HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL
DENGAN KEHARMONISAN KELUARGA SAKINAH
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh :
Nama: Hendri Tri P
Nomor Mahasiswa : F 100 080 079
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS PSIKOLOGI UMS
1
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN KEHARMONISAN KELUARGA SAKINAH
ABSTRAKSI Hendri Tri Putranto
Zahrotul Uyun
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Kecerdasan spiritual merupakan salah satu aspek penting dari keharmonisan keluarga sakinah, berhasil tidaknya suatu hubungan keluarga di lihat dengan salah satu faktornya yaitu keharmonisan keluarga tersebut, seringkali pasangan yang mempunya kecerdasan spiritual yang tinggi di anggap mempunyai tingkat keharmonisan keluarga sakinah yang tinggi pula, sebaliknya pasangan yang mempunyai kecerdasan spiritual yang rendah sering kali di anggap mempunya keharmonisan keluarga yang rendah pula. tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap hubungan antara kecerdasan spiritual dengan keharmonisan keluarga sakinah. Kecerdasan spiritual akan membuat individu mampu dalam menghadapi pilihan dan realitas yang pasti akan datang dan harus dihadapi individu apapun bentuknya.
Hipotesis yang diajukan ada hubungan positif antara kecerdasan spiritual dengan keharmonisan keluarga sakinah. Subjek penelitian adalah pasangan suami istri yang bertempat tinggal di desa Tanduk,Ampel Boyolali dengan subyek 30 pasangan atau 60 individu dengan metode random yaitu pemilihan subyek secara acak. Pengumpulan data menggunakan skala kecerdasan spiritual dan skala keharmonisan keluarga sakinah. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis product moment.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,423; p = 0,000 (p<0,01). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kecerdasan spiritual dengan keharmonisan keluarga sakinah. Sumbangan efektif variabel kecerdasan spiritual terhadap keharmonisan keluarga sakinah sebesar 17,9% ditunjukkan oleh koefisien determinan (r2) = 0,179. Hal ini berarti masih terdapat 82,1% variabel lain yang mempengaruhi keharmonisan keluarga sakinah diluar variabel kecerdasan spiritual
2
PENDAHULUAN
Dalam agama Islampun juga mewajibkan seseorang yang sudah mampu yaitu secara materi,fisik dan psikis untuk menikah,dan wajib hukumnya untuk menikah , sabda nabi muhammad S.A.W.
“Wahai para pemuda barang siapa di antara kalian telah mampu serta berkeinginan untuk menikah maka hendaklah ia menikah. sesungguhnya pernikah itu dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Dan barangsiapa tidak mampu hendaklah ia berpuasa, karena sesungguhnya puasa itu dapat menjadi tameng baginya”
Setiap insan yang akan membangun bahtera rumah tangga akan mempunyai harapan bahwa rumah tangga tersebut sakinah mawardah warahmah yang artinya ketenangan, saling mencintai dan penuh kasih sayang Oleh karena itu pada umumnya semua pasangan berharap mempunya keluarga yang sakinah.
Seiring berjalannya waktu pasti ada saja permasalahan yang muncul dari suatu hubungan, mulai dari sifat asli individu yang baru muncul setelah lama mengenal, ataupun sifat yang kurang baik dari individu yang belum diketahui oleh pasangan dan baru mengetahui setelah pasangan tersebut menikah. Dalam kenyataannya banyak sekali pasangan suami istri yang cek cok, bertengkar yang hebat, saling tidak percaya antara satu sama yang lain,
semua itu terjadi karena banyak faktor, seperti kurangnya kecerdasan spiritual, komunikasi antar individu dalam suatu keluarga sehingga terjadi kesalah pahaman dalam berkomunikasi
Zohar & Marshal (2001) memberikan salah satu kunci untuk menghadapi tantangan tersebut yaitu dengan kecedasan spiritual, karena kecerdasan spiritual penting dalam kehidupan terutama dalam menjalin suatu hubungan keluarga. Seorang yang kecerdasan spiritualnya tinggi cenderung menjadi pemimpin yang penuh pengabdian, yaitu seorang yang bertanggung jawab untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi terhadap orang lain, dapat memberikan inspirasi terhadap orang lain. Penjelasan ini juga berlaku terhadap keluarga dimana kecerdasan ini sangat penting dalam membangun karakter manusia yaitu anggota keluarga yang mengilhami orang di sekitarnya, dan menciptakan pribadi utuh yang mampu bertindak bijaksana sehingga dalam keluarga tercipta suatu kesinambungan.
Sikap individu dalam menyikapi suatu masalah juga sangatlah penting, dan yang berpengaruh terhadap pembentukan sikap positif ini adalah iklim keluarga yang harmonis. Sikap positif dapat menuntun individu dalam menghadapi masalah dan memecahkan masalah tersebut dengan arif
3
rumusan masalah tersebut maka penulis ingin melakukan penelitian
dengan judul “Hubungan antara
kecerdasan spiritual dengan keharmonisan keluarga sakinah”
Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan spiritual dengan keharmonisan keluarga sakinah
2. Mengetahui sumbangan efektif kecerdasan spiritual terhadap keharmonisan keluarga sakinah
3. Mengetahui tingkat kecerdasan spiritual suami istri.
4. Mengetahui tingkat keharmonisan keluarga sakinah antara suami dan istri 5.
Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Bagi Subyek Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi subyek penelitian mengenai hubungan atas kecerdasan spiritual terhadap keharmonisan keluarga sakinah sehingga subyek dapat meningkatkan
kecerdasan spiritual guna meningkatkan
keharmonisan keluarga sakinah.
2. Bagi Masyarakat Umum
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat umum terutama bagi pasangan yang sudah menikah mengenai hubungan antara kecerdasan spiritual dengan keharmonisan keluarga sakinah sehingga diharapkan masyarakat dapat meningkatkan kecerdasan spiritual guna mencapai keharmonisan keluarga sakinah.
3. Bagi Ilmu Pengetahuan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa tambahan kepustakaan/ referensi empiris mengenai hubungan antara kecerdasan spiritual dengan keharmonisan keluarga sakinah.
LANDASAN TEORI
Definisi Keharmonisan Keluarga Sakinah
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1998), secara terminologi keharmonisan berasal dari kata harmonis yang berarti serasi, selaras. Titik berat dari keharmonisan adalah kedaan selaras atau serasi, keharmonisan bertujuan untuk mencapai keselarasan dan keserasian. Kehidupan rumah tangga perlu menjaga kedua hal tersebut untuk mencapai keharmonisan rumah tangga.
4
Menurut Hawari (1997), aspek-aspek dari keharmonisan keluarga sakinah ada 5 yaitu:
a. saling pengertian b. saling menerima c. saling menghargai d. saling percaya e. saling mencintai
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keharmonisan Keluarga Sakinah.
Menurut Gunarsa (2000) keharmonisan keluarga sakinah dipengaruhi oleh :
a. Perhatian, yaitu menaruh hati pada seluruh anggota keluarga sebagai dasar utama hubungan baik antar anggota keluarga.
b. Pengetahuan, yaitu perlunya menambah pengetahuan tanpa henti-hentinya untuk memperluas wawasan sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan keluarga.
c. Pengenalan terhadap semua anggota keluarga, hal ini berarti pengenalan terhadap diri sendiri dan pengenalan diri sendiri kepada anggota keluarga yang lain sangat penting untuk memupuk rasa saling pengertian di antara anggota keluarga
d. Sikap menerima, yaitu langkah lanjutan dari sikap pengertian adalah sikap menerima, yang berarti dengan segala kelemahan, kekurangan, dan kelebihan anggota keluarga.
Pengertian Kecerdasan Spiritual
Pengertian dari kecerdasan spiritual menurut Zohar & Marshal (2001) adalah kemampuan seseorang untuk menghadapi dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan nilai, batin, dan kejiwaan. Kecerdasan ini terutama berkaitan dengan abstraksi pada suatu hal di luar kekuatan manusia yaitu kekuatan penggerak kehidupan dan semesta.
Sedangkan Kecerdasan spiritual menurut Covey (2005) adalah pusat paling mendasar di antara kecerdasan yang lain, karena individu menjadi sumber bimbingan bagi kecerdasan lainnya. Kecerdasan spiritual mewakili kerinduan akan makna dan hubungan dengan yang tak terbatas.
Aspek – Aspek kecerdasan spiritual
Menurut Zohar (2005) ciri aspek yang mempengaruhi kecerdasan spiritual:
a) Memiliki prinsip dan visi yang kuat. Prinsip manusia secara jelas tidak akan berubah, yang berubah adalah cara kita mengerti dan melihat prinsip tersebut. Semakin banyak kita tahu mengenai prinsip yang benar semakin besar kebebasan pribadi kita untuk bertindak dengan bijaksana.
b) Kesatuan dan keragaman. Seorang dengan spiritualitas yang tinggi mampu melihat ketunggalan dalam keragaman. Ia adalah prinsip yang mendasari SQ
5
kenikmatan atau ujian dari-Nya, ia juga merupakan manifestasi kasih sayang dari-Nya.
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual
Zohar & Marshall (2001) mengindikasikan ciri faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual adalah:
a) Kemampuan bersikap fleksibel. b) Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai.
c) Kecenderungan untuk bertanya untuk mencari jawaban yang mendasar.
d) Bertanggung jawab untuk
membawakan visi dan dan nilai yang lebih tinggi pada orang lain
Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual dengan Keharmonisan Keluarga Sakinah
Menurut Zohar dan Marshal (2001) kecerdasan spiritual penting dalam kehidupan. Seorang yang kecerdasan spiritual-nya tinggi cenderung menjadi menjadi
pemimpin yang penuh pengabdian, yaitu seorang yang bertanggung jawab untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi terhadap orang lain, dan dapat memberikan inspirasi terhadap orang lain. Penjelasan ini juga berlaku terhadap keluarga dimana kecerdasan ini sangat penting dalam membangun karakter manusia yaitu anggota keluarga yang
mengilhami orang di sekitarnya, dan menciptakan pribadi utuh yang mampu bertindak bijaksana sehingga dalam keluarga tadi tercipta suatu kesinambungan.
Zohar dan Marshall (2001) juga menerangkan bahwa;
kecerdasan spiritual akan membuat individu mampu dalam menghadapi pilihan dan realitas yang pasti akan datang apapun bentuknya, baik atau buruk, jahat atau dalam segala penderitaan yang tiba-tiba datang tanpa di duga.
Kecerdasan spiritual adalah pusat paling mendasar di antara kecerdasan yang lain, individu menjadi sumber bimbingan bagi kecerdasan lainnya. Menurut Sukidi (2004) kecerdasan spiritual
membimbing atau mempengaruhi kecerdasan lain sehingga membuat kesemuanya berjalan sinergis, termasuk dalam kematangan psikis individu. Dalam rumah tangga kesinergisan tersebut mutlak diperlukan. Kecerdasan spiritual dapat menumbuhkan ketenangan batin yang berpengaruh langsung terhadap keharmonisan keluarga sakinah, karena ketenangan batin tersebut berpengaruh terhadap timbulnya rasa cinta dan penyandaran diri, juga dapat mempengaruhi pertumbuhan psikologis individu. Hal ini sangat penting untuk terbentuknya keluarga harmonis. Sukidi (2004) menjelaskan bahwa “Kecerdasan Spiritual
membimbing individu menuju kedamaian hidup secara emosi dan spiritual”.
Senada dengan pernyataan ini Daradjat (1997) menjelaskan bahwa pada waktu seseorang batinnya tenang maka. individu bisa
menentramkan batin orang lain, dan membuat orang di sekitarnya akan nyaman.
6
beragama atau spiritualitas dalam melihat keharmonisan/setidaknya rumah tangga. Dalam agama terdapat nilai-nilai moral atau etika kehidupan yang akan menjadi landasan bersikap dan bertidak dalam kehidupan. Kehidupan beragama atau spiritualitas selalu melandaskan kasih sayang dalam memandang kehidupan terutama keluarga.
Dengan kecerdasan spiritual individu akan memiliki pribadi utuh di mana individu dapat mengambil keputusan-keputusan dalam keluarga secara bijaksana, dan berpusat pada prinsip yang benar, sehingga tindakan, ucapan, dan sikapnya menjadi bijaksana dan penuh kebaikan. Ketika hal tersebut
menjadi karakter dan terus dilakukan maka taraf kepercayaanpun akan meningkat, sehingga keharmonisan rumah tangga akan terjalin.
Kecerdasan spiritual sangat berpengaruh terhadap keharmonisan keluarga sakinah karena kecerdasan tersebut akan membimbing individu dalam bertindak berdasarkan prinsip yang benar. Manifestasinya akan keluar dalam tindakan, sikap dan ucapan yang akan membawa terhadap iklim keluarga yang harmonis. Dengan kecerdasan spiritual pribadi akan memiliki paradigma pribadi utuh yang berpusat pada prinsip hakiki, sehingga tindakan, ucapan, dan sikapnya menjadi bijaksana dan penuh kebaikan. Ketika hal tersebut menjadi karakter dan terus dilakukan maka keharmonisan rumah tangga akan terjalin.
Hipotesis
Ada hubungan positif antara kecerdasan spiritual dengan keharmonisan keluarga sakinah. Semakin positif atau tinggi kecerdasan spiritual maka semakin tinggi keharmonisan keluarga sakinah, begitu pula sebaliknya. Semakin negatif atau rendah kecerdasan spiritual maka semakin rendah pula kecerdasan spiritual.
METODE PENELITIAN Identifikasi Variabel
Variabel Bebas : Kecerdasan Spiritual
Variabel Tergantung : Kehamoisan Keluarga Sakinah
Subjek Penelitian
1. Pasangan suami istri yang tinggal kabupaten Boyolali yang usia pernikahannya lebih dari 5 tahun. Hal ini karena anggapan peniliti dalam kurun waktu tersebut telah terjadi berbagai interaksi dan penyesuaian antar pribadi, baik dalam menjalani dan menghadapi berbagai masalah yang timbul, serta menghadapi berbagai keadaan, sehingga dapat dilihat sikap dan kualitas dari hubungan mereka. 2. Minimal lulus SLTP
(pertimbangan bisa membaca dan menulis).
Alat Ukur
Ada 2 skala yang di gunakan untuk menguji hipotesis,yaitu skala kecerdasan spiritual dan skla keharmonisan keluarga sakinah
7
aspek spiritual keagamaan, relasi sosial keagamaan,dan etika sosial (khavari). Terdapat dua jenis pernyataan dalam angket ini yaitu favorabel dan unfavorabel. Pernyataan favorabel adalah pernyataan yang mendukung indikator, memihak, atau
menunjukkan adanya ciri atribut yang diukur, skala ini di buat oleh Hisbullah pada tahun 2007
2. Keharmonisan keluarga sakinah
Skala keharmonisan keluarga sakinah bertujuan untuk mengukur tingkat keharmonisan keluarga sakinah suatu pasangan keluarga, dalam hal ini yang di ungkapkan adalah dari aspek saling pengertian, saling menerima, saling menghargai, saling percaya, saling mencintai (Hawari 2007)
Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan yaitu analisis product moment.
Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi r = 0,423, p = 0,001 (p < 0,01). Hasil ini menunjukkan ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kecerdasan spiritual dengan keharmonisan keluarga sakinah. Artinya semakin tinggi kecerdasan spiritual maka semakin tinggi pula keharmonisan keluarga sakinah. Dengan demikian hipotesis penelitian yang diajukan penulis dapat diterima atau terbukti.
Hasil kategorisasi sebagai berikut :
1. Kecerdasan spiritual tergolong sedang, karena mean empirik berada pada angka 74,50
2. Keharmonisan keluarga sakinah tergolong sedang , karena mean empirik berada pada angka 83,93 Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Gunarsa (2000) keharmonisan keluarga sakinah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya ialah: Pengetahuan, yaitu perlunya menambah pengetahuan tanpa henti-hentinya untuk memperluas wawasan sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan keluarga. Dalam hal ini yang ditekankan adalah pengetahuan atau kecerdasan. Oleh karena itu kecerdasan spiritual menjadi kunci akan terwujudnya keharmonisan keluarga sakinah. Dengan memiliki kecerdasan spiritual maka akan timbul keharmonisan keluarga yang sakinah.
Hasil Penelitian
8
Kecerdasan spiritual tergolong sedang ditunjukan dengan rerata empiric (ME) sebesar 83,93 dengan rerata hipotetik (MH) sebesar 80. Kemudian keharmonisan keluarga sakinah tergolong sedang ditunjukkan oleh rerata empirik (ME) sebesar 74,50 dengan rerata hipotetik sebesar 80.
SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Dari hasil penelitian di atas dapat di ambil kesimpulan sbb
1. Ada hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan spiritual dengan
keharmonisan keluarga sakinah dengan nilai korelasi 0,423 dan nilai signifikansi yaitu 0,001.
2. Sumbangan efektif atau koefisien determinan (r2) sebesar 0,179 sehingga kecerdasan spiritual berpengaruh terhadap keharmonisan keluarga sakinah sebesar sebesar 17,9%, maka masih terdapat 82,1% pengaruh dari variabel lain. Adapun faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi keharmonisan keluarga sakinah merupakan bukan bagian dari variabel kecerdasan spiritual.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Subyek Penelitian
Hendaknya sejak dini mengembangkan kecerdasan spiritual. Karena menjalankan hidup ini bukanlah hanya dengan kepuasan duniawi saja namun untuk
mendapatkan kebahagiaan hakiki hendaknya kita lebih melibatkan unsur yang paling mendasar yaitu spiritualitas sebagai sandaran hidup, misi hidup, dan cara menjalankan kehidupan.
2. Bagi masyarakat Di harapkan
menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat dalam hal kecerdasan spiritual dan keharmonisan keluarga sakinah
3. Bagi ranah keilmuan bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan, dan sumbengan terhadap semua fihak yang berhubungan dengan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, AG. 2001. Rahasia Sukses Membangun ESQ Power, Sebuah Inner Journey Melalui Ihsan. Jakarta: Penerbit Arga.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Reinika Cipta.
Azwar, S. 2000. Sikap Manusia
Teori dan
9
Azwar, S. 2004.Penyusunan Skala Psikologi.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Basri, H. 2002. Keluarga Sakinah Tinjauan Psikologi dan Agama. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
1996. Merawat Cinta Kasih. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Buzan, T.2003. Head First, 10 Cara Memanfaatkan 99% Dari Kehebatan Otak Anda Yang Selama Ini Belum Pernah Anda Gunakan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
The Power Of Spiritual Intelegence, Sepuluh Cara Jadi Orang Cerdas Secara Spiritual. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Covey, RS. 1997. The 7 Habit of Highly Effective People. Jakarta: Binapura Aksara. The8th Habit: Melampaui
Efektifitas, Menggapai Keagungan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Dlori, MM. 2005. Dicinta Suami (Istri) Sampai Mati. Jogjakarta: Katahati.
Departemen Agama Republik Indonesia. 1998. Al Qur’an dan Terjemahnya, Surabaya: Al-Hidayah.
Dradjat, Z. 1975. Ketenangan dan Kebahagiaan Dalam
Keluarga. Jakarta: Bulan Bintang,
Doe, M. 2002. SQ Untuk Ibu: Cara-cara Praktis dan Inspiratif Untuk Mewujudkan Ketentraman Ruhani. Bandung: Penerbit Kaifa.
2001. 10 Prinsip Spritual Parenting: Bagaimana Menumbuhkan dan merawat Sukma Anak Anda. Bandung: Penerbit Kaifa.
Gunarsa, S. 1991. Psikologi Praktis Anak Remaja dan Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia.
Singgih DGY. 1986. Psikologi untuk Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia.
Hadi, S. 1994. Metodologi Reserch Jilid II. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM.
Hasan, I. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Bogor: Ghalia Indonesia.
Zohar, D. dan Marshal, I. 2001. SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan. Bandung: Mizan
10
Syaikh. A.H. 2001. Fiqih keluarga. Bandung: pustaka alkautsar
Ali. T. 1992. Bimbingan keluarga & wanita islam, jakarta: pustaka hidayah
Aisyiyah. P.P. 1994. Tuntunan Menuju Keluarga Sakinah, yogyakarta
Tim penyusun kamus. 1990.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Balai Pustaka.
Zohar, Danah dan Marshal, Ian. 2001. SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spritual dalam Berfikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan. Bandung: Mizan
Qaimi, Ali. 2002. Menggapai Langit Masadenpan Anak Bogor: Cahaya.
Sarlito Wirawan Sarwono. 1982. Menuju Keluarga Bahagia 2. Jakarta: Bhatara Karya Aksara.
Sarwono, Wirawan, Sarlito. 1982 Menuju Keluarga Bahagia 4. Jakarta: Bhatara Karya Aksara.
Sugiono. 1997. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Suharsono. 2005. Melejitkan IQ, IE, dan IS. Depok: Inisiasi press.
Sukidi. 2004. Rahasia Sukses Hidup Bahagia, Mengapa SQ
Lebih Penting dari Pada IQ dan EQ. Jakarta: Gramedia. Nazir, Moh. 1990. Metode
penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nggermanto, Agus .2003. Quantum Quotient: Cara Praktis Melejitkan IQ,EQ, dan SQ yang Harmonis. Bandung: Nuansa.