TUGAS AKHIR
TIPE BUDAYA ORGANISASI YANG DITERAPKAN PADA BIDANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN BPKD KOTA MEDAN
OLEH:
MARSALENTA L GAOL 112103071
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR
NAMA : MARSALENTA L GAOL
NIM : 112103071
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KESEKRETARIATAN
JUDUL : TIPE BUDAYA ORGANISASI YANG
DITERAPKAN PADA BIDANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN BPKD KOTA MEDAN
Tanggal :………….. 2014 Ketua Program Studi DIII Kesekretariatan
NIP. 19741012200003 2 003
( Dr.Beby Karina Fawzeea Sembiring,SE,MM)
Tanggal :………….. 2014 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis USU
NIP. 19560407 198002 1 001
PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR
NAMA : MARSALENTA L GAOL
NIM : 112103071
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KESEKRETARIATAN
JUDUL : BUDAYA ORGANISASI YANG DITERAPKAN
PADA BIDANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN BPKD KOTA MEDAN
Medan, Juni 2014 Menyetujui
Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis ucapkan atas Penyertaan Tuhan karena hanya
karena rahmat dan Anugrah-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini.Penulis dapat menyelesaikan tugas Akhir ini senantiasa oleh karena
kehendak Tuhan yang selalu mengiringi Penulis.
Adapun judul Tugas Akhir ini adalah “TIPE BUDAYA ORGANISASI YANG DITERAPKAN BIDANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN BPKD
KOTA MEDAN”
Selama penyusunan Tugas Akhir ini, Penulis menemui banyak hambatan,
namun itu bukan penghalang bagi Penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir
ini.Dengan semangat dan pikiran positif yang Penulis hal ini dijadikan tantangan
untuk mencapai kesuksesan.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, Penulis mengucapkan terima kasih
dengan setulus hati kepada semua pihak yang turut membantu dan mendukung
Penulis baik langsung maupun tidak langsung.
1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc, (CTM), Sp.A (K)
selaku Rektor Universitas Sumaterra Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM selaku Ketua Jurusan
Program Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
4. Ibu Magdalena Linda Leonita S.SE,Msi selaku Sekretaris Ketua Program
Studi Diploma III kesekretariatan.
5. Bapak Doli M Djafar Dalimunthe,SE,MSi selaku dosen pembimbing dan
dosen wali yang dengan sabar telah membimbing Penulis dalam penulisan
Tugas Akhir ini.
6. Kepada seluruh Dosen Program Studi Diploma III Kesekretariatan, Staff
dan Pegawai di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, untuk semua jasa dalam
memberikan ilmu dan bantuan selama perkuliahan.
7. Kepada Pimpinan dan Staff Pegawai Bidang Akuntansi dan Pelaporan
BPKD Kota Medan. Terima kasih atas kerjasamanya dan bimbingannya
saat Penulis melakukan Praktik Lapangan Kerja.
8. Kepada kedua orang tua tercinta Penulis Mangasi Lumban Gaol dan
Ibunda Kamsaria Simanullang yang telah memberikan segenap kasih
sayang, semangat, doa, dukungan, dan pengorbanannya kepada Penulis
baik material maupun nonmaterial sehingga studi dan laporan Tugas Akhir
ini dapat terselesaikan.
9. Kepada kakak tercinta Penulis Roida Lumban Gaol.Terima kasih atas doa
dan dukungannya selama ini.
10.Kepada sahabat-sahabat tercinta: Siti Nurbaya, Ernita, Kak Molenta, Novi
,Elviana, Sri Fatma dan lain-lain yang tidak bisa tertulis satu persatu.
Terima kasih banyak atas semua doa dan semangatnya. Semoga kita
11.Kepada teman-teman program Diploma III Kesekretariatan, khususnya
grup B. Terima kasih yang sedikit banyak telah membantu Penulis dalam
meyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulis berharap agar Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
dan semoga Tuhan Yesus membalas segala kebaikan semua pihak yang
telah membantu penyelesaian Tugas Akhir ini. Aamin
Medan, Juni 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi ... iv
Daftar Tabel ... v
Daftar Gambar ... vi
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Perumusan Masalah ... 3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
1. Tujuan Penelitian 2. Manfaat Penelitian D. Sistematika Penelitian ... 5
1. Jadwal Penelitian ... ... 6
2. Sistematika penulisan ... 7
BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Singkat Kota Medan ... 8
B. Jenis Kegiatan ... 15
C. Struktur Organisasi ... 17
D. Pembagian Tugas/job description... 18
E. Kinerja Kegiatan Terkini... 32
F. Rencana Kegiatan... 35
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Budaya Organisasi ... 40
B. Fungsi Budaya Organisasi ... 41
C. Ciri-Ciri Budaya Organisasi... 43
D. Menciptakan Budaya Organisasi... 44
E. Pembentukan dan Pemeliharaan Budaya Organisasi... 45
F. Pelaksanaan Budaya Organisasi... 44
G. Tipe-Tipe Budaya Organisasi... 46
H. Hasil dan Pembahasan... 49
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55
B. Saran ... 56
DAFTAR TABEL
No. Judul Halaman
Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 7
Tabel 2.1 Program kegiatan... 36
Tabel 3.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 49
Tabel 3.2 Karakteristik Responden Berdasarkan usia ... 50
Tabel 3.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .... 51
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Setiap instansi atau perusahaan mempunyai budaya organisasi yang
berpengaruh terhadap kinerja sebuah instansi atau perusahaan .Budaya adalah
suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi kegenerasi.Organisasi adalah unit sosial,
terdiri dari sekelompok orang yang berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu.
Sebagai unit sosial, organisasi terdiri dari orang-orang dengan latar belakang
sosial ekonomi.Baik buruknya budaya dalam suatu organisasi tergantung
bagaimana setiap orang yang ada dalam organisasi menerapkannya. Apabila
dalam sebuah organisasi tersebut budaya yang diterapkan kurang baik maka apa
yang menjadi tujuan dalam organisasinya juga akan berjalan kurang baik tetapi
apabila budaya yang diterapkan dalam organisasinya baik maka apa yang menjadi
tujuan dalam organisasi tersebut akan tercapai dengan baik.
Budaya organisasi merupakan bagian studi teori organisasi dilihat dari aspek
sekelompok individu yang bekerjasama untuk mencapai tujuan, atau organisasi
sebagai wadah tempat individu bekerjasama secara rasional dan sistematis untuk
mencapai tujuan. Kerjasama dimaksud adalah kerjasama yang terarah pada
pencapaian tujuan dengan mengikuti pola interaksi antar setiap individu atau
kelompok.Pola interaksi tersebut diselaraskan dengan berbagai aturan,norma,dan
Keseluruhan pola interaksi tersebut akan membentuk suatu kebiasaan
bersama atau membentuk budaya organisasi.Budaya organisasi yang kuat adalah
budaya yang mampu mengikat semua yang ada dalam organisasi tersebut. Budaya
berfungsi sebagai system perekat adalah budaya yang menjadi milik bersama dari
seluruh organisasi.Budaya organisasi merupakan system nilai yang diyakini
semua anggota organisasi, dipelajari, diterapkan dan dikembangkan, dan dapat
dijadikan acuan berperilaku dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan. Budaya organisasi kuat dicirikan oleh nilai inti dari
organisasi yang dianut dengan kuat, diatur dengan baik, dan dirasakan bersama
secara luas.Budaya organisasi ibarat sebuah cermin yang dapat memotret
gambaran suatu organisasi, karena budaya tercermin dalam perilaku keseharian
anggota organisasi ditempat kerja.
Kesadaran para karyawan ataupun pimpinannya akan pengaruh positif
budaya organisasi terhadap produktivitas organisasi akan memberikan motivasi
yang kuat untuk mempertahankan, memelihara, dan mengembangankan budaya
organisasi yang dimiliki, sehingga merupakan daya dorong yang kuat untuk
kemajuan organisasi.
Pada bidang akuntansi dan pelaporan, budaya yang diterapkan adalah
sistem kekeluargaan, setiap melakukan pekerjaan mereka saling membantu
apabila pegawai lain tidak sanggup untuk mengerjakannya,mereka memiliki kerja
sama yang bagus dalam melaksanakan tugas sehingga tugas yang dikerjakan Para
staf terselesaikan dengan baik, setiap kepala bidang unit,kepala sub bidang
sama-sama sehingga mereka selalu menjaga kekompakan Mereka. Para staf bidang
akuntansi dan pelaporan juga humoris sehingga dalam mengerjakan tugas yang
ada tidak terlalu monoton terhadap pekerjaan itu saja mereka mengerjakannya
serius tapi santai.kepala bidang unit, kepala subbidang akuntansi dan pelaporan
serta para staf memiliki sifat yang ramah sehingga interaksi atau komunikasi
antara KABID,KASUBBID,dan para STAF baik.Mereka saling perhatian dan
menghormatisatu dengan yang lainnya, saling menayakan kondisi masing –
masing sehingga dalam suatu organisasi tersebut merasa seperti keluarga diluar
rumah dan mereka juga bekerja lebih semangat.
Melihat begitu besarnya pengaruh budaya terhadap kinerja pegawai dalam
sebuah organisasi yang dikemukakan diatas maka penulis tertarik untuk mencoba
meneliti “tipe budaya organisasi yang diterapkan dalam bidang akuntansi dan
pelaporan kantor walikota medan.
B. RUMUSAN MASALAH
Setiap instansi pemerintahan menerapkan salah satu tipe budaya organisasi
dari keempat tipe budaya organisasi ,ada juga yang menerapkan 2 tipe budaya
organisasi.Begitu juga halnya dengan bidang akuntansi dan pelaporan kantor
Cameron dan Quinn (2010: 87 ) membagi empat tipe kultur yaitu :
1.kultur Adhokrasi
Adhokrasi adalah suatu kultur yang sangat dinamis dijiwai
semangatkewirasswataan(entrepreneurship) dan kreativitas.Nilai yang diutamakan
adalah inovasi dan keberanian mengambil resiko.
2.kultur market
Kultur market adalah suatu kultur yang berorientasi kepada hasil (result
oriented),dimana nilai –nilai yang dianggap penting adalah daya
saing(competitiveness) dan produktivitas.Tujuan jangka panjang organisasi adalah
melakukan aktivitas-aktivitas kompetitif dan mencapai sasaran dan target-target
yang terukur.
3. kultur hierarki
Kultur hierarki,yaitu suatu kultur yang sangat formal dan terstruktur ,dimana
segala sesuatu yang dilakukan adalah berdasarkan prosedur-prosedur yang sudah
ditentukan.kultur ini melakukan control internal terutama dengan perturan
,spesialisasi fungsi ,dan sentralisasi keputusan nilai yang dianggap penting adalah
efisiensi dan kelancaran jalannya organisasi .
4. kultur klan
Kultur klan,yaitu kultur yang sangat menekankan keakraban dan ikatan emosi
untuk saling berbagi ,sehingga organisasi lebih seperti keluarga besar ketimbang
entitas ekonomi.
Sesuai dengan latar belakang diatas maka peneliti merasa tertarik untuk
tentang “tipe budaya organisasi yang diterapkan pada bidang akuntansi dan
pelaporan kantorwalikota medan”.
A. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan utama peneliti melakukan penelitian pada Bidang akuntansi dan
pelaporan kantor walikota medan adalah untuk mengetahui tipe budaya
organisasi apakah yang diterapkan dalam bidang tersebut.
2. Manfaat yang bisa didapat melalui penelitian ini adalah:
1. sebagai bahan masukan kepada peneliti agar dapat belajar secara
langsung mengenai betapa pentingnya budaya itu diterapkan.
2. sebagai bahan masukan dan pertimbangan agar pegawai-pegawai pada
bidang akuntansi dan pelaporan lebih menyadari bahwa budaya
organisasi itu sangat mempengaruhi kinerja.
3. sebagai bahan masukan bagi peneliti lain yang nantinya dapat
bermanfaat bagirekan- rekan mahasiswa untuk menambah ilmu
pengetahuannya dan juga dapatbermanfaat bagi rekan-rekan
mahasiswa junior dalam membuat makalah dalampenelitiannya
ditahun-tahun mendatang.
B. SISTEMATIKA PENELITIAN
Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, peneliti membuat jadwal
penelitian yangdibuat dalam bentuk tabel yang terdiri dari nomor, kegiatan dan
1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Bidang Akuntansi dan Pelaporan BPKD Kota
Medan . Penelitian berlangsung selama 2 bulan , yaitu dari tanggal 25 Juni 2014
sampai dengan 26 Juni 2014. Untuk lebih jelasnya, jadwal kegiatan dapat dilihat
Tabel 1.1 Jadwal Survei dan Penulisan Laporan Tugas Akhir
No Kegiatan
Minggu ke
April Mei Juni
II III IV I II III IV I II
A Persiapan
1 Melaksanakan
observasi
Pendahuluan
2 Membuat
proposal
Tugas Akhir
B Pelaksanaan
1 Bimbingan
pengolahan
data
2 Penyelesaian
Laporan
Tugas Akhir
B. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran laporan penelitian yang lebih terarah dalam
penulisantugas akhir ini, maka peneliti membagi dalam empat bab yaitu bab
pendahuluan,profil perusahaan,pembahasan, dan kesimpulan.
Bab I : Pendahuluan
Pada bab pendahuluan diuraikan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, sistematika penelitian yang terdiri
dari jadwal penelitian dan laporan penelitian.
Bab II : Profil Instansi
Pada bab profil instansi di uraikan sejarah singkat, struktur organisasi,
jobdescription, kegiatan, kinerja usaha terkini, rencana kegiatan.
Bab III : Pembahasan
Pada bab ini pembahasan diuraikan pengertian budaya organisasi, fungsi
budaya organisasi dan Ciri-ciri budaya organisasi, menciptakan budaya
organisasi,pembentukan dan pemeliharaan budaya organisasi, pelaksanaan
budaya organisasi, tipe-tipe budaya organisasi.
Bab IV : Kesimpulan dan Saran
Menjelaskan kesimpulan menyeluruh sesuai dengan topik penelitian dan
BAB II
PROFIL BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH BIDANG AKUNTANSI DAN PELAPORAN KOTA MEDAN
A. SEJARAH KOTA MEDAN
1. Mula Terbentuknya Kota Medan
Pada zaman dahulu Kota Medan dikenal dengan nama Tanah Deli dan
keadaan tanahnya berawa-rawa kurang lebih seluas 4000 Ha. Ada beberapa
sungai melintasi Kota Medan ini dan semuanya bermuara ke Selat Malaka.
Sungai-sungai itu adalah Sei Deli, Sei Babura, Sei Sikambing, Sei Denai, Sei
Putih, Sei Badra, Sei Belawan dan Sei Sulang Saling/Sei Kera.Pada awal
perkembangannya merupakan sebuah kampung kecil bernama “Medan Putri”.
Perkembangan Kampung “Medan Putri” tidak terlepas dari posisinya yang
strategis karena terletak di pertemuan sungai Deli dan sungai Babura, tidak jauh
dari jalan Putri Hijau sekarang.Kedua sungai tersebut pada zaman dahulu
merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai, sehingga dengan
demikian Kampung “Medan Putri” yang merupakan cikal bakal Kota Medan,
cepat berkembang menjadi pelabuhan transit yang sangat penting.Medan pertama
kali ditempati oleh orang-oran
di Tanah Deli, barula
mendorong pertumbuhan dari segi penduduk maupun kebudayaan Medan.Di masa
pemerintahan
1669-1698), terjadi sebuah perang kavaleri di Medan.Sejak saat itu, Medan
menjadi pembayar
2. Menjadi Pusat Pemerintahan
Medan yang tumbuh dari kota dagang berkembang sebagai pusat
pemerintahan. Pada 1 Maret 1887, ibu kota Karesidenan Sumatera Timur
dipindahkan dari Bengkalis ke Medan. Setelah selesainya pembangunan
memindahkan istananya dari Kampung Bahari, Labuhan. Sejak saat itu, ibu kota
Kesultanan Deli resmi pindah ke Medan.
Pada taDe Javasche Bank
(kini
provinsi
bala tentara Jepang mendarat di tanjung Tiram, Asahan. Di masa pendudukan
Jepang, perekonomian rakyat Deli menjadi carut-marut.Masa keemasan Deli pun
berakhir, hingga kemudian berkembang lagi di masa kemerdekaan. Tetapi,
kemasyuran tembakau Deli yang wangi yang sempat merajai pusat lelang
tembakau dunia di Bremen, Jerman, kini tak terdengar lagi. (Majalah Gatra, Edisi
B. Gambaran Umum Kota Medan
1. Gambaran Umum
Sebagai salah satu daerah otonom berstatus kota di propinsi Sumatera
Utara, Kedudukan, fungsi dan peranan Kota Medan cukup penting dan strategis
secara regional. Bahkan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera Utara, Kota Medan
sering digunakan sebagai barometer dalam pembangunan dan penyelenggaraan
pemerintah daerah. Secara geografis, Kota Medan memiliki kedudukan strategis
sebab berbatasan langsung dengan Selat Malaka di bagian Utara, sehingga relatif
dekat dengan kota-kota / negara yang lebih maju seperti Pulau Penang Malaysia,
Singapura dan lain-lain. Demikian juga secara demografis Kota Medan
diperkirakan memiliki pangsa pasar barang/jasa yang relatif besar. Hal ini tidak
terlepas dari jumlah penduduknya yang relatif besar dimana tahun 2007
diperkirakan telah mencapai 2.083.156 jiwa. Demikian juga secara ekonomis
dengan struktur ekonomi yang didominasi sektor tertier dan sekunder, Kota
Medan sangat potensial berkembang menjadi pusat perdagangan dan keuangan
regional/nasional.
2. Paradigma Baru Fungsi dan Peran Pemerintah Kota, (dari Sentralisasi ke
Desentralisasi) Diberlakukannya UU Nomor : 32 Tahun 2004 ternyata telah
membawa perubahan, baik secara filosofis maupun administratif penyelenggaraan
Pemerintahan Kota. Secara filosofis, diberlakukannya Undang –Undang tersebut
membawa implikasi bahwa :
b. Semua daerah harus berkembang dengan prakarsa, kreativitas dan inovasi
daerah masing- masing.
c. Merubah pandangan kesatuan, dari yang semula harus sama menjadi
pengakuan adanya keanekaragaman, sebagai potensi bangsa/daerah.
d. Adanya pergeseran dari yang semula dominasi Eksekutif menjadi
keseimbangan dengan Legislatif.
e. Perlunya partisipasi masyarakat yang dinamis dalam pengelolaan
pemerintahan dan pembangunan kota.
Secara administratif, otonomi daerah juga dimaknai adanya pergeseran
kewenangan dari yang semula dominasi pusat kepada daerah, dan dari yang
semula dominasi daerah kepada masyarakat. Adanya perubahan fundamental
tersebut, menjadikan adanya perubahan dalam strategi pembangunan kota yang
dijalankan termasuk oleh pemerintah Kota Medan. Perubahan tersebut juga harus
dimaksimalkan adanya pergeseran dalam paradigma pembangunan kota.
Bagi Pemerintah Kota Medan, adanya perubahan paradigma
penyelenggaraan pemerintahan dan pembanguanan kota tersebut diantisipasi
dengan merumuskan apa yang disebut Rencana Pembangunan Jangka Menengah
(RPJM) Kota Medan lima tahun kedepan, dengan menetapkan Pemerintah Kota,
3. Sejarah singkat Badan Pengelola Keuangan Derah
Badan pengelola keuangan daerah dahulu masih berupa unit kerja yang
kecil yaitu bagian keuangan sekretariat dearah kota Medan dengan tugas
pokoknya mengelola keuangan pemerintah kota medan .Mengingat pada saat itu
potensi tugas pengelolaan keuangan pemerintah kota medan belum begitu
kompleks maka bagian keuangan kota Medan terdiri dari 5 sub bagian yaitu
:anggaran, perbendaharaan,gaji,verivikasi,pembukaan.
Dengan peningkatan perkembangan pembangunan dan laju pertumbuhan
penduduk kota Medan ,maka melalui peraturan daerah kota Medan ,bagian
tersebut diatas ditingkatkan menjadi badan pengelola keuangan daerah yang tugas
pokoknya mengelola keuangan kota Medan.Badan Pengelola Keuangan Daerah
Kota Medan yang mampu sebagai konteks pelayanan publik dalam rangka
penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good govermance).
Pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah yang bertujuan
penataan organisasi perangkat daerah yang profesional dan berkualitas dalam
sistem dan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagai sarana
pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah. Penataan
organisasi perangkat daerah yang profesional guna pengawasan dan akuntabilitas,
kualitas serta penyusunan pelaporan dan pengelolaan keuangan daerah.
BPKD berdiri pada tanggal 28 desember 2011 ,visi badan pengelola
keuangan daerah diterapkan mulai 2011-2015.Berikut ini akan dijelaskan visi dan
Visi
Terwujudnya Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kota Medan Yang Profesional
Berwawasan Manajemen Pengelolaan Keuangan YangSistematis ,Efisien,dan
Efektif.
Misi
1. Meningkatkan transparansi,efisiensi ,dan efektifitas pengelolaan
keuangan daerah kota medan.
2. Meningkatkan system pengelolaan keuangan daerah melalui teknologi
yang baik.
3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas struktur organisasi perangkat
Daerah Kota Medan.
B. JENIS KEGIATAN
Bidang akuntansi dan pelaporan menyediakan :
1. Ruang layanan umum
2. Layanan konsultasi dan magang
3. Layanan publik
Jam buka bidang akuntansi dan pelaporan:
Senin-Jumat :07.45-18.00 WIB
Struktur Organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenangdan
tanggung jawab secara sistematis yang menunjukkan adanya hubungan /
keterkaitan antara setiap bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Demi tercapainya tujuan umum suatu instansi diperlukan suatu wadah untuk
mengatur seluruh aktivitas maupun kegiatan instansi tersebut.Pengaturan ini
dihubungkan dengan pencapaian tujuan instansi yang telah ditetapkan
sebelumnya.Wadah tersebut disusun dalam suatu struktur organisasi dalam
instansi.
Melalui struktur organisasi yang baik, pengaturan pelaksanaan pekerjaan dapat
diterapkan, sehingga efisiensi dan efektifitas kerja dapat diwujudkan melalui kerja
sama dengan koordinasi yang baik sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai.
Organisasi BPKD, terdiri dari:
a. Badan;
b. Sekretariat, membawahkan :
1. Sub Bagian Umum;
2. Sub Bagian Keuangan;
3. Sub Bagian Penyusunan Program.
c. Bidang Anggaran, membawahkan :
1. Sub Bidang Pendapatan;
2. Sub Bidang Belanja Tidak Langsung;
3. Sub Bidang Belanja Langsung.
d. Bidang Perbendaharaan, membawahkan :
2. Sub Bidang Belanja;
3. Sub Bidang Verifikasi dan Kas.
e. Bidang Akuntansi dan Pelaporan, membawahkan :
1. Sub Bidang Akuntansi;
2. Sub Bidang Pelaporan.
f. Unit Pelaksana Teknis (UPT);
Sumber:http://www.pemkomedan.go.id.strukturbpkd.gif(data diolah tahun
2011
D. PEMBAGIAN TUGAS /JOB DESCRIPTION
Berikut ini adalah uraian tugas dan fungsi badan pengelola keuangan
daerah:
BPKD dipimpin oleh Kepala Badan yang berkedudukan di bawah dan
bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.BPKD
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan urusan
pemerintahan daerah di bidang pengelolaan keuangan daerahlingkup anggaran,
perbendaharaan, akuntansi danpelaporan.
1. sekretariat
Tugas
a. Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
b. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian tugas
BPKD . Lingkup kesekretariatan yang meliputi pengelolaan
administrasi umum, keuangan dan penyusunan program.
Fungsi
a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan kesekretariatan;
b. pengkoordinasian penyusunan perencanaan program BPKD;
c. pelaksanaan dan penyelenggaraan pelayanan administrasi
kesekretariatan BPKD yang meliputi administrasi umum,
kepegawaian, keuangan dan kerumahtanggaan BPKD;
d. pengelolaan dan pemberdayaan sumber daya manusia,
e. pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas BPKD;
f. pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian bidang
kesekretariatan;
g. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan kesekretariatan;
dan
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Sub Bagian Umum
Sub Bagian Umum dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
Tugas Pokok:
a. Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan ebagian
tugas Sekretariat lingkup administrasi umum.
Fungsi:
a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Sub Bagian
Umum;
b. penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi
umum;
c. pengelolaan administrasi umum yang meliputi pengelolaan
tata naskah dinas, penataan
d. kearsipan, perlengkapan, penyelenggaraan kerumahtanggaan
dan keprotokolan BPKD;
Sub Bagian Penyusunan Program
Sub Bagian Penyusunan Program dipimpin oleh Kepala Sub
Bagian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.
Tugas Pokok:
a. Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas sekretariat lingkup penyusunan
program dan pelaporan.
Fungsi :
a. penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian
Penyusunan Program;
b. pengumpulan bahan petunjuk teknis lingkup penyusunan
rencana, program dan kegiatan BPKD;
c. penyiapan bahan penyusunan rencana dan program BPKD;
d. penyusunan bahan evaluasi pelaporan kinerja kegiatan BPKD;
e. penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian;
f. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas;dan
g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Sub Bagian, yang
Tugas Pokok:
a. Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Sekretariat lingkup pengelolaan administrasi
keuangan.
Fungsi:
a. penyusunan rencana, program dan kegiatan Sub Bagian
Keuangan;
b. penyusunan bahan petunjuk teknis pengelolaan administrasi
keuangan;
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan meliputi
kegiatan penyusunan rencana, penyusunan bahan, pemrosesan,
pengusulan dan verifikasi;
d. penyiapan bahan/pelaksanaan koordinasi pengelolaan
administrasi keuangan;
e. penyusunan laporan keuangan BPKD;
f. pelaksana tugas selaku Pejabat Penatausahaan Keuangan
SKPD;
g. penyiapan bahan pembinaan, pengawasan dan pengendalian;
h. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas;dan
i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai
2. Bidang Anggaran
Bidang Anggaran dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
Tugas pokok:
a. Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas BPKD lingkup pendapatan, belanja tidak
langsung dan belanja langsung
Fungsi:
a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Anggaran;
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup anggaran yang
meliputi pendapatan dan pembiayaan, belanja tidak langsung
dan belanja langsung;
c. pengkoordinasian Kebijakan Umum APBD (KUA) dan
Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dengan Tim
Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD);
d. pengkoordinasian Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD;
e. pengkoordinasian dan penyusunan Rancangan APBD dan
Perubahan APBD atas usulan SKPD;
f. penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA SKPD;
g. penyiapan SPD sesuai DPA/DPPA SKPD;
h. penyusunan laporan realisasi SPD SKPD;
Sub Bidang Pendapatan
Sub Bidang Pendapatan dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Anggaran.
Tugas Pokok:
a. Sub Bidang Pendapatan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Anggaran lingkup
pendapatan dan pembiayaan.
Fungsi:
a. penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang
Pendapatan;
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pendapatan dan
penerimaan pembiayaan;
c. pengkoordinasian pelaksanaan dan pengendalian kegiatan
penyusunan rencana dan program pendapatan asli daerah, dana
perimbangan dan lain-lain pendapatan daerah yang sah;
d. pengkoordinasian RKA Pendapatan SKPD;
e. penyiapan bahan dan koordinasi penyusunan anggaran
pendapatan dan penerimaan pembiayaan;
f. penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA pendapatan dan
pembiayaan SKPD;
g. penyiapan bahan SPD pendapatan dan pembiayaan sesuai
Sub Bidang Belanja Tidak Langsung
Sub Bidang Belanja Tidak Langsung dipimpin oleh Kepala Sub
Bidang, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Bidang Anggaran.
Tugas Pokok:
a. Sub Bidang Belanja Tidak Langsung mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Anggaran lingkup belanja
tidak langsung.
Fungsi:
a. penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Belanja
Tidak Langsung;
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja tidak
langsung;
c. pengkoordinasian RKA belanja tidak langsung SKPD;
d. pengkoordinasian perencanaan dan penyusunan anggaran
belanja tidak langsung dengan SKPD;
e. pemeriksaan dan penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA
belanja tidak langsung SKPD;
f. penyiapan bahan SPD belanja tidak langsung sesuai
DPA/DPPA SKPD;
Sub Bidang Belanja Langsung
Sub Bidang Belanja Langsung dipimpin oleh Kepala Sub Bidang,
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Anggaran.
Tugas Pokok:
a. Sub Bidang Belanja Langsung mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Anggaran lingkup belanja
langsung.
Fungsi:
a. penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Belanja
Langsung;
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja langsung;
c. pengkoordinasian RKA belanja langsung SKPD;
d. pengkoordinasian perencanaan dan penyusunan anggaran
belanja langsung dengan SKPD;
e. pemeriksaan dan penyiapan bahan pengesahan DPA/DPPA
belanja langsung SKPD;
f. . penyiapan SPD belanja langsung sesuai DPA/DPPA SKPD;
g. g penyiapan laporan realisasi SPD belanja langsung;
3. Bidang Perbendaharaan
Bidang Perbendaharaan dipimpin oleh Kepala Bidang, yang berada
Tugas Pokok:
a. Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas BPKD lingkup gaji, belanja, verifikasi dan kas.
Fungsi:
a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang
Perbendaharaan;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup perbendaharaan;
c. pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang gaji, belanja,
verifikasi dan kas;
d. penyiapan SP2D belanja tidak langsung, belanja langsung, dan
pengeluaran pembiayaan;
e. pengujian terhadap pengajuan pembayaran gaji, belanja,
verifikasi dan kas;
f. penyiapan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) belanja tidak
langsung, belanja langsung, dan pengeluaran pembiayaan;
g. penyusunan laporan realisasi SP2D SKPD;
Sub Bidang Belanja
Sub Bidang Belanja dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Perbendaharaan.
Tugas Pokok:
a. Sub Bidang Belanja mempunyai tugas pokok melaksanakan
Fungsi:
a. penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Belanja;
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup belanja;
c. penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di
bidang belanja;
d. pemeriksaan kelengkapan berkas pengajuan Surat Perintah
Membayar (SPM) belanja dari SKPD;
e. penyiapan register penolakan Surat Perintah Membayar (SPM)
belanja;
f. penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D) belanja;
g. penyiapan register Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D)
belanja;
Sub Bidang Gaji
Sub Bidang Gaji dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang berada di
bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Perbendaharaan.
Tugas Pokok:
a. Sub Bidang Gaji mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Perbendaharaan lingkup gaji.
Fungsi:
a. penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang Gaji;
c. penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas di
bidang gaji;
d. pemeriksaan kelengkapan berkas pengajuan SPM gaji dari
SKPD;
e. penyiapan bahan penerbitan SP2D gaji;
f. penyiapan bahan pembuatan dan penyusunan daftar gaji
SKPD;
g. penyelesaian permasalahan lingkup gaji;
Sub Bidang Verifikasi dan Kas
Sub Bidang Verifikasi dan Kas dipimpin oleh Kepala Sub Bidang,
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang
Perbendaharaan.
Tugas Pokok:
a. Sub Bidang Verifikasi dan Kas mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas Bidang Perbendaharaan lingkup
verifikasi dan kas.
Fungsi:
a. penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang
Verifikasi dan Kas;
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup verifikasi dan kas;
c. penyiapan bahan pengkoordinasian pelaksanaan tugas
d. penyiapan bahan penerbitan SP2D di bidang verifikasi dan
kas;
e. penyiapan register SP2D bidang verifikasi dan kas;
f. pemeriksaan kelengkapan surat pertanggungjawaban belanja;
g. pelaksanaan pembinaan terhadap Bendahara SKPD;
h. penyusunan laporan arus kas secara periodik;
i. pencatatan data penerimaan dan belanja ke dalam buku register
serta membuat laporan harian tentang penerimaan dan belanja
daerah;
4. Bidang Akuntansi dan Pelaporan
Bidang Akuntansi dan Pelaporan dipimpin oleh Kepala Bidang,
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan.
Tugas Pokok:
a. Bidang Akuntansi dan Pelaporan mempunyai tugas pokok
melaksanakan sebagian tugas BPKD lingkup akuntansi dan
pelaporan.
Fungsi:
a. penyusunan rencana, program, dan kegiatan Bidang Akuntansi
dan Pelaporan;
b. penyusunan petunjuk teknis lingkup akuntansi dan pelaporan;
c. pengkoordinasian pelaksanaan tugas di bidang akuntansi dan
d. pelaksanaan penyusunan, sosialisasi dan asistensi sistem
penatausahaan akuntansi pemerintah daerah;
e. pengkoordinasian laporan keuangan, laporan kinerja dan
laporan manajerial dari SKPD menjadi laporan keuangan
sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
f. penyajian data dan informasi di bidang analisa, bidang
pelaporan keuangan serta bidang penatausahaan keuangan;
g. penatausahaan Pembukuan Keuangan Pemerintah Daerah dan
penyusunan Laporan Keuangan Daerah;
Sub Bidang Akuntansi
Sub Bidang Akuntansi dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Akuntansi
dan Pelaporan.
Tugas Pokok:
a. Sub Bidang Akuntansi mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Akuntansi dan Pelaporan lingkup
akuntansi.
Fungsi:
a. penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang
Akuntansi;
b. penyusunan bahan petunjuk teknis dan perumusan kebijakan
lingkup akuntansi;
d. penghimpunan proyeksi pendapatan dari seluruh SKPD dalam
rangka pengelolaan anggaran kas;
e. pelaksanaan pembukuan keuangan daerah dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;
f. pengesahan surat pertanggungjawaban pendapatan;
g. penyusunan laporan kinerja program bidang akuntansi dan
pelaporan lingkup akuntansi;
Sub Bidang Pelaporan
Sub Bidang Pelaporan dipimpin oleh Kepala Sub Bidang, yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Bidang Akuntansi
dan Pelaporan.
Tugas Pokok:
a. Sub Bidang Pelaporan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian tugas Bidang Akuntansi dan Pelaporan lingkup
pelaporan
Fungsi:
a. penyiapan rencana, program dan kegiatan Sub Bidang
Pelaporan;
b. penyusunan bahan petunjuk teknis lingkup pelaporan;
c. penghimpunan dan pengolahan data serta informasi yang
berhubungan dengan laporan keuangan daerah;
d. pelaksanaan konsolidasi dan rekonsiliasi laporan keuangan
e. pelaporan penerimaan daerah secara terpadu pada semua unit
pelaksana secara integrasi;
f. penyiapan bahan penyusunan laporan keuangan semester dan
prognosis 6 (enam) bulan berikutnya;
g. penyusunan laporan keuangan tahunan;
h. penyiapan bahan dalam rangka penyusunan laporan berkala
tentang laporan keuangan daerah;
D. KINERJA KEGIATAN TERKINI
Rasionalitas Visi Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan sebagaimana di
atas adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya Pelayanan Administrasi Perkantoran yang Profesional.
Pelayanan administrasi yang profesional sebagai unsur yang utama dalam
menjalankan fungsi pemerintah dalam pengaturan / Regulasi maupun fungsi
Pelayanan, maka profesionalisme aparatur sangat memegang perananan dalam
rangka menumbuh kembangkan pembangunan masyarakat, khususnya untuk
menjawab permasalahan dan peluang pada era globalisasi sekarang ini.Untuk
memungkinkan Pemerintah Kota Medan mampu mengambil bagian dalam proses
globalisasi yang telah terjadi pada seluruh aspek kehidupan manusia, salah satu
faktor penting yang harus dimiliki oleh Pemerintah Kota Medan adalah sumber
daya aparatur yang profesional dengan meningkatkan mutu pelayanan
2.Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kota Medan yang berwawasan manajemen
pengelolaan keuangan.
Sumber daya aparatur yang profesional dimaksud adalah sumber daya aparatur
yang memiliki intelektualitas dan kompetensi dalam hal merencanakan,
melaksanakan dan mengendalikan proses pembangunan Kota Medan sekaligus
dapat segera merespon tuntutan dan harapan masyarakat. Hal ini akan
berimplikasi pada terbentuknya sumber daya aparatur yang bersih, berwibawa,
bermoral yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya. Faktor-faktor
tersebut akan berkembang sejalan dengan aparatur Kota Medan yang memiliki
tingkat pendidikan yang tinggi dan spesialisasi sesuai bidang tugasnya untuk
menciptakan kualitas sumber daya aparatur serta peningkatan pengetahuan bagi
aparaturnya sehingga akan memungkinkan Pemerintah dan masyarakat Kota
Medan mampu mencapai keberhasilan pembangunan Kota sebagaimana Visi dan
Misi Kota Medan yaitu ” Medan Kota yang berdaya saing, nyaman, peduli dan sejahtera ”.
3. Sumber Daya Aparatur Pemerintah Kota Medan yang Berpengabdian.
Bahwa pada era globalisasi sekarang semakin terasa luasnya cakupan
pembangunan yang harus dilaksanakan. Namun demikian dalam proses
pembangunan untuk melayani semua kebutuhan tersebut hanya dapat kita lakukan
secara bertahap. Dalam pembangunan dan pembinaan sumber daya aparatur
khususnya dan masyarakat pada umumnya juga dilaksanakan dalam kerangka
sumber daya aparatur yang akan diwujudkan tersebut tidak semata hanya
membangun kualitas, kompetensi, menguasai ilmu dan teknologi tetapi juga
sangat penting memiliki integritas dan rasa pengabdian untuk membangun bangsa
dan negara melalui pembangunan daerahnya, dengan demikian perbedaan
kecepatan pencapaian kemajuan pembangunan antar daerah menjadi sebuah
tantangan dan masukan untuk perbaikan kebijakan dan kinerja ke arah yang lebih
baik ke depan sehingga penerapan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan
dibidang pengelolaan keuangan daerah dan meningkatnya kualitas pelayanan
aparatur.
4.Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.
Bahwa dalam rangka pencapaian sistem pelaporan kinerja dan keuangan
diperlukan pembinaan sumber daya aparatur yang mampu berdaya guna untuk
menunjang peningkatan sistem capaian kinerja. Oleh karena peningkatan capaian
kinerja dan keuangan bermuara dari kualitas sumber daya aparatur yang
kompetensi, menguasai perkembangan ilmu dan teknologi tetapi juga sangat
penting memiliki integritas dan rasa pengabdian untuk membangun bangsa dan
negara melalui pembangunan daerahnya, dengan demikian perbedaan kecepatan
pencapaian kemajuan pembangunan antar daerah menjadi sebuah tantangan dan
masukan untuk perbaikan kebijakan dan kinerja ke arah yang lebih baik.
Pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan sehingga dapat
5. Pengembangan dan Peningkatan Pengelolaan Keuangan Daerah.
Badan Pengelola Keuangan Daerah Kota Medan yang mampu sebagai konteks
pelayanan publik dalam rangka penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik
(good govermance). Pengembangan dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah yang bertujuan penataan organisasi perangkat daerah yang profesional dan
berkualitas dalam sistem dan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah sebagai sarana pengembangan
dan peningkatan pengelolaan keuangan daerah. Penataan organisasi perangkat
daerah yang profesional guna pengawasan dan akuntabilitas, kualitas serta
penyusunan pelaporan dan pengelolaan keuangan daerah.
Misi
1. Meningkatkan transparansi, efisiensi dan efektifitas pengelolaan keuangan
daerah Kota Medan.
2. Meningkatkan sistem pengelolaan keuangan daerah melalui teknologi yang
lebih baik.
3. Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Struktur Organisasi Perangkat
Daerah Kota Medan..
E.
F. RENCANA KEGIATAN
Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran
1. Pendapatan
a. Pendapatan asli daerah;
c. Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.
2. Pendaftaran transfer pemerintah pusat dana perimbangan
a. Dana bagi hasil pajak;
b. Dana bagi hasil bukan pajak (SDM);
c. Dana alokasi umum;
d. Dana alokasi khusus.
3. Transfer pemerintah pusat lainnya
a. Dana penyesuaian
4. Transfer pemerintah provinsi
b. Pendapatan bagi hasil pajak
c. Pendapatan bagi hasil lainnya
5. Belanja operasi
a. Belanja pegawai
b. Belanja barang
[image:45.595.122.519.65.792.2]c. Belanja bunga
Tabel 2.2 Program Kegiatan No. PROGRAM / KEGIATAN
A. PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN
1. Penyediaan jasa surat menyurat
2. Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik
3. Penyediaan jasa administrasi perkantoran
4. Penyediaan jasa kebersihan kantor
6. Penyediaan barang cetakan dan penggandaan
7. Penyediaan komponen instalasi listrik / penerangan bangunan kantor
8. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan
9. Penyediaan Makanan dan minuman
NO PROGRAM PELAYANAN ADMINISTRASI
10. Rapat-rapat koordinasi dan konsulatasi ke luar daerah
11. Penyediaan Jasa Keamanan Kantor
B. PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASANA APARATUR
1. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor
2. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
3. Pemeliharaan Rutin / berkala gedung kantor
4. Pemeliharaan Rutin / berkala kenderaan dinas /operasional
5. Pemeliharaan Rutin/ berkala perlengkapan gedung kantor
6. Pemeliharaan rutin / berkala peralatan gedung kantor
7. Pemeliharaan rutin / berkala Mebeleur
C. PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR
NO PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR
1. Pengadaan pakaian khusus hari-hari tertentu
D. PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER DAYA APARATUR
1. Peningkatan kemampuan SDM Perpustakaan dan Kearsipan
2. Bimbingan Keagamaan dan Kesehatan Jasmani
LANJUTAN
E. PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN
1. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi knerja SKPD
2. Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran
NO PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM
PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN KEUANGAN
10. Rapat-rapat koordinasi dan konsulatasi ke luar daerah
3. Penyusunan Pelaporan Prognosis Realisasi Anggaran
4. Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun
F. PROGRAM PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN
PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
1 Penyiapan rancangan peraturan daerah tentang APBD
2 Penyiapan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD
3 Pendampingan penatausahaan keuangan SKPD
4 Pasilitasi penyusunan belanja gaji
5 Penatausahaan belanja bantuan hibah
6 Verifikasi RKA SKPD pelaksanaan APBD
7 Penyiapan dan pengesahan DPA SKPD pelaksanaan
8 Operasional majelis pertimbangan dan secretariat majelis pertimbangan
tuntutan ganti rugi
9 Monotoring SPM TU SKPD
10 Pengembangan sistem pengelolaan keuangan
11 Koordinasi pelayanan APBD
12 Penyusunan Ranperda tentang tata kelola keuangan dan peraturan
walikota lainnya
13 Penyusunan dan pengembangan SOPP pengelolaan keuangan daerah
14 Sosialisasi peraturan walikota tentang pemberian bantuan hibah bantun
sosial
15 Verifikasi RKAP SKPD pelaksanaan perubahan APBD
16 Penyiapan dan pengesahaan DPPA SKPD pelaksanaan perubahan
APBD
17 Pembenahan dan penataan dokumen keuangan
18 Inventerisasi hutang dan piutang pemda
19 Penyempurnaan penggunaan aplikasi gaji
BAB III PEMBAHASAN A. PENGERTIAN BUDAYA ORGANISASI
Budaya organisasi memiliki pengertian yang berbeda-beda tetapi pada prinsipnya
pengertian budaya organisasi ini memiliki makna dan tujuan yang sama.Ada
beberapa defenisi budaya organisasi yang diungkapkan oleh para ahli, seperti
defenisi budaya organisasi
Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn
(2001:391), budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang
dikembangkan oleh organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota
organisasi itu sendiri,Budaya organisasi merupakan seperangkat asumsi atau
system keyakinan,nilai-nilai dan norma yang dikembangkan dalam organisasi
yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi anggota-anggotanya untuk mengatasi
masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal.Menurut Tosi, Rizzo, Carroll
seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263), budaya organisasi adalah
cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi berdasarkan pola-pola tertentu yang ada
dalam organisasi atau yang Adapadabagian-bagianorganisasi. Menurut Andrew
Pettigrew memberikan pengertian organisasi sebagai system makna yang diterima
secara terbuka dan kolektif ,yang berlaku untuk waktu tertentu .
Menurut Cushway dan Lodge (GE : 2000), budaya organisasi merupakan
dalampenelitian ini adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh anggota
organisasi, yang kemudian mempengaruhi cara bekerja dan berperilaku dari para
anggota organisasi.
Menurut Druicker dalam Tika (2006:4) budaya organisasi adalah pokok
penyelesaian masalah-masalah eksternal dan internal yang pelaksanaannya
dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan
kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk memahami,
memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait seperti di atas.
Dari defenisi yang telah dikemukakan oleh para tokoh mengenai budaya
organisasi terdapat unsur-unsur dalam budaya organisasi, yaitu pertama pedoman
yang dianut dimana pedoman mengandung nilai-nilai yang telah lama berlaku dan
disepakati oleh para anggota suatu organisasi.Kedua, budaya organisasi sebagai
pedoman dalam mengatasi masalah eksternal maupun internal.Ketiga, pewarisan
dan adaptasi.Budaya dalam organisasi diwariskan kepada anggota baru sebagai
pedoman mereka untuk bertindak dan berperilaku.
A. FUNGSI BUDAYA ORGANISASI
Menurut Robbins dalam Sutrisno (2011:10) fungsi budaya organisasi adalah
sebagai berikut:
1. Budaya mempunyai suatu peran pembeda. Hal itu berarti bahwa budaya kerja
menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan yang lain.
2. Budaya organisasi membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota
3. Budaya organisasi mempermudah timbul pertumbuhan komitmen pada sesuatu
yang lebih luas daripada kepentingan diri individual.
4. Budaya organisasi itu meningkatkan kemantapan sistem social.
B. CIRI-CIRI BUDAYA ORGANISASI
Menurut Robbins (2011:13), ada 7 ciri-ciri budaya organisasi adalah:
1. Inovasi dan pengambilan resiko. Sejauh mana karyawan didukung untuk
menjadi inovatif dan mengambil resiko.
2. Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan
kecermatan, analisis dan perhatian terhadap detail.
3. Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen memfokus pada hasil bukannya pada
teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
4. Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen memperhitungkan efek
pada orang-orang di dalam organisasi itu.
5. Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan kerja diorganisasikan sekitar
tim-tim,bukannya individu.
6. Keagresifan. Berkaitan dengan agresivitas karyawan.
7. Kemantapan. Organisasi menekankan dipertahankannya budaya organisasi
yang sudah baik.
Menurut Robbins,2011:14, dengan menilai organisasi itu berdasarkan tujuh
karakteristik ini, akan diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi itu.
Gambaran ini menjadi dasar untuk perasaan pemahaman bersama yang dimiliki
para anggota mengenai organisasi itu, bagaimana urusan diselesaikan di
C. MENCIPTAKAN BUDAYA ORGANISASI
Menurut Sunarto (2007:346) Isu dan kekuatan suatu budaya memengaruhi
suasana etis sebuah organisasi dan perilaku etis para anggotanya. Budaya sebuah
organisasi yang punya kemungkinan paling besar untuk membentuk standar dan
etika tinggi adalah budaya yang tinggi toleransinya terhadap risiko tinggi, sedang,
sampai rendah dalam hal keagresifan, dan fokus pada sarana selain itu juga
hasil. Manajemen dapat melakukan beberapa hal dalam menciptakan budaya yang
lebih etis, yaitu:
1. Model peran yang visibel
Karyawan akan melihat sikap dan perilaku manajemen puncak (Top Manajemen)
sebagai acuan / landasan standar untuk menentukan perilaku dan tidakan -
tindakan yang semestinya diambil.
2. Komunikasi harapan etis
Ambiguitas etika dapat diminimalisir dengan menciptakan dan
mengkomunikasikan kode etik organisasi.
3. Pelatihan etis
Pelatihan etis digunakan untuk memperkuat standar, tuntunan organisasi,
menjelaskan praktik yang diperbolehkan dan yang tidak, dan menangani
D. PEMBENTUKAN DAN PEMELIHARAAN BUDAYA ORGANISASI
Menurut Schein dalam Sobirin (2007:220) mengatakan bahwa
pembentukan budaya organisasi tidak bisa dipisahkan dari peran para pendiri
organisasi. Prosesnya mengikuti alur sebagai berikut:
1. Para pendiri dan pimpinan lainnya membawa serta satu set asumsi dasar,
nilai-nilai, perspektif, artefak ke dalam organisasi dan menanamkannya kepada para
karyawan.
2. Budaya muncul ketika para anggota organisasi berinteraksi satu sama lain
untuk memecahkan masalah-masalah pokok organisasi yakni masalah
intergrasi internaldan adaptasi eksternal.
3. Secara perorangan, masing-masing anggota organisasi boleh jadi menjadi
seorang pencipta budaya baru (culture creator) dengan mengembangkan berbagai cara untuk menyelesaikan persoalan-persoalan individual seperti
persoalan identitas diri, kontrol, dan pemenuhan kebutuhan serta bagaimana
agar bisa diterima oleh lingkungan organisasi yang diajarkan kepada generasi
penerus.
Budaya organisasi yang telah dibentuk, harus dipelihara dengan cara
mempertahankannya. Robbins dalam Tika (2006:20) mengemukakan bahwa ada
tiga kekuatan untuk mempertahankan suatu budaya organisasi yaitu:
1. Praktik seleksi
Proses seleksi ini bertujuan mengidentifikasi dan mempekerjakan
melakukan pekerjaan dengan sukses dalam organisasi. Proses seleksi
mempunyai tujuan untuk memastikan kecocokan calon-calon pegawai dengan
nilai-nilai budaya organisasi dan memberikan informasi kepada calon-calon
pegawai mengenai keadaan organisasi atau perusahaan. Jika cocok, mereka
bertahan dan jika tidak, mereka bias memilih keluar.
2. Manajemen puncak
Tindakan manajemen puncak mempunyai dampak besar pada budaya
organisasi.Ucapan-ucapan dan perilaku mereka dalam melaksanakan
norma-norma sangat berpengaruh terhadap anggota organisasi.
3. Sosialisasi
Sosialisasi dimaksudkan agar para karyawan baru dapat menyesuaikan diri
dengan budaya organisasi. Robbins mengemukakan bahwa proses sosialisasi
melalui tiga tahap, yaitu tahap kedatangan, tahap pertemuan, dan tahap
metromofis.
E. PELAKSANAAN BUDAYA ORGANISASI
Menurut Luthans dan Robbins,(2010:31) pelaksanaan budaya organisasi
dapat dikaji dari karakteristik budaya organisasi yaitu:
1. Perilaku individu yang tampak
2. Norma-norma yang berlaku dalam organisasi
3. Nilai-nilai yang dominan dalam kehidupan organisasi
4. Falsafah manajemen
5. Peraturan –peraturan yang berlaku
7. Inisiatif individu organisasi
8. Toleransi terhadap resiko
9. Pengarahan pimpinan(manajemen)
10. Integrasi kerja
11. Dukungan manajemen(pimpinan,dan manajer)
12. Pengawasan kerja
13. Identitas individu organisasi
14. Sistem penghargaan terhadap prestasi kerja
15. Toleransi terhadap konflik
16. Pola komunikasi kerja
F. TIPE-TIPE BUDAYA ORGANISASI
Cameron dan Quinn(2010:87) membagi empat tipe kultur yaitu :
a. Budaya adokrasi.
Akar –katanya adalah ad hoc yang mengacu kepada unit – unit yang bersifat
temporer,bertugas khusus (specialized),dan dinamis.Adokrasi adalah suatu kultur
yang sangat dinamis dijiwai semangat kewirasswataan(entrepreneurship) dan
kreativitas.Nilai yang diutamakan adalah inovasi dan keberanian mengambil
resiko.Ikatan yang menyatukan organisasi adalah pertumbuhan dan meraih
sumber daya baru .Sukses diukur dari penemuan produk atau jasa baru yang
b. Budaya Market
Istilah pasar (market) disini tidak mengacu kepada fungsi marketing atau
perilaku konsumen yang ada dipasar ,melainkan suatu tipe organisasi yang
memfungsikan dirinya sebagai pasar itu sendiri .Budaya pasar beroperasi terutama
dengan mekanisme ekonomi pasar,dengan melakukan transaksi-transaksi yang
ditujukan untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Konsep penting dalam tipe
organisasi ini adalah transaction cost .Dengan demikian ,ia adalah suatu budaya
yang berorientasi kepada hasil,dimana nilai – nilai yang dianggap penting adalah
daya saing dan produktivitas.Tujuan jangka panjang organisasi adalah melakukan
aktivitas-aktivitas kompetitif dan mencapai sasaran dan target-target yang terukur
.Sukses diukur dari pangsa pasar dan penguasaan pasar.
c. Budaya Hierarki
Budaya hierarki yaitu suatu budaya yang sangat formal dan terstruktur,
dimana segala sesuatu yang dilakukan adalah berdasarkan prosedur-prosedur yang
sudah ditentukan .Budaya ini melakukan control internal terutama dengan
peraturan ,spesialisasi ,fungsi,dan sentralisasi keputusan Nilai yang dianggap
penting adalah efisiensi dan kelancaran jalannya organisasi .Kekuatan yang
mengikat organisasi menjadi satu adalah aturan-aturan dan kebijakan-kebijaka
formal,Sukses diukur dari produk yang bisa diandalkan ,kelancaran jadwal ,dan
penghematan biaya
d. Budaya Klan
Suatu kultur yang sangat menekankan keakraban dan ikatan emosi untuk
entitas ekonomi .Jika budaya hierarki oleh aturan dan prosedur ,dan budaya pasar
dicirikan oleh kegiatan –kegiatan penghasil laba,maka budaya klan memiliki nilai
yang diutamakan yaiti kerja tim,partisipasi dan consensus.Pemimpin organisasi
diposisikan sebagai pembimbing atau bahkan pigur orang tua..Organisasi diikat
oleh kekuatan loyalitas atau tradisi.Sukses didefenisikan berdasarkan kepekaan
terhadap perhatian kepada aspek manusia.Secara umum setiap organisasi
mengandung keempat tipe budaya ini sekaligus ,dimana organisasi yang satu
dengan yang lainnya dibedakan pada titik berat budaya yang dominan.
Tampaknya ada kesepakatan bahwa budaya organisasi mengacu pada kesuatu
system makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan
G. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Deskriptif Responden
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar-daftar
pernyataan berupakuesioner. Jumlah seluruh pernyataan terdiri dari 14 butir ,
dengan jumlah seluruh responden penelitian sebanyak 10 orang pegawai Bidang
Akuntansi dan Pelaporan BPKD kota Medan.
Kuesioner penelitian berisikan deskripsi responden dan jawaban atas
pernyataan yang diberikan. Karakteristik responden dalam penelitian `ini adalah
berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir. Dari kuesioner dapat
diperoleh gambaran umum responden sebagai berikut:
a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel
[image:58.595.156.489.525.653.2]3.1 berikut ini:
Tabel 3.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin F %
Laki laki 6 60
Perempuan 4 40
Total 10 100
Sumber : Hasil Penelitian (2014)
Pada Tabel 3.1 dapat dilihat bahwa jumlah responden laki-laki sebanyak 6
sebesar 40 %. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar pegawai di
Bidang Akuntansi dan Pelapran BPKD kota Medan adalah laki-laki.
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 3.2
[image:59.595.148.491.306.427.2]berikut ini:
Tabel 3.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia F %
27-36 tahun 7 70
37-46 tahun 3 30
Total 10 100
Sumber : Hasil penelitian (2014)
Pada Tabel 3.2 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki rentang usia
27-36 tahun sebanyak 7 orang atau sebesar 70 %, rentang usia 37-46 tahun
sebanyak 3 orang atau sebesar 30 %,. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
pegawai di Bidang Akuntansi dan Pelaporan rata-rata memiliki usia di rentang
usia 27-36 tahun. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagian besar
pegawai memiliki usia yang matang dan cukup mampu untuk mengendalikan stres
c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat dilihat dari
[image:60.595.146.489.250.378.2]Tabel 3.3 berikut ini :
Tabel 3.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir F %
D III 4 40
S1 6 60
Total 10 100
Sumber : Hasil penelitian (2014)
Pada Tabel 3.4 dapat dilihat bahwa jumlah responden yang memiliki
pendidikan terakhir D III sebanyak 4 orang atau sebesar 40 %, dan S1 sebanyak
6 orang atau sebanyak 60 %. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai
di Bidang Akuntansi dan Pelaporan memiliki tingkat pendidikan S1.Dengan
demikian, para pegawai Bidang Akuntansi dan Pelaporan memiliki pengetahuan
yang cukup luas.
1. Analisis Deskriptif Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah Budaya organisasi. Adapun tanggapan
dari responden dapat dilihat dari Tabel 3.4
a. Pendapat responden terhadap variabel Budaya Organisasi
Adapun data tentang pendapat responden terhadap variabel Budaya
Tabel3.4
Pendapat Responden Terhadap Variabel Budaya Organisasi
BUTIR
SS S KS TS TOTAL
F % F % F % F % F %
1 5 50 5 50 0 0 0 0 10 100
2 4 40 5 50 1 10 0 0 10 100
3 5 50 5 50 0 0 0 0 10 100
4 3 30 6 60 1 10 3 30 10 100
5 1 10 3 30 5 50 1 10 10 100
6 5 50 5 50 0 0 0 0 10 100
7 2 20 4 40 4 40 0 0 10 100
8 1 10 2 20 4 40 3 30 10 100
9 4 40 6 60 0 0 0 0 10 100
10 2 20 4 40 1 10 3 30 10 100
11 1 10 2 20 4 40 3 30 10 100
12 1 10 2 20 5 50 3 30 10 100
13 5 50 4 40 1 10 0 0 10 100
14 1 10 1 10 5 50 3 30 10 100
Berdasarkan data pada Tabel 3.4 dapat diketahui :
1. Pernyataan pemimpin memberikan teladan yang baik sehingga menjadi
motivasi bagi rekan kerja untuk lebih maju,responden yang sangat setuju
50%,yang setuju 50%.Dari pernyataandiatas berarti pada Bidang Akuntansi da
Pelaporan pemimpin memberikan teladan yang baik dimana ciri ini
menunjukkan tipe budaya organisasi klan.
2. Pernyataan organisasi menuntut untuk tepat waktu masuk kerja responden
yang sangat setuju 40% yang setuju 50%,yang kurang setuju 10% tidak setuju
tidak ada ,berarti organisasi menuntut untuk tepat waktu masuk kerja ,ini
merupakan ciri tipe budaya organisasi hierarki.
3. Pernyataan organisasi menuntut selalu akrab dikantor dan organisasi seperti
keluarga diluar rumah dalam mengerjakan tugas ,responden yang sangat setuju
50%,yang setuju 50%,yang kurang setuju dan tidak setuju tidak ada,dari
pernyataan diatas bahwa pegawai selalu akrab dikantor dan seperti keluarga
diluar rumah,ini merupakan salah satu tipe budaya klan.
4. pernyataan organisasi menekankan untuk memakai seragam kantor responden
yang sangat setuju 30%,yang setuju 60% kurang setuju 10%,dan yang tidak
setuju tidak ada.Berarti dapat dilihat bahwa organisasi menekankan untuk
memakai seragam yang merupakan peraturan dalam kantor.Apabila dilihat dari
tipe budaya organisasi, ini merupakan tipe budaya hierarki.
5. pada pernyataan organisasi menuntut untuk melakukan inovasi dalam
pekerjaan ,yang sangat setuju 10%,setuju 30%,kurang setuju 50%,tidak setuju
menuntut untuk melakukan inovasi,berarti Bidang Akuntansi dan pelaporan
tidak menerapkan tipe budaya adokrasi.
6. Pernyataan organisasi menuntut untuk lebih cermat /teliti dalam melakukan
pekerjaan responden yang sangat setuju 50%,yang setuju 50%,dan tidak ada
yang kurang setuju dan tidak setuju.Berarti dapat dilihat bahwa organisasi
dituntut untuk teliti dalam bekerja dan semangat.
7. pernyataan organisasi menekankan focus pada hasil/tujuan yang dicapai
responden yang sangat setuju 20%,setuju 40%,kurang setuju 40%,yang tidak
setuju tidak ada ,dari pernyataan diatas dapat dilihat bahwa organisasi tidak
berokus pada hasil tetapi proses.Dalam tipe budaya market berfokus pada hasil
berarti dapat dilihat bahwa organisasi tidak menerapkan tipe budaya market.
8. pernyataan organisasi selalu melibatkan pegawai dalam proses pengambilan
keputusan responden yang sangat setuju 10%,setuju 20%,kurang setuju
40%,tidak setuju 30%.Berarti dapat dilihat bahwa pegawai dalam proses
pengambilan keputusan kurang dilibatkan.
9. Peryataan yang kelima kerjasama antar pegawai terjalin dengan baik responden
yang sangat setuju 40%,yang setuju 60%,yang kurang setuju dan tidak setuju
tidak ada.Dapat dilihat bahwa pegawai mempunyai kerja sama yang baik,dan
ini merupakan tipe budaya klan.
10.Pernyataan organisasi menuntut untuk melakukan persaingan yang sehat
antar pegawai dalam melakukan pekerjaan responden yang sangat setuju
responden berarti dapat dilihat bahwa pegawai melakukan persaingan yang
sehat antar pegawai dalam melakukan pekerjaan.
10. Pernyataan organisasi menuntut untuk berani mengambil resiko responden
yang sangat setuju 10%,setuju 20%.kurang setuju 40%.tidak setuju 30%.Dari
pernyataan diatas berarti pegawai tidak dituntut untuk berani mengambil
resiko,berarti tidak menerapkan tipe budaya adokrasi.
11. Pernyataan organisasi selalu menekankan aktivitas-aktivitas yang kompetitif
responden yang sangat setuju 10%,yang setuju 20%,kurang setuju 50%,tidak
setuju 30%.Dari pernyataan diatas berarti bisa dilihat bahwa organisasi tidak
menekankan melakukan aktivitas-aktivitas yang kompetitif.
12. Pernyataan organisasi menekankan untuk menggunakan bahasa formal ketika
berkomunikasi responden yang sangat setuju 50%,setuju 40%,kurang setuju
10%,yang tidak setuju tidak ada.Dari pendapat reponden dapat dilihat bahwa
organisasi menggunakan bahasa formal ketika berkomunikasi dikantor.
13. Pernyataan organisasi menuntut harus selalu kreatif responden yang sangat
setuju 10%,setuju 10%,kurang setuju 50%,tidak setuju 30%.Dari pernyataan
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di Bidang
Akuntansi dan Pelaporan BPKDkota Medan, maka penulis menarik kesimpulan
sebagai berikut.
1. Pada Bidang Akuntansi dan Pelaporan,dari beberapa pernyataan yang dibuat
terdapat pegawai yang menyatakan sangat setuju dan setuju tentang tipe
budaya klan ,dimana dari 10 pegawai yang berada dibidang Akuntansi dan
Pelaporan semuanya menyatakan sangat setuju dan setuju. Jadi sangat jelas
bahwa Bidang Akuntansi dan Pelaporan menerapkan tipe budaya klan
,dimana tipe budaya klan itu cenderung pada keakraban dan sistem
kekeluargaan diluar rumah ketika berada dikantor.
2. Pada Bidang Akuntansi dan Pelaporan, yang menyatakan sangat setuju dan
setuju terhadap budaya hierarki dari 10 pegawai ,semua menyatakan sangat
setuju dan setuju dimana budaya hierarki itu budaya yang formal yang
menerapkan aturan-aturan.Jadi Dapat dilihat bahwa Bidang Akuntansi dan
Pelaporan menerapkan budaya Hierarki.
3. Pada bidang Akuntansi dan Pelaporan hanya menerapkan 2 tipe
budaya,alasanya dari kuisioner yang dibuat oleh penulis banyak pegawai
yang kurang setuju dan tidak setuju ketika mengisi pernyataan yang
B. Saran
Setelah mengemukakan kesimpulan diatas sebagai penutup Tugas Akhir
ini Penulis akan mencoba memberikan saran sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki penulis, yang kiranya dapat menambah manfaat dalam penulisan
tugas akhir ini. Adapun saran-saran yang penulis kemukakan adalah sebagai
berikut :
1. Sebaiknya perlu terus menjaga keakraban dan lebih kompak lagi dikantor
karna keakraban sangat berpengaruh terhadap pekerjaan dimana
pengaruhnya adalah menjadi lebih semangat .Kepala Bidang Akuntansi dan
Pelaporan tetap memberikan teladan yang baik kepada pegawai seperti
menyapa dengan ramah dan betul-betul menjadi orang tua bagi pegawai dan
menjadi motivasi bagi pegawai untuk lebih semangat lagi untuk
mengerjakan tugas.
2. Pegawai tetap displin terhadap waktu dan tetap memakai seragam pada
hari-hari yang ditentukan sehingga tipe budaya organisasi tersebut betul-betul
diterapkan.
3. Pegawai yang berada pada Bidang Akuntansi dan Pelaporan lebih
menyadari bahwa tipe budaya yang dite