• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Pada Operator Komputer Bagian Sekretariat Di Inspektorat Jendral Kementrian Pekerjaan Umum Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Pada Operator Komputer Bagian Sekretariat Di Inspektorat Jendral Kementrian Pekerjaan Umum Tahun 2012"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA OPERATOR KOMPUTER BAGIAN SEKRETARIAT DI INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN

PEKERJAAN UMUM TAHUN 2012

SKRIPSI

OLEH :

ROVITA NUR FITRIANI NIM : 108101000016

PEMINATAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA OPERATOR KOMPUTER BAGIAN SEKRETARIAT DI INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN

PEKERJAAN UMUM TAHUN 2012

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH :

ROVITA NUR FITRIANI NIM : 108101000016

PEMINATAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

i

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas

(4)

ii

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT Skripsi, September 2012

Rovita Nur Fitriani, NIM : 108101000016

Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Pada Operator Komputer Bagian Sekretariat Di Inspektorat Jendral Kementrian Pekerjaan Umum Tahun 2012

xvii + 112 halaman,6 tabel, 18 gambar, 6 grafik, lampiran ABSTRAK

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah suatu kondisi medis dimana saraf tengah tertekan di bagian pergelangan yang mengakibatkan parastesia, mati rasa dan kelemahan otot di tangan. Jika kondisi ini terjadi dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kelemahan otot pada tangan. operator computer bekerja selama 8 jam kerja dengan penggunaan komputer intens selama 5-6 jam kerja. Berdasarkan studi pendahuluan terhadap 15 operator komputer didapatkan 11 operator mengalami keluhan berupa gejala Carpal Tunnel Syndrome (CTS) saat dilakukan pemeriksaan Phalen’s test.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada operator komputer bagian sekretariat di Inspektorat Jendral Kementrian Pekerjaan Umum tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain crossectional yang dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2012. Sampel pada penelitian ini berjumlah 102 orang didapatkan dari hasil perhitungan sampel dengan rumus uji hipotesis dua proporsi. Penelitian ini menggunakan chi- square untuk melihat adanya hubungan antara variabel usia, jenis kelamin, masa kerja, dan posisi janggal pada tangan dengan dugaan Carpal tunnel Syndrome (CTS).

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar operator komputer diduga mengalami Carpal Tunnel Syndrome (CTS) sebanyak 66 operator komputer (64,7%). Pada penelitian ini didapatkan faktor usia dan masa kerja berhubungan dengan dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) sedangkan faktor jenis kelamin dan posisi janggal pada tangan tidak berhubungan dengan dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

Untuk mengurangi risiko terjadinya Carpal Tunnel Syndrome (CTS), disarankan kepada perusahaan untuk membuat program promosi K3 terkait dengan senam pergelangan tangan yang perlu dilakukan sebelum memulai pekerjaan atau disela-sela pekerjaan.

Kata Kunci : Carpal Tunnel Syndrome (CTS), Operator Komputer.

(5)

iii PUBLIC HEALTH STUDY

Undergraduated Thesis, September 2012 Rovita Nur Fitriani, NIM : 108101000016

Determinant Factors Of Suspect Carpal Tunnel Syndrome (CTS) and The Corelation’s On Computer Operator At Secretariat Inspectorate General The Ministry Of Public Works In 2012.

xviii + 112 pages, 6 tables, 18 drawings, 6 graphics, attachments ABSTRACT

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) is a medical condition in which the nerveus medianus oppressed at the ankle which resulted parastesia, numbness and muscle weakness in the hand. If this happens for a long time can cause muscle weakness in the hand.computer operators to work for 8 hours with intense use of the computer for 5-6 hours. Based on a preliminary study of 15 computer operators obtained 11 operators have complaints of symptoms Carpal Tunnel Syndrome (CTS) when checking Phalen's test.

The study’s intend to find out determinant factors of suspect Carpal Tunnel Syndrome (CTS) and the corelation’s on computer operator at Secretariat Inspectorate General the Ministry of Public Works in 2012. This research is a quantitative study using a cross sectional design was conducted in July to August 2012. The sample in this research were 102 people obtained from the calculation of the sample by the formula hypothesis testing two proportions. This study used chi-square to see the relationship between the variables of age, sex, employment period, and the awkward posture of the hand with suspected Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

Based on this research, most of the computer operator suspected of having Carpal Tunnel Syndrome (CTS) computer operator as much as 66 (64.7%). In this research, age and employment period associated with suspected Carpal Tunnel Syndrome (CTS), while the factor of sex and awkward posture of the hands is not related to allegations of Carpal Tunnel Syndrome (CTS).

To reduce the risk of Carpal Tunnel Syndrome (CTS), suggested to the company to to make promotion program K3 associated with wrist exercises that needs to be done before starting work or in a job sidelines.

Keywords : Carpal Tunnel Syndrome (CTS), Operator Computer.

(6)

iv

Skripsi Dengan Judul

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DUGAAN CARPAL TUNNEL SYNDROME (CTS) PADA OPERATOR KOMPUTER BAGIAN SEKRETARIAT DI

INSPEKTORAT JENDRAL KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM TAHUN 2012.

Telah disetujui, diperiksa dan dipertahankan oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

(7)

v

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(8)

vi

Nama : Rovita Nur Fitriani

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 05 November 1990

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Sentul jaya RT/RW 05/17 No. 26. Bekasi Utara.

Agama : Islam

Gol.Darah : B

No. Telp : 087875420767

RIWAYAT PENDIDIKAN

1996 – 2002 SDN Marga Mulya VIII Bekasi

2002– 2005 Madrasah Tsanawiah ANNUR Bekasi

2005– 2008 Madrasah Aliyah Negeri 8 Jakarta Utara

2008 – 2012 S1 – Kesehatan Masyarakat Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

RIWAYAT ORGANISASI

2003 – 2005 Pengurus OSISMadrasah Tsanawiah ANNUR Bekasi

2002 – 2005 Anggota PASKIBRA Madrasah Tsanawiah ANNUR Bekasi

2006 – 2008 Pengurus OSISMadrasah Aliyah Negeri 8 Jakarta Utara

2007 – 2008 Pengurus ROHISMadrasah Aliyah Negeri 8 Jakarta Utara

2007 – 2008 Anggota KIRMadrasah Aliyah Negeri 8 Jakarta Utara

2010 – 2011 BEMJ Kesehatan Masyarakat (Jabatan Staff Dana dan Usaha)

PRAKTEK KERJA LAPANGAN :

Praktek Kerja di PT. Waskita Karya, pada Proyek Pembangunan Jalan Layang Non-Tol Antasari-Blok M (stage 1 : Pasar Inpres Cipete - Lapangan Mabak Blok M)

Periode : Februari 2012 – Maret 2012 Rincian Pekerjaan :

(9)

vii hamba-hambanya. Rasa syukur senantiasa terucapkan kepada-Nya atas segala nikmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam juga tak lupa terucapkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.

Skripsi dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Pada Operator Komputer Bagian Sekretariat Di Inspektorat Jenderal

Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012” disusun sebagai syarat kelulusan.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, tentunya bukanlah semata-mata hasil usaha penulis sendiri, melainkan banyak pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, arahan, koreksi, saran, motivasi dan semangat. untuk itu penulis ucapkan rasa terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada :

1. Mamah dan Bapakku tercinta, yang selalu mendoakan aku dan mengajarkan aku untuk selalu berusaha, memberikan dukungan baik secara moril maupun materiil, dan kepada Mba Sinta dan Mas Sigit ku tersayang yang selalu memberikan motivasi.

(10)

viii

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Iting Sofwati, ST, MKKK selaku Dosen Pembimbing I, makasih sebanyak-banyaknya saya ucapkan untuk ibu yang telah membantu dalam memberikan bimbingan dan masukan dari awal penyusunan skripsi ini hingga akhir, hingga skripsi ini dapat terselesaikan. ”love you full deh pokonya buat ibu, heheee....”

5. Bapak dr. Yuli P. Satar, MARS, selaku dosen pembimbing II, saya ucapkan terima kasih atas kesediaan bapak untuk membimbing saya dalam penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir pak.

6. Ibu Riastuti Kusumawardani, SKM, MKM selaku ketua penguji terimakasih atas saran dan masukannya.

7. Bapak Dr. H. Arif Sumantri, SKM, Mkes sebagai anggota penguji 1 dalam skripsi ini. 8. Ibu Minsarnawati Tahangnacca, SKM, MKes sebagai anggota penguji 2 dalam skripsi

ini

9. Seluruh dosen dan staf Program Studi Kesehatan Masyarakat (PSKM) Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

10.Bapak Ahmad Ghozali selaku staf Program Studi Kesehatan Masyarakat, terimakasih atas semua bantuannya dalam mengurus berkas-berkas yang diperlukan untuk keperluan sidang maupun wisuda.

(11)

ix

cepet selesein skripsi dan ngembantu gw juga dalam menyelasikan skripsi ini. Ngenggalau bareng dengan membicaran hal itu-itu lagi ...hahahahahhaah

13.Sobat tersayang (Mizna) yang juga selalu memberikan dukungan, temen-temen kosan ku (viul dan zum) yang selalu susah senang bersama dalam suka dan duka (hehe....), 14.Tak lupa juga kepada seluruh teman-teman angkatan 2008 yang tidak bisa dituliskan

namanya satu persatu, banyak kenangan indah yang telah dilalui bersama dengan kalian semua.

15.dan untuk semua pihak yang tidak bisa dituliskan namanya satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata dengan penuh rasa hormat dan kerendahan hati, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca lain.

Jakarta, September 2012

(12)

x

1.3. Pertanyaan Penelitian --- 11

1.4. Tujuan Penelitian --- 12

(13)

xi

2.1.3. Gejala-Gejala Carpal tunnel Syndrome --- 18

2.1.4. Klasifikasi Carpal tunnel Syndrome--- 19

2.1.5. pemeriksaan Klinis / Diagnosa Carpal tunnel Syndrome --- 20

2.1.6. Pencegahan dan Penanganan Medis Carpal tunnel Syndrom --- 25

2.1.6.1. Pencegahan Carpal tunnel Syndrome --- 25

2.1.6.2. Pengobatan Carpal tunnel Syndrome --- 28

2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Carpal tunnel Syndrome ---- 33

2.3. Kerangka Teori --- 46

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS 5.1. Bagian Sekretariat di Inspektorat Jendral Kementrian Pekerjaan Umum --- 67

(14)

xii

Sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012 --- 69 5.2.2. Faktor Personal (Jenis Kelamin dan Usia) pada Operator Komputer

Bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012 --- 74 5.2.3. Faktor Pekerjaan (Posisi janggal pada Tangan dan Masa Kerja) pada

Operator Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012 --- 75 5.3. Analisis Bivariat --- 77

5.3.1. Hubungan Faktor Personal (Jenis Kelamin dan Usia) pada Operator Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012 --- 77 5.3.2. Hubungan Faktor Pekerjaan (Posisi Janggal pda Tangan dan Masa

kerja) pada Operator Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012 --- 79

BAB VI PEMBAHASAN

6.1. Keterbatasan Penelitian --- 82 6.2. Dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) --- 83 6.3. Hubungan antara Faktor Personal (Jenis Kelamin dan Usia) dengan Dugaan

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) --- 87

6.3.1. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS)--- 87

6.3.2. Hubungan Usia dengan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) ---- 91 6.4. Hubungan antara Faktor Pekerjaan (Posisi Janggal pada Tangan dan Masa

Kerja) dengan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) --- 93 6.4.1. Hubungan antara Posisi Janggal pada Tangan dengan Dugaan

(15)

xiii

Syndrome (CTS)--- 97

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan --- 100

7.2. Saran --- 101

7.2.1. Bagi Perusahaan --- 101

7.2.2. Bagi Operator Komputer --- 102

7.2.3. Bagi Peneliti Selanjutnya --- 102

DAFTAR PUSTAKA --- 104

(16)

xiv

Nomor Tabel Halaman 2.1 Pemeriksaan Fisik Carpal tunnel Syndrome ... 21

5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Operator Komputer Bagian Sekretariat Inspektorat Jendral Kementrian Pekerjaan Umum Tahun 2012 ... 69 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia pada

Operator Komputer Bagian Sekretariat Inspektorat Jendral Kementrian Pekerjaan Umum Tahun 2012 ... 74 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Posisi Janggal dan Masa Kerja

pada Operator Komputer Bagian Sekretariat Inspektorat Jendral Kementrian Pekerjaan Umum Tahun 2012 ... 75 5.4 Analisis Hubungan antara Jenis Kelamin dan Usia dengan Dugaan

Carpal Tunel Syndrome (CTS) pada Operator Komputer Bagian

Sekretariat Inspektorat Jendral Kementrian Pekerjaan Umum Tahun 2012 ... 77 5.5 Analisis Hubungan antara Posisi Janggal pada Tangan dan Masa

(17)

xv

Nomor Gambar Halaman

2.1 Anatomi PergelanganTangan ... 16

2.2 Gerakan Senam 1... 26

2.3 Gerakan Senam 2... 26

2.4 Gerakan Senam 3... 27

2.5 Gerakan Senam 4... 27

2.6 Gerakan Senam5... 27

2.7 Gerakan Senam6... 28

2.8 Saat Terapi Operatif ... 32

2.9 Setelah Terapi Operatif ... 32

2.10 Posisi Tangan Saat Menggunakan Keyboard ... 38

2.11 Posisi Tangan Saat Menggunakan Mouse ... 39

2.12 Keyboard Qwerty ... 41

2.13 Keyboard Dvorak ... 42

2.14 Keyboard Klockenberg ... 42

2.15 Vertical Mouse... 43

2.16 Letak Keyboard dan Mouse ... 45

4.1 Kuesioner Klinis untuk Diagnosis Carpal Tunnel Syndrome ... 60

(18)

xvi DAFTAR GRAFIK

Nomor Grafik Halaman 5.1 Risiko Dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Operator

computer di Masing-Masing Bagian ... 70 5.2 Persentase Keluhan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Operator

Komputer bagian Sekretariat Inspektorat Jendral Kementrian Pekerjaan Umum Tahun 2012 ... 72 5.3 Distribusi Hasil Kuisoner pada Operator Komputer Bagian

Sekretariat Inspektorat Jendral Kementrian Pekerjaan Umum Tahun 2012 ... 73 5.4 Persentase Hasil Observasi Posisi Janggal Saat Penggunaan Mouse

ataupun Keyboard oleh Operator Komputer Bagian Sekretariat Inspektorat Jendral Kementrian Pekerjaan Umum Tahun 2012 ... 76 6.1 Persentase Wanita Berdasarkan Usia dengan Dugaan Carpal

Tunnel Syndrome (CTS) pada Operator Komputer ... 90

(19)

xvii Lampiran 1 Surat Balasan Perizinan Penelitian Lampiran 2 Inform Consent

Lampiran 3 Kuesioner

(20)

1 1.1.Latar Belakang

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) disebabkan oleh trauma secara akumulatif

yaitu ketika tangan digerakkan berulang-ulang pada periodesasi waktu yang lama

dengan jumlah gerakan pada jari-jari dan tangan yang berlebihan.Hal tersebut

menyebabkan otot atau ligamen dapat menjadi meradang sebagai akibat dari

penekanan otot dan ligamen serta pembendungan terowongan karpal (Haque, 2009).

Peradangan tersebut mengakibatkan jaringan di sekitar saraf menjadi bengkak, sendi

menjadi tebal, dan akhirnya menekan saraf medianus atau saraf tengah di bagian

pergelangan yang dapat mengakibatkan parastesia, mati rasa, dan kelemahan otot di

tangan (Aizid, 2011).

Peradangan yang terjadi pada tangan akibat tertekannya saraf medianus atau

saraf tengah dapat menimbulkan suatu gejala. Gejala yang ditimbulkan umumnya

dimulai dengan gejala sensorik walaupun pada akhirnya dapat pula menimbulkan

gejala motorik. Pada awalnya gejala yang sering dijumpai adalah rasa nyeri, tebal

(numbness) dan rasa seperti aliran listrik (tingling) pada daerah yang diinnervasi

oleh nervus medianus. Seringkali gejala pertama timbul saat malam hari yang

menyebabkan penderita terbangun dari tidurya (Rambe, 2004). Penyakit ini harus

segera diatasi sebelum terlambat, karena rasa nyeri pada tangan akan semakin sering

(21)

segera diobati maka penyakit ini dapat berpotensi mengakibatkan kelumpuhan

tangan (Aizid, 2011).

Terjadinya kelumpuhan pada tangan dapat menjadi masalah besar bagi

manusia, karena sebagian besar kegiatan yang dilakukan oleh manusia adalah

dengan menggunakan tangan. Pada kondisi masyarakat yang sekarang ini, interaksi

manusia dengan mesin semakin sering terjadi, sehingga dalam kehidupan sehari-hari

banyak aktivitas atau keadaan yang dapat memacu tingginya kasus Carpal Tunnel

Syndrome (CTS), salah satunya adalah pekerjaan yang menggunakan komputer.

Kegiatan yang selalu melibatkan keyboard dan mouse dapat menimbulkan

cidera urat tangan, lengan dan bahu. Beribu kali jari-jari tangan mengulang gerakan

menekan tuts keyboard ketika mengetik, dengan tangan yang mencengkram dan

menggeser mouse sehinga tanpa disadari terjadi akumulasi kerusakan pada badan

secara keseluruhan, padahal sesungguhnya Allah tidak menyukai hambanya

berlebih-lebihan seperti yang terdapat pada QS. Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat

141 yang berbunyi ; “dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah

tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”. Allah melarang berlebih-lebihan

karena hal itu sangat berbahaya bagi kesehatan dan dapat menimbulkan

bermacam-macam penyakit yang mungkin membahayakan jiwa. Allah Yang Maha Pengasih

kepada hamba-Nya tidak menyukai hamba-Nya yang berlebih-lebihan itu. Demikian

halnya dengan sabda Nabi Muhammad yang berkaitan dengan konteks kesehatan

fisik yang berbunyi “ sesungguhnya badanmu mempunyai hak atas dirimu” dalam

(22)

dalam beribadah, sehingga kebutuhan jasmaniah terabaikan dan kesehatannya

terganggu (Shihab, 2000).

Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan sama halnya dengan orang yang

melakukan pekerjaan yang berlebihan seperti melakukan gerakan berulang yang

berlebihan dalam menggunakan keyboard ataupun mouse tidak diperbolehkan karena

dapat menyebabkan kebutuhan jasmaniah terabaikan dan kesehatannya terganggu.

Gerakan berulang yang dilakukan pada pergelangan tangan dalam waktu lama dan

tanpa istirahat, akan meningkatkan tekanan dalam tunnel, dilanjutkan terjadinya

peradangan, sehingga terjepitlah nervus medianus yang akhirnya menimbulkan

gejala terjadinya Carpal Tunnel Syndrome (Aizid, 2011).

Gerakan berulang pada pergelangan tangan tersebut banyak dijumpai pada

pekerja kantoran yang pekerjaan utamanya adalah duduk di depan komputer, dimana

tangan menjadi salah satu organ tubuh yang digunakan dalam jangka waktu lama

(seperti memegang mouse dan mengetik) yang umumnya menggunakan kombinasi

antara kekuatan dan pengulangan gerakan pada jari-jari dan tangan, selama periode

waktu yang lama, dapat menjadi salah satu alasan mengapa keluhan Carpal Tunnel

Syndrome kini mulai banyak diderita oleh pekerja kantoran.(Aizid, 2011). Pendapat

tersebut dipertegas oleh Biro Statistik Tenaga kerja Internasional yang menyatakan

bahwa mengetik menghasilkan absen terpanjang dari pekerjaan pada tahun 2002, dan

adanya bukti kuat hubungan positif antara kerja berulang dengan faktor-faktor

pekerjaan lain dengan CTS.

Menurut Departemen Tenaga Kerja AS, Ocupational Safety and Health

(23)

mahal, mempengaruhi ratusan ribu pekerja Amerika, dan biaya lebih dari $ 20 miliar

per tahun sebagai kompensasi pekerja. penggunaan mouse komputer lebih dari 20

jam setiap pekan atau 3 jam 20 menit setiap harinya, memiliki risiko 2,6 kali lebih

untuk mengalami gejala Carpal Tunnel Syndrome (Hedge, 2004).

Bagi seseorang yang selalu bekerja di depan komputer bahkan menghabiskan

waktu berjam-jam dan melakukan kesalahan dalam menggunakan mouse sehari-hari

akan berakibat pada timbulnya Carpal Tunnel Syndrome. Risiko terjadinya Carpal

Tunnel Syndrome 10% lebih banyak pada orang dewasa dimana wanita berisiko 3

kali lipat lebih banyak daripada pria dan terbanyak terjadi pada usia 40-50 tahun dan

angka kejadian kurang lebih 515/1000 populasi di USA pada 102 tangan (92 orang).

(Purwanti, 2011). NIOSH (The National Institute for occupational Safety and

Health) di tahun 1990, memperkirakan 15%-20% pekerja Amerika berisiko

menderita Cumulative Trauma disorders (CTDs).The National Safety Council (NCS)

melaporkan, kurang lebih 960.000 kasus CTDs di kalangan pekerja amerika tahun

1992.Catatan Bureau of Labor Statistics (BLS) 1992, menunjukkan bahkan dari

seluruh kasus CTDs yang dilaporkan, separuhnya didiagnosis sebagai Carpal Tunnel

Syndrome.(Wichaksana, 2002)

Studi yang dilakukan oleh Mayo Clinic melihat CTS pada pengguna

komputer menyimpulkan bahwa 3,5% dari pengguna komputer memiliki CTS yang

mirip dengan populasi umum. Dan studi yang dilakukan oleh Anderson (2007)

menunjukkan bahwa CTS mempengaruhi 1% sampai 2 % dari populasi umum. Oleh

karena itu, persentase pengguna komputer dengan CTS (3,5%) lebih besar dari

(24)

dilakukan oleh Roquelaure (2008) melihat hubungan status pekerjaan dengan tingkat

insiden CTS, hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kejadian rata-rata CTS

lebih tinggi pada pekerja yaitu 75% pada pria dan 67% pada perempuan dari pada

individu yang menganggur. Menurut Kantor Tenaga kerja dan Statistik di USA

Tahun 2003, jumlah pekerja yang tidak masuk kerja akibat terkena Carpal Tunnel

Syndrome adalah 3,7 orang dari seluruh pekerja di Negara ini. Pegawai tersebut

rata-rata kehilangan hari untuk bekerja yaitu 23 hari/tahun, dengan ganti rugi pekerja

yang terkena Carpal Tunnel Syndrome adalah 2 milliar pertahun (Haque, 2009).

Selain itu salah satu penelitian tentang Carpal Tunnel Syndrome pada pekerja

di instasi pemerintahan juga pernah dilakukan, yaitu mengenai Gambaran Keluhan

Subjektif Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Akibat Penggunaan Komputer Pada

Pekerja Data Entry Di Arsip Nasional Republik Indonesia, dimana didapatkan hasil

bahwa keluhan subyektif yang paling banyak dialami responden adalah pegal pada

lengan, pergelangan / jari-jari saat bekerja atau setelah bekerja yaitu sebanyak 54,2

%, yang diikuti dengan adanya keluhan nyeri dari tangan sampai bahu dan tidak kuat

menggenggam tangan dalam jumlah yang sama sebanyak 29,2%., sedangkan

keluhan yang tidak pernah dirasakan adalah bengkak pada jari-jari tangan dan tangan

tidak bisa membedakan antara panas dan dingin. (Rusmayani, 2002).

Pemakaian komputer telah berkembang dalam pemerintahan, sebagaimana

tertuang dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik, bahwa pemanfaatan teknologi informasi berperan penting

untuk kesejahteraan masyarakat, yang berdampak dalam meningkatkan efektivitas

(25)

menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainnya.

Secara spesifik, dalam pasal 107 Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

dijelaskan bahwa pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik bertujuan

untuk: meningkatkan transparansi dan akuntabilitas; meningkatkan akses pasar dan

persaingan usaha yang sehat; memperbaiki tingkat efisiensi proses pengadaan;

mendukung proses monitoring dan audit; dan memenuhi kebutuhan akses informasi

yang real time.

Salah satu Kementerian yang memanfaatkan teknologi elektronik berupa

komputer adalah Kementerian pekerjaan umum untuk membuat suatu laporan

ataupun dalam mengakses data. Akses Data Kementerian Pekerjaan Umum adalah

salah satu cara atau metode untuk melihat, mengirim, mengambil, dan menggunakan

Data Kementerian Pekerjaan Umum dalam rangka pemeriksaan atas pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan negara. Sistem Informasi untuk Akses Data Kementerian

Pekerjaan Umum adalah suatu sistem yang terdiri dari sistem aplikasi komputer

(Nota Kesepahaman Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Dengan

Kementerian Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor 21

/KB/X‐XIII.2/12/2010)

Namun berdasarkan hasil dari evaluasi kinerja pada Kementerian dinyatakan

bahwa Kementerian PU belum melakukan kinerja yang baik untuk dapat

menjalankan organisasi dan manajemen dalam melakukan penetapan berbagai

prinsip pengelolaan sumber daya dan terhadap pencapaian hasil-hasil organisasi

(26)

Manusia (SDM) yang belum ideal (Dokumen Usulan Reformasi Birokrasi

Kementerian, 2011).

Berdasarkan hal tersebut maka dipilih Direktorat Jenderal Kementerian

Pekerjaan Umum sebagai tempat penelitian karena secara tidak langsung untuk

meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) dilakukan peningkatan beban kerja

pada pekerja, baik pada pekerja yang melakukan pengawasan maupun pada pekerja

yang melakukan perencanaan, pemograman, dan penganggaran yang terdapat pada

bagian Sekretariat. Bagian pengawasan melaksanakan pengendalian/pengawasan

pelaksanaan agar pelaksanaan pekerjaan di lapangan sesuai dengan mutu, biaya, dan

waktu yang ditentukan serta tercapainya tertib administrasi yang

penyelenggaraannya dilakukan secara terpadu melalui koordinasi Sekretariat

Jenderal. (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 02/ PRT/ M/ 2008).

Sedangkan bagian Sekretariat melakukan kegiatan berupa penyusunan dan

perubahan perencanaan, pemrograman dan penganggaran kegiatan Departemen

Pekerjaan Umum sebagai kesatuan yang tidak terpisahkan dengan peraturan Menteri

ini. selain itu juga melakukan perencanaan jangka menengah dan tahunan,

pemrograman dan penganggaran tahunan kegiatan. Setiap perubahan rencana,

program, dan anggaran kegiatan dapat dilaksanakan melalui koordinasi Sekretariat

Jenderal setelah sebelumnya mendapatkan persetujuan tertulis dari Pejabat Eselon-I

terkait sebagai penanggung jawab program (Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

Nomor : 02/ PRT/ M/ 2008).

Dengan kata lain bagian Sekretariat merupakan bagian yang paling banyak

(27)

perencanaan, dan penganggaran kegiatan Departemen Pekerjaan Umum, sedangkan

bagian pengawasan hanya melakukan pengawasan dilapangan agar sesuai dengan

mutu dan waktu yang telah ditentukan. Dengan begitu pekerja pada bagian

secretariat dapat menghabiskan waktu yang lama didepan komputer dimana tangan

menjadi salah satu organ tubuh yang banyak digunakan, sehingga jari-jemari akan

digunakan secara berulang dalam jangka waktu yang lama saat memegang mouse

maupun menekan tuts-tuts keyboard, hal tersebut akan meningkatkan tekanan dalam

tunnel, dilanjutkan terjadinya peradangan, sehingga terjepitlah nervus medianus

yang akhirnya dapat menimbulkan gejala terjadinya Carpal Tunnel Syndrome

(Aizid, 2011).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada bulan Mei tahun

2012 diketahui dari 15 pekerja yang menggunakan komputer di bagian Sekretariat

Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum, didapatkan 11 dari 15 pekerja

atau 73,3% mengalami keluhan berupa gejala Carpal Tunnel Syndrome. Dengan

spesifikasi masing-masing jumlah orang dengan keluhan sakit/ nyeri sebanyak 9

orang (60%), kesemutan sebanyak 13 orang (87,6%), mati rasa sebanyak 8 orang

(53,3%), bengkak pada tangan khususnya di pagi hari sebanyak 4 orang (26,7%),

terbangun pada malam hari karena nyeri pada tangan sebanyak 3 orang (2%), dan tes

phalen’s dengan timbulnya gejala – gejala Carpal Tunnel Syndrome dalam waktu 1

menit adalah sebanyak 11 orang (73,3%).

Berdasarkan studi pendahuluan tersebut dan berdasarkan informasi dari

Bagian Sekretariat, bahwa sampai saat ini belum pernah dilakukan suatu penelitian

(28)

gangguan pada pergelangan tangan yaitu Carpal Tunnel Syndrome pada operator

komputer, dan berdasarkan informasi dari pekerja rata-rata operator komputer

menggunakan komputer selama 5-6 jam dari jumlah jam kerja pekerja Inspektorat

Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum yaitu 8 jam sehari. Dengan lamanya

penggunaan komputer tersebut dapat memicu untuk menimbulkan Carpal Tunnel

Syndrome karena penggunaan mouse komputer selama 3 jam 20 menit setiap

harinya, memiliki risiko 2,6 kali lebih untuk mengalami gejala Carpal Tunnel

Syndrome. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merasa perlu untuk

mengangkat penelitian dengan judul Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan

Dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Pada Operator Komputer Bagian Sekretariat

di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012.

1.2.Rumusan Masalah

Operator komputer dapat berisiko mengalami Carpal Tunnel Syndrome

(CTS), karena pekerjaan utama operator komputer adalah duduk di depan komputer,

dimana tangan digunakan secara berulang dalam jangka waktu yang lama (seperti

memegang mouse dan mengetik) dan tanpa istirahat, akan meningkatkan tekanan

dalam tunnel, dilanjutkan terjadinya peradangan, sehingga terjepitlah nervus

medianus yang akhirnya menimbulkan terjadinya keluhanCarpal Tunnel Syndrome

(Aizid, 2011).

Sebuah survei nasional besar Inggris menemukan bahwa penggunaan

(29)

pergelangan tangan dan penggunaan mouse komputer selama 3 jam 20 menit setiap

harinya, memiliki risiko 2,6 kali lebih untuk mengalami gejala Carpal Tunnel

Syndrome.(Hedge, 2004). Berbagai faktor juga dapat menyebabkan terjadinya gejala

Carpal Tunnel Syndrome yaitu faktor personal yang terdiri dari usia, jenis kelamin,

obesitas dan riwayat penyakit (reumatoid arthritis, fraktur, diabetes mellitus). Faktor

pekerjaan yang terdiri dari pengulangan pada tangan (masa kerja dan lama kerja) dan

posisi janggal pada tangan.sedangkan faktor workstation terdiri dari bentuk dan letak

keyboard serta bentuk dan letak mouse (Ali, 2006 ; Grandjean, 1987; Boz, 2003 ;

Barcenilla et al, 2012).

Gejala yang sering timbul akibat terjadinya Carpal Tunnel Syndrome adalah

nyeri, kesemutan, atau mati rasa pada jari-jari tangan, terutama ibu jari, telunjuk, dan

jari tengah.Gejala tadi memburuk pada malam hari ataupun sesudah fleksi yang

lama(Aizid, 2011; Rambe, 2004). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan

pada bulan Mei tahun 2012 diketahui dari 15 operator komputer Bagian Sekretariat

di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum, didapatkan 11 dari 15

pekerja atau 73,3% mengalami keluhan berupa gejala Carpal Tunnel Syndrome.

Dengan spesifikasi masing-masing jumlah orang dengan keluhan sakit/ nyeri

sebanyak 9 orang (60%), kesemutan sebanyak 13 orang (87,6%), mati rasa sebanyak

8 orang (53,3%), bengkak pada tangan khususnya di pagi hari sebanyak 4 orang

(26,7%), terbangun pada malam hari karena nyeri pada tangan sebanyak 3 orang

(2%), dan tes phalen’s dengan timbulnya gejala – gejala Carpal Tunnel Syndrome

(30)

Berdasarkan teori dan data-data di atas, terdapat gejala Carpal Tunnel

Syndrome yang sering dirasakan pada operator komputer.Untuk itu peneliti tertarik

melakukan penelitian mengenai Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Dugaan

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Pada Operator Komputer Bagian Sekretariat di

Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012.

1.3. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran terjadinya Dugaan Carpal Tunnel Syndrome(CTS)

pada operator komputer bagian sekretariat di Inspektorat Jenderal

Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012?

2. Bagaimana gambaran faktor personal (jenis kelamin, dan usia,) pada operator

komputer bagian sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan

Umum Tahun 2012?

3. Bagaimana gambaran faktor pekerjaan (postur janggal pada tangan dan masa

kerja) pada operator komputer bagian sekretariat di Inspektorat Jenderal

Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012?

4. Apakah ada hubungan faktor personal (jenis kelamin, dan usia) dengan

dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada operator komputer bagian

sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Tahun

2012?

5. Apakah ada hubungan faktor pekerjaan (postur janggal pada tangan, dan

masa kerja) dengan dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada operator

komputer bagian sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan

(31)

1.4. Tujuan Penelitian 1.4.1 Tujuan umum

Mengetahui Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Dugaan Carpal

Tunnel Syndrome (CTS) Pada Operator Komputer Bagian Sekretariat di

Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012.

1.4.2. Tujuan khusus

1. Diketahuinya gambaran Dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada

Operator Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal

Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012.

2. Diketahuinya gambaran faktor personal (jenis kelamin, dan usia,) pada

Operator Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal

Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012.

3. Diketahuinya gambaran faktor pekerjaan (posisi janggal pada tangan dan

masa kerja) pada Operator Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat

Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012.

4. Diketahuinya hubungan faktor personal (jenis kelamin, dan usia) dengan

Dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada Operator Komputer Bagian

Sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum Tahun

2012.

5. Diketahuinya hubungan faktor pekerjaan (posisi janggal pada tangan dan

masa kerja) dengan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada

Operator Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal

(32)

1.5.Manfaat Penelitian 1.5.1. Bagi Mahasiswa

1. Sebagai tahap awal pembelajaran dalam melakukan penelitian dan

menambah wawasan untuk lebih mengetahui Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) Pada

Operator Komputer Bagian Sekretariat di Inspektorat Jenderal

Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2012.

2. Dapat menjadi suatu tahapan awal dalam bersosialisasi dengan para

pekerja di Inspektorat Jenderal Kementerian pekerjaan Umum,

sehingga lebih mengetahui dunia kerja

1.5.2. Bagi Fakultas

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan

referensi serta membuka wawasan ilmiah bagi civitas akademik

program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Islam negeri syarif

Hidayatullah Jakarta mengenai Carpal Tunnel Syndrome(CTS).

1.5.3. Bagi Perusahaan

1. Dengan adanya hasil penelitian ini perusahaan dapat mengetahui

Dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada operator komputer

bagian sekretariat di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan

(33)

2. Dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam melakukan pencegahan

maupun penanggulangan terhadap Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

pada operator komputer bagian sekretariat di Inspektorat Jenderal

Kementerian Pekerjaan Umum.

1.6. Ruang Lingkup penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain

crossectional yang dilakukan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan

dugaan Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada operator komputer bagian sekretariat

di Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum karena operator komputer di

Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum selalu melakukan gerakan

berulang pada jari saat melakukan pengetikan dan menggunakan mouse, dimana

bekerja selama 8 jam sehari dengan pemakaian komputer rata-rata selama 5-6 jam

perhari yang pastinya memiliki risiko untuk terjadinya Carpal Tunnel

Syndrome(CTS).

Penelitian dilakukan di bagian Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan

Umum, dengan subjek penelitian seluruh operator komputer bagian tersebut yaitu

sebanyak 240 orang. Penelitian dilakukan pada bulan bulan Juli-Agustus tahun

2012. Sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 102 operator komputer. Jenis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Data primer didapatkan dengan melakukan penyebaran kuesioner, pemeriksaan

fisik dan observasi lapangan. Sedangkan data sekunder yaitu data berupa profil

(34)

15 2.1. Carpal Tunnel Syndrome

2.1.1. Definisi Carpal Tunnel Syndrome

Carpal Tunnel Syndrome (CTS/ Sindrom Terowongan Karpal), atau

penyakit saraf menengah di pergelangan tangan, adalah suatu kondisi medis

dimana saraf tengah tertekan di bagian pergelangan yang mengakibatkan

parastesia, mati rasa dan kelemahan otot di tangan. Carpal Tunnel Syndrome

merupakan salah satu jenis penyakit akibat terjadinya Cumulative Trauma

Disorders (CTD), yaitu sekumpulan gangguan atau kekacauan pada sistem

muskuloskeletal (musculosceletal disorders) berupa cedera pada syaraf, otot,

tendon, ligamen, tulang dan persendian pada titik-titik ekstrim tubuh bagian

atas (tangan, pergelangan, siku dan bahu), tubuh bagian bawah (kaki, lutut

dan pinggul) dan tulang belakang (punggung dan leher) (Kuntodi, 2008).

Kelainan (penyakit) ini dapat terjadi akibat adanya proses peradangan

pada jaringan-jaringan di sekitar saraf medianus (tendon dan teosynovium)

yang ada dalam terowongan karpal. Peradangan tersebut mengakibatkan

jaringan disekitar saraf menjadi bengkak, sendi menjadi tebal, dan akhirnya

menekan saraf medianus. Penekanan saraf medianus ini lebih lanjut akan

(35)

sehingga menyebabkan berbagai gejala pada tangan dan pergelagan tangan

(Aizid, 2011).

Carpal Tunnel Syndrome adalah gangguan pada syaraf yang

disebabkan karena terperangkapnya nervus medianus dan atau karena adanya

penekanan pada nervus medinus yang melewati terowongan karpal, gangguan

pada syaraf ini berhubungan dengan pekerjaan yang mempunyai paparan

getaran dalam jangka waktu panjang secara berulang (Pakasi, 2005).

2.1.2. Anatomi Pergelangan Tangan Carpal Tunnel Syndrome

Gambar 2.1. Anatomi Pergelangan Tangan Carpal Tunnel Syndrome (Sumber : American academy of orthopedic surgeons (AAOS), 2009)

Secara anatomis, canalis carpi (carpal tunnel) merupakan

terowongan sempit yang berada di dalam dasar pergelangan tangan. Bagian

bawah dan sisi terowongan ini dibentuk oleh pergelangan tangan (karpal)

tulang. Bagian atas terowongan ditutupi oleh sebuah band yang kuat dari

(36)

median dari lengan bawah ke tangan melalui terowongan di pergelangan

tangan. Saraf median mengontrol perasaan di sisi telapak ibu jari, jari

telunjuk, dan jari yang panjang. Saraf juga mengontrol otot-otot di sekitar

dasar jempol. Tendon yang menekuk jari-jari dan ibu jari juga berjalan

melalui terowongan karpal, tendon ini disebut tendon fleksor (American

Academy Of Orthopedic Surgeons, 2009).

Nervus dan tendon memberikan fungsi, sensibilitas dan pergerakan

pada jari-jari tangan. Jari tangan dan otot-otot flexor pada pergelangan tangan

beserta tendon-tendonnya berinsersi pada tulang-tulang metaphalangeal,

interphalangeal proksimal dan interphalangeal distal yang membentuk jari

tangan dan jempol. (Beatrice, 2012). Carpal Tunnel Syndrome (CTS) terjadi

ketika jaringan sekitarnya tendon fleksor pada pergelangan tangan

membengkak dan memberikan tekanan pada saraf median. Jaringan-jaringan

ini disebut sinovium. Sinovium melumasi tendon dan membuatnya lebih

mudah untuk memindahkan jari. Pembengkakan sinovium mempersempit

ruang tertutup dari terowongan karpal (American Academy Of Orthopedic

(37)

2.1.3. Gejala-Gejala Carpal Tunnel Syndrome

Gejala yang paling umum dari Carpal Tunnel Syndrome adalah

kesemutan, mati rasa, lemah atau sakit yang terasa di jari atau telapak tangan

(lebih jarang terjadi). Gejala yang paling sering terjadi di bagian saraf tengah

adalah pada bagian jempol, telunjuk, jari tengah, dan setengah dari jari manis

(Aizid, 2011), Sedangkan Rambe (2004) menjelaskan bahwa pada tahap awal

gejala umumnya berupa gangguan sensorik saja, gangguan motorik hanya

terjadi pada keadaan yang berat. Gejala awal biasanya berupa parestesia,

kurang merasa (numbness) atau rasa seperti terkena aliran listrik (tingling)

pada jari dan setengah sisi radial jari walaupun kadang-kadang dirasakan

mengenai seluruh jari-jari. Keluhan parastesia biasanya lebih menonjol di

malam hari. Gejala lainnya adalah nyeri di tangan yang juga dirasakan lebih

berat pada malam hari sehingga sering membangunkan penderita dari

tidurnya.

Menurut Djojodibroto (1999) yang dikutip oleh Rusdi (2007)

menyebutkan bahwa gejala dari Carpal Tunnel Syndrome adalah sebagai

berikut:

1. Karakteristik parastesia, nyeri, lemah pada jari-jari menurut distribusi

Nervus Medianus distal.

2. Gejala tadi memburuk pada malam hari ataupun sesudah fleksi yang

(38)

3. Hilangnya rasa raba permukaan tangan sebelah medial

4. Kelemahan tenar/atrofi

5. Hubungan dengan kerja dinilai secara hati-hati, penggunaan tangan,

posisi tangan, dan sering atau beratnya kekuatan atau tekanan pada

pergelangan tangan atau vibrasi.

6. Gejala berkurang setelah istirahat kerja.

2.1.4. Klasifikasi Carpal Tunnel Syndrome

Menurut Asworth (2009) Carpal Tunnel Syndrome biasanya dibagi

menjadi ringan, sedang, dan berat.

1. Level 1/ ringan/ mild

Carpal Tunnel Syndrome ringan memiliki kelainan sensorik saja

pada pengujian elektrofisiologis. Rasa perih / rasa tersengat dan nyeri

atau gejala Carpal Tunnel Syndrome yang terjadi dapat berkurang dengan

istirahat atau pijat.

2. Level 2/ sedang / moderate

Carpal Tunnel Syndrome sedang memiliki gejala sensorik dan

motorik. Gejala lebih intensif, test orthopedic dan neurologic

mengindikasikan adanya kerusakan syaraf

3. level 3 / berat / severe

Gejala lebih parah, mengalami penurunan sensorik dan rasa nyeri

(39)

2.1.5. Pemeriksaan Klinis / Diagnosa Carpal Tunnel Syndrome

Diagnosa Carpal Tunnel Syndrome dapat didukung oleh beberapa

pemeriksaan, yaitu :

1. Pemeriksaan fisik

Harus dilakukan pemeriksaan menyeluruh pada penderita

dengan perhatian khusus pada fungsi, motorik, sensorik, ototnom

tangan. Beberapa pemeriksaan dan tes provokasi yang dapat membantu

menegakkan diagnosa Carpal Tunnel Syndrome adalah sebagai berikut

(40)

Tabel 2.1. Pemeriksaan Fisik Carpal Tunnel Syndrome

Wrist Extenstion Test Phalen’s Test Tinel’s Test Pressure Test Luthy’s Sign (Bottle’s Test) kurang dari 120 detik timbul gejala seperti dan jari telunjuknya pada botol atau gelas. Bila kulit tangan penderita tidak dapat menyentuh

dindingnya dengan rapat, tes dinyatakan

positive dan

mendukung diagnosa.

(41)
(42)

2. Pemeriksaan neurofisiologi (elektrodiagnostik), (Rambe, 2004)

a. Pemeriksaan EMG dapat menunjukkan adanya fibrasi, polifastik,

gelombang positif dan berkurangnya jumlah motor unit pada

otot thenar. Pada beberapa kasus tidak dijumpai kelainan pada

otot-otot lumbikal, EMG bisa normal pada 31% kasus Carpal Tunnel

Syndrome.

b. Kecepatan hantar saraf (KHS). Pada 15-25 % kasus , KHS bisa

normal. Pada lainnya, KHS akan menurun dan masa laten distal

(distal latency) memanjang. Menunjukkan adanya gangguan pada

konduksi saraf di pergelangan tangan. Masa laten sensorik lebih

sensitive dari masa laten motorik.

3. Pemeriksaan radiologis

Pemeriksaan sinar x pada terhadap pergelangan tangan dapat

membantu melihat apakah ada penyebab lain, seperti fraktur atau

arthritis. Foto pales leher berguna untuk menyingkirkan adanya

penyakit lain pada vertebra. USG, CT scan dan MRI dilakukan pada

kasus yang selektif terutama yang akan dioperasi (Rambe, 2004).

Namun American Academy of Neurology telah menggambarkan

kriteria diagnostik yang mengandalkan pada kombinasi gejala dan

(43)

hasil dari penelitian elektrofisiologi. Sedangkan diagnosa kejadian

Carpal Tunnel Syndrome sebagai akibat pekerjaan menurut National

Institute for Ocupational Safety and Health (NIOSH) pada tahun 1989

berupa : (Barcenilla, 2012)

1. Terdapatnya salah satu atau lebih gejala parastesia,

hipoanastesia, sakit / baal/ mati rasa pada tangan yang

berlangsung sedikitnya 1 minggu atau bila tidak terjadi secara

terus menerus, sering terjadi pada berbagai kesempatan.

2. Secara objektif dijumpai hasil tes Tinel’s atau tes phalen positif

atau berkurang sampai hilangnya rasa sakit pada kulit telapak dan

jari tangan. Diagnosa dapat pula ditegakkan mlalui pmeriksaan

elektrodiagnostik antara lain dengan pemeriksaan elektromiografi.

3. Adanya riwayat pekerjaan seperti melakukan pekerjaan berulang

atau repetitive, pekerjaan yang disertai kekuatan tangan, fleksi

ekstensi, dan deviasi gerakan pergelangan dan jari tangan,

menggunakan alat dengan getaran tinggi serta terjadi tekanan

(44)

2.1.6. Pencegahan dan Penanganan Medis Carpal Tunnel Syndrome 2.1.6.1. Pencegahan Carpal Tunnel Syndrome

Adapun upaya pencegahan yang dapat dilakukan, diantaranya

adalah : (Aizid, 2011)

 Biasakan agar pergelangan tangan dalam posisi netral atau lurus

 Gunakan semua jari-jari untuk memegang benda

 Disela-sela kesibukan, usahakan selalu mengistirahatkan tangan

setiap 15-20 menit

 Gunakan pulpen dengan diameter besar agar mengurangi

tekanan

 Rutin melakukan latihan peregangan otot-otot tangan dan

lengan bawah.

Sedangkan berdasarkan penelitian intensif yang telah

dilakukan oleh American Academy of Orthopaedic Surgeons telah

menemukan bahwa senam gerakan pergelangan-tangan saat memulai

pekerjaan dan selama waktu-waktu jeda bisa membantu mencegah

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) . Agar menjadi efektif, senam

gerakan pergelangan-tangan ini harus dilakukan saat memulai setiap

jenis pekerjaan dan setelah jeda di masing-masing jenis pekerjaan.

Senam gerakan pergelangan-tangan telah dibuktikan mengurangi

tekanan saraf medianus dan mengurangi kemungkinan terjadinya

(45)

Pekerja yang intensif menggunakan tangan, khususnya mouse

komputer, harus melakukan senam pemanasan selama lima menit

sebelum memulai bekerja, seperti halnya atlet lomba lari yang

meregangkan otot sebelum berlari untuk mencegah cedera. Berikut

gerakan-gerakan senam pergelangan-tangan yang dimaksud (Freebie,

2011):

1. Ulurkan kedua tangan ke depan dengan kuat sampai lurus dan

angkat kedua pergelangan tangan dan jari-jari tangan hingga

dalam posisi tegak lurus dengan uluran tangan. Tahan sampai 5

kali hitungan.

Gambar 2.2. Gerakan Senam 1 (Sumber: Masdin, 2010)

2. Luruskan kedua pergelangan tangan dan lemaskan jari-jari

tangan selama 5 kali hitungan.

(46)

3. Kepalkan kedua telapak tangan. Tahan sampai 5 kali hitungan.

Gambar 2.4. Gerakan Senam 3 (Sumber: Masdin, 2010)

4. Selanjutnya bengkokkan kedua pergelangan tangan ke bawah

sambil tetap mengepal. Tahan sampai 5 kali hitungan.

Gambar 2.5. Gerakan Senam 4 (Sumber: Masdin, 2010)

5. Luruskan kembali pergelangan tangan, buka kepalan dan

lemaskan jari-jari sampai 5 kali hitungan.

(47)

6. Ulangi setiap gerakan 10 kali lalu biarkan kedua lengan anda

tergantung bebas dan goyang-goyangkan selama beberapa detik.

Gambar 2.7. Gerakan Senam 6 (Sumber: Masdin, 2010)

2.1.6.2. Pengobatan Carpal Tunnel Syndrome

Untuk mengobati Carpal Tunnel Syndrome salah satu cara yang dapat

dilakukan adalah dengan terapi (Aizid, 2011), terapi tersebut yaitu :

1. Terapi konservatif

a. Beberapa terapi konservatif

i. Mengistirahatkan pergelangan tangan dan mengompresnya

dengan air dingin

ii. Pemasangan bidai pada pergelangan tangan pada posisi netral

atau lurus. Bidai bias dipasang secara terus menerus atau

hanya pada malam hari selama 2-3 minggu.

iii. Pemberian vitamin B6

(48)

b. Langkah-langkah pengobatan selain terapi konservatif

Adapun pengobatan lain berdasarkan tingkat gejalanya dapat

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

i. Skrining dan diagnosis

Saat berkonsultasi gejala dan tanda akan diupayakan

timbul. Sebagai skrining, akan diperiksa rasa sensasi jari

kelingking. Jika rasa sensasi pada jari kelingking ada, maka

kemungkinan penyebab lain harus dipikirkan. Pemeriksaan yang

dilakukan antara lain uji sensasi/ rasa pada jari-jari dan kekuatan

otot tangan. Dokter akan memberikan gerakan pada pergelangan

tangan, dan tekanan ataupun ketukan pada daerah pergelangan.

Hal ini dimaksudkan untuk memicu terjadinya gangguan,

sehingga gejala dapat timbul. Jika gejala dan tanda Carpal Tunnel

Syndrome terjadi, maka pemeriksaan lanjutan yang disarankan

meliputi Electromyogram (EMG).

ii. Bidai pada pergelangan tangan

Bidai diberikan pada posisi netral, yaitu pada tangan yang

melurus, agar terjadi rongga terowongan karpal yang maksimal.

Bidai juga sering disebut sebagai night splint, karena (terutama)

(49)

bidai akan menolong jika gejala yang terjadi belum melebihi satu

tahun.

iii. Hidoterapi dan splint

Hidroterapi atau terapi air dapat dilakukan dirumah. Pada

beberapa studi, hidroterapi telah dibuktikan cukup efisien dalam

meningkatkan sirkulasi darah pada daerah yang sakit. Caranya

dengan merendam tangan dalam air panas selama 3 menit,

kemudian dilanjutkan dengan merendam dalam air dingin selama

30 detik. Cara tersebut dilakukan sebenyak 3 – 5 kali. Metode ini

akan meningkatkan sirkulasi loka, meningkatkan pasokan nutrisi

serta oksigen, membuang berbagai sisa metabolism, mengurangi

konsentrasi zat-zat mediator inflamasi (peradangan), dan akhirnya

meredakan nyeri.

iv. Pemberian obat

Obat yang diberikan biasanya aspirin dan obat yang

termasuk golongan nonsteroidal anti-inflamatory (NSAID).

NSAID akan meredakan sakit yang terjadi akibat peradangan.

Selain NSAID, Carpal Tunnel Syndrome juga dapat ditanggulangi

dengan beberapa jenis obat, antara lain golongan anti-inflamasi

nonsteroid (aspirin, ibuprofen, naproxen). Selain itu, suplemen

vitamin B6 (piridoksin) dan B2 (ribroflavin) diduga efektif dalam

penanganan Carpal Tunnel Syndrome. Namun pemberian obat

(50)

v. Golongan steroid

Injeksi steroid terkadang perlu diberikan untuk meredakan

peradangan. Dengan demikian, tekanan pada nervus medianus

akan berkurang.

vi. Mengurangi beban tangan

Jika memang keluhan berhubungan dengan pekerjaan atau

aktivitas sehari-hari, maka penanggulangan terpnting adalah

mengurangi beban penggunaan tangan. Istirahatkan tangan atau

pergelangan tangan sekurang-kurangnya 2 minggu.

2. Terapi operatif (pembedahan)

Pembedahan merupakan pilihan terakhir dalam pngobatan

Carpal Tunnel Syndrome. Berikut adalah beberapa perawatan terapi

operatif :

a. Dekompreasi terbuka

Dalam perawatan ini, sebuah sayatan dibuat di telapak

tangan dngan anastesi lokal (hanya sebagian yang dibius) atau

anastesi umum (pasien tidur). Kemudian, ligamen karpal

melintang (bagian atas terowongan karpal) dikeluarkan dan

(51)

b. Dekompresi endoskopik

Dalam perawatan ini, dua sayatam kecil dibuat di

pergelangan tangan dan telapak tangan. Kemudian, endoskopi

(tabung berlampu kecil berisi kamera) melewati terowongan

karpal melalui sayatan tersebut. Ahli bedah kemudian

mengeluarkan ligamen karpal melintang (bagian atas terowongan

karpal) dan memotongnya serta mmbebaskan isi terowongan

karpal dari kompresi. Berikut ini adalah gambar mengenai cara

perawatan pada terapi operatif sindrom terowomham larpal ini :

Gambar 2.8. Saat Terapi Operatif (Sumber: Zikri, 2010)

(52)

2.2. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Carpal Tunnel Syndrome

Menurut Boz (2003), faktor risiko Carpal Tunnel Syndrome akibat

melakukan pekerjaan dengan keyboard dapat dibagi menjadi 3 yaitu faktor

personal, pekerjaan dan workstation. Menurut Barcnilla et al (2012), Carpal Tunnel

Syndrome memiliki hubungan yang positif secara signifikan dengan pengulangan

pada tangan, postur pergelangan tangan yang salah (postur janggal), usia, jenis

kelamin, obesitas, dan telah dikaitkan dengan sejumlah kondisi medis seperti

rheumatoid arthritis, trauma/ fraktur pada tangan dan diabetes mellitus.

Sedangkan menurut Ali (2006), posisi tangan yang tertekuk memiliki risiko

yang lebih untuk terkena Carpal Tunnel Syndrome dan gerakan yang berulang pada

tangan yang dipengaruhi oleh masa kerja dan lama kerja diidentifikasi sebagai

faktor yang memberatkan untuk terjadinya Carpal Tunnel Syndrome. Disamping itu

juga dipengaruhi oleh faktor tata letak (lay-out) dari peralatan kerja seperti bentuk

keyboard dan letak keyboard, bentuk mouse dan letak mouse serta faktor pekerja itu

sendiri seperti usia dan jenis kelamin dari karyawan.(Grandjean, 1987) Berikut

beberapa faktor risiko dari Carpal Tunnel Syndrome:

1. Faktor Personal

a. Jenis kelamin

Carpal Tunnel Syndrome lebih mempengaruhi perempuan dari

laki-laki, yaitu 3,6 kali lipat lebih besar dibandingkan laki-laki (Mattioli et al,

2008). Berdasarkan Rasio antara perempuan dan pria untuk sindrom carpal

(53)

menunjukkan peningkatan kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) secara

bertahap dengan meningkat sampai usia lanjut, sedangkan wanita

memuncak setelah menopause, hal tersebut secara umum konsisten dengan

konsep bahwa pada wanita mungkin ada komponen hormonal dalam

penyebab Carpal Tunnel Syndrome (CTS) (Ashworth, 2010).

Sheila (2010) menjelaskan bahwa adanya perbedaan hormonal pada

wanita, terutama saat wanita hamil dan menopause. Saat hamil disebabkan

oleh retensi cairan yang sering terjadi selama kehamilan, yang

menempatkan tekanan tambahan pada terowongan karpal dan

menyebabkan gejala. Namun Beberapa wanita tidak mengalami gejala

sampai setelah melahirkan dan awal menyusui. Menyusui sementara

menurunkan kadar hormon steroid alami, yang mempertinggi potensi

peradangan selain itu juga disebabkan oleh perbedaan anatomi tulang

karpal, dimana tulang pergelangan tangan pada wanita secara alami lebih

kecil sehingga menciptakan ruang yang lebih ketat di mana saraf dan

tendon harus lulus.

Sedangkan perubahan hormon menopause dapat menempatkan

perempuan pada risiko lebih besar untuk mendapatkan Carpal Tunnel

Syndrome karena struktur pergelangan tangan membesar dan dapat

(54)

b. Obesitas

Bray (1985) mengatakan bahwa obesitas adalah faktor risiko Carpal

Tunnel Syndrome dikarenakan oleh semakin besarnya tekanan pada syaraf

median seiring dengan semakin besarnya indeks masa tubuh. BMI juga

terkait dengan Carpal Tunnel Syndrome baik pada wanita maupun lelaki

seperti yang dilaporkan dalam studi sebelumnya (Burt et al, 2000). individu

yang diklasifikasikan sebagai obesitas (BMI> 29) adalah 2,5 kali lebih

brisiko terdiagnosis Carpal Tunnel Syndrome dibandingkan individu

ramping (BMI <20) (Trumble E et al, 2002).

c. Riwayat penyakit (diabetes, arthritis, fraktur atau patah tangan)

Riwayat penyakit memberikan kontribusi terhadap Carpal Tunnel

Syndrome, perubahan anatomi tulang karpal akibat cedera maupun patah

tangan dapat mempersempit volume tulang karpal. Carpal Tunnel

Syndrome akut jarang terjadi, biasanya terjadi karena adanya trauma pada

tulang karpal, akibat patah atau retaknya distal radius. Gejala baru akan

muncul setelah beberapa bulan-tahun setelah trauma . riwayat penyakit

yang dapat menyebabkan resiko carpat tunnel syndrome adalah :

i. Arthritis Reumatoid

Gejala di terowongan carpal ini juga umum terjadi pada lansia

penderita rematik. Dalam hal ini, saraf terjepit bukan akibat

pembesaran otot melainkan sendi di pergelangan tangan berubah

(55)

gejala terjadi pada pagi hari dan menghilang pada siang hari. Gejala

kesemutan karena rematik hilang sendiri bila rematiknya sembuh

(Wibisono, 2012).

ii. Fraktur/ Dislokasi

Keadaan lokal lainnya seperti inflamasi sinovial serta fibrosis

(seperti pada tenosinivitis), fraktur tulang carpal, dan cedera termal

pada tangan atau lengan bawah bisa berhubungan dengan Carpal

Tunnel Syndrome (saanin, 2012).

iii. Diabetes Militus

Carpal tunnel syndrom ini juga sering terjadi berkaitan dengan

kelainan yang menimbulkan demielinasi atau kelainan saraf iskemik

seperti diabetes militus (Saanin, 2012). Timbulnya neuropati pada

penderita diabetes tidak tergantung pada kadar gula darah, tetapi pada

lamanya si penderita mengidap diabetes. Semakin lama menderita

diabetes maka semakin tinggi pula rasa kesemutan itu muncul. Jadi bisa

saja seorang penderita merasakan kesemutan meskipun diabetesnya

sendiri terkontrol dengan baik.yang dirasakan biasanya kesemutan pada

ujung jari terus-menerus, kemudian disertai rasa nyeri yang menikam

seperti tertusuk-tusuk diujung telapak kaki atau tangan terutama pada

(56)

d. Usia

Carpal Tunnel Syndrome biasanya mulai terdapat pada usia 20-60

tahun (Hobby, 2005). Laki-laki menunjukkan peningkatan kejadian Carpal

Tunnel Syndrome secara bertahap dengan meningkat sampai usia lanjut,

sedangkan wanita memuncak setelah menopause (sesuai dengan kelompok

usia 50-54 tahun), hal tersebut secara umum konsisten dengan konsep

bahwa pada wanita mungkin ada komponen hormonal dalam penyebab

Carpal Tunnel Syndrome (Hadge, 2009; Mattioli, 2008; Asworth, 2010).

Namun Griffith menyatakan bahwa bahwa CTS sering dialami oleh wanita

berusia 29-62 tahun. Beberapa studi juga mengungkapkan bahwa CTS

umumnya dialami oleh wanita berusia 30an. (Kurniawan dkk, 2008)

2. Faktor pekerjaan

a. Posisi janggal pada tangan

Buckle (1997) mendeskripsikan mekanisme terjadinya Carpal

Tunnel Syndrome adalah terjadinya penegangan dan penekanan pada syaraf

median di pergelangan tangan, ketika pergelangan tangan berada dalam

posisi ektrim. Loslever dan ranaivosa, 1993 menyatakan bahwa posisi

pergelangan tangan dan tekanan yang dialami pada saat melakukan

pekerjaan atau menggunakan peralatan merupakan faktor-faktor penyerta

(57)

Menurut Humantech (1995) Postur janggal selama durasi > 10 detik

jika dipertahankan secara terus menerus maka akan menimbulkan keluhan

musculoskeletal pada tangan dan frekuensi postur janggal 30 kali secara

berulang dalam 1 menit dapat menyebabkan musculoskeletal pada tangan,

selain itu postur pergelangan tangan juga menunjukkan risiko 4 kali lebih

besar untuk terjadinya Carpal Tunnel Syndrome (Barcenilla et al, 2012).

Untuk itu sebaiknya saat menggunakan keyboard dan mouse posisi tangan

tidak berada pada posisi janggal/ ekstrim atau tidak ergonomis. Ketika

menggunakan keyboard usahakan agar tangan selalu sejajar, seperti pada

gambar berikut :

Gambar 2.10. Posisi Tangan Saat Menggunakan Keyboard (Sumber: Freebie, 2011)

Sedangkan posisi tangan saat menggunakan mouse diusahakan agar

pergelangan tangan berada pada posisi tidak menggantung dan sejajar atau

sedikit berada diatas meja sehingga dengan begitu tangan tidak

(58)

menerus. Berikut ini adalah cara penggunaan mouse yang salah maupum

yang benar :

Gambar 2.11. Posisi Tangan Saat Menggunakan Mouse (Sumber: Freebie, 2011)

b. Masa kerja

Dengan peningkatan masa kerja pada tangan menunjukkan adanya

pekarjaan berulang yang dilakukan oleh tangan dalam jangka waktu yang

lama, dengan peningkatan jumlah tahun kerja menunjukkan risiko lebih

tinggi untuk terjadinya Carpal Tunnel Syndrome (Ali, 2006) . Fung et al

(2007) mengidentifikasi bahwa semakin sering fleksi / ekstensi yang

berkelanjutan dari pergelangan tangan dapat meningkatkan risiko Carpal

Tunnel Syndrome. Hal tersebut juga diperkuat dengan adanya studi yang

menyatakan bahwa pengulangan dan eksposur gabungan dari kedua

kekuatan dan pengulangan dapat menimbulkan risiko dua kali lipat

terhadap terjadinya Carpal Tunnel Syndrome. (Barcenilla et al, 2012).

(59)

pada pekerja yang telah bekerja lebih dari 4 tahun bekerja (Nurqotimah et

al, 2010)

c. Lama kerja

Nurqotimah et al (2010) menjelaskan bahwa adanya hubungan

antara lama kerja dengan kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Sebuah

survei nasional besar Inggris menemukan bahwa Keyboard yang digunakan

selama lebih dari 4 jam per hari meningkatkan risiko gejala musculoskeletal

pada pergelangan tangan. sedangkan penggunaan mouse komputer lebih

dari 20 jam setiap pekan atau 3 jam 20 menit setiap harinya, memiliki

risiko 2,6 kali untuk mengalami gejala Carpal Tunnel Syndrome (Hadge,

2004).

3. Faktor workstation

a. Bentuk dan letak keyboard

Carpal Tunnel Syndrome berisiko terjadi pada pengguna keyboard

pada komputer yang posisinya tidak baik. Karena pekerjaannya memerlukan

pergerakan pergelangan tangan secara terus-menerus (Zikri, 2010).

Penelitian menunjukan bahwa posisi keyboard merupakan salah satu faktor

penyebab Carpal Tunnel Syndrome atau nyeri otot dan persendian. Penyebab

nyeri otot dan tulang yang disebabkan oleh keyboard adalah penggunaan

jari-jari tertentu saja dalam waktu yang lama. Terdapat beberapa bentuk

(60)

Carpal Tunnel Syndrome, yaitu: Qwerty, Dvorak ,Klockenberg.

(Bagaskawarasan, 2011).  Keyboard Qwerty

Gambar 2.12. Keyboard Qwerty (Sumber : Ayunyaikko, 2010)

Keyboard qwerty, dibuat berdasarkan layout mesin tik. Tata letak

ini ditemukan oleh Scholes, Glidden dan Soule pada tahun 1878, dan

kemudian menjadi standar mesin tik komersial pada tahun 1905.

Meskipun tata letak qwerty sangat luas pemakaiannya, tetapi memiliki

beberapa kelemahan dan ketidakefisienan. Beban tangan kiri lebih besar

dari tangan kanan (56 persen). Contoh paling nyata dari ketidakefisienan

tata letak qwerty adalah pengetikan huruf ‘a’ yang cukup sering dipakai,

tetapi harus dilakukan oleh jari kelingking yang paling lemah

Gambar

Gambar 2.1. Anatomi Pergelangan Tangan Carpal Tunnel Syndrome (Sumber : American academy of orthopedic  surgeons (AAOS), 2009)
Tabel 2.1. Pemeriksaan Fisik Carpal Tunnel Syndrome
Gambar 2.2. Gerakan Senam 1 (Sumber: Masdin, 2010)
Gambar 2.5. Gerakan Senam 4 (Sumber: Masdin, 2010)
+7

Referensi

Dokumen terkait

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya tulis yang berjudul “Daya Hambat Perasan Kulit Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Terhadap Pertumbuhan Streprococcus

Panitia Pengadaan Barang/ Jasa Kegiatan di Lingkungan Sekretariat DPRD Kabupaten Kuantan Singingi Tahun Anggaran 2013, telah melaksanakan Koreksi Aritmatik dengan hasil

Pemerintah kolonial Hindia Belanda mengganti Reglemen Hutan 1913 dengan Boschordonnantie voor Java en Madoera 1927 (Ordonansi Hutan untuk Jawa dan Madura 1927) karena

Yustiningsih (2012), salah satu penyebab transmisi harga yang tidak simetris antar pasar yang terhubung secara vertikal (dalam satu rantai pemasaran) adalah adanya

Dalam penelitian ini, peneliti akan mencari ayat – ayat Alquran yang ada dalam dasa darma pramuka dengan menggunakan metode maudui’ yakni mencari ayat-ayat alqur’an

Adapun judul penelitian yang akan penulis lakukan adalah “Perbedaan Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Menggunakan

Pembelajaran Membaca Permulaan Melalui Metode Analisis Glass Bagi Siswa Berkesulitan Membaca (Reading Difficulties) (Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SDN

Terkait dengan hal tersebut, orang tua memerlukan informasi yang tepat terkait dengan aktivitas akademik mahasiswa yang bisa didapatkan dari..