• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BELOK KIRI LANGSUNG (LTOR) dan LURUS LANGSUNG (StOR) TERHADAP KINERJA SIMPANG TIGA BERSINYAL Studi Kasus Simpang Tiga Bersinyal Gajayana dan Simpang Tiga Bersinyal Mitra2 Kota Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BELOK KIRI LANGSUNG (LTOR) dan LURUS LANGSUNG (StOR) TERHADAP KINERJA SIMPANG TIGA BERSINYAL Studi Kasus Simpang Tiga Bersinyal Gajayana dan Simpang Tiga Bersinyal Mitra2 Kota Malang"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BELOK KIRI LANGSUNG (LTOR)dan LURUS LANGSUNG

(StOR)TERHADAP KINERJA SIMPANG TIGA BERSINYALStudi Kasus

Simpang Tiga Bersinyal Gajayana dan Simpang Tiga Bersinyal Mitra

2Kota Malang

Oleh: IMAM MURYANTO ( 04520069 ) Civil Engineering

Dibuat: 2010-03-24 , dengan 3 file(s).

Keywords: Kata kunci : Kinerja simpang bersinyal, belok kiri langsung, lurus langsung

ABSTRAKSI

ABSTRAK: Pergerakkan kendaraan pada simpang tiga bersinyal Gajayana kondisi eksisting adalah kendaraan LTOR pada pendekat timur (Jl. MT. Haryono) dan pendekat selatan (Jl. Gajayana), sedangkan kendaraan StOR pada pendekat barat (Jl. MT Haryono). Sementara pada simpang tiga bersinyal Mitra 2 kendaraan LTOR pada pendekat barat (Jl. Sarangan) dan

pendekat selatan (Jl. Letjend Sutoyo). Pergerakkan kendaraan pada kondisi saat ini kurang proporsional. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi untuk mengetahui pengaruh LTOR dan StOR pada simpang tiga bersinyal. Studi dilakukan dengan mengacu Manual Kapasitas Jalan Indonesia Tahun 1997. Kinerja simpang tiga bersinyal Gajayana pada kondisi awal adalah DS maksimum terjadi pada pendekat timur (Jl. MT. Haryono) = 1,36 dan tundaan simpang rata-rata 221,68 detik. Sementara pada simpang tiga bersinyal Mitra 2 DS maksimum terjadi pada

pendekat utara (Jl. Letjend Sutoyo) = 1,36 dan tundaan simpang rata-rata 590,46 detik.

Pergerakan kendaraan LTOR dan StOR berpengaruh cukup signifikan terhadap kinerja simpang.

Operasional pergerakan kendaraan “yang lebih baik” untuk simpang tiga bersinyal Gajayana

adalah tetap dengan kondisi eksisting. Sementara pada simpang tiga bersinyal Mitra 2 sebaiknya semua kendaraan mengikuti lampu lalulintas.

ABSTRACT: Vehicle movement on Gajayana signalezed intersection existing condition is LTOR in east approach (Jl. MT. Haryono) and south approach (Jl. Gajayana), otherwise StOR

red movement are in west approach (Jl. MT Haryono). While in Mitra’s 2 signalezed

intersection, there are LTOR in west approach (Jl. Sarangan) and south approach (Jl. Letjend

Sutoyo). There are some vehicle’s movement is not reasonable. So its need to be studied to know

influence of LTOR and StOR. This study is based on rule Manual Kapasitas Jalan Indonesia Tahun 1997. Performance on Gajayana signalized intersection in existing condition is DS maximum occur in east approach (Jl. MT. Haryono) = 1,36 and average delay time of

intersection is 221,68 sec. While in Mitra’s 2 signalised instersection the DS maximum occur in

north approach (Jl. Letjend Sutoyo) = 1,36 and average delay time of intersection is 590,46 sec. LTOR and StOR movement give a significan contribution to signal itersection performance.

“Better” operational vehicle movement for Gajayana’s signalised intersection is still based on

Referensi

Dokumen terkait

Dari analisis data yang diperoleh dapat diketahui bahwa tundaan yang terjadi di simpang Lima Bersinyal Pojok Beteng Kulon, untuk masing-masing pendekat utara, timur, selatan, dan

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (Studi Kasus di Simpang Tiga Jl. Pangeran Antasari di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan). Yohanes Setya Jatmiko, NPM 05.02.12190,

Hasil analisis kinerja Simpang Empat Bersinyal Mal lembuswana Kota Samarinda dalam kondisi eksisting dengan menggunakan MKJI 1997 didapatkan nilai tundaan simpang

Penelitian simpang dilakukan pada simpang tak bersinyal Jalan Sedayu dengan.

1) Hasil analisa kinerja simpang tiga bersinyal metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997 kondisi eksisting operasional simpang menunjukan nilai DS <

Sinyal lalu lintas yang telah ada pada simpang empat kartasura bekerja dalam pengaturan tiga fase dengan hijau awal pada pendekat Utara dan selatan. Masing-masing

Daerah simpang tiga APILL di Pakem, Jember merupakan lokasi simpang yang dianalisa pada penelitian ini yaitu simpang bersinyal yang memiliki tiga lengan, Jalan Wolter Monginsidi – Jalan

Kinerja Persimpangan eksisting adalah sebagai berikut: panjang antrian terpanjang terjadi pada pendekat selatan sebesar 361 m, kapasitas terbesar terjadi pada pendekat utara sebesar