• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM INFORMASI INVENTARISASI ASET BERBASIS WEB GIS DI PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN TARAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM INFORMASI INVENTARISASI ASET BERBASIS WEB GIS DI PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN TARAHAN"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

SISTEM INFORMASI INVENTARISASI ASET BERBASIS WEB GIS DI PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN TARAHAN

Oleh

SAUR P SINURAT

Aktivitas pengelolaan aset pada sebuah perusahaan merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Pengelolaan aset dapat berupa pencatatan, perawatan hingga pengelolaan yang lebih lanjut. Pencatatan informasi aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan merupakan proses utama dan sangat penting untuk dilakukan untuk merekam data aset yang dimiliki oleh perusahaan. Adanya informasi secara pasti tentang aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan memberikan kemudahan bagi perusahaan yaitu, perusahaan akan dapat mengoptimalkan penggunaan dari aset dan perusahaan juga akan lebih mudah untuk melakukan proses manajemen aset yang lebih lanjut. PT. PLN (Persero) sektor pembangkitan tarahan merupakan perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang memiliki aset yang tersebar baik di dalam gedung, maupun di luar gedung. Proses pencatatan informasi aset di PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tarahan belumlah sepenuhnya dikelola dengan sistem komputerisasi. Proses pencatatan data setiap aset masih dilakukan secara manual dan prosesnya juga belum maksimal. Dalam penelitian ini dikembangkan sebuah sistem informasi inventarisasi aset yang mempunyai fitur dapat melakukan pencatatan detail informasi atribut dan memonitoring serta memetakan letak aset yang ada. Adanya aplikasi ini maka seluruh atribut data aset yang dimiliki oleh perusahaan dapat terinventarisasi dan teridentifikasi dengan baik sehingga proses monitoring aset lebih optimum dan lebih mudah dilakukan. Sistem juga dapat memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan terhadap aset di masa yang akan datang. Sistem informasi inventarisasi aset berbasis web-GIS ini dibuat dengan menggunakan MapServer dan framework Pmapper. Framework Pmapper menyediakan sebuah tools yang sangat bagus dan siap untuk digunakan. Ketangguhan dari framework ini adalah dapat berjalan dengan baik pada berbagai web browser.

(2)

ABSTRACT

ASSET INVENTORY INFORMATION SYSTEM WEB-GIS BASED ON PT PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN TARAHAN

By

SAUR P SINURAT

Asset management in a company is very important to do. Asset management may include record keeping, maintenance and management environment further. Recording information asset owned by a company is the primary and most important thing to do to record data asset owned by the company. The existance of definite information about the asset owned by a company will provide convenience for the company that is, the company will be able to optimize the use of asset and the company will also be easier to carry out asset management process further. PT PLN (Persero) Tarahan’s Generating Sector is a Steam Power Plant which has assets spread both inside and outside the building. The process of recording information assets in PT PLN (Persero) Tarahan’s Generating Sector is not entirely managed with computerized system. The process of recording data asset is still done manually and also not maximum. In this research develoved an Asset Inventory Information System which has the feature that can do registration detail information about the attributes and monitoring and mapping the location of existing asset. With this application all the attributes of data assets owned by the company can be well identified and inventory so that the process of monitoring asset more optimum and easier to do. The system can also provide ease in making decisions on assets in the future. Asset Inventory Information System Web-based GIS is built by using MapServer and Pmapper. Pmapper is a framework based on MapServer and PHP/Mapscript. Pmapper provides a good set of tools ready to use and it has a plugin API to add functionalities. The toughness of this framework is able to run well in various web-browser.

(3)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Sistem Informasi Inventarisari Aset berbasis Web GIS di PT. PLN

(Persero) Sektor Pembangkitan Tarahan” ini merupakan hasil karya sendiri dan bukan hasil karya orang lain. Semua hasil tulisan yang tertuang dalam skripsi ini telah mengikuti kaidah penulisan karya ilmiah Universitas Lampung. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan hasil salinan atau di buat oleh orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar akademik yang telah saya terima.

Bandar Lampung, Januari 2013

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Aktivitas pengeloaan aset pada sebuah perusahaan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan, demi keberlangsungan dan peningkatan kualitas pelayanan dari perusahaan tersebut. Pengelolaan aset dapat berupa pencatatan, perawatan, hingga pengelolaan yang lebih lanjut.

Pencatatan informasi aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan merupakan proses utama dan sangat penting dilakukan untuk merekam informasi data aset yang dimiliki oleh perusahaan. Berdasarkan informasi yang didapat dari pencatatan data aset, maka perusahaan akan dapat mengetahui secara pasti aset apa saja dan berapa tepatnya jumlah aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.

(5)

2 PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tarahan adalah perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Perusahaan ini memiliki banyak aset yang didominasi oleh mesin-mesin, yang tersebar baik di dalam gedung maupun di luar gedung di lingkungan wilayah perusahaan.

Mempertimbangkan pentingnya melakukan pencatatan informasi aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan, maka pada penelititan ini dikembangkan sebuah sistem informasi inventarisasi aset yang dapat melakukan pencatatan detail informasi atribut aset, memonitoring data aset, dan memetakan letak aset yang ada.

Pada penelitian ini, sistem yang akan dibangun adalah sistem informasi geografis berbasis web. Alasan menggunakan GIS adalah karena GIS yang akan dibangun memiliki kemampuan untuk memetakan letak dari setiap peralatan yang dimiliki oleh PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tarahan dan juga memiliki kemampuan untuk me-manage, menganalisis, dan menghubungkan informasi tentang fasilitas yang akan dianalisis seperti jalan, gedung, waste water system, dan lain sebagainya.

1.2 Rumusan Masalah

(6)

3 belum tercatat secara rinci. Setiap atribut dari aset belum secara detail dapat ditampilkan, sehingga akan menyulitkan untuk memonitoring aset yang ada.

Proses pencatatan informasi aset yang diharapkan adalah setiap aset terinventarisasi dengan baik, dimana setiap atribut dari aset sudah tercatat secara detail sehingga setiap aset dapat dioptimalkan penggunaannya dan dapat mempermudah perusahaan untuk memonitoring aset yang ada. Dengan adanya sistem inventarisasi aset ini, informasi detail kondisi aset yang ada dapat dijadikan sebagai sumber informasi dalam pengambilan keputusan di masa yang akan datang. Diharapkan juga setiap data dapat diakses, dan diupdate secara real time. Pada penelitian ini sistem informasi yang akan dibangun adalah sistem informasi berbasis Web-GIS

1.3 Batasan Masalah

Menurut IASC (International Accounting Standards Committee) aset adalah suatu sumber daya yang dikendalikan oleh perusahaan sebagai hasil kejadian masa lalu yang mana manfaat ekonomis masa depan diharapakan didapatkan oleh perusahaan. Dari definisi IASC tersebut dapat ditarik kesimpulkan bahwa aset adalah sumber daya yang mempunyai nilai ekonomis yang dimiliki oleh perusahaan/instansi, yang digunakan dalam jangka waktu yang panjang.

(7)

4 manajemen aset tetap. Proses inventarisasi yang dilakukan adalah berupa pendataan, pengelompokan dan tertib administrasi sesuai dengan tujuan dari manajemen aset. Peralatan di PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tarahan dibagi menjadi beberapa kelompok dapat dilihat pada Gambar 1.1.

Gambar 1.1 Potongan Diagram Hirarki Peralatan

(8)

5 peralatan yang ada pada hirarki di atas (Gambar 1.1) dilakukan pengelolaan berupa pencatatan detail atribut dari aset, disini penulis hanya mengambil sebagian kecil saja, yaitu hanya mengelola komponen dari Gedung Utility (sub system dari Common) yang terdiri dari Gedung penyimpanan bahan kimia, EDG, Gedung Desalination dan Chlorine Plant, Gedung Warehouse unit 3 dan 4, Gedung BOP, Gedung WTP, dan Gedung CHER. Data peralatan yang akan dimasukkan ke dalam sistem hanya sebahagian data saja, dimana data tersebut bisa dijadikan acuan untuk keseluruhan data peralatan. Data tersebut dapat dijadikan sebagai representasi untuk keseluruhan data pada bagian Gedung utility, karena atribut dari perlatan sudah digeneralisasikan dengan field inputan ke dalam sistem, dimana setiap peralatan tersebut memiliki KKS Number (sebagai pembeda dengan peralatan yang lain), Nama Peralatan, Spesifikasi Peralatan, Keterangan Peralatan dan Gambar Peralatan. Dan ketika peralatan mengalami kerusakan akan memiliki No KK (nomor kartu kerusakan), detail kerusakan, dan Tanggal kerusakan.

Sistem informasi yang akan dibangun adalah sistem informasi geografis berbasis web :

1. Dikembangkan dengan menggunakan framework Pmapper

2. Sistem ini dapat melakukan proses input data informasi aset, edit data informasi aset, update data informasi aset, delete data aset, dan melakukan pencarian data informasi aset.

(9)

6 1.4 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sistem informasi inventarisasi aset berbasis web GIS yang akan mempermudah dan membantu dalam hal pengelolaan aset di PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tarahan, berupa pencatatan detail informasi dari peralatan yang ada sehingga data peralatan dapat terinventarisasi dengan baik, dan perusahaan PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tarahan dapat mengetahui aset yang dimilikinya secara pasti, sehingga nantinya penggunaan dari peralatan tersebut dapat dioptimalkan.

1.5 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Seluruh atribut data aset yang dimiliki perusahaan dapat terinventerisasi dan terindentifikasi dengan baik.

2. Proses monitoring dari setiap aset lebih optimum dan lebih mudah untuk dilakukan.

3. Dapat memberikan informasi aset secara tepat dalam suatu lokasi.

4. Memberikan kemudahan dalam pengambilan keputusan atas aset di masa yang akan datang.

(10)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Informasi Geografis

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis (SIG)

Menurut Prasetyo (2003) SIG adalah suatu sistem yang meng-capture, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan data yang secara spasial (keruangan) mereferensikan kepada kondisi bumi (Prasetyo, 2003).

(11)

8

Pada dasarnya sistem ini memanfaatkan hardware, software, user dan keefektivan dalam mengumpulkan, menyimpan, menganalisis dan menampilkan informasi yang berhubungan dari suatu daerah yang ada di bumi.

Definisi SIG selalu berubah karena SIG merupakan bidang kajian ilmu dan teknologi yang relatif masih baru. Dibawah ini pengertian lain dari SIG :

SIG merupakan suatu sistem yang mengorganisir perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta dapat mendaya-gunakan sistem penyimpanan, pengolahan, maupun analisis data secara simultan, sehingga dapat diperoleh informasi yang berkaitan dengan aspek keruangan (Husein, 2003).

Dari penggabungan dari beberapa pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa SIG adalah suatu sistem yang terdiri dari hardware, software, dan data yang saling bekerjasama sehingga dapat digunakan untuk meng-capture, menganalisa, mengintegrasi dan menampilakan data yang berkaitan dengan aspek keruangan.

(12)

9

1. Analisa Proximity

Analisa Proximity merupakan suatu geografi yang berbasis pada jarak antar layer. Dalam analisis proximity SIG menggunakan proses yang disebut dengan buffering (membangun lapisan pendukung sekitar layer dalam jarak tertentu untuk menentukan dekatnya hubungan antara sifat bagian yang ada. 2. Analisa overlay

Proses integrasi data dari lapisan-lapisan layer yang berbeda disebut dengan overlay. Secara analisa membutuhkan lebih dari satu layer yang akan ditumpang susun secara fisik agar bisa dianalisa secara visual (Husein, 2003).

2.1.2 Kemampuan SIG (Prasetyo, 2003) 1. Memetakan Letak

Data realita di permukaan bumi akan dipetakan ke dalam beberapa layer dengan setiap layernya merupakan representasi kumpulan benda (feature) yang mempunyai kesamaan, contohnya layer jalan, layer bangunan, dan layer customer. Layer-layer ini kemudian disatukan dengan disesuaikan urutannya. Setiap data pada setiap layer dapat dicari, seperti halnya melakukan query terhadap database, untuk kemudian dilihat letaknya dalam keseluruhan peta. 2. Memetakan Kuantitas

(13)

masing-10

masing tempat tersebut. Pemetaan ini akan lebih memudahkan pengamatan terhadap data statistik dibanding database biasa.

3. Memetakan Kerapatan

Sewaktu orang melihat konsentrasi dari penyebaran lokasi dari fitur-fitur, di wilayah yang mengandung banyak feature mungkin akan mendapat kesulitan untuk melihat wilayah mana yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi dari wilayah lainnya. Peta kerapatan dapat mengubah bentuk konsentrasi kedalam unit-unit yang lebih mudah untuk dipahami dan seragam, misalnya membagi dalam kotak-kotak selebar 10 km2, dengan menggunakan perbedaan warna untuk menandai tiap-tiap kelas kerapatan.

4. Memetakan Perubahan

Dengan memasukkan variabel waktu, SIG dapat dibuat untuk peta historikal. Histori ini dapat digunakan untuk memprediksi keadaan yang akan datang dan dapat pula digunakan untuk evaluasi kebijaksanaan. Pemetaan jalur yang dilalui badai, dapat digunakan untuk memprediksi kemana nantinya arah badai tersebut. Seorang manajer pemasaran dapat melihat perbandingan peta penjualan sebelum dan sesudah dilakukannya promosi untuk melihat efektivitas dari promosinya.

5. Memetakan Apa yang Ada di Dalam dan di Luar Suatu Daerah.

(14)

11

2.1.3 Aplikasi Sistem Informasi Geografis

Pada sebuah aplikasi SIG, terdapat beberapa fasilitas yang merupakan standar untuk melengkapi peta yang tampil pada layar monitor. antara lain :

1. Legenda

Legenda (legend) adalah keterangan tentang obyek-obyek yang ada di peta, seperti warna hijau adalah hutan, garis merah adalah jalan, simbol buku adalah universitas, dan sebagainya.

2. Skala

Skala adalah keterangan perbandingan ukuran di layar dengan ukuran sebenarnya.

3. zoom in / out

Peta di layar dapat diperbesar dengan zoom in dan diperkecil dengan zoom out.

4. Pan

Dengan fasilitas pan peta dapat digeser-geser untuk melihat daerah yang dikehendaki.

5. Searching

Fasilitas ini digunakan untuk mencari dimana letak suatu feature. Bisa dilakukan dengan meng-inputkan nama atau keterangan dari feature tersebut. 6. Pengukuran

(15)

12

7. Informasi

Setiap feature dilengkapi dengan informasi yang dapat dilihat jika feature tersebut diklik. Misal pada suatu SIG jaringan jalan, jika diklik pada suatu ruas jalan akan memunculkan data nama jalan tersebut, tipe jalan, desa-desa yang menjadi ujung jalan, dan jalan-jalan lain yang berhubungan dengan jalan itu.

8. Link

Selain informasi dari database, SIG memungkinkan pula menghubungkan data feature pada peta dengan data dalam bentuk lain seperti gambar, video, ataupun web. Pada Gambar 2.1 adalah contoh link dari peta tentang probolinggo yang jika diklik pada bagian Gunung Bromo akan memunculkan video, gambar-gambar, dan web tentang gunung Bromo (Prasetyo, 2003).

(16)

13

2.1.4 Komponen Sistem Informasi Geografis 1. Hardware

Terdiri dari beberapa komponen, a. CPU (Central Processing Unit) b. Memory (Utama dan Tambahan)

c. Storage (alat penyimpanan data dan informasi) d. Alat tambahan(Peripherals)

Alat masukan (Input Devices) : keyboard, mouse, digitizers, pemindai (scanner), kamera digital, workstation fotogrametris digital.

Alat keluaran (Output Devices) : monitor berwarna, printer, plotter berwarna, perekam film, dan lain-lain.

2. Software

Perangkat lunak yang dimaksud adalah yang mempunyai fungsi: pemasukan data, manipulasi data, penyimpanan data, analisis data, dan penayangan informasi geografis.

Beberapa persayaratan yang harus dipenuhi dari Software SIG :

a. Merupakan Database Management System (DBMS).

b. Memiliki fasilitas Pemasukan dan Manipulasi data Geografi. c. Memiliki fasilitas untuk Query, Analisis, dan Visualisasi.

(17)

14

3. Data dan Informasi

Data yang dapat diolah dalam sistem informasi geografis merupakan fakta-fakta di permukaan bumi yang memiliki referensi keruangan baik referensi secara relatif maupun referensi secara absolut dan disajikan dalam sebuah peta.

1. Referensi Relatif

Berarti suatu data yang memiliki referensi geografis. Data ini dapat digunakan jika sudah dikaitkan dengan data yang memiliki referensi geografis. Misalnya adalah data jumlah penduduk per kabupaten dikaitkan dengan data administrasi kabupaten.

2. Referensi absolut

Berarti suatu data yang memiliki referensi geografis (sudah memiliki koordinat tertentu di permukaan bumi). Misalnya adalah data titik-titik yang diperoleh dengan menggunakan GPS (Global Positioning System).

3. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang terlatih merupakan sebagai komponen terakhir dari SIG. Perannya adalah sebagai pengoperasi perangkat keras dan perangkat lunak, serta menangani data geografis dengan kedua perangkat tersebut (Riyanto dkk, 2009).

2.2 Perangkat Lunak SIG

(18)

15

unsur-unsur spasial yang terdapat didalam ‘view’ ke dalam aplikasi browser internet. Perangkat lunak tersebut dengan masing-masing karakter yang khas diantaranya adalah : ArcIMS, MapServer, MapExtreeme, MapObjects IMS, ArcViews IMS, Demis, Autodesk MapGuide, GeoMedia, GeoMedia WebMap Publisher, Alov Map, CartoWeb, BeyondGeo, ReefBase, Kmap, WorldKit, Stylus Studio XML Mapping Tools, Quest, Geoid, GeoNetwork opensource, dan masih banyak lagi (Prahasta, 2007).

2.2.1 MapServer

2.2.1.1 Tentang MapServer

MapServer (http://mapserver.gis.umn.edu) merupakan aplikasi freeware dan open source yang memungkinkan kita menampilkan data spasial (peta) di web. Aplikasi ini pertama kali dikembangkan di Universitas Minesotta, Amerika Serikat untuk proyek ForNet (sebuah proyek untuk manajemen sumber daya alam) yang disponsori NASA (National Aeronautics and Space Administration). Support NASA dilanjutkan dengan dikembangkan proyek TerraSIP untuk manajemen data lahan. Saat ini, karena sifatnya yang terbuka (open source), pengembangan MapServer dilakukan oleh pengembang dari berbagai negara.

(19)

16

untuk menangani beragam proyeksi peta. Pada bentuk paling dasar, MapServer berupa sebuah program CGI (Common Gateway Interface). Program tersebut akan dieksekusi di web server, dan berdasarkan beberapa parameter tertentu (terutama konfigurasi dalam bentuk file *.MAP) akan menghasilkan data yang kemudian akan dikirim ke web browser, baik dalam bentuk gambar peta ataupun bentuk lain. MapServer mempunyai fitur fitur sebagai berikut:

1. Menampilkan data spasial dalam format vektor seperti: Shapefile (ESRI), ArcSDE (ESRI), PostGIS dan berbagai format data vektor lain dengan menggunakan library OGR.

2. Menampilkan data spasial dalam format raster seperti: TIFF/GeoTIFF, EPPL7 dan berbagai format data raster lain dengan menggunakan library GDAL.

3. Menggunakan quadtree alam indexing data spasial, sehingga operasi-operasi spasial dapat dilakukan dengan cepat.

4. Dapat dikembangkan (customizable), dengan keluaran yang dapat diatur menggunakan file-file template.

5. Dapat melakukan seleksi obyek berdasar nilai, berdasar titik, area, atau berdasar sebuah obyek spasial tertentu.

6. Mendukung rendering karakter berupa font TrueType.

7. Mendukung penggunaan data raster maupun vektor yang di-tiled (dibagi-bagi menjadi sub (dibagi-bagian yang lebih kecil sehingga proses untuk mengambil dan menampilkan gambar dapat dipercepat).

(20)

17

9. Menggunakan skala dalam penggambaran obyek spasial.

10.Dapat menggambarkan peta tematik yang dibangun menggunakan ekspresi logik maupun ekspresi reguler.

11.Dapat menampilkan label dari obyek spasial, dengan label dapat diatur sedemikian rupa sehingga tidak saling tumpang tindih.

12.Konfigurasi dapat diatur secara on the fly melalui parameter yang ditentukan URL.

13.Dapat menangani beragam sistem proyeksi secara on the fly. (Nryadin, 2005).

2.2.1.2 MS4W – MapServer for Windows

MS4W adalah suatu paket perangkat lunak yang sangat memudahkan para pengguna di dalam meng-install (atau melakukan set-up) MapServer pada platform sistem operasi Windows. Tujuan utama pembuatan paket ini adalah untuk memudahkan semua (tingkatan) pengguna, secepatnya (terhindar dari segala detil yang rumit), di dalam mempersiapkan lingkungan Ms. Windows (Prahasta, 2007).

2.2.1.3 Cara Kerja MapServer

(21)

18 Gambar 2.2 Diagram Operasi Standar MapServer

(22)

19 Gambar 2.3 Peta Dengan Berbagai Informasi Layer(Mitchell, 2005).

2.2.1.4 MapServer Executable

(23)

20

program web server yang request peta. Request dikirimkan dalam bentuk CGI parameter dari web server menuju MapServer. Gambar yang dibuat oleh MapServer selanjutnya memberikan feed back ke web server yang kemudian ditampilakan dalam browser (Mitchell, 2005).

2.2.2 ArcView

ArcView merupakan salah satu perangkat lunak sistem informasi geografi yang dikeluarkan oleh ESRI (Environmental Systems Research Institute). ArcView memiliki kemampuan melakukan visualisasi data, eksplorasi data, menjawab query (baik database spasial maupun non spasial), menganalisis data secara geografis, dan sebagainya (Riyanto dkk, 2009).

2.3 PHP/Mapscript

Mapscript adalah antar muka pemrograman Mapserver. PHP/Mapscript memungkinkan kita melakukan akses terhadap mapscript API (Aplication Programing Interface) dari lingkungan PHP, dengan menggunakan kelas PHP.

(24)

21

2.4 AssetManagement

Secara umum manajemen aset adalah sebuah proses pengelolaan segala sesuatu baik berwujud dan tidak berwujud yang memiliki nilai ekonomik dan dapat mendorong tercapainya tujuan dari individu dan organisasi.

Definisi dari Asset management menurut Danylo dalam buku Diklat Teknis Substantif Spesialisasi Pengelolaan kekayaan Negara (2007), adalah sebuah metodologi untuk meng-efisiensikan dan mengalokasikan secara tepat sumber daya diantara yang masih valid, masih bisa bersaing dan objective.Kaganova dan McKellar mendefinisikan manajemen aset : Property asset management dapat didefinisikan sebagai proses mengambil keputusan dan mengimplementasikan hubungannya ke dalam pendapatan, kegunaan, dan pembuangan dari real property.

Walaupun manajemen aset dapat dipresentasikan sesuai dengan jenis aset atau konsentrasi kegiatannya tetapi beberapa ahli tidak ingin membuat definisi manajemen aset secara spesifik dengan menyatakan tidak ada definisi yang pasti mengenai manajemen aset (working defenition). Meskipun demikian, dari beragam definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen aset mencakup proses mulai dari proses perencanaan sampai dengan penghapusan (disposal dan perlunya monitoring terhadap aset-aset tersebut selama umur penggunaannya oleh suatu organisasi atau Kementerian/Lembaga (Diklat Teknis Substantif Spesialisasi Pengelolaan Kekayaan Negara, 2007).

(25)

22

yang seharusnya memerlukan sebuah divisi sendiri dalam pengelolaan aset tersebut. Aset dapat dikelompokkan berdasarkan dua kategori kelompok utama yaitu Real Property dan Personal property. Gambar 2.3 adalah diagram pembagian kelompok aset.

Gambar 2.4 Diagram Pembagian Kelompok Aset (Dit.TIK UPI, 2008).

2.4.1 Manajemen Aset Tetap

Manajemen aset tetap (Siregar, 2004) merupakan proses akuntansi yang bertujuan untuk melacak status aset perusahaan, termasuk lokasi, kondisi dan karakteristik pembeda lainnya dari setiap aset. Pengelolaan aset tetap ini akan berhasil bila didukung oleh pencatatan perusahaan yang update untuk mencerminkan status aktual dari semua aset tetap dalam hal nilai saat ini. Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam pengelolaan aset tetap, seperti penggunaan teknologi untuk mengidentifikasi aset dari orang lain, melacak gerakan aset tersebut dari satu lokasi ke lokasi lain, dan menghitung depresiasi yang terkait dengan setiap aset tetap.

Salah satu elemen kunci dari manajemen aset tetap adalah selalu mengetahui berapa banyak unit dan posisi aset tetap yang dimiliki perusahaan. Tergantung

Aset

Real Property Personal Property Aset Aset

Bangunan

Tanah Kendaraan Fixture/

furniture

(26)

23

pada sifat dari bisnis, aset tetap dapat berpindah tempat, lokasi, atau dipindahkan dari satu departemen ke departemen lain. Sebagai contoh, sebuah perusahaan manufaktur akan melacak jumlah forklift yang dimiliki dan dioperasikan sebagai bagian dari program normal produktivitas bisnis. Maka setiap forklift akan diberi tanda atau nomor seri. Nomor seri akan digunakan untuk mengidentifikasi aset dalam catatan akuntansi dan juga melacak posisi forklift yang digunakan. Penggunaan teknologi modern juga bermanfaat bila aset tetap berpindah tempat, dengan menggunakan scanner memungkinkan untuk melacak waktu dan tanggal setiap pergerakkan aset tetap, serta menyediakan data penting untuk manajemen.

Berikut adalah Tahapan Manajemen Aset Tetap (Siregar, 2004) : 1. Inventarisasi Aset

Inventarisasi aset terdiri dari dua aspek yaitu

 Aspek fisik (bentuk, luas, volume atau jumlah, jenis, alamat dan lain-lain)

dan.

 Aspek yuridis atau legal (status penguasaan, masalah legal yang dimiliki,

batas akhir penguasaan dan lain-lain).

Proses kerja yang dilakukan antara lain adalah pendataan, kodefikasi, pengelompokkan, dan administrasi sesuai dengan tujuan manajemen aset.

2. Legal Audit

(27)

24

 inventarisasi status penggunaan aset, sistem, dan prosedur penguasaan atau

pengalihan aset.

 identifikasi dan mencari solusi atas permasalahan legal.

 strategi untuk memecahkan berbagai permasalahan legal yang terkait

dengan penguasaan atau pengalihan aset.

Legal audit dapat digunakan untuk mengatasi berbagai permasalahan legal menyangkut status kepemilikan aset, antara lain status hak penguasaan yang lemah, aset dikuasai pihak lain, pemindahtanganan aset yang tidak termonitor, dan lain-lain.

3. Penilaian Aset

Penilaian aset merupakan satu proses kerja untuk melakukan penilaian atas aset yang dikuasai. Biasanya ini dikerjakan oleh konsultan penilai yang independen. Hasil dari nilai aset tersebut akan dapat dimanfaatkan untuk mengetahui nilai kekayaan aset tetap. Penilaian aset tetap dimaksudkan untuk memberikan saldo aset yang lebih relevan bagi pencatatan di laporan keuangan periode terkait dan periode sesuai nilai wajarnya (fair value) pada saat penilaian aset.

4. Optimalisasi Aset

(28)

25

aset yang bersangkutan, aset tetap tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pihak ketiga dengan tidak mengubah status kepemilikan. Hasil akhir dari tahapan ini adalah rekomendasi yang berupa sasaran, strategi, dan program untuk mengoptimalkan aset yang dikuasai. Contoh bentuk optimalisasi pemanfaatan aset adalah penyewaan aset, peminjaman, kerjasama pemanfaatan aset tetap, dan bangunan guna serah.

5. Pengawasan dan pengendalian aset

Pengawasan dan pengendalian terhadap pemanfaatan dan pengalihan aset diperlukan agar setiap penanganan terhadap satu aset dapat termonitor jelas, mulai dari lingkup penanganan hingga siapa yang bertanggungjawab mengelola aset tersebut (Siregar, 2004).

2.5 Framework Pmapper

Framework adalah sekumpulan library yang diorganisasikan pada sebuah rancangan arsitektur untuk memberikan kecepatan, ketepatan dan kemudahan dan konsistensi didalam pengembangan aplikasi atau pemecahan suatu masalah. Pmapper adalah sebuah framework berbasis MapServer dan PHP/MapScript. Pmapper menyediakan tools yang sangat bagus dan siap untuk digunakan dan mempunyai sebuah plugin API untuk menambah fungsionalitas nya.

Pmapper dikembangkan oleh Armin Burger, dan didistribusikan dibawah GNU GPL lisence :

 Adalah aplikasi tanpa bayar.

 Memungkinkan untuk memodifikasi source code.

(29)

26

2.6. AJAX

(30)

27

Gambar 2.5 Model Ajax (Hakim, 2011) Gambar 2.6 Model Tradisional (Hakim, 2011)

2.7 JQuery

JQuery adalah Javascript Library, yaitu kumpulan kode/fungsi Javascript siap pakai, sehingga mempermudah dan mempercepat kita dalam membuat kode Javascript, termasuk dalam membuat kode Ajax (Hakim, 2011).

2.8 Metode Waterfall

Nama model ini sebenarnya adalah “Linear Sequential Model”. Model ini sering disebut dengan Classic Life Cycle atau model waterfall. Model ini pertama kali muncul pada tahun 1970 yang diperkenalkan oleh Winston W. Royce. Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain, coding, testing atau verification, dan maintenance. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Gambar 2.5 menggambarkan tahapan pada model waterfall menurut Pressman (2001).

(31)

28 Gambar 2.7. Model Waterfall (Pressman, 2001)

Berikut adalah penjelasan dari tahap-tahap yang dilakukan di dalam model Waterfall menurut Pressman:

1. System / Information Engineering and Modeling

Permodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang diaplikasikan ke dalam bentuk software. Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware, database, dan sebagainya. Tahap ini sering disebut dengan Project Definition. Menurut Franco-Plata dkk, (2012) tahapan ini adalah menentukan masalah-masalah yang akan diselesaikan dengan menggunakan tools SIG, menentukan dan membatasi ruang lingkup dan konteks umum dari sistem yang akan dikembangkan.

2. Software Requirements Analysis

(32)

29

(pencarian kebutuhan sistem dan software) harus didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan.

Menurut Garouani dkk, (2012) Menganalisis software harus dilakukan secara hati-hati dan teliti sehingga fungsionalitas dan/atau business dari aplikasi dapat tercapai dan sesuai dengan yang diinginkan oleh user key. Masalah Compability dari software SIG pada tahap ini harus sudah terselesaikan. 3. Design

Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan software menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprintsoftware sebelum coding dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah disebutkan pada tahap sebelumnya. Seperti dua aktivitas sebelumnya, maka proses ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software.

4. Coding

Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer, maka desain harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap ini merupakan implementasi dari tahap design yang secara teknis dikerjakan oleh programmer.

5. Testing / Verification

(33)

30

dimaksud oleh user. Penyertaan dalam pengujian harus sebanding dengan konsekuensi dari kesalahan interpretasi (kesalahan dalam menjelaskan isi dalam peta). Pengujian desain dapat berkisar dari yang sederhana melalui pengujian isi peta (seperti navigasi peta) dimaksudkan untuk komunikasi internal saja, untuk pengujian kegunaan yang lebih menyeluruh dengan perwakilan dari user diharapkan memiliki distribusi yang luas.

6. Maintenance

(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan analisis yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Sistem Informasi Inventarisasi Aset Berbasis Web GIS Di PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tarahan telah berhasil dikembangkan.

2. WEB-GIS dapat menampilkan lokasi dan informasi aset yang dimiliki oleh PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tarahan pada lokasi tertentu dalam bentuk peta.

3. Informasi aset di PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tarahan yang dihasilkan oleh sistem dapat dijadikan informasi untuk pengelolaan aset di masa yang akan datang.

(35)

94

5.2 Saran

Saran yang diberikan dalam pengembangan selanjutnya adalah :

1. Pada warna highlight pencarian dapat diganti disesuaikan dengan warna layer pada peta sehingga untuk pencarian pada layer bisa lebih jelas.

2. Sistem Informasi Inventarisasi ini dapat dikembangkan lagi dengan melakukan semua tahapan dalam manajemen aset sehingga menjadi sistem informasi manajemen aset yang utuh.

(36)

SISTEM INFORMASI INVENTARISASI ASET BERBASIS WEB GIS DI PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN TARAHAN

( Skripsi )

Oleh

SAUR P SINURAT

JURUSAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(37)

SISTEM INFORMASI INVENTARISASI ASET BERBASIS WEB GIS DI PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN TARAHAN

Oleh

SAUR P SINURAT

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA KOMPUTER

Pada

Jurusan Ilmu Komputer

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

JURUSAN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG

(38)

Judul Skripsi : SISTEM INFORMASI INVENTARISASI ASET BERBASIS WEB GIS DI PT. PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN TARAHAN Nama Mahasiswa : Saur P Sinurat

Nomor Pokok Mahasiswa : 0817032045

Jurusan : Ilmu Komputer

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Kurnia Muludi, M.S.Sc. Rangga Firdaus, M.Kom. NIP. 19640616 198902 1 001 NIP. 19741010 20080 1 015

2. Mengetahui

Ketua Jurusan Matematika

(39)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Ir. Kurnia Muludi, M.S.Sc.

Sekretaris : Rangga Firdaus, M.Kom

Penguji

Bukan Pembimbing : Anie Rose Irawati, S.T.,M.Cs.

2. Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Prof. Suharso, Ph.D.

NIP. 19690530 199512 1 001

(40)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Lumban Binanga pada tanggal 23 Mei 1990, sebagai anak kelima dari enam bersaudara, dari pasangan Bapak Sihol Sinurat dan Ibu Pemi Br Sitanggang.

Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 175832 Buhit Samosir Sumatera Utara pada tahun 2002, Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Pangururan Samosir Sumatera Utara pada tahun 2005 , dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Pangururan Samosir Sumatera Utara pada tahun 2008.

(41)

PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karyaku ini kepada :

Tuhan Yesus Kristus

Sebagai salah satu bentuk rasa syukurku

atas segala pertolongan dan kemudahan dan segala mukzizat-mukzizat yang telah diberikan

hingga saat ini.

Dan kepada Kedua orangtua tercinta, yang telah membesarkan, mendidik, serta selalu

(42)

MOTTO

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal

keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur....

(Filipi 4:6)

Sometimes things become possible if we want them bad enough ....

(Saur P Sinurat)

For I can do ALL Things Through Christ who gives me strength

(Filipi 4:13)

Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan

dan bukan untuk manusia

(Kolose 3:23)

Litle things are indeed litle, but to be faithfull in litle things is a great thing

(43)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, Pribadi yang sangat mengenal dan sangat mengasihi penulis hingga dapat menyelesaikan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ilmu Komputer di Universitas Lampung, yaitu skripsi dengan judul “Sistem Inventarisasi Aset Berbasis Web GIS di PT.

PLN (Persero) Sektor Pembangkitan”.

Pada Kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak, yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Kurnia Muludi, M.S.Sc., selaku pembimbing satu yang telah memberikan bimbingan, saran, koreksi dan motivasi dalam pembuatan skripsi ini.

2. Bapak Rangga Firdaus, M.Kom, selaku pembimbing dua yang telah memberikan bimbingan, saran, koreksi dan motivasi dalam pembuatan skripsi ini.

3. Ibu Anie Rose Irawati, S.T.,M.Cs., selaku pembahas yang telah memberikan koreksi dan saran dalam pembuatan skripsi ini.

(44)

5. Bapak Dwi Sakethi, M.Kom., selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Universitas Lampung

6. Seluruh dosen dan karyawan Jurusan Ilmu Komputer FMIPA Universitas Lampung.

7. Seluruh karyawan PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Tarahan khususnya bagian Enjiniring yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.

8. Ayahanda dan Ibunda tercinta, atas segala Nasehat, dukungan dan yang senantiasa berdoa demi keberhasilan saya.

9. Keluarga besarku Kaka Mawan Sinurat, Kaka Hot Raya Sinurat, Abang Marudut Sinurat, Kakak Mestika Sinurat, dan Adik Basten Sinurat yang selama ini selalu mendoakan dan mendukung disetiap kegiatanku .

10.Anggun, Bayu, Deis, Dones, Eky, Eko, Habib, Hanna, Lenny, Robby, Roganda, Tia dan seluruh teman-teman Ilmu Komputer angkatan 2008, atas segala motivasi, masukan, dan kebersamaan yang telah diberikan 11.Seluruh pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu

persatu, atas dukungan dan doanya dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, Januari 2013 Penulis,

Gambar

Gambar 1.1 Potongan Diagram Hirarki Peralatan
Gambar 2.1 Peta yang di-Link Dengan Foto, Video, dan Web
gambar. Salah satu layer-nya bisa saja berupa citra satelit. Sebuah contoh untuk
Gambar 2.3 Peta Dengan Berbagai Informasi Layer (Mitchell, 2005).
+4

Referensi

Dokumen terkait

Bila user tidak mengisi salah satu atau lebih field pada form Pemesanan Perawatan Insidentil dan atau memilih tanggal pemesanan perawatan yang kurang dari 7 hari dari

*Klik Pengolahan Region untuk masuk ke halaman TOP02 yang didalamnya terdapat fungsi Tambah, Ubah dan Hapus data peralatan di Region. *Klik Pengolahan UPT untuk masuk ke

Atribut kunci primer Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam suatu entitas dan digunakan sebagai kunci akses record yang diinginkan; biasanya berupa id; kunci

Atribut kunci primer Field atau kolom data yang butuh disimpan dalam suatu entitas dan digunakan sebagai kunci akses record yang diinginkan; biasanya berupa id; kunci

Kasus dan Hasil Uji (Data Normal) Data Masukan Yang Diharapkan Pengamatan Kesimpulan Mengisi semua field data material Muncul pesan data tersimpan dan data material

Berdasarkan masalah yang berkaitan dengan inventarisasi dan perawatan aset komputer tersebut, maka dibangunlah sebuah perangkat lunak yang mampu melakukan pencatatan

“UML ( Unified Modelling Language ) adalah ‘bahasa’ pemodelan untuk sistem atau perangkat lunak yang berparadigma ‘berorientasi objek’ pemodelan ( modeling )

PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Asam-Asam pada setiap bagian yang membuat permintaan pengadaan dan pembayaran masih sulit untuk mendapat informasi status