• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan pisang kepok unti sayang melalui Penerapan good agricultural practices (gap)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan pisang kepok unti sayang melalui Penerapan good agricultural practices (gap)"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Seminar Hasil - Hasil Penelitian IPB 2010

34

PENGEMBANGAN PISANG KEPOK UN TI SAYAN G MELALUI

PEN ERAPAN GOOD AGRICULTUR AL PRACTICES (GAP)

(Developing of Kepok Banana var. Unti Sayang Through

Good Agricultural Practices (GAP) Application)

Mohamad Rahmad Suhartanto, Sobir, Heri Harti

Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT), LPPM IPB

ABSTRAK

Pisang merupakan komoditas yang sangat potensial dikembangkan untuk menunjang ketahanan pangan. Namun produksi pisang nasional mendapat ancaman serangan penyakit layu darah yang ditularkan oleh serangga melalui bunga jantan pisang. Berdasarkan kegiatan penelitian tahun 2009, PKBT IPB bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Propinsi Sulawesi Selatan telah melepas varietas unggul pisang kepok tanpa bunga jantan dengan nama Pisang Unti Sayang. Pisang ini tahan (escape) terhadap penyakit layu darah. Kegiatan perbanyakan benih pisang dan pengembangan Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan tujuan untuk didiseminasikan kepada para petani juga mulai dilakukan. Kegiatan yang dilakukan tahun 2010 meliputi diseminasi benih pisang Unti Sayang, diseminasi penerapan Good Agricultural Practices (GAP) di tingkat petani, serta sosialisasi pengolahan minimum pisang kepok. Pelatihan dan sosialisasi GAP pisang Kepok Unti Sayang telah dilakukan di Kecamatan Teras, Boyolali dan Kecamatan Ciampea, Bogor. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman dengan perlakuan SOP lebih baik dibandingkan non SOP. Pengembangan teknologi pengolahan minimum pisang dilakukan dengan cara dicacah dan dikeringkan. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa kandungan gizi olahan sederhana pisang kepok pada H0 (saat panen) hampir sama dengan beras/nasi.

Kata kunci : Ketahanan pangan, pisang kepok, diseminasi, Good Agricultural Practices (GAP), pengolahan minimum.

ABSTRACT

Banana is the fruit commodity that very potential to be developed to support food security. Nevertheless, national banana production has been threatened by blood desease attack which is spreaded by insects through the banana male bud. Based on the previous research activities (year 2009), PKBT (Center for Tropical Fruit Studies/CETROFS) IPB in collaboration with the Goverment Official of South Sulawesi Province have been released high yielding variety of kepok budless mutant banana (Var. Unti Sayang), raises the hope of blood desease problem solution. In that year, it has been started to propagate banana seedlings and developed Standard Operation Procedure (SOP) of kepok Unti Sayang production to be disseminated to farmers. These activities continue in this year (year 2010) includes the dissemination of Unti Sayang Banana seeds, dissemination of application of Good Agricultura l Practices (GAP) at the farmer level, and socialization of minimum processing of kepok banana. Training and socialization of GAP Unti Sayang Banana has been conducted in Teras Subdistrict, Boyolali and Ciampea Subdistrict, Bogor. The result showed that banana plant growth with SOP treatment is faster than non-SOP treatment. Intermediate technology of minimum processing was done by using simple chopping and drying methode. Nutrition analysis showed that the nutrients content of dried banana chopper (H0 phase harvested) is almost similar with rice.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data hasil wawancara dengan Tata Usaha (inisial AS), mengatakan bahwa dengan penerapan full day school di SMAN 4 Kota Ternate menjadi contoh bagi

Malah, salah seorang dari kapala titiga yang jahat itu, bernama Rangin, (pernah) bersembunyi di sebuah dusun yang berada di wilayah kekuasaan Demang Suraprasandhah. Jelas-

dengan penyarungan buah baik pada buah besar maupun kecil secara nyata menurunkan jumlah biji kakao yang lengket akibat serangan PBK dibandingkan dengan aplikasi

Mengingat adanya perbedaan pada kedua program dalam pembahasan yang sama tersebut penulis mencoba menngkomparasikan dan mendeskripsikan kedua program tersebut di tinjau

Pada penyandang tunarungu bukan bawaan lebih mengalami kesulitan dalam membentuk konsep diri karena ketika konsep diri mulai terbentuk pada saat individu masih normal,

Dokter dan dokter gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi, dan dokter gigi spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun

Dari tabel Analisis Post Hoc Test Homogeneous Subset yang diperoleh berdasar analisis SPSS, dapat dilihat untuk atribut warna bahwa sampel bihun tapioca, bihun beras dan

Hasil belajar peserta dalam pembuatan wrap and drape dress batik Madura di Kecamatan Proppo Pamekasan Madura yang terdiri dari tiga model dan dilaksanakan pada dua kali