PENGARUH KOMPOSISI PEMBIAYAAN DAN FAKTOR MAKRO EKONOMI TERHADAP PENDAPATAN BANK SYARIAH
(STUDI EMPIRIS BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE 2012-2015)
SKRIPSI
Oleh Rifqah Amalia NIM : 1112086000013
JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Rifqah Amalia NIM : 1112086000013 Jurusan : Ekonomi Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan ini skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini. Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat diertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 9 Juni 2016 Yang Menyatakan
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi:
Nama Lengkap : Rifqah Amalia Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 14 Juli 1994 Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat Rumah : Jl. Pangkalan Jati II No. 34 RT. 005/02, Kel. Pangkalan Jati Kec. Cinere Kota Depok Telepon/HP : 021-7502410 / 085691073312
Email : amaliarifqah@yahoo.co.id
Riwayat Pendidikan :
1998 –2000: TK. Islam Salafiyah syafi‟iyah 2000 – 2006 : SD Lazuardi GIS
2006 – 2009 : Mts. Darunnajah Ulujami 2009 – 2012 : MAN 11
2012 – 2016 : Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Pengalaman Organisasi : 2009 – 2012 : Saman on Bir
vi ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia, tren positif ini ditunjukkan oleh data pertumbuhan aset dan pendapatan BUS dan UUS yang diambil dari Bank Indonesia. Bank Syariah Mandiri sebagai sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perbankan syariah turut serta mengalami efek pertumbuhan yang mengalami peningkatan, akan tetapi peningkatan yang dialami perbankan syariah khususnya Bank Syariah Mandiri mengalami fluktuasi pendapatan yang disebabkan oleh faktor komposisi pembiayaan dan faktor makro ekonomi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami bagaimana pengaruh komposisi pembiayaan dan faktor makro ekonomi terhadap pendapatan bank syariah. Indikator komposisi pembiayaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu komposisi pembiayaan murabahah dan komposisi pembiayaan ijarah dan indikator faktor makro ekonomi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu inflasi dan nilai tukar rupiah (kurs). Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari websitewww.bi.go.id dan Bank Syariah Mandiri periode 2012-2015.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, dengan menganalisis komposisi pembiayaan (murabahah dan ijarah) dan faktor makro ekonomi (inflasi dan nilai tukar) untuk mengetahui pengaruh kedua variabel tersebut terhadap pendapatan bank syariah pada Bank Syariah Mandiri dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan inflasi dan nilai tukar berpengaruh siginifikanterhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara parsial dimana hasil uji t menunjukan nilai signifikansi dari ketiga variabel tersebut dibawah 0,05. Dan nilai ijarah tidak berpengaruhsiginifikanterhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara parsial. Sedangkan pada uji f menunjukkan bahwa Komposisi pembiayan (murabahah dan ijarah) dan faktor makro ekonomi (inflasi dan nilai tukar rupiah) berpengaruh terhadap pendapatan bank syariah secara simultan.
vii ABSTRACT
This research is motivated by the development of the growth of Islamic banking in Indonesia, this positive trend shown by the data growth in assets and earnings BUS and UUS taken from Bank Indonesia. Bank Syariah Mandiri as a company engaged in Islamic banking participate in experiencing the effects of growth has increased, but the increase experienced by the Islamic banking especially Bank Syariah Mandiri experience income fluctuations caused by factors financing composition and macro-economic factors.
This study aims to identify and understand how to influence the composition of financing and macroeconomic factors to revenue Islamic banks. Indicators financing composition used in this study is the composition of the financing murabaha and Ijarah financing composition and indicators of macro economic factors used in this study, namely inflation and the exchange rate (exchange rate). This study uses secondary data obtained from the website www.bi.go.id and Bank Syariah Mandiri 2011-2014.
This research is a quantitative descriptive study, by analyzing the composition of financing (murabaha and Ijarah) and macroeconomic factors (inflation and exchange rates) to determine the influence of these two variables on revenue Islamic banks in Bank Syariah Mandiri using multiple linear regression analysis.The results showed that the composition of the financing murabaha, exchange rate and affect inflation significantly to revenues in Bank Syariah Mandiri partially where the t test results showed the significance of these three variables under 0.05. And the Ijarah financing composition no significant effect on earnings at Bank Syariah Mandiri partially. While the F test showed that the composition of financing (murabaha and Ijarah) and macroeconomic factors (inflation and the exchange rate) affects earnings Islamic banks simultaneously.
viii
KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam yang telah memberikan kita kesempatan untuk hidup di dunia ini dan memberikan nafas gratis yang dengarnya kita dapat merasakan keindahan untuk dapat mrnyrmbah-Mu. Sungguh tidak ada satupun kejadian yang terjadi secara kebetulan, semua sudah terncana, semua sudah ditentukam oleh qodha dan qadhar-Nya. Shalawat serta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, hingga kepada umatnya sampai akhir zaman.
Ilmu yang kita miliki pada hakikatnya adalah titipan dari Allah SWT, yang sama sekali tidak sulit bagi-Nya untuk mengambilnya kembali dari umat manusia. Semoga kita dimudahkan oleh Allah SWT untuk meraih ilmu yang dapat menjadi penerang dalam kegelapan dan dapat menjaga ilmu tersebut dengan penuh kerendahan hati.
Tidak ada yang tidak mungkin selama kita mau berdoa dan berusaha, seperti hadist Rasulullah SAW “Man Jadda Wa Jadda” yang artinya barang siapa yang bersungguh-sungguh akan mendapatkannya. Itulah kalimat yang menjadi penggunggah demi terselesaikannya skripsi yang sederhana ini dengan judul “Pengaruh Komposisi Pembiayaan dan Faktor Makro Ekonomi Terhadap Pendapatan Bank Syariah (Studi Empiris Bank Syariah Mandiri Periode 2012-2015)”
Terselesaikannya skripsi ini tentu dengan dukungan, bantuan, semangat, serta doa dari orang-orang terbaik yang ada disekeliling penulis selama proses penyelesaian skripsi ini. Maka dari itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:
1. Allah SWT, karena tanpa kehendak dan segala pertolongan-Nya tidak mungkin penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas segala nikmat dan kemudahan yang Engkau berikan, ya Rabb.
2. Kedua orang tuaku untuk kasih sayang tulus tiada hentinya, mamah tercinta Nurwahidah dan papah tercinta Buchori yang telah membesarkan, mendidik mengajarkan yang disertai nasihat, motivasi dan doa yang selalu terucap. Terimakasih banyak atas dukungan materi dan nonmateri untuk melancarkan studi ini yang tidak bisa terbalas oleh apapun atas apa yang mamah dan papah lakukan. Doa yang terbaik segalanya untuk mamah dan papah semoga Allah SWT selalu memberikan kesehatan, rahmat dan ridho-Nya kepadamu.
ix
motivasi dan doanya selama mengajarkan skripsi ini. Semoga kalian selalu berada dalam lindungan Allah SWT.
4. Keponakanku tersayang Muhammad Asyraf Malik Arkana yang selalu memberikan canda serta tawanya yang menjadi penghibur dikala penulis lelah akan permasalahan skripsi. Semoga asyraf menjadi anak yang selalu berbakti kepada kedua orang tua dan selalu dalam lindungan Allah SWT.
5. Ihsan Amiruddin yang telah menjadi penyemangat selama masa perkuliahan dengan canda serta tawa, suka maupun duka, terima kasih atas segala masukan, support materi dan non materi, pengalaman serta doanya. Semoga Allah SWT membalas semua jasa-jasamu dan dipermudahkan untuk urusan kedepannya, amiiiin.
6. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga dapat memajukan dan mengembangkan jurusan Ekonomi menjadi lebih baik dan terdepan.
7. Bapak Dr. Burhanuddin Yusuf, MM.,MA selaku Dosen Pembimbing Skripsi 1 dengan segala kerendahan hatinya yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, bimbingan, saran serta motivasi kepada penulis demi cepat terselasaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas segala kerendahan hati bapak dengan sebaik-baiknya balasan.
8. Ibu RR. Tini Anggraeni,M.Si selaku Dosen pembimbing II dengan segala kerendahan hatinya yang bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan, bimbingan, saran serta motivasi yang sangat berarti selama penyelesaian skripsi ini. Terimakasih atas segala bentuk bimbingan yang telah ibu berikan demi terselesaikannya skripsi ini dengan baik. Semoga Allah SWT membalas segala kerendahan dan kemurahan hati ibu dengan sebaik-baiknya balasan.
9. Bapak Yoghi Citra Pratama, SE., M.Si dan ibu Endra Kasni Laila Yuda, M.Si selaku ketua dan sekretaris jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang meluangkan waktu dan arahan selama penyelesaian skripsi ini.
10. Seluruh jajaran dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dan berharga bagi saya. Serta jajaran karyawan dan staf UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memeberikan pelayanan selama perkuliahan. Semoga ini dapat menjadi nilai ibadah dan semoga Allah SWT membalas semua jasa-jasanya.
x
membutuhkan dalam bentuk apapun hingga berjuang bersama-sama dalam mengerjakan skripsi ini. Semoga apapun yang kita kerjakan selalu dalam Ridho Allah SWT.
12. Sahabat kesayanganku, sahabat terbaik dari masa SMA hingga saat ini Nur Ariza, Siti Nurmellya Baskarani, Lorna Zelfa, Bunga Putri Gustini dan Azizah Nurafni Rizki. Terimakasih telah menjadi sahabat terbaik dari awal semasa SMA hingga saat ini dengan canda tawa, suka duka, dukungan, bantuan,doa,serta ada dikala membutuhkan dalam bentuk apapun hingga berjuang bersama-sama dalam mengerjakan skripsi ini. Semoga apapun yang kita kerjakan selalu dalam Ridho Allah SWT.
13. Seluruh kawan-kawan Ekonomi Syariah angkatan 2012 yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang selalu memberikan canda tawa, saling membantu selama masa kuliah, serta doa yang selalu terucap. Semoga kita sukses dan selalu dapat menjaga tali silaturahmi.
14. Semua pihak yang belum disebut diatas, terimakasih atas segala bantuan selama proses penulisan skripsi ini.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih dan berharap semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis, dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semuanya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Jakarta, 4 september 2016
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACT ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR GRAFIK ... xix
DAFTAR LAMPIRAN ... xx
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah ... 12
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 13
1. Tujuan Penelitian ... 13
2. Manfaat Penelitian ... 14
a. Manfaat Pihak Penulis ... 14
xii
c. Manfaat Pihak Perusahaan ... 14
d. Manfaat Pihak Masyarakat ... 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 16
1. Mudharabah ... 16
a. Pengertian Mudharabah ... 16
b. Unsur-unsur pembiayaan mudharabah ... 17
c. Jenis-Jenis Mudharabah ... 18
2. Musyarakah ... 19
a. Pengertian Musyarakah ... 19
b. Fitur dan Mekanisme Pembiayaan Musyarakah ... 19
c. Landasan Hukum Musyarakah ... 20
d. Aplikasi Musyarakah Dalam Perbankan ... 21
3. Murabahah ... 22
a. Pengertian Murabahah ... 22
b. Dasar Hukum Murabahah ... 23
c. Syarat Murabahah ... 25
d. Manfaat Murabahah ... 26
e. Hubungan Murabahah terhadap Pendapatan ... 27
4. Ijarah ... 27
a. Pengertian Ijarah ... 27
xiii
c. Rukun dan Syarat Ijarah ... 29
d. Macam-Macam Ijarah ... 29
e. Akad Ijarah Berakhir ... 30
f. Skema Transaksi Pembiayaan Ijarah ... 31
g. Jenis Barang / Jasa yang Dapat Disewakan ... 31
h. Hubungan Ijarah Terhadap Pendapatan ... 32
5. Inflasi ... 33
a. Pengertian Inflasi ... 33
b. Jenis-Jenis Inflasi ... 34
c. Efek Inflasi ... 38
d. Hubungan Inflasi Terhadap Pendapatan ... 40
6. Kurs (Nilai Tukar) ... 41
a. Pengertian Kurs (Nilai Tukar) ... 41
b. Jenis Nilai Tukar ... 42
c. Sistem Nilai Tukar di Indonesia ... 43
d. Hubungan Nilai Tukar Terhadap Pendapatan ... 44
7. Pendapatan ... 45
a. Pengertian Pendapatan ... 45
b. Klasifikasi Pendapatan ... 46
c. Karakteristik Pendapatan ... 48
B. Penelitian Terdahulu ... 50
xiv
D. Hipotesis ... 54
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian ... 56
B. Metode Pengumpulan Data ... 56
C. Metode Analisis Data ... 57
1. Analisis Regresi Linear Berganda ... 58
2. Uji Asumsi Klasik ... 58
a. Uji Normalitas ... 59
b. Uji Multikolinieritas ... 59
c. Uji Heteroskedastisitas ... 60
d. Uji Autokorelasi ... 61
3. Uji Hipotesis ... 61
a. Uji Signifikan Parsial (Uji Statistik t) ... 61
b. Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik f) ... 62
c. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 62
D. Operasional Variabel Penelitian ... 63
1. Variabel Dependen: Pendapatan Bank Syariah Mandiri ... 63
2. Variabel Independen ... 63
a. X1 (Komposisi Pembiayaan Murabahah) ... 63
b. X2 (Komposisi Pembiayaan Ijarah) ... 64
c. X3 (Inflasi) ... 64
xv
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 66
1. Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri ... 66
2. Perkembangan Bank Syariah Mandiri ... 68
a. Perkembangan dari Segi Aset ... 68
b. Perkembangan dari Segi Dana Pihak Ketiga ... 69
c. Perkembangan dari Segi Pembiayaan ... 70
3. Gambaran Umum Penelitian ... 70
a. Perkembangan Komposisi Pembiayaan Murabahah ... 71
b. Perkembangan Komposisi Pembiayaan Ijarah ... 72
c. Perkembangan Inflasi ... 73
d. Perkembangan Nilai Tukar ... 74
e. Perkembangan Pendapatan ... 75
B. Pengujian dan Pembahasan ... 76
1. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 76
a. Hasil Uji Normalitas ... 76
b. Hasil Uji Multikolinearitas ... 78
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 79
d. Hasil Uji Autokorelasi ... 80
2. Hasil Uji Hipotesis ... 80
a. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik T) ... 80
xvi
c. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 86
3. Analisis Ekonomi ... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Keimpulan ... 90
B. Saran ... 91
DAFTAR PUSTAKA ... 93
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel Keterangan Halaman
1.1 Data Tingkat Equivalen tingkat imbalan/Bagi Hasil/Fee/Bonus ... 2
1.2 Data Pertumbuhan Aset BUS dan UUS ... 3
1.3 Data Pendapatan BUS dan UUS ... 4
1.4 Data Pendapatan Bank Syariah Mandiri ... 5
1.5 Data Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Syariah Mandiri ... 6
1.6 Data Inflasi ... 9
1.7 Data Nilai Tukar Rupiah ... 10
1.8 Data Pendapatan dari Transaksi Valuta Asing ... 11
2.1 Penelitian terdahulu ... 50
4.1 Perkembangan Aset ... 68
4.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga ... 69
4.3 Perkembangan Pembiayaan ... 70
4.4 One-Sampel Kolmogorof-Swirnov Test ... 77
4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ... 78
4.6 Hasil Uji Autokorelasi ... 80
4.7 Hasil Uji Signifikan Parsial ... 81
4.8 Hasil Uji Signifikan Simultan ... 85
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Keterangan Halaman
2.1 Kurva Demand Pull Inflation ... 35 2.2 Kurva Cost – push inflation ... 36 2.3 Kerangka pemikiran ... 53 4.1 Normal P-P Plot of Regression Standardized ResidualDependent
Variabel : Pendapatan (Y) ... 76
xix
DAFTAR GRAFIK
Grafik Keterangan Halaman
4.1 Perkembangan Aset ... 68
4.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga ... 69
4.3 Perkembangan Pembiayaan ... 70
4.4 Perkembangan Komposisi Pembiayaan Murabahah ... 71
4.5 Perkembangan Komposisi Pembiayaan Ijarah ... 72
4.6 Perkembangan Inflasi ... 73
4.7 Perkembangan Nilai Tukar ... 74
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Keterangan Halaman
1 BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Saat ini kegiatan usaha bisnis berbasis syariah semakin berkembang pesat, mulai dari perbankan syariah, asuransi syariah, pegadaian syariah, hingga koperasi berbasis syariah. Perkembangan bisnis berbasis syariah yang paling pesat terjadi pada industri perbankan syariah. Alasan utama masyarakat Indonesia khususnya yang beragama Islam beralih dari perbankan konvensional keperbankan syariah adalah penghapusan adanya bunga dalam transaksi keuangan dan sebagai gantinya bank syariah menerapkan konsep bagi hasil yang merupakan bagian dari ciri ekonomi Islam.
Menurut Adiwarman A.Karim (2001) Profit-Loss Sharing berarti keuntungan dan atau kerugian yang mungkin timbul dari kegiatan ekonomi/bisnis ditanggung bersama-sama. Dalam atribut nisbah bagi hasil tidak terdapat fixed and certain return
2 pihak dalam bekerja sama dan prospek perolehan keuntungan serta tingkat resiko yang mungkin terjadi (Hendri Anto : 2003).
Berdasarkan data yang diperoleh dari statistik perbankan syariah Bank Indonesia, tingkat equivalen tingkat imbalan/ bagi hasil/ fee/ bonus Bank Umum Syariah adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Tingkat Equivalen Tingkat Imbalan/ Bagi Hasil/ Fee/ Bonus Bank UmumSyariah
Dalam UU No.21 tahun 2008 mengenai Perbankan Syariah mengemukakan pengertian perbankan syariah dan pengertian bank syariah, yaitu: Perbankan Syariah yaitu segala sesuatu yang menyangkut bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, mencakup kegiatan usaha, serta tata cara dan proses di dalam melaksanakan kegiatan usahanya.Bank Syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya dengan didasarkan pada prisnsip syariah dan menurut jenisnya bank syariah terdiri dari BUS (Bank Umum Syariah) dan UUS (Unit Usaha Syariah).
3 Tabel 1.2
Data Pertumbuhan Aset BUS dan UUS
2012 2013 2014 2015
Jumlah BUS 11 11 12 12
Jumlahkantor 1460 1998 2145 1990
Jumlah UUS 24 23 22 22
Jumlahkantor 427 590 320 311
Total Aset BUS dan UUS
(dalamtriliun) 195.018 242.276 272.343 296.262
Sumber: Data BI diolah kembali
Berdasarkan data pada tabel 1.2 pada tahun 2012-2013 jumlah BUS tidak mengalami kenaikan, jumlah BUS baru mengalami kenaikan pada tahun 2014 sebesar 1% dan pada tahun 2015 tidak mengalami kenaikan. Jumlah UUS pada tahun 2011 hingga 2014 mengalami penurunan sebesar 4% dan pada tahun 2015 jumlah UUS tidak mengalami kenaikan. Meskipun jumlah BUS dan UUS tidak mengalami kenaikan yang signifikan akan tetapi jumlah aset yang dimiliki BUS dan UUS mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
4 menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat diminati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.
Efek dari perkembangan perbankan syariah adalah perolehan pendapatan bagi lembaga perbankan syariah itu sendiri. Pendapatan perbankan syariah ikut mengalami peningkatan, hal ini dibuktikan dengan data dari Bank Indonesia dari tahun 2012 hingga 2015 yaitu:
Tabel 1.3
Data Pendapatan BUS dan UUS tahun 2012-2015 (Dalam Triliun)
Lembaga Keuangan
Syariah
Tahun
2012 2013 2014 2015 BUS dan UUS 17.734 27.207 24.712 27.615
Sumber: Bank Indonesia diolah kembali
Berdasarkan data pada tabel 1.3 di atas perkembangan pendapatan BUS dan UUS pada tahun 2013 peningkatan sebesar 53%, pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 9%, pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 12%. Peningkatan pendapatan yang diterima oleh perbankan syariah tidak terlepas dari pendapatan produk-produk pembiayaan yang ditawarkan kepada nasabah perbankan syariah.
5 Mandiri dituntut untuk memperoleh pendapatan agar keberlangsungan hidup perusahaan dapat tetap berjalan, dan pendapatan yang diperoleh pun harus sesuai dengan ajaran agama Islam. Dengan kondisi perekonomian saat ini, kebijakan yang diterapkan pemerintah mempengaruhi produktivitas Bank Syariah Mandiri dalam memperoleh pendapatan. Data pendapatan yang berhasil penulis ambil dari Bank Syariah Mandiri adalah sebagai berikut:
Tabel 1.4
Data Pendapatan Bank Syariah Mandiri Tahun 2012 – 2015 (Dalam Ribuan Rupiah)
4.684.793.297 5.432.851.397 5.487.192.071 5.960.015.903
Jumlah Pendapatan
Usaha Lainnya 1.138.747.549 1.193.418.732 1.002.089.656 938.859.243 Jumlah Pendapatan
Nonusaha 14.612.830 15.905.362 15.597.902 16.795.574 Total Pendapatan 5.838.153.676 6.642.175.491 6.504.879.629 6.915.670.720
Sumber: PT. Bank Syariah Mandiri Pusat diolah kembali.
6 nasabah pembiayaan sehingga kondisi keuangan mereka menurun, hal ini mempengaruhi kualitas aktiva produktif Bank Syariah Mandiri. Per Desember 2014, rasio pembiayaan bermasalah (NPF) naik menjadi 4,29% dari posisi Desember 2013 sebesar 2,29%. Sedangkan dari sisi internal perusahaan, Bank Syariah Mandiri menghadapi beberapa isu operasional utama yang membutuhkan perbaikan segera. Pertama, tingginya pembiayaan bermasalah (NPF) dan fraud. Kedua, lemahnya sanksi dan disiplin terhadap pelaku fraud. Ketiga, perlambatan pertumbuhan bisnis telah menggerus pangsa pasar Bank Syariah Mandiri. Keempat, pengembangan sumber daya manusia, teknologi informasi, dan produktivitas cabang belum optimal. Kelima, komunikasi internal belum efektif.
Namun, secara garis besar pendapatan yang diterima oleh Bank Syariah Mandiri mengalami pengingkatan rata-rata sebesar 6% dalam 4 tahun terakhir. Peningkatan pendapatan total yang diterima oleh Bank Syariah Mandiri juga tidak terlepas dari komposisi pembiayaan yang ditawarkan kepada nasabah Bank Syariah Mandiri, hal ini sejalan dengan data komposisi pembiayaan yang diberikan Bank Syariah Mandiri sebagai berikut:
Tabel 1.5
Data Komposisi Pembiayaan yang Diberikan Bank Syariah Mandiri Tahun 2012 – 2015
Jenis Pembiayaan Tahun
2012 2013 2014 2015 Murabahah (Milyar) 283.444 368.661 397.247 546.023 Musyarakah (Milyar) 69.180 82.288 89.291 15.463 Mudharabah (Milyar) 54.303 49.664 41.982 36.573 Qardh (Milyar) 69.055 73.292 56.800 32.958 Ijarah (Milyar) 3.338 3.357 6.277 12.336
Istishna (Milyar) 777 766 525 302
7 Berdasarkan pada tabel 1.5 diatas seluruh komposisi pembiayaan perbankan syariah mengalami kenaikan yang cukup signifikan, pada komposisi pembiayaan murabahah (dengan produk pembiayaan pengadaan barang konsumtif seperti rumah atau Griya BSM, kendaraan atau barang produktif seperti mesin produksi BSM Oto, pabrik dan lainnya) terjadi peningkatan dengan rata-rata sebesar 25%.
Pada komposisi pembiayaan musyarakah (pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari Bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai nisbah yang disepakati) terjadi penurunan dengan rata-rata sebesar 18%.
Pada komposisi pembiayaan mudharabah (BSM Deposito, Tabungan BSM, BSM Tabungan Berencana, BSM Tabungan Mabrur, BSM Tabungan Investa Cendekia dan BSM Tabungan Kurban)terjadi penurunan dengan rata-rata sebesar 12%.
Pada komposisi pembiayaan qardh (Gadai emas Bank Syariah Mandiri) mengalami penurunan dengan rata-rata sebesar 19%.
Pada komposisi pembiayaan ijarah (BSM Pembiayaan Eduka dan BSM Pembiayaan Umrah) terjadi peningkatan dengan rata-rata sebesar 61%, dan terakhir pada komposisi pembiayaan istishna (umumnya Bank Syariah Mandiri memanfaatkan pembiayaan ini untuk konstruksi) terjadi penurunan dengan rata-rata sebesar 25%.
8 pendapatan Bank Syariah Mandiri, namun rata-rata pertumbuhan komposisi pembiayaan musyarakah, mudharabah, qardh dan istishna mengalami penurunan dari tahun 2012 hingga 2015. Maka dari itu, peneliti membatasi pembiayaan yang akan diteliti hanya pada pembiayaan yang mengalami peningkatan dari tahun 2012 hingga 2015, yaitu murabahah dan ijarah.
Banyaknya jumlah komposisi pembiayaan murabahah, musyarakah, mudharabah, qardh, ijarah dan istishna sesuai dengan finance to deposit ratioBank Syariah Mandiri, finance to deposit ratio atau pada perbankan konvensional lebih dikenal dengan loan to deposit ratio adalah merupakan rasio pembiayaan yang diberikan kepada pihak ketiga terhadap pendanaan dalam Rupiah dan mata uang asing. FDR digunakan untuk menilai besarnya jumlah dana yang bersumber dari dana publik, yang secara kontraktual biasanya dalam jangka pendek, dialokasikan untuk pembiayaan aset yang merupakan pembiayaan tidak lancar. FDR Bank Syariah Mandiri pada tahun tahun 2011 sebesar 86,03%, tahun 2012 sebesar 94,40%, tahun 2013 sebesar 82,13%, dan tahun 2014 sebesar 89,37%. Berdasarkan data tersebut, rasio FDR Bank Syariah Mandiri masih dalam batasan yang direkomendasikan oleh Bank Indonesia, sesuai dengan peraturan GWM LDR (laporan keuangan Bank Syariah Mandiri, 2014:98).
9 perusahaan, khususnya perbankan syariah di Indonesia, yaitu Inflasi (Sahara, 2013:151).
Fenomena inflasi yang terjadi pada perekonomian Indonesia sudah tentu akan berimbas kepada Bank Syariah Mandiri. Tinggi-rendahnya tingkat inflasi mempengaruhi masyarakat untuk menginvestasikan pendapatan mereka kepada perbankan dalam bentuk tabungan, obligasi dan produk perbankan lainnya. Data inflasi yang penulis ambil dari situs resmi Bank Indonesia adalah sebagai berikut:
Tabel 1.6
Data Inflasi Tahun 2012 – 2015 (Dalam Presentase)
2012 2013 2014 2015 Inflasi 4,30 6,96 6,42 6,38
Sumber: Situs resmi Bank Indonesia
Berdasarkan data pada tabel 1.6, inflasi yang terjadi masuk kedalam golongan inflasi rendah, karena inflasi berada dibawah 10% menurut Sukirno (2004:337). Tingkat inflasi yang rendah membuat harga barang kebutuhan stabil, harga yang stabil membuat konsumsi masyarakat menjadi naik, tingkat konsumsi seperti ini menarik investor untuk menginvestasikan pendapatannya kepada perbankan agar diinvestasikan untuk sektor riil. Semakin banyak sektor riil yang dikembangkan, semakin besar pula tingkat pendapatan yang akan diperoleh perbankan.
10 Tabel 1.7
Data Nilai Tukar Rupiah Tahun 2012-2015
Nilai Tukar 2012 2013 2014 2015
Nilai dari USD 1
dalam rupiah 9880.39 10951.37 12378.30 13389.41
Sumber: Situs resmi Bank Indonesia
Berdasarkan data pada tabel 1.7 data nilai tukar rupiah pada tahun 2013 sebesar 11%, pada tahun 2014 sebesar 13% dan pada tahun 2015 sebesar 8%.
Nilai mata uang dollar dapat mempengaruhi hampir seluruh mata uang di dunia, karena dollar sudah menjadi mata uang dunia dimana hampir seluruh negara menjadikan nilai dollar sebagai patokan bagi mata uangnya. Efek dari pertambahan nilai dollar terhadap perkembangan industri perdagangan baik itu barang ataupun jasa dapat terasa ketika nilai tukar rupiah melemah ataupun menguat (Lia Rizkiyah, 2011: 5).
Terjadinya penurunan nilai mata uang rupiah pada tahun 2011-2015 disebabkan nilai mata uang dollar semakin menguat, menguatnya nilai mata uang dollar didasari pada pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang mencapai 2,5% sementara inflasi yang terjadi di Amerika Serikat hanya 1,6%, bahkan pada januari terjadi deflasi sekitar -0,1%, ditambah dengan tingkat pengangguran di Amerika Serikat menurun sangat drastis dan saat ini berada pada level 5,7%. Membaiknya perekonomian Amerika Serikat ini membuat The Fedmenaikan Fed fund rate pada Desember sebesar 0,25%-0,5% (www.worldbank.org).
11 yang berhasil perbankan himpun menjadi berkurang dan ini akan berimbas kepada pendapatan perbankan. Efek dari melemahnya nilai tukar rupiah adalah menjadikan pendapatan dari transaksi valuta asing pada Bank Syariah Mandiri fluktuatif, karena salah satu kegiatan bank syariah mandiri adalah memberikan jasa jual beli valuta asing. Maka dari itu, BSM salah satu perbankan yang memberikan jasa jual beli valuta asing akan memperoleh pendapatan berupa fee dan selisih kurs. Data pendapatan dari transaksi valuta asing yang penulis ambil dari situs resmi Bank Syariah Mandiri sebagai berikut:
Tabel 1.8
Data Pendapatan dari Transaksi Valuta Asing Tahun 2012-2015 (Dalam Ribuan)
2012 2013 2014 2015
Pendapatan dari transaksi
valuta asing
Rp21.334.852 Rp32.071.826 Rp21.919.770 Rp44.922.010
Sumber: Situs resmi Bank Syariah Mandiri
Pada tahun 2013, pendapatan dari transaksi valuta asing pada Bank SyariahMandiri meningkat sebesar 50%, pada tahun 2014 terjadi penurunan sebesar 31%, kemudian pada tahun 2015 kembali meningkat sebesar 104%.
12 masyarakat serta faktor makro ekonomi lainnya yang berbeda-beda setiap periode. Kondisi ini berbanding terbalik dengan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing yang terus menurun, hal ini disebebkan oleh kinerja yang baik ditunjukan oleh BSM dalam melakukan heading dan dalam menyediakan jasa pemenuhan akan kebutuhan masyarakat yang berhubungan dengan mata uang asing seperti pembelian bahan baku industridari luar negeri, ibadah haji dan umrah dan lain sebagainya.
Gabungan dari seluruh pembiayaan berdasarkan karakteristik dari komposisi
pembiayaan yang berbeda-beda dan faktor makro ekonomi yang ada membuat
pendapatan yang diperoleh Bank Syariah Mandiri berbeda-beda, maka dari itu
peneliti tertarik untuk membuat penelitian mengenai “PENGARUH KOMPOSISI
PEMBIAYAAN DAN FAKTOR MAKRO EKONOMI TERHADAP
PENDAPATAN BANK SYARIAH” (Studi Empiris Pada Bank Syariah Mandiri Periode 2012 - 2015).
B.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, kita ketahui bahwa komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi dan nilai tukar rupiah merupakan elemen yang berpengaruh terhadap Pendapatan Bank Syariah Mandiri. Untuk itu dapat dirumuskan suatu pertanyaan penelitian sebagai berikut:
13 2. Bagaimana pengaruh komposisi pembiayaan ijarah terhadap pendapatan pada
Bank Syariah Mandiri secara parsial.
3. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara parsial.
4. Bagaimana pengaruh nilai tukar rupiah terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara parsial.
5. Bagaimana pengaruh komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri secara simultan.
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang sudah dirumuskan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
a. Menganalsis pengaruh komposisi pembiayaan murabahah terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri.
b. Menganalisis pengaruh komposisi pembiayaan ijarah terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri.
c. Menganalisis pengaruh inflasi terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri.
14 e. Menganalisis pengaruh komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi dan nilai tukar rupiah terhadap pendapatan pada Bank Syariah Mandiri.
2. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini, Penulis mengharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yaitu:
a. Manfaat pihak Penulis
penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam bidang perbankan syariah, sehingga dapat berguna bagi kegiatan akademis dan non akademis penulis dikemudian hari.
b. Manfaat pihak Akademisi
Sebagai sarana untuk memberikan kontribusi positif baik untuk tambahan khasanah ilmu mengenai teori ekonomi islam umumnya dan komposisi pembiayaan murabahah, komposisi pembiayaan ijarah, inflasi, nilai tukar rupiah dan pendapatan di Bank Syariah Mandiri pada khususnya serta penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya
c. Manfaat pihak Perusahaan
15 d. Manfaat pihak Masyarakat
16 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Mudharabah
a. Pengertian Mudharabah
Mudharabah menurut Andri Soemitra,M.A (2009: 81) adalah akad kerja sama suatu usaha antara pihak pertama (Malik, Shahibul maal, atau bank syariah) yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua („amil, mudharib atau nasabah) yangbertindak selaku pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad, sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya oleh bank syariah kecuali jika pihak kedua melakukan kesalah yang disengaja, lalai atau menyalahi perjanjian.
17 b. Unsur-Unsur Yang Terdapat Dalam Pembiayaan Mudharabah
Menurut Muhammad (2005:102-105) unsur-unsur pembiayaan mudharabah adalah:
1) Ijab dan Qabul Ijab dan qabul antara kedua pihak memiliki syarat-syarat yaitu harus jelas menujukan maksud untuk melakukan kegiatan mudharabah dan harus bertemu antara kedua belah pihak agar dicapai kesepakatan.
2) Adanya dua pihak (pihak penyedia dana dan pengusaha) para pihal disyaratkan cakap bertindak secara syar‟i artinya penyedia dana memiliki kapasitas untuk menjadi pemodal dan pengusaha memiliki kapasitas menjadi pengelola.
3) Adanya modal. Adapun syarat-syarat modal adalah modal harus jelas jumlah dan jenisnya dan diketahui oleh kedua belah pihak pada waktu dibuatnya akad mudharabah sehingga tidak menimbulkan sengketa dalam pembagian keuntungan karena ketidakjelasan jumlah dan modal harus berupa uang bukan barang.
18 sedemikian rupa sehingga mengakibatkan upaya pemerolehan keuntungan maksimal tidak tercapai.
5) Adanya keuntungan disyaratkan bahwa keuntungan tidak boleh dihitung berdasarkan presentase dari jumlah modal yang diinvestasikan, melainkan hanya keuntunganya saja setelah dipotong besarnya modal, keuntungan untuk masing-masing pihak tidak ditentukan dalam jumlah nominal dan nisbah pembagian keuntungan ditentukan dengan presentase.
c. Jenis-Jenis Mudharabah
Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2000:137) jenis-jenis mudharabah sebagai berikut:
1) Mudharabah Mutlaqah (Investasi Tidak Terikat) adalah bentuk
kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Dalam pembahasan bisnis ulama Salaf ash Shalih seringkali dicontohkan dengan ungkapan if‟al ma syi‟ta (lakukanlah sesukamu) dari shahibul maal ke mudharib yang memberi kekuasaan sangat besar.
2) Mudharabah Muqayyadah (Investasi Tidak Terikat) adalah kebalikan
19 2. Musyarakah
a. Pengertian Musyarakah
Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2000:129) musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal/ expertisa) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Menurut Andri Soemitra,M.A (2009: 83) musyarakah adalah akad kerja sama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-masing. b. Fitur dan Mekanisme Akad Pembiayaan Musyarakah
Menurut Andri Soemitra,M.A (2009: 83) fitur dan mekanisme akad pembiayaan musyarakah adalah:
1) Bank dan nasabah masing-masing bertindak sebagai mitra usaha dengan bersama-sama menyediakan dana dan/atau barang untuk membiayai suatu kegiatan usaha tertentu.
20 3) Pembagian hasil usaha dari pengelolaan dana dinyatakan dalam nisbah
yang disepakati.
4) Nisbah bagi hasil yang disepakati tidak dapat diubah sepanjang waktu investasi kecuali atas dasar kesepakatan para pihak.
5) Pembiayaan atas dasar akad musyarakah diberikan dalam bentuk uang dan atau barang, seta bukan dalam bentuk piutang atau tagihan.
6) Bank dan nasabah dapat menanggung kerugian secara proporsional menurut porsi modal masing-masing.
c. Landasan Hukum Musyarakah
Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2000:129). Adapun dasar hukum musyarakah dapat dilihat dalam Al-Qur‟an, Al-Hadist, maupun Ijma sebagai berikut :
1) Al-Qur‟an
Surah Shad: 24 Artinya :“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang bersyarikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian lain kecuali orang yang berimana dan mengerjakan amal shalih.
2) Al-Hadist
Artinya:dari Abu Hurairah, Rasulullah berkata: “sesungguhnya Allah Azza Wa Jalla berfirman: „aku pihak ketiga dari dua orang yang
21 3) Ijma‟
Arinya: ibnu Qudamah dalam kitabnya Al-Mughni 5/109 telah berkata, “kaum muslimin telah berkonsensus terhadap legitimasi musyarakah
secara global walaupun terhadap perbedaan pendapat dalam beberapa elemen dari padanya.”
d. Aplikasi Musyarakah Dalam Perbankan
Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2000:133). Aplikasi musyarakah dalam perbankan sebagai berikut :
1) Pembiayaan Proyek
Musyarakah biasanya diaplikasikan untuk pembiayaan proyek dimana nasabah dan bank sama-sama menyediakan dana untuk membiayai proyek tersebut. Setelah proyek itu selesai, nasabah mengembalikan dana tersebut bersama bagi hasil yang telah disepakati untuk bank. 2) Modal Ventura
22 3. Murabahah
a. Pengertian Murabahah
Menurut Adiwarman A. Karim (2007:98) murabahah yang berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah transaksi jual-beli dimana bank menyebutkan jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (margin).
Menurut Adiwarman A. Karim (2007:113) murabahah adalah suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati. Misalnya, seseorang membeli barang kemudian menjualnya kembali dengan keuntungan tertentu. Berapa besar keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam nominal rupiah tertentu atau dalam bentuk presentase dari harga pembeliannya, misalnya 10% atau 20%. Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2001:101). Murabahah adalah jual-beli
barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Menurut Sunarto Zulkifli (2003:43) Bai‟ al-murabahah adalah prinsip bai‟ (jual beli) dimana harga jualnya terdiri dari harga pokok barang ditambah nilai keuntungan (ribhun) yang disepakati. Pada murabahah, penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi sementara pembayarannya dilakukan secara tangguh atau cicilan.
23
(margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Akad ini merupakan
salah satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam murabahah ditentukan berapa required rate of profitnya (keuntungan yang ingin diperoleh).
b. Dasar Hukum Murabahah
Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2001:102). Adapun dasar hukum murabahah dapat dilihat dalam Al-Qur‟an maupun Al-Hadist, sebagai berikut :
1) Al-Qur‟an
Surah Al-Baqarah:275 Artinya :“Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran penyakit gila. Keadaan mereka yang
demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata, sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti, maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu dan urusannya kepada Allah. Orang yang
kembali, maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka mereka kekal di dalamnya.
2) Al-Hadist
24
beli secara tidak tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk
dijual.” (H.R. Ibnu Majah dari Shuhaib)
3) Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional (DSN)
MenurutBambang Rianto Rustam (2008:48) Dewan Syari‟ah Nasional menetapkan aturan tentang murabahah sebagaimana tercantum dalam fatwa Dewan Syari‟ah Nasional No. 04/DSN-MUI/IV/2000
tertanggal 1 April 2000 sebagai berikut :
(a) Bank dan Nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas dari riba.
(b) Barang yang diperjual belikan tidak diharamkan oleh syari‟ah islam. (c) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang
telah disepakati kualifikasinya.
(d) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.
(e) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara berhutang. (f) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan)
25 (g) Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada
jangka waktu tertentu yang telah disepakati.
(h) Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.
(i) Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip menjadi milik bank.
c. Syarat Murabahah
Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2001:102) syarat murabahah sebagai berikut:
1) Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah.
2) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan. 3) Kontrak harus bebas dari riba.
4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian.
5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang.
Secara prinsip, jika syarat dalam (1), (4),atau(5) tidak dipenuhi, pembeli memiliki pilihan:
26 2) Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang
yang dijual.
3) Membatalkan kontrak. d. Manfaat Murabahah
Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2001:106) murabahah
memberi banyak manfaat kepada bank syariah. Salah satunya adalah adanya keuntungan yang muncul dari selisih harga beli dari penjual dengan harga jual kepada nasabah. Selain itu, sistem murabahah sangat sederhana. Hal tersebut memudahkan penanganan administrasinya di bank syariah.
Diantara kemungkinan risiko yang harus diantisipasi antara lain sebagai berikut:
1) Default atau kelalaian. Nasabah sengaja tidak membayar angsuran.
2) Fluktuasi harga komparatif. Ini terjadi bila harga suatu barang dipasar naik setelah bank membelikannya untuk nasabah. Bank tidak bisa mengubah harga jual-beli tersebut.
27 tersebut akan menjadi milik bank. Dengan demikian, bank mempunyai risiko untuk menjualnya kepada pihak lain.
4) Dijual: karena murabahah bersifat jual-beli dengan hutang, maka ketika kontrak ditandatangani, barang itu menjadi milik nasabah. Nasabah bebas melakukan apapun terhadap aset miliknya tersebut, termasuk untuk menjualnya. Jika terjadi demikian, risiko untuk default akan besar.
e. Hubungan Murabahah terhadap Pendapatan Bank Syariah
Murabahah merupakan akad jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati dalam murabahah, pembeli harus memberi tahu harga pokok yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahannya (Antonio, 2002: 101). Tingkat keuntungan yang diperoleh bank syariah adalah berupa margin, semakin besar pembiayaan murabahah yang disalurkan, diharapkan margin yang didapat bank syariah semakin besar pula. Tingginya pendapatan margin tersebut akan meningkatkan pendapatan yang akan diperoleh bank syariah. Dengan kata lain, pembiayaan murabahah dengan margin yang tinggi akan meningkatkan pendapatan bank syariah (Iqbal Ali Hamzah, 2014 : 24) 4. Ijarah
a. Pengertian Ijarah
28 kepemilikan atas barang itu sendiri (Muhammad Syafi‟i Antonio,
2001:117). Ijarah artinya upah, sewa, jasa atau imbalan. Salah satu bentuk kegiatan manusia dalam muamalah adalah sewa-menyewa, kontrak, menjual jasa dan lain-lain (M. Ali Hasan, 2004:227). Menurut fatwa dewan syariah nasional ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa atau upah, tanpa diikuti pemindahan kepemilikan barang itu sendiri (Adiwarman A. Karim, 2007:138).
Berdasarkan definisi diatas, pembiayaan ijarah adalah hak untuk pemanfaatan barang antara perusahaan pembiayaan sebagai pemberi sewa dengan penyewa dengan waktu dan imbalan tertentu.
b. Dasar Hukum Ijarah
Menurut Muhammad Syafi‟i Antonio (2001:117). Adapun dasar
hukum ijarah dapat dilihat dalam Al-Qur‟an maupun Al-Hadist, sebagai berikut :
1) Al-Quran
Artinya : “Dan, kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, tidak dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah maha melihat apa yang kamu kerjakan” (Al-Baqarah:233).
29 adanya jasa yang diberikan berkat kewajiban membayar upah (fee)
secara patut. Dalam hal ini termasuk didalamnya jasa penyewaan atau
leasing.
2) Al-Hadist
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah saw, “berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upayanya kepada tukang bekam itu” (HR Bukhari dan Muslim).
Dari Ibnu Umar bahwa rasulullah bersabda, “berikanlah upah
pekerja sebelum keringatnya kering.” (HR Ibnu Majah).
c. Rukun dan Syarat Ijarah
(M. Ali Hasan, 2004:231) Ulama Mazhab Hanafi mengatakan, bahwa rukun ijarah hanya satu, yaitu ijab dan kabul saja (ungkapan menyerahkan dan persetujuan sewa-menyewa). Jumhur ulama berpendapat, bahwa rukun ijarah ada 4:
1) Orang yang berakal. 2) Sewa/imbalan. 3) Manfaat.
4) Sighah (ijab dan qabul). d. Macam-Macam Ijarah
30 1) Ijarah yang bersifat manfaat. Seperti sewa menyewa rumah, toko,
kendaraan, pakaian, dan perhiasan.
2) Ijarah yang bersifat pekerja yaitu dengan cara mempekerjakan seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan. Ijarah semacam ini dibolehkan, seperti buruh bangunan, tukang jahit, tukang sepatu dan lain-lain.yaitu ijarah yang bersifat kelompok (serikat). Ijarah yang bersifat pribadi juga dapat dibenarkan seperti menggaji rumah tangga, tukang kebun dan satpam.
e. Akad Ijarah Berakhir
Menurut M. Ali Hasan (2004:237) Suatu akad ijarah berakhir: 1) Objek hilang atau musnah seperti rumah terbakar.
2) Habis tenggang waktu yang disepakati. Kedua point tersebut di atas disepakati oleh ulama.
3) Menurut mazhab Hanafi, akad berakhir apabila salah seorang meninggal dunia, karena manfaat tidak dapat diwariskan. Berbeda dengan jumhur ulama, akad tidak berakhir (batal) karena manfaat dapat diwariskan.
31 f. Skema Transaksi Pembiayaan Ijarah
Menurut Adiwarman A. Karim (2007:147) skema transaksi pembiayaan ijarah adalah sebagai berikut:
1) Nasabah mengajukan pembiayaan ijarah ke bank syariah.
2) Bank syariah membeli/menyewa barang yang diinginkan oleh nasabah sebagai ijarah, dari supplier/penjual/pemilik.
3) Setelah dicapai kesepakatan antara nasabah dengan bank mengenai barang objek ijarah, tarif ijarah, periode ijarah dan biaya pemeliharaanya, maka akad pembiayaan ijarah ditandatangani. Nasabah diwajibkan menyerahkan jaminan yang dimiliki.
4) Bank menyerahkan objek ijarah kepada nasabah sesuai akad yang disepakati. Setalah periode ijarah berakhir, nasabah mengembalikan objek ijarah tersebut kepada bank.
5) (a) Bila bank membeli objek ijarah tersebut (al-bai‟ wal ijarah), setelah periode ijarah berakhir objek ijarah tersebut disimpan oleh bank sebagai aset yang dapat disewakan kembali.
(b) Bila bank menyewakan objek ijarah tersebut (al-ijarah wal ijarah, atau ijarah pararel) setelah periode ijarah berakhir objek ijarah tersebut dikembalikan oleh bank kepada supplier/penjual/pemilik. g. Jenis Barang/ Jasa yang Dapat Disewakan
32 1) Barang modal: aset tetap, misalnya bangunan, gedung, kantor, ruko dan
lain-lain.
2) Barang produksi: mesin, alat-alat berat, dan lain-lain. 3) Barang kendaraan transportasi: darat, laut dan udara. 4) Jasa untuk membayar ongkos:
(a) Uang sekolah/kuliah. (b) Tenaga kerja.
(c) Hotel.
(d) Angkut dan transportasi dan sebagainya.
h. Hubungan Ijarah terhadap Pendapatan Bank Syariah
33 5. Inflasi
a. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah harga barang dan jasa, ketika tingkat harga mengalami kenaikan maka individu harus mengeluarkan unag nya lebih banyak untuk membeli barang dan jasa dalam jumlah yang tetap. Inflasi juga merupakan ukuran nilai mata uang, yaitu ketika harga naik berarti nilai uang sekarang menjadi lebih rendah dari sebelumnya. Harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi, hal ini dikarenakan inflasi hanya terjadi jika proses naiknya harga berlangsung secara terus-menerus dan mempengaruhi barang yang lainnya. Naiknya harga mengakibatkan naiknya jumlah perminataan uang, ini dikarenakan semakin banyak uang yang dibutuhkan dalam transaksi (Mankiw, 2006:196)
Menurut Sukirno (2004:27) inflasi adalah kenaikan harga-harga secara umum berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah presentase kenaikan harga-harga pada satu tahun tertentu dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
34 termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dapat diartikan sebagai proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. b. Jenis-Jenis Inflasi
1) Inflasi menurut sebabnya yaitu:
a) Natural Inflation dan Human Error Inflation.
Natural Inflation adalah inflasi yang terjadi karena
sebab-sebab alamiah yang manusia tidak mempunyai kekuasaan dalam mencegahnya. Human Error Inflation adalah inflasi yang terjadi karena kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh manusia sendiri (Adiwarman A. Karim, 2007:138).
b) Expected Inflation dan Unexpected Inflation
Expected Inflation adalah tingkat suku bunga pinjaman riil
akan sama dengan tingkat suku bunga pinjaman nominal dikurangi inflasi atau secara notasi ret = Rt-πet. Unexpected Inflation adalah
tingkat suku bunga pinjaman nominal belum atau tidak merefleksikan kompensasi terhadap efek inflasi (Adiwarman A. Karim, 2007:138).
c) Demand-Pull Inflation
35 Inflasi ini terjadi pada masa perekonomian berkembang pesat. Kesempatan kerja tinggi menciptakan pendapatan yang tinggi pula, yang pada akhirnya mengakibatkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi dalam penyediaan barang dan jasa (Sukirno, 2011:333).
Gambar 2.1
Kurva Demand Pull Inflation
Menurut gambar 2.1 permintaan agregat awalnya berada pada AD1, pendapatan nasional Y1 dan tingkat harga P1. Karena
perekonomian sedang berkembang maka mendorong permintaan agregat naik menjadi AD2, akibatnya pendapatan nasional mencapai
tingkat kesempatan kerja penuh YF dan harga naik menjadi PF. Hal
ini lah yang mewujudkan terjadinya inflasi. Apabila masyarakat tetap menambah pengeluarannya maka peningkatan agregat menjadi AD3. Untuk memenuhi perminataan yang semakin bertambah maka
36 melebihi kesempatan kerja penuh menyebabkan kenaikan harga menjadi P2 (Sukirno, 2011:334).
d) Cost- Push inflation
Inflasi yang terjadi karena adanya perubahan-perubahan pada sisi Penawaran Agregatif (AS) dari barang dan jasa pada suatu perekonomian (Adiwarman A. Karim, 2007:138).
Inflasi ini berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika tingkat pengangguran sangat rendah. Keadaan ini cenderung menyebabkan kenaikan upah dan gaji karena :
(1) Perusahaan akan berusaha mencegah perpindahan tenaga kerja dengan menaikkan upah dan gaji
(2) Usaha untuk memperoleh pekerja tambahan hanya akan berhasil apabila perusahaan menawarkan upah dan gaji yang lebih tinggi (Sukirno, 2011:333).
Gambar 2.2
37 Berdasarkan gambar 2.2, pada mulanya kesimbangan ekonomi negara tercapai pada pendapatan nasional Y1, yaitu pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh dan tingkat harga P1. Pada tingkat kesempatan kerja tinggi, perusahaan sangat memerlukan tenaga kerja. Kenaikan upah akan menaikan biaya dan memindahkan penawaran agregat ke atas dari AS1 ke AS2. Akibatnya tingkat harga naik menjadi P2. Harga barang yang tinggi ini mendorong para pekerja menuntut kenaikan upah lagi maka biaya produksi akan makin tinggi. Akhirnya kurva penawaran agregat bergeser menjadi AS3 meningkatkan harga menjadi P3 dan mendapatkan nasional riil terus mengalami penurunan yaitu dari YF (Y1) menjadi Y2 dan Y3 (Sukirno, 2011:335).
e) Spiralling Inflation
Spiralling Inflation adalah inflasi yang diakibatkan oleh
inflasi yang terjadi sebelumnya yang mana inflasi yang sebelumnya itu terjadi sebagai akibat dari inflasi yang terjadi sebelumnya lagi dan begitu sebelumnya (Adiwarman A. Karim, 2007:139).
f) Imported Inflation dan Domestic Infaltion
Imported inflation Adalah inflasi di negara lain yang ikut
38 mempengaruhi negara-negara lainnya (Adiwarman A. Karim, 2007:139).
2) Inflasi berdasarkan tingkat kelajuan kenaikan harga
Menurut Sukirno (2004:337) penggolongan inflasi berdasarkan tingkat kelajuan kenaikan harga yang berlaku, yaitu:
(a) Inflasi merayap
Inflasi merayap adalah kenaikan harga secara lambat, yang stingkatnya tidak melebihi dua atau tiga persen setahun.
(b) Inflasi moderat (sederhana)
Inflasi moderat adalah tingkat inflasi yang antara 5-10 persen setahun. Karakteristiknya adalah kenaikan tingkat harga yang lambat. Umumnya disebut sebagai “inflasi satu digit”, pada tingkat
inflasi seperti ini orang-orang masih mau memegang uang dan menyimpan kekayaanya dalam bentuk uang dari pada dalam bentuk aset riil (Adiwarman A. Karim, 2007:137).
(c) Hiperinflasi
Hiperinflasi adalah proses kenaikan harga yang sangat cepat, menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipat dalam masa yang singkat.
c. Efek Inflasi
39 1. Inflasi dan perkembangan Ekonomi
Inflasi yang tinggi tingkatnya akan menggalakan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Investasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan terwujud.
Kenaikan harga-harga menimbulakan efek buruk pula ke atas perdangangan. Kenaikan harga-harga menyebabkan barang-barang negara itu tidak dapat bersaing di pasar internasional, selanjutnya ekspor akan menurun. Sebaliknya harga-harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi segabai akibat inflasi menyebabkan barang-barang impor relatif murah, maka lebih banyak impor yang dilakukan ekspor yang menurun dan diikuti oleh impor yang bertambah menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing. Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk.
2. Inflasi dan kemakmuran rakyat
Disamping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi negara inflasi juga menimbulkan efek-efek terhadap individu dan masyarakat.
40 Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga-harga. Maka inflasi akan menurunkan upah rill individu-individu yang berpendapatan tetap. Sehingga daya beli masyarakat juga akan menurun.
4. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang
Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi-institusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya akan menurun apabila inflasi terjadi.
5. Memperburuk pembagian kekayaan
Telah ditunjukan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemerosotan dalam nilai riil pendapatannya, dan pemilik kekayaan bersifat keuangan mengalami nilai riil kekayaanya. Juga sebagian penjual/pedagang dapat mempertahankan nilai riil pendapatannya. Dengan demikian inflasi menyebabkan pembagian pendapatan diantara golongan berpendapat tetap dengan pemilik-pemilik harta tetap dan penjual/pedagang akan menjadi semakin merata. d. Hubungan Inflasi terhadap Pendapatan Bank Syariah
41 sebelumnya. Naiknya tingkat inflasi akan berdampak pada beban operasional bank yang juga akan meningkat, serta nilai suku bunga riil menurun yang mengakibatkan hasrat masyarakat untuk menabung di bank berkurang. Dengan naiknya tingkat inflasi maka suku bunga akan naik dan mengakibatkan masyarakat enggan meminjam pada pihak bank. Selain itu perusahaan sektor riil juga enggan untuk menambah modal guna membiayai produksinya, yang pada akhirnya akan berdampak pada turunnya pendapatan bank. Sedangkan jika inflasi turun maka pendapatan perbankan akan naik (Pohan, 2008).
6. Kurs (Nilai Tukar)
a. Pengertian Kurs (Nilai Tukar)
Kurs sering disebut nilai tukar (exchange rate), keduanya memiliki arti yang sama yaitu: perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda (Halwani, 2005:157).
42 makin mahal, sedangkan harga impor bagi penduduk domestik menjadi lebih murah (Krugman,1999:43).
b. Jenis Nilai Tukar 1) Nilai tukar nominal:
Nilai tukar nominal adalah nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain (Mankiw, 2006:242).
Nilai tukar nominal digunakan untuk mengukur perbedaan harga mata uang yang menyatakan berapa jumlah mata uang suatu negara yang diperlukan untuk memperoleh sejumlah mata uang dari negara lain (Halwani, 2005:157).
2) Nilai tukar riil
Nilai tuka riil adalah nilai yang digunakan seseorang saat menukarkan barang dan jasa suatu negara dengan barang dan jasa negara lain (Mankiw, 2006:242).
Rumus perhitungan nilai tukar riil:
Nilai tukar riil = Nilai tukar nominal x harga dalam negeri
Harga luar negeri
43 Nilai tukar ini mengukur harga relatif barang dan jasa yang tersedia didalam negri terhadap barang dan jasa yang tersedia diluar negeri (Mankiw, 2006:244).
c. Sistem Nilai Tukar di Indonesia
Adapun sistem nilai tukar yang diterapkan di Indonesia, adalah sebagai berikut:
1) Sistem kurs tetap
Sistem ini terjadi pada tahun 1971 sampai 15 November 1978, sistem ini dalam jangka pendek dapat menunjang stabilitas nilai tukar dan sejalan dengan strategi inward looking yang mewarnai kebijaksanaan ekonomi pada periode tersebut. Sistem nilai tukar tersebut telah menyebabkan nilai tukar rupiah mengalami over-valued
yang menjadi salah satu sebab menurunya daya saing produk dalam negeri. Untuk menjaga keseimbangan nilai tukar dan mendorong ekspor nonmigas, pada November 1978 dilakukan devaluasi rupiah terhadap dollar Amerika Serikat sebesar 30,8 persen, dimana nilai rupiah terhadap dollar adalah tetap yaitu Rp 415 per dollar AS (Deliarnov, 2006:186).
2) Sistem mengambang terkendali (manage floating)
44 Kurs dibiarkan bergerak di pasar dengan spread tertentu. Pemerintah hanya melakukan intervensi apabila kurs bergejolak melebihi batas atas atau bawah dari batas intervensi (Deliarnov, 2006:186).
3) Sistem kurs mengambang (14 Agustus 1997-sekarang)
Awal Agustus 1997 nilai rupiah terhadap dollar AS mencapai Rp. 2.650 per dollah AS. Dalam rangka mengamankan cadangan devisa yang terus berkurang maka pemerintah memutuskan untuk menghapus rentang intervensi (sistem nilai tukar mengambang terkendali) dan mulai menganut sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating
exchange rate) pada tanggal 14 Agustus 1997. Penghapusan rentang
intervensi ini dimaksudkan untuk mengurangi kegiatan intervensi pemerintah terhadap rupiah dan memantapkan pelaksanaan kebijakan moneter dalam negeri (Basalim, 2007:74).
d. Hubungan Nilai Tukar terhadap Pendapatan Bank Syariah
Kurs sering disebut nilai tukar (exchange rate), keduanya memiliki arti yang sama yaitu: perbandingan nilai dua mata uang yang berbeda (Halwani, 2005:157).
45 selalu menawarkan dua harga nilai tukar (Loen & Ericson, 2008). Dalam kegiatan transaksi tersebut, nilai tukar akan mata uang asing menjadi perhatian bank karena hal tersebut mampu mempengaruhi tingkat pendapatan bank. Dengan terjadinya fluktuasi akan nilai tukar mata uang asing, bank dapat memperoleh pendapatan berupa fee dan selisih kurs.
Adanya pengaruh nilai tukar mata uang terhadap pendapatan bank mengidentifikasikan apabila nilai tukar mengalami apresiasi atau depresiasi, maka akan berdampak pada kewajiban valas bank pada saat jatuh tempo. Akibatnya, pendapatan bank akan mengalami perubahan jika dalam kasus tersebut bank tidak melakukan headging.
7. Pendapatan
a. Pengertian Pendapatan
Menurut Niswonger (2006:56) pendapatan merupakan kenaikan kotor (gross) dalam modal pemilik yang dihasilakan dari penjualan barang dagang, pelaksanaan jasa kepada klien, menyewakan harta, peminjaman uang, dan semua kegiatan usaha profesi yang bertujuan untuk memperoleh penghasilan
46 Menurut Skousen, stice dan stice (2010:161) pendapatan adalah arus masuk atau penyelesaian kewajiban (atau kombinasi keduanya) dari pengiriman atau produksi barang, memberikan jasa atau melakukan aktivitas lain yang merupakan aktivitas utama atau merupakan aktivitas centra yang sedang berlangsung
Berdasarkan teori di atas, pendapatan adalah arus kekayaan dalam bentuk uang tunai, piutang atau aktiva lain yang masuk kedalam perusahaan atau menurunnya kewajiban sebagai akibat penjualan barang atau penyerahan jasa.
b. Klasifikasi Pendapatan
Menurut Kusnadi (2000:19) menyatakan bahwa pendapatan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:
1) Pendapatan Operasional
Pendapatan operasional adalah pendapatan yang timbul dari penjualan barang dagangan, produk atau jasa dalam periode tertentu dalam rangka kegiatan utama atau yang menjadi tujuan utama perusahaan yang berhubungan langsung dengan usaha pokok perusahaan yang bersangkutan. Pendapatan ini sifatnya normal sesuai dengan tujuan dan usaha perusahaan dan terjadinya berulang-ulang selama perusahaan melangsungkan kegiatannya.