• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap Dan Perilaku Konsumen Terhadap Produk Olahan Durian (Kasus: Pancake Durian Produksi Mei Cin Pancake)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Sikap Dan Perilaku Konsumen Terhadap Produk Olahan Durian (Kasus: Pancake Durian Produksi Mei Cin Pancake)"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

SIKAP DAN PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PRODUK OLAHAN DURIAN (Kasus: Pancake Durian Produksi Mei Cin Pancake)

SKRIPSI

Oleh:

PUSPITA AYU RAHMADYANTI 080309049

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

SIKAP DAN PERILAKU KONSUMEN TERHADAP PRODUK OLAHAN DURIAN (Kasus: Pancake Durian Produksi Mei Cin Pancake)

SKRIPSI Oleh:

PUSPITA AYU RAHMADYANTI 080309049

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Mendapatkan Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan

Disetujui oleh: Komisi Pembimbing

Ketua Komisi Pembimbing Anggota Komisi Pembimbing

(Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si) (Ir. Yusak Maryunianta, M.Si)

NIP : 195411111981031001 NIP : 196206241986031001

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

ABSTRAK

PUSPITA AYU RAHMADYANTI: Sikap dan Perilaku Konsumen Terhadap Produk Olahan Durian (Kasus: Pancake Durian Produksi Mei Cin Pancake di Kecamatan Medan Petihan Kota Medan), dibimbing oleh Ir. H. HASMAN HASYIM, M.Si dan Ir. YUSAK MARYUNIANTA, M.Si.

Tujuan penelitian ini ditujukan untuk menganalisis ketersediaan produk pancake durian selama setahun, Untuk menjelaskan sikap dan perilaku konsumen terhadap produk olahan durian/pancake durian. Serta menganalisis tingkat kepentingan konsumen dan tingkat kekuatan kepercayaan konsumen terhadap atribut Pancake Durian Produksi Mei Cin Pancake.

Metode Penelitian: Daerah penelitian ditetapkan secara sengaja (purposive) di Kecamatan Medan Petisah hal ini dikarenakan sentra produksi Mei Cin Pancake terletak di Kecamatan Medan petisah. Metode penentuan responden menggunakan metode Accidental (penelusuran) yang ditujukan untuk konsumen yang membeli produk di swalayan tersebut. Metode analisis data menggunakan skala pengukuran sikap Likert, analisis teknik penskalaan semantic differential,dan model Multi Atribut Sikap Fishbein.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap konsumen terhadap produk olahan durian, yakni pancake durian menunjukkan cenderung kearah proporsi sikap positif. Perilaku konsumen terhadap produk pancake durian menunjukkan perilaku yang menyukai dan menerima produk pancake durian sebagai olahan durian yang terpopular saat ini. Konsumen menganggap penting semua atribut yang ada pada produk pancake durian. Atribut rasa, harga, dan tampilan kemasan memiliki skor tertinggi. Evaluasi kepentingan diukur dari atribut-atribut yang terdapat pada produk pancake durian yang dapat dilihat dengan panca indra. Konsumen mempercayai bahwa produk pancake durian merupakan inovasi dari olahan buah buah durian yang mempunyai nilai tambah yang menguntungkan.

(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 27 Juni 1990 dari bapak Pri Hendra Kartono dan ibu Farida Makki. Penulis merupakan anak kedua dari empat bersaudara.

Pendidikan formal yang telah ditempuh oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Sekolah Dasar (SD) Tahun 1996-2002 di SD Percobaan Negeri Medan. 2. Sekolah Menengah Pertama Tahun 2002-2005 di SMP Negeri 1 Medan.

3. Sekolah Menengah Atas (SMA) Tahun 2005-2008 di SMA Swasta Panca Budi Medan. 4. Melalui Jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Tahun 2008

diterima di program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Departemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

5. Pada Juli 2012, penulis mengikuti kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Rawang Baru, Kecamatan Rawang Panca Arga, Kabupaten Asahan.

6. Pada Pebruari 2013, penulis melaksanakan penelitian skripsi di Kecamatan Medan Petisah Kota Medan

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah Swt. Tuhan Semesta Alam yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Adapun judul skripsi ini adalah “Sikap dan Perilaku Konsumen Terhadap Produk Olahan Durian (Kasus: Pancake Durian Produksi Mei Cin Pancake)” yang merupakat syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si sebagai ketua komisi pembimbing yang telah meluangkan waktu dan member masukan dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

2. Bapak Ir. Yusak Maryunianta, M.Si sebagai Anggota Komisi pembimbing yang telah banyak memberi masukan/saran yang membangun dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dr.Ir. Salmiah, MS selaku ketua Departemen Agribisnis FP USU dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, MEc selaku sekertaris Departemen FP USU yang telah member kemudahan penulis dalam perkuliahan.

4. Seluruh dosen Departemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pengajaran ilmu pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan 5. Seluruh pegawai Departemen Agribisnis FP USU yang telah membantu segala urusan

administrasi penulis

6. Bapak/Ibu/Saudara/I pembeli produk Pancake durian yang membantu menjadi responden saya dalam pengambilan data lapangan.

7. Kepada Yuki Bastanta, Mawaddah Faliha, Aisyah Arfani, Amanda Rizka, terima kasih atas perjuangan kita bersama.

8. Seluruh teman-teman angkatan 2008 Agribisnis dan PKP yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

(6)

Sekar dan Adik Salsabila yang telah memberikan dukungan, semangat, kasih sayang, materi, dan do’a yang tak henti-henti kepada penulis.

Tak ada gading yang tak retak. Tak ada hal yang sempurna di dunia ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Juni 2013

(7)

DAFTAR ISI

E. Resistensi Sikap (resistance) ... 12

F. Persistensi Sikap (persistence) ... 12

G. Keyakinan Sikap (confidence) ... 13

H. Sikap dan Situasi ... 13

2.2.3. Pembentukan dan Perubahan Sikap ... 13

(8)

A. Skala Perbedaan Semantik ... 14

2.3.2. Teori-teori Perilaku Konsumen ... 19

A. Teori Mikro ... 19

B. Teori Psikologis... 20

C. Teori Sosiologis ... 20

D. Teori Antropologis ... 20

2.3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 20

2.3.4. Model-model Perilaku Konsumen ... 20

A. Model Howard Sneth ... 21

B. Model Engle, Kollat, dan Blackwell ... 21

C. Model Nicosia ... 22

D. Model Andreasen ... 22

E. Model Gawson... 22

F. Model Hierarki Kebutuhan Maslow ... 23

G. Model Markov ... 24

H. Model Perilaku Pembeli Industri ... 24

I. Model Maksud Perilaku Konsumen ... 25

2.4. Karakteristik Konsumen ... 25

2.5. Kerangka Pemikiran ... 26

2.6. Hipotesis Penelitian ... 28

BAB III. METODE PENELITIAN ... 29

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 29

3.2. Metode Penentuan Responden ... 29

3.3. Metode Pengumpulan Data ... 30

3.4. Metode Analisis Data ... 30

3.5. Definisi dan Batasan Operasional ... 39

3.5.1. Definisi ... 39

3.5.2. Batasan operasional ... 40

BAB IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL ... 41

(9)

4.1.1. Tata Guna Tanah/Lahan ... 42

4.1.2. Keadaan Penduduk ... 42

A. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan ... 42

B. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 44

C. Sarana dan Prasarana ... 45

4.2. Kecamatan medan Petisah ... 46

4.3. Karakteristik Sampel ... 47

A. Umur... ... 48

B. Tingkat Pendidikan ... 48

C. Jumlah Tanggungan ... 49

D. Pendapatan.... ... 49

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51

5.1. Ketersediaan Produk Pancake Durian di Daerah Penelitian ... 51

5.2. Sikap Konsumen Terhadap Produk Pancake Durian Produksi Mei Cin Pancake ... 53

5.3. Perilaku Konsumen Terhadap Produk Pancake Durian ... 54

5.3.1. Evaluasi Tingkat Kepentingan Konsumen(ei) Terhadap Atribut Produk Pancake Durian (Ao) ... 56

5.3.2. Kekuatan Kepercayaan Konsumen (bi) Terhadap Atribut (Ao) Produk Pancake Durian Produksi Mei Cin Pancake ... 58

5.3.3 Analisa Perilaku Konsumen ... 61

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

6.1. Kesimpulan ... 64

6.2. Saran ... 65 DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Kandungan Gizi Buah Durian per 100gr Bahan ... 9

2. Daftar Pernyataan Sikap Positif dan Negatif ... 30

3. Parameter Evaluasi Kepentingan Konsumen Terhadap Atribut Produk Pancake ... 34

4. Parameter Kekuatan Kepercayaan Terhadap Atribut Produk Mei Cin Pancake ... 35

5. Parameter Kekuatan Kepercayaan Terhadap Atribut Produk Rema Pancake ... 35

6. Daftar Pernyataan Perilaku Positif dan Negatif ... 38

7. Jumlah Penduduk Kota Medan Menurut kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2010 ... 43

8. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 44

9. Sarana dan Prasarana ... 45

10. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur ... 48

11. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 48

12. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan... 49

13. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan ... 50

14. Skor Rata-rata Tingkat Interpretasi Konsumen ... 53

15. Perilaku Konsumen Terhadap Produk Olahan Durian (Pancake Durian) ... 54

(11)

17. Kekuatan Kepercayaan konsumen (bi) Terhadap Atribut Produk Pancake Durian (Ao) Produksi Mei Cin Pancake ... 59 18. Kekuatan Kepercayaan konsumen (bi) Terhadap Atribut Produk Pancake Durian (Ao) Produksi Rema Pancake ... 60 19. Analisis Sikap konsumen Terhadap Pancake Durian Produksi

Mei Cin Pancake dan Rema Pancake ... 62

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Karakteristik Responden ... 68 2. Daftar Jawaban Responden Untuk Pernyataan Sikap Likert .... 69 3. Skor Sikap Likert ... 71 4. Frekuensi Pernyataan Sikap Likert ... 72 5. Daftar Jawaban Semantik Diferensial ... 73 6. Evaluasi Kepentingan Konsumen Terhadap Atribut Produk

Pancake Durian ... 74 7. Kekuatan Kepercayaan Terhadap Atribut Produk Pancake

Durian Produksi Mei Cin Pancake ... 79 8. Kekuatan Kepercayaan Terhadap Atribut Produk Pancake

(14)

ABSTRAK

PUSPITA AYU RAHMADYANTI: Sikap dan Perilaku Konsumen Terhadap Produk Olahan Durian (Kasus: Pancake Durian Produksi Mei Cin Pancake di Kecamatan Medan Petihan Kota Medan), dibimbing oleh Ir. H. HASMAN HASYIM, M.Si dan Ir. YUSAK MARYUNIANTA, M.Si.

Tujuan penelitian ini ditujukan untuk menganalisis ketersediaan produk pancake durian selama setahun, Untuk menjelaskan sikap dan perilaku konsumen terhadap produk olahan durian/pancake durian. Serta menganalisis tingkat kepentingan konsumen dan tingkat kekuatan kepercayaan konsumen terhadap atribut Pancake Durian Produksi Mei Cin Pancake.

Metode Penelitian: Daerah penelitian ditetapkan secara sengaja (purposive) di Kecamatan Medan Petisah hal ini dikarenakan sentra produksi Mei Cin Pancake terletak di Kecamatan Medan petisah. Metode penentuan responden menggunakan metode Accidental (penelusuran) yang ditujukan untuk konsumen yang membeli produk di swalayan tersebut. Metode analisis data menggunakan skala pengukuran sikap Likert, analisis teknik penskalaan semantic differential,dan model Multi Atribut Sikap Fishbein.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap konsumen terhadap produk olahan durian, yakni pancake durian menunjukkan cenderung kearah proporsi sikap positif. Perilaku konsumen terhadap produk pancake durian menunjukkan perilaku yang menyukai dan menerima produk pancake durian sebagai olahan durian yang terpopular saat ini. Konsumen menganggap penting semua atribut yang ada pada produk pancake durian. Atribut rasa, harga, dan tampilan kemasan memiliki skor tertinggi. Evaluasi kepentingan diukur dari atribut-atribut yang terdapat pada produk pancake durian yang dapat dilihat dengan panca indra. Konsumen mempercayai bahwa produk pancake durian merupakan inovasi dari olahan buah buah durian yang mempunyai nilai tambah yang menguntungkan.

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Buah merupakan komoditi pertanian yang mudah rusak, tidak dapat disimpan lama karena cepat busuk dan mudah diserang hama atau penyakit. Demikian pula halnya dengan buah durian akan cepat rusak bila tidak ditangani dengan baik. Mulai dari panen sampai tiba di tangan konsumen (Sudjarwanto, 1993).

Durian (Durio zibethinus) merupakan salah satu tanaman tropis yang menghasilkan buah yang lezat sehingga banyak digemari. Pada saat musim berbuah durian banyak dipasarkan dalam keadaan segar dengan tingkat harga yang bervariasi. Pada umumya buah durian dikonsumsi dalam keadaan segar dan hanya sedikit yang diolah jadi produk olahan. Bagi para petani salah satu masalah yang dihadapi adalah tingginya perbedaan harga jual di tingkat petani dengan harga jual pengecer. Selain itu, teknologi pengolahan buah durian sangat terbatas sehingga petani terpaksa menjual dalam keadaan segar dengan harga yang ditentukan oleh pedagang pengumpul. Salah satu usaha yang perlu dilakukan petani adalah menguasai beberapa teknologi pengolahan buah durian sehingga tercipta beberapa alternatif penjualan, selain itu juga harus dikuasai beberapa teknologi pengawetan buah durian sehinga buah durian dapat disimpan dalam waktu yang relatif lama (Anonimousa, 2011).

(16)

pohon. Daerah yang menjadi sentra tanaman durian di Sumatera Utara yaitu, Kabupaten Tapanuli Tengah dengan persentase produksi sebesar 41,27% kemudian diikuti Kabupaten Serdang Berdagai dengan persentase produksi sebesar 13,54%, Kabupaten Deli Serdang dengan persentase produksi sebesar 6,99%, Kabupaten Tapanuli Selatan dengan persentase produksi sebesar 6,13%, Kabupaten Tapanuli Utara dengan persentase produksi sebesar 5,16%, sedangkan kabupaten/kota lainnya memiliki persentase produksi sebesar 26,91% terhadap total produksi durian (Durio zibethinus) di Sumatera Utara.

Peluang bisnis durian sangat bagus. Bahkan Indonesia memiliki varietas yang beragam dan berbuah sepanjang tahun. Dengan penanganan yang profesional dan dibantu oleh kemudahan-kemudahan dari pemerintah, durian Indonesia mampu menguasai pasar dunia. Durian lokal memiliki keunggulan rasa yang khas. Meskipun banyak masuk durian impor seperti dari Thailand, durian lokal tetap memiliki penggemar tersendiri. Dengan pemilihan bibit yang unggul serta teknik pemeliharaan yang baik menjadikan durian lokal mampu bersaing dengan durian mancanegara lainnya, sehingga sudah sepatutnya budidaya durian ini dijadikan peluang bisnis yang berprospek bagus (Anonimousb, 2011).

Durian (Durio zibethinus) buah yang tampilan luarnya tampak garang dan penuh duri ini memiliki daging buah yang sangat lembut. Aroma dan rasanya yang khas membuat durian begitu digemari meskipun tidak sedikit juga yang segera menutup hidung ketika mencium baunya. Buah yang dinobatkan sebagai The King Of Fruit ini tidak hanya lezat jika dimakan langsung, tapi juga nikmat diolah menjadi jus, es krim, dan berbagai hidangan penutup. Salah satu produk olahan durian yang populer adalah pancake durian (Anonimousc, 2011).

(17)

mirip bantal dengan ukuran bermacam-macam, ada yang berukuran mungil untuk sekali gigit dan ada juga yang berukuran sedikit lebih besar (Anonimousc, 2011).

Sekarang sudah banyak produsen-produsen produk olahan durian terutama pancake durian. Untuk daerah Kota Medan berikut beberapa produsen produk olahan durian (pancake durian) : Durian House, Mei Cin Pancake, Restoran Nelayan, Tiramisu House dan Rema Pancake.

Dengan banyaknya produsen produk olahan durian (pancake durian) tersebut sudah pasti setiap produsen atau pelaku usaha ingin menjadi yang terbaik. Salah satu kunci keberhasilan pelaku usaha adalah memahami dengan jelas kebutuhan dan keinginan pelanggan. Dengan mengetahui hal itu maka pelaku usaha dapat menetapkan, menjalankan, serta mengendalikan strategi pemasaran dengan tepat (Nitisusastro, 2012).

Untuk mengetahui dan memahami apa yang dibutuhkan dan diinginkan konsumen, maka pelaku usaha harus senantiasa melakukan monitoring terhadap perkembangan lingkungan pasar yang senantiasa berubah setiap saat sejalan dengan perubahan tuntutan kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh karena itu, maka pelaku usaha perlu mempelajari dengan cermat tentang konsumen dan segala perilakunya (Nitisusastro, 2012).

(18)

Konsumen dalam menentukan pilihannya terhadap produk-produk tertentu tergambar dari sikapnya terhadap produk itu sendiri. Sikap merupakan komponen penting dalam perilaku pembelian. Sikap merupakan hasil evaluasi yang mencerminkan rasa suka atau tidak suka terhadap produk, sehingga pemasar dapat menduga potensi pembeli dan menyusun strategi penjualan yang lebih efektif (Rangkuti, 2003).

Sikap konsumen terhadap suatu produk berarti mempelajari kecenderungan konsumen untuk mengevaluasi produk baik disenangi ataupun tidak disenangi secara konsisten. Dengan demikian konsumen mengevaluasi produk tersebut secara keseluruhan dari yang paling buruk sampai yang paling baik (Rangkuti, 2003).

Obyek dalam penelitian ini adalah pancake durian produksi dari Mei Cin Pancake Medan. Mei Cin Pancake Medan merupakan produsen pancake durian skala industri rumah tangga (home industry) terbesar dan ternama di Kota Medan. Dimana Kota Medan sendiri merupakan ikon dalam produksi buah durian yang terkenal dengan kekhasan rasanya. Banyak jenis durian di Indonesia yang mempunyai cita rasa khas masing-masing. Di antaranya adalah durian Medan. Durian ini terkenal harum, sangat manis dengan paduan rasa alkohol plus teksturnya yang lembut. Medan sangat terkenal dengan duriannya yang besar-besar dan manis. Di Medan, anda bisa menikmati durian di pinggir jalan sambil duduk. Tidak hanya itu, pancake durian memperkaya kuliner Medan dengan tampilan utuh daging durian. Mei Cin Pancake ini punya berkonsentrasi pada pancake durian sebagai produk olahan durian produksinya.

(19)

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan penelitian dalam pertanyaan berikut :

1. Bagaimana ketersediaan pancake durian di daerah penelitian? 2. Bagaimana sikap konsumen terhadap produk pancake durian ? 3. Bagaimana perilaku konsumen terhadap pancake durian?

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis ketersediaan produk pancake durian selama setahun.

2. Untuk menjelaskan sikap konsumen terhadap produk olahan durian/pancake durian. 3. Untuk menjelaskan perilaku konsumen terhadap produk olahan durian/pancake durian.

1.4Kegunaan penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan informasi bagi konsumen dalam memilih produk olahan durian yang ingin dikonsumsi.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pancake Durian

Buah durian berbentuk bulat hingga lonjong atau tidak beraturan, dengan ukuran kecil sampai besar. Buah mempunyai duri yang rapat dan tajam, dan pada setiap buah terdiri dari 5-7 ruang dimana setiap ruang mengandung 2-5 biji. Buah yang sudah matang, daging buah rasanya manis atau manis kepahit-pahitan disertai aroma harum khas (Barus dan Syukri, 2008).

Buah durian matang, atau tepatnya arilus (daging buahnya), yang merupakan bagian yang dapat dimakan, umumnya dikonsumsi dalam keadaan segar. Kini daging buah (arilus) durian diciutkan dan dibungkus, lalu dibekukan untuk memperpanjang daya simpan. Dengan cara itu buah durian dapat diterima di pasaran ekspor. Rasa durian lebih disenangi dalam bentuk produk olahan seperti pancake, es krim dan kue. Ciri-ciri buah durian yang benar-benar tua adalah sebagai berikut :

(a) Aroma buah sudah tercium tanpa dibelah; (b) Duri buah melebar dan agak tumpul; dan

(c) Pangsa buah terlihat jelas pada sisi-sisinya (Soedarya, 2009).

Lahirnya produk pancake sebagai olahan durian bermula dari hasrat untuk menikmati durian tanpa perlu repot mengunjungi tukang durian, memilih-milih durian, membelah durian, mengotori tangan, sekaligus repot untuk mengupas daging dari biji durian sehingga terciptalah pancake durian dan yang pasti untuk menjaga kualitas rasa dan tekstur, buah duriannya juga pilihan, serta dijamin dan dijaga kesegarannya (Anonimousd, 2011).

(21)

isiannya yaitu daging buah durian yang segar dan harum. Daging buah durian dihaluskan sedikit dibuat menyerupai pasta, hanya dilembutkan sedikit tetapi tetap memiliki serat-serat khas buah durian yang kemudian dibungkus dengan kulit pancake. Kulit pancake yang tipis dan lembut sehingga begitu dinikmati oleh konsumen langsung terasa daging buah durian yang khas dan aroma durian pun masih tercium walaupun tidak sekuat aroma durian segar. Bentuk dan warna kulit pancake durian sangat variatif, ada beberapa produsen yang membentuknya seperti dadar gulung sebagian lainnya membentuk pancake durian menyerupai roti kukus yang ditaruh di wadah kertas dengan berbagai warna kulit ada yang hijau, kuning, atau yang warna alami telur semuanya semata-mata hanya ingin menarik minat konsumen untuk mengkonsumsi pancake durian (Anonimousd, 2011).

A. Manfaat Durian

Adapun manfaat dari buah durian adalah dapat mengatasi anemia karena durian kaya akan asam folat dan zat besi, dapat mengatasi sembelit karena durian banyak mengandung serat, menghambat penuaan dini karena mengandung vitamin C sebagai antioksidan, meningkatkan tekanan darah yang rendah karena mengandung zat besi, baik untuk kesehatan tulang dan persendian karena mengandung kalsium, potasium, dan berbagai vitamin B, memelihara kesehatan tiroid karena kandungan tembaganya, dapat mengurangi stres dan depresi karena kandungan piridoksin (B6), baik untuk kesehatan gigi karena mengandung fosfor (Isa, 2011).

B. Komposisi Kimia Buah Durian

(22)

Tabel 1. Kandungan Gizi Buah Durian per 100 gr Bahan

Kandungan Gizi Satuan Jumlah

Energi Sumber :Direktorat Gizi Depkes RI, 1996

2.2 Sikap

Sikap (attitudes) konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi keputusan konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan kepercayaan (believe) dan perilaku (behavior). Mowen dan Minor (1998) menyebutkan bahwa istilah pembentukan sikap konsumen (consumer attitude formation) seringkali menggambarkan hubungan antara kepercayaan, sikap dan perilaku. Kepercayaan, sikap dan perilaku juga terkait dengan konsep atribut produk (product attribute). Atribut produk adalah karakteristik dari suatu produk. Konsumen biasanya memiliki kepercayaan terhadap atribut suatu produk. Kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu obyek, atributnya dan manfaatnya (Sumarwan, 2002).

2.2.1 Definisi Sikap

(23)

umum yaitu bahwa sikap diartikan sebagai evaluasi dari seseorang. Sikap dapat diartikan sebagai evaluasi dari seseorang yang dipelajari dengan mengungkapkan perasaan konsumen tentang suatu obyek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagi atribut dan manfaat dari obyek tersebut (Sumarwan, 2002).

Sikap merupakan sesuatu yang mengarah pada tujuan yang dihadapi dalam bentuk tindakan, ucapan, perbuatan maupun emosi seseorang. Sikap konsumen merupakan suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran produk dalam masalah-masalah yang baik ataupun kurang baik secara konsekuen. Apabila seseorang mempunyai sikap yang positif terhadap produk yang dijual, maka kita akan berusaha mempertahankan sikap mereka terhadap produk yang dijual. Dan sebaliknya, apabila seseorang mempunyai sikap yang negatif terhadap produk yang dijual maka kita berusaha melakukan sesuatu agar sikap tersebut positif (Sunyoto, 2012).

Sikap melibatkan tiga komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya yaitu:

• Komponen kognitif yaitu berupa pengetahuan, kepercayaan, atau pikiran yang didasarkan pada informasi yang berhubungan dengan obyek;

• Komponen afektif yaitu menunjukkan pada dimensi emosional dari sikap yaitu emosi yang berhubungan dengan obyek. Obyek disini dirasakan sebagai perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan dan;

(24)

2.2.2 Karakteristik Sikap A. Sikap Memiliki Obyek

Di dalam konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan obyek, obyek tersebut bisa terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran seperti produk, merek, iklan, harga, kemasan, penggunaan, media, dan sebagainya. Jika ingin diketahui sikap konsumen maka harus didefinisikan secara jelas sikap konsumen terhadap obyek apa? (Sumarwan, 2002).

B. Konsistensi Sikap

Sikap adalah gambaran perasaan dari seorang konsumen, dan perasaan tersebut akan direfleksikan oleh perilakunya. Karena itu, sikap memiliki konsistensi dengan perilaku. Perilaku seorang konsumen merupakan gambaran dari sikapnya (Sumarwan, 2002).

C. Sikap Positif, Negatif, dan Netral

Seorang mungkin menyukai makanan rendang (sikap positif) atau tidak menyukai sayuran (sikap negatif) atau bahkan ia tidak memiliki sikap (sikap netral). Sikap yang memiliki dimensi positif, negatif, dan netral disebut karakteristik valance dari sikap (Sumarwan, 2002).

D. Intensitas Sikap

(25)

E. Resistensi Sikap (resistance)

Resistensi adalah seberapa besar sikap seseorang konsumen bisa berubah. Sikap seorang konsumen dalam memilih sesuatu yang diinginkannya mungkin memiliki resistensi yang tinggi untuk berubah yang dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Pemasar penting memahami bagaimana resistensi konsumen agar dapat menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Pemasar ofensif dapat diterapkan untuk mengubah sikap konsumen yang sangat resisten atau merekrut konsumen baru (Sumarwan, 2002).

F. Persistensi Sikap (persistence)

Persistensi adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan berubah karena berlalunya waktu. Seorang konsumen tidak menyukai memakan durian (sikap negatif), namun dengan berlalunya waktu setelah beberapa bulan konsumen mungkin akan berubah dan menyukai makan durian (Sumarwan, 2002).

G. Keyakinan Sikap (confidence)

Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap yang dimilikinya. Sikap seorang konsumen terhadap agama yang dianutnya akan memiliki tingkat keyakinan yang sangat tinggi, sebaliknya sikap seseorang terhadap adat kebiasaan mungkin akan memiliki tingkat keyakinan yang lebih kecil (Sumarwan, 2002).

H. Sikap dan Situasi

(26)

fast food, namun konsumen merasa restoran fast food bukanlah tempat yang cocok untuk makan malam bersama relasi bisnisnya (Sumarwan, 2002).

2.2.3 Pembentukan dan Perubahan Sikap

Sikap timbul karena adanya stimulus. Terbentuknya sikap dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan kebudayaan. Sikap seseorang tidak selamanya tetap ia dapat berkembang manakala dapat pengaruh baik dari dalam maupun luar dirinya yang dapat bersifat positif ataupun negatif. Di dalam perkembangannya sikap banyak dipengaruhi oleh lingkungan dan hal ini menyebabkan perbedaan sikap antara individu yang satu dengan yang lain karena perbedaan lingkungan yang diterima (Sunyoto, 2012).

2.2.4 Pengukuran Sikap

Penelitian tentang sikap memerlukan ukuran-ukuran sikap. Keobyektifan hasil penelitian sikap tergantung kepada kepekaan dan kecermatan pengukurannya. Menurut Sunyoto (2012) secara garis besar pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menggunakan metode berikut:

A. Skala Perbedaan Semantik

Responden diminta untuk menentukan sikapnya terhadap obyek sikap pada ukuran yang sangat berbeda. Responden diminta untuk menentukan suatu ukuran skala yang bersifat berlawanan yaitu positif-negatif, baik-buruk, aktif-pasif dan sebagainya.

B. Skala Staple

(27)

menghasilkan hasil-hasil yang hampir sama dengan Skala perbedaan semantik dan diukur dengan cara yang sama.

C. Skala Likert

Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti:

(1)Sangat tidak setuju (2)Tidak setuju (3)Netral (4)Setuju

(5)Sangat setuju

Skala Likert merupakan metode skala bipolar yang mengukur baik tanggapan positif ataupun negatif terhadap suatu pernyataan. Empat skala pilihan juga kadang digunakan untuk kuesioner skala Likert yang memaksa orang memilih salah satu kutub karena pilihan "netral" tak tersedia.

D. Skala Thurstone

(28)

Derajat (ukuran) favorabilitas ini disebut nilai skala. Untuk menghitung nilai skala dan memilih pernyataan sikap, pembuat skala perlu membuat sampel pernyataan sikap sekitar 100 buah atau lebih. Pernyataan-pernyataan itu kemudian diberikan kepada beberapa orang penilai (judges). Penilai ini bertugas untuk menentukan derajat favorabilitas masing-masing pernyataan. Favorabilitas penilai itu diekspresikan melalui titik skala rating yang memiliki rentang 1-11. Dalam penelitian, skala yang telah dibuat ini kemudian diberikan pada responden. Responden diminta untuk menunjukkan seberapa besar kesetujuan atau ketidaksetujuannya pada masing-masing item sikap tersebut.

Teknik ini disusun oleh Thurstone didasarkan pada asumsi-asumsi: ukuran sikap seseorang itu dapat digambarkan dengan interval skala sama. Perbedaan yang sama pada suatu skala mencerminkan perbedaan yang sama pula dalam sikapnya. Asumsi kedua adalah nilai skala yang berasal dari rating para penilai tidak dipengaruhi oleh sikap penilai terhadap isu. Penilai melakukan rating terhadap item dalam sistem yang sama terhadap isu tersebut.

E. Skala Bogardus

Disebut juga dengan skala jarak sosial, yang secara kuantitatif mengukur tingkat jarak seseorang yang diharapkan untuk memelihara hubungan orang dengan kelompok lain. Dengan skala bogardus responden diminta untuk mengisi atau menjawab pertanyaan dari tujuh pertanyaan untuk melihat jarak sosial terhadap grup etnik lainnya, masing-masing pertanyaan akan diberi skor dan angka yang lebih tinggi mencerminkan jarak sosial yang lebih besar.

F. Skala Bipolar

(29)

Disamping itu konsumen diminta untuk menunjukkan penilaiannya mengenai sifat-sifat tiap produk dengan skala bipolar. Tingkat kepercayaan ditunjukkan mulai dari yang sangat baik sampai pada yang tidak baik. Demikian para tingkat penilaian ditunjukkan dalam suatu pertanyaan mulai dari sangat penting sampai pada yang sangat baik untuk menentukan sikap konsumen terhadap sebuah produk. Masing-masing pernyataan kepercayaan dan penilaian diberi skor dari +3 sampai -3 dimana nol relatif netral.

2.3 Definisi Perilaku

Perilaku adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan itu. Istilah perilaku konsumen merujuk kepada perilaku yang diperlihatkan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk barang dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Dalam kegiatan tersebut bukan hanya sebatas mencari barang dan jasa yang akan digunakan saja melainkan juga mencari informasi yang terkait dengan barang dan jasa yang dibutuhkan dan diinginkan termasuk hal-hal yang berkaitan dengan harga, kualiatas, ukuran, cara mendapatkannya, cara penggunaannya, dan sebagainya (Nitisusastro, 2011).

Perilaku konsumen (consumer behaviour) dapat juga didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang/jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut (Sunyoto, 2012).

(30)

keinginannya. Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Nitisusastro (2011), tahapan-tahapan langkah yang dimaksud meliputi:

Need Recognition (mengenali kebutuhan),

Pre Purchase Search (mencari informasi sebelum membeli),

Evaluation of Alternative (melakukan evaluasi terhadap beberapa pilihan),

Purchase (melakukan pembelian) dengan cara:

o Trial (coba-coba),

o Repeat Purchase (melakukan pembelian ulang), Post Purchase Evaluation (melakukan evaluasi pasca beli).

Sedangkan menurut Kotler dalam Nitisusastro (2011) menyatakan tahapan-tahapan yang dilakukan konsumen dalam perilaku konsumen meliputi:

Problem Recognition (mengenali permasalahan), Information Search (mencari informasi),

Evaluation of Alternative (mengevaluasi beberapa pilihan),

Purchase Decision (keputusan membeli),

(31)

Umpan Balik bagi Konsumen (Evaluasi Pasca Pembelian)

Pembuatan Keputusan Konsumen

Tanggapan Konsumen

Umpan Balik Konsumen Konsumen Individu

Pengaruh Lingkungan

Strategi Pemasaran

2.3.1 Model Perilaku Konsumen

Model perilaku konsumen dapat dilihat pada Gambar sebagai berikut:

Gambar 1. Model Perilaku Konsumen

Dari Gambar 1 dapat menunjukkan adanya interaksi antara pemasar dan konsumennya. Pada model ini, terpusat kepada pembuatan keputusan konsumen yang terdiri atas proses merasakan dan mengevaluasi informasi merek produk, mempertimbangkan bagaimana alternatif merek dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan pada akhirnya memutuskan merek apa yang akan dibeli. Pada model ini ada tiga faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen, yaitu:

1. konsumen individual

2. lingkungan yang mempengaruhi konsumen

3. stimuli pemasaran (Sunyoto, 2012).

2.3.2 Teori-teori Perilaku Konsumen

(32)

keinginan merupakan kebutuhan buatan yang dibentuk oleh lingkungan. Menurut Basu Swastha dan T. Hani Handoko dalam Sunyoto (2012), Beberapa teori-teori perilaku konsumen antara lain: teori mikro, teori psikologis, teori sosiologis, dan teori antropologis.

A. Teori Mikro

Menurut teori ini keputusan untuk membeli merupakan hasil perhitungan ekonomis, rasional yang sadar. Pembeli individu berusaha menggunakan barang-barang yang memberikan kegunaan (kepuasan) paling banyak, sesuai dengan selera dan harga yang relatif.

B. Teori Psikologis

Pada prinsipnya teori ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis individu yang selalu dipengaruhi lingkungannya.

C. Teori Sosiologis

Teori ini menitikberatkan pada hubungan dan pengaruh antara individu-individu yang dikaitkan dengan perilaku mereka. Jadi, lebih mengutamakan perilaku kelompok bukannya individu.

D. Teori Antropologis

Teori ini menekankan perilaku pembelian dari suatu kelompok masyarakat yang ruang lingkupnya sangat luas seperti kebudayaan, sub budaya, dan kelas sosial.

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

(33)

mempengaruhi perilaku konsumen dari dalam diri invidu konsumen itu sendiri seperti: motivasi, persepsi, belajar, kepribadian dan konsep diri, serta kepercayaan dan sikap (Sunyoto, 2012).

2.3.4 Model-model Perilaku Konsumen

Mempelajari perilaku konsumen adalah sesuatu yang sangat kompleks, karena banyaknya variabel yang mempengaruhi kecenderungannya untuk saling berinteraksi. Model dari perilaku konsumen dikembangkan sebagai usaha mempermudahnya, karena model merupakan sebuah penyederhanaan gambaran dari kenyataan. Menurut Sunyoto (2012), berikut ini beberapa model-model perilaku konsumen:

A. Model Howard Sneth

Model ini berisi empat elemen pokok, yaitu: (1) Input (rangsangan/stimuli)

(2) Susunan hipotesis (hypothetical construct) (3) Output (respon variables)

(4) Variabel-variabel eksogen (exogenous variables).

Model ini lebih menitikberatkan pada pembelian ulang dan menggambarkan dinamika perilaku pembelian selama satu periode. Menurut model ini seseorang mempunyai motif, pandangan, dan dapat mengambil keputusan melalui proses belajar. Dengan melakukan pembelian ulang maka proses pengambilan keputusan menjadi lebih sederhana.

B. Model Engle, Kollat, dan Blackwell

(34)

Tahap dasar dari proses pembelian menurut model ini adalah: (1) motivasi, (2) pengamatan, (3) proses belajar. Kemudian diteruskan dengan pengaruh dari kepribadian, sikap dan perubahan sikap bekerja bersama pengaruh aspek sosial dan kebudayaan setelah itu sampailah pada tahap proses pengambilan keputusan konsumen. Engel, Kollat dan Blackwell mengatakan bahwa mempelajari perilaku konsumen adalah hampir sama dengan mempelajari perilaku manusia.

C. Model Nicosia

Model ini didasarkan pada teknik gambar aliran proses komputer dengan umpan baliknya. Ada empat komponen dasar pada perilaku konsumen, yaitu;

(1) Bidang satu merupakan aliran misi dari perusahaan yang diterima dan dicerna oleh konsumen.

(2) Bidang dua pencarian data dan penilaiannya.

(3) Bidang tiga merupakan perubahan bentuk yang mungkin terjadi dari motivasi kegiatan untuk membeli.

(4) Bidang empat adalah kegiatan konsumen untuk menyimpan dan mempergunakan produk tersebut.

D. Model Andreasen

(35)

(perception) dan penyaringan, perubahan-perubahan sifat, serta macam hasil yang mungkin terjadi.

E. Model Gawson

Model ini didasarkan pada teori bentuk dan teori bidang. Perilaku konsumen dipengaruhi oleh hasil konflik psikologis dalam berbagai situasi. Konsumen individu mengumpulkan valensi-valensi positif dan negatif dari suatu produk yang hendak dibeli. Terjadinya pembelian merupakan hasil bahwa valensi-valensi positif yang lebih besar daripada valensi negatif. Nilai masing-masing valensi tersebut tidak tetap dan tidak bebas dari pengaruh ruang individu. Kebutuhan akan suatu produk timbul dan dipengaruhi oleh ruang hidup individu yaitu tempat, waktu, dsb. Valensi adalah pengertian yang menggambarkan sifat dari pada lingkungan psikologis, yaitu nilai lingkungan psikologis itu bagi seseorang.

F. Model Hierarki kebutuhan dari Maslow

Ada lima hierarki kebutuhan yaitu; fisiologis, keselamatan, cinta, penghargaan dan aktualisasi diri. Maslow menekankan adanya suatu hierarki kebutuhan, dimana kebutuhan yang lebih tinggi akan dipenuhi setelah kebutuhan yang lebih rendah dipenuhi terlebih dahulu. Hierarkhi kebutuhan menurut Maslow adalah sebagai berikut :

(1) Kebutuhan fisiologis (makan, minum, perumahan dan sebagainya), (2) Kebutuhan akan keselamatan,

(3) Kebutuhan milik dan kecintaan, (4) Kebutuhan akan penghargaan, (5) Kebutuhan akan kenyataan diri.

(36)

melakukan pembelian untuk memenuhi suatu kebutuhannya kalau kebutuhannya yang lebih rendah telah terpenuhi. Dengan kata lain orang tidak akan membeli produk untuk pemenuhan kebutuhan akan keselamatan kalau kebutuhan fisiologis/kebutuhan pokoknya terpenuhi.

G. Model Markov

Model Markov meneliti perilaku pemilihan merek suatu produk. Model ini menyebutkan bahwa hanya pemilihan merek pada pembelian terakhir yang mempengaruhi pemilihan merek pembelian sekarang. Untuk memberi gambaran model Markov, kita ambil contoh ada tiga merek disuatu pasar (merek A, B, dan C) dan ketiga merek tersebut adalah merek-merek yang dibeli pada pembelian yang terakhir.

H. Model Perilaku Pembeli Industri

Perusahaan yang menghasilkan barang industri perlu mengetahui bagaimana perilaku pembelian industri. Keberhasilan kegiatan pemasaran industrial sering kali tergantung pada masalah seberapa jauh pemasar dapat memahami proses pembelian, termasuk didalamnya adalah (a) Identifikasi wewenang dalam pembelian

(b) Penyusunan kriteria keputusan

(c) Penyusunan prosedur untuk evaluasi dan pemilihan supplier

Proses pembelian barang industri jauh lebih kompleks dari pada barang konsumsi, hal ini disebabkan karena banyaknya aktor yang terlibat dalam pengambilan keputusan pembelian maupun sifat dari barang industri itu sendiri yang biasanya secara teknis lebih kompleks.

I. Model Maksud Perilaku Konsumen

(37)

subyektif. Misalnya, Robin berniat kuliah di Australia. Ini maksud perilaku. Munculnya maksud perilaku ini ditimbulkan oleh sikapnya yang positif tentang kuliah di Australia. Selain itu, keluarga dan teman-temannya juga memberikan dukungan positif. Ini norma subyektif. Model maksud perilaku ini dapat dilihat dalam model berikut ini:

��=� �� .�� �

�=1

Dimana,

Ao : Sikap terhadap perilaku tertentu

bi : Tingkat kepercayaan bahwa suatu perilaku akan suatu produk

ei : Evaluasi terhadap hasil yang diperoleh, misalnya senang tidaknya seseorang dengan rasa makanan

n : Jumlah hasil (outcome), pada kombinasi bi dan ei dihitung.

2.4 Karakteristik Konsumen

(38)

2.5 Kerangka Pemikiran

Salah satu produk agroindustri durian adalah pancake durian. Dari satu sisi hasil dari agroindustri durian ini yaitu pancake durian, merupakan salah satu produk agroindustri yang dapat memberikan keuntungan finansial kepada produsen, akan tetapi di sisi lain durian merupakan tanaman musiman. Ketersediaan buah durian sebagai bahan baku pancake terbatas. Bagaimana ketersediaan pancake durian produksi Mei Cin Pancake.

Harga pancake durian yang relatif mahal cukup menjadi pertimbangan konsumen untuk memutuskan membeli atau tidak membeli pancake durian. Setelah mempertimbangkan berbagai faktor, akhirnya konsumen memutuskan untuk membeli atau tidak membeli pancake durian, maka pancake durian tersebut dapat dikonsumsi untuk memenuhi keinginannya. Sehingga dari keputusan membeli tersebut dapat dilihat sikap konsumen.

Sikap yang datang dari konsumen pancake durian ini tentunya akan berbeda-beda. Sikap yang muncul ialah sikap yang mungkin menolak, menerima atau tidak tertarik terhadap produk pancake durian tersebut. Sikap yang muncul dari konsumen akan membentuk perilaku konsumen.

(39)

Positif

Perilaku Sikap

Secara skematis kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut: Ketersediaan pancake durian

Produsen

Konsumen

Ketrangan:

: menyatakan mempengaruhi : menyatakan saluran

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Sikap dan Perilaku Konsumen Terhadap Produk Olahan Durian.

2.6 Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Sikap konsumen terhadap produk pancake durian positif 2. Perilaku konsumen terhadap produk pancake durian positif

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditetapkan sengaja (purposive) di Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan. Yaitu berdasarkan tujuan penelitian yakni bagaimana sikap dan perilaku konsumen terhadap olahan durian.

Berikut ini beberapa produsen pancake durian di Kota Medan: 1. Durian House,

2. Mei Cin Pancake, 3. Restoran Nelayan, 4. Tiramisu House, 5. Rema Pancake

Daerah Kecamatan Medan Petisah dipilih karena produsen olahan ‘Mei Cin Pancake’ merupakan salah satu produsen olahan durian skala industri rumah tangga terbesar di Kota Medan dan letaknya di Jalan Ketapang 3E, Kecamatan Medan Petisah.

3.2 Metode Penentuan Responden

(41)

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan di lapangan serta wawancara kepada konsumen responden dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kueisioner yang telah disiapkan sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi terkait dengan penelitian ini serta literatur dan buku pendukung lainnya.

3.4 Metode Analisis Data

Setelah data dikumpulkan dan ditabulasi, selanjutnya dianalisis sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti.

Untuk analisis masalah (1) dijelaskan secara deskriptif sesuai dengan hasil wawancara di lapangan.

Untuk analisis masalah (2), diuji untuk menganalisa sikap konsumen dengan metode Likert, dengan mencatat (tally) penguatan respon pada setiap pilihan jawaban pada setiap pilihan jawaban atas suatu pernyataan positif ataupun negatif.

Tabel 2. Daftar Pernyataan Sikap Positif dan Negatif

No. Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

1 Konsumen mengenal baik profil produk pancake durian

Produsen belum memberikan produk pancake durian yang sesuai dengan selera konsumen

2 Pelayanan produsen berpengaruh terhadap jumlah konsumsi

Konsumen merasa pelayanan produsen belum optimal 3 Antara konsumen dan produsen

terjalin interaksi yang baik

Konsumen terganggu dengan aroma pancake durian yang sangat

menyengat 4 Konsumen memilih pancake

durian untuk dibeli dan dikonsumsi karena tidak mengandung bahan pengawet

(42)

freezer) 5 Konsumen membeli pancake

durian untuk dijadikan sebagai

6 Cita rasa durian lokal medan yang khas dibandingkan durian daerah lain membuat pancake durian medan khas.

Kadar kolesterol dan kadar gula yang terkandung dalam durian maupun produk olahannya terkadang

membuat pecinta durian membatasi jumlah konsumsinya

7 Ketersediaan pancake durian hampir merata sepanjang tahun menembus pasar ekspor yang lebih luas

9 Biaya pengorbanan yang dikeluarkan konsumen sesuai dengan mutu produk pancake durian

Butuh biaya yang besar bagi konsumen untuk memperoleh pancake durian

10 Konsumen memilih pancake durian untuk dibeli dan dikonsumsi karena rasanya

Lokasi sentra produksi pancake durian sulit ditemukan

11 Konsumen memilih pancake durian karena kemasan pancake yang baik

Produsen tidak mau mengadaptasi terhadap kritik atau saran dari konsumen

Pemberian skor pada setiap pilihan jawaban yang diberikan sebagai berikut: • Untuk pernyataan positif : Sangat setuju (SS) = 4

: Setuju (S) = 3

(43)

• Untuk pernyataan Negatif : Sangat setuju (SS) = 0

: Setuju (S) = 1

: Ragu-ragu (RR) = 2 : Tidak setuju (TS) = 3 : Sangat tidak setuju (STS) = 4

Pengukuran sikap konsumen digunakan dengan skala pengukuran sikap Likert, dengan rumus:

� = 50 + 10 � x2 x

s �

Dimana,

T = skor standart X = skor responden

S = deviasi standart kelompok Kriteria uji apabila;

T ≥ 50 = sikap positif

T < 50 = sikap negatif (Mueller, 1992).

Berdasarkan uji t tersebut, dapat diketahui secara langsung sikap konsumen apakah positif atau negatif terhadap produk pancake durian produksi Mei Cin pancake. Jika konsumen bersikap positif, maka itu menunjukkan bahwa produsen memproduksi produk pancake durian yang disukai oleh konsumen. Dan sebaliknya jika konsumen bersikap negatif, maka hal itu menunjukkan bahwa produk pancake durian dari produsen tidak disukai oleh konsumen.

(44)

��=� �� .�� �

�=1

Dimana,

Ao : Sikap terhadap perilaku tertentu (dalam hal ini perilaku konsumsi olahan durian/pancake)

bi : Tingkat kepercayaan konsumen bahwa suatu obyek (pancake durian) tersebut memiliki atribut i

ei : Evaluasi kepentingan konsumen terhadap atribut produk pancake durian

n : Jumlah hasil (outcome), pada kombinasi bi dan ei dihitung (Simamora, 2003). Model pendekatan multiatribut menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu obyek perilaku (produk atau merek) sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dievaluasi. Pada model ini dikatakan multiatribut karena evaluasi konsumen terhadap objek berdasarkan kepada evaluasinya terhadap banyak atribut yang dimiliki oleh objek tersebut.

Model multiatribut menekankan adanya salience of attributes. Salience maksudnya tingkat kepentingan yang diberikan konsumen kepada sebuah atribut. Model tersebut menggambarkan bahwa sikap konsumen terhadap suatu produk atau merek sebuah produk ditentukan oleh dua hal yaitu kepercayaan konsumen terhadap atribut yang dimiliki produk atau merek (komponen bi) dan evaluasi pentingnya atribut dari produk tersebut (komponen ei) (Sumarwan, 2002).

Atribut pancake durian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: (1) Rasa, (2) Aroma,

(45)

Evaluasi suatu atribut produk diukur dalam skala ganjil bipolar dan dimulai dari “very bad” (-3) sampai “very good” (+3), seperti yang dikemukakan oleh Engel, Blackwell, dan Miniard, 1995 (Sumarwan, 2002).

Pada Tabel 3 berikut diperlihatkan parameter evaluasi kepentingan konsumen (ei) terhadap produk pancake durian, pada Tabel 4 diperlihatkan parameter kekuatan kepercayaan konsumen (bi) terhadap produk Mei Cin pancake durian, sedangkan pada Tabel 5 diperlihatkan parameter kekuatan kepercayaan konsumen (bi) terhadap produk Rema pancake durian.

Tabel 3. Parameter Evaluasi Kepentingan Konsumen (ei) terhadap Atribut Produk Pancake (Ao) Durian

No. Parameter Pernyataan Skor

1 Memilih produk pancake durian untuk dibeli dan dikonsumsi karena rasanya.

a. Sangat penting +2

b. Penting +1

c. Ragu-ragu 0

d. Tidak penting -1

e. Sangat tidak penting -2 2 Memilih produk pancake durian untuk

dibeli dan dikonsumsi karena aromanya.

a.Sangat penting +2

b.Penting +1

c.Ragu-ragu 0

d.Tidak penting -1 e.Sangat tidak penting -2 3 Memilih produk pancake durian untuk

dibeli dan dikonsumsi karena 4 Memilih produk pancake durian untuk

dibeli dan dikonsumsi karena harganya.

a.Sangat penting +2

b.Penting +1

c. Ragu-ragu 0

d. Tidak penting -1 e.Sangat tidak penting -2 5 Memilih produk pancake durian untuk

(46)

Tabel 4. Parameter Kekuatan Kepercayaan (bi) terhadap Atribut Produk Mei Cin Pancake (Ao) Durian

No. Parameter Pernyataan Skor

1 Memilih produk pancake durian untuk dibeli dan dikonsumsi karena rasanya.

a. Sangat manis +2

b. Manis +1

c. Sedang (manis-pahit) 0

d. Pahit -1

e. Sangat pahit -2

2 Memilih produk pancake durian untuk dibeli dan dikonsumsi karena aromanya.

a. Sangat menyengat +2 b. Sedikit menyengat +1

c. Menyengat 0

d. Tidak begitu menyengat -1 e. Sangat tidak penting -2 3 Memilih produk pancake durian untuk

dibeli dan dikonsumsi karena 4 Memilih produk pancake durian untuk

dibeli dan dikonsumsi karena harganya.

a. Sangat murah +2

b. Murah +1

c. Ragu-ragu 0

d. Mahal -1

e. Sangat mahal -2

5 Memilih produk pancake durian untuk dibeli dan dikonsumsi karena warna dari kulit produk pancake durian.

Tabel 5. Parameter Kekuatan Kepercayaan (bi) terhadap Atribut Produk Rema Pancake (Ao) Durian

No. Parameter Pernyataan Skor

1 Memilih produk pancake durian untuk dibeli dan dikonsumsi karena rasanya.

a. Sangat manis +2

b. Manis +1

c. Sedang (manis-pahit) 0

d. Pahit -1

e. Sangat pahit -2

2 Memilih produk pancake durian untuk dibeli dan dikonsumsi karena aromanya.

(47)

d. Tidak begitu menyengat -1 e. Sangat tidak penting -2 3 Memilih produk pancake durian untuk

dibeli dan dikonsumsi karena 4 Memilih produk pancake durian untuk

dibeli dan dikonsumsi karena harganya.

a. Sangat murah +2

b. Murah +1

c. Ragu-ragu 0

d. Mahal -1

e. Sangat mahal -2

5 Memilih produk pancake durian untuk dibeli dan dikonsumsi karena warna dari kulit produk pancake durian.

Selain itu juga dilakukan dengan metode analisis teknik penskalaan Diferensi Semantik (Semantic Differential) yaitu dalam hai ini responden tidak diminta untuk memberikan respon positif atau negative terhadap pernyataan yang diajukan, akan tetapi diminta langsung untuk memberikan bobot penilaian mereka terhadap suatu stimulus menurut kata sifat yang ada pada setiap kontimum dalam skala (Azwar, 2007).

- Pemberian Skor

Kontinum psikologis pada teknik ini dibagi atas 7 bagian yang diberi angka 1 sampai dengan 7, mulai dari kutub tak favorable sampai dengan kutub favorable. Apabila peletakan kutub favorable - tak favorable itu dibalik, maka peletakan angka skornya pun disesuaikan sehingga perlu dibalik juga. Ilustrasinya adalah sebagai berikut (Azwar, 2007).

(48)

Angka 1 berarti adanya arah perilaku yang tak favorable dengan intensitas tinggi, sedangkan angka 7 menunjukkan adanya sikap yang favorable dengan intensitas yang tinggi pula. Makin mendekati ke tengah kontinum maka arah perilaku makin kurang jelas dan intensitasnyapun berkurang. Suatu posisi respons yang diletakkan pada angka 4, yaitu di tengah-tengah, berarti adanya kenetralan perilaku terhadap objek yang bersangkutan bila dikaitkan denga kata sifat yang berada pada kedua kutub kontinum. Pada metode analisis ini kata sifat yang berada pada kedua kutub berupa perilaku mendukung atau tidak mendukung (Azwar, 2007).

- Interpretasi Skor

Bila dalam suatu skala terdapat sebanyak k aitem (pernyataan tentang perilaku), maka skor individual akan bergerak antara (1xk = k) sampai dengan (7xk = 7k). Makin mendekati 7k maka skor individu dapat diinterpretasikan sebagai perilaku yang semakin mendukung atau semakin favorable. Sebaliknya, semakin mendekati k maka perilakunya semakin tidak mendukung atau semakin tak favorable (Azwar, 2007).

Intensitas perilaku ditunjukkan oleh seberapa jauhnya skor yang diperoleh bergeser dari angka 4k. Dalam hal ini skala terdiri dari 12 pernyataan tentang perilaku yang dapat dituliskan dalam k = 12.

• Semakin mendekati skor terkecil = 1 x 12 = 12, menyatakan perilaku responden tidak mendukung dan tidak menyukai pancake durian produksi Mei Cin Pancake. Ditunjukkan dengan tidak melakukan pembelian berulang.

(49)

• Semakin mendekati skor terbesar = 7 x 12 = 84, menyatakan responden mendukung/menyukaipancake durian produksi Mei Cin Pancake dengan intensitas pembelian yang semakin tinggi.

Tabel 6. Daftar Pernyataan Perilaku Positif dan Negatif

No. Perilaku Positif Perilaku Negatif

1 Konsumen memilih produk pancake durian untuk dibeli dan dikonsumsi karena pancake

2 Konsumen memilih pancake durian untuk dibeli dan dikonsumsi karena peran dan pengaruh (rekomendasi) orang lain

Konsumen tidak merekomendasikan untuk membeli pancake durian kepada keluarga dan kerabatnya

3 Konsumen dapat menyampaikan kritik dan saran kepada produsen

Produsen kurang dapat menerima masukan atau kritik dari konsumen 4 Konsumen memilih membeli

pancake untuk dijadikan oleh-oleh untuk kerabat, sanak saudara atau rekan bisnis

Konsumen memilih pancake durian hanya untuk konsumsi pribadi

5 Konsumen menyukai rasa pancake durian yang di produksi produsen

Konsumen kurang menyukai rasa

pancake durian yang produksi produsen

6 Dalam satu tahun konsumen membeli pancake durian secara intensif

Dalam satu tahun konsumen relatif jarang melakukan pembelian produk pancake ( ≥ 6 bulan sekali)

7 Dalam satu kali transaksi pembelian konsumen dapat membeli pancake durian dalam jumlah banyak ( ≥ 10 box )

Dalam satu kali transaksi pembelian konsumen hanya membeli sedikit ( ≤ 2 box )

8 Konsumen rela menempuh jarak yang jauh untuk membeli

pancake durian (jarak dari rumah konsumen ke toko radius ≥10 km)

Konsumen hanya membeli pancake durian yang terdekat dari rumah tinggalnya (radius ≤ 2 km) 9 Konsumen hanya membeli

pancake durian yang di produksi produsen (hanya satu merk)

Konsumen membeli pancake durian dari produsen pancake yang lain (beberapa merk)

10 Konsumen memiliki keinginan untuk melakukan pembelian pancake durian secara berulang setelah pembelian pertama

(50)

3.5 Definisi dan Batasan Operasional

Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman mengenai pengertian dalam penelitian ini, maka dibuat definisi dan batasan operasional sebagai berikut:

3.5.1 Definisi

1. Sikap merupakan hasil evaluasi yang mencerminkan rasa suka atau tidak suka terhadap produk.

2. Konsumen adalah individu yang membeli dan mengkonsumsi produk olahan durian untuk memenuhi kebutuhan tubuhnya sendiri dan anggota keluarganya.

3. Harga adalah uang yang dikeluarkan konsumen untuk ditukarkan dengan produk olahan durian.

4. Atribut-atribut yang dimaksud adalah rasa, aroma, tampilan, harga dan warna dari produk pancake durian.

5. Perilaku konsumen adalah kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan evaluasi pasca beli.

3.5.2 Batasan Operasional

1. Daerah penelitian adalah Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan.

2. Sampel dalam penelitian ini adalah konsumen produk olahan durian khususnya pancake durian di Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan.

(51)

BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

DAN KARAKTERISTIK SAMPEL

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan petisah yang berada di Kota Medan. Penelitian dilakukan di Kota Medan yang merupakan Ibu Kota dari Provinsi Sumatera Utara. Kota Medan terletak antara 2°27'-2°47'LU - 98°35' - 98°44'BT. Kota Medan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut. Kota Medan berbatasan dengan Selat Malaka

di sebelah Utara dan Kabupaten Deli Serdang di sebelah Selatan, Barat dan Timur (BPS Medan, 2012).

Kota Medan merupakan salah satu dari 30 Daerah Tingkat II di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 265,10 km2. Kota ini merupakan pusat pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah utara, selatan, barat dan timur. Sebagian besar wilayah Kota Medan merupakan dataran rendah yang

merupakan tempat pertemuan dua sungai penting yaitu Sungai Babura dan Sungai Deli (BPS Medan, 2012).

(52)

4.1.1 Tata Guna Tanah/Lahan

Pola penggunaan tanah di Kota Medan sangat beragam jenisnya. Penggunaan tanah mulai dari bangunan pemukiman, perkantoran, pemerintahan, tempat ibadah, pusat-pusat perbelanjaan modern, pasar-pasar tradisional, fasilitas umum, bangunan pendidikan, tempat rekreasi, restoran, hotel dan lahan pertanian di pinggiran kota. Kota Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia sehingga keadaan bangunan sangat padat dan rapat dengan jumlah penduduk yang banyak. Kota Medan juga terkenal dengan industri kreatif dan industry pengolahan makanan. Seperti di daerah Jl. Mojopahit terkenal dengan sentra produksi Bika Ambon dan di kawasan Sekip terkenal dengan pancake durian.

4.1.2 Keadaan Penduduk

Demografi terkait dengan masalah kependudukan dengan unsur-unsur yang sangat luas dan beragam. Masalah demografi dan elemen-elemen karakteristik di dalamnya meliputi, jender, usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan.

a. Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kota Medan

(53)

Tabel 7. Jumlah Penduduk Kota Medan menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Sumber: BPS, Medan dalam Angka 2011

Tabel 7 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kota Medan pada tahun 2010 sebesar 2.097.610 jiwa yang terdiri dari 1.036.926 jiwa laki-laki (49,43 %) dan 1.060.684 jiwa perempuan (50,57 %). Dari data tersebut dapat dilihat bahwa

(54)

meragamkan pilihan konsumen, dan memuaskan permintaan konsumen yang senantiasa berubah-ubah.

Dari segi konsumen, Orang membeli barang dan jasa yang mereka beli selama masa hidupnya. Secara umum umur juga mempengaruhi selera akan makanan dan segala macam keperluan semasa hidup. Membeli juga dibentuk oleh tahap daur hidup keluarga, tahap-tahap yang mungkin dilalui oleh keluarga sesuai dengan kedewasaannya.

b. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Penduduk Kota Medan menurut tingkat pendidikan terdiri dari tamat SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi. Untuk mengetahui lebih jelas mengenal tingkat pendidikan penduduk Kota Medan dapat dilihat pada Tabel 8 berikut.

Tabel 8. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2010 No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 SD 268.921 32.27

2 SMP 114.381 13.72

3 SMA 121.843 14.62

4 Perguruan Tinggi 328.185 39.38

Jumlah 833.330 100

Sumber : BPS, Medan dalam angka 2011

(55)

dikonsumsi sehingga konsumen dan produsen dituntut menjadi lebih kreatif. Pembelajaran menggambarkan perubahan dalam tingkah laku individual yang muncul dari proses pendidikan yang dijalani (pengalaman). Pendidikan seseorang sangat mempengaruhi pilihannya. Apabila pendidikan konsumen tinggi maka akan lebih memilih barang yang berkualitas baik, tingkat pendidikan dapat dilihat dari pendidikan terakhir kosumen (Setiadi, 2003).

c. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana sangat mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat. Semakin baik sarana dan prasarana akan mempercepat laju pembangunan. Sarana dan prasarana di Kota Medan sekarang ini sangat baik, hal ini dapat dilihat dari jenis-jenis sarana yang tersedia baik sarana pendidikan, kesehatan, tempat peribadatan, transportasi dan pasar yang cukup memadai.

Tabel 9. Sarana dan Prasarana

No Sarana dan Prasarana Jumlah (unit)

(56)

Sarana pendidikan di Kota Medan sangat lengkap mulai dari Play group, Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar berjumlah 805 unit, Sekolah Menengah Pertama berjumlah 353 unit, Sekolah Menengah Atas berjumlah 205 unit, Sekolah Menengah berjumlah 134 unit, hingga ke Perguruan Tinggi berjumlah 33 unit dengan berbagai tingkat strata. Status sekolah pun beragam mulai dari negeri, swasta, maupun sekolah luar negeri yang tersebar di setiap sudut dan pelosok Kota Medan dengan kualitas yang beragam.

Sarana transportasi sangat lengkap di dalam Kota, angkutan kota sangat banyak kesegala penjuru Kota Medan. Panjang jalan Kota Medan 3.191,5 km, jalan yang dalam kondisi baik sepanjang 3.254,3 km, jalan dalam kondisi sedang 15,8 km dan 20,1 km rusak sedangkan yang dalam kondisi rusak berat 1,3 km.

Pasar tradisonal maupun pasar modern banyak sekali terdapat di Kota Medan. Masyarakat dengan mudah memilih tempat berbelanja di pasar tradisional atau di pasar modern. Pasar tradisional ada 56 unit dan pasar modern ada 239 unit yang terdiri dari supermarket/minimarket dan mall/plaza yang tersebar di seluruh kecamatan. Industri kreatif ataupun industri pengolahan makanan banyak sekali di Kota Medan sehingga masyarakat kota Medan dapat memilih beragam produk olahan makanan yang sesuai dengan selera konsumen. Di Kota Medan terdapat beberapa sentra produksi olahan makanan seperti Bika Ambon, Bolu Gulung, Kue Kacang Hijau, Opak, Kacang Intip, dan Pancake durian yang merupakan olahan durian yang popular saat ini.

4.2 Kecamatan Medan Petisah

(57)

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Helvetia - Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Baru - Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Barat

Kecamatan Medan Petisah dengan luas wilayahnya 13,16 Km2. Kecamatan Medan Petisah merupakan daerah pusat perdagangan Kota Medan, dengan penduduknya berjumlah 61.832 jiwa (BPS, 2012)

Di Kecamatan Medan Petisah banyak terdapat pusat perbelanjaan, pasar, pertokoan, perbankan, show room dan pusat oleh-oleh khas Kota Medan diantaranya Bika Ambon, Bolu Gulung, dan Pancake Durian Medan.

Penelitian dilakukan di satu produsen pancake durian “Mei Cin Pancake”. Mei Cin Pancake terletak di jalan Ketapang No.3E, kecamatan Medan petisah Kota Medan. Mei Cin Pancake durian merupakan salah satu sentra produksi pengolahan pancake durian di kota Medan. Tempatnya berada dalam sebuah rumah berada di tengah kota Medan, bukan toko tapi pengunjung datang pergi silih berganti.

4.3Karakteristik Sampel

(58)

A. Umur

Tingkat pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh usianya, orang akan merubah pola pembeliannya selama umurnya terus bertambah. Demikian pula terhadap produk pancake durian produksi Mei Cin Pancake. Adapun keadaan umur responden di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur

No. Kelompok Umur (thn) Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1. 10-20 2 6,67

Sumber: Data diolah dari lampiran 1

Dari Tabel 10 dapat dilihat range konsumen terbesar berada pada kelompok umur 21-30 tahun dengan jumlah 17 jiwa atau 56,6% dan yang terkecil pada kelompok umur 10-20 dan ≥ 51 tahun dengan jumlah 3 jiwa atau 6,67%.

B. Tingkat Pendidikan

Pendidikan sangat erat hubungannya dengan pengetahuan terhadap suatu barang baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Adapun pendidikan responden konsumen di daerah penelitian bervariasi dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Adapun tingkat pendidikan konsumen dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Distribusi Responden berdasarkan tingat Pendidikan

No. Tingkat pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 SMA 8 26,67

2 Diploma/Akademi 9 30

3 Sarjana 13 43,33

Total 30 100

(59)

Dari Tabel 11 dapat dilihat tingkat pendidikan konsumen yang terbesar berada pada tingkat sarjana dengan jumlah 13 jiwa atau 43,33% dan yang terkecil pada tingkat SMA dengan jumlah 8 jiwa atau 26,67%.

C. Jumlah Tanggungan

Dalam membeli produk Mei Cin pancake durian, responden juga sangat dipengaruhi oleh anggota keluarga lain yang tinggal bersama-sama dengan responden. Karena itu jumlah tanggungan dapat mempengaruhi jumlah konsumsi dalam satu keluarga. Jumlah tanggungan responden penelitian dapat pula dilihat pada Tabel 12

Tabel 12. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan (jiwa) No. Jumlah tanggungan (jiwa) Jumlah

responden (jiwa) Pesentase (%)

1 0-2 13 43,33

2 3-5 14 46,67

3 ≥6 3 10

30 100

Sumber: Data diolah dari lampiran 1

Dari Tabel 12 dapat dilihat bahwa jumlah taggungan konsumen terbesar berada pada kelompok 3-5 dengan jumlah 14 responden atau 46,67% dan yang terkecil berada pada kelompok jumlah tanggungan ≥6 jiwa dengan jumlah responden 3 jiwa atau 10%.

D. Pendapatan

(60)

Tabel 13. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan

No. Pendapatan (Rp) Jumlah

responden (jiwa) Persentase (%)

1 < Rp. 2.000.000 5 16,67

2 Rp. 2.000.001 – Rp. 4.000.000 18 60

4 > Rp. 4.000.001 7 23,33

30 100

Sumber: Data diolah dari lampiran 1

(61)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Ketersediaan Produk Pancake Durian di Daerah Penelitian

Produk olahan durian bermula dari hasrat untuk menikmati durian tanpa perlu repot mengunjungi tukang durian, memilih-milih durian, membelah durian, mengotori tangan, sekaligus repot untuk mengupas daging dari biji durian serta keinginan untuk menambah nilai dari produk durian itu sendiri.

Mei Cin atau Justina Hilina sehari-hari adalah guru tari. Awalnya beliau merasakan pancake durian pemberian muridnya. Lalu ia mencoba membuat pancake durian untuk konsumsi sendiri. Kemudian ia memberikannya kepada teman-teman dan muridnya. Lalu mereka memberikan tanggapan yang positif dan sering memesan pancake durian buatan Mei Cin. Berawal dari coba-coba akhirnya dalam waktu kurang lebih 4 tahun usaha Mei Cin Pancake durian berkembang pesat. Media promosi Mei Cin pancake dari teman-ke teman, brosur dan media online.

Usaha Mei Cin pancake durian ini diusahakan secara homemade atau produksi usaha rumah tangga. Tempatnya berada di sebuah rumah di Jl. Ketapang No.3e Kota Medan, Kecamatan Medan Petisah. Bukan berupa toko tetapi pengunjung datang silih berganti. Keadaan sentra produksi Mei Cin pancake durian ini sangat rapi dan bersih serta tersedia beberapa meja untuk kita menikmati pancake jika ingin langsung menikmati pancake durian.

Gambar

Tabel 1. Kandungan Gizi Buah Durian per 100 gr Bahan
Gambar 1. Model Perilaku Konsumen
Gambar 2.  Skema Kerangka Pemikiran Sikap dan Perilaku Konsumen Terhadap Produk Olahan Durian
Tabel 2. Daftar Pernyataan Sikap Positif dan Negatif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian Konsumen terhadap Atribut Harga Minyak Goreng Bimoli ... Penilaian Konsumen terhadap Atribut Tempat Membeli Minyak Goreng

Kepercayaan konsumen terhadap atribut rasa, tekstur, warna dan bentuk pada donat bersubtitusi 50% tepung mocaf lebih buruk dibandingkan dengan donat bersubtitusi 30% tepung mocaf

Atribut kepuasan konsumen yang ketiga adalah kualitas pelayanan yang terdiri dari 5 variabel indikator, yaitu Konsumen merasa nyaman menikmati durian langsung di

Kepercayaan konsumen terhadap atribut rasa, tekstur, warna dan bentuk pada donat bersubtitusi 50% tepung mocaf lebih buruk dibandingkan dengan donat bersubtitusi 30% tepung mocaf

Pada tahap penilaian sikap konsumen terhadap tingkat kepentingan dan kepercayaan dari atribut-atribut sayuran di Pasar Giwangan diukur dengan menggunakan model

ei = Evaluasi terhadap atribut I Variabel kekuatan kepercayaan (bi) diukur dengan menggunakan semantic-differential scale dengan skor -2 apabila konsumen menilai suatu

Rating rata-rata tertinggi adalah warna dan rasa hal ini menunjukan bahwa konsumen memiliki sikap yang lebih positif terhadap jeruk impor terkait dengan atribut warna

Atribut buah jeruk lokal yang dipercaya telah bagus oleh konsumen adalah kesegaran buah, rasa buah, warna buah, dan aroma buah, dari keempat atribut yang dipercaya bagus