehnik 3 ini siswa biar mampu dan berani melakukan pukulan servis atas dengan benar, lurus, dan tepat pada sasaran.

Tehnik 4 servis atas menggunakan bola voli dengan sasaran bola melewati net.

a. Persiapan dan pelaksanaan seperti tahapan 1 gambar 5.a-g pukulan servis atas menggunakan bola plastik dengan sasaran bola melewati net seperti pada gambar 7.

b. Siswa diharuskan melakukan pukulan servis atas dengan bola voli no. 4 sebanyak 10 kali. Setiap pukulan yang sah diberi nilai 1.

Tujuan tehnik tahap 4 ini, agar siswa mampu dan berani melakukan pukulan servis atas dengan senang, sah, dan mampu melewati net.

c. Penutup

Siswa dibariskan, dihitung, evaluasi, berdoaa dan dibubarkan d. Pengamatan

1. Pengamatan pelaksanaan pembelajaran pada waktu pelaksanaan kegiatan.

2. Pengisian lembar observasi e. Refleksi

(50)

kegiatan berikutnya (siklus III) dan untuk merefisi pembelajaran pada siklus II atau diberi permainan yang baru supaya siswa lebih cepat menguasai.

3.4.3 Siklus III a. Perencanaan

1) Membuat RP (rencana prmbrlajaran) serta menyiapkan peralatan dan tempat yang dibutuhkan.

2) Mempersiapkan lembar pengamatan dan petunjuk kegiatan. b. Pelaksanaan

1) Pendahuluan

Siswa dibariskan, dihitung, dipimpin berdoa 2) Apersepsi

Memberikan contoh-contoh pemanasan dan mengawasi 3) Kegiatan Inti

a. Games Permaianan

(51)

Gambar 9. b

1) Susunan posisi pemain dan petukaran tempat seperti pada gambar 9.a atau 9.b dengan jumlah pemain 4 – 5 orang

2) Guru memajang net pada lapangan bola voli mini dengan ukuran tinggi sesuai peraturan atau 10 cm lebih tinggi.

3) Siswa dibagi menjadi 2 kelompok putra dan 2 kelompok putri 4) Servis dilakukan diluar garis lapangan dengan ketentuan yang

diberikan guru.

5) Guru memberi aba-aba mulai, siswa yang siap melakukan servis (gambar 9.b nomor 1 dan 4) memegang bola. Kemudian siswa melakukan servis atas silih berganti, dan bola harus diarahkan kepada pemain yang berada di lapangan seberang (gambar 9.b nomor 2 atau 5)

(52)

no.3 gambar 9.b, kemudian menangkap bolanya dan lari ke garis servis.

7) Siswa bisa kembali kedaerah servis seperti gambar 9.a atau seperti gambar 9.b

Tujuan dari permaian ini adalah untuk memberikan rasa senang, percaya diri, dan keberanian siswa dengan bola. Selain itu supaya servis atas bisa dilakukan dengan cepat oleh siswa dan membiasakan diri dengan bola dan lapangan permainan.

b. Tehnik Servis Atas.

Tehnik 5 servis atas menggunakan bola voli, bola mengenai sasaran kotak pada lapangan lawan..

1) Pembagian siswa seperti pada permainan games diatas.

2) Siswa dalam posisi melangkah dengan santai. Untuk pemain kanan, kaki kiri kedepan, sedang pemain kidal sebaliknya, kaki kanan yang kedepan. Berdiri tegak pandangan kedepan, bola voli dipegang dan dekat dengan tubuh (gambar 5.a).

3) Bola dilambungkan ke atas sambil berjalan santai (gambar 5.b). Begitu bola terlepas dari tangan yang mengayunkan maka kaki dari tangan yang tidak memukul berada didepan (gambar 5.c) 4) Badan siswa ditarik kebelakang sedikit untuk memberikan

(53)

5) Awasi bola pada saat hendak memukul ketika bola mau jatuh ke bawah (gambar 5.e)

6) Pindahkan berat badan ke depan, Pertahankan lengan pada posisi menjangkau sejauh mungkin dan ayunkan tangan sampai memukul bola (gambar 5.f)

7) Pukul bola dengan tumit telapak tangan terbuka (gambar 5.g) 8) Lari beberapa langkah memasuki lapangan permainan,

mengikuti arah gerak bola.

9) Masing-masing siswa dalam setiap kelompok melakukan pukulan servis atas sebanyak lima kali dengan sasaran mengenai net seperti pada gambar 6, dan setiap pukulan sah menenai sasaran diberi nilai 2.

Tujuan tehnik 5 ini siswa biar mampu dan berani melakukan pukulan servis atas dengan benar, lurus, dan tepat pada sasaran.

Tehnik 6 servis atas menggunakan bola voli dengan sasaran bola melewati net dan server masuk lapangan mengikuti arah bola.

1. Persiapan dan pelaksanaan seperti tahapan 1 gambar 5.a-g pukulan servis atas menggunakan bola voli dengan sasaran bola melewati net seperti pada gambar 7.

(54)

3. Tujuan teknik tahap 6 ini siswa biar mampu dan berani melakukan pukulan servis atas dengan senang, sah, dan mampu melewati net.

b. Penutup

Siswa dibariskan, dihitung, evaluasi, berdoa dan dibubarkan c. Pengamatan

1) Pengamatan pelaksanaan pembelajaran pada waktu pelaksanaan kegiatan.

2) Pengisian lembar observasi d. Refleksi

Refleksi siklus III digunakan untuk membedakan hasil siklus II dengan siklus III, hal ini kaitanya dengan partisipasi siswa, selain itu juga mengetahui hasil pembelajaran. Hasil pembelajaran dilakukan tes unjuk kerja, sedangkan partisi siswa dengan lembar pengamatan dan angket yang diberikan kepada siswa.

3.5Teknik Pengumpulan Data

(55)

3.6Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini berupa data-data dalam bentuk lembar observasi, dan tes hasil belajar.

a. Analisis Data Lembar Observasi

Data observasi diperoleh pada setiap tindakan untuk menilai ada perubahan peningkatan sikap siswa pada setiap siklus. Data disajikan secara deskriptif pada hasil penelitian.

b. Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Hasil tes belajar yang dilaksanakan pada akhir pertemuan dihitung nilai rata-rata, kemudian dikategorikan dalam batas-batas penilaian yang didasarkan pada ketuntasan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan. c. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan cara mengambil 6 siswa dari 18 siswa, kemudian dari ke 6 siswa tersebut diambil secara acak 3 siswa untuk diwawancarai. Wawancara dilaksanakan pada pertemuan setiap siklus, setelah tindakan selesai.

3.7Indikator Keberhasilan Tindakan

(56)

3.8Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam penelitian ini adalah dengan bentuk penentuan batas nilai point yang didapat oleh siswa pada setiap siklusnya, dan prosentase penguasaan kegiatan secara klasikal yang dirumuskan sebagai berikut:

% 100 n keseluruha subyek

Jumlah

berhasil subyek

Jumlah Klasikal

(57)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Madrasah Ibtida’iyah Roudlotusysyubban (MI) Tawangrejo a. Keadaan Umum

Madrasah Ibtida’iyah Roudlotusysyubban (MI) Tawangrejo lokasinya berada di Desa Tawangrejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Pada tahun 1970 yang tadinya berstatus Madrasah Ibtid’iyah dirubah menjadi Yayasan dengan akte no. 70 yang sampai sekarang dikenal dengan nama Yayasan Pendidikan Islam Roudlotusysyubban (YPIR). Yang didalamnya terdapat berbagai jenjang sekolah. Yaitu, RA, MI, MTs, dan MA. Pada tahun 1972 Madrasah Ibtida’iyah yang dulunya bernama MAIS berganti menjadi MI , yang mulai tahun 1971 mengikuti Ujian Negara yang minginduk di DEPAG sampai sekarang. Lingkungan sekolah termasuk lingkungan yang aman dimana lahan sekolah seluas 1130 m2.

b. Keadaan Sekolah

1) Lingkungan Sekolah

(58)

Tawangrejo dari lingkungan sangat bermanfaat bagi para orang tua yang akan menyekolahkan anak- anaknya di bangku sekolah tingkat dasar dikarenakan terletak di tengah-tengah desa.

2) Keadaan Sekolah

Madrasah Ibtida’iyah Roudlotusysyubban (MI) Tawangrejo lokasinya berada di Desa Tawangrejo Kecamatan Winong kabupaten Pati. Pada tahun 1970 yang tadinya berstatus Madrasah Ibtid’iyah dirubah menjadi Yayasan dengan akte no. 70 yang sampai sekarang dikenal dengan nama Yayasan Pendidikan Islam Roudlotusysyubban (YPIR). Yang didalamnya terdapat berbagai jenjang sekolah. Yaitu, RA, MI, MTs, dan MA. Pada tahun 1972 Madrasah Ibtida’iyah yang dulunya bernama MAIS berganti menjadi MI , yang mulai tahun 1971 mengikuti ujian Negara yang minginduk di DEPAG sampai sekarang. Lingkungan sekolah termasuk lingkungan yang aman dimana lahan sekolah seluas 1130 m2 dengan jumlah rombongan belajar terdiri dari 10 kelas. Yaitu, Kelas I dua kelas, Kelas II satu kelas, Kelas III satu kelas, Kelas IV dua kelas, Kelas V dua kelas dan Kelas VI juga dua kelas dan masuk pagi semua.

3) Visi dan Misi

(59)

a. Menumbuhkan pengetahuan, penghayatan dan pengalaman terhadap ajaran Al-Qur’an dan Hadist agar menjadi manusia yang solih dan solihah.

b. Memberikan keteladanan pada siswa dalam bertindak, berbicara , dan beribadah yabg sesuai dengan Al-Qur’an dab Hadist.

c. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan efektif sehingga setiap siswa berkembang optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.

d. Menumbuhkan semangat ukuwah islamiyah secara intensif kepada seluruh komponen Madrasah.

e. Mendorong dan membantu para siswa untuk menggali potensi dirinya sehingga dapat berkembang secara optimal.

f. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga Madrasah.

g. Membekali dan menyiapkan siswa dalam menegakan Islam.

h. Membekali dan menyiapkan siswa memiliki ketrampilan untuk siap terjun dalam masyarakat.

i. Mendorong kemandirian siswa untuk dapat menghadapi tantangan global.

4.2 Deskripsi Lokasi, Subjek, Waktu, dan Data Penelitian

(60)

penguasaan service atas permainan bola voli mini dengan pendekatan PAKEM di Madrasah Ibtida’iyah Roudlotusysyubban Tawangrejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati.

4.3 Hasil Penelitian

Hasil penelitian tindakan di Madrasah Ibtida’iyah Roudlotusysyubban Tawangrejo, peneliti dan kolaborator melakukan observasi terhadap proses pembelajaran penjaskes dalam upaya meningkatkan penguasaan service atas permainan bola voli mini dengan pendekatan PAKEM di Madrasah Ibtida’iyah Roudlotusysyubban Tawangrejo siswa kelas V Kecamatan Winong Kabupaten Pati yang dilakukan selama tiga siklus. Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan, siklus II dilaksanakan 2 kali pertemuan, dan siklus III dilaksanakan 2 kali pertemuan. Setiap akhir siklus dilaksanakan evaluasi proses pembelajaran service atas permainan bolavoli mini, hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran peneliti oleh kolaborator, dan tanya jawab oleh peneliti dengan siswa.

4.3.1 Siklus I

1) Perencanaan

Pada tiap perencanaan kegiatan yang akan dilakukan adalah menentukan fokus penelitian, membuat sekenario pembelajaran dan menyiapkan sarana dan prasarana yang akan diperlukan dalam proses pembelajaran. Pada tahap ini peneliti dan kolaborator sudah mendata dan mengidentifikasi serta menganalisis yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan pada siklus pertama ini.

(61)

Pelakasanaan tindakan pembelajaran pada siklus I dilakukan selama dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 10 November 2010 dua jam pelajaran (70 menit), kemudian dilanjutkan dengan pertemuan kedua pada tanggal 17 November 2010 dua jam pelajaran (70 menit). Materi pokok pembelajaran permainan bolavoli mini, sub materi pokok pembelajaran servis atas permainan bolavoli mini dengan menggunakan pendekatan PAKEM.

Dalam pelaksanaan siklus I untuk mengetahui keberhasilan dari pembelajaran, maka peneliti merangkumnya dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 1. Ketuntasan Klasikal Siklus I

No Hasil Nilai Jumlah siswa Ketuntasan Klasikal Siswa (%)

1 Nilai kurang dari 65 8 44,44

Belum Tuntas

2 Nilai 65 keatas 10 55,56

Jumlah 18 100

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa siswa yang belum mampu melakukan servis atas dengan baik ada 8 siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 dan 10 siswa yang mendapat nilai lebih atau sama dengan 65. Jika diprosentasekan secara klasikal siswa yang sudah melakukan servis atas dengan cukup baik hanya 55,56% dari jumlah siswa yang ada. Padahal indikator ketuntasan jika telah mencapai 75%. Sehingga dari apa yang diperoleh dalam siklus I belum dapat dikatakan berhasil.

3) Observasi

(62)

Pengamatan yang dikolaboratorkan dengan berpedoman pada lembaran observasi.

4) Refleksi

Refleksi adalah upaya evaluasi diri secara kritis dilakukan oleh peneliti dan kolabolator dalam penelitian. Yang dilaksanakan pada akhir pertemuan proses pembelajaran/akhir setiap siklus. Berdasarkan refleksi ini kemudian dilakukan revisi pada rencana tindakan dan dibuat rencana yang baru untuk diimplementasikan pada siklus berikutnya.

Hasil refleksi menunjukkan bahwa siswa berpartisipasi secara aktif dan disiplin melakukan gerakan, dengan diawali menggunakan permainan siswa merasa senang, salah satnya dibuktikan dengan hasil wawancara dengan salah seorang siswa sebagai berikut:

Peneliti : Anak-anak, bagaimana menurut kalian ketika pertama kali mendapat pembelajaran BOLAVOLI MINI/SERVIS ATAS dengan permainan game memanfaatkan alat yang sederhana ? Siswa : Kami senang Pak, pembelajaran seperti ini sangat menarik dan

pengalaman yang baru bagi kami.

Peneliti : Apakah kalian mengalami kesulitan dengan pembelajaran yang tadi ?

Siswa : Tidak Pak, ini mudah

Peneliti : Apakah kalian masih mengalami kesulitan pada saat melakukan gerakan SERVIS ATAS Permaianan Bola Voli Mini ?

Siswa : Masih agak kesulitan pak, karena kami belum terbiasa. Tapi kami tidak kesulitan dalam mengikutinya.

(63)

dilanjutkan pada pertemuan olahraga minggu berikutnya materi servis atas bola voli mini. Akan tetapi hasil masih belum maksimal, ada beberapa siswa masih belum benar dalam melakukan servis atas bola voli mini.

Setelah selesai tindakan pada siklus pertama peneliti dan kolabolator mendiskusikan hasil pengamatan yang telah dilakukan. Proses pembelajaran pada siklus pertama sudah ada peningkatan siswa dalam melakukan servis atas. Hasil proses belajar yang dicapai siswa meningkat dari sebelum diberi tindakan yakni rata-rata nilai siswa 62,85, dan masih ada 8 siswa yang belum mencapai nilai 65.

Walaupun hasil penelitian yang dicapai siswa meningkat tetapi nilai tersebut belum memenuhi kriteria yang diinginkan yakni nilai diatas Standar Ketuntasan Belajar Minimal 65 mata pelajaran Pendidikan Jamani Olahraga dan Kesehatan, dengan pertimbangan dan masukan dari kolaborator maka perlu dilaksanakan lagi tindakan pada siklus kedua dengan menambah beberapa variasi permainan.

4.3.2 Siklus II

a. Perencanaan

(64)

diharpkan yakni 65. Pada siklus I nilai rata-rata siswa 62,85, dan siswa yang belum mencapai ketuntasan ada 8 siswa.

Pada siklus II perencanaan kegiatan yang akan dilakukan sama dengan siklus I adalah menentukan fokus penelitian, membuat sekenario pembelajaran dan menyiapkan sarana dan prasarana yang akan diperlukan dalam proses pembelajaran. Pada tahap ini peneliti dan kolaborator sudah mendata dan mengidentifikasi serta menganalisis yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan pada siklus kedua ini.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelakasanaan tindakan pembelajaran pada siklus II dilakukan selama dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 24 November 2010 dua jam pelajaran (70 menit), kemudian dilanjutkan dengan pertemuan kedua pada tanggal 1 Desember 2010 dua jam pelajaran (70 menit). Materi pokok pembelajaran permainan bolavoli mini, sub materi pokok pembelajaran servis atas permainan bolavoli mini dengan menggunakan pendekatan PAKEM.

Dalam pelaksanaan siklus II untuk mengetahui keberhasilan dari pembelajaran, maka peneliti merangkumnya dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Ketuntasan Klasikal Siklus II

No Hasil Nilai Jumlah siswa Ketuntasan Klasikal Siswa (%)

1 Nilai kurang dari 65 4 22,22

Tuntas 2 Nilai 65 keatas 14 77,78

(65)

Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa siswa yang belum mampu melakukan servis atas dengan baik ada 4 siswa yang mendapat nilai kurang dari 65 dan 14 siswa yang mendapat nilai lebih atau sama dengan 65. Jika diprosentasekan secara klasikal siswa yang sudah melakukan servis atas dengan baik 77,77% dari jumlah siswa yang ada padahal indikator ketuntasan jika telah mencapai 75%. Sehingga dari apa yang diperoleh dalam siklus II sudah dapat dikatakan berhasil akan tetapi belum maksimal.

c. Observasi

Pada siklus II, kolaborator mengamati, mencatat dan mendokumentasi hal-hal yang terjadi selama tindakan berlangsung. Pengamatan yang dikolaboratorkan dengan berpedoman pada lembaran observasi.

d. Refleksi

Pada refleksi siklus kedua ini peneliti juga memberika tanya jawab kepada 3 siswa putra dan 3 siswa putri sebelum menutup pelajaran, dari enam siswa menjawab dengan penuh percaya diri melakukan dengan penuh rasa semangat, dan melakukan dengan giat dan disiplin. Salah satunya dibuktikan dengan hasil wawancara dengan salah seorang siswa sebagai berikut:

Peneliti : “Anak-anak bagaimana menurut kalian pada proses pembelajaran yang keempat ini ?”

(66)

Siswa : “Lebih melelahkan, dan kami harus lebih bisa melakukan ayunan tangan yang sesuai dengan lambungan bola.”

Peneliti : “Pada saat melakukan SERVIS ATAS apakah masih mengalami kesulitan?”

Siswa : “Tidak Pak, dengan dilakukan beregu, berlomba, dan bermain kami merasa lebih semangat dalam melakukan dan senang.” Setelah selesai tindakan pada siklus kedua peneliti dan kolabolator mendiskusikan hasil pengamatan yang telah dilakukan. Proses pembelajaran pada siklus kedua sudah ada peningkatan siswa dalam melakukan servis atas. Hasil proses belajar yang dicapai siswa meningkat dari rata-rata nilai siswa 62,85 pada (siklus I) menjadi rata-rata nilai siswa 71,41 pada (siklus II). Selain itu, pada siklus I masih ada 8 siswa dan berkurang menjadi 4 siswa yang belum mencapai nilai 65.

Walaupun hasil penelitian yang dicapai siswa meningkat dan nilai kriteria klasikal sudah memenuhi ketuntasan akan tetapi belum mencapai 100% , sehingga dengan pertimbangan dan masukan dari kolaborator maka perlu dilaksanakan lagi tindakan pada siklus ketiga dengan menambah beberapa variasi game permainan dan menggabungkan game permainan dengan permainan bola voli mini agar memperoleh hasil yang memuaskan. 4.3.3 Siklus III

a. Perencanaan

(67)

mengidentifikasi serta menganalisis yang akan dilakukan dalam penelitian tindakan pada siklus pertama ini.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelakasanaan tindakan pembelajaran pada siklus III dilakukan selama dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2010 dua jam pelajaran (70 menit), kemudian dilanjutkan dengan pertemuan kedua pada tanggal 15 Desember 2010 dua jam pelajaran (70 menit). Materi pokok pembelajaran permainan bolavoli mini, sub materi pokok pembelajaran servis atas permainan bolavoli mini dengan menggunakan pendekatan PAKEM.

Dalam pelaksanaan siklus III untuk mengetahui keberhasilan dari pembelajaran, maka peneliti merangkumnya dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 3. Ketuntasan Klasikal Siklus III

No Hasil Nilai Jumlah siswa Ketuntasan Klasikal Siswa (%)

1 Nilai kurang dari 65 0 0

Tuntas 2 Nilai 65 keatas 18 100

Jumlah 18 100

(68)

siswa yang ada padahal indikator ketuntasan jika telah mencapai 75%. Sehingga dari apa yang diperoleh dalam siklus III dapat dikatakan berhasil. c. Observasi

Pada siklus III, kolaborator mengamati, mencatat dan mendokumentasi hal-hal yang terjadi selama tindakan berlangsung. Pengamatan yang dikolaboratorkan dengan berpedoman pada lembaran observasi.

d. Refleksi

Pada refleksi siklus ketiga ini peneliti juga memberika tanya jawab kepada 3 siswa putra dan 3 siswa putri sebelum menutup pelajaran, dari enam siswa menjawab dengan penuh percaya diri melakukan dengan penuh rasa semangat, dan melakukan dengan giat dan disiplin. Salah satunya dibuktikan dengan hasil wawancara dengan salah seorang siswa sebagai berikut:

Peneliti : “Anak-anak, bagaimana perasaan kalian setelah melaksanakan proses pembelajaran pada pertemuan keenam ini?

Siswa : “Semakin menyenangkan Pak, tapi capek.” Peneliti : “Apakah kalian mengalami kesulitan ?”

Siswa : “Tidak Pak, pada pertemuan keenam ini walaupun lebih melelahkan tapi mudah melakukannya.”

Peneliti : “Apakah kalian merasa telah menguasai melakukan SERVIS ATAS?”

Siswa : “Ya Pak. Dengan latihan menggunakan melempar kesasaran , dengan bola plastik membuat kami lebih mudah menguasai gerakan SERVIS ATAS.”

(69)

lagi. Untuk itu kalian harus selalu giat di dalam latihan dan mencoba dengan model permainan yang lain.”

Setelah selesai tindakan pada siklus ketiga peneliti dan kolabolator mendiskusikan hasil pengamatan yang telah dilakukan. Proses pembelajaran pada siklus ketiga penguasaan servsi atas siswa sudah dikatakan tuntas. Hasil proses belajar yang dicapai siswa meningkat dari pada siklus II yakni rata-rata nilai siswa 76,15`, dan tidak ada seorangpun yang tidak tuntas.

Hasil penelitian yang dicapai siswa meningkat dan nilai tersebut sudah memenuhi krieria yang diinginkan yakni nilai diatas KKM atau 6,5, dengan pertimbangan dan masukan dari kolaborator maka tidak perlu diadakan pembelajaran lanjutan atau siklus IV.

4.4 Pembahasan

(70)

Roudlotusysyubban Tawangrejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati, dapat dikatakan berhasil.

Berikut perkembangan hasil proses belajar service atas permainan bolavoli mini dari siklus I, II, dan III pada gambar 10 diagram histogram dan tabel 7.

Gambar 10. Histogram Hasil Belajar Servis Atas Permainan Bolavoli mini kelas V Madrasah Ibtida’iyah Roudlotusysyubban Tawangrejo.

Tabel 4. Data Hasil Belajar Servis Atas Permainan Bolavoli mini kelas V Madrasah Ibtida’iyah Roudlotusysyubban Tawangrejo

No NAMA

SKOR PEROLEHAN NILAI RATA-RATA

SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III

14 Nurul 50 56.25 56.25 54.17 68.75 68.75 68.75 68.75 68.75 68.75 68.75 68.75

15 Laila 68.75 68.75 68.75 68.75 75 68.75 68.75 70.83 75 75 75 75

16 Lathif 50 50 56.25 52.08 62.5 62.5 56.25 60.42 68.75 68.75 68.75 68.75

17 Rheynal 68.75 68.75 68.75 68.75 81.25 81.25 81.25 81.25 87.5 81.25 81.25 83.33

18 Yesi 68.75 56.25 68.75 64.58 68.75 62.5 68.75 66.67 68.75 68.75 68.75 68.75

(71)

Setelah dilakukan evaluasi terhadap tindakan kelas yang telah dilaksanakan selama tiga siklus, dapat dilaporkan segi-segi penelitian yang dapat mencapai tujuan yang diinginkan dan segi-segi lain yang dianggap kurang memenuhi harapan. Tindakan yang telah menunjukkan hasil sesuai dengan harapan kiranya dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk proses pembelajaran selanjutnya. Sedangkan tindakan yang kurang berhasil diharapkan menjadi bahan telaah untuk perbaikan dan penyempurnaan.

1. Siklus I

Pada siklus I tindakan dalam proses pembelajaran service atas permainan bolavoli mini dengan pendekatan PAKEM pada siswa kelas V Madrasah Ibtida’iyah Roudlotusysyubban Tawangrejo sudah tepat. Pada siklus pertama peneliti menggunakan dua permainan yaitu permainan pertama melambungkan bola plastik dengan satu tangan dan melewati tali rafia yang dipasang dikedua tiang, dan permainan kedua menggunakan bola plastik melempari sasaran kotak kerdus diatas bangku/meja yang berjarak 6 meter dengan teknik lemparan.. Peralatan yang digunakan murah dan dapat ditemukan dimana-mana serta tidak membahayakan bagi siswa yang menggunakannya. Metode pengajaran telah disesuaikan dengan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan siswa sehingga siswa merasa mudah melakukan setiap gerakan yang dilakukannya.

(72)

bolavoli mini dengan benar sehingga meningkatkan pembelajaran bolavoli mini. Selain itu, nilai rata-rata evaluasi dari pembelajaran servis atas permainan bolavoli mini belum mencapai ketuntasan kurang dari 65 yaitu 8 siswa atau hanya baru 55,56% siswa yang tuntas.

Berdasarkan wawancara dan hasil evaluasi tersebut maka peneliti dan kolabolator sepakat bahwa proses pembelajaran bola voli dengan menggunakan pendekatan PAKEM untuk siswa kelas V Madrasah Ibtida’iyah Roudlotusysyubban Tawangrejo harus masih ditingkatkan dan diberi variasi pembelajaran agar nilai ketuntasan dapat tercapai. Sehingga atas saran dan masukan dari kolabolator maka peneliti melanjutkan penelitian ke Siklus II.

2. Siklus II

(73)

pendekatan PAKEM pada siklus II ini sudah lebih baik dibandingkan dengan hasil pembelajaran siklus I.

Selanjutnya guru masih melakukan wawancara terhadap siswa mengenai proses pembelajaran yang telah berlangsung. Dalam proses pembelajarannya siswa merasa senang dan gembira dengan tidak melupakan sasaran yang ingin dicapai yaitu siswa dapat melakukan proses teknik dasar service atas permainan bolavoli mini dengan benar sehingga meningkatkan pembelajaran bola voli mini. Selain itu, nilai rata-rata evaluasi dari pembelajaran servis atas permainan bolavoli mini sudah mencapai ketuntasan walaupun masih ada 4 siswa yang belum mencapai ketuntasan.

Berdasarkan wawancara tersebut dan hasil evaluasi tersebut maka peneliti dan kolabolator sepakat bahwa proses pembelajaran bola voli dengan menggunakan pendekatan PAKEM dapat dijadikan salah satu pendekatan pembelajaran teknik servis atas untuk siswa kelas V Madrasah Ibtida’iyah Roudlotusysyubban Tawangrejo akan tetapi untuk mendapatkan hasil yang maksimum yaitu 100% maka peneliti melanjutkan ke Siklus III.

3. Siklus III

(74)

keberanian siswa dengan bola, selain itu supaya servis atas bisa dilakukan dengan cepat dan membiasakan diri dengan bola dan lapangan permainan. Pada siklus III ini gerakan dan tehnik service atas permainan bolavoli mini siswa kelas V sudah semakin baik, hal ini dapat dibuktikan pada saat service atas permainan bolavoli mini yang penekanannya pada persiapan, eksekusi, dan gerak lanjutan.

Selanjutnya guru masih melakukan wawancara terhadap siswa mengenai proses pembelajaran yang telah berlangsung. Dalam proses pembelajarannya siswa merasa senang dan gembira dengan tidak melupakan sasaran yang ingin dicapai yaitu siswa dapat melakukan proses teknik dasar service atas permainan bolavoli mini dengan benar sehingga meningkatkan pembelajaran bolavoli mini. Selain itu, hasil evaluasi diperoleh bahwa 100% atau seluruh siswa mendapat nilai diatas nilai KKM yaitu 65

Gambar

Gambar 1. lapangan mini voli
Gambar 2. Tehnik Servis Atas
Gambar 3. Siklus PTK
  d.  Gambar 4.a Permainan ini dilakukan 2 kali dengan interval waktu 2 menit.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Then, she identifies meanings based on seven types of meaning which are introduced by Leech, they are: conceptual meaning, connotative meaning, stylistic meaning,

Dengan ini saya menyatakan bahwa isi intelektual Skripsi saya yang berjudul “ PERBANDINGAN DATA BOR DAN STANDARD PENETRATION TEST (SPT) DENGAN DATA GEOLISTRIK

: Mengangkat Dosen Pengajar Semester Genap Tahun Akademik 2016/2017 Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia S-2; Magister Teknologi Pendidikan (S-2; Pendidikan Bahasa

Namun seringkali permainan ini susah untuk dimainkan (membutuhkan area yang luas, harus menyusun sasaran tembak terlebih dulu, dll) dan seringkali menjadi tidak aman

Hasil penelitian ini menyimpulkan, bahwa Etika profesi hakim dan hukum adalah merupakan satu kesatuan yang secara inheren terdapat nilai-nilai etika Islam yang

Pembelajaran Kontekstual ( Contextual Teaching and Learning/ CTL) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan

Hal itu disebabkan minat pelajar yang masih ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, belum siapnya emosi yang dimiliki oleh pelajar yang masih remaja

• dalam kasus di mana pelaksanaan perjanjian internasional mensyaratkan bahwa dokumen hukum dari Vietnam dapat diubah, ditambah, dibatalkan atau diganti, lembaga