• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN LELE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN LELE"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

BUSINESS DEVELOPMENT STRATEGY OF MUD FISH (CLARIAS GARIEPINUS)

By JON KENEDI

The purpose of this research is to identify strength, weakness, opportunity, and threat of mud fish development in Gumukmas village, and to arrange the strategy of mud fish development in Gumukmas village. The type of this research is description research. This research has been done in Gumukmas village, the district of Pagelaran, Pringsewu regency. The population of the research was mud fisher man in Gumukmas village. The research analyses was External Factor Evaluation analyze, Internal Factor Evaluation analyze, and continued by SWOT analyze.

The result of this research showed that (1) there are seven strengths factor of mud fish development in Gumukmas village, those are experience, skill, marketing, technology, management, education, and price, (2) there are four weaknesses factor, those are price stability, budgeting, profit, and diseases, (3) there are eight opportunities factor of mud fish development in Gumukmas village, those are weather, the economic condition of the people, resident increasing, culture, market absorbing, transportation, weaving and tools, and also economics condition, (4) there are four threats factor of mud fish development in Gumukmas village, those are government, competition, new developer entrance, and substitution products, (5) based on Internal – External matrix known that the position of mud fish development in Gumukmas village, the district of Pagelaran, Pringsewu regency is on the middle of external factor and average position of internal factor, (6) there are fourteen strategies that able to be used on mud fish development in Gumukmas village.

(2)

ABSTRAK

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN LELE

Oleh JON KENEDI

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan usaha budidaya ikan lele di Desa Gumukmas, dan untuk menyusun alternatif strategi dalam pengembangan usaha budidaya ikan lele di Desa Gumukmas. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Desa Gumukmas, kecamatan Pagelaran, kabupaten Pringsewu. Responden dalam penelitian ini adalah pembudidaya ikan lele di Desa Gumukmas. Metode analisis data menggunakan Analisis External Factor Evaluation, Analisis Internal Factor Evaluation, dan dilanjutkan dengan Analisis SWOT.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada tujuh faktor yang menjadi kekuatan budidaya ikan lele di Desa Gumukmas, yaitu pengalaman, keahlian, pemasaran, teknologi, manajemen, pendidikan, dan harga, (2) ada empat faktor yang menjadi kelemahan, yaitu stabilitas harga, permodalan, keuntungan, dan penyakit, (3) ada delapan faktor yang menjadi peluang budidaya ikan lele di Desa Gumukmas, yaitu iklim, ekonomi masyarakat, pertumbuhan penduduk, budaya, daya serap pasar, transportasi, pakan dan peralatan, serta kondisi perekonomian, (4) ada empat faktor yang menjadi ancaman budidaya ikan lele di Desa Gumukmas, yaitu pemerintah, persaingan, masuknya pedagang baru, dan barang substitusi, (5) berdasarkan matrik Internal – Eksternal (IE Matrik) diketahui bahwa posisi usaha budidaya ikan lele di Desa Gumukmas, kecamatan Pagelaran, kabupaten Pringsewu adalah pada posisi menengah untuk faktor eksternal dan posisi rata-rata untuk faktor internal, (6) ada empat belas alternatif strategi yang bisa diterapkan dalam pengembangan usaha budidaya ikan lele di Desa Gumukmas.

(3)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia kini berjalan begitu cepat dan pesat. Semua orang berlomba-lomba untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dimulai dari mencari lapangan pekerjaan di perkantoran maupun menjadi buruh kasar. Akan tetapi, jumlah lapangan kerja yang tersedia jauh dari cukup untuk menampung semua penduduk produktif di Indonesia. Oleh karena itulah sebagian besar masyarakat berinisiatif untuk mendirikan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di daerah asal mereka, diantaranya bergerak di bidang pertanian. Pertanian merupakan salah-satu sektor perekonomian Indonesia yang memegang peranan penting karena Indonesia merupakan Negara agraris. Penduduk Indonesia umumya hidup dan bekerja pada sektor pertanian. Menurut Mubyarto (1989) sektor pertanian terbagi atas beberapa subsektor yaitu tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

(4)

2

menciptakan nilai tambah, meningkatkan penerimaan devisa, menciptakan lapangan kerja dan memperbaiki pembagian pendapatan (Soekartawi, 2001).

Kesadaran manusia akan nilai protein hewani bagi kesehatan dan kecerdasan terus meningkat sejalan dengan perkembangan jumlah penduduk dunia. Kondisi tersebut menjadikan peluang pasar yang baik bagi hasil kelautan dan perikanan Indonesia. Peluang pengembangan usaha perikanan di Propinsi Lampung masih dimungkinkan untuk dilakukan dalam skala yang besar dengan nilai investasi yang besar pula. Dengan demikian perikanan di Propinsi Lampung memiliki kekuatan potensial dan keunggulan komparatif yang cukup besar dalam mendukung laju pembangunan, baik di tingkat regional maupun nasional.

[image:4.595.113.490.581.747.2]

Subsektor perikanan dapat memberikan peluang tinggi bagi usaha kerja di sektor pertanian Indonesia dengan meningkatnya pendapatan domestik kita baik di tingkat nasional maupun regional walaupun tidak memberikan kontribusi utama pada PDB Indonesia. Hal ini terlihat pada PDB Indonesia Triwulan III Tahun 2008 yang disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. PDB Indonesia Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Triwulan III Tahun 2008 (triliun rupiah)

No Lapangan Usaha Triwulan

III 2008 Prosentase (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Konstruksi

Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa 206.6 146.0 371.8 10.5 113.4 192.8 81.7 93.1 127.9 15.4 10.9 27.7 0.8 8.4 14.3 6.1 6.9 9.5

Total PDB 1.236.5 100.00

(5)

3

[image:5.595.114.485.413.592.2]

Lampung merupakan salah-satu propinsi di Indonesia yang mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber pendapatan daerahnya. Sektor pertanian memberikan sumbangan sebesar 38.85 persen atau sebesar Rp 8.018, 19 miliar dari nilai total PDRB Propinsi Lampung. Sektor pertanian berhasil menjadi penyumbang utama, disusul oleh sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor jasa-jasa, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan, sektor konstruksi, sektor pertambangan, dan sektor listrik, gas dan air bersih. Keadaan ini dapat dilihat pada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Lampung Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Triwulan III Tahun 2008 yang disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. PDRB Propinsi Lampung Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Triwulan III Tahun 2008 (miliar rupiah)

No Lapangan Usaha Triwulan

III 2008 Prosentase (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Konstruksi

Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa 8.018,19 577,15 2.998,28 112,12 1.015,45 2.653,44 1.769,36 1.202,60 2.291,77 38.85 2.80 14.53 0.54 4.92 12.86 8.57 5.83 11.10

Total PDRB 20.638,36 100.00

Sumber : Berita Resmi Statistik Propinsi Lampung No 06/11/18/Th. VIII, 17 Nopember 2008

(6)
[image:6.595.114.492.110.260.2]

4

Tabel 3. PDRB Kabupaten Tanggamus Tahun 2005 dan Tahun 2006

No Lapangan Usaha 2005 2006

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pertanian Pertambangan Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih Konstruksi

Perdagangan, Hotel dan Restoran Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa 1.597.750 45.983 149.323 4.300 164.895 393.445 84.839 122.976 247.495 1.679.962 48.045 152.763 4.342 176.633 423.728 91.339 138.006 251.589

Total PDRB 2.811.006 2.966.407

Sumber: Tanggamus Dalam Angka 2008. BPS dan BAPPEDA Propinsi Lampung

Ada sebuah fenomena yang begitu menarik di desa Gumukmas Kecamatan Pagelaran, yaitu gencarnya budidaya ikan lele dengan menggunakan plastik tambak, yaitu plastik tebal yang berwarna hitam. Akan tetapi hal ini tidak berkangsung lama. Akhir-akhir ini kolam-kolam kecil di sekitar rumah tersebut mulai dibongkar satu-persatu. Atau sebagian tetap dibiarkan di sekitar rumah tapi sudah tidak berisi ikan lagi.

1.2 Permasalahan

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan penelitian ini sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan

tantangan usaha budidaya ikan lele di desa Gumukmas?

(7)

5

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan usaha budidaya ikan lele di desa Gumukmas.

2. Menyususn alternatif strategi dalam pengembangan usaha budidaya ikan lele di desa Gumukmas.

Kegunaan Penelitian ini adalah:

1. Menyajikan informasi bagi petani, investor, dan aparat pemerintah (pekon, kecamatan, dan kabupaten) dalam rangka mengembangkan usaha budidaya ikan lele.

(8)

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Ada tujuh faktor yang menjadi kekuatan budidaya ikan lele di Desa Gumukmas, yaitu pengalaman, keahlian, pemasaran, teknologi, manajemen, pendidikan, dan harga.

2. Ada empat faktor yang menjadi kelemahan budidaya ikan lele di Desa Gumukmas, yaitu stabilitas harga, permodalan, keuntungan, dan penyakit. 3. Ada delapan faktor yang menjadi peluang budidaya ikan lele di Desa

Gumukmas, yaitu iklim, ekonomi masyarakat, pertumbuhan penduduk, budaya, daya serap pasar, transportasi, pakan dan peralatan, serta kondisi perekonomian.

4. Ada empat faktor yang menjadi ancaman budidaya ikan lele di Desa Gumukmas, yaitu pemerintah, persaingan, masuknya pedagang baru, dan barang substitusi.

5. Ada 14 alternatif strategi yang bisa diterapkan pada usaha budidaya ikan lele di Desa Gumukmas, yaitu:

a. Optimalisasi pengalaman dan keahlian para pembudidaya ikan lele. b. Pembentukan Kelompok Usaha Tani Ikan Lele.

(9)

74

d. Pembuatan Data Base pemasaran. e. Pelatihan wirausaha muda (Persada).

f. Memanfaatkan ekonomi masyarakat sekitar yang tinggi untuk peningkatan kuantitas penjualan pada masyarakat sekitar.

g. Ciptakan antusiasme baru, untuk mengkonsumsi ikan lele (berdayakan alumni Persada1).

h. Pembuatan Data base 2 pemasaran.

i. Tingkatkan kualitas produk (jaminan kebersihan, kesehatan dan kesegaran produk ikan).

j. Peningkatan peran pemerintah dalam pembinaan usaha ikan lele di Desa Gumukmas.

k. Perlunya peningkatan peran pemerintah dalam peningkatan permodalan. l. Jalin kerjasama dengan perbankan untuk pengadaan modal usaha (dengan

memberdayakan Kelompok Usaha Tani Ikan Lele).

(10)

75

5.2 Saran

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka saran yang dapat diberikan adalah:

1. Bagi para pembudidaya ikan lele di Desa Gumukmas harus mampu mengoptimalkan faktor-faktor kekuatan dan peluang yang dimiliki dengan cara optimalisasi pengalaman dan keahlian para pembudidaya ikan lele, memanfaatkan ekonomi masyarakat sekitar yang tinggi untuk peningkatan kuantitas penjualan, pembuatan data base pemasaran, dan pelatihan wirausaha muda.

2. Bagi para pembudidaya ikan lele di Desa Gumukmas harus mampu meminimalisir kelemahan dengan mengoptimalkan peluang, yaitu dengan cara pembentukan kelompok usaha tani ikan lele, mengevaluasi perkembangan kelompok usaha tani ikan lele, dan penerbitan buletin usaha (diantara bahasannya adalah mengenai bagaimana meminimalisir penyakit pada ikan lele).

3. Bagi para pembudidaya ikan lele di Desa Gumukmas harus mampu meminimalisir ancaman dengan mengoptimalkan kekuatan, yaitu dengan cara peningkatan peran pemerintah dalam pembinaan usaha ikan lele di Desa Gumukmas, optimalisasi pengalaman dan keahlian para pembudidaya ikan lele (TUPL – TM), peningkatan koordinasi antar pembudidaya ikan lele di Desa Gumukmas, khususnya dalam penjualan, meningkatkan daya saing produk dalam skala yang lebih luas.

(11)

76

peningkatan peran pemerintah dalam peningkatan permodalan, perlunya pola koordinasi yang terarah antar pembudidaya ikan lele, dalam penentuan harga, optimalisasi peran Kelompok usaha tani ikan, menjalin kerjasama dengan perbankan untuk pengadaan modal uasaha, menciptakan antusiasme baru untuk mengkonsumsi ikan lele, dan tingkatkan kualitas produk

5. Bagi pemerintah harus mampu meningkatkan peran pemerintah dalam pembinaan usaha ikan lele di Desa Gumukmas, dan peningkatan peran pemerintah dalam peningkatan permodalan.

6. Bagi Jurusan Administrasi Bisnis FISIP–Unila:

a.Diharapkan meningkatkan motivasi para mahasiswa yang akan menyusun skripsi untuk melakukan penelitian pada usaha kecil yang ada di Propinsi Lampung. Dengan harapan ini akan mampu membantu pengembangan usaha kecil di Propinsi Lampung.

Gambar

Tabel 1.  PDB Indonesia Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku  Triwulan III Tahun 2008 (triliun rupiah)
Tabel 2. PDRB Propinsi Lampung Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Triwulan III Tahun 2008 (miliar rupiah)
Tabel 3. PDRB Kabupaten Tanggamus Tahun 2005 dan Tahun 2006

Referensi

Dokumen terkait

Kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Badan Pusat Statistik Kabupaten Pakpak Bharat | 21 2.3 Indeks Kemahalan Konstruksi Provinsi Sumatera Utara Tahun

Kualitas fisik, kimia dan sensoris susu pasteurisasi yang dibuat dengan menggunakan alat Padira lebih baik dibanding dengan Pasteurizer komersial, khususnya dilihat setelah

10 FTIR, Oil & Fat Analyzer Merek : ABB BOMEM MB3600 analisa senyawa 1 Baik - Belum pelatihan - pelatihan oleh teknisi. - Belum ada solid

Penelitian karakteristik pembakaran biobriket dari campuran batubara dan limbah pertanian ( ampas tebu, serbuk kayu dan sekam padi ) telah dilakukan untuk

agama; sila “Kemanusiaan yang adil dan beradab” menjadi landasan politik hukum yang menghargai dan melindungi hak-hak asasi manusia yang nondiskriminatif; sila

Perusahaan yang berhasil tidak hanya membuat output yang sesuai dengan selera tetapi outcome yang diminati oleh yang berkepentingan. Mutu suatu produk sering dipandang

Dengan kondisi sosial yang telah terjadi dengan siswa tersebut, akan menciptakan alienasi atau ketersaingan siswa dan yang terjadi dalam sekolah SD Kemala Bhayangkari

peringatan. Pembelajaran di Madrasah Diniyah Takmiliyah sebagai bagian dari Pendidikan Agama Islam tidak hanya menekankan pada aspek kognitif dan psikomotorik saja, namun