• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Buku Bergambar Pengenalan Metamorfosis Kupu-Kupu Papilio Demoleus Untuk Anak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Buku Bergambar Pengenalan Metamorfosis Kupu-Kupu Papilio Demoleus Untuk Anak"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Anak pada umumnya selalu ingin tahu dengan cara melihat, mendengar dan merasakan terutama pada saat usia pertumbuhan atau yang disebut sebagai masa keemasan, masa ini juga disebut masa kritis. Pada masa ini anak mengalami perkembangan sangat pesat baik fisik, motorik, bahasa maupun kecerdasannya. Pembentukan kepribadian seseorang pun terjadi pada masa anak-anak, oleh sebab itu masa anak-anak adalah masa yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Anak-anak yang sedang berkembang tentunya mendapatkan pembelajaran dari orang tua sebagai pembimbing sekaligus sebagai pemandu utama untuk anak, selain orang tua juga anak mendapatkan pembelajaran oleh guru disekolah untuk mendapatkan materi pembelajaran tentang pengetahuan umum yang dapat merangsang, perkembangan pertumbuhan berfikir dan kreatifitas anak.

Fasilitas-fasilitas yang memadai untuk dapat merangsang perkembangan, pertumbuhan dan kreatifitas anak dengan baik sangat di butuhkan. Fasilitas-fasilitas penunjang tersebut pada umumnya terdapat pada sekolah taman kanak-kanak. Dimana sekolah taman kanak-kanak tersebut merupakan lingkungan kedua setelah keluarga yang memberikan pembelajaran baru tentang lingkungan yang berbeda. Sehingga anak mendapatkan informasi dan pengetahuan yang tidak ia dapatkan di dalam lingkungan keluarga.

(2)

2

karakter anak itu sendiri. Karakter-karakter unik tersebut dapat digambarkan oleh hewan yang menjelma dan bertingkah laku seperti manusia. Anak-anak biasanya menyukai cerita tentang hewan atau yang disebut juga dengan fabel. Karena didalam fabel tersebut biasanya menggambarkan karakter hewan yang mempunyai sifat seperti manusia. Salah satu contoh adalah kancil yang mempunyai sifat cerdik atau rubah yang mempunyai sifat licik. Begitu pula dengan kupu-kupu yang mempunyai sifat yang bebas dan bentuk yang indah. Bentuk hewan-hewan yang ditampilkan pun dapat dibuat sedemikian rupa sehingga anak-anak dapat menyukainya. Begitu juga dengan tujuan penulis yang akan menceritakan tentang seekor kupu-kupu yang merupakan salah satu hewan yang mengalami daur hidup sempurna selain katak. Serangga kupu-kupu merupakan serangga yang menarik, karena didalam daur hidupnya kupu-kupu mengalami perubahan yang signifikan mulai dari ulat yang buruk rupa hingga menjadi seekor kupu-kupu yang indah. Dalam fenomena metamorfosis serangga kupu-kupu ini dapat ditarik suatu pembelajaran tentang proses perubahan dari ulat hingga kupu-kupu yang menarik untuk pembelajaran anak yang sedang mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan sehingga dapat memicu anak untuk berfikir kreatif dalam berimajinasi.

(3)

3

metamorfosis sempurnanya, jenis papilio demoleus melewati nimfa muda dan nimfa dewasa yang bentuknya sangat signifikan. Hal tersebut merupakan siklus hidup metamorfosis yang unik, karena kupu-kupu jenis lain tidak melewati fase nimfa muda.

Dari riset yang telah banyak dilakukan oleh pemerhati anak, disimpulkan bahwa anak-anak akan belajar dengan efektif jika suasana dan cara menyampaikan pelajarannya menyenangkan yang dapat menarik perhatian anak. Dan alangkah lebih baik jika anak-anak didampingi oleh orang tuanya sebagai orang atau guru terdekat bagi mereka. Oleh karena itu, buku ini dilengkapi dengan petunjuk untuk orang tua agar orang tua dapat memahami maksud dan pesan yang disampaikan buku bergambar ini kepada anak.

1.2 Identifikasi Masalah

Dengan ini masalah yang teridentifikasi adalah :

- Pentingnya media penyampaian pesan dan pemahaman metamorfosis serangga kupu-kupu jenis papilio demoleus untuk anak agar anak dapat mengerti siklus hidup kupu-kupu jenis papilio demoleus dan ikut serta dalam menjaga kelestariannya. - Pentingnya pembelajaran yang terjadi pada tahapan

metamorfosis yang unik dan fase-fasenya khususnya kupu-kupu jenis papilio demoleus. Karena hanya metamorfosis kupu-kupu jenis papilio demoleus yang melewati fase nimfa muda.

- Anak-anak tidak hanya diberi tahu dengan kata-kata saja mengenai proses metamorfosis sehingga dibutuhkan pendekatan yang kreatif dan mendidik.

- Memberikan wawasan yang luas kepada anak-anak yang serba ingin tahu.

1.3 Fokus Permasalahan

(4)

4

dapat mengetahui proses yang terjadi didalam metamorfosis unik serangga kupu-kupu jenis papilio demoleus dengan baik dan nilai positifnya.

Maka dari itu dibutuhkan media untuk menyampaikan pesan dengan baik sehingga dapat dimengerti oleh anak dan tentunya nilai-nilai yang terkandung dalam pesan tersebut dapat menjadi pemicu pertumbuhan dan perkembangan kreatifitas anak dalam berfikir dan berimajinasi.

1.4 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan adalah :

1. Mengenalkan metamorfosis serangga kupu-kupu jenis papilio demoleus yang memiliki siklus hidup yang unik dan tidak dimiliki oleh kupu-kupu jenis lain.

2. Memberikan pemahaman tentang siklus hidup serangga kupu-kupu jenis papilio demoleus untuk menjaga kelestariannya. 3. Memberikan pemahaman positif untuk dapat memacu

pertumbuhan dan perkembangan pola pikir anak yang berbeda agar lebih kreatif dalam berfikir dan berimajinasi.

4. Mengajarkan nilai rasa percaya diri pada anak seperti yang terjadi dalam metamorfosis serangga kupu-kupu, yaitu rasa tidak percaya diri ketika menjadi ulat yang buruk rupa dan kemudian berubah menjadi kupu-kupu yang cantik.

5. Memberikan pemahaman positif agar anak tidak merasa takut pada serangga khususnya ulat

(5)

5

BAB II

METAMORFOSIS KUPU-KUPU PAPILIO DEMOLEUS

SEBAGAI PEMICU PERKEMBANGAN POLA PIKIR DAN

KREATIFITAS ANAK

2.1 Tinjauan Tahapan Perkembangan Makhluk Hidup menjadi

Dewasa

Setiap makhluk hidup mengalami perubahan sepanjang masa hidupnya. Perubahan tersebut terkadang menunjukkan perubahan ukuran dari kecil menjadi besar, dari pendek menjadi tinggi, dari ringan menjadi berat dan seterusnya. Perubahan ukuran pada makhluk hidup yang terjadi selama masa hidupnya dikenal sebagai pertumbuhan. Ukuran berubah ini merupakan ukuran-ukuran yang dapat diukur dengan alat ukur tertentu.

Perubahan lain yang dapat menjadi sepanjang hidupnya adalah perubahan yang mengarah kepada kedewasaan atau perubahan-perubahan yang tidak dapat diukur dengan alat ukur. perubahan tersebut dikenal sebagai perkembangan.

Didalam perkembangan pada makhluk hidup menjadi dewasa mempunyai tahapan-tahapan. Tahapan perkembangan tersebut adalah sebagai berikut:

2.1.1 Pembelahan Zigot

(6)

6 2.1.2. Morfogenesis

Sel embrio terus membelah diri bergerak-gerak dan menata dirinya menjadi bentuk tertentu. Proses tersebut ditentukan oleh faktor genetik dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

2.1.3. Deferensiasi Sel

Sel embrio berkembang membentuk struktur dan fungsi khusus yang akan difungsikan pada saat menajdi dewasa. Misalnya pembentukan sel syaraf dan sel otot pada hewan serta pembentukan sistem batang dan akar pada tumbuhan.

2.1.4. Pertumbuhan

Setelah terbentuk organ tubuh, selanjutnya pertumbuhan organisme itu sendiri. Organisme menjadi lebih besar karena pembelahan sel atau karena kedua-duanya.

2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan

Pertumbuhan dan perkembangan pada hewan terjadi diseluruh bagian tubuh. Pertumbuhan merupakan hasil aktivitas pembelahan sel secara mitosis pada sel tubuh. Pertumbuhan sel mitosis berakibat jumlah sel bertambah dan sel membesar.

Perkembangan merupakan hasil deferensiasi sel yang telah membelah. Perkembangan menyebabkan terjadinya perubahan bentuk pada tubuh. Dalam pertumbuhan dan perkembangan pada hewan mempunyai faktor-faktor tertentu yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. faktor-faktor tersebut adalah faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal).

(7)

7

pola dasar pertumbuhan yang meliputi bentuk tulang, otot, warna kulit, dan ciri-ciri lainnya sehingga tinggi dan besar tubuh sangat erat hubungannya. Hormon merupakan getah (secret) yang dihasilkan oleh kelenjar endokstrin yang memiliki peran antara lain mendorong pertumbuhan.

2.3 Serangga

Serangga (disebut pula Insecta, dibaca "insekta") adalah kelompok utama dari hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani, berarti "berkaki enam"). Serangga ditemukan di hampir semua lingkungan kecuali di lautan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Serangga).

Kebanyakan serangga mengalami metamorfosis didalam siklus kehidupannya, yaitu mengalami proses perubahan bentuk dari telur hingga ke bentuk dewasa yang siap melakukan proses reproduksi. Secara morfologi, tubuh serangga dewasa dapat dibedakan menjadi tiga bagian utama, sementara bentuk pradewasa biasanya menyerupai moyangnya, hewan lunak beruas mirip cacing. Ketiga bagian tubuh serangga dewasa adalah kepala (caput), dada (thorax), dan perut (abdomen). Serangga berevolusi dari invertebrata seperti cacing tanah (filum anelida) hingga artrophoda, dan kemudian serangga.

2.3.1 Metamorfosis

(8)

8

Metamorfosis tidak sempurna merupakan siklus perubahan menjadi serangga dewasa setelah berubah dari bentuk nimfa. Perkembangan larva berlangsung pada fase pertumbuhan berulang dan ekdisis (pergantian kulit). Metamorfosis tidak sempurna umumnya terjadi pada hewan jenis serangga seperti capung, belalang, jangkrik dan lainnya. Metamorfosis ini dinamakan metamorfosis tidak sempurna karena serangga tersebut hanya melewati 2 tahapan, yaitu dari telur menjadi nimfa kemudian menjadi hewan dewasa.

Gambar 2.1. metamorfosis tidak sempurna Sumber : http://e-smartschool.co.id

Sedangkan metamorfosis sempurna mengalami tahapan yang lebih panjang lagi sebelum menjadi serangga dewasa. Metamorfosis sempurna ini hanya dimiliki oleh katak sebagai hewan amphibi yang hidup didua alam yaitu air dan darat.

(9)

9

dikeluarkan untuk menghancurkan tubuh larva, menyisakan sebagian sel yang kemudian akan tumbuh menjadi dewasa menggunakan nutrisi dari hancuran tubuh larva. Setelah beberapa lama, dari kepompong tersebut akan keluar seekor kupu yang masih muda yang kemudian menjadi kupu-kupu dewasa yang indah dilihat.

Gambar 2.2. metamorfosis sempurna pada kupu-kupu Sumber : http://e-smartschool.co.id

2.4 Kupu-kupu

Kupu-kupu merupakan salah satu serangga yang dapat melakukan metamorfosis secara sempurna. Metamorfosis kupu-kupu tersebut mengalami fase-fase yang berurutan seperti yang telah dijabarkan diatas. Kupu-kupu ini sendiri mempunyai banyak jenis dan spesiesnya. Tergantung dimana kupu-kupu itu hidup dan berkembang biak.

2.4.1 Jenis Kupu-kupu di Indonesia

(10)

10

bagi perkembangan berbagai jenis kupu-kupu, yang diperkirakan sekitar 4.000-5.000 jenis. Namun, sampai saat ini baru sekitar setengahnya yang sudah diperkirakan jenisnya. (Tsukada & Nishiyama, 1982).

Di Indonesia sendiri terdapat 200 jenis kupu-kupu terindah di dunia yang hidup dan berkembang biak. Mayoritas kupu-kupu terindah di dunia tersebut sebagian besar terdapat di pulau Jawa dan Bali.

Berikut ini merupakan sebagian dari jenis kupu-kupu terindah di dunia yang hidup di pulau Jawa dan Bali menurut klasifikasi ilmiah :

a. Helenus Engganius

Gambar 2.3. Helenus Engganius

(11)

11 b. Pachliopta Aristolociae

Gambar 2.4. Pachliopta Aristolociae Sumber : http://www.answers.com/topic/pachliopta

c. Troides Helena

Gambar 2.5. Troides Helena

(12)

12 d. Papilio Demoleus

Gambar 2.6. Genus Papilio

Sumber : http://www.answers.com/topic/papilio

2.4.2 Kupu-kupu Spesies Papilio Demoleus

Larva Papilio hidup pada tanaman inang jeruk dengan memakan daunnya, dan disebutkan bahwa beberapa jenis kupu-kupu papilio dinyatakan langka dan dilindungi undang-undang (Anonimus, 1980 : dalam balitbang zoologi, puslitbang biologi, 1992).

(13)

13

Nama dari kupu-kupu Papilio Demoleus diambil dari tanaman inang yang biasanya spesies jeruk. kupu-kupu Papilio Demoleus mempunyai warna dasar hitam dengan sisik putih atau hijau, juga mempunyai corak seperti garis terputus-putus melintang dan mempunyai serangkaian bintik-bintik yang berliku. Kupu-kupu Papilio Demoleus juga memiliki antena berwarna coklat kemerahan gelap.

Habitat kupu-kupu Papilio Demoleus biasa ditemukan di savana, tanah yang belum ditanami dan kebun. Kupu-kupu Papilio Demoleus mempunyai kebiasaan yang unik, yaitu kupu-kupu ini mempunyai metode penerbangan. Pada pagi hari yang dingin, penerbangan kupu-kupu ini lambat karena pada saat itu kupu-kupu Papilio Demoleus tidak mempunyai perlindungan berupa kamuflase diantara dedaunan dan lumpur atau daun kering. Pada siang hari, kupu-kupu Papilio Demoleus terbang dengan cepat seperti lalat dan kupu-kupu Papilio Demoleus ini biasa ditemukan ditempat-tempat yang lembab dan terus bergerak diarea tersebut. Pada waktu istirahat kupu-kupu Papilio Demoleus ini akan menutup sayapnya.

Kupu-kupu Papilio Demoleus ini merupakan salah satu kupu-kupu dengan metamorfosis yang unik. Karena melewati fase nimfa muda, diantara jenis kupu-kupu lain yang hidup di Jawa dan Bali hanya kupu-kupu jenis Papilio Demoleus-lah yang hanya melewati fase nimfa muda.

2.4.3 Siklus Hidup Papilio Demoleus

a. Telur

(14)

14

Papilio Demoleus berbentuk bulat dan terang dengan warna kekuningan.

Gambar 2.7. Telur Kupu-kupu Papilio Demoleus Sumber : pribadi di penangkaran kupu-kupu cihanjuang

b. Larva

Telur kupu-kupu Papilio Demoleus kemudian akan menetas dibagian tengah atas daun. Pada fase awal, ulat Papilio Demoleus setelah menetas akan menyerupai kotoran burung dan ini membantunya untuk berkamuflase dari ancaman predator.

(15)

15

Pada tahap selanjutnya, kamuflase larva Papilio Demoleus sebagi kotoran burung lambat laun akan menghilang dan berubah warna menjadi hijau pucat dengan sedikit garis putih dan hitam diantara ujung ekor dan ujung dekat dengan kepala ulat tersebut. Pada tahap ini, ulat tidak mempunyai pertahanan yang berupa kamuflase lagi. Oleh karena itu, ulat akan mendiami tempat-tempat terpencil.

Gambar 2.9. Larva Kupu-kupu Papilio Demoleus kedua Sumber : pribadi di penangkaran kupu-kupu cihanjuang

c. Parasitisme

(16)

16

Gambar 2.10. Larva Papilio Demoleus dengan Parasitisme

Sumber : pribadi di penangkaran kupu-kupu cihanjuang

d. Kepompong

(17)

17

Gambar 2.11. Kepompong Papilio Demoleus Sumber : pribadi di penangkaran kupu-kupu cihanjuang

2.5 Tinjauan Pertumbuhan dan Perkembangan Pola Pikir dan

Kreatifitas Pada Anak

2.5.1 Anak Sebagai Bakal Pembentuk Kepribadian

Anak merupakan bagian terpenting dari seluruh proses pertumbuhan manusia dimana karakter dasar manusia dapat dengan mudah dibentuk pada masa kanak-kanak dengan melibatkan fungsi otak dan emosional anak itu sendiri. Dalam proses pertumbuhan anak itu sendiri, sang anak mengalami proses pengasuhan dan pendidikan yang nantinya dapat mempengaruhi kualitas hidup anak itu sendiri. Dengan kata lain, proses pengasuhan dan pendidikan yang diterima anak pada masa kecilnya akan terbentuk pada masa dewasanya nanti.

(18)

18

sendiri, oleh karena itu anak perlu diarahkan dan dibina dengan baik agar anak mendapatkan pembelajaran dan kepribadian yang lebih baik untuk masa dewasanya nanti.

Lingkungan keluarga dan orang tua merupakan peran penting dalam tumbuh kembang anak karena anak sangat tergantung kepada orang dewasa. Orang tua merupakan peran utama dalam pengasuhan anak karena pengasuhan anak merupakan tanggung jawab orang tua dalam pembentukan kepribadian anak dimasa dewasanya nanti. Karena dari orang tualah anak mendapatkan pendidikan dasar dalam pertumbuhan dan perkembangannya.

Didalam istilah tumbuh kembang anak mencakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan itu sendiri berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang biasa diukur dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolisme. Sedangkan perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks akan pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil pematangan. Disini menyangkut adanya proses deferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembangan sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. (Dr. Soetjiningsih DSAK, 1998 : 1 dalam Tumbuh Kembang Anak)

(19)

19

kupu-kupu akan mudah dimengerti anak dan dipelajari disekolahnya dengan mudah jika dtunjang dengan pemahaman yang baik dan sarana yang mendukung untuk penyampaian informasi tersebut sehingga nilai-nilai yang terkandung dalam metamorfosis kupu-kupu dapat diterapkan dengan baik, tidak hanya mengenal perubahan bentuk kupu-kupu tetapi juga kandungan nilai yang disampaikan pada peristiwa metamorfosis tersebut.

2.5.2 Proses Belajar dan Kreatifitas

Pendidikan merupakan sarana masa depan untuk menghasilkan generasi yang rasional, kreatif, bugar, dan perkembangan emosi. Seorang anak yang mendapatkan pendidikan yang lebih baik di lingkungannya akan memicu perkembangan dan pertumbuhan pola pikir dan kreatifitas anak tersebut kedalam kreatifitas dan imajinasi yang lebih baik pula dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat pendidikan yang baik di sekitar lingkungannya. Tentunya kreatifitas pada manusia ini akan memicu berbagai kemampuan manusia lainnya.

Pada hakikatnya proses belajar, proses berpikir dan proses kreasi adalah nama yang berbeda bagi proses yang sama yaitu proses imajinasi. Pada semua proses tersebut, media bagi proses komunikasi – dalam – nya adalah image. ( Primadi, 2000 : 1 dalam proses kreasi, apresiasi, belajar)

(20)

20

melebur menjadi satu untuk dapat menentukan sejauh mana tahap proses kreasi dan kualitas berpikir.

Sedangkan dilihat dari sumber datangnya, image tersebut dibagi menjadi 3 yaitu sensasi-persepsi (image yang diperoleh dari luar diri kita yang digerakkan oleh tenaga luar), image memori (image yang dikeluarkan/diimaginasikan dari memori), dan image imaginasi (image yang akhirnya kita hayati).

Hal tersebut merupakan proses imaginasi yang dapat mempengaruhi pola pikir dan kreatifitas manusia sebagai proses belajar, berpikir, dan membentuk memori. Kemampuan tersebut secara alamiah dimiliki oleh setiap manusia, dan bisa rusak apabila manusia tersebut mendapatkan kesalahan didalam pendidikannya.

2.6 Analisa Permasalahan

Dalam penganalisaan masalah sebagai acuan perancangan buku bergambar pengenalan metamorfosis kupu-kupu Papilio Demoleus untuk anak ini menggunakan analisis 5W+1H=1E.

What (Apa)

Metamorfosis merupakan fenomena alam yang unik khususnya kupu-kupu jenis Papilio Demoleus yang fase metamorfosisnya berbeda dengan jenis kupu-kupu yang lainnya. Dimana setiap fasenya mengalami perubahan yang signifikan dan melewati fase nimfa muda.

Why (Mengapa)

(21)

21

menjijikkan berubah menjadi makhluk yang indah dan cantik untuk dilihat. Dari pembelajaran tersebut, anak dapat belajar untuk merubah dirinya kedalam kehidupan yang lebih baik untuk masa depannya secara emosional.

Who (Siapa)

Meliputi anak-anak berusia 5 – 7 tahun, karena pada masa tersebut anak-anak mulai memenuhi rasa ingin tahunya dan mulai menilai perubahan yang ada dilingkungannya. Psikologis anak dalam menerima pesan yang disampaikan dapat menentukan bagaimana hasil dari informasi yang didapat.

When (Kapan)

Pada usia 5 – 7 tahun, anak mulai dapat memahami sesuatu yang bersifat emosional dan telah memahami komunikasi yang diberikan oleh lingkungan sekitarnya. Pada usia ini, anak sudah dapat mulai terbiasa berusaha sendiri untuk memenuhi rasa ingin tahunya. Pada usia ini, potensi, minat, dan bakat anak mulai terlihat sehingga orang tua dan pendidik harus dapat membantu dan mendorong anak untuk menyadari dan merealisasikan potensi anak untuk menimba ilmu pengetahuan, bakat, dan kepribadian yang utuh. Pada usia ini juga anak telah matang secara biologis dan siap untuk memasuki periode untuk berkembang secara eksponensial.

Where (Dimana)

(22)

22 How (Bagaimana)

Pengenalan metamorfosis kupu-kupu untuk anak dan penerapan pola berfikir kreatif yang ada didalam metamorfosis kupu-kupu ini nantinya dapat dilakukan dengan metode bercerita. Metode ini dilakukan oleh anak itu sendiri karena pada usia ini anak sudah dapat membaca, mengerti tulisan dan

gambar. Selain bercerita, anak juga dapat “membaca” gambar

dan memahami ilustrasi sehingga dapat dengan mudah memahami pesan emosional dan nilai positif yang disampaikan. Juga dengan gaya penceritaan dan ilustrasi yang sederhana anak dapat mengikuti nilai-nilai positif yang terkandung didalam pesan tersebut.

Effect (Efek / Hasil)

Dari analisa 5W+1H tersebut muncullah 1E, dimana 1E merupakan efek atau hasil dari pemecahan permasalahan tentang pengenalan metamorfosis untuk anak, yaitu dibuatnya media buku bergambar yang edukatif untuk cara penyampaian pesan dan nilai yang signifikan agar pesan dan nilai-nilai tersebut dapat dengan mudah diterima dan dipahami oleh anak.

2.7 Target Audience

Demografis

- Primary target adalah anak-anak usia 5 – 7 tahun yang mempunyai orang tua kelompok umur 25 – 45 tahun kalangan menengah keatas. Pada umur tersebut anak sudah matang secara biologis untuk siap menerima pemahaman dan pengetahuan yang ada disekitarnya. Pendidikan anak TK. (Taman Kanak-kanak). - Secondary target yaitu masyarakat pada umumnya selain primary

(23)

23 Psikologis

Anak pada umumnya ingin tahu dengan melihat, merasa, dan mendengar dengan pemikiran logis dan imajinatif dengan prilaku yang aktif dalam kesehariannya. Menurut Erick Erickson, usia 2 – 3 tahun adalah tahap otonomi mandiri >< malu / ragu-ragu, dimana pada tahap ini bisa dikatakan sebagai masa

pemberontakan anak atau masa „nakal‟-nya. Namun kenakalannya

itu tidak bisa dicegah begitu saja, karena ini adalah tahap dimana anak sedang mengembangkan kemampuan motorik (fisik) dan mental (kognitif), sehingga yang diperlukan justru mendorong dan memberikan tempat untuk mengembangkan motorik dan mentalnya.

Pada usia 4 - 5 tahun adalah tahap inisiatif >< rasa bersalah, dimana dalam tahap ini anak akan banyak bertanya dalam segala hal, sehingga berkesan cerewet. Pada usia ini juga mereka mengalami pengembangan inisiatif/ide, sampai pada hal-hal yang berbau fantasi.

Sedangkan menurut Piaget, usia 2 – 7 tahun merupakan tahap pra-operasional, dimana pada usia ini anak menjadi

„egosentris‟, sehingga berkesan „pelit‟, karena ia tidak bisa melihat

dari sudut pandang orang lain. Anak tersebut juga memiliki kecenderungan untuk meniru orang di sekelilingnya. Meskipun pada saat usia 5 – 7 tahun mereka sudah mulai mengerti motivasi, namun mereka tidak mengerti cara berpikir yang sistematis – rumit. Dalam penyampaian cerita harus ada alat peraga.

Geografis

(24)

24

(25)

25

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

3.1 Strategi Perancangan

3.1.1 Strategi Komunikasi

Komunikasi banyak dilakukan melalui media gambar. Karena anak-anak lebih tertarik terhadap gambar dan membuat anak berimajinasi lebih tinggi untuk menerima pesan yang ingin disampaikan dari gambar tersebut. Agar komunikasi lebih jelas dan lancar, maka diberikan sedikit teks atau tulisan dengan gaya bahasa yang digunakan berupa gaya bahasa yang cocok bagi anak-anak yang mudah di terima oleh mereka. Gaya bahasa yang dimaksud adalah gaya bahasa yang akrab dipikiran mereka, tidak menggunakan kata-kata yang formal dan kata-kata yang cukup asing untuk anak. Contohnya adalah bahasa yang digunakan ibu atau guru TK saat mengajar. Sehingga komunikasi yang diharapkan lebih efektif dan pesan yang ingin disampaikan dapat dengan jelas diterima oleh anak-anak.

Tujuan Komunikasi

- Informasi atau pesan yang disampaikan dapat dengan mudah dimengerti dan dipahami oleh anak

- Merangsang daya tangkap anak untuk lebih peka terhadap informasi yang akan disampaikan

(26)

26

- Menanamkan nilai positif yang ada dalam perubahan Metamorfosis serangga kupu-kupu jenis Papilio Demoleus

Pesan Utama

Memberikan pengetahuan metamorfosis serangga kupu-kupu Papilio Demoleus yang unik dengan penyampaian yang informatif sehingga dapat dengan mudah dimengerti anak agar anak memahami proses fenomena alam yang unik pada metamorfosis kupu-kupu jenis Papilio Demoleus, yaitu terdapat fase-fase unik dari telur, ulat kecil, ulat dewasa, kepompong, hingga kupu-kupu jenis Papilio Demoleus dewasa.

Materi Pesan

Materi pesan yang akan disampaikan berupa pengenalan proses perubahan metamorfosis serangga kupu-kupu Papilio Demoleus dan nilai-nilai yang terkandung didalam fenomena metamorfosis kupu-kupu jenis Papilio Demoleus yaitu memberikan pembelajaran dan konsep baru mengenai metamorfosis yang disertai dengan fakta.

3.1.2 Strategi Kreatif

(27)

27

agar terlihat lebih menarik, berdimensi, dan dapat diterima dengan mudah. Adapun gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang tidak baku dengan kalimat-kalimat yang singkat hal ini mengingat bahwa anak pada umur 5 – 7 tahun masih menggunakan bahasa-bahasa yang singkat dan mudah diingat.

Dari strategi kreatif ini kemudian penulis mengembangkan cerita dari sebuah sinopsis yang kemudian berkembang kembali menjadi storyline dan storyboard.

a. Sinopsis

Suatu hari terlihat ibu kupu-kupu sedang bertelur diatas sehelai daun jeruk, ia menempelkan telur-telur tersebut diatas daun jeruk itu. Telurnya berwarna putih seperti kertas.

Tidak lama kemudian, telur tersebut menetas dan keluarlah seekor ulat kecil. Ulat kecil itu lalu memakan telurnya sedikit demi sedikit.

Ulat itu bernama Pipo, ia sangat kecil dan memiliki warna kulit yang bisa berkamuflase seperti kotoran burung, pipo sangat rakus ia memakan semua dedaunan yang ada disekitarnya. Pipo sangat suka sekali makan daun jeruk, semakin ia banyak memakan daun jeruk tubuhnya pun sedikit demi sedikit berubah menjadi kehijauan seperti warna daun jeruk yang ia makan.

(28)

28

yang baru. Pipo pun terbang keluar dari cangkangnya dan segera mencari sari-sari bunga sebagai makanannya yang baru. Inilah bentuk Pipo yang baru yaitu Pipo si kupu-kupu Papilio Demoleus.

b. Storyline

Storyline merupakan pengembangan dari sinopsis, storyline ini terdiri dari deskripsi dan dialog. Berikut merupakan storyline dari cerita :

Hal. Deskripsi Dialog

1

2

3

4

Ibu kupu-kupu terbang di atas daun untuk meletakan telur-telurnya keluar seekor ulat kecil

Ulat kecil itu telurku pecah, lihat aku berhasil keluar dari telurku. Aku Pipo si ulat

Dalam bentuk ulat kecil kulitku seperti kotoran burung yang

(29)

29

Ulat kecil itu memakan dedaunan yang ia tempati karena lapar

Ulat kecil itu mulai tumbuh dan

berkembang menjadi ulat dewasa

Ulat dewasa mencari tempat untuk tidur atau berubah menjadi kepompong

Ulat dewasa

menggantungkan dirinya di dahan pohon jeruk dan mulai membuat kepompong

Ulat dewasa itu berubah menjadi kepompong di dahan pohon jeruk

Dalam bentuk ulat kecil aku sangat rakus. Aku suka sekali makan daun jeruk. bentuk, aku cari tempat untuk aku tidur ahh…!

Shuuth…shuuth…shuut h! Lihat aku membuat tempat tidurku dari sutra yang keluar dari mulutku

Wah…! Sekarang aku sudah menjadi

kepompong lihat

kepompongku berwarna hijau, aku tidur di

(30)

30

Ulat dewasa siap keluar dari kepompongnya terbang di atas bunga satu ke bunga yang lainnya untuk sayap, lihat aku juga sekarang mempunyai kaki

Horeee…! Aku sudah bebas tapi aku masih lemas. Aku belum bisa terbang

Nah sekarang aku sudah cukup kuat, sayapku pun sudah siap untuk terbang satu bunga ke bunga lainnya. Sekarang Aku Pipo si kupu-kupu

(31)

31 kepompong, dan telur

perjalananku, perjalanan

(32)
(33)

33

Tabel 3.2 Storyboard

3.1.3 Strategi Media

a. Media Utama

Media utama yang digunakan adalah visualisasi dari fenomena alam kupu-kupu jenis Papilio Demoleus, yang kemudian dikemas dalam bentuk buku cerita bergambar untuk anak-anak usia prasekolah sebagai segmentasinya.

(34)

34

Gambar 3.1

Gambar contoh gaya ilustrasi buku bergambar mengenai kupu-kupu Indonesia

b. Media Pendukung

Media pendukung yang digunakan merupakan media tambahan untuk mendampingi media utama agar penyampaian dari media utama dapat diaplikasikan dengan media pendukung. Media pendukung yang digunakan adalah kemasan dan gimmick.

Kemasan

Kemasan yang digunakan berfungsi sebagai alat pelindung untuk melindungi isi didalamnya dan juga sebagai alat pembeda diantara produk lainnya.

(35)

35 Gimmick

Gimmick menurut kamus bahasa Inggris adalah tipu muslihat atau alat, tetapi menurut kamus istilah periklanan Indonesia gimmick adalah usaha untuk menarik perhatian khalayak melalui objek atau cara yang dianggap sebagai hal baru dan luar biasa sehingga menimbulkan minat untuk membeli produk tersebut. Selain itu, gimmick juga dibuat atas dasar sebagai media pengingat setelah menggunakan media utama.

Gimmick yang diberikan mempunyai hubungan dengan tema dan informasi yang ada di media utama yaitu permainan puzzle box yang dapat digunakan oleh anak laki – laki maupun perempuan. Konsep merchandise ini dibuat sebagai media pendukung yang berfungsi sebagai sarana berfikir anak yang dikemas dengan permainan ketangkasan, dimana anak bisa belajar merangkai dan membentuk gambar yang terdapat di bagian puzzle box tersebut. Tujuan dari merchandise ini ialah agar anak dapat mengingat visual yang terdapat di media utama.

c. Media Promosi

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, secara harfiah kegiatan promosi adalah kegiatan komunikasi untuk meningkatkan volume penjualan dengan melakukan pameran, periklanan, demonstrasi serta usaha-usaha lain yang bersifat persuasif.

(36)

36 Poster

Poster ini ditempel di toko-toko buku besar dimana telah tersedia tempat khusus untuk penempelan poster. Poster ini ditempel di toko-toko buku besar dengan maksud agar pengunjung mengetahui bahwa buku bergambar “aku pipo si kupu – kupu” telah terbit dan dijual dipasaran. Poster ini ditempel pada saat buku bergambar telah diterbitkan dan dipasarkan.

Stand Karakter

Stand karakter dibuat sebagai media promosi dengan maksud agar lebih dapat menarik perhatian target audiens. Dengan ukuran 170 cm (setinggi orang dewasa) Stand karakter ini ditempatkan di depan pintu toko buku. Konsep stand karakter sengaja hanya menampilkan karakter Pipo si ulat dan Judul aku pipo si kupu – kupu untuk membuat pengunjung mencari tahu sebenarnya aku pipo si kupu – kupu itu apa.

Flag Chain

(37)

37 3.1.4 Strategi Distribusi

Media utama yang berupa buku bergambar ini pada awalnya akan ditawarkan kepada pihak penerbit yang mempunyai potensi dalam menerbitkan buku-buku pengetahuan berupa cerita fiksi ataupun non-fiksi untuk anak-anak. Toko-toko buku besar seperti Gramedia menjadi target utama dalam pendistribusian buku cerita ini.

Penulis memilih penerbit Erlangga For Kids yang berada dibawah naungan Penerbit Erlangga, karena Penerbit Erlangga ini mempunyai dasar dalam menerbitkan buku-buku yang mempunyai latar belakang dalam ilmu pengetahuan. Erlangga For Kids mengkhususkan buku-buku ilmu pengetahuan dengan tema anak-anak baik fiksi maupun non-fiksi.

Tabel 3.3

Tabel strategi distribusi

(38)

38

pendistribusiannya melalui toko-toko buku terkemuka dan melalui media online.

3.2 Konsep Visual

3.2.1 Format Desain

Format desain buku adalah landscape dengan ukuran 21 cm x 17.5 cm. pemilihan format landscape memudahkan anak untuk mencerna gambar karena disesuaikan dengan kebiasaan cara membaca yang dari kanan kekiri bukan atas ke bawah.

3.2.2 Ilustrasi

Ilustrasi yang digunakan dalam pembuatan buku bergambar untuk anak ini menggunakan gaya ilustrasi kartun yang biasa disukai anak-anak. Dengan pendekatan ini, maka visual yang akan ditampilakan lebih diterima oleh anak – anak, khususnya anak – anak umur 5 – 7 tahun. Karakter tokoh utama yang ditampilkan cukup sederhana yang memberikan visual yang lucu.

Sebelumnya penulis melakukan studi lapangan ditempat penangkaran kupu – kupu yang bertempat di Cihanjuang – Cimahi sebagai acuan dalam pembuatan karakter. Dari hasil studi lapangan kemudian penulis melakukan proses penyederhanaan bentuk dari foto kemudian ilustrasi realistis hingga akhirnya bentuk kartun.

(39)

39 a. Telur

Gambar 3.2 Telur ulat jeruk

Telur ulat diambil dari telur di bawah daun jeruk. Telur ulat tersebut merupakan telur dari jenis ulat Papilio Demoleus. Telur tersebut berwarna putih seperti kertas dan berbentuk bulat.

b. Pipo Muda

Gambar 3.3 Pipo muda

Nama Pipo diambil dari jenis ulat Papilio Demoleus yang disederhanakan dan agar nama Pipo tersebut agar mudah diingat oleh anak. Pipo muda yang baru keluar dari telurnya berbentuk seperti kotoran burung sebagai kamuflase dari predator yaitu burung pemangsa.

(40)

40 c. Pipo Dewasa

Gambar 3.4 Pipo dewasa

Ulat Papilio Demoleus muda yang berupa kotoran burung kemudian berubah menjadi ulat dewasa berwarna hijau dan lebih besar. Perubahan ini merupakan fase dari ulat muda ke ulat dewasa.

d. Kepompong

Gambar 3.5 Kepompong

(41)

41 e. Pipo Kupu-kupu

Gambar 3.6 Pipo Kupu-kupu

Kupu-kupu Pipo diambil dari kupu-kupu jenis Papilio Demoleus dewasa setelah keluar dari kepompong. Dimana kupu-kupu dewasa ini sudah terlihat corak dan warnanya yang lebih jelas dan lebih tajam.

f. Burung Pemangsa

Gambar 3.7 Burung Pemangsa

Burung ini merupakan salah satu burung pamangsa serangga khususnya ulat jeruk. Burung ini bernama burung ciblek rawa yang biasanya terdapat di rawa-rawa dan juga kebun jeruk.

3.2.3 Studi Lokasi

(42)

42 a. Lokasi Penyimpanan Telur

Gambar 3.8 lokasi penyimpanan telur

Lokasi ini disesuaikan dengan kebiasaan induk kupu-kupu jenis Papilio Demoleous menyimpan telur-telurnya. Pohon inang ini merupakan pohon jeruk dan telur-telur tersebut terdapat di bawah daun jeruk.

b. Lokasi Ulat

Gambar 3.9 lokasi Ulat

(43)

43 c. Lokasi Taman Bunga

Tabel 3.10 lokasi taman bunga

Lokasi taman bunga ini diambil disekitar taman yang terletak taman kupu-kupu Cihanjuang – Cimahi. Taman ini di khususkan untuk pembudidayaan kupu-kupu oleh karena itu banyak sekali terdapat bunga-bunga yang disukai oleh kupu-kupu untuk pembudidayaan kupu-kupu-kupu-kupu tersebut.

3.2.4 Studi Warna

Warna pada buku bergambar ini mengacu kepada warna-warna alam yang disesuikan dengan habitat kupu-kupu tersebut. Warna-warna ini diambil dari warna dasar karakter yang sebenarnya yang kemudian disederhanakan untuk memunculkan karakter dari cerita itu sendiri agar lebih cepat ditangkap oleh anak dan dapat dengan mudah diingat oleh anak.

(44)

44

Gambar 3.11 warna pada telur

Gambar 3.12 warna pada pipo muda

(45)

45

Gambar 3.14 warna pada kepompong

Gambar 3.15 warna pada kupu-kupu

(46)

46

Gambar 3.17 warna pada daun

Gambar 3.18 warna pada bunga

3.2.5 Studi Tipografi

First Grader

(47)

47

Untuk judul menggunakan warna orange dan outline warna putih dengan blok warna hijau, judul ini dibuat lebih mencolok dibandingkan background cover, hal ini juga mengacu kepada studi warna yang banyak menggunakan blok warna.

Gambar 3.19 tipografi untuk judul

Marking Pen

Tipografi berikutnya mempunyai karakter tebal dan datar, walaupun tampak tidak beraturan tetapi font ini masih dapat dibaca dengan jelas.

(48)

48

Gambar 3.20 tipografi untuk bodytext

3.2.6 Studi Layout

Didalam buku bergambar ini dibuat sesederhana mungkin dengan background putih. Karena penulis mempunyai alasan agar anak yang membaca buku bergambar ini tetap fokus pada objek yang sedang diceritakan yaitu perubahan ulat yang berawal dari telur kemudian berubah menjadi kupu-kupu.

(49)

49

untuk cover dibuat dengan menampilkan gambar yang bisa mewakili judul cerita dengan tidak melupakan konsep awal yaitu dibuat seminimalis mungkin.

(50)

50

BAB IV

MEDIA DAN TEKNIS PRODUKSI

4.1 Proses Perancangan Buku Bergambar

Proses pembuatan buku bergambar ini dimulai dari pengembangan sinopsis yang kemudian menjadi storyline yang mencakup teks dialog dan deskripsi. Setelah storyline dibuat, baru kemudian dikembangkan kembali menjadi storyboard yang dimana pada proses storyboard ini memadukan sketsa dan dialog, pada storyboard pula sketsa di-layout sedemikian rupa untuk menjaga keseimbangan antara dialog dan sketsa. Sketsa pada storyboard juga menggambarkan tingkah laku atau gestur pada karakter.

Setelah storyboard selesai, baru kemudian dibuatlah sketsa awal yang telah di studi terlebih dahulu yang akan menjadi hasil akhir dari visual yang akan dijadikan buku cerita. Lalu sketsa-sketsa tersebut mengalami proses tracing untuk menghindari kegagalan dalam proses pewarnaan.

Proses selanjutnya adalah proses scanning dengan menggunakan media scanner. Seluruh sketsa kemudian di scan dan di edit dengan menggunakan software Adobe Photoshop CS2. Setelah itu, Proses pewarnaan dilakukan dengan proses digital. Didalam proses pewarnaan, outline pada gambar dihilangkan agar tidak mengganggu blok warna pada objek.

(51)

51

Setelah proses editing selesai, maka file yang telah jadi pun siap untuk dicetak dan dibuat dummy sebagai acuan dalam proses akhir percetakan. Dummy ini dicetak menggunakan printer dan menggunakan bahan kertas yang akan menjadi hasil akhir dari buku. Adapun kertas yang digunakan dalam buku adalah kertas Inkjet Paper Texture Double Side 150 gsm yang mempunyai tekstur dan berkarakter kuat sehingga tidak mudah untuk sobek oleh anak-anak.

Setelah dummy selesai dibuat maka pengkoreksian pun dilakukan untuk menghindari kegagalan cetak sebagai proofing.

Jika dummy tersebut tidak mengalami kegagalan maka proses percetakan pun dilakukan. Proses percetakan menggunakan proses cetak dimana desain akan dibagi menjadi 4 film transparan (Cyan, Magenta, Yellow, Black). Lalu keempat film tersebut diafdruk ke dalam plat platinum yang kemudian menghasilkan 4 buah platinum yang digunakan oleh mesin cetak. Hasil dari cetakan kemudian dipotong dan dirapikan hingga ke proses penjilidan.

4.2 Media Utama

4.2.1 Cover

Pada cover bagian depan terdapat judul buku untuk mengidentifikasi buku juga bodytext “Metamorfosis Ulat Papilio Demoleus” sebagai pembeda diantara buku-buku lain. Pada cover depan buku juga terdapat mandatori dari Erlangga For Kids sebagai penerbit buku.

(52)

52

Teknis cover depan buku menggunakan penjilidan hardcover agar buku tahan lama dan tidak mudah robek.

Gambar 4.1 Cover depan

Pada cover belakang buku terdapat judul yang diperkecil untuk menjaga keseimbangan layout pada cover belakang buku. Di cover belakang buku juga terdapat sinopsis buku yang mempunyai kesan persuasif untuk membuka buku ini. mandatori ditampilkan dicover belakang buku ini.

(53)

53 4.2.2 Isi Buku

Untuk memisahkan dan membedakan halaman cover dan dan isi maka dibuatlah penyekat yang berfungsi sebagai halaman pembuka.

Gambar 4.3 halaman pembuka

Halaman pembuka berikutnya terdapat identitas buku dan petunjuk untuk orang tua. Pada halaman ini dikhususkan untuk dibaca oleh orang tua.

Gambar 4.4 halaman petunjuk untuk orang tua

(54)

54

Gambar 4.5 halaman 1 dan 2

Halaman 3 dan halaman 4 digambarkan tokoh utama yaitu telur ulat menetas dan keluarlah ulat muda papilio demoleus. Ulat muda tersebut dapat memanipulasi diri sebagai kotoran burung untuk menghindar dari mangsanya yaitu burung ciblek rawa yang suka memakan ulat jeruk seperti papilio demoleus.

Gambar 4.6 halaman 3 dan 4

(55)

55

Gambar 4.7 halaman 5 dan 6

Halaman 7 dan 8 digambarkan ulat papilio dewasa yang rakus kemudian merasa lelah karena makan terus menerus. Dan ia pun mencari dahan untuk beristirahat yang akhirnya ualat tersebut akan tertidur didalam kepompong. Tahap ini merupakan tahap akhir dimana ulat papilio demoleus akan berubah menjadi seekor kupu-kupu yang cantik.

Gambar 4.8 halaman 7 dan 8

(56)

56

Gambar 4.9 halaman 9 hingga halaman 10

Halaman 11 dan 14 digambarkan tokoh utama yaitu ulat papilio demoleus sudah berubah menjadi kupu-kupu dan berusaha untuk mengembangkan sayapnya agar ia dapat terbang kesana kemari untuk mencari nektar di taman bunga sebagai makanannya. Untuk halaman 13 dan 14 dibuat pop up agar dapat menarik perhatian anak akan perubahan ulat papilio demoleus hingga menjadi kupu-kupu yang indah. Pop up tersebut juga untuk menambah dimensi dari kupu-kupu papilio demoleus sebagai tokoh utama dalam buku. Pop Up ini juga mempunyai tujuan agar anak merasa terkejut dan kagum karena hanya halaman ini yang diberikan Pop Up tepat dimana Pipo si kupu-kupu sudah menjadi kupu-kupu dewasa dan dapat terbang kesana kemari di taman bunga.

(57)

57

Gambar 4.11 halaman 13 dan 14

Halaman 15 dan 16 merupakan penjelasan siklus hidup dan tahap-tahap metamorfosis pada ulat jenis papilio demoleus untuk anak. Gambar tersebut didampingi oleh penjelasan agar anak lebih cepat menangkap apa yang disampaikan oleh gambar dan orang tua pun sangat berperan dalam memberikan penjelasan siklus hisup metamorfosis ini.

Gambar 4.12 halaman 15 dan 16

Halaman 17 hingga halaman 20 merupakan kuis atau arena permainan anak untuk memacu anak belajar berhitung dan menulis dengan melibatkan tokoh utama dalam buku.

(58)

58

Gambar 4.14 halaman 19 dan 20

Halaman 21 dan 22 merupakan halaman penyekat untuk menandakan halaman akhir dan cerita ulat papilio demoleus pun berakhir.

Gambar 4.15 halaman 21 dan 22

4.3 Media Pendukung

4.3.1 Kemasan

Media pendukung ini untuk memudahkan pengepakan produk kepada konsumen agar tidak tercecer. Karena didalam kemasan ini terdapat buku sebagai media utama, bross, dan puzzle box sebagai mercandise atau gimmick.

Kemasan ini juga mempunyai tujuan sebagai alat pembeda diantara produk lainnya.

(59)

59

Kemasan box menggunakan bahan duplek 3mm yang dilapisi dengan kertas sintetik yang dicetak separasi full color dan laminasi panas.

Pada bagian depan terdapat gambar pada cover media utama sebagai penanda buku “Aku Pipo Si Kupu-kupu” dan pada bagian belakang buku terdapat penjelasan metamorfosis kupu-kupu papilio demoleus dan sinopsis dari cerita “Aku Pipo Si Kupu-kupu” hal tersebut dimaksudkan untuk menarik perhatian konsumen agar merasa penasaran dengan cerita tersebut dan tergoda untuk membelinya.

Gambar 4.16 Kemasan

(60)

60

Gambar 4.17 Bukaan Kemasan

4.3.2 Gimmick

a. Puzzle Box

Konsep merchandise ini dibuat sebagai media pendukung yang dapat dipakai oleh anak laki-laki dan juga anak perempuan. Tujuan dari puzzle box ini dibuat berdasarkan penyesuaian pesan yang disampaikan oleh buku yaitu untuk mengenalkan bentuk dan daya tangkap audience akan perubahan yang terjadi dalam jenis kupu-kupu papilio demoleus. Merchandise menggunakan karakter-karakter yang terdapat dalam buku sebagai pendekatan visual kepada anak. Tujuan dari merchandise ini ialah agar anak dapat mengingat bentuk dan wujud yang terjadi didalam metamorfosis kupu-kupu papilio demoleus.

(61)

61

Gambar 4.18 Puzzle Box

b. Bross

Perancangan gimmick ini dimulai dari pengembangan ide kemasan. Tujuan dari Bross ini adalah agar anak dapat lebih mengenal dan mengingat karakter utama dalam buku yaitu Pipo si ulat. Cara penggunaan bross ini menggunakan penitik yang dapat dipasang di tas sekolah anak ataupun seragam sekolah.

Bross ini mempunyai panjang 8cm dan lebar 5cm. Bross ini terbuat dari bahan kayu untuk keamanan anak.

(62)

62 4.4 Media Promosi

4.4.1 Poster

Teknis produksi dari poster adalah dengan menggunakan cetak separasi di atas kertas ukuran 42 cm x 59,4 cm jenis art paper 130 gram agar warna pada poster tahan lama.

Gambar 4.20 Poster

4.4.2 Stand Character

Media promosi ini dibuat agar dapat menarik perhatian anak dan orang tua. Media ini menggunakan karakter Pipo sebagai tokoh utama. Tujuan media ini selain untuk menarik perhatian konsumen juga untuk memberitahukan kepada konsumen bahwa buku “Aku Pipo si Kupu-kupu” telah terbit

(63)

63

Toga Mas dengan tinggi 120 cm agar mata konsumen langsung tertuju pada karakter.

Karakter terbuat dari infraboard dengan dilapisi oleh kertas coated matte 120 gsm dan dicetak secara digital printing.

Gambar 4.21 Stand Character

4.4.3 Flag Chain

Bendera ini mempunyai ukuran 22x24 cm dengan ukuran headline 150 pt agar mudah dibaca dan terbuat dari kertas Artpaper 130 gsm dengan teknis cetak.

(64)

64

Gambar 4.22 Gambar Flag Chain

4.4.4 Display Box

Media promosi ini dibuat untuk menyimpan produk di toko buku. Tujuan dari media ini adalah sebagai alat pembeda dengan produk yang lain agar tidak tercampur dengan produk-produk lainnya.

Display box ini diletakkan diatas meja yang disediakan oleh toko-toko buku tempat buku-buku baru release. Teknis dari display box ini terbuat dari duplek 3mm yang dilapisi dengan gambar berbahan artpaper cetak.

(65)

65

Gambar 4.23 Gambar Display Box

4.4.5 Stiker Lantai

Media promosi ini dibuat untuk petunjuk atau signsystem yang mengarah ke display “Aku Pipo si Kupu-kupu” berada. Tujuan dari stiker lantai ini adalah sebagai media promosi yang unik dan mudah dilihat oleh anak.

Stiker lantai ini ditempel dilantai yang menuju ke display “Aku Pipo si Kupu-kupu”, bahan stiker ini menggunakan bahan stiker vynil yang dilaminasi dingin agar tidak mudah robek.

Stiker ini mempunyai ukuran panjang 9 cm dan lebar 10 cm.

(66)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

PERANCANGAN BUKU BERGAMBAR PENGENALAN

METAMORFOSIS KUPU-KUPU PAPILIO DEMOLEUS

UNTUK ANAK

DK 26313 / Tugas Akhir Semester II 2010/2011

Oleh

Taufik Arya Mahendra

NIM

52107023

Program Studi Desain Grafis

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(67)

DAFTAR PUSTAKA

a. Buku

Arahim, Zaifudin, (2009). Galileo : IPA-TERPADU VIII, Klaten : Penerbit CV. Media Antar Nusa.

Soetjiningsih, (1998). Tumbuh Kembang Anak, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Tabrani, Primadi, (2000). Proses Kreasi, Apresiasi, Belajar, Bandung : Penerbit ITB.

b. Internet

Anwers.com. (2010). Papilio. Diakses pada 23 April 2010. http://www.answers.com/topic/papilio

Anwers.com. (2010). Papilio Demodocus. Diakses pada 23 April 2010. http://www.answers.com/topic/papilio

Anwers.com. (2010). Papilio Demoleus. Diakses pada 23 April 2010. http://www.answers.com/topic/papilio

(68)

i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatu

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan karunia dan hidayahNya baik berupa kekuatan, semangat dan perlindungan. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Pengantar Tugas Akhir dengan judul “Perancangan Buku Bergambar Pengenalan Metamorfosis Kupu-kupu Papilio Demoleus Untuk Anak” dengan baik.

Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih banyak kekurangannya baik dari segi materi serta visual yang ditampilkan, untuk itu penulis sangat berterima kasih kepada pembaca jika sudi kiranya memberikan kritik serta saran atas Laporan Pengantar Tugas Akhir ini.

Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatu

Bandung, Agustus 2010

(69)

Lembar Pengesahan

PERANCANGAN BUKU BERGAMBAR PENGENALAN

METAMORFOSIS KUPU-KUPU PAPILIO DEMOLEUS

UNTUK ANAK

DK 26313 / Tugas Akhir Semester II 2010/2011

Oleh :

Taufik Arya Mahendra NIM :

52107023

Program Studi Desain Grafis

Disahkan Oleh : Dosen Pembimbing

Rini Maulina, S. Sn.

NIP. 4127 320 60 11

Koordinator Tugas Akhir

Kankan Kasmana, S. Sn.

(70)

ii

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 3

1.3. Fokus Permasalah ... 3

1.4. Tujuan Perancangan ... 4

1.5. Kata Kunci ... 4

BAB 2 Metamorfosis Kupu-kupu Papilio Demoleus Sebagai Pemicu Perkembangan Pola Pikir dan Kreatifitas Anak ... 5

2.1. Tinjauan Tahapan Perkembangan Makhluk Hidup Menjadi Dewasa ... 5

2.1.1. Pembelahan Zigot ... 5

2.1.2. Morfogenesis ... 6

2.1.3. Deferensiasi Sel ... 6

2.1.4. Pertumbuhan ... 6

2.2. Petumbuhan dan Perkembangan Pada Hewan ... 6

2.3. Serangga ... 7

2.3.1. Metamorfosis ... 7

2.4. Kupu-kupu ... 9

2.4.1. Jenis Kupu-kupu di Indonesia ... 9

2.4.2. Kupu-kupu spesies Papilio Demoleus ... 12

2.4.3. Siklus Hidup Papilio Demoleus ... 13

2.5. Tinjauan Pertumbuhan dan Perkembangan Pola Pikir dan Kreatifitas Pada Anak ... 17

2.5.1. Anak Sebagai Bakal Pembentuk Kepribadian ... 17

2.5.2. Proses Belajar dan Kreatifitas ... 19

(71)

iii

2.7. Target Audience ... 22

BAB 3 Strategi Perancangan dan Konsep Visual ... 25

3.1. Strategi Perancangan ... 25

3.1.1. Strategi Komunikasi ... 25

3.1.2. Strategi Kreatif ... 26

3.2.5. Studi Tipografi ... 46

3.2.2. Studi Layout ... 48

BAB 4 Media dan Teknis Produksi ... 50

4.1. Proses Perancangan Buku Bergambar... 50

(72)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar Metamorfosis Tidak Sempurna ... 8

Gambar 2.2 Gambar Metamorfosis Sempurna pada Kupu-kupu ... 9

Gambar 2.3 Gambar Genus Helenus Engganius ... 10

Gambar 2.4 Gambar Genus Pachliopta Aristolociae ... 11

Gambar 2.5 Gambar Genus Troides Helena ... 11

Gambar 2.6 Gambar Genus Papilio Demoleus ... 12

Gambar 2.7 Gambar Telur Kupu-kupu Papilio Demoleus ... 14

Gambar 2.8 Gambar Larva Kupu-kupu Papilio Demoleus awal ... 14

Gambar 2.9 Gambar Larva Kupu-kupu Papilio Demoleus kedua ... 15

Gambar 2.10 Gambar Larva Papilio Demoleus Dengan Parasitisme ... 16

Gambar 2.11 Gambar Kepompong Papilio Demoleus ... 17

Gambar 3.1 Gambar Contoh Gaya Ilustrasi Buku Bergambar Mengenai Kupu-kupu Indonesia ... 34

Gambar 3.2 Gambar Telur Ulat Jeruk ... 39

Gambar 3.3 Gambar Pipo Muda ... 39

Gambar 3.4 Gambar Pipo Dewasa ... 40

Gambar 3.5 Gambar Kepompong ... 40

Gambar 3.6 Gambar Pipo Kupu-kupu ... 41

Gambar 3.7 Gambar Burung Pemangsa ... 41

Gambar 3.8 Gambar Lokasi Penyimpanan Telur ... 42

Gambar 3.9 Gambar Lokasi Ulat ... 42

Gambar 3.10 Gambar Lokasi Taman Bunga ... 43

Gambar 3.11 Gambar Warna Pada Telur ... 44

Gambar 3.12 Gambar Warna Pada Pipo Muda ... 44

Gambar 3.13 Gambar Warna Pada Pipo Dewasa ... 44

Gambar 3.14 Gambar Warna Pada Kepompong ... 45

Gambar 3.15 Gambar Warna Pada Kupu-kupu ... 45

(73)

v

Gambar 3.17 Gambar Warna Pada Daun ... 46

Gambar 3.18 Gambar Warna Pada Bunga ... 46

Gambar 3.19 Gambar Tipografi Untuk Judul ... 47

Gambar 3.20 Gambar Tipografi Untuk Bodytext ... 48

Gambar 3.21 Gambar Layout Pada Cover dan Isi ... 49

Gambar 4.1 Gambar Cover Depan ... 52

Gambar 4.2 Gambar Cover Belakang ... 52

Gambar 4.3 Gambar Halaman Pembuka ... 53

Gambar 4.4 Gambar Halaman Petunjuk Untuk Orang Tua... 53

Gambar 4.5 Gambar Halaman 1 dan 2 ... 54

Gambar 4.16 Gambar Kemasan ... 59

Gambar 4.17 Gambar Bukaan Kemasan ... 60

Gambar 4.18 Gambar Puzzle Box ... 61

Gambar 4.19 Gambar Bross ... 61

Gambar 4.20 Gambar Poster ... 62

Gambar 4.21 Gambar Stand Character ... 63

Gambar 4.22 Gambar Flag Chain ... 64

Gambar 4.23 Gambar Display Box ... 65

(74)

vi

DAFTAR TABEL

Gambar

Tabel 3.1 Storyline
Tabel 3.2 Storyboard
Gambar 3.1 Gambar contoh gaya ilustrasi buku bergambar mengenai
Tabel 3.3 Tabel strategi distribusi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Permainan ini biasanya dilakukan oleh 5 orang atau lebih, para pemain dibagi menjadi 2 kelompok, kelompok jaga dan kelompok main. Alat yang digunakan adalah 2 bambu yang

Pilihan warna yang digunakan dalam setiap desain pada perancangan buku ilustrasi nama-nama profesi adalah menggunakan warna yang sesuai dengan karakter konsep “kreatif”

Oleh karena itu penulis bermaksud untuk merancang dan membuat sebuah buku cerita bergambar anak-anak yang mengangkat tema cerita rakyat dengan kemasan yang modern, entah itu

Pilihan warna yang digunakan dalam setiap desain pada perancangan buku ilustrasi nama-nama profesi adalah menggunakan warna yang sesuai dengan karakter konsep “kreatif”

Salah satu strategi media informasi yang dapat diterapkan dalam mengenalkan permainan tradisional dengan batu sebagai alat bermain adalah melalui perancangan buku

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa buku cerita bergambar adalah narasi dan ilustrasi yang saling melengkapi untuk menyusun sebuah kisah yang baik..

Penelitian kepustakaan dilakukan melalui studi dari berbagai sumber pustaka, baik itu data verbal maupun data visual. Sumber pustaka yang dimaksud meliputi buku cetak maupun

Tujuan dari perancangan buku cerita bergambar ini adalah agar dapat tersedianya media literasi yang cocok untuk anak-anak agar mengenalkan dan mengajarkan kepedulian terhadap