F lBANDINGAN BASIL BELAJAR KlMIA SIS'\l\f A YANG
MEN< UAKAN LATIHAN SOAL SECARA KELOMPOK DENGAN
SECARA INDIVIDUAL
(Studi Kasus Siswa Kelas X SMA Fajrul Islam)
Oleh:
SITI UMU SALAMAH
101016220898
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN Kll\IUA
l.USAN PENDIDIKAN ILJ\'IU PENGETAHUAN ALAl\/I: FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGUIUJAN Ul TERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Skri yang be1judul PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISW A
YANG Ml }ERJAKAN LATU-IAN SOAL SECARA KELOMPOK DENGAN
SECARA : )IVIDUAL telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu
Tarbiyah U Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 8 Maret 2006. Skripsi ini telah diteri1 sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program
Strata 1 (SI \da Jurusan Pendidikan IP A.
Dekan/
Ketua Mera cap Anggota,
pイッヲNdセ@
t
NIP. 150 23 56
I
Penguji I,
11.
z
30
Jakarta, 8 Maret 2006
Sidang Munaqasyah
Pembantu Dekan I/
Sekretaris Merangkap Anggota
セoイゥNma@
NIP. 150 202 343 Anggota:SITTUM1U:
Student whi1 Department Jakarta. This researc between the work. This student in fiJ
Instrument o The result o thitung highet conclution ii Student whi< Keywords:'.
LAMAH, Comparation of the Result study of Chemistry between the セョウキ・イ@ the exercise with collective work and personal work. Script. Education Science. State Islamic University Syarif Hidayatullah
lim for knowing the differences of the Result study of Chemistry 1dent which answer the exercise with collective work and personal l':arch is using "experiment method". Devide into two classes, 20 ;lass named experiment class and the other class named control class.
fa research is multiple choice.
lest is 3,07 and ttablc is 2,02 with level of significance 5%. Because
an
ttable so therefore Ho is refused and Ha is accepted. So the bre are the differences of the Result study of Chemistry between the lnswer the exercise with collective work and personal work.SITI UM
Mengerjala Jurusan. P( Hidayatulla Penelitian ikimia antar individual. sampai Sep· metode eksj secara kelo Instrumen) soal.
Dari basil p
(2,02) pada Jadi dapat 1 yangmenge Katakunci:
SALAMAH, Perbandingan Hasil Belajar Kimia Siswa yang Latihan Soal Secara Kelompok dengan Secara Individual, Skripsi, dikan IPA, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif
lkarta, 2005.
bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar rswa yang mengerjakan latihan soal sec,ara kelompok dengan secara 1elitian ini dilaksanakan di SMA Fajrul Islam pada bulan Agustus [ber 2005. Adapun metode yru1g digunakru1 dalrun penelitian ini adalah men dengan sample sebanyak 20 siswa yang mengerjakan Iatihan soal ok dan 20 siswa yang mengerjakan latihan soal secara individual.
g
digunakan adalah berupa tes berbentuk pilihan ganda sebanyak 25itungan data dengan menggunakan uji t diperoleh thitmtg (3 ,07) > t1aool af signifikan 5%. Hal ini mengakibatkan Ho ditolak dan .Ha diterima. 111pulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar kimia siswa antara lan latiban soal secara kelompok dengan secara individual.
Bismillahir セ。ョゥイイ。ィゥゥュ@
Assalamu'a rum Warahmatullahi Wabarakatuh
P1tji
ukur
ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan kirrunia-Nya sehingg,ipenulis daf 1menyelesaikan skripsi yang berjudul '"Perbandingan Hasil Belajar
Kimia Sisv yang Mengerjakan Latihan Soal Secara Kelompok dengan Secara
Individual". alawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SA \V,
yang telah : 11bawa kita dari zaman jahiliyah kepada zaman yang penuh dengan
ilmu penget: an.
SkriJ ini disusun untuk memenuhi syarat mencapai gelar sarjana pendidikan
JP A (kimia) :bagai salah satu tugas akademis di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullal karta.
Selai nya penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu d
dapat tersele
1. Dekan 2. Ketua;
3. Bapak
selaku
kepada
4.
Sekret:Jmemberikan motivasi baik moril maupun materil, sehingga skripsi ini
ran, ucapan terima kasih penulis sampaikan kepad:a:
mltas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Bapak Prof Dr. Rosyada, MA
lsan Pendidikan IP A, Bapak Ir. Mahmud Siregar, M.Si
1f Dr. Rosyada, MA selaku pembimbing I dan Ibu Hend:rawati, M.Si nbimbing II yang dengan sabar membimbing dan memberi masukan
3ulis
6. Seluru osen-dosen yang telah mentransfer ilmu kepada penulis, semoga ilmu
yang d pat bermanfaat bagi penulis.
7.
Ibu Ri18.
Abi dsenant:
mendo
9.
Sahabipenulii
Atas
hanya dapat
bernilai ibad
ang telah membantu penulis dalam perhitungan statistik
Umi tercinta yang telah be1juang membesarkan, mendidik dan
1 memberikan motivasi, kasih sayang, nasihat dan tidak pernah henti
:n penulis
I ro'fah, feni, santi, robi dan telah memberikan dukungan kepada
mm bantuan yang telah diberikan, penulis tidak dapat membalasnya
:doa kepada Allah SWT semoga kebaikan yang telah diberikru1 dapat
dan dibalas oleh Allah SWT dan penulis berharap semoga slaipsi ini
bermanfaat t 1k kita semua. Amin.
Wassalamu' alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 25 J anuari 2006
Penulis
KATA PEr ANTAR ... iii
DAFTAR J ... v
DAFTAR ( MBAR ... viii
DAFTAR 1 3EL ... ix
DAFTAR I l'IPIRAN ... xi
BAB I. I セdahuluan@ J Latar Belakang Masalah ... I I [dentifikasi Masalah ... 7
( Pembatasan Masalah ... 8
I Perumusan Masalah ... '. ... 9
I fujuan Penelitian ... 9
I V!anfaat Penelitian ... 9
( Sistematika Penulisan ... 9
BAB II. I HAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN I 'OTESIS ) )eskripsi Teori ... 11
l. Hakikat Belajar ... 11
1. Belajar Kelompok ... 15
l. Belajar Individual. ... 23
t. Hakikat I-Iasil Belajar ... 25
Kompetensi ... 31
I Kerangka Pikir. ... 3 6 ( D , engaJuan 1potes1s ... . • H" . 38 I fiipetesi$ Statistik ... ,. ... .38
BAB III. ITODOLOGI PENELITIAN ...... 39
j fempat c:lan Waktu Penelitian ... 39
I )/[etode penelitian ... 39
( feknik Pengambilan Sampel.. ... .40
I . mstrum()n ene 1tian ... P 1·. ' .41 I feknik Pengumpulan Data ... .44
I feknik Analisis Data ... 47
BAB IV. H IL PENELITIAN ....... 50
j d・ウォイゥーセゥ@ Data ... 51
I Jji Coba Soal. ... 55
( Penguji1111 Persyaratan Analisis ... 55
I <\nalisis Data ... 57
I _・ュ「。ィセウ。ョ@ dan Interpretasi Data ... 59
Saran ... 60
DAFTAR 1 ;TAKA ... 61
Gambar 1. ingkatan hasil belajar kognitif menurut Bloom ... 26 Gambar 2. istogram nilai tes siswa yang menge1jakan latihan soal secara
lompok ... 52
Gambar 3. oligon nilai tes siswa yang mengerjakan latihan soal secara
lompok ... 53
Gambar 4. istogram nilai tes siswa yang menge1jakan latihan soal secara
iividual. ... 54
Gan1bar 5. istogram nilai tes siswa yang menge1j akan latihan so al secara
:Ii vi dual ... 54
Tabel. 2 l cangan Penelitian ... 40
Tabel. 3 E セゥ。ョ@ Populasi dan San1pel.. ... .41
Tabel. 4 ]' .i tes siswa yang me11gerjakan latihan soal secarn kelompok (A) dan 11 tes siswa yang mengerjakan latihan soal secara individual (B) ... 51
Tabel. 5 D ibusi Frekuensi nilai tes siswa yang mengerjakan latihan soal secara k mpok ... 52
Tabel. 6 D ibusi Frekuensi nilai tes siswa yang mengerjakan latihan soal secara 11 ridual. ... 53
Tabel. 7 H pengujian normalitas dengan uji lilliefors ... 56
Tabel 8 H pengujian homogenitas dengan uji kesamaan dua varians ... 57
Tabel 9 D uji t ... 58
Tabel. IO SI uji coba instrumen ... 99
Tabel. 11 V litas uji coba instnunen ... 101
Tabel. 12 Sk :nstrumen yang valid ... 104
Tabel. 13 Ta kesukaran uji coba instrumen ... I 06 Tabel 14. H belajar siswa yang mengerjakan latihan soal secara kelompok clan St :a individual ... 118
[image:11.595.49.470.31.640.2]Tabel.16 l Normalitas hasil tes siswa yang menge1jakan latihan soal secara
vidual ... 120
[image:12.595.61.458.50.725.2]Lampiran 1 Hlabus dan Penilaian ... 63
Lampiran 2 v!odel pembelajaran kelompok dan individual.. ... 65
Lampiran 3 ,atihan soal 1 ... 83
Lampiran 4 latihan so al 2 ... 84
Lampiran 5 latihan soal 3 ... 85
Lampiran 6 >atihan soal 4 ... 86
L ampiran . 7 '" . k" . . . b . LISI- 1s1 UJI co a ms rumen ... . t 87 Lampiran 8 !ji coba instrumen ... 88
Lampiran 9 Cuncijawaban instrumen uji coba ... 98
Lampiran 10 kor uji coba instrumen ... 99
Lampiran 11 raliditas Uji Coba Instrumen ... IOI Lampiran 12 ,erhitungan validitas hasil uji coba instrumen ... I 03 Lan1piran 13 セッイ@ Instrumen yang valid ... .! 04
Lampiran 14 !lrhitungan Reliabilitas Hasil Uji Coba ... 105
Lampiran 15 'araf kesukaran uji coba instrumen ... I 06 Lampiran 16 erhiumgan TarafKesukaran Soal Uji Coba ... 108
Lampiran 17 lstrumen penelitian ... , ... I 09 Lampiran 18 iunci jawaban instrumen penelitian ... 115
Lampiran 19 erhittmgan Pembuatan Daftar Frekuensi ... 116
Lampiran 20 'ontoh perhitungan pembuatan table distribusi frekuensi ... 117
Lampiran 2 Uji Normalitas hasil tes siswa yang menge1jakan latihan soal secara
kelompok ... 119
Lampiran 2 Uji Normalitas hasil tes siswa yang menge1jakan latihan soal secara
individual. ... 120
Lampiran 2, Perhitungan Uji Normalitas ... 121
Lampiran 2: Perhitungan Uji Homogenitas ... 123
A. Latar E :kang Masalah
ejahteraan bangsa tidak hanya bersumber pada sumber daya alam, tetapi J l potensi dari penduduknya. Melalui pendidikan manusia dapat
meningl can potensi dasar yang dimilikinya baik itu potensi fisik, intelektual, emosior mental, sosial dan etika. Sehingga pendidikan merupakan ha! penting yang h 3 didapatkan setiap manusia menuju terbentuknya manusia yang berkuali
lalui pendidikan, ilmu pengetalrnan, teknologi, norma-norma dan nilai-nilai ag a dapat dipelihara dan diwariskan dari suatu generasi ke generasi berikutn Dengan demikian masyarakat tidak hanya memilild pengetalrnan dan keteram In sehingga dapat menyesuaikan diri dan ikut berperan aktif di era globalist dan kemajuan teknologi tetapi juga menjadi manusia yang berakhlak mulia. セ@ lngga melalui pendidikan tersebut al<an dihasilkan manusia-manusia yang be }wa, berilmu, mandiri dan bertanggung jawab. Hal tersebut sejalan dengan . yang tertera dalan1 undang-undang sistem pendidikan nasional pada bab II pi 3 yang berbunyi:
"F lidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan me entuk watal< serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka me :rdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi pe1 a didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tu t Yang Malm Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
iャャセ@ lri,
,,J dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jm
c in
c itu pendidikan juga dapat mengangkat derajat manusia.
Sebagai: ia dijelaskan dalam firman Allah dalam surat Al-Mujadillah ayat 11:
Artinyi 'Niscaya Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman di mtara kamu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat."2
I am peningkatan kualitas pendidikan telah dilakukan berbagai cara
yang pe1 g dalam pendidikan salah satunya adalah penyempurnaan kurikulum
1994 me di kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Dalam penerapan KBK ini,
siswa h: s menguasai kompetensi yang terdapat dalam kurikulum melalui
pengalar belajar yang harus dilakukan oleh siswa. Dengan kompetensi yang
dimiliki ITT'apkan siswa menjadi peserta aktif dalam masyarakat.
I tm KBK ini peran guru mengalami pergeseran. Guru tidak hanya
sumber )rmasi tetapi juga menjadi fasilitator yang membelajarkan peserta
didik. S >gai fasilitator guru harus menciptakan lingkungan belajar yang
menyena can dan membimbing peserta didik untuk aktif dalam proses
pembela: n, sehingga proses pembelajaran dapat berjalm1 dengan baik dan
menghas m perubahan dalam diri pese1ia didik baik dalam pengetahum1
1
Unc ;-undang Tentang Siste1n Pendidikan Nasional dan Peraturan Pelaksanaannya,
(Jakarta: Tl a utama, 2004), h.5
2
(kogniti diungka psikis y perubah danpen
sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). Seperti yang n oleh W.S Winkel tentang belajar yaitu: "suatu aktivitas mental atau ; berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, sikap, pemahaman serta keterampilan 1an itu bersifat relatif konstan dan berbekas. "3
1ia merupakan mata pelajaran yang tidak terle:pas dari kehidupan sehari-h: Hal ini terlihat dari banyaknya bahan, zat, dan benda-benda yang digunak: dalam kehidupan sehari-hari, seperti obat-obatan, kosmetika, zat-zat pewarna tbun, plastik, dan sebagainya. Sehingga ilmu kimia berperan penting dalam k; lupan manusia.
lh satu materi pelajaran kimia yang penting dalam kehidupan adalah ikatan k a. Dengan mempelajari ikatan kimia, banyak manfaat yang didapatkan untuk be kehidupan siswa. Diantaranya adalah:
a. Sisw セー。エ@ mengetahui jenis ikatan dari berbagai macam senyawa kimia. b. Sisw lapat mengetahui karakteristik senyawa-·senyawa kimia yang mereka
temu l dalam kehidupan sehari-hari.
c. Merr :ikan bekal bagi siswa yang alcan melanjutkan studi ke perguruan tingg
erti halnya mata pelajaran yang lainnya, kimia juga merupakan salah satu ma1 !elajaran yang di dalamnya terdapat banyalc indikator-indikator yang
harus d asai oleh siswa. Pada pokok bahasan ikatan kimia khususnya terdiri
dari 8 ii cater, yaitu:4
a. Mei deni b. Mei dan c. Men d. ]yfen rang e. Men keeli f. Men cont1 g. Men. fisis h. Men
mern
l
guru me
sekolah.
terse but
di kelas.
yang ad1
askan kecenderungan suatu unsur untuk mencapai kestabilannya cara berikatan dengan unsur lain.
'Unbarkan susunan elektron valensi atom gas mulia ( duplet dan oktet) ttron valensi gas bukan gas mulia ( struktur lewis)
tskan proses te1jadinya ikatan ion dan contoh senyawanya.
\skan proses terbentuknya ikatan kovalen tunggal, rangkap dua, dan 1 tiga serta contoh senyawanya.
idiki kepolaran beberapa senyawa dan lmbungannya dengan 'onegatifan melalui percobaan.
lskan proses terbentuknya ikatan kovalen koordinasi pada beberapa senyawa sederhana.
iskan proses pembentukan ikatan logam dan hubungannya dengan sifat
am.
セ、ゥォウゥ@ jenis ikatan yang terjadi pada berbagai senyawa dan
idingkan sifat fisisnya.
ak tercapainya indikator-indikator yang cukup banyak tersebut setiap
\iki metode mengajar yang berbeda-beda. Tetapi kebanyakan guru di
!iyampaikan materi pelajaran dengan metode cerarnah. Dengan metode
wa menjadi pendengar dan guru menjadi satu-sattmya sumber belajar
ntuk lebih memperdalam pengetahuan siswa dari indikator-indikator
turn biasanya memberikan latihan soal yang hams dikerjakan oleh
siswa da emudian dibahas secara bersama-sama.
siswa da
dipelajar
4 'Dir Depdiknas; 20(
han soal yang diberikan bertujuan untuk memperdalam pengetahuan
iga untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang
)engan pemberian latihan soal, pendidik memberikan pengalaman
1rat Pendidikan Menengah Umum, Contoh Silabus dcm Penilaian. (Jakarta:
langsun lalam menerapkan konsep yang dipelajari ke dalam masalah berupa soal-so2 ;ehingga diharapkan siswa terbiasa dalam menjawab soal-soal pada ulangan trian ataupun ujian semester sehingga dihasilkan nilai di atas nilai ketunta' belajar yang telah ditetapkan sekolah. Tetapi pada kenyataannya, meskipu blah diberikan latihan soal masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntas belajar. Hal tersebut dapat disebabkan oleh banyak ha!. Diantaranya adalal1 ! l mengabaikan perbedaan dalam ha! kemampuan memahami materi pelajara1 Ian metode pengerjaan latihan soal.
I un proses belajar mengajar di kelas, mayoritas guru menganggap sama semua s: a yang ada di kelas dan kurang memperhatikan perbedaan individual yang 。、セ@ ida setiap siswa. Padahal setiap siswa memiliki perbedaan individual. Masing-1 ling siswa memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Untuk mencapai hasil be! r yang telah ditetapkan maka guru sebagai pendidik yang baik hams memperl kan perbedaan tersebut.
l\ nrut OemaT Hamalik, perbedaan individual dapat dilihat dari dua segi, yakni se horizontal dan segi vertikal. Perbedaan dari segi horizontal, setiap individu tbeda dengan individu lainnya dalam aspek mental, seperti: tingka! kecerdas · abilitas, minat, ingatan, emosi, kemauan dan sebagainya. Perbedaan dari segi :rtikal, tidak ada dua individu yang sama dalam aspek jasmaniah, seperti b1 :ik, ukuran, kekuatan clan daya tahan tub uh. 5
I ltara perbedaan-perbedaan yang ada, perbedaan tingkat kecerdasanlah yang pal i menonjol. Dengan tingkat kecerdasan yang berbeda-beda, maka tidak semua s a dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru dan mengerjakan latihan ' yang diberikan. Siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang cukup tinggi d
t
dengan mudah memahami pelajaran hanya dengan mendengarkan penjelas. dari guru dan dapat menge1jakan latihan soal yang diberikan secara individu !Lain halnya dengan siswa yang memiliki tingkat kecerdasan yang rendah, :reka mengalami kesulitan dalam menge1jakan latihan soal secara individu Mereka membutuhkan informasi yang lebih banyak untuk dapat lebih memaha \nateri yang dipelajari dan mengerjakan latihan soal yang diberikan.r
tersebut dapat disiasati dengan pembentukan belajar kelompok didalam k
s.
Dengan belajar kelompok siswa dapat mendiskusikan dan saling berbagi brmasi tentang materi pelajaran dan latihan soal yang diberikan. Belajar Dmpok ini akan sangat membantu siswa untuk mencapai tingkat pemahar yang lebih baik.1 セ。ョ@ soal yang dikerjakan melalui belajar kelompok akan memberikan banyak r faat bagi siswa, yaitu:
a. Sisw ang tidak dapat menge1jakan latihan soa.l dengan baik dapat bertanya deng iiswa lain dalam satu kelompok.
c. Kon ikasi dan diskusi dalam belajar kelompok dapat mempererat tali
pers; araan antar siswa.
l セュ@ metode belajar kelompok, tugas guru bukan hanya sebagai sumber
informa: etapi juga sebagai fasilitator. Peran guru yaitu membentuk kelompok
yang id1 adil dan menciptakan suasana kelas yang nyaman sehingga semua
anggota bmpok berperan aktif dalam menjawab latihan soal yang diberikan.
I gan belajar kelompok, ldmsusnya dalam meng•orjakan latihan soal
、ゥィ。イ。ーセ@ dapat meningkatkan pemahanan siswa yang akhirnya dapat
meningl< ru1 hasil belajar siswa.
f lasarkan pemikiran di atas penulis ingin membandingkan hasil belajar
kimia si: i antara yang mengerjakan latihan soal secara kelompok dengan secara
individu yang dituangkan dalam sla'ipsi dengan judul: "I'erbandingan hasil
belajar tia siswa yang mengerjakan latihan soal secarn kelompok dengan
secara i vidnal". Penelitian tersebut akan dilakukan pada siswa kelas X SMA
Fajrul Is t.
B. Identifil i Masalah
f lasarkan pernyataan pada latar belakang masalah, dapat
diidentif sikan beberapa masalah, yaitu:
I. Perh an hasil belajar dapat disebabkan oleh perbedaan metode belajar.
3. Bag< ana hasil belajar kimia siswa yang mengerjakan latihan soal secara kelo: )k?
4. Bag< indi1
5. Apa1 mern belaj
mm hasil belajar kimia siswa yang mengerjakan latihan soal secara ta!?
dengan menge1jakm1 latihan soal secm·a kelompok akan セ。エォ。ョ@ hasil belajar kimia siswa ataukah akan menurunkan hasil iswa?
C. Pembat: l Masalah
P : penelitian 1111 lebih term·ah, maka masalah dalam penelitian 1111
dibatasi J a :
I. Perb: ingan basil belajar kimia siswa kelas X antara siswa ym1g mene akan latihan soal secara kelompok dengan secara individual pada poko ahasan ikatan kimia.
2. Mete mana yang lebih baik dalam menge1jakan latihan soal, secara kelor 1k ataukah secara individual?
D. Perumu: Masalah
E.
F.
Tujuau ielitian
1. Untt nengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara siswa
yang セョァ・イェ。ォ。ョ@ latihan soal secara kelompok dengan secara individual?
2. Untt mengetahui metode yang lebih baik dalam meng;erjakan latihan soal apak secara kelompok atau secara individual
Manfaa1 melitian
1. Bag swa, dapat meningkatkan hasil belajar kimia melalui latihan soal.
2. Bag arn, dapat memberikan metode alternatif dalam menge1jakan latihan
soal.
G. Sistema 1 Penulisan
BAB I 'ENDAHULUAN
3ab pendahuluan ini terdiri atas latar belakang rnasalah, identifikasi
nasalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, manfaat
)enelitian, metode pembahasan dan sistematika penulisan.
BAB II AJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN 'IIPOTESIS
3ab ini terdiri atas kajian teori yang membahas belajar memerlukan
atihan, hakikat belajar, belajar kelompok, belajar individual, hakikat
iasil belajar, materi ikatan kimia berdaraskan kurikulum berbasis
セッュー・エ・ョウゥL@ hakikat i!mu kimia, Kerangka berfi.kir, dan pengajuan
BAB I METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini meliputi tujuan penelitian, waktu dan tempat penelitian,
metode penelitian, teknik pengambilan sampel, instrumen penelitian,
teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.
BAB I' HASIL PENELITIAN
i3ab ini terdiri atas deskripsi data, uji coba soal, pengujian persyaratan
malisis yang mencakup uji normalitas dan uji homogenitas, analisis
iata, dan pembahasan dan interpretasi data.
BAB V KESIMPULAN
A. Deskrip feori
1. Haldi Belajar
men1
tidhl
juga
man
a. ]\
d
i:
s
b. !I
II
s
ii
c. ]\
a
1
Ibid
2 Slan
h. IO
3elajar merupakan kegiatan yang hams dilakukan individu untuk
silkan perubahan dalam diri individu tersebut, yaitu perubahan dari
lm manjadi tahu, perubahan sikap dari tidak baik menjadi baik dan
1ingkatan keterampilan dasar yang telah dimiliki. Untuk lebih jelasnya
a
lihat definisi belajar menurut para pakar.iurut Morgan dalam bukunya Introduction to Psichology yang juga
iip oleh Ngalim Purwanto mengemukakan: "Belajar adalah setiap
hahan yang relatif menetap clalam tingkah laku yang te1:jadi sebagai
Ll basil clari latihan atau pengalaman." 1
!urut Slameto : "belajar aclalah suatu proses usaha yang dilakukan
vidu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
ra keseluruhan sebagai hasil pengalaman inclividu itu sendiri dan
·aksi dengan lingkllllgannya. "2
turut Nana Sucljana, "belajar adalah suatu proses yang clitandai dengan
lya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai basil clari proses
'. 84
) Be/ajar dan Faktor-faktor yang n1e111pe11garuhinJ1a, (Jakarta: R.ineka Cipta, 1995),
t jar dapat ditunjukkan dalarn berbagai bentuk seperti pengetahuan,
f aharnan, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan
Ii ampuan, daya reaksi, daya penerimaan dan aspek-aspek lain yang ada
i: t individu terse but. "3
'Serdasarkan teori-teori di atas maka penulis dapat menyimpulkan bah" )elajar merupakan suatu usaha atau proses yang dilakukan seseorang mela latihan, pengalarnan dan interaksi terhadap lingkungan yang meni lbatkan perubahan tingkah laku pada diri individu tersebut, baik dalam ha! p ;etahuan, sikap maupun keterampilan.
Dari definisi belajar dapat diketahui bahwa latihan merupakan ha! penti dalam belajar. Scbagaimana diungkapakan olch Watson yang dikutip oleh 'alim Purwanto disebutkan bahwa: "faktor terpenting dalam belajar
adala danya latihan-latihan yang kontinyu."4 Penganut teori ini mengatakan bahV\ egala tingkah laku manusia tidak lain adalah hasi:\ dari latihan-latihan atau : iasaan-kebiasaan mereaksi terhadap perangsang tertentu yang dialarni dalan ;hidupannya.
meny sama
3
Nane
2000), cetakan
4 Nga!
reori conditioning guthrie yang juga dikutip oleh Ngalim Purwanto kan bahwa "terjadi proses asosiasi antara unit-unit tingkah laku satu in yang bermutan. Latihan yang berkali-kali memperkuat asosiasi
':ctjana, Dasar-dasar Proses Belqjar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo
:, h. 28
yang rdapat antara unit tingkah laku yang satu dengan unit tingkah laku yane rikutnya. "5
latih Sehi
sesu:
dan
Seba
Artir
5 Ibid
6
Oer
Tarsito, I 998),
7
Dep
Latihan merupakan pengulangan materi yang telah dipelajari. Dengan secara kontinyu dapat memperkuat ingatan dan pemahaman siswa. ta setiap materi yang dipelajari akan dapat dikuasai. Hal tcrsebut engan pernyataan Oemar Hamalik bahwa "belajar mcmerlukan latihan hgan-ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat dikuasai."6
.
.
mana firman Allah dalam surat al-Mulk ayat 1-3:
Maha suci Allah yang ditanganNyalah segala kerajaan, dan Dia maha kuasa atas segala sesuatu.
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia maha perkasa lagi maha pengampun.
Yang telah menciptalcan tujuh langit berlapis-fapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang maha pemurah sesuahi 92
Hamalik, Metode Be/ajar Mengajar dan Kesu/itan-kesulitan Belqjar, (Bandung: 10
yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah krunu lihat sesuatu yang tidak seimbang?
Hanya dengan latihan maka kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki srnw \1enjadi semakin dikuasai dru1 makin dalam, sebaliknya tanpa latihan peng huan yang dimiliki dapat hilang. Seperti yang diungkapkan oleh Nga! purwanto bahwa "tanpa latihan, pengetalman-pengetahuan yang
dimi dapat hilang atau berkurang."8
Latihan soal merupakan pengulangan materi pelajaran yang telah dipel ri yang termuat dalam bentuk soal-soal. Dengan adanya latihru1 soal yang fisertai dengan pembahasrumya memberikan pemal1runan yang mern Im terhadap materi yang telah dipelajari, sehingga tidak te1jadi inter :nsi antara materi yang telah dipelajari dengan materi yang sedang dipel d. Dengan pemahaman yang mendalrun al<an menjadikru1 materi pelaj 11 yang sulit menjadi mudah dan dapat meningkatkan minat siswa dalm elajar.
Latihan soal tidak hanya untuk meningkatkan pemahan1an s1swa terha > materi pelajaran yang telah dipelajari, tetapi juga dapat memberikan
infor si tentang pencapaian belajar siswa. Agar latihan soal yang diberikan dapa セ・ュ「・イゥォ。ョ@ manfaat sesuai dengan yang diinginkan, maka guru mem セャァ@ peranan penting, baik dalam penyusunan soal-soal, pembahasan
8
soal, iaupun pensekoran latihan soal setiap individu, sehingga dapat
dike· cli siswa yang sudah tuntas dengan siswa yang belum tuntas.
Dengan semakin sering berlatih menge1jakan latihan soal maka siswa
akan makin menge1ii dan memahami setiap langkah dalam menyelesaikan
soal- 11 yang berhubungan dengan materi tersebut. Dengan demikian sesulit
apap materi pelajaran, jika dilakukan latihan bernlang-ulang maka materi
terse akan semakin mudah.
2. Belaj セ・ャッューッォ@
Setiap guru memiliki metode yang berbeda-beda untuk menjadikan
s1sw; 1ereka aktif dalam belajar. Salah satu metode agar siswa dapat belajar
aktif セA。ィ@ dengan metode belajar kelompok. Metode ini mengarahkan siswa
tmtuJ セ。ョァウ。ョァ@ daya pikirnya dalam memecahkan masalah secara
bersama-sam2 fotode belajar kelompok akan efektif jika guru memberi tugas pada
setiai lelompok dan mengamati kegiatan setiap kelompok, setiap siswa
meni ihui denganjelas apa tugasnya dan apa kewajibannya dalam kelompok
se1ia セオォオー。ョ@ waktu yang tersedia.
)alam sebuah kelas terdiri dari siswa-siswa dengan tingkat
pemi nan yang berbeda-beda. Di kelas tersebut terdapat siswa yang
mem
ti
kemampuan memahami materi pelajaran dengan cepat, sedang, danada I 1 yang lambat. Keadaan siswa yang heterogen tersebut dapat disiasati
deng lnembentuk kelompok belajm· yang terdiri atas siswa yang heterogen
yang Lmgkapkan oleh Subiyanto bahwa: "suatu kelompok terdiri atas
indiv yang mempunyai saling ketergantungan dan aktivitas yang saling
berht 1gan serta memiliki tujuan bersama." 9
ifenurut Djadjadisastra "belajar kelompok atau gotong-royong
meru1 an cara belajar dimana murid-muridnya disusun dalam
kelompok-kelon k pada waktu menerima pelajaran atau mengerjakan tugas-tugas."10
:elajar kelompok disebut juga sebagai diskusi kelompok, yaitu "suatu
kegia belajar mengajar dimana siswa dalam suatu kelas dipandang sebagai
suatu iompok atau dibagi dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai
pengi tin tertentu." 11
"cara
kerja
pemb
9 Subi;
Jendral Pendidi
10 Jusu
110liai
Pe1nbelajaran .
2 I Bekasi, Jurr
Maten1atika Ffv
12
Dest
perseorangan 1
Ilmu Pendidika
ielajar kelompok dapat juga diartikan sebagai ke1ja kelompok yaitu
lngajar yang dilakukan oleh guru dengan jalan 111e111bentuk kelompok
ri kumpulan beberapa orang siswa untuk mencapai suatu tujuan
·. 12
iaran tertentu secara gotong royong."
b, Pendidikan dan 1/11111 Pengetahuan Alam, (Jakarta: Departemen P &k, Direktor
iTinggi, 1988), h. l 73
!adjadisastra, Metode-Metode Mengajar Ji/id I!, (Bandung: Angkasa, 1985), h. 45
'itriani, dkk, Perbandingan Hasil Be/ajar Matematika Yang Menggunakan Metode tekstual dengan Metode Latihan Secara Berkelompok Pada Siswa Ke/as IT SMPN
Vfatematika Aplikasi dan Petnbelajarannnya Vol. 3 No. I Septen1ber 2004, Jurusan
\., Universitas Negeri Jakarta.
, Hasil Be/ajar Matematika Siwa yang Mengerjakan Tugas Secora Kelompok dan
?kolah Dasar, Jurnal Ilmu Pendidikan (Pedagogi) Vol. 4 No. 1 Juli 2003, Fakultas
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar kelompok
adal proses pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok yang terdiri
dari berapa orang siswa yang didalamnya tercipta suatu kerjasama untuk
men ,ai suatu tujuan pembelajaran.
Menurut Nana Sudjana, belajar kelompok dikernbangkan atas dasar
perti angan-pertimbangan sebagai berikut: 13
a. Ira sebagai individu memiliki kemampuan yang berbecla satu sama
b.
セ。@
sebagai makhluk sosial memiliki dorongan yang lrnat untukr lampilkan kekuatannya di depan orang lain dan memiliki kebutuhan
i lk berkomunikasi clengan orang lain.
c.
1
1k semua masalah belajar clapat dipecahkan sendiri sehinggac ftuhkan bantuan clan pendapat orang lain.
d. I ies dan hasil belajar yang diperoleh dari diskusi kelompok lebih kaya
c ik:omprehensif.
e. I ggimaan cliskusi kelompok dapat dilakukru1 di dalam kelas atau di luar
1
s untuk mengerjakan tugas sekolah.Metode belajar kelompok mengarahkan siswa untuk clirangsang daya
pikir 1 clalam memecahkan masalah bersama-sama yang dalam konteks
pern an ini berupa soal-soal latihan yang harus dikerjakan setelah proses
pem ajaran.
I>okok-pokok pikiran yang telah dibicarakan dan dibahas dalam
kelo ok merupakan pendapat yang lebih matang dan dapat
dipe: 1ggungjawabkan dibandingkan dengan buah pikiran hasil belajar
send Jadi jawaban dari latihan soal yang dikerjakan secara kelompok
men kan jawaban yang mendekati kesempurnaan dan mendekati kepada
kebe an.
Disamping itu tidak seorang pun yang meragukan bahwa: "bertukar
pikir antara beberapa orang akan berakibat besar serta menguntungkan dari
pada sil berfikir dengan belajar sendiri."14
itulah sebabnya, pembahasan suatu masalah yang pelik oleh kerja
kelo1 )k seringkali memberikan hasil yang memuaskan. Sedangkan bila
sese< セァ@ individu yang beke1ja sendiri hasil yang memuaskan jarang
terca
Latihan soal yang dike1jakan secara kelompok akan menjadi mudah
dan 1gota kelompok yang kurang memahami latihan soal tersebut akan
terto: g oleh angota kelompok yang laim1ya. Melalui belajar kelompok ini
s1sw1 biasakan untuk saling menolong dan membantu anggota kelompoknya
untul lemahami materi yang dipelajari khususnya dalam rnenjawab latihan
soal ig diberikan. Prinsip tolong-menolong ini sesuai dengan ajaran Islan1,
seba tnana dijelaskam dalam firman Allah dalan1 surat Al-Maidah ayat 2:
A1iil : "Tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan taqwa dan jangan
tolong menolong dalam keburukan dan pelanggaran. "15
Dalam belajar kelompok, anggota kelompok yang memiliki
pem: man yang lebih baik dapat menjadi tutor sebaya bagi anggota
kelo1
*
yang lain. Melalui belajar kelompok anggota kelompok yangkurru memahami latihan soal tersebut dapat lebih leluasa menanyakan soal
terse kepada siswa lain dalan1 satu kelompok.
セ・ャ。ェ。イ@ kelompok dapat memberikan manfaat apabila be1jalan dengan
baik ti tidak menyimpang menjadi kegiatan lain yang tidak berhubungan
deng pelajar, seperti bersendagurau, mengobrol atau hermain. Oleh karena
itu ac セ・「・イ。ー。@ pertimbangan dalan1 belajar kelompok, yaitu: 16
a. E tlar berkelompok memang diperlukan dalam pelajaran tertentu yang
n \erlukan penyelesaian tugas secara kelompok yang dibebankan guru.
b. E Jar kelompok dapat mendatangkan manfaat untuk menutupi
k lnahan masing-masing anggota kelompok dan juga untuk saling serap
k bihan masing-masing anggota kelompok tersebut.
15
De1 :men Agama, op. cit.,. h. 156
c. ajar berkelompok hendaknya dilakukan dengan memilih anggota
Jmpok yang benar-benar mempunyai kesungguhan belajar.
d. ajar kelompok sebailrnya dilakukan dengan memilih teman yang lebih
:ar. Akan lebih baik lagi jika teman yang dipilih itu mampu bertindak
igai guru bagi anggota kelompok.
e. yaknya anggota kelompok hendaknya dibatasi antara 2-5 orang saja.
J fah yang terlalu banyak dapat mengakibatkan kegiatan belajar kurang
e ;tif, bahkan bisa berakibat kegiatan belajar menyimpang menjadi 1 •atan lain yang justru menghambat kegiatan belajar.
f. I lilihan anggota kelompok belajar sebailrnya dilakukan dengan
r tlpertimbangkan pula adanya kecocokan sifat dan watak diantara
e
セッエ。@ kelompok.g. .E )mpok belajar hendalrnya memiliki seorang pemimpin yang
benar-t セイ@ berbakat dalam bidang kepemimpinan. Dengan demikian, pemimpin
11 µnpok tersebut dapat mengarahkan para anggota kelompok untuk
t jar dengan penuh kesungguhan.
Men
kelo
17
Fre
Penterjemah S
Sebagai salah metode belajar, belajar kelompok memiliki keunggulan.
!t Percival dan Ellington ( dalan1 Sudjarwo) keunggulan belajar .ok diantaranya adalah: 17
ercivel dan Hendry Ellington, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 1988),
a. 1capaian tujuan pembelajaran khusus untuk aspek kognitif tingkat 5gi akan lebih efektif.
b. pat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan ningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan
セーオョ@
tulisan.c. 11gembangkan keterampilan antar personal dalam kelompok.
d. bapainya perubahan tingkah laku yang diharapkan, misalnya fisipasi aktif siswa dan timbulnya kepercayaan diri sendiri bagi setiap gota kelompok.
セ。ャ。オーオョ@ belajar kelompok mempunyai keunggulan, tapi belajar
kelo pk juga mempunyai kelemahan-kelemahan. Kelemahan belajar secara kelo ok yaitu sulit sekali membentuk kelompok yang harmonis.
f\pabila suasana belajar kelompok tidak harmonis, maka anggota kelo bk tidak dapat bekerja sama dan bertukar pikiran dengan baik. Sedi kan kelemahan lain, apabila ada anggota yang kurang aktif maka ia alcai: bnyerahkan tugasnya kepada kepada teman lain yang lebih rajin. Hal 1111 < 11t menyebabkan siswa tertentu saja yang beke1:ia. Sedangkan siswa
yan1 1rang aktifhanya berperan sebagai penonton saja.
pent , Ada beberapa ha! penting yang harus diperhatikan guru dalam pem itukan belajar kelompok, yaitu:
a. uah kelompok yang dibentuk sebaiknya tidak lebih dari 5 orang. ena Semakin banyaknya siswa clalam kelompok akan semakin kecil :isipasi anggota clalam kelompok tersebut.
b. gelompokan siswa dalam kelompok sebaiknya terdiri dari siswa yang piliki tingkat pemahaman yang heterogen. Sehingga clalam sebuah lmpok terdapat siswa yang memiliki pengetahua11 tinggi, sedang dan
lah.
c. tr belajar kelompok dapat berjalan dengan baik, maka guru sebaiknya )1berikan aturan-aturan clalam belajar kelompok untuk menghindari
セQ。ャ@
yang tidak diinginkan.d. iap kelompok dipilih satu siswa yang akan dijadilcan ketua kelompok, l1 siswa yang memiliki jiwa kepemimpinan, pandai dan clapat
セイ」。ケ。N@ Sehingga clapat memimpin seluruh anggota kelompoknya
セォ@ aktif, baik clalam cliskusi maupun memecahkan masalah yang bentllk latihan soal.
)a]am belajar kelompok ini setiap anggota kelompok tetap
ュ・ョセ@ akan latihan soal secara individu tetapi setiap anggota kelompok dapat
berdi .si dengan temannya dalam satu kelompok apabila acla soal yang tidak ia me ;rti.
'rosedur belajar kelompok sebagai berikut:
a. G : membentuk kelompok belajar.
b. G : menyajikan bahan pelajaran c. G l memberi contoh soal d. G l memberikan latihan soal
e. S a mengerjakan latihan soal secara berkelompok
f. G l membahas latihan soal yang diberikan.
3. Belaji 1dividual
セ。ャ。ュ@ belajar secara individual siswa dipandang sebagai incliviclu
yang impunyai kesempatan untuk berkembang sesuai dengan kemampuan
yang a pada clirinya. Belajar secara individu, siswa dituntut keaktifan cliri
berd! lean motivasi yang ia miliki, kedisiplinan diri, dan juga kepercayaan
pada i sendiri.
セ。ウ。イゥ「オ@ dan Simanjuntak mengemukakan bahwa: "Dalam kegiatan
belaj secara individual, seorang siswa hams mengamati sencliri,
kehe ik sendiri dan mencari sendiri segala sesuatu yang berhubungan denE pengajaran."18
Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam menge1jakan Iatihan soal yang berikan, siswa mencari sendiri jawaban yang benar tanpa bertanya kepa isiswa yang Iain. Sehingga guru akan menilai siswa sesuai dengan kem1 \uan yang dapat dilihat dari hasil latihan soal yang dike1jakan oleh mas1 masing siswa. Jika siswa mengalan1i kesulitan dalam belajar secara indi' fa! maka ia dituntut untuk mencari pemecahannya sendiri. Apabila kesu bnya tidak dapat dipecahkan maka membuat siswa menjadi putus asa dan I asajenuh.
!\pabila ha! ini terjadi maka motivasi siswa akan rnenunm dan ia tidak berg< )1 lagi terhadap apa yang dike1jakannya, sehingga siswa tidak dapat mern i:tni materi yang diajarkan.
セ・「。ァ。ゥュ。ョ。@ belajar kelompok, belajar individual juga memiliki kell11 gan dan kelemahan. Keuntungan belajar individual yaitu: siswa ditur . belajar sesuai dengan keman1puan yang ada pada dirinya. Disini sisw1 1ituntut keaktifan dirinya berdasarkan motivasi yang ia miliki, kedi; inan diri dan kepercayaan pada diri sendiri.
yang empunyai tingkat pemahaman yang tinggi dan siswa yang memiliki mofr l yang kuat dalam belajar. Sedangkan siswa yang memiliki tingkat pemi ;11an dan motivasi yang rendah akan mengalami kesulitan dalam belaj iecara individual. Mereka butuh orang lain yang dapat membantunya dalar belajar dan meningkatkan motivasi dalam belajar sehingga men! silkan hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.
indiv cliri, la ti hi
cliten tingk Bahk
iika dikaitkan dengan penyelesaian latihan soal kelemahan belajar al yaitu: apabila siswa itu sencliri kurang mempunyai kepercayaan [ka dapat membuat siswa tidak bersemangat dalam mengerjakan bal yang diberikan. Selain itu, keberhasilan belajar incliviclu sangat hn oleh tingkat pemahaman siswa, sehingga siswa yang memiliki
セ・ュ。ィ。ュ。ョ@
renclah akan sulit menjawab latihan :ma! yang diberikan.)ml itu clapat mengakibatkan siswa putus asa clan merasa jenuh. Jika ha! i [erjacli pacla cliri siswa maka motivasi mereka untuk belajar akan sema imenurun clan akhirnya akan mempengaruhi hasil belajarnya.
4. Haki] Hasil Belajar
"Ha akhir setelah mengalami ·proses belajar, dimana tingkah laku itu tam dalam bentuk perbuatan yang dapat diamati dan dapat diukur."19
Menurnt Benyamin Bloom, secara garis besar basil belajar dikl 'ikasikan menjadi tiga ranah: ranah kognitif, afekti:f dan psikomotor.20 a. ah kognitif adalah rana11 yang mencakup kegiatan mental. Dalan1
lh ini terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang t ndal1 sampai dengan jenjang yang paling tinggi., yaitu: Pengetahuan
>wledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application),
f iisis (analysis), sintesis (synthesis) dan penilaian (evaluation).
Evalnasi
t
Sintesis
t
Anfisis
Aplikasi
t
Pemaliaman
t
Inga tan
Gambar. I: Tingkatan Hasil Belajar Kognitif Menurut Bloom
Pengetalman (knowledge) adalah kemampuart seseorang untuk 11engingat-ingat kembali (recall) atau menggali kembali tentang
19 Suharsimi A nto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta; Bina Aksara, I 993), ha! 133
20
[image:40.595.83.467.29.687.2]nama, istilah, gejala, rumus-rumus dan sebagainya tanpa mengharapkan kemampuan 1mtuk menggunalcannya.
セ@ Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seorang untuk mengerti atau memal1ami sesuatu setelah sesuatu itu diketalmi atau
liingat.
3 セ・ョ・イ。ー。ョ@ (application) adalah kesanggupan seseorang untuk 11enerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun netode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumm:, teori-teori dan iebagainya, dalam situasi yang barn dan konkret.
4 セョ。ャゥウゥウ@ (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau penguraikan suatu balrnn atau keadaan menurut bagian-bagian atau fiktor-faktor yang satu dengan faktor-falctor lainnya.
5 セゥョエ・ウゥウ@ (synthesis) adalah suatu proses yang rnemadukan bagian-1agian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi µatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.
6 1enilaian (evaluation) adalah kemampuan seseornng untuk membuat
1ertimbangan terhadap situasi, nilai atau ide, misalnya jika seseorang lihadapkan pada beberapa pilihan, malca ian akan mampu memilih atu pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria ·ang ada.
balrni
1992), h.
pada hap mengingat dan menghafal. Pada tingkat pemahaman siswa tidak han) tnengingat dan menghafal rumus tetapi juga rnemahaminya. Pada ting! penerapan siswa sudah dapat menerapkan rumus tersebut ke dalam soal- H. Pada tingkat analisis siswa sudah mampu menentukan langkah-langl dan rumus yang harus digunakan dalam m.enjawab soal yang dibe1 :n. Pada tahap sintesis siswa dapat membuat soal berdasarkan rumus-rum1 rang ada. Sedangkan pada tahap evaluasi siswa sudah dapat menilai apak セッ。ャ@ yang mereka ke1jakan sudah sesuai dengan ketentuan yang ada atau1 '1belum.
b. J1 セQ@ Afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai.
Menurut Nana Sudjana, "tipe hasil belajar afektif tampak pada s: a dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap p ;aran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas, k '1saan belajar dan hubungan soaial."21
Dalan1 mengerjakan latihan soal secara kelompok, hasil belajar a1 !if akan tampak pada motivasinya dalan1 menyelesaikan latihan soal y: diberikan, kedisiplinan dan kerjasama dalam kelompok maupun
s1 > saling menghm·gai sesmna anggota kelompok.
c. R :h psikomotor, berkenaan dengan keteran1pilan dan kemampuan b< セ、。ャ・@
Ada enam tingkat keterampilan, yakni:
Gerak Refleks (keterampilan pada gerak tidak sadar) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
Kemampuan perceptual, tennasuk di dalanmya membedakan visual, auditif, motoris, dan lain-lain
Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan
Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks
セ@ Kemampuan yang berkenaan dengan komun.ikasi non-decursive
;eperti gerakan ekspresif dan interpretative.
?roses pengajaran di sekolah diarahkan untuk memperoleh penguasaan atas iga aspek tersebut. Tetapi dalam penelitian ini, penulis membatasi hany 1ada penilaian kognitif sesuai dengan masalah yang diajukan yaitu hasil セA。ェ。イ@ kimia antara siswa yang mengerjakan latihan soal secara kelo1 lk dengan secara individual.
)alam proses belajar mengajar, untuk mengetahui berhasil atau tidak 1 proses belajar siswa diperlukan suatu penilaian basil belajar.
Penil 11 tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya melalui
Menurut Ngalim Purwanto: "Tes hasil belajar adalah tes yang dik can tmtuk menilai nilai-nilai pelajaran yang telah diberikan oleh guru kep ' murid-muridnya, oleh dosen kepada mahasiswanya dalan1 jangka wal te1ientu. "22
Tes hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ulangan hari pada pokok bahsan ikatan kimia. Tes tersebut diberikan kepada kelas eksr men yaitu siswa yang menge1jakan latihan soal secara kelompok dan kela セョエイッャ@ yaitu siswa yang mengerjalrnn latihan soal secar individual. Dari kedt asil tes tersebut dibandingkan mana yang lebih tinggi hasil belf\jarnya. 5. Haki Ilmu Kimia
[]mu kimia berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan ilmu kimi rnanusia dapat menghasilkan berbagai produk kebutuhan sehari-hari sepei mbun, sampo, detergen, pembersih lantai, bal1an tambahan makanan dan I :sebagainya.
1mu kimia adalall ilmu yang mempelajari stmktur, susunan, sifat, peml tm materi, dan energi yang menyertainya. 23
atas J yang
22
Nga Rosda Karya, 1
23 PatT
!mu kimia lal1ir dari keinginan para ahli untuk rnemperoleh jawaban 'anyaan "apa" dan "mengapa" tentang si.fat materi yang ada di alam, asing-masing akan menghasilkan fakta dan pengetahuan teoritis
Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pendidikan, (Bandung: Remaja ), h. 33
6.
ten1 materi yang kebenarannya dapat dijelaskan dengan Iogika ma1 atika.
Seperti halnya IPA, ilmu kimia juga mempelajari gejala-gejala alam, teta nengkhususkan diri di dalam mempelajari struktur, susunan, sifat, dan pen han materi, serta energi yang menyerupai perubahan materi. Perr 1asan tentang struktur materi mencalcup struktur partikel-partikel pen: lm materi (molekul, atom, ion) dan bagaimana partikel-partikel ー・ョセ@ ln materi yang sangat kecil itu bergabung satu sama Iain membentuk mat1 vang berukuran besar yang dapat diamati. Pembaliasan tentang struk:tur mat( inencakup komponen-komponen penyusun materi dan perbandingan ban) lya tiap komponen dalam materi itu. Sifat materi yang diga
dan mate meni meni pend benti Mate a. Si
!lrkan/dideskripsikan dalam ilmu kimia mencakup sifat fisis (wujud rampakan/tampilan) dan sifat kimia (kecenderungan untuk beruball) Perubahan materi meliputi peruballan fisis, yaitu perubahan yang tidak iulkan materi baru, dan peruballan kimia yaitu perubahan yang 'u!kan materi baru. Pembal1asan tentang energi yang menye1iai
セョ@ materi mencalcup jenis dan jumlah energi, serta perubalian dari !nergi yang satu ke bentuk energi yang lain.
katan Kimia Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi nan Elektron Valensi Atom Gas Mulia dan Bukan Gas Mulia
11figurasi elektron seperti gas mulia (golongan VIIIA). Dengan
11ikian, dalam pembentukan ikatan, atom-atom akan membentuk
11figurasi elektron seperti gas mulia. Gas mulia mempunyai elektron
ensi sebanyak 8 elek:tron (oktet) atau 2 elektron (kbusus untuk He).
rikut ini merupakan konfigurasi gas mulia:
Tabel. I Konfigurasi Elektron Gas Mulia
Unsm· Konfigurasi elektron Elektron V alensi
2He 2 2
10Ne 2
8
g18Ar 2
8
8 836Kr 2 8
18 8
8s4Xe 2
8 18 18
8 886Rn 2 8
18
3218 8
8'
b. I an kimia
Ikatan kimia adalah ilrntan yang terjadi antar atom atau
rrmolekul. Ikatan kimia ini bertujuan untuk pcncapaian kestabilan
tu unsur seperti pada gas mulia ( oktet atau duplet) dengan cara:
Atom yang satu melepaskan elektron, sedangkan atom yang lain
[image:46.595.92.465.39.715.2]a) Untuk mencapai kestabilan golongan IA dan IIA melepaskan elektron
Contoh: Unsur 19K dengan konfigurasi elektron 2, 8, 8, 1 akan
melepas elektron valensinya membentuk ion K+
Reaksinya sebagai berikut:
K K + + le
-b) Untu1c mencapai kestabilan golongan VIA dan VIIA menenma elektron
Contoh: Unsur 17CI dengan konfigurasi elektron 2, 8, 7 akan menerima 1 elektron dari unsur lain dan membentuk ion
er
Reaksinya sebagai berikut: Cl + le" --11-
er
· Penggunaan bersama pasangan elektron yang berasal dari salah satu atom. Ikatan kimia yang te1jadi di sebut ikatan kovalen
c.
n
nionIkatan ion adalah ikatan yang terbentuk antara atom yang mudah
r セー。ウォ。ョ@ elektron (membentuk ion positif) dengan atom yang mudah
r ,erima elektron (membentuk ion negatif). Unsur yang mudah r :paskan elektron ialah unsur yang mempunyai kecenderungan lebih
:ongan IIA, sedangkan unsur yang menernna elektron ialah unsur
\gan kecendenmgan menerima elektron, yaitu golongan VIA (golongan
ligen) dan golongan VIIA (golongan halogen).
ntoh ikatan ion:
Pembentukan ion positif 19K
K
(2,8,8, 1)
K+ +
le-(2,8,8)
Pembentukan ion positif 17CI
Cl
+
le-• (2, 8, 7)
__
,..er
(2, 8, 8)
Pembentukan ilcatan ion
K + Cl - - P . [Kt [ Cl
r
= KC!d. !an Kovalen
Ikatan kovalen adalah ikatan antaratom yang di bentuk dengan earn
ggunaan bersama pasangan elektron oleh dua atom yang berikatan.
Ikatan kovalen terbagi menjadi 4, yaitu ikatan kovalen tunggal,
;kap dua, rangkap tiga dan koordinasi.
!katan tunggal (masing-masing atom menyumbangkan 1 elektron untuk
terbentulmya ikatan)
Contoh: Pembentukan senyawa NH3
H
x
2 katan kovalen rangkap dua (masing-masing atom mcnyumbangkan 2
:lektron untuk terbentuknya ikatan)
C::ontoh: Pembentukan senyawa C02
x x·. • x x
xOx. C • xOx
x x x x
3 katan Kovalen rangkap tiga (masing-masing atom menyumbangkan 3
:lektron untuk terbentuknya ikatan)
Contoh: Pembentukan senyawa HCN
• x
x Hx.C•xNx
• x
4
Ikatan kovalen koordinasi (pasangan elektron dalam terbentuknyalcatan berasal dari satu atom)
Contoh: Pembentukan senyawa H2S04
:o:
xx
H x. O.x S x.O.x H
xx
: 0 :
e. E blaran senyawa kovalen
Senyawa kovalen polar adalah senyawa dimana atom-atomnya
r ailiki beda keelktronegatifan besar. Contoh senyawa polar antara lain
Sedangkan senyawa kovalen non polar adalah senyawa dimana
1m-atomnya memilki beda keelektronegatifan kecil itu han1pir sama.
ntoh senyawa kovalen non polar adalah CH4 dan CC!4
f. ttan Logam
Ikatan logam adalah ikatan antara atom-atom logam dalam kristal
am. Ikatan logam mengakibatkan logam memiliki sifat-sifat sebagai
ilcut:
Logam mernpakan penghantar panas dan listrik yang baik.
Logam memiliki kerapatan dan titik leleh tinggi.
Logam dapat dibentuk dengan cara ditempa.
Umumnya logam mengkilap.
B. Kerang :Pikir
1gan melihat dan mengkaji deskripsi teori di ata:>, latihan merupakan
ha! yan; enting dalam pembelajaran. Latihan akan memberikan dampak positif
bagi sis· dalam memahami materi pelajaran dengan lebih mendalam.
run
pembelajaran kimia, khususnya pada pokok hahasan ikatan kimiabanyak Jikator-indikator yang penting dan harns dikuasai siswa. Dengan
adanya han yang tersusun dari soal-soal akan sangat membantu siswa dalam
mengua indikator-indikator tersebut. Selain itu Jawaban siswa dari soal-soal
tersebut ga dapat dijadikan gambaran bagi guru dari pencapaian pemahaman
.ama ini latihan soal yang diberikan kepada siswa dike1jakan secara individ liswa yang memiliki pemahaman yang baik akan dapat menjawab soal-soal te1 mt dengan baik, sebaliknya siswa yang memilik:i tingkat pemahaman yang ri ah sulit mengerjakan soal-soal tersebut. Sehingga latihan soal yang
diberiki tkan terasa sulit. Hal itu akan menimbulkan putus asa pada diri siswa, menuru ln motivasi belajarnya yang akhirnya akan mengakibatkan rendahnya hasil be trnya.
:i latihan soal tersebut dike1jakan secara kelompok, maka akan tercipta situasi ; g berbeda. Latihan soal yang diberikan oleh guru menjadi lebih mudah. Ketua l )mpok maupun anggota kelompok dapat menjadi tutor sebaya bagi anggota !lompolmya yang lain. Sehingga seluruh anggota kelompok mencapai tingkat . iiahaman yang hampir sama. Dengan demikian motivasi siswa terhadap mata pe )ran tersebut juga dapat meningkat, ha! itu juga dapat mengakibatkan hasil be ir siswa meningkat.
i
dua cara menge1jakan latihan soal tersebut, peneliti menduga terjadin: perbedaan basil belajar ldmia antara siswa yang mengerjakan latihan soal se• l kelompok dengan secara individual. Peneliti juga menduga basil belajar lia siswa yang menge1jakan latihan soal secara kelompok akan lebih tinggi < basil belajar kimia siswa yang mengerjakan latihan soal secaraA. Tcmpa m Waktu Penelitian
elitian dilaksanakan di SMA Fajrul Islam, jalan Tanjung Pura III
Jakarta 1rat. Sedangkan pelaksanaannya pada semester I tahun ajaran
2005/2C tanggal 31 Agustus - 28 September 2005.
B. Metode nclitian
:ode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuasi el; irimen. Peneliti membandingkan hasil Belajar kimia antara siswa yang
menge!J In latihan soal secara kelompok dengan secarn individu. Variabel
bebasny tlalah metode penge1jaan latihan soal, yaitu metode penge1jaan latihan
soal se( : kelompok dengan secara individual, sedangkan variabel terikatnya
adalah
r
l belajar kimia.elitian ini menggunakan desain randominasi subyek dengan hanya tes
[image:52.595.52.474.65.674.2]ald1ir (R fomized subjects post test only). Rancangan penelitian dinyatakan pada
tabel be It:
Tabel. 2 Rancangan Penelitian
Kelompok
Eksperimen (KE)
Kontrol (KK)
KE = Ki npok eksperimen
KK = K
Q
セーッォ@
kontrolPerlakuan Tes akhir
XE Y2
XK Y2
XE = S a diberikan latihan soal dan menge1jakannya secara kelompok selama
e 'at kali pertemuan
XK = S a diberikan latihan soal dan mengerjakannya secara individual selama
e セエ@ kali pertem uan
Y 2 = Te khir yang sama pada kedua kelompok
C. Teknik lgambilan Sampel
a. Pop
1i
Selu siswa kelas X SMA Fajrul Islan1 yang pada tahi.m ajaran 2005/2006
se1rn i· 1 yang terdaftar sebagai siswa di sekolah tersebut.
b. Sarni;
)enentuan Kelas untuk penelitian dilakukan dengan purposive
samJ g, yaitu dari tiga Kelas X diambil 2 kelas yang memiliki nilai
(m I = 4,45). Dengan ketentuan kelas XI sebagai kelas eksperimen dan
kel X3 sebagai kelas !control.
Penentuan sampel dilakukan secara simple random sampling artinya
set: unsur dalam populasi memiliki kesempatan yang sama untuk diambil
seb i unsur dalam sampel. Caranya dengan mengundi masing-masing kelas,
dim l 20 siswa sehingga diperoleh sampel sebanyak: 40 siswa dengan
[image:54.595.50.476.31.711.2]pen an dapat dilihat pada label berikut:
Tabel. 3 Rincian Sainpel
No Kelas Jumlah Siswa Sampel
1 Xl 31 20
2 X3 28 20
D. Instrum :Penelitian
Ii umen yang digtmakan berupa soal-soal pada pokok bahasan ikatan
kimia. P lgkat tes berupa 25 soal pilihan gai1da dengan 5 pilihan. Skor yang
digunalca ntuk soal adalah bernilai 1 untuk: soal yang dijawab benar dan bernilai
no! untul< al yang dijawab salah.
T1 ni diberikai1 kepada siswa kelas Xl yang mengeijalcan latihan soal
secara k( 11pok: dan siswa k:elas X3 yang mengerjakan latihan soal secara
individua :ebelunmya test ini telah diujikan pada kelas yang tidak dijadikan
a. Vali as
Salah satu ciri test itu baik adalah apabila test itu dapat tepat mengukur
apa hg hendak diukur atau disebut juga valid. Pengujian validitas ini
men makan rumus Korelasi Point Biserial (rpbi):
· _Mp-Mt
[P
fpbi- SDt
fq
rpbi ' 1ngka Indeks Korelasi Point Biserial
Mp • v!ean skor yang dicapai oleh siswa yang menjawab benar
M1 v!ean skor total
SD, Deviasi standar total
p toporsi siswa yang menjawab benar
q ' ·oporsi siswa yang menjawab salah
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, rpbi dibandingkan
denf ftabel pada taraf signifikansi 5% (a. = 0,05) dengan terlebih dahulu
men .db.
dt N-nr
dt derajat bebas
N umlah responden
krit< pengujian:
jib
b;
> r tabel maka soa[ tersebut validjik< bi < r tabel maka soal tersebut tidak valid.
b. Reli
litas
Uji · abilitas yaitu untuk mengetahui apakah soal itu reliabel/ajeg atau tidak.
Pen1 Ian ini menggunakan rumus K-R 20 (Kuder-Richardson 20).1
I: I
SJ
c. Tara
Uji 1
a tat
I
ha!. I 03
, (-n
J(SD' -
"'f,pqJ
n-l SD'
'Realibilitas secara keseluruhan
" Banyaknya item soal
F
Proporsi siswa yang menjawab benar= Proporsi siswa yang menjawab salah
= Jumlah perkalian p dan q
b Standar deviasi kuac!rat
esukaran
fkesulcaran bertujuan untuk mengetahui apakah soal itu sukar, sedang
[1dah. Untuk pengujian taraf kesukaran ini menggunakan rumus2:
8
v
)arsin1i Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidclikan, (Jakarta: Bu1ni Aksara, 2001 ),
'ana Sudjana, Penilaian Hasil Be/ajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
I = : eks kesulitan untuk setiap butir soal
B = 11yaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = .nyak siswa yang memberikanjawaban pada soal yang dimaksud
Der 1 ketentuan:
anti ),00 - 0,30 = sukar
ant< ),31 - 0, 70 = sedang
anta ),71 - 1,00 = mudah
F. Telmik agumpulan Data
I. Sun r Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data hasil belajar
kim pada pokok bahasan ikatan kimia yang didapat melalui tes yang
<lib( an setelah akhir pembelajaran.
2. Lan. h-langkah Pelaksanaan Perlakuan
a. 1ap Persiapan
Persiapan yang dilakukan yaitu berupa penyesuaian waktu belajar
sekolah, penyusunan materi pengajaran, pembuatan clan pengujian
rumen penelitian berupa tes obyektif.
b. lap Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2005
gan ketentuan proses belajar mengajar pada kelas eksperimen dan
1m1 soal yffilg diberikffil sama. Hailya saja dalmn mengerjakm1 latihan
i
kelas eksperimen mengerjakaJl dengan berkelompok sedm1gkan kelastrol menge1jakannya secara individual. Tahap pelaksaJlaan dibagi atas 'bagim1:
[(ondisi pengajaraJl dengffil latihan soal yang dikerjakan secara kelompok
a) Materi pelajaraJl
Diambil dari materi pelajaran kelas X pada pokok bahasan ikatan
kimia
b) Prosedur pengajaran
(1). Membentuk kelompok belajar dengan anggota kelompok
masing-masing 4 orang. Untuk mendapatkan kemmnpuan belajar yang setara m1tm·a satu kelompok dengan kelompok lainnya, maka pengelompokkan didasarkan pada hasil ulaJlgan harian siswa pada pokok bahasaJl sebelumnya. Sehingga murid yang pandai, sedang dm1 kurang pandai
tersebar pada masing-masing kelompok. Hal ini akan menghindari kelompok tertentu yang hanya beranggotakan murid yang paildai atau sebaliknya.
(2). Menyampaikm1 materi pelajarm1 dengan metode cermnah
( 4). Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk
bertanya
(5). Memberikan latihan soal dan dike1jakan secara kelompok
( 6). Membahas latihan so al secara bersama-sama.
2 tondisi pengaJaran dengan latihan soal yang dikerjakan secara
ndividual.
!) Materi pelajaran
Diambil dari materi pelajaran kelas X pada pokok bahasan ikatan
kimia
\) Prosedur pengajaran
(1 ). Menyampaikan materi pelajaran dengan metode ceran1ah
(2). Memberikan contoh soal
(3). Memberikan kesempatan kepada siswa untulc bertanya
( 4). Memberikan latihan soal dan 、ゥォ・セェ。ォ。ョ@ secara individual
(5). Membahas latihan soal secara bersama-sama.
c. 1 セー@ pengetesan basil belajar
Setelah pokok bahasan tersebut selesai diajarkan, baik pada kelas
.trol maupun pada kelas eksperiman (empat kal:i tatap muka), maka
G. Tcknik 1alisis Data 1. Uji J ;yaratan analisis
Sebelum analisis ini dilakukan terlebih dalrnlu dilakukan UJl
norr :tas dan uji homogenitas.
a. Normalitas
1 normalitas digunakan untuk menguji apakah sampel yang sedang
lidiki berasal dari populasi dengan distribusi normal. Dalam ha! ini ttji
r nalitas yang digunakan adalah uji lilliefors.
I sampel berdistribusi normal
I ' sampel berdistribusi tidak normal
l pun kriteria pengujian adalah:
J L0 < L,, maka H0 diterima, sampel berdistribusi normal
J L0> Lt, maka H0 ditolak, sampel berdistribusi tidak normal
b. 1 Homogenitas
1 homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok c memiliki varians yang homogen. Untnk menguji kedua kelompok
t セ「オエ@ homogen atau tidak digunakan uji Fisher.
l kedua kelompok sampel memiliki varians yang homogen
l 'kedua kelompok sampel memiliki varians yang tidak homogen
J pun kriteria pengujian adalah:
J 1F11< F,, maka Ho diterima, kedua kelompok sampel homogen
2. Ana sData
Pada analisis data ini penulis menggunakan rumus t-tes untuk
me11 ndingkan dan mengetahui secara signifikan apakah terdapat perbedaan
hasi elajar kimia antara siswa yang mengerjakan soal secara kelompok
den! secara individual.
Rm : t-tes yang digunakan sebagai berikut:3
-
-x,-x,
to = QW]]Z]]Zセ]ZZt]BW]]][]@x,'
+Ixi
(N,
+N
2 )(N,+N2 -2)x N,.N2
X1 Mean hasil belajar kimia siswa yang menge1jaka11 latihan soal secara
kelompok.
X2 ' fean hasil belajar kimia siswa yang mengerjakan latihan soal secara
individual.
x1 Jumlah skor deviasi kuadrat dari kelornpok siswa yang mengerjakan
latihan soal secara kelornpok.
x2 Jumlah skor deviasi kuadrat dari kelornpok siswa yang mengerjakan
latihan soal secara individual.
N 1 fumlah siswa yang mengerjakan latihan soal secarn kelompok.
N2 \1mlah siswa yang mengerjakan latihan soal secara individual.
!mas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jaka