• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI POKOK SUHUDAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 14 MEDAN T.P 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI POKOK SUHUDAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 14 MEDAN T.P 2015/2016."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI

POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 14 MEDAN T.P 2015/2016

Oleh: Juli Briana 4123121030

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Juli Briana dilahirkan di Medan, pada tanggal 6 Juli 1994. Ayah bernama Drs.Maju

Lumban Gaol, M.Pd (+) dan Ibu bernama Dra.Lasma Sihombing, anak pertama dari empat

bersaudari. Pada tahun 2000 penulis memasuki Sekolah Dasar di SD Swasta Katolik

Antonius VI Medan dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis memasuki Sekolah

Menengah Pertama di SMP Swasta Katolik Trisakti 1 Medan dan lulus tahun 2009. Pada

tahun 2009 penulis melanjutkan sekolah di SMA Swasta Budi Murni 1 Medan dan lulus

tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis mengikuti SNMPTN jalur Ujian Tulis dan diterima

sebagai salah satu mahasiswa di Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan

(4)

iii

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA

MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 14 MEDAN

T.P. 2015/2016 Juli Briana NIM 4123121030

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh model problem based learning terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 14 Medan T.P. 2015/2016.

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan populasi seluruh siswa kelas X SMA Negeri 14 Medan yang terdiri dari 9 kelas. Sampel penelitian diambil 2 kelas yang ditentukan dengan teknik cluster random sampling, kelas X-3 sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan menggunakan model problem based learning dan kelas X-4 sebagai kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional. Sebelum perlakuan diberikan, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah dalam bentuk essai sebanyak 10 soal yang telah dinyatakan valid.

Dari hasil penelitian diperoleh, diperoleh nilai rata – rata pretes kelas eksperimen 21,40 dengan standar deviasi 6,91 dan pada kelas kontrol sebesar 20,00 dengan standar deviasi 5,77. Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, data nilai pretes dari kelas eksperimen dan kontrol dinyatakan berdistribusi normal dan homogen. Melalui pengujian statistik diperoleh hasil yang signifikan bahwa kemampuan awal kedua kelas adalah setara. Kemudian diberikan perlakuan pada kelas eksperimen dengan model problem based learning sedangkan kelas kontrol diajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. Setelah pembelajaran selesai, diberikan postes dan diperoleh nilai rata –rata kelas eksperimen 43,51 dengan standar deviasi 5,83, dan kelas kontrol 42,57 dengan standar deviasi 4,82. Melalui pengujian statistik menggunakan uji-t satu pihak dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan model Problem Based Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 14 Medan T.P.2015/2016.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

berkat dan kebaikan-Nya yang memberi hikmat dan kesehatan kepada penulis

sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan

waktu yang direncanakan.

Skripsi berjudul “Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri 14 Medan”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Dr.

Betty M. Turnip, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai dengan

selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si , Bapak Dr.Eidi Sihombing, M.S, dan Bapak

Drs.Abd Hakim,M.Si., selaku dosen pembanding yang telah memberikan

masukan dan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan

terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr.Makmur Sirait,M.Si selaku

dosen pembimbing Akademik, Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si., selaku ketua

jurusan Fisika dan Bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd selaku ketua prodi

pendidikan Fisika. Ucapan terima kasih disampaikan juga kepada Bapak Dr. Asrin

Lubis, M.Pd selaku dekan FMIPA Unimed juga kepada seluruh Bapak dan Ibu

dosen beserta staf dan pegawai jurusan fisika FMIPA UNIMED yang telah

banyak membantu penulis.

Terima kasih juga kepada Ibu Dra.Fiameta Keliat, selaku guru bidang

studi fisika yang telah banyak membantu penulis selama penelitian dan Bapak

Sofyan, S.Pd, selaku kepala SMA Negeri 14 Medan atas izin penelitian yang

diberikan serta seluruh staf dewan guru dan pegawai SMA Negeri 14 Medan yang

(6)

v

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Alm. Ayahanda

tercinta Drs.Maju Lumban Gaol,M.Pd dan Ibunda tercinta Dra.Lasma Sihombing

yang selalu memberikan motivasi, doa dan dana kepada peneliti selama

menempuh studi di Unimed. Juga teristimewa kepada Adikku Claudia Beatrix,

Almh.Bella Seventeen, dan Jocelyn Colina yang selalu memberikan motivasi dan

semangat.

Saya ucapkan terima kasih juga kepada “SEKUTU” Libri Sinaga,

Alexander Sihotang, Eka Panjaitan, dan Muda Hartini serta teman-teman

sepembimbing skripsi (Taufan, Dulas, Vivi, Anju, Shuliz), Girl’s Talk (Hillary,

Christy, Chindy), Juliana, Jumedi, Maria, Romaito, Rowinda, Sahman, Ricky

yang selalu memberi semangat serta dukungannya kepada saya mulai dari

penyusunan sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terimakasih juga

kepada seluruh anak Fisika Dik A 2012, serta untuk teman-teman PPLT SMAN 1

Balige tahun 2015.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata

bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari

pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat

bagi pembaca khususnya dalam dunia pendidikan.

Medan, Juni 2016

Penulis

(7)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel ix

Daftar Gambar x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah 1

1.2.Identifikasi Masalah 4

1.3.Batasan Masalah 5

1.4.Rumusan Masalah 5

1.5.Tujuan Penelitian 5

1.6.Manfaat Penelitian 6

1.7.Defenisi Operasional 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 7

2.1.1. Pengerian Belajar 7

2.1.2. Pengertian Masalah 8

2.1.3. Kemampuan Pemecahan Masalah 9

2.1.4. Model Pembelajaran 10

(8)

vii

2.1.5.1 Ciri-ciri Khusus Problem Based Learning 12

2.1.5.2 Manfaat Model Problem Based Learnin 13

2.1.5.3 Langkah-Langkah Model Problem Based Learning 13

2.1.5.4 Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning 14

2.1.6. Teori Belajar yang Mendukung Problem Based Learning 15

2.1.7 Pembelajaran Konvensional 16

2.1.8. Materi Pembelajaran 17

2.1.8.1 Suhu dan Pemuaian 17

2.1.8.2 Kalor dan Perubahan Wujud Zat 19

2.1.8.3 Asas Black 21

2.1.8.4 Perpindahan Kalor 22

2.1.9. Penelitian yang Relevan 24

2.2. Kerangka Konseptual 25

2.3. Hipotesis Penelitian 26

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 27

3.2. Populasi dan Sampel penelitian 27

3.2.1. Populasi Penelitian 27

3.2.2. Sampel Penelitian 27

3.3. Variabel Penelitian 27

3.3.1. Variabel Bebas 27

3.3.2. Variabel Terikat 27

3.4. Jenis dan Desain Penelitian 28

3.4.1. Jenis Penelitian 28

3.4.2. Desain Penelitian 28

3.5. Prosedur Penelitian 29

3.6. Instrumen Penelitian 31

(9)

viii

3.7. Uji Coba Instrumen Penelitian 33

3.7.1. Validitas Isi 33

3.8. Teknik Analisis Data 33

3.8.1. Uji Persyaratan Analisis Data 33

3.8.2. Pengujian Hipotesis 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 39

4.1.1. Deskripsi Data Penelitian 39

4.1.1.1. Pengolahan dan Analisis Data Pretes 39

4.1.1.2. Pengujian Analisa Data Pretes 41

4.2. Perlakuan di Kelas 43

4.2.1. Perlakuan di Kelas Eksperimen 43

4.2.2. Penilaian Sikap dan Keterampilan Kelas Eksperimen 43

4.2.1. Perlakuan di Kelas Kontrol 46

4.1.4. Pengolahan dan Analisis Data Postes 46

4.1.1.5. Pengujian Analisa Data Proses 47

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 54

5.2. Saran 55

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian 30

Gambar 4.1. Grafik Batang Distribusi Nilai Pretes Kelas Eksperimen 40

Gambar 4.2. Grafik Batang Distribusi Nilai Pretes Kelas Kontrol 40

Gambar 4.3. Diagram Persentase Penilaian Sikap dan

Keterampilan Kelas Eksperimen. 44

Gambar 4.4. Diagram Nilai Rata-Rata Lembar Kerja Siswa 45

(11)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 1 58

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 2 77

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 3 97

Lampiran 4. Lembar Kerja Siswa (LKS)-1 113

Lampiran 5. Lembar Kerja Siswa (LKS)-2 116

Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa (LKS)-3 120

Lampiran 7. LP-1 123

Lampiran 8. LP-2 124

Lampiran 9. LP-3 127

Lampiran 10. Tabel Kisi Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 131

Lampiran 11. Soal Test Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 138

Lampiran 12. Lembar Wawancara Guru 141

Lampiran 13. Angket Siswa 142

Lampiran 14. Tabulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Eksperimen 144

Lampiran 15. Tabulasi Hasil Jawaban Pretes Kelas Kontrol 145

Lampiran 16. Tabulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Eksperimen 146

Lampiran 17. Tabulasi Hasil Jawaban Postes Kelas Kontrol 147

Lampiran 18. Data Pretes Dan Postes Kelas Eksperimen 148

Lampiran 19. Data Pretes Dan Postes Kelas Kontrol 150

Lampiran 20. Perhitungan Statistik Dasar 152

Lampiran 21. Uji Normalitas Data 158

Lampiran 22. Uji Homogenitas Data 166

Lampiran 23. Pengujian Hipotesis 169

Lampiran 24. Penilaian Sikap 174

Lampiran 25. Penilaian Keterampilan 176

(12)

xii

Lampiran 27. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors 179

Lampiran 28. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z 180

Lampiran 29. Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F 181

Lampiran 30. Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t 183

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Fisika merupakan salah satu dari bagian ilmu pengetahuan yang menuntut

siswa memiliki kemampuan memahami konsep sekaligus rumus secara seimbang.

Selain itu siswa juga dituntut untuk mampu menghubungkan atau

mengaplikasikan konsep-konsep fisika tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mencapai tujuan tersebut proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah

otomatis memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan kemampuan

siswa baik dari aspek pengetahuan, sikap dan kemampuannya. Oleh sebab itu,

guru harus terampil dalam mengadakan variasi dalam belajar.

Usaha dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional adalah kegiatan

proses pembelajaran, karena sekolah merupakan salah satu perangkat pendidikan.

Berkembangnya pendidikan sudah pasti berpengaruh terhadap perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi sekarang ini tidak dapat terlepas dari kemajuan ilmu fisika yang banyak

menghasilkan temuan baru dalam bidang sains dan teknologi. Oleh karena itu,

keberhasilan dalam pendidikan adalah keberhasilan dalam pembelajaran fisika.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di salah satu sekolah menengah atas

negeri di kota Medan yaitu SMA Negeri 14 Medan dengan cara menyebarkan

angket kepada 35 siswa dan wawancara salah satu guru Fisika, menunjukkan

bahwa proses pembelajaran fisika masih berpusat pada guru dan lebih

(14)

2

Dalam prosesnya, pembelajaran fisika lebih sering menggunakan metode

ceramah. Beliau juga mengatakan bahwa pembelajaran yang selama ini digunakan

adalah konvensional atau dapat dikatakan bahwa model pembelajaran yang

digunakan kurang bervariasi. Pembelajaran konvensional yang disampaikan guru

berupa metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Dari hasil

pengamatan, peneliti memperoleh data bahwa siswa yang menyukai fisika

berkisar 33,33%, 15,39% tidak menyukai fisika, dan sisanya 51,28% siswa

beranggapan biasa saja terhadap fisika. Sedangkan siswa yang beranggapan

bahwa fisika mudah dan menyenangkan berkisar 7,69%, 28,20% beranggapan

fisika itu sulit dan kurang menarik, 5, 12 % beranggapan fisika itu membosankan

dan sisanya 58, 97% beranggapan biasa saja terhadap fisika. Rendahnya minat

belajar siswa ditunjukkan dari minimnya kesadaran siswa untuk mengulang

pelajaran fisika, yaitu sebanyak 82, 05% siswa jarang mengulang pelajaran fisika,

15, 38% siswa tidak sama sekali mengulang pelajaran fisika, dan hanya 2,56%

siswa yang mengulang pelajaran fisika.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan tersebut, diperoleh bahwa siswa tidak

menyukai fisika dikarenakan pelajaran ini terlalu bersifat matematis sehingga

dibutuhkan strategi untuk meningkatkan kualitas dalam pembelajaran. Pada

pembelajaran fisika, kemampuan menyelesaikan masalah siswa masih tergolong

rendah. Dalam mengerjakan soal-soal fisika yang diberikan oleh guru, siswa lebih

sering langsung menggunakan persamaan matematis tanpa melakukan analisis,

menebak rumus yang digunakan dan menghafal contoh soal yang telah dikerjakan

untuk mengerjakan soal-soal lain.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi lemahnya kemampuan

pemecahan masalah siswa. Siswa tidak dapat menyelesaikan masalah meliputi

tidak cukup praktikum di laboratorium, bingung menulis konversi dan kurangnya

buku fisika yang digunakan sebagai referensi. Kurangnya kemampuan pemecahan

masalah meliputi pemahaman yang lemah tentang prinsip dan aturan fisika,

(15)

3

Dari permasalahan diatas, peneliti mencoba mencari model yang cocok

yang dipandang dapat membantu serta memudahkan siswa dalam menguasai

konsep fisika, mengembangkan kemampuan pemecahan msalah serta mampu

membuat siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Salah satu alternatif

pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model Problem Based Learning.

Problem based learning adalah model pembelajaran yang penekanannya

adalah guru yang mempresentasikan ide-ide atau mendemonstrasikan berbagai

kemampuan, peran guru dalam PBL adalah menyodorkan berbagai masalah,

menberikan pertanyaan, dan memfasilitasi investigasi dan dialog, (Arends

2008:41)

PBL menekankan keterlibatan siswa secara aktif, orientasi yang induktif

dan bukan deduktif, dam penemuan atau pengonstruksian pengetahuan oleh ssiwa

sendiri. Alih-alih memberikan ide-ide atau teori-teori tentang dunia kepada siswa,

seperti yang dilakukan guru bila menggunakan pengajaran langsung, guru

menggunakan penyelidikan atau PBL yang menyodorkan berbagai pertanyaan

kepada siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk sampai pada

ide-ide atau teorinya sendiri. (Arends,2008:49).

Model pembelajaran ini sudah pernah diteliti sebelumnya oleh Dwi,dkk

(2013) dengan hasil penelitian rata-rata nilai pemahaman konsep siswa kelas

eksperimen sebesar 81,27 dan kelas kontrol sebesar 71,51; Simanjuntak (2014)

dengan hasil penelitian yang menunjukkan rata-rata N-gain penguasaan konsep

mahasiswa kelas eksperimen sebesar 73% dan kelas kontrol sebesar 60%; Hartini,

dkk (2014) memperoleh hasil penelitian rata-rata pre-test 49,3 mengalami

peningkatan dengan rata-rata post-test 79,2; Setiawan,dkk (2012) dengan hasil

rata-rata belajar kelas eksperimen 73,77 dan kelas kontrol 62,76.

Berdasarkan hasil dari peneliti sebelumnya diketahui bahwa ada pengaruh

yang signifikan antara model pembelajaran berbasis masalah terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa. Namun penelitian sebelumnya mengalami

beberapa kendala, antara lain (1) kurang terlibatnya siswa pada saat proses

pembelajaran berlangsung sehingga sulitnya mengatur alokasi waktu, (2)

(16)

4

masalah. Oleh karena itu peneliti ingin mengadakan penelitian dengan model

pembelajaran berbasis masalah dengan tujuan untuk meningkatkan upaya-upaya

yang telah diteliti oleh peneliti sebelumnya dengan memperhatikan pemanfaatan

alokasi waktu dan memberikan informasi yang cukup mengenai materi yang akan

disampaikan sehingga siswa dapat melihat masalah apa yang dihadapi dalam

kehidupan sehari-hari

Peneliti akan memberikan dan membimbing siswa dalam mengerjakan

Lembar Kerja Siswa (LKS) yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu,

peneliti juga akan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan

pengalokasian waktu seefisien mungkin sehingga diharapkan kemampuan

pemecahan masalah siswa akan lebih baik.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa pada Materi Pokok Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri 14 Medan T.P 2015/2016.”

1.2. Identifikasi Masalah

Sebagaimana yang telah diterangkan pada latar belakang masalah di atas. Maka

yang menjadi identifikasi masalah pada penelitian ini adalah :

a. Kebanyakan siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang

terkesan sulit, kurang menarik, dan kurang menyenangkan

b. Kerjasama antarsiswa dalam pembelajaran masih kurang.

c. Jarang dilakukan eksperimen atau demonstrasi dalam pembelajaran

fisika.

d. Guru jarang menerapkan model pembelajaran.

(17)

5

1.3. Batasan Masalah

Memperjelas ruang lingkup masalah yang akan diteliti, maka perlu dijelaskan

batasan masalah dalam penelitian, yaitu :

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model problem based

learning

2. Subyek penelitian ini adalah kelas X semester II SMA Negeri 14 Medan T.P.

2015/2016.

3. Materi yang diajarkan adalah materi suhu dan kalor

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah :

1. Bagaimanakah kemampuan pemecahan masalah siswa setelah menerapkan

model Problem Based Learning pada pokok bahasan suhu dan kalor di di

kelas X SMA Negeri 14 Medan T.P.2015/2016?

2. Bagaimanakah kemampuan pemecahan masalah siswa dalam pembelajaran

konvensional pada pokok bahasan suhu dan kalor di di kelas X SMA Negeri

14 Medan T.P.2015/2016?

3. Apakah ada pengaruh yang signifikan model Problem Based Learning

terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pokok suhu dan

kalor di kelas X SMA Negeri 14 Medan T.P.2015/2016?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa setelah

menggunakan model Problem Based Learning pada pokok bahasan suhu dan

kalor di kelas X SMA Negeri 14 Medan T.P.2015/2016

2. Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa dalam

pembelajaran konvensional pada pokok bahasan suhu dan kalor di kelas X

(18)

6

3. Untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning terhadap

kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pokok suhu dan kalor di

di kelas X SMA Negeri 14 Medan T.P.2015/2016

1.6. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat sebagai :

1. Sebagai informasi kemampuan pemecahan masalah siswa dengan

menggunakan model pembelajaran problem based learning pada materi suhu

dan kalor di kelas X.

2. Sebagai bahan informasi alternatif dalam pemilihan model pembelajaran

.

1.7 Definisi Operasional

1. Belajar adalah perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan

bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik

seseorang sejak lahir. (Trianto, 2009.16)

2. Aktivitas belajar adalah segala aktivitas yang bersifat fisik maupun mental

dan saling berkaitan. (Sardiman, 2011.101)

3. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

kegiatan belajar. (Asep Jihad, 2012.14)

4. Metode mengajar adalah cara mengajar atau cara menyampaikan materi

pelajaran kepada siswa yang kita ajar. (Asep Jihad, 2012.24)

5. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran dalam tutorial. (Trianto, 2011.51)

6. Model Problem Based Learning dirancang terutama untuk membantu siswa

mengembangkan kemampuan berpikir, kemampuan menyelesaikan masalah

dank kemampuan intelektualnya; mempelajari peran-peran orang dewasa

dengan mengalaminya melalui berbagai situasi riil dan menjadi pelajar yang

(19)

54 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan

bahwa:

1. Kemampuan pemecahan masalah siswa di kelas eksperimen dengan

menggunakan model problem based learning pada materi pokok suhu dan

kalor di SMA Negeri 14 Medan T.P 2015/2016 diperoleh dengan nilai

rata-rata sebesar 43,51.

2. Kemampuan pemecahan masalah fisika siswa di kelas kontrol dengan

menggunakan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor

di SMA Negeri 14 Medan T.P 2015/2016 diperoleh dengan nilai rata-rata

sebesar 42,57.

3. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan analisis pengujian hipotesis

menggunakan uji-t 1 pihak pada taraf signifikan α = 0,05 dinyatakan ada

pengaruh yang signifikan model Problem Based Learning terhadap

kemampuan pemecahan maasalah pada materi pokok suhu dan kalor di SMA

(20)

55

5.2. Saran

Saran yang dapat peneliti ajukan berdasarkan pembahasan adalah sebagai

berikut:

1. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan lebih mengoptimalkan pengelolaan

kelas khususnya pada saat mengorganisasikan siswa untuk berkelompok agar

tidak terjadi keributan di dalam kelas.

2. Kepada peneliti selanjutnya diperlukan kreativitas dalam mengatasi

keterbatasan media di sekolah.

3. Kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang model problem based

learning, ada baiknya memberikan motivasi yang kuat terlebih dahulu kepada

siswa yang akan mempresentasekan hasil karya untuk meningkatkan rasa

(21)

56

DAFTAR PUSTAKA

Arends, R., I., (2008), Learning to Teach (Belajar untuk Mengajar) Jilid II, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Djamarah, S., B., Zain, A., (2013). Strategi Belajar Mengajar, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Dwi, I. M., (2013), Pengaruh Strategi Problem Based Learning Berbasis ICT terhadap Pemahaman Konsep dan Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 9: 8-17.

Gredler,Margaret,E.,(2012),Learning and Instruction, Kencana, Jakarta.

Hartini, T., I., (2014). Pengaruh Berpikir Kreatif dengan Model Problem Based Learning (PBL) terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa dengan Menggunakan Test Open Ended. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, Universitas Negeri Semarang.

Halliday,D., Resnick,R., (1999), Fisika Jilid I. Erlangga, Jakarta.

Jihad, A., Haris, A., (2012), Evaluasi Pembelajaran, Multi Presindo, Yogyakarta

Robert dan Ashlock, (1983), Guiding Each Child’s Learning of Mathematics,Charless e.merill Publishing Company, Ohio.

Rusman, (2012), Model-model Pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta.

Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta.

Shoimin, A., (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-ruzz Media, Yogyakarta.

Selcuk, G. S., (2013), A Comparison of Achievement in Problem Based, Strategic and Traditional Learning Classes in Physics, International Journal on New Trends in Education and Their Implication, 4 (14), 1-11.

Setiawan, G., C., (2012), Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Disertai Media Komputer Makro Media Flash, Jurnal Pembelajaran Fisika, 1 (3), 1-5.

(22)

57

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Tarsito Bandung, Bandung.

Tim Masmedia, (2015), Fisika untuk SMA Kelas X, Masmedia, Jakarta.

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progressif. Kencana, Jakarta.

Gambar

Gambar 3.1.   Skema Prosedur Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut sesuai dengan hasil pegamatan dari praktikum, dimana pada saat konsentrasi larutan sebesar 0,240385 M , waktu yang dibutuhkan larutan hingga terjadi endapan

[r]

Kalimat tersebut banyak mengandung deiksis (mereka, itu, besok, di sini, sekarang) yang maknanya tergantung pada konteks saat pengucapan kalimat itu. Jadi bahasa

1) Guru dapat menerapkan pendekatan SAVI pada pembelajaran Bahasa Indonesia pada aspek kemampuan membaca pemahaman. 2) Guru dapat memahami dengan tepat langkah-langkah

Polimer biodegradabel seperti kopolimer poli(asam laktat)-poli(asam glikolat) (PLGA) biasanya dibuat melalui kopolimerisasi pembukaan cincin D,L-laktida dan glikolida

The problem faced by teacher of SMP N 2 Simo Boyolali in teaching reading to the second year students are that the student feels bored in learning English, because they have

Peningkatan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup dapat dilakuakan dengan menggunakan proobiotik, salah satu probiotik yang dapat mempercepat pertumbuhan dan

The three combinations of producing a constructive teacher talk, managing the classroom as a whole, and developing a good and supportive relationship with the