• Tidak ada hasil yang ditemukan

BEBERAPA IDENTITAS BARISAN FIBONACCI DAN LUCAS SERTA APLIKASINYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BEBERAPA IDENTITAS BARISAN FIBONACCI DAN LUCAS SERTA APLIKASINYA"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

BEBERAPA IDENTITAS BARISAN FIBONACCI DAN LUCAS SERTA APLIKASINYA

Oleh

MIRA MUSTIKA

Di dalam dunia matematika dikenal beberapa jenis barisan, diantaranya barisan Fibonacci dan Lucas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan (relasi), mengidentifikasi identitas, serta menemukan aplikasi dari barisan Fibonacci dan Lucas.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat hubungan (relasi) antara barisan Fibonacci dan Lucas ( ) yang membentuk identitas – identitas sebagai

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)

BEBERAPA IDENTITAS BARISAN FIBONACCI DAN LUCAS SERTA APLIKASINYA

(Skripsi)

Oleh : MIRA MUSTIKA

0817031007

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. http://id.wikipedia.org/wiki/Barisan_Polinom. Diakses pada Jum’at, 23 Desember 2011.

Anonim. 2011. Barisan dan Deret Aritmetika dan Geometri. Diakses pada Kamis, 15 Desember 2011

Gunawan, A.Y. 2011. http://www.fauzanalfi.com. Diakses pada Kamis, 15 Desember 2011.

Krismanto,A. 2011. http://aloysiuskrismanto.files.wordpress.com/.../fibonacci-dan-bilangan-keemasan. Diakses pada Kamis, 15 Desember 2011 Knott, R. 2012. Diakses pada Selasa,17 April 2012.

http://www.maths.surrey.ac.uk/hostedsites/R.Knott/Fibonacci/fibnat.html

Leithold,L. Terjemahan Nababan,S.M. 1991. Kalkulus dan Ilmu Ukur Analitik Edisi V Jilid 3. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Tim Grad. 2010. Cara Mudah Lulus TPA. Gradien Mediatama, Yogyakarta.

Weisstein,E. 2012. http://mathworld.wolfram.com/Fibonacci.html. Diakses pada Rabu, 11 Januari 2012.

(17)

I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Matematika sebagai ilmu dasar, dewasa ini sangat dirasakan interaksinya dengan bidang ilmu yang lain. Sejak Sekolah Dasar (SD) hingga bangku Sekolah

Menengah Atas (SMA), kita selalu mempelajari matematika. Bukan hanya di bangku sekolah saja selalu dijumpai matematika, namun ketika ada tes masuk

perguruan tinggi, SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri), ilmu matematika yang sudah didapat selama dua belas tahun pun patut untuk diujikan. Bahkan, seleksi penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) pun,

terdapat soal-soal matematika. Hal ini menunjukkan matematika sebagai Queen of Science menjadi salah satu aspek penilaian tingkat intelijensi seseorang.

Sejak tahun 2009, terdapat materi baru untuk seleksi masuk perguruan tinggi negeri, yaitu TPA (Tes Potensi Akademik). Salah satu jenis soal pada TPA adalah

tes angka. Tes angka bertujuan untuk mengukur kemampuan angka dalam kaitannya dengan kemampuan berpikir secara terstruktur dan logis matematis

(Tim Grad, 2010). Pada tes angka ini, sering dijumpai soal-soal yang erat kaitannya dengan pola bilangan, barisan dan deret.

Misalnya, dalam suatu soal terdapat seri angka 1 3 6 10 15, berapakah angka

(18)

Ada macam-macam barisan, antara lain barisan Aritmetika, Geometri, dan barisan

polinomial. Juga dikenal barisan Fibonacci dan Lucas.

Fibonacci adalah seorang matematikawan asal Italia yang hidup pada abad 12. Latar belakang munculnya barisan Fibonacci adalah untuk menggambarkan

pertumbuhan sepasang kelinci selama setahun. Misalkan pertumbuhan jumlah kelinci mengikuti keadaan sebagai berikut: Sepasang kelinci (satu betina dan satu

jantan) menjadi dewasa dalam waktu dua bulan, dan setiap bulan berikutnya berturut-turut melahirkan sepasang anak kelinci, jantan dan betina. Bila tidak ada kelinci yang mati, bagaimanakah perkembangan jumlah pasangan kelinci itu pada

setiap awal bulan?

Pada bulan pertama dan kedua terdapat satu pasang kelinci. Pada bulan ketiga bertambah satu menjadi tiga pasang kelinci. Pada bulan keempat, dua pasang

kelinci melahirkan sehingga menjadi lima pasang kelinci, dan seterusnya. Banyaknya pasangan kelinci setiap awal bulan berturut-turut terlihat pada barisan di bawah ini :

1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21. ...

Barisan di atas disebut barisan Fibonacci.

Fibonacci sendiri tidak banyak menyelidiki lebih lanjut mengenai masalah yang ia

kemukakan tersebut. Ia pun tidak memberikan nama barisannya sebagai barisan Fibonacci. Nama barisan Fibonacci baru muncul pada abad ke-19 yang

(19)

2, 1, 3, 4, 7, 11, 18, ....

Sifat dasar barisan Lucas sama dengan barisan Fibonacci, yaitu dimulai dari suku ketiga, setiap suku di setiap barisan tersebut didapat dengan menjumlahkan tepat dua suku sebelumnya.

1.2.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menyelidiki apakah terdapat hubungan (relasi) antara barisan Fibonacci dan Lucas.

2. Mengidentifikasi identitas barisan Fibonacci dan Lucas.

3. Menemukan dan meneliti aplikasi dari barisan Fibonacci atau Lucas.

1.3.Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bertambahnya pengetahuan tentang konsep barisan khususnya barisan Fibonacci dan Lucas.

2. Bertambahnya informasi tentang hubungan (relasi) antara barisan Fibonacci

dan Lucas.

3. Untuk menambah referensi terkait identitas barisan Fibonacci dan Lucas.

(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan didiskusikan definisi – definisi, istilah – istilah, dan teorema - teorema yang berhubungan dengan penelitian ini.

2.1. Barisan Tak Hingga (Gunawan, 2011)

Barisan tak hingga adalah suatu fungsi dengan daerah asalnya himpunan bilangan

bulat positif dan daerah kawannya himpunan bilangan real.

Notasi untuk barisan adalah , . . . , atau atau {an}. Barisan

dapat dinyatakan dalam formula eksplisit (contoh, ) atau

formula rekursif (contoh, ).

2.1.1. Definisi (Leithold, 1991)

Barisan {an} mempunyai limit L apabila untuk setiap terdapat suatu bilangan N>0 sehingga untuk n bilangan bulat positif berlaku :

jika n > N maka

(21)

2.1.2. Definisi (Leithold, 1991)

Bila barisan {an} mempunyai suatu limit, dikatakan bahwa barisan konvergen dan an konvergen ke limit tersebut. Bila barisan tidak konvergen, barisan disebut divergen.

2.1.3. Teorema (Leithold, 1991)

Bila {an} dan {bn} dua barisan yang konvergen dan c suatu konstanta maka : (i) Barisan konstanta {c} mempunyai limit c

2.1.4. Definisi (Leithold, 1991)

Barisan {an} dikatakan :

(i) naik apabila untuk semua nilai n

(ii) turun apabila untuk semua nilai n

Jika (kasus khusus dari ) maka barisan adalah naik murni

(22)

2.1.5. Definisi (Leithold, 1991)

kecil atau sama dengan merupakan batas bawah barisan ini.

Ilustrasi 2 :Untuk barisan yang elemen-elemennya adalah :

Bilangan 1 merupakan batas atas, 26 juga batas atas. Setiap bilangan yang lebih besar atau sama dengan 1 merupakan batas atas barisan ini dan setiap bilangan yang bukan positif merupakan batas bawah.

Dari ilustrasi 1 dan 2 dapat dilihat bahwa suatu barisan dapat mempunyai banyak

batas atas dan batas bawah.

2.1.6. Definisi (Leithold, 1991)

(23)

Karena barisan mempunyai batas atas dan batas bawah maka barisan tersebut

terbatas (Leithold, 1991).

2.1.7. Aksioma Kelengkapan (Leithold, 1991)

Setiap himpunan bilangan real, yang tak kosong, yang mempunyai batas bawah,

mempunyai batas bawah terbesar. Juga setiap himpunan bilangan real, yang tak kosong, yang mempunyai batas atas, mempunyai batas atas terkecil.

2.1.8. Teorema (Leithold, 1991)

Suatu barisan yang monoton terbatas adalah konvergen.

Bukti :

Dibuktikan teorema untuk kasus barisan monoton naik. Misalkan barisan tersebut adalah {an}. Karena {an} terbatas maka terdapat suatu batas atas untuk barisan

tersebut. Berdasarkan aksioma kelengkapan (2.1.7), barisan {an} mempunyai batas atas terkecil yang kita sebut B. Maka, untuk suatu bilangan positif, B –

tidak dapat menjadi batas atas karena B – < B dan B adalah batas atas terkecil untuk barisan. Jadi, untuk suatu bilangan positif N,

B – < aN (1)

Karena B adalah batas atas terkecil untuk barisan{an} maka menurut Definisi

2.1.5.

(24)

untuk setiap bilangan positif n. Karena{an} monoton naik, dan dari Definisi 2.1.4.

(i) diperoleh :

untuk setiap bilangan bulat positif n sehingga

(3)

Dari (1), (2), (3) diperoleh :

Jika maka B – < ≤ ≤ B < B +

Dari ketaksamaan ini didapat

jika maka B – <an < B +

jika maka <an - B <

jika maka (4)

barisan {an} adalah konvergen.

2.2. Macam – Macam Barisan

2.2.1. Barisan Aritmetika (Anonim, 2011)

Barisan aritmetika adalah suatu barisan yang mempunyai pola keberaturan selisih dua suku berurutan tetap harganya. Harga yang tetap ini dinamakan beda. Setiap

unsur bilangan dalam susunan bilangan tersebut disebut suku barisan. Secara umum, barisan bilangan dapat ditulis sebagai berikut.

U1, U2, U3, ..., Un–1, Un

dengan:

(25)

U2 merupakan suku ke-2

U3 merupakan suku ke-3 Un–1 merupakan suku ke-(n–1)

Un merupakan suku ke-n

Selisih antara dua suku yang berurutan pada barisan bilangan dinamakan beda dan dinotasikan dengan b.

b = U2U1 = U3U2 = U4U3 = ...= Un Un – 1

Suatu barisan aritmetika dengan suku pertama dan beda adalah

, dan seterusnya.

Dengan memperhatikan pola keberaturan empat suku pertama,

Suku pertama = –

Suku kedua = –

Suku ketiga = –

Suku keempat = –

………..

Maka suku ke-n suatu barisan aritmetika adalah

2.2.2. Barisan Geometri (Anonim, 2011)

Barisan geometri adalah suatu barisan yang mempunyai pola keberaturan hasil bagi dua suku berurutan tetap harganya. Harga yang tetap ini dinamakan rasio.

Suatu barisan geometri dengan suku pertama dan rasio adalah ,

(26)

Dengan memperhatikan pola keberaturan empat suku pertamanya.

maka suku ke suatu barisan geometri adalah

2.2.3. Barisan Polinom (Anonim, 2011)

Barisan polinom adalah barisan bilangan yang dibentuk dari fungsi polinom variabel tunggal dengan domain fungsi bilangan asli.

Beberapa peristiwa dapat memberikan data yang menggambarkan keberadaan

barisan ini, misalnya data banyaknya jabat tangan yang terjadi pada sekelompok orang. Jumlah orang dalam kelompok sebagai urutan suku dan jumlah jabat

tangan dari mereka adalah nilai sukunya sehingga, dapat dinyatakan dalam bentuk

Jika ada 1 orang dalam kelompok maka tidak ada jabatan tangan

Jika ada 2 orang dalam kelompok maka hanya ada 1 jabatan tangan

Jika ada 3 orang dalam kelompok maka ada 3 jabatan tangan

Jika ada 4 orang dalam kelompok maka ada 6 jabatan tangan

dan seterusnya

Rangkaian bilangan di atas dapat dinyatakan dalam bentuk barisan 0,1,3,6, … .

(27)

bentuk umum dari persamaan barisan tersebut, dan benar bahwa pada barisan

tersebut apabila jumlah n orang dalam kelompok secara unum terdapat atau

jabatan tangan yang menunjukkan barisan tersebut berupa barisan

polinom.

Jika f sebuah fungsi polinom variabel tunggal maka barisan polinom yang

dibangun dari fungsi f tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk :

mempunyai arti :

Derajat polinom adalah pangkat tertinggi dari variabel fungsi polinom.

Untuk i, ai berupa bilangan bulat positif :

Maka fungsi f(n) mempunyai derajat i pada suku polinom

2.2.4. Barisan Fibonacci dan Lucas (Weisstein,2012)

Barisan Fibonacci didefinisikan sebagai berikut :

(28)

dengan,

= suku ke – dari barisan Fibonacci

Tabel 2.1. Daftar 20 suku pertama barisan Fibonacci

fn N fn N

Barisan Lucas didefinisikan sebagai berikut :

(29)

2.3. Formula Binet (Krismanto, 2011)

Untuk menentukan bentuk umum barisan Fibonacci dapat menggunakan formula

Binet. Perbandingan dari barisan Fibonacci yang berurutan mendekati

bilangan Phi ( ) yang disebut juga sebagai golden number/ratio.

Diasumsikan bahwa merupakan suatu fungsi variabel misalnya yang

berderajat , sehingga

(2.3.1)

Dari Persamaan (2.2.4.1) dan (2.3.1) diperoleh hubungan :

Bagi kedua ruas dengan , sehingga :

(30)

atau

(2.3.2)

dengan : A dan B konstanta bukan nol

(2.3.3)

→ (2.3.4)

(2.3.5)

Substitusikan (2.3.3) ke (2.3.5) sehingga menjadi :

Didapat bentuk umum barisan Fibonacci yaitu

(31)

Hal yang sama juga dapat dilakukan pada barisan Lucas.

Dasar (2.2.4.2) dan (2.3.2) diperoleh :

dengan : A dan B konstanta bukan nol L0 = 2

L1 = 1 →

(2.3.9)

→ (2.3.10)

(2.3.11)

Substitusikan (2.3.9) ke (2.3.11) sehingga menjadi :

(32)

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2011-2012 bertempat di jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Lampung.

3.2Metode Penelitian

Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Mengumpulkan dan mempelajari pustaka (buku-buku) yang berhubungan

dengan barisan Fibonacci dan Lucas.

2. Mencari relasi (hubungan) antara barisan Fibonacci dan barisan Lucas 3. Menentukan dan membuktikan identitas dari barisan Fibonacci dan Lucas.

4. Mencari aplikasi dari barisan Fibonacci dan Lucas

(33)

Studi Literatur Mulai

Membuktikan identitas barisan

Menentukan apllikasi barisan Fibonacci dan Lucas

Selesai

(34)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Relasi dan Identitas Barisan Fibonacci dan Lucas

Barisan Fibonacci dan Lucas mempunyai kesamaan yaitu suku ke – n dari barisan tersebut didapat dengan menjumlahkan tepat dua suku sebelumnya. Perbedaannya

terletak dari nilai awal masing – masing barisan. Kesamaan yang dimiliki dapat menjadi salah satu sebab adanya hubungan dari kedua barisan tersebut sehingga

membentuk suatu identitas.

4.1.1. Relasi dan Identitas Pertama

Tabel 4.1. Relasi 1

n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Fn 1 1 2 3 5 8 13 21 34 55 89

Ln 1 3 4 7 11 18 29 47 76 123 199

Dari sebelas suku pertama barisan Fibonacci dan Lucas di atas, dengan pola yang terbentuk tampak ada hubungan antara kedua barisan tersebut, yaitu :

(4.1.1)

(35)

Bentuk umum barisan Lucas dari Persamaan (2.3.12)

= Ln

Jadi, suku ke – dari barisan Lucas bisa didapatkan dengan menjumlahkan suku

(36)

4.1.2. Relasi dan Identitas Kedua

Tabel 4.2. Relasi 2

N 0 1 2 3 4 5 6 7 ...

Fn 0 1 1 2 3 5 8 13 ...

Ln 2 1 3 4 7 11 18 29 ...

Perhatikan suku-suku yang terdapat dalam warna-warna yang sama.

Pada tabel tersebut untuk berlaku :

Selanjutnya akan dibuktikan apakah identitas (4.1.2) berlaku untuk seluruh .

Bukti :

(37)

Jadi, suku ke – n dari barisan Lucas bisa didapatkan dengan mengurangkan suku

ke – dengan dari barisan Fibonacci.

4.1.3. Relasi dan Identitas Ketiga

Tabel 4.3. Relasi 3

N 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 ...

Fn 0 1 1 2 3 5 8 13 21 34 55 89 ...

Ln 2 1 3 4 7 11 18 29 47 76 123 199 ...

Jika diperhatikan suku-suku pada warna yang sama, terdapat hubungan antara

barisan Fibonacci dan Lucas. Pada tabel di atas untuk berlaku :

Selanjutnya akan dibuktikan apakah identitas (4.1.3) berlaku untuk seluruh n≥3.

(38)

Jadi, dua kali suku ke–n dari barisan Lucas bisa didapatkan dengan menjumlahkan

suku ke – dan dari barisan Fibonacci.

4.1.4. Relasi dan Identitas Keempat

Tabel 4.4. Relasi 4

N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

Fn 1 1 2 3 5 8 13 21 34 55 89

Ln 1 3 4 7 11 18 29 47 76 123 199

Dari tabel di atas, diduga ada Relasi antara barisan Fibonacci dan Lucas. Suku

kedua Fibonacci didapat dengan mengalikan suku pertama dari

masing-masing barisan Fibonacci dan Lucas ). Suku keenam dari barisan

Fibonacci didapat dengan mengalikan suku ketiga dari kedua barisan tersebut

. Demikian pula dengan suku kedelapan Fibonacci didapat dengan

(39)

Secara matematis diduga bahwa :

(4.1.4)

Selanjutnya akan dibuktikan identitas (4.1.4) berlaku untuk seluruh bilangan bulat positif.

4.1.5. Relasi dan Identitas Kelima

Tabel 4.5. Relasi 5

1 2 3 4 ...

1 3 21 987 ...

3 7 29 2207 ...

Berdasarkan tabel tersebut jika diperhatikan terdapat relasi antara suku ke –

dari barisan Fibonacci dan Lucas, dimana , yaitu :

(40)

Suku ke – 8 Fibonacci sama dengan perkalian suku ke – 2 (21) dan

Untuk membuktikan identitas (4.1.5) digunakan metode induksi matematika yang

terdiri dari dua langkah yaitu : 1. Basis induksi

Pada basis induksi harus dibuktikan bahwa pernyataan tersebut benar pada nilai awal yang diberikan.

2. Langkah induksi

Anggap benar untuk kemudian buktikan benar untuk

Pembuktian dengan induksi matematika untuk identitas (4.1.5) :

1. Basis induksi

Nilai awal yang diberikan yaitu , sehingga pernyataan (4.1.5) harus

(41)

(Benar) ...(I)

2. Langkah Induksi

Anggap benar untuk artinya :

Selanjutnya akan dibuktikan benar untuk , artinya harus

dibuktikan bahwa :

Bukti :

= x

= (4.1.4)

= Terbukti ...(II)

Dari (I) dan (II) maka terbukti bahwa :

4.2. Aplikasi Barisan Fibonacci

Beberapa aplikasi dari barisan Fibonacci adalah sebagai berikut.

4.2.1. Fibonacci pada Tanaman (Knott, 2012)

(42)

Tabel 4.2.1. Barisan Fibonacci pada Jumlah Daun Bunga

NO JUMLAH

DAUN BUNGA NAMA TANAMAN

1 3 Lily, Iris,Tradescantia

2 5 Buttercup, Wild Rose, Larkspur, Columbine (Aquilegia),

3 8 Dhelpiniums, Coreopsis

4 13 Ragwort, Corn Marigold, Cineraria,dan beberapa Daisies

5 21 Aster, Black-Eyed Susan, Chicory

6 34 Plantain, Pyrethrum

7 55, 89 Michaelmas Daisies, Asteraceae Family

Beberapa contoh tanaman yang memiliki jumlah daun bunga sesuai dengan barisan Fibonacci adalah sebagai berikut :

Lily Iris

Buttercup Pinks Wild Rose

Tradescantia

Larkspur Columbine

Gambar 1. Daun Bunga Berjumlah Tiga

(43)

Dhelpinium

Ragwort Cineraria Marigold

Aster Black-Eyed Susan Chicory

Coreopsis

Gambar 3. Daun Bunga Berjumlah Delapan

Gambar 4. Daun Bunga Berjumlah Tiga Belas

(44)

Pencabangan pada tanaman juga menunjukkan barisan Fibonacci. Bentuk ini

untuk memaksimalkan jumlah paparan sinar matahari. Misalkan saat tanaman mengeluarkan tunas baru, sebelum berumur dua bulan tunas baru tidak akan kuat untuk mendukung percabangan. Jika percabangan pada titik tumbuh mengikuti

pola tersebut maka akan didapatkan gambar seperti berikut : Plantain

Asteraceae Family (55 daun bunga) Asteraceae Family (89 daun bunga) Gambar 6. Daun Bunga Berjumlah 34

(45)

4.2.2. Metode Analisis dari Fibonacci

Para trader atau investor mengenal Fibonacci bukan sebagai suatu barisan atau

deret hitung dalam Matematika. Mereka mengenal Fibonacci sebagai salah satu teknik analisis pergerakan harga khususnya mengenai support, resistance, dan retracement. Ada beberapa analisis dengan metode Fibonacci, di antaranya yang

memiliki popularitas yang tinggi yaitu Arc, Fan, Retracement, dan Time Zone.

4.2.2.1 Fibonacci Arc

Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, arc berarti busur atau lengkungan. Fibonacci Arc didapatkan dengan menarik garis virtual dari dua titik ekstrem yang

terjadi. Harga terendah dengan harga tertinggi, lalu tiga garis arc digambarkan dengan nilai tengah berada di garis arc kedua. Ketiga garis arc tersebut melibatkan rasio Fibonacci di level 38,2%, 50,0%, dan 61,8%.

(46)

Gambar 9. Fibonacci Arc

Pada Gambar 9, dapat dilihat bahwa di titik 1,2, dan 3 memberikan indikasi adanya level support dan resistance ketika harga sedang bergerak naik dan turun.

4.2.2.2. Fibonacci Fan

Garis Fibonacci Fan didapatkan dengan menggambarkan garis trend virtual yang menghubungkan harga terendah dengan harga tertinggi ataupun sebaliknya.

Fibbonacci Fan menghasilkan tiga buah garis trend dengan level Fibonacci berada di 38.2%, 50%, dan 61.8%.

(47)

Penggunaan garis Fibbonacci Fan ini hampir sama dengan penggunaan Arc.

Namun menjadi lebih sederhana karena bentuknya merupakan garis trend. Penetrasi terhadap garis ini merupakan kunci analisis sebagai level support dan

resistance. Selain itu, karena bentuknya merupakan garis trend, perubahan arah trend kadangkala dapat terlihat dari penembusan garis Fibbonacci Fan ini.

4.2.2.3. Fibonacci Retracement

Banyak analis dan trader yang memiliki gaya dan karakteristik analisis

berdasarkan pergerakan koreksi atau rebound dari harga. Mereka akan berusaha untuk mencari harga tertinggi atau terendah lalu mengambil posisi setelahnya.

Pandangan bahwa harga akan berbalik arah (retrace) dari pergerakan awal setelah terjadi pergerakan yang cepat memang bukan hal yang asing lagi dan untuk mendapatkan level-level tujuan pergerakan harga setelah pergerakan yang cepat

dengan sifat support maupun resistance, Fibonacci Retracement dianggap sebagai salah satu yang terbaik.

Untuk mendapatkan Fibonacci Retracement, yang perlu dilakukan adalah menarik sebuah garis trend virtual antara harga terendah dengan harga tertinggi. Begitu

juga sebaliknya, lalu dihasilkan level-level support dan resistance dari rasio-rasio Fibonacci.

Support dan resistance di gambarkan dengan bentuk garis horizontal yang

mewakili level Fibonacci dari 0.0%, 23.6%, 38.2%, 50%, 61.8%, 100%, 161.8%, 261.8%, 423.6%. Mungkin tidak semua level tersebut akan tampak dalam grafik

(48)

Gambar 11. Fibonacci Retracement

Dalam Gambar 11 terlihat bahwa setiap rasio Fibonacci atau garis horisontal

Fibonacci Retracement kemungkinan akan menjadi level-level support resistance dari pergerakan harga.

4.2.2.4. Fibonacci Time Zones

Fibonacci Time Zones merupakan sebuah seri garis vertikal. Garis-garis vertikal ini memiliki jarak sesuai dengan interval Fibonacci yaitu 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34,

dan seterusnya.

Fibonacci Times Zones ini digunakan untuk melihat apakah terdapat pergerakan harga yang signifikan disekitar garis-garis vertikal tersebut.

Metode analisis dengan menggunakan Fibonacci memang tidak ditujukan untuk

menghasilkan sinyal beli dan jual ataupun waktu masuk dan keluar pasar. Namun, metode Fibonacci sangat berguna untuk menentukan area support dan resistance.

(49)

lainnya seperti Elliott Wave untuk menghasilkan gambaran perpanjangan

pergerakan retrace dan gelombang harga lainnya.

Gambar 12. Fibonacci Time Zones

Pada Gambar 12 di atas, terlihat bahwa terdapat pergerakan harga yang cukup signifikan ketika harga mendekati dan melewati garis-garis vertikal dari Fibonacci Time Zones.

4.2.3. Fibonacci pada Segitiga Pascal

Segitiga Pascal dipekenalkan oleh B. Pascal walaupun pada tahun sebelumnya

sudah digambarkan oleh matematikawan Cina Yanghui dan astronomiwan Persia Omar Khayyam pun sudah mengenalnya.

Segitiga Pascal dapat dituliskan dengan formula :

(50)

Formula Pascal menunjukkan bahwa setiap baris berikutnya didapat dengan

menambahkan dua entri diagonal di atasnya.

Gambar 13. Segitiga Pascal

(51)

Penjumlahan angka pada tiap diagonal di atas menghasilkan barisan Fibonacci.

(52)

Bukti :

Pembuktian menggunakan induksi matematika.

(i) Basis Induksi

Pernyataan yang benar.

(ii)Induksi matematika

Anggap benar untuk n = p.

Kemudian buktikan benar untuk n = p + 1.

Akan ditunjukkan bahwa :

(53)

dan,

(54)

Catatan :

Jika , maka menjadi :

(55)

V. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Terdapat relasi atau hubungan antara barisan Fibonacci dan Lucas.

2. Beberapa identitas dari barisan Fibonacci dan Lucas yang teridentifikasi adalah sebagai berikut :

a.

b.

c.

d.

e.

3. Salah satu aplikasi dari barisan Fibonacci terdapat pada segitiga Pascal, yaitu penjumlahan angka pada tiap diagonal dari segitiga Pascal membentuk

(56)

BEBERAPA IDENTITAS BARISAN FIBONACCI DAN LUCAS SERTA APLIKASINYA

Oleh

MIRA MUSTIKA 0817031007

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(57)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi :BEBERAPA IDENTITAS

BARISAN FIBONACCI DAN LUCAS SERTA APLIKASINYA

Nama Mahasiswa : Mira Mustika

Nomor Pokok Mahasiswa : 0817031007

Jurusan : Matematika

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Dra. Wamiliana,M.A.,Ph.D. Amanto,S.Si., M.Si.

NIP 19631108 198902 2 001 NIP 19730314 200012 1 002

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Matematika Ketua Program Studi Matematika

Tiryono Ruby, M.Sc.Ph.D. Dra. Dorrah Aziz, M.Si.

(58)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dra.Wamiliana,M.A.,Ph.D ………

Sekretaris : Amanto, S.Si.,M.Si. ………

Penguji

Bukan Pembimbing : Tiryono Ruby, M.Sc.Ph.D. ………

2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Prof. Suharso, Ph.D

NIP. 19690530 199512 1 001

(59)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan Kotabumi, Lampung Utara pada tanggal 21 Desember 1989,

anak ketiga dari enam bersaudara pasangan Bp. Jaswandi Azmi Caniago dan Rasyidah Sikumbang.

Pendidikan Sekolah Dasar di SD Negeri 3 Gapura, Kotabumi diselesaikan pada tahun 2002, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Negeri 7 Kotabumi pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri

2 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2008.

Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Matematika

Fakultas MIPA Universitas Lampung melalui jalur PKAB. Selama menjadi mahasiwa penulis pernah menjadi Bendahara Umum di UKMF Rohani Islam provinsi Lampung dan pada tahun 2010 masuk dalam babak semifinal ( sembilan

(60)

Unila bekerjasama dengan MITI (Mahasiswa Ilmuwan dan Teknologi) Lampung

dengan membuat tulisan yang berjudul,”Belajar Istiqomah dari Matematika”.

Pada tahun 2011, penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan ditempatkan di desa Negeri Besar, Kec. Negeri Besar, Kab. Way Kanan. Pada tahun yang

sama, penulis pernah menjadi asisten dosen untuk mata kuliah Kalkulus III dan diterima menjadi staf pengajar bidang studi Matematika di Bimbingan Belajar

Nurul Fikri Bandar Lampung.

Pada awal tahun 2012, penulis juga menjadi asisten dosen untuk mata kuliah Matematika Diskrit I. Pada tahun yang sama, penulis melaksanakan kerja praktik

(61)

MOTTO

Wahai orang – orang yang beriman. Jika kamu menolong agama Allah, niscaya

Allah akan menolong dan meneguhkan kedudukanmu.” [Q.S. Muhammad : 7]

Bekerjalah kamu, biarlah Allah, Rasul – Nya, dan orang – orang mukmin

yang menilai pekerjaanmu.”

[Q.S. At – Taubah : 105]

(62)

i PERSEMBAHAN

Ku Persembahkan karya kecil ku ini untuk

MU YA RABB...

Motivator terbesarku.

Untuk Mamak, Babak, nenek, uni dan adik

adik ku yang selalu melimpahkan

cintanya untukku. Mira mencintai kalian karena Allah.

Teman

teman seperjuangan dalam dakwah yang tak pernah lelah

menegakkan kalimatullah. Teruslah bersemangat...!!!

Untuk almamater tercinta...

(63)

ii SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa

shalawat serta salam selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Skripsi dengan judul “Beberapa Identitas Barisan Fibonacci dan Lucas serta

Aplikasinya” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains

matematika di Universitas Lampung

Dalam proses penyusunan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu dalam

memberikan bimbingan, dukungan serta saran demi terwujudnya skripsi ini. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Wamilliana,M.A.,Ph.D., selaku dosen pembimbing utama yang

selalu memotivasi, mengarahkan, dan membimbing penulis hingga diselesaikannya skripsi ini.

2. Bapak Amanto, M.Si., selaku dosen pembimbing pembantu yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini serta arahan yang diberikan selama menjadi mahasiswa di jurusan matematika.

3. Bapak Tiryono Ruby, M.Sc.Ph.D., selaku penguji dan Ketua Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

(64)

iii

membimbing dan membantu penulis selama mengikuti perkuliahan di Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lampung.

5. Ibu Dra.Dorrah Aziz, M.Si., selaku Ketua Program Studi Matematika Jurusan Matematika FMIPA Universitas Lampung.

6. Bapak Prof. Suharso, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

7. Dosen, staf dan karyawan Jurusan Matematika FMIPA UNILA yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dan bantuan kepada penulis.

8. Mamak dan Babak, serta my grand mother yang tiada henti mendoakan serta

memotivasi penulis. “Mak, Bak, mira bangga menjadi anak kalian.”

9. Kakak dan adik – adik ku tercinta. Uni Si, Udo, Dewi, Arie, Amie, Intan, dan adik baruku, Wulan. “You are the best sisters”.

10. Teman – teman di IKAMUDA, FKAR juga ADK Unila. “Bukankah menjadi qudwah di akademik juga bagian dari dakwah?? Itulah motivasiku teman....”

11. Mami, Wo, Unie, Ichi, Ma’ruf, Nuy, Bunda, Ike, Tyas, Ririn, Tiwi,Anggun,

Oki, Vebri, Syaza. Makasih untuk semuanya, maaf selalu merepotkan kalian. 12. Teman-teman Jurusan Matematika khususnya angkatan 2008 atas bantuan

dan rasa kekeluargaan yang telah diberikan selama ini.

13. Semua pihak yang telah membantu selama ini, yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis

(65)

iv

1.2 Tujuan Penelitian 3

1.3 Manfaat Penelitian 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Barisan Tak Hingga .4

2.2 Macam–Macam Barisan...8

2.2.1. Barisan Aritmetika...8

2.2.2. Barisan Geometri...9

2.2.3. Barisan Polinom...10

2.2.3. Barisan Fibonacci dan Lucas...11

2.3 Formula Binet 13 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 16 3.2 Metode Penelitian 16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Relasi dan Identitas Barisan Fibonacci dan Lucas...18

4.1.1. Relasi dan Identitas Pertama...18

4.1.2. Relasi dan Identitas Kedua...20

4.1.3. Relasi dan Identitas Ketiga... 21

4.1.4. Relasi dan Identitas Keempat... 22

4.1.5. Relasi dan Identitas Kelima... 23

4.2 Aplikasi Barisan Fibonacci... 25

4.2.1. Fibonacci pada Tanaman... 25

(66)

v

V. KESIMPULAN

(67)

vi DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Daftar 20 suku pertama barisan Fibonacci... 12

Tabel 2.2. Barisan Lucas... 12

Tabel 4.1. Relasi 1... 18

Tabel 4.2. Relasi 2... 20

Tabel 4.3. Relasi 3... 21

Tabel 4.4. Relasi 4... 22

Tabel 4.5. Relasi 5... 23

(68)

vii DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Daun Bunga Berjumlah Tiga... 26

Gambar 2. Daun Bunga Berjumlah Lima... 26

Gambar 3. Daun Bunga Berjumlah Delapan...... 27

Gambar 4. Daun Bunga Berjumlah Tiga Belas... 27

Gambar 5. Daun Bunga Berjumlah 21.... 27

Gambar 6. Daun Bunga Berjumlah 34... 28

Gambar 7. Daun Bunga Berjumlah 55 dan 89... 28

Gambar 8. Fibonacci pada Pencabangan Tanaman... 29

Gambar 9. Fibonacci Arc... 30

Gambar 10. Fibonacci Fan... 30

Gambar 11. Fibonacci Retracement... 32

Gambar 12. Fibonacci Time Zones... 33

Gambar 13. Segitiga Pascal... 34

Gambar

Tabel 2.1. Daftar 20 suku pertama barisan Fibonacci
Tabel 4.1. Relasi 1
Tabel 4.2. Relasi 2
Tabel 4.3. Relasi 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum dalam penelitian ini peneliti melakukan tahapan-tahapan penelitian sebagai berikut: (1) tahap pra-lapangan, dimana kegiatan yang dilakukan adalah mencari

Menurut temuan data yang berkaitan dengan reputasi website, Dapat diketahui bahwa total rata-rata definisi operasional pada dimensi interaction quality

UNTUK MENDENGARKAN kebutuhan nasabah, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) mengeluarkan berbagai macam produk yang diharapkan dapat menjadi solusi

23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan pendidikan kesehatana dalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik secara fisik, mental

Pelatihan ketangguhan yang dimaksud dalam penelitian merupakan kegiatan pelatihan untuk mereduksi burnout yang dialami oleh mahasiswa, dengan meningkatkan kemampuan

Sedangkan pengujian nilai I diketahui bahwa kontrol I dapat memperbaiki respon kestabilan jalan tetapi jika pemilihan nilai I salah atau tidak tepat dapat menyebabkan respon

Setoran simpanan dilakukan awal pendaftaran dan hanya sekali sebesar Rp. Penarikan simpanan dapat dilakukan setiap tamat jenjang pendidikan, anggota simpanan juga

37. Bahasa yang dipakai bila bertemu dengan seseorang yang semula tidak diketahui dalam situasi resmi, kemudian diketahui bahwa, orang tersebut merupakan penutur bahasa Jawa..