• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi fundraising melalui surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial pada yayasan baitul Maal Bank rakyat Indonesia (YBM BRI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi fundraising melalui surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial pada yayasan baitul Maal Bank rakyat Indonesia (YBM BRI)"

Copied!
494
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI FUNDRAISING MELALUI SURAT

KUASA DAN PENDAYAGUNAAN DANA ZIS

MELALUI AGEN SOSIAL PADA YAYASAN BAITUL

MAAL BANK RAKYAT INDONESIA (YBM BRI)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )

Oleh :

AHMAD SONHAJI ARAFAT NIM : 106053001990

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

STRATEGI FUNDRAISING MELALUI SURAT

KUASA DAN PENDAYAGUNAAN DANA ZIS

MELALUI AGEN SOSIAL PADA YAYASAN BAITUL

MAAL BANK RAKYAT INDONESIA (YBM BRI)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )

Oleh :

AHMAD SONHAJI ARAFAT NIM : 106053001990

Dibawah Bimbingan

M. Hudri. M. Ag.

NIP: 197206061998031003

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(3)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juni 2010

(4)

PENGESAHAN PANITIAN UJIAN

Skripsi berjudul: Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa dan Pendayagunaan Dana ZIS Melalui Agen Sosial Pada Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari selasa tanggal 15 Juni 2010 skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Manajemen Dakwah.

(5)

i ABSTRAK

AHMAD SONHAJI ARAFAT

Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa dan Pendayagunaan Dana ZIS Melalui Agen Sosial Pada Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia

Penghimpunan (fundraising) dan pendayagunaan merupakan dua kegiatan penting dan utama dalam sebuah lembaga pengelola ZIS, karena sebuah organisasi pengelola zakat, dalam setiap aktifitasnya selalu berhubungan dengan dana. Dana memiliki peran penting dalam menghidupi organisasi pengelola zakat dan pendayagunaan mustahiq. Sumber pokok pendapatan OPZ adalah ZIS. Karenanya, OPZ dituntut untuk kreatif dalam setiap menentukan strategi penghimpunan dana ZIS, sehingga calon muzakki tergerak hatinya untuk memberikan zakat, infaq dan shadaqohnya kepada OPZ yang bersangkutan. Berbicara tentang sistem pendayagunaan ZIS berarti membicarakan beberapa usaha atau kegiatan yang saling berkaitan dalam menciptakan tujuan tertentu dari penggunaan hasil ZIS secara baik, tepat dan terarah sesuai dengan tujuan zakat itu disyariatkan.

Sistem penghimpunan dan penyaluran ZIS dari masa ke masa memiliki perbedaan. Awalnya, ZIS lebih disalurkan untuk kegiatan konsumtif, tetapi belakangan ini telah banyak pemanfaatan dana ZIS untuk kegiatan produktif, upaya ini diharapkan dapat merubah strata sosial dari yang terendah (mustahiq) kepada yang tertinggi (muzakki).

Tujuan penelitian ini ingin mengetahui bagaimana strategi fundraising melalui sistem surat kuasa dan pendayagunaan agen sosial pada YBM BRI dalam menghimpun dan mendayagunakan dana ZIS. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif kualitatif yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan laporan penelitian akan bersifat kutipan-kutipan atau untuk memberi gambaran penyajian laporan dengan teknik wawancara, observasi dan dan dokumentasi.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, sebagaimana kita telah diberi nikmat Iman dan Islam, serta nikmat sehat sebagai bentuk kasih sayang-Nya kepada kita semua. Berkat rahmat dan hidayah-Nya lah skripsi ini bisa terselesaikan.

Shalawat beriring salam kita panjatkan kepada Junjungan Baginda Alam Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya, dan Insya Allah kepada kita semua sebagai umatnya yang masih taat dan patuh mengikuti ajaran serta sunnah-sunnahnya.

Bab demi bab terselesaikanlah sudah dalam sebuah bentuk karya ilmiah skripsi yang Insya Allah berguna untuk penulis dan orang lain nantinya. Halangan serta tantangan dalam penulisan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan para dosen maupun pengajar lain yang memilki intensitas ilmu di bidang kelembagaan, khususnya dalam bidang fundraising dan pendayagunaan zakat. Penulis merasa bahwasannya terselesaikannya penulisan skripsi ini banyak dibantu oleh banyak orang yang selalu berhubungan langsung maupun tidak langsung kepada penulis, dan hanya ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada mereka semua, diantaranya ;

(7)

iii

2. DR. Arief Subhan. MA, selaku Dekan Fak. Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah.

4. Drs. Cecep Castrawijaya. MA, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah 5. Dr. Suparto, S.Ag, M.Ed,MA selaku Pembimbing Akademik, beserta segenap jajaran karyawan dan kru jurusan dan Fakultas ilmu Dakwah dan Komunikasi.

6. M. Hudri. MA, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan perhatian bimbingan serta pengarahan, sehingga skripsi ini bisa cepat terselesaikan.

7. Ketua penguji beserta anggota penguji yang telah menguji dan memberikan pengarahan perbaikan tehadap skripsi penulis.

8. Segenap pengurus YBM BRI yang telah membantu penulis, khususnya kepada bapak H. Nasir Tajang selaku ketua harian, bapak H. Anwar Sadat selaku staf Penghimpunan dan bapak Ahmad Fakih selaku staf Pendayagunaan yang telah membantu dan memberikan waktu dan informasinya tentang bahan penulisan skripsi ini.

9. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, yang telah membantu dalam menyediakan sumber-sumber pustaka selama penulis merampungkan skripsi ini.

(8)

iv

11. Segenap teman-teman MD seangkatan yang sama-sama berjuang dari semester awal telah kita lewati, susah senang kita bersama. Jay, Hasan, Husin, Aang, Marel, Iwan, Panjul, Anton, Doelmith, Merliza, Fitri, Khilda, Sulis, Betty, Rohay, Nina, Imas dan semuanya tanpa terkecuali. Spesial ucapan terima kasih yang tak terhingga untuk sahabatku Deden Nurdin Salim yang selalu memberikan motivasi, arahan, bimbingan, selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

12. Segenap teman-teman MD 6, 4 dan 2, yang selalu memberikan motivasi dan doa tulusnya untuk penulis. Bisri, Endri, Khoerudin (Buluk), Ade (Bondeng), Angel, Nay, Abid, Ipin, Papua, Sidiq, Dito & Anis, Somad, Penjoel & Dian, Faizah, Ajeng, Hana dan semuanya terima kasih atas motivasi dan doanya.

Akhirnya hanya kepada Allah jualah kami berserah diri. Dan mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat. Meskipun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan dalam skripsi ini karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.

Jakarta, Juni 2010

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFRTAR ISI... v

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

D. Metodologi Penelitian ... 8

E. Tinjauan Pustaka ... 12

F. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II : TINJAUAN TEORITIS A. Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa 1. Pengertian Strategi. ... 15

2. Pengertian Fundraising... 19

3. Perumusan Strategi Fundraising. ... 24

4. Pengertian Surat Kuasa... ... 26

5. Pengertian Bank Rakyat Indonesia (BRI) ... 26

B. Pendayagunaan Agen Sosial 1. Pengertian Pendayagunaan... 27

2. Pengertian Agen Sosial.. ... 29

C. Konsep Zakat, Infaq dan Shadaqoh (ZIS) 1 Pengertian Zakat... 30

2 Dasar Hukum Zakat ... 31

3 Pengertian Zakat Profesi ... 31

4 Pengertian Infak dan Shadaqoh... 33

5 Tujuan dan Hikmah ZIS... 34

(10)

vi

BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG YAYASAN BAITUL MAAL BANK RAKYAT INDONESIA (YBM BRI)

A. Profil YBM BRI

1. Sejarah Singkat YBM BRI... 37

2. Visi dan Misi YBM BRI. ... 42

3. Keunggulan Berzakat Melalui YBM BRI... 42

4. Prestasi YBM BRI.... ... 45

B. Sumber dan Penggunaan Dana ZIS.... ... 45

C. Struktur Organisasi YBM BRI... 47

BAB IV : ANALISIS TERHADAP STRATEGI FUNDRAISING MELALUI SURAT KUASA DAN PENDAYAGUNAAN DANA ZIS MELALUI AGEN SOSIAL PADA YBM BRI A. Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa Pada Yayasan Baitul Maal BRI ... 55

1. Perumusan Strategi Penghimpunan Dana ZIS ... 58

2. Analisis SWOT. ... 62

3. Standar Operasional Prosedur (SOP) Fundraising Melalui Surat Kuasa.... ... 66

B. Pendayagunaan Agen Sosial Pada YBM BRI ... 70

1. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pendayagunaan Agen Sosial Pada YBM BRI ... 73

2. Program Pendayagunaan YBM BRI ... 76

C. Analisis Terhadap Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa Dan Pendayagunaan Agen Sosial Pada YBM BRI... 92

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 97

B. Saran-saran... 98

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu kebutuhan manusia adalah harta benda (materi). Manusia cenderung untuk mengumpulkan dan menguasai harta benda tersebut tanpa batas, sampai ia menemui ajalnya. Kerakusan dan ketamakan manusia dalam menguasai harta benda tersebut, kadang-kadang melampaui batas, melebihi nafsu binatang, yang dapat menurunkan martabat nilai-nilai kemanusiaannya.1 Betapa besar peranan harta dalam kehidupan manusia, rasanya tidak dapat diragukan lagi. Dengan harta orang dapat memperoleh apa yang diinginkannya. Semakin banyak harta seseorang, semakin mudah ia memenuhi kebutuhan hidupnya. Karena itu banyak orang yang berusaha keras mencari kekayaan tanpa mengenal lelah. Hanya sayangnya, banyak orang tidak menyadari, bahwa harta kekayaan itu adalah titipan Allah padanya, dan sebahgian kecil adalah kepunyaan atau hak orang-orang miskin.2 Dalam rangka menciptakan, menjaga dan memelihara kemaslahatan hidup serta martabat kehormatan manusia, Allah SWT menciptakan syariat yang mengatur tata cara mendapatkan dan memanfaatkan harta benda. Tata aturan ini antara lain syariat zakat.

Zakat adalah ibadah yang berkaitan dengan harta benda. Seseorang yang telah memenuhi syarat-syaratnya dituntut untuk menunaikannya, bukan semata-mata atas dasar kemurahan hatinya, tetapi kalau terpaksa “dengan

1 Suparman Usman, Hukum Islam, Asas-asas dan Pengantar Studi Hukum Islam dalam Tata Hukum Indonesia (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002), h. 158

2

Dr. Zakiah Daradjat, Zakat Pembersihan Harta dan Jiwa, (Jakarta :Ruhama, 1996), h. 12

(12)

2

tekanan penguasa”. Oleh karena itu, agama menetapkan ‘amilin atau petugas-petugas khusus yang mengelolanya, disamping menetapkan sanksi-sanksi duniawi dan ukhrawi terhadap mereka yang enggan.3

Dalam lembaga zakat ada tiga kegiatan utama, yakni penghimpunan, pengelolaan (keuangan) dan pendayagunaan. Tiga aktivitas utama ini sekaligus distrukturkan menjadi tiga divisi utama, yaitu Divisi Penghimpunan, Divisi Keuangan dan Divisi Pendayagunaan.

Fungsi dan tugas divisi penghimpunan memang dikhususkan mengumpulkan dana zakat infak dan wakaf dari masyarakat. Dana ini tidak hanya berasal dari perorangan, melainkan juga dari berbagai perusahaan dan lembaga.4

Fundraising tidak hanya diartikan pengumpulan dana semata, tetapi,

juga segala bentuk partisipasi dan kepedulian yang diberikan masyarakat kepada suatu organisasi/lembaga zakat yang berbentuk dana dan segala macam benda dan fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lembaga. 5

Untuk menyampaikan amanah Allah ini, maka diperlukan pekerja-pekerja (amil) yang diberi kewenangan untuk mengambil dana-dana zakat dari para aghniya yang menurut ketentuan syariat sudah berkewajiban untuk menunaikan kewajiban zakatnya dan menyalurkan dana-dana zakat itu kepada

3

M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung : PT. Mizan Pustaka, 2007), cet, ke-1 h. 506

4

Eri Sudewo, Manajemen Zakat, (Ciputat : IMZ, 2004), h. 189 5

(13)

3

golongan-golongan yang berhak menerimanya sebagai mana diamanahkan Allah swt.6

Perintah Allah swt untuk mengambil zakat terdapat dalam QS At-Taubah; 103.

Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan7 dan mensucikan8 mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”.(Q.S. At-Thaubah: 103).9

Pemberdayaan zakat adalah penyaluran zakat yang disertai target merubah kedaan penerima (lebih dikhususkan kepada golongan fakir miskin) dan kondisi kategori mustahik menjadi kategori muzakki. Target ini adalah target besar yang tidak dapat dicapai dengan mudah dan dalam waktu yang singkat.10

Tanpa menafikan peran divisi yang lain, sesungguhnya jatuh bangunnya lembaga zakat terletak pada kreativitas divisi pendayagunaan. Boleh-boleh saja lembaga zakat memiliki struktur organisasi yang lengkap. Serta boleh juga lembaga zakat ditunjang dengan fasilitas lengkap. Bahkan

6

April Purwanto, Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Zakat, h. 47

7

Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda.

8

Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan memperkembangkan harta benda mereka.

9

Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 297

10

(14)

4

bisa saja lembaga zakat tiba-tiba memilki dana yang besar karena mendapat kepercayaan dari beberapa perusahaan besar. Tetapi pada akhirnya, toh kembali juga pada kreativitas, program pendayagunaan apa yang bisa dikembangkan untuk mustahik. Sekali lagi, sesungguhnya program pemberdayaan mustahik, merupakan inti dari penghimpunan zakat. Dari program ini masyarakat dapat mengetahui sampai sejauh mana performance lembaga zakat. Pada program pemberdayaan mustahik ini, jatuh bangunnya lembaga zakat dipertaruhkan.

Yang tampak di masyarakat, program pengelolaan zakat cenderung terpaku pada yang sifatnya charity murni. Program yang bersifat sosial ini, dicirikan dengan kegiatan yang dikelola secara kepanitiaan, dalam waktu singkat dan habis setelah program itu dilaksanakan. Program charity murni tak butuh pendampingan dan pembinaan dan tanpa pemantauan perkembangan bantuan. Prinsipnya usai kegiatan, selesai juga programnya.11

Pembicaraan tentang sistem pendayagunaan zakat berarti membicarakan beberapa usaha atau kegiatan yang saling berkaitan dalam menciptakan tujuan tertentu dari penggunaan hasil zakat secara baik, tepat dan terarah sesuai dengan tujuan zakat itu disyariatkan. Dalam pendekatan fikih, dasar pendayagunaan zakat umumnya didasarkan pada surah At-taubah ayat 60 sebagai berikut:12

11

Eri Sudewo, Manajemen Zakat, h. 218

12

(15)

5

Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. At-Thaubah: 60).13

Sejak Islam datang ke tanah air kita, zakat telah menjadi salah satu sumber dana untuk kepentingan pengembangan agama Islam. Dalam perjuangan bangsa Indonesia menentang penjajah Barat pun dahulu, zakat, terutama bagian sabilillah-nya, merupakan sumber dana perjuangan.14 Ketika satu persatu tanah air kita dikuasai oleh penjajah Belanda, Pemerintah Kolonial itu mengeluarkan Bijblad Nomor 1892 tanggal 4 agustus 1893 yang berisi kebijaksanaan Pemerintah Kolonial yakni mencegah terjadinya penyelewengan keuangan zakat oleh para penguasa atau naib bekerja untuk melaksanakan administrasi kekuasaan Pemerintah Belanda, tapi tidak diberi gaji atau tunjangan untuk membiayai hidup dan kehidupan mereka beserta keluarganya. Dan untuk melemahkan (dana) kekuatan rakyat yang bersumber dari zakat itu Pemerintah Hindia Belanda melarang semua pegawai pemerintah dan priyayi pribumi ikut serta membantu pelaksanaan zakat.15

Zakat merupakan rukun Islam ke tiga yang sangat penting bagi kesejahteraan dan tegaknya keadilan sosial ekonomi umat. Pembayaran zakat

13

Al-Qur’an dan Terjemahannya, h. 288 14

Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta : UI-Press,1988), h. 32

15

(16)

6

bukan hanya menunjukkan kesalehan individual tetapi juga mencerminkan kesalehan sosial. Zakat dibayarkan oleh aghniya, orang yang dipandang kaya menurut aturan syara’ wajib membayar zakat (muzakki) kepada orang-orang miskin sesuai pedoman syar’i (fuqaraa) yang dikategorisasikan dalam 8 (delapan) golongan penerima (mustahik). Zakat merupakan sumber dana potensial dalam program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat level bawah.16

Sedangkan dari aspek keadilan sosial (al-adalah al-ijtima’iyyah), perintah zakat dapat dipahami sebagai satu kesatuan sistem yang tak terpisahkan dalam pencapaian kesejahteraan sosial-ekonomi dan kemasyarakatan. Zakat diharapkan dapat meminimalisir kesenjangan pendapatan antara orang kaya dan miskin. Di samping itu, zakat juga diharapkan dapat meningkatkan atau menumbuhkan perekonomian, baik pada level individu maupun pada level sosial masyarakat.17

Pada dasarnya zakat bukan hanya sebagai bagian dari ibadah wajib yang harus ditunaikan umat Islam yang telah memenuhi syarat, tetapi merupakan salah satu instrument yang sangat penting bagi program pengentasan kemiskinan dan perkembangan ekonomi masyarakat Islam level bawah, sesuai dengan salah satu tujuan zakat yaitu pemerataan rezeki untuk mencapai keadilan sosial.

Oleh sebab itu penulis memandang perlu adanya kajian sesuai dengan pernyataan di atas mengenai penghimpunan dan pendayagunaan ZIS, akhirnya penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul “STRATEGI

16

Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, h. 1

17

(17)

7

FUNDRAISING MELALUI SURAT KUASA DAN PENDAYAGUNAAN

DANA ZIS MELALUI AGEN SOSIAL PADA YAYASAN BAITUL

MAAL BANK RAKYAT INDONESIA”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas dan memberi arah yang tepat, maka penulis membatasi masalah yang akan dibahas adalah strategi fundraising melalui surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial pada Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI).

2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana fundraising melalui surat kuasa pada Yayasan Baitul Maal

Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) dalam menghimpun dana Zakat, Infaq dan Shadaqoh (ZIS) ?

2. Bagaimana pendayagunaan agen sosial pada Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) dalam mendayagunakan dana Zakat, Infaq dan Shadaqoh (ZIS) ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

(18)

8

a. Untuk mengetahui strategi fundraising melalui surat kuasa pada Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) dalam menghimpun dana ZIS.

b. Untuk mengetahui pendayagunaan agen sosial pada Yayasan Baitul Maal (YBM BRI) dalam mendayagunakan dana ZIS.

2. Manfaat Penelitian

1). Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan khususnya menyangkut fundraising melalui surat kuasa pada Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) dalam menghimpun dana zakat dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial.

2). Memberikan pemahaman bagi pihak akademisi khususnya Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk melakukan kajian mendalam mengenai Manajemen Dakwah, khususnya Yayasan Baitul Maal dan Lembaga Amil Zakat, infaq, dan shadaqah lainnya.

D. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah cara untuk mencapai suatu maksud sehubungan dengan upaya tertentu, maka metode menyangkut masalah kerja yaitu cara kerja untuk memahami objek.18

1. Metode Penelitian

a. Jenis penelitian

18

(19)

9

Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan buku angka-angka, laporan penelitian akan bersifat kutipan-kutipan atau untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berdasarkan dari naskah wawancara, catatan laporan, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. 19

b. Pendekatan Penelitian

Pendekatan adalah usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti , metode untuk mencapai pengertian tentang masalah penelitian.20

Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kualitatif, karena penulis bermaksud untuk meneliti sesuatu secara mendalam. Dalam hal ini yang akan diteliti adalah pendekatan fundraising melalui surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial pada YBM BRI.

Penulis memilih pendekatan kualitatif dalam melakukan penelitian karena penulis berharap dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini, didapatkan hasil penelitian yang menyajikan data yang akurat, dan digunakan secara jelas dari kondisi sebenarnya.

2. Subjek dan Objek Penelitian

19

Burhan Bungin, analisis Data Penelitian kualitatif, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Cet ke-2, h. 39

20

(20)

10

Adapun subjek yang akan diteliti Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI). Dan objeknya adalah stratwgi fundraising melalui surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial pada Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI).

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan langsung dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan, dan yang di wawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.21 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu: pewawancara (interviewer), responden (interviewee), pedoman wawancara, dan situasi wawancara.22

Adapun yang akan di wawancarai yaitu :

1) H. Moh. Nasir Tajang selaku Ketua Pelaksana Harian 2) H. Anwar Sadat sebagai Divisi Fundraising, dan 3) Ahmad Fakih sebagai Divisi Pendayagunaan. b. Observasi

Observasi merupakan pengamatan dan penelitian dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki.23 Sutrisno Hadi mengungkapkan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, satu proses yang tersusun dalam dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dan

21

Dr. Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), cet. Ke-11, h. 135

22

Drs. Hermawan Wasito, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1995), h. 71

23

(21)

11

diantara yang penting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.24 Dalam melakukan observasi penulis mendatangi langsung ke kantor Yayasan Baitul Maal BRI (YBM-BRI) yang beralamat di Jl. Jendral Sudirman Kav. 44-46 Jakarta Selatan Tromol Pos 94. Tujuannya adalah untuk mendapatkan data konkrit tentang hal-hal yang menjadi objek penelitian. Hasil yang didapat yaitu informasi mengenai letak kantor ketua harian YBM BRI serta karyawan dalam lembaga tersebut pada bagian yang khusus mengenai YBM BRI itu sendiri.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dipakai guna melengkapi data-data yang telah terkumpul, juga untuk mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti antara lain mencari data berupa buku, catatan, transkip, bulletin, makalah dan sebagainya.

Adapun teknik penulisan yang digunakan berpedoman pada buku Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penulis melakukan penelitian di kantor Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) yang beralamat di Jl. Jendral Sudirman Kav. 44-46 Jakarta Selatan Tromol Pos 94. Adapun waktu penelitian dimulai dari bulan Maret-Mei 2010.

5. Analisis Data

24

(22)

12

Data hasil penelitian yang telah dikumpulkan sepenuhnya dianalisis secara kualitatif, analisis dataa dilakukan setiap saat pengumpulan data di lapangan secara berkesinambungan agar tercapai proses kesimpulan tertentu terhadap informasi yang terdapat pada lembaga tersebut, dengan memperrtimbangkan pernyataan-pernyataan yang sangat memungkinkan dianggap mendasar dan universal.

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum masuk lebih jauh mengenai pembahasan penelitian ini, ada beberapa penelitian terdahulu yang mengangkat pembahasan yang hampir sama dengan yang dituliskan oleh penulis, namun tentunya ada sudut perbedaan dalam hal pembahasan maupun obyek kajian dalam penelitian ini, adapun penelitian tersebut diantaranya adalah:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Ru’yat Ismail (103043127948) dengan judul “Mekanisme Retribusi Dan Distribusi Zakat Studi Komparatif Antara lembaga Amil Zakat Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat

Indonesia Dan Baitul Maal Wat Tamwil Al-Karim Ditinjau Dari Hukum

Islam” dalam penelitiannya penulis menganalisa studi komparatif antara

(23)

13

melalui agen sosial pada Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI).

2. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Abdul Barri (104044201455) dengan judul “Pemberdayaan Zakat Modern Pada yayasan Baitul Maal

Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI)” pada dasarnya obyek kajian pada

skripsi ini sama dengan obyek kajian yang digunakan oleh penulis yakni Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI) namun terdapat perbedaan pada pembahasan karena penulis membahas strategi fundraising melalui surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial yang dilakukan Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia (YBM BRI). 3. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Umroha Almaal

(102053025761) dengan judul “Strategi Fundraising Lembaga Amil Zakat

(LAZ) Al-Azhar Peduli Ummat” dalam skripsi ini Umroha Almaal

membahas bentuk fundrising secara umum pada LAZ Al-Azhar Peduli Ummat, sedangkan penulis lebih terfokus pada startegi fundraising melalui surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial yang dilakukan Yayasan Baitul Maal Bank Rakyat Indonesia.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, penulis akan menggunakan sistematika pembahasan yang terdiri dari lima bab, dengan susunan sebagai berikut :

(24)

14

metodologi penelitian, tinjauan pustaka, teknis penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN TEORITIS. Pada bab ini membahas secara lebih mendalam mengenai pengertian ZIS dan pengertian zakat profesi juga disertakan dengan dasar hukumnya, hikmah dan manfaatnya. Pada bab ini juga membahas tentang pengertian fundraising dan disertakan pengertian surat kuasa dan juga membahas tentang pengertian pendayagunaan.

BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG YAYASAN BAITUL MAAL BANK RAKYAT INDONESIA (YBM BRI), dalam bab ini penulis menerangkan sejarah dan profil YBM BRI, sumber dan penggunaan dana ZIS YBM BRI, struktur organisasi YBM BRI.

BAB IV : ANALISA TERHADAP STRATEGI FUNDRAISING MELALUI SURAT KUASA DAN PENDAYAGUNAAN DANA ZIS MELALUI AGEN SOSIAL PADA YBM BRI, dalam bab ini penulis menerangkan, strategi fundraising melalui surat kuasa dan pendayagunaan dana ZIS melalui agen sosial, juga disertakan dengan analisis hasil penelitian.

(25)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Strategi Fundraising Melalui Surat Kuasa

1. Pengertian Strategi

Dalam kamus Besar bahasa Indonesia disebutkan strategi adalah ilmu dan seni untuk menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu dalam perang dan damai.1

Dalam Kamus Manajemen disebutkan strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus dan saling hubungan dalam hal waktu dan ukuran.2

Pada awalnya strategi digunakan dalam dunia militer, yaitu untuk memenangkan suatu peperangan.3 Istilah strategi sebenarnya berasal dari bahasa Yunani strategos (artinya: pasukan) dan ageni (artinya: memimpin). Jadi strategi adalah hal memimpin pasukan, ilmu tentang perang sebagai ilmunya para jendral, ilmunya para komandan. Dalam konteks awalnya, strategi diartikan sebagai generalship atau suatu yang dilakukan oleh para jendral dalam membuat rencana untuk menaklukan musuh dan memenangkan perang.4 Sehingga tidak mengherankan bila awal perkembangan istilah strategi digunakan dan popular di lingkungan militer.

1

Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia, Edisi ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal. 1092

2

B.N. Marbun, SH, kamus Manajemen, (Jakarta: Pustaka Sinar harapan, 2005), Cet ke-2, h. 340

3

Komarudin, Ensiklopedi Manajemen, (Jakarta : Bumi aksara, 1994), Cet Ke 1, h. 539

4

Setiawan Hari Purnomo dan Zulkieflimansyah, manajemen Strategi sebuah Konsep Pengantar, (Jakarta: Lembaga penerbitan Fakultas Ekonomi UI, 1999), h. 8

(26)

16

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, kata strategi banyak diadopsi dan diberikan pengertian yang lebih luas dengan bidang ilmu atau kegiatan yang menerapkannya. Pengertian strategi tidak lagi terbatas pada konsep atau seni seorang Jendral di masa perang, tetapi sudah berkembang pada tanggung jawab seorang pemimpin (manajemen puncak).

Dalam ilmu manajemen atau suatu organisasi, strategi diartikan sebagai kiat, cara dan taktik utama yang dirancang secara sistematik dalam melaksanakan fungsi manajemen yang terarah pada tujuan strategi organisasi.5

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pengertian strategi, penulis mengemukakan pengertian strategi yang dikembangkan oleh beberapa pakar, di antaranya adalah :

a. Menurut Willian F. Glueck, seperti dikutip Amirullah, Bahwa strategi adalah suatu yang dipersatukan, bersifat komprehensif terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi (strategi adventage) perusahaan atau lembaga terhadap tantangan lingkungan dan rancangan untuk meyakinkan bahwa sasaran dasar perusahaan atau organisasi akan dicapai dengan pelaksanaan yang tepat oleh organisasi itu.6

5

Hadari Nawawi, Manajemen Strategi Organisasi Non Profit bidang Pemerintah dengan Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press, 2000), h. 147

6

(27)

17

b. Menurut Din Syamsudin, strategi mengandung arti diantaranya : 1) Rencana dan cara yang seksama untuk mencapai tujuan

2) Seni dalam menyiasati pelaksanaan rencana atau program untuk mencapai tujuan

3) Sebuah penyesuaian terhadap lingkungan untuk menampilkan fungsi dan peran penting dalam mencapai keberhasilan.7

c. Menurut Onong Uchayana effendi, strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.8

d. Menurut Syarif Usman, bahwa strategi adalah sebagai kebijakan menggerakkan dan membimbing seluruh potensi kekuatan, daya dan kemampuan bangsa untuk mencapai kemakmuran dan kebahagiaan.9 e. Mudrajad Kuncoro, Ph.D mengutip dari beberapa pakar tentang

pengertian strategi, antara lain :

1) Strategi adalah penentuan tujuan dan sasaran jangka panjang perusahaan, diterapkannya aksi dan alokasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2) Strategi adalah pola sasaran, tujuan dan kebijakan/rencana umum untuk meraih tujuan yang telah ditetapkan, yang dinyatakan dengan mendefinisikan apa bisnis yang dijalankan oleh perusahaan, atau yang seharusnya dijalankan oleh perusahaan.

7

Din Syamsudin, Etika Agama Dalam Membangun Masyarakat Madani, (Jakarta: Logos, 2000), Cet ke-1, h. 127

8

Onong Uchayana effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Rosda Karya, 1992), h. 32

9

Syarif Usman, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pengembangan dalam Islam,

(28)

18

3) Strategi adalah menentukan kerangka kerja aktivitas bisnis perusahaan dan memberikan pedoman untuk mengoordinasikan aktivitas, sehingga perusahaan dapat menyesuaikan dan mempengaruhi lingkungan yang selalu berubah. Strategi mengatakan dengan jelas lingkungan yang diinginkan oleh perusahaan dan jenis organisasi seperti apa yang hendak dijalankan.

Definisi-definisi ini mempunyai banyak kesamaan frase “tujuan jangka panjang”dan “kebijakan umum” menyiratkan bahwa strategi seharusnya berkaitan dengan keputusan besar yang dihadapi organisasi dalam melakukan bisnis, yakni suatu keputusan yang menentukan kegagalan dan kesuksesan organisasi.10

Dari pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa strategi merupakan satu kesatuan rencana terpadu yang dihubungkan dengan lingkungan organisasi dengan cara membuat pilihan alternatif-alternatif untuk dipertimbangkan dan dipilih, sehingga strategi yang dipilih akan diimplementasikan oleh organisasi dan akhirnya memerlukan evaluasi terhadap strategi tersebut dengan tujuan tercapainya cita-cita organisasi.

10

(29)

19

2. Pengertian Fundraising

Fundraising dalam kamus Iggris-Indonesia adalah pengumpulan

dana, sedangkan orang yang mengumpulkan dana disebut fundraiser.11 Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia, yang dimaksudkan pengumpulan adalah proses, cara, perbuatan mengumpulkan; perhimpunan; pengerahan.12sedangkan yang dimaksud dengan dana adalah uang yang disediakan untuk keperluan: biaya; pemberian; hadiah; derma.13

Fundraising dapat diartikan sebagai kegiatan dalam rangka

menghimpun dana dari masyarakat dan sumber daya lainnya dari masyarakat (baik individu, kelompok, organisasi, perusahaan ataupun pemerintah) yang akan digunakan untuk membiayai program dan

onal organisasi/lembaga sehingga mencapai tujuannya.14

Menurut Ekaterina Kim yang dikutip oleh Michael Norton dalam buku menggalang dana: “menggalang dana adalah sebuah ilmu, tetapi aturannya lebih seperti pelangi dari pada sebuah rumus. Anda harus melukis dengan paduan warna dan perasaan yang halus. Dan

bila anda melukis dengan rasa kasih dan persahabatan.15

11

Peter Salim, Salim’s Ninth Collegiate English-Indonesia Dictionary, (Jakarta: Modern English Press,2000),h. 607

12

Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia, hal..612.

13

Ibid, h. 234

14

April Purwanto, Manajemen Fundraising bagi organisasi pengelola zakat,

(Yogyakarta:Teras, 2009), Cet ke-1, h.3

15

(30)

20

Menggalang dana adalah sebuah proses menggalang dana bukan mengenai meminta uang tetapi lebih mengenai menjual ide bahwa donor dapat m

ahwa imbauan agar orang berbuat sesuatu, permintaan agar orang m

imajinasi yang tinggi, sehingg

yagunakan mustahik.

ya.

ewujudkan perubahan masyarakat. Bila orang telah menerima ide itu, maka mereka mau menyumbang.16

Beberapa penggalangan dana tidak memanfatkan peluang yang ada untuk memperoleh dana. Beberapa lagi melakukannya, tetapi tidak terlalu efektif. Tujuan menggalang dana adalah memperoleh, tetapi sering dilupakan b

enyumbang adalah bagian yang sangat penting dari imbauan yang disajikan.17

Dari berbagai pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa

fundraising atau penggalangan dana adalah kegiatan penghimpunan dana

yang mana dalam kegiatan itu, penggalangan dana menjual ide orang-orang yang mempunyai daya kreatifitas dan

a mampu menghimpun beberapa dari donator yang bisa dimanfaatkan untuk menda

Ada sejumlah keterampilan penting yang perlu penggalang dana kuasai jika ingin berhasil:

1. Menilai Kekuatan, sehingga penggalang dana dapat memusatkan tenaga pada hal-hal yang dapat dilakukan dengan sebaik-baikn

2. Belajar menguasai keterampilan yang diperlukan, dan mulai mengikuti pelatihan atau menggali pengalaman yang diperlukan.

16

Ibid, h. 15

17

(31)

21

3. Mencari jalan untuk mengimbangi kelemahan-kelemahan dengan cara men

Yan a.

uatu organisasi. Semangat dan kesungguhan an mendorong orang lain juga untuk

b.

ng tepat untuk menjadi

c.

a. Seorang penggalang dana yang baik juga harus sikap bila ditolak. Setiap kali menghubungi orang,

d.

gerahkan orang lain untuk membantu di mana diperlukan.18 g dimaksud dengan keterampilan tersebut adalah:

Kesungguhan Membantu mewujudkan tujuan organisasi

Kesungguhan adalah ciri paling penting yang harus dimiliki oleh penggalang dana s

penggalang dana ak

bersungguh-sungguh; yang diungkapkannya melalui sumbangan yang diberikannya.

Kemampuan meminta

Banyak orang tidak nyaman bila harus meminta uang. Orang yang merasa seperti ini bukan orang ya

penggalang dana. Untuk semua ini perlu kemampuan meminta secara efektif apa yang penggalang perlukan.

Percaya diri dalam menghadapi tolakan

Bila penggalang dana meminta sumbanagan dana, perlu memancarkan percaya diri. Jika penggalang dana merendah dan selalu meminta maaf atau ragu-ragu, orang tidak akan member apa-apa kepadany

menentukan

(32)

22

Penggalang dana pada umunya terlalu cepat menyerah. Mereka sering mengatakan “tidak” sebagai “tidak” bukannya sebagai tantangan untuk mencoba mengubah “tidak” menjadi “ya”. Jika penggalang dana teralalu cepat menyerah, maka tidak akan ada a sekali. Jika penggalang merasa orang itu seharusnya

uk mendukung.

e.

f.

intaan yang sulit ditolak. Sabar, ketika menjawab

g.

menganggap diri masing-masing orang yang istimewa dan memili peluang sam

benar-benar b erminat untuk mendukung, maka penggalang dana harus mencoba mencari jalan untuk mengubah sikap orang itu, atau mencari suatu kegiatan lain yang membangkitkan minatnya unt

Kejujuran

Penggalang dana harus selalu jujur. Karena harus meyakinkan orang, maka ada tekanan yang kuat untuk tidak mengungkapkan seluruh kebenaran dan untuk membesar-membesarkan kegiatan

Keterampilan sosial

Seseorang penggalang dana harus memiliki rasa percaya, kesabaran dan kepekaan. Percaya diri, karena perm

dilandasi rasa percaya diri

hal-hal spesifik yang ditanyakan donor. Kepekaan dan ketulusan, untuk meminta donor di hadapannya agar dapat mewariskan sesuatu bagi organisasinya. Seorang penggalang dana yang baik juga harus pandai bergaul dan menghadapi orang lain.

Keterampilan berorganisasi

(33)

23

hubungan pribadi dengan penggalang dana . organisasi yang baik penting sekali. Penggalang dana harus memiliki catatan lengkap masi mengenai sumbangan yang diterima

h.

iatan-kegiatan baru untuk memberi ilmu k menciptakan

acara-i.

enggalang dana tidak lah memiliki rasa percaya diri untuk meminta

j.

surat-menyurat dan infor

dari setiap donor. Semua ini harus tersusun rapih sehingga tidak ada acara atau peristiwa di masa lalu atau sumbangan dari seorang donor pun yang terlupa.

Imajinasi dan kreatifitas

Penggalang dana yang baru masuk sebuah organisasi bukan paham bahwa imajinasi adalah sebuah modal yang berharga. Tugasnya mungkin menciptakan keg

ilham pada para donor yang ada dan untu

acara yang dapat mengobarkan semangat orang banyak atau mungkin memaparkan kegiatan organisasi dengan cara yang cemerlang dan imajinatif.

Kontak dan kemampuan menambah kontak

Penggalang dana yang sudah memiliki beberapa kontak dalam bidang atau sector tertentu punya kelebihan yang sangat bermanfaat. Tetapi ini bukan syarat. Memiliki kontak tidak berarti bahwa orang-orang bersangkutan adalah orang-orang yang tepat bagi organisasi. Alternative yang baik jika p

memiliki kontak, ada

setiap orang member sumbangan, kemampuan mendapatkan kontak baru dan kemahiran meminta orang lain untuk membantu meminta sumbangan bagi penggalang dana.

(34)

24

Penggalang dana harus menangkap setiap peluang yang terbuka. Misalnya, jika sebuah perusahaan besar baru saja mengumumkan mendapat kontrak kerja yang besar di daerah penggalang dana, maka sebuah surat yang disusun dengan baik untuk meminta sumbangan mungkin akan membuahkan hasil.

3. Perumusan Strategi Fundraising

m merumuskan strategi fundraising adalah menentukan pada tingkat:20

butuhan yang terus

si di masa depan

kut dana, sebuah organisasi juga perlu

n:21

gantung pada pihak luar dan

5) Kemampuan berdiri sendiri untuk jangka panjang.

mendapatkan laba besar atau

19

a. Menentukan kebutuhan Titik tolak dala

kebutuhan organisasi, hal ini dapat dilakukan 1) Agar terus melakukan kegiatan

2) Meningkatkan kegiatan untuk memenuhi ke bertambah

3) Perkembangan organisa b. Disamping tugas-tugas menyang

membiayai kegiatan sendiri dan masa depannya. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangka 1) Pengembangan modal

2) Dana pribadi (corpus fund) 3) Mengurangi hidup ber

mengembangkan sumber dana independen

4) Mengembangkan landasan keanggotaan dan pendukung

(35)

25

c. Mengidentifikasi sumber dana

Dalam menyusun strategi fundraising titik tolak yang baik adalah

an besar selama hidup, dan warisan setelah meninggal mbangan

a)

aupun lembaga non pemerintah

6) Hibah dari lembaga donor internasional atau nasional 7) Hibah dari yayasan internasional atau local.

d.

ambaran yang cukup lengkap mengenai ebelum memutuskan sumber-sumber

r-faktor berikut ini:23

dibentuk kegiatan

an yang dimiliki

mengidentifikasi sumber-sumber dana yang mungkin dapat digali:22 1) Dukungan dari perorang, diajak menjadi anggota atau member

sumbangan 2) Sumbang

3) Dukungan dari kegiatan fundraising seperti, meminta su

dari masyarakat, mengadakan malam hiburan, dan acara masal lainnya

4) Pemberian dalam barang (oleh perorangan atau lembag 5) Hibah dari lembaga pemerintah pusat m

Menilai Peluang

Butir-butir di atas adalah g sumber dana yang dapat digali. S

mana yang akan digali, perlu diperhatikan fakto 1) Pengalaman dimasa lalu

2) Pendukung yang sewajarnya 3) Organisasi macam apa yang akan 4) Gaya dalam melakukan

5) Sumber daya dan kemampu 22

Ibid, h. 57

23

(36)

26

6) Sumber dana yang ada sekarang 7)

enal

4.

24

Surat Kuasa adalah Naskah Dinas sebagai alat pemberitahuan dan ndat, hak, kewajiban dan kewena

5.

it dan jasa di lalu lintas pembayaran dan

peredar 26 27

28

apat penulis simpulkan Bank Rakyat Indonesia adalah badan usaha di bidang keuangan yang menarik uang dalam bentuk simpanan dan

Peluang yang terbuka 8) Siapa saja yang kita k

Pengertian Surat Kuasa

Surat yang berisi tentang pemberian kuasa kepada seseorang untuk mengurus sesuatu.

tanda bukti yang berisi pemberian ma

ngan dari pihak pejabat yang memberikan kuasa kepada pejabat yang diberi kuasa untuk bertindak dalam penyelesaian sesuatu urusan.25

Pengertian Bank Rakyat Indonesia (BRI)

Dalam kamus besar bahasa Indonesia Bank adalah badan usaha di bidang keuangan yang menarik dan mengeluarkan uang di masyarakat, terutama memberikan kred

an uang. Rakyat adalah penduduk suatu negara. Sedangkan Indonesia adalah nama negara kepulauan di Asia Tenggara yang terletak di antara benua Asia dan benua Australia; atau bangsa, budaya, bahasa yang ada di negara Indonesia.

D

24

Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia, Edisi ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 1108

25http://bkd.dumaikota.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1

89%3Asurat-kuasa&catid=74%3Atata-naskah-dinas&Itemid=106&lang= di akses pada tanggal 27 april 2010

26

Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia, Edisi ke-3 (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal. 104

27

Depdiknas, Kamus Besar bahasa Indonesia, h. 924 28

(37)

27

mengeluarkan uang dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya raf hidup rakyat Indonesia.

B. Pendayagunaan Agen Sosial

Pendayagunaan berasal dari kata “guna” yang berarti manfaat, adapun pengertian pendayagunaan sendiri menurut kamus besar Bahasa Indonesia:

a. Pengusahaan agar mendatangkan hasil dan manfaat.

b. Pengusahaan tenaga dan sebagainya agar mampu menjalankan tugas dengan baik.

Kata guna dalam Bahasa Arab yaitu: Al-Istitsmar berasal dari kata

Istatsmara-yastatsmiru, yaitu menggapai suatu hasil. Kata Istatsmara

Al-Maal tsammarahu, artinya adalah mempergunakan harta (maal) tersebut

untuk memproduksi keuntungan. Secara istilah kata guna adalah mempergunakan harta benda untuk menciptakan sesuatu, baik secara langsung dengan membeli alat-alat produksi, maupun secara tidak

ebagai berikiut :

dalam rangka meningkatkan ta

1. Pengertian Pendayagunaan

29

langsung.30

Pembagian atau pendayagunaan zakat, menurut Pedoman Pelaksanaan Zakat di DKI Jaya itu s

29

Pusat bahasa Departemen pendidikan Nasional RI, Kamus Besar bahasa Indonesia, hal. 242

30

(38)

28

a) Bersifat edukatif, produktif dan ekonomis agar para penerima zakat pada suatu masa tidak memerlukan zakat lagi, bahkan diharapkan

snya. Kebijaksanaan ini dilakukan agar unsur pendidikan

d) Dan

diserahkan kepada mustahiq dimanfaatkan untuk

nsumtif dan tradisional sifatnya. Dalam

menjadi orang membayar zakat

b) Untuk fakir miskin, muallaf, dan ibnu sabil, pembagian zakat itu dititik beratkan pada pribadinya bukan pada lembaga hokum yang menguru

yang dikandung dalam pembagian zakat itu lebih kentara dan terasa. c) Bagi kelompok amil, gharim, dan sabilillah, pembagian dititikberatkan

pada badan hukumnya atau kepada lembaga yang mengurus atau melakukan aktivitas-aktivitas keislaman. Akhirnya disebutkan pula bahwa,

a-dana yang tersedia dari pengumpulan zakat itu yang belum yang dibagi atau

pembangunan dengan jalan menyimpannya di bank pemerintah berupa giro, deposito atau sertifikat atas nama Badan amil Zakat yang bersangkutan.31

Menurut M. Daud Ali pemanfaatan dana zakat dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Pendayagunaan zakat yang ko

kategori ini zakat diberikan dibagikan kepada orang yang berhak menerimanya untuk dimanfaatkan langsung oleh yang bersangkutan, seperti zakat fitrah yang diberikan kepada fakir miskin untuk

31

(39)

29

memenuhi kebutuhan sehari-hari atau zakat harta yang diberikan kepada korban bencana alam.

2. Pendayagunaan yang konsumtif kreatif. Yang dimaksud dengan kalimat ini adalah zakat yang diwujudkan dalam bentuk lain dari barangnya semula seperti misalnya diwujudkan dalam bentuk alat-alat sekolah, beasiswa dan lain-lain.

an kerja baru bagi fakir

4. Pendayagunaan zakat produktif kreat

an semua pendayagunaan zakat yang diwujudkan dalam

menambah modal

3. Pendayagunaan produktif tradisional. Yang dimaksud dalam kategori ini adalah zakat yang diberikan dalam bentuk barang-barang produktif, misalnya kambing, sapi, mesin jahit, alat-alat pertukangan dan sebagainya. Pemberian zakat ini akan mendorong orang menciptakan suatu usaha atau memberikan suatu lapang

miskin.

if. Ke dalam ini bentuk ini dimasukk

bentuk modal yang dapat dipergunakan, baik untuk membangun suatu proyek sosial maupun untuk membantu atau

seseorang pedagang atau pengusaha kecil.32

2. Pengertian Agen Sosial

Dalam kamus Besar bahasa Indonesia disebutkan pengertian agen antara lain :

1. Orang atau perusahaan perantara yang mengusahakan penjualan bagi perusahaan lain atas nama pengusaha; perwakilan.

32

(40)

30

2. Perwakilan yang bertanggung jawab atas penyaluran atau distribusi awal suatu barang.33

2. Suka memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, menderma,

pulkan bahwasanya agen sosial adalah orang atau perusah

C. Konsep Za

1.

ata dasar (masdar) dari zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih, dan baik.35 Dalam pengertian lain, zakat juga berarti: tumbuh; berkembang; kesuburan atau bertambah atau dapat pula berarti membersihkan atau mensucikan.

tu yang harus diberikan kepada kelompok tertentu dengan berbagai syarat.37 Zakat juga bisa diartikan sebagai hak yang wajib (dikeluarkan dari) harta.38

Sedangkan arti sosial menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia antara lain :

1. Berkenaan dengan masyarakat: perlu adanya komunikasi dalam usaha menunjang pembangunan.

dan sebagainya).34 Dapat disim

aan perantara sebagai perwakilan yang bertangggung jawab atas penyaluran atau distribusi yang berkenaan dengan masyarakat dalam upaya menunjang pembangunan kepentingan umum.

kat, Infaq dan Shadaqah (ZIS)

Pengertian Zakat

Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan k

36

Secara istilah zakat adalah sejumlah harta terten

33

Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 12

34

Ibid h. 1085

35

Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, (Jakarta : Litera AntarNusa, 1973), Cet. ke-2 h. 34

36

Lili Bariadi,dkk, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005), h. 4

37

(41)

31

Zakat dari segi istilah fikih berarti “Sejumlah harta tertentu yang diwajib

2.

Zakat dalam Al-Qur’an disebut sebanyak 82 kali. Ini menunjukkan

hukum d 40

A

an ba irim g kamu kerjakan”. (Al-Baq

kan Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak” di samping berarti “mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri.”39

Dasar Hukum Zakat

asar zakat yang sangat kuat, antara lain :

rtinya:“Dan Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahak gi d u, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha melihat

apa-apa yan arah: 110)

38

Wahbah Al-Zuhayly, Zakat Kajian Berbagai Mazhab, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2005), Cet, ke-6 h. 83

39

Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, h. 34

40

(42)

32

A

Maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan kami Taubah:11).

3. Pengertian Zakat Profesi

a’ salaf bagi zakat atas penghasilan atau profesi biasanya disebut dengan

Yang termasuk dalam kategori zakat al-mal mustafad adalah pendapatan yang dihasilkan dari profesi non-zakat yang dijalani, seperti gaji pegawai g dihasilkan secara tidak terdug

mengandung unsur judi), dan lain-lain. Se

telah mencapai nishab berdasarka

surah at-Taubah: 103

rtinya:“Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang Mengetahui”.

(Q.S.At-Zakat atas penghasilan atau zakat profesi adalah suatu istilah yang muncul dewasa ini. Adapun istilah ulam

al-mal al-mustafad.

negeri/swasta, konsultan, dokter, dan lain-lain, atau rezeki yan

a seperti undian, kuis berhadiah (yang tidak

41

mua penghasilan melalui kegiatan profesional tersebut, apabila , maka wajib dikeluarkan zakatnya. Hal ini

n nash-nash yang bersifat umum, misalnya firman Allah dalam

dan al-baqarah: 267.42

☺ ☺

41

Fakhruddin, M.Hi, Fiqh dan Manajemen Zakat di Indonesia, (UIN-Malang Press: Malang, 2008), Cet. 1, h. 133

42

(43)

33

Artinya:“ Hai orang-orang yang beriman, nafkankanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa

memilih kamu memilihyang buruk-buruk lalu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (Q.S.Al-baqarah : 267)

Sementara itu, para peserta muktamar Internasional Pertama tentang Zakat di Kuwait (29 Rajab 1404 H bertepatan dengan tanggal 30

mencapai nishab, meskipun mereka berbeda pendapat dalam cara meneluarkannya. Dalam pasal 11 ay

yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah

April 1984 M) telah sepakat tentang wajibnya zakat profesi apabila telah

at (2) Bab IV Undang-undang No. kat, dikemukakan bahwa harta yang dikenai

4. Pengertian Infaq dan Shadaqah

setiap kesempatan terbuka yang tidak ditentukan baik jenis, jumlah maupun waktunya.

38/1999 tentang Pengelolaan Za

zakat adalah: a. emas, perak, dan uang; b. perdagangan dan perusahaan; c. hasil pertanian, hasil perkebunan, dan hasil perikanan; d. hasil pertambangan; e. hasil peternakan; f. hasil pendapatan dan jasa; dan g. rikaz.43

Shadaqah atau sedekah adalah pemberian sukarela yang dilakukan

oleh seseorang kepada orang lain, terutama kepada orang-orang miskin,

43

(44)

34

Infaq adalah pengeluaran sukarela yang dilakukan seseorang,

setiap kali ia memperoleh rezeki, sebanyak yang dikehendakinya sendiri.44 Sedekah dapat diartikan sebagai manifestasi dua hal:

a. Pengakuan akan adanya kenyataan bahwa rizki yang diperoleh berbeda-beda, hal

Untuk menciptakan masy

Artinya:“Perkataan yang baik dan pemb

seseorang ini merupakan sunnatullah.

b. arakat yang aman dan sejahtera diperlukan

pendistribusian rizki sebagai bentuknya zakat, infaq dan sedekah.45 Dasar hukum infaq dan shadaqah diantaranya surat Al-baqarah ayat 195 dan 263 :

Artinya: “Dan belanjakanlah hartamu di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang

berbuat baik”.(Q.S.Al-Baqarah : 195)

erian maaf lebih baik lebih baik dari sedekah yang diirngi dengan sesuatu yang menyakitkan

44

Mohammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, h. 23

45

(45)

35

(persaan sipenerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun”. (Q.S. Al-Baqarah : 263)

5. Tujuan

i kas saja, dan bukan pula sekedar untuk menolong orang yang lemah dan yang mempunyai kebutuhan serta ja, akan tetapi tujuannya yang utama adalah agar manusia lebih tinggi nilainya dari pada harta, sehingga ia menjadi tuannya harta bukan menjadi budaknya.

Yang dimaksud dengan tujuan zakat, dalam hubungan ini, adalah sasaran praktisnya. Tujuan tersebut, selain yang telah disinggung di atas, antara lain adalah sebagai berikut: 47

a. Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya ke luar dari kesulitan hidup serta penderitaan

b. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh para

gharimin, ibnussabil dan mustahiq lainnya;

d. Menghilangkan sifat kikir dan atau loba pemilik harta;

orang-orang miskin;

dan Hikmah ZIS

Bukanlah tujuan Islam, dengan aturan zakatnya, untuk mengumpulkan harta dan memenuh

menolong mereka dari kejatuhannya sa

46

c. Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesame umat Islam dan manusia pada umumnya;

e. Membersihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati

46

Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, h. 848

47

(46)

36

f. Me

syarakat;

empunyai harta;

da padanya .

hayly di dalam

ata dan tangan para pendosa dan pencuri.

aktis adalah sebagai berikut:

dari tunttunan Allah dan tuntunan kewajiban masyarakat.

njembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskin dalam suatu ma

g. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama pada mereka yang m

h. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan hak orang lain yang a

Adapun hikmah zakat menurut DR. Wahbah Az-Zu bukunya adalah:48

a. Zakat menjaga dan memelihara harta dari incaran m

b. Zakat merupakan pertolongan bagi orang-orang fakir dan orang-orang yang sangat memerlukan bantuan.

c. Zakat menyucikan jiwa dari penyakit kikir dan bakhil.

d. Zakat diwajibkan sebagai ungkapan syukur atas nikmat harta yang telah dititipkan kepada seseorang.

Sedangkan hikmah ZIS menurut Drs. Hasan Rifai Al-Faridy dalam bukunya yang berjudul Panduan Zakat Pr

a. Dapat mensucikan diri (pribadi) dari kotoran dosa, memurnikan jiwa (menumbuhkan akhlak mulia, menjadi rendah hati, memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi) dan mengikis sifat bakhil (kikir) dan serakah yang menjadi tabiat manusia, sehingga da[paat merasakan ketenangan bathin karena terbatas

48

(47)

37

n bangsa sebagai penghubung antara golongan

d. apat mewujudkan masyarakat sejahtera dimana hubungan seseorang ai dan harmonis yang dapat menciptakan situasi yang harmonis aman dan tentram lahir dan bathin. Akhirnya sesuai dengan janji Allah akan tercipta sebuah masyarakat baldatun

thoyyibatun wa rabbun ghofur.49

b. Zakat adalah ibadah maaliyah yang mempunyai dimensi dan fungsi ekonomi atau pemerataan karunia Allah dan merupakan perwujudan solidaritas sosial, pembuktian persaudaraan Islam, pengikat persaudaraan umat da

kuat dan lemah

c. Menolong, membantu, membina dan membangun kaum dhuafa dan lemah papa, untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya. Dengan kondisi tersebut mereka akan mampu melaksanakan kewajiban terhadap Allah SWT.

D

dengan lainnya rukun, dam

49

(48)

PK ! „ì

8Õ å [Content_Types].xml

¢ (

(49)
(50)
(51)
(52)

KÌ lµüN ¢VP<‹ˆß„%-~ðQñÆ{t-!U ÇŠO]]¦®™ Áh) „ó §ÎHKß4Z‚òro‰ªÊp!z )ÑѬ© èw š_ !÷ ½ýe × ö9ú -f

#õ§³ä`›³ƒk› y,ó Ò}¥

R-f{z ¯ zRD“¹GÀ;ÜIzpêN Ö# I ¿Ú©â”ÏÙ&@ž ª¤A? ¬W# ‘ p‡ Ó# Xr çï•‹

K @3-DÔ z Ÿ¡ {ƒÅ—

(53)

æ q’ii oŸóE´0“”;

âãlÇ/ŽÜ Oò7t‘¬ÅÆÀÿW0@OŠ8ÀæÇÝÒ÷ ø¤ ®ió½¿Á aþ¥ 7˜Ñ_[¹úÊÔóö'eõ ÿÿ PK !

É} ø Þ

_rels/.rels

¢ (

¬’ÛJ 1 †ï ß!Ì}7Û*"ÒloDè Èú c2» º9 Lmûö†‚‡

…Z {9§ ¾9,W{7ŠwJÙ ¯`^Õ Èë`¬ï ¼¶O³{ ™Ñ ƒ' Ê°j®¯–/4"—¢<ؘEQñYÁÀ ¤Ìz ‡¹

‘|‰t!9äb¦^FÔ ìI.êúN¦Ÿ ÐL4ÅÚ(Hks ¢=ÄÒù?ÚÒ £AF©C¢YL…,±-³ˆ SO¬À ý\Üù˜Q j § —

âaëÞ<Úñ ÊW¬Ú¹î7žùßyB×YM Ao y>q 9ÍøFÚ…ddYѱðÜvn/IC{&oÈœ? ÆøI$'_Ù| ÿÿ PK

! é ] Ï word/_rels/document.xml.rels

¢ (

(54)

åêSvÁ; Ûj•²8ŒX ªÐe«ê”½ä ·,°(T):- e[°l• Ÿ-Ÿ H/Ù¦ím@,ʦ¬Aìï9·E RØP÷ è¤ÒF ¤ÑÔ¼ Å›¨

'Q´àfÎÁ²#Î`]¦Ì¬KÒÏ·=)ÿÏ-«ª-àA ƒ …'$x ¢ CŒÂԀĹ›ã L2~ZÿÒ§¾ÅmG NúûÙ% ãS-T©4Î Œ äLÂg Å`QËWjÞT‡0ä Ê[ éŒdáÓM¥5þêÆ 9#‰ýºP˜‹M7+H¥

(55)

ˆT Ù—: ]FbÚŸþÖÕ÷ Ì

word/document.xmlì\Ûr ¹ }?UçT<%U¾`âÄ— 3 Á“0

(56)

Œ

ìšÊ¼ ZТ¯#u›ñ|ýY[RCƒ± ÉIÀ©¼ è‹Z

ñ0ñd<¾¨ÜÞü¶ Za:ã±ÇÃ$ •{¡+¿ÖÿûŸ_

(57)
(58)
(59)

U¢“QF·œ'£‘

÷QÜ¡Öy®½³å¦lžx¨Dˆ9$±öeª‹Ñ¢/ Kô‹AîžZÄ] ×MÓuž

{r6âQõ©g» ¤!fw¬3…Åg 3‰¸Œgà v,É &¼ ïÐ>û †š/ {Q

'-Zmv°%F< ³‡—_Ó¡£jõìmÍ<!½Vô ò!v c†’f||

·?zyˆ <Ï’Ê!]: âÄ /*Ch¹Pö¨²ã¨ß’8Ó¸€ë¡” •

˜=ZØ šñ¶æ6=ÏêÍF“µÛmšgffëæüSªPºu¤ºm ~X ”i'Õ

(60)
(61)

ò1 q#UB

u'*õk•ŒdÈ t-dN CUo§ ùç§&Þz_«ž^ åþÞZñ¥âà÷\óøÅŠ£ù£‰CfùË5ŽÎ‹•F óð©É? ¶·á}áüŸv³ì elc š_ì•âàI—´ÓŽ¶Þ[Ö¤ µõÁ=Ï^ðæ/æX0“ÝÜüzì 1Ò’/ë

Õ,Å_¡æ `ù·$Éâ$ =1

Ä”pˆô{eßÏš÷hy‚X ôÀ¤ PÑfî$¢ nc1qXD€Å •¸ ÅË¿}žQsÓÿÚ<ã¤z¶ gÔNßX

(62)
(63)

9~1°÷÷Ð8Òµ%÷ æ

õ(סŒÖYÄeìíä ¨0ò e`í"¾²@Bb ¡x<á ‹¹

(64)
(65)
(66)

'¹NEÀt t ήÄ%^ŽÁ=ÉPmâ M#Â0 4Ç É d ƒxXY†C{Xy,˺ªs ^2Â’q 4]áæx, U',Å®`À}ú¡Å€ íÎé

âB §§|6 w âqT¬X

(67)

¤¦ë Ú'rÏ4/?×¹¦ Ð3 Œ

7c«µ-ó {5NPL 7c«µ-óøµ @(߬3 JbGÍ4 ^ºá]%±'±S$"Oš "í -›”5Êãa-Ò …´qc¾ï> Š† Y µý«Ý§Ké¬Äa•kîs Ý ”£&

ÁçÐ Ö¼ít 60ðõ£ãÉññû @׊ŽîâRtÜ8øYnö¤fJR?N$¬ ¼¹|wü $ 7Œ « h EØó \ , ž ßÖÑ©Ç

#߶W]'ï¾Î -‹{Û^Àj±YÏK~£pÅÆ]îÁÏŒø߈ p > ø7 ¼6¼|ž±IŽ ƒ_ NÁE²

(68)
(69)

q

% ÷÷Ý'¤@Ñ –`DN±”

(70)

º…€ š‘r8XG–h‘Ì:ëtNhýØìdZ úéÌÕ%³?pl. ?Ú@—›o–¨mÙFB

ºžˆ=°|Þ5-‹¦ <0Õç¬ÞåðÖ„ÿ Ä& × OòŒâ€æè%C ¿EGÇ”

ɱI.Z˪ a-±$Í€®Ã=æ#é°¨”<Ñ€ “FÂa} ˆðA?ím„ì

Ä{©:Ÿ ×›«q

Õb Xà°½ 4ÎÁ!—1®Ê¢~F ×&îêåé<!ÔoÜ-°

(71)

´ B† ÉxŒ< ™/%›.

2,ÍD ó–³l2 È6'¸ š=ϸ2Ž<Ë$÷“<"ýN ra-R# &T4c @ÌïD”—>à€Éx˸‹²3Ü…>º1 z ÀT1‡’Ámb

(72)
(73)
(74)
(75)
(76)

0µÙ Ÿ,%Fü

n6$˲…ÎT€”Ù•ž ; -?ß¡D·‰ÿŸž?V…+ÊX(‘þŒ²‹ Ê&~o²Ëó(;S f‘ ؤóa¤"«ƒy l ¦ 1 å

(77)
(78)
(79)
(80)

XK‚Q`ùHz¹G__5"tÔþE j‚e

Õ©˜õQ•’À±-ÖŠ- qú\z¬1Æ-Q:À8 p¿“Çp Š½ú « …t"ªÚ v׎6b¥‡ð‰-E dì+ C Pè R ¯ È;±¨7

(81)

¶ oQª'˲\µ¥}-4–ó;Œé ï "ú1g¾µ ¬ =% ô/ô »°€Õ±è‹‹b»°$TJ€¾¬îüLà¿ôÝÅM’ z

(82)
(83)
(84)

ž} u!bÙNÊRWÀæ ë ¯e£c

-9‰j cÑ$|zKuÕ‰¡Î–/ÿšœ±Œh ºwW=û›Lê™ÐJªºø‚à 2²$ú‚

ÙÎRÊq }I¨Ž€ÅBó“ —Y>Éa1- ¬ ÄÄÙš.Q"ŽzÜt¿[ªw9~n_Få…¡9l^Áçð p hìB •)Ï,O~¥IïÖŠÎY

(85)
(86)
(87)

ÃÂe§n

Ô*HŽ¹hÀ*qþk<È– –hÇ òÃqdb £âÚ¾©° ² -^ˆ 4

<ÌM U6<×\ ~eY vKÜå¦>2BÐS9äé˜ ÷&¿†‡|@ ìÖ– ¨óÚVTb÷~ -~ ž öݘ-Œ’š‚ }ðÏ0Æä² –ª\^,›4 e;=ÍýžtîÑu,‘ ¯áÛÐa®àêðƺÄ!+cS

(88)

b2ŠïÔ¨-²£* Ä\g¹f@íG( Î3ÈGéq°°EýîU‹

w3‚ g

-qÐ’‘ 1ë í%W }KgíI"B f' áÿü@ño¨f Z;/N]¡ ¶ñ§œ€¶ ’ äìãï ì ‘˜àZzø×A kÄc¼=' ÍF ÑOa

BT EàE

¤£Z¨¦xÕè^ߢ(š"g£²+›Ê #ù +¤x

‰ aÛöº™ÉghÑ·' ç˜á_[˜Ÿ¶[ЕV( ;HZ¤sv€¢}¬(´4¹yG¼ƒ7– >

¬› ¢û¡› ¼-± óN‹‘ ù-wŽd‡MF-Õc}lo‹ \4*˜NHü¾Î vµTg D

.cÍx?â§É?û Œ6! 62ùÿ ÿÿì]ÛrÛH’ý•

=õDȶHQ7ïX ’%w;ly ’w7ºßŠ"H– l\¬Q?õolÄîÏõ—

(89)
(90)
(91)

CÜaü<t>ìõB9¸ e 뻧7ÂHuînà { Í“ÃëãÖ-Ý»y„ðÓF×kÿÍ, píw*yûâß ï}4” XèaèDNøÃÙ; ?á '‘ è$ؽ¤ ïR<&± a2T²ÿ ñ,ý- dè„IáùÓ ¢

¡Mè -›•{ˆ§÷--±ÑSÕy

Í}üì9v1> Aì ±sçt

Ðñ-£Z›Tünñ-psªóa m¬¶eø:$»4´ ‹Ÿíøäèô# íq#f_¼rº2ñâñËo3/ñ'k£Mú«XV<åC‘[§ ô è?w‰‡ d z

”ß¡wœ.>ý¤É—uU Å_ù é v ¸Š D;ˆûfyõÛ y¥ 4 Ô.M5ķܪÜ;±ãÉ~ÖWj]Ü ¤Ê.ÞŠp ;ê?KkAc

í¹8:<=;ÚÞö”?Ÿ'®

(92)

²/./n¯¿|¾ p ô gÐN Ü÷

ì°¸îÈ ZÎ6WEŠ~»¯ m™àE . -;r 0ÑCÇuÂG) Iä© ûimãàž{øMóy_ ˜ \< ‽wO>*c GFEù]ù

èà7ñgb|œ ø â Ôw ïN1 Œ ¾\JD

»

(93)

Å ²'éÃ<éÂ&Ê·¢`vv-ظÂ*اj;Ú{%®ŽÀh…B2ý$ N'ñ(Zc‘‰a zvï ,aóðA

܇Š¥ß‘ø‚mV"ð H0Ä o„Ž ©¢¥.]²ñð†,ÕÙYëèâp7íø ½ÚŽ¯$- ÙñRá©pp ãøÏÊ•ÃIÊÓvBmbÜ

IÊ0áT¨'=6M0Œ¬KÖ.#qÚ m©\-˜PÖ-*b•=¦¸Ô6,}FÊ µY"ŸÆÆk ãí%JxŠL ,? î‘

(94)
(95)
(96)

'¯°n^ ’§¦Ì7B‚‚mcÛ‡Ì4†½dÔ ü7ÙA×qû°¢±¢$7V $’Á

§ôè]@ÏüióE@ s. ¾ \_ ”BXÍß |Ù,¸>ÝÿœßO²x |¬ZˆÑ¹Á† ð2S

ÜÆê‡#¸0²O²ž‡=€ %ÀáG`5+Zˆ¼=€²ôtˆìö“ˆ°zh V@Ä

ôIT¡Ák„ý8^à!¥§¿> x\§§(³ Q )éAW•O GD ” "÷ñ DÁ€1 UF m h /eþÄo ²lÈ“O[V£–Y õo«–»–

(97)

Gambar

gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berdasarkan dari
Tabel 1: Jumlah Penerimaan YBM-BRI Tahun 2001-2009
Tabel 2 : Perbandingan Penerimaan Dana YBM-BRI Tahun 2008 dengan 2009
Grafik 2 :  Persentase Donasi YBM-BRI Berdasarkan sumber Dana
+6

Referensi

Dokumen terkait

Opsi adalah kontrak antara holder dan writer dimana writer memberikan hak (bukan kewajiban) kepada holder untuk membeli atau menjual aset dari writer dengan harga tertentu

Strategi penegakan hukum yang dilakukan oleh Badan Penaggulangan Narkotika Kota (BPNK) Kabupaten Sidrap adalah upaya terpadu dalam pemberantasan narkoba secara

Namun dalam kenyataannya, banyak ditemui pemilik kendaraan bermotor yang tidak begitu memperdulikan masalah balik nama kendaraan bermotor dengan berbagai macam

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 7 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah

16 Revaskularisasi serebral ( bypass ekstrakranial-intrakranial) untuk memperbaiki tekanan perfusi serebral, umumnya diindikasikan pada (1) pasien dengan infark atau

Ibu Sumaryumi merupakan salah satu pedagang baju eceran di Pasar Tempel.. beliau Perbedaan berdagang baju grosir dengan eceran adalah kalau baju grosir sistem

Pada pembiayaan murabahah bank syariah dapat melakukan penjadwalan kembali ( rescheduling ) tagihan murabahah bagi nasabah.. yang tidak bisa menyelesaikan atau

TABLE OF CONTENTS. Theoretical of Frameworks ... Scope and Limitataion of the Study. Verbal Communication .... The Research Instruments. The Procedures of Data