• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. PENUTUP

5.2 Saran

Sarana fasilitas penerimaan melalui jalur laut, sebagai berikut :

1. Dermaga

2. Marine Loading Arm (MLA)

3. Pipa Discharge 4. Manifold 5. Pressure Gauge 6. Valve 7. Sample Cock 8. Bounding Cable 9. Rubber Hose 10.Manometer 11.Strainer

12.Filter Water Separator (dikhususkan untuk penerimaan Avtur)

Data sarana dan fasilitas penerimaan melalui jalur laut dapat dilihat di lampiran 2.

2.5.2 Sarana Fasilitas Penimbunan

Penimbunan adalah proses yang dilakukan setelah BBM diterima. Sarfas yang diperlukan pada proses penimbunan adalah tangki timbun. Tangki timbun yang terdapat di TBBM Surabaya Group berbentuk vertical tank dengan jenis atap

fix cone roof tank. Kapasitas total tangki timbun TBBM Surabaya Group yaitu 250,031,287 KL yang terdiri 24 tangki yang terletak di TBBM Bandaran dengan total kapasitas 105,090,253 KL dan 27 tangki yang terletak di TBBM Tanjuk

23

Perak dengan kapastitas total 144,941,034 KL. Data mengenai tangki timbun ada di lampiran 1

Tangki yang ada di TBBM Surabaya Group dilengkapi peralatan pendukung yaitu antara lain, Shell dan Roof Manhole, Water Sprinkel dan pipanya,

Splash Plate, Handrail, Dip hatch, Slot dipping device. breather valve, spiral star ways, foam piping dan chamber, drain nozzle, grounding cable, valve inlet nozzle, relief valve, flexible joint. MOV inlet outlet, ATG dan floating suction (khusus pada tangki timbun produk Avtur). Peralatan pelengkap ini sangat penting dipasang guna mendukung operasi penimbunan dan untuk safety/keselamatan.

2.5.3 Sarana Fasilitas Penyaluran

Sarana dan fasilitas penyaluran di TBBM Surabaya Group terdapat di dua lokasi yaitu wilayah Perak Barat dan Bandaran. Sarana dan fasilitas penyaluran di TBBM Perak antara lain yaitu :

1. Pipa Penyaluran 2. Filling Shed 3. Gate Keeper 4. Pompa Produk 5. Flow Meter 6. Bottom Loader

Sedangkan sarana dan fasilitas penyaluran di wilayah TBBM Surabaya Group Bandaran antara lain ;

1. Pipa Penyaluran

24

3. Gate Keeper

4. Pompa Produk

5. Flow meter

6. Spoor /bangsal pengisian untuk RTW 7. Valve

TBBM Surabaya Group menggunakan moda angkutan berupa Mobil Tangki, Tanker, Pipa, dan RTW. Selain itu dalam proses penyaluran, terdapat sarfas yang berperan penting yaitu Pompa Produk dan Meter Arus. Jumlah meter arus yang digunakan di TBBM Surabaya Group yang ada di wilayah Perak sebanyak 51 buah sedangkan di wilayah Bandaran sebanyak 40.

25

III. TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pengertian Pemeliharaan (6:21)

Pemeliharaan (Maintenance) adalah suatu cara atau metode untuk melakukan langkah-langkah perawatan dari suatu fasilitas operasi agar didapatkan suatu kondisi kerja yang optimum setiap saat. Agar fasilitas operasi di Depot, DPPU dan Terminal Transit selalu siap dioperasikan dengan baik dan aman, pemeliharaan perlu dilaksanakan secara berkala dan terpadu dalam suatu mekanisme dan prosedur yang jelas, tepat dan efektif sesuai dengan lingkup kegiatan pemeliharaan. Seiring bertambahnya sarana dan fasilitas yang digunakan akan menambah permasalahan yang timbul sehingga perlu adanya pedoman pemeliharaan untuk seluruh unit kerja.

3.2Tujuan Pemeliharaan (6:21)

Pemeliharaan Sarana Fasilitas dilakukan dengan tujuan, yaitu :

- Untuk memperpanjang usia pemakaian aset (bagian dari suatu tempat kerja, bangunan dan isinya).

- Untuk menjamin kesiapan operasi secara optimum sehingga mendapatkan

laba investasi (Return of Investment) secara maksimal.

- Untuk menjaga kesiapan operasional dari seluruh perlatan yang digunakan pada keadaan darurat setiap saat hal ini seperti unit cadangan, pemadam kebakaran.

26

3.3 Metode Pemeliharaan (6:21-22)

Pemeliharaan dilakukan berdasarkan estimasi biaya, waktu standar yang telah ditentukan. Pemeliharaan dibedakan menjadi dua jenis yaitu Pemeliharaan Terencana dan Pemeliharaan Tak Terencana. Hal ini dilihat dalam gambar 3.1.

Gambar 3.1 Grafik Pemeliharaan Sarfas

3.3.1 Pemeliharaan Terencana (Planned Maintenance)(6:24-25)

Pemeliharaan ini adalah pemeliharaan yang diorganisir dan dilakukan untuk orientasi masa depan, pengendalian dan pencatatan yang telah ditentukan sesuai rencana sebelumnya. Kegiatan utama dari Planned Maintenance yaitu ;

1) Preventive Maintenance

Preventive Maintenance adalah kegiatan alternatif yang dipilih oleh management untuk menjaga agar peralatan yang digunakan tetap dalam keadaan baik dan dapat digunakan. Kegiatan utama dari preventive maintenance yaitu

pemeliharaan pencegahan meliputi pemeriksaan yang didasarkan pada “lihat,

Maintenance Planned Maintenace Preventive Predictive Unplanned Breakdown Emergancy

27

rasakan dan dengarkan” dan penyetelan minor pada saat waktu yang telah

ditentukan serta penggantian komponen minor yang perlu diganti saat pelaksanaan pemerikasaan.

Adapun kegiatan yang perlu dilakukan agar pemeliharaan preventif dapat berhasil;

- Maintenance Record yang baik

- Koordinasi antar bagian operasi dan bagian pemeliharaan

- Pelaksanaan yang ahli dan terampil

- Program inspeksi yang baik

- Koreksi program maintenance yang baik

Preventive Maintenance memang meberikan extra down time dan cost yang lebih, namun bila ditotal cost yang dikeluarkan untuk program Preventive Maintenance akan lebih sedikit bila dibanding dengan breakdown maintenance

untuk itu disusunlah jadwal pelaksanaan preventive maintenance (scheduling Preventive Maintenance).

2) Predictive Maintenance(6:22)

Predictive Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan yang didasarkan pada hasil pengamatan atau prediksi atas hasil inspeksi yang bertujuan untuk mencegah kerusakan pada sarana fasilitas yang digunakan.

Waktu pelaksanaan Predictive Maintenance dilaksanakan berdasarkan :

1. Skala Prioritas yaitu pemeliharaan sarfas dilakukan berdasarkan pada

critical rating yang ditandai pada critical code pada setiap peralatan yaitu VESO (Vital, Essential, Supporting dan Operation Auxillary)

28

2. Perencanaan Jadwal Predictive Maintenance hanya dilakukan pada

peralatan yang tergolong dalam grup maintenance yang

mempertimbangkan total jam kerja (total running hour) , waktu kalender dan prediksi fungsi inspeksi

3. Estimasi biaya pemeliharaan mempengaruhi pelaksanaan predictive

maintenance sehingga biaya pemeliharaan menjadi faktor yang dipertimbangkan.

4. Keahlian yang diperlukan, merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun waktu pelaksanaan pemeliharaan.. 5. Catatan Kondisi Peralatan ( Equipment Condition Record)dapat dijadikan

sebagai acuan pembuatan jadwal pelaksanaan kegiatan preventive

maintenance. Selain itu estimasi biaya juga dapat ditentukan dengan melihat kondisi fisik dari peralatan, sejarah perawatan, umur peralatan, riwayat permasalahan peralatan yang dapat digunakan sebagai penentu kapan kegiatan ini dilaksanakan.

3) Breakdown Maintenance (6:25-26)

Kegiatan pemeliharaan sarfas ketika sarfas tidak sedang digunakan dalam operasional (stop operation). Hal ini dikarenakan pemeliharaan perlu dilakukan pembongkaran apabila telah terjadi kerusakan pada bagian bagian tertentu pada alat. Pemakaian peralatan yang terus menerus (continue) hingga peralatan itu

rusak dan mengharuskan dilakukan shutdown atau dimatikan.

29

pemeliharaan jenis ini pasti akan dilakukan. Berikut merupakan kekurangan

Breakdown maintenance ;

- Kerusakan mesin tidak dapat diketahui kapan terjadi, sehingga tidak ada persiapan untuk peralatan, tenaga kerja maupun suku cadang yang diperlukan

- Mesin mesin yang digunakan terus menerus memerlukan resparasi yang lebih

berat dibanding dengan mesin yang kerusakannya dideteksi lebih dini dengan cara memperhatikan trend pengamatan inspeksi

- Beberapa kerusakan pada mesin menyebabkan kerusakan yang fatal sehingga

mengharuskan dilakukan pengadaan mesin baru. Kerusakan yang fatal ini menyebabkan personil operator harus meningkatkan keamanan

- Breakdown maintenance akan menyebabkan hasil produksi mengalami

penurunan yang besarnya tergantung dengan lamanya shutdown dilakukan.

4). Trouble Shooting (6:26-27)

Trouble Shooting adalah metoda untuk mengetahui bagaimana cara mengetahui penyebab dari kerusakan dan cara untuk memperbaiki. Kegiatan ini sangat penting karena operasi setiap instalasi ditentukan oleh kemampuan untuk menyelesaikan adanya gangguan tersebut.

3.4 Klasifikasi Sarana dan Fasilitas (6:28-29)

Sarana dan fasilitas dikelompokan dalam beberapa jenis berdasarkan pada segi pelayanan dan perbaikan menjadi ;

30

Sarana dan fasilitas yang semua proses pabrikasi, pembangunan, perancangan serta penggunaanya memerlukan ijin dari pihak yang berwenang berdasarkan peraturan perundang undangan.

- Kelas B (Standard Code Equipment)

Sarana dan fasilitas yang semua proses pabrikasi, pembangunan, perancangan serta penggunaanya ditentukan oleh code dan standar tertentu

- Kelas C ( Non Statutory and Standard Code Equipment)

Sarana dan fasilitas yang semua proses pabrikasi, pembangunan, perancangan serta penggunaanya tidak ditentukan oleh code dan standar tertentu dan peraruran dari pemerintah.

3.5 Teori Dasar Dermaga (6:187)

Dermaga adalah sarana penyandaran atau penambatan tanker/tongkang, serta tempat pembongkaran muatan. Besar dan bentuk dari dermaga disesuaikan kapasitas kapal yang akan sandar dengan satuan Dead Weight Tonnage (DWT). Untuk mendukung operasinya, dermaga dilengkapi beberapa fasilitas meliputi; - Jetty Head, merupakan tempat penyandaran/penyambatan tanker atau

tongkang. Berfungsi pula sebagai tempat pembongkaran muatan. - Trestle, berfungsi sebagai penghubung antara dermaga dengan darat - Cat Walk, berfungsi sebagai penghubung antar Breasting Dolphin

- Breasting Dolphin yaitu bangunan untuk fasilitas tambat tanker/ tongkang yang biasanya dikombinasikan dengan jetty/wharf

31

- Rubber Fender adalah bantalan karet yang berfungsi untuk mencegah benturan langsung antara kapal dengan dinding dermaga yang akan mengakibatkan kerusakan, baik pada sisi kapal yang sandar atau dermaga yang menahan badan kapal

- Mooring Post adalah bangunan untuk menali kapal agar kapal tetap pada tempatnya

- Cathodic Protection adalah sistem perlindungan dari korosi pada tiang pancang dermaga.

3.5.1 Marine Loading Arm (MLA) (6:189)

adalah sarana untuk menghubungkan pipa peneriman BBM ke manifold kapal. Bagian dari MLA antara lain ;

- Inboard arm

bagian ini dapat bergerak naik dan turun sejajar dengan base/riser.

- Outboard arm

bagian ini bergerak maju dan mundur sejajar dengan inboard

- Base/ Riser

bagian ini tidak bergerak dan berfungsi sebagai penahan dari inboard dan outboard.

3.6 Teori Dasar Pompa 3.6.1 Definisi Pompa (4:45)

Pompa adalah suatu peralatan mekanik untuk memindahkan sejumlah cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan menambahkan energi pada cairan

32

tersebut. Pemindahan ini berasal dari tempat yang lebih rendah ( elevasi suction, kecepatan suction, tekanan suction) ke tempat yang lebih tinggi (elevasi discharge, kecepatan discharge, tekanan discharge).

3.6.2 Klasifikasi Pompa (4:45-46)

Berdasarkan pada prinsip kerja dan pemakaian pompa dikategorikan dalam 2 kelompok yaitu :

- Positive Displacement Pumps

Pompa ini disebut dengan volumetric yang berprinsip mentransfer cairan dengan merubah energi volume per volume menjadi energi tekanan (potensial), contohnya yaitu pompa reciprocating dan pompa rotary

- Non Posive Displacement Pumps

Pompa ini disebut dengan pompa dinamis yang berprinsip mentransfer cairan dengan perubahan energi kinetis menjadi energi tekanan (potensial) contohnya yaitu pompa centrifugal.

3.6.3 Metode Pemilihan Pompa (2:183-185)

1. Kapasitas dan Head Total

Menentukan besar kecilnya pompa yang dipilih

2. SG dan Viskositas

Mempengaruhi daya motor yang diperlukan

3. NPSH instalasi

Mempengaruhi performansi pompa tanpa adanya kavitasi 4. Temperatur kerja, korosivitas dan abrasivitas zat cair

33

Sangat mempengaruhi dalam perubahan sifat sifat zat cair dalam pemilihan material pompa

5. Kondisi Kerja

Pemakaian yang terus menerus atau terputus putus akan mempengaruhi perawatan atau pemeliharaan

6. Penggerak

Mempengaruhi besarnya daya dan safety factor dalam penggerak pompa, kondisi lapangan serta perawatan dan pemeliharaan

7. Poros tegak dan mendatar

Pemilihan antara poros tegak atau mendatar dipengaruhi oleh kondisi lapangan.

8. Kondisi suction atau discharge

Tinggi permukaan pada suction atau discharge serta peubahan tinggi permukaan harus dipertimbangkan dalam pemilihan pompa.

3.7 Teori Dasar Pipa 3.7.1 Definisi Pipa(4:109)

Pipa merupakan fasilitas untuk memindahkan fluida dari tempat satu ke tempat yang lain. Pipa yang dilengkapi dengan fitting, valves, flanges disebut dengan sistem perpipaan. Pipa tidak akan berfungsi jika tidak menjadi bagian dari sistem perpipaan begitu juga dengan komponen yang lain.

34

3.7.2 Dasar Pemilihan Pipa(4:110)

Inslatasi pipa memiliki fungsi dan kegunaan yang berbeda sehingga pemilihan pipa dan alat bantunya berdasarkan beberapa faktor ;

- Jenis dan sifat fluida yang mengalir didalamnya

- Diameter pipa sesuai debit/ kapasitas, tekanan dan kecepatan fluida yang dilanyani

- Tebal pipa sesuai dengan tekanan dan temperature yang ada

- Faktor gesekan dan hambatan yang mungkin timbul

- Fitting dan kerangan memenui syarat sesuai penggunaan, dan mudah dalam pengoperasian maupun pemeliharaannya.

3.7.3 Perlengkapan Pipa (1:24-69)

Pipa sebagai sarana mengalirkan fluida dari suatu tempat ke tempat lain dengan jarak yang cukup jauh. Dalam konstruksi pipa memerlukan adanya beberapa perlengkapan meliputi ;

a. Pipe Fitting

digunakan untuk menghubungkan pipa baik dalam kondisi lurus, belok,

bercabang maupun perubahan diameter. Jenis sambungan fitting

meliputi butt welded, flanged, threared dan bell and spigot.

b. Pipe Flange

digunakan sebagai penghubung pipa dengan cara mengkaitkan dua ujung pipa dengan flange yang disisipi gasket sebagai penahan kebocoran. Contoh; Screwed Flange, Welding Neck Flang, dan Slip On Flange

35

c. Valve

adalah alat untuk mengatut aliran fluida yang melalui jalur pipa.

Klasifikasinya berdasarkan Starting and Stopping Flow dan

Regulating or Throtting Flow

3.8 Teori Dasar Tangki Timbun

3.8.1 Definisi Tangki Timbun(3:1)

Tangki timbun (storage tank) di depot/instalasi digunakan untuk

menyimpan produk minyak, gas, chemical, dan air. Persyaratan konstruksi tangki meiputi Standarisasi, Kekuatan, Material, dan Safety.

3.8.2 Klasifikasi Tangki(3:4-36)

Klasifikasi menurut NFPA ( National Fire Protection Association) menurut NFPA tangki timbun diklasifikasikan menjadi ;

1. Tangki Atmosferis

Tekanan sampai 0.5 psig dengan standard rancang bangun API 650.

2 Tangki Tekanan Rendah

Tekanan antara 0.5 psig sampai 15 psig, dirancang dengan kode API 620.

3 Tangki Tekanan Tinggi

36

Klasifikasi menurut Shell dan Royal Dutch Standard Tank (1986) diklasifikasikan menjadi ;

1. Tangki Tanpa Atap (Open Top Tank)

2. Tangki Atap Tetap (Fixed Roof Tank) 3. Berbentuk keruut (Cone Roof Tank )

4. Berbentuk lengkungan bola (Dome Roof Tank )

3.8.3 Perlengkapan Tangki Timbun(4:17)

Untuk menjaga operasional penimbunan secara optimal, maka tangki timbun dilengkapi dengan peralatan yang memiliki kehandalan, antara lain berfungsi untuk;

- Melindungi cairan/minyak di dalam tangki agar aman

- Memudahkan dalam pengoperasian maupun pemeliharaan/perawatan.

- Sarana pemadam kebakaran (bila terjadi kebakaran baik di luar/ sekeliling tangki maupun pada tangki sendiri).

Beberapa perlengkapan yang ada pada tangki timbun antara lain;

1. Roof manhole 9. Free vent

2. Shell manhole 10.Water Sprayer

3. Inlet and outlet nozzeles 11. Tank Gauge

4. Nozzel for roof vent 12. Foam Chamber

5. Gauge hatch 13. Breather Valve

6. Flange for water draw off 14.Splash Plate

7. Stairway 15. Floating Suction

37

IV. PEMBAHASAN

4.1Pemeliharaan Sarana dan Fasilitas Penerimaan

Operasi penerimaan yang dilakukan oleh TBBM Surabaya Group melalui dua jalur yaitu jalur laut dan jalur darat. Penerimaan menggunakan jalur laut menggunakan Moda berupa tanker. Beberapa fasilitas penerimaan yang merupakan faktor yang vital sehingga perlu dilakukan pemeliharaan yaitu dermaga, pompa, MLA, manifold, pipa penerimaan, valve, strainer dan MOV.

4.1.1 Pemeliharaan Dermaga(6:188)

Dermaga merupakan sarana penyandaran dan penambatan tanker. Tanker dilengkapi dengan berbagai fasilitas sehingga dapat dioperasionalkan. Fasilitas dermaga antara lain, jetty, rubber fender, breasting dolphin, mooring post, cat walk, trestle,serta bolder.

Kondisi Dermaga TBBM Suabaya Group dapat dilihat pada gambar 4.1

38

Pemeliharaan dermaga sebagai berikut

- Pemeriksaan kondisi fisik jetty head setiap bulan

- Pemeriksaan kondisi dudukan rubber hose dan tali hose setiap bulan

- Dilakukan pemeriksaan kondisi fender penguat (ban damprah) meliputi

pemeriksaan ban loader, sling , klem sling dan isi ban setiap minggu - Pemeriksaan kondisi fisik beton breasting dolphin setiap bulan

- Pemeriksaan visual pada bolder dengan melihat korosi pada bodi dan kondisi

pada baut. Hal ini dilakukan setiap bulan

- Pemeriksaan secara visual kondisi bola lampu penerangan, jika bola lampu sudah mati atau redup bisa segera dilakukan penggantian.

- Pemeriksaan secara visual kondisi kabel, korosivitas dan box panel yang dilakukan periodic 3 bulan sekali

- Pemeriksaan apakah ada indikasi rembesan minyak pada flange dan

sambungan sambungan hose

- Pemeriksaan untuk memastikan kondisi hose tidak terpelintir (kinking)

- Pemeriksaan kondisi fisik pada hose apakah terdapat goresan hingga kawat penguat hose muncul ke permukaan dan terjadi penggembungan pada hose (bulging)

- Pemeriksaan pada rubber fender , dipastikan bahwa baut tidak terlepas

- Melakukan pengecatan pada cat walk untuk menghindari pengkaratan akibat kondensasi air laut yang mengandung partikel garam.

39

Pemeliharaan sarfas secara preventif sangat penting dilakukan sehingga TBBM Surabaya Group melalukan inspeksi harian, mingguan, bulanan, 3 bulan dan 6 bulan.

4.1.2 Pemeriksaan Marine Loading Arm (MLA) (6:189)

Marine Loading Arm yang dikenal dengan mechanical loading arm

merupakan sarana yang memiliki fungsi sama dengan pipa namun dapat dikoneksikan langsung ke cargo kapal tanker. Berikut ini merupakan kondisi MLA pada demaga Goshpier TBBM Surabaya Group yang dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Marine Loading Arm

MLA merupakan perlengkapan yang penting pada proses penerimaan melalui jalur laut sehingga kondisinya harus diperhatikan dengan melakukan pemeliharaan preventif yaitu dengan cara ;

40

- Penggantian dan pemeriksaan oli hidrolik

- Pemeriksaan O ring/Pressure Seal swivel dan ball joint bila terjadi kebocoran pada MLA

- Pemeriksaan pada sistem hydrolic, jika terjadi kerusakan maka dilakukan perbaikan atau penggantian

- Melakukan pengecatan pada MLA sesuai jadwal preventif maintenance atau sesuai kondisi alat

- Pemberian grease pada bearing swivel

4.1.3Pemeriksaan Pipa Penerimaan(6:64-67)

Pipa penerimaan adalah pipa yang mengalirkan produk dari Dermaga lokasi penimbunan. Berikut ini merupakan kondisi pipa penerimaan dermaga Gosphier ke TBBM Surabaya Group yang dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Pipa Penerimaan

Operasi penerimaan di TBBM Surabaya Group menggunakan jalur pipa

yang mana menggunakan diameter 16”. Segala bentuk pemeliharaan yang

41

Organisasi (TKO) dan Tata Kerja Penggunaan Alat (TKPA) sehingga penggunaan pipa disesuaikan dengan standard. Pipa merupakan alat penerimaan yang penting karena operasi penerimaan menggunakan tanker juga tetap menggunakan pipa untuk transport dari tempat discharge hingga ke tangki timbun. Pemeliharaan pipa harus dilakukan mengingat pentingnya dalam operasional. Berikut langkah pemeliharaan pipa yang dilakukan secara bulanan dan inspeksi harian;

- Pemeriksaan pada kondisi coating pipa apakah terjadi pengelupasan dan dilakukan pengecatan apabila sudah banyak terjadi pengelupasan

- Pemeriksaan secara visual pada sambungan (flange) dan valve, apabila terjadi kebocoran atau rembesan maka segera dilakukan perbaikan dengan cara dilakukan pengencangan pada mur dan baut dan penggantian gasket atau pengelasan kembali.

- Pemeriksaan pada kondisi pipa, flange, baut dan mur apabila ditemukan korosi maka segera dilakukan pengecatan

- Memastikan bounding pada sambungan flange terpasang dengan baik

- Memastikan tidak ada kebocoran pada Pressure Relief Valve /Safety Valve

- Melakukan kalibrasi pada PRV (Pressure Relief Valve) setiap 3 tahun

- Memastikan bahwa support pipa dalam kondisi baik, tidak terjadi penuruan pondasi dari support yang menyebabkan peralatan pipa terganggu

- Perbaikan las apabila terjadi kebocoran akibat keretakan, korosi dan erosi - Dilakukan penanganan yang tepat apabila terjadi kebocoran yang merata

42

Sistem pemeliharaan pipa di bawah tanah yaitu ;

- Melakukan wrapping bagian luar pipa

- Proteksi katodik pada seluruh sistem perpipaan

- Melakukan patroli pada areal yang tepasang pipa sehingga apabila terjadi kebocoran dapat segera ditangani

- Mendeteksi kebocoran jalur pipa dengan cara : pemeriksaan tekanan,

observasi, laporan dari pemilik tanah atau alat pendeteksi kebocoran (leak detector apparatus)

4.1.4 Pemeliharaan Valve (6:82-83)

Valve adalah sebuah perangkat yang dapat mengatur dan mengarahkan arah aliran dengan membuka dan menutup. Berikut ini merupakan kondisi pada valve yang ada di manifold yang dapat dilihat pada gambar 4.4

Gambar 4.4 Valve

Ada beberapa jenis valve yang terpasang di sistem perpipaan TBBM Surabaya Group yaitu meliputi ;

43 1. Gate Valve

Prinsip kerja gate valve yaitu full open dan full close. Pemeliharaan yang dilakukan di TBBM Surabaya Group yaitu ;

- Melakukan pemeriksaan setiap 3 bulan sekali pada main block valve

- Melakukan pengecatan ulang jika kondisi gate valve telah mengalami korosi

sehingga bila terjadi kebocoran akan segara diketahui

- Melakukan pemeriksaan pada gland packing

- Inspeksi pada kondisi valve dan lakukan pemberian grease secara teratur

- Jika terjadi kebocoran atau rembesan minyak pada valve maka segera

dilakukan perbaikan

- Dilakukan pemeriksaan apakah valve telah ditutup secara sempurna 2. Check Valve

Check Valve berfungsi untuk menahan aliran fluida berbalik arah (back flow)

dan berfungsi sebagai pengaman dari peralatan dalam sistem perpipaan.

- Melihat kondisi pegas yang berada pada valve

- Melakukan penggantian seal gate

- Membersihkan permukaan gate/disk dari kerak dan kotoran padat di dalam

body valve

- Pemeriksaan as dan gate

3. Relief Valve

Relief valve berfungsi melepas/membuang tekanan berlebih pada sistem perpipaan, serta melindungi peralatan pada sistem perpipaan .

44

Pemeliharaan pada relief valve yaitu;

- Kalibrasi ulang pada relief valve apabila pressure gauge sudah tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan

- Jika terjadi kebocoran atau rembesan minyak pada relief valve maka segera dilakukan penggantian pada gasket.

4.1.5 Pemeliharaan Strainer (6:72)

Fungsi Strainer adalah menjamin tidak terjadi kontaminasi pada fluida akibat kontaminan/kotoran yang tidak dikehendaki masuk ke fluida. Jangka waktu pembersihan atau penggantian elemen strainer dilakukan sesuai spesifikasi produk yang mengalir melewati strainer dan kondisi lapangan.

Pemeliharaan yang dilakukan pada strainer yaitu ;

- Melakukan inspeksi secara teratur dan membersihkan saringan dari kotoran jika terdapat kontaminan dan padatan yang tertahan pada filter atau saringan - Dilakukan penggantian saringan jika ada kerusakan pada strainer

- Mengganti gasket atau mengencangkan baut apabila terjadi kebocoran.

4.1.6 Pemeliharaan Motor Operated Valve (MOV)

Motor Operated Valve (MOV) yang digunakan di TBBM Surabaya Group adalah jenis gate valve. Berikut kondisi MOV di TBBM Surabaya Group yang dapat dilihat pada gambar 4.6.

45

Gambar 4.6 Motor Operated Valve

Proses pemeliharaan yang dilakukan hampir sama dengan pemeliharaan

manifold. Sistem pemeliharaan pada MOV yaitu ;

- Pemeriksaan kondisi swich local/remove dan dipastikan masih berfungsi dengan baik

- Pemeriksaan kondisi swich open dan close dan dipastikan masih befungsi dengan baik

- Pemeriksaan pada kondisi plastic window dan LCD agar tampilannya masih

Dalam dokumen SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL STEM A (Halaman 34-80)

Dokumen terkait