• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas nasabah non-muslim pada PT.Frudential syariah cabang Bekasi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas nasabah non-muslim pada PT.Frudential syariah cabang Bekasi"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH NON-MUSLIM PADA PT. FRUDENTIAL SYARIAH CABANG BEKASI

SKRIPSI

Oleh: Piper Ronika NIM: 1111046200001

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, September 2015

Piper Ronika

(5)

iii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh secara parsial dan simultan antara

variabel independen terhadap variabel dependen pada Prudential Syariah, untuk

mengetahui variabel independen (tangible, reliability, responsive, assurance, dan empty)

mana yang paling mempengaruhi variabel dependen (terhadap loyalitas nasabah non

muslim). Metode analisis yang digunakan analisis regresi linier berganda. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 responden dengan menggunakan teknik

non probability sampling dari nasabah prudential syariah. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh secara simultan pada variabel tangible, reliability, responsive,

assurance dan empati terhadap loyalitas nasabah non muslim. Hasil penelitian ini juga

menunjukkan bahwa variabel reliability, assurance, dan empti berpengaruh secara

parsial terhadap loyalitas nasabah non muslim. Hasil adjusted R square ditemukan

bahwa pengaruh tangible, reliability, responsive, assurance dan empty terhadap loyalitas

nasabah non muslim dapat dijelaskan sebesar 39,4% sedangkan sisanya sebesar 60,6%

dijelaskan oleh variabel lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini.

(6)

iv

KATA PENGANTAR

Dengan kehadiran Allah SWT atas segala rahmat dan karunianya yang telah

dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi

ini. Shalawat serta salam tak lupa dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW rosul

paling mulia dan penutup para Nabi, serta iringan doa untuk para keluarganya, sahabat

dan para pengikutnya.

Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana (S1)

Ekonomi Syariah pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Skripsi ini berjudul Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah

Non-muslim PT. Prudential Syariah Cabang Bekasi. Semoga skripsi ini memberikan

manfaat bagi semua pihak dan memberi wawasan bagi pembaca.

Dalam melakukan penelitian ini penulis sangat terbantu oleh partisipasi dari

banyak pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dan atas bantuannya,

motivasi serta masukan terhadap penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini,

terutama untuk kedua orangtuaku tercinta, Ayahanda Sarjan dan ibunda Soleha yang telah memberikan kasih sayang dan perhatian dengan besar hati mendidik dan

menanamkan nilai-nilai kehudupan serta selalu penginspirasikan penulis sehingga dapat

menyelesaikan bangku perkuliahan hingga akhir. Dan selebihnya penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, MA, Selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A. selaku Ketua Jurusan Muamalah, Program Studi Asuransi Syariah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Abdurrauf, Lc,MA, Selaku Sekretaris Program Studi Muamalat

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

(7)

v

4. Bapak Sofyan Rizal, SE, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah banyak

membantu dan membimbing dalam segala hal selama penulisan skripsi

samapai akhirnya selesai.

5. Seluruh dosen, karyawan dan staf Fakultas Syariah dan Hukum yang telah

memberikan ilmu pengetahuan yang tak ternilai serta pelayanan akademik

selama ini bagi penulis.

6. Tersayang Ahmadi yang telah mendampingi saya, dan selalu sabar dalam memberi semangat, motivasi serta kasih sayangnya selama ini, you are the best in my heart.

7. Teruntuk keluargaku nenekku Tasya, kakak-kakakku Jesi Aryanto dan

Lilis oktaviani, adik-adikku Mirna Kustia dan Liana Anggraini terima kasih atas segala doa dan semangat, yang tidak pernah hentinya memberikan

perhatian serta dukungan kepada saya.

8. Sahabatku Nina Ismiyati, Deasy Puspita Rini dan Nurhikmahtul Husnah

terima kasih banyak atas segala bantuan dan motivasinya, tetep semangat ini

bukan akhir dari perjuangan, Thank you for being my friend.

Kesempurnaan hanyalah milik Allah, karena itu penulis menyadari

bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun demikian segala kritik

dan saran bagi penyempurnaan skripsi ini sangat penulis harapkan.

Akhir kata, semoga Allah membalas kebaikan mereka yang telah

membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi samua pihak.

Jakarta, 25 agustus 2015

(8)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DOSPEM ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ... iii

ABSTRAK ... iv A. Penegertian Kualitas Pelayanan... 10

1.Dasar-dasar pelayanan dan komponen Kualitas Pelayanan ... 14

2.Dimensi Kualitas Pelayanan ... 15

3.Ciri-ciri Pelayanan Yang Baik ... 17

4.Kualitas Pelayanan Dalam Perspektif Islam ... 19

5.Tujuan Dan FUngsi Pelayanan ... 20

6.Dimensi Pengukuran Kualitas (selain biaya) ... 21

B.Pengertian Loyalitas Nasabah ... 22

1. Dimensi Loyalitas Nasabah ... 24

2. Tahap-tahap Loyalitas Nasabah... 25

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loyalitas ... 27

(9)

vii

F.Definisi Oprasional Dan Indikator Variabel Penelitian ... 44

G.Uji Instrumen ... 46

H.Uji Ansumsi Klasik ... 48

I.Analisi Regresi Linier Berganda ... 51

J.Hipotesis ... 55

BAB IV HASIL ANALISIS A.Sejarah Singkat Perusahaan ... 58

B.Visi dan Misi Perusahaan... 60

C.Produk-produk Prudential Syariah ... 61

D.Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 65

E.Hasil Uji Asumsi Klasik ... 72

1.Uji Normalitas Data ... 73

2.Uji Multikolinieritas ... 73

3.Uji Heteroskedastisitas ... 74

4.Uji Autokorelasi ... 74

F.Hasil Uji Parsial ... 75

(10)

viii

H.Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 81

I.Hasil Uji Determinasi ... 83

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 85

B. Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 87

(11)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas ... 69

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Jenis Kelamin ... 71

Tabel 4.3 Lama Berasuransi ... 73

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data ... 74

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas ... 75

Tabel 4.6 Hasil Uji Heterosdestisitas ... 76

Tabel 4.7 Hasil Uji Parsial ... 78

Tabel 4.8 Hasil Uji Simultan ... 82

Tabel 4.9 Hasil Uji Regresi Berganda ... 83

(12)
(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan asuransi syariah terbilang sangat pesat, itu dapat dilihat

dari kurun waktu pada tahun 2005-2008.1 Pertumbuhan dalam kurun waktu

tersebut mencapai 35%, industry ini muncul pada tahun 1994 kemudian

bermunculan atau tumbuh berkembang pada tahun 2001. Dunia perasuransian di

Indonesia dewasa ini mengalami persaingan antar asuransi yang semakin ketat, ini

dilihat dari banyaknya perusahaan asuransi yang berlomba-lomba memberikan

pelayanan terbaik mereka untuk menarik nasabah ke perusahaan mereka dan

menjadikan nasabah tersebut merasa kepuasan tersendiri berada diperusahaan

asuransi tersebut. Persaingan dalam dunia perasuransian bukan hanya berasal dari

persaingan dalam negri saja akan tetapi juga persaingan di dunia internasional,

salah satu tantangan terbesar dalam bisnis di era global seperti saat ini adalah

menciptakan dan mempertahankan kepuasan dan loyalitas nasabah, karena tidak

ada perusahaan yang mampu bertahan dalam jangka panjang tanpa adanya

kepuasan dan loyalitas dari nasabah.2

Fenomena yang menunjukkan masih kurangnya perhatian perusahaan pada

pelayanan terlihat pada beberapa asuransi yang dikelola pemerintah atau pun

1

Syakir Sula, Peran Asuransi Dalam Ero Globalisasi (judul Perkembangan Asuransi Syariah Di Dunia), Jakarta, 20 Mei 2010.

2

(14)

2

asuransi yang dikelola daerah. Pada umumnya petugas asuransi cenderung

melayani nasabah dengan nada yang kasar dan tergesa-gesa, keadaan tersebut

membuat anggota masyarakat yang akan menjadi nasabah menjadi enggan

menggunakan jasa asuransi tersebut, jika proses atau prosedur di dalam

penyampaian keluhan. Kondisi ini membuat nasabah pengguna jasa asuransi

menjadi enggan untuk menyampaikan keluhan. Ketakutan dalam diri nasabah juga

terjadi karena berdasarkan pengalaman respon yang diberikan petugas asuransi

cenderung kasar dan kurang ramah sehingga membuat nasabah menjadi enggan

untuk menyampaikan keluhan.3

Menurut Supranto sebagian besar pelanggan atau pengguna jasa kegagalan

dalam menyampaikan keluhan sering menciptakan ketakutan atau keraguan untuk

kembali menyampaikan keluhan, kebosanan dalam diri pelanggan ketika

pengalaman di masa lalu gagal untuk menyampaikan keluhan menjadi sebuah

masalah. Peluang keberhasilan yang kecil mendorong pelanggan untuk enggan

menyampaikan keluhan dan pada akhirnya perusahaan tersebut mengalami

kehilangan pelanggan potensial.4 Di dalam sebuah perusahaan jasa faktor utama

yang mendorong terciptanya komitmen atau keinginan kembali dari pelanggan

untuk terus menggunakan jasa perusahaan adalah pelayanan yang diberikan.

Pelayanan tentu berhubungan dengan seluruh aktifitas atau kegiatan jasa yang

diberikan pelanggan, tujuannya adalah menciptakan kenyamanan kepada

3

Yulia Nengsih, Yulihar Mukthar, Dahliana Kamener 2014 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah PT Asuransi Bumi Putra Cabang Padang. Jurnal Manajeman Volume 4 Nomor 3.

Universitas Bung Hatta

4

(15)

3

pelanggan. Pelayanan sangat penting untuk menciptakan keinginan kembali dari

nasabah untuk menggunakan jasa yang sama ketika dibutuhkan.5

Asuransi adalah salah satu bisnis yang memberikan layanan jasa kepada

para pelanggannya. Sebagaimana bisnis lainnya yang bergerak dalam insdustri

jasa, asuransi yang beroperasi atas dasar kepercayaan juga dituntut untuk

menunjukan kinerja , reputasi, dan pelayananan yang semakin baik. Oleh karena

itu, asuransi sebagai entitas bisnis yang bergerak dalam bidang industri jasa harus

berorientasi pada kepuasan pelanggan, karena pelanggan yang puas merupakan

salah satu basis bagi keberlangsungan hidup dan perkembangan bisnis asuransi itu

sendiri. Dalam proses pengambilan keputusan untuk menggunakan produk berupa

barang atau jasa konsumen akan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun

faktor-faktor tersebut umumnya meliputi kualitas pelayanan, produk, harga, tempat,

promosi, persepsi.

Menurut Assauri dalam Siburian keputusan pemakaian jasa atau lebih

dikenal sebagai keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan

keputusan akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau

tidak melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan

sebelumnya. Kualitas Pelayanan Menurut Siburian kualitas pelayanan sebagai

penyampaian jasa yang unggul sesuai harapan pengguna jasa, meliputi proses

produksi jasa.

5

(16)

4

Indikator variabel kualitas pelayanan menurut Siburian adalah :

1) Kemampuan pegawai dalam memberikan pelayanan yang dijanjikan

secara akurat;

2) Kemampuan pegawai dalam membantu dan memberikan informasi

yang jelas secara cepat.

3) Kemampuan pegawai untuk menumbuhkan rasa percaya para

pelanggan;

4) Kemampuan pegawai dalam memberikan perhatian yang tulus dengan

berupaya memahami keinginan pelanggan.6

Kualitas pelayanan berfokus pada upaya pemenuhan kebutuhan dan

keinginan konsumen,serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi

harapan konsumen. Menurut sebagaimana dikutip oleh Fandy Tjiptono, harapan

konsumen bisa berupa tiga macam tipe, pertama will expectation, yaitu tingkat

kinerja yang diprediksi atau diperkirakan konsumen akan diterimanya,

berdasarkan informasi yang diketahuinya. Tipe ini merupakan tingkat harapan

yang paling sering dimaksudkan oleh konsumen, suatu menilai kualitas jasa

tertentu. Kedua, should expectation, yaitu tingkat kinerja yang dianggap sudah

sepantasnya diterima konsumen. Biasanya tuntutan dari apa yang seharusnya jauh

lebih besar dari pada apa yang diperkirakan akan diterima. Ketiga, ideal

expectation, yaitu tingkat kinerja yang optimum atau terbaik yang diharapkan

diterima konsumen.7

6

Siburian, Trimaduma P. (2011). Pengaruh Kualitas Pelayanan, Produk, dan Harga Terhadap

7

(17)

5

Menurut Hatane pelayanan pada perusahaan yang bergerak di bidang

asuransi tentu merupakan sebuah hal yang penting. Jika kita mengamati masalah

yang paling sering dihadapi oleh nasabah asuransi berhubungan dengan pelayanan

jasa adalah masalah konsistensi dalam memberikan pelayanan, terutama yang

berhubungan dengan penyampaian keluhan dan implementasi pemecahan masalah

dari keluhan yang disampaikan, kendala yang dihadapi nasabah berhubungan

denganpermasalahan umum yang dihadapi asuransi tersebut pada saat ini adalah

sulitnya untuk meningkatkan nasabah yang menggunakan asuransi. Hal tersebut

disebabkan oleh banyak asuransi sejenis yang bermunculan dan menjadi pesaing

dalam mendapatkan nasabah, oleh sebab itu dibutuhkan sebuah strategi untuk

menciptakan keunggulan bersaing.8

Tjiptono mengungkapkan bahwa kualitas berkaitan erat dengan loyalitas

pelanggan/nasabah. Kualitas memberikan dorongan khusus bagi para

pelanggan/nasabah untuk menjalin ikatan relasi (emosional) saling

menguntungkan dalam jangka panjang dengan perusahaan.

Memiliki pelanggan/nasabah yang loyal adalah tujuan akhir dari semua

bisnis atau usaha yang ada, tetapi kebanyakan perusahaan tidak menyadari. Demi

tercapainya tujuan tersebut perusahaan terus menerus mengupayakan loyalitas

pelanggan/nasabah dan sebenarnya tujuan akhir yang diinginkan oleh perusahaan

di masa yang akan mendatang adalah terciptanya loyalitas pelanggan/nasabah.

8

(18)

6

Konsumen yang loyal merupakan aset yang tidak ternilai bagi perusahaan

selain mendatangkan keuntungan dan biaya komunikasi dari mulut ke mulut yang

positif, juga dapat memperluas pangsa pasar serta menekan biaya pemasaran9

Asuransi syariah jelas memiliki perbedaan dengan asuransi konvensioanl letak

perbedaan antara asuransi syariah dan asuransi konvensioanal adalah bagaimana

resiko itu dikelola dan ditanggung, dan bagaimana dana asuransi syariah dikelola.

Perbedaan lebih jauh adalah pada hubungan antara operator (pada asuransi

konvensional istilah yang digunakan penanggung) dengan peserta (pada asuransi

konvensional istilah yang digunakan tertanggung)

Dalam pengelolaan dan penanggungan resiko, asuransi syariah tidak

membolehkan adanya gharar (ketidakpastian) dan maisir (penjudian). Dalam

investasi dan manajeman dana tidak diperkenankan adanya riba (bunga). Ketiga

larangan ini gharar, maisir dan riba adalah area yang harus dihindari dalam

praktek asuransi syariah dan yang menjadi pembeda utama dengan

konvensional.10

Asuransi syariah merupakan salah satu jenis lembaga keuangan syariah

non bank. Asuransi syariah juga memiliki kesamaan fungsi dengan lembaga

keuangan syariah non bank lainya, yakni untuk memperoleh keuntungan dari hasil

investasi dana yang dikumpulkan dari peserta asuransi. Cara pembagian

keuntungan pengelolaan dana peserta asuransi dilakukan dengan prinsip bagi hasil

(Profit and loss sharing). Dalam hal ini perusahaan asuransi bertindak sebagai

9

Tjiptono, F. 2002, total quality service, Yogyakarta: Penerbit Andi.

10

(19)

7

pihak pengelola dana (mudharib) yang menerima pembayaran dari peserta

asuransi untuk dikelola dan di investasikan sesuai dengan prinsip syariah (bagi

hasil). Sedangkan peserta asuransi bertindak sebagai pemilik dana ( shahibul

maal) yang akan memperolah manfaat jasa perlindungan, penjaminan dan bagi

hasil dari perusahaan.11

Manfaat asuransi memberikan rasa aman atau sekurang-kurangnya lebih

aman kepada tertanggaung dari kemungkinan kerugian atas harta benda dan

bahkan dari kemungkinan bahaya terhadap dirinya, sebab dengan menajdi anggota

salah asuransi paling tidak kemungkinan sebagian resiko yang bersangkutan telah

di ambil alih oleh pihak lain dluar dirinya melalui asas tolong menolong atas

ta’awun menurut istilah al-qur’an.12

faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas nasabah adalah faktor agency

marketing, kualitas pelayanan, harga, citra perusahaan dan proses pelayanan. dan

dari kelima faktor di tersebut yang paling dominan adalah faktor agency

marketing, kualitas pelayanan dan harga.

Berdasarkan permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian leibih lanjut dengan judul “PENGARUH KUALITAS PELAYANAN

TERHADAP LOYALITAS NASABAH NON-MUSLIM PADA PT. PRUDENTIAL SYARIAH CABANG BEKASI”

B. Identifikasi Masalah

Di dalam penelitian ini identifikasi masalahnya adalah:

11

Rahmat Husein, Asuransi Takaful Selayang Pandang dalam wawasan Islam dan Ekonomi,( Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI, 1997). h. 234.

1212 Eka Sari,

(20)

8

1. Apakah yang mempengaruhi kualitas pelayanan terhadap loyalitas

nasabah non muslim?

2. Bagaimanakah respon nasabah non muslim terhadap pelayanan yang

diberikan oleh perusahaan asuransi?

3. Apakah perusahaan asuransi syariah telah melakukan pelayanan dengan

baik kepada nasabahnya?

4. Apakah perusahaan asuransi syariah telah memenuhi harapan

nasabahnya dengan baik?

C. Batasan dan Perumusan Masalah

1. Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah dari masalah di atas penulis membatasi

hanya pada kualitas pelayanan tangible, reliability, responsif, assurance dan

empati terhadap loyalitas nasabah non-muslim yang menggunakan asuransi

prudential syariah dicabang bekasi.

2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan diteliti hanya meliputi:

1. Pengaruh variabel tangible, reliability, responsif, assurance dan empati

terhadap loyalitas nasabah non-muslim secara simultan ?

2. Pengaruh variabel tangible, reliability, responsif, assurance dan empati

terhadap loyalitas nasabah non-muslim secara parsial ?

(21)

9 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini dapat dinyatakan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kualitas pelayanan terhadap loyalitas nasabah non

muslim terhadap asuransi Prudential syariah.

2. Untuk mengetahui hal yang mempengaruhi kualitas pelayanan terhadap

loyalitas nasabah non muslim terhadap asuransi Prudential syariah.

Begitu juga dalam melakukan penelitian ini, peneliti berharap penelitian ini

memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu acuan untuk

meningkatkan pelayanan asuransi prudential syariah, terutama

loyalitas nasabah non-muslim sesuai dengan yang harapkan nasabah.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan dokumentasi ilmiah yang

bermanfaat untuk kegiatan akademik dan pihak lain.

3. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

masukan bagi pihak perusahaan dalam meningkatkan kualitas

pelayanan sehingga memberikan peluang terhadap perusahaan tersebut

untuk menarik banyaknya nasabah untuk lebih berminat sebagai

(22)

10 E. Sistematika Penulisan

BAB I: PENDAHULUAN

Pada bab ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

batasan dan perumusan masalah, tujuan dan maanfaat penelitian, review

terdahulu, kerangka teori, hipotesis, metode penelitian, variabel dan

pengujian hipotesis.

BAB II: LANDSAN TEORI

Pada bab ini akan di bahas mengenai tentang pengertian dan definisi

kualitas pelayanan, pengukuran tingkat kualitas pelayanan, dan

faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan, definisi loyalitas nasabah.

BAB III: METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas tentang pendekatan dan desain penelitian, ruang

lingkup penelitian, metode penentuan sampel, variabel penelitian, uji

instrumen dan metode analisa data.

BAB IV: HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan menyajikan analisis dan pembahasan mengenai

pengaruh kualitas layanan terhadap loyalitas nasabah non-muslim.

(23)

11

Pada bab ini berisi penutup yang mencakup kesimpulan dan saran dari

(24)

12 BAB II

LANDASAN TEORI A. Kualitas pelayanan

1. Pengertian

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, adalah taraf atau

derajat tingkat baik buruknya sesuatu. Kualitas secara istilah

berarti keseluruhan ciri serta sifat dari suatu produk atau

pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk

memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Kualitas

memegang peranan penting dalam suatu perusahaan, karena

keberhasilan perusahaan memperluas pasar atau pelanggan adalah

dengan memproduksi barang atau jasa sesuai dengan kualitas

yang diharapkan pelanggan.13

Pelayanan menurut bahasa adalah perbuatan, yaitu perbuatan

untuk menyediakan segala yang diperlukan orang lain.14

Sedangkan menurut istilah terdapat beberapa definisi antara lain:

Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktifitas orang lain yang lansung.15 Atrinya proses itu sendri

13

Philip Kotler dan Gary Amstring, Dasar-dasar pemasaran, Jilid II (Jakarta: PT. Indeks, 2004). h, 199

14

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Depdikbud, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka, 1999.

15

(25)

13

a. menurut Fred Luthans adalah: any action which

performend by management to achieve organizational

objectives.16

b. Kotler mendefinisikan pelayanan atau jasa sebagai segala

tindakan atau perbuatan yang ditawarkan oleh satu

pihakkepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat

intangibles (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan

kepemilikan sesuatu.17

c. Pelayanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang

ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain yang pada

dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan

kepemilikan apapun. Produksi layanan bisa berhubungan

dengan produk fisik atau tidak.18

Kualitas atau mutu harus memenuhi standar yang berorientasi

kepada pelanggan yang mampu memenuhi harapan mereka baik

dari segi pelayanan yang baik, harga yang relatif murah, maupun

kecepatan dan ketepatan. Tidak mudah mendefinisikan kualitas

secara akurat karena sifatnya yang subjektif tergantung pada

perspektif kualitas yang digunakan setiap individu.

Menurut Garvin perspektif kualitas dapat diklasifikasikan

menjadi lima kelompok yaitu:

16

Frend Luthans, Organizational Behavlor, ( New York, Mc Graw Hill Book Company Inc, 1973), h. 188

17

Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, ( Yogya, Penerbit ANDI, 1997), h. 134

18

(26)

14

a. Transcendental Approach

Dalam pendekatan ini kualitas dipandang innate

excellence yaitu sesuatu yang bisa dirasakan atau

diketahui, namun sukar didefinisikan, dirumuskan, atau

dioperasionalisasikan. Perspektif ini menegaskan bahwa

orang hanya bisa belajar memhami kualitas melalui

pengalaman yang didapatkan dari eksposur berulang kali.

b. Product-Based Approach

Pendekatan ini mengansumsikan bahwa kualitas

merupakan karakteristik atau atribut yang dapat

dikuantitatifkan atau di ukur. Perbedaan dalam kualitas

mencerminkan perbedaan dalam beberapa unsur atau

atribut yang dimiliki produk.

c. User- Based Approach

Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas

tergantung pada orang yang menilai (eyes of the beholder),

sehingga produk yang paling memuaskan preferensi

seseorang merupakan produk yang berkualitas tinggi.

d. Manufacturing-Based Approach

Perspektif ini bersifat Supply-Based dan lebih berfokus

pada praktik-praktik perekayasaan dan pemanufakturan,

serta mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian atau

(27)

15

e. Value-Based Approach

Pendekatan ini memandang kualitas dari aspek nilai dan

harga. Kualitas dalam perspektik ini bersifat relatif,

sehingga produk yang memiliki kualitas tinggi belum tentu

produk yang bernilai, akan tetapi yang paling bernilai

adalah barang atau jasa yang tepatdibeli.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas

adalah keadaan atau ciri dari suatu produk yang

menunjukan kemampuan dari produk atau jasa tersebut

untuk menjalankan fungsinya dalam memenuhi kebutuhan

atau keinginan konsumen.

Sedangkan pelayanan atau jasa dapat didefinisikan sebagai

proses yang terdiri atas serangkaian aktivitas intangible yang

biasanya( namun tidak harus selalu ) terjadi pada interaksi antara

pelanggan dan karyawan jasa atau sumber daya fisik atau barang

dan atau sistem penyedia jasa, yang disediakan sebagai solusi

atas masalah pelanggang.19

Pelayanan diberikan sebagai tindakan atau perbuatan

seseorang atau organisasi untuk memberikan kepusan kepada

nasabah. Tidak dapat dipungkiri bahwa hampir semua jenis

produk yang ditawarkan memerlukan pelayanan dari karyawan

19

(28)

16

perusahaan. Hanya saja pelayanan yang dberika terkadang

berbentuk langsung dan tidak langsung. Namun dalam pelayanan

tersebut ada yang memerlukan penjelasan baik sekedarnya atau

secara rinci.

Seorang karyawan dituntut untuk memberikan pelayanan yang

prima kepada nasabahnya. Agar pelayanan yang diberikan dapat

memuaskan nasabah, seorang nasabah harus memiliki

dasar-dasar pelayanan yang kokoh seperti atiket pelayanan, pengenalan

produk dan pelayanan lainnya.

2. Dasar-dasar pelayanan dan komponen kualitas pelayanan Dasar-dasar pelayanan yang perlu dkuasai dan harus dipahami

oleh seorang karyawan sebelum melakukan tugasnya antara lain:

a. Berpakaian dan berpenampilan yang rapih dan bersih

b. Percaya diri, bersikap akrab dan penuh dengan senyum

c. Menyapa dengan lembut

d. Berbicara dengan bahasa yang baik dan benar

e. Mampu meyakini nasabah serta memberikan kepuasan

f. Bila belum dapat melayani, beritahukan kapan harus

melayani.20

Adapun komponen utama kualitas pelayanan

20

(29)

17

1. Technical Quality yaitu komponen yang berkaitan dengan

kualitas output jasa yang diterima pelanggan.

2. Functional quality yaitu komponen yang berkaitan dengan

kualitas cara penyampaian suatu jasa.

3. Corporate image yaitu profil,reputasi, citra umum, daya

tarik khusus suatu perusahaan.21

3. Dimensi kualitas pelayanan

Kualitas pelayanan atau jasa berfokus pada upaya pemenuhan

kebutuhan dan keinginan nasabah serta ketepetan

penyampaiannya dalam memenuhi harapan nasabah. Menurut

Fandy Tjiptono harapan nasabah dapat berupa tiga macam tipe

yaitu:

a. Will expectation yaitu tingkat kinerja yang diprediksi atau

diperkirakan nasabah akan diterimanya berdasarkan

informasi yang diketahuinya. Tipe ini merupakan tingkat

harapan yang paling sering dimaksudkan oleh konsumen

sewaktu menilai kualitas jasa tertentu.

b. Should expectation yaitu tingkat kinerja yang dianggap

sudah sepantasnya diterima oleh konsumen. Pada

21

(30)

18

umumnya, tuntutan dari apa yang seharusnya jauh lebih

besar dari apa yang diperkirakan akan diterima.

c. Ideal expectation yaitu tingkat kinerja optimum atau

terbaik yang diharapkan diterima konsumen.

Dalam rangka memenuhi harapan nasabah tersebut, maka

setiap perusahaan harus memenuhi dimensi dari kualitas

pelayanan sehingga mampu memberikan pelayanan terbaik.22

Kualitas pelayanan memberikan dorongan khusus bagi para

nasabah untuk menjamin ikatan relasi saling menguntungkan

dalam jangka panjang dengan perusahaan. Ikatan emosional

semacam ini memungkinkan perusahaan untuk memahami

dengan seksama harapan dan kebutuhan nasabah sehingga

mampu meningkatkan kepuasan.

Menurut parasuraman, zeithaml dan berry (dalam lupiyoadi,

2001) djelaskan terdapat lima dimensi kualitas pelayanan yaitu:

1. Tangible atau berwujud yaitu kemampuan perusahaan

dalam menunjukan eksitensinya kepada pihak eksternal.

Yang dimaksud bahwa penampilan dan kemampuan

sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan

lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dan pelayanan

yang diberikan.

22

(31)

19

2. Reliability atau keandalan yaitu kemampuan perusahaan

untuk memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan

secara akurat dan terpercaya.

3. Responsiveness atau ketanggapan yaitu suatu kemauan

untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat

dan tepat kepada nasabah dengan penyampaian informasi

yang jelas.

4. Assurance atau jaminan dan kepastian yaitu pengetahuan,

kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai

perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para

nasabah kepada perusahaan.

5. Empati yaitu memberikan perhatian yang tulus dan

bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para

nasabah dengan berupaya memahami keinginan nasabah.23

4. Ciri- ciri pelayanan yang baik

Dalam praktiknya, pelayanan yang baik memiliki ciri-ciri

sendiri dan hampir semua perusahaan menggunakan kriteria yang

sama untuk membentuk ciri-ciri pelayanan yang baik. Terdapat

beberapa faktor pendukung yang berpengaruh langsung terhadap

mutu pelayanan yang diberikan antaralain:

23

(32)

20

1) Faktor manusia yang memberikan pelayanan

Manusia yang melayani nasabah harus berkemampuan

melayani nasabah secara cepat dan tepat. Disamping itu

juga harus berkemampuan dalam berkomunikasi, sopan

santun, ramah dan bertanggung jawab penuh terhadap

nasabahnya.

2) Tersedianya sarana dan prasarana yang mendukung

kecepatan dan ketepatan dan keakuratan pekerjaan.

Prasarana dan sarana yang dimiliki harus dilengkapin oleh

kemajuan teknologi terkini dan juga harus dioperasikan

oleh manusia yang berkualitas.24

Berikut ini beberapa ciri pelayanan yang baik yang harus

dikuti oleh karyawan yang bertugas melayani

pelanggan/nasabah antara lain:

a) Tersedianya karyawan yang baik

b) Tersedianya sarana dan prasarana yang baik

c) Bertanggung jawab kepada nasabah sejak awal hingga

selesai

d) Mampu melayani cepat dan tepat

e) Mampu berkomunikasi

f) Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi

g) Memiliki kemampuan dan pengetahuan yang baik

24

(33)

21

h) Berusaha memahami kebutuhan nasabah

i) Mampu memberikan kepercayaan kepada nasabah25

5. Kualits pelayanan dalam perspektif islam

Kualitas pelayanan yang baik memiliki makna bahwa nilai

yang ditawarkan oleh suatu produk, harus sesuai yang dijanjikan.

Disnilah kejujuran dan tanggung jawab dari perusahaan harus

disampaikan sehingga dapat memberikan nilai lebih bagi nasabah.

Berkaitan dalam hal kehidupan bermasyarakat, merupakan

suatu kewajiban bagi setiap muslim untuk berbuat baik kepada

sesamanya termasuk dalam hal pelayanan. Oleh karena itu penting

untuk diterapkan prinsip umum etika bisnis islam yang harus

dimiliki oleh setiap karyawan perusahaan dalam bermuamalah

yaitu:

a. Iktikad baik

Iktikad artinya kepercayaan, keyakinan, maksud dan

kemauan. Maksudnya dalam bermuamalah, para pelaku

harus memiliki kemauan, maksud,atau keyakinan yang

baik dalam memberikan jasa dan memenuhi hal-hal yang

berhubungan dengan jasa tersebut. Kualitas pelayanan

yang baik yang didasarkan pada niat yang baik, tanpa ada

maksud menjerumuskan nasabah agar mendapatkan

25

(34)

22

keuntungan lebih dari nasabah tersebut. Iktikad baik juga

sangat diperlukan ketika terjadi permasalahan yang akan

memudahkan dalam penyelesaian suatu permasalahan.

b. Kejujuran

Jujur artinya lurus hati, tidak berbohong, tidak curang,

tulus, ikhlas. Maksudnya dalam menjelaskan suatu produk

atau jasa yang ditawarkan tidak ada yang ditutupi dan

mencatat segala sesuatu yang berkaitan dengan

pemenuhan jasa atau pelayanan tanpa ada yang ditambahi

atau dkurangi.

c. Kesetiaan/kepatuhan

Setia artinya berpegang teguh, patuh, dan taat. Maksudnya

dalam bermuamalah harus sesuai dengan apa yang telah

disepakati pada awal perjanjian hingga tidak ada pihak

yang dirugikan.26

6. Tujuan dan Fungsi Pelayanan

Tujuan dari pelayanan adalah untuk membantu memenuhi

kepentingan orang lainatau kepentingan umum, karena seringkali

untuk memenuhi kebutuhan tidak dapat dilakukan sendiri

melainkan memerlukan bantuan berupa perbuatan orang lain.27

26

Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam, Cet 1 (Jakarta: Kholam Publishing, 2008), h. 309-317

27

(35)

23

Adapun fungsi dari pelayanan antara lain:

a. Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan,sehinggadapat

menghemat waktu.

b. Meningkatkan produktivitas, baik barang maupun jasa.

c. Mendapatkan kualitas produk yang lebih baik atau terjamin.

d. Menimbulkan rasa nyaman bagi orang-orang yang

berkepentingan.

e. Menimbulkan perasaan puas pada orang-orang yang

berkepentingan sehingga dapat mengurangi sifat emosional

mereka.28

7. Dimensi Pengukuran Kualitas (selain biaya)

Ada lima dimensi kualitas yang dikembangkan oleh Garvin (

dalam lovelock, 1994; Pepprad dan Rowland, 1994)

1. Kinerja disni merujuk pada karakter produk inti yang meliputi

merek, atribut-atribut yang dapat diukur, dan aspek-aspek

kinerja individu.

2. Keragaman produk dapat berbentuk produk tambahan dari

suatu produk inti yang dapat menambah nilai suatu produk.

Keragaman produk biasanya diukur secara subjektif oleh

masing-masing individu (dalam ini konsumen) yang

menunjukan adanya suatu perbedaan kualitas suatu produk

atau jasa.

28

(36)

24

3. Keandalan dimensi ini berkaitan dengan timbulnya

kemungkinan suatu produk mengalami keadaan tidak

berfungsi pada suatu periode.

4. Kemampuan pelayanan bisa juga disebut dengan kecepatan,

kompetensi, kegunaan, dan kemudahan produk untuk

diperbaiki.

5. Kualitas yang dipersepsikan yaitu konsumen tidak selalu

memiliki informasi yang lengkap mengenai atribut-atribut

secara tidak langsung, misalnya melalui merek, nama, dan

Negara produsen.29

B. Loyalitas nasabah

1. Pengertian loyalitas nasabah

Sebagaimana diketahui tujuan dari suatu bisnis adalah untuk

menciptakan para pelanggan merasa puas. Terciptanya kepuasan dapat

memberikan beberapa manfaat, diantaranya hubungan antara perusahaan

dengan pelanggan menjadi harmonis sehingga memberikan dasar yang baik

bagi pembelian ulang dan terciptanya kesetiaan terhadap merek serta

membuat suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan bagi

perusahaan.

Loyalitas konsumen adalah komitmen pelanggan terhadap suatu

merek, took atau pemasaok berdasarkan sifatyang sangat positif dalam

29

(37)

25

pembelian jangka panjang. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa

kesetiaan terhadap merek diperoleh karena adanya kombinasi kepuasan dan

keluhan. Loyalitas pelanggan sangat penting artinya bagi perusahaan yang

menjaga kelangsungan usahanya maupun kelangsungan kegiatan usahanya.

Pelanggan yang loyal adalah mereka yang sangat puas dengan produk dan

pelayanan tertentu, sehingga mempunyai antusiasme untuk

memperkenalkannya kepada orang lain yang mereka kenal.30

Sementara itu loyalitas pelanggan dalam konteks pemasaran jasa

didefinisikan sebagai respon yang terkait erat dengan ikrar atau janji untuk

memegang komitmen yang mendasari komunitas relasi dan biasanya

tercemin dalam pembelian berkelanjutan dari penyedia jasa yang sama.

Pelanggan yang loyal umumnya akan melanjutkan pembelian merek tersebut

walaupun dihadapkan pada banyak alternative merek produk pesaing yang

menawarkan karakteristik jasa yang lebih unggul dipandang dari berbagai

sudut atributnya.

Konsep loyalitas pelanggan lebih banyak dikaitkan dengan perilaku

dari pada sikap. Bila seseorang merupakan pelanggan yang loyal, ia

menunjukan perilaku pembelian yang didefinisikan sebagai pembelian

nonrandom yang diungkapkan dari waktu ke waktu oleh beberapa unit

pengambilan keputusan. Seseorang pelanggan yang loyal memiliki prasangka

spesifik mengenai apa yangakan dibeli dan dari siapa. Pembeliannya bukan

30

(38)

26

peristiwa acak, selainitu loyalitas menunjukan kondisi dari durasi waktu

tertentu yang masyaratkan bahwa tindakan pembelian terjadi tidak kurang

dari dua kali.31

Menurut Jill Griffin (2005) loyalitas adalah merupakan ukuran yang

lebih dapat diandalkan untuk memprediksi pertumbuhan penjualan dan

keuangan, dibandingkan dengan kepuasan pelanggan.

2. Dimensi Loyalitas Pelanggan

Loyalitas pelayanan merupakan perilaku pelanggan yang dengan

pasti melakukan apa dan kepada siapa saja untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginannya yang ditandai dengan:

1. Melakukan pembelian ulang secara teratur

Loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari

unit-unitpengambilan keputusan untuk melakukan pembelian

secara terus menerus terhadap barang atau jasa suatu

perusahaan yang dipilih. Tingkat kepuasan terhadap took akan

mempengaruhi mereka untuk membeli kembali.

2. Membeli dluar lini produk atau jasa

Membeli diluar lini produk atau jasa atrinya keinginan untuk

membeli lebih dari produk dan jasa yang ditawarkan oleh

31

(39)

27

perusahaan. Pelanggan yang sudah percaya pada perusahaan

dalam suatu urusan maka akan percaya juga untuk urusan lain.

3. Mereferensikan toko kepada orang lain artinya menarik

pelanggan baru untuk perusahaan. Pelanggan yang loyal

sukarela merekomendasikan perusahaan kepada teman-teman

dan rekannya.

4. Menunjukan kekebalan daya tarik dari pesaing. Tidak mudah

terpengaruh oleh tarikan pesaingan perusahaan sejenis

lainya.32

Dalam hal ini suatu dimensi loyalitas pelanggan yang

diterapkan akan terbentuk secara psikologi suatu proses belajar

individu dalam pengambilan keputusan untuk tetap loyal atau

tidak, berdasarkan baik buruknya proses belajar individu tersebut

pada lingkungannya.

Selanjutnya Griffin berpendapat bahwa seseorang pelanggang

dikatakan setia atau loyal apabila pelanggan tersebut melakukan

perilaku pembelian secara teratur atau terdapat suatu kondisi

dimana mewajibkan perilaku membeli paling sedikit dua kali

dalam selang waktu tertentu.

3. Tahap-Tahap Loyalitas Pelanggan

32

(40)

28

Griffin membagi tahapan loyalitas dan siklus pembelian menjadi lima

tahapan yaitu:

1. Kesadaran adalah penyedia jasa atau perusahaan mulai

membentuk pangsa pikiran yang dibutuhkan untuk memposisikan

ke dalam pikiran calon pelanggan bahwa produk atau jasa tersebut

lebih unggul dari pesaing.

2. Pembelian awal adalah pembelian peratama kali yang dilakukan

secara online atau ofline dimana perusahaan dapat menanamkan

kesan positif atau negatif kepada pelanggan dengan produk atau

jasa yang diberikan yaitu melalui mudahnya transaksi pembelian,

hubungan dengan pegawai dan lingkungan fisik took.

3. Evaluasi pasca pembelian adalah pelanggan sadar atau tidak sadar

akan mengevaluasi transaksi. Bila pelanggan merasa puas atau

ketidakpuasannya tidak terlalu mengecewakan dapat dijadikan

dasar pertimbangan untuk beralih atau tidak beralih ke pesaing

lain.

4. Keputusan membeli kembali adalah sikap positif yang ditunjukan

terhadap produk atau jasa tertentu yang merupakan langkah

selanjutnya yang terjadi secara alamiah bila pelanggan telah

memiliki ikatan emosional yang kuat dengan produk tertentu.

5. Pembelian kembali adalah langkah akhir dalam siklus pembelian

(41)

29

melakukan pembelian kembali lebih dari tiga kali dan menolak

pesaing lain.

Memiliki pelanggan yang loyal adalah tujuan akhir dari bisnis

yang ada, tetapi kebanyakan perusahaan tidak menyadari bahwa

loyalitas dapat dibentuk melalui bebrapa tahapan.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas

Ada dua faktor penting yang sangat mempengaruhi loyalitas:

keterikatan (attachment) yang tinggi terhadap produk atau jasa

tertentu dibanding terhadap produk atau jasa pesaing potensial,

dan pembelian yang berulang.

1. Keterikatan adalah paling tinggi bila pelanggan mempunyai

prefensi yang kuat akan produk atau jasa tertentu dan dapat

secara jelas membedakannya dari produk-produk pesaing.

2. Terakhir, preferensi yang positif tetapi lemah serta terkait

dengan ketiadaan diferensiasi yang dipersepsikan

menyebabkan keterikatan yang paling rendah, dengan

pembelian berulang yang lebih jarang dan berbeda-beda dari

satu kesempatan ke kesempatan berikutnya. 33

Sedangkan menurut Mardalis (2005) faktor yang

mempengaruhi loyalitas adalah

1. Kepuasan pelanggan

33

(42)

30

Loyalitas terjadi karena adanya pengaruh kepuasan atau

ketidakpuasan dengan produk tertentu yang berakumulasi

secara terus menerus.

2. Persepsi kualitas produk

Perbedaan persepsi konsumen tentang kualitas produk

biasanya berbeda-beda pada setiaap produk.

3. Citra produk

Sikap dan tindakan konsumen pada suatu produk sangat

dikondisikan pada citra produk yang melekat dalam

pikiran konsumen.

4. Rintangan untuk berpindah

Faktor yang lain mempengaruhi loyalitas adalah besar

kecilnya rintangan untuk berpindah. Ritangan bepindah

terdiri dari biaya keuangan, biaya urus niaga, diskon bagi

pelanggan yang loyal, biaya social dan biaya emosional.34

5. Jenis –Jenis Loyalitas

Menurut Griffin terdapat empat jenis keterkaitan loyalitas:

1. Tanpa loyalitas adalah beberapa pelanggan tidak

mengembangkan loyalitas terhadap produk atau jasa tertentu.

2. Loyalitas yang lemah adalah keterikatan yang rendah

digabung dengan pembelian berulang yang tinggi

34

(43)

31

menghasilkan loyalitas yang lemah. Pelanggan ini membeli

karena kebiasaan.

3. Loyalitas tersembunyi adalah tingkat preferensi yang relatif

tinggi digabung dengan tingkat pembelian berulang yang

rendah menunjukan loyalitas yang tersembunyi.

4. Loyalitas premium adalah jenis loyalitas yang paling dapat

ditingkatkan, terjadi bila ada tingkat keterikatan yang tinggi

dan tingkat pembelian berulang yang juga tinggi.

Sadar atau tidak sadar bahwa jenis-jenis loyalitas itu sendriri

dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhan psikologi seseorang. Artinya

seberapa besar seseorang individu butuh atau tidak butuh dan

seberapa besar kebutuhan itu terpenuhi pada suatu kesetiaan/loyalitas

terhadap pelayanan35

6. Tingkat Loyalitas Pelanggan

Menurut Oliver konsumen akan mengalami beberapa tahap sebelum

menjadi konsumen yang loyal, dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Loyalitas kognitif (keyakinan)

Kosumen yang mempunyai loyalitas pada tahap pertama ini

menggunakan basis informasi yang secara memaksa menunjuk pada

suatu merek atau merek lainya.

2. Loyalitas efektif (sikap)

35

(44)

32

Sikap merupakan fungsi dari kognisi pada periode awal pembelian

dan merupakan fungsi dari sikapsebelumnya ditambah dengan

kepuasan periode berikutnya yaitu masa setelah konsumsi.

3. Loyalitas konatif (niat konsumen terhadap merek)

Konatif merupakan suatu niat atau komitmen untuk melaksanakan

sesuatu ke arah suatu tujuan tertentu. Loyalitas konatif merupakan

suatu loyalitas yang mencakup komitmen mendalam untuk

melakukan pembelian.

4. Loyalitas tindakan

Pada tahap ini merupakan tahap tertinggi dari loyalitas

konsumenkarena ditandai dengan motivasi yang kuat dan tercermin

dalam keinginan untuk melakukan tindakan dalam mengatasi segala

halangan yang mungkin dapat mempersulit konsumen tersebut untuk

membeli merek atau jasa yang diinginkan.36

7. Konsep dan Model Loyalitas pelanggan Gambar 2.1

Tiga Model loyalitas Pelanggan

36

Richard, Oliver L, (1997). Satisfaction: A behavioral perspective on the consumer. Singapore: Grapic World, Inc.

(45)

33

Secara garis besar, literature loyalitas merek dan loyalitas

pelanggan didominasi dua aliran utama yaitu aliran stokastik

(behavioral) dan aliran deterministic (sikap).

Berdasarkan perspektif behavioral, loyalitas merek diartikan

sebagai pembelian ulang suatu merek secara konsisten oleh

pelanggan. Setiap kali seorang konsumen membeli ulang sebuah

produk atau bila ia membeli merek produk yang sama maka ia

dikatakan pelanggan yang setia pada merek tersebut dalam

kategori produk bersangkutan.

Sedangkan dalam aliran deterministik, loyalitas dipandang

sebagai sikap. Asumsi utamanya adalah bahwa terdapat sejumlah

kecil faktor eksplanatoris yang mempengaruhi loyalitas.

Habitual Revealed Behavior beberapa merek –poligami)

(46)

34

Tiga model dalam konseptualisasi loyalitas pelanggan

sebagaiberikut:

Model 1: memandang loyalitas sebagai sikap yang

kadang-kadang mengarah pada terjadinya relasi dengan

merek. Model ini beragumen bahwa harus ada komitmen

sikap terhadap suatu merek, baru bisa terbentuk loyalitas

sejati. Sikap ini tercermin dalam serangkaian keyakinan positif

yang konsisten terhadap merek yang dibeli.

Model 2: mendasarkan loyalitas lebih pada pola

pembelian masa lalu dibandingakan motivasi atau komitmen

konsumen terhadap merek. Berdasarkan perspektif ini

menemukan bahwa hanya sedikit konsumen yang tergolong

loyal monogami (100% loyal) atau promiscuous (tidak loyal

terhadap merek apapun).

Model 3 : merupakan ancangan kontingensi yang

beranggapan bahwa konseptualisasi untuk loyalitas adalah

bahwa hubungan antara sikap dan perilaku dimoderasi oleh

variabel-variabel kontingensi, seperti kondisi individu saat ini,

karakteristik individu dan situasi pembelian yang dihadapi

(47)

35

merek mungkin hanya memberikan prediksi yang lemah

mengenai apakah merek tersebut.37

C. Kerangka Teori

Pelayanan menjadi salah satu faktor yang berhubungan

secara langsung dengan para nasabah. Baik pelayanan dalam

bentuk kehandalan, ketanggapan, keyakinan, kepedulian

ataupun layanan yang berwujud yang menyangkut hal sarana

dan pra sarana yang dimiliki. Definisi yang dikemukakan oleh

Fandy Tjiptono adalah segala sesuatu yang dilakukan pihak

tertentu (individu maupun kelompok) kepada pihak lain

(individu maupun kelompok).38 Secara umum terdapat faktor

pendukung yang mempengaruhi pelayanan yang baik. Pertama

adalah faktor manusia yang memberikan pelayanan tersebut.

Kedua adalah faktor tersedianya sarana dan pra sarana yang

mendukung kecepatan, ketepatan dan keakuratan pekerjaan.

Kualitas pelayanan memainkan peranan penting dalam

membantu perusahaan membangun hubungan dengan

nasabah. Bagi nasabah kualitas pelayanan adalah

menyesuaikan diri dengan spesifikasi yang dituntut nasabah.39

37

Fandy, Tjiptono (2007). Uncles, et al. h. 402

38

Fandy Tjiptono, Service Managemant Mewujudkan Layanan Prima, (Yogyakarta: ANDI. 2008), hlm. 1.

39 Martilla, A, John and James, C, James, 1997, Importance and Performance Analisis,

(48)

36

Loyalitas nasabah memiliki peran penting dalam

sebuah perusahaan, mempertahankan nasabah berarti

meningkatkan kinerja keuangan dan mempertahankan

kelangsungan hidup perusahaan, hal ini menjadi alasan utama

bagi sebuah perusahaan untuk menarik dan mempertahan

nasabah.

D. Review Penelitian Terdahulu

No Penulis Tahun Judul Pembahasan

1 Ahmad

Hidayat

2013 analisis pengaruh citra

merek, kualitas

Berdasarkan hasil penelitian antara

variabel citra merek, kualitas produk

dan harga berpengaruh secara

signifikan terhadap loyalitas pelanggan

pada member PT. Melia Sehat

Sejahtera.

2 Meryanti

Revani

2014 pengaruh persepsi

kualitas produk dan

Berdasarkan hasil uji hipotesis dalam

(49)

37

brand image terhadap

loyalitas konsumen.

bahwa persepsi kualitas produk

mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap loyalitas konsumen,

sedangkan variabel brand image tidak

berpengaruh signifikan terhadap

loyalitas konsumen.

3 Luthfi

Tian

Wibrianto

2008 kualitas pelayanan

terhadap loyalitas

nasabah studi kasus

pada BPRS

RISALAH UMMAT.

Berdasarkan hasil dari

Analisis korelasi kanonikal pada fungsi

ke-1 lebih besar disbanding korelasi

konanikal fungsi kedua dan ketiga

sedangkan pengujian hipotesis dengan

menggunakan wilk’s hasilnya ketiga

korelasi konanik tidak signifikan

atrinya hubungan kualitas pelayanan

terhadap loyalitas nasabah adalah tidak

(50)

38

4 Kriswanto

widiawan

2005 Kualitas Layanan

Beberapa Perusahaan

Asuransi Di Surabaya

(Jurnal Teknik

Industri Vol. 7, No 2,

Desember 2005:

160-167)

Penelitian dilakukan dengan metode

service quality (servqual), terhadap 260 nasabah dari 10 perusahaan

asuransi besar di Surabaya untuk lima

dimensi layanan, yaitu tangible,

reliability, responsiveness, assurance dan empathy. Hasil penelitian

menunjukkan dimensi empathy yang

tertinggi tingkat kepentingannya.

Dimensi reliability

menjadi dimensi dengan tingkat

harapan terbesar. Dimensi dengan

layanan terbaik adalah tangible. Secara

keseluruhan masih terjadi gap antara

(51)

39 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini berada dalam ilmu ekonomi yang

difokuskan tentang kualitas pelayanan. Unsur-unsur dari kualitas

pelayanan tersebut terbagi menjadi lima dimensi yang meliputi

tangible, reliability, responsiveness, insurance, emphty yang

kemudian ditetapkan sebagai variabel bebas dan loyalitas nasabah

ditetapkan sebagai variabel terikat.

Pada penelitian ini yang dijadikan tempat penelitian adalah

PT. Prudential Syariah Cabang Bekasi periode 2013 dan 2014, yang

jumlah nasabah keseluruhan dikantor cabang bekasi 2059 nasabah

dan jumlah nasabah non-muslim 350 nasabah penelitian ini dilakukan

pada tuhan 2015.

B. Pendekatan dan Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menjelaskan, meramal

(52)

40

dan analisis numerik atau analisis terhadap variasi angka-angka.40

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah jenis penelitian survei, yaitu penulis yang mengambil sampel

dari suatu populasi dan mengunakan kuesioner sebagai alat

pengukuran data yang pokok41.

Adapun yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriptif analisis yaitu metode yang berusaha mencari gambaran

menyeluruh tentang data, fakta, peristiwa yang sebenarnya mengenai

objek penelitian.

C. Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel dalam penulisan skripsi ini penulis

menggunakan sebagai berikut:

1.Populasi

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala

sesuatu yang memiliki karakteristik tertentu. Populasi penelitian ini

adalah nasabah non-muslim prudential syariah yang berjumlah 350

nasabah.

40

Laxy J Moleong, Metode penelitian kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002) Cet ke 23, h. 31.

41

(53)

41 2.Sampel

Sampel adalah suatu teknik atau cara mengambil sampel yang

representative dari populasi. Dalam penelitian ini sampel yang

diambil penulis minimal 100 responden. Teknik pengambilan sampel

yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah melalui cara

non probability sampling yaitu mengambil sampel yang tidak

memberikan peluang atau kesempatan yang sama. Pemilihan unit

sampling dalam metode ini didasarkan pada pertimbangan atau

penilaian subjektif.

Sampel yang diambil dengan cara menggunakan rumus

sebagai berikut:

n =

Keterangan :

n= jumlah sampel

N= jumlah populasi

e= standar eror

diketahui jumlah populasi nasabah non muslim di PT. Prudential

syariah sbesar N= 350 orang dan tingkat yang ditetapkan = 10%

berdasarkan rumus di atas jumlah sampel untuk non muslim sebagai

berikut:

n =

(54)

42 D. Motode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah data primer dan sekunder. Sedangkan sumber data internal

di dapat dari Manajer PT. Prudential Syariah dan eksternal dapat dari

nasabah dengan menggunakan kuesioner.

1. Data Primer

Adapun cara mendapatkan data primer, yaitu dengan

cara meninjau langsung perusahaan yang menjadi objek

penelitian dan teknik yang digunakan adalah:

a. Angket yaitu teknik pengumpulan data dengan cara

memperoleh data melalui responden dengan menyebar

beberapa pertanyaan tertulis kepada nasabah di

Prudential Syariah.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang di peroleh dengan

mengumpulkan dokumen atau laporan yang bersumber

dari Prudential syariah yang berkaitan.

a. Studi kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan

dengan mengumpulkan data dan mempelajari buku

panduan, buku pedoman, dan literature yang relevan

dengan menyusun skripsi ini.

b. Teknik dokumentasi pengumpulan data dengan

(55)

43

syariah yang teridri dari sejarah perusahaan,struktur

organisasi dan sebagainya.42

E. Variabel Penelitian

Secara umum variabel penelitian yang digunakan dapat

dikelompokkan menjadi dua kelompok utama yaitu :

a. Variabel bebas (Independen) dalam penelitian ini adalah

kualitas pelayanan (variabel X) yang terdiri dari: X1 =

tangible; X2= reliability; X3=responsif; X4= assurance;

X5= Empati.

b. Variabel terikat (Dependen) dalam penelitian ini adalah

loyalitas nasabah non-muslim PT. Prudential Syariah

Cabang Bekasi.

1. Variabel tangible (X1)

Menurut Kotler dan Keller tangible adalah wujud nyata dari

pelayanan jasa yang diberikan oleh petugas pelayanan jasa.

Tangible bagi seorang nasabah dapat hanya dapat dirasakan.

Menurut Parasuraman, zeithmal dan berry tangible adalah

kemampuan perusahaan dalam menujukan eksitensinya kepada

pihak eksternal. Yang dimaksud bahwa penampilan dan

kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan

42

(56)

44

lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dan pelayanan yang

dberikan.

2. Reliability (X2)

Menurut Kotler dan Keller mengungkapkan bahwa reliability

adalah kemampuan dari pihak yang menyediakan jasa untuk

memberikan pelayanan jasa secara konsisten.

Menurut Parasuraman, Zeithmal dan Berry reliability adalah

kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai yang

dijanjikan secara akurat dan terpercaya.

3. Responsive (X3)

Menurut Kotler dan Keller mengungkapkan bahwa responsive

merupakan tingkat ketepatan dan kecepatan yang diberikan oleh

petugas pelayanan jasa kepada pelanggan atau nasabah.

Menurut Parasuraman, Zeitmah dan Berry responsive adalah suatu

kemauan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat

dan tepat kepada pelanggan dengan penyampain informasi yang

jelas.

4. Assurance (X4)

Menurut Kotler dan Keller mengungkapkan assurance sebagai

jaminan yng diberikan kepada pelanggan atau nasabah untuk

mendapatkan pelayanan jasa yang terbaik.

Menurut Parasuraman, Zeithmal dan Berry assurance adalah

(57)

45

perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan

kepada perusahaan. Terdiri dari beberapa komponen antara lain:

komunikasi, kredibilitas, keamanan,kompetensi dan sopan santun.

5. Empati(X5)

Menurut Kotler dan Keller mengungkapkan bahwa empati sebagai

perhatian yang diberikan individu kepada setiap pelanggan.

Menurut Parasuraman, Zeithmal dan Berry empati adalah

memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau

pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya

memahami keinginan pelanggan.

6. Loyalitas nasabah (Y)

Menurut Tjiptono loyalitas konsumen adalah komitmen pelanggan

terhadap suatu merek atau pemasok berdasarkan sifat yang sangat

positif dalam pembelian jangka panjang.

a. Say positive things adalah mengatakan hal positive tentang

produk yang telah dikonsumsi.

b. Recommend frend adalah merekomendasikan produk yang

telah dikonsumsi kepada teman atau kerabat.

c. Continue purchasing adalah pembelian yang dilakukan secara

(58)

46

F. Definisi Operasional dan Indikator Variabel Penelitian

Konsep Variabel Indikator Devinisi

(59)
(60)

48 G. Uji Intrumen

a. Validitas dan reabilitas 1. Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika

pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan suatu yang

akan diukur oleh kuesioner tersebut. Validitas data penelitian

ditentukan oleh pengukuran yang akurat. Pada uji instrument ini

peneliti menggunakan Software SPSS.

Validitas menunjukan sejauhmana korelasi antara item dengan

skor totalnya harus signifikan berdasarkan dimensi konsep, jika

berkorelasi dengan skor totalnya. Biasanya syarat minimum untuk

dapat dikatakan valid adalah jika r=(+)positif. Jadi jika korelasi

antar skor item dengan skor total negative, maka butir pada

instrument tidak valid.43

Uji validitas dilakukan dengan membangdingkan nilai rhitung

dengan rtabrl, dengan membandingkan nilai rhitung dari hasil output

(Corrected Item- Total Correlation) dengan rtabel, jika rhitung lebih

besar dari rtabel maka butir pertanyaan tersebut valid, tetapi jika

43

(61)

49

rhitung lebih kecil dari rtabel, maka butir pertanyaan tersebut tidak

valid.44

2. Uji Reliabilitas

Uji reabilitas dilakukan untuk mengukur variabel yang

di ukur melalui kuisioner. Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau

handal dari waktu ke waktu walaupun berkali-kali diuji. untuk

mengukur reabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Menurut

Nunnaliy, suatu kontruk atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach Alpha>0.60.45

Pengujian reliabilitas instrument dapat dilakukan

secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian

dapat dilakukan dengan test retest, equivalent, dan gabungan

keduanya. Secara internal reliabilitas instrument dapat di uji

dengan menganalisis konsitensi butir-butir yang ada pada

instrument dengan teknik tertentu.46

Variabel-variabel tersebut dapat dikatakan cronbach

alpha nya memiliki nilai lebih besar 0,60 yang berarti bahwa

instrument tersebut dapat dipergunakan sebagai pengumpul data

yang handal yaitu hasil pengukuran relatif koefisien jika

44

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang, Badan Penerbit UNDIP, Semarang, 2009.

45

H. Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, (Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2007), h.42

46

(62)

50

dilakukan pengukuran ulang. Uji realibilitas ini bertujuan untuk

melihat konsitensi alat ukur.47

b. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual

memiliki distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji

statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel yang kecil.

Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji

statistik.48Cara mengetahui bahwa data yang diambil

terdistribusi normal salah satunya dengan menggunakan

teknik Kolmogorov-smirnov. Kurva nilai residual

terstansdarisasi dikatakan menyebar dengan normal apabila

nilai kolmgorov-smirnov. Kurva Z< Z tabel atau nilai asymp.

Sig (2-tailed)>α pada tabel uji Kolmogorov-smirnov.

2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah

model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Model regrsi yang baik seharunya tidak terjadi

47

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, Semarang : Badan Penerbit UNDIP, Semarang, 2009.

48

Gambar

Tabel 4.10 Hasil Uji Determinasi  ..........................................................................................
Gambar 2.1 Tiga Model loyalitas Pelanggan
Gambar 4.1 Struktur Perusahaan PT. Prudential Syariah Cabang Bekasi
jenis kelaminTabel 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berkaitan dengan simpulan di atas, ada beberapa saran yang menjadi perhatian penulis sebagai berikut. Pertama, Nama geografi yang begitu unik di Indonesia perlu

a) Murabahah merupakan suatu mekanisme pembiayaan investasi jangka pendek yang cukup memudahkan serta menguntungkan pihak bank Islam dibandingkan dengan konsep profit

Sesuai Instruksi presiden nomor 5 tahun 2006 tentang Gerakan Nasional Percepatan Penuntasan Wajib Belajar Pendidkan Dasar Sembilan Tahun dan Pemberantasan Buta aksara

Kemudian memberikan solusi atau rekomendasi perbaikan berkaitan dengan existing program iklan SMS Telkomsel yang sesuai dengan hasil pengukuran yang telah dilakukan

Abdi dalem dalam aturan Keraton Yogyakarta terbagi dalam dua golongan besar, yaitu Para abdi dalem Punokawan merupakan abdi dalem yang mendapatkan gaji dari pihak kraton

Dalam melakukan analisa untuk mendapatkan sektor unggulan sehingga dapat dilihat strategi pengembangannya digunakan data Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar

[r]

Jika somatosensory evoked potential (SSEP) diukur setelah 24 jam, pada pasien koma pasca henti jantung yang tidak ditangani dengan hipotermia terapeutik, tidak