HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN SUSU FORMULA
TERHADAP RESIKO OBESITAS PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI PUSKESMAS DARUSALAM MEDAN KOTA TAHUN 2013
OLEH :
CITRA DEWI PERTIWI 125102114
KARYA TULIS ILMIAH
POGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Hubungan Perilaku Ibu Tentang Pemberian Susu Formula Terhadap Resiko Obesitas Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Puskesmas Darussalam
Medan Kota Tahun 2013
Abstrak Citra Dewi Pertiwi
Latar Belakang : United Nations Internasional Children Emergency Fund menyatakan Indonesia menjadi salah satu pasar utama dalam pemasaran produk susu formula. Menurut laporan, angka penjualan susu formula di dunia meningkat sebesar 37 persen pada tahun 2008-2013 . Obesitas atau kelebihan berat badan akhir-akhir ini sedang menjadi perhatian. Selama tiga dekade terakhir ini. Presentase bayi dibawah usia tiga tahun yang mengalami obesitas meningkat. Bukan hanya di Indonesia tetapi di sebagian besar Negara asia lainnya. Tingkat obesitas dan resiko kelebihan berat badan terlalu tinggi, dan perlu menjadi perhatian .
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12 di Puskesmas Darusalam medan kota tahun 2013.
Metodologi : Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu variabel sebab dan akibat yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan.
Hasil Penelitian : Mayoritas Perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan adalah perilaku baik sebanyak 38 orang atau sebesar 56,7%. Hubungan perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Darusalam menggunakan uji statistik chi square dengan system komputerisasi SPSS. Dari hasil analisis data di dapat p < 0,001 (α=0,05) dengan p < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas di Puskesmas darusalam medan kota 2013
Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Darusalam Medan kota tahun 2013 .
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
dan rahmatNya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul
“Hubungan Perilaku Ibu Tentang Pemberian Susu Formula Terhadap Resiko Obesitas Pada Bayi Usia 6-12 bulan di Puskesmas Darusalam Medan Kota”
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti banyak menerima bantuan
moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu peneliti ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU.
2. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku ketua program studi D-IV
Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.
3. dr. Juliandi Harahap, MA. selaku dosen pembimbing dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah yang telah memberi arahan dan bimbingan kepada
peneliti.
4. Seluruh dosen, staff dan pegawai administarsi program D-IV Bidan
Pendidik Fakultas Keperawatan USU.
5. Puskesmas Darusallam yang telah memberikan izin penelitian.
6. Ayahanda dan Ibunda yang telah banyak memberikan
dukungan-dukungan dan semangat serta motivasi sehingga peneliti dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
7. Teman-teman satu bimbingan yang selalu bersama dalam suka dan duka
selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
8. Teman-teman D-IV Bidan Pendidik yang telah memberikan dukungan,
dan semua pihak yang telah mendukung dalam memyelesaikan Karya
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis berharap kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Semoga semua bantuan, kritik dan saran yang telah diberikan dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan kepada pembaca umumnya.
Medan, Juni 2013
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... .... iii
DAFTAR SKEMA ... .... v
DAFTAR TABEL ... .... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... .... viiviii BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II TINJUAN PUSTAKA ... 7
A. Pengertian Perilaku ... 7
B. Pengertian Ibu ... 10
C. Susu Formula ... 11
D. Obesitas ... 12
BAB III KERANGKA KONSEP ... 15
A. Kerangka konsep ... 15
B. Hipotesa ... 16
C. Defenisi Operasional ... 16
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 18
A. Desain Penelitian ... 18
B. Populasi dan Sampel ... 18
C. Tempat Penelitian ... 19
D. Waktu Penelitian ... 19
E. Etik Penelitian ... 19
F. Alat Pengumpulan Data ... 20
G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 21
H. Prosedur Pengumpulan Data ... 21
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A Hasil……….27 B Pembahasan……… 35
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan……….40
B Saran………41
DAFTAR SKEMA
Halaman
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2. 1. Komposisi Susu Formula dan ASI……… ……… 9
Tabel 2. 2. Pemberian Susu Formula…………..………. 10
Tabel 2. 3. Indeks masa tubuh bayi……….…………..… .14
Tabel 3.1. Defenisi Operasional………..………..…... 16
Tabel 5.1 Karakteristik Responden……….…. 27
Tabel 5.2 Gambaran perilaku ibu tentang pemberian susu formula……… … 29
Tabel 5.3 Perilaku ibu tentang pemberian susu formula……… ….31
Tabel 5.4 Perilaku ibu berdasarkan pendidikan………. …32
Tabel 5.5 Perilaku ibu berdasarkan pekerjaan………. ..33
Tabel 5.6 Resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan………..…….. 34
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembaran permohonan menjadi responden Lampiran 2. Lembaran persetujuan menjadi responden
Lampiran 3. Kuesioner
Lampiran 4 Surat Penelitian
Lampiran 5 Surat balasan penelitian
Hubungan Perilaku Ibu Tentang Pemberian Susu Formula Terhadap Resiko Obesitas Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Puskesmas Darussalam
Medan Kota Tahun 2013
Abstrak Citra Dewi Pertiwi
Latar Belakang : United Nations Internasional Children Emergency Fund menyatakan Indonesia menjadi salah satu pasar utama dalam pemasaran produk susu formula. Menurut laporan, angka penjualan susu formula di dunia meningkat sebesar 37 persen pada tahun 2008-2013 . Obesitas atau kelebihan berat badan akhir-akhir ini sedang menjadi perhatian. Selama tiga dekade terakhir ini. Presentase bayi dibawah usia tiga tahun yang mengalami obesitas meningkat. Bukan hanya di Indonesia tetapi di sebagian besar Negara asia lainnya. Tingkat obesitas dan resiko kelebihan berat badan terlalu tinggi, dan perlu menjadi perhatian .
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12 di Puskesmas Darusalam medan kota tahun 2013.
Metodologi : Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu variabel sebab dan akibat yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan.
Hasil Penelitian : Mayoritas Perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan adalah perilaku baik sebanyak 38 orang atau sebesar 56,7%. Hubungan perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Darusalam menggunakan uji statistik chi square dengan system komputerisasi SPSS. Dari hasil analisis data di dapat p < 0,001 (α=0,05) dengan p < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas di Puskesmas darusalam medan kota 2013
Kesimpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ada hubungan perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Darusalam Medan kota tahun 2013 .
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Susu formula bayi adalah cairan atau bubuk dengan formula tertentu yang
diberikan pada bayi dan anak-anak dan berfungsi sebagai pengganti air susu ibu.
Susu formula memiliki peranan yang penting dalam makanan bayi karena sering kali
bertindak sebagai satu-satunya sumber gizi bagi bayi.(Dewi, 2012).
United Nations Internasional Children Emergency Fund menyatakan
Indonesia menjadi salah satu pasar utama dalam pemasaran produk susu formula.
Menurut laporan, angka penjualan susu formula di dunia meningkat sebesar 37
persen pada tahun 2008-2013 (Anna. 2010, ¶ 1).
Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia ( SDKI ) menunjukkan
pada tahun 2002 pemberian ASI masih 40% dan pada 2007 turun menjadi 32 %.
Berdasarkan Riskesdes 2010, jenis makanan prelaktal yang paling banyak
diberikan ialah susu formula (71,3%). Makanan prelaktal ialah makanan atau
minuman yang diberikan kepada bayi baru lahir, biasanya dengan alasan ASI
belum keluar (Khamzah, 2011 ).
Studi besar di Skotlandia meneliti indeks massa tubuh dari 32.200 anak usia 5
- 42 bulan. Setelah eliminasi faktor-faktor yang bias, status sosial ekonomi, berat
lahir dan jenis kelamin, prevalensi obesitas secara signifikan lebih tinggi pada bayi
yang diberi susu formula, mengarah pada kesimpulan bahwa pemberian susu formula
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, pada tahun 2005, secara
global ada sekitar 1,6 miliar anak dibawah usia 3 tahun yang kelebihan berat badan
atau overweight dan 400 juta di antaranya dikategorikan obesitas. Pada 2015
diprediksi kasus obesitas akan meningkat dua kali lipat dari angka itu. (Nirwana.
2012 : 67 )
Obesitas atau kelebihan berat badan akhir-akhir ini sedang menjadi perhatian.
Selama tiga dekade terakhir ini. Presentase bayi dibawah usia tiga tahun yang
mengalami obesitas meningkat. Bukan hanya di Indonesia tetapi di sebagian besar
Negara asia lainnya. Tingkat obesitas dan resiko kelebihan berat badan terlalu tinggi,
dan perlu menjadi perhatian (Nirwana. 2012 :17 ).
Menurut Moehly, 2008 bayi yang mengkonsumsi susu formula akan
mengalami kelebihan lemak. Jika bayi diberikan susu formula tanpa mengindahkan
petunjuk bagaimana cara pengencerannya. Susu formula yang diberikan sering
melebihi takaran. Sementara susu formula yang dibuat terlalu kental akan
menyebabkan masukan protein makanan anak menjadi tinggi. Untuk membuang
ureum yang merupakan hasil sisa metabolisme protein, sehingga bayi sering kencing.
Akibatnya bayi mudah haus dan minta diberi susu lagi dan masukan protein kembali
bertambah. Jika keadaan ini berlanjut terus menerus maka bayi akan mengalami
kelebihan kalori. Kelebihan kalori inilah yang diubah oleh tubuh menjadi lemak
sehingga jumlah cadangan lemak dalam tubuh bayi dari hari ke hari semakin
bertambah (Moehly. 2008.hlm 57).
Menurut Mentri Kesehatan Indonesia, dampak obesitas di Indonesia tidak
sekedar mengganggu nilai estetika penampilan. Tetapi menjadi faktor predisposisi
atau pemicu faktor resiko berbagai penyakit tidak menular degenerative maupun
Berdasarkan surve awal yang telah dilakukan di puskesmas padang bulan
medan kota tercatat bayi berusia 6-12 bulan sebanyak 67 orang yang memiliki
riwayat mengkonsumsi susu formula. Berdasarkan latar belakang diatas peneliti
tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan Perilaku Ibu Tentang Pemberian Susu
Formula Terhadap Resiko Obesitas Pada Bayi Usia 6-12 Bulan di Puskemas
Darusalam Medan Kota tahun 2013”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah adalah
“Apakah ada hubungan perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko
Obesitas pada bayi usia 6-12 bulan di puskesmas Darusalam medan kota tahun
2013”
C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan perilaku ibu tentang pemberian susu formula
terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12 di Puskesmas Darusalam
medan kota tahun 2013
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Perilaku ibu tentang pemberian susu formula di
Puskesmas Darusalam medan kota tahun 2013.
b. Untuk mengetahui Perilaku ibu tentang pemberian susu formula
berdasarkan pekerjaan di puskesmas Darusalam medan kota tahun
c. Untuk mengetahui Perilaku ibu tentang pemberian susu formula
berdasarkan pendidikan di puskesmas Darusalam medan kota tahun
2013.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat antara lain :
1. Pelayanan Kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai intervensi
dalam melaksanakan asuhan kebidanan, menentukan pembinaan,
pengembangan pengetahuan tentang hubungan perilaku ibu tentang
pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6 -12 bulan
di Puskesmas Darusalam Medan kota tahun 2013
2. Pendidikan kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan mahasiswa kebidanan terutama tentang hubungan perilaku ibu
tentang pemberian susu formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12
bulan di Puskesmas Darusalam Medan kota tahun 2013.
3. Tempat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi ibu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku
Menurut Notoadmojo, 2007 perilaku dari pandangan biologis merupakan sesuatu
kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan, perilaku manusia hakikatnya adalah
suatu aktifitas dari manusia itu sendiri, perilaku mempunyai bentangan yang cukup luas
mencakup : pengetahuan, sikap dan tindakan.
Menurut Lawrence green, 1980 perilaku mencakup penerapan atau aplikasi dari
pengetahuan, sikap dan tindakan seseorang dalam kegiatan sehari hari, perilaku dapat
dianalisa dari tingkat kesehatan seseorang, seseorang yang memiliki tingkat kesehatan
yang buruk dipengaruhi oleh perilaku yang buruk.
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia,
yakni: indra penciuman, perasa, peraba, penglihatan, dan pendengaran. Pengetahuan
mempunyai 6 tingkatan yaitu:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termaksuk ke dalam pengetahuan tingkat ini mengingat kembali terhadap
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima
b. Memahami
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
c. Aplikasi
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajai pada situasi atau kondisi sebenarnya.
d. Analisis
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi objek ke dalam
komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
e. Sintesis
Sintesis menunjukan pada kemampuan untuk meletakan atau menghubungkan
bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian berdasarkan suatu kriteria objek.
2. Sikap (Attitude)
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek.sikap memiliki 4 tingkatan, yaitu:
a. Menerima
Menerima, diartikan bahwa subjek mau dan memperhatikan stimulus yang
diberikan kepada objek.
b. Merespons
Merespons adalah memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan
menyelesaikan tugas.
c. Menghargai
Menghargai orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang
d. Bertanggung jawab
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
resiko.
3. Tindakan (Practice)
Suatu sikap otomatis terwujud dalam suatu tindakan,ada 4 tingkatan tindakan,
yaitu :
a. Persepsi
Persepsi adalah mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil merupakan tindakan tingkat pertama
b. Respon
Melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai contoh
c. Mekanisme
Apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis
orang tersebut sudah mencapai mekanisme
d. Adaptasi
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan
baik,tindakan itu sudah dimodifikasi sendiri.
4. Alasan Seseorang Berperilaku
Menurut para tim kerja World Health Organisation (WHO) bahwa yang
menyebabkan seseorang berperilaku atau tidak berperilaku ada empat alasan yaitu:
a. Pemikiran dan perasaan yaitu: dalam bentuk pengalaman diri atau orang lain.
b. Referensi atau acuan yaitu apabila seseorang itu penting untuknya maka apa
c. Sumber daya (resources) mencakup sarana dan prasarana atau fasilitas uang
pelayanan dan juga keterampilan.
d. Sosial budaya(culture) kebudayaan perilaku normal apabila kebiasaan nilai
bersumber dan selanjutnya kebudayaan berpengaruh terhadap perilaku
5. Teori Determinan Perilaku
Teori Lawrence Green (1980) faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku adalah
sebagai berikut:
1). Faktor predisposisi (predisposing factor) yang terwujud dalam pengetahuan,
pendidikan , kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
2). Faktor pendukung (enabling factor )yang terwujud dalam lingkungan fisik,
tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan misalnya
puskesmas, obat-obatan dan lain-lain.
3). Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan
perilaku seperti tingkat ekonomi seseorang atau pun sumber informasi yang
berasal petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok
referensi dari perilaku masyarakat.
B. Ibu
Sosok ibu adalah pusat hidup rumah tangga, pemimpin dan pencipta kebahagian anggota
keluarga. Sosok ibu bertanggung jawab menjaga dan memperhatikan kebutuhan anak,
mengelola kehidupan rumah tangga, memikirkan keadaan ekonomi dan makanan
anak-anaknya, memberi teladan akhlak, serta mencurahkan kasih sayang bagi kebahagian sang
C. Susu Formula
1 Defenisi Susu Formula
Susu formula bayi adalah cairan atau bubuk dengan formula tertentu yang
diberikan pada bayi dan anak-anak dan berfungsi sebagai pengganti air susu ibu. Susu
formula memiliki peranan yang penting dalam makanan bayi karena sering kali
bertindak sebagai satu-satunya sumber gizi bagi bayi. (Dewi. 2012 : 43 )
2. Komposisi
Menurut Khamzah, 2012 perbandingan nutrisi yang berada di susu formula dengan
ASI adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 komposisi susu formula dan ASI Nutrisi Susu Formula Air Susu Ibu
Lemak 3,4-3,64 3,0
Protein 1,5-1,6 1,1-1,4
Karbohidrat 7,2-7,4 6,6-7,1
Energy 67-67,6 65
Mineral 0,25-0,3 0,2
Natrium 15-24 10
3. Frekuensi Pemberian Formula
Menurut Moehyl Frekuensi pemberian susu formula dan banyaknya susu yang
diberikan tiap kali minum sesuai umur bayi adalah:
Tabel 2.2 Pemberian Susu Formula
Umur Bayi Frekuensi pemberian susu Formula per hari
Banyaknya susu tiap kali minum
1-2 minggu 6 kali 90 ml
1 bulan 5 kali 120 ml
2 bulan 5 kali 150 ml
3 bulan 5 kali 180 ml
5 bulan 4 kali 210 ml
5 bulan keatas 3 kali 210 ml
4. Cara Pemberian Susu Formula
Menurut Moehyl, 2012 hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian susu
formula adalah :
a. Takaran Susu Formula
Faktor terpenting dalam mempersiapkan susu formula adalah takaran susu yang
tepat sesuai dengan petunjuk. Jika takaran tepung susu digunakan dengan tepat dan
dilarutkan dengan air sesuai dengan ketentuan, Kandungan gizi di dalam susu formula
tidak akan rusak. Jika tidak akan menimbulkan dampak tidak baik bagi bayi yaitu :
1) Susu Formula Terlalu Kental
Susu formula yang dicairkan dengan air terlalu sedikit akan merubah susu
protein yang tinggi akan dimetabolisme oleh tubuh dan akan menghasilkan zat
sisa ureum yang harus dibuang melalui urine. Bayi akan sering kencing dan
karena banyak kencing, kandungan air didalam tubuh akan turun, bayi menjadi
mudah haus dan ketika bayi haus ibu atau pun orang tua akan memberi susu
formula lagi kepada bayi dan kemudian peristiwa yang sama akan terulang
kembali secara terus-menerus keadaan ini membuat bayi mengalami kelebihan
kalori.
2) Susu Formula Terlalu Encer
Susu formula yang dicairkan dengan air terlalu banyak akan merubah susu
menjadi encer. Kandungan gizi akan menjadi lebih rendah. Bayi yang diberi susu
formula yang terlalu encer secara terus – menerus akan mengalami kekurangan
kalori didalam tubuhnya.
b. Kebersihan Alat Yang Digunakan
Memastikan botol, dot, gelas dan sendok dalam keadaan bersih membuat anak
terhindar dari bakteri-bakteri jahat. Persiapkanlah peralatan yang diperlukan
untuk membuat minuman buatan, antara lain: botol susu lengkap dengan
dotnya, termos berisi air panas selain untuk mencuci alat juga untuk
mencairkan susu, panel kecil untuk tempat merendam atau menyiram botol
susu dan alat yang di gunakan dengan air panas, susu dan mangkuk dan
sendok kecil untuk membuat susu, gelas ukur tahan panas 250 ml serta
c. Penyimpan Susu Formula
Menyimpan susu formula ditempat yang sejuk dan tertutup akan mencegah susu
tercemar dari berbagai bibit penyakit atau zat-zat lainnya yang akan merusak kadar
gizi dalam susu.
5. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian susu formla
Menurut moehly, 2012 ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian susu
formula
Yaitu:
a. Sebelum membei susu formula bacalah cara penggunaan dan takaran
pemberian susu pada yang tertera pada label susu formula.
b. Jangan menambah madu atau pun gula pada susu formula, karna bisa merusak
struktur susu dan menimbulkan resiko obesitas pada bayi anda.
c. Pemberian susu formula yang benar menggunakan air yang panas
d. Pemberian susu harus sesuai takaran yang tertera pada label.
D. OBESITAS
1. DEFENISI OBESITAS
Obesitas adalah suatu kelainan yang ditandai dengan penimbunan jaringan lemak
tubuh secara berlebihan. Obesitas juga merupakan penyakit kronik yang
membutuhkan terapi kronik dan penatalaksaan yang ketat dan benar. Obesitas terbagi
atas : obesitas ringan adalah kelebihan berat badan 20-40%, obesitas sedang adalah
kelebihan berat badan 41-100% dan obesitas berat adalah kelebihan berat badan
2. PENYEBAB
Penyebab obesitas adalah gaya hidup, salah satunya adalah pola makan atau
minum yang mengandung lemak dan gula. Bayi atau anak yang mengalami obesitas
biasanya adalah bayi yang mengkonsumsi susu formula terlalu dini atau pun bayi yang
diberikan susu formula yang terlalu kental. Hal ini dinyatakan bahwa asupan gula
harian yang biasa diasup memberikan konstribusi lebih dari 10% terhadap total kalori.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa asupan gula terbanyak adalah sukrosa 49,45
gram yang berasal dari konsumsi susu formula. Artinya presentasi ini sudah melebihi
batas ambang yang di rekomendasikan oleh WHO (Lakshita. 2012 : 124).
3. KOMPLIKASI
Komplikasi yang akan terjadi jika seorang bayi mengalami obesitas adalah
terjadinya peningkatan signifikan resiko diabetes, penyakit kardiovaskular, kanker,
penyakit respiratorik (asma, sleep apneu), infertilitas, penyakit sendi degenerative,
proteinuria, depresi, anxiety) dimasa yang akan datang. Obesitas yang berkelanjutan
pada bayi maupun anak dapat menurunkan tingkat kecerdasan, karena aktivitas dan
kreatifitas menjadi menurun dan cenderung malas (Nirwana. 2012 : 12 ).
4. PERHITUNGAN INDEKS MASSA TUBUH
a. Perhitungan Indeks Massa Tubuh Bayi Dengan Rumus
Menurut Nirwana, 2012 obesitas bisa dilihat langsung dari pertumbuhan anak,
yaitu dilihat dari fisik anak. Pertumbuhan fisik itu bisa dilihat langsung dari berat
badan anak. Berat badan anak antara usia 0-6 bulan biasanya bertambah 682 gram
per bulan. Berat badan bayi meningkat dua kali lipat setelah usia 5 bulan yaitu antara
badan bayi akan meningkat empat kali lipat dari berat badan lahir pada usia 2 tahun.
Dan pada masa pra sekolah kenaikan berat badan rata-rata 2 kg per tahun.
Apabila bayi mendapat gizi yang baik , maka berat badan bayi akan sesuai
dengan kriteria tinggi badan nya. Berikut adalah table indeks masa tubuh pada bayi
usia 6-12 bulan
Tabel 2.3 Indeks Masa Tubuh Pada Bayi
Usia
Bayi
Berat Badan
Normal (gram)
Tinggi Badan
Normal (cm)
7 bulan 8000 67
8 bulan 8.400 69
9 bulan 8.900 70.5
10 bulan 9.300 72
11 bulan 9.600 73.5
12 bulan 9.900 74.5
Menurut Rumus berhman untuk menghitung berat badan ideal bayi usia 1-12 bulan
adalah sebagai berikut :
a) Untuk usia 1-6 bulan dapat menggunakan rumus :
BBL( gr) +(usia x 600 gram)
b) Untuk usia 6-12 bulan dapat menggunakan rumus :
b. Perhitungan Indeks Massa Tubuh Bayi dengan KMS
Untuk orang dewasa, memastikan obesitas akan lebih mudah dengan rumus
Indeks massa tubuh (body mass index, BMI), yang dihitung dengan cara
membagi berat badan dalam kg dengan kuadrat dari tinggi badan dalam meter.
Pada anak besar, rumus ini dapat digunakan juga. Tetapi pada bayi umumnya
dipakai kurva pertumbuhan. Kurva ini serupa dengan kurva yang terdapat dalam
Kartu Menuju Sehat (KMS). Kartu Menuju Sehat yaitu kartu yang memuat data
serta grafik pertumbuhan anak serta indikator perkembangan yang bermanfaat
untuk mencatat dan memantau tumbuh kembang balita setiap bulannya dari sejak
lahir sampai berusia 5 tahun (Nursalam, 2005).
Adapun fungsi/manfaat KMS yaitu :
a) Sebagai alat untuk memantau pertumbuhan anak. Pada KMS dicantumkan
grafik pertumbuhan normal anak, yang dapat digunakan untuk
menentukan seorang anak tumbuh normal atau mengalami gangguan
pertumbuhan. Bila grafik berat badan anak mengikuti grafik pertumbuhan
pada KMS, artinya anak tumbuh normal, kecil resiko anak mengalami
gangguan pertumbuhan. Sebaliknya bila grafik berat badan tidak sesuai
dengan grafik pertumbuhan, anak kemungkinan beresiko mengalami
gangguan pertumbuhan.
b) Sebagai catatan pelayanan kesehatan anak. Di dalam KMS dicatat
riwayat pelayanan kesehatan dasar anak terutama berat badan anak,
pemberian kapsul vitamin A, pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan dan
c) Sebagai alat edukasi. Di dalam KMS dicantumkan pesan-pesan dasar
perawatan anak seperti pemberian makanan anak, perawatan anak bila
diare
Menurut Depkes. RI 2000 , seorang anak dinyatakan obesitas apabila berat
badannya berada di atas persentil 95 untuk umurnya ataupun tingginya dan
dinyatakan overweight (berat badan berlebih) apabila berat badannya berada di
antara persentil 85 dan 95. Pada balita yang sehat, berat badannya akan selalu
naik, mengikuti pita pertumbuhan sesuai dengan umurnya. Grafik pertumbuhan
dalam KMS terdiri dari garis merah, pita warna kuning, hijau tua dan hijau muda.
1) Balita tidak naik berat badannya bila :
a. Garis pertumbuhannya turun, atau
b. Garis pertumbuhannya mendatar, atau
c. Garis pertumbuhannya naik, tetapi pindah ke pita warna dibawahnya
d. Atau kenaikan berat badan kurang dari kenaikan berat badan minimal
(KBM)
2) Balita naik berat badannya bila:
a. Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna
b. Garis pertumbuhannya naik dan pindah ke pita warna atasnya
c. Kenaikan berat badan sama dengan kenaikan berat badan minimal atau lebih
(KBM)
3) Berat badan balita di bawah garis merah artinya balita mengalami gangguan
pertumbuhan dan perlu perhatian khusus, sehingga harus langsung dirujuk ke
4) Berat badan balita tiga bulan berturut-turut tidak naik (3T), artinya balita
mengalami gangguan pertumbuhan sehingga harus dirujuk ke
BAB III
KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan dasar pemikiran pada penelitian yang
dirumuskan dari fakta-fakta, observasi dan tinjauan pustaka. Kerangka konsep
memuat dalil-dalil atau konsep-konsep yang dijadikan dasar dan pijakan untuk
melakukan penelitian (Saryono, 2010 : 45).
Untuk memperjelas pernyataan diatas berikut ini digambarkan kerangka
konsep yang diteliti dalam penelitian sebagai berikut
Variabel Independen Variabel Dependen
Skema.3. 1 Kerangka Konsep Perilaku Ibu Tentang Pemberian
Susu Formula:
B. Hipotesa Penelitian
Ada hubungan antara perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap
resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas darusalam medan kota
Tahun 2013
[image:31.595.114.571.237.768.2]C. Defenisi Operasional
Tabel 3. 1. Defenisi Operasional No Variabel
Penelitian
Defenisi
Operasional
Cara
Ukur
Alat Ukur Hasil ukur Skala
Ukur
1. Independen
Perilaku Ibu Tentang Pemberian Susu Formula perilaku manusia hakikatnya adalah suatu aktifitas dari manusia itu sendiri, perilaku mempunyai bentangan yang cukup luas mencakup : pengetahuan, sikap dan tindakan dalam pemberian susu formula Membagikan kuisoner Kuesioner berupa 30 soal Penyebaran kriteria :
Baik : bila
kemampuan responden dalam menjawab benar dengan nilai 66-100%,
cukup : bila
kemampuan responden dalam menjawab benar dengan 56-65 %
kurang : bila
kemampuan responden dalam menjawab benar dengan dibawah 55% atau sama dengan 55%
2. Dependen
Resiko Obesitas pada bayi 6-12 bulan Dimana keadaan bayi beresiko untuk memiliki kelebihan berat badan yang berada diatas batas berat badan normal Timbangan berat badan dan KMS Menimbang berat badan bayi dan mengisi KMS
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik dengan
pendekatan Cross Sectional yaitu variabel sebab dan akibat yang terjadi pada
objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan. Untuk mengetahui
hubungan antara perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko
Obesitas pada bayi usia 6 - 12 bulan.
B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 6-12
bulan yang diberikan susu formula dan bayi berusia 6-12 bulan yang memiliki
riwayat mengkonsumsi susu formula berjumlah 67 orang yang berada di
Puskesmas darusalam medan tahun 2013
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi usia 6-12
bulan yang diberikan susu formula dan seluruh bayi berusia 6-12 bulan yang
memilki riwayat mengkonsumsi susu formula. Tehnik pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah total sampling yang berjumlah 67 orang ibu dan
bayi.
3. Kriteria inklusi
a. Ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan yang memberikan susu formula.
b. Ibu yang dapat memahami bahasa Indonesia
c. Ibu yang dapat membaca dan menulis
C.Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Darusalam medan kota karena adanya
populasi yang mencukupi untuk dijadikan responden serta lokasi ini juga belum
pernah ada penelitian yang sama sebelumnya.
D. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilakukan pada bulan januari sampai dengan bulan Mei
tahun 2013
E. Etika Penelitian
Penelitian dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan
Sumatera Utara dan izin dari. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan
permasalahan etik yaitu memberikan penjelasan kepada calon responden
penelitian tentang tujuan, manfaat dan prosedur pelaksanaan penelitian. Peneliti
akan membuat surat persetujuan penelitian (informed consent), yaitu persetujuan
untuk menjadi responden, dan ditanda tangani oleh responden. Dalam penelitian
ini responden tidak ada yang menolak untuk dilakukan penelitian, kuesioner
tidak dicantumkan nama responden (anomity), tetapi hanya menggunakan inisial.
Jawaban yang diberikan responden adalah jawaban sendiri tanpa dipengaruhi
oleh siapapun dan akan dijaga kerahasiaannya (confidentiality), data-data yang
F. Alat Pengumpulan Data
1. Alat ukur perilaku ibu tentang cara pemberian susu formula
Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data perilaku ibu tentang
cara pemberian susu formula dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakaan formulir quesioner. Quesioner adalah alat pengumpulan data
yang berisi daftar pernyataan dalam bentuk tulisan yang harus diisi oleh
responden. Bentuk pernyataan tertutup yang berisi sesuai teori-teori dalam
penelitian terdiri dari aspek pengetahuan, sikap dan tindakan yang berjumlah
30 soal. Pernyataan untuk pengetahuan sebanyak 10, pernyataan sikap
sebanyak 10 dan pernyataan tindakan sebanyak 10 soal. Jika jawaban benar
maka diberi nilai 1 (skor = 1), dan jika jawaban salah maka diberi nilai nol
( skor = 0). Penilaian yang digunakan tersebut adalah menurut skala guttman.
Rentang penelitian ini dibuat berdasarkan pendapat Saryono, 2010 bahwa
perilaku dikategorikan menjadi 3 yaitu :
a. Baik : bila kemampuan responden dalam menjawab benar dengan
nilai 66-100% dari item perilaku yang ada.
b. Cukup : bila kemampuan responden dalam menjawab benar dengan
nilai 56-65% dari item perilaku yang ada.
c. Kurang : bila kemampuan responden dalam menjawab benar dengan
nilai kurang dari 55% atau sama dengan 55 % dari item
perilaku yang ada
2. Pengukuran Resiko Obesitas
Pengukuran resiko obesitas menggunakan timbangan berat badan dan
Dinyatakan tidak beresiko obesitas jika berat badan bayi berada sejajar garis
hijau pada KMS dan dinyatakan beresiko obesitas jika berat badan bayi berada
diatas garis hijau pada KMS
G. Uji Validitas Dan Reliabilitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan kemampuan instrumen
pengumpulan data untuk mengukur apa yang harus diukur, untuk mendapatkan data
yang relevan dengan apa yang sedang diukur. Pada penelitian ini menggunakan
Constract validity, dimana validitas dikonsultasikan kepada pembimbing dan
disetujui kuisioner tersebut digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini.
Sedangkan untuk uji reliabilitas, data dianalisis dengan uji cronbach’s alfa dan
instrumen diujikan pada 10 responden yang memiliki kriteria yang sama dengan
responden yang diteliti, kemudian jawaban responden akan diolah dengan
menggunakan bantuan program komputerisasi untuk mencari nilai koefisien
reliabilitas cronbach’s alfa. Dengan ketentuan apabila r hitung > r tabel (p) > 0.7
maka instrumen dinyatakan reliabel, dan apabila r hitung < r tabel (p) < 0.7 maka
dinyatakan tidak reliabel (Arikunto, 2010 :117).
H. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengambilan data dilakukan melalui beberapa tahap yaitu:
Penyusunan proposal meliputi konsultasi akademik tentang judul penelitian,
konsultasi lapangan, kemudian dilakukan penelusuran literatur data dasar,
mengajukan proposal untuk mendapatkan lembar akademik dan persiapan lain yang
diakhiri dengan seminar proposal dan revisi. Memberikan informed consent dan
quesioner kepada responden untuk diisi oleh responden dan menimbang berat badan
bayi kemudian melakukan pengisian format kartu menuju sehat . Pengolahan data
I. Analisa Data
Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul, maka peneliti
melakukan analisa dan melalui beberapa tahap, pertama editing untuk melakukan
pengecekan kelengkapan data. Kemudian data yang akan diukur diberi coding
untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data. Selanjutnya
tabulating untuk mempermudah analisa data yang dimasukkan kedalam bentuk
tabel. Setelah itu mengentry data kedalam komputer dan dilakukan dalam
pengolahan data dengan menggunakan tehnik komputerisasi. Tahap terakhir
dilakukan cleaning dan entry yaitu pemeriksaan semua data kedalam program
komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.
Metode statistik untuk analisa data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi
dan persentase dari tiap variabel. Analisa univariat dilakukan untuk
mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing variabel dependen, yaitu
: perilaku ibu tentang cara pemberian susu formula pada bayi dan variabel
dependent, yaitu : resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat merupakan analisa hasil dari variabel-variabel bebas
yang diduga mempunyai hubungan dengan variabel terikat. Analisa yang
digunakan adalah hasil tabulasi silang. Untuk menguji hipotesa dilakukan uji
statistik dengan menggunakan uji data kategori Chi-Square Test ( X2) pada
tidaknya perbedaan yang bermakna secara statistik, dengan menggunakan
program khusus. Melalui perhitungan Chi-Square selanjutnya ditarik suatu
kesimpulan, bila nilai p lebih kecil dari nilai alpa (0,05) maka Ho ditolak dan
Ha diterima, yang menunjukkan ada hubungan bermakna antara variabel
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian perilaku ibu dalam pemberian susu
formula pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Darusalam tahun 2013, yang
didapat dari pengumpulan data pada bulan Februari sampai Maret tahun 2013.
Adapun jumlah seluruh responden dalam penelitian ini adalah 67 responden ibu dan
bayi yang berusia 6-12 bulan. Berikut ini merupakan penjabaran deskripsi dan
presentase karakteristik responden di Puskesmas Darusalam tahun 2013
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini terdiri dari karakteristik
pendidikan dan pekerjaan ibu yang berada di Puskesmas Darusalam tahun 2013
dimana mayoritas pendidikan ibu adalah pendidikan SMP sebanyak 27 orang atau
sebesar 47,2% . Mayoritas pekerjaan ibu yang berada di Puskesmas Darusalam
[image:39.595.115.527.533.753.2]adalah pekerjaan Ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 52 orang atau sebesar 77,6 %
Tabel 5.1.
Distribusi Frekuensi dan Presentase Karakteristik Ibu
Data Demografi Frekuensi (n) Presentase (%) Pendidikan
SD 19 28,4
SMP 27 40,2
SMA 19 28,4
PERGURUAN TINGGI 2 3,0
Total 67 100%
Pekerjaan
Berdasarkan Tabel 5.1 ibu yang berpendidikan SD sebanyak 19 orang atau
sebesar 28,4%, yang berpendidikan SMP sebanyak 27 orang atau sebesar 40,3%,
yang berpendidikan SMA sebanyak 19 orang atau sebesar 28, 4 % dan yang
berpendidikan Perguruan Tinggi sebanyak 2 orang atau sebesar 3,0%
Berdasarkan pekerjaan, ibu yang bekerja sebagai ibu rumah tangga
sebanyak 52 orang atau sebesar 77,6%, ibu yang bekerja sebagai wiraswasta
sebanyak 12 orang atau sebanyak 17,9 % dan ibu yang bekerja sebagai pegawai
negeri sipil sebanyak 3 orang atau sebesar 4,5 %.
2. Gambaran perilaku ibu tentang pemberian susu formula pada bayi usia 6-12 bulan
Dalam penelitian ini pernyataan perilaku terdiri dari 30 item dimana terdapat
pernyataan berisi tentang pengetahuan, sikap dan tindakan dalam pemberian susu
formula pada bayi usia 6-12 bulan. Berisi tentang 10 pernyataan tentang
pengetahuan, 10 pernyataan tentang sikap dan 10 pernyataan tentang tindakan, skala
yang digunakan adalah skala gutman dimana jika responden mampu menjawab
dengan benar pernyataan perilaku maka diberi skor 1 dan jika menjawab salah diberi
skor 0
Pembagian kategori perilaku dibagi berdasarkan pendapat saryono, 2010
bahwa perilaku dapat dikategorikan menjadi 3 yaitu: Perilaku baik, bila kemampuan
responden dalam menjawab benar dengan nilai 66-100% dari item perilaku yang
ada. Perilaku cukup, bila kemampuan responden dalam menjawab benar dengan
nilai 56-65% dari item perilaku yang ada. Perilaku kurang, bila kemampuan
responden dalam menjawab benar dengan nilai kurang dari 55% atau sama dengan
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Pernyataan Perilaku ibu terhadap pemberian susu formula di puskesmas darusalam Tahun 2013
No
Pernyataan pengetahuan
Pilihan Jawaban
Ya Tidak
F % F %
1 Susu formula adalah cairan atau bubuk formula yang diberikan pada bayi sebagai pengganti Asi
38 56,7 29 43,3
2 Komposisi susu formula sama dengan Asi
47 70,1 20 29,9
3 Susu formula dapat membuat anak
memiliki resiko kegemukan
49 73,1 18 26,9
4 Kegemukan adalah kelebihan berat
badan diatas berat badan normal
42 62,7 25 37,3
5 Salah satu faktor penyebab kegemukan adalah pola makan dan minum yang terlalu banyak mengandung gula
36 53,7 31 46,3
6 Memberikan susu formula pada bayi harus membaca petunjuk penggunaan
51 76,1 16 23,9
7 Membuat susu formula harus sesuai takaran pemberian yang tertera pada label
47 70,1 20 29,9
8 Memberikan susu formula terlalu kental dapat menimbulkan resiko kegemukan
46 68,7 21 37,3
9 Kegemukan dapat memicu muncul
berbagai penyakit yang bahaya pada bayi di masa depan
42 62,7 25 37,5
10 Susu formula memiliki kandungan gula tambahan yang dapat menimbulkan resiko kegemukan pada anak.
45 67,2 22 32,8
Pernyataan sikap Setuju Tidak setuju
F % F %
11 Kegemukan pada bayi tidak berbahaya 19 28,4 48 71,6
12 Jika bayi mengalami kegemukan ibu tidak perlu cemas
21 31,3 46 68,7
13 Bayi boleh diberi susu formula sejak lahir
Pernyataan tindakan Dilakukan Tidak dilakukan
F % F %
21 Ibu sering menimbang berat badan bayi 50 74,6 17 25,4
22 Ibu sering memberikan susu formula pada saat bayi rewel dan menangis
23 34,3 44 65,7
23 Ibu memperhatikan takaran saat
membuat susu formula
46 68,7 21 31,3
24 Ibu membaca petunjuk penggunaan
susu formula.
46 68,7 21 31,3
25 Ibu memberikan susu formula dengan menambahkan bahan lain seperti madu, gula.
28 41,8 39 58,2
26 Ibu memberikan susu formula yang kental pada bayi
15 22,4 52 77,6
27 Ibu memberikan susu formula sejak bayi lahir
26 38,8 39 52,8
28 Ibu memberikan susu formula setelah bayi berusia 6 bulan
32 47,8 35 52,2
29 Ibu memberikan susu sesuai takaran yang ada pada label susu
40 59,7 27 40,3
30 Ibu bertanya pada petugas kesehatan saat tidak mengerti cara penggunaan susu formula
43 64,2 24 35,8
14 Jika ibu kurang mengerti tentang cara membuat susu yang benar, ibu boleh bertanya kepada petugas kesehatan
15 22,4 52 77,6
15 Ibu harus memperhatikan takaran saat membuat susu
21 31,3 46 68,7
16 Ibu akan memberikan susu formula sejak bayi lahir agar bayi terlihat sehat
22 32,8 45 67,2
17 Memberi susu formula yang kental pada bayi bisa menyebabkan resiko kegemukan
18 26,9 48 73,1
18 Ibu ingin memberikan susu formula karena untuk mempermudah pemberian asupan gizi pada bayi
20 29,9 40 70,1
19 Ibu tidak perlu membaca petunjuk penggunaan susu formula
28 41,8 39 58,2
20 bayi menangis itu berarti bayi sedang lapar, maka ibu akan memberikan susu
Berdasarkan Tabel 5.2 diketahui mayoritas responden mampu menjawab
dengan benar pada pertanyaan tentang pengetahuan membaca label susu formula
sebanyak 51 orang atau sebesar 76,1%. Pada pertanyaan sikap tentang pemberian
susu formula sejak bayi lahir responden menjawab dengan benar sebanyak 50
orang atau sebesar 74,6%. Pada pertanyaan tindakan tentang penimbangan berat
badan baik responden menjawab dengan benar sebanyak 50 orang atau sekitar
74,6%.
3. Perilaku ibu tentang pemberian susu formula pada bayi usia 6-12 bulan
Mayoritas perilaku ibu tentang pemberian susu formula pada bayi usia
6-12 bulan di Puskesmas Darusalam adalah perilaku baik, perilaku baik
berdasarkan pendapat saryono adalah responden mampu menjawab dengan benar
[image:43.595.145.455.470.606.2]66-100% dari item perilaku yang ada.
Tabel 5.3
Distribusi Perilaku ibu tentang pemberian susu formula Perilaku F %
Baik 38 56,7
Cukup 12 17,9 Kurang 17 25,3
Total 67 100
Berdasarkan Tabel 5.3 diketahui bahwa responden yang berperilaku baik
sebanyak 38 orang atau sebesar 56,7%, responden yang berperilaku cukup
sebanyak 12 orang atau sebesar 17,9% dan responden yang berperilaku kurang
4. Perilaku Ibu Tentang Pemberian Susu Formula Pada Bayi Usia 6-12 Bulan berdasarkan pendidikan
Perilaku ibu tentang pemberian susu formula berdasarkan pendidikan
[image:44.595.101.553.272.466.2]diketahui mayoritas perilaku kurang terdapat pada kelompok pendidikan SMP .
Tabel 5.4
Distribusi frekuensi perilaku ibu tentang pemberian susu formula pada bayi usia 6-12 bulan berdasarkan pendidikan di Puskesmas Darusalam tahun 2013
No Pendidikan
Perilaku ibu Total Baik Cukup Kurang
F % F % F % F %
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. PT
11 57,8 4 21,0 4 21,1 19 100 14 51,9 3 11,1 10 37,0 27 100 11 57,9 5 26,3 3 15,8 19 100 1 50 1 50 0 0 2 100
Berdasarkan Tabel 5.4 diketahui bahwa ibu yang berpendidkan SD memiliki
perilaku baik sebanyak 11 orang atau sebesar 57,8%, untuk perilaku cukup
sebanyak 4 orang atau sebesar 21,0%, sedangkan untuk perilaku kurang sebanyak
4 orang atau sebesar 21,1%. Pada ibu yang berpendidikan SMP untuk perilaku baik
sebanyak 14 orang atau 51,9 %, untuk perilaku cukup sebanyak 3 orang atau
sebesar 11,1%, sedangkan untuk perilaku kurang sebanyak 10 orang atau 37,0%.
Pada ibu yang ber pendidikan SMA perilaku baik sebanyak 11 orang atau 57,9% ,
untuk perilaku cukup sebanyak 5 orang atau sebesar 26,3%. Sedangkan untuk
perilaku kurang sebanyak 3 orang atau sebesar 15,8 %. Pada ibu yang
untuk perilaku cukup sebanyak 1 orang atau sebesar 50%, sedangkan untuk perilaku
kurang sebanyak 0 orang atau sebesar 0%.
5. Perilaku ibu tentang pemberian susu formula pada bayi usia 6-12 bulan berdasarkan pekerjaan
Perilaku ibu tentang pemberian susu formula berdasarkan pendidikan
[image:45.595.100.552.330.499.2]diketahui mayoritas perilaku baik terdapat pada kelompok pekerjaan IRT.
Tabel 5.5
Distribusi perilaku ibu tentang pemberian susu formula berdasarkan karakteristik pekerjaan di Puskemas Darusalam medan kota tahun 2013
No Pekerjaan
Perilaku Ibu Total Baik Cukup Kurang
F % F % F % F %
1. IRT
2. Wiraswasta 3. PNS
13 59,6 8 15,4 13 25,0 52 100 5 41,7 3 25,0 4 33,3 12 100 2 66,7 1 33,3 0 0 3 100
Berdasarkan Tabel 5.5 karakteristik pekerjaan diketahui mayoritas perilaku
baik terdapat pada kelompok pekerjaan IRT sebanyak 13 orang atau sebesar 59,6%,
sedangkan untuk perilaku cukup pada kelompok IRT sebanyak 8 atau sebesar
15,4%. Untuk perilaku kurang sebanyak 13 orang atau sebesar 25,0% . Pada
kelompok pekerjaan wiraswasta perilaku baik sebanyak 5 orang atau sebesar 41,7%.
Perilaku cukup sebanyak 3 orang atau sebesar 25,0% . Perilaku kurang sebanyak 4
orang atau sebesar 33,3%. Pada kelompok pekerjaan pegawai negri sipil perilaku
bayi sebanyak 2 orang atau sebesar 66,7%. Untuk perilaku cukup sebanyak 1 orang
6. Resiko Obesitas Pada Bayi Usia 6-12 Bulan
Dalam penelitian ini, pengukuran resiko obesitas menggunakan kartu menuju
sehat yang dimana dikatakan beresiko jika berat badan bayi melewati batas normal
atau melewati pita hijau yang berada pada kartu menuju sehat.
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan Obesitas Total
BB diatas BB sejajar BB dibawah garis hijau garis hijau garis hijau
F % F % F % F % 24 35,8 35 52,2 8 11,9 67 100
Dari Tabel 6.7 diperoleh data berat badan bayi yang berada diatas garis hijau
sebanyak 24 orang atau sekitar 35,8%, berat badan bayi yang berada sejajar garis
hijau sebanyak 35 orang atau sebesar 52,2% dan untuk berat badan bayi dibawah
garis hijau sebanyak 8 orang atau sebanyak 11,9%.
7. Hubungan Perilaku Ibu Tentang Pemberian Susu Formula dengan Resiko Obesitas Pada bayi usia 6-12 bulan
Hubungan perilaku ibu tentang pemberian susu formula terhadap resiko
obesitas pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas Darusalam menggunakan uji
statistik chi square dengan system komputerisasi SPSS. Dari hasil analisis data di
dapat p < 0,001 (α=0,05) dengan p < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara perilaku ibu tentang pemberian susu formula
Tabel 5.7
Signifikan Antara Perilaku tentang pemberian susu formula dan Resiko Obesitas pada bayi usia 6-12 bulan di Puskesmas darusalam Medan Tahun 2013
Perilaku
Obesitas
Beresiko Tidak beresiko Total P-value
F % F % F %
Baik Cukup Kurang
3 4,5 27 52,2 38 100 0.001
5 7,5 7 10,4 12 100 16 23,9 1 1,5 17 100 Total 24 40,6 35 59,3 59 100
Dari Tabel 5.7 diperoleh data, untuk perilaku baik ada sebanyak 3 orang bayi
atau sebesar 4,5% yang beresiko obesitas, dan ada sebanyak 35 orang bayi atau
sebesar 59,3 % yang tidak beresiko obesitas, untuk perilaku cukup ada sebanyak 5
orang bayi atau sebesar 7,5% yang beresiko obesitas, dan ada sebanyak 7 orang bayi
atau sebesar 10,4% yang tidak beresiko obesitas, untuk perilaku kurang ada
sebanyak 16 orang bayi atau sebesar 23,9% dan ada sebanyak 1 orang bayi atau
sebesar 1,5% yang tidak beresiko obesitas.
B. PEMBAHASAN
1. Karakteristik responden
Pada penelitian ini jumlah responden sebanyak 67 orang, mayoritas
responden berpendidikan SMP dengan jumlah 27 orang atau sebesar 40,2 %.
Sedangkan responden yang berpendidikan SD dengan jumlah 19 orang atau sebesar
28,4%. Responden berpendidikan perguruan tinggi dengan jumlah 2 orang atau
sebesar 3%.
Berdasarkan pekerjaan, mayoritas ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga
sebanyak 52 orang atau sebesar 77,6%. Sedangkan ibu yang bekerja sebagai
wiraswasta sebanyak 12 orang atau sebanyak 17,9 % dan ibu yang bekerja sebagai
pegawai negeri sipil sebanyak 3 orang atau sebesar 4,5 %.
2. Gambaran perilaku ibu tentang pemberian susu formula pada bayi usia 6-12 bulan
Mayoritas perilaku ibu di Puskesmas Darusalam Medan adalah baik.
Responden mampu menjawab dengan benar pada pertanyaan tentang
pengetahuan membaca label susu formula sebanyak 51 orang atau sebesar 76,1%.
Pada pertanyaan sikap tentang pemberian susu formula sejak bayi lahir
responden menjawab dengan benar sebanyak 50 orang atau sebesar 74,6%. Pada
pertanyaan tindakan tentang penimbangan berat badan baik responden menjawab
dengan benar sebanyak 50 orang atau sekitar 74,6%.
Menurut moehly, 2012 hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian
susu formula agar tidak menimbulkan resiko obesitas salah satunya adalah
pembacaan label pemberian susu formula Jika ibu membaca dan memperhatikan
takaran pemberian susu dan memberikan susu sesuai takaran maka hal ini
memperkecil resiko obesitas. Sementara itu penimbangan berat badan pada bayi
3. Perilaku ibu tentang pemberian susu formula
Mayoritas perilaku ibu di Puskesmas Darusalam Medan adalah baik,
dengan persentase sebesar 56,7% atau sebanyak 38 orang. Untuk perilaku cukup
sebanyak 12 orang atau sebesar 17,9%. Sedangkan untuk perilaku kurang
sebanyak 17 orang atau sebesar 25,3 %.
Hal ini terjadi karena kemungkinan responden mendapatkan informasi dari
sumber informasi yang tepat. Menurut arikunto, 2010 bahwa perilaku seseorang
dipengaruhi oleh sumber informasi yang di peroleh responden.
4. Perilaku ibu berdasarkan pendidikan
Perilaku ibu berdasarkan karakteristik pendidikan diketahui mayoritas
perilaku kurang terdapat pada kelompok pendidikan SMP sebanyak 10 orang atau
sebesar 37,0%
Menurut Teori Lawrence Green, perilaku seseorang dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan, semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin baik perilaku
seseorang dalam kehidupan sehari hari. Teori ini sejalan dengan hasil penelitian
dimana pendidikan mempengaruhi perilaku seseorang
5. Perilaku ibu berdasarkan pekerjaan
Perilaku ibu berdasarkan karakteristik pekerjaan diketahui mayoritas perilaku
baik terdapat pada kelompok pekerjaan IRT sebanyak 13 orang atau sebesar 46,3%,
perilaku baik yang dimaksud disesuaikan dengan teori saryono, yaitu responden
mampu menjawab dengan benar (66-100%) dari semua item pernyataan perilaku
Menurut World Health Organization ada 4 alasan orang berperilaku , salah
satunya adalah alasan berdasarkan sumber daya dimana pekerjaan merupakan salah
satu sumber daya seseorang dalam berperilaku, semakin baik pekerjaan seseorang
semakin banyak peluang perilaku yang baik yang dikerjakan hal ini sejalan dengan
hasil penelitian, dimana mayoritas perilaku baik terdapat pada ibu yang bekerja
sebagai ibu rumah tangga, dimana ibu memiliki perhatian yang lebih pada bayinya.
6. Resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan
Dalam penelitian ini, pengukuran resiko obesitas menggunakan kartu menuju
sehat yang dimana dikatakan beresiko jika berat badan bayi melewati batas normal
atau melewati pita hijau yang berada pada kartu menuju sehat.
Dari hasil penelitian diketahui berat badan bayi yang berada diatas garis hijau
sebanyak 24 orang atau sekitar 35,8%, berat badan bayi yang berada sejajar garis
hijau sebanyak 35 orang atau sebesar 52,2% dan untuk berat badan bayi dibawah
garis hijau sebanyak 8 orang atau sebanyak 11,9%.
7. Hubungan perilaku ibu dengan resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan
Signifikan antara perilaku ibu tentang pemberian susu formula dengan resiko
obesitas didapatkan data untuk perilaku baik ada sebanyak 3 orang bayi atau sebesar
4,5% yang beresiko obesitas, dan ada sebanyak 35 orang bayi atau sebesar % yang
tidak beresiko obesitas, untuk perilaku cukup ada sebanyak 5 orang bayi atau sebesar
7,5% d beresiko obesitas, dan ada sebanyak 7 orang bayi atau sebesar 10,4% yang
tidak beresiko obesitas, untuk perilaku kurang ada sebanyak 16 orang bayi atau
sebesar 23,9% dan ada sebanyak 1 orang bayi atau sebesar 1,5% yang tidak beresiko
Dari hasil penelitian dapat diketahui ada 24 orang bayi yang mengalami
resiko obesitas dan ada 35 orang bayi yang tidak mengalami resiko obesitas, dari 43
orang bayi yang tidak beresiko obesitas ada 8 orang bayi yang memiliki berat badan
dibawah normal. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh faktor ekonomi ibu.
Sehingga memberikan susu formula kurang dari takaran yang telah ditentukan
dilabel. Menurut World Health Organisation ada 4 alasan orang berperilaku ,salah
satunya adalah sumber daya atau ekonomi. Ekonomi mempengaruhi seseorang dalam
berperilaku.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa semakin baik perilaku ibu tentang
pemberian susu formula makan akan semakin sedikit resiko obesitas pada bayi
sedangkan semakin kurang perilaku ibu tentang pemberian susu formula maka akan
semakin besar resiko obesitas pada bayi. Hal ini sejalan dengan teori Lawrence
green , perilaku dapat dianalisa dari tingkat kesehatan seseorang, seseorang yang
memiliki tingkat kesehatan yang buruk dipengaruhi oleh perilaku yang kurang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Studi besar di Skotlandia yang
meneliti indeks massa tubuh dari 32.200 anak usia 5 - 42 bulan. Setelah eliminasi
faktor-faktor yang bias, status sosial ekonomi, berat lahir dan jenis kelamin,
prevalensi obesitas secara signifikan lebih tinggi pada bayi yang diberi susu
formula, mengarah pada kesimpulan bahwa pemberian susu formula terkait dengan
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian pembahasan, dapat disimpulkan
bahwa peneliian yang dilakukan terhadap 67 ibu dan bayi usia 6-12 bulan di
Puskesmas Darusalam medan kota tahun 2013 sebagai berikut:
1. Mayoritas responden berpendidikan SMP sebanyak 27 orang atau sebesar
40,2% dan mayoritas responden bekerja sebagai ibu rumah tangga
sebanyak 52 orang atau sebesar 77,6%..
2. Mayoritas perilaku ibu di Puskesmas Darusalam Medan adalah baik,
3. Mayoritas perilaku kurang berdasarkan karakteristik pendidikan terdapat
pada kelompok pendidikan SMP sebanyak 10 orang atau sebesar 37,0%.
4. Mayoritas perilaku baik berdasarkan kelompok pekerjaan terdapat pada
kelompok pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 13 atau sebesar 59,6%.
5. Ada hubungan yang signifikan antara perilaku ibu tentang pemberian susu
formula terhadap resiko obesitas pada bayi usia 6-12 bulan sikap di
Puskesmas Darusalam medan kota 2013.
B. Saran
1. Bagi tempat penelitian
Diharapkan petugas kesehatan yang berada dipuskesmas darusalam
formula kepada ibu –ibu terutama pada pembacaan label dan penggunaan
takaran yang tepat pada saat pemberian susu formula untuk memperkecil
resiko obesitas pada bayi.
2. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan adanya peningkatan dan pengembangan pendidikan mengenai
asuhan kebidanan tentang pemberian susu formula pada bayi. Terutama
tentang meminimalisasi pemberian susu formula sejak bayi lahir .
3. Bagi penelitian selanjutnya
Selain itu diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk penelitian selanjutnya
dan penelitian ini dapat diaplikasikan dalam pelayanan kebidanan,
Diharapkan juga agar penelitian ini nantinya bermanfaat bagi peneliti yang
ingin melanjutkan penelitian ini mengenai pemberian susu formula
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian, 2010 : Rineka Cipta : Jakarta
Anna.( 2010, November 10 ). Indonesia Jadi Pasar Utama Susu Formula. Harian Kompas
diambil dari
Depkes, RI. (2000). Referensi Kesehatan. http://creasoft.wordpress.com. Diakses pada tanggal 14 september 2012
Dewi Bulan Febri Kurnia, Ilmu Gizi Untuk Praktisi Kesehatan, 2012 : Graha Ilmu :
Yogyakarta
Khamzah Siti Nur, Segudang Keajaiban ASI, 2012 : Flash Books : Jogjakarta.
Lakshita Nattaya, 2012. Anak Aktif Bebas Diabetes : Javalitera : Jakarta.
Moehly, Bayi Sehat Dan Cerdas, 2008 : Pustaka Mina : Yogyakarta.
Nirwana Ade Benih, Obesitas Anak & Pencegahannya, 2012 : Nuha Medika :
Jogjakarta
Nursalam. (2005). Ilmu kesehatan anak. Jakarta : Salemba Medika
Notoadmojo Ari Setiawan, Kesehatan Masyarakat, 2007 : Rineka Cipta : Jakarta
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Citra Dewi Pertiwi
Tempat/Tanggal Lahir : Galang, 12 juli 1991
Agama : Islam
Alamat : Jl Perintis kemerdekaan Galang Kota
Riwayat Pendidikan
Tahun 1997 - 2003 : SD 107430 Galang
Tahun 2003 – 2006 : SMP Negri 1 Batu Lapan
Lulus dan Berijazah
Tahun 2006 – 2009 : SMA Negri 1 Galang
Lulus dan Berijazah
Tahun 2009 – 2012 : Pendidikan Program Diploma III di AKBID
Medistra L.Pakam
Lulus dan Berijazah
Tahun 2012 – sekarang : Sedang Menyelesaikan Pendidikan Program D-IV
Lampiran 1
LEMBARAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth,
Calon Responden Penelitian Di -
Tempat Dengan Hormat,
Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswi Program D-IV Bidan Pendidik pada Fakultas Keperawatan USU, saya akan melakukan penelitian tentang “Hubungan Perilaku Ibu Tentang Pemberian Susu Formula Terhadap Resiko Obesitas Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Di Puskesmas Darusalam Medan Kota Tahun 2013.”
Untuk maksud tersebut saya memerlukan data/informasi yang nyata dan akurat
dari saudara melalui pengisian kuesioner yang akan saya lampirkan pada surat ini.
Saudara berhak untuk berpartisipasi atau tidak dalam penelitian ini, namun penelitian
ini sangat berdampak terhadap kemajuan dalam bidang kebidanan bila semua pihak
ikut berpartisipasi. Bila saudara setuju terlibat dalam penelitian ini, mohon
menandatangani lembaran persetujuan menjadi responden yang telah disediakan dan
mohon menjawab pertanyaan dalam kuesioner dengan sejujurnya.
Kesediaan dan perhatian saudara sangat saya harapkan dan atas partisipasinya saya ucapkan terima kasih.
Peneliti
Lampiran 2
LEMBARAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa saya bersedia
untuk berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi Program Studi
D-IV Bidan Pendidik pada Fakultas Keperawatan USU dengan judul “Hubungan
Perilaku Ibu Tentang Pemberian Susu Formula Terhadap Resiko Obesitas Pada Bayi
Usia 6-12 Bulan di Puskesmas Darusalam Medan Kota Tahun 2013.”
Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan ini sangat bermanfaat bagi pengembangan ilmu kebidanan.
Demikian pernyataan persetujuan menjadi responden dari saya semoga dapat dipergunakan seperlunya.
Medan , 2013
Responden
Lampiran 3
Kuesioner Perilaku Ibu Terhadap Cara Pemberian Susu formula Pada Bayi
di Puskesmas Darusalam Medan Kota Tahun 2013 Nomor Responden:
Petunjuk:
Jawablah pertanyaan dibawah ini, serta beri tanda check list (√) untuk salah satu jawaban anda.
A. Data Demografi Umur : Pendidikan :
B. Pernyataan Perilaku
No Pernyataan Perilaku Ya Tidak
1 Susu formula adalah cairan atau bubuk formula yang diberikan pada bayi sebagai pengganti Asi
2 Komposisi susu formula sama dengan Asi
3 Susu formula dapat membuat anak memiliki resiko
kegemukan
4 Kegemukan adalah kelebihan berat badan diatas berat
badan normal
5 Salah satu faktor penyebab kegemukan adalah pola
makan dan minum yang terlalu banyak mengandung
gula
6 Memberikan susu formula pada bayi harus membaca
7 Membuat susu formula harus sesuai takaran pemberian
yang tertera pada label
8 Memberikan susu formula terlalu kental dapat
menimbulkan resiko kegemukan pada anak.
9 Kegemukan dapat memicu muncul berbagai penyakit
yang bahaya pada bayi di masa depan
10 Susu formula memiliki kandungan gula tambahan yang
dapat menimbulkan resiko kegemukan pada anak.
NO Pernyataan perilaku Setuju Tidak
Setuju
11 Kegemukan pada bayi tidak berbahaya
12 Jika bayi mengalami kegemukan ibu tidak perlu cemas
13 Bayi boleh diberi susu formula sejak lahir
14 Jika ibu kurang mengerti tentang cara membuat susu
yang benar, ibu boleh bertanya kepada petugas
kesehatan
15 Ibu harus memperhatikan takaran saat membuat susu
16 Ibu akan memberikan susu formula sejak bayi lahir agar
bayi terlihat sehat
17 Memberi susu formula yang kental pada bayi bisa
18 Ibu ingin memberikan susu formula karena untuk
mempermudah pemberian asupan gizi pada bayi
19 Ibu tidak perlu membaca petunjuk penggunaan susu
formula
20 Ketika bayi menangis itu berarti bayi sedang lapar,
maka ibu akan memberikan susu formula sesering
mungkin untuk mengatasi nya.
NO Penyataan perilaku Dilakukan Tidak
dilakukan
21 Ibu sering menimbang berat badan bayi
22 Ibu sering memberikan susu formula pada saat bayi
rewel dan menangis
23 Ibu memperhatikan takaran saat membuat susu formula
24 Ibu membaca petunjuk penggunaan susu formula.
25 Ibu tidak pernah menimbang berat badan bayi
26 Ibu memberikan susu formula yang kental pada bayi
27 Ibu memberikan susu formula sejak bayi lahir
28 Ibu member susu formula yang encer pada bayi
29 Ibu memberikan susu sesuai takaran yang ada pada
30 Ibu bertanya pada petugas kesehatan saat tidak