Budidaya Benih Ikan Lele
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh:
IG Nugroho Widiutomo
NIM: 092214089
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ANALISIS USAHA
Budidaya Benih Ikan Lele
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh:
IG Nugroho Widiutomo
NIM: 092214089
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
Laporan Tugas Akhir ini kupersembahkan kepada:
Bapakku, Yohanes Nursetyo Wahyono
Mamahku, Theresia Sri Wahyuni
Adikku, Yosep Demas adityo
Dan
Motto:
“MUMPUNG DIKASIH WAKTU
UNTUK BERBUAT, MAKA
BERBUATLAH YANG BAIK DAN
BERGUNA UNTUK BANYAK
ORANG”
MENJADI ORANG YANG BISA
BERBAGI DAN SELALU
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
akhir Laporan Pengembangan Usaha ini. Penulis tugas akhir ini bertujuan untuk
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.
Dalam penyelesaian tugas akhir ini peneliti banyak dibantu oleh berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ, selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma,
2. Bapak Dr. Herry Maridjo, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma,
3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen,
Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma,
4. Bapak John Philio Simandjuntak, S.E., M.M, selaku pembimbing Tugas
Akhir Pengembangan Usaha yang telah berbaik hati meluangkan waktu untuk
membantu menyelesaikan dan menemukan berbagai solusi dalam pembuatan
Tugas Akhir ini.
5. Semua dosen Program Studi Manajemen yang telah membantu penulisan
tugas akhir ini.
6. Semua karyawan administratif Fakultas Ekonomi yang telah memberikan
kemudahan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
7. Yesus Kristus yang telah memberikan berkat kemudahan dan kelancaran
dalam penyusunan tugas akhir ini.
8. Ayahku Yohanes Nursetyo Wahyono dan Ibuku Theresia Sri Wahyuni yang
telah mendoakan dan membiayai demi kelancaran dalam menyelesaikan tugas
akhir ini.
9. Semua kawan-kawan di komunitas TKP yang selalu membuat lingkungan
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA .... ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... vi
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii
HALAMAN DAFTAR ISI ... x
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv
HALAMAN RINGKASAN EKSEKUTIF ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1. Sekilas Tentang Budidaya Benih Ikan Lele ... 1
2. Latar Belakang Pengembangan Usaha ... 4
BAB II RENCANA USAHA (BUSINESS PLAN) ... 5
1. Deskripsi Usaha Budidaya Benih Ikan Lele ... 5
1.1. Pendirian Usaha ... 5
1.7. Keunikan Usaha Dibanding Usaha Lain Sejenis ... 7
2. Analisis Pasar ... 7
2.2.1. Pola Perilaku Pasar Sasaran ... 10
2.2.2. Pihak-pihak yang Terlibat ... 11
3. Analisis Industri dan Persaingan ... 12
3.1. Persaingan Usaha ... 12
3.2. Posisi Usaha ... 12
4. Rencana Program Pemasaran ... 13
4.1. Kondisi Aktual Program Pemasaran ... 13
4.2. Rencana Program Pemasaran Bulan Oktober 2013 – Maret 2014 16 5. Rencana Program Operasi ... 18
5.1. Kondisi Aktual Program Operasi ... 19
5.2. Rencana Program Operasi Bulan Oktober 2013 – Maret 2014 ... 24
6. Rencana Program Sumber Daya Manusia ... 25
6.1. Kondisi Aktual Program Sumber Daya Manusia dan Keterampilan Sumber Daya Manusia ... 25
6.2. Rencana Program Sumber Daya Manusia Bulan Oktober 2013 – Maret 2014 ... 26
7. Rencana Program Keuangan ... 27
BAB III RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN 30 BAB IV PROSES DAN HASIL PENGEMBANGAN USAHA ... 33
1. Kondisi Aktual Indikator Utama Pengembangan Usaha ... 33
1.1. Kondisi Aktual Pasar Usaha Budidaya Benih Ikan Lele ... 33
1.2. Pola Perilaku Pasar Sasaran ... 34
1.3. Kondisi Aktual Industri dan Persaingan ... 36
1.4. Produk yang Ditawarkan ... 38
1.5. Proses Produksi ... 38
1.6. Proses Penjualan ... 43
1.7. Keterampilan Sumber Daya Manusia yang Diperlukan ... 44
1.8. Total Penjualan, Biaya, dan Laba Selama Masa Pengembangan Usaha ... 45
2. Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan Aktual Selama Masa Pengembangan Usaha ... 46
2.1. Perkembangan Kinerja Pendapatan dan Pengeluaran ... 46
3. Proses dan Hasil Aktual Implementasi Pengembangan Usaha ... 48
3.1. Proses ... 48
BAB V EVALUASI DAN REFLEKSI PENGEMBANGAN USAHA ... 51
1. Evaluasi Indikator Utama Pengembangan Usaha ... 51
1.1. Kondisi Pasar Usaha Budidaya Benih Ikan Lele ... 51
1.2. Pola Perilaku Pasar Sasaran ... 51
1.3. Kondisi Aktual Industri dan Persaingan ... 52
1.4. Produk yang Ditawarkan ... 52
1.5. Proses Produksi ... 52
1.6. Proses Penjualan ... 53
1.7. Keterampilan Sumber Daya Manusia yang Diperlukan ... 53
2. Evaluasi Kinerja Keuangan ... 54
2.1. Evaluasi Kinerja Keuangan Berdasarkan Pendapatan dan Pengeluaran Usaha ... 54
3. Evaluasi Implementasi Program Pengembangan Usaha ... 55
3.1. Program Pemasaran ... 55
3.2. Program Operasi ... 55
3.3. Program Sumber Daya Manusia ... 56
3.4. Program Keuangan ... 56
4. Hambatan Dalam Pengembangan Usaha dan Cara Mengatasinya ... 57
4.1. Hambatan yang Terjadi Selama Masa Pengembangan Usaha ... 57
4.2. Cara Mengatasi Hambatan-Hambatan ... 57
5. Refleksi ... 58
5.1. Suka Duka yang Dialami Pada Masa Pengembangan Usaha ... 58
5.2. Manfaat yang Dirasakan Setelah Mengalami Proses PengembanganUsaha ... 60
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel II.1. Rincian Biaya-Biaya yang Dibutuhkan ... 27 Tabel II.2. Perkiraan Penjualan Benih Ikan Lele ... 28
Tabel III.1. Rencana Implementasi Program Pengembangan Usaha
Budidaya Pembenihan Ikan Lele ... 31 Tabel IV.1. Rincian Modal dan Sisa Modal Yang Digunakan ... 46 Tabel IV.2. Hasil Panen Benih dan Pendapatan Kotor yang Diterima .. 46 Tabel IV.3.1. Rincian Biaya-Biaya yang Dibutuhkan Selama
Pembuatan Kolam ... 47 Tabel IV.3.2. Rincian Biaya-Biaya yang Dibutuhkan Selama
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1. Lokasi Kolam Yang akan Digunakan ... 19
Gambar II.2. Pembagian Kolam ... 20
Gambar II.3. Lele Jantan ... 20
Gambar II.4. Lele Betina ... 20
Gambar II.5. Kolam Penetasan ... 21
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Riwayat Hidup Pemilik Usaha Budidaya Benih Ikan Lele .... 67
Lampiran 2. Gambar Telur yang Menempel Pada Kakaban ... 70
Lampiran 3. Gambar Semua Kolam ... 70
Lampiran 4. Gambar Benih yang Sudah Menetas ... 71
Lampiran 5. Nota-Nota Pembelian ... 72
Lampiran 6. Nota-Nota Penjualan ... 76
Budidaya Benih Ikan Lele
IG Nugroho Widiutomo
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Ringkasan Esekutif
“Budidaya Benih Ikan Lele” adalah sebuah bisnis perikanan yang berlokasi di Perumahan Jambusari, Ngaglik, Sleman. Bisnis ini dijalankan dengan tujuan ingin mendapatkan laba sebesar Rp 10.000.000,00 selama masa implementasi program.
Empat program untuk mencapai tujuan pengembangan usaha, yaitu program operasi meliputi: pembuatan kolam, pemeliharaan benih, dan panen benih. Program sumber daya meliputi mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang budidaya benih ikan lele dari membaca buku, browsing internet, dan observasi ke tempat budidaya benih ikan lele. Program pemasaran mendapat jaringan tata niaga untuk menjual produk dengan harga yang tinggi.
Catfish Breeder
IG Nugroho Widiutomo
Sanata Dharma University
Yogyakarta
Executive Summar
"Catfish Breeder" is a fisheries business located in Jambusari Ngaglik, Sleman. The objective of this business program is to make a profit of Rp. 10,000,000 during the program implementation.
There are 4 programs arranged to pursue the business objective. Operation program includes making a catfish pond, maintaining of catfish, and harvesting catfish. The human resource program consists of getting information and knowledge about catfish breeder from reading some books, browsing internet, and observing the established catfish breeder. The marketing program includes identifying the trading system network to sell the product.
BAB I
PENDAHULUAN
Usaha yang akan dipilih dan dikembangkan penulis adalah usaha dibidang
perikanan, yaitu budidaya benih lele. Usaha ini dipilih karena pembenihan lele
memiliki potensi dan resiko yang relatif sebanding dengan hasilnya. Modal yang
dikeluarkan pun tidak terlalu besar, namun jika dikerjakan secara serius hasilnya
akan sangat memuaskan. Pertimbangan lainnya dipilih atas beberapa
pertimbangan berikut, diantaranya daya serap pasar yang masih tinggi dan
potensi kebutuhan akan benih lele yang tinggi. Penulis juga ingin mendalami
dunia usaha di bidang perikanan, yang nantinya diharapkan dapat dikembangkan
dan berdampak besar bagi masyarakat sekitar serta pemberdayaan lingkungan
dengan memanfaatkan lahan kosong yang tersedia.
1. Sekilas Tentang Ikan Lele, Penetasan Telur Dan Pemeliharaan Larva Lele
Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang
dan kulit licin. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah antara
lain:ikan kalang (Padang),ikan maut (Gayo, Aceh),ikan pintet (Kalimantan
Selatan),ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis),ikan lele atau lindi (Jawa
Tengah), dan lele sangkuryang (Sumatra). Sebutan di negara lain ikan lele
dikenal dengan namamali (Afrika),plamond (Thailand),ikan keli(Malaysia),
Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di
sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, dan sawah yang
tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di
tempat-tempat gelap. Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang
sudah di budidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia. Budidaya
lele Sangkuriang dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1m-800m dpl.
Persyaratan lokasi yang baik untuk budidaya lele, kualitas tanah maupun air
tidak terlalu spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai
terutama pengaturan suhu air budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan
yang memiliki ketinggian diatas >800m dpl. Namun, apabila budidaya
dikembangkan dalam skala massal, tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya
menjadi perhatian utama, artinya kawasan budidaya yang dikembangkan
sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Pemda setempat. Budidaya lele, yang
akan saya jalankan menggunakan kolam terpal. Budidaya di bak tembok dan
bak plastik dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah, sumber air dapat
menggunakan aliran irigasi atau air sumur (air permukaan atau sumur dalam),
serta parameter kualitas air juga perlu diperhatikan. Parameter kualitas air yang
baik untuk pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut: suhu air
yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C. Suhu air akan
mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan
Dalam Budidaya ikan lele di kolam terpal yang perlu diperhatikan adalah
pembuatan kolam dan pembuatan pengeluaran air. Usaha budidaya ikan lele
merupakan usaha yang mudah dijalankan, maka saya beserta teman-teman
berminat akan pengembangan usaha tersebut mencoba budidaya pembenihan
ikan lele di halaman belakang rumah kontrakan.
Harga ikan yang relative stabil dan sudah adanya agen yang ingin
membeli, maka dalam hal pemasaran kami tidak mengalami kendala. Sudah
tersedianya relasi yang potensial memicu saya untuk semakin serius dalam
berwirausaha. Proses penetasan telur merupakan salah satu kegiatan
pembenihan yang bertujuan untuk mendapatkan larva. Keberhasilan penetasan
telur dan pemeliharaan larva akan sangat menentukan keberhasilan proses
pembenihan ikan. Hal ini disebabkan karena larva merupakan salah satu stadia
paling kritis dalam siklus hidup ikan.
Bebarapa faktor yang menyebabkan pemeliharaan larva memiliki tingkat
kesulitan yang paling tinggi dalam pembenihan ikan antara lain adalah (1)
larva memiliki tubuh dan bukaan mulut yang kecil, sehingga dalam pemberian
pakan dan pengelolaan lingkungan relatif sulit; (2) larva membutuhkan pakan
alami, sementara itu kegiatan kultur pakan alami juga mengalami tingkat
kesulitan yang cukup tinggi. Oleh karena itu, perlu diperhatikan faktor-faktor
yang mendukung dalam keberhasilan pemeliharaan larva, seperti padat
penebaran pemeliharaan larva, pengelolaan kualitas air dan pemberian pakan
2. Latar Belakang Pengembangan Usaha
Pemilihan bentuk usaha penetasan dan pembenihan lele ini dilatar belakangi
oleh :
1. Dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan
menggunakan kolam terpal.
2. Teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat,
3. Pemasarannya relatif mudah
BAB II
RENCANA USAHA (BUSINESS PLAN)
1. Deskripsi Usaha Pembenihan Ikan Lele
1.1. Pendirian Usaha
Dengan berbekal keberani saya mencoba dan memulai usaha ini,
saya berusaha untuk mau belajar dari nol, dan menerima kegagalan
sebagai hal yang perlu dipelajari dan dicari akar permasalahannya
mengapa kegagalan tersebut bisa terjadi. Usaha ini bisa menghasilkan
yang terbaik jika saya terus mau mencobanya dan belajar dengan baik.
Sehingga saya bisa membawa usaha ini sebagai salah satu usaha yang
menjanjikan di kemudian hari.
1.2. Tujuan Pendirian Usaha
Tak hanya berpergian saja memiliki tujuan, namun pendirian
usaha juga memiliki tujuan. Tujuan ini merupakan pondasi yang
sangat mendasar, seperti tujuan pendirian usaha ini memiliki tujuan
yaitu ingin belajar dan mendapatkan pengalaman dari usaha ini.
Karena tujuannya belajar, penulis tidak berharap mendapatkan
keuntungan yang lebih besar ataupun berharap besar pada usaha ini,
yang dikarena usaha ini pasti memiliki tingkat kesulitan yang tentunya
belum diketahui. Namun saya berharap dengan berjalannya usaha ini,
penulis akan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berguna,
1.3. Lokasi Usaha
Usaha ini berlokasikan di halaman belakang rumah kontrakan
karena terdapat lahan/halaman kosong yang tidak terpakai. Sehingga
penulis berpikir akan lebih baik lahan tersebut dapat dimanfaatkan
dengan baik sebagai usaha pembenihan ikan lele. Serta mengingat
lingkungan yang hanya mendapatkan ijin dari RT untuk pembenihan
bukan untuk pembesaran ikan lele. Usaha ini berlokasikan di
perumahan jambusari gg belimbing no 23, ngaglik sleman yogyakarta.
1.4. Modal Usaha
Modal awal untuk mendirikan usaha ini sebesar Rp 1.000.000
namun seiring dengan bertambahnya pemberi modal, maka modal
berkembang menjadi Rp 3.000.000. Modal ini bersifat bertahap sesuai
kebutuhan, sehingga tidak terlalu berat untuk menutup modal sebesar
itu. Usaha ini dijalankan oleh 3 orang, dengan pembagian modal yang
sama besar.
1.5. Bentuk Kepemilikan
Bentuk kepemilikan usaha pembenihan ini merupakan usaha
bersama teman-teman kontrakan. Dimana usaha pembenihan ikan lele
ini dikelola 3 orang. Sehingga 3 orang yang bertanggung jawab penuh
terhadap usaha ini. Semuanya bersepakat untuk melakukan usaha ini
dengan komitmen dan berharap atas hasil yang maksimal sehingga
1.6. Bagan Organisasi
Usaha pembenihan ikan lele ini tidak memiliki bagan organisasi,
disebabkan usaha ini tidak memiliki jumlah sumber daya manusia
yang banyak. Sehingga bagan organisasi sementara ini belum
dibutuhkan. Selain itu juga para pemilik usaha ini merangkap menjadi
karyawan.
1.7. Keunikan Usaha Dibanding Usaha Lain Sejenis
Dalam hal keunikan mungkin penulis bisa menggambarkan di
bagian lokasi usaha. Yaitu usaha pembenihan ikan lele berada di
lingkungan perumahan yang sebenarnya tidak biasa dalam hal
pengembangan usaha pembenihan lele yang jarang ada diperumahan
lainnya.
2. Analisis Pasar
2.1. Analisis Kondisi Pasar
2.1.1. Konsumen Aktual
Usaha pembenihan ikan lele ini memang baru saja berdiri dan
terbilang usaha ini masih baru untuk penulis sendiri. Namun pasar dari
pembenihan ini sudah ada, yaitu dari usaha budidaya ikan yang
dikelola oleh karang taruna dusun sawahan di cangkringan serta dari
2.1.2. Konsumen Pontensial
Konsumen potensial adalah konsumen yang benar-benar
membutuhkan benih untuk dijadikan usaha pembesaran ikan lele.
Yang nantinya, lele yang sudah besar dan siap dijual kepada pemasok
untuk dijadikan ikan konsumsi. Upaya untuk memaksimumkan pilihan
konsumen memerlukan alternatif pilihan dari produk yang beraneka
ragam. Alternatif pilihan yang memungkinkan untuk penawaran benih
ikan lele bisa berupa berbagai jenis ikan lele yang ditawarkan,
misalnya: jenis lele sangkuriang, jenis lele bangkok, dan lain-lain.
Atau berbagai ukuran benih ikan lele yang ditawarkan, seperti: ukuran
benih 2-3 cm, 3-4 cm, 5-6 cm, dan lain-lain.
2.1.3. Pasar Sasaran
Sasaran pemasaran berkaitan erat dengan beberapa pertanyaan,
yaitu: siapa konsumen yang dituju, berapa besar kira-kira
permintaannya, apa yang menjadi motif atas permintaan produk
tersebut, apakah sesuai produk yang dihasilkan dengan selera
konsumen yang dituju, bagaimana kondisi sosial konsumen yang
dituju, dan bagaimana daya belinya. Sasaran utama pemasaran benih
ikan lele adalah :
1. Petani atau pengusaha pembesaran ikan lele,
2. Petani atau pengusaha pembesaran ikan konsumsi lainnya yang
mau beralih ke komoditas ikan lele,
bidang perikanan khususnya pembesaran ikan lele,
4. Masyarakat lainnya yang memiliki fasilitas yang memungkinkan
untuk melakukan usaha pembesaran ikan lele.
2.1.4. Prospek Pasar
Usaha pembenihan ini sangat memberikan keuntungan bukan
hanya dari usaha pembenihan saja, melainkan akan ada rantai tata
niaga meliputi: pedagang pengepul, pedagang antar daerah, pedagang
penyebar, sehingga sampai ke konsumen. Memaksimumkan mutu
hidup masyarakat tidak hanya ditentukan oleh mutu, kuantitas, dan
tingkat ketersediaan produk, serta jumlah biaya yang dikeluarkan oleh
konsumen untuk mendapatkan produk tersebut, tetapi juga oleh mutu
lingkungan fisik dan kebiasaan atau kebudayaan setempat. Dari
penjelasan tersebut di atas tidak akan sulit bagi pemasaran benih ikan
lele, karena ikan lele termasuk komoditas perikanan yang cukup
toleran terhadap lingkungan fisik, tidak ada kebudayaan di tempat
mana pun yang menolak keberadaan komoditas ikan lele.
Tak dapat dipungkiri bahwa lele kini telah menjadi salah satu
komoditas perikanan yang patut diperhitungkan. Data menunjukan
bahwa permintaan lele untuk jabotabek mencapai 150 ton per hari,
sedangkan daerah istimewa Yogyakarta permintaan lele mencapai 50
ton per hari. Bila ditabulasikan, akan didapat data permintaan yang
cukup tinggi menunjukan betapa besarnya peluang usaha budidaya
Tahun Produksi (Ton)
Nilai (Juta Rupiah)
2009 200.000 2.000.000
2010 270.600 2.706.000
2011 366.000 3.660.000
2012 495.000 4.950.000
2013 670.000 6.700.000
2014 900.000 9.000.000
Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan (2009)
2.2. Analisis Pola Perilaku Pasar Sasaran
2.2.1. Pola Perilaku Pasar Sasaran
a. Waktu pembelian biasanya dilakukan oleh pasar sasaran pada saat
menjelang hari-hari besar seperti pada saat 2-3 bulan sebelum natal
dan tahun baru karena pada saat tersebut permintaan ikan lele
konsumsi meningkat sehingga harga meningkat. Pembelian juga
dapat dilakukan pada saat selesai panen atau pada hari-hari biasa
dalam 3 ukuran benih yaitu: 2-3 cm, 3-4 cm, 5-6 cm.
b. Kuantitas setiap pembelian tergantung dari hasil panen benih lele.
Untuk mendapatkan benih ukuran 2-3 cm, dibutuhkan waktu
sekitar 20 hari sejak penetasan telur. Sementara pada ukuran 3-4
cm, hanya perlu menambah masa pemeliharaan menjadi 25 hari.
Untuk ukuran 5-6 cm, diperoleh dengan waktu pemeliharaan
sekitar 30-35 hari. Pembayaran dapat dilakukan secara langsung
saat penulis menjual hasil panen kepada konsumen.
2.2.2. Pihak-Pihak yang Terlibat
a. Initiator, pihak-pihak yang berperan sebagai initiator adalah beberapa relasi yang sudah siap bekerjasama dalam pengambilan
benih ikan lele.
b. Influencer, pihak yang memiliki pengaruh besar terhadap pembelian oleh pasar sasaran adalah adanya kualitas dari benih
ikan lele itu sendiri, sehingga konsumen menjadi tertarik untuk
mengambil benih ikan lele ditempat kami.
c. Decider, pihak yang berperan sebagai decider atau pengambil keputusan pembelian pada usaha ini adalah konsumen itu sendiri
yaitu petani lele atau pedagang pengepul.
d. Buyer, pihak yang berperan sebagai buyer atau pembeli pada usaha pembenihan ikan lele adalah pasar sasaran (Teman TKP Mas Bayu
dan Mas Hartanto karang taruna dusun sawahan).
e. User, pihak yang berperan sebagai user atau pengguna pada usaha pembenihan ikan lele adalah Teman TKP Mas Bayu dan Mas
Hartanto karang taruna dusun sawahan.
f. Evaluator, pihak-pihak yang berperan sebagai evaluator usaha pembenihan ikan lele adalah para pedagang pengepul (Teman TKP
3. Analisis Industri dan Persaingan
3.1. Persaingan Usaha
3.1.1. Pesaing dari Usaha Sejenis
Persaingan merupakan suatu hal yang wajar dalam bidang
usaha. Apalagi usaha di bidang perikanan, karena usaha di bidang
perikanan umumnya tidak mengenal monopoli, jadi semua pihak bisa
bersaing bebas di pasaran. Oleh karena itu perlu dipikirkan bagaimana
agar kegiatan usaha yang akan dilakukan produknya dapat laku
dipasaran. Dalam membangun usaha ini, penulis tidak menemukan
pesaing di usaha ini. Karena kebutuhan akan benih sangat dibutuhkan
sekali di pasar sasaran.
3.1.2. Pesaing dari Usaha Tidak Sejenis
Pesaing dari usaha tidak sejenis bagi usaha dibidang ini cukup
bervariasi. Usaha ini merupakan usaha yang ada subtitusinya. Seperti
usaha bahan pangan misalnya ikan nila, ikan bawal, dan ikan yang
merupakan bahan pangan subtitusi yang mengandung gizi sama
dengan ikan lele.
3.2. Posisi Usaha
Terdapat 4 kategori dalam strategi pemasaran kompetitif yaitu,
market leader, market challenger, market follower, dan market nicher. Posisi usaha ini sendiri dalam strategi pemasaran kompetitif masuk
dan laba yang stabil dengan mengikuti tawaran produk, harga, saluran
distribusi, dan program pemasaran pesaing. Market follower
mempunyai ciri secara terus menerus mengikuti cara–cara
perusahaan-perusahaan market leader dalam menawarkan produk,menetapkan
harga, dan menentukan saluran distribusi serta belajar dari
pengalaman market leader dalam mengembangkan produk baru serta
program pemasarannya. Sedangkan perusahaan-perusahaan market
leader dan market challenger yang menjadi pesaing berat bagi usaha penulis berada di kawasan Kaliurang, Sleman. Perusahaan-perusahan
tersebut memiliki kapasitas produksi yang lebih besar, memiliki
pangsa pasar lebih luas, serta sudah dapat mengolah produk mereka
menjadi lebih bervariasi.
4. Rencana Program Pemasaran
4.1. Kondisi Aktual Program Pemasaran
4.1.1. Produk yang Ditawarkan
Produk yang ditawarkan dalam usaha ini adalah benih ikan lele.
Karena benih ikan lele bukan merupakan produk akhir dari proses
budidaya ikan lele, melainkan produk antara yang selanjutnya harus
dibesarkan menjadi ikan lele ukuran konsumsi. Konsumen benih ikan
lele adalah petani atau pengusaha pembesaran ikan lele yang
memelihara benih ikan lele sampai ukuran konsumsi. Pada usaha ini
100.000 benih ikan lele yang terjual. Sehingga pencapaian target ini
menjadi target penulis sendiri, agar dapat berusaha meningkatkan
pemasaran dan produksinya.
4.1.2. Distribusi
a. Lokasi Usaha
Usaha yang akan dijalankan terletak di kawasan perumahan
Jambusari Ngaglik Sleman dengan memanfaatkan lahan kosong di
belakang rumah kontrakan yang sudah tidak dipakai. Alamat rumah
tersebut yaitu di Perum Jambusari jalan belimbing No. 23, Ngaglik,
Sleman Yogyakarta. Lokasi saat ini hanya dipakai sementara saja.
Penulis masih mencari lokasi yang lebih baik lagi demi kelanjutan
usaha pembenihan ikan lele ini. Lagi pula lokasi saat ini hanyalah
rumah kontrakan, jika masa kontrak harus segera pindah dari
lokasi. Lokasi di rumah kontrakan tersebut ideal untuk pembenihan
ikan lele karena kondisi lingkungan yang tidak terlalu panas dan
dingin. Selain itu dekat dengan dengan sungai di belakangnya,
sehingga pembuangan air kolam atau sistem pengurasan kolam
tidak menggangu penghuni rumah kontrakan serta tetangga dan
lingkungan perumahan.
b. Pemasok yang Digunakan
Usaha pembenihan ikan lele membeli indukan dan benih ikan
Penulis mendapat informasi mengenai pemeliharaan ikan lele dari
pembenihan hingga budidaya ikan lele. Penulis juga berkenalan
dengan salah satu pengelola yang bernama Mas Hartanto dan
belajar mengenai ikan lele dengan beliau. Sebenarnya harga
Indukan ikan lele yang ditawarkan sama saja dengan tempat lain.
Penulis tertarik membeli indukan lele di tempat tersebut karena
kualitas indukan baik, serta indukan yang ada di karangtaruna ini
diambil dari perikanan cangkringan yang sudah jelas kualitasnya
untuk dijadikan indukan.
c. Cakupan Daerah Penjualan
Dalam memasarkan hasil panen benih ikan lele, penulis
hanya fokus kepada para penadah atau pengepul ikan lele besar
sehingga dapat menerima hasil panen benih ikan lele dalam jumlah
yang banyak. Hal ini akan lebih memudahkan penulis sendiri
karena keterbatasan waktu dan tenaga penulis. Lokasi penjualan
yang menjadi target penjualan yang mampu menerima dalam
jumlah banyak atau pengepul benih ikan lele ada 2 tempat yaitu
“Karang Taruna Dusun sawahan” dan Mas Bayu sebagai
pengusaha pembesaran ikan lele yang bertempat di utara JEC.
4.1.3. Promosi
Penulis sengaja tidak melakukan promosi secara besar-besaran. Hal
bisa dipenuhi karena keterbatasan jumlah produksi. Penulis mencari
sendiri pelanggan atau tempat-tempat untuk penjualan benih ikan lele.
4.1.4. Penetapan Harga
Penetapan harga ikan lele ini mengikuti harga pasar yang
berlaku. Penulis tidak bisa menentukan harga sendiri. Harga benih
ikan lele saat ini ukuran 2-3 cm, 3-4 cm, 4-5cm (Oktober 2013)
mencapai Rp 150,00,00/ekor, 175,00/ekor, Rp 200,00/ekor. Namun
disaat hari-hari besar seperti hari raya Natal dan tahun baru
mengalami peningkatan karena jumlah permintaan melonjak. Jika
harga benih mengikuti harga pasar maka di pengepul benih mana pun
harga jual benih tetap sama. Jika terjadi perbedaan hanya sedikit
selisih perbedaan harga jualnya.
4.1.5. Kekayaan Intelektual
Pengembangan usaha pembenihan ikan lele ini belum memiliki
kekayaan intelektual. Usaha pembenihan ikan lele ini yang akan
penulis kembangkan tidak memiliki ciri-ciri khusus yang
membedakan dengan usaha budidaya benih ikan lele lainnya. Oleh
karena itu, sejauh ini belum diperlukannya pengadaan kekayaan
intelektual bagi usaha ini.
4.2. Rencana Program Pemasaran Bulan Oktober 2013 – Maret 2014
Rencana program pemasaran Oktober-Maret 2014 disusun untuk
mendukung pencapaian tujuan pengembangan usaha Oktober-Maret
ketidaksesuaian antara kondisi aktual dan kondisi idealnya program
pemasaran serta kondisi internal dan eksternal pengembangan usaha
pembenihan ikan lele. Perlu diketahui juga karena keterbatasan waktu
maka perencanaan dan implementasi dilakukan hampir di waktu yang
bersamaan. Hal ini dikarenakan waktu implementasi yang dibutuhkan
cukup lama yaitu sekitar 5 bulan terhitung dari sejak persiapan tempat
sampai panen pembenihan ikan lele. Pada Target yang sudah
ditentukan, penulis ingin mencapai penjualan 100.000 benih ikan lele,
sehingga penulis akan mendapatkan keuntungan yang fantastis. Ini
akan terjadi bila produksi benih pada rencana operasi berjalan dengan
baik dan sesuai rencana.
4.2.1. Promosi
Sama seperti diatas yang sudah dibahas sebelumnya, penulis
sengaja tidak melakukan promosi secara besar-besaran. Hal ini
dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan yang tidak bisa
dipenuhi karena keterbatasan jumlah produksi. Penulis mencari sendiri
pelanggan atau tempat-tempat untuk pembenihan ikan lele ini.
Informasi tempat-tempat penjualan penulis dapatkan dari wawancara
orang yang sudah menggeluti bisnis ini. Setelah mendapat informasi
tersebut kemudian penulis mendatangi tempat yang dimaksud untuk
5. Rencana Program Operasi
Ikan lele memiliki ketahanan tubuh yang kuat, pada usia 1 bulan lele
sudah bisa bertahan hidup dan mampu hidup pada saat air keruh. Indukan lele
yang memiliki bobot 2-3 kg mampu menghasilkan 70.000 telur. Potensi ini
yang akan dijadikan acuan bagi penulis untuk memperoleh target penjualan
yaitu 100.000 benih yang hidup dan bisa dibudidayakan. Usaha ini masih
tahap awal maka penulis hanya memakai 5 indukan lele, 2 jantan dan 3
betina. Ideal nya indukan terdiri dari 1 : 2, yaitu 1 jantan dan 2 betina. Namun
karena untuk membeli indukan tidak murah maka saya membeli dengan harga
paket (2 jantan dan 3 betina). Proses pemijahan dilakukan pada sore hari
sebelum jam 6 sore, kolam pemijahan harus sudah siap dan hanya bisa diisi
dengan air bening. Pemijahan menghabiskan waktu hanya sebentar saja yaitu
kurang lebih 5-10 menit. Namun biasanya induk jantan akan menyemprotkan
spermanya ke induk betina itu berlangsung pada dini hari sekitar jam 4-6
pagi. Setelah di taruh ke kolam pemijahan pada sore hari, kemudian di pagi
harinya telur-telur ikan lele sudah menempel di media yang penulis sediakan.
Media ini berupa ijuk atau serabut kelapa, telur-telur yang dikeluarkan oleh
induk betina akan menempel pada ijuk atau kakaban, karena telur ikan lele
bersifat andesit (mudah menempel pada media). Kakaban merupakan alat
bantu untuk tempat menempelnya telur lele pada saat pemijahan. Kakaban
terbuat dari ijuk yang disusun rapih kemudian dijepit menggunakan bambu.
5.1. Kondisi Aktual Program Operasi
5.1.1. Peralatan dan Bahan Baku yang Digunakan
Peralatan yang digunakan untuk membuat kolam yaitu:
a. Cangkul
b. Skop
Bahan baku yang digunakan untuk persiapan pembuatan kolam terpal.
Berikut bahan yang dipakai untuk pembuatan kolam terpal:
a. Bambu
b. Batako
c. Semen
d. Pasir
e. Tali Nilon
f. Garam
g. Terpal
Peralatan dan bahan baku yang digunakan selama masa pemijahan
hingga penetasan telur sampai panen benih lele :
a. Hapa
b. Scoopnet
c. Kekaban
d. Ember
e. Selang
5.1.2. Proses Produksi
a. Tahap Persiapan Kolam Terpal
Tempat kolam terpal yang akan di gunakan memiliki panjang
12 m dan lebar 2,8 m. Dibagi menjadi 2 kolam indukan, 1 kolam
pembesaran, 1 kolam pemijahan, dan 3 kolam penetasan telur.
Kolam terpal yang digunakan yaitu dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar II.1 Kolam Ikan Lele
Gambar II. 3 Induk Jantan
Gambar II. 4 Induk Betina
b. Proses Pemijahan
Proses pemijahan induk ikan lele ada beberapa macam :
I. Secara suntik
II. Alami
Masing-masing pemijahan tersebut mempunyai kelebihan
maupun kekurangannya, dan yang akan kami lakukan adalah secara
alami yaitu sebagai berikut:
1) Persiapan kolam pemijahan, air kami tendon selama sehari
semalam dikarenakan kami mempergunakan air PDAM dimana
air tersebut banyak mengandung kaporit, yang akan sangat
berpengaruh terhadap telur yang keluar dari induk jantan.
2) Pemasangan kakaban (ijuk) sebagai tempat telur ikan.
3) Pemberian garam pada air sebagai densinfektan, karena telur
4) Penangkapan induk jantan maupun induk betina yang telah
matang gonad (biasanya dilakukan pada sore hari diatas jam
16.00) dengan hati-hati untuk menghindari stress dan luka.
5) Induk jantan dan betina dimasukkan ke kolam pemijahan dan
ditutup rapat karena ikan lele kalau berpijah pada suasana gelap
dan tenang. Bisa juga dibantu dengan waterpump untuk memacu
birahi indukan.
6) Pengontrolan kakaban sebaiknya dilakukan pada jam 22.00
karena biasanya kakaban ada yang mengambang (ini
berpengaruh terhadap pemijahan itu sendiri maupun terhadap
telur yang menempel tidak akan jadi larva).
7) Pengontrolan dilakukan lagi pada pagi hari nya (indukan yang
saling cocok akan memijah pada rentang waktu jam 22.00
hingga jam 03.00).
8) Bila kakaban ( ijuk ) sudah banyak telur ikan yang menempel
berarti indukan jantan maupun betina harus segera diangkat
karena bila terlambat maka indukan tersebut akan memakan
telur telur tersebut (pastikan sampai telur sudah keluar
semuaatau pemijahan tersebut sudah selesai).
9) Bila indukan sudah diangkat, beri naungan kolam tersebut
hingga tidak kena panas matahari maupun hujan karena ini
sendiri,setelah itu beri waterpump sebagai penambah oksigen
terlarut dalam air.
10) Telur akan menetas dengan rentang waktu 24jam, tergantung
dari suhu air maupun oksigen yang terlarut dalam air.
5.1.3. Teknologi dan Keterampilan
Teknologi yang dipakai selama proses produksi masih memakai
cara-cara tradisional. Hal ini dikarenakan keterbatasan modal pemilik.
Peralatan yang canggih tentu menuntut biaya yang tidak sedikit agar
bisa memperoleh peralatan tersebut. Selama proses produksi penulis
hanya memakai peralatan seadanya sehingga dapat menekan biaya
peralatan. Penulis juga memakai bahan-bahan yang sudah tidak
terpakai seperti baner atau back drop bekas untuk menutupi kolam
agar teduh.
Keterampilan tenaga kerja yaitu pengetahuan akan pemeliharaan
indukan dan telur selama proses produksi benih ikan lele sangatlah
diperlukan. Maklum saja karena penulis masih awam akan
pengetahuan pembenihan ikan lele. Agar rencana berjalan baik maka
penulis harus belajar mengenai hal ini. Agar dapat memiliki bekal
pengetahuan yang cukup maka penulis mencari informasi melalui
internet, wawancara kepada orang yang berpengalaman mengenai
pembenihan ikan lele, dan observasi ke tempat budidaya ikan lele
5.2. Rencana Program Operasi Bulan Oktober 2013 – Maret 2014
Rencana program operasi bulan oktober 2013 – Maret 2014.
Pada bagian ini pengeluaran keuangan pastinya sangat dibutuhkan
sesuai kebutuhan, dimana pada kebutuhannya ini tidak memerlukan
biaya sedikit. Pada bagian ini usaha ini akan mengeluarkan
pengeluaran yang besar. Namun bila tidak direncanakan atau dikelola
justru pengeluarannya makin tidak sesuai dengan kebutuhan, bisa
kekurangan bahkan berlebihan. Untuk itu sangat penting tujuan
penulis merencanakan program operasi ini. Pada bulan oktober 2013
penulis akan fokus pada persiapan usaha dan persiapan pembuatan
kolam.
6. Rencana Program Sumber Daya Manusia
6.1. Kondisi Aktual Program SDM dan Keterampilan SDM
6.1.1. Kondisi Aktual Program Sumber Daya Manusia
Pada dasarnya sebuah usaha yang memerlukan sumber daya
baik dalam arti banyak adalah usaha yang benar-benar sudah
memasuki kategori usaha berskala besar. Yaitu dengan tingkat
produksi yang besar, sehingga memerlukan sumber daya yang tidak
sedikit. Usaha yang akan dijalankan ini masih dalam tahap awal dan
berskala kecil maka tidak perlu penambahan karyawan. Pemilik
sekaligus karyawan yang berjumlah 3 orang cukup untuk menjalankan
sendiri belum mampu memberi upah untuk karyawan. Jika
memerlukan bantuan orang lain maka penulis akan meminta bantuan
kepada teman-teman penulis.
6.1.2. Keterampilan Sumber Daya Manusia
Pengetahuan akan usaha pembenihan ikan lele sangatlah
diperlukan. Maklum saja karena penulis masih awam akan
pengetahuan dibidang ini. Agar rencana berjalan baik maka penulis
harus belajar mengenai hal ini. Penulis harus dapat memiliki bekal
pengetahuan yang cukup maka penulis mencari informasi melalui
internet, wawancara kepada orang yang berpengalaman mengenai
usaha yang akan digeluti, dan observasi ke tempat pembenihan ikan.
Keterampilan yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha ini cukup
banyak. Seperti harus bisa membuat kolam, membedakan jenis ikan
lele betina maupun jantan, kapan waktunya harus dipijah, waktu
kapan memberi pakan, jenis pakan, memelihara indukan sampai pada
memelihara telur-larva sehingga menjadi benih siap jual, dan yang
paling luar bisa adalah bagaimana menangkap indukan lele yang besar
besar untuk di pindahkan ke kolam pijah. Karena untuk menangkap
indukan lele itu sendiri tidaklah mudah.
6.2. Rencana Program Sumber Daya Manusia Bulan Oktober 2013 –
Maret 2014
Pada usaha yang akan penulis kembangkan terutama pada aspek
pemeliharaan indukan sampai pada benih lele. Paling tidak tenaga
yang dibutuhkan minimal 2 orang yang benar-benar memiliki waktu
yang banyak untuk fokus pada usaha ini. Tetapi karena usaha ini
masih awal, penulis tidak berani memberi upah kepada tenaga kerja
tersebut karena hasil dari usaha ini belum tampak dan hanya perkiraan
saja. Penulis berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menjalankan
usaha ini bertiga bersama teman-teman. Bagaimanapun dengan SDM
yang ada kita harus mampu menghasilkan banyak benih. Meskipun
tidak semua patner penulis memiliki waktu yang intensif, namun
penulis berusaha untuk konsisten pada jadwal kerja yang sudah dibuat,
misalnya memberi pakan di pagi hari. Jika membutuhkan bantuan
penulis akan meminta kepada patner yang benar-benar bisa dan
memiliki waktu luang. Sedangkan pengetahuan teknis dalam masa
pembenihan di usaha ini, penulis dapatkan dari beberapa buku yang
dibeli, internet dan wawancara kepada orang yang sudah
berpengalaman di bidang ini.
7. Rencana Program Keuangan
Penyusunan rencana program keuangan perlu direncanakan dalam
setiap usaha. Dengan rencana program keuangan maka biaya-biaya yang
dikeluarkan dalam pengembangan usaha dapat dialokasikan dengan tepat,
dikontrol dan tahu jumlah biaya yang harus dikeluarkan. Dana yang
pemilik. Dalam rencana program keuangan, akan ditunjukkan rencana
program keuangan selama pengembangan bulan Oktober 2013 – Maret 2014.
Tabel II.1
Rincian Biaya-Biaya yang Dibutuhkan
No Keterangan Sub Total
Total Biaya yang rencana akan dikeluarkan Rp 2.200.000
7.1. Perkiraan Biaya Penyusutan Peralatan dan Pendapatan Bersih
a. Nilai ekonomis peralatan 4tahun = 48 bulan.
b. Biaya penyusutan peralatan (Pom Sumur) / 6 bulan:
Rp 400.000,00 / 48 x 6 = Rp 50.000,00
c. Total biaya produksi dan biaya penyusutan peralatan:
Rp 2.200.000,00 + Rp 50.000,00 = Rp 2.250.000,00
Tabel II.2
Perkiraan Penjualan Benih Lele
Panen Banyaknya Harga Per Ekor
Benih Lele Sub Total
a. Perkiraan hasil panen tersebut bersumber dari pengalaman seorang petani benih lele yang penulis wawancarai dan internet.
b. Tabel tersebut merupakan tabel perkiraan hasil panen dari 3 ekor indukan dengan perkiraan tiap betina menghasilkan 70.000 benih.
Perkiraan Pendapatan Bersih:
Rp 2.800.000,00 - Rp 2.200.000,00 = Rp 600.000,00
7.2. Analisis Break Event Point
Analisa BEP adalah alat yang digunakan untuk menentukan
besaran harga dan anggaran yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan
untuk mencapai BEP. Dalam melakukan analisa BEP, perusahaan
akan meperoleh volume produksi, penjualan, dan keuntungan yang
akan diperoleh, serta waktu yang diperlukan untuk mencapai BEP.
a. BEP Produksi = Total biaya produksi / harga per ekor
= Rp 2.200.000 / 175
= 12.571, 43 ekor benih
Keterangan:
Artinya budidaya benih lele tidak mendapat untung dan juga tidak mengalami kerugian bila jumlah produksi sebesar 258,428 kg.
b. BEP Harga = Total biaya produksi / jumlah produksi = Rp 2.200.000 / 16.000 ekor
= Rp 137,5
Keterangan:
Artinya usaha ini tidak mendapatkan untung dan juga tidak mengalami kerugian bila harga jual Rp 137,5 per ekor benih.
7.3. Rencana Program Keuangan Bulan Oktober 2013 – Maret 2014
Rencana program keuangan yang disusun akan mendukung
program pengembangan usaha budidaya benih lele pada bulan
Oktober 2013–Maret 2014 dalam mencapai tujuan. Rencana keuangan
ini juga mempertimbangkan faktor eksternal dan internal pada usaha
600.000,00 atau sesuai dengan perhitungan perkiraan pendapatan
penjualan benih lele.
7.3.1. Rencana Kebutuhan Pembiayaan Bulan Oktober 2013 – Maret
2014
Untuk memenuhi pendanaan yang dibutuhkan dalam
pengembangan usaha budidaya benih lele, perlu juga direncanakan
sumber pendanaan tersebut. Seperti telah dikatakan di latar belakang
pengembangan usaha, tepatnya pada pengembangan aspek keuangan,
dalam pengembangan usaha ini pemenuhan kebutuhan pembiayaan
berasal dari uang tabungan pribadi penulis sendiri. Dana tersebut akan
dialokasikan untuk pembangunan kolam benih, indukan lele dan
peralatan. Rincian tersebut dibahas pada tabel rincian biaya-biaya
BAB III
RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA
Usaha ini akan sesuai rencana bila disusun terlebih dahulu rencana
program-program yang akan menunjang bagaimana usaha ini berjalan. Seperti rencana
implementasi harus sesuai dengan keadaan aktualnya. Namun sebelum masuk ke
keadaan sebenarnya, penulis akan menggambarkan beberapa program yang akan
direncanakan. Dengan rencana implementasi program pengembangan usaha, akan
menjadikan pelaksanaan setiap program menjadi teratur baik dari segi waktu,
tenaga maupun biaya. Yang terpenting dengan adanya rencana implementasi
program pengembangan usaha, pencapaian tujuan suatu program akan dapat
dengan mudah diukur keberhasilannya, karena dengan rencana implementasi
program pengembangan usaha indikator-indikator pencapaian tujuan program
tergambarkan dengan jelas. Mengenai gambaran rencana implementasi program
pengembangan usaha dapat kita lihat dengan lebih jelas seperti dalam tabel yang
Rencana Implementasi Program Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan Lele
No. Nama Program Rincian Program Tujuan Program
Waktu Pelaksanaan
Program
Biaya Program Indikator Keberhasilan Program
1. Rencana Program
Operasi
1.1. Persiapan Usaha Pembenihan Menentukan lokasi yang cocok, tenaga kerja, dan
sarana penunjang untuk usaha pembenihan. Oktober 2013 -
Ruangan menjadi bersih dan mudah untuk dibentuk kolam pembenihan
1.2. Persiapan Kolam Mendapatkan bahan baku untuk pembuatan kolam,
serta alat-alat penunjang pembuatan kolam. Oktober 2013 Rp 1.250.000,00 Mendapat bahan/material
1.3. Membeli Indukan Mendapatkan indukan dengan kualitas baik Oktober 2013 Rp 800.000,00 Mendapatkan indukan yang berkualitas
1.4. Memelihara Indukan Memberikan pakan sesuai kebutuhan serta menjaga
indukan agar tetap sehat dan siap unttuk dipijah Oktober 2013 Rp 150.000,00 Indukan lele siap melakukan peneluran
1.5. Melakukan Pemijahan Agar mendapatkan hasil telur yang maksimal November 2013 - Induk lele berhasil dipijahkan
1.6. Penetasan Telur Memberikan banyak benih dan penetasan telur
berhasil hingga 70% November 2013 - Penetasan telur berhasil
1.7. Pemeliharaan Larva Memberi pakan sesuai kebutuhan umur larva
hingga menjadi benih siap jual November 2013 - Hasil panen benih lele sesuai perkiraan
1.8. Sortasi Benih Sortasi dilakukan untuk memisahkan ukuran benih
lele. Desember 2013 - Terdapat ukuran benih yang sesuai
1.9. Pemanenan Memberikan kualitas benih yang terbaik sesuai
ukuran siap jual kepada konsumen Desember 2013 - Panen benih lele mendekati perkiraan
2. Rencana Program
SDM
2.1. Mencari dan belajar dari buku, internet, dan wawancara langsung
dengan pelaku usaha benih lele.
mempunyai pengetahuan yang cukup dan tahu
tentang cara-cara usaha benih lele Oktober 2013 - Mendapat pengetahuan
3. Rencana Program
Keuangan
3.1. Alokasi dana kepada tiap program pengembangan sesuai
kebutuhan
Kebutuhan akan biaya terpenuhi Oktober 2013 - Dana terpakai sesuai alokasi
4. Rencana Program
Pemasaran
4.1. Mencari pedagang pengepul dan usaha perorangan budidaya
lele.
Hasil panen dapat terjual dengn harga yang baik Desember 2013 –
Dari tabel di atas terdapat 4 program rencana implementasi yaitu program
operasi, program sumber daya manusia, program keuangan, dan program
pemasaran. Pada program operasi adalah bagian program yang paling banyak
memiliki rincian program dan memerlukan biaya paling tinggi. Hal ini
dikarenakan usaha pembenihan lele ini masih dilakukan sendiri bersama
teman-teman satu kontrakan dan penulis masih dalam tahap awal pengembangan usaha.
Pada program sumber daya manusia penulis yang sekaligus menjadi tenaga kerja
yang akan menjalankan usaha ini belum mempunyai bekal pengetahuan yang
cukup. Untuk itu program sumber daya manusia memiliki tujuan mendapat
informasi dan pengetahuan yang selengkap mungkin dan melatih penulis agar
dapat menjalankan bisnis ini dengan lancar. Disamping itu juga tidak lupa akan
terus belajar dan mau berani mencoba.
Penulis mendapat informasi dan pengetahuan tentang budidaya benih ikan
lele dari internet, observasi ke tempat pembudidaya ikan di daerah cangkringan,
dan wawancara kepada seorang pemuda yang bernama mas Hartanto. Penulis
sudah dapat menyediakan modal sendiri dan dibebankan kepada 2 (dua) teman.
Modal tersebut berasal dari tabungan pribadi penulis. Kemudian yang terakhir
adalah program pemasaran. Pada program ini penulis berharap mendapat jaringan
tata niaga meliputi, pedagang pengapul, pedagang antar daerah, pedagang
penyebar, dan langsung ke konsumen. Penulis juga berharap usaha yang
dijalankan mampu menghasilkan keuntungan sesuai rencana yaitu mendapat laba
BAB IV
PROSES DAN HASIL PENGEMBANGAN USAHA
1. Kondisi Aktual Indikator Utama Pengembangan Usaha
Setelah melakukan implementasi pengembangan usaha pembenihan
ikan lele, maka dapat diketahui kondisi aktual berbagai indikator yang utama
dalam pengembangan usaha. Indikator yang utama dalam pengembangan ini
adalah sebagai berikut:
1.1. Kondisi Aktual Pasar Usaha Pembenihan Ikan Lele
1.1.1. Pasar Aktual
Selama masa pengembangan usaha pembenihan ikan lele
memiliki pasar (konsumen) aktual yang berasal dari wilayah Sleman
dan sekitarnya. Konsumen aktual dari usaha ini adalah dari karang
taruna dusun sawahan dan usaha budidaya lele milik pak bayu.
1.1.2. Pasar Potensial
Konsumen atau pasar potensial merupakan orang-orang yang
membutuhkan dan memiliki kemampuan untuk membeli produk dari
usaha pembenihan ikan lele, namun belum melakukan pembelian pada
usaha. Konsumen potensial dapat menjadi konsumen yang
benar-benar melakukan pembelian dengan didukung pemanfaatan yang baik.
Adapun konsumen potensial tersebut adalah pengepul dari budidaya
ikan dari karang taruna dusun sawahan cangkringan dan milik usaha
1.1.3. Pasar Sasaran
Dalam mendirikan suatu usaha memiliki pasar sasaran untuk
menjadi konsumen bagi barang maupun jasa yang dihasilkannya.
Demikian juga dengan usaha budidaya pembenihan ikan lele ini, yang
mana menetapkan pasar sasarannya adalah bagian dari pasar aktual
atau para pengepul benih ikan lele yang berada di daerah Sleman
maupun para pembudidaya ikan lele milik perseorangan (konsumen
benih ikan lele). Namun penulis lebih memfokuskan pasar sasarannya
yaitu pada tingkat pengepul dan konsumen benih ikan lele. Hal ini
dilakukan karena pada pasar sasaran tersebut penjualan akan lebih
mudah karena dapat membeli produk yang dihasilkan dalam jumlah
banyak. Sasaran pemasaran berkaitan erat dengan beberapa
pertanyaan, yaitu : siapa konsumen yang dituju, berapa besar kira-kira
permintaannya, apa yang menjadi motif atas permintaan produk
tersebut, apakah sesuai produk yang dihasilkan dengan selera
konsumen yang dituju, bagaimana kondisi sosial konsumen yang
dituju, dan bagaimana daya belinya.
1.2. Pola Perilaku Pasar Sasaran
Setelah mengetahui pasar sasaran usaha pembenihan ikan lele,
selama masa pengembangan usaha penulis menguraikan mengenai
pola perilaku dari pasar sasaran tersebut adalah :
2. Petani atau pengusaha pembesaran ikan konsumsi lainnya yang
mau beralih ke komoditas ikan lele,
3. Petani atau pengusaha pemula yang mau melakukan usaha di
bidang perikanan khususnya pembesaran ikan lele,
4. Masyarakat lainnya yang memiliki fasilitas yang memungkinkan
untuk melakukan usaha pembesaran ikan lele.
1.2.1. Pola Perilaku
Berikut ini adalah pola perilaku pasar sasaran penjualan yaitu
mengalihkan barang kepada pihak pembeli dengan harga yang
memuaskan. Pada dasarnya kegiatan penjualan benih ikan lele dapat
dilaksanakan seperti berikut:
a) Penjualan melalui inspeksi, yaitu adanya pemberian ijin oleh
penjual kepada pembeli untuk memeriksa dan meneliti semua
benih yang akan dijual.
b) Penjualan melalui sampel, yaitu benih yang akan dijual
diperlihatkan kepada pembeli secara sampel untuk mewakili
populasi yang akan dijual.
c) Penjualan melalui penggambaran (deskription), yaitu benih yang
akan dijual dideskripsikan spesifikasinya, misalnya : panjang, ukur,
jenis, dan lain-lain.
1.2.2. Pihak yang Terlibat
a. Initiator, pihak-pihak yang berperan sebagai initiator dalam pembelian oleh pasar sasaran bisa oleh diri sendiri maupun para
pengepul benih ikan lele.
b. Influencer, pihak yang memiliki pengaruh besar terhadap pembelian oleh pasar sasaran adalah orang yang sudah menjadi
tempat penadah hasil panen benih ikan lele yaitu petani atau
pengepul benih ikan lele.
c. Decider, pihak yang berperan sebagai decider atau pengambil keputusan pembelian pada usaha pembenihan adalah pasar sasaran
itu sendiri.
d. Buyer, pihak yang berperan sebagai buyer atau pembeli pada usaha pembenihan ikan lele adalah pasar sasaran.
e. User, pihak yang berperan sebagai user atau pengguna pada usaha pembenihan ikan lele adalah pasar sasaran.
f. Evaluator, pihak-pihak yang berperan sebagai evaluator usaha pembenihan ikan lele adalah para pengepul benih ikan lele itu
sendiri.
1.3. Kondisi Aktual Industri dan Persaingan
1.3.1. Pesaing dari Usaha Sejenis
Para pesaing usaha sejenis di wilayah perumahan jambusari
tidak ada. Kebanyakan para pesaing berada di wilayah Kaliurang,
lele. Lokasi cukup tepat karena dekat rumah kontrakan, dekat dengan
pasar tradisional dan dekat dengan kampus yang memudahkan penulis
untuk memelihara, menjaga benih ikan lele dan pergi kuliah ke
kampus.
1.3.2. Pesaing dari Usaha Tidak Sejenis
Pesaing dari usaha tidak sejenis bagi usaha pembenihan ikan lele
ini cukup bervariasi. Usaha ini merupakan usaha yang ada
subtitusinya. Seperti usaha pembenihan ikan nila, ikan gurami, dan
ikan bawal. Sama-sama memiliki daya jual dengan tingkat kebutuhan
tertentu serta sama-sama akan dijadikan budidaya ikan konsumsi.
1.3.3. Posisi Usaha
Terdapat 4 kategori dalam strategi pemasaran kompetitif yaitu,
market leader, market challenger, market follower, dan market nicher. Posisi usaha pembenihan ikan lele ini sendiri dalam strategi
pemasaran kompetitif masuk dalam kategori market follower. Market follower adalah perusahaan–perusahaan nomor 3 yang selalu berusaha memperoleh pangsa pasar dan laba yang stabil dengan mengikuti
tawaran produk, harga, saluran distribusi, dan program pemasaran
pesaing. Market follower mempunyai ciri secara terus menerus
mengikuti cara–cara perusahaan-perusahaan market leader dalam menawarkan produk, menetapkan harga, dan menentukan saluran
distribusi serta belajar dari pengalaman market leader dalam
Sedangkan perusahaan-perusahaan market leader dan market challenger yang menjadi pesaing berat bagi usaha penulis berada di kawasan Kaliurang, Sleman. Perusahaan-perusahan tersebut memiliki
kapasitas produksi yang lebih besar, memiliki pangsa pasar lebih luas,
serta sudah dapat mengolah produk mereka menjadi lebih bervariasi.
1.4. Produk yang Ditawarkan
Produk yang ditawarkan dalam usaha ini adalah benih ikan lele
yang akan dibesarkan di kolam pembesaran serta dijadikan ikan
konsumsi. Produk akhir dari benih ikan lele ini akan dijadikan ikan
konsumsi yang akan dijual ke masyarakat untuk konsumsi sebagai
lauk pauk dalam kebutuhan sehari-sehari.
1.5. Proses Produksi
1.5.1. Tahap Persiapan Tempat
Tempat yang digunakan yaitu kolam berukuran panjang 12
meter dan lebar 3 meter. Dan akan dibagi menjadi 7 kolam yang
terdiri dari 2 kolam indukan, 1 kolam pembesaran, dan 4 kolam
pemijahan sekaligus penetasan telur serta pembenihan. Setelah
penyesuaian jenis penempatan kolam, penulis baru bisa memberikan
alas kolam dengan menggunakan terpal. Terpal senidiri menggunakan
kualitas terpal A5 dengan daya tahan sampai 2 tahun. Cukup
ekonomis dan efektif menurut penulis, sehingga dapat menekan biaya
tentunya. Setelah itu kolam bisa diisi air dan didiamkan selama 1
pompa air listrik PS - 128 BIT. Pengisisan air ke 7 kolam cukup lama,
bisa memakan waktu sampai 10-12 jam dengan ketinggian 500cm per
kolamnya. 1 kolam indukan memiliki ukuran 3m x 1,5m , kolam
pembesaran memiliki ukuran 3m x 2m, dan 4 kolam pemijahan
memiliki ukuran masing-masingnya 3m x 1,5m.
1.5.2. Pemeliharaan Benih Ikan Lele
Benih ikan lele yang layak untuk dipasarkan adalah jika
mencapai ukuran 2-3 cm, 3-4 cm, 4-5 cm per ekor. Oleh karena itu
diperlukan masa pemeliharaan sekitar 20-25 hari tergantung
permintaan pembeli. Pembenihan ikan lele dapat dilakukan
dibeberapa jenis kolam, seperti dalam kolam tanah, kolam yang
dasarnya tanah dengan dinding tembok, atau yang semuanya
ditembok ataupun kolam terpal. Untuk kolam yang penulis gunakan
adalah kolam terpal.
Tahapan-tahapan dalam kegiatan pembenihan ikan lele adalah
sebagai berikut:
1. Persiapan Kolam
Persiapan kolam merupakan kegiatan yang perlu diperhatikan
sebelum mulai melakukan proses pemijahan. Sebelum induk ikan
lele dumbo dimasukkan ke dalam kolam pemijahan, kolam
dibersihkan dengan dikuras yaitu dengan cara membersihkan
kotoran sisa-sisa pakan dan kotoran dari pembenihan yang lalu,
kuman penyakit yang ada di kolam tersebut. Langkah selanjutnya
adalah mengisi kolam dengan air sampai setinggi 30-40 cm, air
yang digunakan adalah air yang jernih dari sumur. Kemudian
kolam yang telah terisi air diberi kakaban (terbuat dari ijuk yang
digapit bambu atau jaring hapa yang diberi kerangka bambu)
sebagai tempat penempelan telur ikan nantinya. Ukuran kakaban
bervariasi tergantung ukuran kolam, ukuran yang biasa digunakan
panjangnya 60-100 cm dengan lebar 25-30 cm. kakaban diletakan
didasar kolam dan ditaruh batu bata sebagai pemberat.
2. Pemijahan
Langkah pertama yang dilakukan dalam pemijahan adalah
pemilihan induk yaitu satu induk lele dumbo jantan dan satu induk
lele betina. Induk yang digunakan harus memenuhi persyaratan
yaitu berumur minimal satu tahun dan telah menunjukan
tanda-tanda siap untuk memijah. Tanda-tanda-tanda induk lele siap memijah
dapat dilihat dari ciri fisiknya, untuk induk lele betina bagian perut
tampak membesar dan alat kelamin memerah, sedangkan untuk
induk lele jantan alat kelamin tampak jelas dan warna tubuh agak
kemerah-merahan.
Langkah kedua, induk lele jantan dan betina yang telah
matang kelamin dilepaskan ke dalam kolam pemijahan sekitar
pukul 17.00. Agar induk lele yang sedang dipijahkan tidak
atau bekas karung pakan yang telah dimodifikasi menjadi lembaran
terpal. Induk lele akan berpijah pada malam hari menjelang pagi
hari, yaitu pada pukul 24.00-04.00 WIB.
Pada keesokan harinya dicek apakah induk lele telah
memijah, jika telah memijah pada kakaban akan menempel
telur-telur ikan lele dumbo yang berbentuk bulat kecil yang berwarna
kuning kecokelatan. Jika belum ada tanda-tanda pemijahan, induk
lele dibiarkan semalam lagi. Jika keesokan harinya tidak memijah,
maka akan diganti dengan induk lele dumbo yang lain. Untuk
induk lele yang telah memijah, kemudian induk lele diangkat dari
kolam dikembalikan ke kolam indukan.
3. Pemberian pakan
Benih-benih lele yang baru menetas harus dirawat atau
dipelihara dengan baik ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan
selama pemeliharaan larva, yaitu kualitas air tetap terjaga dengan
baik dan pakan harus tersedia dalam jumlah dan kualitas yang
mencukupi. Benih lele yang baru menetas sampai umur 3 hari tidak
perlu diberi pakan tambahan. Hal ini disebabkan cadangan
makanan di dalam tubuhnya yang berupa kuning telur, masih
tersedia. Pada hari keempat setelah menetas, benih diberikan
makanan tambahan yang ukurannya disesuaikan dengan bukaan
mulutnya. Pakan tambahan yang paling cocok adalah pakan alami
Pemberian pakan dilakukan sesuai dengan kebutuhan, yakni
empat kali sehari pada pagi, siang, sore dan malam hari. Pakan
tambahan berupa pakan alami lebih dianjurkan karena memiliki
kelebihan jika dibandingkan dengan pakan buatan. Selain itu,
pakan alami memiliki kandungan protein tinggi dan mudah
dicerna. Sebaiknya dihindari pemberian pakan yang berlebihan,
tujuannya agar air tidak tercemar.
4. Seleksi (Sortasi) dan Penjarangan
Seleksi dan penjarangan benih dilakukan untuk menghindari
benih yang ukurannya besar memangsa benih lain dan
mendominasi pakan. Selain itu, juga mengurangi kepadatan
populasi dalam kolam. Seleksi benih dilakukan maksimal 10 hari
sekali, dengan menggunakan alat seleksi, yaitu berupa bak ember
yang sudah dilubangi bagian bawahnya berdasarkan ukuran yang
sudah ditentukan. Terdapat 5 macam ukuran alat seleksi yang
digunakan pada usaha pembenihan ikan lele, yakni ukuran I untuk
benih 2-3 cm, ukuran II digunakan untuk menyaring benih yang
berukuran 3-4 cm, ukuran III digunakan untuk menyaring benih
yang berukuran 4-5 cm.
5. Pengendalian penyakit
Organisme penganggu di kolam penulis relatif aman.
Sebagian besar benih ikan lele hanya diganggu oleh tumbuhan
tanda-tanda benih terserang oleh jamur. Untuk pengendaliannya
penulis pembenih menggunakan metelin blue (obat jamur pada
ikan) untuk memberantas jamur-jamur yang menyerang benih ikan
lele.
1.5.3. Pasca Panen
Pemeliharaan, Pemanenan benih ikan lele dilakukan saat benih
berumur 20-25 hari dengan ukuran 3-5cm. Pemanenan benih
sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu masih rendah.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya stres pada benih.
Pemanenan benih dilakukan dengan cara air kolam dikurangi
volumenya, kemudian benih di ambil dengan memakai jaring dan
dimasukkan ke dalam bak yang telah disiapkan. Setelah itu benih ikan
lele dikemas menggunakan kantong plastik transparan yang telah diisi
air, diberi oksigen dan siap untuk dijual.
1.6. Proses Penjualan
1.6.1. Pemasaran
Sama seperti pada tahap perencanaan pemasaran, penulis
sengaja tidak melakukan promosi secara besar-besaran. Hal ini
dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan yang tidak bisa
dipenuhi karena keterbatasan jumlah produksi. Penulis mencari sendiri
pelanggan atau tempat-tempat untuk penjualan benih lele ini.
Informasi tempat-tempat penjualan penulis dapatkan dari wawancara
tersebut kemudian penulis mendatangi tempat yang dimaksud untuk
memastikan harga jual benih lele. Lalu sistem pengangkutan benih
lele menggunakan peralatan pinjam dari karangtaruna di cangkringan,
berupa tabung gas oksigen. Lalu dikemasi dalam plastik dan diberi
oksigen, kemudian kami mengangkut menggunakan kendaraan roda 2
milik penulis dan rekan penulis.
1.6.2. Cakupan Daerah Penjualan
Dalam memasarkan hasil panen benih ikan lele, penulis hanya
fokus kepada para penadah atau pengepul ikan lele besar sehingga
dapat menerima hasil panen benih ikan lele dalam jumlah yang
banyak. Hal ini akan lebih memudahkan penulis sendiri karena
keterbatasan waktu dan tenaga penulis. Lokasi penjualan yang
menjadi target penjualan yang mampu menerima dalam jumlah
banyak atau pengepul benih ikan lele ada 2 tempat yaitu di “Karang
Taruna Dusun sawahan” dan di Mas Bayu sebagai pengusaha
pembesaran ikan lele yang bertempat di utara JEC.
1.7. Keterampilan Sumber Daya Manusia yang Diperlukan
Keterampilan yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha ini
cukup banyak. Seperti harus bisa membuat kolam, membedakan jenis
ikan lele betina maupun jantan, kapan waktunya harus dipijah, waktu
kapan memberi pakan, jenis pakan, memelihara indukan sampai pada
memelihara telur-larva sehingga menjadi benih siap jual, dan yang
besar untuk di pindahkan ke kolam pijah. Karena untuk menangkap
indukan lele itu sendiri tidaklah mudah.
1.8. Total Penjualan, Biaya, dan Laba Selama Masa Pengembangan
Usaha
Setelah penulis membuat rencana keuangan sebelumnya dan
sekarang telah diketahui hasil penjualan dari pengembangan usaha
budidaya benih lele selama 5 bulan masa pengembangan bulan
Oktober 2013 – Maret 2014, maka dapat diketahui seberapa besar
pendapatan, biaya dan laba yang diperoleh usaha ini selama masa
pengembangan. Pendapatan pada usaha pembenihan lele merupakan
pendapatan dari hasil penjualan benih lele dengan berbagai ukuran.
Biaya adalah biaya operasi dan biaya non operasi. Laba adalah laba
bersih yang diperoleh usaha ini selama masa pengembangan. Akan
disajikan total pendapatan, biaya dan laba aktual, serta modal dari
usaha selama masa pengembangan sebagai berikut:
Total Modal : Rp 3.000.000,00
Total Pendapatan : Rp 1.909.750,00
Total Biaya : Rp 2.814.000,00
2. Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan Aktual Selama Masa
Pengembangan Usaha
2.1. Perkembangan Kinerja Pendapatan dan Pengeluaran
Semua program yang direncanakan telah terlaksana selama masa
pengembangan bulan Oktober 2013 – Maret 2014. Usaha ini memang
belum mendapat keuntungan hal ini dikarenakan faktor lingkungan,
yang pada bulan November sempat terjadi gagal panen. Berikut ini
adalah laporan keuangan modal, pendapatan, dan pengeluaran selama
masa pengembangan usaha budidaya benih lele.
Tabel IV.1
Rincian Modal dan Sisa Modal Yang Digunakan
Modal Rp 3.000.000
Hasil Panen Benih dan Pendapatan Kotor yang Diterima
Panen Jumlah Benih
Penghasilan Lain: Yang tersedia : Yang terjual:
400 ekor (sekitar 50kg) 15 kg Rp 13.000 Rp 195.000
950 ekor (sekitar
112kg) 35 kg Rp13.000 Rp 455.000
1.909.750 Rp Jumlah Penghasilan atas Penjualan Benih
Penjualan Lele siap Konsumsi Panen 1(Sisa benih yang tidak terjual)
Penjualan Lele siap Konsumsi Panen 2(Sisa benih yang tidak terjual)
TOTAL PENGHASILAN YANG DITERIMA
Keterangan:
a. Harga penjualan pada hasil panen 1 dan panen 2 mengalami sedikit peningkatan, sesuai harga
pasar.
b. Benih yang tidak terjual, dibesarkan menjadi lele siap konsumsi sehingga menjadi penghasilan
Tabel IV.3.1
Rincian Biaya-Biaya yang Dibutuhkan Selama Pembuatan Kolam
KETERANGAN SATUAN HARGA
Rincian Biaya-Biaya yang Dibutuhkan Selama Pengembangan Usaha