• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAK BOLA MELALUI PEMBELAJARAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KERTASANA KECAMATAN KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAK BOLA MELALUI PEMBELAJARAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KERTASANA KECAMATAN KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 2 UMBAR KELUMBAYAN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh

EDI SUBOWO

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pembelajaran yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan hidup aktif serta sikap sportif melalui kegiatan pendidikan jasmani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajaran gerak dasar menyundul bola dalam sepakbola dengan metode pembelajarn modifikasi alat bantu pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Umbar Kelumbayan Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013.

Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Class room Action Reserch), dengan Dua siklus, dimana pada setiap siklus menggunakan tindakkan yang berbeda-beda. Siklus pertama dengan penggunaan Modifikasi Bola Plastik, dan siklus kedua dengan penggunaan Modifikasi Bola karet.

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa IV SD Negeri 2 Umbar Kelumbayan Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 siswa. Pengumpulan data diambil dari tes berupa pengamatan keterampilan gerak dasar menyundul bola dalam sepakbola yang meliputi posisi awalan, pelaksanaan dan sikap akhir.

(2)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 2 UMBAR KELUMBAYAN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

(Skripsi)

Oleh

EDI SUBOWO

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 2 UMBAR KELUMBAYAN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Oleh EDI SUBOWO

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 1 : Menyundul Bola ... 21

Gambar 2 : Alat Modifikasi Dengan Bola Plastik Dan Bola Karet ... 24

Gambar 3 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas ... 30

Gambar 4 : Menyundul Bola ... 32

Gambar 5 : Menyundul Bola ... 35

Gambar 6: Diagram Batang Rata-rata Kelas Siswa Yang Mendapatkan Nilai ≥ RK dan < RK Gerak Dasar Menyundul Bola Dalam sepakbola Disetiap Siklus... 31

(5)

i

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakekat Pendidikan Jasmani ... 8

B. Pentingnya Pendidikan Jasmani ... 9

C. Pengembangan Keterampilan Motorik ... 12

D. Bermain Sepakbola ... 12

E. Pengertian Menyundul Bola ... 22

F. Kerangka Pikir ... 26

G.Hipotesis ... 27

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 29

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39

B. Pembahasan ... 43

(6)

ii V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 49

(7)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Menyundul bola dalam sepakbola Pada Tes Awal ... 39 2. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Menyundul bola dalam

sepakbola Pada Tes Siklus 1 ... 40 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Menyundul bola dalam

sepakbola Pada Tes Siklus 2 ... 41 4 Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Pembelajaran Gerak

(8)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Wiyono, M.Pd ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP. 19600315 198503 1 003

(9)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Edi Subowo

NPM : 1113126003

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 UMBAR KELUMBAYAN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN

2012/2013” adalah benar-benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 6 September sampai dengan 17 September 2012. Skripsi ini bukan hasil plagiat, ataupun hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenar-benarnya, apabila

dikemudian hari terjadi kesalahan, penulis bersedia menerima sanksi akademik sebagaimana yang berlaku di Universitas Lampung.

Tanggamus, November 2012

(10)

Judul Skripsi : MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 UMBAR

KELUMBAYAN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Nama Mahasiswa : Edi Subowo

Nomor Pokok Mahasiswa : 1113126003

Program Studi : Penjaskesrek

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan IImu Pendidikan Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd

(11)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul MENINGKATKAN KETERAMPILAN GERAK DASAR

MENYUNDUL BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT BANTU PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 UMBAR KELUMBAYAN TANGGAMUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013 adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Drs. Baharrudin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

3. Bapak Heru Sulistianta, S.Pd, M.Or. Selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis

4. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd. selaku Pembahas atau penguji utama.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

6. Segenap dosen dan karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

7. Kepala SD Negeri 2 Umbar Kelumbayan Tanggamus yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas IV Tahun Pelajaran 2012/2013.

8. Siswa-siswi kelas IV SD Negeri 2 Umbar Kelumbayan Tanggamus Tahun Pelajaran 2012/2013, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.

(12)

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, November 2012 Penulis

(13)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mata pelajaran Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong

perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan,

penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-emosional-spiritual-sosial),

membantu siswa memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara

melakukan gerak secara aman, efisien, dan efektif sehingga menghargai

manfaat aktivitas jasmani bagi peningkatan kualitas hidup dan pembiasaan

pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta

perkembangan yang seimbang. Materi pokok Pendidikan Jasmani

diklasifikasikan menjadi enam aspek, yaitu : teknik/keterampilan dasar

permainan dan olahraga; aktivitas pengembangan; uji diri/ senam; aktivitas

ritmik; aquatik (aktivitas air); dan pendidikan luar kelas (out door).

Salah satu tujuan pendidikan jasmani disekolah adalah mengembangkan

keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai permainan

dan olahraga. Dalam perkembangannya melalui suatu pembinaan yang

sistematis dan teratur. Proses pembelajaran harus sejalan dengan kematangan

siswa dalam usia maupun fisik perlu dibedakan antara setiap umur yaitu dari

(14)

2

Dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani, guru diharapkan mengajarkan

berbagai ketrampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga,

internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta

pembiasaan hidup sehat. Dalam pelaksanaan pembelajaran guru dapat

memberikan berbagai pendekatan agar siswa termotivasi dan tertarik untuk

mengikuti pembelajaran. Cara pelaksanaan pembelajaran kegiatan dapat

dilakukan dengan latihan, menirukan, permainan, perlombaan, dan

pertandingan.

Pendidikan jasmani merupakan bagian dari sistem pendidikan secara

keseluruhan, yang memfokuskan pengembangan aspek kebugaran jasmani,

keterampilan gerak, kemampuan berfikir kritis, stabilisasi emosional,

keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui aktivitas jasmani.

Dalam intensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses

pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, peran pendidikan jasmani

yakni memberikan kesempatan pada seseorang untuk terlibat langsung dalam

aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang dilakukan secara

sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina,

sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.

Pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah berpengaruh besar terhadap

perkembangan, kecepatan, sikap dan tingkah laku anak didik. Oleh karena itu

pendidikan jasmani yang diajarkan dapat membangkitkan dan mengarahkan

potensi pada anak didik serta nantinya sehat serta berkualitas. Penguasaan

(15)

akan dicapai dalam proses pendidikan jasmani. Lebih jauh lagi, tujuan tersebut

mengarah pada perkembangan dan kemampuan organik, neuromuscular,

intelektual, emosional, dan moral peserta didik secara menyeluruh.

Dalam pendidikan jasmani terdapat banyak materi olahraga permainan yang

diajarkan. Salah satunya yaitu permainan sepak bola. Permainan sepak bola

identik dengan berbagai kemampuan dan keterampilan gerak kompleks.

Sepintas dapat diamati bahwa dalam bermain bulutangkis harus melakukan

gerakan-gerakan seperti lari cepat, berhenti dengan tiba-tiba dan segera

bergerak lagi, gerak meloncat, menjangkau, memutar badan degan cepat,

melakukan langkah lebar tanpa pernah kehilangan keseimbangan tubuh.

Gerakan-gerakan ini harus dilakukan berulang-ulang dan dalam tempo lama,

selama permainan berlangsung. Akibat proses gerakan itu akan menghasilkan

“kelelahan”, yang akan berpengaruh langsung pada kerja jantung, paru-paru,

sistem peredaran darah, pernapasan, kerja otot, dan persendian tubuh. Oleh

karena itu, seorang yang bermain sepak bola harus memiliki kondisi fisik yang

baik. Ini akan berdampak positif pada kebugaran mental, psikis, yang akhirnya

berpengaruh langsung pada penampilan bermain. Itulah sebabnya, seorang

yang bermain bulutangkis sangat membutuhkan kualitas kekuatan, daya tahan,

fleksibilitas, kecepatan, agilitas, dan koordinasi gerak yang baik.

Salah satu masalah yang dihadapi para siswa SD Negeri 2 Umbar Kelumbayan

Tanggamus dalam belajar pendidikan jasmani dan kesehatan khususnya pada

permainan sepak bola adalah rendahnya hasil belajar menyundul bola.

(16)

4

olahraga sepak bola, ternyata penguasaan gerak dasar sepak bola relatif rendah,

terutama pada gerak dasar menyundul bola yang menyebabkan rendahnya

kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar menyundulbola adalah

sulitnya penguasaan gerak dasar terutama saat perkenaan bola banyak siswa

yang tidak tepat menyundul bola pada dahi, siswa memejamkan mata pada saat

menyundul bola hal ini dikarenakan siswa takut terhadap bola karena bola yang

terlalu berat, rendahnya kemampuan guru pendidikan jasmani dalam mencari

gerak dasar dalam bermain sepak bola, masih rendahnya kemampuan guru

pendidikan jasmani dalam mencari model–model pembelajaran gerak dasar

menyundul bola, dan rendahnya keterampilan gerak dasar terutama menyundul

bola basket di lihat dari nilai yang diperoleh siswa.

Setelah penulis mengamati selama beberapa tahun yang lalu berkisar 70% dari

siswa masih kurang penguasaan gerak dasar menyundul bola. Jika ditelusuri

lebih cermat lagi siswa yang dapat menguasai gerak dasar menyundul bola

tidak lebih dari 15-20%, dikarenakan jumlah siswa putri lebih besar dari

jumlah laki-laki berkisar 60 % berbanding 40 %, salah satu penyebab

rendahnya hasil belajar gerak dasar menyundul bola, jika dilihat dari hasil

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SD Negeri 2 Umbar Kelumbayan

Tanggamus adalah 65. Kenyataan ini menarik untuk dikaji lebih jauh dengan

kajian ilmiah yaitu dengan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul :

Meningkatkan Keterampilan Gerak Dasar Menyundul Bola Melalui

Modifikasi Alat Bantu Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Umbar

(17)

` Peranan dan Fungsi guru penjas yang baik apabila memiliki inisiatif,

kreatifitas dan inovatif serta selektif dalam menentukan metode dan

penggunaan alat penunjang pelaksanaan proses belajar mengajar yang cocok,

fleksibel, ekonomis dan disukai anak didiknya apabila memakai alat tersebut

saat proses kegiatan belajar mengajar.

Dalam menentukan alat penunjang keberhasilan terhadap tugas gerak yang

diberikan, kita harus memilih alat-alat yang mengarah pada pembentukan

gerakan yang kita harapkan tersebut.Yaitu dengan alat yang sederhana dan

fleksibel tetapi disenangi oleh anak didik. Dalam penelitian ini penulis

mencoba menerapkan suatu cara penyampaian belajar sepak bola keterampilan

menggiring bola menggunakan modifikasi alat permainan (bola plastik dan

bambu rintangan). Penulis menggunakan metode penelitian tindakan kelas

(PTK) sebagai solusinya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Rendahnya hasil belajar siswa saat melakukan gerak dasar Menyundul bola.

2. Kurang tepatnya perkenaan bola pada dahi saat siswa menyundul bola.

3. Siswa banyak yang memejamkan mata pada saat menyundul karena siswa takut

menyundul bola disebabkan bola yang berat.

4. Belum terlihat adanya modifikasi pembelajaran penjaskes keterampilan gerak

dasar menggirirng bola dalam pembelajaran sepak bola kelas IV SD Negeri 2

(18)

6

5. Pembelajaran penjaskes pada gerak dasar sepak bola menyundul bola di

SD Negeri 2 Umbar Kelumbayan Tanggamus kurang efektif.

C. Batasan Masalah dan Ruang Lingkup Penelitian

Dari identifikasi masalah yang telah dikemukakan, agar tidak meluas maka

ruang lingkup penelitian ini hanya terbatas pada masalah :

1. Rendahnya keterampilan gerak dasar terutama menyundul bola pada siswa

kelas IV SD Negeri 2 Umbar Kelumbayan Tanggamus.

2. Penelitian dilaksanakan di lapangan SD Negeri 2 Umbar Kelumbayan

Tanggamus. Objek penelitian yang diamati hasil belajar gerak dasar

menyundul bola, subjek penelitian yang diamati adalah siswa kelas IV SD

Negeri 2 Umbar Kelumbayan Tanggamus.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hasil belajar gerak dasar sepak bola dengan penggunaan

modifikasi bola Plastik dalam melakukan gerak dasar menyundul bola

berpasangan yang diberi jarak 2,5 m dapat memberikan peningkatan gerak

dasar menyundul bolapada siswa kelas kelas IV SD Negeri 2 Umbar

Kelumbayan Tanggamus.

2. Untuk mengetahui hasil belajar gerak dasar menyundul bola dengan

penggunaan modifikasi bola karet dalam melakukan gerak dasar

(19)

memberikan peningkatan gerak dasar menyundul bolapada siswa kelas

kelas IV SD Negeri 2 Umbar Kelumbayan Tanggamus.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan keterampilan gerak dasar menyundul bola.

2. Bagi Siswa

Sebagai pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar

menyundul bola.

3. Sekolah

Sebagai bahan referensi bagi pembina sekolah mengenai penggunaan bola

plastic dan bola karet sebagai modifikasi bola pada pembelajaran gerak

dasar menundul bola.

4. Bagi Program Studi Penjaskes FKIP UNILA.

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran pengembangan materi

(20)

8

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakekat Pendidikan Jasmani

Kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran pendidikan jasmani amat berbeda

pelaksanaannya dari pembelajaran mata pelajaran lain. Pendidikan jasmani adalah “ pendidikan melalui aktivitas jasmani “. Dengan berpartisipasi dalam

aktivitas fisik, siswa dapat menguasai keterampilan dan pengetahuan,

mengembangkan apresiasi estetis, mengembangkan keterampilan generik serta nilai dan sikap positif, dan memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai tujuan

pendidikan jasmani. (Samsudin, 2008:21).

Pada dasarnya program pendidikan jasmani memiliki kepentingan yang relatif sama dengan pendidikan lainnya dalam ranah pembelajaran, yaitu sama-sama

mengembangkan tiga ranah utama : psikomotor, afektif dan kognitif. Namun demikian, ada satu kekhasan dan keunikan dari program penjaskes yang tidak dimiliki oleh program pendidikan, yaitu dalam hal pengembangan wilayah

psikomotor, yang biasanya dikaitkan dengan tujuan mengembangkan

(21)

Aktivitas jasmani harus dikelola secara sistematis, dipilih sesuai karakteristik peserta didik, tingkat kematangan, kemampuan pertumbuhan dan

perkembangan peserta didik sehingga mampu meningkatkan aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor.

Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,

mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh

ranah, baik jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa.

Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa

manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan afektif setiap siswa. (Samsudin, 2008 : 2).

B. Pentingnya Pendidikan Jasmani

Beban belajar di sekolah begitu berat dan menekan kebebasan anak untuk

bergerak. Kebutuhan anak untuk bergerak lebih leluasa tidak bisa dipenuhi karena keterbatasan waktu dan kesempatan. Lingkungan sekolah tidak menyediakan wilayah yang menarik untuk dijelajahi. Pendidikanpun lebih

mengutamakan prestasi akademis. Faktor kehidupan di rumah dan lingkungan luar sekolah ikut memberikan pengaruh pada anak. Kebiasaan yang buruk seperti anak kurang bergerak karena asyik menonton TV atau video game

(22)

10

diperparah oleh pengetahuan dan kebiasaan makan yang buruk sehingga beresiko menurunkan fungsi organ (degeneratif).

Disinilah pentingnya Pendidikan Jasmani, Pendidikan Jasmani menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan, mencoba kegiatan yang sesuai

minat anak dan menggali potensi dirinya. Melalui Pendidikan Jasmani anak-anak menemukan saluran yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya akan

gerak, menyalurkan energi yang berlebihan agar tidak mengganggu keseimbangan perilaku dan mental anak, menanamkan dasar-dasar keterampilan yang berguna dan merangsang perkembangan yang bersifat

menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial, dan moral.

C. Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Banyak teori dan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan para ahli yang lainnya yang memiliki persamaan dan perbedaaan.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (1999:42-50) membagi Prinsip-prinsip belajar dalam 7 kategori, antara lain :

a. Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar. Dari teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa

adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Sedangkan motivasi juga mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah

(23)

b. Keaktifan

Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan tidak juga dilimpahkan oleh orang lain, Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif

mengalami sendiri.

c. Keterlibatan langsung atau berpengalaman

Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasil

belajarnya. a. Pengulangan

Di dalam prinsip belajar pengulangan memiliki peranan yang penting, karena mata pelajaran yang kita dapat perlu diadakan pengulangan-pengulangan supaya terjadi kesempurnaan dalam belajar.

b. Tantangan

Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin di capai

tetapi selalu terdapat hambatan dengan mempelajari bahan ajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu.Agar pada anak timbul motif yang kuat untuk mengatasi hambatan dengan baik, maka bahan

belajar harus memiliki tantangan. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar

(24)

12

c. Balikan

Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan terutama ditekankan pada stimulus (rangsangan) dan respon (reaksi).

d. Perbedaan individu

Perbedaan individu ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa,

karena perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran di sekolah.

D. Pengembangan Keterampilan Motorik

Keterampilan gerak adalah kemampuan untuk melakukan gerakan secara efisien dan efektif. Keterampilan gerak merupakan perwujudan dari kualitas

koordinasi dan kontrol atas bagian-bagian yang telibat dalam gerakan. Semakin komplek pola gerak yang harus dilakukan semakin komplek pula

koordinasi dan kontrol tubuh yang harus dilakukan, dan ini berarti makin sulit juga untuk dilakukan.Keterampilan gerak diperoleh melalui proses belajar yaitu dengan cara memahami gerakan dan melakukan gerakan

berulang-ulang yang disertai dengan kesadaran fikir akan benar atau tidaknya gerakan yang dilakukan.

Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon

muskular dan diekspresikan dalam gerak tubuh. Yang dipelajari di dalam belajar gerak adalah pola-pola gerak mempelajari gerakan olahraga, seorang

(25)

dalam gerakan tubuh secara keseluruhan atau hanya sebagian sesuai dengan pola gerakan yang dipelajari.

Suatu proses belajar keterampilan gerak berlangsung dalam suatu rangkaian kejadian dari waktu ke waktu dan dalam prosesnya melibatkan sistem syaraf,

otak dan ingatan. Tugas utama dari proses pembelajaran motorik adalah menerima dan menginterpretasikan informasi tentang gerakan-gerakan yang

akan dipelajari kemudian mengolah dan menyusun informasi-informasi tersebut sedemikian rupa sehingga memungkinkan realisasi gerakan secara optimal dalam bentuk keterampilan. Menurut Lutan (1998) jadi belajar

motorik dapat menghasilkan perubahan yang relatif permanen, yaitu Perubahan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama.

Dalam proses untuk menyempurnakan suatu keterampilan motorik menurut

Fitts (1964) : Fitts dan Dosner (1967) dalam Lutan (1988) berlangsung dalam tiga tahapan yaitu : a) Tahap Kognitif, b) Tahap Fiksasi, dan c) Tahap

Otomatis.

a. Tahap Kognitif

Merupakan tahap awal dalam belajar gerak keterampilan motorik.

Dalam tahap ini peserta didik harus memahami mengenai hakikat

kegiatan yang akan dilakukan. Peserta didik harus memperoleh gambaran

yang jelas baik secara verbal maupun visual mengenai tugas gerakan atau model teknik yang akan dipelajari agar dapat membuat rencana

(26)

14

b. Tahap Fiksasi

Pada tahap ini, pengembangan keterampilan dilakukan peserta didik melalui tahap praktik secara teratur agar perubahan perilaku gerak

menjadi permanen. Selama latihan, peserta didik membutuhkan semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau

salah. Lebih penting lagi peserta didik dapat mengkoreksi kesalahan. Pola gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan yang didapatkan secara keseluruhan dan harus dilakukan secara

berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan akan semakin meningkat. c. Tahap Otomatis

Setelah peserta didik melakukan latihan dalam jangka waktu yang relatif lama, maka akan memasuki tahap otomatis. Secara fisiologis hal ini dapat diartikan bahwa pada diri anak telah terjadi suatu kondisi reflek

bersyarat, yaitu terjadinya pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efisien dan hanya akan melibatkan unsur motor unit yang

benar-benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan. Pada tahap ini kontrol terhadap gerakan semakin tepat dan penampilan semakin konsisten dan cermat.

Penampilan gerak yang konsisten dan cermat pada tahap otomatis dapat dilihat

dari ciri-ciri khusus sebagai berikut:

1) Antisipasi gerakan mengarah pada kemampuan otomatis dan irama gerakan terlihat nyata.

(27)

3) Proses dan hasil gerakan diperlihatkan dalam penampilan yang konstan.

Gerak keterampilan adalah gerak yang mengikuti pola atau bentuk tertentu yang memerlukan koordinasi dan kontrol sebagian atau seluruh tubuh yang bisa dilakukan melalui proses belajar.

E. Bermain Sepakbola

Sepakbola adalah permainan beregu yang menggunakan bola sepak dari dua kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain.

KBBI (1995:918). Bagi setiap pemain bebas mamainkan bola dengan seluruh angota badan kecuali dengan lengan. Sedangkan bagi penjaga gawang dalam memainkan bola bebas menggunakan semua anggota badannya. Seperti

dikemukakan Joseph A. Luxbacher (2004:2) ” kiper diperbolehkan untuk mengontrol bola dengan tanganya di dalam daerah pinalti, pemain lainnya

tidak diperbolehkan menggunakan tangan atau lengan untuk mengontrol bola, tetapi menggunakan kaki, tungkai atau kepala”.

Permainan sepakbola dimainkan di lapangan berumput dan rata serta bentuk

lapangannya adalah empat persegi panjang. Pada kedua garis lebar lapangan di tengah-tengahnya, masing-masing didirikan sebuah gawang yang saling berhadap-hadapan. Bola yang digunakan dalam permainan yaitu pada bagian

luarnya terbuat dari kulit dan bagian dalamnya terbuat dari karet yang berisi udara.

Permainan sepakbola dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu oleh dua orang

(28)

16

kesebelasan adalah berusaha untuk memasukkan bola ke dalam gawang lawannya sebanyak mungkin dan berusaha menggagalkan serangan lawan untuk menjaga atau melindungi agar gawangnya tidak kemasukan bola.

Permainan sepakbola dilakukan dalam dua babak, antara babak pertama dan

kedua diberi waktu istirahat, dan setelah waktu istirahat dilakukan pertukaran tempat. Kesebelasan yang dinyatakan menang adalah kesebelasan yang

sampai akhir pertandingan lebih banyak memasukkan bola ke gawang lawannya.Kerjasama dalam suatu tim merupakan suatu tuntutan dalam

permainan sepakbola untuk mencapai kemenangan. Tanpa kerjasama tim yang

baik maka tujuan untuk mencetak gol ke gawang lawan pun akan sulit.

Seorang pemain Sepakbola yang terampil dan sukses menurut Timo

Scheunemann (2005:17) bahwa faktor yang menentukan kesuksesan yaitu: a)

faktor genetic, b) faktor kedisiplinan, c) faktor latihan, dan d) faktor

keberuntungan. Beberapa anjuran bagi pelatih dalam mendidik pemain agar

kesuksesan dapat tercapai antara lain: a) canangkan pentingnya disiplin, b) anjurkan makanmakanan yang bergizi, hidup sehat dan istirahat cukup, c) jadilah contoh yang baik, d) luaskan wawasan anda sebagai pelatih (Neverstop learning), dan e) buat program yang terarah.

1. Gerak dasar bermain sepakbola

Sepakbola adalah permainan beregu, namun penguasaan teknik-teknik

dasar secara individu yang baik sangat diperlukan. Dengan dikuasainya teknik dasar dengan baik oleh setiap individu, taktik dan strategi

(29)

permainan sepakbola dilakukan dengan gerakan-gerakan, baik gerakan dengan bola maupun gerakan tanpa bola dari gerakan yang beraneka ragam tersebut dapat diambil pengertian bahwa masalah teknik dasar

semata-mata melibatkan orang (pemain) dan bola. Pada saat permainan berlangsung, pemain yang mengolah bola hanya seorang sedang yang

lainya melakukan gerakan-gerakan, baik selaku penyerang maupun bertahan.(Sucipto. dkk,1999/2000:9).

Menurut Sukatamsi (1984:34) teknik-teknik sepakbola dibagi menjadi dua golongan, yaitu teknik dasar dengan bola dan teknik dasar tanpa bola.

a. Gerak Dasar Dengan Bola

Teknik dasar dengan bola yaitu semua gerakan yang dilakukan menggunakan bola, yang terdiri dari:

1. Menendang bola

Menendang bola merupakan salah satu karakteristik permainan

sepakbola yang paling dominan. Pemain yang memiliki teknik menendang dengan baik akan dapat bermain secara efisien. Tujuan menendang bola adalah untuk mengumpan (passing), menembak

ke gawang (shooting on the goal), dan menyapu untuk menggagalkan serangan lawan (sweeping).

2. Menghentikan bola

Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan sepakbola yang penggunaannya bersamaan dengan

(30)

18

mengontrol bola yang termasuk di dalamnya untuk mengatur tempo permainan, mengalihkan laju permainan, dan memudahkan untuk passing. Dilihat dari perkenaan bagian badan yang pada

umumnya digunakan untuk menghentikan bola adalah kaki, paha, dan dada. Bagian kaki yang biasanya digunakan untuk

menghentikan bola adalah kaki bagian dalam, kaki bagian luar, punggung kaki dan telapak kaki.

3. Menggiring bola

Menggiring bola adalah seni menggunakan bagian-bagian kaki menyentuh atau menggulingkan bola terus menerus di tanah sambil

berdiri. Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang terputus-putus atau pelan-pelan, oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki

yang dipergunakan untuk menendang bola. Menggiring bola bertujuan antara lain untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati

lawan, dan menghambat permainan. 4. Gerak tipu dengan bola

Seorang pemain sambil menguasai bola berusaha melewati

lawannya dengan melakukan gerak yang tidak sebenarnya. 5. Merampas atau merebut bola

(31)

6. Melempar bola

Melempar bola dilakukan apabila bola keluar dari garis samping lapangan.

7. Gerak khusus penjaga gawang

Gerak khusus penjaga gawang yaitu sikap badan dalam siaga

menangkap bola, meninju bola, menepis bola, dan menerkam bola. 8. Mengoper bola

Mengoper bola yaitu tendangan bola yang ditunjukkan pada

rekayasa baik itu bola mendatar maupun bola melambung. 9. Menyundul bola

Menyundul bola pada hakekatnya memainkan bola dengan kepala. Tujuan menyundul bola dalam permainan sepakbola adalah untuk mengumpan, mencetak gol, dan untuk mematahkan serangan

lawan atau membuang bola.

b. Gerak dasar tanpa bola

Gerak dasar tanpa bola yaitu semua gerakan-gerakan tanpa

menggunakan bola terdiri dari : 1. Lari cepat dan mengubah arah

Pemain sepakbola harus dapat mendadak dan segera lari dengan

kecepatan maksimal dapat mencapai bola. mengubah arah yaitu dengan gerakan memperlambat langkah dengan memperkecil

(32)

20

2. Melompat dan meloncat

Dalam permainan sepakbola untuk memenangkan posisi, untuk mengejar bola-bola lambung dan tinggi di udara digunakan teknik

melompat. Melompat dengan ancang-ancang (sikap berdiri). 3. Gerak tipu tanpa bola

Gerak tipu tanpa bola merupakan gerak tipu dengan menggunakan

badan, misalnya gerak tipu dengan mengubah lari. Gerak tipu merupakan gerak pura – pura dari badan yang oleh lawan dianggap

gerakan yang sebenarnya sehingga pemain lawan mengikutinya. 2. Gerakan khusus penjaga gawang

Gerakan khusus penjaga gawang pada umumnya merupakan sikap

menunggu dari gerakan pemain lawan. Salah satu teknik dalam sepakbola yaitu menyundul bola yang akan dibahas dalam penelitian ini, karena

menyundul bola tak kalah pentingnya dalam permainan sepakbola ”. Menyundul bola (Heading) untuk untuk menciptakan ruang di antara

kamu dan pemain lawan sehingga kamu berada pada posisi yang lebih baik untuk mengoper atau melakukan shooting”.(Danny Mielke, 2007:3). 3. Pengertian Menyundul bola (Heading)

Menyundul bola merupakan salah satu teknik dasar yang harus dikuasai

oleh pemain sepak bola. Pada umumnya bola-bola yang di sundul adalah

bola-bola atas yang melambung tinggi. Ada tiga bagian kepala yang dapat

digunakan untuk menyundul bola, antara lain:

(33)

b. Bagian sisi kiri, yaitu untuk menyundul bola kea rah samping.

c. Bagian sisi kanan, yaitu untuk menyundul bola kea rah samping.

Dalam permainan sepak bola menyundul bola berguna untuk:

a. Meneruskan bola atau mengoperkan bola kepada teman atau operan

jarak pendek.

b. Memasukan bola ke mulut gawang lawan atau membuat gol.

c. Menyapu bola di daerah pertahanan sendiri untuk mematahkan

serangan lawan.( Danny Mielke, 2007:1).

Menyundul bola dengan sikap berdiri Yaitu :

a. Sikap badan dan pandangan kearah sasaran, kedua kaki di buka ke

samping atau kangkang ke depan, berat badan diantara kedua kaki.

b. Sebelum melakukan sundulan, badan di tarik sedikit kebelakang dalam

posisi sedikit melenting.

c. Kedua lengan terbuka, siku di bengkokan mengimbangi badan, leher

ditegangkan, pandangan kearah bola.

d. Gerakan badan ke depan menuju bola dan sundul bola tepat dengan

dahi bagian depan hingga bola kembali meluncur ke depan.

(34)

22

F. Modifikasi

Modifikasi alat pembelajaran yang merupakan suatu upaya seseorang untuk merubah alat berupa bola yang standar diganti dengan bola plastic dan cun diganti dengan bambu yang yang dipasang secara berurutan. Pembelajaran

yang sesungguhnya menjadi berbeda dari yang sebelumnya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan agar tujuan yang direncanakan sebelumnya dan

dapat dicapai sebaik-baiknya.

1. Pengertian modifikasi

Menurut Bahagia dan Suherman (2000: 1) Modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dalam bentuk aktivitas

belajar yang potensial dan dapat memperlancar dalam pembelajaran.

Perlunya modifikasi menurut Bahagia adalah untuk menganalisa

sekaligus mengembangkan materi pelajaan dengan cara meruntunkannya

dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial dan dapat memperlancar peserta didik dalam belajar. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan peserta didik dari yang tidak bisa

menjadi bisa, dari tingkat keterampilan yang lebih rendah menjadi tingkat keterampilan yang lebih tinggi.

Rusli Lutan (1997:17) menjelaskan bahwa modifikasi adalah perubahan keadaan dapat berupa bentuk, isi, fungsi, cara penggunaan dan manfaat

(35)

2. Tujuan Modifikasi

Secara garis besar tujuan modifikasi adalah :

1. mengatasi keterbatasan akan sarana dan prasarana pendidikan jasmani, 2. mendukung pertumbuhan dan perkembangan peserta didik,

3. mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang efektif,

4. mengurangi resiko cidera akibat proporsi antara sarana pembelajaran

dan kondisi fisik yang tidak seimbang.

Menurut Samsudin (2008:59) cara guru memodifikasi alat pembelajaran akan tercermin dari aktifitas pembelajaran yang diberikan guru dari mulai

awal hingga akhir pembelajaran. Beberapa aspekanalisa modifikasi ini tidak terlepas dari pengetahuan guru tentang : 1).Modifikasi tujuan pembelajaran, 2).Modifikasi materi Pembelajaran, 3).Modifikasi kondisi

lingkungan, 4).Modifikasi dalam evaluasi pembelajaran.

Menurut Samsudin (2008:58) modifikasi merupakan salah satu usaha para guru agar pembelajaran mencerminkan DAP (Developentally Appropriate Practice) termasuk didalamnya body scaling atau

penyesuaian dengan ukuran tubuh siswa yang sedang belajar. Aspek inilah yang harus selalu disajikan prinsip utama dalam memodifikasi

pembelakaran penjas. Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pembelajaran dengan cara meruntunkannya dalam bentuk aktifitas belajar yang potensial untuk memperlancar siswa

(36)

24

Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa, dari tingkat yang tadinya

lebih rendah menjadi tingkat yang lebih tinggi. Modifikasi yang berprinsip DAP diarahkan agar aktifitas belajar sesuai dengan tingkat perkembangan anak serta dapat membantu dan mendorong perubahan

kemampuan belajar anak kearah perubahan yang lebih baik.

3. Modifikasi alat ( bola plastik dan bola karet )

Modifikasi alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bola plastik dan bola karet, memodifikasi bola ini

digunakan untuk proses pembelajaran. Modifikasi alat tersebut

dimaksudkan agar membantu siswa kelas V SD N 1 Tegal Binangun Kec Sumberejo Kab Tanggamus dapat melakukan heading serta memudahkan

peneliti dalam mengevaluasi keterampilan Menyundul bola (heading).

(37)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bola plastik dan bambu rintangan. Bambu rintangan dibuat sepanjang 2 m dan bambu ini

ditancapkan pada tanah agar dalam pelaksanaannya siswa dapat melewati

bambu rintangan dengan menggiring bolaplastik tersebut denganbenar. Dalam pelaksanaannya alat ini disediakan 5-15 buah bola plastik agar

siswa bisa memperoleh kesempatan yang lebih banyak dan penulis juga bisa mengevaluasi gerakan siswa.

Penggunaan alat-alat bantu di atas diharapkan dapat memotivasi anak melakukan tugas gerak yang diberikan. Menurut Rusli Lutan (2002: 10)

pembelajaran Pendidikan Jasmani dikatakan berhasil apabila:

1. Jumlah waktu aktif berlatih (JWAB) atau waktu melaksanakan tugas gerak yang dicurahkan siswa semakin banyak

2. Waktu untuk menunggu giliran relatif sedikit, sehingga siswa aktif 3. Proses pembelajaran melibatkan partisipasi semua kelas

4. Guru penjasorkes terlibat langsung dalam proses pembelajaran

G. Kerangka Pikir

Menurut Soekamto (1984:24) “Kerangka pikir adalah konsep yang

memerlukan abstraksi dan hasil pemikiran atau kerangka acuan yang pada dasarnya berdimensi sosial yang dianggap relevan dengan peneliti”. Tujuan utama belajar gerak dasar adalah untuk meningkatkan keterampilan

gerak dasar yaitu perubahan perilaku yang bersifat psikomotor dan perubahan penguasaan keterampilan gerak suatu cabang olahraga. Selain perubahan

(38)

26

baik siswa diharapkan terlebih dahulu menguasai gerak dasar salah satu adalah chest pass.

Menyundul bola merupakan salah satu teknik dasar yang harus dikuasai oleh

pemain sepak bola. Pada umumnya bola yang di sundul adalah

bola-bola atas yang melambung tinggi. Orientasi pendidikan jasmani khususnya

dalam pembelajaran keterampilan gerak dasar menyundul bola (Heading)

pada anak sekolah dasar selama ini cenderung lebih menitik beratkan pada hasil banyaknya gerakan Heading yang dilakukan oleh siswa, tanpa melihat faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan gerak Headings.

Orentasi pembelajaran yang seperti ini tidaklah efektif, sebab dengan

orientasi pembelajaran yang seperti ini kemampuan siswa tidak tergali secara

optimal.

Dalam proses pembelajaran keterampilan gerak dasar Heading pada siswa kelas V SD Negeri 2 Umbar Kelumbayan Tanggamus, peneliti melihat masih

kurang efektif dan optimal proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa yang kesulitan melakukan gerak dasar Heading dan hasil belajar yang kurang memuaskan. Adapun hal-hal yang

menyebabkan siswa kesulitan dalam melakukan gerak dasar Heading adalah: sulitnya penguasaan gerak dasar terutama saat perkenaan bola banyak siswa

yang tidak tepat menyundul bola pada dahi, siswa memejamkan mata pada saat menyundul bola hal ini dikarenakan siswa takut terhadap bola karena bola yang terlalu berat, rendahnya kemampuan guru pendidikan jasmani

(39)

dan prasarna olahraga untuk pembelajaran sepak bola dan belum adanya bola basket modifikasi yang dipergunakan guru dalam proses pembelajaran gerak dasar menyundul bola (heading).

H. Hipotesis

Menurut ( Suharsimi Arikunto), bahwa “ Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah penelitian, oleh karena itu suatu hipotesis perlu diuji

guna mengetahui apakah hipotesis tersebut terdukung oleh data yang menunjukan sebenarnya atau tidak”.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa, hipotesis adalah suatu

konsep yang berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap masalah

penelitian. Maka Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini secara umum adalah “jika pembelajaran menyundul bola dilakukan dengan menggunakan

modifikasi dapat meningkatkan pembelajaran gerak dasar menyundul bola”. Sedangkan secara khusus yaitu :

1. Jika pada siklus pertama modifikasi bola dari plastik digunakan maka, dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar menyundul bola dalam bermain sepak bola pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Umbar

Kelumbayan Tanggamus.

(40)

28

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian tindakan karena penelitian ini dilakukan

dengan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman penelitian

tindakan kelas (Clas room action research)atau CAR. Dari namanya sudah

menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan

penelitian yang dilakukan di kelas atau di lapangan dikarenakan ada 3 kata

yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat di

terangkan, yaitu ;

1. Penelitian menunjukkan pada suatu kegiatan mencermati suatu objek

dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk

memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan

mutu suatu yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan menujukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja

dilakukukan dengan tujuan tertentu dalam penelitian pembentuk

merangkaikan siklus kegiatan siswa.

3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi ruang

kelas dalam penelitain, yang lebih sepesifik seperti yang lama dikenal

(41)

kelas adalah sekelompok siswa sekelas yang sama dari guru yang sama

pula. Pada penelitian tidakan ini berciri sebagai berikut:

a) Praktis dan langsung relevan untuk situasi actual, b). menyediakan

kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan

perkembangan-perkembangan yang lebih baik, c). dilakukan melalui

putaran-putaran yang bersepiral (Suharsimi Arikunto dkk, 2006 : 104).

Menurut Suhardjono (2007: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian

tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik

pembelajaran di kelasnya. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan

hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka

responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.

Menurut Suhardjono (2007: 61) tujuan PTK adalah untuk meningkatkan mutu

proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran,

meningkatkan professionalisme dan menumbuhkan budaya akademik.

Tujuan PTK ini dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif

dalam menyelesaikan berbagai persoalan pembelajaran, sehingga dihasilkan

hal-hal sebagai berikut :

1. Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah.

2. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas.

3. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat

bantu, dan sumber belajar lainnya.

4. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi

(42)

30

5. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di sekolah

6. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan

pengembangan kompetensi siswa di sekolah.

Gambar 10 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas. (Hopkins dalam Arikunto, 2007)

PTK terdiri dari rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus

berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu

(a) perencaaan tindakan (planning), (b) penerapan tindakan (action),

(c) observasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, (d) refleksi dan

seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai

(kriteria keberhasilan).

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Umbar Kelumbayan

(43)

C. Setting Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 2 Umbar Kelumbayan Tanggamus.

b. Pelaksanaan Penelitian

Lama penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah satu

bulan dengan 2 siklus.

D. Proses Pembelajaran Keterampilan Menyundul Bola (Heading).

1. Siklus Pertama

a. Perencanaan :

1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang

kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan,

inti, penutup.

2. Mempersiapkan bola plastik sebagai modifikasi atau pengganti

bola sesungguhnya yang akan dipergunakan pada silkus pertama

sebanyak lima buah dan mempersiapkan instrumen yang

dibutuhkan untuk mengobservasi tindakan.

3. Menyiapkan alat dokumentasi (kamera).

4. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada siklus

pertama.

b. Pelaksanaan :

1. Siswa dibagi menjadi dua kelompok dan berbaris saling

(44)

32

X X X X X X X X

X X X X X X X X

X X X X X X X X

X X X X X X X X

Contoh sekema barisan siswa.

2. Siswa diberikan penjelasan tentang bentuk gerakan yang akan

dilakukan pada siklus pertama, yaitu dari sikap awal,

pelaksanaan dan sikap akhir gerak dasar menyundul bola

(heading).

3. Siswa diberikan contoh gerak dasar menyundul bola (heading)

yang benar, dari mulai sikap awal, pelaksanaan, akhir dengan

menggunakan bola plastik.

Gambar 3. Menyundul bola

4. Kemudian siswa mendemonstrasikan gerak dasar menyundul

bola (heading), berpasangan dengan teman di depannya secara

bergantian, setelah mereka melakukan gerak dasar menyundul

(45)

5. Siswa melakukan pengulangan gerak dasar menyundul bola

(heading) selama 20 menit, dengan perkiraan setiap siswa

melakukan gerak dasar menyundul bola (heading) sebanyak 30

kali.

c. Pengamatan :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu

pengulangan bagi siswa yang belum melakukan gerakan dengan

benar, kemudian siswa dinilai dengan menggunakan instrumen yang

telah dipersiapkan.

d. Refleksi :

Kesimpulan dari hasil pembelajaran gerak dasar menyundul bola

(heading) dengan menggunakan bola plastik, pada siklus kedua yang

mana siswa melakukan gerak dasar menyundul bola (heading) dengan

menggunakan bola karet, dan dilihat berapa persen peningkatan yang

dicapai oleh siswa.

2. Siklus Kedua

a. Perencanaan :

1. Menyiapkan skenario pembelajaran yang berisi tentang

kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi kegiatan-kegiatan pendahuluan,

inti, penutup.

2. Mempersiapkan bola karet sebagai modifikasi atau pengganti

bola sesungguhnya yang akan dipergunakan pada silkus kedua

sebanyak lima buah dan mempersiapkan instrumen yang

(46)

34

3. Menyiapkan alat dokumentasi (kamera).

4. Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada siklus

kedua.

b. Pelaksanaan :

1. Siswa dibagi menjadi dua kelompok dan berbaris saling

berhadapan dengan jarak 3 meter.

X X X X X X X X

X X X X X X X X

X X X X X X X X

X X X X X X X X

Contoh sekema barisan siswa.

2. Siswa diberikan penjelasan tentang bentuk gerakan yang akan

dilakukan pada siklus pertama, yaitu dari sikap awal, pelaksanaan

dan sikap akhir gerak dasar menyundul bola (heading).

3. Siswa diberikan contoh gerak dasar menyundul bola (heading)

yang benar, dari mulai sikap awal, pelaksanaan, akhir dengan

(47)

Gambar 4. Menyundul bola

4. Kemudian siswa mendemonstrasikan gerak dasar menyundul bola

(heading), berpasangan dengan teman di depannya secara

bergantian, setelah mereka melakukan gerak dasar menyundul

bola (heading) mereka kembali ke belakang barisan .

5. Siswa melakukan pengulangan gerak dasar menyundul bola

(heading) selama 20 menit, dengan perkiraan setiap siswa

melakukan gerak dasar menyundul bola (heading) sebanyak 30

kali.

c. Pengamatan :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi dan diberi waktu

pengulangan bagi siswa yang belum melakukan gerakan dengan benar,

kemudian siswa dinilai dengan menggunakan instrumen yang telah

dipersiapkan.

d. Refleksi :

Kesimpulan dari hasil pembelajaran penjaskes sepak bola pada materi

menyundul bola (heading) didiskusikan berapa persen peningkatan

(48)

36

mencapai ketuntasan pembelajaran dengan demikian maka penelitian

ini dapat dihentikan pada siklus ke-2.

E. Instrumen dan Cara Pengambilannya

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan

penelitian yang dilakukan pada tiap siklusnya.Alat ini berupa tes

keterampilan menyundul bola (heading) dari Roji.

instrument untuk menganalisa keterampilan gerak dasar menggiring bola

yang di adopsi dari (ROJI,2006) dan setiap indicator diberi bobot 1-3.

Format Lembar Penilaian

Keterampilan Gerak Dasar Menyundul Bola LEMBAR PENILAIAN

No Aspek Criteria penilaian Nilai

1 Persiapan

 Sikap badan dan pandangan kea

rah sasaran, , berat badan diantara kedua kaki.

1 2 3

 kedua kaki di buka ke samping

atau kangkang ke depan

 berat badan diantara kedua kaki

2 Tahap gerakan

 Sebelum melakukan sundulan,

badan di tarik sedikit kebelakang dalam posisi sedikit melenting

 Kedua lengan terbuka, siku di bengkokan mengimbangi badan.

 leher ditegangkan, pandangan

kearah bola

 Gerakan badan ke depan menuju

bola

(49)

3 Akhir gerakan  Kembali k dengan keadaan seperti semula.

( Diadopsi dari ROJI, 2006)

F. Analisis Data

Setelah tindakan dilakukan, maka hasil penilaian dianalisis guna melihat

prosentase kualitas hasil tindakan pada setiap siklus. Untuk menghitung

prosentase keberhasilan siswa digunakan rumus :

100%

N

f

Keterangan :

P : Prosentase keberhasilan

f : Jumlah yang melakukan benar

n : Jumlah siswa yang mengikuti tes

Selanjutnya berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka siswa

yang dikatakan tuntas apabila :

1. Ketuntasan belajar telah mencapai nilai ≥ 65 atau persentase ketercapaian

65 % secara perorangan.

2. Ketuntasan belajar klasikal dicapai bila kelas tersebut telah terdapat 85 % siswa yang telah mendapat nilai ≥ 65 ( Pendidikan dan Latihan Profesi Guru 79).

Gambar

Gambar 1. Menyundul Bola (heading)
Gambar 10 : Spiral Penelitian Tindakan Kelas.  (Hopkins dalam Arikunto, 2007)
Gambar 3. Menyundul bola
Gambar 4. Menyundul bola

Referensi

Dokumen terkait

Tugas Akhir ini disusun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi D-3 Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam, Universitas Sumatera Utara

Eunike Seidy Mogonta, 462012087, Hubungan Pengetahuan Ibu menyusui tentang ASI eksklusif dengan Pemberian ASI eksklusif di Dusun Plalar Kulon Desa Kopeng, Skripsi,

Konten kurikulum jurusan pendidikan geografi, kurikulum 2013 mata pelajaran geografi, relevansi konten kurikulum 2013 dengan kurikulum jurusan pendidikan geografi,

5.1.4 Mengkombinasikan beragam pendekatan/ strategi/ metode/ teknik pembelajaran IPA untuk mencapai tujuan pembelajaran (produk, proses, dan sikap ilmiah). Pada kompetensi

Aceh Selatan Tahun Anggaran 2013, melakukan Addendum Dokumen Pengadaan untuk Paket tersebut di atas, sbb;... TETAP

Acara FT Camp yang dilangsungkan pada kesempatan itu kebetulan bebarengan dengan kegiatan Pramuka yang diselenggarakan oleh beberapa SMAdan kegiatan lomba motocross yang

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI GAYA KOGNITIF SISWA.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Tujuan umum penelitian yang akan dilakukan adalah untuk mendapatkan gambaran tentang pembelajaran meningkatkan kognitif anak usia dini melalui pemanfaatan