PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KEPALA BERNOMOR DALAM PEMBELAJARAN IPA
DI KELAS IV A SD NEGERI TLACAP SLEMAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Anastasia Yulinda Susanti NIM: 071134074
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KEPALA BERNOMOR DALAM PEMBELAJARAN IPA
DI KELAS IV A SD NEGERI TLACAP SLEMAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Anastasia Yulinda Susanti NIM: 071134074
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menyertai hidupku
Ayah dan Ibu yang selalu menyebut namaku dalam setiap doa mereka
Kakakku yang selalu memberikan semangat
Fajarku yang telah mengisi hari-hariku
Sahabat-sahabatku yang menjadi tempat berbagi suka dan duka
v
MOTTO
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 1 November 2010
Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA IMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Anastasia Yulinda Susanti
Nomor Mahasiswa : 071134074
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KEPALA BERNOMOR DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV A SD NEGERI TLACAP SLEMAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011 beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal , 1November2010 Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KEPALA BERNOMOR DALAM PEMBELAJARAN IPA
DI KELAS IV A SD NEGERI TLACAP SLEMAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011
Anastasia Yulinda Susanti Universitas Sanata Dharma
2010
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas IV A SD Negeri Tlacap Sleman semester ganjil tahun pelajaran 2010 / 2011 pada pembelajaran IPA.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dengan 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan. Siklus I ditekankan pada penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor tanpa variasi kelompok dan siklus II ditekankan pada penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor dengan variasi kelompok. Data aktivitas belajar siswa diperoleh dengan mengisi lembar pengamatan. Sedangkan, data prestasi belajar siswa diperoleh dari tes akhir siklus.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa. Peningkatan aktvitas belajar siswa dibuktikan dengan peningkatan persentase siswa yang bertanya kepada guru dari 67,85% pada akhir siklus I menjadi 78,57% pada akhir siklus II, persentase siswa yang bertanya pada siswa lain dari 71,42% pada akhir siklus I menjadi 83,79% pada akhir siklus II, persentase siswa yang menjawab pertanyaan guru dari 66,06% pada akhir siklus I menjadi 83,93% pada akhir siklus II, persentase siswa yang menjawab pertanyaan siswa lain dari 62,49% pada akhir siklus I menjadi 76,79% pada akhir siklus II, persentase siswa yang mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelompok dari 57,14% pada akhir siklus I menjadi 67,86% pada akhir siklus II, persentase siswa yang mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelas dari 57,8% pada akhir siklus I menjadi 62,5% pada akhir siklus II, dan persentase siswa yang berpartisipasi dalam mengerjakan tugas kelompok dari 96% pada akhir siklus I menjadi 100% pada akhir siklus II. Peningkatan prestasi belajar siswa dibuktikan dengan peningkatan persentase siswa yang tuntas dari 62,29% pada akhir siklus I menjadi 82,14% pada akhir siklus II.
ix ABSTRACT
THE ENHANCEMENT OF LEARNING ACTIVITIES AND ACHIEVEMENT USING THE COOPERATIVE LEARNING MODEL
WITH THE TECHNIQUE OF NUMBERED HEAD
IN THE SCIENCE SUBJECT FOR THE STUDENTS OF IV GRADE IN SD NEGERI TLACAP SLEMAN
Anastasia Yulinda Susanti Sanata Dharma University
2010
The research aims to investigate the application of the cooperative learning model with the technique of numbered head can be effectively enhancing the learning activity and also learning achievement of the students of IV A grade in SD Negeri Tlacap Sleman in the subject of science.
The research was a classroom action research and it included 2 cycles. In the first cycle, the research was emphasized on the use of the cooperative learning model with the technique of numbered head without any group variation. While in the second cycle the research was emphasized on use of the cooperative learning model with the technique of numbered head with group variation. The data of students learning activities are gained by filling the observation sheets. While the data of student learning achievements are collected from the cycle final test.
The result of the research shows that the use of the cooperative learning model with the technique of numbered head could effectively enhance the learning activities and also the learning achievement. The increase of students learning activities is proved by the percentage of students questioning to teacher from 67,85% at the final cycle I become 78,57% at the final cycle II, percentage of students questioning to other students from 71,42% at the final cycle I become 83,79% at the cycle II, percentage answering teacher’s question from 66,06% at the final cycle I become 83,93% at the final cycle II, percentage answering other students question from 62,49% at the final cycle I become 76,79% at the final cycle II, percentage stating opinion in group discussion from 57,14% at the final cycle I become 67,86% at the final cycle II, percentage stating opinion in class discussion from 57,78% at the final cycle I become 62,5% at the final cycle II, and percentage having a good performance in working on the group from 96% in the final cycle I become 100% at the final cycle II. The improvement of students learning achievement is proved by the increase of students percentage accomplished from 62,29% at the final cycle I become 82,14% at the final cycle II.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa yang selalu melimpahkan berkat dan anugrahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar kesarjanaan S1 Kependidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Begitu banyak pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, maka sudah sepantasnya apabila penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Yang Terhormat : 1. Allah Bapa di Surga atas segala penyertaanNya setiap hari.
2. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D, selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma sekaligus pembimbing I.
3. Drs. Puji Purnomo, M.Si, selaku Kaprodi PGSD. 4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd, selaku pembimbing II.
5. Orang tuaku (Drs. FX. Sutarno dan Lucia Sumiyati), yang telah memberikan dukungan baik moral maupun material.
6. Yunar Susanto, S.Pd selaku kakakku yang telah membantu dan memberikan semangat.
7. Yulius Fajar Yuli Atmoko yang telah memberikan banyak perhatian.
xi
9. Surachmin, S.Pd, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Tlacap Sleman, Bapak/ Ibu guru dan siswa-siswa kelas IV A SD Negeri Tlacap Sleman tahun ajaran 2010/2011 yang telah membantu penelitian ini.
10.Mbak Rositawati yang telah menjadi tempat berkeluh kesah. 11.Pak Roni Sulistyo yang telah memberikan banyak saran.
12.Sabahat-sahabatku Ari Trisnawati, Dameria, Chitra Novella, dan Agustinus Letten yang selalu memberikan dukungan untuk tidak menyerah.
13.Teman-temanku S1 PGSD angkatan 2007 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
14. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan, meskipun penulis telah berusaha semaksimal mungkin. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.
Yogyakarta, 1 November 2010 Penulis
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan Masalah ... 3
C. Perumusan Masalah ... 4
D. Pemecahan Masalah ... 4
E. Batasan Pengertian ... 5
F. Tujuan Penelitian ... 6
G. Manfaat Penelitian ... 6
BAB I. KAJIAN PUSTAKA ... 8
A. Aktivitas Belajar dan Prinsip-prinsip Pengaktifan Siswa dalam Belajar ... 8
1. Pengertian aktivitas belajar ... 8
2. Prinsip-prinsip pengaktifan siswa dalam belajar... 10
xiii
C. Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor ... 14
1. Pengertian pembelajaran kooperatif ... 14
2. Teknik kepala bernomor ... 15
3. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor ... 16
D. Pengertian dan Tujuan IPA ... 17
1. Pengertian IPA ... 17
2. Tujuan IPA ... 18
E. Pembelajaran IPA Terpadu ... 19
1. Tujuan Pembelajaran IPA Terpadu ... 19
2. Kekuatan dan kelemahan pembelajaran IPA ... 20
3. Pemaduan konsep dalam pembelajaran IPA ... 21
F. Kerangka Berpikir ... 22
G. Hipotesis Tindakan ... 22
BAB III. METODE PENELITIAN ... 23
A. Jenis Penelitian ... 23
B. Setting Penelitian ... 24
1. Tempat penelitian ... 24
2. Subjek penelitian ... 24
3. Objek penelitian ... 25
4. Lama penelitian ... 25
C. Rencana Tindakan ... 26
1. Persiapan ... 26
2. Rencana tindakan dalam tiap siklus ... 27
D. Pengumpulan data dan instrumennya ... 32
1. Indikator keberhasilan ... 32
2. Jenis data ... 33
3. Instrumen ... 33
E. Analisis Data ... 37
1. Peningkatan aktivitas belajar siswa ... 37
xiv
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40
A. Hasil Penelitian ... 40
1. Siklus I ... 41
2. Siklus II ... 50
B. Pembahasan ... 59
BAB V. PENUTUP ... 61
A. Kesimpulan ... 61
B. Saran ... 61
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jadwal Penelitian ... 25
Tabel 2. Indikator Keberhasilan ... 32
Tabel 3. Rincian soal tes akhir siklus I dan II berdasarkan jenis soal ... 34
Tabel 4. Kisi-kisi soal tes akhir siklus I ... 34
Tabel 5. Kriteria soal tes akhir siklus I ... 34
Tabel 6. Kisi-kisi soal tes akhir siklus II ... 35
Tabel 7. Kriteria soal tes akhir siklus II ... 36
Tabel 8. Persentase aktivitas belajar siswa pada kondisi kondisi awal ... 41
Tabel 9. Persentase siswa tuntas pada kondisi awal ... 41
Tabel 10. Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I ... 45
Tabel 11. Persentase siswa tuntas pada siklus I ... 46
Tabel 12. Perbandingan persentase aktivitas belajar siswa pada kondisi awal dengan siklus I ... 48
Tabel 13. Perbandingan persentase siswa tuntas pada kondisi awal dengan siklus I ... 49
Tabel 14. Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II ... 54
Tabel 15. Persentase siswa yang tuntas pada siklus II ... 54
Tabel 16. Perbandingan persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I dengan siklus II ... 56
Tabel 17. Perbandingan persentase siswa tuntas pada siklus I dengan siklus II ... 57
xvi
DAFTAR GAMBAR
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ... 64
Lampiran 2. RPP siklus I pertemuan 1 ... 66
RPP siklus I pertemuan 2 ... 68
RPP siklus II pertemuan 1 ... 70
RPP siklus II pertemuan 2 ... 72
Lampiran 3. LKS siklus I pertemuan 1 ... 74
LKS siklus I pertemuan 2 ... 75
LKS siklus II pertemuan 1 ... 76
LKS siklus II pertemuan 2 ... 77
Lampiran 4. Lembar pengamatan ... 78
Lampiran 5. Tes akhir siklus I ... 79
Lampiran 6. Kunci jawaban tes akhir siklus I ... 81
Lampiran 7. Tes akhir siklus II ... 82
Lampiran 8. Kunci jawaban tes akhir siklus II ... 84
Lampiran 9. Persentase aktivitas belajar siswa pada kondisi awal ... 85
Lampiran 10. Persentase siswa tuntas pada kondisi awal ... 87
Lampiran 11. Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I ... 88
Lampiran 12. Persentase siswa tuntas pada siklus I ... 91
Lampiran 13. Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II ... 92
Lampiran 14. Persentase siswa tuntas pada siklus II ... 95
xviii
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Proses pembelajaran yang menempatkan guru sebagai satu-satunya sumber informasi masih banyak kita jumpai. Guru menganggap siswa seolah-olah seperti sebuah botol kosong yang siap untuk dijejali dengan berbagai macam informasi. Akibatnya di kelas siswa hanya duduk, diam, mendengar, mencatat, dan menghapal semua informasi-informasi yang disampaikan oleh guru. Proses seperti ini menjadikan siswa kurang kreatif dan kurang bisa mengembangkan diri serta sukar untuk mengaplikasikan apa yang telah diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari.
Proses pembelajaran yang baik hendaknya menempatkan siswa sebagai subjek yang aktif dalam mencari informasi sedangkan guru sebagai fasilitator yang mengorganisir bahan ajar ke dalam bentuk yang mudah dipahami oleh siswa. Hubungan guru tidak lagi vertikal tetapi cenderung ke arah horizontal.
metode, dan teknik yang dapat merangsang aktivitas belajar siswa sehingga siswa dapat mengembangkan seluruh potensi dalam dirinya.
Berdasarkan observasi awal peneliti didapat data bahwa siswa kelas IV A mempunyai aktivitas belajar IPA yang masih kurang hal itu dapat dilihat dari persentase yang bertanya pada guru hanya 28,57%, persentase siswa yang bertanya pada siswa lain 25%, persentase siswa yang menjawab pertanyaan guru 14,29%, persentase siswa yang menjawab pertanyaan siswa lain 17,86%, persentase siswa yang mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelompok 0%, persentase siswa yang mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelas 3,5%, dan persentase siswa yang berpartisipasi dalam tugas kelompok 0%. Dari guru kelas didapat informasi bahwa pada tahun pelajaran 2008/2009 dari 26 siswa hanya 14 siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA (53,85%) dan pada tahun pelajaran 2009/2010 dari 28 siswa hanya 12 siswa yang tuntas dalam mata pelajaran IPA (42,86%). Persentase tersebut didapatkan dengan cara membagi jumlah siswa yang mendapat nilai sama atau lebih tinggi dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dibagi dengan jumlah seluruh siswa. KKM mata pelajaran IPA di SD Negeri Tlacap adalah 65.
dipilih karena dalam model pembelajaran ini siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen dan siswa bekerja sama untuk mencapai tujuan dan tugas-tugas akademik bersama, sambil bekerja sama belajar keterampilan kolaboratif dan sosial. Anggota-anggota kelompok memiliki tanggung jawab dan saling bergantung satu sama lain mencapai tujuan bersama. Salah satu teknik dalam model pembelajaran kooperatif ini adalah teknik kepala bernomor. Inti dari teknik ini adalah siswa dibagi dalam kelompok yang berjumlah 5-6 orang, guru memberikan tugas yang sama untuk masing-masing kelompok, masing-masing siswa dalam kelompok mengerjakan tugas sesuai dengan nomor kepalanya, siswa dalam kelompok berdiskusi memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini, guru memanggil salah satu nomor, siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil diskusi mereka. Diharapkan dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor aktivitas dan prestasi belajar siswa akan meningkat.
B. Pembatasan Masalah
fungsinya, dan (3) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor.
C. Perumusan Masalah
1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV A SD Negeri Tlacap Sleman semester ganjil tahun pelajaran 2010 / 2011 pada pembelajaran IPA?
2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV A SD Negeri Tlacap Sleman semester ganjil tahun pelajaran 2010 / 2011 pada pembelajaran IPA?
D. Pemecahan Masalah
E. Batasan Pengertian
Supaya tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka definisi yang digunakan adalah sebagai berikut :
1 Model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor adalah model pembelajaran yang melibatkan kelompok-kelompok kecil yang heterogen (memiliki perbedaan kecerdasan, jenis kelamin, sosial budaya, dll), kelompok-kelompok kecil tersebut saling bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Selain itu, pembelajaran dengan teknik ini menggunakan nomor kepala untuk mengatur pembagian tugas. Pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor dapat dilakukan tanpa variasi kelompok dan dengan variasi kelompok. Yang dimaksud tanpa variasi kelompok adalah pada kegiatan inti siswa mengerjakan soal dari guru berdasarkan nomor kepalanya baru kemudian mendiskusikan jawaban soal dalam kelompok, sedangkan yang dimaksud dengan variasi kelompok adalah pada kegiatan inti siswa bergabung dengan siswa dari kelompok lain yang bernomor sama untuk mendiskusikan jawaban soal baru kemudian kembali ke kelompok asal.
2 Aktivitas belajar adalah segala bentuk kegiatan baik fisik maupun psikis yang dilakukan oleh pembelajar untuk memperoleh kemampuan baru.
F. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV A SD Negeri Tlacap Sleman semester ganjil tahun pelajaran 2010/ 2011 pada pembelajaran IPA?
2. Untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV A SD Negeri Tlacap Sleman semester ganjil tahun pelajaran 2010/ 2011 pada pembelajaran IPA?
G. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah : 1 Bagi sekolah
Memberikan masukan kepada sekolah bahwa model pembelajaran kooperatif dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran.
2 Bagi guru
Memberikan gambaran mengenai penggunaan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran.
3 Bagi siswa
hasil diskusi, sehingga siswa akan lebih aktif dalam proses pembelajaran dan diharapkan prestasinya juga meningkat.
4 Bagi pembaca
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi maupun pengetahuan bagi pembaca tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor.
5 Bagi peneliti
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Aktivitas Belajar dan Prinsip-prinsip Pengaktifan Siswa dalam Belajar
1. Pengertian Aktivitas Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia aktivitas berarti keaktifan, kegiatan. Aktivitas siswa tidak terbatas pada aktivitas fisik akan tetapi juga aktivitas psikis (Sanjaya 2008:170). Belajar menurut Hilgard (dalam Wens Tanlain, 2006: 2) adalah proses yang di dalamnya terbentuk kemampuan baru melalui praktik atau latihan. Jadi, aktivitas belajar adalah segala bentuk kegiatan baik fisik maupun psikis yang dilakukan oleh pembelajar untuk memperoleh kemampuan baru. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Paul D. Dierich dalam Hamalik (2001:172) membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok, yaitu :
a. Kegiatan visual
Yang termasuk kegiatan visual meliputi membaca, melihat gambar-gambar, dan mengamati eksperimen.
b. Kegiatan-kegiatan lisan (oral)
Yang termasuk kegiatan lisan meliputi mengemukakan suatu fakta atau prinsip, mengajukan pertanyaan, mengemukakan pendapat, dan diskusi. c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan
bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok. d. Kegiatan-kegiatan menulis
Yang termasuk kegiatan menulis meliputi menulis cerita, menulis laporan, membuat rangkuman, dan mengerjakan tes.
e. Kegiatan-kegiatan menggambar
Yang termasuk kegiatan menggambar meliputi menggambar diagram, peta, dan pola
f. Kegiatan-kegiatan metrik
Yang termasuk kegiatan metrik meliputi melakukan percobaan, memilih alat-alat, dan menyelenggarakan permainan.
g. Kegiatan-kegiatan mental
Yang termasuk kegiatan mental meliputi mengingat, memecahkan masalah, dan menganalisis.
h. Kegiatan-kegiatan emosional
Yang termasuk kegiatan emosi meliputi berani, tenang, dan membedakan. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain.
Aktivitas yang diteliti meliputi :
a. Kegiatan-kegiatan lisan yang berupa : 1) Bertanya kepada guru.
5) Mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelompok. 6) Mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelas. b. Kegiatan menulis yang berupa menulis laporan kelompok.
Kegiatan menulis yang dimaksud di sini berupa menulis jawaban dari soal yang diberikan guru, kemudian dirangkum menjadi satu berupa laporan kelompok. Jika siswa menjawab soal yang diberikan guru berarti siswa telah ikut berpartisipasi dalam mengerjakan tugas kelompok.
2. Prinsip-prinsip pengaktifan siswa dalam belajar
Kalau kita hendak mengaktifkan para siswa dalam belajar, seyogyanya kita membuat pelajaran itu menantang, merangsang daya cipta untuk menemukan, serta mengesankan. Berikut ini adalah prinsip-prinsip pengaktifan siswa dalam belajar (Conny,dkk,1985:10) :
a. Prinsip motivasi
Motif adalah daya dalam pribadi seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu. Guru hendaknya berperan sebagai pendorong motivator, agar motif-motif yang positif dibangkitkan dan/ ditingkatkan dalam diri siswa. Ada 2 jenis motivasi yaitu :
1) Motivasi dari dalam diri anak (intrinsik)
Motivasi dari luar dapat dilakukan dengan memberikan ganjaran, hukuman, misalnya dengan penugasan untuk memperbaiki pekerjaan rumahnya.
b. Prinsip latar atau konteks
Kegiatan belajar tidak terjadi dalam kekosongan. Karena itu para guru perlu menyelidiki apa kira-kira pengetahuan, perasaan, keterampilan, sikap, dan pengalaman yang telah dimiliki para siswa. Perolehan itu perlu dihubungkan dengan bahan pelajaran baru yang hendak diajarkan guru atau dipelajari para siswa.
c. Prinsip keterarahan kepada titik pusat atau fokus tertentu
Pelajaran yang direncanakan dengan bentuk atau pola tertentu akan mampu mengaitkan bagian-bagian yang terpisah dalam suatu pelajaran. Titik pusat itu dapat tercipta melalui upaya merumuskan masalah yang hendak dipecahkan merumuskan pertanyaan yang hendak dijawab, atau merumuskan konsep yang hendak ditemukan. Satu contoh titik pusat itu ialah manfaat air dalam kehidupan manusia. Manfaat air ini dapat ditinjau dari kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat di sekitar lingkungan anak, dari kebutuhan tumbuhan dan hewan yang pada akhirnya bermanfaat bagi kehidupan manusia.
d. Prinsip hubungan sosial dan sosialisasi
jika dikerjakan sendirian oleh masing-masing siswa. Latihan bekerja sama sangatlah penting dalam pembentukan kepribadian anak.
e. Prinsip belajar sambil bekerja
Anak-anak pada hakikatnya belajar sambil bekerja atau melakukan aktivitas. Bekerja adalah tuntutan pernyataan diri anak. Karena itu, anak-anak perlu diberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan nyata yang melibatkan otot dan pikirannya. Apa yang diperoleh anak melalui kegiatan bekerja, mencari, dan menemukan sendiri tak akan mudah dilupakan.
f. Prinsip perbedaan perorangan atau individualisasi
Setiap siswa tentu saja memiliki perbedaan perorangan, misalnya dalam kadar kepintaran, kegemaran, bakat, latar belakang keluarga, sifat, dan kebiasaan. Para guru seyogyanya tidak memperlakukan anak-anak seolah-olah semua siswa itu sama.
g. Prinsip menemukan
Para guru tidak perlu menjejalkan seluruh informasi ke dalam benak anak. Anak sendiri pada hakikatnya telah memiliki potensi dalam dirinya untuk menemukan sendiri informasi itu. Biarkanlah, berilah kesempatan kepadanya untuk mencari dan menemukan sendiri. Informasi yang disampaikan guru hendaknya hanya dibatasi pada informasi yang benar-benar mendasar ”memancing” siswa untuk ”mengail” informasi selanjutnya.
h. Prinsip pemecahan masalah
situasi bermasalah agar mereka peka terhadap masalah. Para guru hendaknya mendorong para siswa untuk melihat masalah, merumuskannya dan berdaya upaya untuk memecahkannya sejauh taraf kemampuan para siswa.
B. Prestasi belajar
Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Menurut Sutratinah Tirtonegoro (1984:24) prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol-simbol, angka, huruf, atau kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap peserta didik dalam periode tertentu. Senada dengan Sutratinah, Hadan Nawawi (1981:100) mengartikan prestasi belajar sebagai tingkat keberhasilan dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah mata pelajaran tertentu. Sedangkan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
diperoleh siswa. Sehingga agar siswa memperoleh prestasi yang tinggi maka dia harus belajar dengan sebaik-baikny, selain itu guru juga harus mengolah bahan ajar ke dalam bentuk yang mudah dipahami siswa.
C. Pembelajaran Kooperatif Teknik Kepala Bernomor
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
kecerdasan, jenis kelamin, sosial budaya, dll) kelompok-kelompok kecil tersebut saling bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Arends (1997) dalam Nur Asma (1996:16) unsur-unsur kooperatif adalah :
a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan mereka ”sehidup dan sepenanggungan bersama”.
b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu dalam kelompoknya, seperti milik kita sendiri.
c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan bersama.
d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
e. Siswa akan dikenakan atau akan diberi hadiah/ penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.
f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses pembelajaran.
g. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang dipelajari dalam kelompoknya.
2. Teknik Kepala Bernomor
a. Siswa dibagi dalam kelompok yang berjumlah 5-6 orang .
b. Guru memberikan tugas yang sama untuk masing-masing kelompok. c. Masing-masing siswa dalam kelompok mengerjakan tugas sesuai dengan
nomor kepalanya.
d. Kelompok kemudian mendiskusikan masing-masing jawaban yang sudah dikerjakan oleh anggota kelompok dan memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban ini.
e. Guru memanggil salah satu nomor, untuk melaporkan hasil kerja sama kelompok.
f. Siswa lain memberi sanggahan atau persetujuan terhadap presentasi yang dilakukan teman.
Struktur kepala bernomor ini juga bisa dilanjutkan dengan mengubah komposisi kelompok dengan cara yang efisien. Pada saat-saat tertentu, siswa bisa keluar dari kelompok yang biasanya dan bergabung dengan siswa-siswa lain yang bernomor sama dari kelompok lain. Cara ini bisa digunakan untuk mengurangi kebosanan/ kejenuhan.
3. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor
Kelebihan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor :
a. Siswa menjadi lebih bertanggung jawab karena masing-masing siswa mendapat soal sesuai dengan nomor kepalanya.
berlangsung secara efektif dan efiesien.
c. Melatih keterampilan sosial karena dalam pembelajaran ini siswa dituntut untuk saling mengkomunikasikan apa yang telah mereka kerjakan. d. Siswa menjadi lebih percaya diri karena masing-masing siswa mendapat tugas yang sama.
Kekurangan pembelajaran kooperatif dengan teknik kepala bernomor adalah: a. Membutuhkan persiapan mengajar yang lebih matang.
b. Membutuhkan media yang cukup banyak karena dalam pembelajaran ini guru hanya bertugas sebagai fasilitator sehingga media sangat diperlukan agar siswa lebih mudah untuk mengerjakan tugas yang diberikan guru.
D. Pengertian dan tujuan IPA
1. Pengertian IPA
IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris “Natural Science” secara singkat sering disebut science.
Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam dan bersangkut paut dengan alam, Science artinya ilmu pengetahuan. Menurut kamus Webster
Alam untuk anak-anak didefinisikan oleh Paolo dan Marten (dalam Srini, 2001: 16) sebagai berikut :
a. Mengamati apa yang terjadi.
b. Mencoba memahami apa yang diamati.
c. Mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang akan terjadi.
d. Menguji ramalan-ramalan di bawah kondisi-kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar.
2. Tujuan IPA
Berikut ini adalah tujuan-tujuan dari IPA :
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan YME berdasar keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
E. Pembelajaran IPA Terpadu
1. Tujuan pembelajaran IPA Terpadu
Berikut ini adalah tujuan pembelajaran IPA terpadu (Trianto, 2010:155) : a. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran
Anak usia 7-14 tahun masih dalam transisi berpikir kongkrit ke berpikir abstrak. Peserta didik melihat dunia sekitarnya masih secara holistis. Atas dasar itu pembelajaran IPA hendaknya disajikan dalam bentuk yang utuh dan tidak parsial. Di samping itu, pembelajaran yang disajikan terpisah-pisah dalam energi dan perubahannya, makhluk hidup dan proses kehidupan, materi dan sifatnya, dan bumi alam semesta memungkinkan tumpang tindih dan pengulangan, sehingga membutuhkan waktu dan energi lebih banyak serta membosankan bagi peserta didik. Apabila konsep yang tumpang tindih dan pengulangan dapat dipadukan maka pembelajaran akan lebih efisien dan efektif.
b. Meningkatkan minat dan motivasi
pembelajaran itu bermakna baginya dan jika mereka berhasil menerapkan apa yang telah dipelajarinya.
c. Beberapa kompetensi dasar dapat dicapai sekaligus
Model pembelajaran IPA terpadu dapat menghemat waktu, tenaga, sarana, serta biaya karena pembelajaran beberapa kompetensi dasar dapat diajarkan sekaligus
2. Kekuatan dan kelemahan pembelajaran terpadu
Kekuatan yang dapat dipetik melalui pelaksanaan pembelajaran terpadu antara lain sebagai berikut (Trianto, 2010:157) :
1. Dengan menggabungkan berbagai bidang kajian akan terjadi penghematan waktu.
2. Peserta didik dapat melihat hubungan yang bermakna antarkonsep.
3. Pembelajaran terpadu menyajikan penerapan dan aplikasi tentang dunia nyata yang dialami dalam kehidupan sehari-hari, sehingga memudahkan pemahaman konsep.
4. Motivasi belajar peserta didik dapat diperbaiki dan ditingkatkan.
5. Pembelajaran terpadu membantu menciptakan struktur kognitif yang dapat menjembatani antara pengetahuan awal peserta didik dengan pengalaman belajar yang terkait.
Kelemahan pembelajaran terpadu :
b. Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relatif ”baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Jika kondisi ini tidak dimiliki maka penerapan model pembelajaran terpadu ini sangat sulit dilaksanakan.
c. Pembelajaran terpadu membutuhkan kurikulum yang luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik.
d. Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh. e. Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu bidang
kajian dan ”tenggelamnya” bidang kajian lain.
3. Pemaduan konsep dalam pembelajaran IPA
Pembelajaran terpadu diawali dengan penentuan tema (Trianto 2010: 160). Berikut ini diberikan contoh pembelajaran IPA terpadu dengan tema air.
Mater
F. Kerangka Berpikir
Gambar 1. Jaringan tema air Air
Fisika :
Menyebutkan sifat-sifat air Biologi :
Mengidentifikasi kebutuhan makhluk hidup terhadap air
Kimia :
F. Kerangka Berpikir
Dalam Pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor siswa dibagi dalam kelompok-kelompok. Masing-masing siswa mendapat soal sesuai dengan nomor kepalanya. Hal itu menyebabkan siswa termotivasi untuk mengerjakan soal dan mengkomunikasikan hasil pekerjaannya kepada temannya satu kelompok maupun dalam diskusi kelas.
G. Hipotesis Tindakan
1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas IV A SD Negeri Tlacap Sleman dalam pembelajaran IPA semester ganjil tahun pelajaran 2010 / 2011. 2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan teknik kepala
23
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Penelitian penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan teknik kepala bernomor ini termasuk penelitian tindakan kelas (PTK). PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan/ pengumpulan data, dan (d) refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut (Suharsimi, dkk, 2006: 74) :
permasalahan Perencanaan tindakan I
Pelaksanaan tindakan I
Pengamatan/ Pengumpulan data I Refleksi I
Permasalahan baru hasil refleksi I
Perencanaan tindakan II
Pelaksanaan tindakan II
Pengamatan/
Pengumpulan data II Refleksi II
Permasalahan baru hasil refleksi II
Dilanjutkan ke siklus
berikutnya
Gambar 2. Model siklus PTK
SIKLUS I
Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus I yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus I tersebut peneliti menentukan rancangan untuk siklus II.
Kegiatan pada siklus II dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya apabila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau untuk menyakinkan/ menguatkan hasil. Akan tetapi, umumnya kegiatan yang dilakukan pada siklus II mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus I.
Dengan menyusun rancangan untuk siklus II, maka peneliti dapat melanjutkan dengan tahap-tahap kegiatan seperti pada siklus I. Jika sudah selesai dengan siklus II dan peneliti belum merasa puas dapat dilanjutkan dengan siklus III, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus sebelumnya.
B. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SD Negeri Tlacap, Pandowoharjo, Sleman.
2. Subjek penelitian
3. Objek penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah peningkatan aktivitas belajar siswa yang meliputi bertanya pada guru, bertanya pada siswa lain, menjawab pertanyaan guru, menjawab pertanyaan siswa lain, mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelompok, mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelas, partisipasi dalam mengerjakan tugas kelompok, dan peningkatan prestasi belajar siswa.
4. Lama Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan. Berikut ini adalah jadwal penelitian :
Tabel 1. Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Waktu ( Bulan )
April
2010 Mei
2010 Juni
2010 Juli
2010
Agust
2010
Sept
2010
Des
2010
1. Menyusun
Proposal √
2. Bimbingan
dengan dosen √ √
3. Melaksanakan
siklus I √
4. Melaksanakan
siklus II √
5. Pengolahan
data √
6. Penyusunan
laporan √
C. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan selama 2 siklus. Siklus I akan ditekankan pada penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor tanpa variasi kelompok. Sedangkan siklus II akan ditekankan pada penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor dengan variasi kelompok.
1. Persiapan
a. Menyusun Silabus
Silabus dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti. Silabus secara lengkap dapat dilihat di lampiran 1.
b. Menyusun RPP dan LKS
RPP dan LKS dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti. RPP secara lengkap dapat dilihat di lampiran 2 dan LKS secara lengkap dapat dilihat di lampiran 3.
c. Menyusun lembar pengamatan. Lembar pengamatan secara lengkap dapat dilihat di lampiran 4.
d. Menyusun soal tes akhir. Soal tes akhir siklus I secara lengkap dapat dilihat di lampiran 5 dan soal tes akhir siklus II secara lengkap dapat dilihat di lampiran 7.
e. Membuat media pembelajaran yang berupa nomor kepala
g. Melakukan observasi dan tes awal sebelum tindakan. Observasi bertujuan untuk memberikan gambaran awal mengenai aktivitas belajar siswa sedangkan tes awal bertujuan untuk memberikan gambaran awal mengenai prestasi belajar siswa.
2. Rencana tindakan dalam tiap siklus a. Siklus I
Pembelajaran pada siklus I akan menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik kepala bernomor tanpa variasi kelompok.
1) Rencana Tindakan
Siklus I pertemuan 1 (2JP) Kegiatan pembelajaran :
a) Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok (anggota kelompok mempunyai kemampuan yang heterogen) dengan jumlah anggota per kelompok 5-6 orang.
b) Setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor kepala. c) Perwakilan dari kelompok mengambil bermacam-macam akar
yang disediakan guru.
d) Guru menjelaskan nama-nama akar yang dibagikan ke siswa. e) Siswa dalam kelompok mengidentifikasi bagian-bagian akar,
f) Kelompok kemudian mendiskusikan masing-masing jawaban yang sudah dikerjakan oleh anggota kelompok dan memastikan anggota kelompok mengetahui jawaban.
g) Guru memanggil salah satu nomor, untuk melaporkan hasil diskusi kelompok.
h) Siswa dari kelompok lain memberi sanggahan atau persetujuan terhadap presentasi yang dilakukan teman.
i) Observer mengisi lembar pengamatan dan mencatat kejadian – kejadian yang muncul.
Siklus I pertemuan 2 (3JP)
a) Siswa kembali ke kelompok asal.
b) Perwakilan dari kelompok mengambil bermacam-macam batang yang disediakan guru.
c) Guru menjelaskan nama-nama batang yang dibagikan kepada siswa.
d) Siswa dalam kelompok mengidentifikasi bagian-bagian batang, jenis-jenis batang dan kegunaan batang bagi tumbuhan. Masing-masing anggota kelompok mengerjakan soal sesuai dengan nomor kepalanya.
f) Guru memanggil salah satu nomor, siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil diskusi kelompok.
g) Siswa dari kelompok lain memberi sanggahan atau persetujuan terhadap presentasi yang dilakukan teman.
h) Observer mengisi lembar pengamatan dan mencatat kejadian -kejadian yang muncul.
i) Siswa mengerjakan tes akhir siklus I.
3) Pelaksanaan : penelitian dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan pada siklus I.
4) Pengumpulan data :
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah (a) data aktivitas belajar siswa diperoleh dari pengamatan dan (b) data prestasi belajar siswa diperoleh dari nilai tes akhir siklus I.
5) Refleksi
a) Mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian - kejadian khusus yang muncul pada siklus I.
b) Menganalisis peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa. c) Menarik kesimpulan tentang peningkatan aktvitas dan prestasi
belajar siswa.
d) Merancang / memodifikasi siklus berikutnya. b. Siklus II
dari kelompok yang biasanya dan bergabung dengan siswa lain yang bernomor sama dari kelompok lain untuk mendiskusikan tugas dari guru, setelah selesai berdiskusi siswa kembali ke kelompok semula untuk bertukar informasi yang mereka dapat dikelompok sebelumnya.
1) Rencana Tindakan
Siklus II pertemuan 1 (2JP) Kegiatan pembelajaran :
a) Guru membagikan kartu soal dengan sub materi bermacam-macam bentuk daun dan kegunaannya, kemudian siswa bergabung dengan siswa dari kelompok lain yang bernomor sama.
b) Kelompok baru tersebut berdiskusi tentang jawaban soal.
c) Siswa kembali ke kelompok asal, kemudian masing-masing siswa mengemukakan jawaban yang mereka dapat di kelompok sebelumnya.
d) Guru memanggil salah satu nomor, untuk melaporkan diskusi kelompok.
e) Siswa dari kelompok lain memberi sanggahan atau persetujuan terhadap presentasi yang dilakukan teman.
f) Observer mengisi lembar pengamatan dan mencatat kejadian – kejadian yang muncul.
Kegiatan pembelajaran :
a) Guru membagikan kartu soal dengan sub materi bagian-bagian bunga dan buah serta kegunaanya, kemudian siswa bergabung dengan siswa dari kelompok lain yang bernomor sama.
b) Kelompok baru tersebut berdiskusi tentang jawaban soal.
c) Siswa kembali ke kelompok asal, kemudian masing-masing siswa mengemukan jawaban-jawaban yang mereka dapat di kelompok sebelumnya.
d) Guru memanggil salah satu nomor dan siswa yang dipanggil melaporkan hasil diskusi kelompok.
e) Siswa dari kelompok lain memberi masukan atau sanggahan terhadap kelompok yang presentasi.
f) Guru dan siswa membuat kesimpulan.
g) Observer mengisi lembar pengamatan dan mencatat kejadian - kejadian yang muncul.
h) Siswa mengerjakan tes akhir siklus II.
2) Pelaksanaan : dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan pada siklus II.
3) Pengumpulan data :
4) Refleksi
a) Mengidentifikasi kesulitan, hambatan, dan kejadian - kejadian khusus yang muncul pada siklus II.
b) Menganalisis peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa. c) Menarik kesimpulan tentang peningkatan aktvitas dan prestasi
belajar.
d) Merancang / memodifikasi siklus berikutnya.
D. Pengumpulan data dan Instrumennya
1. Indikator Keberhasilan
Tabel 2. Indikator keberhasilan
Indikator Keberhasilan Kondisi Awal (%) Siklus I (%) Siklus II
(%) Instrumen
Aktivitas belajar
Persentase siswa yang bertanya
kepada guru 28,57 60 70
Lembar pengamatan
Persentase siswa yang bertanya
kepada siswa lain 25 60 `70
Lembar pengamatan
Persentase siswa yang menjawab
pertanyaan guru 14,29 60 70
Lembar pengamatan
Persentase siswa yang menjawab
pertanyaan siswa lain 17,86 60 70 Lembar pengamatan Persentase siswa yang
mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelompok
- 50 60 Lembar
pengamatan
Persentase siswa yang
mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelas
3,5 50 60 Lembar pengamatan
Persentase partisipasi dalam
mengerjakan tugas kelompok - 80 100 Lembar pengamatan
Prestasi belajar
Persentase siswa yang tuntas (siswa dikatakan tuntas jika mendapat nilai ≥65)
Data kondisi awal tentang aktivitas belajar siswa diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti sebelum memberikan tindakan. Sedangkan, data kondisi awal tentang prestasi belajar siswa diperoleh dari tes awal yang dilakukan oleh peneliti.
2. Jenis data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah (a) data aktivitas belajar siswa diperoleh dari pengamatan dan (b) data prestasi belajar siswa diperoleh dari nilai tes tertulis.
3. Instrumen
Penelitian ini menggunakan 2 jenis instrumen, yaitu :
a. Instrumen pembelajaran meliputi : silabus, RPP, dan LKS. Silabus secara lengkap dapat dilihat dilihat di lampiran 1, RPP dan LKS secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 2 dan 3.
b. Instrumen pengumpulan data meliputi :
2) Tes tertulis
Pada siklus I dan II akan digunakan soal tes akhir yang terdiri dari 25 item dengan rincian sebagai berikut.
Tabel 3. Rincian soal tes akhir siklus I dan II berdasarkan jenis soal Bentuk soal Jumlah soal Skor maksimal Total skor
Pilihan ganda 10 1 10
Isian singkat 5 2 10
Uraian 5 3 15
Tabel 4. Kisi-kisi soal tes akhir siklus 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Soal 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dan fungsinya 2.1 Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dengan fungsinya Menyebutkan bagian-bagian akar dan fungsinya
1,11
Menyebutkan jenis-jenis akar dan contohnya
4,5,6,12,16
Menjelaskan kegunaan akar bagi tumbuhan
3,17
Menyebutkan zat-zat yang diserap oleh akar
2
2.2 Menjelaskan
hubungan antara struktur batang tumbuhan dengan fungsinya
Menyebutkan jenis-jenis batang dan contohnya
7,8,9,13,14,1 8,19
Menjelaskan
kegunaan batang bagi tumbuhan
10,20
Menyebutkan zat-zat yang diangkut oleh batang
15
Tabel 5. Kriteria soal tes akhir siklus I
Indikator Mudah Sedang Sulit
Menyebutkan bagian-bagian akar dan fungsinya jumlah soal 2
1 11
Menyebutkan jenis-jenis akar dan contohnya jumlah soal 5
4,5,6 12 16
Menjelaskan kegunaan akar bagi tumbuhan
jumlah soal 2
3 17
Menyebutkan zat-zat yang diserap oleh akar
jumlah soal 1
2
Menyebutkan jenis-jenis batang dan contohnya Jumlah soal 7
7,8,9 13,14,18 19
Menjelaskan
kegunaan batang bagi tumbuhan
jumlah soal 2
10 20
Menyebutkan zat-zat yang diangkut oleh batang
jumlah soal 1
15
Tabel 6. Kisi-kisi soal tes akhir siklus II
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Soal 2. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dan fungsinya 2.3 Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya Menyebutkan bagian-bagian daun 1 Menyebutkan macam-macam bentuk daun berdasarkan tulang daun dan contoh
2,3,4,5,11,16
Menyebutkan kegunaan daun bagi tumbuhan
Menyebutkan bahan-bahan yang dibutuhkan dan dihasilkan dalam peristiwa fotosintesis 14,17
2.4 Menjelaskan
hubungan antara bunga dan fungsinya
Menyebutkan bagian-bagian bunga dan biji
6,7,8, 15,18
Menyebutkan kegunaan bunga dan biji
10,19,20
Menyebutkan zat gizi yang terkandung dalam buah
9
Tabel 7. Kriteria soal tes akhir siklus II
Indikator Mudah Sedang Sulit
Menyebutkan bagian-bagian daun jumlah soal 1
1
Menyebutkan macam-macam bentuk daun berdasarkan tulang daun dan contoh jumlah soal 6
2,3,4,5,11 16
Menyebutkan kegunaan daun bagi tumbuhan
jumlah soal 2
13 12
Menyebutkan bahan-bahan yang
dibutuhkan dan dihasilkan dalam peristiwa fotosintesis jumlah soal 2
14 17
Menyebutkan bagian-bagian bunga dan biji
Jumlah soal 5
6,7,8 15,18
Menyebutkan kegunaan bunga dan biji
jumlah soal 3
Menyebutkan zat gizi yang terkandung dalam buah
jumlah soal 1
9
E. Analisis Data
1. Peningkatan aktivitas belajar siswa
a. Persentase jumlah siswa yang bertanya pada guru dihitung dengan cara :
jumlah siswa yang bertanya pada guru x 100 %
jumlah seluruh siswa
b. Persentase jumlah siswa yang bertanya pada siswa lain dihitung dengan
cara :
jumlah siswa yang bertanya pada siswa lain x 100 %
jumlah seluruh siswa
c. Persentase jumlah siswa yang menjawab pertanyaan guru dihitung dengan
cara :
jumlah siswa yang menjawab pertanyaan guru x 100 %
jumlah seluruh siswa
d. Persentase jumlah siswa yang menjawab pertanyaan siswa lain dihitung
dengan cara :
jumlah siswa yang menjawab pertanyaan siswa lain x 100 %
jumlah seluruh siswa
e. Persentase jumlah siswa yang mengungkapkan pendapat dalam diskusi
kelompok dihitung dengan cara :
jumlah siswa yang mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelompokx100 %
f. Persentase jumlah siswa yang mengungkapkan pendapat dalam diskusi
kelas dengan cara :
jumlah siswa yang mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelas x 100 %
jumlah seluruh siswa
g. Persentase jumlah siswa yang berpartisipasi dalam mengerjakan tugas
kelompok dihitung dengan cara :
jumlah siswa yang berpartisipasi dalam mengerjakan tugas kelompok x 100 %
jumlah seluruh siswa
Kriteria keberhasilan :
a. Siklus I dikatakan berhasil jika persentase siswa yang bertanya pada guru, bertanya pada siswa lain, menjawab pertanyaan guru, menjawab pertanyaan siswa lain ≥ 60%, persentase siswa yang mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelompok, mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelas ≥ 50%, dan persentase siswa yang berpartisipasi dalam mengerjakan tugas kelompok ≥ 80%.
2. Peningkatan prestasi belajar siswa
Untuk mengukur peningkatan prestasi, terlebih dahulu harus menghitung nilai dari tes akhir yang dikerjakan siswa kemudian mempersentase jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM.
a. Nilai tes akhir dihitung dengan cara : skor yang diperoleh x 100
skor maksimal
b. Persentase siswa yang tuntas dihitung dengan cara : jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM x 100 % jumlah seluruh siswa
Kriteria keberhasilan :
a. Siklus I dikatakan berhasil jika persentase siswa yang tuntas dalam tes akhir siklus I ≥ 60%.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Tabel 8. Persentase aktivitas belajar siswa pada kondisi awal
No Aspek yang diamati Persentase (%)
Jumlah keterlibatan
1 Bertanya pada guru 28,57 12
2 Bertanya pada siswa lain 25 8 3 Menjawab pertanyaan guru 14,29 4 4 menjawab pertanyaan siswa lain 17,86 5 5 Mengungkapkan pendapat dalam diskusi
kelompok - -
6 Mengungkapkan pendapat dalam diskusi
kelas 3,5 1
7 Berpartisipasi dalam mengerjakan tugas
kelompok - -
Prestasi belajar siswa diukur berdasarkan persentase siswa yang tuntas. Berikut disajikan data prestasi belajar siswa pada kondisi awal sebelum tindakan.
Tabel 9. Persentase siswa tuntas pada kondisi awal No Siswa tuntas Siswa yang belum tuntas
1 7,14% (2 siswa)
92,86% (26 siswa)
1. Siklus I
a. Pelaksanaan
Siklus I dilaksanakan selama 2 pertemuan, yaitu pertemuan pertama tanggal 21 Juli 2010 dan pertemuan kedua tanggal 24 Juli 2010. Pembelajaran pada siklus I ditekankan pada penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor tanpa variasi kelompok.
Uraian kegiatan pada siklus pertama adalah sebagai berikut : 1) Pertemuan pertama
b) Guru memberikan pertanyaan sebagai apersepsi ”Sebutkan bagian tumbuhan yang ada di dalam tanah!”
c) Perwakilan dari kelompok mengambil bermacam-macam akar yang disediakan guru.
d) Guru menjelaskan tugas masing-masing siswa dalam kelompoknya. e) Guru menjelaskan nama-nama akar yang dibagikan kepada siswa,
setelah semua siswa jelas siswa bekerja dalam kelompoknya.
f) Siswa dalam kelompok mengidentifikasi bagian-bagian akar, jenis-jenis akar, kegunaan akar bagi tumbuhan, dan zat-zat yang diserap oleh akar (setiap siswa mengerjakan soal sesuai dengan nomor kepalanya). g) Guru berkeliling untuk mengawasi siswa dan menjawab pertanyaan
jika ada siswa yang bertanya.
h) Setelah masing-masing siswa selesai mengerjakan tugas, kemudian siswa melakukan diskusi untuk membahas dan bertukar informasi mengenai tugas-tugas yang telah mereka kerjakan dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban dari semua soal.
j) Setelah semua kelompok melaporkan hasil diskusi. Guru memberi beberapa pertanyaan untuk dijawab siswa.
k) Guru membimbing siswa membuat kesimpulan 2) Pertemuan 2
a) Siswa kembali ke kelompok asalnya.
b) Guru memberikan pertanyaan sebagai apersepsi “Apakah perbedaan antara batang padi dengan batang pohon jati?”.
c) Perwakilan dari kelompok mengambil bermacam-macam batang yang disediakan guru.
d) Guru menjelaskan tugas masing-masing siswa dalam kelompoknya. e) Guru menjelaskan nama-nama batang yang dibagikan kepada siswa,
setelah semua siswa jelas siswa bekerja dalam kelompoknya.
f) Siswa dalam kelompok mengidentifikasi jenis-jenis batang, kegunaan batang bagi tumbuhan, dan zat-zat yang diangkut oleh batang (setiap siswa mengerjakan soal sesuai dengan nomor kepalanya).
g) Guru berkeliling untuk mengawasi siswa dan menjawab pertanyaan jika ada siswa yang bertanya.
i) Guru memanggil siswa bernomor 1, untuk melaporkan hasil diskusi kelompok. Setelah siswa bernomor 1 selesai melaporkan hasil kerja kelompoknya guru memberi kesempatan pada siswa dari kelompok lain utnuk memberi pertanyaan ataupun menambahkan jawaban siswa yang maju ke depan. Kemudian guru memanggil siswa bernomor 2 untuk melaporkan hasil diskusi kelompok begitu seterusnya.
j) Setelah semua kelompok melaporkan hasil diskusinya. Guru memberi beberapa pertanyaan untuk dijawab siswa.
k) Guru membimbing siswa membuat kesimpulan. l) Guru memberikan tes akhir siklus I.
b. Deskripsi Data
Dalam pelaksanaan penelitian telah dikumpulkan dua macam data, yaitu data yang berkaitan dengan aktivitas belajar siswa diukur dengan menggunakan lembar observasi dan data yang berkaitan dengan prestasi belajar diukur dengan tes tertulis.
1) Aktivitas belajar siswa
partisipasi dalam mengerjakan tugas kelompok. Lembar pengamatan diisi pada pertemuan pertama dan kedua oleh pengamat.
2) Prestasi belajar siswa
Untuk mengukur prestasi siswa pada siklus I ini akan digunakan tes akhir siklus I. Tes ini dilakukan pada siklus I pertemuan kedua. Soal tes akhir siklus I secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 5.
c. Analisis Data
1) Hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa
Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus I didapat dari merata-rata persentase keterlibatan tiap aspek pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Hasil pengamatan aktivitas siswa selengkapnya dapat dilihat pada tabel 10.
Tabel 10. Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus I
No Aspek yang diamati Persentase (%) Jumlah keterlibatan
1 Bertanya pada guru 67,85 40
2 Bertanya pada siswa lain 71,42 33
3 Menjawab pertanyaan guru 66,06 28
4 menjawab pertanyaan siswa lain 62,49 31 5 Mengungkapkan pendapat dalam diskusi
kelompok 57,14 23
6 Mengungkapkan pendapat dalam diskusi
kelas 51,78 19
7 Berpartisipasi dalam mengerjakan tugas
kelompok 96 27
2) Hasil tes akhir siklus I
Tes akhir siklus I digunakan untuk mengukur prestasi siswa pada siklus I dan kemudian mempersentase jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM.
Tabel 11. Persentase siswa tuntas pada siklus I No Siswa tuntas Siswa yang belum tuntas
1 64,29% (18 siswa)
35,71% (10 siswa)
d. Refleksi
1) Kendala, hambatan, dan kejadian-kejadian khusus yang muncul
Pada siklus I dilaksanakan pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor tanpa variasi kelompok. Dari pelaksanaan itu terlihat belum semua siswa aktif dan ada sebagian kecil siswa yang bekerja secara individu hal itu disebabkan karena dalam satu kelompok masing-masing anggota mengerjakan soal yang berbeda sehingga komunikasi antar siswa dalam satu kelompok belum maksimal, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan tugas. Pada saat diskusi kelas ternyata hanya separuh siswa yang mengemukakan pendapatnya hal itu disebabkan karena guru kurang memberi pertanyaan-pertanyaan untuk memancing siswa agar lebih aktif mengikuti diskusi.
Diharapkan dengan penggunaan pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor komunikasi antar siswa akan maksimal dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas lebih singkat. Selain itu, guru juga perlu banyak memberikan pertanyaan yang memancing siswa lebih aktif dalam mengikuti diskusi.
2) Analisis peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa a) Peningkatan aktivitas siswa
Tabel 12. Perbandingan presentase aktivitas belajar siswa pada kondisi awal dengan siklus I
No Aspek yang diamati
Kondisi awal siklus I Peningkatan persentase
(%)
Jumlah keterlibatan
Persentase (%)
Jumlah keterlibatan
Persentase (%)
Jumlah keterlibatan
1 Bertanya pada guru 28,57 12 67,85 40 39,28 28
2 Bertanya pada siswa lain 25 8 71,42 33 46,42 25
3 Menjawab pertanyaan guru 14,29 4 66,06 28 51,77 24
4 menjawab pertanyaan siswa lain 17,86 5 62,49 31 44,63 26
5 Mengungkapkan pendapat dalam
diskusi kelompok - - 57,14 23 57,14 23
6 Mengungkapkan pendapat dalam
diskusi kelas 3,5 1 51,78 19 48,28 18
7 Berpartisipasi dalam mengerjakan
b) Peningkatan prestasi belajar siswa
Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan prestasi siswa pada siklus I akan dibandingkan persentase siswa yang tuntas pada kondisi awal dan siklus I. Tabel 13. Perbandingan persentase siswa tuntas pada kondisi awal dengan siklus I
No
Kondisi awal Siklus I Peningkatan siswa siswa
tuntas siswa
tuntas
siswa belum tuntas
siswa tuntas
siswa belum tuntas
1. 7,14% (2 siswa)
92,86% (26 siswa)
64,29% (18 siswa)
35,71% (10 siswa)
57,15% (16 siswa)
Dari perbandingan di atas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan persentase siswa yang tuntas pada kondisi awal dengan siklus I. Pada kondisi awal persentase siswa yang tuntas hanya 7,14% sedangkan pada siklus I persentase siswa yang tuntas mencapai 64,29 %.
e. Kesimpulan
Kriteria keberhasilan pada siklus I adalah jika persentase siswa yang bertanya pada guru, bertanya pada siswa lain, menjawab pertanyaan guru, menjawab pertanyaan siswa lain ≥ 60%, persentase siswa yang mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelompok, mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelas ≥ 50%, persentase siswa yang berpartisipasi dalam mengerjakan tugas kelompok ≥ 80%, dan persentase siswa yang tuntas ≥ 60%.
sebesar 71,42%, persentase siswa yang menjawab pertanyaan guru sebesar 66,06%, persentase siswa yang menjawab pertanyaan siswa lain sebesar 62,49%, persentase siswa yang mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelompok sebesar 57,14%, persentase siswa yang mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelas sebesar 51,78%, persentase siswa yang berpartisipasi dalam mengerjakan tugas kelompok sebesar 96%, dan persentase siswa yang tuntas sebesar 64,29%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada siklus I sudah mencapai target keberhasilan, namun target akhir siklus belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus II.
2. Siklus II
a. Pelaksanaan
Siklus II dilaksanakan selama 2 pertemuan, yaitu pertemuan pertama tanggal 28 Juli 2010 dan pertemuan kedua tanggal 31 Juli 2010. Pada siklus II pembelajaran ditekankan pada penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik kepala bernomor dengan variasi kelompok.Uraian kegiatan pada siklus II adalah sebagai berikut :
1) Pertemuan pertama
a) Guru memberikan pertanyaan sebagai apersepsi ”Dimanakah tumbuhan melakukan fotosintesis?”.
c) Perwakilan kelompok mengambil bermacam-macam daun yang disediakan guru.
d) Kelompok baru tersebut berdiskusi tentang jawaban soal.
e) Guru berkeliling untuk mengawasi siswa dan menjawab pertanyaan jika ada siswa yang bertanya.
f) Siswa kembali ke kelompok asal, kemudian masing-masing siswa mengemukan jawaban-jawaban yang mereka dapat di kelompok sebelumnya.
g) Guru memanggil siswa bernomor 1, untuk melaporkan hasil diskusi kelompok. Setelah siswa bernomor 1 selesai melaporkan hasil diskusi kelompoknya guru memberi kesempatan pada siswa dari kelompok lain untuk memberi pertanyaan atau menambahkan jawaban siswa yang maju ke depan. Kemudian guru memanggil siswa bernomor 2 untuk melaporkan hasil kerja kelompok, begitu seterusnya.
h) Setelah semua kelompok melaporkan hasil diskusinyanya. Guru memberi beberapa pertanyaan untuk dijawab siswa. Jika guru melihat ada siswa yang kurang aktif maka pertanyaan tersebut ditujukan kepada siswa yang kurang aktif.
i) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan.
2) Pertemuan kedua :
b) Guru membagikan kartu yang berisi soal kemudian siswa bergabung dengan siswa dari kelompok lain yang bernomor sama.
c) Perwakilan kelompok mengambil bermacam-macam bunga dan buah yang disediakan guru.
d) Kelompok baru tersebut berdiskusi tentang jawaban soal.
e) Guru berkeliling untuk mengawasi siswa dan menjawab pertanyaan jika ada siswa yang bertanya.
f) Siswa kembali ke kelompok asal, kemudian masing-masing siswa mengemukan jawaban-jawaban yang mereka dapat di kelompok sebelumnya.
g) Guru memanggil siswa bernomor 1, untuk melaporkan hasil diskusi kelompok. Setelah siswa bernomor 1 selesai melaporkan hasil kerja kelompoknya guru memberi kesempatan pada siswa dari kelompok lain untuk memberi pertanyaan atau menambahkan jawaban siswa yang maju ke depan. Kemudian guru memanggil siswa bernomor 2 untuk melaporkan hasil diskusi kelompok, begitu seterusnya.
h) Setelah semua kelompok melaporkan hasil diskusinya. Guru memberi beberapa pertanyaan untuk dijawab siswa. Jika guru melihat ada siswa yang kurang aktif maka pertanyaan tersebut ditujukan kepada siswa yang kurang aktif.
b. Deskripsi Data
Dalam pelaksanaan penelitian telah dikumpulkan dua macam data, yaitu data yang berkaitan dengan aktivitas siswa diukur dengan menggunakan lembar pengamatan dan data yang berkaitan dengan prestasi diukur dengan tes tertulis.
1) Aktivitas belajar siswa
Data aktivitas belajar siswa didapat dengan mengisi lembar pengamatan. Aspek yang diamati meliputi bertanya pada guru, bertanya pada siswa lain, menjawab pertanyaan guru, menjawab pertanyaan siswa lain, mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelompok, mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelas, dan partisipasi dalam mengerjakan tugas kelompok. Lembar pengamatan diisi pada pertemuan pertama dan kedua oleh pengamat.
2) Prestasi belajar siswa
Untuk mengukur prestasi belajar siswa digunakan tes akhir siklus II dengan jumlah soal 20 item. Tes ini dilakukan pada siklus II pertemuan kedua. Soal tes akhir secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 7.
c. Analisis Data
1) Hasil pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa
pertemuan kedua. Hasil pengamatan aktivitas siswa selengkapnya dapat dilihat pada tabel 14.
Tabel 14. Persentase aktivitas belajar siswa pada siklus II
No Aspek yang diamati
Persentase (%)
Jumlah keterlibatan
1 Bertanya pada guru 78,57 52
2 Bertanya pada siswa lain 83,79 43 3 Menjawab pertanyaan guru 83,93 34 4 menjawab pertanyaan siswa lain 76,79 40 5 Mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelompok 67,86 32 6 Mengungkapkan pendapat dalam diskusi kelas 62,5 26 7 Berpartisipasi dalam mengerjakan tugas kelompok 100 28
2) Hasil tes akhir siklus II
Tes akhir siklus II digunakan untuk mengukur prestasi siswa pada siklus II dan kemudian mempersentase jumlah siswa yang
mendapat nilai di atas KKM.
Tabel 15. Persentase siswa tuntas pada siklus II No Siswa tuntas Siswa yang belum tuntas
1 82,14% (23 siswa)
17,86% (5 siswa)
d. Refleksi
1) Kendala, hambatan, dan kejadian-kejadian khusus yang muncul
sehingga tugas menjadi lebih cepat selesai sehingga memberikan lebih banyak waktu untuk melakukan diskusi kelas.
2) Analisis peningkatan aktivitas siswa dan prestasi siswa a) Peningkatan aktivitas siswa
Tabel 16. Perbandingan aktivitas siswa pada siklus I dengan siklus II
No Aspek yang diamati Siklus I siklus II peningkatan Prosentase
(%)
Jumlah keterlibatan
Prosentase (%)
Jumlah keterlibatan
Prosentase (%)
Jumlah keterlibatan
1 Bertanya pada guru 67,85 40 78,57 52 10,72 12
2 Bertanya pada siswa lain 71,42 33 83,79 43 12,37 10 3 Menjawab pertanyaan guru 66,06 28 83,93 34 17,87 6 4 menjawab pertanyaan siswa lain 62,49 31 76,79 40 14.3 9 5 Mengungkapkan pendapat dalam
diskusi kelompok 57,14 23 67,86 32 10,72 9
6 Mengungkapkan pendapat dalam
diskusi kelas 51,78 19 62,5 26 10,72 7
7 Berpartisipasi dalam mengerjakan
b) Peningkatan prestasi siswa
Untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan prestasi siswa pada siklus II akan dibandingkan jum