• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan hasil belajar Kimia Siswa yang mengerjakan Latihan soal secara kelompok dengan secara Individual : Studi Kasus Siswa Kelas X SMA Fajrut Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan hasil belajar Kimia Siswa yang mengerjakan Latihan soal secara kelompok dengan secara Individual : Studi Kasus Siswa Kelas X SMA Fajrut Islam"

Copied!
144
0
0

Teks penuh

(1)

F lBANDINGAN BASIL BELAJAR KlMIA SIS'\l\f A YANG

MEN< UAKAN LATIHAN SOAL SECARA KELOMPOK DENGAN

SECARA INDIVIDUAL

(Studi Kasus Siswa Kelas X SMA Fajrul Islam)

Oleh:

SITI UMU SALAMAH

101016220898

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN Kll\IUA

l.USAN PENDIDIKAN ILJ\'IU PENGETAHUAN ALAl\/I: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGUIUJAN Ul TERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

Skri yang be1judul PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISW A

YANG Ml }ERJAKAN LATU-IAN SOAL SECARA KELOMPOK DENGAN

SECARA : )IVIDUAL telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu

Tarbiyah U Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 8 Maret 2006. Skripsi ini telah diteri1 sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program

Strata 1 (SI \da Jurusan Pendidikan IP A.

Dekan/

Ketua Mera cap Anggota,

pイッヲNdセ@

t

NIP. 150 23 56

I

Penguji I,

11.

z

30

Jakarta, 8 Maret 2006

Sidang Munaqasyah

Pembantu Dekan I/

Sekretaris Merangkap Anggota

セoイゥNma@

NIP. 150 202 343 Anggota:
(3)

SITTUM1U:

Student whi1 Department Jakarta. This researc between the work. This student in fiJ

Instrument o The result o thitung highet conclution ii Student whi< Keywords:'.

LAMAH, Comparation of the Result study of Chemistry between the セョウキ・イ@ the exercise with collective work and personal work. Script. Education Science. State Islamic University Syarif Hidayatullah

lim for knowing the differences of the Result study of Chemistry 1dent which answer the exercise with collective work and personal l':arch is using "experiment method". Devide into two classes, 20 ;lass named experiment class and the other class named control class.

fa research is multiple choice.

lest is 3,07 and ttablc is 2,02 with level of significance 5%. Because

an

ttable so therefore Ho is refused and Ha is accepted. So the bre are the differences of the Result study of Chemistry between the lnswer the exercise with collective work and personal work.
(4)

SITI UM

Mengerjala Jurusan. P( Hidayatulla Penelitian i

kimia antar individual. sampai Sep· metode eksj secara kelo Instrumen) soal.

Dari basil p

(2,02) pada Jadi dapat 1 yangmenge Katakunci:

SALAMAH, Perbandingan Hasil Belajar Kimia Siswa yang Latihan Soal Secara Kelompok dengan Secara Individual, Skripsi, dikan IPA, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif

lkarta, 2005.

bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar rswa yang mengerjakan latihan soal sec,ara kelompok dengan secara 1elitian ini dilaksanakan di SMA Fajrul Islam pada bulan Agustus [ber 2005. Adapun metode yru1g digunakru1 dalrun penelitian ini adalah men dengan sample sebanyak 20 siswa yang mengerjakan Iatihan soal ok dan 20 siswa yang mengerjakan latihan soal secara individual.

g

digunakan adalah berupa tes berbentuk pilihan ganda sebanyak 25

itungan data dengan menggunakan uji t diperoleh thitmtg (3 ,07) > t1aool af signifikan 5%. Hal ini mengakibatkan Ho ditolak dan .Ha diterima. 111pulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa antara lan latiban soal secara kelompok dengan secara individual.

(5)

Bismillahir セ。ョゥイイ。ィゥゥュ@

Assalamu'a rum Warahmatullahi Wabarakatuh

P1tji

ukur

ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan kirrunia-Nya sehingg,i

penulis daf 1menyelesaikan skripsi yang berjudul '"Perbandingan Hasil Belajar

Kimia Sisv yang Mengerjakan Latihan Soal Secara Kelompok dengan Secara

Individual". alawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SA \V,

yang telah : 11bawa kita dari zaman jahiliyah kepada zaman yang penuh dengan

ilmu penget: an.

SkriJ ini disusun untuk memenuhi syarat mencapai gelar sarjana pendidikan

JP A (kimia) :bagai salah satu tugas akademis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullal karta.

Selai nya penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu d

dapat tersele

1. Dekan 2. Ketua;

3. Bapak

selaku

kepada

4.

Sekret:J

memberikan motivasi baik moril maupun materil, sehingga skripsi ini

ran, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepad:a:

mltas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Bapak Prof Dr. Rosyada, MA

lsan Pendidikan IP A, Bapak Ir. Mahmud Siregar, M.Si

1f Dr. Rosyada, MA selaku pembimbing I dan Ibu Hend:rawati, M.Si nbimbing II yang dengan sabar membimbing dan memberi masukan

3ulis

(6)

6. Seluru osen-dosen yang telah mentransfer ilmu kepada penulis, semoga ilmu

yang d pat bermanfaat bagi penulis.

7.

Ibu Ri1

8.

Abi d

senant:

mendo

9.

Sahabi

penulii

Atas

hanya dapat

bernilai ibad

ang telah membantu penulis dalam perhitungan statistik

Umi tercinta yang telah be1juang membesarkan, mendidik dan

1 memberikan motivasi, kasih sayang, nasihat dan tidak pernah henti

:n penulis

I ro'fah, feni, santi, robi dan telah memberikan dukungan kepada

mm bantuan yang telah diberikan, penulis tidak dapat membalasnya

:doa kepada Allah SWT semoga kebaikan yang telah diberikru1 dapat

dan dibalas oleh Allah SWT dan penulis berharap semoga slaipsi ini

bermanfaat t 1k kita semua. Amin.

Wassalamu' alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 25 J anuari 2006

Penulis

(7)

KATA PEr ANTAR ... iii

DAFTAR J ... v

DAFTAR ( MBAR ... viii

DAFTAR 1 3EL ... ix

DAFTAR I l'IPIRAN ... xi

BAB I. I セdahuluan@ J Latar Belakang Masalah ... I I [dentifikasi Masalah ... 7

( Pembatasan Masalah ... 8

I Perumusan Masalah ... '. ... 9

I fujuan Penelitian ... 9

I V!anfaat Penelitian ... 9

( Sistematika Penulisan ... 9

BAB II. I HAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN I 'OTESIS ) )eskripsi Teori ... 11

l. Hakikat Belajar ... 11

1. Belajar Kelompok ... 15

l. Belajar Individual. ... 23

t. Hakikat I-Iasil Belajar ... 25

(8)

Kompetensi ... 31

I Kerangka Pikir. ... 3 6 ( D , engaJuan 1potes1s ... . • H" . 38 I fiipetesi$ Statistik ... ,. ... .38

BAB III. ITODOLOGI PENELITIAN ...... 39

j fempat c:lan Waktu Penelitian ... 39

I )/[etode penelitian ... 39

( feknik Pengambilan Sampel.. ... .40

I . mstrum()n ene 1tian ... P 1·. ' .41 I feknik Pengumpulan Data ... .44

I feknik Analisis Data ... 47

BAB IV. H IL PENELITIAN ....... 50

j d・ウォイゥーセゥ@ Data ... 51

I Jji Coba Soal. ... 55

( Penguji1111 Persyaratan Analisis ... 55

I <\nalisis Data ... 57

I _・ュ「。ィセウ。ョ@ dan Interpretasi Data ... 59

(9)

Saran ... 60

DAFTAR 1 ;TAKA ... 61

(10)
[image:10.595.48.469.27.723.2]

Gambar 1. ingkatan hasil belajar kognitif menurut Bloom ... 26 Gambar 2. istogram nilai tes siswa yang menge1jakan latihan soal secara

lompok ... 52

Gambar 3. oligon nilai tes siswa yang mengerjakan latihan soal secara

lompok ... 53

Gambar 4. istogram nilai tes siswa yang menge1jakan latihan soal secara

iividual. ... 54

Gan1bar 5. istogram nilai tes siswa yang menge1j akan latihan so al secara

:Ii vi dual ... 54

(11)

Tabel. 2 l cangan Penelitian ... 40

Tabel. 3 E セゥ。ョ@ Populasi dan San1pel.. ... .41

Tabel. 4 ]' .i tes siswa yang me11gerjakan latihan soal secarn kelompok (A) dan 11 tes siswa yang mengerjakan latihan soal secara individual (B) ... 51

Tabel. 5 D ibusi Frekuensi nilai tes siswa yang mengerjakan latihan soal secara k mpok ... 52

Tabel. 6 D ibusi Frekuensi nilai tes siswa yang mengerjakan latihan soal secara 11 ridual. ... 53

Tabel. 7 H pengujian normalitas dengan uji lilliefors ... 56

Tabel 8 H pengujian homogenitas dengan uji kesamaan dua varians ... 57

Tabel 9 D uji t ... 58

Tabel. IO SI uji coba instrumen ... 99

Tabel. 11 V litas uji coba instnunen ... 101

Tabel. 12 Sk :nstrumen yang valid ... 104

Tabel. 13 Ta kesukaran uji coba instrumen ... I 06 Tabel 14. H belajar siswa yang mengerjakan latihan soal secara kelompok clan St :a individual ... 118

[image:11.595.49.470.31.640.2]
(12)

Tabel.16 l Normalitas hasil tes siswa yang menge1jakan latihan soal secara

vidual ... 120

[image:12.595.61.458.50.725.2]
(13)

Lampiran 1 Hlabus dan Penilaian ... 63

Lampiran 2 v!odel pembelajaran kelompok dan individual.. ... 65

Lampiran 3 ,atihan soal 1 ... 83

Lampiran 4 latihan so al 2 ... 84

Lampiran 5 latihan soal 3 ... 85

Lampiran 6 >atihan soal 4 ... 86

L ampiran . 7 '" . k" . . . b . LISI- 1s1 UJI co a ms rumen ... . t 87 Lampiran 8 !ji coba instrumen ... 88

Lampiran 9 Cuncijawaban instrumen uji coba ... 98

Lampiran 10 kor uji coba instrumen ... 99

Lampiran 11 raliditas Uji Coba Instrumen ... IOI Lampiran 12 ,erhitungan validitas hasil uji coba instrumen ... I 03 Lan1piran 13 セッイ@ Instrumen yang valid ... .! 04

Lampiran 14 !lrhitungan Reliabilitas Hasil Uji Coba ... 105

Lampiran 15 'araf kesukaran uji coba instrumen ... I 06 Lampiran 16 erhiumgan TarafKesukaran Soal Uji Coba ... 108

Lampiran 17 lstrumen penelitian ... , ... I 09 Lampiran 18 iunci jawaban instrumen penelitian ... 115

Lampiran 19 erhittmgan Pembuatan Daftar Frekuensi ... 116

Lampiran 20 'ontoh perhitungan pembuatan table distribusi frekuensi ... 117

(14)

Lampiran 2 Uji Normalitas hasil tes siswa yang menge1jakan latihan soal secara

kelompok ... 119

Lampiran 2 Uji Normalitas hasil tes siswa yang menge1jakan latihan soal secara

individual. ... 120

Lampiran 2, Perhitungan Uji Normalitas ... 121

Lampiran 2: Perhitungan Uji Homogenitas ... 123

(15)

A. Latar E :kang Masalah

ejahteraan bangsa tidak hanya bersumber pada sumber daya alam, tetapi J l potensi dari penduduknya. Melalui pendidikan manusia dapat

meningl can potensi dasar yang dimilikinya baik itu potensi fisik, intelektual, emosior mental, sosial dan etika. Sehingga pendidikan merupakan ha! penting yang h 3 didapatkan setiap manusia menuju terbentuknya manusia yang berkuali

lalui pendidikan, ilmu pengetalrnan, teknologi, norma-norma dan nilai-nilai ag a dapat dipelihara dan diwariskan dari suatu generasi ke generasi berikutn Dengan demikian masyarakat tidak hanya memilild pengetalrnan dan keteram In sehingga dapat menyesuaikan diri dan ikut berperan aktif di era globalist dan kemajuan teknologi tetapi juga menjadi manusia yang berakhlak mulia. セ@ lngga melalui pendidikan tersebut al<an dihasilkan manusia-manusia yang be }wa, berilmu, mandiri dan bertanggung jawab. Hal tersebut sejalan dengan . yang tertera dalan1 undang-undang sistem pendidikan nasional pada bab II pi 3 yang berbunyi:

"F lidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan me entuk watal< serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka me :rdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi pe1 a didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tu t Yang Malm Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

(16)

iャャセ@ lri,

,,J dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung

jm

c in

c itu pendidikan juga dapat mengangkat derajat manusia.

Sebagai: ia dijelaskan dalam firman Allah dalam surat Al-Mujadillah ayat 11:

Artinyi 'Niscaya Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman di mtara kamu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat."2

I am peningkatan kualitas pendidikan telah dilakukan berbagai cara

yang pe1 g dalam pendidikan salah satunya adalah penyempurnaan kurikulum

1994 me di kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Dalam penerapan KBK ini,

siswa h: s menguasai kompetensi yang terdapat dalam kurikulum melalui

pengalar belajar yang harus dilakukan oleh siswa. Dengan kompetensi yang

dimiliki ITT'apkan siswa menjadi peserta aktif dalam masyarakat.

I tm KBK ini peran guru mengalami pergeseran. Guru tidak hanya

sumber )rmasi tetapi juga menjadi fasilitator yang membelajarkan peserta

didik. S >gai fasilitator guru harus menciptakan lingkungan belajar yang

menyena can dan membimbing peserta didik untuk aktif dalam proses

pembela: n, sehingga proses pembelajaran dapat berjalm1 dengan baik dan

menghas m perubahan dalam diri pese1ia didik baik dalam pengetahum1

1

Unc ;-undang Tentang Siste1n Pendidikan Nasional dan Peraturan Pelaksanaannya,

(Jakarta: Tl a utama, 2004), h.5

2

(17)

(kogniti diungka psikis y perubah danpen

sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). Seperti yang n oleh W.S Winkel tentang belajar yaitu: "suatu aktivitas mental atau ; berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, sikap, pemahaman serta keterampilan 1an itu bersifat relatif konstan dan berbekas. "3

1ia merupakan mata pelajaran yang tidak terle:pas dari kehidupan sehari-h: Hal ini terlihat dari banyaknya bahan, zat, dan benda-benda yang digunak: dalam kehidupan sehari-hari, seperti obat-obatan, kosmetika, zat-zat pewarna tbun, plastik, dan sebagainya. Sehingga ilmu kimia berperan penting dalam k; lupan manusia.

lh satu materi pelajaran kimia yang penting dalam kehidupan adalah ikatan k a. Dengan mempelajari ikatan kimia, banyak manfaat yang didapatkan untuk be kehidupan siswa. Diantaranya adalah:

a. Sisw セー。エ@ mengetahui jenis ikatan dari berbagai macam senyawa kimia. b. Sisw lapat mengetahui karakteristik senyawa-·senyawa kimia yang mereka

temu l dalam kehidupan sehari-hari.

c. Merr :ikan bekal bagi siswa yang alcan melanjutkan studi ke perguruan tingg

erti halnya mata pelajaran yang lainnya, kimia juga merupakan salah satu ma1 !elajaran yang di dalamnya terdapat banyalc indikator-indikator yang

(18)

harus d asai oleh siswa. Pada pokok bahasan ikatan kimia khususnya terdiri

dari 8 ii cater, yaitu:4

a. Mei deni b. Mei dan c. Men d. ]yfen rang e. Men keeli f. Men cont1 g. Men. fisis h. Men

mern

l

guru me

sekolah.

terse but

di kelas.

yang ad1

askan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya cara berikatan dengan unsur lain.

'Unbarkan susunan elektron valensi atom gas mulia ( duplet dan oktet) ttron valensi gas bukan gas mulia ( struktur lewis)

tskan proses te1jadinya ikatan ion dan contoh senyawanya.

\skan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan 1 tiga serta contoh senyawanya.

idiki kepolaran beberapa senyawa dan lmbungannya dengan 'onegatifan melalui percobaan.

lskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa senyawa sederhana.

iskan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya dengan sifat

am.

セ、ゥォウゥ@ jenis ikatan yang terjadi pada berbagai senyawa dan

idingkan sifat fisisnya.

ak tercapainya indikator-indikator yang cukup banyak tersebut setiap

\iki metode mengajar yang berbeda-beda. Tetapi kebanyakan guru di

!iyampaikan materi pelajaran dengan metode cerarnah. Dengan metode

wa menjadi pendengar dan guru menjadi satu-sattmya sumber belajar

ntuk lebih memperdalam pengetahuan siswa dari indikator-indikator

turn biasanya memberikan latihan soal yang hams dikerjakan oleh

siswa da emudian dibahas secara bersama-sama.

siswa da

dipelajar

4 'Dir Depdiknas; 20(

han soal yang diberikan bertujuan untuk memperdalam pengetahuan

iga untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang

)engan pemberian latihan soal, pendidik memberikan pengalaman

1rat Pendidikan Menengah Umum, Contoh Silabus dcm Penilaian. (Jakarta:

(19)

langsun lalam menerapkan konsep yang dipelajari ke dalam masalah berupa soal-so2 ;ehingga diharapkan siswa terbiasa dalam menjawab soal-soal pada ulangan trian ataupun ujian semester sehingga dihasilkan nilai di atas nilai ketunta' belajar yang telah ditetapkan sekolah. Tetapi pada kenyataannya, meskipu blah diberikan latihan soal masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntas belajar. Hal tersebut dapat disebabkan oleh banyak ha!. Diantaranya adalal1 ! l mengabaikan perbedaan dalam ha! kemampuan memahami materi pelajara1 Ian metode pengerjaan latihan soal.

I un proses belajar mengajar di kelas, mayoritas guru menganggap sama semua s: a yang ada di kelas dan kurang memperhatikan perbedaan individual yang 。、セ@ ida setiap siswa. Padahal setiap siswa memiliki perbedaan individual. Masing-1 ling siswa memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Untuk mencapai hasil be! r yang telah ditetapkan maka guru sebagai pendidik yang baik hams memperl kan perbedaan tersebut.

l\ nrut OemaT Hamalik, perbedaan individual dapat dilihat dari dua segi, yakni se horizontal dan segi vertikal. Perbedaan dari segi horizontal, setiap individu tbeda dengan individu lainnya dalam aspek mental, seperti: tingka! kecerdas · abilitas, minat, ingatan, emosi, kemauan dan sebagainya. Perbedaan dari segi :rtikal, tidak ada dua individu yang sama dalam aspek jasmaniah, seperti b1 :ik, ukuran, kekuatan clan daya tahan tub uh. 5

(20)

I ltara perbedaan-perbedaan yang ada, perbedaan tingkat kecerdasanlah yang pal i menonjol. Dengan tingkat kecerdasan yang berbeda-beda, maka tidak semua s a dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru dan mengerjakan latihan ' yang diberikan. Siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang cukup tinggi d

t

dengan mudah memahami pelajaran hanya dengan mendengarkan penjelas. dari guru dan dapat menge1jakan latihan soal yang diberikan secara individu !Lain halnya dengan siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang rendah, :reka mengalami kesulitan dalam menge1jakan latihan soal secara individu Mereka membutuhkan informasi yang lebih banyak untuk dapat lebih memaha \nateri yang dipelajari dan mengerjakan latihan soal yang diberikan.

r

tersebut dapat disiasati dengan pembentukan belajar kelompok di

dalam k

s.

Dengan belajar kelompok siswa dapat mendiskusikan dan saling berbagi brmasi tentang materi pelajaran dan latihan soal yang diberikan. Belajar Dmpok ini akan sangat membantu siswa untuk mencapai tingkat pemahar yang lebih baik.

1 セ。ョ@ soal yang dikerjakan melalui belajar kelompok akan memberikan banyak r faat bagi siswa, yaitu:

a. Sisw ang tidak dapat menge1jakan latihan soa.l dengan baik dapat bertanya deng iiswa lain dalam satu kelompok.

(21)

c. Kon ikasi dan diskusi dalam belajar kelompok dapat mempererat tali

pers; araan antar siswa.

l セュ@ metode belajar kelompok, tugas guru bukan hanya sebagai sumber

informa: etapi juga sebagai fasilitator. Peran guru yaitu membentuk kelompok

yang id1 adil dan menciptakan suasana kelas yang nyaman sehingga semua

anggota bmpok berperan aktif dalam menjawab latihan soal yang diberikan.

I gan belajar kelompok, ldmsusnya dalam meng•orjakan latihan soal

、ゥィ。イ。ーセ@ dapat meningkatkan pemahanan siswa yang akhirnya dapat

meningl< ru1 hasil belajar siswa.

f lasarkan pemikiran di atas penulis ingin membandingkan hasil belajar

kimia si: i antara yang mengerjakan latihan soal secara kelompok dengan secara

individu yang dituangkan dalam sla'ipsi dengan judul: "I'erbandingan hasil

belajar tia siswa yang mengerjakan latihan soal secarn kelompok dengan

secara i vidnal". Penelitian tersebut akan dilakukan pada siswa kelas X SMA

Fajrul Is t.

B. Identifil i Masalah

f lasarkan pernyataan pada latar belakang masalah, dapat

diidentif sikan beberapa masalah, yaitu:

I. Perh an hasil belajar dapat disebabkan oleh perbedaan metode belajar.

(22)

3. Bag< ana hasil belajar kimia siswa yang mengerjakan latihan soal secara kelo: )k?

4. Bag< indi1

5. Apa1 mern belaj

mm hasil belajar kimia siswa yang mengerjakan latihan soal secara ta!?

dengan menge1jakm1 latihan soal secm·a kelompok akan セ。エォ。ョ@ hasil belajar kimia siswa ataukah akan menurunkan hasil iswa?

C. Pembat: l Masalah

P : penelitian 1111 lebih term·ah, maka masalah dalam penelitian 1111

dibatasi J a :

I. Perb: ingan basil belajar kimia siswa kelas X antara siswa ym1g mene akan latihan soal secara kelompok dengan secara individual pada poko ahasan ikatan kimia.

2. Mete mana yang lebih baik dalam menge1jakan latihan soal, secara kelor 1k ataukah secara individual?

D. Perumu: Masalah

(23)

E.

F.

Tujuau ielitian

1. Untt nengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara siswa

yang セョァ・イェ。ォ。ョ@ latihan soal secara kelompok dengan secara individual?

2. Untt mengetahui metode yang lebih baik dalam meng;erjakan latihan soal apak secara kelompok atau secara individual

Manfaa1 melitian

1. Bag swa, dapat meningkatkan hasil belajar kimia melalui latihan soal.

2. Bag arn, dapat memberikan metode alternatif dalam menge1jakan latihan

soal.

G. Sistema 1 Penulisan

BAB I 'ENDAHULUAN

3ab pendahuluan ini terdiri atas latar belakang rnasalah, identifikasi

nasalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, manfaat

)enelitian, metode pembahasan dan sistematika penulisan.

BAB II AJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN 'IIPOTESIS

3ab ini terdiri atas kajian teori yang membahas belajar memerlukan

atihan, hakikat belajar, belajar kelompok, belajar individual, hakikat

iasil belajar, materi ikatan kimia berdaraskan kurikulum berbasis

セッュー・エ・ョウゥL@ hakikat i!mu kimia, Kerangka berfi.kir, dan pengajuan

(24)

BAB I METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini meliputi tujuan penelitian, waktu dan tempat penelitian,

metode penelitian, teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian,

teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB I' HASIL PENELITIAN

i3ab ini terdiri atas deskripsi data, uji coba soal, pengujian persyaratan

malisis yang mencakup uji normalitas dan uji homogenitas, analisis

iata, dan pembahasan dan interpretasi data.

BAB V KESIMPULAN

(25)

A. Deskrip feori

1. Haldi Belajar

men1

tidhl

juga

man

a. ]\

d

i:

s

b. !I

II

s

ii

c. ]\

a

1

Ibid

2 Slan

h. IO

3elajar merupakan kegiatan yang hams dilakukan individu untuk

silkan perubahan dalam diri individu tersebut, yaitu perubahan dari

lm manjadi tahu, perubahan sikap dari tidak baik menjadi baik dan

1ingkatan keterampilan dasar yang telah dimiliki. Untuk lebih jelasnya

a

lihat definisi belajar menurut para pakar.

iurut Morgan dalam bukunya Introduction to Psichology yang juga

iip oleh Ngalim Purwanto mengemukakan: "Belajar adalah setiap

hahan yang relatif menetap clalam tingkah laku yang te1:jadi sebagai

Ll basil clari latihan atau pengalaman." 1

!urut Slameto : "belajar aclalah suatu proses usaha yang dilakukan

vidu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

ra keseluruhan sebagai hasil pengalaman inclividu itu sendiri dan

·aksi dengan lingkllllgannya. "2

turut Nana Sucljana, "belajar adalah suatu proses yang clitandai dengan

lya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai basil clari proses

'. 84

) Be/ajar dan Faktor-faktor yang n1e111pe11garuhinJ1a, (Jakarta: R.ineka Cipta, 1995),

(26)

t jar dapat ditunjukkan dalarn berbagai bentuk seperti pengetahuan,

f aharnan, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan

Ii ampuan, daya reaksi, daya penerimaan dan aspek-aspek lain yang ada

i: t individu terse but. "3

'Serdasarkan teori-teori di atas maka penulis dapat menyimpulkan bah" )elajar merupakan suatu usaha atau proses yang dilakukan seseorang mela latihan, pengalarnan dan interaksi terhadap lingkungan yang meni lbatkan perubahan tingkah laku pada diri individu tersebut, baik dalam ha! p ;etahuan, sikap maupun keterampilan.

Dari definisi belajar dapat diketahui bahwa latihan merupakan ha! penti dalam belajar. Scbagaimana diungkapakan olch Watson yang dikutip oleh 'alim Purwanto disebutkan bahwa: "faktor terpenting dalam belajar

adala danya latihan-latihan yang kontinyu."4 Penganut teori ini mengatakan bahV\ egala tingkah laku manusia tidak lain adalah hasi:\ dari latihan-latihan atau : iasaan-kebiasaan mereaksi terhadap perangsang tertentu yang dialarni dalan ;hidupannya.

meny sama

3

Nane

2000), cetakan

4 Nga!

reori conditioning guthrie yang juga dikutip oleh Ngalim Purwanto kan bahwa "terjadi proses asosiasi antara unit-unit tingkah laku satu in yang bermutan. Latihan yang berkali-kali memperkuat asosiasi

':ctjana, Dasar-dasar Proses Belqjar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo

:, h. 28

(27)

yang rdapat antara unit tingkah laku yang satu dengan unit tingkah laku yane rikutnya. "5

latih Sehi

sesu:

dan

Seba

Artir

5 Ibid

6

Oer

Tarsito, I 998),

7

Dep

Latihan merupakan pengulangan materi yang telah dipelajari. Dengan secara kontinyu dapat memperkuat ingatan dan pemahaman siswa. ta setiap materi yang dipelajari akan dapat dikuasai. Hal tcrsebut engan pernyataan Oemar Hamalik bahwa "belajar mcmerlukan latihan hgan-ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat dikuasai."6

.

.

mana firman Allah dalam surat al-Mulk ayat 1-3:

Maha suci Allah yang ditanganNyalah segala kerajaan, dan Dia maha kuasa atas segala sesuatu.

Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia maha perkasa lagi maha pengampun.

Yang telah menciptalcan tujuh langit berlapis-fapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang maha pemurah sesuahi 92

Hamalik, Metode Be/ajar Mengajar dan Kesu/itan-kesulitan Belqjar, (Bandung: 10

(28)

yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah krunu lihat sesuatu yang tidak seimbang?

Hanya dengan latihan maka kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki srnw \1enjadi semakin dikuasai dru1 makin dalam, sebaliknya tanpa latihan peng huan yang dimiliki dapat hilang. Seperti yang diungkapkan oleh Nga! purwanto bahwa "tanpa latihan, pengetalman-pengetahuan yang

dimi dapat hilang atau berkurang."8

Latihan soal merupakan pengulangan materi pelajaran yang telah dipel ri yang termuat dalam bentuk soal-soal. Dengan adanya latihru1 soal yang fisertai dengan pembahasrumya memberikan pemal1runan yang mern Im terhadap materi yang telah dipelajari, sehingga tidak te1jadi inter :nsi antara materi yang telah dipelajari dengan materi yang sedang dipel d. Dengan pemahaman yang mendalrun al<an menjadikru1 materi pelaj 11 yang sulit menjadi mudah dan dapat meningkatkan minat siswa dalm elajar.

Latihan soal tidak hanya untuk meningkatkan pemahan1an s1swa terha > materi pelajaran yang telah dipelajari, tetapi juga dapat memberikan

infor si tentang pencapaian belajar siswa. Agar latihan soal yang diberikan dapa セ・ュ「・イゥォ。ョ@ manfaat sesuai dengan yang diinginkan, maka guru mem セャァ@ peranan penting, baik dalam penyusunan soal-soal, pembahasan

8

(29)

soal, iaupun pensekoran latihan soal setiap individu, sehingga dapat

dike· cli siswa yang sudah tuntas dengan siswa yang belum tuntas.

Dengan semakin sering berlatih menge1jakan latihan soal maka siswa

akan makin menge1ii dan memahami setiap langkah dalam menyelesaikan

soal- 11 yang berhubungan dengan materi tersebut. Dengan demikian sesulit

apap materi pelajaran, jika dilakukan latihan bernlang-ulang maka materi

terse akan semakin mudah.

2. Belaj セ・ャッューッォ@

Setiap guru memiliki metode yang berbeda-beda untuk menjadikan

s1sw; 1ereka aktif dalam belajar. Salah satu metode agar siswa dapat belajar

aktif セA。ィ@ dengan metode belajar kelompok. Metode ini mengarahkan siswa

tmtuJ セ。ョァウ。ョァ@ daya pikirnya dalam memecahkan masalah secara

bersama-sam2 fotode belajar kelompok akan efektif jika guru memberi tugas pada

setiai lelompok dan mengamati kegiatan setiap kelompok, setiap siswa

meni ihui denganjelas apa tugasnya dan apa kewajibannya dalam kelompok

se1ia セオォオー。ョ@ waktu yang tersedia.

)alam sebuah kelas terdiri dari siswa-siswa dengan tingkat

pemi nan yang berbeda-beda. Di kelas tersebut terdapat siswa yang

mem

ti

kemampuan memahami materi pelajaran dengan cepat, sedang, dan

ada I 1 yang lambat. Keadaan siswa yang heterogen tersebut dapat disiasati

deng lnembentuk kelompok belajm· yang terdiri atas siswa yang heterogen

(30)

yang Lmgkapkan oleh Subiyanto bahwa: "suatu kelompok terdiri atas

indiv yang mempunyai saling ketergantungan dan aktivitas yang saling

berht 1gan serta memiliki tujuan bersama." 9

ifenurut Djadjadisastra "belajar kelompok atau gotong-royong

meru1 an cara belajar dimana murid-muridnya disusun dalam

kelompok-kelon k pada waktu menerima pelajaran atau mengerjakan tugas-tugas."10

:elajar kelompok disebut juga sebagai diskusi kelompok, yaitu "suatu

kegia belajar mengajar dimana siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai

suatu iompok atau dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai

pengi tin tertentu." 11

"cara

kerja

pemb

9 Subi;

Jendral Pendidi

10 Jusu

110liai

Pe1nbelajaran .

2 I Bekasi, Jurr

Maten1atika Ffv

12

Dest

perseorangan 1

Ilmu Pendidika

ielajar kelompok dapat juga diartikan sebagai ke1ja kelompok yaitu

lngajar yang dilakukan oleh guru dengan jalan 111e111bentuk kelompok

ri kumpulan beberapa orang siswa untuk mencapai suatu tujuan

·. 12

iaran tertentu secara gotong royong."

b, Pendidikan dan 1/11111 Pengetahuan Alam, (Jakarta: Departemen P &k, Direktor

iTinggi, 1988), h. l 73

!adjadisastra, Metode-Metode Mengajar Ji/id I!, (Bandung: Angkasa, 1985), h. 45

'itriani, dkk, Perbandingan Hasil Be/ajar Matematika Yang Menggunakan Metode tekstual dengan Metode Latihan Secara Berkelompok Pada Siswa Ke/as IT SMPN

Vfatematika Aplikasi dan Petnbelajarannnya Vol. 3 No. I Septen1ber 2004, Jurusan

\., Universitas Negeri Jakarta.

, Hasil Be/ajar Matematika Siwa yang Mengerjakan Tugas Secora Kelompok dan

?kolah Dasar, Jurnal Ilmu Pendidikan (Pedagogi) Vol. 4 No. 1 Juli 2003, Fakultas

(31)

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar kelompok

adal proses pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok yang terdiri

dari berapa orang siswa yang didalamnya tercipta suatu kerjasama untuk

men ,ai suatu tujuan pembelajaran.

Menurut Nana Sudjana, belajar kelompok dikernbangkan atas dasar

perti angan-pertimbangan sebagai berikut: 13

a. Ira sebagai individu memiliki kemampuan yang berbecla satu sama

b.

セ。@

sebagai makhluk sosial memiliki dorongan yang lrnat untuk

r lampilkan kekuatannya di depan orang lain dan memiliki kebutuhan

i lk berkomunikasi clengan orang lain.

c.

1

1k semua masalah belajar clapat dipecahkan sendiri sehingga

c ftuhkan bantuan clan pendapat orang lain.

d. I ies dan hasil belajar yang diperoleh dari diskusi kelompok lebih kaya

c ik:omprehensif.

e. I ggimaan cliskusi kelompok dapat dilakukru1 di dalam kelas atau di luar

1

s untuk mengerjakan tugas sekolah.

Metode belajar kelompok mengarahkan siswa untuk clirangsang daya

pikir 1 clalam memecahkan masalah bersama-sama yang dalam konteks

(32)

pern an ini berupa soal-soal latihan yang harus dikerjakan setelah proses

pem ajaran.

I>okok-pokok pikiran yang telah dibicarakan dan dibahas dalam

kelo ok merupakan pendapat yang lebih matang dan dapat

dipe: 1ggungjawabkan dibandingkan dengan buah pikiran hasil belajar

send Jadi jawaban dari latihan soal yang dikerjakan secara kelompok

men kan jawaban yang mendekati kesempurnaan dan mendekati kepada

kebe an.

Disamping itu tidak seorang pun yang meragukan bahwa: "bertukar

pikir antara beberapa orang akan berakibat besar serta menguntungkan dari

pada sil berfikir dengan belajar sendiri."14

itulah sebabnya, pembahasan suatu masalah yang pelik oleh kerja

kelo1 )k seringkali memberikan hasil yang memuaskan. Sedangkan bila

sese< セァ@ individu yang beke1ja sendiri hasil yang memuaskan jarang

terca

Latihan soal yang dike1jakan secara kelompok akan menjadi mudah

dan 1gota kelompok yang kurang memahami latihan soal tersebut akan

terto: g oleh angota kelompok yang laim1ya. Melalui belajar kelompok ini

s1sw1 biasakan untuk saling menolong dan membantu anggota kelompoknya

untul lemahami materi yang dipelajari khususnya dalam rnenjawab latihan

(33)

soal ig diberikan. Prinsip tolong-menolong ini sesuai dengan ajaran Islan1,

seba tnana dijelaskam dalam firman Allah dalan1 surat Al-Maidah ayat 2:

A1iil : "Tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa dan jangan

tolong menolong dalam keburukan dan pelanggaran. "15

Dalam belajar kelompok, anggota kelompok yang memiliki

pem: man yang lebih baik dapat menjadi tutor sebaya bagi anggota

kelo1

*

yang lain. Melalui belajar kelompok anggota kelompok yang

kurru memahami latihan soal tersebut dapat lebih leluasa menanyakan soal

terse kepada siswa lain dalan1 satu kelompok.

セ・ャ。ェ。イ@ kelompok dapat memberikan manfaat apabila be1jalan dengan

baik ti tidak menyimpang menjadi kegiatan lain yang tidak berhubungan

deng pelajar, seperti bersendagurau, mengobrol atau hermain. Oleh karena

itu ac セ・「・イ。ー。@ pertimbangan dalan1 belajar kelompok, yaitu: 16

a. E tlar berkelompok memang diperlukan dalam pelajaran tertentu yang

n \erlukan penyelesaian tugas secara kelompok yang dibebankan guru.

b. E Jar kelompok dapat mendatangkan manfaat untuk menutupi

k lnahan masing-masing anggota kelompok dan juga untuk saling serap

k bihan masing-masing anggota kelompok tersebut.

15

De1 :men Agama, op. cit.,. h. 156

(34)

c. ajar berkelompok hendaknya dilakukan dengan memilih anggota

Jmpok yang benar-benar mempunyai kesungguhan belajar.

d. ajar kelompok sebailrnya dilakukan dengan memilih teman yang lebih

:ar. Akan lebih baik lagi jika teman yang dipilih itu mampu bertindak

igai guru bagi anggota kelompok.

e. yaknya anggota kelompok hendaknya dibatasi antara 2-5 orang saja.

J fah yang terlalu banyak dapat mengakibatkan kegiatan belajar kurang

e ;tif, bahkan bisa berakibat kegiatan belajar menyimpang menjadi 1 •atan lain yang justru menghambat kegiatan belajar.

f. I lilihan anggota kelompok belajar sebailrnya dilakukan dengan

r tlpertimbangkan pula adanya kecocokan sifat dan watak diantara

e

セッエ。@ kelompok.

g. .E )mpok belajar hendalrnya memiliki seorang pemimpin yang

benar-t セイ@ berbakat dalam bidang kepemimpinan. Dengan demikian, pemimpin

11 µnpok tersebut dapat mengarahkan para anggota kelompok untuk

t jar dengan penuh kesungguhan.

Men

kelo

17

Fre

Penterjemah S

Sebagai salah metode belajar, belajar kelompok memiliki keunggulan.

!t Percival dan Ellington ( dalan1 Sudjarwo) keunggulan belajar .ok diantaranya adalah: 17

ercivel dan Hendry Ellington, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 1988),

(35)

a. 1capaian tujuan pembelajaran khusus untuk aspek kognitif tingkat 5gi akan lebih efektif.

b. pat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan ningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan

セーオョ@

tulisan.

c. 11gembangkan keterampilan antar personal dalam kelompok.

d. bapainya perubahan tingkah laku yang diharapkan, misalnya fisipasi aktif siswa dan timbulnya kepercayaan diri sendiri bagi setiap gota kelompok.

セ。ャ。オーオョ@ belajar kelompok mempunyai keunggulan, tapi belajar

kelo pk juga mempunyai kelemahan-kelemahan. Kelemahan belajar secara kelo ok yaitu sulit sekali membentuk kelompok yang harmonis.

f\pabila suasana belajar kelompok tidak harmonis, maka anggota kelo bk tidak dapat bekerja sama dan bertukar pikiran dengan baik. Sedi kan kelemahan lain, apabila ada anggota yang kurang aktif maka ia alcai: bnyerahkan tugasnya kepada kepada teman lain yang lebih rajin. Hal 1111 < 11t menyebabkan siswa tertentu saja yang beke1:ia. Sedangkan siswa

yan1 1rang aktifhanya berperan sebagai penonton saja.

(36)

pent , Ada beberapa ha! penting yang harus diperhatikan guru dalam pem itukan belajar kelompok, yaitu:

a. uah kelompok yang dibentuk sebaiknya tidak lebih dari 5 orang. ena Semakin banyaknya siswa clalam kelompok akan semakin kecil :isipasi anggota clalam kelompok tersebut.

b. gelompokan siswa dalam kelompok sebaiknya terdiri dari siswa yang piliki tingkat pemahaman yang heterogen. Sehingga clalam sebuah lmpok terdapat siswa yang memiliki pengetahua11 tinggi, sedang dan

lah.

c. tr belajar kelompok dapat berjalan dengan baik, maka guru sebaiknya )1berikan aturan-aturan clalam belajar kelompok untuk menghindari

セQ。ャ@

yang tidak diinginkan.

d. iap kelompok dipilih satu siswa yang akan dijadilcan ketua kelompok, l1 siswa yang memiliki jiwa kepemimpinan, pandai dan clapat

セイ」。ケ。N@ Sehingga clapat memimpin seluruh anggota kelompoknya

セォ@ aktif, baik clalam cliskusi maupun memecahkan masalah yang bentllk latihan soal.

(37)

)a]am belajar kelompok ini setiap anggota kelompok tetap

ュ・ョセ@ akan latihan soal secara individu tetapi setiap anggota kelompok dapat

berdi .si dengan temannya dalam satu kelompok apabila acla soal yang tidak ia me ;rti.

'rosedur belajar kelompok sebagai berikut:

a. G : membentuk kelompok belajar.

b. G : menyajikan bahan pelajaran c. G l memberi contoh soal d. G l memberikan latihan soal

e. S a mengerjakan latihan soal secara berkelompok

f. G l membahas latihan soal yang diberikan.

3. Belaji 1dividual

セ。ャ。ュ@ belajar secara individual siswa dipandang sebagai incliviclu

yang impunyai kesempatan untuk berkembang sesuai dengan kemampuan

yang a pada clirinya. Belajar secara individu, siswa dituntut keaktifan cliri

berd! lean motivasi yang ia miliki, kedisiplinan diri, dan juga kepercayaan

pada i sendiri.

セ。ウ。イゥ「オ@ dan Simanjuntak mengemukakan bahwa: "Dalam kegiatan

belaj secara individual, seorang siswa hams mengamati sencliri,

(38)

kehe ik sendiri dan mencari sendiri segala sesuatu yang berhubungan denE pengajaran."18

Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam menge1jakan Iatihan soal yang berikan, siswa mencari sendiri jawaban yang benar tanpa bertanya kepa isiswa yang Iain. Sehingga guru akan menilai siswa sesuai dengan kem1 \uan yang dapat dilihat dari hasil latihan soal yang dike1jakan oleh mas1 masing siswa. Jika siswa mengalan1i kesulitan dalam belajar secara indi' fa! maka ia dituntut untuk mencari pemecahannya sendiri. Apabila kesu bnya tidak dapat dipecahkan maka membuat siswa menjadi putus asa dan I asajenuh.

!\pabila ha! ini terjadi maka motivasi siswa akan rnenunm dan ia tidak berg< )1 lagi terhadap apa yang dike1jakannya, sehingga siswa tidak dapat mern i:tni materi yang diajarkan.

セ・「。ァ。ゥュ。ョ。@ belajar kelompok, belajar individual juga memiliki kell11 gan dan kelemahan. Keuntungan belajar individual yaitu: siswa ditur . belajar sesuai dengan keman1puan yang ada pada dirinya. Disini sisw1 1ituntut keaktifan dirinya berdasarkan motivasi yang ia miliki, kedi; inan diri dan kepercayaan pada diri sendiri.

(39)

yang empunyai tingkat pemahaman yang tinggi dan siswa yang memiliki mofr l yang kuat dalam belajar. Sedangkan siswa yang memiliki tingkat pemi ;11an dan motivasi yang rendah akan mengalami kesulitan dalam belaj iecara individual. Mereka butuh orang lain yang dapat membantunya dalar belajar dan meningkatkan motivasi dalam belajar sehingga men! silkan hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.

indiv cliri, la ti hi

cliten tingk Bahk

iika dikaitkan dengan penyelesaian latihan soal kelemahan belajar al yaitu: apabila siswa itu sencliri kurang mempunyai kepercayaan [ka dapat membuat siswa tidak bersemangat dalam mengerjakan bal yang diberikan. Selain itu, keberhasilan belajar incliviclu sangat hn oleh tingkat pemahaman siswa, sehingga siswa yang memiliki

セ・ュ。ィ。ュ。ョ@

renclah akan sulit menjawab latihan :ma! yang diberikan.

)ml itu clapat mengakibatkan siswa putus asa clan merasa jenuh. Jika ha! i [erjacli pacla cliri siswa maka motivasi mereka untuk belajar akan sema imenurun clan akhirnya akan mempengaruhi hasil belajarnya.

4. Haki] Hasil Belajar

(40)

"Ha akhir setelah mengalami ·proses belajar, dimana tingkah laku itu tam dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati dan dapat diukur."19

Menurnt Benyamin Bloom, secara garis besar basil belajar dikl 'ikasikan menjadi tiga ranah: ranah kognitif, afekti:f dan psikomotor.20 a. ah kognitif adalah rana11 yang mencakup kegiatan mental. Dalan1

lh ini terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang t ndal1 sampai dengan jenjang yang paling tinggi., yaitu: Pengetahuan

>wledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application),

f iisis (analysis), sintesis (synthesis) dan penilaian (evaluation).

Evalnasi

t

Sintesis

t

Anfisis

Aplikasi

t

Pemaliaman

t

Inga tan

Gambar. I: Tingkatan Hasil Belajar Kognitif Menurut Bloom

Pengetalman (knowledge) adalah kemampuart seseorang untuk 11engingat-ingat kembali (recall) atau menggali kembali tentang

19 Suharsimi A nto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta; Bina Aksara, I 993), ha! 133

20

[image:40.595.83.467.29.687.2]
(41)

nama, istilah, gejala, rumus-rumus dan sebagainya tanpa mengharapkan kemampuan 1mtuk menggunalcannya.

セ@ Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seorang untuk mengerti atau memal1ami sesuatu setelah sesuatu itu diketalmi atau

liingat.

3 セ・ョ・イ。ー。ョ@ (application) adalah kesanggupan seseorang untuk 11enerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun netode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumm:, teori-teori dan iebagainya, dalam situasi yang barn dan konkret.

4 セョ。ャゥウゥウ@ (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau penguraikan suatu balrnn atau keadaan menurut bagian-bagian atau fiktor-faktor yang satu dengan faktor-falctor lainnya.

5 セゥョエ・ウゥウ@ (synthesis) adalah suatu proses yang rnemadukan bagian-1agian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi µatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.

6 1enilaian (evaluation) adalah kemampuan seseornng untuk membuat

1ertimbangan terhadap situasi, nilai atau ide, misalnya jika seseorang lihadapkan pada beberapa pilihan, malca ian akan mampu memilih atu pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria ·ang ada.

balrni

(42)

1992), h.

pada hap mengingat dan menghafal. Pada tingkat pemahaman siswa tidak han) tnengingat dan menghafal rumus tetapi juga rnemahaminya. Pada ting! penerapan siswa sudah dapat menerapkan rumus tersebut ke dalam soal- H. Pada tingkat analisis siswa sudah mampu menentukan langkah-langl dan rumus yang harus digunakan dalam m.enjawab soal yang dibe1 :n. Pada tahap sintesis siswa dapat membuat soal berdasarkan rumus-rum1 rang ada. Sedangkan pada tahap evaluasi siswa sudah dapat menilai apak セッ。ャ@ yang mereka ke1jakan sudah sesuai dengan ketentuan yang ada atau1 '1belum.

b. J1 セQ@ Afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai.

Menurut Nana Sudjana, "tipe hasil belajar afektif tampak pada s: a dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap p ;aran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, k '1saan belajar dan hubungan soaial."21

Dalan1 mengerjakan latihan soal secara kelompok, hasil belajar a1 !if akan tampak pada motivasinya dalan1 menyelesaikan latihan soal y: diberikan, kedisiplinan dan kerjasama dalam kelompok maupun

s1 > saling menghm·gai sesmna anggota kelompok.

c. R :h psikomotor, berkenaan dengan keteran1pilan dan kemampuan b< セ、。ャ・@

(43)

Ada enam tingkat keterampilan, yakni:

Gerak Refleks (keterampilan pada gerak tidak sadar) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar

Kemampuan perceptual, tennasuk di dalanmya membedakan visual, auditif, motoris, dan lain-lain

Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan

Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks

セ@ Kemampuan yang berkenaan dengan komun.ikasi non-decursive

;eperti gerakan ekspresif dan interpretative.

?roses pengajaran di sekolah diarahkan untuk memperoleh penguasaan atas iga aspek tersebut. Tetapi dalam penelitian ini, penulis membatasi hany 1ada penilaian kognitif sesuai dengan masalah yang diajukan yaitu hasil セA。ェ。イ@ kimia antara siswa yang mengerjakan latihan soal secara kelo1 lk dengan secara individual.

)alam proses belajar mengajar, untuk mengetahui berhasil atau tidak 1 proses belajar siswa diperlukan suatu penilaian basil belajar.

Penil 11 tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya melalui

(44)

Menurut Ngalim Purwanto: "Tes hasil belajar adalah tes yang dik can tmtuk menilai nilai-nilai pelajaran yang telah diberikan oleh guru kep ' murid-muridnya, oleh dosen kepada mahasiswanya dalan1 jangka wal te1ientu. "22

Tes hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ulangan hari pada pokok bahsan ikatan kimia. Tes tersebut diberikan kepada kelas eksr men yaitu siswa yang menge1jakan latihan soal secara kelompok dan kela セョエイッャ@ yaitu siswa yang mengerjalrnn latihan soal secar individual. Dari kedt asil tes tersebut dibandingkan mana yang lebih tinggi hasil belf\jarnya. 5. Haki Ilmu Kimia

[]mu kimia berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan ilmu kimi rnanusia dapat menghasilkan berbagai produk kebutuhan sehari-hari sepei mbun, sampo, detergen, pembersih lantai, bal1an tambahan makanan dan I :sebagainya.

1mu kimia adalall ilmu yang mempelajari stmktur, susunan, sifat, peml tm materi, dan energi yang menyertainya. 23

atas J yang

22

Nga Rosda Karya, 1

23 PatT

!mu kimia lal1ir dari keinginan para ahli untuk rnemperoleh jawaban 'anyaan "apa" dan "mengapa" tentang si.fat materi yang ada di alam, asing-masing akan menghasilkan fakta dan pengetahuan teoritis

Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pendidikan, (Bandung: Remaja ), h. 33

(45)

6.

ten1 materi yang kebenarannya dapat dijelaskan dengan Iogika ma1 atika.

Seperti halnya IPA, ilmu kimia juga mempelajari gejala-gejala alam, teta nengkhususkan diri di dalam mempelajari struktur, susunan, sifat, dan pen han materi, serta energi yang menyerupai perubahan materi. Perr 1asan tentang struktur materi mencalcup struktur partikel-partikel pen: lm materi (molekul, atom, ion) dan bagaimana partikel-partikel ー・ョセ@ ln materi yang sangat kecil itu bergabung satu sama Iain membentuk mat1 vang berukuran besar yang dapat diamati. Pembaliasan tentang struk:tur mat( inencakup komponen-komponen penyusun materi dan perbandingan ban) lya tiap komponen dalam materi itu. Sifat materi yang diga

dan mate meni meni pend benti Mate a. Si

!lrkan/dideskripsikan dalam ilmu kimia mencakup sifat fisis (wujud rampakan/tampilan) dan sifat kimia (kecenderungan untuk beruball) Perubahan materi meliputi peruballan fisis, yaitu perubahan yang tidak iulkan materi baru, dan peruballan kimia yaitu perubahan yang 'u!kan materi baru. Pembal1asan tentang energi yang menye1iai

セョ@ materi mencalcup jenis dan jumlah energi, serta perubalian dari !nergi yang satu ke bentuk energi yang lain.

katan Kimia Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi nan Elektron Valensi Atom Gas Mulia dan Bukan Gas Mulia

(46)

11figurasi elektron seperti gas mulia (golongan VIIIA). Dengan

11ikian, dalam pembentukan ikatan, atom-atom akan membentuk

11figurasi elektron seperti gas mulia. Gas mulia mempunyai elektron

ensi sebanyak 8 elek:tron (oktet) atau 2 elektron (kbusus untuk He).

rikut ini merupakan konfigurasi gas mulia:

Tabel. I Konfigurasi Elektron Gas Mulia

Unsm· Konfigurasi elektron Elektron V alensi

2He 2 2

10Ne 2

8

g

18Ar 2

8

8 8

36Kr 2 8

18 8

8

s4Xe 2

8 18 18

8 8

86Rn 2 8

18

32

18 8

8

'

b. I an kimia

Ikatan kimia adalah ilrntan yang terjadi antar atom atau

rrmolekul. Ikatan kimia ini bertujuan untuk pcncapaian kestabilan

tu unsur seperti pada gas mulia ( oktet atau duplet) dengan cara:

Atom yang satu melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain

[image:46.595.92.465.39.715.2]
(47)

a) Untuk mencapai kestabilan golongan IA dan IIA melepaskan elektron

Contoh: Unsur 19K dengan konfigurasi elektron 2, 8, 8, 1 akan

melepas elektron valensinya membentuk ion K+

Reaksinya sebagai berikut:

K K + + le

-b) Untu1c mencapai kestabilan golongan VIA dan VIIA menenma elektron

Contoh: Unsur 17CI dengan konfigurasi elektron 2, 8, 7 akan menerima 1 elektron dari unsur lain dan membentuk ion

er

Reaksinya sebagai berikut: Cl + le" --11-

er

· Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah satu atom. Ikatan kimia yang te1jadi di sebut ikatan kovalen

c.

n

nion

Ikatan ion adalah ikatan yang terbentuk antara atom yang mudah

r セー。ウォ。ョ@ elektron (membentuk ion positif) dengan atom yang mudah

r ,erima elektron (membentuk ion negatif). Unsur yang mudah r :paskan elektron ialah unsur yang mempunyai kecenderungan lebih

(48)

:ongan IIA, sedangkan unsur yang menernna elektron ialah unsur

\gan kecendenmgan menerima elektron, yaitu golongan VIA (golongan

ligen) dan golongan VIIA (golongan halogen).

ntoh ikatan ion:

Pembentukan ion positif 19K

K

(2,8,8, 1)

K+ +

le-(2,8,8)

Pembentukan ion positif 17CI

Cl

+

le-• (2, 8, 7)

__

,..er

(2, 8, 8)

Pembentukan ilcatan ion

K + Cl - - P . [Kt [ Cl

r

= KC!

d. !an Kovalen

Ikatan kovalen adalah ikatan antaratom yang di bentuk dengan earn

ggunaan bersama pasangan elektron oleh dua atom yang berikatan.

Ikatan kovalen terbagi menjadi 4, yaitu ikatan kovalen tunggal,

;kap dua, rangkap tiga dan koordinasi.

!katan tunggal (masing-masing atom menyumbangkan 1 elektron untuk

terbentulmya ikatan)

Contoh: Pembentukan senyawa NH3

H

x

(49)

2 katan kovalen rangkap dua (masing-masing atom mcnyumbangkan 2

:lektron untuk terbentuknya ikatan)

C::ontoh: Pembentukan senyawa C02

x x·. x x

xOx. C • xOx

x x x x

3 katan Kovalen rangkap tiga (masing-masing atom menyumbangkan 3

:lektron untuk terbentuknya ikatan)

Contoh: Pembentukan senyawa HCN

• x

x Hx.C•xNx

• x

4

Ikatan kovalen koordinasi (pasangan elektron dalam terbentuknya

lcatan berasal dari satu atom)

Contoh: Pembentukan senyawa H2S04

:o:

xx

H x. O.x S x.O.x H

xx

: 0 :

e. E blaran senyawa kovalen

Senyawa kovalen polar adalah senyawa dimana atom-atomnya

r ailiki beda keelktronegatifan besar. Contoh senyawa polar antara lain

(50)

Sedangkan senyawa kovalen non polar adalah senyawa dimana

1m-atomnya memilki beda keelektronegatifan kecil itu han1pir sama.

ntoh senyawa kovalen non polar adalah CH4 dan CC!4

f. ttan Logam

Ikatan logam adalah ikatan antara atom-atom logam dalam kristal

am. Ikatan logam mengakibatkan logam memiliki sifat-sifat sebagai

ilcut:

Logam mernpakan penghantar panas dan listrik yang baik.

Logam memiliki kerapatan dan titik leleh tinggi.

Logam dapat dibentuk dengan cara ditempa.

Umumnya logam mengkilap.

B. Kerang :Pikir

1gan melihat dan mengkaji deskripsi teori di ata:>, latihan merupakan

ha! yan; enting dalam pembelajaran. Latihan akan memberikan dampak positif

bagi sis· dalam memahami materi pelajaran dengan lebih mendalam.

run

pembelajaran kimia, khususnya pada pokok hahasan ikatan kimia

banyak Jikator-indikator yang penting dan harns dikuasai siswa. Dengan

adanya han yang tersusun dari soal-soal akan sangat membantu siswa dalam

mengua indikator-indikator tersebut. Selain itu Jawaban siswa dari soal-soal

tersebut ga dapat dijadikan gambaran bagi guru dari pencapaian pemahaman

(51)

.ama ini latihan soal yang diberikan kepada siswa dike1jakan secara individ liswa yang memiliki pemahaman yang baik akan dapat menjawab soal-soal te1 mt dengan baik, sebaliknya siswa yang memilik:i tingkat pemahaman yang ri ah sulit mengerjakan soal-soal tersebut. Sehingga latihan soal yang

diberiki tkan terasa sulit. Hal itu akan menimbulkan putus asa pada diri siswa, menuru ln motivasi belajarnya yang akhirnya akan mengakibatkan rendahnya hasil be trnya.

:i latihan soal tersebut dike1jakan secara kelompok, maka akan tercipta situasi ; g berbeda. Latihan soal yang diberikan oleh guru menjadi lebih mudah. Ketua l )mpok maupun anggota kelompok dapat menjadi tutor sebaya bagi anggota !lompolmya yang lain. Sehingga seluruh anggota kelompok mencapai tingkat . iiahaman yang hampir sama. Dengan demikian motivasi siswa terhadap mata pe )ran tersebut juga dapat meningkat, ha! itu juga dapat mengakibatkan hasil be ir siswa meningkat.

i

dua cara menge1jakan latihan soal tersebut, peneliti menduga terjadin: perbedaan basil belajar ldmia antara siswa yang mengerjakan latihan soal se• l kelompok dengan secara individual. Peneliti juga menduga basil belajar lia siswa yang menge1jakan latihan soal secara kelompok akan lebih tinggi < basil belajar kimia siswa yang mengerjakan latihan soal secara
(52)

A. Tcmpa m Waktu Penelitian

elitian dilaksanakan di SMA Fajrul Islam, jalan Tanjung Pura III

Jakarta 1rat. Sedangkan pelaksanaannya pada semester I tahun ajaran

2005/2C tanggal 31 Agustus - 28 September 2005.

B. Metode nclitian

:ode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kuasi el; irimen. Peneliti membandingkan hasil Belajar kimia antara siswa yang

menge!J In latihan soal secara kelompok dengan secarn individu. Variabel

bebasny tlalah metode penge1jaan latihan soal, yaitu metode penge1jaan latihan

soal se( : kelompok dengan secara individual, sedangkan variabel terikatnya

adalah

r

l belajar kimia.

elitian ini menggunakan desain randominasi subyek dengan hanya tes

[image:52.595.52.474.65.674.2]

ald1ir (R fomized subjects post test only). Rancangan penelitian dinyatakan pada

tabel be It:

(53)
[image:53.595.56.474.32.721.2]

Tabel. 2 Rancangan Penelitian

Kelompok

Eksperimen (KE)

Kontrol (KK)

KE = Ki npok eksperimen

KK = K

セーッォ@

kontrol

Perlakuan Tes akhir

XE Y2

XK Y2

XE = S a diberikan latihan soal dan menge1jakannya secara kelompok selama

e 'at kali pertemuan

XK = S a diberikan latihan soal dan mengerjakannya secara individual selama

e セエ@ kali pertem uan

Y 2 = Te khir yang sama pada kedua kelompok

C. Teknik lgambilan Sampel

a. Pop

1i

Selu siswa kelas X SMA Fajrul Islan1 yang pada tahi.m ajaran 2005/2006

se1rn i· 1 yang terdaftar sebagai siswa di sekolah tersebut.

b. Sarni;

)enentuan Kelas untuk penelitian dilakukan dengan purposive

samJ g, yaitu dari tiga Kelas X diambil 2 kelas yang memiliki nilai

(54)

(m I = 4,45). Dengan ketentuan kelas XI sebagai kelas eksperimen dan

kel X3 sebagai kelas !control.

Penentuan sampel dilakukan secara simple random sampling artinya

set: unsur dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk diambil

seb i unsur dalam sampel. Caranya dengan mengundi masing-masing kelas,

dim l 20 siswa sehingga diperoleh sampel sebanyak: 40 siswa dengan

[image:54.595.50.476.31.711.2]

pen an dapat dilihat pada label berikut:

Tabel. 3 Rincian Sainpel

No Kelas Jumlah Siswa Sampel

1 Xl 31 20

2 X3 28 20

D. Instrum :Penelitian

Ii umen yang digtmakan berupa soal-soal pada pokok bahasan ikatan

kimia. P lgkat tes berupa 25 soal pilihan gai1da dengan 5 pilihan. Skor yang

digunalca ntuk soal adalah bernilai 1 untuk: soal yang dijawab benar dan bernilai

no! untul< al yang dijawab salah.

T1 ni diberikai1 kepada siswa kelas Xl yang mengeijalcan latihan soal

secara k( 11pok: dan siswa k:elas X3 yang mengerjakan latihan soal secara

individua :ebelunmya test ini telah diujikan pada kelas yang tidak dijadikan

(55)

a. Vali as

Salah satu ciri test itu baik adalah apabila test itu dapat tepat mengukur

apa hg hendak diukur atau disebut juga valid. Pengujian validitas ini

men makan rumus Korelasi Point Biserial (rpbi):

· _Mp-Mt

[P

fpbi- SDt

fq

rpbi ' 1ngka Indeks Korelasi Point Biserial

Mp • v!ean skor yang dicapai oleh siswa yang menjawab benar

M1 v!ean skor total

SD, Deviasi standar total

p toporsi siswa yang menjawab benar

q ' ·oporsi siswa yang menjawab salah

Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, rpbi dibandingkan

denf ftabel pada taraf signifikansi 5% (a. = 0,05) dengan terlebih dahulu

men .db.

dt N-nr

dt derajat bebas

N umlah responden

(56)

krit< pengujian:

jib

b;

> r tabel maka soa[ tersebut valid

jik< bi < r tabel maka soal tersebut tidak valid.

b. Reli

litas

Uji · abilitas yaitu untuk mengetahui apakah soal itu reliabel/ajeg atau tidak.

Pen1 Ian ini menggunakan rumus K-R 20 (Kuder-Richardson 20).1

I: I

SJ

c. Tara

Uji 1

a tat

I

ha!. I 03

, (-n

J(SD' -

"'f,pqJ

n-l SD'

'Realibilitas secara keseluruhan

" Banyaknya item soal

F

Proporsi siswa yang menjawab benar

= Proporsi siswa yang menjawab salah

= Jumlah perkalian p dan q

b Standar deviasi kuac!rat

esukaran

fkesulcaran bertujuan untuk mengetahui apakah soal itu sukar, sedang

[1dah. Untuk pengujian taraf kesukaran ini menggunakan rumus2:

8

v

)arsin1i Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidclikan, (Jakarta: Bu1ni Aksara, 2001 ),

'ana Sudjana, Penilaian Hasil Be/ajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

(57)

I = : eks kesulitan untuk setiap butir soal

B = 11yaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal

N = .nyak siswa yang memberikanjawaban pada soal yang dimaksud

Der 1 ketentuan:

anti ),00 - 0,30 = sukar

ant< ),31 - 0, 70 = sedang

anta ),71 - 1,00 = mudah

F. Telmik agumpulan Data

I. Sun r Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data hasil belajar

kim pada pokok bahasan ikatan kimia yang didapat melalui tes yang

<lib( an setelah akhir pembelajaran.

2. Lan. h-langkah Pelaksanaan Perlakuan

a. 1ap Persiapan

Persiapan yang dilakukan yaitu berupa penyesuaian waktu belajar

sekolah, penyusunan materi pengajaran, pembuatan clan pengujian

rumen penelitian berupa tes obyektif.

b. lap Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2005

gan ketentuan proses belajar mengajar pada kelas eksperimen dan

(58)

1m1 soal yffilg diberikffil sama. Hailya saja dalmn mengerjakm1 latihan

i

kelas eksperimen mengerjakaJl dengan berkelompok sedm1gkan kelas

trol menge1jakannya secara individual. Tahap pelaksaJlaan dibagi atas 'bagim1:

[(ondisi pengajaraJl dengffil latihan soal yang dikerjakan secara kelompok

a) Materi pelajaraJl

Diambil dari materi pelajaran kelas X pada pokok bahasan ikatan

kimia

b) Prosedur pengajaran

(1). Membentuk kelompok belajar dengan anggota kelompok

masing-masing 4 orang. Untuk mendapatkan kemmnpuan belajar yang setara m1tm·a satu kelompok dengan kelompok lainnya, maka pengelompokkan didasarkan pada hasil ulaJlgan harian siswa pada pokok bahasaJl sebelumnya. Sehingga murid yang pandai, sedang dm1 kurang pandai

tersebar pada masing-masing kelompok. Hal ini akan menghindari kelompok tertentu yang hanya beranggotakan murid yang paildai atau sebaliknya.

(2). Menyampaikm1 materi pelajarm1 dengan metode cermnah

(59)

( 4). Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk

bertanya

(5). Memberikan latihan soal dan dike1jakan secara kelompok

( 6). Membahas latihan so al secara bersama-sama.

2 tondisi pengaJaran dengan latihan soal yang dikerjakan secara

ndividual.

!) Materi pelajaran

Diambil dari materi pelajaran kelas X pada pokok bahasan ikatan

kimia

\) Prosedur pengajaran

(1 ). Menyampaikan materi pelajaran dengan metode ceran1ah

(2). Memberikan contoh soal

(3). Memberikan kesempatan kepada siswa untulc bertanya

( 4). Memberikan latihan soal dan 、ゥォ・セェ。ォ。ョ@ secara individual

(5). Membahas latihan soal secara bersama-sama.

c. 1 セー@ pengetesan basil belajar

Setelah pokok bahasan tersebut selesai diajarkan, baik pada kelas

.trol maupun pada kelas eksperiman (empat kal:i tatap muka), maka

(60)

G. Tcknik 1alisis Data 1. Uji J ;yaratan analisis

Sebelum analisis ini dilakukan terlebih dalrnlu dilakukan UJl

norr :tas dan uji homogenitas.

a. Normalitas

1 normalitas digunakan untuk menguji apakah sampel yang sedang

lidiki berasal dari populasi dengan distribusi normal. Dalam ha! ini ttji

r nalitas yang digunakan adalah uji lilliefors.

I sampel berdistribusi normal

I ' sampel berdistribusi tidak normal

l pun kriteria pengujian adalah:

J L0 < L,, maka H0 diterima, sampel berdistribusi normal

J L0> Lt, maka H0 ditolak, sampel berdistribusi tidak normal

b. 1 Homogenitas

1 homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok c memiliki varians yang homogen. Untnk menguji kedua kelompok

t セ「オエ@ homogen atau tidak digunakan uji Fisher.

l kedua kelompok sampel memiliki varians yang homogen

l 'kedua kelompok sampel memiliki varians yang tidak homogen

J pun kriteria pengujian adalah:

J 1F11< F,, maka Ho diterima, kedua kelompok sampel homogen

(61)

2. Ana sData

Pada analisis data ini penulis menggunakan rumus t-tes untuk

me11 ndingkan dan mengetahui secara signifikan apakah terdapat perbedaan

hasi elajar kimia antara siswa yang mengerjakan soal secara kelompok

den! secara individual.

Rm : t-tes yang digunakan sebagai berikut:3

-

-x,-x,

to = QW]]Z]]Zセ]ZZt]BW]]][]@

x,'

+

Ixi

(N,

+

N

2 )

(N,+N2 -2)x N,.N2

X1 Mean hasil belajar kimia siswa yang menge1jaka11 latihan soal secara

kelompok.

X2 ' fean hasil belajar kimia siswa yang mengerjakan latihan soal secara

individual.

x1 Jumlah skor deviasi kuadrat dari kelornpok siswa yang mengerjakan

latihan soal secara kelornpok.

x2 Jumlah skor deviasi kuadrat dari kelornpok siswa yang mengerjakan

latihan soal secara individual.

N 1 fumlah siswa yang mengerjakan latihan soal secarn kelompok.

N2 \1mlah siswa yang mengerjakan latihan soal secara individual.

!mas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jaka

Gambar

Gambar 1. ingkatan hasil belajar kognitif menurut Bloom ............................. 26
Tabel. 1 l tfigurasi elaktron gas mulia .................................................
Tabel.15 l
Gambar. I: Tingkatan Hasil Belajar Kognitif Menurut Bloom
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Peningkatan aktvitas belajar siswa dibuktikan dengan peningkatan persentase siswa yang bertanya kepada guru dari 67,85% pada akhir siklus I menjadi 78,57% pada akhir siklus

(pengujian pengendalian). Audit atas siklus penjualan menjadi perhatian auditor karena penjualan merupakan pendapatan yang merupakan bagian penting pembentuk laba rugi

III-10 Aspek utama dalam pengelolaan limbah cair khususnya domestik adalah peran serta masyarakat untuk ikut mengelola, kenyataannya masih ada masyarakat yang belum

Keputusan Kepala LAN No.239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, menjelaskan bahwa akuntabilitas kinerja

Berdasarkankan dari pembahasan diatas telah dilakukan asuhan kebidanan secara continuity of care dari masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir serta

Kepada para lansia di posyandu lansia Modinan, akan sangat bermanfaat apabila latihan yang sudah diajarkan oleh peneliti terus dilakukan tidak hanya saat

Dari contoh kasus diatas, dapat ditarik sebuah benang merah bahwa sebaik apapun sebuah sebuah kebijakan ekonomi diciptakan, dengan bantuan para aktor pembuat diskurs ekonomi