ABSTRACT
ANALYSIS OF GROWTH AND SURVIVAL RATE
BAGRID CATFISH LARVAE (Mystus nemurus)
WITH DIFFERENT OF EARLY FEED
By
Edi Efendi
One of problem in the maintenance early bagrid catfish larvae is type of early feed. Usually it caused low on the growth and survival rate in larvae rearing. A twenty eight days experiment was conducted in aquarium to analyze the growth and survival rate of bagrid catfish larvae. Fed on suspense chicken yolk egg, daphnia, and silk worm followed by combine of them and fed. The ingredients were supplied at the add satiation of larvae five a day. Three hundred twenty larvae were randomize complete block design. In each aquarium which blocks are 7, 14, 21, and 28 days larva rearing. The analyze of varian shows that type of feeds and block of day are given significant different for absolute growth weight and survival rate (P<0.05) and not significant different for absolute growth length (P>0.05). The bagrid catfish larvae gained highest absolute growth weight and absolute growth length on silk worm treatment 166,67 mg;6.95 mm, followed by daphnia 157,34;4.67 mm, and suspense chicken yolk egg 81,70 m;0.90 mm. Survival rate calculated for three treatments was highest for Daphnia 81.77 %, followed by silk worm 68.63 %, and suspense chicken yolk egg 25 %.
ABSTRAK
ANALISIS PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN
LARVA IKAN BAUNG (Mystus nemurus)
YANG DIBERI PAKAN BERBEDA
Oleh
Edi Efendi
Salah satu kendala terkait pertumbuhan dan kelulushidupan dalam pemeliharaan awal larva baung adalah jenis pakan yang kurang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan dan kelulushidupan larva baung yang diberi pakan berbeda. Desain penelitian ini menggunakan rancangan percobaan Rancangan Acak Kelompok dengan 3 perlakuan jenis pakan, yaitu pakan suspensi kuning telur ayam, pakan kutu air , pakan cacing sutera dan empat kelompok hari yaitu hari ke-7, 14, 21, dan 28. Larva baung dipelihara menggunakan akuarium dengan ukuran 80 x 40 x 40 cm3 pada volume air 32 liter dengan padat tebar 10 ekor/liter. Pakan diberikan secara add satiation sebanyak lima kali sehari. Jenis pakan dan pengelompokan hari yang berbeda memberikan pengaruh nyata terhadap berat mutlak dan kelulushidupan larva baung (P<0,05) tetapi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap panjang mutlak larva baung(P>0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa larva baung yang dipelihara dengan jenis pakan suspensi kuning telur ayam dan pellet menghasilkan pertumbuhan berat, panjang mutlak dan kelulushidupan sebesar 81,70 mg; 0,90 mm; 25 %, dengan jenis pakan kutu air dan pellet sebesar 157,34 mg; 4,67 mm; 81,77 %, dengan jenis pakan cacing sutera dan pellet menghasilkan pertumbuhan mutlak sebesar 166,67 mg; 6,95 mm; 68,63 %,
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
1. Perlakuan jenis pakan dan pengelompokan hari yang dilakukan selama 28 hari penelitian memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan berat mutlak dan kelulushidupan larva ikan baung.
2. Jenis pakan cacing sutera adalah perlakuan dengan pertumbuhan berat dan panjang mutlak terbesar. Sedangkan kelompok hari dengan pertumbuhan berat mutlak terbesar adalah kelompok hari ke-28 (25 % pakan alami + 75 % pellet).
3. Tingkat kelulushidupan yang tertinggi dihasilkan dari perlakuan jenis pakan kutu air dan cacing sutera. Sedangkan kelompok hari dengan tingkat kelulushidupan tertinggi adalah kelompok hari ke-7 (100 % pakan alami).
B. Saran
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ikan baung (Mystus nemurus) merupakan ikan asli perairan Indonesia. Ikan baung hanya terdapat di perairan-perairan tertentu di Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Ikan baung dikenal sebagai salah satu jenis ikan ekonomis penting air tawar dengan harga berkisar antara Rp 25.000 sampai Rp 30.000 per kilo (Anonim, 2010). Pasokan baung untuk konsumsi lokal maupun ekspor, sepenuhnya bergantung kepada hasil tangkapan dari alam. Hasil pembesaran masih sangat sedikit jumlahnya karena benih yang dihasilkan berasal dari alam, bukan benih hasil produksi panti benih (hatchery) (Amri dan Khairuman, 2008).
Pengembangan budidaya ikan baung yang produktif membutuhkan persediaan benih yang memadai dan berkesinambungan. Salah satu upaya penyediaan benih yang memadai dan berkesinambungan adalah melalui pemeliharaan larva dengan manajemen pakan yang tepat baik kualitas maupun kuantitasnya (Muhammad, 2003). Pada stadia larva, ikan baung sangat sensitif terhadap ketersediaan pakan dan faktor lingkungan. Pakan yang sesuai dengan bukaan mulut dan pencernaan larva dibutuhkan untuk membantu meningkatkan pertumbuhan dan kelulushidupan larva baung (Muchlisin, 2003).
diketahui menghasilkan pertumbuhan yang baik bila diberikan bagi larva baung setelah masa kuning telur habis (yolk egg). Dari segi ekonomis pemberian Artemia relatif lebih mahal dan sulit dalam penyediaannya. Alternatif pakan bagi larva yang biasa digunakan selain Artemia adalah suspensi kuning telur ayam rebus.
Kandungan protein yang tinggi, penyediaan yang mudah, dan harga ekonomis menjadi alasan penggunaan suspensi kuning telur ayam rebus untuk pakan larva baung. Kutu air dan cacing sutera merupakan jenis pakan alami yang biasa digunakan untuk pakan larva baung karena mudah didapat, warna dan gerakannya menarik perhatian larva untuk memakannya. Kutu air dan cacing sutera dapat dikultur sendiri ataupun dibeli di pasaran dengan harga yang terjangkau. Sampai saat ini belum diketahui jenis pakan yang paling sesuai untuk larva ikan baung. Diperlukan penelitian tentang pemberian pakan yang berbeda untuk mengetahui jenis pakan yang sesuai dalam memacu pertumbuhan dan kelulushidupan larva ikan baung.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis beberapa jenis pakan terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan larva ikan baung, sehingga diperoleh informasi jenis pakan yang paling baik setelah fase kuning telur (yolk egg) habis.
C. Kerangka Pemikiran
dikonsumsi. Balai benih ikan yang mengembangkan ikan baung sebagai komoditas utama sering mengalami kendala pada saat penanganan stadia larva khususnya terhadap parameter pertumbuhan dan kelulushidupan. Masalah pertumbuhan dan keluluhidupan larva baung tersebut disebabkan oleh pemberian jenis pakan yang kurang tepat. Keadaan tersebut dapat menurunkan produktifitas budidaya ikan baung.
Diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui peran berbagai jenis pakan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kelulushidupan larva ikan baung. Penelitian ini dimaksudkan agar dapat meningkatkan hasil larva atau benih ikan baung dengan menggunakan pakan yang tepat, sesuai, dan memiliki efisiensi harga yang biasa digunakan oleh balai benih ikan yang mengembangkan ikan baung. Kerangka pemikiran penelitian disajikan pada Gambar 1.
Larva umur 4 hari Pembenihan
Larva umur 2 hari
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah mampu memberikan informasi kepada petani atau pengusaha ikan khususnya ikan baung tentang jenis pakan yang paling baik dan sesuai untuk larva baik dari pertumbuhan dan kelulushidupan, serta mengadaptasi larva sebelum Suspensi kuning
telur (A) Keunggulan : 1. Protein tinggi 2. Ekonomis dan mudah dalam penyediaan Kelemahan : Sisa pakan dapat menjadi toksik
Kutu air (B) Keunggulan : 1. Protein tinggi 2.Mudah dibudidayakan 3. Gerakannya menarik larva ikan untuk memakannya Kelemahan : Inokulasi bibit dari alam tidak selalu ada
Cacing sutera (C) Keunggulan : 1. Protein Tinggi 2. Warna cacing sutera menarik perhatian larva Kelemahan : Kultur agak sulit. Jenis pakan Pengelolaan kualitas air optimal Produksi benih meningkat 1. Pertumbuhan yang optimal
2. SR
Kombinasi pellet (D). (A+D), (B+D), (C+D) Keunggulan :
1.Larva teradaptasi untuk memakan pellet 2.Kandungan protein tinggi dapat memacu pertumbuhan
Kelemahan
1.Larva tidak siap dengan kombinasi yang Hari ke 1-7
diberikan pakan buatan pellet 100 % pada proses budidaya sehingga dapat memberikan keuntungan dari sisi ekonomi.
E. Hipotesis
Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Hipotesis untuk perlakuan jenis pakan
H0= σi =σj = 0, i≠j : Jenis pakan yang berbeda tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan kelulushidupan larva ikan baung (Mystus nemurus).
H1 = σi ≠ σj ≠ 0, i≠j : Minimal terdapat satu pasang jenis pakan yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan larva ikan baung (Mystus nemurus).
2. Hipotesis untuk pengelompokan hari
H0= βi =βj = 0, i≠j : Pengelompokan hari yang berbeda berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan kelulushidupan larva ikan baung (Mystus nemurus).
H1 = βi ≠ βj ≠ 0, i≠j : Minimal terdapat satu pasang pengelompokan hari yang