• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan atas prosedur pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas pada PT.Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan atas prosedur pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas pada PT.Kereta Api Indonesia (persero) Kantor Pusat"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

81

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Siti Nur Hasanah

Tempat, tanggal lahir : Bandung, 20 November 1992

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Status : Belum Menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Ters. Kopo Palgenep Kulon Gg. Randu No.2 ... RT01 RW05 Desa Margahayu Selatan Kab. ... Bandung 40226

No HP : 085795423540

Email : rie.pucca@gmail.com

PENDIDIKAN FORMAL

1998 – 2004 : SD Mathla’ul ‘Anwar 2004 – 2007 : MTs. Darul Asyiqin 2007 – 2010 : SMKN 3 Bandung

(2)

TINJAUAN ATAS PROSEDUR PENCATATAN PENERIMAAN

DAN PENGELUARAN KAS PADA

PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) KANTOR PUSAT

(Review of The Record Receipts and Expenditures Cash Procedures On PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat)

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya

Jenjang Studi Diploma III Program Studi Akuntansi

Oleh:

NAMA : SITI NUR HASANAH NIM : 21310012

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb,

Puji dan syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya yang sangat berlimpah sehingga penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini yang berjudul “Tinjauan Atas Prosedur Pencatatan Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)

KANTOR PUSAT ”.

Alasan penulis menyusun Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh gelar Ahli Madya pada program studi Diploma-III Akuntasi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

Meskipun dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis telah berusaha sebaik mungkin, namun terbatasnya pengetahuan, kemampuan yang dimiliki, penulis sangat menyadari Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna dan tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak sebagai bekal untuk penyempurnaan dikemudian hari.

(4)

iv

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.

2. Prof. Dr. Hj. Ernie Trisnawati Sule, SE.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si.,Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

4. Adi Rachmanto, S.Kom, selaku Dosen Wali sekaligus Dosen Pembimbing Laporan Tugas Akhir yang telah bersedia meluangkan waktunya dan pikirannya untuk membimbing serta memberikan petunjuk dan masukan yang berguna bagi penulis dalam menyusun Laporan Tugas Akhir.

5. Kepada Seluruh staf pengajar dan Pegawai pada program Diploma-III Akutansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung. 6. Ibu Milla Purhanti selaku pembimbing penulis di tempat penelitian yang

telah memberikan bimbingan, masukan, dan saran yang bermanfaat.

7. Segenap pengurus dan karyawan PT KAI yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dalam proses penyusunan Laporan Tugas Akhir.

8. Ibu dan Bapak ku tercinta, yaitu Siti Aisyah dan Agus Rachman yang selalu senantiasa mendo’akan dan memberi dorongan moril maupun spiritual.

9. Seluruh keluargaku yang selalu mendoakan keberhasilan yang terbaik untuk penulis.

(5)

v

11. Sahabatku “Untitled” Eka, Ani, Devi yang sama-sama selalu memberikan masukan dan motivasi juga Sofi dan Sheny yang selalu mendo’akan penulis. 12. Kawan-kawan seperjuanganku di kelas Ak-6 yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu, terima kasih atas masukan, saran-saran, bantuan-bantuan, serta semangatnya.

13. Serta rekan-rekan sejawat dan seperjuangan lainnya yang ikut memberikan bantuannya dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir.

14. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Dengan segala kerendahan hati, akhir kata penulis berharap semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Serta semoga Allah SWT selalu menuntun, memberikan rahmat dan hidayah-Nya serta kasih sayang-Nya kepada kita semua, Aamiin. Wassalamualaikum Wr. Wb

Bandung, Juli 2013

Penulis

(6)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR SIMBOL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ……. ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 5

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.4.1 Maksud Penelitian ... 6

1.4.2 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6

1.5.1 Lokasi Penelitian ... 6

1.5.2 Waktu Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 8

2.1 Prosedur ... 8

2.1.1 Pengertian Prosedur ... 8

2.1.2 Karakteristik Prosedur ... 9

2.1.3 Manfaat Prosedur ... 9

2.2 Kas ... 10

(7)

vii

2.2.2 Motif Memiliki Kas ... 11

2.2.3 Sumber dan Penggunaan Kas ... 12

2.2.4 Komposisi Kas ... 13

2.2.5 Macam-Macam Kas ... 14

2.3 Penerimaan Kas ... 14

2.3.1 Pengertian Penerimaan Kas ... 14

2.3.2 Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai ... 15

2.3.3 Penerimaan Kas dari Piutang ... 15

2.3.4 Prosedur Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai dan Piutang ... 16

2.3.5 Fungsi yang Terkait dalam Penerimaan Kas ... 19

2.3.6 Dokumen Penerimaan Kas ... 21

2.3.7 Catatan Akuntansi Penerimaan Kas ... 23

2.3 Pengeluaran Kas ... 24

2.3.1 Pengertian Pengeluaran Kas ... 24

2.3.2 Prosedur Pengeluaran Kas ... 25

2.3.3 Fungsi yang Terkait dalam Pengeluaran Kas ... 26

2.3.4 Dokumen Pengeluaran Kas... 27

2.3.5 Catatan Akuntansi Pengeluaran Kas ... 29

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ……. ... 30

3.1 Objek Penelitian ... 30

3.2 Metode Penelitian ... 31

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.2.2 Sumber Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

4.1 Hasil Penelitian ... 35

(8)

viii

4.1.1.1 Sejarah Perusahaan ... 35

4.1.1.2 Stuktur Organisasi ... 40

4.1.1.3 Uraian Tugas ... 43

4.1.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 51

4.1.2 Analisis Deskriftif ... 54

4.1.2.1 Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas PT. Kereta Api ... .Indonesia (Persero) Kantor Pusat ... 54

4.1.2.2 Prosedur Pencatatan Pengeluaran Kas PT. Kereta Api ...Indonesia (Persero) Kantor Pusat ... 58

4.2 Pembahasan ... 62

4.2.1 Analisis Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas PT. Kereta ...Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat ... 62

4.2.2 Analisis Prosedur Pencatatan Pengeluaran Kas PT. Kereta ...Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat ... 64

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 70

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Logo PT. Kereta Api Indonesia (Persero) ... 39

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Direktorat Keuangan PT. Kereta Api Indonesia ... 41

Gambar 4.3 Prosedur Penerimaan Kas PT. Kereta Api Indonesia ... 54

(10)

x

DAFTAR TABEL

(11)

xi

DAFTAR SIMBOL

DAFTAR SIMBOL.. ... KETERANGAN ...

Dokumen untuk menggambarkan semua jenis dokumen, yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam data terjadinya suatu transaksi.

Rekapan dari dokumen / formulir

Garis alir digunakan untuk arah proses pengolahan data.

Garis alir pendistribusian rekapan dokumen

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Penelitian/Pengumpulan Data ... 71

Lampiran 2 Surat Keterangan Acc Penelitian PT. KAI ... 72

Lampiran 3 Form Hasil Wawancara ... 73

Lampiran 4 Formulir A.8/SAB ... 74

Lampiran 5 Formulir B.13/SAB ... 75

Lampiran 6 Formulir G.215/SAB ... 76

Lampiran 7 Formulir B.12A/SAB ... 77

Lampiran 8 Formulir A.9/SAB ... 78

Lampiran 9 Formulir B.15/SAB ... 79

(13)

69

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Ardiyos. 2008. Kamus Besar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima.

Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini. 2009. Akuntansi keuangan Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM), Bandung

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Indra Bastian. 2010. Akuntansi Sektor Publik Suatu Pengantar, Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Iwan, S. 2011. Teknik Penulisan Skripsi, Thesis dan Disertasi. Bandung : CEPLAS.

M.Nafarin. 2009. Penganggaran Perusahaan. Jakarta: Rajawali Mulyadi.2008. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.

Munawir S. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty.

Soemarso, S.R. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi kelima. Jakarta : Salemba Empat

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Jakarta : Alfabeta.

Supriati. 2012. Metode Penelitian. Bandung : Labkat Press UNIKOM

Sutrisno. 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Ekonisia, Kampus Fakultas Ekonomi UII, Jakarta

Zaki Baridwan.2009.Sistem Akuntansi: Penyusunan Prosedur dan Metode. Edisi kelima. BPFE, Yogyakarta

Sumber Internet :

(14)

69

Bram . 2011. Penerimaan & Pengeluaran Kas. Diakses melalui http://bramz88.wordpress.com (16 Mei 2013)

(15)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Prosedur

2.1.1 Pengertian Prosedur

Dalam melakukan suatu kegiatan, organisasi memerlukan suatu acuan untuk mengatur dan mengontrol semua aktivitas yang terjadi pada perusahaan tersebut. Oleh karena itu, setiap perusahaan baik itu swasta maupun pemerintah hendanya memiliki prosedur dasar pelaksanaan kerja untuk menunjang kelancaran operasional perusahaan. Dengan adanya prosedur yang memadai maka pengendalian dan tujuan yang akan dicapai dalam suatu organisasi dapat berjalan dengan baik.

Menurut M.Nafarin mengenai definisi prosedur yaitu :

“Prosedur (Procedure) adalah urut-urutan seri tugas yang saling

berkaitan dan dibentuk guna menjamin pelaksanaan kerja yang

seragam.”

(2009:9)

Sedangkan menurut Zaki Baridwan mengartikan prosedur adalah sebagai berikut :

“Prosedur merupakan suatu urutan-urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi.”

(16)

9

Dari beberapa devinisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah suatu urutan langkah-langkah pemrosesan data atau urutan kegiatan yang melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam terhadap suatu transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

2.1.2 Karakteristik Prosedur

Berikut ini adalah beberapa karakteristik prosedur menurut Ardiyos (2008:466), diantaranya adalah :

1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.

2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya yang seminimal mungkin.

3. Prosedur menunjukan urutan-urutan yang logis dan sederhana.

4. Prosedur menunjukan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab.

5. Prosedur menunjukan tidak adanya keterlambatan atau hambatan. 2.1.3 Manfaat Prosedur

Menurut Ardiyos (2008:487) suatu prosedur dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya :

1. Lebih memudahkan dalam langkah-langkah kegiatan yang akan datang.

(17)

10

3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi oleh seluruh pelaksana.

4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efektif dan efisien.

5. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan, bila terjadi penyimpangan akan dapat segera diadakan perbaikan-perbaikan sepanjang dalam tugas dan fungsinya masing-masing.

Melalui prosedur data tersebut, dikumpulkan, dan disampaikan kepada yang memerlukan. Dengan demikian, prosedur akuntansi akan terlihat bekerja sebagai aliran hukum berikut distribusi dan pelaksana pekerjaan oleh masing-masing bagian yang terlibat.

2.2 Kas

2.2.1 Pengertian Kas

Kas merupakan aktiva paling liquid, dimana dapat dipakai sebagai alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Sehingga kas disajikan pada urutan pertama dari aktiva.

(18)

11

Menurut IAI, memberikan definisi mengenai kas sebagai berikut :

“Kas terdiri dari salso kas (cash on hand) dan rekening giro. Setara kas adalah investasi yang sifatnya liquid berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.”

(2009:22)

Sedangkan menurut Soemarso S.R, kas didefinisikan sebagai berikut : “Kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan)

yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat

pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.”

(2009:296)

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kas merupakan pos aktiva dalam neraca yang paling liquid, maksudnya mudah dipergunakan sebagai alat pertukaran uang tunai dan bentuk-bentuk lainnya yang dapat diuangkan setiap saat apabila perusahaan membutuhkan.

2.2.2 Motif Memiliki Kas

Menurut Sutrisno ada 3 alasan (motif) perusahaan atau unit ekonomi lainnya untuk menyimpan kas seperti yang dikatakan :

“Sebagaimana diungkapkan oleh teori ekonomi dari John Maynard Keynes dengan teori Liquidity Preference-nya, masyarakat cenderung untuk menguasai uang berbentuk tunai dengan tiga motif dibelakang pemikirannya yaitu:

1. Motif Transaksi 2. Motif Berjaga-jaga 3. Motif Spekulasi.”

(19)

12

Berdasarkan keterangan di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Motif Transaksi (Transaction Motive)

Motif transaksi berarti seseorang atau perusahaan memegang uang tunai untuk keperluan realisasi dari berbagai transaksi bisnisnya, baik transaksi yang rutin (reguler) maupun yang tidak rutin.

2. Motif Berjaga-jaga (PrecautionaryMotive)

Motif berjaga-jaga berarti seseorang atau perusahaan memegang uang tunai yang dimaksudkan untuk mengantisipasi adanya kebutuhan-kebutuhan yang bersifat mendadak. Pada perusahaan motif berjaga-jaga ini bisa dilihat dari saldo kas minimum yang ditetapkan.

3. Motif Spekulasi (Speculatif Motive)

Motif spekulasi adalah motivasi seseorang atau perusahaan memegang uang dalam bentuk tunai karena adanya keinginan memperoleh keuntungan yang besar dari suatu kesempatan investasi, biasanya investasi yang bersifat likuid.

2.2.3 Sumber dan Penggunaan Kas

Munawir (2010:70) menyatakan bahwa sumber penerimaan dan penggunaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya berasal dari :

(20)

13

2. Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas.

3. Pengeluaran surat tanda bukti utang, baik jangka pendek (wesel) maupun utang jangka panjang (utang obligasi, utang hipotek atau utang jangka panjang lain) serta bertambahnya utang yang diimbangi dengan penerimaan kas.

4. Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari investasinya, sumbangan atau hadiah maupun adanya pengembalian kelebihan pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.

2.2.4 Komposisi Kas

Menurut Akuntansi, kas adalah alat tukar yang dipergunakan oleh perusahaan untuk tujuan usaha. Kas terdiri dari penerimaan yang berasal dari perdagangan dan penerimaan karena adanya penghematan. Kas ada yang disimpan di perusahaan (Cah On Hand) dan adapula yang disimpan di Bank (Cash In Bank) yang umumnya diakui sebagai alat tukar-menukar pada nilai nominalnya. Yang tergolong ke dalam komposisi kas antaralain:

1. Kas yang ada di perusahaan, meliputi : a. Mata uang kertas dan uang logam b. Dana kas kecil (petty cash)

c. Cek yang disetorkan ke Bank (personal checks, travelers checks, cashier bank draft and money orders)

(21)

14

Pengakuan masyarakat umum terhadap kas atas nilai nominalnya merupakan jaminan para pemegang uang, baik itu perorangan maupun lembaga. Prinsip pengakuan atas nilai nominal memperlakukan bahwa bank setiap saat bersedia menerimanya dan setiap saat akan memberikannya manakala diperlukan. 2.2.5 Macam-Macam Kas

Menurut Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini (2009:143) yang termasuk ke dalam pengertian kas antara lain :

1. Uang Tunai 2. Cek, Giro bilyet 3. Giro Pos 4. Wesel pos 5. Deposit in Bank 6. Bukti Transfer Uang

2.3 Penerimaan Kas

2.3.1 Pengertian Penerimaan Kas

Penerimaan kas adalah transaksi yang sering terjadi. Penerimaan kas berasal dari pendapatan jasa, penagihan piutang, penerimaan bunga investasi, penjualan aktiva, dan berbagai sumber pendapatan lainnya.

Pengertian penerimaan kas menurut IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) dalam PSAP No.3, mengemukakan bahwa:

“Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara

Umum Negara/ Daerah. Jadi semua aliran kas yang masuk kedalam

(22)

15

Menurut Soemarso S.R mendefinisikan mengenai penerimaan kas yaitu : “Penerimaan kas adalah suatu transaksi yang menimbulkan bertambahnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang diakibatkan adanya penjualan kecil produksi, penerimaan piutang maupun hasil transaksi lainnya yang menyebabkan bertambahnya kas”.

(2009:289) Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penerimaan kas adalah transaksi-transaksi yang mengakibatkan bertambahnya saldo tunai dan atau rekening bank milik perusahaan baik yang berasal dari pendapatan tunai, penerimaan piutang, penerimaan transfer, maupun penerimaan-penerimaan lainnya.

2.3.2 Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai

Definisi menurut Mulyadi (2008:455), sumber penerimaan kas terbesar suatu perusahaan dagang adalah berasal dari transaksi penjualan tunai. Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari penjualan tunai mengharuskan :

1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check.

2. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan penerimaan kas.

2.3.3 Penerimaan Kas dari Piutang

(23)

16

1...Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara pemindahbukuan melalui rekening bank (giro bilyet). Jika perusahaan hanya menerima kas dalam bentuk cek atas nama perusahaan, akan menjamin kas yang diterima oleh perusahaan masuk ke rekening giro bank perusahaan. Pemindahbukuan juga akan memberikan jaminan penerimaan kas masuk ke rekening giro bank perusahaan.

2. Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh.

Penerimaan kas dari piutang dapat dilakukan melalui berbagai cara, adalah sebagai berikut:

1. Melalui penagihan perusahaan 2. Melalui pos

3. Melalui Lock-box collection plan

2.3.4 Prosedur Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai dan Piutang

Menurut Mulyadi (2008:456), sistem penerimaan kas dari penjualan tunai dibagi dalam tiga prosedur sebagai berikut:

1. Penerimaan Kas dari Over-the Counter Sale.

(24)

17

Bagian Penjualan memerintahkan Bagian pengiriman untuk menyerahkan barang kepada Pembeli; Bagian Kasa menyetorkan kas yang diterima ke Bank; Bagian Akuntansi mencatat pendapatan penjualan dalam jurnal penjualan; Bagian Akuntansi mencatat penerimaan kas dari Penjualan tunai dalam jurnal penerimaan kas. 2. Penerimaan Kas dari COS Sales

Cash-On-Delevery Sales (COD Sales) adalah transaksi penjualan yang melibatkan kantor pos, perusahaan angkutan umum, atau angkutan sendiri dalam penyerahan dan penerimaan kas dari hasil penjualan. COD Sales merupakan sarana untuk memperluas daerah pemasaran dan untuk memberikan jaminan penyerahan barang bagi pembeli serta jaminan penerimaan kas dari perusahaan penjual.

3. Penerimaan Kas dari Credit Card Sales

Merupakan salah satu cara pembayaran bagi pembeli dan sarana pembayaran bagi pembeli, baik dalam Over-the Counter Sales maupun dalam penjualan yang pengiriman barangnya dilaksanakan melalui COS Sales. Dalam Over-the Counter Sales, pembeli datang ke perusahaan melakukan pemilihan barang atau produk yang akan dibeli, melakukan pembayaran ke kasir dengan menggunakan kartu kredit. Dalam penjualan tunai yang melibatkan COS Sales, pembeli tidak perlu datang ke perusahaan penjual. Pembeli memberikan persetujuan tertulis untuk penggunaan kartu kredit dalam pembayaran barang.

(25)

18

1. Penerimaan kas dari piutang melalui penagihan perusahaan dilaksanakan dengan prosedur berikut ini:

a. Bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih kepada bagian penagihan.

b. Bagian Penagihan mengirimkan penagih untuk melakukan penagihan kepada debitur.

c. Bagian Penagihan menerima cek atas nama dan surat pemberitahuan dari debitur.

d. Bagian Penagihan menyerahkan cek kepada Bagian Kasa. e. Bagian Penagihan menyerahkan surat pemberitahuan kepada

Bagian Piutang untuk kepentingan posting ke dalam kartu piutang.

f. Bagian Kasa mengirim kuitansi tanda penerimaan kas kepada debitur.

g. Bagian Kasa menyetorkan cek ke bank untuk melakukan clearing atas cek tersebut.

2. Penerimaan kas dari piutang melalui pos dilaksanakan dengan prosedur berikut ini:

a. Bagian Penagihan mengirim Faktur Penjualan kepada debitur pada saat transaksi terjadi.

b. Debitur mengirim cek atas nama dan surat pemberitahuan melalui pos.

(26)

19

Bagian Kasa dan surat pemberitahuan kepada Bagian Piutang untuk diposting ke dalam Kartu Piutang

d. Bagian Kasa mengirim kuitansi kepada debitur sebagai tanda terima pembayaran dari debitur.

3. Penerimaan kas dari piutang melalui Lock-box collection plan dilaksanakan dengan prosedur berikut ini:

a. Bagian Penagihan mengirim Faktur Penjualan kepada debitur pada saat transaksi terjadi.

b. Debitur melakukan pembayarannya pada saat faktur jatuh tempo dengan mengirimkan cek dan surat pemberitahuan ke PO Box di kota terdekat.

c. Bank membuka PO Box, mengumpulkan cek dan surat pemberitahuan yang diterima perusahaan. Serta membuat daftar surat pemberitahuan dan mengurus check clearing. d. Bagian Kasa menyerahkan daftar surat pemberitahuan ke

Bagian Akuntansi untuk dicatat ke dalam jurnal penerimaan kas.

2.3.5 Fungsi yang Terkait dalam Penerimaan Kas

Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah: Mulyadi (2008:462)

1. Fungsi Penjualan

(27)

20

tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas.

2. Fungsi Kas

Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli. 3. Fungsi Gudang

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli,serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman. 4. Fungsi Pengiriman

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membungkus barang dan menyerahkan dan menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli.

5. Fungsi Akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan.

Fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah: 1. Fungsi sekretariat

Fungsi ini bertanggung jawab dalam penerimaan cek dan surat pemberitahuan (remittance ad-vice) melalui pos dari para debitur perusahaan.

2. Fungsi penagihan

(28)

21

3. Fungsi kas

Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi sekretariat (jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui pos) atau dari fungsi penagihan(jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui penagih perusahaan).

4. Fungsi akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang.

5. Fungsi pemeriksa intern

Fungsi ini bertanggung jawab dalam melaksanakan penghitungan kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik.

2.3.6 Dokumen Penerimaan Kas

Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah : Mulyadi (2008:463)

1. Faktur penjualan tunai

Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai. 2. Pita register kas(cash register tape)

(29)

22

3. Credit Card Sales Slip

Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan kartu kredit dan diserahkan kepada perusahaan yang menjadi anggota kartu kredit.

4. Bill of Lading

Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum.Dokumen ini digunakan oleh fungsi pengiriman dalam penjualan COD yang penyerahan barangnya dilakukan oleh perusahaan angkutan umum. 5. Faktur Penjualan COD

Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD. 6. Bukti Setor Bank

Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas bank.

7. Rekap Harga Pokok Penjualan

Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode.

Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari piutang adalah:

1. Surat Pemberitahuan

(30)

23

2. Daftar Surat Pemberitahuan

Rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat oleh fungsi sekretariat atau fungsi penagihan.

3. Bukti Setor Bank

Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas yang diterima dari piutang ke bank, bersamaan dengan penyetoran kas dari piutang ke bank.

4. Kwitansi

Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan bagi para debitur yang telah melakukan pembayaran utang mereka.

2.3.7 Catatan Akuntansi Penerimaan Kas

Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah : Mulyadi (2008:468)

1. Jurnal Penjualan

Digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat dan meringkas data penjualan.

2. Jurnal Penerimaan Kas

Digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dalam berbagai sumber, diantaranya dari penjualan tunai.

3. Jurnal Umum

(31)

24

4. Kartu Persediaan

Digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang dijual.

5. Kartu Gudang

Digunakan untuk mencatat berkurangnya kuantitas produk yang dijual.

2.4 Pengeluaran Kas

2.4.1 Pengertian Pengeluaran Kas

Didalam perusahaan, pengeluaran kas merupakan suatu transaksi yang sering terjadi. Dana-dana yang dikeluarkan oleh perusahaan misalnya digunakan untuk biaya pemeliharaan, biaya gaji / upah pegawai dan pengeluaran lainnya. Di bawah ini pengertian pengeluaran kas menurut ahli, yaitu:

Definisi mengenai pengeluaran kas menurut Indra Bastian yaitu: “Pengeluaran kas dapat dilakukan dengan menggunakan cek.

Pengeluaran kas yang tidak dapat dilakukan dengan cek biasanya

yang jumlahnya relatif kecil.”

(2010:85)

Sedangkan menurut Soemarso S.R mengemukakan tentang pengeluaran kas sebagai berikut :

“Pengeluaran kas adalah suatu transaksi yang menimbulkan berkurangnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang diakibatkan adanya pembelian tunai, pembayaran utang maupun hasil transaksi yang menyebabkan berkurangnya kas.”

(2009:318)

(32)

25

atau rekening bank milik perusahaan baik yang berasal dari pembelian tunai, pembayaran utang, pengeluaran transfer maupun pengeluaran-pengeluaran lainnya.

2.4.2 Prosedur Pengeluaran Kas

Pengeluaran uang dalam suatu perusahaan adalah untuk membayar berbagai macam transaksi, maka prosedur pengawasannya dilakukan dengan cara sebagai berikut : Zaki Baridwan (2009:87)

a. Semua pengeluaran uang yang relatif cukup besar menggunakan cek, kecuali untuk pengeluaran-pengeluaran kecil dibayar dari kas kecil b. Dibuatkan laporan kas setiap hari/harian.

c. Dipisahkan antara yang menulis cek, menandatangani cek dan yang mencatat pengeluaran perusahaan.

d. Diselenggarakan kas kecil untuk pengeluaran yang jumlahnya relatif kecil dan yang sifatnya rutin.

e. Diadakan pemeriksaan dalam jangka waktu yang tidak ditentukan. Sistem akuntansi pengeluaran kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Sistem akuntansi pengeluaran kas, terdiri dari jaringan prosedur berikut : Mulyadi (2008:515)

1. Prosedur pembuatan bukti kas keluar 2. Prosedur pembayaran kas

3. Prosedur pencatatan pengeluaran kas

(33)

26

1. Prosedur pembentukan dana kas kecil

Pembentukan dana kas kecil dengan mendebit rekening Dana Kas Kecil.

2. Prosedur permintaan dan pertanggungjawaban pengeluaran dana kas kecil

Pengeluaran dana kas kecil dicatat dengan mengkredit rekening Dana Kas Kecil, sehingga setiap saat saldo rekening ini berfluktuasi.

3. Prosedur pengisian kembali dana kas kecil

Pengisian kembali dana kas kecil dilakukan dengan jumlah sesuai dengan keperluan, dan dicatat dengan mendebit rekening Dana Kas Kecil. Dalam sistem ini, saldo rekening Dana Kas Kecil berfluktuasi dari waktu ke waktu.

2.4.3 Fungsi yang Terkait dalam Pengeluaran Kas

Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas yaitu : Mulyadi (2008:513)

1. Fungsi Hutang

Fungsi ini menerima dokumen-dokumen dari bagian lain yang nantinya akan digunakan sebagai dokumen pendukung bukti pengeluaran uang dan menyiapkan bukti pengeluaran uang.

2. Fungsi Kasir

(34)

27

3. Fungsi Akuntansi

Bagian ini bertanggung jawab atas pencatatan pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek dan juga pembuatan bukti-bukti pengeluaran lainnya.

4. Bagian Pengawasan Intern

Bagian ini bertugas memverifikasi pengeluaran-pengeluaran uang ini, termasuk mengecek penanggungjawab dari pejabat-pejabat yang berwenang atas dan selama proses pengeluaran uang tersebut.

2.4.4 Dokumen Pengeluaran Kas

Sistem akuntansi pengeluaran kas pada perusahaan menggunakan dua sistem pokok yaitu ; sistem akuntansi pengeluaran kas secara tunai melalui dana kas kecil dan sistem pengeluaran kas dengan cek melalui bank.

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek menurut Mulyadi (2008:510) adalah :

1. Bukti kas keluar

Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada bagian kasir sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Disamping itu, dokumen ini berfungsi sebagai surat pemberitahuan (remittance advice) yang dikirim kepada kreditur dan berfungsi pula sebagai sumber bagi pencatatan berkurangnya utang.

2. Cek

(35)

28

cek untuk pembayaran: membuat cek atas nama dan membuat cek atas nama yang ditunjuk.

3. Permintaan Cek (Check Request)

Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang memerlukan pengeluaran kas kepada fungsi akuntansi untuk membuat bukti kas keluar. Dalam transaksi pengeluaran kas yang tidak berupa pembayaran utang yang timbul dari transaksi pembelian, fungsi yang memerlukan kas menulis permintaas cek kepada fungsi akuntansi (bagian utang) untuk kepentingan pembuatan bukti kas keluar. Bukti kas keluar ini dibuat sebagai perintah kepada fungsi keuangan untuk membuat cek sebesar jumlah yang tercantum di dalam dokumen tersebut.

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran tunai dengan kas kecil adalah :

a) Bukti Pengeluaran Kas Kecil

Dokumen ini digunakan oleh pemakai dana kas kecil untuk mempertanggungjawabkan oemakaian dana kas kecil. Dokumen ini dilampiri dengan bukti-bukti peneluaran kas kecil dan diserahkan oleh pemakai dana kas kecil kepada pemegang dana kas kecil.

b) Permintaan Pengisian Kembali Kas Kecil

(36)

29

2.4.5 Catatan Akuntansi Pengeluaran Kas

Adapun catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pengeluaran kas dengan cek adalah : Mulyadi (2008:513)

1. Jurnal Pengeluaran Kas

Digunakan untuk mencatat pengeluaran kas. 2. Register Cek

Untuk mencatat pengeluaran kas dengan cek.

Sedangkan catatan akuntansi yang digunakan untuk pencatat pengeluaran tunai dengan kas kecil yaitu :

1. Jurnal Pengeluaran Kas

Catatan akuntansi ini dalam sistem dana kas kecil, digunakan untuk mencatat pengeluaran kas dalam pembentukan dana kas kecil dan pengisian kembali dana kas kecil.

2. Register Cek

Catatan ini digunakan untuk mencatat cek perusahaan yang dikeluarkan untuk pembentukan dan pengisian kembali dana kas kecil. 3. Jurnal Pengeluaran Dana Kas Kecil

(37)

30 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam sebuah penelitian, hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah objek dari penelitian tersebut, karena objek penelitian merupakan sebuah sumber informasi dalam sebuah penelitian.

Objek penelitian merupakan suatu kondisi yang menggambarkan atau menerangkan suatu situasi dari objek yang akan diteliti untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari suatu penelitian

Pengertian objek penelitian menurut Supriati adalah sebagai berikut : “Objek penelitian adalah variabel yang diteliti oleh peneliti ditempat

penelitian dilakukan.”

(2012:38)

Sedangkan menurut Iwan Satibi adalah sebagai berikut :

“Objek penelitian secara umum akan memetakan atau menggambarkan wilayah penelitian atau sasaran penelitian secara komperhensif, yang meliputi karakteristik wilayah, sejarah perkembangan, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi lain-lain sesuai dengan pemetaan wilayah penelitian yang dimaksud.”

(2011:74)

(38)

31

dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah prosedur pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian terdiri atas dua kata yaitu metode dan penelitian. Metode berasal dari kata Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau jalan untuk mencapai sasaran atua tujuan dalam suatu permasalahan, kata yang mengikutinya adalah penelitian yang berarti suatu cara untuk mencapai sesuatu dengan metode tertentu, dengan cara hati-hati, sistematik dan sempurna terhadap permasalahan yang sedang dihadapi.

Metode penelitian menurut Supriati adalah sebagai berikut:

“ Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian

dilaksanakan.”

(2012:5)

Sedangkan menurut Sugiyono, menyatakan bahwa:

“Metode penlitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”

(2009:2)

Dengan demikian dari kedua pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara atau prosedur untuk mendapatkan data terhadap suatu permasalahan dan tujuan serta kegunaan tertentu tanpa harus membuat perbandingan atau menghubungkan dengan objek yang lain.

(39)

32

akhir ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu suatu cara penelitian dengan menggambarkan atau menguraikan secara jelas mengenai objek yang diteliti. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Dengan metode ini penulis menggunakan metode dekriptif untuk menggambarkan Prosedur Pencatatan Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat.

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik atau cara pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Langsung (Field Research)

Studi lapangan adalah melakukan peninjauan secara langsung untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir. Penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan dari seluruh objek penelitian yang meliputi :

a. Observasi (Observation)

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari dan mengadakan pengamatan secara langsung ke dalam perusahaan untuk mendapatkan bukti-bukti yang dapat mendukung dan melengkapi hasil penelitian.

b. Wawancara (Interview)

(40)

33

c. Dokumentasi (Documentation)

Mengadakan pencatatan dan pengumpulan data yang diidentifikasikan dari dokumentasi yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti.

2. Studi Pustaka (Library Research)

Yaitu teknik pengumpulan data dari berbagai bahan pustaka (Referensi) yang relevan dan mempelajari yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan adalah sumber informasi yang telah ditemukan oleh para ahli yang kompeten dibidangnya masing-masing sehingga relevan dengan pembahasan yang sedang diteliti, dalam melakukan studi kepustakaan ini penulis berusaha mengumpulkan data dari beberapa referensi.

3.2.2 Sumber Data

Pengertian sumber data menurut Suharsimi Arikunto adalah sebagai berikut :

“ Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek

dari mana data dapat diperoleh.”

(2010:172)

Sumber data dapat berasal dari Data Primer dan Data Sekunder, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer, dimana data yang diperoleh penulis secara langsung.

Menurut Sugiyono menjelaskan mengenai data primer bahwa : “Sumber Primer adalah sumber data yang langsung

(41)

34

(2008:193)

(42)

1

ARTIKEL TUGAS AKHIR

Tinjauan Atas Prosedur Pencatatan Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) KANTOR PUSAT

Siti Nur Hasanah

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

Abstrak

Penelitian ini dilakukan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat yang bergerak di bidang usaha transportasi perkeretaapian di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui prosedur pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas dan mengetahui kendala yang terjadi dalam prosedur penerimaan dan pengeluaran kas.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis deskriptif yaitu metode yang bertujuan untuk membuat deskripsi/gambaran perusahaan secara sistematis, faktual, akurat, mengenai sifat-sifat dan fenomena yang diselidiki. Metode ini digunakan untuk mencari pemecahan atas masalah yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi langsung, wawancara, dokumentasi dan kepustakaan.

Hasil dari penelitian ini menujukan bahwa prosedur pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas masih ada beberapa kendala yang terjadi. Dalam pelaksanaan prosedur dapat dinilai cukup baik dan hampir sudah sesuai dengan teori, namun ada beberapa hal yang menunjukan perbedaan antara peraturan yang dibuat dengan praktek yang digunakan.

Kata Kunci : Prosedur, Pencatatan, Penerimaan Kas dan Pengeluaran Kas

Abstract

This research is done at PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat engaged in the business field railway transportation in Indonesia. The purpose of this research to know the procedure of record cash receipts and expenditures and to know constraints that occur in the cash receipts and expenditures procedures.

The method used in this research is descriptive analysis method is a method that aims to create a description / overview of the company in a systematic, factual, accurate, and on the nature of the phenomena investigated. This method is used to find a solution to the problem are researched. Data was collected by direct observation, interviews, documentation and literature.

Results from this research that addressed the record procedures of cash receipts and expenditures there are still some constraints that occur. In the implementation of the procedure can be considered quite good and almost are in accordance with the theory, but there are some things that show the differences between the regulations made with the practices used.

Keywords: Procedures, Record, Cash Receipts and Cash Expenditures

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kas merupakan unsur yang penting karena merupakan alat pertukaran atau pembayaran yang bebas dan siap

untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Hampir setiap transaksi

perusahaan dengan pihak luar

menggunakan kas. Oleh karena itu kas

(43)

2 dipindahtangankan dan tidak dapat

dibuktikan pemiliknya, maka akan mudah untuk disalahgunakan. Melihat kondisi kas yang demikian beresiko

maka setiap perusahaan harus

mempunyai sistem dan prosedur

penerimaan dan pengeluaran yang

baik, dimana manajemen

bertanggungjawab atas penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam hal penerimaan kas, terdapat sumber penerimaan yaitu penerimaan kas dari penjualan tunai dan penerimaan kas

dari piutang. Sedangkan untuk

pengeluaran kas dapat dilakukan

melaui dua cara yaitu dengan

menggunakan cek dan uang tunai (Mulyadi, 2008 : 455).

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur pencatatan penerimaan kas di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat? 2. Bagaimana prosedur pencatatan

pengeluaran kas di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Untuk memperoleh data dan

informasi yang diperlukan guna

meninjau tentang prosedur pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat yang hasilnya akan digunakan penulis untuk menyusun laporan.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui prosedur pencatatan penerimaan kas di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat.

2. Untuk mengetahui prosedur pencatatan pengeluaran kas di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Prosedur

(M.Nafarin,2009:9)

“Prosedur (Procedure) adalah urut-urutan seri tugas yang saling berkaitan

dan dibentuk guna menjamin

pelaksanaan kerja yang seragam.”

2.2 Kas

(Soemarso S.R,2009:296)

“Kas adalah segala sesuatu (baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat tersedia dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya.”

2.3 Penerimaan Kas

(IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) PSAP No.3)

“Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum Negara/ Daerah. Jadi semua aliran kas yang masuk kedalam kas suatu perusahaan, itu yang dinamakan sebagai Penerimaan kas.”

2.4 Pengeluaran Kas

(Soemarso S.R,2009:318)

“Pengeluaran kas adalah suatu

transaksi yang menimbulkan

berkurangnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang diakibatkan adanya pembelian tunai, pembayaran utang

maupun hasil transaksi yang

menyebabkan berkurangnya kas.”

BAB III OBJEK DAN METODE

PENELITIAN

1.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu kondisi yang menggambarkan atau menerangkan suatu situasi dari objek yang akan diteliti untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari suatu penelitian.

Objek penelitian juga merupakan sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dan mengetahui apa, siapa, kapan

dan dimana penelitian tersebut

dilakukan. Berdasarkan penjelasan diatas dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah prosedur pencatatan penerimaan dan pengeluaran kas.

1.2 Metode Penelitian

(44)

3 Dalam melaksanakan penelitian ini,

untuk memperoleh data dan fakta yang diperlukan berkaitan dengan tujuan dengan judul yang diambil dalam tugas akhir ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif, yaitu suatu cara

penelitian dengan menggambarkan

atau menguraikan secara jelas

mengenai objek yang diteliti. Penelitian

deskriptif dimaksudkan untuk

pengukuran yang cermat terhadap fenomena sosial tertentu. Dengan

metode ini penulis menggunakan

metode dekriptif untuk menggambarkan Prosedur Pencatatan Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat.

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik atau cara

pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut :

1. Penelitian Langsung (Field Research)

Studi lapangan adalah

melakukan peninjauan secara langsung untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir.

Penelitian ini dilakukan

terhadap kegiatan dari seluruh objek penelitian yang meliputi : a. Observasi (Observation)

Teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan

cara mempelajari dan

mengadakan pengamatan secara langsung ke dalam

perusahaan untuk

mendapatkan bukti-bukti yang dapat mendukung

dan melengkapi hasil

penelitian.

b. Wawancara (Interview) Pengumpulan data berupa sebuah tanya jawab secara langsung antara penulis

dengan pihak yang

dan pengumpulan data

yang diidentifikasikan dari

dokumentasi yang ada

kaitannya dengan masalah yang diteliti.

2. Studi Pustaka (Library

Research)

Yaitu teknik pengumpulan data dari berbagai bahan pustaka (Referensi) yang relevan dan mempelajari yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan adalah sumber informasi yang telah ditemukan oleh para ahli yang kompeten dibidangnya

masing-masing sehingga

relevan dengan pembahasan yang sedang diteliti, dalam melakukan studi kepustakaan

ini penulis berusaha

mengumpulkan data dari

beberapa referensi.

3.2.2 Sumber Data

Pengertian sumber data menurut

Suharsimi Arikunto adalah

sebagai berikut :

“Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek

dari mana data dapat

diperoleh.” (2010:172)

Sumber data dapat berasal dari Data Primer dan Data Sekunder, sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer, dimana data yang diperoleh penulis secara langsung.

Menurut Sugiyono menjelaskan mengenai data primer bahwa :

“Sumber Primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.” (2008:193)

Data primer merupakan data yang langsung dapat dan disajikan sebagai sumber dari penelitian dan pengamatan secara langsung pada objek atau perusahaan tempat penulis melakukan penelitian, dimana dilakukan dengan cara

penelitian lapangan melalui

observasi dan wawancara dengan

pihak yang langsung dengan

(45)

4

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

4.1 Analisis Deskriptif

4.1.1 Prosedur Pencatatan Penerimaan

...Kas PT. Kereta Api Indonesia

...(Persero) Kantor Pusat

Prosedur penerimaan kas yang dilakukan di PT. Kereta Api Indonesia.

Transaksi Penerimaan Bank yang berdasarkan Bukti penerimaan Kas (A.8).

1. Bukti Penerimaan Kas bentuk A.8/SAB harus dibuat oleh Ks/Pbd atas setiap transaksi penerimaan uang yang terjadi. 2. Penerimaan uang kas pada

Ks/Pbd umumnya adalah : a) Penerimaan uang yang

berasal dari setoran kas bawahan

b) Penerimaan uang dari pihak ketiga langsung misalnya dari tagihan

rekening G.215/SAB, Penguasa Kas Bawahan dicatat pada bentuk A.8/SAB dengan kode perkiraan yang Judul

Perkiraannya sama dengan

yang tercantum pada Buku Setoran bentuk No.501/SAB 4. A.8 dibuat atau diterbitkan unit

Kas Besar/Kas Stasiun,

ditandatangani oleh

Bendaharawan Kas Besar/Kas Stasiun dalam rangkap 4, dan didistribusikan sebagai berikut :

a) Lembar pertama

diserahkan kepada

pembayar sebagai

lampiran kwitansi atau

bukti penyetoran/

pengiriman uang yang bersangkutan. lembar pertama kepada Akuntansi yang terkait.

c) Lembar ketiga

dikirimkan akhir bulan

ke Pengendalian

dengan Analisa Penerimaan Kas/Bank (B.13)

1. Berdasarkan Bukti Penerimaan

Kas dibuatkan Analisa

Penerimaan Kas/Bank (B.13) rangkap 3 (tiga) (menampung transaksi selama 1 (satu bulan) dan didistribusikan sebagai berikut :

a) Lembar pertama

dilampiri dengan lembar kedua bentuk A.8/SAB

dikirimkan kepada

(46)

5 bukti tagihan G.215/SAB akan

direkap setiap bulannya menjadi Analisa atas Tagihan dengan nama B.12A/SAB.

4.1.2 Prosedur Pencatatan Pengeluaran

...Kas PT. Kereta Api Indonesia

...(Persero) Kantor Pusat

Prosedur pengeluaran kas yang dilakukan di PT. Kereta Api Indonesia. ...Transaksi Pengeluaran Bank yang berdasarkan Bukti Pembayaran (A.9).

1. Bukti Pembayaran (A.9)

dibuat/diterbitkan oleh PP/PPP

dalam rangkap 3 (tiga)

berdasarkan dokumen

pengesahan (atas A.9 yang dikirim / didistribusikan) sebagai berikut :

Besar / Kas Stasiun. 2. Atas dasar Bukti Pembayaran

(A.9) lembar ke-3, unit Kas Besar / Kas Stasiun membuat Analisa Pengeluaran Kas /Bank (B.15) rangkap 3 (tiga) (menampung transaksi selama 1 bulan) dan didistribusikan sebagai berikut :

a) Lembar ke-1 untuk Unit Akuntansi berikut Bukti

Pembayaran (A.9) dilakukan bendaharawan dengan menggunakan Cek atau Bilyet Giro

dengan contrasign Kasubdit

Administrasi Keuangan. Pada Cek

dan Bilyet Giro harus dicantumkan nomor dan tanggal SPU dan bukti

pembayaran (DP) yang

bersangkutan kecuali

pengeluaran-pengeluaran yang

dapat langsung dilakukan oleh Bendaharawan.

Bukti Pembayaran A.9/SAB

PP/PPP membuat Bukti Pembayaran

A.9/SAB sebagai berikut :

1. Lembar ke-1 dikirimkan kepada juru bayar atau pihak ketiga langsung tanpa melewati bendaharawan kas yang terkait.

2. Lembar ke-2 dan lembar ke-3 dikirimkan ke bendaharawan yang ditunjuk untuk membayar.

3. Lembar ke-4 sebagai arsip PP/PPP.

Analisa Pengeluaran Kas/Bank Bentuk B.15/SAB

1. Bentuk B.15/SAB ditutup tiap masa pembukuan, dan pada hari tutupan maka rupiah pada setiap jalur dijumlah. Besarnya jumlah “Nilai

Rupiah” harus sama dengan

besarnya jumlah mendatar lajur-lajur analisa Kode Perkiraan Debet.

2. Tiap awal masa pembukuan yang baru digunakan halaman bentuk B.15/SAB baru.

3. Jumlah tiap lajur tutupan pertama ditulis dibawah jumlah tutupan kedua, dan kedua jumlah itu digabungkan. Gabungan kedua jumlah itu kemudian digabungkan dengan jumlah tutupan, dan demikian seterusnya hingga akhir bulan.

4. Bentuk B.15/SAB oleh bendaharawan didistribusikan sebagai berikut :

a) Lembar ke-1 tiap akhir bulan dilampiri Bukti Pembayaran

bentuk A.9/SAB Lembar

ketiga bersama bentuk No.

570/SAB

selambat-lambatnya tanggal 4 bulan

berikutnya dikirimkan

kepada Akuntansi yang

terkait.

b) Lembar ke-2 tiap masa

(47)

6 dilampiri bukti pembayaran

bentuk A.9/SAB lembar

kedua sebagai lampiran

buku kas bentuk 576

tutupan yang bersangkutan

kepada pengendalian

pendapatan.

c) Lembar ke-3 sebagai arsip stasiun.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisis Prosedur Pencatatan

Penerimaan Kas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat

Sumber penerimaan kas

berasal dari suatu penjualan tunai

dan piutang dalam suatu

perusahaan. Penerimaan kas PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

Kantor Pusat sebagian besar

diperoleh dari sewa aktiva tetap berupa sewa tanah, sewa ruko, sewa gedung dan sewa bangunan.

Sehingga perolehan kas yang

diterima terdapat pada setiap

rekanan/customer perusahaan

dalam suatu kontrak atas suatu sewa aktiva tetap, ini berarti sumber penerimaan kas berasal dari suatu

piutang yang diperoleh oleh

perusahaan.

Berdasarkan teori Mulyadi

(2008:493) mengenai sistem

penerimaan kas yang baik dari

piutang mengharuskan debitur

melakukan pembayaran dengan cek atau dengan cara pemindahbukuan melalui rekening bank (giro bilyet) kemudian kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh. Fungsi akuntansi yang terkait dalam penerimaan kas

melakukan tanggung jawabnya

sebagai pencatat transaksi

penerimaan kas dan pembuat

laporan pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang.

Prosedur pencatatan

penerimaan kas di PT. Kereta Api Indonesia sudah sesuai dengan

teori yang dikemukakan oleh

Mulyadi dengan beberapa

ketentuan-ketentuan yang sudah dipaparkan mengenai kebijakan

perusahaan dalam prosedur

pencatatan diatas dan bendahara bertanggung jawab penuh atas pemasukan uang yang diterima bagian akuntansi yang mencatat atas terjadinya suatu transaksi sesuai dengan fungsinya, akan tetapi karena tahapan dari prosedur yang tidak sedikit sehingga dapat menjadi timbulnya kekeliruan yang

berdampak pada kesalahan

pencatatan antara sumber

penerimaan kas perusahaan pada formulir A.8/SAB berbeda dengan yang ada didalam rekening dengan formulir rekapan B.13/SAB. Hal ini

dapat menghambat proses

pembukuan dalam pencatatan

akuntansi dalam pelaporannya, karena bagian akuntansi harus selalu mencatat setiap pemasukan

kas sesuai dengan nilai

sesuai dengan karakteristik

prosedur yang akan dipaparkan menurut Ardiyos (2008:466) yang mengharuskan suatu prosedur itu adalahsebagai berikut :

1. Prosedur menunjang

tercapainya tujuan organisasi. 2. Prosedur mampu menciptakan

adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya yang seminimal mungkin.

3. Prosedur menunjukan

urutan-urutan yang logis dan

sederhana.

4. Prosedur menunjukan adanya

penetapan keputusan dan

tanggung jawab.

5. Prosedur menunjukan tidak adanya keterlambatan atau hambatan.

Dari pemaparan teori diatas menunjukan bahwa suatu prosedur memiliki karakteristik yang tersusun

(48)

7 menunjangnya suatu tujuan dalam

berorganisasi dengan sebisa

mungkin dapat terhindar dari hal

yang menyimpang dan dapat

menghambat prosedur-prosedur

yang dijalankan.

Berdasarkan teori dan hasil penelitian deskriptif dalam kasus ini jika dilihat dari karakteristik prosedur dalam point 2 dan 5 belum terlaksana dengan baik. Semua point diatas harus terpenuhi untuk

memaksimalkan pelaksanaan

dengan urutan-urutan yang

tersusun dan sesuai dengan teori yang ada. Karena dengan terjadinya

hambatan dapat menunjukan

kurangnya pengawasan yang baik dalam prosedurnya.

4.2.2 Analisis Prosedur Pencatatan

Pengeluaran Kas PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat

Pengeluaran kas adalah suatu

catatan yang dibuat untuk

melaksanakan kegiatan

pengeluaran baik dengan cek

maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum

perusahaan. Pengeluaran uang

dalam suatu perusahaan adalah untuk membayar berbagai macam transaksi. Pengeluaran kas di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat dilakukan untuk

membiayai pengeluaran dan

kebutuhan operasional perusahaan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang misalnya untuk aktiva lancar dan aktiva tidak lancar

dan pengeluaran-pengeluaran

lainnya.

Dalam teorinya, Mulyadi

(2008:515) menyebutkan ada tiga

jaringan prosedur yang

berhubungan dengan sistem

akuntansi pengeluaran kas yaitu : 1. Prosedur pembuatan bukti kas

keluar

Pembuatan bukti kas keluar ini dilakukan juga oleh PT. KAI

sebelum melakukan

pembayaran yang akan

disetujui dan ditandatangani

oleh PP/PPP (Pengesah

Pembayaran).

2. Prosedur pembayaran kas

Setelah persetujuan dari

pengesah pembayaran,

bendahara di PT. KAI akan melakukan pembayaran dengan pengeluaran kas dengan uang yang ada di bank.

3. Prosedur pencatatan

pengeluaran kas

Pencatatan pengeluaran kas PT. KAI dilakukan setelah

persetujuan yang

ditandatangani oleh PP/PPP

dan pembayaran yang

dikeluarkan oleh bendahara untuk dijadikan penyusunan

laporan pengeluaran

rutin/harian.

Dalam prosedur pencatatan

pengeluaran kas di PT. Kereta Api Indonesia sudah sesuai dengan

teori yang dikemukakan oleh

Mulyadi. Pada dasaranya setiap

prosedur memerlukan

langkah-langkah yang tersusun dan

bertahap hingga sampai pada

proses inti dari kegiatan yang akan dilakukan dan dijalankan oleh perusahaan. Akan tetapi beberapa

hambatan dalam menjalankan

prosedur masih saja timbul karena ada bagian prosedur yang terlewat atau tidak dijalankan. Seiring dengan kegiatan perusahaan yang padat dengan banyaknya transaksi dan pengeluaran membuat bukti-bukti transaksi tidak rutin dilakukan pencatatan pada saat terjadinya transaksi sehingga tidak semua dicatat dengan benar dan tepat sesuai dengan perhitungannya hal ini dapat mengulur waktu dalam pencatatannya.

Jika ditinjau dari segi prosedur

pengawasannya, seperti yang

dijelaskan oleh Zaki Baridwan

(2009:87) adalah sebagai berikut :

1. Semua pengeluaran uang yang

relatif cukup besar

menggunakan cek, dan

(49)

8 2. Dibuat laporan kas setiap

hari/rutin.

3. Dipisahkan antara yang

menulis, menandatangani dan

mencatat pengeluaran

perusahaan.

4. Diselenggarakan kas kecil untuk pengeluaran kecil dan rutin. 5. Diadakan pemeriksaan dalam

jangka waktu yang tidak

ditentukan.

Dari pembahasan teori tersebut

menunjukan hasil penelitian

deskriptif dalam kasus ini terdapat bagian pengawasan yang tidak dilakukan seperti pada point 2

mengenai laporan harian ini

berkaitan dengan masalah yang terjadi di dalam perusahaan. Dalam pencatatan pengeluaran kas ini

kurangnya kesadaran dalam

pengawasan bahwa setiap

terjadinya transaksi pembayaran

perusahaan harus dibuatkan

laporan pengeluaran setiap harinya secara rutin dan terus menerus agar nilai yang ada dalam rekening dengan catatan pengeluaran tidak akan terjadi salah perhitungan, dengan menjalankan fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan sebaik-baiknya.

Terutama dalam fungsi

akuntansi itu sendiri yang memiliki tugas untuk bertanggung jawab atas pencatatan pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek dan juga pembuatan bukti-bukti pengeluaran lainnya dan bagi fungsi pengawasan internal yang bertugas dalam memverifikasi dan mengecek

pengeluaran-pengeluaran uang

yang memiliki wewenang atas

proses pengeluaran uang tersebut. Jika hal ini tidak diperhatikan untuk masa mendatang, pada setiap pelaporan keuangan akan selalu terlambat dan dapat menyebabkan data tidak akurat. Pada dasarnya antara teori dan praktek yang digunakan sudah hampir sesuai dengan teori, namun ada beberapa

hal yang berbeda antara teori dan peraturan yang dibuat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan mengenai “Prosedur

Pencatatan Penerimaan dan

Pengeluaran Kas pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Kantor Pusat”, maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas PT. Kereta Api Indonesia sudah berjalan dengan baik sesuai dengan sistem penerimaan kas pada umumnya yang dilakukan perusahaan. Sumber penerimaan kas PT. KAI Kantor Pusat ini diperoleh dari pemberian jasa dari sewa aktiva tetap. Akan tetapi adapun hambatan dalam prosedur ini yang

belum maksimal dalam

pelaksanaannya, sehingga

menimbulkan perbedaan direkening bank dan di bukti Analisa Penerimaan

Kas B.13/SAB akibat kesalahan

pencatatan yang terjadi di unit akuntansi PT. KAI.

2. Prosedur Pencatatan Pengeluaran Kas PT. Kereta Api Indonesia jika dilihat dari pelaksanaannya sudah sesuai dengan sistem pengeluaran kas dan berjalan dengan baik. Pengeluaran kas PT. KAI Kantor Pusat digunakan untuk

membiayai kegiatan operasional

perusahaan. Namun ada hambatan

yang terjadi pada saat proses

pencatatan, dalam hal ini tidak semua pencatatan ats transaksi yang diterima

di unit akuntansi melakukan

pencatatannya secara rutin/harian

sehingga adanya kesalahan

pencatatan maupun perbedaan

perhitungan yang masih terjadi.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di PT. Kereta Api Indonesia

(Persero) Kantor Pusat serta

memperlihatkan kesimpulan yang

diperoleh, maka ada beberapa hal yang

(50)

9

diharapkan dapat menjadi suatu

masukan yaitu sebagai berikut :

1. Dalam Prosedur Pencatatan

Penerimaan Kas lebih di tanamkan ketelitian pada saat pengolahan data-data formulir yang diterima sehingga pada saat pencatatan dapat dilakukan dengan baik dan efektif.

2. Dalam Prosedur Pencatatan

Pengeluaran Kas untuk lebih

diperhatikan kembali setiap

transaksi pembayaran perusahaan dan selalu dibuat catatan dalam bentuk harian ketika terjadinya transaksi agar tidak terjadi

kesalahan dalam pencatatan

maupun perhitungannya.

DAFTAR PUSTAKA

Ardiyos. 2008. Kamus Besar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Mulyadi. 2008. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.

M.Nafarin. 2009. Penganggaran

Perusahaan. Jakarta: Rajawali

Soemarso, S.R. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi kelima. Jakarta : Salemba Empat

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Jakarta : Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2009. Prosedur

Penelitian Suatu pendekatan praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Referensi

Dokumen terkait

Anak ke lima Guntur Sitohang lahir pada tahun 1972 adalah seorang laki-laki yang di beri nama Junihar Sitohang., Junihar Sitohang dapat dikatakan merupakan keturunan yang

Dalam hal inilah guru membutuhkan dukungan dari rekan kerja (Dukungan Sosial Rekan Kerja) supaya hasrat yang tinggi terhadap profesi mampu dikeluarkan dalam bentuk

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah dasar LabSchool Percontohan UPI, Kota Bandung. Jl.Setiabudhi No.229, yang menjadi sampel atau subjek penelitiannya adalah siswa

Kombinasi perlakuan yang diberikan memperlihatkan pengaruh nyata terhadap perbedaan tinggi tanaman kombinasi perlakuan pengolahan tanah maksimum dan pupuk kandang ayam

Dengan turunnya Statuta UNAIR dan dengan Keputusan Rektor Universitas Airlangga Nomor 1539/UN3/2014 tentang Penyesuaian Penyebutan Sekolah Vokasi Sebagai Fakultas Vokasi

Jelas terlihat sebagaimana hakekat kegiatan gereja yang dituangkan dalam tata gereja GBKP adalah: Haketkan kegiatan gereja adalah: Buah iman warga jemaat pada bidang

Berdasarkan hasil yang didapatkan maka gambaran profil lipid (Total kolesterol, LDL, trigliserida) pasien hipertensi pada pasien di Rumah Sakit Gotong Royong adalah normal,

Oleh karna itu hasil dari penelitian yang saya lakukan juga sama dengan yang dilakukan oleh Nurlaila (2014) yang menyatakan bahwa Standar Akuntansi Pemerintah