• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ketersediaan Koleksi dan Sistem Temu Balik Informasi Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pengguna di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Ketersediaan Koleksi dan Sistem Temu Balik Informasi Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pengguna di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KETERSEDIAAN KOLEKSI DAN SISTEM TEMU BALIK INFORMASI TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI

PENGGUNA DI KANTOR PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI

KABUPATEN KERINCI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Studi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.). Dalam Bidang Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi

OLEH RUMI PRATAMA

090709007

 

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2014  

(2)

ABSTRAK

Pratama, Rumi 2014. Pengaruh Ketersediaan Koleksi dan Sistem Temu Balik Informasi Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pengguna di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci. Departemen Studi Ilmu perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ketersediaan koleksi dan sistem temu balik informasi terhadap pemenuhan kebutuhan informasi pengguna di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci, untuk mengetahui pengaruh secara parsial ketersediaan koleksi dan sistem temu balik informasi terhadap pemenuhan kebutuhan informasi pengguna di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci, dan untuk mengetahui besarnya pengaruh ketersediaan koleksi dan sistem temu balik informasi terhadap pemenuhan kebutuhan informasi pengguna di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci.

Penelitian ini adalah termasuk penelitian kuantitatif asosiatif yang menggunakan angket sebagai alat pengumpul data yang diperoleh dari responden. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna yang terdaftar sebagai anggota Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci sampai dengan tahun 2012 berjumlah 527 orang dengan sampel 84 orang yang ditentukan berdasarkan rumus Slovin. Penentuan sampel mengunakan propotionate stratified random sampling. Untuk mengukur pengaruh ketersediaan koleksi dan sistem temu balik informasi terhadap pemenuhan kebutuhan informasi pengguna digunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan aplikasi software program SPSS (Statistic Package for the Social Science) Versi 19.0.

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat Pengaruh yang positif dan signifikan antara ketersediaan koleksi dan sistem temu balik informasi terhadap pemenuhan kebutuhan informasi pengguna Perpustakaan adalah sebesar 50,4%.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul PENGARUH KETERSEDIAAN KOLEKSI DAN SISTEM

TEMU BALIK INFORMASI TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN

INFORMASI PENGGUNA DI KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN

DOKUMENTASI KABUPATEN KERINCI Skripsi ini diselesaikan sebagai salah

satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam bidang Ilmu

Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Ilmu Budaya.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada

Kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda Roesdam Noeh dan Ibunda Rahmi

Anwar yang telah memberikan kasih sayang, perhatian, semangat, dukungan yang

tak terhingga. Kepada Adik Kandung saya tercinta Rumi Pratiwi yang telah

memberikan semangat dan motivasi kepada penulis hingga penulis bisa

menyelesaikan Skripsi ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada

pihak yang telah membantu keberhasilan penyusunan skripsi ini baik secara

langsung maupun tidak langsung, antara lain :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

USU.

2. Ibu Dr. Irawaty A. Kahar, M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya.

3. Ibu Dra. Zurni Zahara Samosir, M.Si Selaku Pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan dan bantuan hingga selesai skripsi saya pada

Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Infromasi.

4. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin, M.Pd Selaku Pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan dan bantuan hingga selesai skripsi saya pada

Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Infromasi.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Ilmu Perpustakaan

dan Informasi yang telah memberikan bimbingannya kepada penulis.

6. Kepada teman-teman Member dan Leader MSS yaitu: Jhonson Sagala,

(4)

Jumadi, Ferdi, Bapak LN Benri Pakpahan, Bapak LN Osbon Siringo

Ringo,Bapak LN Lasa Sondang Sirait, Bapak JLC Parulian Aritonang dll

yang telah memberikan dukungan penuh kepada penulis.

7. Kepada teman-teman tercinta seperjuangan 09 yaitu: Saudi, Risman

Habibi, Arianiansyah, Desvan, Astika, Khalida, Renti, Yenni Sartika,

Catur, Dian, Lentina, Grace, Rutsel, Bisma, Fahmi, Heroplin, Khairul, dll

8. Kepada abang-abang, kakak-kakak senior alumni, dan adik-adik junior

yang tak bisa penulis kan satu per satu.

9. Kepada Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi

10.Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dan memberikan dukungan sehingga tugas akhir skripsi ini

dapat selesai.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam penyusunan tugas akhir

skripsi ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh Karena itu penulis

mengharapkan adanya masukkan positif untuk memperbaiki skripsi ini

selanjutnya. Akhir kata penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Januari 2014

Rumi Pratama

090709007  

(5)

DAFTAR ISI 

2.1.2.1 Tujuan Perpustakaan Umum... 7 

2.1.2.2 Fungsi Perpustakaan Umum ... 8 

2.4.1 Relevansi Ketersediaan Koleksi dengan Kebutuhan Informasi Penguna  ... 14 

2.10.1 Pengertian Kebutuhan Informasi Pengguna ... 23 

2.10.2 Jenis Kebutuhan Informasi Pengguna ... 24 

2.10.4 Identifikasi Kebutuhan Informasi Pengguna ... 25 

2.10.5 Faktor‐Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Pengguna ... 26 

2.10.6 Pengguna Informasi ... 26 

2.10.6.1 Kepuasaan Pengguna ... 27 

2.10.7 Sumber Informasi ... 29 

(6)

4.1 Pengumpulan Data ... 42 

4.2.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 45 

(7)

DAFTAR TABEL 

 

Tabel 4.1 Uji Validitas Instrumen Variabel Independen ... 43 

Tabel 4.2 Uji Validitas Instrumen Variabel Dependen ... 44 

Tabel 4.3 Hasil Uji Reliabilitas ... 45 

Tabel 4.4 Pendidikan Responden ... 45 

Tabel 4.5 Pekerjaan Responden ... 46 

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Independen .. 46 

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap Variabel Dependen ... 50 

Tabel 4.8 Kebutuhan Informasi Pengguna ... 51 

Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Pendekatan Kolmogrov‐Smirnov One Sample Kolmogrov‐ Smirnov Test ... 54 

Tabel 4.10 Hasil Uji Multikolinieritas ... 55 

Tabel 4.11 Uji Autokorelasi  ... 56 

Tabel 4.12 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi (R2) ... 57 

Tabel 4.13 Hasil Uji Siginifikan Simultan (Uji‐F) ... 58 

Tabel 4.14 Uji t ... 59   

 

   

 

   

     

 

(8)

DAFTAR GAMBAR 

 

Gambar 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Informasi ... 26 

Gambar 4.1 Pendekatan Histogram ... 53 

Gambar 4.2 Pendekatan P‐P Plot ... 53 

Gambar 4.3 Scatterplot ... 56 

 

   

(9)

ABSTRAK

Pratama, Rumi 2014. Pengaruh Ketersediaan Koleksi dan Sistem Temu Balik Informasi Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pengguna di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci. Departemen Studi Ilmu perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ketersediaan koleksi dan sistem temu balik informasi terhadap pemenuhan kebutuhan informasi pengguna di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci, untuk mengetahui pengaruh secara parsial ketersediaan koleksi dan sistem temu balik informasi terhadap pemenuhan kebutuhan informasi pengguna di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci, dan untuk mengetahui besarnya pengaruh ketersediaan koleksi dan sistem temu balik informasi terhadap pemenuhan kebutuhan informasi pengguna di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci.

Penelitian ini adalah termasuk penelitian kuantitatif asosiatif yang menggunakan angket sebagai alat pengumpul data yang diperoleh dari responden. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna yang terdaftar sebagai anggota Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci sampai dengan tahun 2012 berjumlah 527 orang dengan sampel 84 orang yang ditentukan berdasarkan rumus Slovin. Penentuan sampel mengunakan propotionate stratified random sampling. Untuk mengukur pengaruh ketersediaan koleksi dan sistem temu balik informasi terhadap pemenuhan kebutuhan informasi pengguna digunakan analisis regresi linier berganda dengan menggunakan bantuan aplikasi software program SPSS (Statistic Package for the Social Science) Versi 19.0.

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa terdapat Pengaruh yang positif dan signifikan antara ketersediaan koleksi dan sistem temu balik informasi terhadap pemenuhan kebutuhan informasi pengguna Perpustakaan adalah sebesar 50,4%.

(10)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini masyarakat dituntut untuk dapat mengikuti

perkembangan teknologi informasi, khususnya terhadap perpustakaan yang harus

mampu memberikan berbagai informasi kepada penggunanya guna untuk

memenuhi kebutuhan informasi yang dibutuhkan. Perpustakaan merupakan

sebuah lembaga yang mengelola sumber-sumber informasi (koleksi) yang

dibutuhkan oleh penggunanya. Setiap pengguna membutuhkan informasi dalam

mendukung kegiatannya sehari-hari. Perpustakaan yang ada dan berkembang saat

ini salah satunya perpustakaan umum sebagai salah satu sarana untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa dan berfungsi sebagai pusat informasi, sumber

ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian khasanah budaya bangsa, serta

memberikan berbagai layanan atau jasa lainnya kepada semua lapisan masyarakat.

Ketersediaan koleksi di perpustakaan umum merupakan hal penting dalam

memberikan informasi kepada pengguna yang dibutuhkannya. Koleksi yang ada

juga semakin beragam, mulai dari yang tercetak dan non tercetak yang semakin

berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan akan teknologi

informasi. Sumber-sumber informasi (koleksi) yang tersedia diolah, disusun, dan

dirancang dalam sebuah sistem temu balik informasi tertentu agar lebih mudah

dan cepat ditemukan kembali informasi yang dibutuhkan oleh pengguna apabila ia

memerlukannya. Sistem temu balik informasi (information retrieval) digunakan

untuk menemukan kembali informasi-informasi yang relevan dan juga

penulusuran informasi yang efektif dan efisien terhadap kebutuhan pengguna dari

suatu kumpulan informasi yang dilakukan secara otomatis.

Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci

merupakan salah satu perpustakaan umum daerah yang didirikan pada tahun 1980,

untuk mempercepat terwujudnya tujuan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan

bangsa sebagaimana tercantum dalam pembukaan undang-undang dasar 1945.

Kantor perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci mempunyai visi

yakni mewujudkan sumber daya manusia serta ikut mencerdaskan kehidupan

(11)

diwujudkan di masa depan. Maka dari itu Kantor Perpustakaan, Arsip dan

Dokumentasi Kabupaten Kerinci dituntut harus dapat melaksanakan tugas dan

fungsinya dengan baik, yaitu mengingat betapa pentingnya sebuah pengeloaan

yang cepat pada perpustakaan salah satunya pencarian/penelusuran terhadap

sumber-sumber informasi (koleksi) yang cepat dan akurat untuk meningkatkan

mutu pelayanan kepada pengguna.

Di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci

dalam proses pencarian atau temu balik informasi koleksi masih manual. yaitu

mengunakan kartu katalog bagi pengguna yang ingin mencari koleksi yang

dibutuhkannya. Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci

belum menerapkan sistem temu balik informasi yang berbasis IT pada

perpustakaan. Jika perpustakaan mengunakan sistem temu balik informasi

contohnya seperti OPAC (Online Public Access Catalogue) maka pencarian

koleksi di rak dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.

Adapun rincian jumlah koleksi yang dimiliki oleh Kantor Perpustakaan,

Arsip, dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci pada tahun 2011 dan 2012

(berdasarkan data laporan keadaan inventaris buku dan bahan lain Kantor

Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi tahun 2011 dan 2012) yaitu antara lain

rincian jumlah koleksi berdasarkan tahun 2011 dan 2012 bahwa jumlah koleksi

pada tahun 2011 berjumlah 7.186 judul dengan total 11.046 eksemplar.

Sedangkan untuk tahun 2012 koleksi mulai meningkat 9.812 judul dengan total

12.795 eksemplar. Namun demikian minat pengunjung untuk memanfaatkan

perpustakaan tetap masih rendah, dapat dilihat dari jumlah pengunjung

perpustakaan tersebut yang masih rendah juga, sekitar 25 orang/harinya (sumber

data tamu kunjungan tahun 2012). Padahal yang menjadi anggota perpustakaan

berjumlah 527 orang (berdasarkan data keanggotaan perpustakaan tahun 2012).

Berdasarkan obsevasi awal juga, peneliti melakukan wawancara pada beberapa

pengguna yang mengunjungi perpustakaan. Hasil yang diperoleh berupa

pernyataan mereka mengenai rendahnya keinginan mereka memanfaatkan

perpustakaan disebabkan lebih tertarik mendapatkan informasi melalui internet

(12)

Rendahnya pengguna memanfaatkan Perpustakaan Kantor Perpustakaan,

Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci merupakan masalah yang perlu

diperhatikan oleh pihak perpustakaan. Oleh sebab itu perpustakaan dibentuk

khususnya Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci agar

dapat memenuhi kebutuhan informasi penggunanya dari berbagai lapisan

masyarakat yang merupakan sebagai pusat informasi. Perpustakaan memiliki

peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan informasi penggunanya

apabila sumber-sumber informasi (koleksi) yang disediakan memadai ditambah

lagi dengan adanya sistem temu balik informasi tertentu yang berbasis IT pada

perpustakaan sehingga membuat pemanfaatan koleksi semakin baik dalam

memenuhi kebutuhan informasi yang relevan, tepat, dan cepat terhadap pengguna

perpustakaan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui lebih jelas

tentang pengaruh ketersedian koleksi dan sistem temu balik informasi terhadap

pemenuhan kebutuhan informasi pengguna di Kantor Perpustakaan, Arsip, dan

Dokumentasi Kabupaten Kerinci , dengan judul ”Pengaruh Ketersediaan Koleksi

dan Sistem Temu Balik Informasi terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi

Pengguna di Kantor Perpustakaan Arsip Dokumentasi Kabupaten Kerinci”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan

yang akan diteliti adalah:

a. Apakah ketersediaan koleksi berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan

informasi pengguna di Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

Kabupaten Kerinci?

b. Apakah sistem temu balik informasi berpengaruh terhadap pemenuhan

kebutuhan informasi pengguna di Kantor Perpustakaan, Arsip dan

Dokumentasi Kabupaten Kerinci?

c. Variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap pemenuhan

kebutuhan informasi pengguna di Kantor Perpustakaan, Arsip dan

(13)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui atau menjawab masalah

penelitian yang telah dirumuskan di atas. Berdasarkan uraian rumusan masalah,

maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pengaruh ketersediaan koleksi terhadap pemenuhan

kebutuhan informasi pengguna di Kantor Perpustakaan, Arsip dan

Dokumentasi Kabupaten Kerinci

b. Untuk mengetahui pengaruh sistem temu balik informasi terhadap

pemenuhan kebutuhan informasi pengguna di Kantor Perpustakaan, Arsip

dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci

c. Untuk mengetahui faktor manakah yang paling berpengaruh terhadap

pemenuhan kebutuhan informasi pengguna di Kantor Perpustakaan, Arsip

dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi:

a. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci, yaitu

hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi perpustakaan yang

berkaitan dengan ketersediaan koleksi dan sistem temu balik informasi

yang berbasis IT dapat memenuhi kebutuhan informasi pengguna

perpustakaan.

b. Bagi Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

referensi dalam melakukan penelitian dengan permasalahan yang sama.

c. Bagi Peneliti, yaitu dapat mengetahui pengaruh dari ketersediaan koleksi

dan sistem temu balik informasi yang terdapat di Perpustakaan Kantor

Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci terhadap

(14)

1.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan teori-teori yang mendukung penelitian ini

maka ditetapkan hipotesis penelitian adalah “Terdapat pengaruh positif dan

signifikan ketersediaan koleksi terhadap kebutuhan informasi pengguna dan

sistem temu balik informasi terhadap kebutuhan informasi pengguna di Kantor

Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci.

(15)

BAB II

KAJIAN TEORITIS 2.1 Perpustakaan Umum

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum merupakan lembaga pendidikan bagi masyarakat

umum dengan menyediakan berbagai informasi, ilmu pengetahuan, teknologi dan

budaya dalam meningkatkan ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Oleh sebab itu perpustakaan umum mempunyai peran yang sangat penting dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan umum melayani semua lapisan

masyarakat yang sangat heterogen dengan pengertian bahwa; Heterogen dalam

struktur organisasi: perpustakaan umum meliputi perpusda, kotamadya,

kabupaten, desa dan perpustakaan masjid. Heterogen dalam ukuran perpustakaan:

kecil, sedang dan besar. Heterogen berdasarkan lokasi: di daerah industri,

pertanian, pesisir, dekat kota besar atau daerah terpencil. Heterogen berdasarkan

komposisi penduduk: jenis kelamin, usia, pendidikan formal, pekerjaan,

penghasilan dan agama. Dengan demikian perpustakaan umum merupakan

lembaga yang sangat demokratis karena menyediakan sumber belajar sesuai

dengan kebutuhan masyarakat dan melayaninya tanpa membedakan status sosial.

Menurut Sjahrial-Pamunjak (2000:3) mengemukakan bahwa:

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang menghimpun koleksi buku, bahan cetakan serta rekaman lain untuk kepentingan masyarakat umum. Perpustakaan umum berdiri sebagai lembaga yang diadakan untuk dan oleh masyarakat. Setiap warga dapat mempergunakan perpustakaan tanpa dibedakan pekerjaan, kedudukan, kebudayaan, dan agama.

Menurut Hernandono (2001:184) menyatakan bahwa:

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang terbuka untuk umum, diselenggarakan dari dana yang berasal dari dana umum dengan sarana untuk melayani masyarakat umum dengan tidak memandang perbedaan kedudukan, pekerjaan, pandangan politik, jenis kelamin, usia dan suku bangsa.

Sedangkan menurut Hermawan dan Zulfikar (2006:30) juga menyatakan

(16)

Perpustakaan umum adalah perpustakaan yang melayani seluruh lapisan mansyarakat tanpa membedakan latar belakang, status sosial, agama, suku, pendidikan dan sebagainya. Konsep dasar perpustakaan umum adalah didirikan oleh masyarakat, untuk masyarakat dan di danai dengan dana masyarakat.

Berdasarkan ketiga uraian pendapat diatas dapat dinyatakan bahwa

perpustakaan umum merupakan sebuah lembaga yang dibentuk dengan dana

umum dengan menyediakan sumber informasi yang sesuai dengan kebutuhan

penggunanya. Pelayanan informasi yang diberikan kepada para pengguna tidak

membedakan status sosial, tingkat umur, jenis kelamin dan agama.

2.1.2 Tujuan, Fungsi dan Tugas Perpustakaan Umum 2.1.2.1 Tujuan Perpustakaan Umum

Tujuan merupakan sebuah awal untuk melakukan sebuah tindakan dan di

realisasikan dengan kenyataan. Setiap organisasi pasti memiliki tujuan yang

berbeda-beda, perpustakaan umum merupakan sebuah organisasi yang memiliki

tujuan untuk menciptakan kehidupan yang cerdas bagi bangsa dan negara.

Menurut manifesto Perpustakaan Umum UNESCO yang dikutip oleh

Sulistyo-Basuki (1993:46) menyatakan ada 4 tujuan utama dari perpustakaan

umum yakni:

1. Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka kearah kehidupan yang lebih baik.

2. Menyediakan sumber informasi yang tepat, cepat dan murah bagi masyarakat, terutama informasi mengenai topik yang berguna bagi mereka dan yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat.

3. Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang

dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. Sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka.

4. Bertindak selaku agen kultural artinya perpustakaan umum merupakan pusat utama kehidupan sosial budaya bagi masyarakat sekitarnya. Perpustakaan umum bertugas menumbuhkan apresiasi budaya masyarakat sekitarnya dengan cara menyelenggarakan pameran budaya, ceramah, pemutaran film, dan penyediaan informasi yang dapat meningkatkan keikutsertaan, kegemaran dan apresiasi masyarakat terhadap segala bentuk seni budaya.

Menurut Hermawan dan Zulfikar (2006:31) tujuan perpustakaan umum

(17)

1. Memberikan kesempatan kepada warga masyarakat untuk mengunakan bahan pustaka dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesejahteraannya.

2. Menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

3. Membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi.

4. Bertindak selaku agen kultural, sehingga menjadi pustaka utama kehidupan budaya masyarakat sekitar dan,

5. Memfasilitasi masyarakat untuk belajar sepanjang hayat.

Sedangkan menurut Hernandono (2001:185) menyatakan tujuan

perpustakaan umum adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan minat dan kemampuan dan kebiasaan membaca khususnya, serta mendayagunakan budaya tulisan dalam sektor kehidupan pada umumnya.

2. Mengembangkan kemampuan mencari, mengolah dan memanfaatkan informasi.

3. Mendidik masyarakat agar dapat memilihara dan memanfaatkan bahan pustaka secara tepat guna.

4. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri.

Berdasarkan ketiga uraian di atas, dapat dinyatakan bahwa perpustakaan

umum mempunyai tujuan untuk mencerdaskan, membina dan kesejahteraan

masyarakat dalam bidang informasi yang sangat luas. Dengan menyediakan

sumber informasi (bahan pustaka) yang relevan dengan melihat dan menentukan

kebutuhan informasi masyarakat pengguna yang sesuai dengan profesi dan

aktivitas sehari-hari. Dengan demikian pelayanan yang baik dan informasi yang

relevan akan mewujudkan masyarakat yang cerdas dan menjadikan perpustakaan

sebagai tempat pembelajaran sepanjang hayat.

2.1.2.2 Fungsi Perpustakaan Umum

Sebagai sumber informasi ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan.

Namun secara khusus, setiap jenis perpustakaan mempunyai fungsi

masing-masing yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Fungsi Perpustakaan

Nasional RI berbeda dengan fungsi Perpustakaan Umum, fungsi Perpustakaan

Daerah berbeda dengan Perpustakaan Sekolah, fungsi Perpustakaan Perguruan

(18)

maka masing-masing perpustakaan memiliki tujuan yang berbeda-beda pula yang

harus dicapai oleh masing-masing jenis perpustakaan.

Buku Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000:6)

dinyatakan bahwa fungsi perpustakaan umum adalah sebagai berikut:

1. Pengkajian kebutuhan pemakai dalam hal informasi dan bahan bacaan. 2. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui,

pembelian, langganan, tukar menukar dan lain-lain. 3. Pengolahan dan penyiapan setiap bahan pustaka. 4. Penyimpanan dan pemiliharaan koleksi

5. Pendayagunaan koleksi

6. Pemberian layanan kepada warga masyarakat baik yang langsung ke perpustakaan maupun yang mengunakan telepon, faximail dan lain-lain.

7. Pemasyarakatan perpustakaan.

8. Pengkajian dan pengembangan semua aspek kepustakawanan.

9. Pelaksanaan koordinasi dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi mitra kerja lainnya.

10.Menjalin kerjasama dengan perpustakaan lain dalam rangka pemanfaatan koleksi bersama dan sarana atau prasarana, dan

11.Pengolahan ketatausahaan perpustakaan.

Sedangkan menurut Yusup (1996:21) perpustakaan umum memiliki 4 fungsi yaitu:

1. Fungsi Edukatif

Perpustakaan umum menyediakan berbagai jenis bahan bacaan berupa karya cetak dan karya rekam untuk dijadikan sebagai sumber belajar dan menambah pengetahuan secara mandiri. Budaya mendiri dapat membentuk masyarakat yang belajar seumur hidup dan gemar membaca.

2. Fungsi Informatif

Perpustakaan umum sama dengan jenis perpustakaan lainnya, yaitu menyediakan buku-buku referensi, bahan bacaan ilmiah populer berupa buku dan majalah ilmiah serta data-data penting lainnya yang di perlukan pembaca.

3. Fungsi Kultural

Perpustakaan umum menyediakan berbagai bahan bacaan sebagai hasil budaya bangsa yang direkam dalam bentuk tercetak/terekam. Perpustakaan merupakan tempat penyimpanan dan terkumpulnya berbagai karya budaya manusia yang setiap waktu dapat diikuti perkembangannya melalui koleksi perpustakaan.

4. Fungsi Rekreasi

(19)

menambah pengalaman atau menumbuhkan imajinasi pembacanya dan banyak digemari oleh anak-anak dan dewasa.

Berdasarkan uraian diatas dapat dinyatakan bahwa, perpustakaan umum

berfungsi menghimpun, mengolah, melestarikan dan memilihara sumber-sumber

informasi (koleksi) dengan memberikan pelayanan informasi dengan tujuan

memperluas pengetahuan masyarakat umum. Perpustakaan merupakan tempat

untuk rekreasi sekaligus membantu orang menjadi melek informasi, memberi tahu

dalam menelusur informasi, mengembangkan kebiasaan membaca, tempat belajar

seumur hidup dan juga berperan dalam memelihara dan mempromosikan

kebudayaan.

2.1.2.3 Tugas Perpustakaan Umum

Setiap organisasi memiliki tugas untuk mencapai maksud dan tujuan.

Tugas perpustakaan secara umum adalah melayankan informasi yang relevan

kepada pengguna.

Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Umum (2000:5)

tugas pokok perpustakaan umum adalah “menyediakan, mengolah, memelihara

dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana

pemanfaatannya dan melayani masyarakat pengguna yang membutuhkan

informasi dan bahan bacaan”.

Sedangkan menurut Gobel (1998:16) menyatakan bahwa tugas

perpustakaan umum adalah “meningkatkan pengetahuan serta mencerdaskan

masyarakat umum”.

Berdasarkan uraian diatas dapat dinyatakan bahwa tugas perpustakaan

umum adalah menyediakan sumber-sumber informasi (koleksi) dan memberikan

pelayanan informasi dan terus berusaha mencerdaskan kehidupan masyarakat

pengguna.

2.1.3 Jenis Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang dapat digunakan oleh

berbagai kalangan berdasarkan jenis yang dimiliki. Menurut Hasugian (2009:78).

(20)

umum adalah “Perpustakaan Wilayah atau propinsi yang setelah otonomi daerah

ada yang digabung dengan Arsip daerah yang sering disebut dengan nama Badan

Perpustakaan dan Arsip Daerah (BAPARESDA), Perpustakaan Umum Kota atau

Kabupaten dan juga sering digabung dengan organisasi arsip daerah pemerintah

kota atau kabupaten, Perpustakaan Umum Kecamatan, Perpustakaan Umum Desa,

dan Perpustakaan Keliling”.

Sedangkan menurut Sutarno (2003:33) mengemukakan bahwa yang

termasuk di dalam kategori perpustakaan umum adalah sebagai berikut:

1. Perpustakaan umum kabupaten/kota 2. Perpustakaan umum kecamatan 3. Perpustakaan umum desa/kelurahan 4. Perpustakaan cabang

5. Perpustakaan taman bacaan rakyat/perpustakaan umum taman bacaan masyarakat

6. Perpustakaan keliling.

` Berdasarkan uraian diatas dapat dinyatakan bahwa jenis-jenis

perpustakaan umum memiliki ciri tersendiri sehingga dapat dikatakan sebagai

perpustakaan umum. Ciri tersebut antara lain: terbuka untuk umum, dibiayai oleh

umum dan jasa yang diberikan pada hakekatnya bersifat Cuma-Cuma.

2.2 Koleksi Perpustakaan

2.2.1 Pengertian Koleksi Perpustakaan

Salah satu faktor utama yang menentukan kualitas dari suatu perpustakaan

adalah koleksinya. Agar koleksi suatu perpustakaan berkualitas dan dapat

memberikan kebutuhan dari sumber-sumber informasi (koleksi) yang relevan

dengan pengguna maka perpustakaan tersebut harus memberikan pelayanan

informasi secara maksimal yang didukung dengan koleksi yang memadai. Oleh

karena itu perpustakaan sebagai sumber informasi harus menyediakan koleksi

yang sesuai dengan pengguna.

Menurut Darmono (2001:48) “koleksi perpustakaan adalah sekumpulan

rekaman informasi dalam berbagai bentuk, tercetak (buku, majalah, surat kabar)

(21)

Sedangkan di dalam Buku Pedoman Umum Penyelenggaraan

Perpustakaan umum (2000:19), menyatakan bahwa “koleksi perpustakaan adalah

mencakup bahan pustaka tercetak serta buku, majalah dan surat kabar, bahan

pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, video, piringan (disk) dan lain-lain”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa koleksi perpustakaan

terdiri dari bahan pustaka tercetak, bahan pustaka terekam dan bahan pustaka

elektronik yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna.

2.2.2 Jenis Koleksi Perpustakaan

Untuk memberikan informasi yang maksimal maka perpustakaan harus

menyediakan sumber-sumber informasi (koleksi) yang beraneka ragam jenis

bentuk serta kandungan informasinya sesuai dengan kebutuhan penggunanya.

Menurut Darmono (2001:52) beberapa jenis koleksi perpustakaan sebagai

sumber belajar yang mungkin dapat dijangkau perpustakaan adalah:

1. Buku

Buku merupakan koleksi yang paling umum yang dihimpun perpustakaan. Pengertian buku adalah terbitan yang membahas informasi tertentu, disajikan secara tertulis sedikitnya setebal 64 halaman tidak termasuk hal sampul.

2. Koleksi Referensi.

Koleksi referensi sebenarnya juga dalam bentuk buku, yang membedakan dengan buku adalah isi dan cara penyusunanya. Contoh buku referensi: Kamus, Ensiklopedi, Almanak, Direktori, Buku Tahunan.

3. Sumber Geografi

Jenis koleksi ini berisi informasi tentang daerah, iklim, cuaca, ketinggian tempat, bahan tambang, hutan, hasil pertanian daerah tertentu, laut, hasil laut, gunung, gurun, curah hujan untuk daerah tertentu. Bentuk sumber geografi pada umumnya adalah atlas, globe, peta.

4. Jenis Serial (Terbitan Berkala)

Pada umumnya terbitan berkala berupa majalah dan koran. Majalah dan koran diperlukan sebagai koleksi perpustakaan karena keduanya berisi berita aktual yang meliputi berbagai aspek kehidupan manusia. 5. Bahan Mikro

Bahan mikro adalah koleksi perpustakaan yang merupakan alih media dari buku ke dalam bentuk mikro seperti mikro film dan mikrofis. 6. Bahan Pandang Dengar (Audio Visual)

(22)

Sedangkan menurut Yulia (1993:3) berikut ini akan dijelaskan secara garis

besar jenis bahan pustaka yang tercakup dalam koleksi perpustakaan.

1. Karya Tercetak

Karya tercetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak seperti:

a. Buku, dan b. Terbitan berseri 2. Karya non cetak

Yang termasuk jenis bahan pustaka karya non cetak ini adalah: a. Rekaman suara

b. Gambar hidup dan rekaman video c. Bahan grafika

d. Bahan kartografi 3. Bentuk micro

Ada tiga macam bentuk micro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu:

a. Mikrofilm b. Mikrofis c. Microopaque

4. Karya dalam bentuk elektronik

Media elektronik seperti : pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membaca diperlukan perangkat keras seperti komputer, CD-ROM player dan sebagainya.

2.3 Ketersedian Koleksi

Untuk memenuhi kebutuhan pengguna, koleksi perpustakaan harus

lengkap dan beragam, sehingga informasi yang dicari akan lebih mudah diperoleh.

Kestersedian koleksi yang beragam dapat memberikan alternatif bagi pengguna

untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.

Kata ketersedian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1009)

mempunyai arti “kesiapan sesuatu sarana (tenaga, barang, modal, anggaran) untuk

dapat digunakan dalam waktu yang telah ditentukan”.

Menurut Sutarno (2006:85) ketersediaan koleksi perpustakaan adalah

“adanya sejumlah koleksi atau bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu

perpustakaan dan cukup memadai jumlah koleksinya dan koleksi tersebut

disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan tersebut”.

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa ketersedian koleksi adalah

(23)

dipergunakan oleh pengguna sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan

tersebut.

Menurut Sutarno (2006:75) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam melakukan ketersediaan koleksi sebuah perpustakaan antara lain:

1. Kerelevanan, koleksi hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan pengguna perpustakaan.

2. Berorientasi kepada pengguna perpustakaan. 3. Kelengkapan koleksi.

4. Kemutakhiran koleksi.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa ketersediaan

koleksi merupakan penyediaan berbagai jenis bahan pustaka yang akan

dilayankan kepada penggunannya untuk dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan

informasi pengguna perpustakaan.

2.3.1 Relevansi Ketersediaan Koleksi dan Sistem Temu Balik Informasi dengan Kebutuhan Informasi Pengguna

Kesesuaian atau relevansi antara ketersediaan koleksi dan sistem temu

balik informasi pada perpustakaan dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan

pengguna perpustakaan. Dimana perpustakaan memiliki bahan pustaka/koleksi

yang banyak dan beraneka ragam, dari semua itu perpustakaan harus mampu

memberikan sumber-sumber informasi yang relevan agar dapat dimanfaatkan

secara optimal oleh pengguna. Hal ini diperkuat oleh pendapat Purnomo (2006:9)

yang menyatakan bahwa “Dokumen yang relevan dokumen-dokumen yang

sedang dibutuhkan”.

Selain itu pengertian relevansi oleh Reitz (2007) mengemukakan arti dari relevansi adalah “The extent to wich information retrieved in a search of a library collection or other resource, such as an online catalog or bibliographic database”. Bahwa relevansi adalah kesesuaian permintaan informasi pada perpustakaan atau sumber lainnya seperti katalog online dan database bibliografi.

(24)

Sedangkan menurut pendapat Siregar (2002:11) menyatakan bahwa

maksud relevansi atau kesesuaian bahan perpustakaan adalah “Perpustakaan

hendaknya mengusahakan agar bahan perpustakaan relevansi dengan fungsi dan

tujuan perpustakaan serta tujuan lembaga induknya”.

Dari ketiga uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kesuksesan dalam

memenuhi kebutuhan informasi pengguna dilihat dari baiknya ketersediaan

koleksi dan sistem temu balik informasi yang ada di perpustakaan dalam

memberikan sumber-sumber informasi yang memadai dan relevan.

2.4 Pemanfaatan Koleksi

Menurut Handoko yang dikutip oleh Handayani (2007:28) bahwa dari segi

pengguna pemanfaatan koleksi di perpustakaan di pengaruhi oleh faktor internal

dan eksternal yaitu antara lain:

Faktor internal meliputi: 1. Kebutuhan

Yang dimaksud dengan kebutuhan disini adalah kebutuhan akan informasi.

2. Motif

Motif merupakan sesuatu yang melingkupi semua pengerak, alasan atau dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.

3. Minat

Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.

Faktor eksternal meliputi: 1. Kelengkapan koleksi

Banyaknya koleksi di perpustakaan yang dapat dimanfaatkan informasinya oleh pengguna.

2. Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna

Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna dapat dilihat melalui kecepatan dan ketepatan mereka memberi layanan.

3. Keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali.

Dari pernyataan diatas dapat diartikan bahwa pemanfaatan koleksi di

perpustakaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal dimana faktor internal

meliputi kebutuhan, motif dan minat sedangkan faktor eksternal meliputi

kelengkapan koleksi, keterampilan pustakawam dalam melayani pengguna dan

keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali.

(25)

Sebagai pusat informasi, perpustakaan dituntut untuk selalu memberikan

pelayanan kepada pengguna. Untuk itu perpustakaan terus berusaha untuk

menyediakan berbagai sumber-sumber informasi yang relevan bagi penggunanya

sehingga pengguna lebih efektif dalam pemanfaatan koleksi.

Sebagai pusat pemanfaatan koleksi pada perpustakaan harus mampu

menyebarluaskan informasi kepada pengguna sehingga tujuan pemanfaatan

koleksi perpustakaan dapat tercapai. Menurut Salim (2002:928) pengertian

pemanfaatan adalah “sebagai proses, cara atau perbuatan memanfaatkan”.

Sedangkan dalam Buku Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1216)

adalah “Tujuan bermakna arahan, haluan (jurusan), yang dituju, maksud, tuntutan

(yang dituntut)”.

Dari kedua uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan

pemanfaatan koleksi adalah sebagai proses, cara dan perbuatan pengguna dalam

kegiatan pemanfaatan koleksi perpustakaan.

2.5. Sistem Temu Balik Informasi

2.5.1 Pengertian Sistem Temu Balik Informasi

Sistem Temu Balik Informasi (Information Retrieval System) merupakan

salah satu tipe sistem informasi yang berfungsi untuk menemukan informasi yang

relevan dengan kebutuhan pengguna. Salah satu hal yang perlu diingat adalah

bahwa informasi yang diproses terkandung dalam sebuah dokumen yang bersifat

tekstual. Dalam konteks ini, temu kembali informasi berkaitan dengan

representasi, penyimpanan, dan akses terhadap dokumen representasi dokumen.

Sistem temu balik informasi berfungsi sebagai perantara kebutuhan informasi

pengguna dengan sumber informasi yang tersedia.

Menurut pendapat Harter (1986:2) “An information retrieval system is a device interposed between a potential user of information and theinformation collection itself. For a given information problem, the purpose of the system is to capture wanted items and to filter out unwanted items”. (sistem temu balik informasi merupakan seperangkat hubungan antara pengguna potensial informasi dengan pengumpul informasi itu sendiri. Dengan tujuan untuk memberi informasi yang dibutuhkan dan menyaring informasi yang kurang relevan atau tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna).

(26)

community. It should make the right information available to the right user”. ( sistem temu balik informasi adalah sebuah sistem pencarian informasi yang dirancang untuk menulusur suatu dokumen atau informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Sehingga harus membuat informasi yang benar-benar tersedia untuk penggunanya).

Selain itu juga diungkapkan oleh Lancester (1979:7) bahwa temu balik

informasi ialah “proses penulusuran suatu koleksi dokumen untuk

mengidentifikasi dokumen-dokumen tentang subyek tertentu”.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan pengertian sistem temu balik

informasi adalah seperangkat hubungan antara pengguna informasi dan

pengumpul informasi dengan tujuan memberi informasi yang relevan dan sesuai

dengan kebutuhan pengguna, dengan sistem pencarian temu balik khusus terhadap

informasi yang dicari atau yang dibutuhkan.

2.5.2 Fungsi Sistem Temu Kembali Informasi

Sistem temu balik informasi digunakan untuk menemukan kembali

informasi-informasi yang relevan terhadap kebutuhan pengguna dari suatu

kumpulan/pangkalan informasi secara otomatis. Sistem temu balik informasi ini

terutama berkaitan dengan pencarian/penelusuran informasi yang efektif dan

efisien. Menurut Chowdhury (1999:3) fungsi utama sistem temu balik informasi

adalah antara lain sebagai berikut:

1. Untuk mengidentifikasi sumber informasi yang relevan kepada masyarakat pengguna.

2. Untuk menganalisis isi dari sumber-sumber informasi tersebut.

3. Untuk mewakili isi dari sumber-sumber informasi dengan cara menganalisa mana yang cocok atau sesuai dengan pengguna.

4. Untuk menganalisa permintaan query dalam pencarian informasi oleh pengguna dan sebagai wakil terhadap penelusuran sumber-sumber informasi yang sesuai terhadap pengguna.

5. Untuk mencocokkan pencarian informasi yang ada pada penyimpanan database.

6. Untuk mengambil informasi yang relevan, dan

7. Untuk membuat penyesuaian yang diperlukan dalam sistem yang didasarkan pada umpan balik dari pengguna.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari sistem temu balik

informasi adalah untuk mengidentifikasi informasi yang relevan kepada

(27)

dalam suatu format yang akan menghasilkan temuan dokumen/informasi yang

sesuai pada database, serta dapat mencari informasi yang relevan pada pengguna.

2.5.3 Jenis-Jenis Sistem Temu Balik Informasi

Menurut Hasugian (2009:54), terdapat empat model klasik dalam sistem

temu balik informasi antara lain:

1. Logicals Models, sejak lama mengunakan boolean (and, or, not) alternatif temuan hanya dua: cocok dan tidak cocok.

2. Vector Processing Models, memperlakukan indeks sebagai multidimensional information space. Dokumen dan query diwakili oleh nilai-nilai vektor sehingga keduanya memperlihatkan posisi dekat atau jauh, non binary, degree of similarity,

3. Probabilistic Models, berasumsi bahwa sistem temu balik informasi bertugas membuat urutan (rangking) dokumen yang sesuai dengan kemungkinannya dalam menjawab kebutuhan informasi mengunakan teori probabilitas untuk menghitung nilai relevansi dokumen, dan 4. Cognitive Models, memfokuskan diri pada interaksi antara pengguna

dengan sistem IR. Tidak hanya dalam persoalan dokumen dan query. Lebih mempersoalkan antar-muka (interface) daripada proses komputasi penemuan dokumen.

2.5.4 Komponen Sistem Temu Balik Informasi

Temu balik informasi merupakan kegiatan yang bertujuan untuk

menyediakan dan memasok informasi bagi pemakai sebagai jawaban atas

permintaan atau berdasarkan kebutuhan pemakai. Temu balik informasi

merupakan istilah generik yang mengacu pada temu balik dokumen atau sumber

informasi yang dimiliki oleh unit informasi atau perpustakaan baik yang berada di

dalam maupun di luar gedung perpustakaan. Esensi dari temu balik informasi

adalah bagaimana memanggil/mendapatkan informasi yang tersedia dalam suatu

database atau web untuk memenuhi informasi yang diminta oleh pemakai;

bagaimana menemukan informasi yang diminta pemakai; dan bagaimana

memberikan solusi kepada pemakai untuk menemukan informasi yang

dikehendaki.

Menurut Hasugian (2009:53-54), ada lima komponen dalam temu balik

informasi atau penelusuran online yaitu: “pengguna, query, dokumen elektronik,

(28)

informasi)”. Sedangkan menurut Lancester yang dikutip oleh Chowdhury

(1999:3), ada 6 komponen sistem temu balik informasi antara lain:

1. Subsistem dokumen. 2. Subsistem pengindeksan. 3. Subsistem kosa kata 4. Subsistem pencarian

5. Subsistem antarmuka pengguna-sistem, dan 6. Subsistem penyusaian.

Dari pernyataan diatas daat disimpulkan bahwa komponen sistem temu

balik informasi yaitu, pengguna, query, dokumen, indeks, pencarian, dan juga

machine matcher (infrastruktur informasi) guna untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna yang relevan.

2.6 Katalog Perpustakaan

2.6.1 Pengertian Katalog Perpustakaan

Salah satu sarana penulusuran yang ada di perpustakaan adalah katalog

perpustakaan. Melalui katalog perpustakaan maka pengguna dapat menelusur

informasi maupun koleksi yang tersedia di perpustakaan. Sarana penelusuran

dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu sarana dalam bentuk manual contohnya

kartu katalog, bibliografi dan lain-lain. Sedangkan yang berbentuk IT/digital yaitu

internet dan OPAC (Online Public Access Catalog). Perpustakaan memerlukan

katalog adalah untuk menunjukkan ketersediaan koleksi yang dimiliki. Untuk itu,

perpustakaan memerlukan suatu daftar yang berisikan informasi bibliografis dari

koleksi yang dimilikinya. Daftar tersebut biasanya disebut katalog perpustakaan.

Katalog merupakan sistem temu balik informasi yang utama di perpustakaan.

Tanpa katalog, pengguna akan mengalami kesulitan untuk melakukan pencarian

terhadap sumber-sumber informasi yang tersedia di perpustakaan.

Menurut Gates yang dikutip oleh Hasugian (2009:150) menyatakan

bahwa, katalog perpustakaan adalah “suatu daftar yang sistematis dari buku dan

bahan-bahan lain dalam suatu perpustakaan dengan informasi deskriptif mengenai

pengarang, judul, penerbit, tahun terbit, bentuk fisik, subjek, ciri khas, bahan dan

tempatnya”.

(29)

bahan perpustakaan yang tersedia dalam koleksi perpustakaan tertentu. Katalog juga memungkinkan pengguna untuk mengetahui dimana suatu bahan perpustakaan bisa ditemukan. Dengan demikian, katalog adalah suatu sarana untuk menemubalikkan suatu bahan perpustakaan dari koleksi suatu perpustakaan”.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa katalog perpustakaan ialah

suatu daftar yang mencamtumkan nama pengarang, judul, impresum, kolasi,

subjek, dan ciri khas bahan yang disusun berdasarkan sistem tertentu yang

menunjukkan informasi tentang apa yang dimiliki oleh perpustakaan atau sebagai

bukti kekayaan yang dimiliki perpustakaan, untuk disajikan kepada pengguna

sebagai alat menemukan informasi yang dicarinya secara cepat dan akurat.

2.6.2 Tujuan dan Fungsi Katalog Perpustakaan

Menurut Sulistyo-Basuki (1991:317) tujuan dari katalog adalah :

1. Menunjukkan buku yang dimiliki perpustakaan

2. Memungkinkan seseorang menemukan sebuah buku yang diketahui berdasarkan pengarang, judul atau subjeknya.

3. Membantu dalam pemilihan buku.

Tujuan katalog perpustakaan adalah untuk menunjukkan dokumen

(tercetak ataupun terekam) yang dimiliki oleh perpustakaan, sehingga dapat

diketahui seberapa banyak dan lengkapkah kekayaan yang dipunyai oleh

perpustakaan. Katalog perpustakaan berfungsi sebagai suatu sistem komunikasi

yang dapat menunjukkan kekayaan koleksi yang dimiliki perpustakaan. Artinya,

suatu perpustakaan melalui katalognya mengkomunikasikan kepada pengguna,

koleksi apa saja yang dimilikinya, seberapa banyak koleksi tersebut dan

sebagainya. Katalog perpustakaan di satu sisi dapat berfungsi sebagai sistem

komunikasi, dan di sisi lain berfungsi sebagai daftar inventaris dari seluruh bahan

pustaka yang dipunyainya. Memungkinkan seseorang untuk menemukan

informasi berdasarkan pengarang, judul atau subjeknya. Pengertian ini

menekankan fungsi katalog perpustakaan sebagai sarana atau alat bantu dalam

temu balik informasi (information retrieval) di suatu perpustakaan. Sehingga

pengguna dapat mengakses lewat pengarang dan atau sebaliknya. Katalog

perpustakaan juga dapat membantu dalam pemilihan buku bagi pustakawan pada

(30)

Pemilihan juga dapat berdasarkan edisinya atau berdasarkan karakternya atau

topiknya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi katalog

perpustakaan adalah sebagai sarana temu kembali informasi, sistem komunikasi,

dan sebagai daftar inventaris koleksi di suatu perpustakaan. Katalog perpustakaan

berfungsi sebagai inventaris dokumen sebuah perpustakaan sekaligus berfungsi

sebagai sarana temu balik informasi.

2.6.3 Bentuk Katalog Perpustakaan

“Bentuk katalog yang digunakan di perpustakaan mengalami perkembangan dari masa ke masa. Perkembangan katalog perpustakaan nampak dari perubahan bentuk fisiknya. Sebelum katalog terpasang (online) muncul, telah dikenal berbagai bentuk katalog perpustakaan, dan bentuk yang paling umum digunakan ialah katalog kartu”. (Horgan yang dikutip oleh Hasugian 2009:152). Selanjutnya Taylor yang dikutip oleh Hasugian (2009:152) menyatakan bahwa “Katalog perpustakaan yang ada pada saat ini terdiri dari berbagai bentuk fisik antara lain, katalog berbentuk buku (book catalog), katalog berbentuk kartu (card catalog), katalog berbentuk mikro (microform catalog), katalog komputer terpasang (online computer catalog)”.

a. Katalog cetak atau katalog buku (printed catalog)

Bentuk katalog buku berupa daftar judul-judul bahan pustaka yang ditulis atau dicetak pada lembaran-lembaran yang berbentuk buku. Keuntungan mengunakan katalog buku antara lain: biaya pembuatanya yang murah, mudah dicetak, mudah dikirimkan berbagai perpustakaan atau instansi lain, mudah dibawa kemana-mana, dapat dibuat dalam jumlah eksemplar yang cukup banyak, tidak memerlukan filling seperti kartu katalog.

Selain itu cetak tentu memiliki kelemahan, seperti : tidak fleksibel karena penyisipan dan pengeluaran entri katalog tidak mudah dilakukan dan cepat usang atau ketinggalan zaman.

b. Katalog Kartu (card katalog)

Bentuk katalognya mengunakan kartu berukuran 7,5 cm × 12,5 cm. Kelebihan katalog berbentuk kartu ini adalah:

1. Awet dan tahan lama

2. Fleksibel yaitu penyisipan entri baru dan pengeluaran entri yang tidak diperlukan mudah dilaksanakan.

3. Ringkas, yaitu hemat dalam tempat.

4. Akses langsung, yaitu dapat digunakan kapan saja oleh pegawai dan beberapa pengguna sekaligus.

5. Tersedia lebih dari satu pendekatan, yaitu kartu katalog pengarang, kartu katalog judul, dan kartu katalog subjek.

6. Dapat di perbanyak dengan mudah, murah, dan cepat

(31)

Kelemahan dalam mengunakan kartu katalog (card katalog) yaitu satu laci katalog hanya menyimpan satu jenis entri saja, sehingga pengguna harus antri menggunakannya terutama bila melakukan penulusuran melalui entri yang sama dan sulit mengunakanya jika pada jumlah yang besar, karena harus memilah-milah jajaran kartu sesuai urutan indeksnya.

c. Katalog berbentuk COM (Computer Output Microform)

Dalam COM rekaman bibliografinya dibuat dengan microfilm atau microfis sehingga biayainya mahal. Dan untuk dapat mengunakan katalog ini, diperlukan alat khusus yaitu microreader. Keuntungan mengunakan katalog ini adalah:

1. Katalog dalam bentuk mikro lebih murah dibanding katalog buku. 2. Biaya pemiliharaanya lebih murah dari katalog kartu.

3. Bentuknya ringkas dan mudah penyimpananya. Kelemahan dalam mengunakan katalog COM yaitu:

1. Mengunakan alat microreader dan banyak para pelanggan menemukan versi microfiche tidak menyenangkan untuk digunakan.

d. Katalog Komputer Terpasang (online computer catalog)

Katalog ini sering disebut dengan OPAC (Online Public Access Catalog). Pada umumnya program aplikasi yang digunakan di perpustakaan seperti CDS/ISIS, SIPUS, Senayan, Atheheaum, dan lain-lain. Keuntungan mengunakan katalog ini yaitu:

1. Penulusuran informasi dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.

2. Penulusuran dapat dilakukan secara bersama-sama tanpa saling menganggu

3. Jajaran tertentu tidak perlu di file

4. Penulusuran dapat dilakukan dengan mengunakan berbagai pendekatan sekaligus, misalnya lewat judul, pengarang, subjek, tahun terbit, penerbit, dan sebagainnya

5. Rekaman bibliografis yang di masukkan ke dalam katalog tidak terbatas

6. Penulusuran dapat dilakukan dari beberapa tempat tanpa harus mengunjungi perpustakaan yaitu dengan mengunakan sistem jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network).

2.7 Kebutuhan Informasi

2.7.1 Pengertian Kebutuhan Informasi

Kebutuhan informasi merupakan sebuah hal yang terpenting bagi

seseorang, tidak ada seorang pun yang tidak membutuhkan informasi, apapun

jenis pekerjaan tentu memerlukan informasi untuk mendukung pekerjaan

sehari-hari. Dalam hal ini banyak pengertian kebutuhan informasi yang dikemukakan

(32)

Menurut Chowdhury (1999:92) bahwa kebutuhan informasi merupakan

“suatu konsep yang samar. Kebutuhan informasi muncul ketika seseorang

menyadari pengetahuan yang ada padanya tidak cukup untuk mengatasi

permasalahan tentang subjek tertentu”.

Kulthau yang dikutip oleh Wijayanti (2001:15) menguraikan bahwa kebutuhan informasi dalam ilmu informasi diartikan “sebagai sesuatu yang lambat laun muncul dari kesadaran yang samar-samar mengenai suatu yang hilang dan pada tahap berikutnya menjadi keinginan untuk mengetahui tempat informasi yang akan memberikan kontribusi pada pemahaman akan makna”.

Berdasarkan pengertian kebutuhan informasi diatas, maka dapat

dinyatakan bahwa kebutuhan informasi adalah kekurangan, kesenjangan,

perbedaan terhadap pengetahuan dan berkeinginan atau mendorong untuk mencari

dan mengatasi kekurangan tersebut. Dengan tujuan memperoleh pengetahuan

informasi berdasarkan kondisi atau topik tertentu.

2.7.2 Jenis Kebutuhan Informasi

Ada banyak jenis untuk kebutuhan informasi, menurut Katz yang dikutip

oleh Yusuf (2009:205), jenis kebutuhan informasi antara lain:

a. Kebutuhan kognitif. Ini berkaitan erat dengan kebutuhan untuk memperkuat informasi, pengetahuan dan pemahaman seseorang akan lingkungannya. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat seseorang untuk memahami dan menguasai lingkungannya. Di samping itu, kebutuhan ini juga dapat memberi kepuasaan atas hasrat keingintahuan dan penyelidikan seseorang.

b. Kebutuhan efektif. Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan estesis, hal yang dapat menyenangkan, dan pengalaman-pengalaman emosional. Dalam hal ini, berbagai media sering dijadikan alat untuk mengejar kesenangan dan hiburan. Misalnya, orang membeli radio, televisi, dan menonton film, tidak lain karena mencari hiburan.

c. Kebutuhan integrasi personal (personal integrative needs). Ini dikaitkan dengan penguatan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individu. Kebutuhan-kebutuhan ini berasal dari hasrat seseorang untuk mencari harga diri.

d. Kebutuhan integrasi sosial (social integrative needs). Kebutuhan ini dikaitkan dengan penguatan hubungan keluarga, teman, dan orang lain di dunia. Kebutuhan ini didasari oleh hasrat seseorang untuk bergabung atau berkelompok dengan orang lain.

(33)

Sedangkan menurut Diao yang dikutip oleh Prahatmaja (2006:5) membagi

kebutuhan informasi manusia menjadi 3 macam kebutuhan informasi, yaitu:

1. Kebutuhan informasi yang objektif, yaitu kebutuhan yang seharusnya ada kalau seseorang mau mencapai tujuannya dengan sukses. Kebutuhan informasi obyektif ini menentukan ruang lingkup informasi potensial obyektif.

2. Kebutuhan informasi subyektif, yaitu kebutuhan informasi yang disadari seseorang sebagai persyaratan untuk suksesnya pencapaian tujuan. Kebutuhan jenis ini menentukan ruang lingkup informasi potensial subyektif. Namum yang sering menjadi permasalahan adalah kebutuhan informasi yang disadari pun kerap kali tidak selalu mudah untuk merumuskannya.

3. Kebutuhan informasi yang terpenuhi. Yaitu kebutuhan informasi yang disadari seseorang dan terpenuhi kebutuhannya.

2.7.4 Identifikasi Kebutuhan Informasi Pengguna

Identifikasi kebutuhan informasi merupakan langkah awal dalam

menentukan jenis informasi apa yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna akan tergantung pada

keberhasilan dalam melakukan identifikasi kebutuhan informasi yang tidak tepat

sudah pasti menghasilkan informasi yang tidak berguna.

Prawati (2003) menyatakan bahwa untuk mengidentifikasi kebutuhan

informasi dapat dilakukan dengan:

1. Current approach, yaitu memperhatikan kebutuhan pengguna akan informasi mutakhir

2. Everyday approach, yaitu kebutuhan pengguna akan informasi yang diperlukan sehari-hari

3. Exchaustive approach, yaitu kebutuhan pengguna akan informasi secara menyeluruh

4. Catching-up approach, yaitu kebutuhan pengguna akan informasi yang cepat dan singkat.

Sedangkan menurut Chowdhury (1999) bahwa kebutuhan informasi

merupakan “suatu konsep yang samar. Kebutuhan muncul ketika seseorang

menyadari pengetahuan yang ada padanya tidak cukup untuk mengatasi

permasalahan tentang subjek tertentu”. Selanjutnya Chowdhury menyatakan

sifat-sifat kebutuhan informasi antara lain:

1. Mempunyai konsep yang relatif 2. Berubah pada periode tertentu

(34)
(35)

Faktor lingkungan, meliputi lingkungan kerja (work environment), lingkungan sosial budaya (social-culture environment), lingkungan politik ekonomi (politik-economic environment) dan lingkungan fisik (physical environment) mempengaruhi faktor peran sosial maupun faktor kebutuhan individu. Sehingga terjadi pengaruh bertingkat yang akan membentuk kebutuhan.

2.7.6 Pengguna Informasi

Menurut Sankarto (2008) pengguna informasi adalah “pihak yang

menerima atau mengunakan informasi”. Pengguna informasi dapat menentukan

kualitas seperti apa, menyampaikan apa dan bagaimana kebutuhan informasi

mereka. Penyedia informasi harus bekerja dengan pengguna untuk menentukan

kebutuhan mereka, dan berkerjasama dengan sumber informasi lain. Pengguna

merupakan prioritas utama, kelangsungan hidup sistem informasi. Kebutuhan

informasi bagi pengguna perlu diidentifikasi dalam rangka memuaskan pengguna.

Akan berimplikasi kepada perbaikan terus menerus sehingga kualitas harus

diperbaharui setiap saat agar pengguna tetap puas.

Sedangkan menurut Hasugian (2008:14) Penguna adalah “mereka yang melakukan penulusuran atau pencarian informasi pada sistem informasi (end user). Selain itu, mereka yang mengoperasikan sistem bukan untuk keperluan pencarian/penelusuran informasi juga disebut pengguna sistem (operator system, administrator system dan sebagainya). Dilihat dari sisi kemampuannya, pengguna sistem dapat dikategorikan sebagai pengguna pemula (novice dan pengguna terampil (expert)”.

2.7.7 Kepuasaan Pengguna

Menurut Sankarto (2008) Kepuasan merupakan “respons pengguna terhadap evaluasi ketidak- sesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya dengan informasi yang dirasakan setelah pemakaiannya. Kepuasan pengguna sebagai tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman pengguna dari imformasi yang dipakainya. Kepuasan pengguna merupakan evaluasi pengguna dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapannya”.

Ada tiga cara mengukur evaluasi akan kepuasan pengguna dalam

memenuhi kebutuhan informasi (Sankarto, 2008), adalah sebagai berikut:

(36)

2. Berhubungan dengan kepuasan pengguna, identifikasi dan pengukuran kebutuhan informasi dalam rangka memenuhi kepuasan pengguna menjadi hal yang penting dan esensial bagi setiap sumber informasi. Hasil identifikasi, dapat memberikan umpan balik dan masukan bagi keperluan pengembangan informasi dan implementasi strategi peningkatan kepuasan pengguna.

3. Kepuasan pengguna dapat dipenuhi apabila pihak penyedia informasi mampu menerapkan suatu pola kerja dengan orientasi kepada standar kualitas informasi. Kualitas merupakan standar yang paling dituntut oleh pengguna, makin tinggi standar kualitas yang diberikan pihak penyedia informasi akan semakin tinggi pula tingkat kepuasan pengguna.

Kepuasan pengguna dapat di ukur dengan berbagai macam metode

dan tekhnik. Menurut Kotler yang dikutip oleh Sankarto metode yang

dapat digunakan untuk melakukan pengukuran kepuasan pengguna, diantaranya:

a. Menangkap Keluhan dan Saran

Sumber informasi memberi kesempatan seluas luasnya kepada pengguna untuk menyampaikan sasran dan keluhan. Misalnya dengan menyediakan kotak saran, kartu komentar, customer hot lines, dan sebagainya. Informasi yang diberikan dapat dijadikan bahan sumber informasi dan memungkinkannya untuk bereaksi secara tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah-masalah disampaikan.

b. Survei Kepuasan pengguna

Penelitian atau survei tentang kepuasan pengguna perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana reaksi atau tanggapan langsung para pengguna terhadap produk/jasa yang disediakan. Penelitian mengenai kepuasan pengguna umumnya dilakukan dengan penelitian survei, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara langsung. Metode yang digunakan untuk penelitian kepuasan pengguna tersebut dapat menggunakan beberapa cara seperti:

1. Pengukuran secara langsung dengan pertanyaan-pertanyaan yang didalamnya telah disediakan pilihan jawaban, misalnya denan menggunakan skala Likert seperti sangat memuaskan, cukup memuaskan, kurang memuaskan dan tidak memuaskan.

2. Memberi kesempatan pengguna untuk mengajukan pertanyaan mengenai seberapa besar mereka mengharapkan suatu atribut tentertu dan seberapa besar yang mereka rasakan (derived satisfaction).

(37)

4. Memberi kesempatan kepada responden untuk meranking berbagai komponen dari informasi berdasarkan derajat penting setiap komponen dan seberapa baik kinerja sumber informasi masing-masing komponen (importance/performance ratings)

Ada beberapa hal yang perlu dicermati oleh sumber/penyedia informasi

agar berhasil dalam mempertahankan penggunanya. Menurut Peters yang dikutip

oleh Sankarto (1989) dari penelitiannya disimpulkan bahwa tujuh dari 10 kunci

sukses dalam pengukuran kepuasan pengguna perlu diperhatikan yaitu:

a. Frekuensi survey. Sumber informasi perlu melakukan survei tentang kepuasan pengguna dalam kurun waktu tertentu, baik yang bersifat formal maupun informal. Dengan cara ini kondisi kepuasan pengguna dapat terus dideteksi sehingga sumber informasi dapat menjaga dan mempertahankannya dengan baik.

b. Format. Sumber informasi sebaiknya independen dan tidak memihak kepada kelompok tertentu untuk keperluan yang tidak proporsional.

c. Isi (content). Pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan-pertanyaan standar yang dapat di kuantitatifikasikan sehingga mudah diinterprestasikan.

d. Desain isi. Sumber informasi perlu melakukan pendekatan sistematis dalam memperhatikan setiap pandangan yang ada. Untuk itu perlu dilakukan recek terhadap informasi yang berhasil dikumpulkan untuk menjamin validitas informasi tersebut.

e. Melibatkan setiap pengguna. Perlu menyertakan semua pihak yang terkait sehingga dapat mewakili kepentingan semua pihak, semua tingkatan dan kelompok-kelompok pengguna dan untuk pengukuran kepuasan.

f. Mengukur kepuasan setiap pengguna. Semua pihak harus diukur kepuasannya, baik pengguna langsung maupun pengguna tidak langsung, pengguna akhir dan setiap saluran dan lain sebagainya.

h. Hubungan dengan kompensasi dan reward lainnya. Hasil pengukuran kepuasan pengguna harus dihubungkan dengan system kompensasi dan reward lainnya. Hal itu dapat dijadikan sebagai variable utama dalam penentuan kompensasi penyebaran informasi.

2.7.8 Sumber Informasi

Perpustakaan merupakan salah satu pusat informasi bagi penggunanya.

Dan juga sebagai tempat sumber informasi guna untuk memenuhi kebutuhan

informasi pengguna. Perpustakaan juga sebagai sumber ilmu pengetahuan,

(38)

Menurut Yusuf (1995:14) menyatakan bahwa:

Memfokuskan sumber informasi yaitu hanya kepada segala macam informasi yang secara khusus bisa diawasi, dikendalikan, diolah dan dikelola untuk kepentingan umat manusia, yakni informasi terekam yang bisa diperoleh di perpustakaan-perpustakaan dan segala jenisnya, baik informasi yang bersifat ilmiah (bisa dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan) maupun informasi yang bersifat non-ilmiah seperti informasi tentang keluarga, berita kematian dan iklan komersial.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sumber informasi ialah

segala macam informasi yang bisa diawasi, dikendalikan, diolah, dan dikelola

oleh perpustakaan untuk seluruh pengguna yang ingin memenuhi kebutuhan

(39)

BAB III  METODE PENELITIAN 

   

3.1 Metode Penelitian  

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan  informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah didasarkan pada ciri‐ciri  keilmuan:  rasional,  empiris,  dan  sistematis.  Jenis  penelitian  ini  adalah  penelitian  kuantitatif asosiatif yaitu melihat pengaruh ketersediaan koleksi dan sistem temu balik  informasi terhadap pemenuhan kebutuhan informasi pengguna. Menurut Sinulinnga  (2011:31) metode penelitian kuantitatif adalah “metode yang digunakan untuk meneliti  populasi atau sampel tertentu dengan memakai instrumen pengumpulan data dan  analisis yang bersifat kuantitatif “. 

 

3.2 Lokasi Penelitian  

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi  Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi yang beralamat di jalan Jenderal A. Yani Kabupaten  Kerinci. 

 

3.3 Populasi dan Sampel 

3.3.1 Populasi 

Untuk  memudahkan  penelitian  ini,  maka  penulis  menetapkan  populasi  penelitian. Menurut Bungin (2011:109) populasi merupakan “keseluruhan (universum)  dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh‐tumbuhan, udara,  gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek‐objek ini dapat  menjadi sumber data penelitian”. Populasi penelitian ini adalah seluruh pengguna aktif  yang terdaftar sebagai anggota Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Kab.  Kerinci yaitu sebanyak 527 orang (berdasarkan data Perpustakaan Kantor Perpustakaan,  Arsip, dan Dokumentasi Kabupaten Kerinci Tahun 2012).  

3.3.2 Sampel 

(40)

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel yang baik adalah sampel yang  representatif artinya sampel tersebut mewakili populasi. Untuk menentukan ukuran  sampel peneliti mengunakan rumus Slovin yaitu: 

n  

Dimana: 

n = Ukuran Sampel  N = Ukuran Populasi  

e = Tingkat Ukuran Kesalahan 10% 

n  

n ,  

n ,  

n ,  

n ,  

 

Dengan demikian maka dari jumlah populasi sebanyak 527 orang diperoleh  ukuran sampel sebanyak 84 orang. 

Penentuan sampel dilakukan dengan mengunakan teknik propotionate stratified  random sampling . Menurut Bungin (2011:116) teknik propotionate stratified random  sampling adalah “penarikan sampel didasarkan atas strata keseluruhan unit populasi  untuk dijadikan sampel. ”. 

 

3.4 Jenis dan Sumber Data 

Data pada penelitian ini bersumber dari: 

(41)

2. Data sekunder, yaitu data yang mendukung data primer diperoleh dari studi  kepustakaan berupa buku, jurnal dan dokumen lain yang berhubungan  dengan topik penelitian. 

 

3.5 Teknik Pengumpulan Data 

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah  sebagai berikut: 

1. Angket,  yaitu  memberikan  daftar  pernyataan  kepada  responden  yang  terdaftar sebagai anggota perpustakaan Kantor Perpustakaan, Arsip dan  Dokumentasi Kabupaten Kerinci. 

2. Studi kepustakaan dan dokumentasi, yaitu mengumpulkan data melalui  bahan pustaka yang dijadikan sebagai sumber informasi dan dokumen yang  berkaitan dengan masalah penelitian. 

3.6 Instrumen Penelitian 

Menurut Bungin (2011:104) instrumen penelitian adalah “sebagai perangkat  lunak  dari  seluruh  rangkaian  proses  pengumpulan  data  penelitian  di  lapangan”.  Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah angket.  Angket adalah suatu bentuk instrumen pengumpulan data dalam format pernyataan  tertulis yang dilengkapi dengan kolom dimana responden akan menuliskan jawaban atas  pernyataan yang diarahkan kepadanya (Sinulingga, 2011:155).  

 

3.7 Definisi Operasional Variabel  

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang akan diukur, yaitu ketersediaan  koleksi (X1) dan sistem temu balik informasi (X2) sebagai variabel bebas dan kebutuhan  informasi  pengguna  (Y)  sebagai  variabel  terikat.  Adapun  definisi  operasional  dari  masing‐masing variabel yang diteliti adalah sebagai berikut: 

a. Ketersediaan Koleksi (X1) 

Ketersediaan  koleksi  adalah  keharusan  perpustakaan  dalam  menyediakan  koleksi bahan pustaka untuk dipergunakan oleh pengguna sesuai dengan kebutuhan  pengguna perpustakaan. Adapun yang menjadi indikator dari ketersediaan koleksi, yaitu: 

Gambar

Gambar-22.1 : Faktor yyang Memppengaruhi KKebutuhan IInformasi
Tabel 4.1 Uji Validitas Instrumen Variabel Independen
Tabel 4.2 Uji Validitas Instrumen Variabel Dependent
Tabel 4.4 Pendidikan Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk keperluan perhitungan kebutuhan anggaran minimum untuk pengelolaan Tahura Bunder, pada tulisan ini penulis menggunakan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) sebagai

Hitung berapa banyak pasien yang diperlukan agar Unit Rawat Inap tersebut memenuhi BEP pada tahun 2014b. Kapan BEP itu terjadi dan berapa lama untuk mencapai

Pembayaran manfaat (pelayanan atau janji yang diberikan penanggung saat kontrak Asuransi dibuat) pada saat terjadi risiko pada tertanggung.. Pembayaran manfaat pada

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pengertian tentang masalah diatas, maka dapat dikatakan bahwa suatu masalah dalam matematika adalah soal atau pertanyaan

Kawannya berada di atas menara kapal yang tingginya 8 m dari permukaan laut?. Berapa jarak ketinggian

17. Sungai Musi merupakan salah satu tempat wisata di kota Palembang. Akan tetapi, kebersihan dan kelestarian tidak dijaga dengan baik. Sebagian besar penduduk kota

- MEMINDAHKAN DAN MENANGANI AIR YANG ADA AGAR TIDAK TERHENTI - MEMBUANG DAN MENANGANI LOKASI TIMBUNAN TANAH YANG BERLUMPUR - MENGHENTIKAN / MENYUMBAT SUMBER AIR

Ketahanan hama dan penyakit dari tebu varietas Bululawang ini, yaitu tahan terhadap luka api dan mosaik (Anonim, 2011g).. Morfologi tanaman tebu varietas Bululawang pelepah,