• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5 FASE DITINJAU DARI HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMAN 1 NATAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5 FASE DITINJAU DARI HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMAN 1 NATAR"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5 FASE DITINJAU DARI HASIL BELAJAR FISIKA

SISWA KELAS X SMAN 1 NATAR Oleh

ANWAR SALAM AL-ANSHORI

▸ Baca selengkapnya: fase kegiatan eksperimentasi karya adalah...

(2)

Anwar salam Al-anshori desain one shot case study. Hasil belajar diukur dari nilai hasil evaluasi posttest. Setelah semua data diperoleh lalu data diuji dengan SPPS 17.00 yaitu dengan uji validitas, reliabilitas, normalitas, homogenitas dan independent t-test. Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar fisika siswa antara model pembelajaran LC5E dengan pembelajaran konvensional. Dari hasil uji yang telah dilakukan menunjukkan bahwa: (1) Ada perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelas LC5E dan kelas konvensional(DI) (2) Pembelajaran LC5E efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

(3)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5 FASE DITINJAU DARI HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

(Skripsi)

Oleh

ANWAR SALAM AL-ANSHORI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5 FASE DITINJAU DARI HASIL BELAJAR FISIKA SISWA

Oleh

Anwar Salam Al-Anshori

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

Judul Skripsi : Efektivitas pembelajaran Learning cycle 5 fase ditinjau dari hasil belajar fisika siswa

Nama Mahasiswa : Anwar salam al-anshori Nomor Pokok Mahasiswa : 0743022002

Program Studi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Drs.Nengah Maharta, M.Si. Viyanti, S.Pd, M.Pd

NIP 19551213 198303 1 022 NIP 19800330 200501 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.

(6)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs.Nengah Maharta, M.Si. ____________

Sekretaris : Viyanti, S.Pd, M.Pd. ____________

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Abdurrahman. M.Si. ____________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(7)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Anwar Salam Al-Anshori

NPM : 0743022002

Fakultas/Jurusan : FKIP/P MIPA Program Studi : Pendidikan Fisika

Alamat : JL.Purnawirawan, Gg swadaya 9, no 33, gunung terang, Tanjung karang barat

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 3 mei 2013 Yang Menyatakan,

(8)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotabumi pada tanggal 25 juli 1990, merupakan anak ke-1 dari lima bersaudara pasangan Bapak Ahmad Ansori (Almarhum) dan Ibu Sri Suciarti ningsih.

Pendidikan formal yang dialami penulis adalah SD Negeri 4 Kotabumi

diselesaikan tahun 2001, MTs Negeri 1 Kotabumi diselesaikan tahun 2004, dan SMA Negeri 3 Kotabumi diselesaikan tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Mandiri. Selama menjadi

mahasiswa penulis pernah aktif dalam Forum Pembinaan dan Pengkajian Islam (FPPI) FKIP Unila.

(9)

MOTTO

“Jalani hidup ini senyaman mungkin “ (Anwar)

Janganlah menunda sesuatu yang bisa dikerjakan saat ini, agar tidak terjadi penyesalan di kemudian hari

(Anwar)

Renungan

Maha suci Engkau, Tidak ada yang kami ketahui

selain dari apa yang Engkau ajarkan kepada kami, Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui

(10)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Dengan segala kerendahan hati penulis persembahkan lembaran-lembaran sederhana ini kepada:

1. Umi tercinta yang selalu berjuang tak kenal lelah, membimbing dan mendoakan setiap waktu untuk keberhasilan penulis dunia dan akhirat. 2. Abi (Almarhum), semoga engkau tenang dan diterima disisi-Nya.

Alhamdulillah ku dapat menyelesaikan kuliah, sesuai pesan terakhirmu. 3. Adik-adik penulis tersayang : Aunur rofiqoh al-anshoriah, Ibnu abdilbar

hafissudin anshori, Abu ayub anshori, dan Izzati mutmainnah al-anshoriah yang telah menguatkan dan selalu mendoakan penulis.

4. Paman dan bibi penulis Ir. Abdul Sani, MM dan Dra Herawati yang selalu memberi semangat dan dukungannya

5. Vera Lidya, SPd. yang selalu membantu mengerjakan skripsi dan membuat penulis termotivasi untuk menjadi lebih baik.

(11)

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Efektifitas model pembelajaran Learning cycle 5 fase terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa”

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung. 2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Bapak Dr. Agus Suyatna, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika

4. Bapak Drs.Nengah Maharta, M.Si. selaku Pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan dan nasehat untuk kebaikan penulis.

5. Ibu Viyanti, S.Pd, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik II yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

(12)

7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi Pendidikan Fisika dan Jurusan Pendidikan MIPA.

8. Bapak Drs. Suwarlan, M.MPd selaku Kepala Sekolah SMAN 1 Natar beserta jajaran yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah. 9. Bapak Budi Setiawan, S.Pd. selaku Guru Mitra atas bantuan dan

kerjasamanya selama penelitian berlangsung.

10.Siswa-siswi SMAN 1 Natar khususnya kelas X6 dan X7 selaku subjek penelitian. .

11.Sahabat-sahabat di pendidikan fisika’07 NR terima kasih atas kebersamaan dan persaudaraannya.

12.Teman-teman PPL di SMA Tri Sukses Natar

13.Kakak-kakak dan adik-adik tingkat di P. Fisika dan Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta berkenan membalas semua budi yang diberikan kepada penulis dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Bandar Lampung, Februari 2013 Penulis,

(13)

DAFTAR ISI

3. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction ... 13

4. Learning Cycle 5 Fase (LC5E) ... 16

(14)

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 29

1. Tahapan Pelaksanaan Kelas Eksperimen ... 29

2. Hasil Uji Penelitian ... 31

Uji Validitas dan Reliabilitas ... 31

3. Penyajian Data ... 32

a. Data Hasil Belajar LC5E ... 32

b. Data Hasil Belajar DI ... 33

4. Pengujian Asumsi Data ... 34

Uji Normalitas dan Uji homogenitas ... 35

5. Pengujian Hipotesis . ... 36

B. Pembahasan ... 37

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 41

3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 49

4 LKK SMA Kelas Eksperimen ... 57

5 Kunci LKK SMA Kelas Eksperimen ... 63

6 Kisi-kisi soal ... 66

7 Soal ujian ... 73

8 Kunci jawaban soal ... 80

9 Data hasil belajar kelas eksperimen ... 83

10 Data hasil belajar kelas konvensional ... 84

11 Hasil Uji validitas ... 85

12 Hasil Uji Reliabilitas ... 92

13 Uji Normalitas ... 93

14 Uji Homogenitas ... 94

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Kriteria Hasil Belajar Siswa ... 11

2.2. Implementasi Pembelajaran Langsung ... 14

2.3. Tabel Sintaks Pembelajaran DI ... 15

3.1. Kategori Uji Reliabilitas ... 25

4.1. Rangkuman Hasil Uji Validitas Butir Soal ... 31

4.2. Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 32

4.3. Data Hasil Belajar Siswa X6 Aspek Kognitif ... 33

4.4. Data Hasil Belajar Siswa X7 Aspek Kognitif ... 34

4.5. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Sebaran Data ... 35

4.6. Uji Homogenitas Menggunakan Levene’s Test ... 36

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Siklus Learning Cycle 5E ... 18 2.2. Diagram Alur Peneliatian ... 20 3.1. Desain One-Shot Case Study ... 23 4.1. Grafik Persentase Rata-rata Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas

(17)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar BelakangMasalah

Belajar merupakan proses kompleks yang terjadi pada setiap individu selama hidupnya. Salah satu pertanda bahwa seseorang belajar adalah dengan adanya perubahan tingkah laku pada dirinya yang ditandai oleh perubahan tingkat

pengetahuan, keterampilan, dan sikapnya. Perubahan itulah yang dinamakan hasil dari proses belajar.

Proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik apabila di dalamnya terdapat kesiapan antara guru dengan peserta didik. Guru sebagai fasilitator dituntut untuk bisa membawa siswanya ke dalam pembelajaran yang aktif, inovatif dan menyenangkan, sehingga siswa dapat menikmati pembelajaran dan dapat menjangkau semua sudut kelas. Sedangkan pembelajaran konvensional yang selama ini berpusat pada guru, terkesan kurang efektif terutama siswa yang berkemampuan rendah terlihat cenderung lebih pasif dalam pembelajaran.

(18)

2 dalam kehidupan sehari-hari. Terakhir dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru, siswa cenderung mencontoh pekerjaan temannya daripada mengerjakan sendiri.

Setiap anak mempunyai sifat dasar yaitu rasa ingin tahu dan imajinasi, cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan melalui belajar fisika karena fisika memiliki struktur dan kaitan yang kuat antar konsepnya. Namun perlu disadari bahwa pelajaran fisika cenderung dipandang sebagai mata pelajaran yang kurang diminati oleh sebagian besar siswa. Kreativitas seorang guru dalam mengajar fisika menjadi faktor penting agar fisika menjadi mata pelajaran yang

menyenangkan dan menarik di dalam kelas.

Saat ini ada berbagai model pembelajaran yang telah dikembangkan dalam rangka meningkatkan keterlibatan siswa dalam menguasai pelajaran. Salah satunya adalah pembelajaran LC5E. Pembelajaran model LC5E adalah salah satu tipe atau model pembelajaran yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, Pada model pembelajaran LC5E yang terdiri dari 5 tahap yaitu engage, explore, explain, elaborate dan evaluate. Pada tahap engage, guru memunculkan rasa keingintahuan siswa terhadap materi melalui fenomena yang terjadi sehingga muncul pertanyaan- pertanyaan dalam diri siswa dan mendorong siswa untuk menghubungkan fenomena itu dengan pengetahuan yang sudah dimiliki. Tahap explore, siswa didorong untuk membuktikan

(19)

3 fenomena dengan kata- kata mereka sendiri. Tahap elaborate, siswa akan

menerapkan konsep yang telah dikuasai untuk menjawab pertanyaan, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Sedangkan tahap evaluate, dilakukan untuk menilai efektifitas tahap-tahap sebelumnya, dan untuk menilai pengetahuan, pemahaman konsep, atau hasil belajar siswa.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, peneliti telah menyelidiki efektifitas dari model pembelajaran LC5E ini dengan melihat perbedaan hasil belajar fisika siswa, melalui penelitian dengan judul ” Efektifitas model pembelajaran learning cycle 5 fase ditinjau dari hasil belajar fisika siswa di SMAN 1 Natar tahun

pelajaran 2012/2013.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut , maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Adakah perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan model LC5E dengan pembelajaran konvensional (DI)?

2. Model pembelajaran manakah yang lebih efektif dalam pembelajaran fisika antara menggunakan model pembelajaran LC5E dengan pembelajaran (DI)? C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

(20)

4 2. Model pembelajaran yang lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar

siswa dalam pembelajaran fisika. D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini mendapatkan beberapa manfaat, diantaranya sebagai berikut: 1. Menambah kemampuan siswa dalam memahami konsep dasar hukum newton 2. Dapat menjadi alternatif baru bagi guru dalam menyajikan materi

pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa.

3. Sebagai penambahan wawasan ilmu pengetahuan bagi peneliti dengan terjun langsung ke lapangan dan memberikan pengalaman belajar yang

menumbuhkan kemampuan dan keterampilan meneliti serta pengetahuan lebih mendalam terutama pada bidang yang dikaji.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini dapat mencapai sasaran sebagaimana yang diharapkan dan untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman terhadap masalah yang akan dibahas, maka ruang lingkup penelitian ini adalah:

(21)

5 2. Model pembelajaran DI yaitu model pembelajaran langsung dengan guru

sebagai pusat pembelajaran, dan memiliki lima tahapan, yaitu (1)

Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, (2) Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan, (3) Membimbing pelatihan, (4) Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, (5) Memberikan kesempatan untuk pelatihan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.

(22)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoretis

1. Belajar

Belajar merupakan kebutuhan manusia. Dengan belajar manusia dapat

mengembangkan pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, nilai, sikap, dan tingkah laku. Hal ini terdapat dalam Roestiyah (1982: 8) bahwa: ―belajar adalah

perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan, dan sikap‖.

Menurut pendapat Witherington dalam Sukmadinata (2007: 155)

Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.

Dari pendapat tersebut, belajar selalu dikaitkan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik atau pun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Belajar juga dikaitkan dengan perubahan. Perubahan-perubahan ini muncul karena adanya pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya.

Sejalan dengan pendapat Witherington, Hilgard dalam (1983) Sukmadinata (2007: 155) menyatakan: ―Belajar dapat dirumuskan sebagai perubahan perilaku

(23)

7

Slameto (2003: 2) juga mengungkapkan:

belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Kutipan diatas menunjukkan bahwa, belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan

pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut secara

keseluruhan pribadi sesorang, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Beberapa ahli yang mendefinisikan tentang pengertian belajar atau learning, baik secara umum maupun khusus. Fathurrohman (2007: 5) mendefinisikan bahwa

belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan,

kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seorang, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Simpulan dari definisi tersebut, belajar dapat diartikan sebagai perubahan yang terjadi secara sadar dalam diri seseorang yang disebabkan hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berkaitan dengan belajar, perlu dibedakan antara ―belajar konsep dan belajar

proses‖. Belajar konsep lebih menekankan hasil belajar berupa pemahaman

(24)

8

Sedangkan belajar proses atau keterampilan proses lebih ditekankan pada masalah bagaimana bahan pelajaran dipelajari dan diorganisir secara tepat. Dari uraian-uraian tersebut, seorang guru harus mampu merancang kegiatan pembelajaran dengan matang sebelum pembelajaran berlangsung, agar

semuanya dapat terkontrol dengan cermat. Hamalik (2006: 154) mengemukakan

bahwa dalam merancang belajar, ―belajar harus dilakukan dengan sengaja,

direncanakan sebelumnya dengan struktur tertentu‖.

Perencanaan pelaksanaan pembelajaran, sebaiknya guru terlebih dahulu mengetahui prinsip-prinsip belajar, sehingga dalam pembelajaran nanti setiap siswa mengalami proses-proses belajar dan mendapatkan hasil belajar yang maksimal.

Daryanto (2009: 27) menyatakan bahwa prinsip-prinsip belajar sebagai berikut. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,

meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan

instruksional. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur, penyajian yang sederhana sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya. Belajar itu proses kontinyu maka harus bertahap menurut perkembangannya. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi, dan discovery. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian dan keterampilan atau sikap itu mendalam pada siswa.

Ornstein dalam Mulyasa (2006: 223) juga mengungkapkan

Untuk membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang efektif harus berdasarkan pengetahuan terhadap : tujuan sekolah, tujuan mata pelajaran, kemampuan, sikap, kebutuhan, dan minat peserta didik, isi kurikulum dan unit-unit pelajaran yang disediakan dalam bentuk mata, serta teknik-teknik pembelajaran jangka pendek.

Jadi, belajar dalam konteks pembelajaran, yaitu seorang guru mampu

(25)

9

tersebut mampu memberikan kesempatan belajar kepada siswa agar proses belajar dan hasil-hasil belajar yang akan dicapai dapat dikontrol secara cermat. Dalam teori gestalt yang dikemukakan oleh koffka dan kohler dalam Roestiyah (1982: 12) dikemukakan bahwa; ‖belajar adalah reorganisasi pengalaman‖.

Pengalaman adalah suatu interaksi antara individu dengan lingkungannya. Dari beberapa definisi belajar tersebut, belajar merupakan suatu proses, suatu

kegiatan, dan bukan, suatu hal atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi mengalami.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menyerap atau memahami suatu materi yang disampaikan. Hasil belajar siswa diperoleh setelah berakhirnya proses pembelajaran.

Abdurrahman (1999: 37) menyatakan:

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.

Menurut Bloom hasil belajar mencakup prestasi belajar, kecepatan belajar, dan hasil afektif. Andersen sependapat dengan Bloom bahwa karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal dari berpikir, berbuat, dan perasaan. Tipikal berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal berbuat berkaitan dengan ranah

(26)

10

Ketiga ranah tersebut merupakan karakteristik manusia sebagai hasil belajar dalam bidang pendidikan. Dimyati (2002: 3) mengungkapkan pengertian hasil belajar sebagai berikut.

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Sudjana (2005: 3) juga mengungkapkan bahwa:

Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotoris.

Uraian tersebut menunjukkan bahwa, hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku dari suatu interaksi belajar-mengajar yang kemudian menjadi milik individu yang belajar, baik dalam bidang kognitif, afektif, maupun psikomotoris.

Salah satu upaya mengukur hasil belajar siswa dilihat dari hasil belajar siswa itu sendiri. Bukti dari usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar dan proses belajar adalah hasil belajar yang biasa diukur melalui tes.

Abdullah (2008) menyatakan pengertian hasil belajar sebagai berikut.

Hasil belajar (achievement) itu sendiri dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di pondok

pesantren atau sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.

(27)

11

Hasil belajar dapat ditunjukkan dengan huruf atau kata atau simbol setelah siswa tersebut melakukan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar ini merupakan suatu ukuran bahwa siswa tersebut sudah melakukan kegiatan pembelajaran.

Hasil belajar dapat dilihat dari nilai yang diperoleh setelah tes dilakukan. Menurut Bloom dan kawan-kawan, dalam Dimyati dan Mudjiono (2002: 26)

Ada tiga taksonomi yang dipakai untuk mempelajari jenis perilaku dan kemampuan internal akibat belajar yaitu:

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku yaitu: pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2. Ranah Afektif

Ranah afektif terdiri dari lima perilaku yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.

3. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor terdiri dari tujuh jenis perilaku yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan, dan kreativitas.

Kriteria hasil belajar siswa pada penelitian ini menggunakan kriteria dari Arikunto seperti pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Kriteria hasil belajar siswa

Nilai Siswa Kualifikasi Nilai

80 – 100 Baik sekali

(28)

12

Pendapat Slameto (2003: 54) menunjukkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

1. Faktor intern

a. Faktor jasmaniah

Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan belajar.

b. Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang.

Ada tujuh faktor yang tergolong dalam faktor psikologis. Faktor- faktor itu meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.

2. Faktor ekstern

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.

a. Faktor lingkungan keluarga

(29)

13

b. Faktor lingkungan sekolah

Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar para siswa disekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.

c. Faktor lingkungan masyarakat

Beberapa faktor yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah, lembaga-lembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain.

Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran.

3. Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

Pembelajaran Langsung merupakan suatu model pembelajaran yang sebenarnya bersifat teacher center. Dalam menerapkan model pembelajaran langsung guru harus mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang akan dilatihkan kepada siswa secara langkah demi langkah. Karena dalam pembelajaran peran guru sangat dominan, maka guru dituntut agar dapat menjadi seorang model yang menarik bagi siswa.

(30)

14

Fase persiapan dan motivasi ini kemudian diikuti oleh presentasi materi ajar yang diajarkan atau demonstrasi tentang keterampilan tertentu. Pelajaran ini termasuk juga pemberian kesempatan kepada siswa untuk melakukan pelatihan dan pemberian umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Pada fase pelatihan dan pemberian umpan balik tertentu, guru perlu selalu mencoba mem-berikan kesempatan kepada siswa untuk menerapkan pengetahuan atau keterampilan yang dipelajari kedalam situasi kehidupan nyata. Tahapan atau sintaks model pembelajaran langsung menurut Bruce dan Weil dalam Sudrajat (2011) dapat dilihat pada Tabel 2.2

Tabel 2.2 Implementasi Pembelajaran Langsung Menurut Bruce dan Weil yang diterapkan dalam penelitian

Tahapan Pembelajaran

Langsung Implementasi Pembelajaran Langsung

 Orientasi

Sebelum menyajikan dan menjelaskan materi baru, guru memberikan kerangka

pelajaran dan orientasi terhadap materi yang akan disampaikan.

1)Kegiatan pendahuluan untuk mengetahui pengetahuan yang relevan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa 2)Mendiskusikan atau menginformasikan

tujuan pelajaran

3)Memberikan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan

4)Menginformasikan materi/konsep yang akan digunakan dan kegiatan yang akan

dilakukan selama pembelajaran 5)Menginformasikan kerangka pelajaran. Presentasi

Guru dapat menyajikan materi pelajaran baik berupa konsep-konsep maupun keterampilan

1)Penyajian materi dalam langkah-langkah kecil sehingga materi dapat dikuasai siswa dalam waktu relatif pendek

2)Pemberian contoh-contoh konsep 3)Pemodelan atau peragaan keterampilan

dengan cara demonstrasi atau penjelasan langkah-langkah kerja terhadap tugas 4)Menjelaskan ulang hal-hal yang sulit.

 Latihan terstruktur

Guru memandu siswa untuk melakukan latihan-latihan.

(31)

15

 Latihan terbimbing

Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih konsep atau keterampilan.

1)Memonitor dan memberikan bimbingan jika diperlukan.

2)Mengases/menilai kemampuan siswa untuk melakukan tugasnya.

 Latihan mandiri Siswa berlatih secara mandiri

Sumber : Modifikasi dari Sudrajat (2011)

Di lain pihak, menurut Slavin dalam Sudrajat (2011) mengemukakan tujuh langkah dalam sintaks pembelajaran langsung.

Tujuh langkah dalam sintaks pembelajaran langsung yaitu:

 Menginformasikan tujuan pembelajaran dan orientasi pelajaran kepada siswa.

 Me-review pengetahuan dan keterampilan prasyarat.

 Menyampaikan materi pelajaran.

 Melaksanakan bimbingan.

 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih.

 Menilai kinerja siswa dan memberikan umpan balik.

 Memberikan latihan mandiri.

Dari Tabel sintaks pemebelajaran langsung (direct instruction) pada Tabel 2.3 maka peneliti membuat rancangan implementasi pembelajaran lang-sung (direct instruction) yang akan dilakukan pada saat penelitian seperti pada Tabel 2.3 Tabel 2.3 Tabel Sintaks Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)

Fase-fase Kegiatan guru

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

Guru menyampaikan tujuan, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran ini, mempersiapkan siswa untuk belajar

Fase 2

Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan

Guru mendemonstrasikan keterampilan yang benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap.

Fase 3

Membimbing pelatihan

Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal

Fase 4

Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik

Fase 5

Memberikan kesempatan untuk pelatihan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan

Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih

kompleks dan kehidupan sehari-hari.

(32)

16

4. Learning Cycle 5 Fase (LC5E)

Learning Cycle (LC) dalam bahasa Indonesia disebut sebagai siklus belajar. LC merupakan model pembelajaran yang terdiri dari fase-fase atau tahap-tahap kegiatan yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetesi-kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan jalan berperan aktif menurut Fajaroh dan Dasna, (2007). LC merupakan salah salah satu model pembelajaran yang mengacu pada teori belajar kontruktivisme menurut Dahar (1996: 164). Teori belajar kontruktivisme merupakan suatu teori yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran siswa harus mengkontruksi pengetahuannya sendiri.

Learning Cycle pada mulanya terdiri dari tiga fase yang dikembangkan oleh Robert Karplus dalam Science Curiculum Improvement Study/SCIS dalam Wena (2009).

(33)

17

a. Engage (mengajak)

Fase pengenalan terhadap pelajaran yang akan dipelajari yang sifatnya memotivasi atau mengaitkannya dengan hal-hal yang membuat siswa lebih berminat untuk mempelajari konsep dan memperhatikan guru dalam mengajar. Fase ini dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan, memberikan gambaran tentang materi yang akan dipelajari, membaca, demonstrasi, atau aktivitas lain yang digunakan untuk membuka pengetahuan siswa dan mengembangkan rasa keingintahuan siswa. Fase ini juga diigunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pikiran siswa mengenai konsep yang akan dipelajari. b. Explore (menyelidiki)

Fase yang membawa siswa untuk memperoleh pengetahuan dengan pengalaman langsung yang berhubungan dengan konsep yang akan dipelajari. Fase ini dapat dilakukan dengan mengobservasi, bertanya, dan menyelidiki konsep dari bahan-bahan pembelajaran yang telah disediakan sebelumnya. Pada fase ini juga siswa diberi kesempatan untuk bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil tanpa pengajaran langsung dari guru untuk menguji prediksi, melakukan, dan mencatat pengamatan serta ide-ide melalui kegiatan-kegiatan seperti praktikum dan telaah literatur.

c. Explain (menjelaskan)

(34)

18

d. Elaborated (memperluas)

Fase yang tujuannya ingin membawa siswa untuk menggunakan definisi-definisi, konsep-konsep, dan keterampilan-keterampilan yang telah dimiliki siswa dalam situasi baru melalui kegiatan seperti praktikum lanjutan dan problem solving. Fase ini dapat meliputi penyelidikan, pemecahan masalah, dan membuat keputusan.

e. Evaluate (menilai)

Fase penilaian terhadap seluruh pembelajaran dan pengajaran. Pada fase ini dapat digunakan berbagai strategi penilaian formal dan informal. Guru diharapkan secara terus-menerus dapat mengobservasi dan memperhatikan siswa terhadap pengetahuan dan kemampuannya.

Kelima tahapan tersebut disajikan seperti Gambar 2.1

Gambar 2.1 Siklus Learning Cycle 5E

B.Kerangka Pemikiran

Pembelajaran dengan menggunakan model LC5E mempunyai kelebihan untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran yang akan menghasilkan hasil belajar yang memuaskan. Pembelajaran dengan model LC5E adalah model

(35)

19

Teori belajar kontruktivisme merupakan suatu teori yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran siswa harus mengkontruksi pengetahuannya sendiri. Artinya model pembelajaran LC5E merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru sebagai fasilitator dan pembimbing.

Model pembelajaran LC5E dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Karena model ini lebih memberikan ruang kepada siswa agar dapat mengembangkan pengetahuan yang ia miliki sehingga siswa dapat lebih memahami materi yang dipelajari, dan guru hanya sebagai fasilitator. Berikut ini ke 5 fase model pembelajaran ini yaitu : (1)engage, (2)explore, (3)explain, (4)elaborated dan (5)evaluate.

Untuk menjelaskan faktor-faktor yang diteliti, maka faktor—faktor tersebut dibedakan dalam bentuk bentuk variabel, yaitu:

1. Variabel bebas adalah model pembelajaran LC5E dan model pembelajaran konvensional (DI).

2. Variabel terikat adalah hasil belajar siswa yang pengajarannya menggunakan model pembelajaran LC5E dan model pembelajaran konvensional (DI).

Penerapan model pembelajaran LC5E pada kelas eksperimen pada materi hukum II newton. Kedua kelas eksperimen diberi perlakuan berbeda pada proses

(36)

20

Hasil belajar setelah diterapkannya model pembelajaran LC5E dianalisis,

kemudian dilanjutkan dengan uji hipotesis untuk mengetahui pembelajaran yang lebih efektif. digambarkan dalam diagram alur pada Gambar 2.2

Gambar 2.2 diagram alur penelitian

C. Anggapan Dasar dan Hipotesis

1. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

a. Seluruh siswa pada kedua kelompok percontoh mendapat materi pelajaran (pengalaman belajar ) yang sama

b. Faktor faktor lain yang mempengaruhi hasil belajar fisika selain variabel yang diteliti dianggap tidak berpengaruh atau diabaikan

2. Hipotesis

a. Hipotesis Umum

1. Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar fisika siswa antara yang pengajarannya menggunakan model pembelajaaran LC5E dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional (DI)

2. Rata hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran LC5E lebih tinggi dibandingkan yang menggunakan pembelajaran konvensional (DI)

kelas eksperimen penerapan model LC5E

(37)

21

b. Hipotesis statistik

1. H0 : tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar fisika siswa antara yang pengajarannya menggunakan model pembelajaran LC5E dengan siswa yang menggunakan pembelajaaran konvensional.

H1 : terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar fisika siswa antara yang pengajarannya menggunakan model pembelajaaran LC5E dengan siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional.

(38)

31

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi Penelitian

Populasi penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMAN 1 Natar pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri atas 9 kelas berjumlah 360 siswa.

B. Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive Sampling. Berdasarkan populasi yang terdiri dari 9 kelas diambil kelas X6 sebagai kelompok eksperimen dan kelas X7 sebagai kelompok pembanding.

C. Desain Penelitian

(39)

23 Secara prosedur rancangan desain penelitian seperti ditunjukkan pada gambar 3.1

Gambar 3.1 Desain One-Shot Case Study Keterangan:

X :Treatment (LC5E (Learning cycle 5 fase) O :Observasi (Hasil Belajar)

(Sugiyono, 2010: 110)

D. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat dua bentuk variabel yaitu variabel bebas dan veriabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran kooperatif dengan model LC5E (X1) dan pembelajaran konvensional(DI) (X2), sedangkan variabel terikatnya adalah Hasil Belajar (Y).

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan adalah lembar soal pilihan jamak untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa pada saat pembelajaran berakhir.

F. Analisis Instrumen

Sebelum instrumen digunakan dalam sampel, instrumen harus diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas

1. Uji Validitas

Agar dapat diperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk

mengevaluasinya harus valid. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid.

(40)

24 Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur (ketepatan). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.

Untuk menguji validitas instrumen digunakan rumus korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan rumus:

� = �Σ − Σ Σ

�Σ 2− Σ 2 �Σ 2− Σ 2

(Arikunto, 2008: 72) Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Dan jika r hitung> r tabeldengan α = 0,05 maka koefisien korelasi tersebut signifikan.

Item yang mempunyai kerelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3.

Masrun dalam Sugiyono (2010: 188).

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriterium uji bila correlated item – total correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,3 maka data merupakan construck yang kuat (valid).

2. Uji Reliabilitas

(41)

25 Perhitungan untuk mencari harga reliabilitas instrumen didasarkan pada pendapat Arikunto (2008: 109) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas dapat digunakan rumus alpha, yaitu:

�11 =

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk

mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS 17.0 dengan metode Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan skala alpha cronbach’s 0 sampai 1. Menurut Sayuti dikutip oleh Sujianto dalam Saputri (2010: 30), kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang diinterprestasikan pada Tabel 3.1

Tabel 3.1 kategori uji Realiabilitas

Nilai Alpha Cronbach’s Kategori

0.00-0.20 Kurang reliabel

0.21-0.40 Agak reliabel

0.41-0.60 Cukup reliabel

0.61-0.80 Reliabel

(42)

26 Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlahkan skor setiap nomor soal.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengumpulan data berbentuk tabel yang diperoleh dari hasil posttest. Adapun bentuk pengumpulan datanya berupa table.

H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Analisis Data

2. Pengujian Hipotesis 1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal, dapat dilakukan dengan uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirnov. Caranya adalah menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujiannya yaitu:

O

H : data terdistribusi secara normal

1

H : data tidak terdistribusi secara normal Pedoman pengambilan keputusan:

(43)

27

2) Nilai Sig. atau signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka distribusinya adalah normal.

2. Uji Hipotesis

Jika data terdistribusi normal maka pengujian hipotesis dalam penelitian menggunakan statistik parametrik tes.

1) Uji T Untuk Dua Sampel Bebas (Independent Sample t-Test)

Uji ini dilakukan untuk membandingkan dua sampel yang berbeda (bebas). Independent Sample t-Test digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah

Hipotesis Hasil Belajar

O

H : Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika dengan pembelajaran LC 5E, dan pembelajaran konvensional.

1

H : Ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika dengan pembelajaran LC 5E, dan pembelajaran konvensional.

(44)

28 Dimana t adalah t hitung. Kemudian ttabel dicari pada Tabel distribusi t dengan  = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2.

Setelah diperoleh besar t hitung dan t tabel maka dilakukan pengujian dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

Kriteria pengujian

HO diterima jika -t tabel  t hitung  t tabel

HO ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas.

 Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka HO diterima.

 Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0,05 maka HO ditolak.

Priyatno (2010: 32-41)

Uji data dua sampel tidak berhubungan (Independen) pada penelitian ini jika data tidak terdistribusi normal maka untuk menguji data dari dua sampel yang tidak berhubungan menggunakan Uji Mann-Whitney.

O

H : Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika dengan Pembelajaran LC 5E dan pembelajaran konvensional

1

H : Ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada pembelajaran fisika dengan pembelajaran LC 5E dan konvensional.

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai signifikansi atau nilai probabilitas.

 Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05 maka HO diterima.

(45)

41

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Melihat dari hasil data dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Model Learning Cycle 5 Fase (LC5E) efektif digunakan untuk pelajaran fisika.

2. Rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran LC5E lebih tinggi dibandingkan dengan kelas konvensional, model LC5E membuat siswa lebih

terlibat dalam pembelajaran secara berkelompok. Berbeda dengan pembelajaran Direct Instruction yang lebih terpusat pada guru.

B. Saran

Selama proses pembelajaran berlangsung dan juga analisis terhadap hasil belajar siswa, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Model Learning cycle 5 fase dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru-guru di sekolah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Pada pelaksanaan model Learning cycle 5 fase sebagai upaya untuk

(46)

42 3. Agar pelaksanaan model Learning cycle 5 fase dapat berjalan dengan baik,

guru harus mempersiapkan diri dan perlengkapan secara matang. Dari mulai alat yang akan digunakan, mental guru dan pengetahuan, serta siswa yang harus berada dalam kondisi yang kondusif. Sehingga secara teknis seluruh proses pembelajaran akan berlangsung dengan lancar dan baik.

4. Guru hendaknya benar-benar membimbing siswa untuk aktif pada seluruh proses pembelajaran karena jika siswa aktif dalam seluruh proses

pembelajaran, maka pemahaman siswa terhadap materi akan bertambah dan pada akhirnya akan berpengaruh pada peningkatan hasil belajar siswa. 5. Kondisi dan fasilitas sekolah harus memadai agar mampu memberikan

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abu Muhammad Ibnu. 2008 Hasil dan Prestasi Belajar. http://spesialis-torch.com/content/view/120/29/.

Abdurrahman, M. 1999. Pendidikan Bagi Anak kesulitan Belajar. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. AV Publisher. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Fathurrohman, Pupuh. 2007. Strategi Belajar Mengajar. PT Refika Aditama.

Bandung.

Fauziatul Fajaroh dan I Wayan Dasna. 2007. Pembelajaran Dengan Model Siklus Belajar (Learning Cycle). Jurusan Kimia FMIPA UM. Tersedia di: http://lubisgrafura.wordpress.com/2007/09/20/pembelajaran-dengan-model-siklus-belajar-learning-cycle/ (05 November 2011, 21:35 WIB). Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. Ismawati Lina. 2012. Perbandingan keterampilan proses sains dan penguasaan

konsep fisika siswa antara model pembelajaran Learning cycle 5 fase melalui metode eksperimen dengan metode diskusi. Lampung.

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Nasution. 2006. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

(48)

Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS. MediaKom. Yogyakarta.

Roestiyah N K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. PT. Rineka Cipta. Jakarta. Puspita, Eria. 2012. Perbandingan hasil belajar fisika siswa antara pembelajaran

Learning cycle 5 fase dengan problem based learning.

Saputra, Arif. 2012. Perbandingan keterampilan proses sains siswa Antara model pembelajaran learning cycle 5 fase (LC5E) dengan model pembelajaran Problem based learning (PBL).

Sardiman, A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta.

Sudjana, Nana. 2002. Metode Statistika. PT Tarsito. Bandung.

---. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Sudrajat, Ahmad. 2011. Model Pembelajran Langsung (Direct Instruction). [Network] diakses 6 Juli 2011 dari

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/27/model-pembelajaran-langsung/.

_____________. 2011. Sintaks Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction). [Network] diakses 6 Juli 2011 dari

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/01/27/sintaks-model-pembelajaran-langsung/.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Gambar

Tabel
Tabel 2.2  Implementasi Pembelajaran Langsung Menurut Bruce dan Weil yang diterapkan dalam penelitian
Gambar 2.1  Siklus Learning Cycle 5E
Gambar 2.2 diagram alur penelitian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa jurus ia memandang kepadaku. Dan melalui sinar matanya itu seolah-olah mengalirlah perasaan kasih sayang yang mesra yang berlimpah-limpah tercurah dari hatinya ke

Penelitian laboratorium ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian terhadap penerapan sistem Pakar pada komputer di labor komputer. Pada penelitian laboraturium ini

Analisis Aktivitas Antioksidan dengan metode DPPH .... Penilaian

Sebagian besar jalur pedestrian pada sisi-sisi jalan di Kawasan Kota Lama Manado sudah tersedia dengan kualitas yang cukup baik, namun masih terdapat beberapa bagian

Abstrak: Batas Usia Perkawinan Menurut Fukaha dan Penerapannya dalam Undang- Undang Perkawinan di Dunia Islam. Artikel ini mengulas pendapat para ulama mazhab tentang batas

Kemunculan etika kedokteran atau kode etik kedokteran adalah untuk mengawal profesi para dokter yang mempunyai tujuan mulia yaitu

Sayuran Yang baik Untuk Penyakit Kutil Kelamin Perlu juga anda ketahui bahwa meskipun penyakit kutil kelamin ini, Umumnya tumbuh di daerah genital tapi juga

Sebelum membuat laporan mingguan proyek maka terlebih dahulu dibuat laporan harian proyek yang merupakan laporan per hari mengenai pekerjaan yang sedang dilaksanakan, dari 7