• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI ETNIS JAWA TERHADAP KEKUATAN MAGIS: JIMAT BULUH PERINDU ( Studi Kasus di Jln. Mawar Gang Keluarga II Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI ETNIS JAWA TERHADAP KEKUATAN MAGIS: JIMAT BULUH PERINDU ( Studi Kasus di Jln. Mawar Gang Keluarga II Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia )."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI ETNIS JAWA TERHADAP KEKUATAN

MAGIS: JIMAT BULUH PERINDU

( Studi Kasus di Jln. Mawar Gang Keluarga II Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia )

SKRIPSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Antropologi

Fakultas Ilmu Sosial

Oleh:

TRI HARDIANTI HAMDIAH

3123122062

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

Tri Hardianti Hamdiah, NIM. 3123122062. Persepsi Etnis Jawa Terhadap Kekuatan Magis: Jimat Buluh Perindu (Studi Kasus di Jln. Mawar Gang Keluarga II Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia.Skripsi. Jurusan Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. 2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kegunaan dari jimat buluh perindu, bagaimana cara mendapatkan/menggunakan jimat buluh perindu, untuk mengetahui kekuatan magis yang terkandung dalam jimat buluh perindu serta bagaimana persepsi etnis Jawa yang ada di gang Keluarga terhadap penggunaan jimat buluh perindu

Metode penelitian yang digunakan metode kualitatif deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu cara untuk memecahkan masalah permasalahan yang menjadi tujuan dalam penelitian ini dengan cara mendeskripsikan dan menggambarkan keadaan subjek atau objek penelitian berdasarkan fakta – fakta yang ditemukan di lokasi penelitian. Penelitian ini memakai subjek dan objek penelitian sebagai pengganti sampel dan populasi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: observasi, wawancara dan studi pustaka (literature). Informan dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling ada 17 informan, dimana 4 orang adalah informan kunci.

Etnis Jawa memiliki kepercayaan terhadap adanya kekuatan gaib dari benda – benda tertentu. Salah satu benda tersebut adalah buluh perindu. Buluh perindu merupakan benda yang dianggap memiliki kekuatan magis didalamnya sehingga buluh perindu dijadikan sebagai jimat bagi seseorang yang mempercayainya. Buluh perindu juga memiliki beberapa kegunaan yaitu seperti pelaris dagangan, pembuka aura dan lainnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis diperoleh kesimpulan bahwa sebagain dari etnis Jawa yang tigggal di Jln. Mawar Gang Keluarga II Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia masih mempercayai kekuatan yang dimiliki dari jimat buluh perindu sehingga dapat digunakan sebagai jimat dan memiliki banyak fungsi atau kegunaan.

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa yang senantiasa menyertai dan memberikan rahmat yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan Judul Persepsi Etnis Jawa Terhadap

Kekuatan Magis: Jimat Buluh Perindu (Studi Kasus di Jln. Mawar Gang Keluarga II Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia. Shalawat beruntaikan salam juga

tidak pernah lupa penulis hanturkan untuk baginda Rasullah SAW beserta keluarga dan para sahabatnya, semoga kelak mendapatkan safaat dari beliau. Tulisan ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

Penulis berharap tulisan ini bisa bermanfaat kepada semua pihak yang membacanya baik untuk tujuan pemahaman maupun untuk penelitian lebih lanjut. Meskipun demikian, penulis juga berharap untuk diberikan saran masukan yang baik

dan berguna agar menjadi lebih, karena penulis menyadari bahwa penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan di dalamnya.

Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bimbingan, bantuan, dan motivasi dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi

(7)

iii

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si selaku ketua Program Studi Pendidikan Antropologi sekaligus penguji III yang memberikan perhatian dan dukungannya kepada mahasiswa/mahasiswi stambuk 2012 dalam menyusun

skripsi

4. Bapak Drs. Waston Malau selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu yang sangat bermanfaat sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

5. Ibu Sulian Ekomila, S.Sos, M.SP selaku Dosen Pembimbing Akademik dan penguji I yang senantiasa membimbing penulis selama perkuliahan.

6. Ibu Dra. Trisni Andayani, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah

memberikan masukan dan bimbingan untuk menjadikan tulisan ini lebih baik. 7. Seluruh Dosen Program Studi Pendidikan Antropologi terima kasih atas ilmu,

pengalaman dan motivasi selama ini

8. Ayahanda Hamdan, S.Pd dan Ibunda Mahdiah terimakasih teramat dalam karena sudah membesarkan serta mengantarkan penulis sampai mendapatkan

gelar S.Pd ini. Terimakasih juga atas segala doa, kasih sayang serta dukungan moril maupun materil hingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

(8)

iv

9. Teruntuk saudara – saudari penulis Kakanda Eka Julia syafitri S.Pd dan Abangda Sumaji Java serta Kakanda Dwi Rizki Prihatini S.Pd dan Abangda

Muharlen Sikumbang terimakasih banyak atas segala doa, motivasi, bantuan materi maupun nonmateril serta dukungan yang tiada henti hingga penulis

dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Terimakasih juga penulis ucapkan kepada “partner in crime” keponakan – keponakan penulis Abimanyu dan Fatih yang sudah mewarnai hari – hari penulis. Dan terimakasih juga untuk

Sepupu generasi terakhir keluarga Efendi, Rizky Adinda yang sudah menjadi sepupu baik budi serta menjadi sahabat dimanapun penulis berada, Semoga

angan dan impianmu terkabul dek.

10.Ibu Sri serta keluarga sebagai informan kunci penulis. Beliau sangat banyak

membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian hingga selesai. Beliau telah menyempatkan waktunya untuk memberikan informasi terkait hal yang diteliti kepada penulis. Serta kepada para informan yang memberikan penulis

informasi-informasi berharga yang membantu penulis dalam mengumpulkan data. Terimakasih banyak atas informasi serta waktunya.

11. Kepada sahabat – sahabat yang sudah menjadi bagian dalam kehidupan penulis, Rada Kurniati, Betti minati yang sudah espede duluan, Nur Emilia ningsih, Khairunnissa terimakasih banyak atas canda tawa serta teman

berbagi penulis dalam suka maupun duka selama ini dan untuk Alm.Putra Fajar Bahari terimakasih banyak atas semuanya Rest In Peace put semoga

(9)

v

atas dukungan serta motivasinya semoga mimpi anak IPS dapat terwujud nantinya.

12.Sahabat-sahabat seperjuangan yang penulis cintai evi Junalisah, Leli Pitria, robiatul adawiyah yang sudah espede duluan, aulia, riri, tari, donna, limah,

riska, midah yang selalu memberikan dukungan semangat dan doa sehingga penulis tetap semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini.Terimakasih juga untuk semua kawan-kawan stambuk 2012 semoga ilmu yang sudah kita dapat

selama perkuliahan dapat bermanfaat nantinya salam Satu Sama Bersaudara. 13.Teman-teman alumni satu kost Jl.Taud yang merangkap sebagai tetangga di

Stabat K’kiki, K’jeni, K’Gina, tari dan warni walau sudah alumni kosan tapi

kita tetap keceh dimanapun kita berada. terimakasih selalu memberikan

motivasi dan dukungan pada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penulisan skripsi ini

oleh karenanya segala kritik dan saran yang membangun, akan penulis terima sebagai perbaikan yang positif. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan

semoga skripsi ini dapat berguna bagi kita semua.

Medan, 11 Agustus 2016

Penulis

(10)
(11)

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

3.1. Metode Penelitian ... 22

3.4.3. Studi Pustaka (Literature) ... 29

3.5. Teknik Analisis Data ... 30

3.5.1. Mengelompokkan Data ... 30

3.5.2. Menginterprestasikan Data... 30

3.5.3. Menganalisis Data ... 31

3.5.4. Membuat Kesimpulan ... 31

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 32

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 32

4.1.1. Letak Geografis Kelurahan Sari Rejo ... 33

4.1.2. Struktur Organisasi Kelurahan Sari Rejo ... 35

4.1.3. Keadaan Penduduk ... 37

4.1.3.1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia ... 38

4.1.3.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... 39

4.1.3.3.Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan ... 41

4.1.3.4.Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis ... 43

4.1.3.5.Komposisi Penduduk Berdasarkan ... 44

Mata Pencaharian 4.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 46

4.2.1. Jimat Buluh Perindu ... 46

(12)

viii

4.2.3. Cara Mendapatkan/Mengggunakan Jimat ... 55

Buluh Perindu 4.2.3.1.Cara Mendapatkan Jimat Buluh Perindu ... 55

4.2.3.2.Cara Menggunakan Jimat Buluh Perindu ... 56

4.2.3.3.Cara Melepas Jimat Buluh Perindu ... 58

4.2.4. Kekuatan Magis Yang Terkandung ... 59

Dalam Jimat Buluh Perindu 4.2.4.1. Dampak Yang Akan Diterima Bagi ... 61

Pengguna Jimat Buluh Perindu 4.2.5. Persepsi Etnis Jawa Terhadap Kekuatan Magis ... 63

Jimat Buluh Perindu BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 66

5.1. Kesimpulan ... 67

5.2. Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA

(13)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur ... 38

Tabel 2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... 39

Tabel 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan ... 41

Tabel 4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis ... 43

(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Kerangka Berpikir ... 20

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Keberagaman budaya di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat – istiadat

dan kepercayaan pada setiap etnik bangsa yang menjadikan sebuah daya tarik tersendiri yang membedakannya dengan Negara lainnya. Seperti halnya adat istiadat, dengan adanya adat – istiadat tersebut, masyarakat mengembangkan

beragam keyakinan dan kepercayaan yang dianutnya.

Kehidupan beragama pada dasarnya merupakan kepercayaan terhadap

keyakinan adanya kekuatan gaib, yang luar biasa ataupun supranatural yang berpengaruh terhadap kehidupan individu dan masyarakat. Bahkan terhadap segala gejala alam, kepercayaan tersebut menimbulkan perilaku tertentu seperti

berdoa, memuja serta menimbulkan sikap mental seperti perasaan pasrah, perasaan optimis serta takut dari individu dan masyarakat yang mempercayainya.

Kepercayaan suatu masyarakat terhadap kekuatan gaib yang berasal dari benda- benda yang dipercaya memiliki kekuatan gaib tentu bervariasi, karena setiap kekuatan gaib yang dipercayai berpengaruh terhadap alam dan kehidupan

ini. Etnis Jawa merupakan salah satu etnik yang terbesar di kota Medan. Etnis Jawa memiliki beragam tradisi dan adat istiadatnya, serta kepercayaan mereka

terhadap adanya kekuatan gaib dari benda – benda yang mereka percayai memiliki kekuatan gaib. Sebagaimana kita ketahui bahwa etnis Jawa merupakan orang yang

(16)

2

dialeknya secara turun temurun. Tasrif Syam (dalam Andrew Beatty 2001:227) menyatakan bahwa sebagai suatu etnik tradisi dan tindakan masyarakat Jawa

senantiasa berpegang kepada dua hal yakni filsafat hidup yang religious dan mistis, dan etika hidup yang menjunjung tinggi moral dan martabat keluarga.

Geertz (1983:8) menggunakan istilah abangan, santri dan priyayi untuk mengklasifikasikan etnis Jawa dalam golongan – golongan agama, dimana abangan mewakili pada aspek animistis dari sinkretisme Jawa yang melingkupi

semuanya dan secara luas dihubungkan dengan elemen petani. Santri yang mewakili pada aspek Islam dari sinkretisme dan pada umumnya dihubungkan

dengan elemen dagang. Kemudian priyayi menekankan pada aspek –aspek Hindu dan dihubungkan dengan elemen birokratik.

Sedangkan etnis Jawa yang ada Jln. Mawar gang Keluarga II tidak termasuk

kedalam tiga kategori golongan etnis Jawa berdasarkan agama seperti yang digolongkan oleh Geertz, karena kebanyakan penduduknya lahir dan besar di

Medan berarti mereka termasuk keturunan Pujakesuma (Putra Jawa Kelahiran Sumatera).

Sedangkan untuk komunikasi sehari – hari masyarakat Jawa yang tinggal di Jln. Mawar gang Keluarga II kebanyakan menggunakan bahasa Indonesia, namun pada saat berbahasa Jawa mereka sudah menggunakan bahasa Jawa Sumatera

sehingga tidak ada aturan ataupun pembagian bahasa kedalam golongan – golongan tertentu seperti bahasa Jawa kromo,Jawa karma biasa ataupun Jawa

(17)

3

Umumnya dalam memahami kekuatan gaib dan mistis, masyarakat Jawa memiliki simbol – simbol tertentu yang diwariskan secara turun –temurun oleh

para leluhur. Ada banyak sekali keberagaman dalam kepercayaan etnis Jawa baik itu berbentuk ritual atau upacara, kepercayaan terhadap roh – roh, serta terhadap

benda – benda yang memiliki kekuatan gaib.

Berkaitan dengan kepercayaan etnis Jawa terhadap hal – hal yang berbau gaib, salah satu benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib adalah jimat buluh

perindu, buluh perindu sendiri banyak digunakan pada etnis Melayu namun tidak

sedikit pemakainya berasal dari etnis Jawa. Sebagaimana diyakini buluh perindu

memiliki kekuatan magis di dalamnya sehingga sebagian orang menggunakannya sebagai jimat untuk penglaris dagangan dan juga sebagai pemikat atau menarik perhatian seseorang dengan bantuan kekuatan gaib atau supranatural.

Buluh perindu sendiri menurut peneliti dapat dikatakan tergolong ilmu putih

(white magic) karena banyak digunakan untuk penglaris dagangan dimana

seseorang yang dagangannya kurang laris dengan menggunakan buluh perindu dapat menarik pelanggan sehingga fungsi buluh perindu disini membantu pedagang yang dagangannya sepi menjadi lebih laris. Selain itu buluh perindu

juga digunakan sebagai pemikat yang dapat membantu seseorang untuk menarik perhatian dari seseorang yang diinginkannya.

Berbeda dengan ilmu hitam yang dapat melukai korbannya buluh perindu dapat membantu orang yang menggunakan tanpa bertujuan negatif seperti melukai

(18)

4

Namun untuk mendapatkan ataupun memiliki jimat buluh perindu ini haruslah mendatangi seorang dukun. Menurut Ign.Gatut Saksono (2007:55) dukun adalah

spesialis magi dalam masyarakat tradisional, berguna untuk semua orang yang sakit baik fisik maupun psikologis, peramal kejadian masa depan, penemu

barang-barang yang hilang, pemberi jaminan tentang peruntungan yang baik, dan tidak segan mempraktekkan sedikit sihir kalau memang itu yang diminta orang.

Seorang dukun dipercaya dapat memantrai jimat buluh perindu, sehingga

kekuatan magis yang ada di dalamnya dapat digunakan sebagaimana yang para pengguna inginkan.Namun persepsi setiap orang tentulah berbeda – beda begitu

juga dengan sebagaian etnis Jawa yang tinggal di Jln.Mawar gang Keluarga II tidak semua mereka menilai bahwa, dengan menggunakan jimat ini maka

dagangan akan lebih laris dan juga seseorang yang tidak suka menjadi lebih perhatian bahkan suka hanya karena menggunakan jimat buluh perindu ini.

Sebagian dari mereka menganggap bahwa jimat buluh perindu yang diyakini

memiliki kekuatan gaib hanyalah tipudaya dari seorang dukun yang sedang mencari materi atau nafkah saja. Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah

tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Persepsi

(19)

5

1.2.Identifikasi Masalah

Merujuk pada uraian latar belakang di atas, adapun masalah yang ditemukan

antara lain:

a. Kegunaan buluh perindu bagi yang menggunakan

b. Cara mendapatkan serta menggunakan/memakai jimat buluh perindu c. Kekuatan magis yang terkandung dalam jimat buluh perindu

d. Persepsi etnis Jawa yang ada di gang Keluarga II terhadap penggunaan jimat buluh perindu.

1.3.Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis perlu membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu :

a. Kegunaan buluh perindu bagi yang menggunakan

b. Cara mendapatkan serta menggunakan/memakai jimat buluh perindu c. Kekuatan magis yang terkandung dalam jimat buluh perindu

d. Persepsi etnis Jawa yang ada di gang Keluarga II terhadap penggunaan jimat buluh perindu

Hal tersebut dianggap perlu untuk diberi batasan masalah karena jika akan dibahas

keseluruhannya akan terlalu luas cakupan pembahasannya. Oleh karena itu, peneliti perlu memberikan batasan masalah agar mendapatkan inti pokok dari

(20)

6

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

a. Apa kegunaan jimat buluh perindu?

b. Bagaimana cara mendapatkan/menggunakan jimat buluh perindu? c. Kekuatan magis apa yang terkandung dalam jimat buluh perindu?

d. Bagaimana persepsi etnis Jawa yang ada di gang Keluarga terhadap

penggunaan jimat buluh perindu?

1.5.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui kegunaan jimat buluh perindu

b. Untuk mengetahui cara mendapatkan /menggunakan jimat buluh perindu c. Untuk mengetahui kekuatan magis yang terkandung dalam jimat buluh

perindu

(21)

7

1.6.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

a. Kegunaan teoritis : hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebuah penelitian yang memperkaya khasanah keilmuan di bidang Antropologi

dalam memahami “Persepsi etnis Jawa Terhadap Kekuatan Magis: Jimat

Buluh Perindu”.

b. Kegunaan praktis : Sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang

(22)

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti tentang Persepsi Etnis

Jawa Terhadap Kekuatan Magis Jimat Buluh Perindu Studi Kasus: di Jln Mawar Gang Keluarga II Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia menyimpulkan bahwa:

1. Buluh perindu merupakan benda yang dianggap memiliki kekuatan magis

didalamnya sehingga buluh perindu dijadikan sebagai jimat bagi seseorang yang mempercayainya. Buluh perindu juga memiliki beberapa kegunaan

yaitu:

a. buluh perindu digunakan sebagai pelaris dagangan

b. buluh perindu digunakan sebagai pemikat

c. buluh perindu digunakan pembuat suara menjadi merdu

d. buluh perindu digunakan sebagai penangkal binatang berbisa.

2. Untuk mendapatkan buluh perindu ini bagi seseorang yang ingin memakainya maka bisa pergi ke dukun karena beberapa dukun memiliki buluh perindu ini,

selain itu beberapa media sosial juga sudah ada yang menjual buluh perindu ini dengan tarif mulai dari 200ribu hingga jutaan rupiah. Bagi seseorang yang ingin menggunakannya maka dapat pergi ke seorang dukun. Dukun tersebut

(23)

67

3. Buluh perindu dapat berfungsi apabila sudah diisi oleh kekuatan magis.

Kekuatan magis merupakan upaya menggunakan bantuan makhluk gaib untuk

sesuatu tujuan yang diinginkan oleh yang meminta. Kekuatan magis yang diisi pada buluh perindu adalah makhluk yang menduduki alam gaib salah satunya

yaitu makhluk – makhluk halus seperti ruh – ruh leluhur, baik itu ruh yang baik maupun ruh yang jahat.

4. Persepsi etnis Jawa yang ada di gang Keluarga terhadap kekuatan magis jimat

buluh perindu hampir seluruhnya berpersepsi positif dan menganggap bahwa

buluh perindu memang memiliki kekuatan magis sehingga dapat digunakan

sebagai jimat dan memiliki banyak fungsi atau kegunaan. Masyarakat yang tinggl di gang Keluarga juga menganggap bahwa selama pengguna buluh

perindu tidak mengganggu kenyamanan masyarakat yang tinggal disana,maka

masyarakat sekitar tidak mempermasalahkan hal tersebut.

5.2. Kritik dan Saran

Peneliti sadar hasil tulisan dari peneliti masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sangat membangun untuk memperbaiki hasil tulisan peneliti

kedepannya. Saran peneliti selama penelitian di Jl. Mawar Gang Keluarga II Kelurahan Sari Rejo adalah Bagi seseorang ataupun pengguna buluh perindu

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Bustanuddin. 2006. Agama Dalam Kehidupan Manusia: Pengantar Antropologi Agama. Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada.

Beatty Andrew, 2001. Variasi Agama di Jawa. Suatu Pendekatan Antropologi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Barth,Fredrik.1988.Kelompok Etnik dan Batasannya:Tatanan Sosial dari Perbedaan Kebudayaan. Jakarta: UI Press

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: komunikasi, ekonomi, kebijakan publik, dan ilmu sosial lainnya. Jakarta : Kencana

Depdikbud. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Geertz, Clifford. 1983. Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa. Jakarta: Pustaka Jaya

Geertz, Clifford. 1992. Tafsir Kebudayaan. Yogyakarta: KANISIUS

Herusatoto, Budiono.2008. Simbolisme Jawa. Yogyakarta: Ombak

Ign.Saksono,Gatut.2007.Paranormal Peran Dan Tanggung Jawab Moralnya. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama

Iskandar. 2009. Metode penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada.

Koentjaraningrat. 1980. Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Jakarta : Dian Rakyat

.1987. Sejarah Teori Antropologi I. Jakarta : Universitas Indonesia Press.

.2007. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Djambatan

. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

(25)

Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Nawawi , Hadari. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gajah Mada Universitas Press.

Perret, Daniel. 2010. Kolonialisme dan Etnisitas: Batak dan Melayu Sumatra Utara. Jakarta : Kepustakaan Populer Gramedia.

Sarwono Wirawan, Sarlito. 1983. Pengantar Umum Psikologi. Jakarta : PT. Bulan Bintang.

Spradley, James P. 2007. Metode Etnografi. Yogyakarta : Tiara Wacana

Sutopo, H.B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya Dalam Penelitian. Surakarta: Univesitas Sebelas Maret.

Tony, Daud. 2003. Dunia Jimat Pusaka Membawa Petaka. Jakarta : Bethlehem Publisher.

Sumber jurnal dan skripsi :

1. Apita Fikri Indrasuari Jurusan Sosiologi Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang dalam jurnal Solidarity Universitas Negeri Semarang yang berjudul Kepercayaan Pedagang Terhadap Wong Pinter Dalam Menunjang Usaha Dagang Di Pasar Bintoro Demak (http: //

journal.unnes.ac.id/ sju/ index.php/ solidarity) diakses pada 6 April 2015

2. Maslihun Fakultas Ushuluddin Institusi Agama Islam Negeri Walisongo Semarang Penggunaan Jasa Dukun Yang Dilakukan Calon Kepala Desa ( Http:// library. walisongo. ac. id/ digilab/ files/ diski/ 99/

jtptiain-gdl-maslihun 41- 4935- fileskr - n.pdf ) Diakses pada tanggal 8 April 2015

3. Ening Herniti Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Dengan judul skripsi : Kepercayaan Masyarakat Jawa Terhadap Santet, Wangsit, Dan Roh Menurut Perspektif Edwards Evans-Pritchard

(26)

Sumber internet:

(sumber: http://kbbi.web.Id/ pengertian informan, diakses tanggal 04 November 2015).

(sumber: http://kbbi.web.Id/pengertian duniagaib, diakses tanggal 04 November 2015).

(sumber:https://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Peta_Lokasi_Kecamatan_Medan Polonia Kelurahan Sari Rejo.svg. diakses tanggal 20 Juni 2016)

Gambar

Tabel 1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur ...............
Gambar 1. Kerangka Berpikir ..................................................................

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

[r]

Faktor intensitas tegangan K untuk pelat ukuran hingga dengan bukaan tarik tunggal ditentukan pada persamaan (9) dengan melibatkan fungsi Green yang meliput informasi tentang efek

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah yang akan menjadi acuan dalam penelitian ini yaitu bagaimana strategi pemasaran untuk

Penelitian ini bertujuan untuk membangun sistem pendukung keputusan berbasis komputer dengan mengimplementasi model hybrid MCDM (kombinasi metode AHP dan TOPSIS ) untuk

Semua kegiatan di atas adalah berkembang melalui proses perjuangan, mulai dari pengenalan makna ekonomi Islam, penerapan sebagian dari ekonomi tersebut

يجزرلا دلوما باتك ي ةيوب لا ةياورلا ةكبح قلعتت يلا