• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Pengembangan Wisata di Ngalau Antabuang Indah Nagari Sisawah Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Potensi Pengembangan Wisata di Ngalau Antabuang Indah Nagari Sisawah Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI PENGEMBANGAN WISATA DI NGALAU ANTABUANG

INDAH NAGARI SISAWAH KABUPATEN SIJUNJUNG

SUMATERA BARAT

IQBAL AFRIYADI

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi Potensi Pengembangan Wisata di Ngalau Antabuang Indah Nagari Sisawah Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat adalah benar karya saya denganarahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor,16 Agustus 2013

(4)

ABSTRAK

IQBAL AFRIYADI. Potensi Pengembangan Wisata dii Ngalau Antabuang Indah Nagari Sisawah Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat. Dibimbing oleh NANDI KOSMARYANDIdan EVA RACHMAWATI.

Gua (Ngalau) merupakan salah satu dari bentukan alam di kawasan karst yang paling banyak menarik minat pengunjung. Ngalau Antabuang Indah dulunya pernah dibuka untuk wisata namun pada awal tahun 2000 ditutup oleh masyarakat dikarenakan oleh adanya perusakan lingkungan gua oleh pengunjung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji potensi-potensi yang terdapat di Ngalau Antabuang Indah dan sekitarnya. Potensi yang terdapat di Ngalau Antbuang Indah berupa bentukan lorong yang bervariasi, ornamen gua, dan fauna gua, sedangkan potensi yang terdapat di sekitarnya berupa hamparan sawah, hutan alam, sungai dan tebing-tebing karst. Potensi sosial-budaya yang dapat dijadikan paket wisata Ngalau Antabuang Indah adalah Randai, Pencak Silat dan Kaji Balenggok. Pengunjung mengharapkan adanya pengelolaan yang baik. Kegiatan wisata yang dapat dilakukan di Ngalau Antabuang Indah dan sekitarnya bersifat wisata massal dan minat khusus.

Kata kunci: gua, ngalau antabuang indah, potensi wisata

ABSTRACT

IQBAL AFRIYADI.Tourism Development Potention in Antabuang Indah Cave Sisawah Sijunjung Regency West Sumatera. Supervised by NANDI KOSMARYANDI and EVA RACHMAWATI.

Cave (Ngalau) is one of the natural formations in the karst region that was mostlyattract visitor. Antabuang Indah Cave was once opened then wereclosed in early year 2000 due to destruction of cave environment by visitor. The purpose of this study were to assess the potential of Antabuang Indah cave and its surrounding areas. The potential in Antbuang Indah cave were variety of formations of aisle, cave ornament, and the cave fauna. While the potential of surrounding area include rice fields, forests, rivers and karst cliffs. Social cultural potential that can be toursm package in Ngalau Antabuang Indah was Randai, Pencak Silat and Kaji Balenggok. Visitors expected good management. Activities that can be done in Antabuang Indah cave and its surrounding area was mass tourism and special interest tourism activities.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan

pada

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

POTENSI PENGEMBANGAN WISATA DI NGALAU ANTABUANG

INDAH NAGARI SISAWAH KABUPATEN SIJUNJUNG

SUMATERA BARAT

IQBAL AFRIYADI

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)
(8)

Judul Skripsi :Potensi Pengembangan Wisata di Ngalau Antabuang Indah Nagari Sisawah Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat

Nama : Iqbal Afriyadi

NIM : E3400222

Disetujui oleh

Dr.Ir. Nandi Kosmaryandi, MSc.F Pembimbing I

Eva Rachmawati,S.Hut, M.Si Pembimbing II

Diketahui oleh

Prof. Dr. Ir. Sambas Basuni, MS Ketua Departemen

(9)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April hingga Mei 2011 ini ialah potensi pengembangan wisata, dengan judul Pengembangan Wisata di Ngalau Antabuang Indah Nagari Sisawah Kabupaten Sijunjung.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir.Nandi Kosmaryandi, M.Sc.F dan Ibu Eva Rachmawati, S.Hut M.Si selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada Mahasiswa Pencinta Alam dan Lingkungan Hidup Universitas Negeri Padang yang telah membantu dalam pengambilan data. Ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya juga di ucapkan kepada seluruh masyarakat Jorong Baru Nagari Sisawah yang telah banyak membantu penulis selama pengambilan data.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, 28 Agustus 2013

(10)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vii

DAFTAR GAMBAR vii

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Penelitian 1

Manfaat Penelitian 1

METODE 2

Lokasi dan Waktu Penelitian 2

Alat dan Bahan 2

Prosedur Pengambilan Data 2

Pengolahan dan Analisis Data 4

HASIL DAN PEMBAHASAN 4

Kondisi Umum Lokasi Penelitian 5

Potensi Fisik dan Biologi di Ngalau Antabuang Indah 5 Potensi Fisik, Biologi dan Sosial Budaya

di Sekitar Ngalau Antabuang Indah 12

Karakteristik dan Preferensi Pengunjung 16

Potensi Pengembangan Wisata di Ngalau Antabuang Indah 18

SIMPULAN DAN SARAN 22

Simpulan 22

Saran 22

DAFTAR PUSTAKA 23

(11)

DAFTAR TABEL

1 Tabel 1 Jenis Data dan Metode yang digunakan 3

2 Tabel 2 Inventarisasi Fauna Gua 11

3 Tabel 3 Inventarisasi Fauna di sekitar Gua 14

4 Tabel 6 Inventarisasi Tumbuhan di sekitar Gua 15

5 Tabel 5 Karakteristik Pengunjung 17

DAFTAR GAMBAR

1 Gambar 1 Denah lokasi penelitian di Nagari Sisawah 2 2 Gambar 2 (a). Mulut gua (b) Lorong sempit di zona gelap (merangkak),

(c) Lorong sempit di zona gelap abadi (merunduk), (d) Chamber di

zona gelap abadi 6

3 Gambar 3 Peta Ngalau Antabuang Indah 7

4 Gambar 4 Stalagmit di zona gelap 8

5 Gambar 5 Stalagtit di zona gelap 8

6 Gambar 6 Pilar di zona peralihan 9

7 Gambar 7 (a) Gourdam di zona gelap, (b) Gourdam di zona peralihan 9 8 Gambar 8 (a) Flowstone di zona peralihan, (b) Flowstone di zona gelap 10 9 Gambar 9 (a) Laba-laba gua, (b) Jangkrik gua, (c) Kelelawar 10 10 Gambar 10 Kondisi suhu di Ngalau Antabuang Indah 12

11 Gambar 11 Bukit-bukit karst dan hutan 12

(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kawasan karst merupakan bentang alam yang terjadi akibat pelarutan batuan gamping (karstisifikasi) yang memiliki nilai keanekaragaman hayati (biodiversity) dan keanekaragaman bumi (geodiversity) yang unik dan langka (Samodra 2001). Gua adalah ruang bawah tanah yang dapat dimasuki manusia (Samodra, 2001). Gua menurut Ko (1997) bisa diibaratkan sebagai buku yang merekam kejadian geologi, biologi, ekologi dan arkeologi masa lalu, sehingga setiap langkah di dalam gua tidak berbeda dengan membolak-balik halamannya,yang mencatat sejarah pembentukan dan perkembangannya, yang ditulis dalam bahasa dan ungkapan yang menarik. Dari sekian banyak fenomena yang terdapat di kawasan karst gua merupakan fenomena yang paling diminati oleh banyak pengunjung. Gua memberikan pengalaman tersendiri kepada pengunjung, hal ini dikarenakan gua menyajikan tantangan pada saat memasuki, menelusuri dan mengeksplorasinya (Samodra, 2001).

Ngalau Antabuang Indah adalah salah satu gua yang terdapat di Nagari Sisawah. Sebenarnya gua ini sempat dibuka untuk kegiatan wisata, namun pada awal tahun 2000 ditutup oleh masyarakat lokal dikarenakan adanya perusakan yang dilakukan oleh pengunjung. Perusakan yang terjadi di Ngalau Antabuang Indah antara lain mematahkan ornamen-ornamen gua, vandalisme dan membuang sampah di dalam gua. Hal ini mengakibatkan kurangnya minat pengunjung untuk datang ke sini. Selain kerusakan, hal lain yang mengakibatkan kurangnya minat pengunjung datang ke Ngalau Antabuang Indah tidak adanya pengelolaan yang baik.Ngalau Antabuang Indah memiliki daya tarik berupa ornamen-ornamen gua, fauna gua, dan bentukan lorong yang menantang. Untuk meningkatkan kembali minat pengunjung dibutuhkan sebuah upaya pengelolaan yang lebih baik. Untuk itu dilakukan kajian potensi-potensi wisata di Ngalau Antabuang Indah dan sekitarnya. Sehingga dengan mengetahui potensi yang terdapat di Ngalau Antabuang Indah dan sekitarnya perencanaan pengembangan wisata dapat dilakukan dengan baik dan tepat

Tujuan

1. Melakukan kajian potensi yang meliputi aspek fisik, biologi di Goa Antabuang Indah, Sijunjung.

2. Melakukan kajian potensi wisata yang meliputi aspek fisik, biologi, sosial budaya di sekitar Ngalau Antabuang Indah

3. Mengidentifikasi karakteristik dan preferensi pengunjung di Ngalau Antabuang Indah

Manfaat

(13)

2

wisata pada Ngalau Antabuang Indah, sehingga dapat memberikan pelayanan terbaik kepada pengunjung.

METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Goa Antabuang Indah di Nagari Sisawah Kecamatan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung Sumatera Barat (gambar 1). Penelitian ini dilakukan selama dua bulan mulai dari bulan April2011 sampai bulan Mei 2011.

Gambar1 Denah lokasi penelitian di Kanagarian Sisawah Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian yaitu kompas, clinometer , pita ukur, tally sheet, papan jalan, kertas kalkir, kalkulator, thermometerdry wet (kondisi iklim mikro), pinset, kantong spesimen, kamera, sarung tangan, tali raffia, fieldguide (kelelawar, reptile dan amfibi), tally sheet.panduan wawancara dan alat tulis.

Prosedur Pengambilan Data

(14)

3 Tabel 1 Jenis data dan metode yang digunakan

No. Potensi Parameter Variabel Sumber Metode

1 Potensi Fisik (di dalam gua)

Pemetaan goa Panjang, lebar, tinggi, bentukan Ornamen goa Jenis, deskripsi,

kondisi, letak dan

Potensi wisata Jenis potensi, kondisi potensi

Masyarakat Sosial - budaya masyarakat

Masyarakat Wawancara 6 Pengunjung Karakteristik

(15)

4

Pengolahan dan Analisis Data

Adapun pengolahan dan analisis data dilakukan dengan :

A. Potensi Fisik, Potensi Biologi di Budaya Ngalau Antabuang Indah sebagai berikut :

1. Pemetaan gua

Pengolahan data dalam pemetaan gua, bentuk peta dihasilkan dalam bentuk plan section (tampak atas). Selain itu pembuatan peta juga dilakukan dengan bantuan software WCOMP32 (cave-x) dengan memasukan data panjang, lebar, sudut azimuth dan tinggi goa. 2. Inventarisasi ornamen gua

Inventarisasi ornamen gua dilakukan dengan metode jelajah yaitu dengan mencatat semua ornamen yang ditemukan di setiap stasiun pengamatan di dalam gua. Data yang dikumpulkan berupa jenis ornamen, kondisi ornamen, posisi ditemukan dan pada zona mana ornamen tersebut di temukan.

3. Kondisi iklim mikro gua

Pengambilan data suhu dilakukan dengan menggunakan termometer basah dan kering. Pengukuran dilakukan selama 30 menit dan dicatat tiap 10 menit. Data yang didapatkan merupakan rata-rata pencatatan. Kelembaban didapat dengan menggunakan tabel RH yang telah tersedia pada termometer.

4. Inventarisasi fauna gua

Pengolahan data untuk invetarisasi fauna goa dilakukan menggunakan fieldguide serangga, amphibi, kelelawar dan mamalia. Semua data di analisis secara deskriptif

B. Potensi Fisik, Potensi Biologi dan Potensi Sosial-Budaya di sekitar Ngalau Antabuang Indah.

1. Potensi Fisik di sekitar Ngalau Antabuang Indah

Data yang diambil adalah jenis-jenis potensi yang terdapat di sekitar Ngalau Antabuang Indah yang dapat mendukung kegiatan wisata di Ngalau Antabuang Indah.

2. Potensi Biologidi sekitar Ngalau Antabuang Indah

Pengambilan data flora di sekitar kawasan Ngalau Antabuang Indah dilakukan dengan metode mencatat semua jenis tumbuhan dan satwa selama pengamatan berlangsung juga wawancara kepada masyarakat. Data flora dan fauna yang dicatat antara lain adalah nama lokal, ciri-cirinya dan penyebarannya, kemudian semua data tersebut diolah dengan metode deskriptif.

3. Potensi Sosio-Budaya di sekitar Ngalau Antabuang Indah.

Data yang diambil adalah kegiatan masyarakat yang berada di sekitar Ngalau Antabuang Indah yang dapat mendukung dalam kegiatan wisata di Ngalau Antabuang Indah seperti kesenian-kesenian yang terdapat di sekitar Ngalau Antabuang Indah.

(16)

5 pendidikan, pengetahuan tentang goa, tujuan pengunjung, pola kunjungan, kegiatan yang dilakukan di Ngalau Antabuang Indah, harapan pengunjung terhadap Ngalau Antabuang Indah, sarana dan prasarana yang dibutuhkan pengunjung dan perlindungan pengunjung.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Lokasi Penelitian

Kanagarian Sisawah adalah salah satu nagari dari kecamatan sumpur kudus kabupaten sijunjung. Secara adsminitrasi Kanagarian Sisawah memiliki batas- batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah utara : Kanagarian Mangganti

Sebelah selatan : Kanagarian Tanjung Bonai Aur Sebelah timur : Kecamatan Sijunjung

Sebelah barat : Kecamatan Koto VII

Secara Geografis Kanagarian Sisawah berada pada ketinggian 281 sampai 283 mdpl dengan bentang alam yang berbukit-bukit karst yang menjulang tinggi. Kanagarian Sisawah memiliki luas wilayah 11579 Km2 dengan suhu udara berkisar 300C sampai 360C.

Potensi Fisik dan Biologi di Ngalau Antabuang Indah

a. Peta dan ornamen yang terdapat di Ngalau Antabuang Indah

Ngalau Antabuang Indah merupakan tipe goa aktif karena di dalam goa masih terdapat aliran sungai yang masih mengalir. Secara keseluruhan Ngalau Antabuang Indah memiliki panjang goa ± 1 km berdasarkan hasil pemetaan dari Mahasiswa Pencinta Alam dan Lingkungan Hidup mapala dari Universitas Negeri Padang pada tahun 2010. Hasil pengamatan dan pemetaan yang dilakukan didapatkan bahwa panjang Ngalau Antabauang Indah hanya 723,11 m hal ini diakibatkan oleh kondisi lorong yang akan dipetakan tidak mungkin untuk dilalui. Lorong tersebut sangat sempit dan terdapat aliran sungainya. hingga ke stasiun 4 yang jaraknya sekitar 71,13 m dengan kondisi lorong yang landai dan tidak begitu licin.

2. Zona peralihan

(17)

6

3. Zona gelap

Di zona gelap cahaya matahari sudah tidak dapat masuk lagi, namun kondisi luar goa masih memberikan dampak sehingga suhu di dalam zona ini masih bisa berfluktuasi. Zona ini berada pada stasiun 6 hingga stasiun 20 dengan jarak 151,37 m. Kondisi lorong pada zona ini sudah mulai bervariasi. Pada zona ini terdapat lorong dimana pengunjung harus merangkak untuk melewatinya. Pada zona ini beberapa lorong memliki aliran sungai bawah tanah.

4. Zona gelap abadi

Zona gelap abadi adalah zona yang sama sekali tidak ada atau tidak dapat pengaruh dari kondisi di luar goa. Zona ini memiliki suhu dan kelembapan yang konstan serta kualitas dan kuantitas oksigen yang rendah. Zona ini berada pada stasiun 20 keatas dengan jarak 466,92 m. Kondisi pada lorong ini tidak jauh berbeda dengan pada zona gelap, pada zona ini juga terdapat lorong dimana harus merayap untuk melewatinya.

(a) (c)

(b) (d)

(18)

7

Gambar 3 Peta Ngalau Antabuang Indah

Lorong-lorong yang terdapat pada Ngalau Antabuang Indah bervariasi yaitu lorong yang sempit dan lebar, dan lorong yang harus dilewati dengan merunduk, merangkak bahkan merayap. Pada zona terang dan zona peralihan lorong yang ada masih tergolong aman untuk dilalui, lorong yang ada masih lebar dan kondisi lantai gua yang tidak terlalu licin. Lorong sempit dan kondisi lantai gua yang mulai licin dapat kita jumpai mulai dari zona gelap hingga zona gelap abadi. Bahkan pada zona gelap abadi dijumpai lorong yang harus dilalui dengan cara merayap dengan kondisi lorong hampir setengahnya tertutup dengan air. Tidak semua lorong dalam zona gelap dan gelap abadi sempit dan pendek, dalam zona tersebut juga terdapat beberapa bentukan lorong yang sangat lebar (chamber) .Kondisi gua yang memiliki sungai bawah tanah menjadi daya tarik tersendiri yang dimiliki Ngalau Anatabuang Indah.

Ornamen gua pada Ngalau Antabuang Indah tersebar di sepanjang lorong meskipun tidak terlalu merata. Pada zona terang dan peralihan dapat dijumpai beberapa ornamen gua yang sangat indah namun sudah sedikit mengalami kerusakan, sedangkan pada zona gelap hingga gelap abadi kondisi ornamen gua kebanyakan masih terjaga dengan baik. Ornamen goa yang terdapat pada Ngalau Anatabuang Indah antara lain stalgamit, stalgatit, gourdam, pilar, dan flowstone.

Jenis-jenis ornamen gua yang terdapat di Ngalau Antabuang Indah : 1. Stalagmit

Stalagmit merupakan ornament yang terdapat pada lantai gua, yang merupakan tetesan air dari atap gua yang terjadi akibat pengahabluran ulang larutan CaCO3 jenuh (Samodra, 2001).

(19)

8

dfdfdf

Gambar 4 Stalagmit di zona gelap 2. Stalagtit

Stalagtit merupakan tetesan air vadosa yang menempel pada atap gua. Sama seperti stalagmit, stalagtit juga terjadi akibat penghabluran ulang larutan CaCO3 jenuh (Samodra, 2001). Stalagtit

juga hampir terdapat pada semua zona di Ngalau Antabuang Indah. Kondisi stalatit masih terjaga dengan baik, hal ini dikarenakan letaknya yang sangat tinggi dan jauh dari jangkauan pengunjung. Di Ngalau Antabuang Indah kita dapat menjumpai staglatit yang berwarna putih.

Gambar 5 Stalagtit di zona gelap 3. Pilar / Tiang

(20)

9

Gambar 6 Pilar di zona peralihan 4. Gourdam

Gourdam merupakan salah satu ornamen gua yang terdapat pada lantai gua dengan bentuk seperti undakan pematang sawah yang bertingkat-tingkat. Sebagian besar gourdam di Ngalau Antabuang Indah berwarna kecoklatan, meskipun terdapat beberapa yang berwarna putih. Kondisi gourdam disini sudah banyak yang rusak, hal ini dikarenakan oleh terinjak-injak oleh pengunjung.

(a) (b)

Gambar 7 (a) Gourdam di zona gelap, (b)Gourdamzona peralihan 5. Flowstone

(21)

10

(a) (b)

Gambar 8 (a) Flowstone di zona peralihan, (b) Flowstone di zona gelap b. Potensi biologi di Ngalau Antabuang Indah

Kegiatan inventarisasi fauna goa di Ngalau Antabuang Indah diduga belum pernah dilakukan sebelumnya karena data mengenai fauna goa belum ada secara lengkap. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ko (2000), kegiatan inventarisasi fauna gua masih belum banyak dilakukan. Selama ini penelitian tentang Ngalau Antabuang Indah hanya terfokus pada keindahan goa dan sistem pergoaan saja. Sehingga sulit untuk membandingkan fauna goa dulu dan sekarang. Kondisi lorong goa yang sangat panjang dan memiliki bentukan yang ekstrem menyebabkan fauna goa hanya bisa ditemukan hingga zona gelap, sedangkan padazona gelap abadi hanya ditemukan sedikit fauna saja.

Berdasarkan Poulson dan White (1969), fauna gua dapat di bagi menjadi 3 jenis yaitu trogloksen, troglofil, troglobit. Trogloksen adalah hewan yang hanya memanfaatkan gua sebagai tempat berlindung. Hewan jenis ini yang ditemukan di Ngalau Antabuang Indah adalah kodok buduk, kelelawar dan ular manau. Troglofil adalah hewan yang tinggal mencari makan dan tinggal di dalam gua, meskipun hewan ini masih bisa hidup di luar gua. Hewan jenis ini yang ditemukan di Ngalau Antabuang Indah adalah laba-laba dan jangkrik. Troglobit adalah hewan yang sudah sepenuhnya beradaptasi dengan lingkungan gua, hewan jenis ini biasa di sebut dengan binatang sejati gua. Hewan jenis ini yang ditemukan di Ngalau Antabuang Indah adalah ambliphigi. Jenis fauna gua di sajikan pada table 3.

(a) (b) (c)

(22)

11 Tabel 2 Fauna Gua di Ngalau Antabuang Indah

No Jenis Fauna Ciri-ciri Keterangan

1 Laba-laba gua Memiliki warna coklat dengan

garis-2 Jangkrik gua Memiliki antena yang lebih panjang

3 Ambliphigi Hampir seperti laba-laba, namun memiliki 5 Kelelawar Memiliki badan

berwarna kecoklatan.

c. Kondisi Iklim Mikro Ngalau Antabuang Indah

(23)

12

Gambar 10 Kondisi suhu diNgalau Antabuang Indah

Hasil pengukuran menunjukan bahwa suhu minimum dan kelembapan maksimum terdapat pada gelap abadi. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya pengaruh dari luar.

Potensi Fisik, Biologi, Sosio-Budaya di sekitar Ngalau Antabuang Indah

a. Potensi Fisik

Potensi lanskap yang terdapat di Kanagarian Sisawah : 1. Bukit-Bukit Karst dan Hutan Alam

Kanagarian Sisawah di kelilingi oleh bukit-bukit karst yang menjulang tinggi dan hutan yang masih alami. Pemandangan seperti ini akan sering kita jumpai sepanjang perjalanan menuju Nagari Sisawah.

28 27 25 24 24

80 80 82 84

89

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

di luar goa zona terang zona peralihan

zona gelap zona gelap abadi

(24)

13

Gambar 11 Bukit-Bukit Karst dan Hutan 2. Sungai (Batang Air) Pilubang

Sungai Pilubang ini terdapat di tengah-tengah Nagari Sisawah.Sungai ini membelah Nagari Sisawah menjadi dua bagian. Aliran Sungai ini sangat tenang dan selalu berair sepanjang tahun.

3. Hamparan Sawah

Seperti namanya Nagari Sisawah memiliki hamparan petak-petak sawah yang luas. Bertani padi adalah mata pencaharian mayoritas warga di Kanagarian Sisawah selain menyadap getah karet.

(25)

14

4. Ladang / Kebun Karet

Mata pencaharian lainmasyarakat di Kanagarian Sisawah adalah penyadap getah karet. Lokasi ladang (kebun) karet masyarakat berada di zona antara pemukiman masyarakat dan hutan.

b. Potensi Biologi

Kegiatan inventarisasi selain pada sistem pergoaan (endokarst), juga dilakukan pada luar goa (eksokarst). Fauna yang ditemukan pada luar goa (eksokarst) antara lain kodok sawah, tupai, monyet ekor panjang, simpai, siamang(tabel 4). Untuk jenis siamang tidak dijumpai secara langsung tapi hanya melalui suara khas yang dikeluarkan oleh siamang yang hampir setiap pagi terdengar.Selain fauna, pada eksokarst juga dilakukan kegiatan inventarisasi flora. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan wawancara pada masyarakat tumbuhan yang tumbuh pada sekitar kawasan karst antara lain karet, kayu manis, bidaro (lengkeng), langsat, dan duku (tabel 5).

Tabel 3 Fauna yang ditemukan di luar gua

No. Jenis Satwa Ciri-ciri Keterangan

1 Siamang(Symphalangus 3 Monyet ekor panjang

(26)

15

Tabel 4 Jenis tumbuhan yang ditemukan di sekitar Ngalau Antabuang Indah No. Jenis tumbuhan Nama ilmiah Keterangan

2 Bidaro Dimocarpus sp Sejenis buah lengkeng, namun memilki lapisan 4 Ambacang/Bacang Mangifera

foetida 8 Kelapa Cocos nucifera Tanaman yang ditanam oleh

masyarakat (perkebunan) 9 Pinang Areca catechu Tanaman yang ditanam oleh

masyarakat (perkebunan)

c. Sosial-Budaya 1. Randai

Randai adalah salah satu permainan tradisional di Minangkabau yang dimainkan secara berkelompok dengan membentuk lingkaran, kemudian melangkahkan kaki secara perlahan, sambil menyampaikan cerita dalam bentuk nyanyian secara

berganti-gantian. Randai menggabungkan

(27)

16

2. Pencak Silat

Pencak silat adalah seni bela diri tradisonal yang berkembang di Indonesia.Kata pencak merupakan k ata yang sering digunakan dalam rumpun masyarakat di Pulau Jawa dan silat (silek) kata yang sering digunakan oleh masyarakat di pulau Sumatera. Aliran pencak silat yang berkembang di Minangkabau (Sumatera Barat) adalah aliran Silek Harimau (Silek Tuo). Fungsi dari pencak silat ini sendiri adalah sebagai bekal pertahanan diri dari ancaman dan serangan musuh. Padepokan pencak silat di Nagari Sisawah terdapat di Jorong Koto Baru dengan jadwal latihan setiap sabtu malam tiap minggunya. 3. Kaji Balenggok

Kegiatan ini merupakan kegiatan membaca Al-Qur’an yang dipimpin oleh seorang pemuka agama. Kegiatan ini hampir sama dengan pengajian-pengajian lainnya, tapi yang membuat acara ini memiliki nilai lebih adalah masyarakat membaca ayat-ayat

Al-Qur’an secara bersama-sama dengan irama yang mengalun-alun (balenggok). Setelah membaca Al-Quran, acara dilanjutkan dengan makan berasama-sama semua hidangan yang dibawa oleh masyarakat. Kegiatan ini dilaksanakan setiap malam jumat tiap minggunya.

Karakteristik dan Preferensi Pengunjung

a. Karakteristik Pengunjung

Pengunjung yang datang ke Ngalau Antabuang Indah adalah kelompok pelajar dan mahasiswa. Pengunjung yang datang ke Ngalau Antabuang Indah umumnya berasal dari luar Kabupaten Sijunjung yaitu 14 orang (71%). Pengunjung datang juga di dominasi oleh jenis kelamin laki-laki dengan persentase 62% (13 orang). Tingkat pendidikan dan kelas umur memiliki nilai yang sama yaitu 29% (6 orang) untuk kelompok pelajar dan 71% (15 orang) untuk kelompok mahasiswa. Hampir semua pengunjung yang datang ke Ngalau Antabuang Indah mendapatkan informasi mengenai gua ini dari teman. Karakterisitik pengunjung Ngalau Antabuang Indah disajikan pada tabel 5.

b. Tujuan Kunjungan

Tujuan kunjungan pengunjung datang ke Ngalau Antabuang Indah yaitu untuk berwisata dan melakukan pelatihan mengenai gua. Pengunjung yang datang ke Ngalau Antabuang Indah untuk berwisata berjumlah 6 orang (29%) dan untuk melakukan pelatihan mengenai gua berjumlah 15 orang (71%).

c. Pola Kunjungan

Pola kunjungan terbagi dua pola yaitu liburan dan periodik (berkala). Pengunjung yang datang karena sedang berlibur berjumlah 6 orang (29%) dan yang datang secara periodik 14 orang (71%). d. Aktifitas yang dilakukan

(28)

17 (pemetaan gua dan inventarisasi fauna gua). Pengunjung yang hanya melakukan kegiatan penelusuran gua berjumlah 6 orang (29%) dan yang melakukan pemetaan serta inventarisasi fauna gua berjumlah 15 orang (71%).

e. Sarana dan prasarana yang di butuhkan oleh pengunjung

Sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan oleh pengunjung Ngalau Antabuang Indah adalah interpreter, papan interpretasi dan pusat informasi.Interpreter berfungsi sebagai pemandu yang memberikan informasi mengenai kondisi Ngalau Antabuang Indah dan sekitarnya. Papan interpretasi yang dapat dibuat berupa papan penunjuk arah, papan peta Kanagarian Sisawah, papan peta Ngalau Anatabuang Indah, papan informasi ornamen dan fauna gua. Pusat informasi selain menyediakan informasi awal mengenanai Ngalau Antabuang Indah juga berfungsi sebagai titik awal berkumpulnya pengunjung, sehingga pengunjung juga dapat bertukar informasi sesama pengunjung. Selain itu pusat informasi juga bisa dijadikan sebagai shelter bagi pengunjung yang akan bermalam di lokasi tersebut.

f. Harapan pengunjung

Pengunjung mengharapakan adanya pengelolan yang terorganisir dengan baik sehingga pengunjung merasa mudah untuk mengurus perijinan untuk melakukan penelusuran.Hal ini karena kebanyakan dari mereka merasa sulit untuk mengurus perijinan karena perijinan hanya dapat dilakukan di kantorWali Nagari. Mayoritas pengunjung datang pada hari libur (sabtu-minggu), sedangkan pada hari tersebut kantor Wali Nagari tutup, sehingga kebanyakan dari pengunjung hanya meminta ijin masuk gua dari warga yang berada di sekitar Ngalau Antabuang Indah.

Tabel 5 Karakteristik pengunjung

No Karakteristik pengunjung Jumlah (%)

(29)

18

Potensi Pengembangan Wisata di Ngalau Antabuang Indah

Gua berdasarkan Handbook on Cave Classification for Philipinesdapat di kategorikan dalam 3 kelompok yaitu :

a. Kelompok 1 yaitu gua dengan tingkat kerapuhan tinggi, memiliki satwa yang terancam punah, memiliki nilai arkeologi dan palenteologi serta memiliki kondisi lorong yang berbahaya. Gua ini hanya boleh digunakan atau dimasuki hanya untuk keperluan penelitian dan pendidikan.

b. Kelompok 2 yaitu gua dimana memiliki ciri-ciri hampir sama dengan gua kelompok satu, namun masih memiliki bentukan lorong yang masih bisa digunakan untuk kegiatan wisata. Gua ini bisa digunakan untuk kegiatan wisata, tetapi hanya diperuntukan bagi pengunjung yang telah memiliki pengalaman dalam penelusuran gua serta harus didampingi oleh guide.

c. Kelompok 3 yaitu gua yang seluruh bagiannya bisa digunakan untuk kegiatan wisata yang bersifat umum.

Ngalau Antabuang Indah berdasarkan pengelompokan di atas bisa dikelompokan dalam kelompok 2.

Program wisata yang dapat ditawarkan berdasarkan potensi-potensi yang terdapat di Ngalau Antabuang Indah dan sekitarnya antara lain :

1. Wisata minat khusus a. Penelusuran Gua

Kegiatan yang dapat dilakukan dalam kegiatan penelusuran gua ini adalah menikmati keindahan ornamen-ornamen gua yang terdapat pada Ngalau Antabuang Indah. Selain itu pengunjung juga diberikan penjelasan mengenai ornament gua meliputi proses pembentukannya, fungsi dari ornament tersebut serta penjelasan mengenai fauna gua serta fungsinya terhadap gua itu sendiri. Kegiatan ini memiliki durasi waktu sekitar 120 menit, dengan setiap kelompok memiliki anggota 4-5 orang. Kegiatan penelusuran tidak dapat dilakukan pada musim penghujan, hal ini untuk menghindari dari bahaya banjir dikarenakan masih terdapat aliran sungai di Ngalau Antabuang Indah.

Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam kegiatan ini berupa papan interpretasi berisi peta Ngalau Antabuang Indah, pakaian lengkap penelusuran gua (coverall, sepatu boot, helm, senter, baterai cadangan) dan seorang pemandu yang bertugas sebagai memberikan penjelasan mengenai Ngalau Antabuang Indah.

b. Panjat Tebing

(30)

19 yang ditentukan, hanya saja kegiatan ini tidak boleh dilakukan pada musim hujan untuk menghindari bahaya dan longsor dari lereng yang berada diatasnya.

Sarana dan prasarana yang diperlukan pada kegiatan ini adalah adanya papan interpretasi yang berisi informasi mengenai ketinggian tebing dan derajat kemiringan yang dimiliki oleh tebing tersebut serta harus didamping oleh seorang pemandu yang menjelaskan mengenai kondisi tebing tersebut.

2. Wisata umum a. Penelusuran Gua

Kegiatan yang dilakukan adalah melakukan penelusuran gua sambil menikmati keindahan ornament gua. Lorong yang dapat digunakan dalam kegiatan bersifat wisata umum pada Ngalau Antabuang Indah hanya memiliki panjang 118,11 m atau hanya hingga zona peralihan. Hal ini dikarenakan kondisi lorong masih lebar dan tidak licin. Pengunjung diberikan penjelasan mengenai proses terbentuk dan fungsi dari ornament-ornament gua, sehingga pengunjung mengerti dan tidak melakukan perusakan. Kegiatan ini memiliki durasi ± 30 menit dengan setiap kelompoknya berjumlah 10-15 orang. Kegiatan penelusuran dapat dilakukan setiap saat meskipun dalam musim hujan, hal ini dikarenakan sepanjang lorong penelusuran tidak terdapat aliran sungai sehingga jarang terjadinya banjir.

Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan ini papan interpretasi yang berisi informasi mengenai Ngalau Antabuang Indah serta ornament yang terdapat di dalamanya dan seorang pemandu yang berfungsi untuk menjelaskan tentang Ngalau Antabuang Indah b. Pementasan seni dan budaya

Kegiatan ini merupakan kegiatan dimana pengunjung dapat menikmati pementasan seni dan budaya yang terdapat di Nagari Sisawah. Kegiatan pementasan seni dan budaya di Nagari Sisawah adalah pementasan randai dan pencak silat. Randai dipertunjukan setiap ada acara besar di Nagari Sisawah seperti hari besar agama Islam (Hari Raya Idul Fitri, Maulid Nabi, 1 Muharam), pesta rakyat dan kunjungan tamu penting. Sedangkan untuk pencak silat dapat dilihat setiap sabtu malam.

Sarana dan prasarana yang diperlukan adalah adanya pemandu yang menjelaskan mengenai kegiatan pementasan seni dan budaya tersebut.

(31)

20

menelusuri sungai dengan menggunakan rakit bambu sambil menikamati keindahan yang terdapat sepanjang aliran sungai dengan durasi ± 30 menit.

Sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam kegiatan hiking adalah sepatu boot bagi pengunjung yang membutuhkannya dan seorang pemandu yang akan mendampingi sepanjang perjalanan dan papan interpretasi yang berisi informasi mengenai luas hutan dan jenis tumbuhan yang terdapat didalamnya. Dalam kegiatan susur sungai sarana dan prasarana yang dibutuhkan adalah rakit dan seorang pamandu yang bertugas memberikan penjelasan mengenai sungai Pilubang dan mengemudikan rakit.

Sarana dan Prasarana yang dapat dikembangkan untuk menunjang kegiatan wisata di Ngalau Antabuang Indah dan sekitarnya antara lain : 1. Kantor pengelola dan pusat informasi.

Kantor pengelola dan pusat informasi terletak di sebelah kantor Wali Nagari Sisawah. Kantor pengelola merupakan pusat pengelola dalam mengelola kawasan wisata Ngalau Antabuang Indah dan sekitarnya. Pusat informasi berfungsi sebagai pusat dan sumber informasi mengenai Ngalau Antabuang Indah dan sekitarnya. Pusat informasi dilengkapi dengan sumber informasi dan foto-foto objek wisata dan potensi wisata yang terdapat di Ngalau Antabuang Indah dan sekitarnya.

2. Papan informasi.

Papan informasi dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu papan interpretasi dan papan penunjuk jalan. Papan interpretasi berisi penjelasan secara lengkap mengenai objek-objek wisata di Ngalau Antabuang Indah secara lengkap.Jenis papan interpretasi yaitu peta denah Kawasan Nagari Sisawah yang berisi lokasi-lokasi wisata di Nagari Sisawah. Papan ini diletakan di kantor pengelola dan pusat informasi. Selain itu juga terdapat peta Ngalau Antabuang Indah yang berisi bentukan lorong, ornament-ornament gua yang dapat ditemukan dan lokasi fauna gua. Papan ini diletakkan di depan Ngalau Antabuang Indah. Papan interpretasi lainnya berisikan informasi mengenai potensi-potensi wisata yang terdapat di sekitar Ngalau Antabuang Indah. Papan informasi ini diletakan di sekitar potensi wisata tersebut. Papan penunjuk jalan berfungsi sebagai penunjuk jalan bagi pengunjung, papan ini diletakkan di setiap persimpangan menuju lokasi wisata.

3. Pemandu

(32)

21 4. Shelter dan camping ground

(33)

22

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Potensi fisik yang dapat dijadikan sumberdaya tarik wisata di Ngalau Antabuang Indah berupa ornamen gua (stalagmit, stalagtit, tiang, gourdam,flowstone) dan bentukan lorong gua.

2. Potensi fisik dan biologi kawasan sekitar Ngalau Antabuang Indah yang dapat mendukung pengembangan wisata di gua tersebut adalah bukit-bukit karst, tebing-tebing karst, hutan alam, hamparan sawah dan sungai. Potensi sosial budaya yang juga dapat mendukung kegiatan wisata adalah pertunjukan randai dan pencak silat.

3. Pengunjung yang datang ke Ngalau Antabuang Indah di dominasi oleh laki-laki dan dari kelompok mahasiswa dengan tujuan untuk eksplorasi gua dan pelatihan pemetaan gua. Harapan dari pengunjung adanya pengelolaan yang baik di Ngalau Antabuang Indah. Ngalau Antabuang Indah termasuk dalam kelompok 2 dengan kegiatan wisata yang bisa dilakukan bersifat wisata umum dan wisata minat khusus.

Saran

(34)

23

DAFTAR PUSTAKA

[Dirjen PHKA] Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam. 2001. Pedoman Pengembangan Pariwisata Alam di Taman Nasional. Bogor: Direktorat Jendral Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan.

Hazelton M, Glenie EA. 1962. Cave Fauna and Flora. British Caving.Routledge and Kegan Paul. London.

Kasri N, Hendrawati T, Indrianingsih W, Amnan M, Samsudi S, Purba A, Fatimah I, Setiawan A. 1999. Kawasan Kars di Indonesia : Potensi dan Pengelolaan Lingkungannya. Kantor Menteri Lingkungan Hidup, Jakarta.

Ko RKT. 1997. Introduksi Karstopeologi. Himpunan Kegiatan Speleologi Indonesia (HIKESPI), tidak diterbitkan.

Ko RKT. 2000. Keanekaragaman hayati kawasan karst. Perhimpunan Ekologi Kars Indonesia (PEKINDO), tidak diterbitkan

(35)

24

RIWAYAT HIDUP

Iqbal Afriyadi dilahirkan di Padang tanggal 10 April 1988.Penulis merupakan putra pertama dari tiga bersaudara pasangan Bapak Suhardi dan Ibu Ainil Fatmai.Penulis menempuh pendidikan formal di SDN 01 Tanmalaka Padang (1994-2000), SLTPN 1 Padang (2000-2003), SMUN 3 Padang (2003-2006).Pada tahun 2006 penulis mengikuti Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan berhasil lulus di Institut Pertanian Bogor.Seteleh menyelesaikan Tingkat Persiapan Bersama (TPB-IPB), pada tahun 2007 penulis diterima di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutana Institut Pertanian Bogor.

Selama masa perkuliahan penulis aktif dalam Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata (HIMAKOVA) dan tergabung dalam Kelompok Pemerhati Gua (KPG). Selama tergabung dalam Kelompok Pemerhati Gua, penulis menjabat sebagai ketua Pendidikan dan Pelatihan Dasar (DIKLATSAR) Kelompok Pemerhati Gua (2008) dan Ketua Divisi Pemetaan Gua (2008-2009).

Selama di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, penulis mengikuti kegiatan lapang dan praktik; Raflessia di CA Gunung Simpang, Jawa Barat (2008) dan di CA Rawa Danau, Banten (2009); kegiatan Studi Konservasi Lingkungan (SURILI) di TN Manupeu Tana-Daru, Nusa Tenggara Timur (2009); Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (PPEH) di Baturraden dan Cilacap (2008); Praktik Pengelolaan Hutan (PPH) di Hutan Pendidikan Gunung Walat (HPGW) Sukabumi, Jawa Barat (2009); Praktik Kerja Lapang Profesi di TN Gunung Merbabu, Jawa Tengah (2010).

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjan Kehutanan, penulis mengadakan penelitian dengan judul “Potensi Pengembangan Wisata di Ngalau Antabuang Indah Nagari Sisawah Kabupaten Sijunjung

Sumatera Barat” di bawah bimbingan Dr. Ir. Nandi Kosmaryandi, M.Sc.F

Gambar

Gambar1 Denah lokasi penelitian di Kanagarian Sisawah
Tabel 1 Jenis data dan metode yang digunakan
Gambar 2 (a) Mulut Goa, (b) lorong sempit di zona gelap (merangkak),
Gambar 3 Peta Ngalau Antabuang Indah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Arah pengembangan potensi kawasan Pantai Alam Indah akan dijadikan obyek wisata yang lebih baik dan akan diarahkan menjadi obyek wisata menyediakan resort atau cottage

Judul : Perencanaan Pengembangan Wisata Petualangan Penelusuran Gua Karst Di Kabupaten Gunungkidul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk identifikasi

Berbagai potensi yang dimiliki baik itu potensi fisik maupun non fisik berupa pemandangan pantai yang indah masih alami dengan pasir berwarna hitam, pantai yang

Berdasarkan hasil pengamatan sumberdaya alam di Pantai Nyalo, pantai ini memiliki potensi wisata yang dapat dikembangkan untuk menarik wisatawan.Panorama bukit-bukit

Faktor utama yang menjadi kendala dalam pelaksanaan program pengembangan objek wisata Silokek di Kabupaten Sijunjung adalah keterbatasan dana, yang merupakan

Gupid, Puncak PJR, Bukit Mente dan Bukit Nusantara serta terdapat 1 potensi objek wisata alam dengan kategori aksesibilitas sedang yaitu Puncak BLT.Aksesibilitas

Hasil penelitian yang didapatkan yaitu obyek wisata Pantai Alam Indah memiliki potensi internal tinggi, potensi eksternal tinggi dan potensi gabungan tinggi, sedangkan

Hasil penelitian yang di dapatkan yaitu obyek wisata Pantai Alam Indah memiliki potensi internal tinggi, potensi eksternal tinggi dan potensi gabungan tinggi, sedangkan