• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan mahasiswa Politeknik: studi kasus Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan mahasiswa Politeknik: studi kasus Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung"

Copied!
219
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi kasus : Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung)

EUIS SARTIKA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Analisis Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

Keberhasilan mahasiswa Politeknik (Studi kasus : Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung) adalah karya

saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada

perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar

Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Oktober 2009

Euis Sartika

NIM G151060091

(3)

EUIS SARTIKA. The Analysis of influencing factors on Polytechnic students achievement (Case

Study : The Students of Politeknik Negeri Bandung). Under

direction of ASEP SAEFUDDIN and HARI WIJAYANTO.

The success of Polytechnic students in studying is determined by their survival in each

semester. Two methods were used in analyzing the factors which influence Polytechnic student

achievements, i.e. Logistic Regression and Survival Analysis. The Logistic Regression were

used to analyze the students who can survive and who cannot survive or dropped out (

DO

), while

the Survival Analysis were used to investigate the data deal with the characteristics of the

censored data. The Logistic Regression used biner categorical as a response ,whereas the

Survival Analysis used continue variable as a response. Moreover, the modelling of Survival

Analysis used Cox Regression. This research objectives were to identify the factors influencing

the student’s academic survival at Politeknik Negeri Bandung (POLBAN). In general, the results

of this research show that the factors influencing the students’academic survival are gender, the

grade point average (GPA) of the first semester, and their study program.

(4)

EUIS SARTIKA. Analisis Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Mahasiswa

Politeknik (Studi kasus : Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung). Dibimbing oleh ASEP SAEFUDDIN

dan HARI WIJAYANTO.

Politeknik Negeri Bandung (POLBAN) merupakan salah satu Perguruan Tinggi vokasi yang

membekali mahasiswanya dengan kemampuan profesional. Jangka waktu mahasiswa POLBAN

dalam menyelesaikan studinya dapat dipandang sebagai waktu daya tahan. Daya tahan mahasiswa

adalah kemampuan mahasiswa untuk dapat bertahan dalam menyelesaikan studinya agar tidak

berstatus DO (

drop out

) atau mahasiswa dianggap berhasil dalam studinya. Kriteria mahasiswa

berstatus DO di POLBAN adalah jika mahasiswa memperoleh nilai IP tiap semester di bawah 2.00,

atau nilai IP di atas 2.00 dan jumlah nilai D lebih dari 7 SKS, terdapat nilai E pada semester I, II, III,

dan IV, mempunyai absensi ketakhadiran lebih dari 38 jam, dan mengalami LP (

lulus percobaan)

sebanyak 2 kali berturut-turut.

Dalam penelitian ini dilakukan dua kajian, yakni regresi logistik biner dan analisis survival.

Pemilihan kedua analisis ini didasarkan pada outcome yang diperhatikan. Pada regresi logistik,

outcome yang diperhatikan adalah kategori biner yakni mahasiswa berhasil (tidak DO) dan

mahasiswa tidak berhasil (DO). Sedangkan outcome yang diperhatikan dalam analisis survival adalah

waktu daya tahan mahasiswa (dalam satuan semester) dan jenis variabelnya kontinu.

Data daya tahan mahasiswa dalam penelitian disini dipandang sebagai data tersensor (data

tidak utuh atau data tidak lengkap) karena kita tidak akan mendapatkan informasi yang lengkap

apakah setiap mahasiswa POLBAN dapat menyelesaikan studinya atau tidak. Oleh karena itu

pengolahan data tersensor memerlukan analisis khusus, dalam hal ini adalah analisis survival.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

keberhasilan mahasiswa POLBAN, dan menyusun pemodelan keberhasilan mahasiswa POLBAN

berdasarkan peubah-peubah penjelas yang berpengaruh nyata. Data dalam penelitian ini adalah berupa

data sekunder yakni data demografi, data pendidikan, dan data akademik mahasiswa POLBAN

jurusan Rekayasa angkatan 2005/2006 dan 2006/2007 dan sebagai pendukung digunakan data primer.

Respon dalam pengolahan data yang menggunakan regresi logistik biner adalah kategori

biner yaitu, mahasiswa berhasil (tidak DO) dilambangkan dengan angka 0 dan mahasiswa tidak

berhasil (DO) dilambangkan angka 1. Sedangkan peubah penjelasnya meliputi jenis kelamin, jenis

SLTA, status SLTA, asal daerah, Nilai Ebtanas Murni (NEM), Nilai Ujian masuk (Matematika),

Nilai Indeks Prestasi semester 1, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, dan

program studi. Sementara itu dalam analisis survival, status ketersensorannya adalah mahasiswa

yang mengalami DO mulai semester 1 sampai dengan semester 4 dikategorikan sebagai data tidak

tersensor, sedangkan mahasiswa yang sampai semester 4 tidak mengalami DO dikategorikan sebagai

data tersensor.

(5)

bukan PNS. Sedangkan mahasiswa dengan program studi teknik Elektro, teknik Komputer, dan teknik

Kimia mempunyai resiko gagal masing-masing sebesar 5.245 kali, 6.432, dan 5.720 kali.

Berdasarkan analisis survival dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh nyata

terhadap keberhasilan mahasiswa POLBAN adalah jenis kelamin, nilai IP semester 1, nilai

matematika, dan program studi. Mahasiswa dengan jenis kelamin laki-laki mempunyai resiko gagal

2.193 kali dibandingkan mahasiswa perempuan. Nilai dugaan peubah penjelas nilai IP semester 1

adalah negatif, ini berarti bahwa resiko mahasiswa gagal (tidak dapat bertahan ) cenderung rendah,

atau dengan kata lain daya tahan mahasiswa relatif tinggi. Sedangkan nilai rasio hazard dari nilai IP

semester 1 adalah 0.208. Artinya jika nilai IP semester 1 bertambah satu satuan maka resiko

mahasiswa gagal (DO) berkurang sebesar 79.2%. Peubah nilai Matematika juga mempunyai nilai

dugaan negatif. Artinya mahasiswa dengan nilai matematika tinggi akan mempunyai resiko gagal

(DO) relatif rendah. Sedangkan nilai rasio hazard dari nilai Matematika menunjukkan angka 0.998.

Hal ini berarti bahwa jika peubah nilai Matematika bertambah satu satuan, maka akan menyebabkan

nilai resiko mahasiswa gagal (tidak dapat bertahan) berkurang sebesar 0.2%.

Sementara itu berdasarkan data primer, diperoleh kesimpulan bahwa karakteristik dominan

yang dimiliki mahasiswa yang gagal (DO) adalah pemilihan program studi yang tidak sesuai, yang

diakibatkan keterbatasan informasi mengenai program studi yang ada di POLBAN, dan kebiasaan

belajar yang tidak teratur. Sedangkan karakteristik dominan dari mahasiswa yang telah lulus dan

yang masih bertahan adalah motivasi belajar yang relatif tinggi (pilihan program studi telah sesuai

dengan bakat dan keinginan), dukungan serta dorongan semangat dari teman dan orang tua, dapat

memanfaatkan sarana dan fasilitas belajar yang disediakan POLBAN secara optimal, sarana belajar

pribadi sudah cukup memadai, namun kebiasaan belajar mahasiswa POLBAN pada umumnya masih

belum teratur, pembagian waktu belajar antara teori dan praktek masih belum seimbang.

(6)

@ Hak cipta milik IPB, tahun 2009

Hak cipta dilindungi Undang-undang

1.

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan

sumber.

a.

Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah,

penyusunan laporan, penyusunan kritik atau tinjauan suatu masalah.

b.

Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB.

2.

Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk

apapun tanpa izin IPB.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP

KEBERHASILAN MAHASISWA POLITEKNIK

(7)

EUIS SARTIKA

Tesis

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Magister Sains pada

Program Studi Statistika

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)

NRP : G151060091

Disetujui,

Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Asep Saefuddin, M.Sc Dr. Ir. Hari Wijayanto, M.S

Ketua

Anggota

Diketahui,

Ketua Program Studi Statistika Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Aji Hamim Wigena, M.Sc Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, M.S

(9)

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat, karunia, dan

rahmat-Nya sehingga karya ilmuah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian

yang dilaksanakan sejak bulan September 2008 ini berjudul “Analisis Faktor-faktor yang

Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Mahasiswa Politeknik (Studi kasus : Mahasiswa Politeknik

Negeri Bandung)”.

karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2009

(10)

Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 1 Juni 1965 sebagai anak kedua dari tujuh

bersaudara dari pasangan Bapak (Alm) Wawan Roswan dan Hj. Ini Kartini.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Kartini II Cirebon, pendidikan

menengah di SMP Negeri III Cirebon dan SMA Negeri II Cirebon. Pendidikan sarjana ditempuh

pada Jurusan Matematika Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung lulus

pada tahun 1990. Pada tahun 2006 penulis diterima pada Program Studi Statistika Sekolah

Pascasarjana IPB dengan beasiswa BPPS DIKTI (Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi).

(11)
(12)

xiv

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan Penelitian ... 4

1.3 Manfaat Penelitian ... 4

2. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Pendidikan Politeknik ... 6

2.2 Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Keberhasilan Mahasiswa ... 7

2.3 Regresi Logistik ... 7

2.3.1 Pengujian Kesesuaian Model ... 10

2.3.2 Pereduksian Peubah Penjelas ... 11

2.3.3 Interpretasi Koefisien ... 11

2.3.4 Ketepatan dan Kesalahan Klasifikas ... 13

2.4 Analisis Daya Tahan ... 14

2.4.1 Fungsi-fungsi dalam Analisis Daya Tahan ... 16

a. Fungsi Daya Tahan (Survival function) ... 16

b Fungsi Kepekatan Peluang (Probabilty density function) ... 17

c Fungsi Hazard (Hazard function) ... 17

2.4.2 Model Regresi Hazard Proporsional (Regresi Cox) ... 18

2.4.3. Pendugaan Parameter ... 19

2.4.4 Pengujian Kontribusi Peubah ... 20

2.4.5 Pengujian Fungsi Daya Tahan ... 21

3. METODOLOGI PENELITIAN ... 22

3.1 Data Penelitian ... 22

3.1.1 Definisi Peubah-peubah yang diamati ... 22

3.2. Metode Penelitian ... 29

4. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1 Deskripsi Mahasiswa Berdasarkan Peubah Penjelas ... 30

4.2 Eksplorasi Data Kuantitatif ... 40

4.3 Karakteristik Mahasiswa POLBAN berdasarkan Data Primer ... 41

4.4 Korelasi antar Peubah Penjelas ... 45

4.5 Hasil Pengolahan Data dengan Regresi Logistik ... 46

4.6 Hasil berdasarkan Tabel Klasifikasi ... 49

(13)

xiv

5. KESIMPULAN DAN SARAN ... 53

5.1 Kesimpulan ... 53

5.2 Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman 1 Nilai-nilai Model Regresi Logistik dengan Peubah Penjelas Dikotomi ... 12

2 Klasifikasi Respon ... 13

3 Peubah-peubah Penjelas yang Diamati ... 28

4 Sebaran Mahasiswa gagal (DO) Berdasarkan Angkatan ... 30

5 Sebaran Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status SLTA ... 30

6 Sebaran Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin dan Asal Daerah ... 31

7 Sebaran Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jenis SLTA ... 31

8 Sebaran Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin, Jenis SLTA, Status SLTA, Asal Daerah, dan Program Studi ... 33

9 Sebaran Mahasiswa Berdasarkan Program Studi dan Pekerjaan Ayah ... 34

10 Sebaran Mahasiswa Berdasarkan Program Studi dan Pekerjaan Ibu ... 35

11 Sebaran Mahasiswa Berdasarkan Program Studi dan Pendidikan Ayah ... 36

12 Sebaran Mahasiswa Berdasarekan Program Studi dan Pendidikan Ibu ... 37

13 Sebaran Mahasiswa Gagal (DO) Berdasarkan Peubah Penjelasnya ... 38

14 Statistik Data Kuantitatif ... 40

15 Komponen-komponen yang diperoleh dari Responden ... 43

16 Korelasi Antar Peubah Penjelas yang Bersifat Nominal ... 45

17 Korelasi Antar Peubah Penjelas yang Bersifat Ordinal ... .45

18 Korelasi Antar Peubah Penjelas yang Bersifat Kuantitatif ... 46

19 Hasil Analisis Regresi Logistik ... 48

20 Hasil Klasifikasi Regresi Logistik ... 49

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Transformasi Logit dari Curvilinear ke Linear ... 8

2 Ilustrasi Data Survival ... 15

3 Boxplot data nilai IP semester 1, nilai Matematika, dan nilai NEM ...41

4 Daya Tahan Mahasiswa Berdasarkan Program Studi ...62

5 Daya Tahan Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin ...63

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Kuesioner Penelitian ... 59

2 Daya Tahan Mahasiswa Berdasarkan Program Studi ... 62

(16)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada Pembangunan Jangka Panjang II (PJP II) dalam kurun waktu 25

tahun yang akan datang, Pendidikan Tinggi direncanakan dapat melaksanakan

program pengembangan bidang ilmu pengetahuan (sains) dan teknologi dengan

bidang sosial / humanitas dalam perbandingan 70 : 30. Pendidikan sains dan

teknologi dibagi ke dalam 2 (dua) jalur yakni pendidikan Akademik (S1,S2, dan S3) yang berorientasi pada penguasaan dan pengembangan ilmu dan

teknologi, sedangkan jalur lainnya adalah pendidikan Profesional D-3, D-4 dan

Spesialis.

Pendidikan Politeknik merupakan jalur Pendidikan vokasi yang

membekali lulusannya dengan keterampilan, didukung pengetahuan teoritis dan

sikap disiplin yang tangguh. Diharapkan alumni Politeknik menjadi tenaga

vokasional di bidangnya, khususnya di bidang Keteknikan (Engineering) dan Tata Niaga (Commerce). Dasar hukum Pendirian Politeknik adalah Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

No. 032 DJ/KEP/1979.

Peningkatan kualitas lulusan perguruan tinggi di Politeknik Negeri

Bandung sangat bergantung pada tiga faktor utama yaitu input (calon mahasiswa),

proses pendidikan, dan kompetensi lulusan. Ketiga hal tersebut menjadi sasaran

utama dalam peningkatan mutu lulusan di Politeknik Negeri Bandung

(POLBAN). Pada evaluasi akhir semester ditetapkan mahasiswa yang berhasil

lulus dapat melanjutkan kuliah ke semester berikutnya dan bagi mahasiswa yang

tidak lulus, tidak dapat melanjutkan ke semester berikutnya (drop out).

Pada dasarnya setiap perguruan tinggi berusaha semaksimal mungkin

meningkatkan kelulusan para mahasiswanya, baik secara kuantitas maupun

kualitas. Secara kuantitas artinya jumlah mahasiswa yang masuk / terdaftar

sama dengan jumlah mahasiswa yang lulus, berarti tidak ada yang DO. Secara

kualitas, diharapkan mahasiswa lulus dengan nilai IPK yang maksimal dan lulus

(17)

Upaya yang telah dilakukan POLBAN untuk mengurangi tingkat DO

antara lain menciptakan program seleksi mahasiswa baru melalui proses uji

kompetensi dikenal dengan GCE (Graduate Competence Examination). Strategi dari GCE bertujuan untuk membangun pola pendaftaran yang memberikan

kemungkinan calon peserta seleksi mendaftar ke beberapa Institusi Pendidikan

dengan sekali daftar, memberikan hasil uji dengan tingkat keakuratan yang tinggi

berdasarkan sistem instrumen dengan standar kompetensi yang teruji.

Berdasarkan hasil GCE ini diharapkan dapat menurunkan tingkat drop out

(DO). Dari hasil GCE yang telah dilakukan pada tahun 2003 dapat terlihat

bahwa jumlah mahasiswa drop out karena evaluasi menurun drastis (dari ± 4%

menjadi ± 1.5%). Namun hasil ini dirasakan belum maksimal, karena ternyata

untuk angkatan berikutnya tingkat DO tetap tinggi.

Terkait dengan proses belajar mahasiswa, ternyata banyak hal yang

dapat mempengaruhi mahasiswa untuk dapat bertahan sehingga dapat

melanjutkan ke semester berikutnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi daya

tahan mahasiswa bisa berasal dari dalam diri mahasiswa sendiri atau faktor

internal dan faktor dari luar mahasiswa atau faktor eksternal. Faktor-faktor yang di bawa sebelum masuk POLBAN atau faktor internal antara lain, nilai NEM,

latar belakang orang tua, asal daerah dan lain-lain. Sedangkan faktor dari luar

mahasiswa atau faktor eksternal antara lain lingkungan belajar baik di kampus,

maupun di rumah, lingkungan pergaulan dan sebagainya, termasuk mekanisme

belajar mengajar. Untuk itu dalam penelitian ini akan dikaji faktor-faktor apa saja

yang mempengaruhi daya tahan atau keberhasilan studi mahasiswa POLBAN.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapat sejumlah hasil yang

menunjukkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan studi mahasiswa.

Diantara faktor-faktor tersebut sebagian digunakan sebagai peubah-peubah

penjelas dalam penelitian ini. Diantaranya adalah faktor asal daerah, nilai

NEM, dan jenis kelamin (Handayani 1996 diacu Sri Rezeki). Faktor lain yang

berpengaruh yakni kota asal, motivasi masuk perguruan tinggi, keyakinan

terhadap keberhasilan, keikut sertaan dalam kegiatan kampus (Adam 1996

diacu Sri Rejeki 2002). Faktor-faktor yang paling signifikan terhadap prestasi

(18)

jalur masuk IPB, serta memiliki sahabat atau tidak (Pertiwi 1996). Tahun

2002, Sri Rezeki menyatakan bahwa IP mahasiswa TPB (Tingkat Persiapan

Belajar) di IPB berpengaruh nyata terhadap kemampuan mahasiswa untuk

melanjutkan studi, demikian juga halnya dengan penelitian Ratnaningsih

(2008), bahwa nilai IP semester 1 berpengaruh nyata terhadap masa studi di

Perguruan Tinggi Terbuka. Dalam penelitian lainnya (Setyowati 1998 diacu

Rejeki 2002), salah satu indikator kurang berhasilnya studi mahasiswa IPB

adalah nilai NEM rendah. Hasil penelitian Widiyanti (2005) mengatakan

bahwa faktor eksternal (pendidikan ayah dan pendapatan ayah) sangat

berpengaruh terhadap lama studi mahasiswa Statistika angkatan 1996-1999.

Analisis yang digunakan dalam penelitian-penelitian di atas adalah regresi

logistik ordinal dan analiksis survival. Sejauh yang penulis ketahui, kajian

penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

studi mahasiswa di POLBAN yang menggunakan regresi logistik biner belum

pernah dilakukan sebelumnya. Oleh karena itu dalam tulisan ini disampaikan

hasil penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan

studi mahasiswa di POLBAN dengan menggunakan regresi logistik biner dan

analisis survival.

Dalam kondisi nyata, informasi yang utuh sangat dibutuhkan dalam

analisis statistika. Tetapi pada kenyataaannya sangat sedikit data yang tersedia

dalam kondisi utuh (kondisi ideal). Untuk itu diperlukan adanya sebuah metode (pendekatan), yang mampu meminimalkan error akibat kesalahan pengambilan

kesimpulan oleh peneliti yang diakibatkan data yang tidak utuh. Selanjutnya data

yang tidak utuh ini disebut data tersensor. Analisis yang digunakan untuk

mengolah data tersesnsor adalah analisis survival dimana dalam permodelan

regresinya menggunakan regresi Hazard Proporsional (Regresi Cox).

Daya tahan mahasiswa POLBAN untuk dapat melanjutkan studinya

dapat dianggap sebagai data tersensor, karena tidak semua responden

(mahasiswa POLBAN) dapat memberikan informasi apakah ia dapat

menyelesaikan kuliahnya atau tidak. Dalam hal ini kita tidak mendapatkan

informasi yang lengkap mengenai kelanjutan studinya. Informasi yang tak

(19)

Penelitian dilakukan dengan dua pendekatan berdasarkan outcome

yang diperhatikan, yakni :

1. apabila data daya tahan mahasiswa POLBAN berupa waktu dalam satuan

semester tidak begitu diperhatikan, tetapi yang lebih diperhatikan adalah

outcome dalam bentuk kategori biner, dalam hal ini mahasiswa berhasil (tidak DO) atau mahasiswa tidak berhasil (DO), maka model yang tepat untuk

demikian adalah regresi logistik biner.

2.

apabila data daya tahan mahasiswa POLBAN dipandang sebagai data

tersensor dan data tidak tersensor, dimana waktu daya tahan (dalam satuan

semester) yang menjadi perhatian, maka analisis yang tepat untuk respon

demikian adalah analisis Survival. Model regresi yang digunakan dalam

analisis survival adalah Regresi Cox.

1.2. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan yang telah dikemukakan dalam pendahuluan, tujuan

dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi

keberhasilan mahasiswa POLBAN dengan menggunakan regresi logistik biner

dan analisis survival, serta menyusun model keberhasilan mahasiswa POLBAN

dengan kedua analisis tersebut.

1.3. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan sebagai berikut :

1. bagi kalangan pimpinan Politeknik, dapat mengetahui faktor-faktor

yang mempengaruhi keberhasilan mahasiswa POLBAN dalam

mengikuti perkuliahan di Politeknik, sehingga informasi ini dapat

dipakai sebagai acuan dalam mengambil kebijakan berkaitan dengan

kemajuan pendidikan di Politeknik, khususnya yang berkaitan dengan

peningkatan kualitas dan kuantitas kelulusan.

2. menjadi masukan bagi POLBAN dalam menentukan kebijakan

(20)

ujian seleksi masuk POLBAN agar lebih berkualitas, sehingga

diharapkan proses seleksi lebih kompetitif dan diperoleh mahasiswa

yang memiliki kemampuan secara potensial .

3. memberi masukan bagi POLBAN dalam menentukan kebijakan

khususnya berkaitan dengan evaluasi mahasiswa, terutama mahasiswa

yang memiliki karakteristik tertentu, agar POLBAN dapat

meningkatkan angka kelulusan mahasiswanya.

4. penulis dan pengguna statistika lainnya dapat menerapkan regresi

(21)

II.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pendidikan Politeknik

Pendidikan Politeknik merupakan jalur pendidikan profesional yang

membekali lulusannya dengan keterampilan, pengetahuan teori dan sikap disiplin

yang tinggi. Politeknik membekali mahasiswanya disamping kemampuan

Hardskill juga kemampuan Sofskill. Sehingga diharapkan alumni Politeknik menjadi tenaga profesional yang siap pakai dan kompetensi di bidangnya. Pada

prosesnya belajar di politeknik, mahasiswa memperoleh 40% praktek dan 60%

teori. Kondisi demikian membutuhkan suatu adaptasi dan motivasi yang sangat

tinggi dari mahasiswa agar dapat bertahan di tiap semesternya sehingga mereka

berhasil menyelesaikan pendidikan di Politeknik tepat waktu.

Salah satu yang menjadi tolak ukur keberhasilan studi mahasiswa adalah

nilai indeks prestasi (IP), begitu juga di Politeknik Negeri Bandung (POLBAN).

Nilai IP tiap semester menjadi salah satu faktor yang menentukan apakah

mahasiswa tersebut dapat melanjutkan ke semester berikutnya atau tidak (drop out). Dalam aturan di POLBAN, derajat keberhasilan studi mahasiswa POLBAN dinyatakan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Seorang mahasiswa POLBAN dinyatakan lulus penuh pada suatu semester bila mempunyai nilai IP ≥

2.00 dan jumlah mata kuliah dengan nilai D maksimum 7 SKS dan tanpa nilai E.

Mahasiswa dinyatakan lulus percobaan pada suatu semester jika dipenuhi : nilai

IP≥2.00 dan nilai D>7 SKS, tanpa nilai E atau 1.70 ≤ IP≤2.00 dan nilai D ≤7

SKS tanpa nilai E. Mahasiswa akan dikeluarkan dari Politeknik (DO) dengan

alasan akademik bila dua semester berturut-turut lulus percobaan sampai dengan

semester IV, mempunyai nilai 1.70≤IP<2.00 dan jumlah SKS nilai D>7 SKS,

nilai IP di bawah 1.70, mempunyai nilai E pada semester I, II, III dan IV,

melewati batas studi yang telah ditetapkan yakni sekurang-kurangnya 6 semester

dan selama-lamanya 10 semester, termasuk cuti dan mengulang, dan mempunyai

(22)

jam, dan tidak memenuhi syarat kelulusan pada semester VI setelah diberi

kesempatan mengulang.

2.2. Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Mahasiswa

Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan studi

mahasiswa di perguruan tinggi dibagi menjadi 2 faktor yakni faktor intelektual

dan faktor non-intelektual (Munthe 1995 diacu Hidayati 2002). Faktor intelektual

adalah kemampuan seseorang yang diperlihatkan melalui kecerdasan dan

kepandaiannya dalam berfikir dan berbuat yang meliputi : bakat, kapasitas belajar,

kecerdasan dan hasil belajar yang telah dicapai. Faktor non-intelektual adalah

segala kondisi dari dalam dan dari luar dirinya atau lingkungan sekitar yang

terkait dengan diri seseorang dalam mempengaruhi kemampuan berfikir dan

bertindak. Menurut Suryabrata (1989), hal-hal yang mempengaruhi proses

belajar mengajar meliputi pengaruh dari dalam yaitu keadaan fsikologis

(kesehatan, kondisi panca indra, dan gizi yang cukup) dan keadaan fisiologis

(minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif). Selanjutnya pengaruh dari

luar meliputi input lingkungan dan input instrumental.

2.3. Regresi Logistik

Analisis Regresi Logistik digunakan untuk memeriksa hubungan antara

peubah respon yang berupa peubah kualitatif, yaitu peubah berskala nominal atau

ordinal dengan peubah-peubah penjelas (predictor) yang bisa terdiri dari peubah kualitatif maupun kuantitatif. Peubah respon dalam regresi logistik dapat berupa

peubah dikhotom (biner) maupun politom (ordinal atau nominal).

Misalkan data hasil pengamatan mempunyai n peubah penjelas yang

dinyatakan oleh vektor x’ = (X1,X2,...,Xn) yang berpasangan dengan peubah respon

Y yang bernilai 1 dan 0. Nilai peubah y=1 menyatakan bahwa respon memiliki

kriteria yang diharapkan dan y=0 tidak memiliki kriteria yang diharapkan, maka

(23)

i

i y

i y

i

i x x

y

f( )=π( ) (1−π( ))1− (1)

Model Regresi Logistik antara π(x) dengan x adalah :

)) ( exp( 1 )) ( exp( ) ( x g x g x + =

π (2)

Fungsi regresi di atas berbentuk curvilinear. Dengan transformasi logit maka

curvilinear tersebut akan menjadi fungsi linear. (Agresti 1996).

Ilustrasi pada Gambar 1 akan memperjelas transformasi logit.

Gambar 1 Transformasi Logit curvilinear ke Linear

Model Logit mentransformasi masalah prediksi peluang dengan range (0,1)

menjadi masalah prediksi log odds. Transformasi Logit dinyatakan dalam

persamaan berikut :

logit ( )

) ( 1 ) ( ln )) (

( g x

x x

x =

⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − = π π

π (3)

dimana n nX X X x

g( )= β01 12 2+...+β

(4)

merupakan logit (Hosmer & Lemeshow 2000).

Pembuktian : ) ( ) ( 1 ) (

ln g x

x x = ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ −π π dimana )) ( exp( 1 )) ( exp( ) ( x g x g x + = π π(x) Prediktor (X) Transformasi Logit Logit(π(x))

(24)

maka ln

[

exp( ( )

]

( ) )) ( exp( 1 )) ( exp( ) ( exp( 1 ) ( exp( 1 )) ( exp( 1 )) ( exp(

ln g x g x

x g x g x g x g x g x g = = ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ + − +

+ + (5)

Jadi terbukti bahwa logit ( ) ) ( 1 ) ( ln )) (

( g x

x x

x =

⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − = π π π

Bentuk (4) dapat juga ditulis sebagai

= = + + + = n j j j n

nx x

x x g 0 1 1 0 ... )

( β β β β (6)

Sehingga persamaan (2) dapat dinotasikan menjadi

(8) ) exp( 1 1 (x) -1 dan (7) ) exp( 1 ) exp( ) ( n 0 j j 0 0

= = = + = + = j n j j j n j j j x x x x β π β β π

Selanjutnya karena ada n pengamatan (xi,yi) yang diasumsikan bebas, maka untuk

menduga parameter (β0, β1, ..., βn) dilakukan dengan metode kemungkinan

maksimum sebagai berikut

i i y n i n i i y i i

n f y x x

y y y f l − = =

=

− = = 1 1 1 2

1, ,..., ) ( ) ( ) (1 ( ))

( )

(β π π (9)

(12) ) 1 ln( ) 1 ln( ) ( (11) ) 1 ln( ) 1 (( ln ) ( ) ( (10) ) ( 1 ( ) ( ln )) ( ln( ) ( 1 1 1 1 1 1

= = = = − = − + − = − − + = = ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ = = n i n i i i i i n i n i i i i i i i y i n i y i y y L y y y L x x x l

L i i

π π β π β π π π π β β

Fungsi L(β) tersebut diturunkan terhadap parameter β0, β1, ..., βn , sehingga

(25)

iterasi. Setelah diperoleh nilai dugaan β0, β1, ..., βn,, maka dapat diperoleh

penduga dari π(x) dengan persamaan :

)) ( exp( 1 )) ( exp( ) ( ^ ^ ^ x g x g x + =

π (13)

dimana g x x nXn

^ 1 1 ^ ^ 0 ^ ... ) ( =β +β + +β

merupakan penduga Logit yakni fungsi linear dari peubah penjelas (Hosmer &

Lemeshow 2000).

2.3.1. Pengujian Kesesuaian Model

Pengujian kesesuaian model dilakukan dengan memeriksa peranan

peubah-peubah penjelas dalam model. Pengujian dilakukan terhadap parameter

model (β). Pengujian secara simultan (melibatkan seluruh peubah penjelas) dilakukan dengan menggunakan uji nisbah kemungkinan (likelihood ratio test) atau uji-G. Uji-G digunakan untuk pengujian parameter βi dengan hipotesis

sebagai berikut:

H0 : β1= β2= ... = βp=0

H1 : minimal ada satu βyang tidak sama dengan nol

Statistik uji yang digunakan adalah statistik G :

⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − = penjelas peubah dengan likelihood penjelas peubah tanpa likelihood ln 2

G (14)

Statistik Uji- G ini secara teoritis mengikuti sebaran χ2 dengan derajat bebas k.

Kriteria keputusan yang diambil adalah menolak H0,\ jika G hitung ≥ ( )

2 k

α

χ (Hosmer

& Lemeshow 2000). Apabila pada Uji G, H0 ditolak maka lanjutkan dengan

Uji-Wald yang digunakan untuk menguji parameter βi secara parsial. Hipotesis yang

akan diuji adalah :

H0 : βi = 0

H1 : βi≠ 0 i=1,2,...,k

(26)

) ( i SE

i W

β

β

Λ Λ

= (15)

Secara teori, statistik W ini mengikuti sebaran normal baku. Dengan kriteria

keputusan adalah menolak H0 jika |W| ≥ Zα/2 atau nilai p ≤α .

2.3.2. Pereduksian Peubah Penjelas

Pereduksian peubah dalam regresi logistik dikenal sebagai analisis

regresi logistik bertatar (stepwise logistic regression), dimana langkah yang dilakukan adalah menambah dan mengurangi peubah-peubah penjelas satu demi

satu dari model sampai didapatkan model dengn peubah-peubah penjelas yang

mempunyai pengaruh signifikan.

Analisis regresi logistik bertatar (stepwise logistic regression) terdiri dari

forward selection dan backward elimination. Dalam metode forward selection

prosedur dimulai dengan intersep, kemudian peubah penjelas dimasukkan satu

persatu ke dalam model dan diuji dengan uji Khi-Kuadrat. Apabila peubah

penjelas tidak signifikan pada nilai α yang ditentukan, maka peubah dikeluarkan dari model. Tetapi peubah penjelas yang signifikan akan dimasukkan ke dalam

model. Sedangkan dalam metode backward elimination, prosedur dimulai dengan memasukkan semua peubah penjelas ke dalam model, kemudian peubah diuji satu

persatu dengan uji Khi-Kuadrat. Peubah penjelas yang tidak signifikan pada nilai α yang ditentukan dikeluarkan dari model, tetapi peubah penjelas yang signifikan tetap berada dalam model (Gonzales 2003). Teknik pereduksian peubah penjelas

ini telah tersedia dalam paket pengolahan komputer. Dalam penelitian ini metode

pereduksian yang digunakan adalah backward elimination.

2.3.3. Interpretasi Koefisien

Ukuran untuk melihat seberapa besar kecenderungan pengaruh peubah

penjelas terhadap respon digunakan Rasio Odds (Hosmer & Lemeshow 2000). Sedangkan interpretasi koefisien pada model regresi logistik dilakukan dengan

(27)

koefisien menunjukkan bahwa nilai rasio odds lebih dari satu. Begitupun

sebaliknya, untuk tanda koefisien negatif, maka nilai rasio oddsnya kurang dari

satu.

Koefisien model logit dapat ditulis sebagai β=g(x+1)-g(x) yang menginterpretasikan bahwa perubahan nilai logit g(x) terjadi untuk setiap

perubahan satu unit peubah penjelas X yang selanjutnya disebut log odds. Secara

umum dapat dikatakan bahwa log odds adalah beda antara penduga logit yang

dihitung pada dua nilai sembarang, misalnya x=a dan x=b yang dinotasikan

sebagai :

ln [ψ(a,b)]= g(x=a)-g(x=b)=β(a-b) (16) Sedangkan penduga rasio odds dinyatakan sebagai ψ(a,b)=exp[β(a-b)]. Sehingga apabila dimisalkan (a-b)=1 maka diperoleh ψ(a,b)=exp(β), dapat diinterpretasikan bahwa peluang untuk y=1 pada x=1 adalah ψ kali dibandingkan dengan x=0. Untuk lebih jelasnya berikut disajikan tabel model logistik dengan satu peubah

dikotomi.

Tabel 1 Nilai-nilai Model Regresi Logistik dengan Peubah Penjelas Dikotomi

Transformasi logitnya :

n nx x x x x x

g β β β β

π π = + + + + ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − = ... ) ( 1 ) ( ln )

( 0 1 1 2 2 (17)

Nilai odds pada y=1 untuk x=1 adalah

) 1 ( 1 ) 1 ( π π

− dengan nilai log adalah g(1)

Peubah Bebas X

x=1 x=0

Y=1 Peubah Respon Y=0

Jumlah 1 1

1 0 1 1 ) 1 (

1 π β +β

+ = − e 0 0 1 ) 0 ( β β π e e + = 1 0 1 0 1 ) 1 ( β β β β π + + + = e e 0 1 1 ) 0 (

1 π β

(28)

Nilai odds pada y=1 untuk x=0 adalah ) 0 ( 1 ) 0 ( π π

− dengan nilai log adalah g(0)

Maka nilai rasio odds (ψ) merupakan rasio dari odds untuk x=1 dengan x=0 yang dinotasikan sebagai :

1 ) 0 ( ) 1 ( ) 0 ( 1 ) 0 ( ) 1 ( 1 ) 1 ( β π π π π ψ = − = − −

= g g (18)

Jika β1 adalah beda logit, maka exp (β1) adalah nilai rasio odds (Hosmer &

Lemeshow 2000).

Selang kepercayaan (1-α)100% untuk nilai rasio odds adalah

)] ( exp[ ^ ^ 2 / 1 ^ i

i Z SE β

β ± α (19)

2.3.4. Ketepatan dan Kesalahan Klasifikasi

Salah satu ukuran kebaikan model dalam regresi logistik adalah jika model

mempunyai peluang salah klasifikasi minimal (Hosmer & Lemeshow 2000).

Ketepatan dan kesalahan klasifikasi dapat dilihat dalam tabel klasifikasi. Tabel

klasifikasi untuk peubah respon dikotom terdiri atas dua kolom nilai dugaan dan

dua baris nilai amatan. Dalam menentukan ketepatan klasifikasi (correct classification) terhadap amatan harus ditentukan terlebih dahulu nilai cutpoint (c). Nilai c yang biasa digunakan adalah 0.5. Jika peluang dugaan π(x) ≥ c, maka nilai dugaan termasuk pada respon y=1 dan sebaliknya adalah y=0. Tabel 2

memperlihatkan tabel klasifikasi secara umum.

Tabel 2. Klasifikasi Respon

Amatan

Dugaan Total Ketepatan

1 0

1 a b (a+b)=n1. a/n1.

0 c d (c+d)=n0. d/n0.

Total (a+c)=n.1 (b+d)=n.0 (a+b+c+d)=n (a+d)/n

Kesalahan c/n.1 b/n.0 (b+c)/n

Ketepatan klasifikasi (correct classification) terdiri atas specificity dan sensitivity.

(29)

kriteria yang diharapkan (y=0), atau prosentase nilai dugaan yang sama dengan

nilai amatan untuk y=0 disebut specificity. Dalam Tabel 2 nilai specificity

dinyatakan dengan (d/n0.)100%. Sedangkan prosentase nilai dugaan yang sama

dengan nilai amatan untuk y=0 disebut sensitivity. Dalam Tabel 2 nilai sensitivity

dinyatakan dengan (a/n1.)100%. Persentase total nilai amatan yang secara tepat

dapat diduga oleh model disebut total correct classification. Dalam Tabel 2 total correct classification dinyatakan dengan ((a+d)/n)100%. Kesalahan klasifikasi terdiri dari kesalahan positif dan kesalahan negatif. Persentase kesalahan dalam

menduga respon memiliki kriteria yang diharapkan (y=1), padahal sebenarnya

bernilai y=0 disebut kesalahan positif. Dalam Tabel 2 kesalahan positif

dinyatakan dengan (b/n.0)100%. Persentase kesalahan dalam menduga respon

tidak memiliki kriteria yang diharapkan (y=0), padahal sebenarnya bernilai y=1

disebut kesalahan negatif. Dalam Tabel 2 kesalahan negatif dinyatakan dengan

(c/n.1)100%. Selanjutnya persentase kesalahan klasifikasi total adalah

((b+c)/n)100% disebut total misclassification rate.

2.4. Analisis Daya Tahan

Analisis Daya Tahan (Survival Analysis) adalah suatu teknik analisis yang digunakan dalam menganalisis daya tahan dari satu individu atau beberapa

individu (Lee 1992). Data daya tahan disini merupakan data tentang jangka waktu

terjadinya suatu kejadian (event). Dalam analisis daya tahan ini dapat ditentukan waktu kejadian sesuatu yang sering disebut waktu kegagalan (failure), dan waktu bertahannya sesuatu yang disebut waktu ketahanan (life time).

Pada bidang biomedical, data tersensor dapat berupa waktu

berkembangnya suatu penyakit, waktu kematian penderita kanker. Pada bidang

industri, berkaitan dengan tingkat keterandalan suatu alat elektronik atau

komponen sistem. Pada bidang sosial dapat kita temukan pada data masa / durasi

suatu perkawinan pertama, waktu kejahatan (kriminal) dan lain-lain. Berdasarkan

(30)

sensor acak. Diketahui pada sensor kanan, individu pengamatan masih hidup

sampai penelitian berakhir. Pada sensor kiri, biasanya kejadian yang sudah

diamati sudah terjadi sebelum individu diteliti. Untuk sensor interval, kejadian

jatuh dalam suatu interval, dimana pengamatan dilakukan secara periodik.

Sedangkan pada sensor kanan jenis 1, biasanya waktu penelitian ditentukan tetapi

jumlah pengamatan yang tersensor random. Dan pada sensor kanan jenis 2, waktu

pengamatan sifatnya random, namun jumlah pengamatan yang tersensor

ditentukan. Dalam menentukan waktu daya tahan ada 3 hal yang harus

diperhatikan, yaitu :

1. waktu awal harus didefinisikan dengan jelas, walaupun tidak sama

satuannya

2. skala pengukuran harus ditentukan

3. pengertian kejadian (event) harus ditentukan dengan jelas

Pada penelitian ini, waktu awal ditentukan awal semester 1(satu) dan waktu akhir

penelitian adalah akhir semester 4(empat). Sedangkan skala pengukuran yang

[image:30.612.148.545.421.672.2]

digunakan adalah semester. Kejadian yang diharapkan (event) adalah mahasiswa gagal (DO). Untuk lebih jelasnya disajikan ilustrasi data survival pada Gambar 1.

Gambar 2 Ilustrasi Data Survival Event (kejadian yang diharapkan/DO)

kejadian yang tidak diharapkan)

0 1 2 3 4

t A

B

C

D

E

(31)

Pada Gambar 2, diperlihatkan bahwa subjek A mengalami kegagalan / DO setelah

semester 3, maka dalam hal ini subjek A dikatakan tidak tersensor. Subjek B,

sampai waktu penelitian berakhir (semester 4) tidak mengalami event, maka

dikatakan subjek B tersensor di kanan. Sementara subjek C, setelah melampaui

satu semester mengalami kegagalan (DO), dalam hal ini subjek C dikatakan tidak

tersensor. Sementara itu subjek D setelah semester 3 mengundurkan diri, maka

subjek D dikatakan tersensor. Subjek E mengalami kegagalan / DO pada

semester 4, maka dapat dikatakan bahwa subjek E tidak tersensor.

Dalam penelitian disini jenis data tersensor yang diamati adalah jenis data

tersensor kanan jenis 1 (satu), karena sebagian mahasiswa yang diamati setelah

melampaui kurun waktu penelitian (semester 4) tidak mengalami kegagalan (DO)

dan jumlah yang mahasiswa yang tersensor tidak ditentukan (random).

2.4.1. Fungsi-fungsi dalam Analisis Daya Tahan

Sebaran waktu daya tahan biasanya dinyatakan dalam 3 fungsi, yakni :

Fungsi daya tahan (Survival function), fungsi Hazard (Hazard function), dan fungsi kepekatan peluang (probability density function). Ketiga fungsi ini secara matematik ekuivalen. Artinya jika salah satu fungsi diketahui, maka fungsi yang

lain dapat diturunkan.

a. Fungsi Daya Tahan (Survival function)

Fungsi daya tahan adalah fenomena yang menjelaskan ukuran waktu

terjadinya suatu kejadian. Fungsi daya tahan didefinisikan sebagai peluang

mahasiswa bertahan dalam melanjutkan studi di POLBAN selama kurun

waktu t yang dinyatakan dalam bentuk

S(t) = P (suatu individu bertahan lebih dari waktu t)

= P(T≥t) =

t f(u)du (Collet 1996) (20) Menurut definisi Fungsi distribusi kumulatif F(t) dari T, karena

(32)

atau S(t) = 1- F(t) maka F(t)=1-S(t)

sehingga diperoleh

F(t)=

t f u du

0 ( ) (Collet 1996) (21)

b. Fungsi Kepekatan Peluang (probability density function)

Fungsi kepekatan peluang dari waktu daya tahan T didefinisikan sebagai limit

dari peluang yang gagal pada selang waktu t sampai Λt. Dalam hal ini didefinisikan bahwa f(t) adalah fungsi kepekatan peluang dari T. Dan F(t)

adalah fungsi kepekatan kumulatif dari T yang dirumuskan sebagai berikut

f(t)= t t t t P t Δ Δ + → Δ )) , ( interval dalam gagal individu ( lim 0

f(t)= (1 S(t)) S'(t)

dt

d =

(Lee 1992) (22)

c. Fungsi Hazard (Hazard function)

Fungsi Hazard h(t) dari waktu daya tahan T disebut juga laju kegagalan

bersyarat (Conditional failure rate), yang didefinisikan sebagai peluang terjadinya kematian individu dalam selang waktu yang pendek (t,t+Δt),

apabila diketahui bahwa individu sudah bertahan hidup selama waktu t.

Fungsi Hazard dinyatakan sebagai

h(t)= t t)} t (t, interval dalam gagal waktu t pada individu { lim 0 Δ Δ + → Δ P t h(t)= t t T t t T t P t Δ > Δ + < ≤ → Δ } | } ( lim 0 = ) ( ) ( t s t f

(Collet 1996) (23)

Hubungan antara S(t) dan h(t) adalah jika nilai S(t) naik, maka nilai h(t) turun. Begitu juga sebaliknya, jika nilai S(t) turun, maka nilai h(t) naik.

Secara matematis S(t) dan f(t) dapat dinyatakan dalam bentuk h(t).

Karena f(t) dapat ditulis sebagai –S’(t), maka

h(t)=- (lnS(t))

dt d

(24)

(33)

() ln ( ) 0 t S dt t h t = −

(25)

Disamping itu S(0)=1, maka S(t) =exp (-ln

t du u h 0 )

( ) (26)

Fungsi Hazard Kumulatif dinotasikan sebagai

H(t)=

t du u h 0 )

( atau H(t)=-ln (S(t)) sehingga S(t)=exp(-H(t) (27)

Maka fungsi densitas menjadi f(t)=h(t). exp (-

t du u f 0 )

( (Lee 1992) (28)

2.4.2. Model Regresi Hazard Proporsional (Regresi Cox)

Model regresi Hazard Proporsional (Regresi Cox) mengkaitkan antara variabel respon yang berupa waktu bertahan dengan peubah penjelas. Selanjutnya

peubah penjelas yang mengandung karakteristik-karakteristik ini disebut sebagai

kovariat atau peubah penjelas, sedangkan peubah respon adalah waktu ketahanan

mahasiswa. Tingkat Kegagalan bersyarat / tingkat hazard dapat ditulis dalam

bentuk h(t)= t t T t t T t P t Δ ≥ Δ + < ≤ → Δ ] | [ lim

0 (29)

Setiap pengamatan dalam analisis daya tahan dapat dinyatakan dalam bentuk

(tj, wj, XJ) dimana:

j=1,2,...,n adalah banyaknya pengamatan

tj∈(0,∞) = waktu seorang mahasiswa dapat bertahan dalam melanjutkan

studinya di POLBAN sampai mengalami kegagalan (DO)

W j = indikator yang bernilai 1 jika mahasiswa mengalami kegagalan

(pengamatan tidak tersensor) dan bernilai 0 jika mahasiswa dapat bertahan

(pengamatan tersensor)

X j = kovariat atau peubah penjelas ke-j dimana X j dapat ditulis dalam vektor

X j = [ X j1 , X j2 , ... , Xjp ] merupakan peubah boneka / dummy yang memiliki

(34)

Fungsi hazard yang telah disebutkan sebelumnya dapat diuraikan menjadi

bentuk perkalian antara fungsi hazard dasar yang bergantung pada waktu dan

fungsi yang bergantung pada kovariat, atau ditulis dalam bentuk

h(t,X)= h0(t)G(X;β) (30)

karena nilai h(t,X) dan h0(t) positif, maka nilai G(X;β) juga harus positif. Cox

(Cox & Oakes,1984) memilih G(X;β) = exp (βTX ) sehingga model (30) berubah menjadi:

h(t,X)= h0(t) exp (βTX) (31)

dimana:

t = waktu hingga suatu kejadian terjadi (waktu mahasiswa gagal)

h(t,X) = resiko mahasiswa gagal pada waktu t dengan karakteristik X.

h0(t) = fungsi hazard dasar (baseline hazard function) atau fungsi hazard pada

saat t=0 dan tidak bergantung pada karakteristik. ΒT

=[ β1, β2, ... , βp] adalah vektor koefisien regresi atau vektor parameter.

Model (32) disebut juga sebagai model “hazard proporsional” karena

merupakan nisbah fungsi hazard dari dua individu dengan vektor kovariat X1 dan

X2 yang bebas terhadap t.

exp( ( ))

) , (

) , (

2 1 2

1 X X

X t h

X t

h = βT (32)

Rasio dalam persamaan (32) disebut hazard relatif yang menunjukkan adanya peningkatan atau penurunan resiko mahasiswa yang mengalami kondisi tertentu

atau dikenai perlakuan tertentu (Lee, 1992).

2.4.3. Pendugaan Parameter

Dalam menduga parameter (β), Cox dalam Lee (1992) menyarankan prosedur pendugaan kemungkinan maksimum ( maximum likelihood estimation) berdasar atas fungsi kemungkinan bersyarat. Misalkan ada n pengamatan dengan

k pengamatan yang tidak tersensor dan (n-k) adalah pengamatan yang tersensor

(35)

himpunan resiko pada waktu t(i) , terdiri atas individu-individu yang bertahan

hingga waktu t(i). Peluang bahwa individu / mahasiswa ke-i gagal (DO), jika

diketahui individu tersebut berada dalam Ri pada waktu t(i) adalah

i l Ri

l T i R l i i i i X X X t h X t h ) exp( ) exp( atau ) , ( ) . ( T β β (33)

Hasil kali peluang untuk setiap pengamatan / observasi waktu yang tidak

tersensor akan membentuk fungsi kemungkinan yang hanya tergantung pada β. Fungsi ini selanjutnya disebut fungsi kemungkinan bersyarat dengan notasi

∏ ∑

= ∈ = k i R l l T i T c i X X L

1 exp( )

) exp( ) ( β β

β (34)

Fungsi tersebut tidak bergantung pada nilai h0(t). Sehingga untuk menduga

parameter model regresi (β) tidak perlu harus mengetahui nilai h0(t) asalkan data

berasal dari populasi yang sama.

Untuk memudahkan kita dalam mencari penduga kemungkinan

maksimum Lc(β) maka digunakan konsep logaritma yaitu Ln (Lc(β)). Selanjutnya

Ln (Lc(β)) dimaksimumkan dengan menurunkannya terhadap β dan kemudian

menyamakannya dengan nol, seperti notasi berikut

( ( ))=0

β

β Ln Lc (35)

2.4.4. Pengujian Kontribusi Peubah

Pengujian kontribusi peubah secara bersama-sama (simultan) dalam

analisis peubah ganda digunakan uji nisbah kemungkinan dengan statistik uji :

2 =−2[ln −ln Lssd] sbl

L

χ (36)

Kriteria keputusan adalah jika nilai χ2hitung dengan taraf 0.05 lebih besar dari

nilai χ2 tabel dengan derajat bebas tertentu maka peubah-peubah tersebut

memberikan pengaruh yang nyata pada taraf nyata 5% (Lee 1992 ).

Sedangkan untuk menguji hipotesis H0 : βi = 0 dan H1 : βi ≠ 0 pada

pengujian kontribusi masing-masing peubah dalam analisis tunggal digunakan uji

(36)

( 2 )⎥ ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ = Λ Λ

β

β

SE W (37) dimana SE( ^

β) adalah galat baku penduga parameter.

Statistik uji ini akan menyebar χ2 dengan derajat bebas 1, untuk H0 bernilai

benar.

2.4.5. Pengujian Fungsi Daya Tahan

Untuk menduga fungsi daya tahan dalam Regresi Cox digunakan penduga

Breslow. Fungsi daya tahan individu pada t dengan peubah penjelas X adalah

S(t,X)= exp( )

0()]

[S t βTX (38)

Untuk menduga S(t,X) harus terlebih dahulu menduga S0(t). Menurut Breslow

dalam Anderson (1980), S0(t) dapat ditentukan dengan rumus berikut

∏ < ∑ ∈ Λ

=

i t l t l R j j T i i

X

d

t

S

, 0

)

exp(

1

)

(

β

(39)
(37)

III. METODOLOGI PENELITIAN

2.5.Data Penelitian

Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari

bagian Akademis POLBAN serta data pendukung yang merupakan data primer

(persepsi) dalam bentuk kuesioner. Data sekunder adalah mahasiswa POLBAN jurusan Rekayasa angkatan 2005/2006 dan 2006/2007 meliputi 11 program studi.

Sedangkan responden data primer adalah mahasiswa angkatan 2005/2006 yang

sudah lulus, sebagian mahasiswa yang mengalami kegagalan (DO), serta

angkatan 2006/2007 yang masih bertahan. Dengan metode pengambilan sampling

stratifikasi.

3.1.1 Definisi Peubah-peubah yang Diamati

Untuk lebih memperjelas pengertian peubah penjelas dan peubah respon

(outcome variable) yang diamati dalam penelitian ini, maka di bawah ini disajikan beberapa definisi operasional peubah dan cara mengukurnya.

1. Daya tahan mahasiswa

Pada analisis survival, peubah tak bebas atau peubah respon dalam

penelitian ini adalah waktu daya tahan mahasiswa dengan jenis peubah

kontinu. Sedangkan pada regresi logistik biner, peubah respon adalah

kategori biner yakni mahasiswa tidak berhasil (DO) dengan kategori nilai

1 dan mahasiswa berhasil (tidak DO) dengan kategori nilai adalah 0.

Peubah ini diukur semenjak mahasiswa terdaftar sebagai mahasiswa

POLBAN secara akademis, sampai terjadinya perubahan status akademis

(DO/tidak DO) selama kurun waktu 2 (dua) tahun atau 4(empat) semester.

Satuan pengukurannya adalah semester. Mahasiswa dikatakan gagal

(38)

mahasiswa dikatakan berhasil (success) jika mahasiswa aktif sampai waktu penelitian berakhir.

2. Jenis Kelamin

Dari penelitian-penelitian sebelumnya diperoleh kesimpulan bahwa

peubah penjelas jenis kelamin diduga mempengaruhi daya tahan

mahasiswa. Mahasiswa POLBAN khususnya Rekayasa didominasi oleh

kaum laki-laki, terutama untuk program studi teknik Mesin, teknik Sipil,

teknik Elektro, teknik Listrik, teknik Telkom, teknik Aeronautika, teknik

Refrigrasi dan teknik Energi. Tetapi pada program studi teknik Komputer

dan teknik kimia, persentase mahasiswa laki-laki pada umumnya hampir

berimbang dengan mahasiswa perempuan. Pengelompokkannya adalah

jenis kelamin laki-laki diberi nilai kategori 1 dan nilai kategori 0 untuk

perempuan.

3. Jenis SLTA

Mahasiswa politeknik jurusan rekayasa berasal dari SMU dan SMK.

Dalam hal ini SMK yang dimaksud adalah STM. Materi Ujian masuk

yang dihadapi mereka sama, yaitu Matematika, Bahasa Inggris dan Bahasa

Indonesia. Padahal kurikulum SMK dan SMU sangat berbeda, terutama

untuk mata pelajaran Matematika. Hal ini yang melatarbelakangi anggapan

bahwa asal SLTA (jenis SLTA) diduga berpengaruh terhadap keberhasilan

studi mahasiswa POLBAN. Pengelompokkannya adalah mahasiswa

dengan latar belakang SMU di beri nilai kategori 1, sedangkan mahasiswa

berlatar belakang SMK diberi nilai kategori 0.

4. Status SLTA

Peubah penjelas lainnya yang diduga berpengaruh terhadap keberhasilan

studi mahasiswa POLBAN adalah status SLTA yang dikelompokkan

kedalam dua kategori yakni, mahasiswa asal SMU/ SMK berstatus negeri

diberi nilai kategori 1 dan mahasiswa asal SMU/SMK berstatus swasta

(39)

5. Asal Daerah

Mahasiswa Politeknik Negeri Bandung cukup heterogen, mereka berasal

dari seluruh wilayah Nusantara. Tetapi sejak di beberapa daerah banyak

didirikan politeknik-politeknik baik negeri maupun swasta dengan

berbagai program studi, maka calon mahasiswa lebih memilih mendaftar

di daerahnya daripada harus mengeluarkan biaya lebih banyak untuk ke

Bandung. Maka dari itu sampai saat ini mahasiswa POLBAN lebih banyak

berasal dari Bandung dan daerah Jawa Barat. Walaupun masih ada

beberapa yang berasal dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan wilayah

Sumatra . Oleh karena itu peubah penjelas asal daerah dalam penelitian ini

dikelompokkan ke dalam daerah wilayah Bandung yang dikategorikan

dengan angka 1, dan wilayah di luar Bandung dikategorikan dengan angka

0.

6. NEM (Nilai Ebtanas Murni).

Hasil evaluasi nilai SMU secara nasional dinyatakan dalam bentuk Nilai

Ebtanas Murni yang terdiri dari 4 mata pelajaran. Sedangkan Nilai Ebtanas

Murni untuk SMK terdiri dari 7 mata pelajaran. Maka

pengelompokkannya didasarkan pada nilai rata-rata NEM. Nilai rata-rata

NEM ini merupakan data kontinu (kuantitatif) jadi tidak dikelompokkan.

7. Nilai Ujian Masuk Politeknik (mata pelajaran Matematika)

Seleksi Ujian masuk Politeknik Negeri Bandung pada tahun 2005/2006

dan 2006/2007 menggunakan sistem GCE (Graduate Competence Examination). Proses ujiannya dibagi menjadi dua yakni kompetensi dan

sistem seleksi, untuk memperoleh calon mahasiswa yang berpotensi disertai minat yang tinggi terhadap bidang yang ada di POLBAN. Untuk

memperoleh hasil yang optimal, maka calon mahasiswa diberi kesempatan

3 kali dalam mengikuti ujian masuk. Dalam hal ini bukan berarti tiap

calon mahasiswa diharuskan mengikuti ketiga ujian tersebut, melainkan

memberi kesempatan pada tiap calon untuk memperbaiki hasil ujiannya,

(40)

sebelumnya. POLBAN telah bekerja sama dengan Politeknik di Sumatra,

Kalimantan dan Jawa. Jadi peminat yang berasal dari daerah lain dapat

mengikuti ujian di luar Bandung. Passing grade digunakan untuk menentukan bahwa peserta uji layak untuk masuk ke proses seleksi . Bagi

peserta yang belum layak masuk ke proses seleksi (nilai uji masih lebih

rendah dari passing grade), maka dapat memperbaiki nilainya dengan mengikuti ujian berikutnya . Adapun mata pelajaran yang diujikan pada

sistem GCE ini meliputi Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa

Inggris. Dimana dalam penilaian untuk Rekayasa, Matematika memiliki

penilaian dengan bobot tertinggi. Ujian dilakukan selama satu hari.

Khusus untuk calon mahasiswa jurusan Komputer, ujian dilakukan selama

2 hari dimana hari kedua para calon mahasiswa harus menghadapi

Psikotest (Test Aptitude). Nilai Ujian Masuk Politeknik diduga berpengaruh terhadap daya tahan mahasiswa. Oleh karena itu Nilai Ujian

Masuk ini dimasukkan sebagai variabel penjelas dalam penelitian ini.

Pengelompokkan nilai ujian matematika didasarkan pada nilai rata-rata

ujian matematika keseluruhan. Nilai matematika ini merupakan data

kontinu (kuantitatif) jadi tidak dikelompokkan.

8. Nilai indeks prestasi (IP) semester satu

Indeks Prestasi adalah prestasi akademik yang dicapai mahasiswa yang

merupakan nilai tiap mata kuliah yang diambil pada semester satu dengan

memperhitungkan jumlah kredit mesing-masing mata kuliah. Indeks

semester satu sangat berkaitan dengan daya tahan mahasiswa. Karena

mahasiswa yang mempunyai nilai tinggi di semester satu, mempunyai

kecenderungan memiliki daya tahan di semester berikutnya. Mengingat

input mahasiswa POLBAN adalah siswa SMU dan SMK yang mempunyai

kurikulum berbeda sebelumnya, maka semester 1(satu) berisikan muatan

materi SLTA secara umum dengan tujuan menyamakan presepsi antara

mahasiswa dengan latar belakang SMU dan mahasiswa dengan latar

belakang STM. Matematika adalah salah satu mata kuliah yang merupakan

(41)

program studi, mahasiswa yang mempunyai nilai konsep dasar keteknikan

tinggi (Matematika , Fisika, Kimia) biasanya mempunyai kecenderungan

lanjut ke semester berikutnya. Nilai IP semester 1 ini juga merupakan data

kontinu atau data kuantitatif, jadi dalam penelitian ini tidak mengalami

pengelompokkan.

9. Pendidikan Ayah

Ayah sebagai kepala keluarga mempunyai peranan besar dalam memberi

motivasi dalam perkembangan pendidikan anaknya. Menurut penelitian

sebelumya diperoleh hasil bahwa latar belakang pendidikan orang tua

berpengaruh terhadap keberhasilan belajar di perguruan tinggi. Oleh

karena itu dalam penelitian ini tingkat pendidikan ayah termasuk sebagai

salah satu peubah penjelas yang diamati. Tingkat pendidikan ayah dibagi

kedalam kategori : (1) SD,SMP (2) SLTA (3) Perguruan Tinggi (diploma,

sarjana, dan Pascasarjana).

10.Pendidikan Ibu

Pada dasarnya seorang ibu mempunyai tugas yang cukup berat dalam

keluarga, selain mengurus rumah tangga juga berperanan besar dalam

membesarkan anak-anaknya. Seorang ibu dengan tingkat pendidikan tinggi

akan mempunyai wawasan yang berbeda dalam mengurus dan mebesarkan

anak-anaknya dibandingkan dengan ibu rumah tangga dengan pendidikan

rendah. Oleh karena ada dugaan bahwa tingkat pendidikan ibu

berpengaruh terhadap keberhasilan studi mahasiswa POLBAN. Tingkat

pendidikan ibu dimasukkan sebagai salah satu peubah penjelas yang

diamati dan dikelompokkan sama dengan tingkat pendidikan ayah.

11.Pekerjaan Ayah

Keberhasilan mahasiswa dalam menyelesaikan kuliahnya tentu saja tidak

terlepas dari dukungan orang tua dalam hal ini ayah baik secara moril

maupun materil. Orang tua yang berhasil menyekolahkan anaknya ke

(42)

didukung dengan ketersediaan dan. Ayah sebagai kepala rumah tangga,

yang bertugas mencari nafkah mempunyai peranan besar atas ketersedian

dana tersebut. Oleh sebab itu jenis pekerjaan ayah diduga memberi

pengaruh terhadap keberhasilan pendidikan mahasiswa POLBAN. Tingkat

pekerjaan ayah dalam penelitian ini dimasukkan sebagai peubah penjelas

dan dikelompokkan ke dalam katagori : (1) PNS (2) Pegawai Swasta (3)

Wiraswasta (4) Pensiunan (5) Lain-lain.

12.Pekerjaan Ibu

Pada saat ini tidak sedikit wanita berkeluarga mempunyai profesi sebagai

pegawai atau karyawan suatu perusahaan. Selain membantu ekonomi

keluarga, alasan lain wanita bekerja adalah tuntutan karir. Seorang ibu

yang berprofesi pegawai atau karyawan suatu perusahaan tentu saja harus

pandai mengatur waktu disamping waktu mengurus rumah tangganya /

keluarganya. Waktu mengurus rumah tangga dan anak-anaknya bagi ibu

yang bekerja akan berbeda dengan ibu rumah tangga yang tidak bekerja.

Oleh karena itu diduga bahwa jenis pekerjaan ibu berpengaruh terhadap

keberhasilan studi mahasiswa POLBAN. Pada penelitian ini jenis

pekerjaan ibu dimasukkan sebagai salah satu peubah penjelas dengan

pengelompokkan sebagai berikut : (1) PNS (2) Pegawai Swasta (3)

Wiraswasta (4) Pensiunan (5) Ibu rumah tangga.

13.Program Studi

Politeknik Negeri Bandung terdiri dari 2 (dua) jurusan, yakni Rekayasa

dan Tata Niaga. Fokus dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan

Rekayasa. Rekayasa sendiri mempunyai 11 program studi meliputi : (1)

teknik Telekomunikasi, (2) teknik Listrik, (3) teknik Elektro, (4) teknik

Mesin, (5) teknik Energi, (6) teknik Refrigrasi, (7) teknik Komputer, (8)

teknik Kimia, (9) teknik Aeronautika, (10) teknik Konstruksi Sipil, dan

(11) teknik Konstruksi Gedung. Pemilihan jurusan Rekayasa sebagai objek

(43)

gagal (DO) yang relatif lebih tinggi dibandingkan mahasiswa jurusan Tata

Niaga.

14.Status Ketersensoran

Pada analisis survival, peubah bernilai 1 merupakan indikasi untuk

pengamatan yang tidak tersensor dan bernilai 0 untuk pengamatan yang

tersensor. Data daya tahan mahasiswa dikatakan tersensor apabila

mahasiswa tidak mengalami kegagalan (DO) sampai waktu penelitian

berakhir (semester 4). Sedangkan apabila selama kurun waktu penelitian

mahasiswa mengalami kegagalan (DO), maka dikatakan data tidak

tersensor (pengamatan lengkap). Karena informasi mengenai waktu

ketahanan (daya tahan ) mahasiswa dalam studi selama periode penelitian

dapat diketahui. Secara garis besar Tabel 3 akan memberi informasi lebih

[image:43.612.163.520.389.680.2]

jelas mengenai peubah-peubah penjelas yang diamati,

Tabel 3 Peubah-peubah Penjelas yang Diamati

Notasi Peubah

Kategori

X1 Jenis kelamin (1). Laki-laki (0) perempuan X2 Jenis SLTA (1) SMU (0) SMK X3 Status SLTA (1) Negeri (0) Swasta X4 Asal Daerah (1) Bandung (0) Luar Bandung X5 NEM (rata-rata)

X6 Nilai matematika X7 IP semester 1

X8 Pendidikan Ayah (1) SD,SMP (2) SLTA (3) Perguruan Tinggi X9 Pendidikan Ibu (1) SD,SMP (2) SLTA (3) Perguruan Tinggi X10 Pekerjaan Ayah (1) PNS (2) Swasta (3) Wiraswasta

(4) Pensiunan (5) Lain-lain

X11 Pendidikan Ibu (1) PNS (2) Swasta (3) Wiraswasta

(4) Pensiunan (5) Lain-lain

X12 Program Studi (1)teknik Telkom (2)teknik Listrik (3)teknik Elektro (4) teknik Mesin (5) teknik Energi

(6) teknik Refrigrasi (7) teknik Komputer (8) teknik Kimia (9) teknik Aeronautika

(44)

3.2. Metode Penelitian

Langkah-langkah penelitian :

1. Melakukan eksplorasi data baik data primer maupun data sekunder.

2. Mendeskripsikan data tersebut ke dalam bentuk tabel berdasarkan

peubah-peubah yang diamati.

3. Pemilihan model dilakukan dengan menggunakan metode

backward elimination.

4. Analisis data meliputi pendugaan parameter peubah penjelas yang

mempengaruhi keberhasilan mahasiswa dengan regresi logistik

dan analisis survival.

5. Pengujian kontribusi peubah secara simultan, kedua analisis

menggunakan uji G. Begitu juga pengujian kontribusi peubah

secara parsial, kedua analisis menggunakan uji yang sama yaitu

Wald.

6. Pengujian kebaikan model pada regresi logistik menggunakan tabel

klasifikasi.

7. Interpretasi model yakni uji perbandingan odds ratio pada regresi

(45)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Mahasiswa Berdasarkan Peubah-peubah Penjelas

Data sekunder dalam penelitian ini adalah mahasiswa POLBAN program

studi rekayasa angkatan 2005/2006 dan 2006/2007 seluruhnya berjumlah 1322

orang. Namun data sekunder yang memenuhi syarat kelengkapan data hanya

berjumlah 1315 orang. Tabel 4 menunjukkan sebaran mahasiswa berdasarkan

[image:45.612.164.469.304.376.2]

angkatan.

Tabel 4 Sebaran Mahasiswa gagal (DO) Berdasarkan Angkatan

Tabel 4 menunjukkan bahwa persentase mahasiswa gagal (DO) untuk kedua

angkatan relatif sama yakni 11 %.

Selanjutnya akan diperlihatkan sebaran mahasiswa POLBAN berdasarkan

peubah-peubah penjelasnya.

Tabel 5 Sebaran Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status SLTA

Status Jumlah Jenis Kelamin Total S L T A % Perempuan Laki-laki

Swasta Jumlah 28 119 147

% 19% 81% 100%

Negeri Jumlah 186 982 1168

% 15.90% 84.10% 100%

Total Jumlah 214 1101 1315

[image:45.612.152.516.520.642.2]

% 16.30% 83.70% 100%

Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa POLBAN yang berasal

dari SLTA Negeri mencapai 88.82%, lebih banyak dibandingkan mahasiswa asal Angkatan Jumlah Mahasiswa

Jumlah DO

Jumlah DO(%)

2005/2006 737 79 10.76

2006/2007 585 67 11.45

(46)

SLTA swasta. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, mahasiswa POLBAN

perempuan menunjukkan persentase 16.3%, lebih kecil dibandingkan mahasiswa

laki-laki. Hal ini dapat difahami karena program studi Rekayasa (keteknikan)

lebih banyak diminati oleh mahasiswa laki-laki.

Tabel 6 Sebaran Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin dan Asal daerah

Asal Jumlah Jenis Kelamin Total Daerah % Perempuan Laki-laki Luar Bandung Jumlah 100 501 601

% 16.60% 83.40% 100%

Bandung Jumlah 114 597 711

% 16% 84% 100%

Total Jumlah 214 1098 1312

% 16.30% 83.70% 100%

Dari Tabel 6 terlihat bahwa persentase mahasiswa yang berasal dari

Bandung dan Luar Bandung, baik laki-laki maupun perempuan hampir

berimbang, yakni berkisar ± 16% untuk mahasiswa perempuan, dan ± 84% untuk

[image:46.612.177.491.196.318.2]

mahasiswa laki-laki.

Tabel 7 Sebaran Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jenis SLTA

Jenis SLTA Jumlah Jenis Kelamin Total % Perempuan Laki-laki

SMK Jumlah 23 62 85

% 27.10% 72.90% 100%

SMU Jumlah 191 1039 1230

% 15.50% 84.50% 100%

Total Jumlah 214 1101 1315

% 16.30% 83.70% 100%

Tabel 7 menunjukkan bahwa mahasiswa yang berlatar belakang SMK

hanya berkisar 85 orang atau sekitar 6.46%, jauh lebih sedikit dibandingkan

mahasiswa asal SMU. Dilihat dari jumlah calon pendaftar ke POLBAN,

sebenarnya calon mahasiswa dari SMK yang mendaftar cukup banyak, namun

[image:46.612.132.512.452.578.2]
(47)

untuk materi ujian masuk Matematika. Karena secara kurikulum siswa SMK dan

siswa SMU, khususnya untuk mata pelajaran Matematika sangat jauh berbeda,

baik dari segi materi maupun kuantitas jam belajarnya. Dimana siswa SMU jauh

lebih tinggi materi pelajaran Matematikanya dibandingkan siswa SMK, begitu

juga jumlah jam belajarnya jauh lebih banyak. Hal ini merupakan salah satu

penyebab siswa SMK kalah bersaing dalam seleksi ujian masuk POLBAN

dibandingkan siswa SMU.

Tabel 8 menunjukkan bahwa mahasiswa dengan jenis kelamin perempuan

mencapai persentase tertinggi pada program studi teknik Kimia, yakni 30.1%.

Sedangkan persentase terendah adalah program studi teknik Mesin. Sedangkan

mahasiswa POLBAN dengan latar belakang SMK mencapai persentase tertinggi

pada program studi teknik Energi dan teknik Refrigrasi yakni masing-masing

berkisar 16%. Dilihat dari segi peminat, kedua program studi ini termasuk

kate

Gambar

Gambar 2  Ilustrasi  Data  Survival
Tabel 3  Peubah-peubah Penjelas yang Diamati
Tabel 5 menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa POLBAN yang berasal
Tabel 7  Sebaran  Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jenis SLTA
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gambar 2.2 DFD Leve menjelaskan tentang proses melakukan kegiatan input data taksiran data gadai yang akan database dan kemudian mela transaksi pembayaran dan melewati

EVALUASI RUTE TRANSPORTASI ANGKUTAN KOTA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

[r]

Penerapan elemen keusahawanan yang dimaksudkan ialah menerapkan elemen-elemen yang boleh membawa murid mempunyai tingkah laku, cara berfikir, boleh menguruskan projek asas

Formulasi dari struktur aktiva adalah sebagai berikut: Struktur aktiva :  Aktiva Total Tetap  Aktiva Total (Syamsudin 2001:9) Perusahaan yang mempunyai aktiva tetap jangka panjang

Terimakasih saya ucapkan kepada ibu dan bapak dosen jurusan Teknik Arsitektur UIN Maliki Malang atas bimbingan, perhatian, dukungan, dan motivasi selama saya menuntut ilmu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efek suplementasi besi dengan kombinasi besi dan vitamin B6 terhadap kadar hemoglobin dan hematokrit pada tenaga kerja

Untuk meyakinkan masyarakat agar menjalankan perilaku hidup sehat bukan hal yang mudah sehingga perlu menggunakan pendekatan khusus, salah satunya adalah komunikasi