• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KOMPARASI STRATEGI TWO STAY TWO STRAY DAN Studi Komparasi Strategi Two Stay Two Stray Dan Pictorial Riddle Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV MI Negeri Tinawas Nogosari Boyolali.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI KOMPARASI STRATEGI TWO STAY TWO STRAY DAN Studi Komparasi Strategi Two Stay Two Stray Dan Pictorial Riddle Terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas IV MI Negeri Tinawas Nogosari Boyolali."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KOMPARASI STRATEGI TWO STAY TWO STRAY DAN PICTORIAL RIDDLE TERHADAP HASIL BELAJAR

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS IV MI NEGERI TINAWAS NOGOSARI BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI

Oleh:

MARDIYANI PUTRI UTAMI A 510 090 176

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

ABSTRAK

STUDI KOMPARASI STRATEGI TWO STAY TWO STRAY DAN PICTORIAL RIDDLE TERHADAP HASIL BELAJAR

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS IV MI NEGERI TINAWAS NOGOSARI BOYOLALI

Mardiyani Putri Utami, A 510 090 176, Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, 57 halaman.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) terdapat tidaknya perbedaan antara penerapan strategi Two Stay Two Stray dan strategi Pictorial Riddle terhadap hasil belajar IPS pada siswa kelas IV MI Negeri Tinawas Nogosari Boyolali, (2) manakah yang lebih besar pengaruhnya terhadap hasil belajar IPS antara strategi Two Stay Two Stray dan strategi Pictorial Riddle pada siswa kelas IV MI Negeri Tinawas Nogosari Boyolali.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV MI Negeri Tinawas Nogosari tahun pelajaran 2012/2013. Dikarenakan jumlah siswa dalam populasi tidak banyak maka peneliti tidak menggunakan sampel. Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Dimana kelas IVA dikenai strategi Two Stay Two Stray dan kelas IVB dikenai strategi Pictorial Riddle. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi dan tes. Teknik analisis yang digunakan adalah uji t yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis dengan uji normalitas.

Hasil analisis data dengan taraf signifikansi 5 % diperoleh: (1) terdapat perbedaan hasil belajar IPS antara penerapan strategi Two Stay Two Stray dan strategi Pictorial Riddle dibuktikan, dengan thitung > ttabel yaitu 2,677 > 2,021, (2) strategi Two Stay Two Stray memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap hasil belajar IPS dibandingkan dengan strategi Pictorial Riddle dibuktikan dengan nilai rata-rata hasil belajar IPS kelas IVA lebih besar dibandingkan kelas IVB, yaitu 78,148 > 71,296.

(4)

PENDAHULUAN

Pendidikan sebagai bagian integral kehidupan masyarakat di era global yang harus dapat memberi dan memfasilitasi bagi tumbuh dan berkembangnya intelektual, sosial, dan personal. Pendidikan dasar merupakan jenjang awal dari pendidikan di sekolah sangat perlu ditingkatkan. Salah satu upaya yang dapat dikembangkan oleh sekolah adalah dengan menerapkan pembelajaran yang membuat siswa aktif.

Pembelajaran yang membuat siswa aktif adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa. Strategi pembelajaran terus berkembang sesuai dengan perkembangan jaman sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas pendidikan. Terdapat banyak strategi pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran, diantaranya adalah Two Stay Two Stray dan Pictorial Riddle.

Strategi Two Stay Two Stray dan strategi Pictorial Riddle dapat diterapkan dalam berbagai mata pelajaran terutama Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata pelajaran ini berperan memfungsionalkan dan merealisasikan ilmu-ilmu sosial yang bersifat teoritik ke dalam dunia nyata di masyarakat (Sapriya,dkk, 2006: 3).

Realita yang ditemui di lapangan menunjukkan bahwa dalam pembelajaran IPS masih kurang optimal dan tujuan pembelajarannya belum tercapai. Pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga hanya memperoleh informasi hanya satu arah, kurang tepatnya strategi pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran IPS, menjadi faktor penyebab pembelajaran IPS terkesan membosankan, tidak menarik perhatian siswa, dan menjenuhkan.

Untuk mengubah pandangan siswa tersebut maka perlu adanya suatu perubahan di dalam pembelajaran IPS. Strategi pembelajaran merupakan salah satu kunci dari optimal atau tidaknya suatu proses pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk menguji strategi Two Stay Two Stray dan strategi Pictorial Riddle mana yang memberikan hasil belajar paling optimal.

(5)

dengan strategi Two Stay Two Stray dan strategi Pictorial Riddle pada siswa kelas IV MI Negeri Tinawas Nogosari, (2) Masalah hasil belajar yang diteliti terbatas pada hasil belajar IPS setelah mendapat pembelajaran dengan strategi Two Stay Two Stray dan strategi Pictorial Riddle pada siswa kelas IV MI Negeri

Tinawas Nogosari.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) apakah terdapat perbedaan antara strategi Two Stay Two Stray dan strategi Pictorial Riddle terhadap hasil belajar IPS?, (2) manakah yang lebih besar pengaruhnya terhadap hasil belajar IPS antara strategi Two Stay Two Stray dengan strategi Pictorial Riddle?.

Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) untuk mengetahui perbedaan antara strategi Two Stay Two Stray dan strategi Pictorial Riddle terhadap hasil belajar IPS, (2) untuk mengetahui manakah yang lebih besar pengaruhnya terhadap hasil belajar IPS antara strategi Two Stay Two Stray dengan strategi Pictorial Riddle.

Manfaat penelitian ini secara teoritis yaitu dapat memberikan sumbangan pada pembelajaran IPS, terutama pada peningkatan hasil belajar siswa. Manfaat praktis bagi guru yaitu dapat memberi inspirasi kepada guru untuk menerapkan strategi pembelajaran yang lebih menarik lagi, bagi sekolah dengan diadakan penelitian kuantitatif ini dapat memberikan kontribusi yang lebih baik pada sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran khususnya hasil belajar siswa; bagi siswa melalui penelitian ini dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai pembelajaran IPS melalui penerapan strategi Two Stay Two Stray dan strategi Pictorial Riddle; bagi peneliti lain, dapat dijadikan referensi sebagai acuan

penelitian berikutnya.

Menurut Agus Suprijono (2012:93), strategi Two Stay Two Stray atau strategi dua tinggal dua tamu adalah strategi yang dapat mendorong anggota kelompok untuk memperoleh konsep secara mendalam melalui pemberian peran pada siswa.

(6)

1) Siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (susunan ideal 4 orang); 2) Masing-masing kelompok diberi tugas untuk berdiskusi tentang suatu

permasalahan-permasalahan yang harus mereka diskusikan jawabannya; 3) Setelah diskusi intrakelompok usai, dua orang dari masing-masing

kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu kepada kelompok yang lain. Anggota kelompok yang tidak mendapat tugas sebagai duta (tamu) mempunyai kewajiban menerima tamu dari suatu kelompok; 4) Tugas tuan rumah adalah menyajikan hasil diskusinya kepada setiap

tamu yang datang, sedangkan tugas dua duta atau tamu diwajibkan jalan-jalan (bertamu) ke kelompok lain dan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang materi yang didiskusikan oleh kelompok tersebut;

5) Setelah dirasa cukup mendapatkan informasi, anggota kelompok yang jalan-jalan bertugas untuk menyebarkan informasi yang diterimanya dari kelompok lain ke anggota dari kelompoknya sendiri;

6) Dan yang bertugas sebagai tamu maupun yang bertugas sebagai penerima tamu mencocokkan dan membahas hasil kerja yang telah mereka tunaikan.

Kelebihan strategi pembelajaran Two Stay Two Stray adalah siswa dapat berinteraksi dengan kelompok yang lain dan dapat mengeluarkan ide-ide kreatif dalam menjelaskan materi kepada kelompok lain. Disamping itu juga siswa sudah mulai belajar tanggung jawab sebagai tuan rumah atau sebagai tamu. sehingga siswa terdorong untuk lebih dalam lagi dan termotivasi mempelajari permasalahan tersebut dan mudah terekam dalam ingatan siswa sehingga tidak mudah di lupakan dan akan membekas dalam ingatan siswa.

(7)

Strategi Pictorial Riddle adalah suatu strategi pembelajaran untuk mengembangkan motivasi dan minat siswa dalam diskusi kelompok kecil maupun besar melalui suatu riddle bergambar di papan tulis, papan poster atau diproyeksikan dari suatu transparasi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan riddle tersebut.

(http://wwwpojokfisikauniflor.blogspot.com/2011/02/pendekatan-inkuiri-dalam-pembelajaran.html).

Langkah-langkah strategi pembelajaran Pictorial Riddle dapat dirinci sebagai berikut:

1) Siswa disajikan permasalahan yang berupa gambar peristiwa yang menimbulkan teka-teki

2) Siswa mengidentifikasi masalah secara berkelompok dari permasalahan yang diberikan

3) Siswa melakukan pengamatan berdasarkan riddle bergambar yang mengandung permasalahan

4) Siswa merumuskan penjelasan melalui diskusi

5) Siswa mengadakan analisis inkuiri melalui tanya jawab

(http://wwwpojokfisikauniflor.blogspot.com/2011/02/pendekatan‐inkuiri‐dalam‐ pembelajaran.html).

Kelebihan strategi Pictorial Riddle adalah dapat merangsang siswa untuk mengeluarkan ide-ide kreatif terhadap permasalahan yang disajikan dalam bentuk teka-teki bergambar. Hal tersebut karena teka-teki bergambar dapat menarik perhatian dan keingintahuan siswa terhadap permasalahan yang dihadirkan.

Sedangkan kekurangan strategi Pictorial Riddle adalah sulitnya dalam pengkondisian kelas kerena nantinya akan lebih banyak aktifitas belajar di dalam kelompok dan siswa masih terlalu sulit untuk dapat di minta berfikir sendiri dan terkadang belum berani untuk mengungkapkan ide-idenya.

(8)

menganalisis serta menelaah kehidupan nyata yang dihadapinya. Oleh karena itu para guru IPS dituntut untuk mampu merangsang dan merencanakan pembelajaran IPS sedemikian rupa dengan memperhatikan prinsip dan karakteristik IPS itu sendiri sehingga tujuan pembelajaran IPS dapat terpenuhi”.

“Menurut Samino (2012:48) bahwa hasil belajar adalah hasil usaha seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajar yang diterima setelah belajar, adapun hasilnya dapat berupa angka, huruf, maupun tindakan dan wujud kongkritnya dapat berupa raport, transkrip, nilai, ijazah, piagam, sertifikat atau bentuk-bentuk lainnya.”

Hasil belajar merupakan tingkat kemampuan yang dapat dikuasai dari materi yang diajarkan mencakup tiga kemampuan sebagaimana yang diungkapkan oleh Bloom,dkk (dalam Samino, 2012:49) adalah sebagai berikut:

1. Ranah Kognitif (kemampuan pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi).

2. Ranah afektif (kemampuan penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup).

3. Ranah psikomotorik (kemampuan persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan, kreativitas)

METODE PENELITIAN

(9)

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: (1) dokumentasi. Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan daftar nama siswa, profil sekolah, dan silabus. (2) tes. Tes berupa tes hasil belajar IPS setelah diberi perlakuan. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda (check point). Sebelum tes diujikan terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk mendapatkan materi tes yang valid dan reliabel. Suatu instrumen disebut valid apabila instrument tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Rumus yang digunakan untuk menghitung validitas butir instrumen adalah Korelasi Product Moment Karl Pearson sebagai berikut:

(

)(

)

Jika rhitung > rtabel pada taraf signifikansi 5 % bearti item (butir soal)

valid.

Jika rhitung < rtabel pada taraf signifikansi 5 % bearti item (butir soal)

tidak valid.

(Suharsimi Arikunto, 2006:170) Uji reliabilitas menggunakan rumus KR-20 untuk tes yang berbentuk objektif dengan rumus sebagai berikut:

t

(Suharsimi Arikunto, 2006:178) Teknik analisis data yang digunakan yaitu (1) uji prasyarat analisis, yang digunakan adalah uji normalitas. Metode yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah metode Lilliefors,yaitu dengan langkah sebagai berikut:

1) Hipotesis

Ho = Data berdistribusi normal

Hi = Data tidak berdistribusi normal

(10)

L = maks {F(Zi) - S(Zi)} (2) Uji hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara strategi Two Stay Two Stray dan strategi Pictorial Riddle. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan uji-T adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

a. Hipotesis

Ho : Tidak terdapat perbedaan antara strategi Two Stay Two Stray dan

strategi Pictorial Riddle terhadap hasil belajar IPS.

H1 : Terdapat perbedaan antara strategi Two Stay Two Stray dan

strategi Pictorial Riddle terhadap hasil belajar IPS. b. Taraf kepercayaan 95 % dengan α = 0,05

Ho ditolak apabila thitung > ttabel dan sebaliknya.

(Budiyono, 2009:191) HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan analisi data diperoleh hasil yaitu:

1. thitung > ttabel , yaitu 2,677 > 2,021, sehingga H0 ditolak. Oleh karena itu H0

ditolak maka Hi diterima. Artinya terdapat perbedaan antara strategi Two Stay

Two Stray dan strategi Pictorial Riddle terhadap hasil belajar IPS. dengan sp2=

(11)

2. Nilai rata-rata hasil belajar IPS kelas IVA lebih besar dari kelas IVB yaitu 78,148 > 71,296, sehingga hipotesis kedua ditolak, yang menyatakan strategi Pictorial Riddle memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap hasil belajar

IPS dibandingkan dengan strategi Two Stay Two Stray pada siswa kelas IV MI Negeri Tinawas Nogosari, ditolak. Artinya strategi Two Stay Two Stray memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap hasil belajar IPS dibandingkan dengan strategi Pictorial Riddle pada siswa kelas IV MI Negeri Tinawas Nogosari Boyolali.

Pembelajaran IPS dengan strategi Two Stay Two Stray pada siswa kelas IVA, mampu menumbuhkan partisipasi aktif dan rasa tanggung jawab yang tinggi selama pembelajaran. Siswa saling berbagi pengetahuan tentang materi yang sedang dipelajari dengan siswa lainnya melalui diskusi kelas. Dan selain itu, siswa yang bertugas sebagai tuan rumah dituntut harus mampu menyampaikan materi yang baru saja didiskusikan dalam kelompok kepada siswa lain yang bertugas sebagai tamu (duta). Dan setelah diskusi antar kelompok selesai siswa yang bertugas sebagi tamu (duta) harus mampu menyampaikan hasil diskusi dengan kelompok lain kepada siswa yang bertugas sebagai tuan rumah. Dengan demikian siswa dapat mencari pengetahuan secara aktif, dan sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya masing-masing, sehingga pengetahuan yang diperoleh akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Selama proses pembelajaran semua siswa mengikuti setiap kegiatan pembelajaran dengan antusias

Sedangkan strategi Pictorial Riddle menuntut siswa untuk mampu mengeluarkan ide-ide kreatif terhadap permasalahan yang disajikan dalam bentuk teka-teki bergambar. Strategi ini didasarkan atas rasa ingin tahu siswa sehingga mendorong siswa untuk mencari pemecahan masalah dari teka-teki bergambar tersebut. Sehingga strategi ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi siswa dalam memecahkan masalah yang sesuai dengan teka-teki bergambar. Sebagaimana klasifikasi perkembangan kognitif oleh Jean Piaget, perkembangan kognitif anak terbagi menjadi empat tahapan yaitu:

(12)

2. Tahap pre-operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 2-7 tahun.

3. Tahap concrete-operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 7-11 tahun.

4. Tahap formal-operational, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 11-15 tahun (Muhibbin Syah, 2010:66).

Berdasarkan klasifikasi tersebut, maka anak kelas IV SD masuk dalam kategori tahap concrete-operational atau operasional konkret. Meskipun dalam pembelajaran peneliti sudah mengupayakan dalam penggunaan media pembelajaran berupa gambar-gambar yang konkret. Akan tetapi, tidak semua siswa mampu menunjukkan atau memunculkan ide-ide kreatif/rasa ingin tahu yang berkenaan dengan materi yang baru saja dipelajari. Sedangkan rasa ingin tahu dan pemberian peran inilah yang mendasari siswa untuk bertanggung jawab, sehingga pengetahuan yang diperoleh sesuai dengan perannya masing-masing akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Fakta ini membuktikan bahwa dalam pembelajaran dengan strategi Pictorial Riddle, tidak semua siswa mampu memunculkan ide-ide atau rasa ingin tahu yang tinggi. Oleh sebab itu, pembelajaran dengan strategi Pictorial Riddle tidak memberikan hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan strategi Two Stay Two Stray.

SIMPULAN

Simpulan dalam penelitian ini adalah: (1) Terdapat perbedaan antara strategi Two Stay Two Stray dan strategi Pictorial Riddle terhadap hasil belajar IPS. Berdasarkan uji-t diperolrh hasil thitung > ttabel , yaitu 2,677 > 2,021, (2)

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Arikuto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiyono. 2009. Statistika untuk Penelitian. Solo: UNS Press.

Sambas, Ali, dan Anting Sumantri. 2006. Aplikasi Statistika dalam Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Samino, dkk. 2012. Layanan Bimbingan Belajar. Solo: Fairuz Media.

Sapriya, dkk. 2006. Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Bandung: UPI Press.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi Paikem. Surabaya: Pustaka Pelajar.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Edisi Revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Internet

Referensi

Dokumen terkait

Meyakinkan keandalan informasi, fungsi audit internal yang ketiga ini juga telah sesuai dengan standar perusahaan bahwa fungsi audit internal yaitu Memberikan

1 Kualitas semen cair ayam merawang dalam pengencer RL dengan LDL puyuh dan kuning telur puyuh lebih baik dari spermatozoa yang diencerkan menggunakan LDL ayam dan

Cara ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik pola permukiman tradisional Gampong Lubuk Sukon, Aceh Besar, karakteristik rumah tinggal masyarakat Gampong Lubuk

Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui: (1) Hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan motivasi mengajar pada guru Madrasah Tsanawiyah. (2) Peran dukungan

Industri batik pada umumnya dalam proses produksinya menggunakan beberapa bahan pewarna, zat warna yang biasa digunakan umumnya zat warna sintetik, karena harganya murah dan

penelitian dilakukan dengan waktu yang lebih lama dan jumlah sampel yang

Pada saat musim barat konsentrasi klorofil tinggi terlihat di sekitar Kalimantan Timur dan bergerak ke arah timur di bagian selatan Selat Makasar sebagai akibat

Berdasarkan uraian tersebut perlu diadakan penelitian mengenai pengaruh parameter dasar pada proses pembubutan terhadap kesilindrisan benda kerja pada