• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL STEM A

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL STEM A"

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

OPERASI PEMELIHARAAN SARANA DAN FASILITAS

PENERIMAAN DAN PENIMBUNAN

TBBM SURABAYA GROUP

KERTAS KERJA WAJIB

Oleh

Nama

: Ratna Mentari

NIM

: 15451022

Jurusan

: Logistik

Program Studi

: Logistik

Diploma

: I (satu)

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL

STEM Akamigas

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ii

INTISARI

Terminal Bahan Bakar (TBBM) Surabaya Group merupakan salah satu unit pemasaran yang wilayah kerjanya di bawah PT. Pertamina (Persero) Direktorat

Marketing and Trading fungsi Suplai dan Distribusi Region V yang terdiri dari dua wilayah yaitu TBBM Perak dan TBBM Bandaran. TBBM Surabaya Group bertugas untuk memenuhi kebutuhan BBM di wilayah Jawa Timur seperti Madiun, Malang, Surabaya dan sekitarnya serta memenuhi BBM di wilayah Indonesia Timur. TBBM Surabaya Group menyalurkan produk BBM yang diterima dari beberapa Refinery Unit (RU) melalui jalur laut menggunakan Tanker serta menerima produk BBM dari TBBM Tuban melalui jalur darat menggunakan pipanisasi. Maka dari itu proses penerimaan, penimbunan serta penyaluran di TBBM Surabaya Group dilaksanakan secara kontinyu yang menuntut adanya kesiapan dan ketahanan dari sarana dan fasilitas (sarfas) operasional maupun peralatan penunjang yang handal. Kesiapan sarana dan fasilitas (sarfas) tersebut dapat diperoleh dengan melakukan pemeliharaan (maintenance). Pemeliharaan

sarfas dilakukan oleh bagian Planning and Maintenance Services yang

(7)

iii

1.4Sistematika Penulisan ... 4

II.ORIENTASI UMUM 2.1Sejarah Singkat Terminal BBM Surabaya Group ... 6

2.2Pola Suplai dan Distribusi TBBM Surabaya Group ... 9

2.3Struktur Organisasi TBBM Surabaya Group ... 13

2.4Tugas dan Fungsi ... 14

2.5Sarana dan Fasilitas TBBM Surabaya Group ... 17

III. TINJAUAN PUSTAKA 3.1Pengertian Pemeliharaan ... 25

3.2Tujuan Pemeliharaan ... 25

3.3Metode Pemeliharaan ... 26

3.4Klasifikasi Sarana dan Fasilitas ... 29

3.5Teori Dasar Dermaga ... 30

3.6Teori Dasar Pompa1 ... ... 31

3.7Teori Dasar Pipa ... 33

3.8Teori Dasar Tangki Timbun ... 35

IV. PEMBAHASAN 4.1Pemeliharaan Sarana dan Fasilitas Penerimaan ... 37

4.1.1 Pemeliharaan Dermaga ... 37

4.1.2 Pemeliharaan MLA ... 39

4.1.3 Pemeliharaan Pipa Penerimaan ... 40

4.1.4 Pemeliharaan Valve ... 42

4.1.5 Pemeliharaan Strainer ... 45

4.1.6 Pemeliharaan MOV ... 45

4.1.7 Pemeliharaan Oil Hose ... 46

4.2Pemeliharaan Sarana dan Fasilitas Penimbunan ... 46

(8)

iv

4.2.2 Pemeliharaan Non Rutin ... 47

4.2.3 Pemeliharaan Tangki Timbun ... 48

4.3Permasalahan Sarana dan Fasilitas di TBBM Surabaya Group ... 58

4.3.1 Permasalahan Sarana dan Fasilitas Penerimaan ... 58

4.3.2 Permasalahan Sarana dan Fasilitas Penimbunan ... 59

V. PENUTUP 5.1Simpulan ... 61

5.2Saran ... 62

(9)

v

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Lokasi TBBM Surabaya Group ... 7

Gambar 2.2 Wilayah Kerja TBBM Surabaya Group ... 7

Gambar 2.3 Pola Penerimaan dan Distribusi TBBM Surabaya Group ... 10

Gambar 2.4 Struktur Organisasi TBBM Surabaya Group ... 13

Gambar 3.1 Grafik Pemeliharaan Sarana dan Fasilitas ... 26

Gambar 4.1 Dermaga ... 37

Gambar 4.2 Marine Loading Arm ... 39

Gambar 4.3 Pipa Penerimaan ... 40

Gambar 4.4 Valve ... 42

Gambar 4.6 Motor Operated Valve (MOV) ... 45

(10)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sumber Daya Manusia di Terminal BBM Surabaya Group ... 17

Tabel 2.2 Data Pekerja di Terminal BBM Surabaya Group ... 17

(11)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Tangki Timbun dan Kapasitasnya

Lampiran 2 Data Dermaga dan Perlengkapannya

Lampiran 3 Data Pipa Penerimaan

Lampiran 4 Laporan Inspeksi Sarfas Penimbunan TBBM Surabaya Group

(12)
(13)

1

I.

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Bahan Bakar Minyak (Petroleum) merupakan salah satu energi yang sangat

dibutuhkan dalam kelangsungan hidup manusia. Bahan bakar minyak (BBM)

menjadi sesuatu yang vital bagi manusia terlihat dalam berbagai aktivitas manusia

hampir seluruhnya membutuhkan energi dari BBM. Salah satu contoh nyata

tentang pentingnya BBM dalam kehidupan adalah meningkatnya penggunaan

kendaraan bermotor seperti di Indonesia dimana terjadi peningkatan kendaraan

bermotor sebesar 104,2 Juta per tahun. Hal ini menunjukan bahwa kebutuhan

bahan bakar minyak mengalami peningkatan setiap harinya. Selain konsumsi

transportasi, BBM juga digunakan untuk industri dan rumah tangga yang mana

jumlah penggunaanya tidak dapat dibatasi.

Indonesia sebagai salah satu negara penghasil minyak di dunia pada

resalisasinya masih belum mampu memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri.

Indonesia sampai saat ini hanya bisa mencukupi kebutuhan sebesar ±60%.

Sedangkan saat ini harga minyak dunia sedang mengalami masalah, yang mana

akibat produksi minyak yang berlebih menyebabkan harga minyak dunia

mengalami penurunan. Penurunan harga minyak dunia menjadi pengaruh yang

besar terhadap harga minyak dalam negeri.

Setiap negara di dunia memiliki badan atau perusahaan nasional yang

bertugas dalam pengelolan minyak, mengingat betapa pentingnya minyak bagi

(14)

2

badan usaha milik negara (BUMN) yang mengelola tentang pertambangan dan

perminyakan di Indonesia. Hal ini menunjukan Pertamina memiliki peranan

penting dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Pertamina Persero membagi bisnisnya menjadi dua sektor besar yaitu sektor

hulu dan sektor hilir. Sektor hulu memiliki aktvitas dalam pencarian sumber

minyak dan proses produksi minyak atau yang dikenal Pertamina EP (Exploration

Production) sedangkan sektor hilir terdiri dari aktivitas refinery unit yang

mengolah crude oil menjadi produk bahan bakar (refinery) dan aktivitas

marketing and trading.

Produk yang dipasarkan oleh Pertamina tidak hanya produk bahan bakar

minyak (BBM) namun juga Petrokimia, Aspal dan LPG. Karena berbagai macam

produk yang dipasarkan oleh Pertamina, hal ini mengharuskan Pertamina bekerja

sama dengan anak perusahaan dan perusahaan patungan. Selain itu Pertamina

selalu meningkatkan kinerja perusahaan dan mutu produk sehingga mampu

menjadi perusahaan yang bergerak di bidang migas yang dapat bersaing secara

global.

Saat ini persaingan bisnis minyak sangat ketat ,terlihat masuknya perusahaan

minyak asing ke Indonesia. Selain itu untuk mewujudkan visi dan misi Pertamina

serta tujuan perusahaan sehingga Pertamina dituntut melakukan managemen yang

baik dan perbaikan disegala bidang termasuk perbaikan mutu produk. Pengawasan

mutu produk BBM harus dilakukan dengan baik mulai dari proses pengolahan

(15)

3

fasilitas dalam proses penerimaan, penimbunan, dan penyaluran harus digunakan

dengan maksimal dan seefektif mungkin.

Terminal Bahan Bakar Minyak Surabaya Group, merupakan salah satu unit

pemasaran di bawah wilayah kerja Pertamina Persero bidang Marketing

Operation Region V fungsi suplai dan distribusi. Ranah kerja yang ada di TBBM

Surabaya Group meliputi proses penerimaan, penimbunan, dan penyaluran. Tugas

untuk memenuhi permintaan BBM di masyarakat menuntun TBBM Surabaya

Group memberikan pelayanan maksimal dengan tepat jumlah, tepat mutu dan

tepat waktu. Untuk menuntut proses ini, sarana fasilitas yang memadai sangat

diperlukan dalam menunjang kelancaran proses operasi di TBBM Surabaya Group.

Tidak hanya kelengkapan sarana fasilitas, namun juga kehandalan dari sarana

fasilitas yang digunakan. Hal ini menuntut TBBM Surabaya Group melakukan

pemeliharaan secara terjadwal, terpadu dan berkesinambungan.

Berdasarkan uraian tersebut maka penulis mengambil judul “Operasi

Pemeliharaan Sarana dan Fasilitas Penerimaan dan Penimbunan di Terminal

Bahan Bakar Minyak Surabaya Group” yang menjadi laporan praktik kerja

lapangan di Pertamina Persero TBBM Surabaya Group.

1.2Tujuan

Tujuan dari penulisan KKW ini sebagai berikut,

1). Memenuhi salah satu syarat mengikuti ujian akhir yang mana juga

(16)

4

Pemasaran dan Niaga Sekolah Tinggi Energi dan Sumber Daya Mineral

Akamigas (STEM Akamigas) Tahun Akademik 2015-1016.

2). Mengetahui fungsi sarana dan fasilitas yang digunakan dalam proses

penerimaan, dan penimbunan di TBBM Surabaya Group serta proses

pemeliharaannya.

3). Mengetahui operasi penerimaan, penimbunan, dan penyaluran di TBBM

Surabaya Group dan memantapkan pengaplikasian pelajaran yang diterima di

pendidikan dan di lapangan sehingga tercipta pola kerja sama yang efektif dan

efiisen.

1.3Batasan Masalah

Batasan dalam penulisan KKW ini seputar pemeliharaan sarana dan fasilitas

pada proses penerimaan, dan penimbunan BBM di TBBM Surabaya Group.

1.4Sistematika Penulisan

Penulisan KKW ini meliputi beberapa bab, dengan susunan sebagai berikut

BAB I. PENDAHULUAN

Pendahuluan terdiri dari Latar Belakang, Tujuan, Batasan Masalah,

Manfaat dan Sistematika Penulisan

BAB II. ORIENTASI UMUM

Berisi data umum lapangan yaitu Sejarah Singkat, Tugas dan Fungsi

terkait, Struktur Organisasi dan Sarana Fasilitas yang ada di TBBM

(17)

5

BAB III. TINJAUAN PUSTAKA

Berisi tentang landasan teori yang berkaitan dengan Pemeliharaan

Sarana Fasilitas di TBBM Surabaya Group.

BAB IV. PEMBAHASAN

Membahas tentang cara pemeliharaan sarana fasilitas pada proses

penerimaan, penimbunan, dan penyaluran

BAB V. PENUTUP

(18)

6

II.

ORIENTASI UMUM

2.1 Sejarah Singkat Terminal Bahan Bakar Minyak

Terminal Bahan Bakar Minyak Surabaya Group (TBBM Surabaya Group)

merupakan salah satu diantara 18 TBBM yang dibawahi oleh fungsi Suplai dan

Distribusi MOR V yang terletak di kawasan Surabaya, Jawa Timur. TBBM

Surabaya Group dikategorikan sebagai TBBM terbesar ketiga, yang memiliki luas

lahan sebesar ±31 hektare yang terbagi menjadi dua wilayah operasi.

TBBM Surabaya Group terbagi menjadi dua lokasi operasi, yaitu ;

1. TBBM Tanjung Perak yang beralamat di Jalan Perak Barat No 277

Surabaya dengan luas area untuk TBBM Tanjung Perak yaitu ± 14 hektare

yang mana tanah ini merupakan tanah sewa milik Pelindo III

2. TBBM Bandaran Jalan Pati Unus Ujung Surabaya, dengan luas area ini

sebesar ± 17 hektare yang mana tanah ini milik TNI AL.

TBBM Surabaya Group sebagai bagian dari MOR V memiliki tugas dan

fungsi yang utama yaitu penerimaan, penimbunan dan penyaluran. Hal ini

dilakukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen di wilayah kerjanya.

Adapun tugas dan fungsi pokok dari TBBM Surabaya Group yaitu ;

1. Menerima, menimbun serta menyalurkan BBM/BBK sesuai standard mutu

yang telah ditetapkan.

2. Menyerahkan BBM/BBK langsung kepada konsumen secara tepat jumlah,

(19)

7

3. Menyediakan informasi yang diperlukan untuk mendukung operasi dan

pemantauan proses pelayanan penyedian BBM/BBK.

Lokasi TBBM Surabaya Group yang terbagi menjadi dua lokasi yaitu Perak

dan Bandaran dapat dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1 Lokasi TBBM Surabaya Group

Untuk wilayah kerja dari TBBM Surabaya Group dapat dilihat pada gambar

2.2

(20)

8

TBBM Surabaya Group menerima BBM dari beberapa Refinery Unit (Kilang)

dan Import. Stock BBM yang diterima oleh TBBM Surabaya Group yaitu;

1. RU III Plaju : Avgas dan Premium

2. RU VI Balongan : Premium, Pertamax dan Pertamax Plus

3. RU V Balikpapan : Avtur dan Kerosine

4. TTU Tuban : Premium dan Solar

5. Import (Singapura, China dan Arab) : Avgas dan Premium.

Penerimaan produk yang dilakukan oleh TBBM Surabaya Group melalui dua

jalur yaitu jalur laut dan jalur darat. Penerimaan yang berasal dari kilang dan

import melalui jalur laut menggunakan kapal Tanker. TBBM Surabaya Group

menyediakan dua dermaga yaitu Dermaga Semampir Barat dan Semampir Timur

milik TNI AL yang masing masing berkapasitas 35.000 DWT dan Dermaga

Gosphier wilayah Pelindo III dengan kapasitas 35.000 DWT. Sedangkan

penerimaan melalui jalur darat menggunakan pipa Ø16” 139 km dengan sistem

Single Line Multi Produk dengan flowrate 600 KL/jam. Produk yang disalurkan

dari TTU Tuban ke TBBM Surabaya Group yaitu Premium yang didorong dengan

Solar dan yang baru dilakukan adalah Premium dengan Pertamax. Volume

penerimaan premium dari TTU Tuban yaitu 200.000 KL/ bulan dan Solar 170.000

KL/bulan.

Stock BBM yang diterima oleh TBBM Surabaya Group selanjutnya akan

ditimbun di tangki-tangki produk yang terbagi di dua wilayah yaitu di Perak dan

Bandaran. TBBM Perak memiliki tangki timbun sebanyak 27 buah dengan

(21)

9

buah tangki dengan total kapasitas sebesar 105.090 KL. Data tangki timbun dan

kapasitasnya dapat dilihat pada lampiran 1.

Produk BBM yang telah ditimbun selanjutnya akan disalurkan. Pelayanan

penyaluran yang dilakukan oleh TBBM Surabaya Group berupa sales dan

konsinyasi. Konsumen TBBM Surabaya Group meliputi SPBU, Industri dan

Militer. Model transportasi yang digunakan untuk penyaluran berupa RTW yang

digunakan untuk konsinyasi, pipeline ke PLTU dan DPPU Juanda, Backloading

menggunakan tanker dan juga mobil tangki yang digunakan untuk menyalurkan

ke SPBU.

2.2Pola Suplai dan Distribusi TBBM Surabaya Group

Proses penerimaan, penimbunan dan penyaluran atau yang disebut sebagai

proses PPP merupakan fungsi utama dari sebuah terminal BBM termasuk TBBM

Surabaya Group. Sebagai bagian dari MOR V, TBBM Surabaya Group memiliki

peran yang penting dalam memenuhi kebutuhan BBM yang ada di wilayah Jawa

Timur dan sekitarnya.

Penerimaan produk BBM dilakukan melalui jalur laut menggunakan kapal

tanker dan jalur darat menggunakan pipanisasi. Produk BBM yang telah diterima

akan ditimbun di area penimbunan milik TBBM Surabaya Group yang

selanjutnya di salurkan ke wilayah Jawa Timur dan sekitarnya. Pola Suplai dan

(22)

10

Gambar 2.3 Pola Penerimaan dan Pendistribusian TBBM SG

Proses penerimaan yang dilakukan oleh TBBM Surabaya Group melalui dua

jalur yaitu jalur darat yang menggunakan sarana berupa pipanisasi dan jalur laut

dengan sarana berupa Tanker. Proses penerimaan melalui jalur pipanisasi berasal

dari TBBM Tuban yang mana menyalurakan produk Premium dan Solar dengan

sistem Single Line Multi Product dengan rata rata flowrate sebesar 600 KL/Jam.

Produk BBM jenis Premium yang diterima oleh TBBM Surabaya Group yaitu

sebesar 200.000 KL/bulan dan Solar sebesar 170.000 KL/bulan. Sedangkan proses

penerimaan yang melalui jalur laut membutuhkan dermaga sebagai lokasi

penerimaan. TBBM Surabaya Group memiliki dua dermaga untuk mendukung

proses penerimaan produk BBM yang berasal dari kilang yang jaraknya cukup

jauh dari Surabaya, seperti RU III Plaju, RU V Balikpapan, dan kilang luar negeri

untuk produk produk import. Dermaga terbagi menjadi dua yaitu Dermaga

(23)

11

Dermaga Semampir Barat yang memiliki kapasitas maksimal sebesar 35.000

DWT (Dead Weight Tonnage). Kegiatan yang dilakukan adalah discharge dan

backloading produk BBM dengan call rata rata sebesar 20 call/bulan. Produk

yang diterima di Semampir Barat yaitu Premium, Solar, Avtur, Bio Solar, MDF

dan MFO. Dermaga Semampir yang lainya terletak di wilayah Semampir Timur

dengan kegiatan serta kapasitas yang sama dengan dermaga Semampir Barat.

Dermaga yang kedua terletak di area Pelindo yang mana dermaga ini dinamakan

sebagai Gosphier dengan kapasitas yang sama dengan Dermaga Semampir yaitu

35.000 DWT. Produk yang diterima di Goshpier adalah Premium, Pertamax,

Pertamax Plus, Pertamina Dex, Fame dan Avtur. Kegiatan yang dilakukan yaitu

discharge dan backloading untuk penyaluran konsinyasi antar TBBM.

Proses penimbunan adalah tahap kedua setelah proses penerimaan. TBBM

Surabaya Group sebagai TBBM yang dikategorikan besar di Indonesia sehingga

produk produk yang diterima dalam jumlah yang sangat besar. Produk yang

bermacam macam dengan volume yang besar menyebabkan TBBM Surabaya

Group membutuhkan tempat penyimpanan atau yang disebut dengan storage tank

yang memadai. Lokasi penimbunan produk BBM yang ada di TBBM Surabaya

Group terbagi menjadi dua yaitu TBBM Tanjung Perak dan TBBM Bandaran.

TBBM Tanjung Perak menyediakan 27 tangki timbun dengan total kapasitas

144.941 KL dengan produk yang ditimbun adalah Premium, Solar, Biosolar,

Pertamax, Pertamax Plus, Pertamina Dex, Avtur, Fame, Feed Stock A dan B.

Sedangkan pada TBBM Bandaran memiliki 24 tangki dengan kapasitas total yaitu

(24)

12

yang dimiliki oleh TBBM Surabaya Group memiliki kapasitas total sebesar

250.031 KL untuk menampung produk produk yang akan disalurkan ke konsumen.

Data Tangki Timbun dan Produk yang disimpan dapat dilihat pada Lampiran 1.

Produk yang telah ditimbun di TBBM Surabaya Group kemudian disalurkan

hingga sampai ke konsumen. Penyaluran yang dilakukan dibagi menjadi dua yaitu

penyaluran konsinyasi dan backloading. Penyaluran Konsinyasi yaitu pemindahan

produk dari instalasi besar ke terminal BBM yang lebih kecil tanpa adanya

transaksi jual beli. Kegiatan konsinyasi ini dilakukan ke TBBM diwilayah Jawa

Timur seperti TBBM Madiun, TBBM Malang dan DPPU Juanda. Sedangkan

proses backloading dilakukan menggunakan tanker untuk TBBM di wilayah

Indonesia Timur seperti TBBM Camplong, Tanjung Wangi, dan Manggis. Proses

penyaluran tidak hanya konsinyasi dan backloading tetapi juga pelayanan sales

untuk SPBU yang dilakukan menggunakan mobil tangki. SPBU yang dilayani

sebanyak 318 buah tersebar di 14 kabupaten yang ada di wilayah Jawa Timur.

Penyaluran menggunakan mobil tangki menerapkan pola sewa dan pola tarif.

Penerapan pola sewa lebih diutamakan sedangkan pola tarif hanya digunakan

pada keadaan yang sangat medesak/emergency. Selain penyaluran konsinyasi dan

pelayanan SPBU, terdapat pelayanan Aviasi untuk produk BBMP dimana

disalurkan ke DPPU Juanda, Malang dan Madiun menggunakan bridger namun

saat ini sudah diutamakan menggunakan pipa untuk DPPU Juanda karena pipa

lebih efektif dengan volume yang besar bila dibanding dengan bridger dan juga

karena faktor keselamatan. Penyaluran yang lain adalah pelayanan ke lokasi

(25)

13

pertamax dan pertamax plus ke Makasar dan Papua sedangkan avgas dan avtur ke

NTB, Papua dan sekitarnya

2.3Struktur Organisasi TBBM Surabaya Group

Terminal BBM Surabaya Group di pimpin oleh Operation Head (OH) yang

bertanggung jawab terhadap perencanaan, pengendalian, serta mengawasi seluruh

kegiatan operasi distribusi BBM atau BBMP di TBBM Surabaya Group.

Untuk pelaksanaan operasional di TBBM Surabaya Group dibentuk struktur

organisasi yang bertanggung jawab sesuai bidangnya yang dapat dilihat pada

gambar 2.

(26)

14

2.4 Tugas dan Fungsi

PT Pertamina Persero memiliki tugas dan fungsi sebagai BUMN yang

bergerak di sektor migas sesuai amanat Undang Undang No 22 Tahun 2001 dan

Peraturan Pemerintah No 31 Tahun 2003, yaitu :

- Melaksanakan pengusahaan Minyak dan Gas Bumi dengan memperoleh

hasil sebesar besarnya bagi kemakmuran rakyat dan negara

- Menyediakan dan melayani kebutuhan Bahan Bakar Minyak dan Gas Bumi

untuk kebutuhan dalam Negeri yang pelaksanaannya diatur oleh

pemerintah.

TBBM Surabaya Group yang merupakan bagian dari PT Pertamina harus

melaksanakan tugas untuk mendistribusikan BBM dengan kualitas dan kuantitas

yang tetap terjamin dan perlindungan terhadap lingkungan yang terus dilakukan.

Berikut adalah tugas dan fungsi TBBM Surabaya Group secara rinci

meliputi :

- Menerima, menimbun, serta menyalurkan produk BBM yang sesuai

spesifikasi yang telah ditetapkan.

- Menyerahkan produk BBM ke pelanggan secara tepat jumlah, mutu dan

aman

- Menyediakan informasi yang diperlukan untuk mendukung operasi dan

pemantauan proses pelayanan penyediaan BBM

- Mengukur, memantau dan menganalisa proses penerimaan, penimbunan

(27)

15

2.4.1 Tugas dan Fungsi Receiving, Storage dan Distribution (RSD)

TBBM Surabaya Group memiliki fungsi utama yaitu penerimaan,

penimbunan, dan penyaluran. Fungsi dari RSD adalah mengawasi dan

memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan terkait penerimaan, penimbunan serta

penyaluran menggunakan sarfas secara efektif dan efisien.

2.4.2 Fungsi General Affairs & Security

Tugas dan fungsi Affairs & Security adalah memastikan terlaksanakannya

kegiatan administrasi umum yang meliputi perawatan pekerja, keluarga,

korespondensi dan rumah tangga kantor. Selain itu tugas dari bagian security

adalah memastikan keamanan di lingkungan TBBM yang mana berkerja sama

dengan aparat keamanan

2.4.3 Tugas dan Fungsi Planning & Maintance Services

Planning dan Maintance Services memiliki peranan untuk memastikan

kegiatan perencanaan, pemeliharaan, dan pengawasan pekerjaan teknik di TBBM

untuk menunjang kegiatan operasi dengan menggunakan anggaran operasi

ataupun investasi termasuk melaksanakan dokumentasi data historical fasilitas.

2.4.4 Tugas dan Fungsi Health, Safety and Environment

Bagian ini memiliki fungsi yaitu merencanakan, dan melaksanakan

improvement program kegiatan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan,

pencegahan kebakara serta melindungi lingkungan sekitar TBBM sehingga

(28)

16

2.4.5 Tugas dan Fungsi Quality dan Quantity

Bagian ini bertugas dalam melaksanakan kegiatan Quality dan Quantity

control guna produk mendapatkan mutu yang terbaik ketika dipasarkan. Tugas

Quality dan Quantity ini harus dilakukan pada proses penerimaan, penimbunan

dan penyaluran

2.4.6 Tugas dan Fungsi Sales Service

Sales Service bertugas untuk memastikan penjualan pesanan pelanggan

(Sales Order Customer) guna melaksanakan proses pembuatan dokumen

penjualan Loading Order di sistem Online Sales Distribution System (OSDS) atau

mySAP.

2.4.7 Tugas dan Fungsi Finance

Finance berfungsi untuk melaksanakan pengawasan, mengkoordinir

seluruh administrasi keuangan TBBM Surabaya Group yang meliputi pembayaran,

adiministrasi keuangan, pajak, anggaran dan administrasi produk BBM dan Non

BBM sesuai peraturan perusahaan.

Operation Head dalam melakanakan tugasnya dibantu oleh beberapa kepala

fungsi seperti Pengawas Utama PPP, Pengawas LPJ, Pengawas LK3LL,

Pengawas QQ, Pengawas Administrasi Umum dan Keamanan, Penata Finance

dan Penata Layanan Umum. Setiap pengawas dibantu oleh tenaga outsourching

dan tenaga dari masing masing fungsi. Tenaga SDM dapat dilihat pada tabel 2.1

(29)

17

Tabel 2.1 Sumber Daya Manusia diTerminal BBM Surabaya Group

No Kelompok Kerja Jumlah

1 Pekerja Organik 41

2 Pekerja Outsourcing 91

3 Pekerja Sekuriti 40

Total 172

Tabel 2.2 Data Pekerja Terminal BBM Surabaya Group

No Bagian Jumlah

Sumber Fungsi General Affairs and Security TBBM Surabaya Group

2.5 Sarana dan Fasilitas TBBM Surabaya Group

Sarana dan Fasilitas di Pemasaran dan Niaga adalah semua alat yang

berfungsi untuk menunjang operasional yang dilakukan sehingga dapat memenuhi

kebutuhan konsumen. Sarana dan Fasilitas TBBM Surabaya Group meliputi

sarana dan fasilitas (sarfas) penerimaan, penimbunan serta penyaluran yang

masing masing dilengkapi oleh alat penunjang keselamatan (HSE). Sarfas

merupakan alat operasional yang penting sehingga pemeliharaan dan

(30)

18

2.5.1 Sarana Fasilitas Penerimaan

TBBM Surabaya Group memiliki thruput yang cukup besar yaitu ±18.000

KL sehingga kebutuhan suplai cukup tinggi. Operasi penerimaan di TBBM

Surabaya Group dilakukan melalui jalur darat yaitu Transfer Pipe Line (TPL) dari

TTU Tuban berupa produk Solar dan Premium serta Premium dan Pertamax.

Selain melalui pipanisasi, suplai BBM juga didapat melalui jalur laut

menggunakan kapal Tanker yang berasal dari Impor, Kilang Balongan, dan

Kilang Cilacap. Penerimaan menggunakan jalur laut berupa produk Premium,

Solar, Fame, Avtur, MDF, MFO, Pertamax, Pertamax Plus dan Pertamina Dex.

Penerimaan menggunakan jalur darat dari TTU Tuban menggunakan pipa

dengan Ø16’’ sepanjang 139 km. Pipa merupakan sarana yang berfungsi untuk

menerima dan menyalurkan BBM dari satu tempat ke tempat lain misalnya dari

dermaga ke penimbunan, kilang ke instalasi atau tangki ke tangki.

Metode pipanisasi digunakan dari TTU Tuban ke TBBM Surabaya Group

adalah single line multi product. Tujuan dari pembangunan pipa ini yaitu;

1. Meningkatkan keandalan pasokan Pertamax, Premium dan Solar di kawasan

Jawa Timur

2. Menggantikan floating storage ship to ship (STS) Kalbut

3. Terminal BBM Surabaya Group digunakan sebagai terminal penyaluran BBM

ke Terminal BBM Wilayah Indonesia Timur.

Pipa penerimaan yang digunakan memiliki flowrate aliran sebesar 600

KL/jam yang data pipa tersaji di dalam lampiran 3. Pipanisasi dilengkapi dengan

(31)

19

1. Pompa penyaluran dari TTU Tuban berupa

- Pompa Suction @3 unit 350 KL/h ; 145 KW

- Pompa Transfer @3 unit 700 KL/h ;1015 KW ( 2 unit beroprasi, 1 unit

cadangan)

2. Jalur Pipa Penyaluran

Pipa penyaluran menggunakan pipa carbon steel dengan standar API 5L x 46

Ø16 inchi . Pipa ini ada yang ditanam di bawah permukaan tanah sedalam 2 m

dan juga ada yang di atas permukaan dengan total panjang yaitu 139 km .

Volume isi pipa total yaitu ±16.100 KL.

3. Metering Skid

Metering Skid digunakan untuk mengukur volume, kualitas, dan komposisi.

Terdapat dua jenis metering skid yaitu metering skid launcher yang ada di

TTU Tuban dan metering skid receiver yang berada di TTBM Surabaya Group.

4. Pig Launcer dan Receiver

Pig Launcer dan Receiver adalah alat yang digunakan untuk flushing sludge

atau membersihkan endapan disepanjang jalur pipa. Pig launcher terdapat di

TTU Tuban sedangkan pig receiver di TBBM Surabaya Group.

5. Emergency Shutdown Valve (ESDV)

Alat yang berfungsi ketika terjadi emergency akan langsung menutup valve

sehingga bisa menghentikan aliran. ESDV bekerja jika terdapat selisih pada

pressure upstream dan pressure downstream sebesar 4 kg/cm2. Lokasi

penempatan ESDV yaitu;

(32)

20

- Terminal Reciever (TBBM Surabaya Group)

- River Crossing (sebelum dan sesudah sungai)

- Root Crossing ( sebelum dan sesudah akar yang besar dan kuat )

- Rail Crossing ( sebelum dan sesudah melewati rel kereta api ).

Sepanjang jalur pipanisasi ini terpasang 14 ESDV yang rinciannya dapat dilihat

pada tabel 2.3

Tabel 2.3 Daftar ESDV Jalur Pipa TTU Tuban – TBBM Surabaya Group

No Kilometer Lokasi Keterangan

1 0 Terminal BBM Tuban ESDV/Block Valve

2 15 Jenu, Tuban ESDV/Block Valve

3 33 Keradenan, Tuban ESDV/Block Valve

4 47 Plumpang, Tuban ESDV/Block Valve

5 62 Widang, Lamongan ESDV/Block Valve

6 64 Babat Lamongan ESDV/Block Valve

7 75 Pucuk, Lamongan ESDV/Block Valve

8 85 Surabayan, Lamongan ESDV/Block Valve

9 94 Kota Lamongan ESDV/Block Valve

10 107 Sumari Gresik ESDV/Block Valve

11 120 Stasiun Benowo Surabaya ESDV/Block Valve

12 134 Gerbang Tol Dupak I ,Sby ESDV/Block Valve

13 136 Kodial Surabaya ESDV/Block Valve

14 139 Terminal Surabaya Group ESDV/Block Valve

Sumber : Fungsi Planning and Service Maintenance

6. Densitometer

Densitometer merupakan alat elektromekanikal yang berfungsi untuk

mengukur density dari suatu aliran fluida. Jalur pipa yang menyalurkan BBM

dari TTU Tuban ke TBBM Surabaya Group memiliki 2 (dua) densitometer

yaitu

(33)

21

- Densitometer II terletak di TBBM Surabaya Group

7. Control Room

Ruangan pengatur jalannya operasi penerimaan dan penyaluran. Control

Room terdapat pada terminal penyalur yaitu TTU Tuban dan terminal

penerima yaitu TBBM Surabaya Group.

8. Manifold

adalah sekumpulan valve yang dideretkan untuk mengatur aliran masuk fluida

dari header dan separator yang dikehendaki.

9. MOV (Motor Operated Valve )

Alat ini penting pada industri migas khususnya pada instalasi sistem perpipaan.

MOV sering disebut sebagai on off valve, karena motor yang digunakan

bertujuan untuk full open dan full close valve pada pipa. Tipe dari valve yang

dioperasikan berupa Gate, Ball dan Butterfly valve.

10.Pressure Gauge

Pressure Gauge adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan fluida

dalam tabung tertutup. Sedangkan pada Transfer Pipe Line , pressure gauge

digunakan untuk mengetahui laju aliran minyak di pipa. Satuan dari

pengukuran pressure gauge adalah psi ( pound per square inch) atau kg/cm2.

11.Valve

Alat ini merupakan alat yang penting pada sistem perpipaan. Fungsi dari valve

untuk mengatur laju aliran dari cairan dan gas serta campuran dari keduanya

(34)

22

Sarana fasilitas penerimaan melalui jalur laut, sebagai berikut :

1. Dermaga

12.Filter Water Separator (dikhususkan untuk penerimaan Avtur)

Data sarana dan fasilitas penerimaan melalui jalur laut dapat dilihat di

lampiran 2.

2.5.2 Sarana Fasilitas Penimbunan

Penimbunan adalah proses yang dilakukan setelah BBM diterima. Sarfas

yang diperlukan pada proses penimbunan adalah tangki timbun. Tangki timbun

yang terdapat di TBBM Surabaya Group berbentuk vertical tank dengan jenis atap

fix cone roof tank. Kapasitas total tangki timbun TBBM Surabaya Group yaitu

250,031,287 KL yang terdiri 24 tangki yang terletak di TBBM Bandaran dengan

(35)

23

Perak dengan kapastitas total 144,941,034 KL. Data mengenai tangki timbun ada

di lampiran 1

Tangki yang ada di TBBM Surabaya Group dilengkapi peralatan

pendukung yaitu antara lain, Shell dan Roof Manhole, Water Sprinkel dan pipanya,

Splash Plate, Handrail, Dip hatch, Slot dipping device. breather valve, spiral star

ways, foam piping dan chamber, drain nozzle, grounding cable, valve inlet nozzle,

relief valve, flexible joint. MOV inlet outlet, ATG dan floating suction (khusus

pada tangki timbun produk Avtur). Peralatan pelengkap ini sangat penting

dipasang guna mendukung operasi penimbunan dan untuk safety/keselamatan.

2.5.3 Sarana Fasilitas Penyaluran

Sarana dan fasilitas penyaluran di TBBM Surabaya Group terdapat di dua

lokasi yaitu wilayah Perak Barat dan Bandaran. Sarana dan fasilitas penyaluran di

TBBM Perak antara lain yaitu :

1. Pipa Penyaluran

Sedangkan sarana dan fasilitas penyaluran di wilayah TBBM Surabaya

Group Bandaran antara lain ;

1. Pipa Penyaluran

(36)

24

3. Gate Keeper

4. Pompa Produk

5. Flow meter

6. Spoor /bangsal pengisian untuk RTW

7. Valve

TBBM Surabaya Group menggunakan moda angkutan berupa Mobil Tangki,

Tanker, Pipa, dan RTW. Selain itu dalam proses penyaluran, terdapat sarfas yang

berperan penting yaitu Pompa Produk dan Meter Arus. Jumlah meter arus yang

digunakan di TBBM Surabaya Group yang ada di wilayah Perak sebanyak 51

(37)

25

III.

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Pemeliharaan (6:21)

Pemeliharaan (Maintenance) adalah suatu cara atau metode untuk melakukan

langkah-langkah perawatan dari suatu fasilitas operasi agar didapatkan suatu

kondisi kerja yang optimum setiap saat. Agar fasilitas operasi di Depot, DPPU

dan Terminal Transit selalu siap dioperasikan dengan baik dan aman,

pemeliharaan perlu dilaksanakan secara berkala dan terpadu dalam suatu

mekanisme dan prosedur yang jelas, tepat dan efektif sesuai dengan lingkup

kegiatan pemeliharaan. Seiring bertambahnya sarana dan fasilitas yang digunakan

akan menambah permasalahan yang timbul sehingga perlu adanya pedoman

pemeliharaan untuk seluruh unit kerja.

3.2Tujuan Pemeliharaan (6:21)

Pemeliharaan Sarana Fasilitas dilakukan dengan tujuan, yaitu :

- Untuk memperpanjang usia pemakaian aset (bagian dari suatu tempat kerja,

bangunan dan isinya).

- Untuk menjamin kesiapan operasi secara optimum sehingga mendapatkan

laba investasi (Return of Investment) secara maksimal.

- Untuk menjaga kesiapan operasional dari seluruh perlatan yang digunakan

pada keadaan darurat setiap saat hal ini seperti unit cadangan, pemadam

kebakaran.

(38)

26

3.3 Metode Pemeliharaan (6:21-22)

Pemeliharaan dilakukan berdasarkan estimasi biaya, waktu standar yang telah

ditentukan. Pemeliharaan dibedakan menjadi dua jenis yaitu Pemeliharaan

Terencana dan Pemeliharaan Tak Terencana. Hal ini dilihat dalam gambar 3.1.

Gambar 3.1 Grafik Pemeliharaan Sarfas

3.3.1 Pemeliharaan Terencana (Planned Maintenance)(6:24-25)

Pemeliharaan ini adalah pemeliharaan yang diorganisir dan dilakukan untuk

orientasi masa depan, pengendalian dan pencatatan yang telah ditentukan sesuai

rencana sebelumnya. Kegiatan utama dari Planned Maintenance yaitu ;

1) Preventive Maintenance

Preventive Maintenance adalah kegiatan alternatif yang dipilih oleh

management untuk menjaga agar peralatan yang digunakan tetap dalam keadaan

baik dan dapat digunakan. Kegiatan utama dari preventive maintenance yaitu

pemeliharaan pencegahan meliputi pemeriksaan yang didasarkan pada “lihat,

Maintenance

Planned Maintenace

Preventive

Predictive

Unplanned

Breakdown

(39)

27

rasakan dan dengarkan” dan penyetelan minor pada saat waktu yang telah

ditentukan serta penggantian komponen minor yang perlu diganti saat pelaksanaan

pemerikasaan.

Adapun kegiatan yang perlu dilakukan agar pemeliharaan preventif dapat

berhasil;

- Maintenance Record yang baik

- Koordinasi antar bagian operasi dan bagian pemeliharaan

- Pelaksanaan yang ahli dan terampil

- Program inspeksi yang baik

- Koreksi program maintenance yang baik

Preventive Maintenance memang meberikan extra down time dan cost yang

lebih, namun bila ditotal cost yang dikeluarkan untuk program Preventive

Maintenance akan lebih sedikit bila dibanding dengan breakdown maintenance

untuk itu disusunlah jadwal pelaksanaan preventive maintenance (scheduling

Preventive Maintenance).

2) Predictive Maintenance(6:22)

Predictive Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan yang didasarkan

pada hasil pengamatan atau prediksi atas hasil inspeksi yang bertujuan untuk

mencegah kerusakan pada sarana fasilitas yang digunakan.

Waktu pelaksanaan Predictive Maintenance dilaksanakan berdasarkan :

1. Skala Prioritas yaitu pemeliharaan sarfas dilakukan berdasarkan pada

critical rating yang ditandai pada critical code pada setiap peralatan yaitu

(40)

28

2. Perencanaan Jadwal Predictive Maintenance hanya dilakukan pada

peralatan yang tergolong dalam grup maintenance yang

mempertimbangkan total jam kerja (total running hour) , waktu kalender

dan prediksi fungsi inspeksi

3. Estimasi biaya pemeliharaan mempengaruhi pelaksanaan predictive

maintenance sehingga biaya pemeliharaan menjadi faktor yang

dipertimbangkan.

4. Keahlian yang diperlukan, merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun waktu pelaksanaan pemeliharaan..

5. Catatan Kondisi Peralatan ( Equipment Condition Record)dapat dijadikan

sebagai acuan pembuatan jadwal pelaksanaan kegiatan preventive

maintenance. Selain itu estimasi biaya juga dapat ditentukan dengan

melihat kondisi fisik dari peralatan, sejarah perawatan, umur peralatan,

riwayat permasalahan peralatan yang dapat digunakan sebagai penentu

kapan kegiatan ini dilaksanakan.

3) Breakdown Maintenance (6:25-26)

Kegiatan pemeliharaan sarfas ketika sarfas tidak sedang digunakan dalam

operasional (stop operation). Hal ini dikarenakan pemeliharaan perlu dilakukan

pembongkaran apabila telah terjadi kerusakan pada bagian bagian tertentu pada

alat. Pemakaian peralatan yang terus menerus (continue) hingga peralatan itu

rusak dan mengharuskan dilakukan shutdown atau dimatikan.

(41)

29

pemeliharaan jenis ini pasti akan dilakukan. Berikut merupakan kekurangan

Breakdown maintenance ;

- Kerusakan mesin tidak dapat diketahui kapan terjadi, sehingga tidak ada

persiapan untuk peralatan, tenaga kerja maupun suku cadang yang diperlukan

- Mesin mesin yang digunakan terus menerus memerlukan resparasi yang lebih

berat dibanding dengan mesin yang kerusakannya dideteksi lebih dini dengan

cara memperhatikan trend pengamatan inspeksi

- Beberapa kerusakan pada mesin menyebabkan kerusakan yang fatal sehingga

mengharuskan dilakukan pengadaan mesin baru. Kerusakan yang fatal ini

menyebabkan personil operator harus meningkatkan keamanan

- Breakdown maintenance akan menyebabkan hasil produksi mengalami

penurunan yang besarnya tergantung dengan lamanya shutdown dilakukan.

4). Trouble Shooting (6:26-27)

Trouble Shooting adalah metoda untuk mengetahui bagaimana cara mengetahui

penyebab dari kerusakan dan cara untuk memperbaiki. Kegiatan ini sangat penting

karena operasi setiap instalasi ditentukan oleh kemampuan untuk menyelesaikan

adanya gangguan tersebut.

3.4 Klasifikasi Sarana dan Fasilitas (6:28-29)

Sarana dan fasilitas dikelompokan dalam beberapa jenis berdasarkan pada segi

pelayanan dan perbaikan menjadi ;

(42)

30

Sarana dan fasilitas yang semua proses pabrikasi, pembangunan, perancangan

serta penggunaanya memerlukan ijin dari pihak yang berwenang berdasarkan

peraturan perundang undangan.

- Kelas B (Standard Code Equipment)

Sarana dan fasilitas yang semua proses pabrikasi, pembangunan, perancangan

serta penggunaanya ditentukan oleh code dan standar tertentu

- Kelas C ( Non Statutory and Standard Code Equipment)

Sarana dan fasilitas yang semua proses pabrikasi, pembangunan, perancangan

serta penggunaanya tidak ditentukan oleh code dan standar tertentu dan peraruran

dari pemerintah.

3.5 Teori Dasar Dermaga (6:187)

Dermaga adalah sarana penyandaran atau penambatan tanker/tongkang, serta

tempat pembongkaran muatan. Besar dan bentuk dari dermaga disesuaikan

kapasitas kapal yang akan sandar dengan satuan Dead Weight Tonnage (DWT).

Untuk mendukung operasinya, dermaga dilengkapi beberapa fasilitas meliputi;

- Jetty Head, merupakan tempat penyandaran/penyambatan tanker atau

tongkang. Berfungsi pula sebagai tempat pembongkaran muatan.

- Trestle, berfungsi sebagai penghubung antara dermaga dengan darat

- Cat Walk, berfungsi sebagai penghubung antar Breasting Dolphin

- Breasting Dolphin yaitu bangunan untuk fasilitas tambat tanker/ tongkang

yang biasanya dikombinasikan dengan jetty/wharf

(43)

31

- Rubber Fender adalah bantalan karet yang berfungsi untuk mencegah

benturan langsung antara kapal dengan dinding dermaga yang akan

mengakibatkan kerusakan, baik pada sisi kapal yang sandar atau dermaga

yang menahan badan kapal

- Mooring Post adalah bangunan untuk menali kapal agar kapal tetap pada

tempatnya

- Cathodic Protection adalah sistem perlindungan dari korosi pada tiang

pancang dermaga.

3.5.1 Marine Loading Arm (MLA) (6:189)

adalah sarana untuk menghubungkan pipa peneriman BBM ke manifold

kapal. Bagian dari MLA antara lain ;

- Inboard arm

bagian ini dapat bergerak naik dan turun sejajar dengan base/riser.

- Outboard arm

bagian ini bergerak maju dan mundur sejajar dengan inboard

- Base/ Riser

bagian ini tidak bergerak dan berfungsi sebagai penahan dari inboard dan

outboard.

3.6 Teori Dasar Pompa 3.6.1 Definisi Pompa (4:45)

Pompa adalah suatu peralatan mekanik untuk memindahkan sejumlah cairan

(44)

32

tersebut. Pemindahan ini berasal dari tempat yang lebih rendah ( elevasi suction,

kecepatan suction, tekanan suction) ke tempat yang lebih tinggi (elevasi discharge,

kecepatan discharge, tekanan discharge).

3.6.2 Klasifikasi Pompa (4:45-46)

Berdasarkan pada prinsip kerja dan pemakaian pompa dikategorikan dalam

2 kelompok yaitu :

- Positive Displacement Pumps

Pompa ini disebut dengan volumetric yang berprinsip mentransfer cairan dengan

merubah energi volume per volume menjadi energi tekanan (potensial), contohnya

yaitu pompa reciprocating dan pompa rotary

- Non Posive Displacement Pumps

Pompa ini disebut dengan pompa dinamis yang berprinsip mentransfer cairan

dengan perubahan energi kinetis menjadi energi tekanan (potensial) contohnya

yaitu pompa centrifugal.

3.6.3 Metode Pemilihan Pompa (2:183-185)

1. Kapasitas dan Head Total

Menentukan besar kecilnya pompa yang dipilih

2. SG dan Viskositas

Mempengaruhi daya motor yang diperlukan

3. NPSH instalasi

Mempengaruhi performansi pompa tanpa adanya kavitasi

(45)

33

Sangat mempengaruhi dalam perubahan sifat sifat zat cair dalam pemilihan

material pompa

5. Kondisi Kerja

Pemakaian yang terus menerus atau terputus putus akan mempengaruhi

perawatan atau pemeliharaan

6. Penggerak

Mempengaruhi besarnya daya dan safety factor dalam penggerak pompa,

kondisi lapangan serta perawatan dan pemeliharaan

7. Poros tegak dan mendatar

Pemilihan antara poros tegak atau mendatar dipengaruhi oleh kondisi

lapangan.

8. Kondisi suction atau discharge

Tinggi permukaan pada suction atau discharge serta peubahan tinggi

permukaan harus dipertimbangkan dalam pemilihan pompa.

3.7 Teori Dasar Pipa 3.7.1 Definisi Pipa(4:109)

Pipa merupakan fasilitas untuk memindahkan fluida dari tempat satu ke

tempat yang lain. Pipa yang dilengkapi dengan fitting, valves, flanges disebut

dengan sistem perpipaan. Pipa tidak akan berfungsi jika tidak menjadi bagian dari

(46)

34

3.7.2 Dasar Pemilihan Pipa(4:110)

Inslatasi pipa memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda sehingga

pemilihan pipa dan alat bantunya berdasarkan beberapa faktor ;

- Jenis dan sifat fluida yang mengalir didalamnya

- Diameter pipa sesuai debit/ kapasitas, tekanan dan kecepatan fluida yang

dilanyani

- Tebal pipa sesuai dengan tekanan dan temperature yang ada

- Faktor gesekan dan hambatan yang mungkin timbul

- Fitting dan kerangan memenui syarat sesuai penggunaan, dan mudah dalam

pengoperasian maupun pemeliharaannya.

3.7.3 Perlengkapan Pipa (1:24-69)

Pipa sebagai sarana mengalirkan fluida dari suatu tempat ke tempat lain

dengan jarak yang cukup jauh. Dalam konstruksi pipa memerlukan adanya

beberapa perlengkapan meliputi ;

a. Pipe Fitting

digunakan untuk menghubungkan pipa baik dalam kondisi lurus, belok,

bercabang maupun perubahan diameter. Jenis sambungan fitting

meliputi butt welded, flanged, threared dan bell and spigot.

b. Pipe Flange

digunakan sebagai penghubung pipa dengan cara mengkaitkan dua

ujung pipa dengan flange yang disisipi gasket sebagai penahan

kebocoran. Contoh; Screwed Flange, Welding Neck Flang, dan Slip On

(47)

35

c. Valve

adalah alat untuk mengatut aliran fluida yang melalui jalur pipa.

Klasifikasinya berdasarkan Starting and Stopping Flow dan

Regulating or Throtting Flow

3.8 Teori Dasar Tangki Timbun

3.8.1 Definisi Tangki Timbun(3:1)

Tangki timbun (storage tank) di depot/instalasi digunakan untuk

menyimpan produk minyak, gas, chemical, dan air. Persyaratan konstruksi tangki

meiputi Standarisasi, Kekuatan, Material, dan Safety.

3.8.2 Klasifikasi Tangki(3:4-36)

Klasifikasi menurut NFPA ( National Fire Protection Association) menurut

NFPA tangki timbun diklasifikasikan menjadi ;

1. Tangki Atmosferis

Tekanan sampai 0.5 psig dengan standard rancang bangun API 650.

2 Tangki Tekanan Rendah

Tekanan antara 0.5 psig sampai 15 psig, dirancang dengan kode API 620.

3 Tangki Tekanan Tinggi

(48)

36

Klasifikasi menurut Shell dan Royal Dutch Standard Tank (1986) diklasifikasikan

menjadi ;

1. Tangki Tanpa Atap (Open Top Tank)

2. Tangki Atap Tetap (Fixed Roof Tank)

3. Berbentuk keruut (Cone Roof Tank )

4. Berbentuk lengkungan bola (Dome Roof Tank )

3.8.3 Perlengkapan Tangki Timbun(4:17)

Untuk menjaga operasional penimbunan secara optimal, maka tangki

timbun dilengkapi dengan peralatan yang memiliki kehandalan, antara lain

berfungsi untuk;

- Melindungi cairan/minyak di dalam tangki agar aman

- Memudahkan dalam pengoperasian maupun pemeliharaan/perawatan.

- Sarana pemadam kebakaran (bila terjadi kebakaran baik di luar/ sekeliling

tangki maupun pada tangki sendiri).

Beberapa perlengkapan yang ada pada tangki timbun antara lain;

1. Roof manhole 9. Free vent

2. Shell manhole 10.Water Sprayer

3. Inlet and outlet nozzeles 11. Tank Gauge

4. Nozzel for roof vent 12. Foam Chamber

5. Gauge hatch 13. Breather Valve

6. Flange for water draw off 14.Splash Plate

7. Stairway 15. Floating Suction

(49)

37

IV.

PEMBAHASAN

4.1Pemeliharaan Sarana dan Fasilitas Penerimaan

Operasi penerimaan yang dilakukan oleh TBBM Surabaya Group melalui dua

jalur yaitu jalur laut dan jalur darat. Penerimaan menggunakan jalur laut

menggunakan Moda berupa tanker. Beberapa fasilitas penerimaan yang

merupakan faktor yang vital sehingga perlu dilakukan pemeliharaan yaitu

dermaga, pompa, MLA, manifold, pipa penerimaan, valve, strainer dan MOV.

4.1.1 Pemeliharaan Dermaga(6:188)

Dermaga merupakan sarana penyandaran dan penambatan tanker. Tanker

dilengkapi dengan berbagai fasilitas sehingga dapat dioperasionalkan. Fasilitas

dermaga antara lain, jetty, rubber fender, breasting dolphin, mooring post, cat

walk, trestle,serta bolder.

Kondisi Dermaga TBBM Suabaya Group dapat dilihat pada gambar 4.1

(50)

38

Pemeliharaan dermaga sebagai berikut

- Pemeriksaan kondisi fisik jetty head setiap bulan

- Pemeriksaan kondisi dudukan rubber hose dan tali hose setiap bulan

- Dilakukan pemeriksaan kondisi fender penguat (ban damprah) meliputi

pemeriksaan ban loader, sling , klem sling dan isi ban setiap minggu

- Pemeriksaan kondisi fisik beton breasting dolphin setiap bulan

- Pemeriksaan visual pada bolder dengan melihat korosi pada bodi dan kondisi

pada baut. Hal ini dilakukan setiap bulan

- Pemeriksaan secara visual kondisi bola lampu penerangan, jika bola lampu

sudah mati atau redup bisa segera dilakukan penggantian.

- Pemeriksaan secara visual kondisi kabel, korosivitas dan box panel yang

dilakukan periodic 3 bulan sekali

- Pemeriksaan apakah ada indikasi rembesan minyak pada flange dan

sambungan sambungan hose

- Pemeriksaan untuk memastikan kondisi hose tidak terpelintir (kinking)

- Pemeriksaan kondisi fisik pada hose apakah terdapat goresan hingga kawat

penguat hose muncul ke permukaan dan terjadi penggembungan pada hose

(bulging)

- Pemeriksaan pada rubber fender , dipastikan bahwa baut tidak terlepas

- Melakukan pengecatan pada cat walk untuk menghindari pengkaratan akibat

(51)

39

Pemeliharaan sarfas secara preventif sangat penting dilakukan sehingga

TBBM Surabaya Group melalukan inspeksi harian, mingguan, bulanan, 3 bulan

dan 6 bulan.

4.1.2 Pemeriksaan Marine Loading Arm (MLA) (6:189)

Marine Loading Arm yang dikenal dengan mechanical loading arm

merupakan sarana yang memiliki fungsi sama dengan pipa namun dapat

dikoneksikan langsung ke cargo kapal tanker. Berikut ini merupakan kondisi

MLA pada demaga Goshpier TBBM Surabaya Group yang dapat dilihat pada

gambar 2.2.

Gambar 2.2 Marine Loading Arm

MLA merupakan perlengkapan yang penting pada proses penerimaan

melalui jalur laut sehingga kondisinya harus diperhatikan dengan melakukan

(52)

40

- Penggantian dan pemeriksaan oli hidrolik

- Pemeriksaan O ring/Pressure Seal swivel dan ball joint bila terjadi

kebocoran pada MLA

- Pemeriksaan pada sistem hydrolic, jika terjadi kerusakan maka dilakukan

perbaikan atau penggantian

- Melakukan pengecatan pada MLA sesuai jadwal preventif maintenance atau

sesuai kondisi alat

- Pemberian grease pada bearing swivel

4.1.3Pemeriksaan Pipa Penerimaan(6:64-67)

Pipa penerimaan adalah pipa yang mengalirkan produk dari Dermaga lokasi

penimbunan. Berikut ini merupakan kondisi pipa penerimaan dermaga Gosphier

ke TBBM Surabaya Group yang dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Pipa Penerimaan

Operasi penerimaan di TBBM Surabaya Group menggunakan jalur pipa

yang mana menggunakan diameter 16”. Segala bentuk pemeliharaan yang

(53)

41

Organisasi (TKO) dan Tata Kerja Penggunaan Alat (TKPA) sehingga penggunaan

pipa disesuaikan dengan standard. Pipa merupakan alat penerimaan yang penting

karena operasi penerimaan menggunakan tanker juga tetap menggunakan pipa

untuk transport dari tempat discharge hingga ke tangki timbun. Pemeliharaan

pipa harus dilakukan mengingat pentingnya dalam operasional. Berikut langkah

pemeliharaan pipa yang dilakukan secara bulanan dan inspeksi harian;

- Pemeriksaan pada kondisi coating pipa apakah terjadi pengelupasan dan

dilakukan pengecatan apabila sudah banyak terjadi pengelupasan

- Pemeriksaan secara visual pada sambungan (flange) dan valve, apabila terjadi

kebocoran atau rembesan maka segera dilakukan perbaikan dengan cara

dilakukan pengencangan pada mur dan baut dan penggantian gasket atau

pengelasan kembali.

- Pemeriksaan pada kondisi pipa, flange, baut dan mur apabila ditemukan

korosi maka segera dilakukan pengecatan

- Memastikan bounding pada sambungan flange terpasang dengan baik

- Memastikan tidak ada kebocoran pada Pressure Relief Valve /Safety Valve

- Melakukan kalibrasi pada PRV (Pressure Relief Valve) setiap 3 tahun

- Memastikan bahwa support pipa dalam kondisi baik, tidak terjadi penuruan

pondasi dari support yang menyebabkan peralatan pipa terganggu

- Perbaikan las apabila terjadi kebocoran akibat keretakan, korosi dan erosi

- Dilakukan penanganan yang tepat apabila terjadi kebocoran yang merata

(54)

42

Sistem pemeliharaan pipa di bawah tanah yaitu ;

- Melakukan wrapping bagian luar pipa

- Proteksi katodik pada seluruh sistem perpipaan

- Melakukan patroli pada areal yang tepasang pipa sehingga apabila terjadi

kebocoran dapat segera ditangani

- Mendeteksi kebocoran jalur pipa dengan cara : pemeriksaan tekanan,

observasi, laporan dari pemilik tanah atau alat pendeteksi kebocoran (leak

detector apparatus)

4.1.4 Pemeliharaan Valve (6:82-83)

Valve adalah sebuah perangkat yang dapat mengatur dan mengarahkan arah

aliran dengan membuka dan menutup. Berikut ini merupakan kondisi pada valve

yang ada di manifold yang dapat dilihat pada gambar 4.4

Gambar 4.4 Valve

Ada beberapa jenis valve yang terpasang di sistem perpipaan TBBM

(55)

43 1. Gate Valve

Prinsip kerja gate valve yaitu full open dan full close. Pemeliharaan yang

dilakukan di TBBM Surabaya Group yaitu ;

- Melakukan pemeriksaan setiap 3 bulan sekali pada main block valve

- Melakukan pengecatan ulang jika kondisi gate valve telah mengalami korosi

sehingga bila terjadi kebocoran akan segara diketahui

- Melakukan pemeriksaan pada gland packing

- Inspeksi pada kondisi valve dan lakukan pemberian grease secara teratur

- Jika terjadi kebocoran atau rembesan minyak pada valve maka segera

dilakukan perbaikan

- Dilakukan pemeriksaan apakah valve telah ditutup secara sempurna

2. Check Valve

Check Valve berfungsi untuk menahan aliran fluida berbalik arah (back flow)

dan berfungsi sebagai pengaman dari peralatan dalam sistem perpipaan.

- Melihat kondisi pegas yang berada pada valve

- Melakukan penggantian seal gate

- Membersihkan permukaan gate/disk dari kerak dan kotoran padat di dalam

body valve

- Pemeriksaan as dan gate

3. Relief Valve

Relief valve berfungsi melepas/membuang tekanan berlebih pada sistem

(56)

44

Pemeliharaan pada relief valve yaitu;

- Kalibrasi ulang pada relief valve apabila pressure gauge sudah tidak sesuai

dengan yang dipersyaratkan

- Jika terjadi kebocoran atau rembesan minyak pada relief valve maka segera

dilakukan penggantian pada gasket.

4.1.5 Pemeliharaan Strainer (6:72)

Fungsi Strainer adalah menjamin tidak terjadi kontaminasi pada fluida

akibat kontaminan/kotoran yang tidak dikehendaki masuk ke fluida. Jangka waktu

pembersihan atau penggantian elemen strainer dilakukan sesuai spesifikasi

produk yang mengalir melewati strainer dan kondisi lapangan.

Pemeliharaan yang dilakukan pada strainer yaitu ;

- Melakukan inspeksi secara teratur dan membersihkan saringan dari kotoran

jika terdapat kontaminan dan padatan yang tertahan pada filter atau saringan

- Dilakukan penggantian saringan jika ada kerusakan pada strainer

- Mengganti gasket atau mengencangkan baut apabila terjadi kebocoran.

4.1.6 Pemeliharaan Motor Operated Valve (MOV)

Motor Operated Valve (MOV) yang digunakan di TBBM Surabaya Group

adalah jenis gate valve. Berikut kondisi MOV di TBBM Surabaya Group yang

(57)

45

Gambar 4.6 Motor Operated Valve

Proses pemeliharaan yang dilakukan hampir sama dengan pemeliharaan

manifold. Sistem pemeliharaan pada MOV yaitu ;

- Pemeriksaan kondisi swich local/remove dan dipastikan masih berfungsi

dengan baik

- Pemeriksaan kondisi swich open dan close dan dipastikan masih befungsi

dengan baik

- Pemeriksaan pada kondisi plastic window dan LCD agar tampilannya masih

terang

- Lakukan test local pada fungsi MOV secara local dan pastikan posisi valve

bertatus full open dan fullclose

- Lakukan test fungsi MOV secara remote dari control room dan pastikan posisi

valve full open dan full close

- Lakukan penggantian battery MOV

(58)

46

- Inspeksi pada kondisi gearbox bila grease pada gearbox sudah tidak sesuai

standard maka lakukan penggantian pada grease gearbox

- Pengecekan pada motor penggerak

- Memastikan kondisi kopling masih bisa digunakan

- Apabila terjadi kerusakan yang cukup serius maka perbaikan diserahkan pada

pihak ketiga.

4.1.7 Pemeliharaan Oil Hose

Hose adalah selang yang fleksible yang fungsinya seperti pipa yaitu untuk

menyalurkan fluida ke tempat lain. Hose ini dihubungkan ke pipa menuju tangki

timbun. Pemeliharaan yang dilakukan pada Oil Hose meliputi ;

- Pemeriksaan secara visual pada hose. Periksa kemungkinan adanya kerusakan

pada hose/sambungan, lepuh, abrasi, flattening serta marine growth

- Melakukan hydrostatic test dengan periode satu tahun sekali

- Melakukan electrical continuity test (electrical continuities hose dan

discontinuous hose)

- Melakukan vacuum test.

4.2 Pemeliharaan Sarana dan Fasilitas Penimbunan

Kegiatan utama yang dilakukan oleh TBBM Surabaya Group salah satunya

adalah Operasi Penimbunan. Sarana utama yang dibutuhkan yaitu Tangki Timbun

yang berjenis tangki tegak dengan jenis atap fixed cone roof tank. Karena tangki

(59)

47

dalam pelaksanaanya disesuaikan pada standard. Kegiatan inspeksi sarana fasilitas

penimbunan dilakukan setiap bulan yang dapat dilihat pada lampiran 4.

Pelaksanaan pemeliharaan tangki timbun dilakukan dengan dua tahap yaitu,

pemeliharaan rutin dan pemeliharaan non rutin.

4.2.1 Pemeliharaan Rutin (Periodic Maintenance)(6:41)

Pemeliharaan rutin (Periodic Maintenance) adalah pemeliharaan yang

dilaksanakan sesuai jadwal dan pada jangka waktu tertentu. Pemeliharaan rutin

biasanya disertai dengan inspeksi rutin.

Beberapa komponen tangki timbun yang memerlukan pemeliharaan rutin;

- Pressure Vacum Valve (PV Valve), pemeliharaan setiap 2 minggu sekali

- Flexible joint, pemeliharaan setiap 2 minggu sekali

- Slot Dipping Device, pemeliharaan setiap 2 minggu sekali

- Grounding Cable, pemeliharaan setiap 2 minggu sekali

- Tank Cleaning, dilakukan setiap 5 tahun sekali

- Monitoring kemiringan tangki setiap 1 tahun sekali

- Kalibrasi tangki setiap 5 tahun sekali

- Pengecatan tangki setiap 5 tahun sekali

- Pemeriksaan fungsi water sprinkle 1 tahun sekali.

4.2.2 Pemeliharaan Non Rutin ( Non Periodic Maintenance)

Pemeliharaan non rutin (Non Periodic Maintenance) adalah kegiatan yang

dilakukan secara tidak terjadwal. Kegiatan ini biasanya dilimpahkan kepada

(60)

48

Komponen yang dilakukan pemeliharaan non rutin antara lain :

- Pengecatan pipa diatas tanah bila secara visual cat sudah terkelupas

- Perbaikan Motor Operated Valve (MOV), apabila terdapat kebocoran atau

tidak ada bisa dioperasikan secara otomatis

- Pemeliharaan ATG.

4.2.3 Pemeliharaan Tangki Timbun (6:41-42)

Tangki Timbun merupakan peralatan utama pada proses penimbunan.

Tangki timbun BBM di TBBM Surabaya Group umumnya berbentuk silinder

dengan atap tetap (fixed roof) yang dilengkapi oleh fasilitas tangki.

Berikut merupakan kondisi umum tangki timbun di TBBM Surabaya Group

yang dapat dilihat pada gambar 4.7.

Gambar 4.7 Tangki Timbun

TBBM Surabaya Group memiliki 51 tangki timbun yang tersebar di dua

wilayah yaitu Instalasi Perak dan Bandaran. Pada umumnya tangki di TBBM

(61)

49

Karena ada beberapa tangki timbun yang memiliki umur sudah tua, hal ini

menyebabkan perlunya pemeliharaan yang lebih intensif. Tujuan pemeliharaan

tangki timbun yaitu untuk menjaga agar kondisi tangki timbun berfungsi secara

baik untuk sarana operasi penimbunan agar produk tetap selalu on spec.

Lingkup pemeliharaan tangki timbun :

- Memelihara tangki timbun berdasarkan jadwal dan metode yang sesuai

standard.

- Memelihara tangki timbun pada saat kondisi kosong untuk mengetahui

kerusakan atau perubahan bentuk di bagian dalam dan luar.

Komponen komponen tangki timbun yang dilakukan pemeliharaan antara

lain;

1. Pondasi Tangki Timbun

2. Shell tank/ Dinding Tangki

3. Roof Tank/ Atap Tangki

4. Alat Kelengkapan Tangki

5. Tank yard/ Tanggul Kebakaran

4.2.3.1Pemeliharaan Pondasi Tangki (6:49)

Pemeliharaan pondasi juga harus didukung dengan pemeliharaan sekitar

pondasi karena kondisi sekitar juga mempengaruhi kerusakan pondasi tangki.

Pondasi tangki terdiri dari dua bagian yaitu Tank Pad yang berfungsi menyokong

struktur tangki dan fluida yang tersimpan di dalamnya, dan Tank Pad Shoulder

(62)

50

Berikut langkah pemeliharaan pondasi tangki timbun ;

- Membersihkan rumput rumput liar di sekitar pondasi tangki yang dapat

merusak pondasi. Hal ini disarankan di sekitar pondasi tangki disebar di

sekitar pondasi tangki timbun

- Membersihkan sudut sudut dibawah tangki timbun seperti menjaga lapisan

aspal supaya tidak mudah terkikis

- Membersihkan saluran drainage dari kotoran yang menyumbat sehingga

fluida minyak dari pengedrainan dapat mengalir lancar ke oil catcher

- Menjaga kondisi sekitar tangki agar terhindar dari genangan air

4.2.3.2 Pemeliharaan Shell / Dinding Tangki(6 :42-43)

Dinding tangki timbun tersusun atas beberapa komponen meliputi Plates

yang berfungsi menahan produk yang ada dalam tangki, Wind Girder berfungsi

untuk menjaga stabilitas dinding tangki, dan tangga yang berfungsi sebagai akses

ke atap tangki. Komponen ini akan mengalami kegagalan atau kerusakan oleh

korosi yang menyebabkan dinding akan semakin tipis.

Pemeliharaan yang dilakukan untuk dinding tangki timbun yaitu

- Membersihkan sudut sudut sambungan antara shell dan annular dari kotoran

yang dapat menyebabkan pengkaratan

- Pemeliharaan dinding dan pengecatan sesuai jadwal schedule clearing and

Gambar

Gambar 2.2 Wilayah Kerja TBBM Surabaya Group
Gambar 2.3 Pola Penerimaan dan Pendistribusian TBBM SG
Gambar 2.4 Struktur Organisasi TBBM SG
Tabel 2.1 Sumber Daya Manusia di Terminal BBM Surabaya Group
+7

Referensi

Dokumen terkait

akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Dan Kecerdasan Emosional Pada Kinerja Pegawai Negeri Sipil Di Sekolah

Penyiangan bukanlah proses yang bisa dilaksanakan dalam semalam dan bukan sebuah fungsi yang bisa dikerjakan secara terpisah dari proses-proses lain dalam pengembangan koleksi.

Penyiangan bukanlah proses yang bisa dilaksanakan dalam semalam dan bukan sebuah fungsi yang bisa dikerjakan secara terpisah dari proses-proses lain dalam pengembangan koleksi.

Supervisor melakukan penerimaan barang dari Supplier, memeriksa kondisi barang dan mencocokkannya dengan faktur pembelian yang diterima dari Supplier. Data pembelian

Nama STIKOM pertama kali digunakan pada tahun 1986 sejak adanya peningkatan status dari Akademi yaitu Akademi Komputer dan Informatika Surabaya (AKIS)

Pasang surut perjalanan kehidupan bangsa Indonesia tersebut, antara lain dapat dilihat dari menurunnya ketahanan pangan dan energi, akibat tidak terpolanya pengelolaan sumber daya

Dari pengamatan yang dilakukan di PT Intidaya Rajawali Mulia yang sampai pada akhir penelitian, perusahaan tersebut belum mempunyai sistem penerimaan karyawan danbelum adanya

Pertama adalah untuk memberikan pedoman penulisan kepada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Perbanas Surabaya, khususnya bagi yang sedang menulis tugas akhir,