• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS USAHA Budidaya Benih Ikan Lele

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS USAHA Budidaya Benih Ikan Lele"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

Budidaya Benih Ikan Lele

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun oleh:

IG Nugroho Widiutomo

NIM: 092214089

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ANALISIS USAHA

Budidaya Benih Ikan Lele

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Disusun oleh:

IG Nugroho Widiutomo

NIM: 092214089

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

Laporan Tugas Akhir ini kupersembahkan kepada:

Bapakku, Yohanes Nursetyo Wahyono

Mamahku, Theresia Sri Wahyuni

Adikku, Yosep Demas adityo

Dan

(6)

Motto:

“MUMPUNG DIKASIH WAKTU

UNTUK BERBUAT, MAKA

BERBUATLAH YANG BAIK DAN

BERGUNA UNTUK BANYAK

ORANG”

MENJADI ORANG YANG BISA

BERBAGI DAN SELALU

(7)
(8)
(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akhir Laporan Pengembangan Usaha ini. Penulis tugas akhir ini bertujuan untuk

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi

Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma.

Dalam penyelesaian tugas akhir ini peneliti banyak dibantu oleh berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, SJ, selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma,

2. Bapak Dr. Herry Maridjo, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma,

3. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si, selaku Ketua Program Studi Manajemen,

Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma,

4. Bapak John Philio Simandjuntak, S.E., M.M, selaku pembimbing Tugas

Akhir Pengembangan Usaha yang telah berbaik hati meluangkan waktu untuk

membantu menyelesaikan dan menemukan berbagai solusi dalam pembuatan

Tugas Akhir ini.

5. Semua dosen Program Studi Manajemen yang telah membantu penulisan

tugas akhir ini.

6. Semua karyawan administratif Fakultas Ekonomi yang telah memberikan

kemudahan dalam penyelesaian tugas akhir ini.

7. Yesus Kristus yang telah memberikan berkat kemudahan dan kelancaran

dalam penyusunan tugas akhir ini.

8. Ayahku Yohanes Nursetyo Wahyono dan Ibuku Theresia Sri Wahyuni yang

telah mendoakan dan membiayai demi kelancaran dalam menyelesaikan tugas

akhir ini.

9. Semua kawan-kawan di komunitas TKP yang selalu membuat lingkungan

(10)
(11)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA .... ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK ... vi

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv

HALAMAN RINGKASAN EKSEKUTIF ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1. Sekilas Tentang Budidaya Benih Ikan Lele ... 1

2. Latar Belakang Pengembangan Usaha ... 4

BAB II RENCANA USAHA (BUSINESS PLAN) ... 5

1. Deskripsi Usaha Budidaya Benih Ikan Lele ... 5

1.1. Pendirian Usaha ... 5

1.7. Keunikan Usaha Dibanding Usaha Lain Sejenis ... 7

2. Analisis Pasar ... 7

(12)

2.2.1. Pola Perilaku Pasar Sasaran ... 10

2.2.2. Pihak-pihak yang Terlibat ... 11

3. Analisis Industri dan Persaingan ... 12

3.1. Persaingan Usaha ... 12

3.2. Posisi Usaha ... 12

4. Rencana Program Pemasaran ... 13

4.1. Kondisi Aktual Program Pemasaran ... 13

4.2. Rencana Program Pemasaran Bulan Oktober 2013 – Maret 2014 16 5. Rencana Program Operasi ... 18

5.1. Kondisi Aktual Program Operasi ... 19

5.2. Rencana Program Operasi Bulan Oktober 2013 – Maret 2014 ... 24

6. Rencana Program Sumber Daya Manusia ... 25

6.1. Kondisi Aktual Program Sumber Daya Manusia dan Keterampilan Sumber Daya Manusia ... 25

6.2. Rencana Program Sumber Daya Manusia Bulan Oktober 2013 – Maret 2014 ... 26

7. Rencana Program Keuangan ... 27

BAB III RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN 30 BAB IV PROSES DAN HASIL PENGEMBANGAN USAHA ... 33

1. Kondisi Aktual Indikator Utama Pengembangan Usaha ... 33

1.1. Kondisi Aktual Pasar Usaha Budidaya Benih Ikan Lele ... 33

1.2. Pola Perilaku Pasar Sasaran ... 34

1.3. Kondisi Aktual Industri dan Persaingan ... 36

1.4. Produk yang Ditawarkan ... 38

1.5. Proses Produksi ... 38

1.6. Proses Penjualan ... 43

1.7. Keterampilan Sumber Daya Manusia yang Diperlukan ... 44

1.8. Total Penjualan, Biaya, dan Laba Selama Masa Pengembangan Usaha ... 45

2. Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan Aktual Selama Masa Pengembangan Usaha ... 46

2.1. Perkembangan Kinerja Pendapatan dan Pengeluaran ... 46

3. Proses dan Hasil Aktual Implementasi Pengembangan Usaha ... 48

3.1. Proses ... 48

(13)

BAB V EVALUASI DAN REFLEKSI PENGEMBANGAN USAHA ... 51

1. Evaluasi Indikator Utama Pengembangan Usaha ... 51

1.1. Kondisi Pasar Usaha Budidaya Benih Ikan Lele ... 51

1.2. Pola Perilaku Pasar Sasaran ... 51

1.3. Kondisi Aktual Industri dan Persaingan ... 52

1.4. Produk yang Ditawarkan ... 52

1.5. Proses Produksi ... 52

1.6. Proses Penjualan ... 53

1.7. Keterampilan Sumber Daya Manusia yang Diperlukan ... 53

2. Evaluasi Kinerja Keuangan ... 54

2.1. Evaluasi Kinerja Keuangan Berdasarkan Pendapatan dan Pengeluaran Usaha ... 54

3. Evaluasi Implementasi Program Pengembangan Usaha ... 55

3.1. Program Pemasaran ... 55

3.2. Program Operasi ... 55

3.3. Program Sumber Daya Manusia ... 56

3.4. Program Keuangan ... 56

4. Hambatan Dalam Pengembangan Usaha dan Cara Mengatasinya ... 57

4.1. Hambatan yang Terjadi Selama Masa Pengembangan Usaha ... 57

4.2. Cara Mengatasi Hambatan-Hambatan ... 57

5. Refleksi ... 58

5.1. Suka Duka yang Dialami Pada Masa Pengembangan Usaha ... 58

5.2. Manfaat yang Dirasakan Setelah Mengalami Proses PengembanganUsaha ... 60

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel II.1. Rincian Biaya-Biaya yang Dibutuhkan ... 27 Tabel II.2. Perkiraan Penjualan Benih Ikan Lele ... 28

Tabel III.1. Rencana Implementasi Program Pengembangan Usaha

Budidaya Pembenihan Ikan Lele ... 31 Tabel IV.1. Rincian Modal dan Sisa Modal Yang Digunakan ... 46 Tabel IV.2. Hasil Panen Benih dan Pendapatan Kotor yang Diterima .. 46 Tabel IV.3.1. Rincian Biaya-Biaya yang Dibutuhkan Selama

Pembuatan Kolam ... 47 Tabel IV.3.2. Rincian Biaya-Biaya yang Dibutuhkan Selama

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar II.1. Lokasi Kolam Yang akan Digunakan ... 19

Gambar II.2. Pembagian Kolam ... 20

Gambar II.3. Lele Jantan ... 20

Gambar II.4. Lele Betina ... 20

Gambar II.5. Kolam Penetasan ... 21

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Riwayat Hidup Pemilik Usaha Budidaya Benih Ikan Lele .... 67

Lampiran 2. Gambar Telur yang Menempel Pada Kakaban ... 70

Lampiran 3. Gambar Semua Kolam ... 70

Lampiran 4. Gambar Benih yang Sudah Menetas ... 71

Lampiran 5. Nota-Nota Pembelian ... 72

Lampiran 6. Nota-Nota Penjualan ... 76

(17)

Budidaya Benih Ikan Lele

IG Nugroho Widiutomo

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Ringkasan Esekutif

“Budidaya Benih Ikan Lele” adalah sebuah bisnis perikanan yang berlokasi di Perumahan Jambusari, Ngaglik, Sleman. Bisnis ini dijalankan dengan tujuan ingin mendapatkan laba sebesar Rp 10.000.000,00 selama masa implementasi program.

Empat program untuk mencapai tujuan pengembangan usaha, yaitu program operasi meliputi: pembuatan kolam, pemeliharaan benih, dan panen benih. Program sumber daya meliputi mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang budidaya benih ikan lele dari membaca buku, browsing internet, dan observasi ke tempat budidaya benih ikan lele. Program pemasaran mendapat jaringan tata niaga untuk menjual produk dengan harga yang tinggi.

(18)

Catfish Breeder

IG Nugroho Widiutomo

Sanata Dharma University

Yogyakarta

Executive Summar

"Catfish Breeder" is a fisheries business located in Jambusari Ngaglik, Sleman. The objective of this business program is to make a profit of Rp. 10,000,000 during the program implementation.

There are 4 programs arranged to pursue the business objective. Operation program includes making a catfish pond, maintaining of catfish, and harvesting catfish. The human resource program consists of getting information and knowledge about catfish breeder from reading some books, browsing internet, and observing the established catfish breeder. The marketing program includes identifying the trading system network to sell the product.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

Usaha yang akan dipilih dan dikembangkan penulis adalah usaha dibidang

perikanan, yaitu budidaya benih lele. Usaha ini dipilih karena pembenihan lele

memiliki potensi dan resiko yang relatif sebanding dengan hasilnya. Modal yang

dikeluarkan pun tidak terlalu besar, namun jika dikerjakan secara serius hasilnya

akan sangat memuaskan. Pertimbangan lainnya dipilih atas beberapa

pertimbangan berikut, diantaranya daya serap pasar yang masih tinggi dan

potensi kebutuhan akan benih lele yang tinggi. Penulis juga ingin mendalami

dunia usaha di bidang perikanan, yang nantinya diharapkan dapat dikembangkan

dan berdampak besar bagi masyarakat sekitar serta pemberdayaan lingkungan

dengan memanfaatkan lahan kosong yang tersedia.

1. Sekilas Tentang Ikan Lele, Penetasan Telur Dan Pemeliharaan Larva Lele

Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang

dan kulit licin. Di Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah antara

lain:ikan kalang (Padang),ikan maut (Gayo, Aceh),ikan pintet (Kalimantan

Selatan),ikan keling (Makasar), ikan cepi (Bugis),ikan lele atau lindi (Jawa

Tengah), dan lele sangkuryang (Sumatra). Sebutan di negara lain ikan lele

dikenal dengan namamali (Afrika),plamond (Thailand),ikan keli(Malaysia),

(20)

Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di

sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, dan sawah yang

tergenang air. Ikan lele bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di

tempat-tempat gelap. Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang

sudah di budidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia. Budidaya

lele Sangkuriang dapat dilakukan di areal dengan ketinggian 1m-800m dpl.

Persyaratan lokasi yang baik untuk budidaya lele, kualitas tanah maupun air

tidak terlalu spesifik, artinya dengan penggunaan teknologi yang memadai

terutama pengaturan suhu air budidaya masih tetap dapat dilakukan pada lahan

yang memiliki ketinggian diatas >800m dpl. Namun, apabila budidaya

dikembangkan dalam skala massal, tata ruang dan lingkungan sosial sekitarnya

menjadi perhatian utama, artinya kawasan budidaya yang dikembangkan

sejalan dengan kebijakan yang dilakukan Pemda setempat. Budidaya lele, yang

akan saya jalankan menggunakan kolam terpal. Budidaya di bak tembok dan

bak plastik dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah, sumber air dapat

menggunakan aliran irigasi atau air sumur (air permukaan atau sumur dalam),

serta parameter kualitas air juga perlu diperhatikan. Parameter kualitas air yang

baik untuk pemeliharaan ikan lele sangkuriang adalah sebagai berikut: suhu air

yang ideal untuk pertumbuhan ikan lele berkisar antara 22-32°C. Suhu air akan

mempengaruhi laju pertumbuhan, laju metabolisme ikan dan napsu makan ikan

(21)

Dalam Budidaya ikan lele di kolam terpal yang perlu diperhatikan adalah

pembuatan kolam dan pembuatan pengeluaran air. Usaha budidaya ikan lele

merupakan usaha yang mudah dijalankan, maka saya beserta teman-teman

berminat akan pengembangan usaha tersebut mencoba budidaya pembenihan

ikan lele di halaman belakang rumah kontrakan.

Harga ikan yang relative stabil dan sudah adanya agen yang ingin

membeli, maka dalam hal pemasaran kami tidak mengalami kendala. Sudah

tersedianya relasi yang potensial memicu saya untuk semakin serius dalam

berwirausaha. Proses penetasan telur merupakan salah satu kegiatan

pembenihan yang bertujuan untuk mendapatkan larva. Keberhasilan penetasan

telur dan pemeliharaan larva akan sangat menentukan keberhasilan proses

pembenihan ikan. Hal ini disebabkan karena larva merupakan salah satu stadia

paling kritis dalam siklus hidup ikan.

Bebarapa faktor yang menyebabkan pemeliharaan larva memiliki tingkat

kesulitan yang paling tinggi dalam pembenihan ikan antara lain adalah (1)

larva memiliki tubuh dan bukaan mulut yang kecil, sehingga dalam pemberian

pakan dan pengelolaan lingkungan relatif sulit; (2) larva membutuhkan pakan

alami, sementara itu kegiatan kultur pakan alami juga mengalami tingkat

kesulitan yang cukup tinggi. Oleh karena itu, perlu diperhatikan faktor-faktor

yang mendukung dalam keberhasilan pemeliharaan larva, seperti padat

penebaran pemeliharaan larva, pengelolaan kualitas air dan pemberian pakan

(22)

2. Latar Belakang Pengembangan Usaha

Pemilihan bentuk usaha penetasan dan pembenihan lele ini dilatar belakangi

oleh :

1. Dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas dengan

menggunakan kolam terpal.

2. Teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh masyarakat,

3. Pemasarannya relatif mudah

(23)

BAB II

RENCANA USAHA (BUSINESS PLAN)

1. Deskripsi Usaha Pembenihan Ikan Lele

1.1. Pendirian Usaha

Dengan berbekal keberani saya mencoba dan memulai usaha ini,

saya berusaha untuk mau belajar dari nol, dan menerima kegagalan

sebagai hal yang perlu dipelajari dan dicari akar permasalahannya

mengapa kegagalan tersebut bisa terjadi. Usaha ini bisa menghasilkan

yang terbaik jika saya terus mau mencobanya dan belajar dengan baik.

Sehingga saya bisa membawa usaha ini sebagai salah satu usaha yang

menjanjikan di kemudian hari.

1.2. Tujuan Pendirian Usaha

Tak hanya berpergian saja memiliki tujuan, namun pendirian

usaha juga memiliki tujuan. Tujuan ini merupakan pondasi yang

sangat mendasar, seperti tujuan pendirian usaha ini memiliki tujuan

yaitu ingin belajar dan mendapatkan pengalaman dari usaha ini.

Karena tujuannya belajar, penulis tidak berharap mendapatkan

keuntungan yang lebih besar ataupun berharap besar pada usaha ini,

yang dikarena usaha ini pasti memiliki tingkat kesulitan yang tentunya

belum diketahui. Namun saya berharap dengan berjalannya usaha ini,

penulis akan memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berguna,

(24)

1.3. Lokasi Usaha

Usaha ini berlokasikan di halaman belakang rumah kontrakan

karena terdapat lahan/halaman kosong yang tidak terpakai. Sehingga

penulis berpikir akan lebih baik lahan tersebut dapat dimanfaatkan

dengan baik sebagai usaha pembenihan ikan lele. Serta mengingat

lingkungan yang hanya mendapatkan ijin dari RT untuk pembenihan

bukan untuk pembesaran ikan lele. Usaha ini berlokasikan di

perumahan jambusari gg belimbing no 23, ngaglik sleman yogyakarta.

1.4. Modal Usaha

Modal awal untuk mendirikan usaha ini sebesar Rp 1.000.000

namun seiring dengan bertambahnya pemberi modal, maka modal

berkembang menjadi Rp 3.000.000. Modal ini bersifat bertahap sesuai

kebutuhan, sehingga tidak terlalu berat untuk menutup modal sebesar

itu. Usaha ini dijalankan oleh 3 orang, dengan pembagian modal yang

sama besar.

1.5. Bentuk Kepemilikan

Bentuk kepemilikan usaha pembenihan ini merupakan usaha

bersama teman-teman kontrakan. Dimana usaha pembenihan ikan lele

ini dikelola 3 orang. Sehingga 3 orang yang bertanggung jawab penuh

terhadap usaha ini. Semuanya bersepakat untuk melakukan usaha ini

dengan komitmen dan berharap atas hasil yang maksimal sehingga

(25)

1.6. Bagan Organisasi

Usaha pembenihan ikan lele ini tidak memiliki bagan organisasi,

disebabkan usaha ini tidak memiliki jumlah sumber daya manusia

yang banyak. Sehingga bagan organisasi sementara ini belum

dibutuhkan. Selain itu juga para pemilik usaha ini merangkap menjadi

karyawan.

1.7. Keunikan Usaha Dibanding Usaha Lain Sejenis

Dalam hal keunikan mungkin penulis bisa menggambarkan di

bagian lokasi usaha. Yaitu usaha pembenihan ikan lele berada di

lingkungan perumahan yang sebenarnya tidak biasa dalam hal

pengembangan usaha pembenihan lele yang jarang ada diperumahan

lainnya.

2. Analisis Pasar

2.1. Analisis Kondisi Pasar

2.1.1. Konsumen Aktual

Usaha pembenihan ikan lele ini memang baru saja berdiri dan

terbilang usaha ini masih baru untuk penulis sendiri. Namun pasar dari

pembenihan ini sudah ada, yaitu dari usaha budidaya ikan yang

dikelola oleh karang taruna dusun sawahan di cangkringan serta dari

(26)

2.1.2. Konsumen Pontensial

Konsumen potensial adalah konsumen yang benar-benar

membutuhkan benih untuk dijadikan usaha pembesaran ikan lele.

Yang nantinya, lele yang sudah besar dan siap dijual kepada pemasok

untuk dijadikan ikan konsumsi. Upaya untuk memaksimumkan pilihan

konsumen memerlukan alternatif pilihan dari produk yang beraneka

ragam. Alternatif pilihan yang memungkinkan untuk penawaran benih

ikan lele bisa berupa berbagai jenis ikan lele yang ditawarkan,

misalnya: jenis lele sangkuriang, jenis lele bangkok, dan lain-lain.

Atau berbagai ukuran benih ikan lele yang ditawarkan, seperti: ukuran

benih 2-3 cm, 3-4 cm, 5-6 cm, dan lain-lain.

2.1.3. Pasar Sasaran

Sasaran pemasaran berkaitan erat dengan beberapa pertanyaan,

yaitu: siapa konsumen yang dituju, berapa besar kira-kira

permintaannya, apa yang menjadi motif atas permintaan produk

tersebut, apakah sesuai produk yang dihasilkan dengan selera

konsumen yang dituju, bagaimana kondisi sosial konsumen yang

dituju, dan bagaimana daya belinya. Sasaran utama pemasaran benih

ikan lele adalah :

1. Petani atau pengusaha pembesaran ikan lele,

2. Petani atau pengusaha pembesaran ikan konsumsi lainnya yang

mau beralih ke komoditas ikan lele,

(27)

bidang perikanan khususnya pembesaran ikan lele,

4. Masyarakat lainnya yang memiliki fasilitas yang memungkinkan

untuk melakukan usaha pembesaran ikan lele.

2.1.4. Prospek Pasar

Usaha pembenihan ini sangat memberikan keuntungan bukan

hanya dari usaha pembenihan saja, melainkan akan ada rantai tata

niaga meliputi: pedagang pengepul, pedagang antar daerah, pedagang

penyebar, sehingga sampai ke konsumen. Memaksimumkan mutu

hidup masyarakat tidak hanya ditentukan oleh mutu, kuantitas, dan

tingkat ketersediaan produk, serta jumlah biaya yang dikeluarkan oleh

konsumen untuk mendapatkan produk tersebut, tetapi juga oleh mutu

lingkungan fisik dan kebiasaan atau kebudayaan setempat. Dari

penjelasan tersebut di atas tidak akan sulit bagi pemasaran benih ikan

lele, karena ikan lele termasuk komoditas perikanan yang cukup

toleran terhadap lingkungan fisik, tidak ada kebudayaan di tempat

mana pun yang menolak keberadaan komoditas ikan lele.

Tak dapat dipungkiri bahwa lele kini telah menjadi salah satu

komoditas perikanan yang patut diperhitungkan. Data menunjukan

bahwa permintaan lele untuk jabotabek mencapai 150 ton per hari,

sedangkan daerah istimewa Yogyakarta permintaan lele mencapai 50

ton per hari. Bila ditabulasikan, akan didapat data permintaan yang

cukup tinggi menunjukan betapa besarnya peluang usaha budidaya

(28)

Tahun Produksi (Ton)

Nilai (Juta Rupiah)

2009 200.000 2.000.000

2010 270.600 2.706.000

2011 366.000 3.660.000

2012 495.000 4.950.000

2013 670.000 6.700.000

2014 900.000 9.000.000

Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan (2009)

2.2. Analisis Pola Perilaku Pasar Sasaran

2.2.1. Pola Perilaku Pasar Sasaran

a. Waktu pembelian biasanya dilakukan oleh pasar sasaran pada saat

menjelang hari-hari besar seperti pada saat 2-3 bulan sebelum natal

dan tahun baru karena pada saat tersebut permintaan ikan lele

konsumsi meningkat sehingga harga meningkat. Pembelian juga

dapat dilakukan pada saat selesai panen atau pada hari-hari biasa

dalam 3 ukuran benih yaitu: 2-3 cm, 3-4 cm, 5-6 cm.

b. Kuantitas setiap pembelian tergantung dari hasil panen benih lele.

Untuk mendapatkan benih ukuran 2-3 cm, dibutuhkan waktu

sekitar 20 hari sejak penetasan telur. Sementara pada ukuran 3-4

cm, hanya perlu menambah masa pemeliharaan menjadi 25 hari.

Untuk ukuran 5-6 cm, diperoleh dengan waktu pemeliharaan

sekitar 30-35 hari. Pembayaran dapat dilakukan secara langsung

saat penulis menjual hasil panen kepada konsumen.

(29)

2.2.2. Pihak-Pihak yang Terlibat

a. Initiator, pihak-pihak yang berperan sebagai initiator adalah beberapa relasi yang sudah siap bekerjasama dalam pengambilan

benih ikan lele.

b. Influencer, pihak yang memiliki pengaruh besar terhadap pembelian oleh pasar sasaran adalah adanya kualitas dari benih

ikan lele itu sendiri, sehingga konsumen menjadi tertarik untuk

mengambil benih ikan lele ditempat kami.

c. Decider, pihak yang berperan sebagai decider atau pengambil keputusan pembelian pada usaha ini adalah konsumen itu sendiri

yaitu petani lele atau pedagang pengepul.

d. Buyer, pihak yang berperan sebagai buyer atau pembeli pada usaha pembenihan ikan lele adalah pasar sasaran (Teman TKP Mas Bayu

dan Mas Hartanto karang taruna dusun sawahan).

e. User, pihak yang berperan sebagai user atau pengguna pada usaha pembenihan ikan lele adalah Teman TKP Mas Bayu dan Mas

Hartanto karang taruna dusun sawahan.

f. Evaluator, pihak-pihak yang berperan sebagai evaluator usaha pembenihan ikan lele adalah para pedagang pengepul (Teman TKP

(30)

3. Analisis Industri dan Persaingan

3.1. Persaingan Usaha

3.1.1. Pesaing dari Usaha Sejenis

Persaingan merupakan suatu hal yang wajar dalam bidang

usaha. Apalagi usaha di bidang perikanan, karena usaha di bidang

perikanan umumnya tidak mengenal monopoli, jadi semua pihak bisa

bersaing bebas di pasaran. Oleh karena itu perlu dipikirkan bagaimana

agar kegiatan usaha yang akan dilakukan produknya dapat laku

dipasaran. Dalam membangun usaha ini, penulis tidak menemukan

pesaing di usaha ini. Karena kebutuhan akan benih sangat dibutuhkan

sekali di pasar sasaran.

3.1.2. Pesaing dari Usaha Tidak Sejenis

Pesaing dari usaha tidak sejenis bagi usaha dibidang ini cukup

bervariasi. Usaha ini merupakan usaha yang ada subtitusinya. Seperti

usaha bahan pangan misalnya ikan nila, ikan bawal, dan ikan yang

merupakan bahan pangan subtitusi yang mengandung gizi sama

dengan ikan lele.

3.2. Posisi Usaha

Terdapat 4 kategori dalam strategi pemasaran kompetitif yaitu,

market leader, market challenger, market follower, dan market nicher. Posisi usaha ini sendiri dalam strategi pemasaran kompetitif masuk

(31)

dan laba yang stabil dengan mengikuti tawaran produk, harga, saluran

distribusi, dan program pemasaran pesaing. Market follower

mempunyai ciri secara terus menerus mengikuti cara–cara

perusahaan-perusahaan market leader dalam menawarkan produk,menetapkan

harga, dan menentukan saluran distribusi serta belajar dari

pengalaman market leader dalam mengembangkan produk baru serta

program pemasarannya. Sedangkan perusahaan-perusahaan market

leader dan market challenger yang menjadi pesaing berat bagi usaha penulis berada di kawasan Kaliurang, Sleman. Perusahaan-perusahan

tersebut memiliki kapasitas produksi yang lebih besar, memiliki

pangsa pasar lebih luas, serta sudah dapat mengolah produk mereka

menjadi lebih bervariasi.

4. Rencana Program Pemasaran

4.1. Kondisi Aktual Program Pemasaran

4.1.1. Produk yang Ditawarkan

Produk yang ditawarkan dalam usaha ini adalah benih ikan lele.

Karena benih ikan lele bukan merupakan produk akhir dari proses

budidaya ikan lele, melainkan produk antara yang selanjutnya harus

dibesarkan menjadi ikan lele ukuran konsumsi. Konsumen benih ikan

lele adalah petani atau pengusaha pembesaran ikan lele yang

memelihara benih ikan lele sampai ukuran konsumsi. Pada usaha ini

(32)

100.000 benih ikan lele yang terjual. Sehingga pencapaian target ini

menjadi target penulis sendiri, agar dapat berusaha meningkatkan

pemasaran dan produksinya.

4.1.2. Distribusi

a. Lokasi Usaha

Usaha yang akan dijalankan terletak di kawasan perumahan

Jambusari Ngaglik Sleman dengan memanfaatkan lahan kosong di

belakang rumah kontrakan yang sudah tidak dipakai. Alamat rumah

tersebut yaitu di Perum Jambusari jalan belimbing No. 23, Ngaglik,

Sleman Yogyakarta. Lokasi saat ini hanya dipakai sementara saja.

Penulis masih mencari lokasi yang lebih baik lagi demi kelanjutan

usaha pembenihan ikan lele ini. Lagi pula lokasi saat ini hanyalah

rumah kontrakan, jika masa kontrak harus segera pindah dari

lokasi. Lokasi di rumah kontrakan tersebut ideal untuk pembenihan

ikan lele karena kondisi lingkungan yang tidak terlalu panas dan

dingin. Selain itu dekat dengan dengan sungai di belakangnya,

sehingga pembuangan air kolam atau sistem pengurasan kolam

tidak menggangu penghuni rumah kontrakan serta tetangga dan

lingkungan perumahan.

b. Pemasok yang Digunakan

Usaha pembenihan ikan lele membeli indukan dan benih ikan

(33)

Penulis mendapat informasi mengenai pemeliharaan ikan lele dari

pembenihan hingga budidaya ikan lele. Penulis juga berkenalan

dengan salah satu pengelola yang bernama Mas Hartanto dan

belajar mengenai ikan lele dengan beliau. Sebenarnya harga

Indukan ikan lele yang ditawarkan sama saja dengan tempat lain.

Penulis tertarik membeli indukan lele di tempat tersebut karena

kualitas indukan baik, serta indukan yang ada di karangtaruna ini

diambil dari perikanan cangkringan yang sudah jelas kualitasnya

untuk dijadikan indukan.

c. Cakupan Daerah Penjualan

Dalam memasarkan hasil panen benih ikan lele, penulis

hanya fokus kepada para penadah atau pengepul ikan lele besar

sehingga dapat menerima hasil panen benih ikan lele dalam jumlah

yang banyak. Hal ini akan lebih memudahkan penulis sendiri

karena keterbatasan waktu dan tenaga penulis. Lokasi penjualan

yang menjadi target penjualan yang mampu menerima dalam

jumlah banyak atau pengepul benih ikan lele ada 2 tempat yaitu

“Karang Taruna Dusun sawahan” dan Mas Bayu sebagai

pengusaha pembesaran ikan lele yang bertempat di utara JEC.

4.1.3. Promosi

Penulis sengaja tidak melakukan promosi secara besar-besaran. Hal

(34)

bisa dipenuhi karena keterbatasan jumlah produksi. Penulis mencari

sendiri pelanggan atau tempat-tempat untuk penjualan benih ikan lele.

4.1.4. Penetapan Harga

Penetapan harga ikan lele ini mengikuti harga pasar yang

berlaku. Penulis tidak bisa menentukan harga sendiri. Harga benih

ikan lele saat ini ukuran 2-3 cm, 3-4 cm, 4-5cm (Oktober 2013)

mencapai Rp 150,00,00/ekor, 175,00/ekor, Rp 200,00/ekor. Namun

disaat hari-hari besar seperti hari raya Natal dan tahun baru

mengalami peningkatan karena jumlah permintaan melonjak. Jika

harga benih mengikuti harga pasar maka di pengepul benih mana pun

harga jual benih tetap sama. Jika terjadi perbedaan hanya sedikit

selisih perbedaan harga jualnya.

4.1.5. Kekayaan Intelektual

Pengembangan usaha pembenihan ikan lele ini belum memiliki

kekayaan intelektual. Usaha pembenihan ikan lele ini yang akan

penulis kembangkan tidak memiliki ciri-ciri khusus yang

membedakan dengan usaha budidaya benih ikan lele lainnya. Oleh

karena itu, sejauh ini belum diperlukannya pengadaan kekayaan

intelektual bagi usaha ini.

4.2. Rencana Program Pemasaran Bulan Oktober 2013 – Maret 2014

Rencana program pemasaran Oktober-Maret 2014 disusun untuk

mendukung pencapaian tujuan pengembangan usaha Oktober-Maret

(35)

ketidaksesuaian antara kondisi aktual dan kondisi idealnya program

pemasaran serta kondisi internal dan eksternal pengembangan usaha

pembenihan ikan lele. Perlu diketahui juga karena keterbatasan waktu

maka perencanaan dan implementasi dilakukan hampir di waktu yang

bersamaan. Hal ini dikarenakan waktu implementasi yang dibutuhkan

cukup lama yaitu sekitar 5 bulan terhitung dari sejak persiapan tempat

sampai panen pembenihan ikan lele. Pada Target yang sudah

ditentukan, penulis ingin mencapai penjualan 100.000 benih ikan lele,

sehingga penulis akan mendapatkan keuntungan yang fantastis. Ini

akan terjadi bila produksi benih pada rencana operasi berjalan dengan

baik dan sesuai rencana.

4.2.1. Promosi

Sama seperti diatas yang sudah dibahas sebelumnya, penulis

sengaja tidak melakukan promosi secara besar-besaran. Hal ini

dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan yang tidak bisa

dipenuhi karena keterbatasan jumlah produksi. Penulis mencari sendiri

pelanggan atau tempat-tempat untuk pembenihan ikan lele ini.

Informasi tempat-tempat penjualan penulis dapatkan dari wawancara

orang yang sudah menggeluti bisnis ini. Setelah mendapat informasi

tersebut kemudian penulis mendatangi tempat yang dimaksud untuk

(36)

5. Rencana Program Operasi

Ikan lele memiliki ketahanan tubuh yang kuat, pada usia 1 bulan lele

sudah bisa bertahan hidup dan mampu hidup pada saat air keruh. Indukan lele

yang memiliki bobot 2-3 kg mampu menghasilkan 70.000 telur. Potensi ini

yang akan dijadikan acuan bagi penulis untuk memperoleh target penjualan

yaitu 100.000 benih yang hidup dan bisa dibudidayakan. Usaha ini masih

tahap awal maka penulis hanya memakai 5 indukan lele, 2 jantan dan 3

betina. Ideal nya indukan terdiri dari 1 : 2, yaitu 1 jantan dan 2 betina. Namun

karena untuk membeli indukan tidak murah maka saya membeli dengan harga

paket (2 jantan dan 3 betina). Proses pemijahan dilakukan pada sore hari

sebelum jam 6 sore, kolam pemijahan harus sudah siap dan hanya bisa diisi

dengan air bening. Pemijahan menghabiskan waktu hanya sebentar saja yaitu

kurang lebih 5-10 menit. Namun biasanya induk jantan akan menyemprotkan

spermanya ke induk betina itu berlangsung pada dini hari sekitar jam 4-6

pagi. Setelah di taruh ke kolam pemijahan pada sore hari, kemudian di pagi

harinya telur-telur ikan lele sudah menempel di media yang penulis sediakan.

Media ini berupa ijuk atau serabut kelapa, telur-telur yang dikeluarkan oleh

induk betina akan menempel pada ijuk atau kakaban, karena telur ikan lele

bersifat andesit (mudah menempel pada media). Kakaban merupakan alat

bantu untuk tempat menempelnya telur lele pada saat pemijahan. Kakaban

terbuat dari ijuk yang disusun rapih kemudian dijepit menggunakan bambu.

(37)

5.1. Kondisi Aktual Program Operasi

5.1.1. Peralatan dan Bahan Baku yang Digunakan

Peralatan yang digunakan untuk membuat kolam yaitu:

a. Cangkul

b. Skop

Bahan baku yang digunakan untuk persiapan pembuatan kolam terpal.

Berikut bahan yang dipakai untuk pembuatan kolam terpal:

a. Bambu

b. Batako

c. Semen

d. Pasir

e. Tali Nilon

f. Garam

g. Terpal

Peralatan dan bahan baku yang digunakan selama masa pemijahan

hingga penetasan telur sampai panen benih lele :

a. Hapa

b. Scoopnet

c. Kekaban

d. Ember

e. Selang

(38)

5.1.2. Proses Produksi

a. Tahap Persiapan Kolam Terpal

Tempat kolam terpal yang akan di gunakan memiliki panjang

12 m dan lebar 2,8 m. Dibagi menjadi 2 kolam indukan, 1 kolam

pembesaran, 1 kolam pemijahan, dan 3 kolam penetasan telur.

Kolam terpal yang digunakan yaitu dapat dilihat pada gambar

dibawah ini.

Gambar II.1 Kolam Ikan Lele

(39)

Gambar II. 3 Induk Jantan

Gambar II. 4 Induk Betina

(40)

b. Proses Pemijahan

Proses pemijahan induk ikan lele ada beberapa macam :

I. Secara suntik

II. Alami

Masing-masing pemijahan tersebut mempunyai kelebihan

maupun kekurangannya, dan yang akan kami lakukan adalah secara

alami yaitu sebagai berikut:

1) Persiapan kolam pemijahan, air kami tendon selama sehari

semalam dikarenakan kami mempergunakan air PDAM dimana

air tersebut banyak mengandung kaporit, yang akan sangat

berpengaruh terhadap telur yang keluar dari induk jantan.

2) Pemasangan kakaban (ijuk) sebagai tempat telur ikan.

3) Pemberian garam pada air sebagai densinfektan, karena telur

(41)

4) Penangkapan induk jantan maupun induk betina yang telah

matang gonad (biasanya dilakukan pada sore hari diatas jam

16.00) dengan hati-hati untuk menghindari stress dan luka.

5) Induk jantan dan betina dimasukkan ke kolam pemijahan dan

ditutup rapat karena ikan lele kalau berpijah pada suasana gelap

dan tenang. Bisa juga dibantu dengan waterpump untuk memacu

birahi indukan.

6) Pengontrolan kakaban sebaiknya dilakukan pada jam 22.00

karena biasanya kakaban ada yang mengambang (ini

berpengaruh terhadap pemijahan itu sendiri maupun terhadap

telur yang menempel tidak akan jadi larva).

7) Pengontrolan dilakukan lagi pada pagi hari nya (indukan yang

saling cocok akan memijah pada rentang waktu jam 22.00

hingga jam 03.00).

8) Bila kakaban ( ijuk ) sudah banyak telur ikan yang menempel

berarti indukan jantan maupun betina harus segera diangkat

karena bila terlambat maka indukan tersebut akan memakan

telur telur tersebut (pastikan sampai telur sudah keluar

semuaatau pemijahan tersebut sudah selesai).

9) Bila indukan sudah diangkat, beri naungan kolam tersebut

hingga tidak kena panas matahari maupun hujan karena ini

(42)

sendiri,setelah itu beri waterpump sebagai penambah oksigen

terlarut dalam air.

10) Telur akan menetas dengan rentang waktu 24jam, tergantung

dari suhu air maupun oksigen yang terlarut dalam air.

5.1.3. Teknologi dan Keterampilan

Teknologi yang dipakai selama proses produksi masih memakai

cara-cara tradisional. Hal ini dikarenakan keterbatasan modal pemilik.

Peralatan yang canggih tentu menuntut biaya yang tidak sedikit agar

bisa memperoleh peralatan tersebut. Selama proses produksi penulis

hanya memakai peralatan seadanya sehingga dapat menekan biaya

peralatan. Penulis juga memakai bahan-bahan yang sudah tidak

terpakai seperti baner atau back drop bekas untuk menutupi kolam

agar teduh.

Keterampilan tenaga kerja yaitu pengetahuan akan pemeliharaan

indukan dan telur selama proses produksi benih ikan lele sangatlah

diperlukan. Maklum saja karena penulis masih awam akan

pengetahuan pembenihan ikan lele. Agar rencana berjalan baik maka

penulis harus belajar mengenai hal ini. Agar dapat memiliki bekal

pengetahuan yang cukup maka penulis mencari informasi melalui

internet, wawancara kepada orang yang berpengalaman mengenai

pembenihan ikan lele, dan observasi ke tempat budidaya ikan lele

(43)

5.2. Rencana Program Operasi Bulan Oktober 2013 – Maret 2014

Rencana program operasi bulan oktober 2013 – Maret 2014.

Pada bagian ini pengeluaran keuangan pastinya sangat dibutuhkan

sesuai kebutuhan, dimana pada kebutuhannya ini tidak memerlukan

biaya sedikit. Pada bagian ini usaha ini akan mengeluarkan

pengeluaran yang besar. Namun bila tidak direncanakan atau dikelola

justru pengeluarannya makin tidak sesuai dengan kebutuhan, bisa

kekurangan bahkan berlebihan. Untuk itu sangat penting tujuan

penulis merencanakan program operasi ini. Pada bulan oktober 2013

penulis akan fokus pada persiapan usaha dan persiapan pembuatan

kolam.

6. Rencana Program Sumber Daya Manusia

6.1. Kondisi Aktual Program SDM dan Keterampilan SDM

6.1.1. Kondisi Aktual Program Sumber Daya Manusia

Pada dasarnya sebuah usaha yang memerlukan sumber daya

baik dalam arti banyak adalah usaha yang benar-benar sudah

memasuki kategori usaha berskala besar. Yaitu dengan tingkat

produksi yang besar, sehingga memerlukan sumber daya yang tidak

sedikit. Usaha yang akan dijalankan ini masih dalam tahap awal dan

berskala kecil maka tidak perlu penambahan karyawan. Pemilik

sekaligus karyawan yang berjumlah 3 orang cukup untuk menjalankan

(44)

sendiri belum mampu memberi upah untuk karyawan. Jika

memerlukan bantuan orang lain maka penulis akan meminta bantuan

kepada teman-teman penulis.

6.1.2. Keterampilan Sumber Daya Manusia

Pengetahuan akan usaha pembenihan ikan lele sangatlah

diperlukan. Maklum saja karena penulis masih awam akan

pengetahuan dibidang ini. Agar rencana berjalan baik maka penulis

harus belajar mengenai hal ini. Penulis harus dapat memiliki bekal

pengetahuan yang cukup maka penulis mencari informasi melalui

internet, wawancara kepada orang yang berpengalaman mengenai

usaha yang akan digeluti, dan observasi ke tempat pembenihan ikan.

Keterampilan yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha ini cukup

banyak. Seperti harus bisa membuat kolam, membedakan jenis ikan

lele betina maupun jantan, kapan waktunya harus dipijah, waktu

kapan memberi pakan, jenis pakan, memelihara indukan sampai pada

memelihara telur-larva sehingga menjadi benih siap jual, dan yang

paling luar bisa adalah bagaimana menangkap indukan lele yang besar

besar untuk di pindahkan ke kolam pijah. Karena untuk menangkap

indukan lele itu sendiri tidaklah mudah.

6.2. Rencana Program Sumber Daya Manusia Bulan Oktober 2013 –

Maret 2014

Pada usaha yang akan penulis kembangkan terutama pada aspek

(45)

pemeliharaan indukan sampai pada benih lele. Paling tidak tenaga

yang dibutuhkan minimal 2 orang yang benar-benar memiliki waktu

yang banyak untuk fokus pada usaha ini. Tetapi karena usaha ini

masih awal, penulis tidak berani memberi upah kepada tenaga kerja

tersebut karena hasil dari usaha ini belum tampak dan hanya perkiraan

saja. Penulis berusaha semaksimal mungkin untuk dapat menjalankan

usaha ini bertiga bersama teman-teman. Bagaimanapun dengan SDM

yang ada kita harus mampu menghasilkan banyak benih. Meskipun

tidak semua patner penulis memiliki waktu yang intensif, namun

penulis berusaha untuk konsisten pada jadwal kerja yang sudah dibuat,

misalnya memberi pakan di pagi hari. Jika membutuhkan bantuan

penulis akan meminta kepada patner yang benar-benar bisa dan

memiliki waktu luang. Sedangkan pengetahuan teknis dalam masa

pembenihan di usaha ini, penulis dapatkan dari beberapa buku yang

dibeli, internet dan wawancara kepada orang yang sudah

berpengalaman di bidang ini.

7. Rencana Program Keuangan

Penyusunan rencana program keuangan perlu direncanakan dalam

setiap usaha. Dengan rencana program keuangan maka biaya-biaya yang

dikeluarkan dalam pengembangan usaha dapat dialokasikan dengan tepat,

dikontrol dan tahu jumlah biaya yang harus dikeluarkan. Dana yang

(46)

pemilik. Dalam rencana program keuangan, akan ditunjukkan rencana

program keuangan selama pengembangan bulan Oktober 2013 – Maret 2014.

Tabel II.1

Rincian Biaya-Biaya yang Dibutuhkan

No Keterangan Sub Total

Total Biaya yang rencana akan dikeluarkan Rp 2.200.000

7.1. Perkiraan Biaya Penyusutan Peralatan dan Pendapatan Bersih

a. Nilai ekonomis peralatan 4tahun = 48 bulan.

b. Biaya penyusutan peralatan (Pom Sumur) / 6 bulan:

Rp 400.000,00 / 48 x 6 = Rp 50.000,00

c. Total biaya produksi dan biaya penyusutan peralatan:

Rp 2.200.000,00 + Rp 50.000,00 = Rp 2.250.000,00

Tabel II.2

Perkiraan Penjualan Benih Lele

Panen Banyaknya Harga Per Ekor

Benih Lele Sub Total

a. Perkiraan hasil panen tersebut bersumber dari pengalaman seorang petani benih lele yang penulis wawancarai dan internet.

b. Tabel tersebut merupakan tabel perkiraan hasil panen dari 3 ekor indukan dengan perkiraan tiap betina menghasilkan 70.000 benih.

(47)

Perkiraan Pendapatan Bersih:

Rp 2.800.000,00 - Rp 2.200.000,00 = Rp 600.000,00

7.2. Analisis Break Event Point

Analisa BEP adalah alat yang digunakan untuk menentukan

besaran harga dan anggaran yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan

untuk mencapai BEP. Dalam melakukan analisa BEP, perusahaan

akan meperoleh volume produksi, penjualan, dan keuntungan yang

akan diperoleh, serta waktu yang diperlukan untuk mencapai BEP.

a. BEP Produksi = Total biaya produksi / harga per ekor

= Rp 2.200.000 / 175

= 12.571, 43 ekor benih

Keterangan:

Artinya budidaya benih lele tidak mendapat untung dan juga tidak mengalami kerugian bila jumlah produksi sebesar 258,428 kg.

b. BEP Harga = Total biaya produksi / jumlah produksi = Rp 2.200.000 / 16.000 ekor

= Rp 137,5

Keterangan:

Artinya usaha ini tidak mendapatkan untung dan juga tidak mengalami kerugian bila harga jual Rp 137,5 per ekor benih.

7.3. Rencana Program Keuangan Bulan Oktober 2013 – Maret 2014

Rencana program keuangan yang disusun akan mendukung

program pengembangan usaha budidaya benih lele pada bulan

Oktober 2013–Maret 2014 dalam mencapai tujuan. Rencana keuangan

ini juga mempertimbangkan faktor eksternal dan internal pada usaha

(48)

600.000,00 atau sesuai dengan perhitungan perkiraan pendapatan

penjualan benih lele.

7.3.1. Rencana Kebutuhan Pembiayaan Bulan Oktober 2013 – Maret

2014

Untuk memenuhi pendanaan yang dibutuhkan dalam

pengembangan usaha budidaya benih lele, perlu juga direncanakan

sumber pendanaan tersebut. Seperti telah dikatakan di latar belakang

pengembangan usaha, tepatnya pada pengembangan aspek keuangan,

dalam pengembangan usaha ini pemenuhan kebutuhan pembiayaan

berasal dari uang tabungan pribadi penulis sendiri. Dana tersebut akan

dialokasikan untuk pembangunan kolam benih, indukan lele dan

peralatan. Rincian tersebut dibahas pada tabel rincian biaya-biaya

(49)

BAB III

RENCANA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA

Usaha ini akan sesuai rencana bila disusun terlebih dahulu rencana

program-program yang akan menunjang bagaimana usaha ini berjalan. Seperti rencana

implementasi harus sesuai dengan keadaan aktualnya. Namun sebelum masuk ke

keadaan sebenarnya, penulis akan menggambarkan beberapa program yang akan

direncanakan. Dengan rencana implementasi program pengembangan usaha, akan

menjadikan pelaksanaan setiap program menjadi teratur baik dari segi waktu,

tenaga maupun biaya. Yang terpenting dengan adanya rencana implementasi

program pengembangan usaha, pencapaian tujuan suatu program akan dapat

dengan mudah diukur keberhasilannya, karena dengan rencana implementasi

program pengembangan usaha indikator-indikator pencapaian tujuan program

tergambarkan dengan jelas. Mengenai gambaran rencana implementasi program

pengembangan usaha dapat kita lihat dengan lebih jelas seperti dalam tabel yang

(50)

 

Rencana Implementasi Program Pengembangan Usaha Pembenihan Ikan Lele

No. Nama Program Rincian Program Tujuan Program

Waktu Pelaksanaan

Program

Biaya Program Indikator Keberhasilan Program

1. Rencana Program

Operasi

1.1. Persiapan Usaha Pembenihan Menentukan lokasi yang cocok, tenaga kerja, dan

sarana penunjang untuk usaha pembenihan. Oktober 2013 -

Ruangan menjadi bersih dan mudah untuk dibentuk kolam pembenihan

1.2. Persiapan Kolam Mendapatkan bahan baku untuk pembuatan kolam,

serta alat-alat penunjang pembuatan kolam. Oktober 2013 Rp 1.250.000,00 Mendapat bahan/material

1.3. Membeli Indukan Mendapatkan indukan dengan kualitas baik Oktober 2013 Rp 800.000,00 Mendapatkan indukan yang berkualitas

1.4. Memelihara Indukan Memberikan pakan sesuai kebutuhan serta menjaga

indukan agar tetap sehat dan siap unttuk dipijah Oktober 2013 Rp 150.000,00 Indukan lele siap melakukan peneluran

1.5. Melakukan Pemijahan Agar mendapatkan hasil telur yang maksimal November 2013 - Induk lele berhasil dipijahkan

1.6. Penetasan Telur Memberikan banyak benih dan penetasan telur

berhasil hingga 70% November 2013 - Penetasan telur berhasil

1.7. Pemeliharaan Larva Memberi pakan sesuai kebutuhan umur larva

hingga menjadi benih siap jual November 2013 - Hasil panen benih lele sesuai perkiraan

1.8. Sortasi Benih Sortasi dilakukan untuk memisahkan ukuran benih

lele. Desember 2013 - Terdapat ukuran benih yang sesuai

1.9. Pemanenan Memberikan kualitas benih yang terbaik sesuai

ukuran siap jual kepada konsumen Desember 2013 - Panen benih lele mendekati perkiraan

2. Rencana Program

SDM

2.1. Mencari dan belajar dari buku, internet, dan wawancara langsung

dengan pelaku usaha benih lele.

mempunyai pengetahuan yang cukup dan tahu

tentang cara-cara usaha benih lele Oktober 2013 - Mendapat pengetahuan

3. Rencana Program

Keuangan

3.1. Alokasi dana kepada tiap program pengembangan sesuai

kebutuhan

Kebutuhan akan biaya terpenuhi Oktober 2013 - Dana terpakai sesuai alokasi

4. Rencana Program

Pemasaran

4.1. Mencari pedagang pengepul dan usaha perorangan budidaya

lele.

Hasil panen dapat terjual dengn harga yang baik Desember 2013 –

(51)

Dari tabel di atas terdapat 4 program rencana implementasi yaitu program

operasi, program sumber daya manusia, program keuangan, dan program

pemasaran. Pada program operasi adalah bagian program yang paling banyak

memiliki rincian program dan memerlukan biaya paling tinggi. Hal ini

dikarenakan usaha pembenihan lele ini masih dilakukan sendiri bersama

teman-teman satu kontrakan dan penulis masih dalam tahap awal pengembangan usaha.

Pada program sumber daya manusia penulis yang sekaligus menjadi tenaga kerja

yang akan menjalankan usaha ini belum mempunyai bekal pengetahuan yang

cukup. Untuk itu program sumber daya manusia memiliki tujuan mendapat

informasi dan pengetahuan yang selengkap mungkin dan melatih penulis agar

dapat menjalankan bisnis ini dengan lancar. Disamping itu juga tidak lupa akan

terus belajar dan mau berani mencoba.

Penulis mendapat informasi dan pengetahuan tentang budidaya benih ikan

lele dari internet, observasi ke tempat pembudidaya ikan di daerah cangkringan,

dan wawancara kepada seorang pemuda yang bernama mas Hartanto. Penulis

sudah dapat menyediakan modal sendiri dan dibebankan kepada 2 (dua) teman.

Modal tersebut berasal dari tabungan pribadi penulis. Kemudian yang terakhir

adalah program pemasaran. Pada program ini penulis berharap mendapat jaringan

tata niaga meliputi, pedagang pengapul, pedagang antar daerah, pedagang

penyebar, dan langsung ke konsumen. Penulis juga berharap usaha yang

dijalankan mampu menghasilkan keuntungan sesuai rencana yaitu mendapat laba

(52)

BAB IV

PROSES DAN HASIL PENGEMBANGAN USAHA

1. Kondisi Aktual Indikator Utama Pengembangan Usaha

Setelah melakukan implementasi pengembangan usaha pembenihan

ikan lele, maka dapat diketahui kondisi aktual berbagai indikator yang utama

dalam pengembangan usaha. Indikator yang utama dalam pengembangan ini

adalah sebagai berikut:

1.1. Kondisi Aktual Pasar Usaha Pembenihan Ikan Lele

1.1.1. Pasar Aktual

Selama masa pengembangan usaha pembenihan ikan lele

memiliki pasar (konsumen) aktual yang berasal dari wilayah Sleman

dan sekitarnya. Konsumen aktual dari usaha ini adalah dari karang

taruna dusun sawahan dan usaha budidaya lele milik pak bayu.

1.1.2. Pasar Potensial

Konsumen atau pasar potensial merupakan orang-orang yang

membutuhkan dan memiliki kemampuan untuk membeli produk dari

usaha pembenihan ikan lele, namun belum melakukan pembelian pada

usaha. Konsumen potensial dapat menjadi konsumen yang

benar-benar melakukan pembelian dengan didukung pemanfaatan yang baik.

Adapun konsumen potensial tersebut adalah pengepul dari budidaya

ikan dari karang taruna dusun sawahan cangkringan dan milik usaha

(53)

1.1.3. Pasar Sasaran

Dalam mendirikan suatu usaha memiliki pasar sasaran untuk

menjadi konsumen bagi barang maupun jasa yang dihasilkannya.

Demikian juga dengan usaha budidaya pembenihan ikan lele ini, yang

mana menetapkan pasar sasarannya adalah bagian dari pasar aktual

atau para pengepul benih ikan lele yang berada di daerah Sleman

maupun para pembudidaya ikan lele milik perseorangan (konsumen

benih ikan lele). Namun penulis lebih memfokuskan pasar sasarannya

yaitu pada tingkat pengepul dan konsumen benih ikan lele. Hal ini

dilakukan karena pada pasar sasaran tersebut penjualan akan lebih

mudah karena dapat membeli produk yang dihasilkan dalam jumlah

banyak. Sasaran pemasaran berkaitan erat dengan beberapa

pertanyaan, yaitu : siapa konsumen yang dituju, berapa besar kira-kira

permintaannya, apa yang menjadi motif atas permintaan produk

tersebut, apakah sesuai produk yang dihasilkan dengan selera

konsumen yang dituju, bagaimana kondisi sosial konsumen yang

dituju, dan bagaimana daya belinya.

1.2. Pola Perilaku Pasar Sasaran

Setelah mengetahui pasar sasaran usaha pembenihan ikan lele,

selama masa pengembangan usaha penulis menguraikan mengenai

pola perilaku dari pasar sasaran tersebut adalah :

(54)

2. Petani atau pengusaha pembesaran ikan konsumsi lainnya yang

mau beralih ke komoditas ikan lele,

3. Petani atau pengusaha pemula yang mau melakukan usaha di

bidang perikanan khususnya pembesaran ikan lele,

4. Masyarakat lainnya yang memiliki fasilitas yang memungkinkan

untuk melakukan usaha pembesaran ikan lele.

1.2.1. Pola Perilaku

Berikut ini adalah pola perilaku pasar sasaran penjualan yaitu

mengalihkan barang kepada pihak pembeli dengan harga yang

memuaskan. Pada dasarnya kegiatan penjualan benih ikan lele dapat

dilaksanakan seperti berikut:

a) Penjualan melalui inspeksi, yaitu adanya pemberian ijin oleh

penjual kepada pembeli untuk memeriksa dan meneliti semua

benih yang akan dijual.

b) Penjualan melalui sampel, yaitu benih yang akan dijual

diperlihatkan kepada pembeli secara sampel untuk mewakili

populasi yang akan dijual.

c) Penjualan melalui penggambaran (deskription), yaitu benih yang

akan dijual dideskripsikan spesifikasinya, misalnya : panjang, ukur,

jenis, dan lain-lain.

(55)

1.2.2. Pihak yang Terlibat

a. Initiator, pihak-pihak yang berperan sebagai initiator dalam pembelian oleh pasar sasaran bisa oleh diri sendiri maupun para

pengepul benih ikan lele.

b. Influencer, pihak yang memiliki pengaruh besar terhadap pembelian oleh pasar sasaran adalah orang yang sudah menjadi

tempat penadah hasil panen benih ikan lele yaitu petani atau

pengepul benih ikan lele.

c. Decider, pihak yang berperan sebagai decider atau pengambil keputusan pembelian pada usaha pembenihan adalah pasar sasaran

itu sendiri.

d. Buyer, pihak yang berperan sebagai buyer atau pembeli pada usaha pembenihan ikan lele adalah pasar sasaran.

e. User, pihak yang berperan sebagai user atau pengguna pada usaha pembenihan ikan lele adalah pasar sasaran.

f. Evaluator, pihak-pihak yang berperan sebagai evaluator usaha pembenihan ikan lele adalah para pengepul benih ikan lele itu

sendiri.

1.3. Kondisi Aktual Industri dan Persaingan

1.3.1. Pesaing dari Usaha Sejenis

Para pesaing usaha sejenis di wilayah perumahan jambusari

tidak ada. Kebanyakan para pesaing berada di wilayah Kaliurang,

(56)

lele. Lokasi cukup tepat karena dekat rumah kontrakan, dekat dengan

pasar tradisional dan dekat dengan kampus yang memudahkan penulis

untuk memelihara, menjaga benih ikan lele dan pergi kuliah ke

kampus.

1.3.2. Pesaing dari Usaha Tidak Sejenis

Pesaing dari usaha tidak sejenis bagi usaha pembenihan ikan lele

ini cukup bervariasi. Usaha ini merupakan usaha yang ada

subtitusinya. Seperti usaha pembenihan ikan nila, ikan gurami, dan

ikan bawal. Sama-sama memiliki daya jual dengan tingkat kebutuhan

tertentu serta sama-sama akan dijadikan budidaya ikan konsumsi.

1.3.3. Posisi Usaha

Terdapat 4 kategori dalam strategi pemasaran kompetitif yaitu,

market leader, market challenger, market follower, dan market nicher. Posisi usaha pembenihan ikan lele ini sendiri dalam strategi

pemasaran kompetitif masuk dalam kategori market follower. Market follower adalah perusahaan–perusahaan nomor 3 yang selalu berusaha memperoleh pangsa pasar dan laba yang stabil dengan mengikuti

tawaran produk, harga, saluran distribusi, dan program pemasaran

pesaing. Market follower mempunyai ciri secara terus menerus

mengikuti cara–cara perusahaan-perusahaan market leader dalam menawarkan produk, menetapkan harga, dan menentukan saluran

distribusi serta belajar dari pengalaman market leader dalam

(57)

Sedangkan perusahaan-perusahaan market leader dan market challenger yang menjadi pesaing berat bagi usaha penulis berada di kawasan Kaliurang, Sleman. Perusahaan-perusahan tersebut memiliki

kapasitas produksi yang lebih besar, memiliki pangsa pasar lebih luas,

serta sudah dapat mengolah produk mereka menjadi lebih bervariasi.

1.4. Produk yang Ditawarkan

Produk yang ditawarkan dalam usaha ini adalah benih ikan lele

yang akan dibesarkan di kolam pembesaran serta dijadikan ikan

konsumsi. Produk akhir dari benih ikan lele ini akan dijadikan ikan

konsumsi yang akan dijual ke masyarakat untuk konsumsi sebagai

lauk pauk dalam kebutuhan sehari-sehari.

1.5. Proses Produksi

1.5.1. Tahap Persiapan Tempat

Tempat yang digunakan yaitu kolam berukuran panjang 12

meter dan lebar 3 meter. Dan akan dibagi menjadi 7 kolam yang

terdiri dari 2 kolam indukan, 1 kolam pembesaran, dan 4 kolam

pemijahan sekaligus penetasan telur serta pembenihan. Setelah

penyesuaian jenis penempatan kolam, penulis baru bisa memberikan

alas kolam dengan menggunakan terpal. Terpal senidiri menggunakan

kualitas terpal A5 dengan daya tahan sampai 2 tahun. Cukup

ekonomis dan efektif menurut penulis, sehingga dapat menekan biaya

tentunya. Setelah itu kolam bisa diisi air dan didiamkan selama 1

(58)

pompa air listrik PS - 128 BIT. Pengisisan air ke 7 kolam cukup lama,

bisa memakan waktu sampai 10-12 jam dengan ketinggian 500cm per

kolamnya. 1 kolam indukan memiliki ukuran 3m x 1,5m , kolam

pembesaran memiliki ukuran 3m x 2m, dan 4 kolam pemijahan

memiliki ukuran masing-masingnya 3m x 1,5m.

1.5.2. Pemeliharaan Benih Ikan Lele

Benih ikan lele yang layak untuk dipasarkan adalah jika

mencapai ukuran 2-3 cm, 3-4 cm, 4-5 cm per ekor. Oleh karena itu

diperlukan masa pemeliharaan sekitar 20-25 hari tergantung

permintaan pembeli. Pembenihan ikan lele dapat dilakukan

dibeberapa jenis kolam, seperti dalam kolam tanah, kolam yang

dasarnya tanah dengan dinding tembok, atau yang semuanya

ditembok ataupun kolam terpal. Untuk kolam yang penulis gunakan

adalah kolam terpal.

Tahapan-tahapan dalam kegiatan pembenihan ikan lele adalah

sebagai berikut:

1. Persiapan Kolam

Persiapan kolam merupakan kegiatan yang perlu diperhatikan

sebelum mulai melakukan proses pemijahan. Sebelum induk ikan

lele dumbo dimasukkan ke dalam kolam pemijahan, kolam

dibersihkan dengan dikuras yaitu dengan cara membersihkan

kotoran sisa-sisa pakan dan kotoran dari pembenihan yang lalu,

(59)

kuman penyakit yang ada di kolam tersebut. Langkah selanjutnya

adalah mengisi kolam dengan air sampai setinggi 30-40 cm, air

yang digunakan adalah air yang jernih dari sumur. Kemudian

kolam yang telah terisi air diberi kakaban (terbuat dari ijuk yang

digapit bambu atau jaring hapa yang diberi kerangka bambu)

sebagai tempat penempelan telur ikan nantinya. Ukuran kakaban

bervariasi tergantung ukuran kolam, ukuran yang biasa digunakan

panjangnya 60-100 cm dengan lebar 25-30 cm. kakaban diletakan

didasar kolam dan ditaruh batu bata sebagai pemberat.

2. Pemijahan

Langkah pertama yang dilakukan dalam pemijahan adalah

pemilihan induk yaitu satu induk lele dumbo jantan dan satu induk

lele betina. Induk yang digunakan harus memenuhi persyaratan

yaitu berumur minimal satu tahun dan telah menunjukan

tanda-tanda siap untuk memijah. Tanda-tanda-tanda induk lele siap memijah

dapat dilihat dari ciri fisiknya, untuk induk lele betina bagian perut

tampak membesar dan alat kelamin memerah, sedangkan untuk

induk lele jantan alat kelamin tampak jelas dan warna tubuh agak

kemerah-merahan.

Langkah kedua, induk lele jantan dan betina yang telah

matang kelamin dilepaskan ke dalam kolam pemijahan sekitar

pukul 17.00. Agar induk lele yang sedang dipijahkan tidak

(60)

atau bekas karung pakan yang telah dimodifikasi menjadi lembaran

terpal. Induk lele akan berpijah pada malam hari menjelang pagi

hari, yaitu pada pukul 24.00-04.00 WIB.

Pada keesokan harinya dicek apakah induk lele telah

memijah, jika telah memijah pada kakaban akan menempel

telur-telur ikan lele dumbo yang berbentuk bulat kecil yang berwarna

kuning kecokelatan. Jika belum ada tanda-tanda pemijahan, induk

lele dibiarkan semalam lagi. Jika keesokan harinya tidak memijah,

maka akan diganti dengan induk lele dumbo yang lain. Untuk

induk lele yang telah memijah, kemudian induk lele diangkat dari

kolam dikembalikan ke kolam indukan.

3. Pemberian pakan

Benih-benih lele yang baru menetas harus dirawat atau

dipelihara dengan baik ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan

selama pemeliharaan larva, yaitu kualitas air tetap terjaga dengan

baik dan pakan harus tersedia dalam jumlah dan kualitas yang

mencukupi. Benih lele yang baru menetas sampai umur 3 hari tidak

perlu diberi pakan tambahan. Hal ini disebabkan cadangan

makanan di dalam tubuhnya yang berupa kuning telur, masih

tersedia. Pada hari keempat setelah menetas, benih diberikan

makanan tambahan yang ukurannya disesuaikan dengan bukaan

mulutnya. Pakan tambahan yang paling cocok adalah pakan alami

(61)

Pemberian pakan dilakukan sesuai dengan kebutuhan, yakni

empat kali sehari pada pagi, siang, sore dan malam hari. Pakan

tambahan berupa pakan alami lebih dianjurkan karena memiliki

kelebihan jika dibandingkan dengan pakan buatan. Selain itu,

pakan alami memiliki kandungan protein tinggi dan mudah

dicerna. Sebaiknya dihindari pemberian pakan yang berlebihan,

tujuannya agar air tidak tercemar.

4. Seleksi (Sortasi) dan Penjarangan

Seleksi dan penjarangan benih dilakukan untuk menghindari

benih yang ukurannya besar memangsa benih lain dan

mendominasi pakan. Selain itu, juga mengurangi kepadatan

populasi dalam kolam. Seleksi benih dilakukan maksimal 10 hari

sekali, dengan menggunakan alat seleksi, yaitu berupa bak ember

yang sudah dilubangi bagian bawahnya berdasarkan ukuran yang

sudah ditentukan. Terdapat 5 macam ukuran alat seleksi yang

digunakan pada usaha pembenihan ikan lele, yakni ukuran I untuk

benih 2-3 cm, ukuran II digunakan untuk menyaring benih yang

berukuran 3-4 cm, ukuran III digunakan untuk menyaring benih

yang berukuran 4-5 cm.

5. Pengendalian penyakit

Organisme penganggu di kolam penulis relatif aman.

Sebagian besar benih ikan lele hanya diganggu oleh tumbuhan

(62)

tanda-tanda benih terserang oleh jamur. Untuk pengendaliannya

penulis pembenih menggunakan metelin blue (obat jamur pada

ikan) untuk memberantas jamur-jamur yang menyerang benih ikan

lele.

1.5.3. Pasca Panen

Pemeliharaan, Pemanenan benih ikan lele dilakukan saat benih

berumur 20-25 hari dengan ukuran 3-5cm. Pemanenan benih

sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari saat suhu masih rendah.

Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya stres pada benih.

Pemanenan benih dilakukan dengan cara air kolam dikurangi

volumenya, kemudian benih di ambil dengan memakai jaring dan

dimasukkan ke dalam bak yang telah disiapkan. Setelah itu benih ikan

lele dikemas menggunakan kantong plastik transparan yang telah diisi

air, diberi oksigen dan siap untuk dijual.

1.6. Proses Penjualan

1.6.1. Pemasaran

Sama seperti pada tahap perencanaan pemasaran, penulis

sengaja tidak melakukan promosi secara besar-besaran. Hal ini

dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan yang tidak bisa

dipenuhi karena keterbatasan jumlah produksi. Penulis mencari sendiri

pelanggan atau tempat-tempat untuk penjualan benih lele ini.

Informasi tempat-tempat penjualan penulis dapatkan dari wawancara

(63)

tersebut kemudian penulis mendatangi tempat yang dimaksud untuk

memastikan harga jual benih lele. Lalu sistem pengangkutan benih

lele menggunakan peralatan pinjam dari karangtaruna di cangkringan,

berupa tabung gas oksigen. Lalu dikemasi dalam plastik dan diberi

oksigen, kemudian kami mengangkut menggunakan kendaraan roda 2

milik penulis dan rekan penulis.

1.6.2. Cakupan Daerah Penjualan

Dalam memasarkan hasil panen benih ikan lele, penulis hanya

fokus kepada para penadah atau pengepul ikan lele besar sehingga

dapat menerima hasil panen benih ikan lele dalam jumlah yang

banyak. Hal ini akan lebih memudahkan penulis sendiri karena

keterbatasan waktu dan tenaga penulis. Lokasi penjualan yang

menjadi target penjualan yang mampu menerima dalam jumlah

banyak atau pengepul benih ikan lele ada 2 tempat yaitu di “Karang

Taruna Dusun sawahan” dan di Mas Bayu sebagai pengusaha

pembesaran ikan lele yang bertempat di utara JEC.

1.7. Keterampilan Sumber Daya Manusia yang Diperlukan

Keterampilan yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha ini

cukup banyak. Seperti harus bisa membuat kolam, membedakan jenis

ikan lele betina maupun jantan, kapan waktunya harus dipijah, waktu

kapan memberi pakan, jenis pakan, memelihara indukan sampai pada

memelihara telur-larva sehingga menjadi benih siap jual, dan yang

(64)

besar untuk di pindahkan ke kolam pijah. Karena untuk menangkap

indukan lele itu sendiri tidaklah mudah.

1.8. Total Penjualan, Biaya, dan Laba Selama Masa Pengembangan

Usaha

Setelah penulis membuat rencana keuangan sebelumnya dan

sekarang telah diketahui hasil penjualan dari pengembangan usaha

budidaya benih lele selama 5 bulan masa pengembangan bulan

Oktober 2013 – Maret 2014, maka dapat diketahui seberapa besar

pendapatan, biaya dan laba yang diperoleh usaha ini selama masa

pengembangan. Pendapatan pada usaha pembenihan lele merupakan

pendapatan dari hasil penjualan benih lele dengan berbagai ukuran.

Biaya adalah biaya operasi dan biaya non operasi. Laba adalah laba

bersih yang diperoleh usaha ini selama masa pengembangan. Akan

disajikan total pendapatan, biaya dan laba aktual, serta modal dari

usaha selama masa pengembangan sebagai berikut:

Total Modal : Rp 3.000.000,00

Total Pendapatan : Rp 1.909.750,00

Total Biaya : Rp 2.814.000,00

(65)

2. Analisis Perkembangan Kinerja Keuangan Aktual Selama Masa

Pengembangan Usaha

2.1. Perkembangan Kinerja Pendapatan dan Pengeluaran

Semua program yang direncanakan telah terlaksana selama masa

pengembangan bulan Oktober 2013 – Maret 2014. Usaha ini memang

belum mendapat keuntungan hal ini dikarenakan faktor lingkungan,

yang pada bulan November sempat terjadi gagal panen. Berikut ini

adalah laporan keuangan modal, pendapatan, dan pengeluaran selama

masa pengembangan usaha budidaya benih lele.

Tabel IV.1

Rincian Modal dan Sisa Modal Yang Digunakan

Modal Rp 3.000.000

Hasil Panen Benih dan Pendapatan Kotor yang Diterima

Panen Jumlah Benih

Penghasilan Lain: Yang tersedia : Yang terjual:

400 ekor (sekitar 50kg) 15 kg Rp 13.000 Rp 195.000

950 ekor (sekitar

112kg) 35 kg Rp13.000 Rp 455.000

1.909.750 Rp Jumlah Penghasilan atas Penjualan Benih

Penjualan Lele siap Konsumsi Panen 1(Sisa benih yang tidak terjual)

Penjualan Lele siap Konsumsi Panen 2(Sisa benih yang tidak terjual)

TOTAL PENGHASILAN YANG DITERIMA

Keterangan:

a. Harga penjualan pada hasil panen 1 dan panen 2 mengalami sedikit peningkatan, sesuai harga

pasar.

b. Benih yang tidak terjual, dibesarkan menjadi lele siap konsumsi sehingga menjadi penghasilan

(66)

Tabel IV.3.1

Rincian Biaya-Biaya yang Dibutuhkan Selama Pembuatan Kolam

KETERANGAN SATUAN HARGA

Rincian Biaya-Biaya yang Dibutuhkan Selama Pengembangan Usaha

Gambar

Tabel II.1.
Gambar II.1.  Lokasi Kolam Yang akan Digunakan  ..................................  19
Tabel II.2
Tabel IV.1
+5

Referensi

Dokumen terkait

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain: Akar tumbuhan bakau jenis Avicennia marina, bakteri Staphylococcus aureus, bakteri Escherichia coli, larutan

Sehubungan dengan Penetapan ini disampaikan, kepada peserta yang keberatan terhadap hasil Penetapan ini, diberikan hak sanggah selama 5 (lima) hari kerja, terhitung sejak

Hassil akhir dari masing – masing tahap metode penelitian adalah hasil nilai rata – rata maturity level perspektif dan hasil akhir nilai rata – rata maturity

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan analisis siswa dengan menggunakan model Cooperative Learning Tipe STAD pada kelas eksperimen

Selain itu bias diangkat dari seorang anak yang broken home mereka bias melampiaskan dengan hal-hal jelek, dan rata-rata anak yang broken home mereka lebih condong melakukan hal

(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum sesuai

Dikeluarkannya Surat Pernyataan Masyarakat Kandanghaur tertanggal 21 Desamber 1995 yang bertujuan untuk menolak relokasi peternakan babi di Desa Parean Girang

Keragaman kebutuhan manusia akan suatu produk baik kualitas maupun kuantitasnya maka diperlukan pula keragaman dari bahan-bahan Teknik itu sendiri sebagai bahan bakunya, kendati