• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Disiplin Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Branch Office Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Disiplin Kerja Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Branch Office Medan"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. GARUDA

INDONESIA (PERSERO) TBK. BRANCH OFFICEMEDAN

OLEH

VANIA QUAMILLA 122103140

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KESEKRETARIATAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR

NAMA : VANIA QUAMILLA

NIM : 122103140

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KESEKRETARIATAN

JUDUL : HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DAN GAYA

KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PADA PT. GARUDA

INDONESIA (PERSERO) TBK. BRANCH OFFICEMEDAN

Tanggal: September 2015

KETUA PROGRAM STUDI

DIPLOMA III KESEKRETARIATAN

NIP. 19741012 200003 2 003

(Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM)

Tanggal: September 2015

DEKAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(

NIP. 19560407 198002 1 001

(3)

NAMA : VANIA QUAMILLA

NIM : 122103140

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KESEKRETARIATAN

JUDUL : HUBUNGAN DISIPLIN KERJA DAN GAYA

KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA

KARYAWAN PADA PT. GARUDA

INDONESIA (PERSERO) TBK. BRANCH OFFICE MEDAN

Medan, September 2015 Menyetujui

Pembimbing

NIP. 19741012 200003 2 003

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat ALLAH SWT yang telah

memberikan rahmat dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

Akhir yang berjudul “Hubungan Disiplin Kerja dan Gaya Kepemimpinan terhadap

Kinerja Karyawan pada PT.GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk. Branch

Office Medan". Adapun penulisanini dilakukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar di Program Studi DIII-Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Selama penulisan Tugas Akhir ini berlangsung, penulis sadar bahwa

penulisan ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan kemampuan penulis.

Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan Tugas Akhir

ini. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Subhilhar, Ph.D selaku Plt Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, SE, M.Ec.Ac selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Beby Karina Fawzeea Sembiring, SE, MM selaku Ketua Program

Studi Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara dan Dosen Pembimbing dari Tugas Akhir

(5)

4. Ibu Magdalena. L. L Sibarani, SE, M.Si selaku Sekretaris Program Studi

Diploma III Kesekretariatan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

5. Seluruh dosen dan pegawai Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

6. PembimbingMagang pada PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Branch

Office Medan, Bapak Adi, Bapak Tjepi, Bapak Boby, Ibu Rizqi, Ibu Nico

serta seluruh karyawan/i PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Branch

Office Medan.

7. Ayahanda dan ibunda tercinta Ir. Kemas Riza Pahlevi dan Fitriani

Siregardan adik-adik. Terima kasih banyak atas dukungan kalian baik

materi, spirit, nasehat dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan

Tugas Akhir ini.

8. Kepada sahabat-sahabat, teman-teman, khususnya teman-teman Grup C

DIII Kesekretariatan penulis yang ada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan semangat dan

(6)

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk

menyempurnakan isi Tugas Akhir ini. Akhir kata Penulis mengharapkan semoga

Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkeperluan

dan yang membaca.

Medan, 07 Oktober 2015

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penulisan ... 4

D. Kegunaan Penulisan ... 5

E. Metode Pengumpulan Data ... 5

F. Tujuan Penelitian ... 5

G. Manfaat Penelitian ... 5

H. Jadwal Kegiatan... 6

I. Sistemika Penulisan ... 7

BAB II PROFIL PERUSAHAAN ... 8

A. Sejarah Perusahaan ... 8

1. Visi dan Misi Perusahaan ... 17

2. Makna dan Arti Logo Perusahaan ... 18

B. Struktur Organisasi dan Job Description ... 19

(8)

BAB III PEMBAHASAN ... 25

A. Disiplin Kerja ... 25

1. Pengertian Disiplin Kerja ... 25

2. Jenis-jenis Disiplin Kerja ... 27

3. Usaha-usaha Dalam Meningkatkan Disiplin Karyawan ... 30

B. Kepemimpinan ... 30

1. Pengertian Kepemimpinan ... 30

2. Peran Pimpinan ... 31

3. Gaya Kepemimpinan ... 33

4. Fungsi-fungsi Pimpinan ... 36

5. Ciri-ciri Pimpinan Yang Baik ... 39

C. Kinerja Karyawan ... 41

1. Pengertian Kinerja ... 41

2.Usaha-usaha Dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan ... 43

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

A. Kesimpulan ... 48

B. Saran ... 49

(9)

DAFTAR TABEL No. JudulHalaman

(10)

DAFTAR GAMBAR No.Judul Halaman

Gambar II.1 Logo PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk ... 18

Gambar II.2 Struktur Organisasi PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Branch

(11)

A. Latar Belakang Masalah

Dalam persaingan global saat ini, dunia kerja sangat membutuhkan orang

yang bisa berfikir untuk maju, cerdas, inovatif dan mampu berkarya dengan

semangat tinggi dalam menghadapi kemajuan jaman.Tidak hanya itu, dalam

kondisi saat ini peran dari sumber daya manusia sendiri yang mempunyai peran

penting dalam suatu organisasi atau perusahaan, juga diprioritaskan pada aspek

manajerial yang matang dalam pengelolaan organisasi.Berbagai organisasi atau

perusahaan berusaha meningkatkan kinerja dari seluruh elemen yang ada dalam

organisasi masing-masing dengan tujuan mencapai kelangsungan hidup

perusahaan.Hal ini dikarenakan semakin kompetitifnya persaingan dengan

perusahaan pesaing lainnya.

Oleh karena itu dengan adanya persaingan diberbagai sektor membuat

proses pengelolaan, dan pemeliharaan manajemen organisasi semakin

mendapatkan perhatian yang serius dari seluruh elemen yang ada dalam

perusahaan untuk menciptakan sebuah sistem manajerial yang tangguh dan

mampu mengikuti perkembangan saat ini. Sumber daya manusia yang dalam hal

ini adalah para pegawai atau karyawan pada sebuah lembaga atau organisasi,

tentunya berusaha bekerja dengan kemampuan yang mereka miliki agar dapat

mencapai kinerja yang tinggi.

Salah satu faktor untuk meningkatkan kinerja karyawan adalah disiplin

(12)

2

kedisiplinan merupakan fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) yang

terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit

terwujud tujuan yang maksimal.

Disiplin kerja dapat dilihat sebagai sesuatu yang besar manfaatnya, baik

bagi kepentingan organisasi maupun bagi para karyawan. Bagi organisasi adanya

disipin kerja akan menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan

tugas, sehingga diperoleh hasil yang optimal. Adapun bagi karyawan akan

diperoleh suasana kerja yang menyenangkan sehingga akan menambah semangat

kerja dalam melaksanakan pekerjaannya. Dengan demikian, karyawan dapat

melaksanakan tugasnya dengan penuh kesadaran serta dapat mengembangkan

tenaga dan pikirannya semaksimal mungkin demi terwujudnya tujuan organisasi.

Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh banyak hal, salah satunya adalah

kepemimpinan yang dibangun di dalam organisasi tersebut. Kepemimpinan

(leadership) dapat dikatakan sebagai cara dari seorang pemimpin (leader) dalam

mengarahkan, mendorong dan mengatur seluruh unsur-unsur dalam kelompok

atau organisasi untuk dapat mencapai tujuan. Seorang pemimpin harus dapat

menemukan dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan organisasi

dan bawahan yang dipimpinnya. Untuk memimpin sekelompok manusia tertentu

akan berbeda dengan memimpin kelompok manusia lainnya.

Salah satu diantara sekian banyak kriteria pemimpin yang sukses adalah

apabila pemimpin tersebut mampu menjadi creator (pencipta) dan motivator

(pendorong) bagi bawahannya dengan menciptakan suasana dan budaya kerja

(13)

Banyak orang menyatakan bahwa disiplin merupakan suatu proses yang

negatif, yaitu sesuatu yang memaksa tingkah laku karyawan yang bermasalah.

Sikap seperti ini dapat menimbulkan perasaan ragu-ragu pada semua orang yang

terlibat. Proses disiplin ini dapat digunakan sebagai sebuah kesempatan untuk

membalik sebuah situasi yang bermasalah menjadi sesuatu yang menguntungkan

semua pihak dan untuk mengubah perilaku serta bukan untuk menghukum

karyawan yang bermasalah. Kenyataannya sebagian karyawan perilakunya sesuai

dengan harapan organisasi, dan sebagian lain yang perilakunya cukup diterima,

namun ada pula beberapa karyawan yang sering menimbulkan masalah walaupun

tidak semuanya seperti itu.

Seorang pemimpin harus menggunakan dua pertiga waktu, tenaga dan

pikirannya untuk mengawasi dan mendisiplinkan para karyawan yang bermasalah.

Pemimpin tidak dapat berharap bahwa karyawan akan disiplin, jika pemimpin

sendiri tidak disiplin. Jika karyawan diharapkan tepat waktu, berpakaian sesuai

dengan ketentuan.Pemimpin harus dapat menunjukkan contoh yang dapat

diteladani oleh para karyawannya.

Berkaitan dengan kepimimpinan manajemen sumber daya manusia, maka

kedisiplinan merupakan salah satu fungsi operatif dari manajemen sumber daya

manusia karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja

yang dapat dicapainya dan akan menciptakan karyawan yang berkualitas. Tanpa

disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan untuk mencapai

hasil yang optimal.Disiplin kerja karyawan dapat dilihat dari kehadiran karyawan

setiap hari, ketepatan jam kerja, mengenakan pakaian kerja dan tanda pengenal,

(14)

4

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dalam Tugas Akhir ini dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut :

Bagaimana pengaruh disiplin kerja dan gaya kepemimpinan terhadap

kinerja karyawan pada PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Branch Office

Medan ?

C. Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang ada maka tujuan yang

ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah :

Untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja dan gaya kepemimpinan

terhadap kinerja karyawan pada PT. Garuda Indonesia (Persero)

Tbk.Branch Office Medan.

D. Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan Tugas Akhir ini adalah :

1. Secara Teoritis

Penulis sangat berharap agar hasil dari penelitian ini dapat berguna dalam

memberikan suatu gambaran dan pengetahuan kepada pembaca mengenai

hubungan disiplin kerja dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja

karyawan di perusahaan.

2. Secara Praktis

Secara praktis, diharapkan dapat disajikan bahan masukan yang

(15)

Kantor Direksi Medan agar kedepannya dapat lebih baik lagi dalam

mengatur sumber daya manusia sehingga terjadi peningkatan kinerja.

E. Metode Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data untuk penulisan Tugas

Akhir ini adalah:

1. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan cara tanya jawab atau

melakukan interview secara langsung dengan pihak yang berkompeten

dengan Tugas Akhir.

2. Studi Dokumentasi yaitu pengumpulan data melalui dokumen, seperti dari

koran-koran dan dokumen kantor.

F. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan Tugas Akhir adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh

disiplin kerja dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan pada PT.

Garuda Indonesia (Persero) Tbk.Branch OfficeMedan.

G. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi penulis yaitu sebagai pedoman atau referensi dalam melakukan

penelitian di masa yang akan datang, khususnya penelitian yang berkaitan

dengan disiplin kerja karyawan dan kepemimpinan seorang pemimpin.

2. Bagi perusahaan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk mengambil

(16)

6

3. Bagi penulis merupakan suatu kesempatan untuk menerapkan teori-teori

yang penulis dapat dan memperdalam pengetahuan serta menambah

wawasan di bidang manajemen sumber daya manusia, khususnya

menyangkut disiplin kerja karyawan.

H. Jadwal Kegiatan

Penelitian ini dilakukan di kantor PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Branch Officejalan MongonsidiNo.34a Medan Propinsi Sumatera Utara.Untuk

[image:16.595.106.519.380.558.2]

lebih jelasnya jadwal kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 dibawah ini :

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan

NO KEGIATAN

MEI MINGGU KE

I II III IV V VI VII

1. Persiapan

2. Pengumpulan

Data

3. PenulisanLaporan

Sumber :Penulis (2015)

Pada tahap penyusunan Tugas Akhir, dimulai dari persiapan, pengajuan

judul, pengumpulan data dan penulisan Tugas Akhir.

(17)

Adapun sistematika pembahasan ini, terdiri dari empat bab dan mencakup

beberapa sub bagian didalamnya yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, jadwal penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini berisi uraian tentang gambaran umum PT. Garuda

Indonesia tempatmahasiswa melakukan magang/praktek kerja

lapangan, sejarah singkat PT.Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Branch Office Medan jenis usaha, struktur organisasi, dan

uraian teoritis.

BAB III : PEMBAHASAN

Pada bab ini akan di bahas tentang tempat dan waktu penelitian

dan segala sesuatu yang berhubungan dengan yang diteliti.

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi kesimpulan yang didapatkan penulis, dan

manfaat yang didapatkan dalam penelitian yang telah

dilakukan oleh penulis serta akan berisi saran-saran yang akan

(18)

BAB II

PROFIL PERUSAHAANPT. GARUDA INDONESIA (Persero) Tbk BRANCH OFICE MEDAN

A. Sejarah Perusahaan

Garuda Indonesia(PT Garuda Indonesia (Persero) Tbkadalah

tunggangan

maskapai ini bersama dengan maskapai Indonesia lainnya (termasuk anak

perusahaan Garuda Indonesia, Citilink), dilarang terbang menuj

karena kejadian yang menimpa pesawat Garuda Indonesia nomor

penerbangan 200. Setahun kemudian, maskapai ini menerima sertifikasi

IATA Operational Safety Audit (IOSA) dari

Garuda Indonesia telah memenuhi standar keselamatan penerbangan

InternasionalPada tahun

dipimpin ole

kemudian di tangga

kembali rute

menggunakan Pesawat Airbus A330-200 dengan perhentian di

perjanjian kerjasama dengan klub sepak bola Liverpool FC, Inggris dan kini

merupakan sponsor global untuk Liverpool FC., di tahun

(19)

Economy Class" dan "World Best EconomyClass Seat". Pada pertengahan

ta

Crew".

Pada tanggal

dengan aliansi SkyTeam sebagai anggota ke-20 yang peresmiannya

berlangsung di

melayani rute ke Amsterdam dengan nonstop menggunakan pesawat Boeing

777-300ER yang memiliki kabin terbaru dari semua armada. Pada tanggal

menuj

Eropa yang lain menggunakan armada yang sempat digunakan untuk

menerbangi rute nonstop menuj

bertepatan dengan mundurnya Dirut Garuda indonesia saat itu, Emirsyah

Satar. Garuda Indonesia mendapat Anugerah penghargaan sebagai maskapai

berbintang 5 sedunia dan menjadi anggota 7 maskapai dunia yang mendapat

penghargaan tersebut.

Berhasilnya penerbangan pertama yang diawali ol

penerbang lain bermunculan dan mulai melakukan berbagai penjelajahan

yang luar biasa seperti yang dilakukan ole

melakukan penerbangan dari

Atlantik yang dinilai sebagai salah satu pencapaian fantastis pada saat itu,

tak hanya menggugah para masyarakat yang kelak menjadi penerbang yang

(20)

10

daerah jajahannya dengan melengkapi teknologi yang baru saja diadakan ini,

termas

Belanda dalam rangka memperkuat sistem penjajahannya, mereka

memperkuat sistem perhubungan yang berpengaruh, dengan mendirikan

perusahaan tranportasi udara yang bernama KNILM pada tanggal 24

Oktober 1928 dengan modal sebesar 5 juta Gulden yang dihimpun dari 32

perusahaan dan pengusaha besar antara lain Admin Kant, Unitas, BAT,

Petroleum, MiJ, Birnies espl mij, Cult. Mijder Vorsten Landen, Deli-Batavia

Mij, Van Heek & Co, Kon. Paketvaart, MiJ, kon. Weefg.Fbr V/H CT Strork

& Co, NHK, Stomv. Mij Nederland, Ver Klatenshe Lult. MiJ, Senembah

MiJ dan lain-lain. Kemudian, dana yang telah dikumpulkan ini digunakan

untuk mendatangkan pesawat jenis Fokker VIII Trimotor yang berjumlah

sebanyak 4 armada melalui

(Kolkata)

Dekade 1940-1950-an: Awal pendirian, perjuangan, dan menjadi maskapai nasional

Tanggal

Indonesia, dimana maskapai bernam

Yogjakarta menuju Jakarta dengan pesawat yang bernam

Gunung Emas, yang diambil dari nama gunung terkenal di Aceh. Dana

(21)

sumbangan rakyat

revolusi terhada

dari KLM.Selain itu, Pemerinta

maskapai ini.Garuda Indonesia pada awalnya adalah hasil joint venture

antara pemerintah Indonesia dengan KLM dengan kalkulasi pemerintah

Indonesia memiliki 51% saham.Selama 10 tahun pertama, perusahaan ini

dikelola oleh KLM. Tetapi karena paksaan nasionalis, KLM menjual

sebagian dari sahamnya pada tahun

waktu yang bersamaan, maskapai ini memiliki 46 pesawat. Ta

Garuda Indonesia meresmikan pelayanan penerbangan haji menuj

dengan pesawat

Garuda Indonesia menyumbangkan sebuah pesawat DC-3 kepada

pemerintah negar

Garuda Indonesia telah memiliki 27 pesawat terbang, staf terdidik, bandara,

dan jadwal penerbangan.Kesiapan Garuda Indonesia ini membuat mereka

berbeda dengan maskapai pionir lainnya di Asia.

Dekade 1960-1970-an: Perkembangan signifikan dan berekspansi

Dekade ini merupakan dekade pembangunan sekaligus kemajuan

untuk Garuda. Pada ta

aktif pada bulan Januari 1961 dan diberi nama "Pulau

(22)

12

Indonesia yang paling dikenal di luar negeri, tahu

rute penerbangan menuj

di

Garuda memasuki era jet pada tahun

baru

menjadikan Garuda Indonesia maskapai pertama di Asia Tenggara yang

mengoperasikan pesawat jet subsonik. Saat itu, jet bermesin empat Convair

990 merupakan pesawat berteknologi canggih dan memiliki kecepatan

tertinggi dibandingkan pesawat-pesawat lain yang sejenis, seperti

penerbangan antarbenua dari Jakarta ke

armada jetnya dengan mendatangkan sebuah pesawat jet baru, yaitu Douglas

DC-8.Sementara, pada akhir tahun 1960-an, Garuda membeli sejumlah

pesawat turboprop baru seperti

bertahap mulai ta

pesawat berbadan lebar untuk memenuhi pasar domestik yang terus

berkembang.

Dekade 1970-1980-an: Berkembang maju dan mendunia

Dilanjutkan pada dekade 1970-1980-an.

Garuda Indonesia, melakukan program revitalisasi perusahaan yang

(23)

memperbarui dan menambah armada serta menambah rute Domestik dan

Internasional kemudian, beberapa pesawat di jual untuk menggarap pasar

domestik dengan Fokker F-27 dan Fokker F-28 dan pada pertengahan

1970an, muncul dimana sebuah tren kenaikan jumlah penumpang yang naik

pesawat dan tren tersebut tidak disia-siakan oleh Wiweko untuk membeli

pesawat berbadan lebar dengan jarak jangkauan yang jauh dan penumpang

yang banyak yaitu, Boeing B747-200 dan Douglas DC-10-30 yang di

peruntukkan Garuda menerbangi rute baru di Benua

pertama Airbus A300B4-600 FFCC (Modifikasi kokpit dengan 2 awak).

Memiliki inisiatif dan inovasi yang menarik di Garuda Indonesia, Wiweko

yang menjabat menjadi Dirut selama 16 tahun berhasil membawa GIA

menjadi maskapai terbesar ke 2 se Asia setel

maskapai terbesar dan berpengaruh di belahan bumi bagian selatan.

Dekade 1990-2000-an: Kecelakaan beruntun, kesulitan ekonomi dan reputasi buruk

Pertama

Sumatera Utara.Musibah yang kedua ini ini menewaskan seluruh

penumpangnya, disamping itu, maskapai ini juga terkena imbas

membuat Garuda harus memotong semua rute yang tidak menguntungkan,

terutama rute jarak jauh menuju ke Eropa maupun Amerika (meski beberapa

(24)

14

kembali, namun akhirnya kembali ditutup).Disamping menutup rute jarak

jauh yang tidak menguntungkan, maskapai ini juga mengembangkan rute

domestik yang bisa membantu meningkatnya neraca keuangan.

Memasuki tahun 2000-an, maskapai ini membentuk anak

perusahaan bernama Citilink yang menyediakan penerbangan berbiaya

murah dari Surabaya ke kota-kota lain di Indonesia. Namun, Garuda masih

saja bermasalah, selain menghadapi masalah keuangan, Beberapa peristiwa

internasional (termasuk di Indonesia) juga mempengaruhi dan memperburuk

kinerja Garuda, seperti

motif Jihad ala Al-Qaeda, dilanjutkan dengan terjadinya

mendiamkannya" , sert

itu, Garuda juga menghadapi masalah keselamatan penerbangan, terutama

setelah peristiwa Garuda Indonesia Penerbangan 200, akibat hal ini, Uni

Eropa memberi surat larangan terbang ke Eropa bagi semua maskapai

Indonesia. Namun, setelah perbaikan besar-besaran, tahun 2010 maskapai

ini diperbolehkan kembali terbang ke Eropa, setelah misi inspeksi oleh tim

pimpinan Frederico Grandini yang bertugas untuk memastikan segala

kemungkinan yang ada untuk memulai pembukaan kembali rute dengan

(25)

Kerjasama dengan Liverpool FC

Pada bulan Juli 2012, Garuda Indonesia menandatangani perjanjian

sponsorship selama 3 tahun dengan klub

FC.Persetujuan tersebut memberi Garuda hak sebagai Official Partner

Liverpool Football Club (Mitra Resmi Liverpool FC) dan Official Global

Airline Partner of Liverpool Football Club (Mitra Maskapai Penerbangan

Global Resmi Liverpool FC). Tambahannya, selama musim kompetisi

2012-2013, setiap pertandingan kandang Liverpool di

iklan Garuda berdurasi 6 menit.Kerjasama dengan Liverpool ini akan

memberikan Garuda Indonesia media exposure untuk meningkatkan brand

awareness di pasar internasional secara lebih efektif dengan manfaat yang

lebih maksimal, mengingat brand Garuda Indonesia akan mendapatkan

frekuensi penayangan yang lebih tinggi dengan durasi tayang lebih lama.

Pada tahun 2013, Liverpool melakukan tur Asia dengan salah satu negara

tujuannya adalah Indonesia. Melalui kunjungan tour tersebut, diharapkan

kunjungan ini akan meningkatkan kualitas persepakbolaan di Indonesia.

Garuda Indonesia Experience

Pada tahun 2010, Garuda dalam rencana Quantum Leap yang salah

satunya bertujuan untuk melakukan re-branding, mulai melakukan

perbaikan layanan dalam kursi pesawat selama penerbangan jarak jauh

maupun dekat dengan mendatangkan pesawat baru berkursikan nyaman nan

empuk dan di lengkapi fasilitas AVOD serta colokan listrik dalam

(26)

16

fasilitas kursi dalam penerbangan dengan maskapai internasional kelas dunia

seperti

memperkenalkan kursi baru dalam memberi kenyamanan penumpang dalam

pesawat.

Pada pesawat Boeing 777-300ER, tersedia 8 kursi kelas utama

dengan konfigurasi 1-2-1. Kabin kelas utama memiliki fasilitas yang mewah

seperti :

1. Sliding door disetiap suite.

2. Kursi ergonomis yang dirancang secara optimal, dengan luas 82 inci

dan lebar 22 inci yang dapat diubah menjadi tempat tidur datar (180°)

dan dilengkapi dengan matras, selimut, bantal, dan lengkap dengan

ottoman.

3. Meja yang bisa digunakan untuk menikmati hidangan menu yang

disajikan.

4. Seat control dengan panel layar sentuh untuk kemudahan

penggunaan.

5. Pembatas untuk suite pada lini tengah yang dapat disesuaikan untuk

mempermudah percakapan dengan penumpang suite yang berada di

sebelahnya.

6. In-flight entertainment dengan 23.5 inci touch screen LCD,

dilengkapi dengan remote control dan headphone kedap suara.

7. Lemari penyimpanan pribadi.

(27)

Terdapat beberapa fasilitas dari Executive Class, yaitu:

1. Flat-Bed seats yang memiliki ruang kaki 74" dan dapat disandarkan

hingga 180 derajat dan dilengkapi dengan sandaran tangan 11 inci.

2. Layar sentuh LCD dengan AVOD di setiap kursi,

3. Colokan listrik di setiap kursi dan lampu baca pribadi.

Pesawat Boeing 747-400 dan Boeing 737 masih menggunakan

kursi eksekutif lama.Boeing 747–400 memiliki ruang kaki 46"-48" dengan

panjang kursi 16". Sementara di Boeing 737, termasuk seri -300, -400, -500,

dan seri -800 terbaru memiliki ruang kaki 41" hingga 44" dengan panjang

19". Di beberapa pesawat, tersedia TV di setiap kursi.

Tersedia di semua pesawat.Ruang kaki terdiri dari 30" hingga 35"

tergantung jenis pesawat, dengan panjang kursi 17". Pesawat Airbus

A330-200, Airbus A330-300 dan Boeing 737-800 NG memiliki kursi kelas

ekonomi yang lebih baru yang menawarkan layar sentuh LCD 9-inci dengan

AVOD.

1. VISI dan MISI PERUSAHAAN VISI PERUSAHAAN

Menjadi Perusahaan penerbangan yang handal dengan menawarkan layanan

yang berkualitas kepada masyarakat dunia menggunakan keramahan

(28)

18

MISI PERUSAHAAN

Sebagai perusahaan penerbangan pembawa bendera bangsa Indonesia yang

mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang pembangunan

ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang profesional.

2. MAKNA Dan ARTI LOGO PT. GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk.

[image:28.595.155.412.338.446.2]

Sumber :PT. Garuda Indonesia (PERSERO)(2015)

Gambar II.1. Logo PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Garuda Indonesia, maskapai penerbangan nasional Indonesia

memiliki logo yang unik dan mudah diingat. Dikabarkan pembuatan logo

ini menghabiskan dana 6 Milyar Rupiah, pembuatnya adalah Creative

agency Dentsu Strat. Kepala burung Garuda (lambang negara RI), 5 “bulu

sayap” melambangkan Pancasila dan “Garuda is committed to respecting

nature while celebrating the beauty of their national assets and rich

(29)

B.Struktur Organisasi dan Job Description

Struktur Organisasi adalah susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi

dan hubungan-hubungan yang menyatakan seluruh kegiatan untuk mencapai

suatu sasaran.Secara fisik struktur organisasi dapat dinyatakan dalam bentuk

gambaran grafik (bagan) yang memperlihatkan hubungan antara unit-unit

organisasi dan garis-garis wewenang yang ada.Penggambaran organisasi

dalam suatu bagan merupakan suatu hasil keputusan yang telah tercapai

struktur organisasi yang bersangkutan.Sebelum menjalankan aktivitas

perusahaan sangatlah penting dalam membuat tata hubungan dari pada

wewenang dan tugas masing-masing bagian dalam perusahaan.

Struktur Organisasi

a) Struktur Organisasi dari PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk Branch

Office Medan yaitu menggunakan struktur organisasi lini dan staff.

b) Keuntungan dari struktur organisasi garis dan staff adalah adanya

pembagian tugas yang jelas antara kelompok lini yang melakukan

tugas pokok organisasi dan kelompok staff yang melakukan kegiatan

penunjang.

c) Tujuan adanya struktur organisasi adalah untuk pencapaian kerja

dalam organisasi yang berdasarkan pada pola hubungan kerja serta lalu

lintas wewenang dan tanggung jawab.

Struktur Organisasi pada Perusahaan Branch Officepada Gambar

(30)
(31)

IDENTITAS JABATAN

Nama Jabatan : HR & General Affairs

Divisi/Unit kerja : Bagian AMU

Atasan langsung : General Affairs Manager

TUJUAN JABATAN

Melaksanakan koordinasi, pengendalian dan evaluasi seluruh kegiatan

pengelolaan kesekretariatan, kerumahtanggaan / pemeliharaan aset, pengadaan

lokal terbatas (local line replenishment), legal, protokoler, dan pengelolaan

administrasi kepegawaian berjalan sesuai peraturan perusahaan dan memenuhi

kaidah tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance (GCG)).

TANGGUNG JAWAB

1. Melaksanaan pengadaan barang & Jasa di Branch Office (BO) terlaksana

secara efektif dan efisien.

2. Mengelola inventory di BO secara efektif dan efisien.

3. Mengusulkan kebutuhan SDM di BO.

4. Mengelola administrasi & implementasi kebijakan Human Capital di BO.

5. Melaksanakan aktivitas kerumahtanggaan di BO.

6. Melaksanakan aktivitas kesekretariatan, event dan protokoler di BO.

7. Mengelola aspek legal di BO secara akurat & tepat waktu.

(32)

22

WEWENANG

1. Mengevaluasi dan melakukan koordinasi dengan seluruh unit BO terkait

kegiatan pengadaan.

2. Mengevaluasi dan melakukan koordinasi dengan seluruh unit BO terkait

pengelolaan iventaris.

3. – Membuat Rencana Anggaran Personil.

– Mengevaluasi dan melakukan koordinasi dengan ID (Human Capital)

/ IDH (Employee and System Information Management) dan AMU

(HR and General Affairs) terkait kebutuhan SDM.

4. Mengevaluasi dan melakukan koordinasi dengan IDH dan unit-unit BO

terkait pengelolaan SDM.

5. Mengevaluasi dan melakukan koordinasi dengan unit – unit BO terkait

kegiatan kerumah-tanggaan.

6. Mengkoordinir kegiatan kesekretariatan & protokoler di BO.

7. Mengevaluasi dan melakukan koordinasi dengan unit – unit BO dan DS

(Coporate Secretary) terkait penyelesaian aspek legal.

8. Mengevaluasi dan melakukan koordinasi dengan IB (Unit Pengelolaan

Inventaris) terkait pengelolaan asset di BO.

DIMENSI

Dimensi Keuangan :

Anggaran atau biaya yang diawasi langsung oleh jabatan ini =

(33)

Anggaran atau biaya yang diawasi tidak langsung oleh jabatan ini=

Rp...Milyar per tahun

Dimensi Non Keuangan

Bawahan langsung : 3 orang

Total Staf : 5 orang

Total Non Staf : 23 orang

Nilai fixed asset : ---

C. Kinerja Usaha Terkini

Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai

dengan tujuan perusahaan. Dibutuhkan waktu untuk mencapai hal tersebut.

PT. Garuda Indonesia (PERSERO) Tbk.Medan. terus berupaya agar

tujuan yang telah digariskan oleh PT. Garuda Indonesia (PERSERO) Tbk.Medan.

dapat terwujud. Tidak mudah dalam mewujudkannya, karena membutuhkan kerja

keras yang tinggi, disiplin, dan loyalitas dalam bekerja.

Dengan demikian kinerja usaha terkini yang dijalankan PT. Garuda

Indonesia (PERSERO) Tbk.Medan. yang bersifat rutin adalah melaksanakan

upacara setiap seninnya untuk meningkatkan kinerja, Rapat Pimpinan (Direksi)

setiap hari kamis, melakukan aktivitas kebugaran seperti senam setiap hari jum’at

untuk menjaga kesehatan karyawan dan melakukan Breakfast Meeting Kepala

Bagian per dua (2) minggu setiap senin.

Kinerja usaha terkini yang bersifat umum adalah tindak lanjuti bersifat

segera terhadap operasional perusahaan dan undangan rapat dari Kementerian

(34)

24

lainnya. Garuda Indonesia juga harus melakukan pembinaan terhadap kinerja

karyawan dengan mengadakan training untuk meningkatkan mutu pekerjaan dan

promosi jabatan agar dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

(35)

BAB III PEMBAHASAN

A. Disiplin Kerja

1.Pengertian Disiplin Kerja

Disiplin kerja dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghormati,

menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang

tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan tidak mengelak

menerima sanksi-sanksinya apabila ia melanggar tugas dan wewenang yang

diberikan kepadanya (Sastrohadiwiryo, 2001 : 291). Berdasarkan pendapat diatas

maka dapat dikatakan bahwa disiplin kerja adalah sikap para pegawai untuk

berperilaku sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dimana dia bekerja.

Sedangkan tindakan disiplin itu sendiri adalah pengurangan yang dipaksakan oleh

pimpinan terhadap imbalan yang diberikan oleh organisasi karena adanya suatu

kasus tertentu (Gomes, 2000 : 232). Tindakan disiplin ini tidak termasuk

pemberhentian sementara atau penurunan jumlah tenaga kerja yang disebabkan

oleh kejadian-kejadian perilaku khusus dari pegawai yang menyebabkan

rendahnya produktivitas atau pelanggaran-pelanggaran aturan-aturan instansi.

Disiplin yang baik pada hakekatnya akan tumbuh dan terpancar dari hasil

kesadaran manusia. Disiplin yang tidak bersumber dari hati nurani manusia akan

menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak bertahan lama. Disiplin akan tumbuh

dan dapat dibina melalui latihan pendidikan atau penanaman kebiasaan dengan

keteladanan-keteladanan tertentu, yang harus dimulai sejak ada dalam lingkungan

(36)

26

menjadikannya bentuk disiplin yang semakin kuat. Umumnya disiplin kerja dapat

terlihat apabila pegawai datang ke kantor dengan hati-hati, jika mereka

menghasilkan jumlah dan kualitas pekerjaan yang memuaskan dengan mengikuti

cara kerja yang telah ditentukan oleh kantor atau instansi dan jika mereka

menyelesaikan pekerjaan dan semangat kerja.

Menurut Lateiner dalam Soejono (2003 : 72), umunya disiplin kerja

pegawai dapat diukur dari:

a) Para pegawai datang ke kantor dengan tertib, tepat waktu dan teratur.

Dengan datang ke kantor secara tertib, tepat waktu dan teratur, maka

disiplin kerja dapat dikatakan baik.

b) Berpakaian rapi di tempat kerja. Berpakaian rapi merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi disiplin kerja pegawai, karena dengan

berpakaian rapi suasana kerja akan terasa nyaman dan rasa percaya diri

dalam bekerja akan tinggi.

c) Menggunakan perlengkapan kantor dengan hati-hati. Sikap hati-hati dapat

menunjukkan bahwa seseorang memiliki disiplin kerja yang baik. Karena

apabila dalam menggunakan perlengkapan kantor tidak secara hati-hati,

maka akan terjadi kerusakan yang mengakibatkan kerugian.

d) Mengikuti cara kerja yang ditentukan oleh organisasi. Dengan mengikuti

cara kerja yang ditentukan oleh organisasi maka dapat menunjukkan

bahwa pegawai memiliki disiplin kerja yang baik, juga menunjukkan

(37)

e) Memiliki tanggung jawab. Tanggung jawab sangat berpengaruh terhadap

disiplin kerja dengan adanya tanggung jawab terhadap tugasnya maka

menunjukkan disiplin kerja pegawai tinggi.

2. Jenis – Jenis Disiplin Kerja

Pemimpin perusahaan harus mampu mengenal dan mempelajari perilaku

dan sifat karyawannya. Hal ini dapat membantu pemimpin dalam memilih jenis

motivasi kerja mana yang sesuai dengan karyawannya. Selain itu, perilaku dan

sifat karyawan juga berpengaruh terhadap pemilihan jenis pendisiplinan mana

yang dapat diterapkan kepada karyawan.

Terdapat beberapa tipe kegiatan pendisiplinan menurut Handoko

(2008:208), antara lain :

1. Disiplin Preventif

Adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan

agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga

penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah.

2. Disiplin Korektif

Adalah kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap

aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari

pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut.

3. Disiplin Progresif

Adalah memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap

(38)

28

Penerapan disiplin yang efektif adalah menghukum kegiatan karyawan

yang salah, bukan menyalahkan karyawan tersebut. Para manajer harus

mempertimbangkan perasaan karyawan dalam tindakan pendisiplinan, yaitu

melalui pelaksanaan tindakan disiplin secara pribadi bukan didepan karyawan

lain.

Pada PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Branch OfficeMedan penerapan

kedisiplinan bagi karyawan ditentukan ke dalam kesepakatan bersama yang

merupakan kesepakatan antara pihak perusahaan dengan pihak karyawan yang

mengatur seluruh kegiatan yang ada di perusahaan.

Adapun bentuk disiplin tersebut adalah sebagai berikut :

1. Peraturan Jam Kerja

Jam kerja yang berlaku untuk semua karyawan di PT. Garuda Indonesia

(Persero) Tbk. Branch Office Medan yaitu :

a) Senin – Kamis : Jam 08.00 – 17.00 wib. Istirahat : Jam 12.00 –

13.30 wib

b) Jum’at : Jam 08.00 – 17.00 wib. Istirahat : Jam 12.00 – 14.00

wib

c) Sabtu : Libur

Bagi para karyawan yang terlambat masuk kerja sebanyak 3 (tiga) kali

dalam satu bulan akan diberikan teguran oleh atasan yang berada dibawah

unit kerjanya.

2. Setiap fungsionaris merupakan panutan dan teladan bagi para karyawan,

(39)

sehingga dapat mengarahkan para karyawam di lingkungan unit kerja dan

fungsionaris bertanggung jawab penuh tentang disiplin kerja bawahannya.

3. Setiap karyawan Ticketing wajib memakai pakaian dinas setiap hari,

sedangkan para staff memakai pakaian kerja bebas dan rapi.

4. Setiap individu meningkatkan rasa kepedulian terhadap perusahaan dan

bersikap proaktif dalam membela dan menjaga nama baik perusahaan.

Perusahaan akan mengambil tindakan jika para karyawan melanggar

peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan tersebut.

Berikut contoh dari bentuk pelanggaran menurut Rivai (2004) :

1. Pelanggaran yang dianggap berat

a) Pencurian, penipuan atau penggelapan barang milik karyawan (teman

sekerja)

b) Menganiaya atau menyogok karyawan perusahaan

c) Memberikan keterangan palsu

d) Membuka rahasia perusahaan atau rahasia pribadi karyawan

perusahaan

e) Mabuk atau menggunakan obat-obatan terlarang dalam perusahaan

2. Pelanggaran yang diberi peringatan

a) Menolak melaksanakan perintah atas tugas-tugas dan kewajiban yang

diberikan

b) Berulang-ulang mangkir tanpa alasan-alasan yang tepat dan jelas

c) Mengabaikan tugas kedinasan

(40)

30

3. Usaha-usaha dalam meningkatkan Disiplin Karyawan

Usaha-usaha yang dapat ditempuh oleh pimpinan perusahaan untuk

meningkatkan disiplin karyawan antara lain :

a) Pendisiplinan hendaknya disesuaikan dengan tingkat kesejahteraan

yang diberikan.

b) Pendisiplinan harus dengan tindakan yang tegas tetapi

dilaksanakan secara adil.

c) Pendisiplinan harus sesuai dengan peraturan tertulis maupun tidak

tertulis

d) Orang yang melakukan tindakan pendisiplinan hendaknya harus

turut berdisiplin.

e) Sikap pimpinan harus wajar kembali setelah melakukan tindakan

pendisiplinan.

B. Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan

Menurut Siagian (2002) kepemimpinan adalah kemampuan seseorang

untuk memengaruhi orang lain, dalam hal ini para bawahannya sedemikian rupa

sehingga orang lain itu mau melakukan kehendak pimpinan meskipun secara

pribadi hal itu mungkin tidak disenangi. Blancard dan Hersey (dalam Tohardi,

2002) mengemukakan, kepemimpinan adalah proses memengaruhi kegiatan

individu dan kelompok dalam usaha untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu.

(41)

tujuan (Dubrin, 2000). Proses memberi inspirasi kepada semua karyawan agar

bekerja sebaik mungkin untuk mencapai hasil yang diharapkan (Sunarto, 2005).

Kepemimpinan yang baik menggerakkan orang pada satu arah yang

benar-benar merupakan minat jangka panjang mereka, bukan menyuruh orang pergi ke

jurang.Tidak menyia-nyiakan sumber daya mereka yang langka dan tidak

membangun sisi gelap keberadaan mereka sebagai manusia. (Sumber

:landasanteori.com/2015/07/pengertian-kepemimpinan-peran-gaya.html)

2. Peran Pimpinan 1) Peran Antarpersonal

Peran ini mencakup pencarian pegawai (perekrutan), melatih pegawai

setelah diterima bekerja (pelatihan), dan memberikan motivasi seperti fasilitas

yang mendukung kinerjanya dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan prestasi

kerja (pemberian motivasi), dan pendisiplinan pegawai agar lebih bertanggung

jawab dalam tugas.

Peran kepemimpinan General Manager di PT. Garuda Indonesia (Persero)

Tbk. Branch Office Medan sebagai peran antarpersonal terlihat dari General

Manager sebagai seorang pimpinan yang melaksanakan kegiatan seremonial

seperti mengikuti seminar-seminar yang dihadiri oleh pejabat-pejabat Perusahaan

dari dalam maupun luar negeri. General Manager juga mempunyai tanggung

jawab atas penggajian pegawai dan latihan kerja seperti memberikan kesempatan

kepada pegawai untuk mengikuti seminar-seminar yang dapat meningkatkan

(42)

32

2) Peran Informasional

Semua pimpinan sampai tingkat tertentu mengumpulkan informasi dari

organisasi/perusahaan dari institusi luar. Biasanya pimpinan mendapat informasi

dengan membaca majalah dan berkomunikasi dengan individu lain untuk

mempelajari perubahan selera masyarakat, apa yang mungkin direncanakan oleh

para pesaing dan sebagainya.Para pimpinan juga bertindak sebagai penyalur untuk

meneruskan informasi ini kepada pegawainya.

General Manager selaku Pimpinan di PT. Garuda Indonesia (Persero)

Tbk. Branch Office Medan, mempunyai kontak jaringan yang sangat luas.

Sehingga memperoleh informasi-informasi dari banyak sumber. Dari pernyataan

tersebut dapat disimpulkan bahwa pimpinan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Branch Office Medan bertindak sebagai penerus informasi kepada bawahannya

dalam rangka perbaikan kinerja perusahaan.Informasi tersebut diperoleh dari

seminar-seminar, dan pertemuan antar pimpinan PT. Garuda Indonesiadi seluruh

Indonesia.

3) Peran Pengambilan Keputusan

Sebagai penyelesaian masalah, pimpinan melakukan tindakan korektif

untuk menyelesaikan berbagai masalah yang tak terduga. Terakhir, peran

pimpinan sebagai negosiator, dimana pimpinan mendiskusikan berbagai persoalan

dan tawar menawar dengan perusahaan lain demi keuntungan perusahaan sendiri.

General Manager selaku Pimpinan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Branch Office Medan, melakukan peran ini dengan cara mengawasi dan

memantau seluruh unit kerja perusahaan dan menyelesaikan masalah yang terjadi

(43)

Indonesia (Persero) Tbk. Branch Office Medan mengambil berbagai keputusan

yang menyangkut aktivitas-aktivitas yang terjadi di lingkungan Perusahaan.

3. Gaya Kepemimpinan

Pengertian Gaya Kepemimpinan menurut Nawawi (2003) adalah perilaku

atau cara yang dipilih dan dipergunakan pimpinan dalam mempengaruhi pikiran,

perasaan, sikap dan perilaku para anggota organisasi atau bawahannya. Seseorang

yang menduduki jabatan pimpinan mempunyai kapasitas untuk membaca situasi

yang dihadapinya secara tepat dan menyesuaikan gaya kepemimpinan agar sesuai

dengan tuntutan situasi yang dihadapinya meskipun penyesuaian itu hanya bersifat

sementara.

Menurut Sutarto (dalam Tohardi, 2002), pendekatan perilaku berlandaskan

pemikiran bahwa keberhasilan atau kegagalan pemimpin ditentukan oleh gaya

bersikap dan bertindak seorang pemimpin yang bersangkutan. Gaya bersikap dan

bertindak akan tampak dari:

1. Cara memberi perintah

2. Cara memberikan tugas

3. Cara berkomunikasi

4. Cara membuat keputusan

5. Cara mendorong semangat bawahan

6. Cara memberikan bimbingan

7. Cara menegakkan disiplin

8. Cara mengawasi pekerjaan bawahan

(44)

34

10. Cara memimpin rapat

11. Cara menegur kesalahan bawahan.

Menurut Dharma (2003) terdapat 4 (empat) gaya kepemimpinan yang

terdiri atas :

1. Kepemimpinan Instruksi

Gaya kepemimpinan yang sifatnya instruktif dinamakan gaya bos

karena gaya ini terutama dicirikan oleh komunikasi satu arah. Dengan

gaya ini, pemimpin membatasi peranan bawahan dan memberitahu mereka

tentang apa, bagaimana, dan dimana melakukan pekerjaan.

General Manager PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Branch Office

Medan, memberikan arahan-arahan atau instruksi kepada Manajer untuk

melaksanakan tugas. Kemudian, Manajer menginstruksikan pekerjaan

tersebut kepada pegawai. Jenis kepemimpinan inilah yang cenderung di

terapkan di PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Branch Office Medan.

2. Kepemimpinan Konsultasi

Gaya kepemimpinan yang sifatnya konsultatif dapat disebut sebagai

gaya dokter karena dengan gaya ini pemimpin banyak memberikan arahan

dan mengambil hampir semua keputusan. Pemimpin mengambil keputusan

dan berusaha menjual gagasan keputusannya kepada bawahannya.

Sekalipun demikian, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan

masih dilakukan pemimpin.

Kadang kala, General Manager selaku pimpinan di PT. Garuda

Indonesia (Persero) Tbk. Branch Office Medan juga melakukan

(45)

atasan dan bawahan agar menunjang kinerja yang lebih optimal.. Namun,

pegawai harus tetap menghormati General Manager selaku pimpinan di

PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Branch Office Medan.

3. Kepemimpinan Partisipasi

Gaya kepemimpinan yang bersifat pastisipasif dapat dinamakan sebagai

gaya konsultan karena mengikutsertakan bawahan dalam pemecahan

masalah dan pengambilan keputusan. Dengan menerapkan gaya ini,

pemimpin dan bawahannya bertukar pikiran dalam pemecahan masalah

dan pengambilan keputusan.

General Manager selaku pimpinan PT. Garuda Indonesia (Persero)

Tbk. Branch Office Medan, juga melaksanakan kepemimpinan partisipasif

dengan cara mengikut sertakan pegawainya dalam pengambilan

keputusan. Hal ini terlibat dari keikutsertaan pegawai dalam rapat-rapat

seperti yang sering dilakukan dalam membahas aktivitas/masalah yang

terjadi untuk perbaikan dan perkembangan Perusahaan.

4. Kepemimpinan Delegasi

Gaya kepemimpinan yang sifatnya mendelegasi dapat disebut dengan

gaya bebas karena pemimpin dan bawahan hanya mendiskusikan batasan

masalah bersama-sama hingga tercapai kesepakatan. Selanjutnya , proses

pengambilan keputusan di delegasi kepada bawahan. Sekarang

bawahanlah yang mengambil keputusan pelaksanaan pekerjaan.

Pada PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Branch Office Medan,

Kepemimpinan Delegasi tidak terjadi karena pemimpin tipe jenis ini

(46)

36

melepaskan semua tanggung jawabnya begitu saja kepada bawahan.

Karena General Manager disini masih memberikan arahan-arahan dan

memantau perkembangan pekerjaan tersebut sehingga pekerjaan itu dapat

terselesaikan dengan baik.

4. Fungsi – fungsi Pimpinan

Kemampuan mengambil keputusan merupakan kriteria utama dalam

menilai efektivitas kepemimpinan seseorang. Dalam hubungan ini perlu

ditekankan bahwa yang dimaksud dengan kemampuan mengambil keputusan

tidak hanya diukur secara kuantitatif, dalam arti jumlah keputusan yang diambil.

Adapun fungsi-fungsi pimpinan menurut Terry (2010:9) sebagai berikut :

1. Planning (Perencanaan)

Perencanaan berisi perumusan dari tindakan-tindakan yang dianggap

perlu untuk mencapai hasil yang diinginkan sesuai dengan maksud dan

tujuan yang ditetapkan dan sebagai keputusan terhadap apa yang akan

dilakukan di kemudian hari.

General ManagerPT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Branch Office

Medan melaksanakan fungsi pimpinan sebagai perencana adalah

merencanakan langkah-langkah strategis untuk pengembangan kualitas

pelayanan dengan cara mengadakan seminar-seminar yang membantu para

karyawan menambah wawasan dalam ilmu melayani pelanggan dengan

cara yang sudah diterapkan oleh perusahaan maskapai penerbangan

(47)

2. Organizing (Pengorganisasian)

Pengorganisasian adalah pengaturan setelah ada rencana. Organisasi

sebagai wadah pembentukan tingkah laku hubungan antar manusia secara

efektif sehingga mereka dapat bekerja sama secara efesien dan

memperoleh kepuasan pribadi dalam melaksanakan tugas-tugasnya serta

memberikan kondisi lingkungan tertentu untuk pencapaian tujuan.

Pada PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Branch Office Medan

terdapat struktur organisasi yang dipimpin langsung oleh seorang General

Manager dan membawahi Manager Sales and Services, Manager Finance,

dan Manager General Affairs and ADM dan terdapat beberapa Subbag di

dalamnya beserta uraian tugas, wewenang dan fungsi.

3. Actuating (Pelaksanaan)

Setiap perusahaan terdiri dari individu-individu adalah tugas

pemimpin untuk mengarahkan dan menggerakkan individu-individu

tersebut. Dengan kata lain, seorang pimpinan dalam menggerakkan

individu tersebut dengan cara perintah/instruksi sehingga tujuan yang telah

ditetapkan akan tercapai secara efisien dan efektif.

General ManagerPT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Branch Office

Medan sudah melaksanakan fungsi kepemimpinan yang cukup baik.

General Manager merupakan seorang pemimpin yang sangat disiplin, tepat

waktu, dan memiliki ide-ide kreatif dalam kepemimpinannya. Karena

kedisiplinan dan semangat kerjanya menjadi salah satu motivasi bagi para

(48)

38

4. Controlling (Pengawasan)

Dengan pengawasan yang dimaksudkan adalah usaha untuk dapat

mencegah kemungkinan-kemungkinan buruk dari rencana/instruksi yang

telah ditetapkan dan menciptakan kedisiplinan bagi pegawai di dalam

suatu perusahaan.Dengan pengawasan diharapkan

penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi dapat diterka sehingga kemungkinan

timbulnya kerugian yang besar dapat dihilangkan atau setidak-tidaknya

diperkecil.

Tanpa adanya pengawasan yang dilakukan kurang baik akan

mendorong pegawai di dalam suatu perusahaan untuk melakukan

penyimpangan-penyimpangan baik secara sengaja.

Cara pelaksanaan pengawasan menurut Herjito (2002:243) terdiri dari

empat cara, yaitu :

1. Mengawasi langsung ditempat

2. Melalui laporan lisan

3. Melalui tulisan

4. Melalui penjagaan khusus

General Manager selaku Pimpinan PT. Garuda Indonesia (Persero)

Tbk. Branch Office Medan selalu melakukan pengawasan terhadap

bawahannya. Walaupun General Manager tidak langsung meninjau ke

tempat staf dan pegawai bekerja dan tidak pernah langsung turun tangan

untuk meninjau kinerja pegawai. Namun, General Manager masih

(49)

pengawasan-pengawasan. General Manager biasanya melakukan pengawasan melalui

seorang kepercayaan yang dianggap berkompeten dan transparan.

5. Ciri-Ciri Pemimpin Yang Baik

Pimpinan yang baik adalah pimpinan yang berdasarkan Pancasila dan

memiliki wibawa dan daya untuk membawa serta memimpin masyarakat

lingkungannya ke dalam orang-orang yang kesadaran kehidupan masyarakat dan

kenegaraannya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Tugas utama bagi seorang pemimpin adalah untuk memimpin orang,

memimpin pelaksanaan pekerjaan dan melaksanakan sumber-sumber material.

Menurut Rivai (2003) untuk melaksanakan tugas itu dengan baik, seorang

pimpinan harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

a) Memiliki kondisi yang sehat sesuai dengan tugasnya.

b) Berwawasan luas.

c) Mempunyai keyakinan bahwa organisasi akan berhasil mencapai tujuan

yang telah ditentukan melalui kepemimpinannnya.

d) Mengetahui dengan jelas sifat hakiki dan kompleksitas dari tujuan yang

hendak dicapai.

e) Memiliki stamina atau antusias kerja yang besar.

f) Gemar dan cepat mengambil keputusan.

g) Objektif. Dalam artian dapat menguasai emosi dan lebih banyak

menggunakan rasio. Seorang pimpinan yang emosional akan kehilangan

objektivitas karena sudah tidak menggunakan akal sehatnya lagi.

(50)

40

i) Menguasai prinsip-prinsip human relations.

j) Menguasai teknik-teknik berkomunikasi.

k) Dapat dan mampu bertindak sebagai penasehat, guru, dan kepala terhadap

bawahannya.

l) Mempunyai gambaran menyeluruh tentang semua aspek kegiatan

organisasi.

Ciri-ciri Pimpinan yang dimiliki PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Branch

Office Medan adalah :

a) Memiliki Disiplin kerja yang baik dan tepat waktu dalam melaksanakan

suatu pekerjaan.

b) Memiliki wibawa dan daya tarik agar mampu membimbing dan

memimpin bawahannya.

c) Memiliki kemampuan yang baik sehingga mampu berpikir lebih baik dan

rasional dalam menanggulangi masalah yang timbul setiap saat.

d) Memiliki tanggung jawab serta dapat dipercaya untuk memegang rahasia

Perusahaan, serta mempunyai ide-ide yang cemerlang dalam rangka

memajukan Perusahaan yang dipimpinnya.

e) Mampu bekerja sama dengan bawahannya, dimana pimpinan bertugas

menentukan tugas para bawahannya serta mengawasi pelaksanaan

pekerjaan tersebut agar berjalan dengan lancar.

f) Memiliki kesetiaan kepada Perusahaan yang dipimpinnya dan juga setia

dalam membimbing bawahannya serta mau berusaha untuk

(51)

Dalam melaksanakan kegiatan perusahaan, General Manager selaku

pimpinan dapat mengarahkan para bawahannya untuk bekerja sesuai dengan

tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. General Manager PT. Garuda Indonesia

(Persero) Tbk. Branch Office Medan juga memberikan kebebasan kepada para

bawahannya untuk mendiskusikan segala sesuatu yang menyangkut pekerjaan

kepadanya.Selain itu, untuk menjaga keharmonisan dalam bekerja pimpinan

selalu mengadakan komunikasi yang baik dengan para bawahannya.

Kepemimpinan General Manager PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Branch Office Medan sudah cukup baik. Karena Gaya Kepemimpinan General

Manager sebagai pimpinan yang baik telah memenuhi syarat seperti ketepatan

waktunya dalam melaksanakan sesuatu, mempunyai ide-ide kreatif untuk

mengembangkan perusahaan dan mempunyai tanggung jawab kepada perusahaan.

Namun, sebaiknya General Manager harus langsung mendatangi tempat pegawai

bekerja agar dapat menilai langsung kinerja pegawai tersebut dan dengan

langsung mendatangi tempat pegawai bekerja mungkin pegawai akan lebih

termotivasi dan mempunyai semangat kerja yang lebih.

C. Kinerja Karyawan

1. Pengertian Kinerja Karyawan

Kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk

menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang sepatutnya memiliki derajat

kesediaan dan tingkat kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan

seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman

(52)

42

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kinerja sumber daya manusia

adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang

dicapai sumber daya manusia persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas

kerjanya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

Kinerja karyawan merupakan gabungan dari tiga faktor penting yaitu

kemampuan dan minat seorang pekerja kemampuan dan penerimaan atas

penjelasan delegasi tugas, serta peran dan tingkat motivasi seorang

pekerja.Semakin tinggi dari ketiga faktor di atas, semakin besarlah prestasi kerja

karyawan bersangkutan.

Mangkunegara (2008:9) menyatakan bahwa : “Kinerja karyawan (prestasi

kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang

karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya”.

Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa yang disebut kinerja

adalah hasil kerja seorang karyawan yang sesuai dengan standar suatu pekerjaan

yang telah ditetapkan bersama.

Kinerja karyawan adalah tingkat kemampuan seseorang atau kelompok

dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Kinerja karyawan

merupakan salah satu ukuran yang tegas yang dapat digunakan sebagai

bahan pertimbangan dalam kenaikan pangkat dan jabatan seseorang. Kinerja

karyawan juga mendorong pegawai untuk mempertinggi pengetahuan, kecakapan

serta wawasannya dalam rangka mengejar prestasi kerjanya karena dengan

(53)

disertai prestasi kerja yang baik maka akan mendapatkan penghargaan yang layak

dari organisasi.

2. Usaha-usaha dalam meningkatkan Kinerja Karyawan

Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba (profit) yang maksimal

dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup (survival) serta ingin selalu

tumbuh dan berkembang (growth).Kemampuan untuk memperoleh laba,

kelangsungan hidup dan perkembangan tersebut, salah satu faktor penting yang

mempengaruhi terletak pada personal yang bekerja pada perusahaan

tersebut.Disinilah dituntut tanggung jawab pimpinan dan terlebih lagi bagian

personalia agar harus benar-benar memperhatikan keadaan karyawannya baik dari

segi aktivitas maupun kebutuhannya.

Dengan terpenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut akan mendorong

(memotivasi) karyawan untuk meningkatkan efektivitas kinerja karyawan yang

dituntut oleh perusahaan.

Maka usaha-usaha perusahaan dalam menanggapi permasalahan untuk

meningkatkan efektivitas kinerja karyawan menurut Komarudin (2011:9) adalah :

a) Dengan adanya waskat (pengawasan melekat) oleh pimpinan maka suatu

pekerjaan yang dilakukan karyawan dapat terkoordinir dan terkontrol

oleh pimpinan sehingga kerja karyawan tidak terjadi penyimpangan.

b) Adanya koordinasi antar bagian sehingga apa yang hendak dikerjakan

oleh karyawan sudah ada jalurnya masing-masing.

c) Menggunakan sumber daya manusia yang terampil, bertanggung jawab,

(54)

44

d) Sarana dan prasarana kerja harus dimanfaatkan secara optimal serta

mengusahakan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pemborosan

dalam bentuk apapun dan efektivitas kerja dapat tercapai.

Adapun kebutuhan-kebutuhan yang menjadi faktor pendorong dalam upaya

untuk meningkatkan kinerja karyawan antara lain :

a) Pemberian Gaji / Upah Yang Cukup

Gaji/upah yang dalam pengertian disini adalah relatif, rumus yang tepat

untuk menilai apakah gaji mereka cukup atau tidak adalah sangat

sulit.Yang dapat diusahakan adalah agar gaji/upah yang mereka terima

minimal dapat memenuhi kebutuhannya untuk dapat hidup layak.

b) Insentif

Memberi tambahan penghasilan secara langsung kepada karyawan yang

merupakan kelebihan prestasi kerjanya sangat efektif untuk mendorong

semangat kerja. Tetapi cara ini harus juga disertai dengan kebijaksanaan

yang tepat.

c) Promosi

Promosi adalah proses kegiatan pemindahan dari suatu jabatan kepada

jabatan yang lebih tinggi. Dengan demikian akan mendorong mereka

untuk selalu meningkatkan prestasinya dengan harapan untuk dapat

dipromosikan pada kemudian hari.

d) Mutasi

Mutasi adalah kegiatan dari pimpinan perusahaan untuk memindahkan

karyawan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan yang lain yang dianggap

(55)

rasa bosan dengan pekerjaannya, sehingga mereka akan lebih semangat

dengan tugas baru yang diberikan. Tetapi juga bertujuan untuk dapat

pelaksanaan prinsip “The Right Man On The Right Place”.

e) Motivasi

Motivasi adalah merupakan kegiatan yang mengakibatkan, menyalurkan

dan memelihara perilaku manusia.Para pimpinan perlu memahami

orang-orang dengan perilaku tertentu agar dapat mempengaruhinya agar

sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. Menurut para ahli banyak

cara yang dapat digunakan untuk memotivasi orang agar mau bekerja

sesuai dengan yang diharapkan, walaupun dalam kenyataannya bukan

hanya motivasi saja yang mempengaruhinya, tetapi juga kemampuan dan

persepsi peranan (pemahaman tentang perilaku yang diperlukannya).

f) Fasilitas Kerja Yang Memadai

Tersedianya fasilitas kerja yang memadai akan menjadikan para

karyawan akan merasa senang dalam bekerja, dan selanjutnya apabila

dengan fasilitas tersebut mampu menambah kesenangan maka berarti

semangat kerja dan kegairahan kerjanya dapat pula meningkat dan

efektif.

g) Adanya Jaminan Kesejahteraan dan Keselamatan Kerja

Program pelayanan karyawan dalam upaya untuk menjamin

kesejahteraan ini pada garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi 3

(56)

46

1. Yang menyangkut masalah ekonomi karyawan, bertujuan untuk

melindungi keamanan ekonominya seperti pemberian pensiun,

asuransi, pemberian kredit dan lain-lain.

2. Program rekreasi dan hiburan, misalnya kegiatan olah raga dan

kegiatan sosial.

3. Penyediaan fasilitas bagi para karyawan, seperti fasilitas

perumahan, kesehatan, pendidikan dan lain-lain. Fasilitas kerja yang

memadai akan menciptakan keadaan yang menyenangkan bagi

karyawan.

h) Memperhatikan Kebutuhan Rohani

Dalam upaya untuk meningkatkan efektivitas kerja karyawan selain

memenuhi kebutuhan materi, maka mereka juga membutuhkan

kebutuhan rohani. Memperhatikan kebutuhan rohani jangan hanya

dikaitkan dengan agama saja, tetapi juga kegiatan rekreasi, taman

dilingkungan kantor dan lain sebagainya.

i) Diikutsertakan Dalam Perundingan

Dengan mengikutsertakan karyawan dalam perundingan maka akan

menimbulkan rasa tanggung jawab dan merasa dihargai sehingga dalam

melaksanakan peraturan-peraturan tersebut akan lebih baik.

j) Harga Diri Perlu Mendapatkan Perhatian

Harga diri merupakan hal yang paling peka dalam diri pribadi

karyawan.Pimpinan perusahaan bukan saja perlu memperhatikan harga

diri, tetapi juga perlu membangkitkan harga diri para karyawan.

(57)

tindakan yang tercela, sebab dengan memarahi karyawan didepan umum

apalagi didepan anak buahnya maka perasaan malu dan sakit hati akan

timbul. Perasaan seperti ini akan dapat menurunkan efektivitas kerjanya

terhadap perusahaan dan bahkan mungkin ia akan keluar dari

perusahaan. Untuk karyawan yang berprestasi, maka sebaiknya

pimpinan memberikan pujian/penghargaan didepan rekan-rekannya

secara wajar dan jangan terlalu berlebihan.

Dengan memperhatikan faktor-faktor yang telah diuraikan diatas

diharapkan karyawan mempunyai efektivitas kinerja yang tinggi terhadap

(58)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, maka

penulis mencoba untuk menarik kesimpulan. Adapun kesimpulan yang penulis

dapat kemukakan adalah :

1. PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk.Branch OfficeMedan yang

beralamat di Jalan Mongonsidi No. 34a Medan pada dasarnya

memiliki tugas dan misi sebagai perusahaan penerbangan yang

mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang

pembangunan ekonomi nasional dengan memberikan pelayanan yang

profesional.

2. Tingkat disiplin karyawan pada PT. Garuda Indonesia (Persero)

Tbk.Branch Office Medan sudah berjalan lebih baik dari sebelumnya.

Hal ini disebabkan karena adanya hubungan yang baik antara atasan

dan bawahan maupun antar sesama karyawan. Dimana atasan selalu

memberi motivasi kepada bawahannya untuk melaksanakan

peraturan-peraturan yang berlaku.

3. PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Branch OfficeMedan telah sadar

akan pentingnya usaha-usaha untuk meningkatkan disiplin karyawan

yaitu dengan memberikan sarana dan prasarana baik yang bersifat

materi maupun yang non materi untuk memenuhi kebutuhan

karyawannya, dengan demikian karyawan tersebut akan berkualitas

(59)

segala aktivitas-aktivitasnya. Dan akhirnya kinerja karyawan akan

meningkat sesuai dengan yang diharapkan.

B. Saran

Dari kesimpulan yang penulis kemukakan, maka penulis memberikan

beberapa saran yaitu :

1. Diharapkan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk.Branch OfficeMedan

tetap mempertahankan tugas dan misi sebagai perusahaan penerbangan

yang mempromosikan Indonesia kepada dunia guna menunjang

pembangunan ekonomi nasional.

2. Pimpinan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Branch OfficeMedan

hendaknya dapat memperhatikan secara langsung para karyawan

dalam setiap keluhan yang timbul dari karyawan terutama terkait

dalam pelaksanaan disiplin di PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Branch OfficeMedan.

3. Untuk lebih meningkatkan kinerja karyawan maka harus didukung

oleh fasilitas dan perlengkapan kerja karena itu PT. Garuda Indonesia

(Persero) Tbk.Branch OfficeMedanharus menjaga dan merawat

fasilitas dan perlengkapan yang ada sehingga karyawan dapat bekerja

(60)

50

DAFTAR PUSTAKA

Cardoso Gomes, Faustino(2008), Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi

pertama, cetakan keempat, Andi Offset, Jakarta.

Duniabaca.com/pengertian-disiplin-kerja.html

Handoko, T. Hani (2008), Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia,

edisi kedua, Penerbit : BPFE, Yogyakarta.

Herjito (2002). Pemimpin dan Kepemimpinan .PT. Grafindo Persada. Jakarta.

Landasanteori.com/2015/07/pengertian-kepemimpinan-peran-gaya.html

Nawawi, Hadari (2003), Administrasi Personel untuk Peningkatan Produktivitas

Kerja, Jakarta : Masagung.

Rivai(2005). Performance Appraisal: Sistem Yang Tepat Untuk Menilai

Kinerja Pegawai Dan Meningkatkan Daya SaingPerusahaan. PT.

Rajagrafindo Persada. Jakarta.

Siagian, Sondang P (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan

Kesembilan, Bumi Aksara.

Soedjono (2003), Strategi Sumber Daya Manusia, Vol. 4, No. 4,hal 73.

Terry R, George (2003). Prinsip-prinsip Manajemen, Bumi Aksara : Jakarta.

Gambar

Tabel 1.1
Gambar II.1. Logo PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam Penulisan ilmiah ini dapat di ketahui bahwa laba yang diterima perusahaan terus berubah, karena biaya yang di keluarkan perusahaan terjadi karena biaya produksi meningkat,

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari penelitian yang telah dilakukan di RSUD Muntilan Kabupaten Magelang mengenai hubungan riwayat menyusui dengan kejadian kanker

Berdasarkan hasil pengamatan saya dan yang saya alami terhadap keadaan yang saat ini sudah dipengaruhi oleh kecanggihan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Penggunaan

Jadi, menggunakan asumsi-asumsi di atas, didapatkan bahwa untuk memproduksi satu liter metanol nuklir dari air laut, dibutuhkan biaya sebesar Rp 2.359, atau kita bulatkan saja jadi

The study area was classified into six main classes like forest, water bodies, bush grasses, barren land snow and agricultural land in supervised classification

Walaupun asumsi yang digunakan dalam mengestimasi nilai kini arus kas yang diharapkan dari aset yang tercermin dalam laporan keuangan konsolidasian dianggap telah

In this paper we have compared the classification results of Hyper spectral data after dimensionality reduction from the Haar and Daubechies wavelet filter.. We have

34 of 2016 on New Tari s for Income Tax on Transfers of and Conditional Sale and Purchase Agreements for Land and/or Buildings, the Regional Government of DKI Jakarta Province has