• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesiapan sumber daya pendidikan madrasah tasnawiyah negeri 15 jakarta dalam penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kesiapan sumber daya pendidikan madrasah tasnawiyah negeri 15 jakarta dalam penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS)"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

Olch

FAISAL ANWAR NIM: 0018218250

PROGRAM STUD! MANAJEMEN l'ENDIDil..:AN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF I-IIDA YATUl.LAII

(2)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas JI mu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sa1jana Strnta I

oleh: FAISAL ANWAR

0018218250 i Bawah Bimbingan

....

DRS. Abdul Rozak, NIP.150277689

PROGRAM STUD! MANAJEMEN PENDIDIKAN JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS !Uv!U TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SY ARIF HIDAY A TULLAH JAKARTA

(3)

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 15 JAKARTA DALAM RANGKA

PENERAPAN MANAJEMEN BERBASJS SEKOLAH (MBS), telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Ilmu Tarbiyah d<in Keguruan (FITK) UIN Syarir I liclayatullah Jakarta pada tanggal

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk rnempcrnlch gclar Sarjana Program Strata 1 (S 1) pada Jurusan Kependidikan Islam Program Studi Marn\jcmen Pcnclidikan ·urN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dekan/

ketua Merangkap Anggota

PENGUJI I

Drs. H. Nur6chim., M.M NIP.050033454

Jakarta,22 November 2005 SIDANG MUNAQOSY AH

ANGGOTA:

Pcmbantu Dekan Bid. Akademik/ Sekretaris Merangkap Anggota

PENGUJI II

(4)

7. Dosen-dosen dm1 para pegawai Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan keramah tamahan dalam melayani dan bergaul dalam setiap pe1jumpaan di kelas maupun dimana saja

8. DRS. Burhmrnddin, MM, Kepala Sekolah MTSN 15 Jakarta Utma

9. Drs. Nur Hadi., Wald! Kepala Sekolah dan beserta guru-guru clan siswa/I MTSN 15 Jakarta Utma yang telah bersedia menerima saya dalmn melakukan penelitian di MTSN 15 Jakarta Utara.

10. Orang Tuaku yang penulis cintai, sujud hormat clan cinta anancla, H. Abdul Aziz, HS, dm1 Hj. Nur I-Iasanah,terima kasih atas segala pengorbanan dan cinta kasih yang telah tercurahkan kepada penulis, semoga Allah menempatkan beliau di sisi yang tertinggi dialchirat kelak, Kakak clan adikku (Salbiyah, Baln·uclin, Ida Faridah, Tuti Alawiyah, Syaifullah, Junaidi, Nur Mani, Syarif Hiclayatullah, clan Khusnul Khotimah) yang menjac\i pelengkap kerinduan clan belahan kasih saym1g kepada penulis serta pengorbanan clan pe1juangan yang telah diberikan clan senantiasa me11c\oakan atas kesuksesan penulis dalam menimba ilmu

(5)

Partai Reformasi Mahasiswa (PARMA), Temen-teman Ilcatan Remaja Masjid Fathullah (IRMAFA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang selalu menjadi patner penulis dalam pengembangan intelektual religius,

12. Teruntuk seorang wanita yang menjadi motivasi dan semangat dalam karirku Etty Herawai terima kasih atas semua bantuan yang tidak kenal pamrih.

13. Kawan-kawan di KI-Manajemen Pendidikan angkatan 2000 (Arin, Tris dll), kc:pada semua pihak pihak yang penulis ticlak clapat diseb11tkan satu persatu namun ticlak mengurangt rasa ta'jim clan penghormatan serta penghargaan penulis.

Penulis berclo'a semoga kebaikan mereka menclapat imbalan yang setimpal disisi Allah swt. Amin

Akhirnya penulis berharap muclah-muclahan skripsi 1111, menambah perbenclaharan khazanah intelektual para pembaca.

Jakarta, 15 November 2005

(6)

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

BABIPENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Perumusan Masalah ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Sistematika Penulisan ... 9

BAB II KAJIAN TEOH.I DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori ... 11

1 ). Konsep dasar Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ... 11

a. Definisi MBS ... 11

b. Karakteristik MBS ... 14

c. Prinsip-Prinsip MBS ... 16

(7)

b. Sumber Daya Pendidikan MBS ... 24

1. Manajemen Kurikulum ... 25

2. Manajemen Tenaga Pendidikan ... 26

3. Manajamen Kesiswaan ... 26

4. Manajemen Keuangan ... 27

5. Manajemen Sarana dan Prasarana ... 29

6. Manajemen Hub. Sekolah dan Masyarakat.. ... 29

7. Manajemen Layanan Khusus ... 31

B. Kerangka Berpikir ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN B. Tujuan Penelitian ... 34

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 34

D. Sasaran Penelitian ... 34

E. Teknik Pengumpulan Data ... 35

F. Teknik Analisa Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Sejarah Singkat Sekolah/madrasah ... 37

B. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah/madrasah ... 37

(8)

F. Faktor Pendukung Dan Penghambat dalam Kesiapan Sumber Daya

Pendidikan diMTSN 15 Jakarta Utara ... 60

G. Indikator keberhasilan · Kesiapan Sumber Daya pendidikan dalam Rangka Pen era pan MBS ... 61

H. Solusi yang Dilakakukan dalam Kesiapan Sumber Daya Pendidikan diMTSN 15 Jakarta Utara ... 61

BAB V PENUTUP A Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 64

DAFT AR PUST AKA ... 66

(9)

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai salah satu wujud komitmen pemerintah dalam melaksanakan prinsip-prinsip yang lebih demokratis, meningkatkan peran serta masyarakat, melaksanakan prinsip-prinsip keadilan, serta memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah malca 'telah digulirkan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang berlaku sejak Januari 2001 dan Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Pelaksanaan undang-undang tersebut yang juga merupakan pelaksanaan otonomi daerah dibidang pendidikan memerlukan pergeseran sistem perencanaan, pengelolaan, dan pengawasan yang sangat mendasar yang pada tahap awal akan mempunyai dampak positif maupun negatif. Karena itu penerapan undang-undang tersebut di bidang pendidikan perlu diikuti dengan perencanaan, pengelolaan, serta pengawasan sedemikian sehingga tidak mematikan kreativitas daerah tetapi juga tetap memperkokoh persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam persaingan global.

(10)

meningkatkan peranserta legislatif; menetapkan asas dekonsentrasi dengan diikuti dukungan pembiayaan yang memadai (untuk dukungan pembiayaan inilah dilahirkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999). Ketiga, semuanya itu dilaksanakan dalam kerangka partisipasi aktif dan positif diera persaingan global.1

Dalam pelaksanaannya, pemerintah pusat maupun daerah telah melaknkan berbagai persiapan yang menyangkut peraturan pelaksanaan, organisasi tata kerja, pemindahan pegawai, perhitungan biaya dan sebagainya.

Problem yang muncul dalam pelaksanaan undang-undang tersebut antara lain prioritas pembiayaan yang tidak tepat sasaran, misalnya Dana Alokasi Umum yang dilaksanakan menurut kebijakan serta kepentingan daerah rnenyebabkan prioritas utama (misalnya pembayaran rape! gaji guru) banyak mengalami hambatan di beberapa daerah 2

Sejak 1999 bergulir tema besar dalam kerangka reformasi dan demolaatisasi pendidikan di Indonesia. Sebagai bagian dari tema besar tersebut, diperkenalkanlah konsep Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Manajement) untuk selanjutnya disebut MBS. Secara konseptual MBS dipahami sebagai salah satu 。ャエ・セョ。エゥヲ@ pilihan formal yang mengelola struktur penyelenggarnan pendidikan yang terdesentralisasi dengan menempatkan sekolah sebagai unit utama peningkatan.

Menurut Ibtisam Abu Duhou mengatakan, Konsep ini (MBS) menempatkan retribusi kewenangan para pembuat kebijakan sebagai elemen paling mendasar untuk meningkatkan kualitas hasil pendidikan. Pada sisi ini, MBS rnerupakan earn memotivasi kepala sekolah lebih be1ianggungjawab terhadap kualitas peserta didik. Untuk itu, sudah seharusnya kepala sekolah mengembangkan

program-1

PLnonim, Undang-undang Non1or 25 Tahun 1999Tentang PeriJ11bangan Keuangan antara Pe111erintah Pusat dan Pen1erintah Daerah.

2

(11)

program kependidikan secara menyeluruh untuk melayani segala kebutuhan peserta didik di sekolah. Semua personel sekolah selazinnya menyan1but dan merunmskan program yang lebih operasional, karena merekalah pihak yang paling mengetahui akan kebutuhan peserta didik. 3

Ketidakberhasilan pemerintah Orde barn mengatasi krisis ekonomi tahun 1997-1993 menimbulkan efek berantai yang berwujud ketidakpuasan masyarakat terhadap hampir semua kebijakan, tatanan kebijakan, dan hasil-hasil karya pembangunan yang telah dilakukan pemerintah Orde Baru dengan susah payah selama lebih kurang 32 tahun.

Puncak dari ketidakpuasan tersebut berujung kepada runtuhnya pemerintahan Presiden Soeharto, dan digantikan oleh pemerintahan Presiden B.J Habibie, yang menandai titik awal dimulainya reformasi disegala bidang, yang bakan sarnpm sekarang belum selesai, malahan ada yang mengatakan reformasi mati suri.

Seraya menghindari jargon-jargon yang lebih bersifat politis, keinginan-keinginan masyarakat untuk merubah secara total tata kehidupan berbangsa dan bernegara pada intinya adalah keiriginan untuk hidup dalam alam yang lebih demokratis, berkeadilan, bebas dari kemiskinan, dan dijunjungnya nilai-nilai kemanusiaan dan hak azasi manusia. Dalam wiicana yang !ebih kongkrit, diperlukan perubahan sistem kekuasaan yang tidak terpusat pada satu orm1g atau lembaga, penguatan lembaga Legistratif sebagai cermin kedaulatan rakyat. Dan independensi lembaga yudikatifuntuk menjaga objektivitas dan keadilan bagi setiap warga negara. Pada tataran praktek pelaksanam1 (eksekusi), semua lembaga publik dituntut untuk

3

(12)

transparan, akuntabel, efektif dan efisien, setia mengindahkan aspirasi masyarakat yang beragam.

Sebagai konsep, MBS telah diterapkan dibeberapa negara maju, tetapi sebagai model manajemen yang terkait dengan sistem pendidikan setempat (negara yang bersangkutan), maka tidak ada satu pun model yang sarna antara model penerapan di negara yang satu dengan negara yang lain. Demikian juga penerapannya di Indonesia sangat terkait dengan sistem pemerintahan (yang barn mengalami perubahan besar dan implementasinya masih terns berkembang), sistem pendidikan, kebijakan yang mendukung, serta pengalaman-pengalaman masa lalu yang dapat digunakan sebagai guru terbaik disamping mengambil manfaat dari pengalaman negara lain, agar tidak perlu mengulang kesalahan yang sama.

Implementasi MBS menuntut dukungan tenaga kerja yang terampil dan berkualitas agar dapat membangkitkan motivasi kerja yang lebih produktif dan memberdayakan otoritas daerah setempat, serta mengefisienkan system dan menghilangkan birokrasi yang tumpang tindih. Keberhasilan seperti ini di temukan di Meksiko sebab pemerintah pusat telah melakukan pelatihan bagi personel yang akan diperkejakan di berbagai tempat ke1ja yang diperlukan, malah di Chilli menunjukkan adanya penurunan anggaran yang besar4 •. Dalam hal itu, dituntut :cemandirian dan kreativitas sekolah dalam mengelola pendidikan dan pembelajaran dibalik otonomi yang dimilikinya. Sekolah juga harus man1pu memcermati kebutuhan peserta didik yang berfariasi, keinginan staff yang berbeda; kondisi lingkungan yang beragam,

(13)

harapan masyarakat yang menitipkan anaknya pada sekolah agar keiak bisa menjacli anak yang mandiri, serta tuntutan dunia kerja untuk memperoleh tenaga yang produktif, potensial clan berkualitas.

Faktor lain perlu diperhatikan berkaitan dengan kesiapan pelaksanaan MBS tersebut. Kesiapan ini sangat ditentukan oleh para pelaku, antara lain ketulusan pemerintah pusat, aparat daerah, masyarakat, dan sekolah itu sendiri. Kesiapan ini juga menyangkut kemempuan dalam merigajukan argumentasi dan rasionalisasi dari berbagai sudut pandang untuk mendukung perlunya pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.

MBS memberi peluang bagi kepala sekolah, guru, dan peserta didik untuk melakukan inovasi dan improvisasi di sekolah/madrasah, berkaitan dengan masalah kurikulum, pembelajaran, manajerial dan lain sebagainya yang tumbuh dari aktivitas, kreatifitas, dan profesionalisme yang dimiliki. Pelibatan masyarakat dalam dewan sekolah di bawah monitoring pemerintah, mendorong sekolah/madrasah untuk lebih terbuka, demolaatis, dan bertanggung jawab. Pemberian kebebasan yang lebih luas memberikan kemungkinan kepada sekolah/madrasah untuk menemukan jati dirinya yang membina peserta didik, guru, dan petugas lain yang ada clilingkungan sekolah/madrasah. 5

Menurut Umeidi mengatakan, "Tidak kalah pentingnya dalam ha! ini adalah suasana masyarakat (semua pihak) yang menghendaki desentralisasi (otonomi),

5

(14)

Transparansi, demokratisasi, akuntabilitas, serta dorongan peningkatan peran masyarakat dalam hampir semua kebijakan dan layanan publik, termasuk pendidikan."6

Kongkritnya, keluarnya UU No.22 tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan PP No.25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi, UU No. 25 Tahun 2000 tentang Propenas, dan Kepmendiknas No. 122/U/2001 tentang Rencana Strategis Pembangunan Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Tahun · 2000-2004, serta UU Sisdiknas Tahun 2003 memberikan landasan hukum atau "School Based Management" dan pendidikan yang berbasis masyarakat atau "Community Based Education"

Permasalahan pendidikan dalam kaitannya dengan desentralisasi tidak mungkin sederhana dengan keluarnya UU tentang pemerintahan daerah, karena dibidang pendidikan sendiri masih ada UU tentang sistem pendidikan nasional (SISDIKNAS), yang proses pengesah.annya sendiri cukup alot dan mendapat respon pro-kontra yang cukup besar.

Berdasarkan permasalahan di atas penulis terdorong untuk mengadakan penelitian yang dituangkan dalan1 skripsi ini dengan judul "KESIAP AN SUMBER DAY A PENDIDIKAN MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 15 JAKARTA DALAM

RANGKA PENERAPAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAI-1 (MBS)"

6

(15)

B. ldentitifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan berbagai masalah, seperti :

1. Apa yang melatarbelakangi pentingnya penerapan konsep Manajemen Berbasis Sekolah ?

2. Bagaimana MTSN 15 Jakarta dalam penerapan MBS?

3. Upaya apa yang dilakukan oleh sckolah/madrasah dalam mempersiapkan sumber daya pendidikan yang baik ?

4. Bagaimana peranan pemerintah dalam menyediakan sumber daya pendidikan ?

5. Bagaimana peranan ketersediaan sumber daya pendidikan dalarn rnencapai tujuan sekolah ?

C. Pcmbatasan masalah

Dari identifikasi masalah di atas,, maka perlu adanya pembatasan masalah yang akan diteliti sehingga tidak terlalu meluas dan dapat terarah. Antara lain :

a. Kesiapan sumber daya pendidikan Madrasah Tsanawiyab Negeri 15 Jakarta Utara dalam rangka penerapari manajemen berbasis sekolah (MBS)

(16)

sumber daya kurikulum, sumber daya tenaga pendid1k, smnber daya keuangan, sumber daya sarana dan prasarana, dm1 sumber daya hubungan masyarakat

c. Penerapan manajemen berbasis sekolah (MBS), yang di maksud penulis adalah penerpan MBS dalarn kesiapan dan ketersediaan sumber daya pendidikan di MTSN 15 ,Jakarta Utara tercapai tujuan pendidikan dengan maksimal

D. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian di alas maka pennasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

l. Bagaimana tingkat kesiapan smnber daya pendidikan MTSN 15 Jaka1ia dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) ?

2. Upaya apa yang dapat dilakukan oleh sekolah/madrasah pada persiapan sumber daya pendidikan dalarn kerangka penerapan MBS/M?

3. Faktor ada saJa yang. menjadi pendukung dan penghambat dalam kesiapan sumber daya pendidikan MTSN 15 Jakaiia Utara dalam penrapan MBS?

(17)

E. Manfaat Pcnclitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak antara lain :

1. Bagi Peneliti, sebagai bahan masukan dalam menambah pengetahuan mengenai penerapan MBS di madrasah/sekolah, khususnya dalam ketersediaan sumber daya pendidikan

2. Bagi Sekolah, sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam menerapkan MBS disekolah/madrasahnya, khususnya dalam ketersediaan sumber daya pendidikan

3. Bagi penyelenggara pendidikan, sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk penerapan MBS disekolah/madrasah dalam sumber daya pendidikan.

4. Bagi masyarakat, sebagai bahan informasi untuk lebih meningkatkan partisipasi aktif guna meningkatkan mutu pendidikan.

F. Sistematika Penulisan

BAB!

BAB II

Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, Identifikasi masalah, Pembatasan masalah, Perumusan Masalah, Manfaat penelitian, Sistematika penulisan ..

(18)

Prinsip-prinsip MBS, Tujuan MBS, Implentasi MBS. Bagian kedua mengenai Konsep Sumber Daya Pendidikan Madrasah/sekolah, Elemen-elemen Pokok Sumber Daya Pendidikan, Sumber daya Manajemen Berbasis Sekolah meliputi antara lain yaitu, Manajemen Kurikulum, Manajemen Tenaga Pendidikan, Manajamen Kesiswaan, Manajemen Keuangan, manajemen Sarana dan Prasarana, manajemen Hub. Sekolah dan Masyarakat.

BAB III Berisi metodologi penelitian yang meliputi tujuan pendidikan, tempat dan waktu penelitian, Sasaran Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisa Data.

BAB IV Berisi tentang hasil penelitian yang meliputi : sejarah singkat sekolah, visi & misi sekolah, deskripsi sekolah, program sekolah, Analisa Kesiapan Sumber Daya Pendidikan MTSN 15 Jakarta Utara dalam Penerapan MBS, Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Kesiapan Sumber Daya Pendidikan MTSN 15 dalam Penerapan MBS, Solusi yang Dilakakukan dalam Kesiapan Sumber Daya Pendidikan di MTSN 15 jakarta Utara,

(19)

A. Kajian Teoritis

1. Konsep Manajemen Bcrbasis Sekolah a. Difinisi Manajemen Berbasis Sekolah

. Istilah Manajemen Berbasis Sekolah mempunya banyak persepsi dan definisi, dan biasanya orang menilai dari sudut pandang disiplin ilmu pengetahuan dan pengalaman yang digelutimya. Di sini saya akan memaparkan beben;pa definisi clari beberpa tokoh, pengamat, dan Jembaga pendidikan. Antara lain yaitu, Manajemen Berbasis sekolah adalah, "Suatu konsep yang menempatkan kekuasaan pengambilan keputusan yang berkaitan clengan pencliclikan diletakkan pada tempat yang paling dekat dengan proses belajar mengajar "7

Menurut Mulyasa, dijelaskan tentang definisi Manajemen Berbasis Sekolah merupakan terjemahan dari "School-based management". Istilah ini pertama kali muncul di Amerika Serikat ketika masyarakat mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan clan perkembangan masyarakat setempat. MBS merupakan paracligma barn, yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah (pelibatan masyarakat) clalam rangka kebijakan pendidikan nasional. Otonomi cliberikan agar sekolah leluasa mengelola sumber daya clan sumber dana dengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan, serta Jebih tanggap terhadap kebutuhan setempat. Pelibatan masyarakat dirnaksuclkan agar mereka lebih memahami, membantu, dan mengontrol pengelolaan peadiclikan. Dalam pada itu, kebijakan nasional yang h1enjadi prioritas pemerintah hams pula dilakukan oleh sekolah. Pada sistem MBS, sekolah/maclrasah dituntut secara mandiri menggali, mengalokasikan, menentukan prioritas, mengendalikan, dan

7

(20)

e1emertanggungjawabkan pemberdayaan sumber-sumb-er, baik kepada masyarakat maupun kepada pemerintah. 8

Suatu definisi yang menyeluruh dan agak kompleks seperti dikemukakan oleh Umeidi sebagi berikut :

1_) Manajemen Berbasis Sekolah adalah sesuatu yang berdasarkan penelitian, komitmen, sistem tertentu, adalah model desentralisasi pengoperasian

ウセォッャ。ィ@ ( dalam suatu distrik/wilayah) dengan parameter (batasan-batasan yang jelas) dan peran staf yang dipahami oleh mereka yang terlibat,untuk memaksimalkan efektifitas pengguna sumber daya.

2) (Bagian) anggaran yang peruntukannya bagi sekolah, sebagian besar dipindahkan ke sekolah masing-masing untuk dikelola di dalam sistem rencana anggaran dan pendapatan sekolah (RAPBS), sejalan dengan pemberian kewenangan untuk mengambil keputusan pada setiap sekolah. 3) Alokasi anggarnn diberikan dalam bentuk lump-sum (blok keseluruhan,

tidak dirinci) secara adil, berdasarkan alokasi persiswa yang berbeda (misalnya untuk SD/MI, SMP/MTS, SMU/MA, serta SLB, masing-masing perhitungam1ya beda), tidak peduli dari sumber manapun, yang penting nntuk kepentingan siswa disekolah/madrasah tersebut.

4) Alokasi diberikan sesuai perencanaan dan anggaran sekolah/madrasah yang dibuat oleh kepala sekolah/madrasah bersama staf (guru) yang sudah ter!atih, orang tua, dan siswa sebagai stake holders dan disetujui oleh

DIN AS/ superintendent.

5) Perencanaan yang dibuat sekolah/madrasah tersebut dirancang untuk mencapai tujuan perbaikan mutu pendidikan yang disepakati bersama. 6) Akuntabilitas diberlakukan bagi masing-masing sekolah/ma<lrasah. 7) Evaluasi lebih pada hasil bukan pada metodelogi atau proses.9

Secara leksikal, Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) berasal dari tiga kata, yaitu manajemen, berbasis, dan sekolah. Manajemen adalah "Proses menggunakan sumber daya secara kolektif untuk mencapai sasaran. Berbasis memiliki kata dasar basis yang berarti dasar atau asas. Sekolah . adalah lembaga untuk belajar dan

. ' E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Seka/ah (Konsep,Strategi, dan Jmplemtasi), (Bandung:

PT.Remaja Rosda Karya,2002), Cet.11, h.24.

(21)

mengajar serta tempat untuk menerima dan memberikan pelajaran."10• Berdasarkan makna. leksikal tersebut maka MBS dapat diartikan sebagai penggunaan sumber daya yang berasaskan kepada sekolali/madrasah itu sendiri dalam proses pengajaran atau pembelaj aran.

Dari asal usulnya peristilahannya, MBS adalah te1jemahan langgsung dari School-Based Management (SJ'v!B), Menurut Nurld1olis, "lstilah ini mula-mula muncul di Amerika Serikat pada tahun 19970-an sebagai alternatif untuk mereformasi pengelolaan pendidikan atau sekolah reformasi itu diperlukan karena kine1ja sekolali/madrasah selama puluhan tahun tidalc dapat menunjukkan peningkatan yang berarti dalam memenuhi tuntutan perubahan lingkungan sekolah/madrasah."11

Mengenai Manajemen Berbasis Sekolah ini, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 51, ayat (!) menyatakan:

"Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan

pendidikan menengah dilaksanakan berdasarkan standar laycnan minimal dengan

prinsip manajemen berbasis sekolah/madrasah. "

Penjelasan pasal 51 ayat (1) berbunyi sebagai berikut :

· "Yang dimaksud dengan Manajemen Berbasis Sekolah/madrasah adalah bentuk otonomi manajemen pendidikan pada satuan pendidikan, yang dalarn arti ini

1

°

Kamisa, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Kartika, 1997), h.358, h.64, h.482

11

(22)

kepala sekolahlmadrasah dan guru dibantu oleh komite sekolah/madrasah dalam mengelola kegiatan pendidikan."12

Dengan demikian, Manaj em en Berbasis sekolah ada lah sebuah model pengelolahan lembaga sekolah/madrasah dengan membcrkian wewenaag yang lebih luas pada tingkat sekolah/madrasah untuk mengelola sekolah/madrasahnya sendiri secara. langsung. Dengan adanya wewenang yang lebih luas itu, maka te1jadi pergeseran kekuasaan dari pemerintah pusat atau pemerintah daerah kepada sekolah/madrasah langsung dalam pengelolaan sekolah/madrasag, tanggung jawab, dan partisipasi dalam membuat program-program sekolah/madrasah.

Dengan pola MBS, sekolah memi'liki kewenangan (kcmandirian) yang lebih besar dalam mengelola manajeme1mya sendiri. Kemandirian tersebut di antaranya meliputi penetapan sasaran peningkatan mutu, penyusunan rencana peningkatan mutu, pelaksanaan rencana peningkatan mutu dan mel'akukan evaluasi peningkatan mutu. Di samping itu, sekolah juga mmiliki kemandirian dalam menggali partisipasi kelompok yang brekepentingan dengan sekolah/madrasah. Di sinilah letak ciri khas MBS.

b. Karakteristik Manajemen Berbasis Sekolah.

Berdasarkan konsep MPMBS karakteristiknya terdiri dari: output yang diharapkan, proses dan input antara lain sebagai berikut :

12

(23)

I) Output

Sekolah hams memiliki output yang diharapkan yaitu prestasi sekolah yang dihasilkan oleh proses pembelajaran dan manajemen di sekolah. Output bisa berupa prestasi akademik seperti NEM, lomba karya ilmiah remaja, loma Bahasa Inggris, Metematika, Fisika, cara berfikir kritis, kreatif, nalar, rasional, induktif, deduktif dan ilmiah. . Juga prestasi non akademik misalnya keingintahuan yang tinggi, harga diri, kejujuran, ke1j asama yang baik, rasa kasih sayang yang tinggi terhadap sesama, solidaritas yang tinggi, toleransi, kedisiplinan, kerajinan, prestasi olah raga, kesenian dan kepramukaan.

2) Proses.

(24)

3) Input pendidikan

Dalam input pendidikan ini. meiputi, (a) Memiliki kebijakan, tujuan, dan sasaran mutu yang jelas, (b) Sumberdaya tersedia dan siap, ( c) Staf yang kompeten dan berdedikasi tinggi, ( d) Memiliki harapan prestasi yang tinggi, ( e) Fokus pada pelanggan (f) Input ュ。ョ。セ・ュ・ョN QS@

c. Prinsip-prinsip Sekolah dalam MBS

Model MBS yang diterapkan di Indonesia adalah Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Konsep dasar MPMBS adalah adanya otonomi dan pengarnbilan keputusan partisipatif. Artinya MPMBS memberikan otonomi yang lebih luas kepada masing-masing sekolah/madrasah secara individual dalam menjalankan program sekolah/madrasahnya dan dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang terj adi. Se lain itu dalan1 menyelesaikan mas al ah dan dalam pengambilan keputusan harus melibatka11 partisipasi setiap konstituen sekolah/madrasah seperti sJSwa, guru, tenaga administrasi, orang tua, masyarakat lingkungal' dan para tokoh masyarakat.

Terdapat empat prinsip MBS yaitu prinsip equifinalitas, prinsip desentralisasi, prinsip pengelolaan mandiri dan prinsip inisir;ttif manusia yang secara jelas diuraikan sebagai berikut : Pertama, Prinsip Equifinalitas (Equifinality; yang didasarkan pada teori manajemen modern yang berasumsi bahwa terdapat perbedaan earn untuk mencapai tujuan. Manajemen sekolah/madrasah menekankan fieksibilitas dan

13

Anonim, Manaje1nen Peningkat A!futu Berbasis Seka/ah: Buku I Konsep dan Pelaksanaan,

(25)

dikelola oleh sekolah/madrasah itu sendiri berdasarkan kondisinya masing-masing. Prinsip equifinalitas ini mendorong terjadinya desentralisasi kekuasaan dan mempersilahkan sekolah memiliki mobilitas yang cukup, berkembang dan beke1ja menurut strategi unilmya masing-masing untuk mengelola sekolahnya secara efekif.

Kedua, Prinsip Desentralisasi (Decentralization). Konsisten dengan pnns1p

equifinalitas maka desentraslisasi merupakan gejala penting dalam reformasi manajemen sekolah modem. Dasar 'teqri dari prinsip desentralisasi ini adalah manajemen sekolah/madrasah da!am aktivitas pengajaran menghadapi berbagai kesulitan dan permasalahan.

Oleh karena itu sekolah harus diberi kekuasaan dan tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan secara efektif sesegera mungkin ketika permasalahan muncul. Tujuan dari prinsip desentralisasi adalah memecahkan masalah secara efisien dan bukan menghindari masalah. Maka MBS harus mampu menemukan permasalahan, memecahkannya tepat waktu dan memberi kontribusi terhadap efektivitas aktivitas belajar mengajar. Ketiga, Prinsip Sistem Pengelolaan Mandiri

(Self-Managing System). MBS tidak menyangkal perlunya mencapai tujuan

(26)

mereka masing-masing. Karena sekolah menerapkan sistem pengelolaan mandiri maka sekolah/madrasah dipersilahkan nntuk mengambil inisiatif atas tanggung jawab mereka sendiri. Keempat, Prinsip Inisiatif Manusia (Human Initiative). Sesuai dengan perkembangan hubungan kemanusiaan dan perubahan ilmu tingkah laku pada manajemen modern, maka orang-orang mulai memberikan perhatian serius pada pengaruh penting faktor manusia dalam efektivitas organisasi. Perspektif sumber daya manusia menekankan pentingnya sumber daya manusia sehingga poin utama manajemen adalah untuk mengembangkan sumber daya manusia di sekolah/madrasah untuk lebih berperan dan berinisiatif. Maka MBS bertujuan untuk membangun lingkungan yang sesuai dengan para konstituen sekolah untuk berpartisipasi secara luas dan mengembangkan potensi mereka. Peningkatan kualitas pendidikan terutama berasal dari kemajuan proses internal, khususnya dari aspek manusia.14

d. Implemtasi MBS

Dengan semakin meningkatnya persoalan pendidikan maka reformasi manajemen pendidikan persekoahan dengan menggunakan model school bases

manajemen merupakan tuntutan yang mendesak. Model manajemen ini diharapkan

akan dapat meyelesaikan akar masalah pendidikan yang selama ini masih terintrupsi. Namun demikian dalam implementasinya memerlukan waktu danruang yang cukup, strategi yang tepat, dan tahapan yang sesuai serta perangkat yang mendukung dalam pelaksanaanya.

(27)

I). Strategi Implemtasi MBS

Strategi dalam pencapaian implementasi MBS perl.u mempertimbangkan kompleksitas permasalahan sekolah/madrasah di · lnc!.onesia sehingga dalam pencapaiannya mempe1iimbangka1: prioritas waktu jangka pendek, menengah, dan jengka panjang. Selain itu agar hasil yang diperoleh optimal dimasa yang akan mendatang. Perlu ada pengelompokkan sekolah berdasarkan tingkat kemampnan manajemen masing-masing sehingga pengelompokkan ini dapat mempermudah pihak-pihak terkait dalam memberikan dukungan.

2). Tahapan Implementasi MBS

Konsep MBS adalah suatu konsep yang sejalan dengan semangat · desentralisasi. Konsep ini akan terlihat hasilnya jika sudah dii111plemtasikan. lmplemtasi ini juga dikadikan sebagai tolok ukur keberhasilan suatu konsep. Dalm implementasi MBS ini, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Nanang Fatah, menyebutkm1 .. bahwa tahapan implemtasi MBS secara garis besar dibagi kedalam tiga tahapan, yaitu : 15

a). Talmp Sosialisasi

Penerapan MBS melibatkm1 banyak pihal( karena pengelolahan sekolah merupakan sub-sistem dari pengelolahan pendidikan secara nasional, sehingga dengan banyaknya pihak yang terlibat tersebut menyebutkan hams

15

(28)

· adanya pemahaman konsep yang sama terhadap konsep ini. Sosialisasi sangat dibntuhkan mengingat wilayah nusantara yang begitu luas, bahkan ada daerah yang masih sangat sulit terjangkau oleh media informasi, baik cetak, maupun elektronik. Disan1ping itu, kecenderungan masyarakat untuk menerima suatu konsep perubahan tidak mudah, memerlukan kejelasan tujuan dan cara yang tepat sesuai dengan kondisi wilayah dan budayanya.

b ). Tahap Piloting

Agar dalam tahap Implemtasi MBS ini tidak mengundang resiko, memerlukan suatu piloting atau model uji coba. Efektifitas model uji coba membutuhkan prasarat dasar, yaitu akseptabelitas, akuntabelitas, replikabilitas, dan sustainabilitas. Akseptabilitas, artinya dapal diterima olch masyarakat, khususnya masyarkat dikalangan pendidikan. Akuntabilitas artinya dapat dipertanggung }awabkan, baik secara konsep, operasional maupun pendanaannya. Replikabilitas artinya, model yang dapat dijadikan percontohan, seperti sistem MBS yang diuji cobakan dapat direplikasikan disekolah lain, sehingga perlakukan yang diberikan kepada sekolah uji, coba dapat dilaksanakan disekolah lain kerika mencapai tahap massal. Sedangkan sustainabilitas artinya, program -tersebut dapat dikembangkan meskipun tahap uji coba telah selesai.

c ). Tahap Desiminasi

(29)

Tahap desiminasi akan sangat 、ゥエセョエオォ。ョ@ pula dalam efektifitas pelaksanaan oleh anggaran yang culcup memadai, fasilitas dan keuangan dari pemerintah terntama bagi daerah dan sekolah/madrasah yang belum mampu.

Tahapan Implementasi MBS dapat pula dibagi menjadi : 1. Melakukan sosialisasi

2. Mengidentifikasi tantangan nyata sekolah

3. Merumuskan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah (tujuan situasional sekolah/madrasah)

4. Mengidentifikasi fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran 5. Melakukan analisa SWOT (Strengthnees, Weaknees, Opportunity, and

Threatment)

6. Melaksanakan rencana peningkatan mutu 7. Melakukan evaluasi pelaksanaan · 8. Merumuskan sasaran mu tu baru.16

Dengan melakukan tahapan implentasi MBS, diharapkan akan dapat membuahkan hasil yang maksimal dan sekaligus sebagi persiapan bagi . sekolah dalam rangka meningkatkan mutu sekolah dan pendidikan itu sendiri. 3). Perangkat Implemtasi MBS

Manajemen berbasis sekolah memerlukan perangkat sebagai pedoman umum sebagai pendukung untuk menjamin terlaksananya pengelolahan MBS. Perangkat ini terdiri dari kesiapan sumber daya manus·ia yang terkait dengan pelaksanaan MBS, kategori sekolah/madrasah dan daerah, kebijakan dan pedoman, rencana sekolah/madrasah, rencana pembiyaan, monitoring, evaluasi dan laporan akhir.

16

Depdiknas, Manaje111en Peningkatan Jvfutu Berbasis Seka/ah, Konsep dan Pe!aksanaa11,

(30)

e. Tujuan Manajemen Berbasis Sekolah

Tujuan penerapan MBS adalah untuk memandirikan atau memberdayakan sekolah melalui kewenangan ( otonomi) kepada sekolah dan mendorong sekolah/madrasah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif. Lebih rincinya MllS bertujuan untuk:

1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekobh/madrasah dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia;

2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah/madrasah dan masyarakat dalam menyelenggarakan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama;

3. Meningkatkan tanggung jawab sekolah/madrasah kepada orangtua, masyarakat, dan pcmerintah tentang mutu sekolalmya; dan

4. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu pendidikan k d. . 17

yang a an 1capa1.

2. KONSEP SUMBER DAYA PENDIDIKAN MADRASAH/SEKOLAH

a. Elemen-elemen Pokok Sumber Daya Pendidikan

Menurut Wohlstetter dan Mohrman terdapat empat sumbe1 daya yang harus didesentralisasikan yaitu, power/authority, knowledge, information dan reward.

Pertama, kekuasaan/kewenangan (power/authority) harus

didesentralisasikan ke sekolah-sek.olah secara langsung yaitu melalui dewan 17

(31)

sekolah/madrasah. Sedikitnya terhadap tiga bidang penting yaitu budget, personnel dan cun-iculum. Termasuk dalam kewenangan 1111 adalah menyangkut pengangkatan dan pemperhentian kepala sekolah/rnadrasah, guru dan staff sekolah/madrasah.

Kedua, pengetahuan (knowledge) juga harus didesentralisasikan

sehingga surnber daya rnanusia di sekolah/madrasah mampu rnemberikan kontribusi yang berarti bagi kine1ja sekolah/madrasah. Pengetahuan yang perlu didese!'.tralisasikan meliputi: keterampilan yang terkait dengan peke1jaan secara langsung (job skills), keterampilan kelompok (team work

skills) dan pengetahuan keorisanisasian (organizalionul knowledge).

Keterampilan kelompok diantaranya adalah pemecahan masalah, pengambilan kepuiusan dan keterampilan berkomunikasi. Termasuk dalam pengetahuan keorganisasian adalah pemahaman lingkungan dan strategi merespon perubahan.

Ketiga, hakikat lain yang hams didensentralisaf.ikan adalah informasi

(information). Pada model sentralistik informasi hanya dimiliki para pimpinan

(32)

Keempat, pengaharhaan (reward) adalah ha! pentir.g lainnya yang hams didesentralisasikan. Penghargaan bisa berupa fisik maupun non-fisik . yang semuanya didasarkan atas prestasi kerja. Penghargaan fisik bisa berupa pemberian hadiah seperti uang. Penghargaan non-fisik berupa kenaikan pangkat, melanjutkan pendidikan, mengikuti seminar atau konferensi dan penataran. 18

Dengan mendesentralisasikan empat bidang tersebut diharapkan tujuan utama MBS alcan tercapai. Tujuan utama MBS tak lain adalah meningkatkan kine1ja sekolah/madrasah dan terutama meningkatkan kine1ja belajar siswa menjadi lebih baik

b.Sumber Daya Pendidikan Manajemen Berbasis Sekolal1 (MBS)

Manajemen sekolah/Madrasah pada hakikatnya mempunyai pengertian yang han1pir sama dengan manajemen pendidikan. Ruang lingkup dan bidang kajian manajemen sekolah juga merupakan ruang lingkup dan bidang kajian rnanajemen pendidikan. Namun demikian, manajemen pendidikan mempunyai jangkauan yang lebih luas dari pada manajemen sekolall/madrasah. Dengan perkataan lain, manajemen sekolah merupalcan bagian dari manajemen pendidikan, atau penerapan manajemen pendidikan dalam organisasi sekolah sebagai salah satu komponen dari sistem pendidikan yang berlaku. Manajemen sekolah/madrasah terbatas pada satu sekolal1 saja, sedangkan manajemen pendidikan meliputi seluruh komponen sistem

18

(33)

pendidikan, bahkan bisa menjangkau sistem yang lebih luas dan besar (suprasistem) secara regional, nasional, maupun internasional.

Hal yang paling penting dalam. implementasi MBS adalah manaJemen terhadap komponen-komponen sekolah itu sendiri, sedikitnya terdapat tujuh komponen sekolah yang hams dikelola dei1gan baik dalam rangka MBS, yaitu kurikulum dan program pengajaran, tenaga pendidikan, kesiswaan, keuangan, sarana danprasarana pendidikan, pengelolahan hubl!l1gan sekolah/madrasah dan masyarakat, serta manajemen pelayanan khusus lembaga pendidikan. 19

l ). Manajemen Kurikulum dan Program pengajaran

Manajemen kurikulum dan program pengajaran merupakan bagian dari MBS. Manajemen kurikulum dan.program pengajaran mencangkup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kurikulum. Perencanaan dan pengembangan kurikulum nasional pada umumnya telah dilakukan oleh Depmtemen Pendidikan Nasional pada tihgkat pusat.

Untuk menjamin efektifitas pengembangan kurikulum dan program pengajaran dalam MBS, kepala sekolah/rnadrasah sebagai pengelola program pengajaran bersama bersama dengan guru-guru harus rnenjabarkan isi kudkulum secara lebih rinci clan operasional ke clalam program tahunan, catur wdan/semester dan bulanan. Adapun program mingguan atau program satuan pembelajaran, wajib clikembangkan guru sebelum melakukan kegiatan belajar mcngajar. Berikut cliperinci beberapa prinsip yang harus diperhatikan yaitu, 19

(34)

(a) tujuan yang dikehendaki harus jelas, makin operasional tujuan, makin mudah melihat dan makin tepat program-program yang dikembangkan untuk mencapai tujuan (b) program itu harus sederhana dan fleksibel ( c) program-. program yang disusun dan dikembangkan harus sesuai dengan tujuan yang

telah ditetapkan ( d) program yang dikembangkan harus menyeluruh dan harus je!as pencapaiannya (e) harus ada koordinasi antar komponen pelaksana program disekolah/madrasah.

2). Manajemen Tenaga Kependidikan ·

Keberhasilan MBS sangat ditentukan oleh keberhasilan pimpinannya dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia disekolah/madrasah. Dalam ha! ini, peningkatan produktivitas dan prestasi ke1ja dapat dilakukan · dengan peningkatan perilaku manusia ditempat ke1ja melalui aplikasi komsep

dan teknik manajemen personalia modern

Manajemen tenaga kependidikan (guru dan personel) mencakup antara Jain yaitu, (a) perencanaan pegawai (b) pengadaan pegawai (c) pembinaan dan pengemba.ngan pegawai (d) promosi dan mutasi (e) pemberl;entian pagawai (f) l::ompensasi (g) penilaian pegawai. Semua itu harus dilakukan dengan baik dan benar agar apa yang diharapkan dengan kualitas dan kemampuan yang sesuai serta dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik dan berkualitas. 3) .. Manajemen Kesiswaan

(35)

peng;aturan terhaap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai mamk sampai dengan keluarnya peserta didik., Untuk mewujudkan tujuan tersebut, bidang manajemen kesiswaan sedikimya memiliki tiga tugas utama yang harus diperhatikan, yaitu penerimaan murid baru, kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan dan binaan disiplin. Berdasarkan tiga tugas utama tersebut ウセエゥウョ。@ menjabarkan tanggung jawab kepala sekolah/madrasah dalarn mengelola bidang kesiswaan berkaitan dengan hal-hal berikut :

a). Kehadiran murid disekolah/madrasah dan masalah yan.g berhubungan dengan itu.

b ). Penerimaan, orientasi, klasifikasi, dan penunjukkan murid kekelas dan program studi.

c). Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar

d). Program suvervisi bagi murid yang mempunyai kelainan seperti pengajaran, perbaikan, dan pengajaran luar biasa,

e). Pengendalian disiplin murid

f). Program bimbingan dan penyuluhan g). Program kesehatan dan .. keamanan

h). Penyusaian pribadi, socia.l, dan emosiona!20 4). Manajemen Keuangan danPembiyaan

keuangan dan pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang . secara langsung menunjang efektifitas dan efisien pengelolahan pendidikan. Hal tersebut lebih terasa lagi dalam implementasi MBS, yang menurut kemampuan sekolah/madrasah untuk merencanakan, rnelaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggung jawabkan pengelolahan dana secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah.

(36)

Komponen keuangan dan pembiyaan ini perlu dikelola sebaik-baiknya, agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan,hal ini penting, terutama dalam rangka MBS, yang h1emberikan kewenangan kepada sekolah/madrasah untuk mencari dan memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan keperluan masing-masing sekolah/madrasah karena pada umumnya dunia pendidikan selalu dihadapkan pada masalah keterbatasan dana, apa lagi dalarn kondisi !crisis seperti sekarang ini.

(37)

. berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang serta diwajibkan membuat

I . d . b 21

per ntungan an pe1ianggungiawa an.

5). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung digunakan dan menunjang proses pendidikan, khususnya proses belajar clan mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksucl dengan prasarana penclidikan adalah fasilitas yang secara tidak \angsung mendukung jalannya proses · pendidikan atau pengajaran, sepe1ii halaman, kebun, halaman sekolah/sekolah, jalan menuju sekolah/madrasah, tetapi jika climanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah/madrasah· sebagai sekaligus lapangan olah raga, komponen tersebut merupakan sarana pencliclikan.

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan be1iugas mengatur dan menjaga sarana dan prasarana penclidikan agar dapat Memberikan kontribusi secara opdmal clan berarti pada jalannya proses penclidikan. Kegiatan pengelolahan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengaclaan, pengawasan, penyimpanan inventarisasi, dan penghapusan serta penalaan.

6). Manajemen Hubungan Sekolah/madrasah clengan Masyarakat

(38)

7). Manajemen Layanan Khusus

Manajemen layanan khusus meliputi manajemen perpustalrnan, kesehatan, dan keamanan sekolal1fmadrasah. Manajemen komponen-komponen tersebut merupakan bagian penting dari MBS yang efektif dan efisien.

Manaj emen layanan khusus · antara lain adalah layanan kesehatan dan keamanan. Sekolah/madrasal1 sebagai satuan pendidikan yang bertugas dan bertanggung jawab menjalankan proses pembelajaran, tidak hanya bertugas mengembangkan ilmu pengetalman, keterampilan, dan sikap saja, tetapi juga · harus menjaga dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani peserta didik.

Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,· yaitu " ... manusia yang memiliki kesehatan jasmani <lan rohani" (UUSPN, bab II pasal 4).

B. KERANGKA BERPIKIR

MBS merupakan paradigma baru pen<lidikan yang memberikan otonomi luas pada tingkat sekolal1fma<lrasah dengan maksud agar sekolal1fmadrasah leluasa mengelola sumber daya dan sumber dana <lengan mengalokasikannya sesuai dengan prioritas kebutuhan.

(39)

menawarkan partidipasi langsung kepada kelompok-kelompok terkait, dan meningkatkan pemahaman kepada masyarakat terhadap pendidikan.

MBS menyebabkan pejabat pusat dan kepala dinas serta seluruh jajarannya lebih banyak berperan sebagai fasilitator pengambilan keputusan di tingkat sekolah. Pemerintah pusat, dalam rangka pemeliharaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, tentu saja masih menjalankan politik pendidikan secara nasional. Pemerintah pusat menetapkan standar nasional pendidikan yang antara lain mecakup standar kompetensi, standar fasilitas dan peralatan sekolah, standar kepegawaian, standar kualifikasi guru, dan sebagainya. Penerapan standar disesuaikan dengan keadaan daerah. Standar ini kemudian dioperasionalk:m oleh pemerintah daerah ( dinas pendidikan) dengan melibatkan sekolah-sekolah di daerahnya. Namun, pemerintah pusat dan daerah harus lebih rela untuk memberi kesempatan bagi setiap sekolah yang telah siap untuk menerapkannya secara. kreatif dan inovatif. Jika tidak, sekolah akan エセエ。ー@ tidak berdaya dan guru akan terpasung kreativitasnya untuk berinovasi. Pemerintah harus mampu memberikan ban tuan jika sekolah tertentu mengalami kesulitan rnene1jemahkan visi pendidikan yang ditetapkan daerah menjadi program-program pendidikan yang berkualitas tinggi. Pemerintah daerah juga masih bertanggungjawab untuk menilai sekolah berdasarkan standar yang telah ditetapkan.

(40)

kewenangan dengan berbagi kewenangan itu. Namun, peran dewan sekolah/madrasah tidak banyak berubah.

(41)

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Peneliti ingin mengetahui kesiapan sumber daya penciidikan di MTSN 15

Marunda Jakarta Utara.

2. Peneliti ingin mengetahuii sejauh penerapan MTSN 15 Jakarta Utara dalam manajemen berbasis sekolah (MBS)

3. Peneliti ingin mengetahui keberadaan smnber daya pendidikan dapat berjalan dengan maksimal atau tidak.

B. Tempat dan Waktu

Adapun tempat dan waktu penelitian yaitu di MTSN IS Marunda Jakarta Utara, JI. Manmda baru IV Cilincing Jakarta Utara.

Waktu penelitian dilakukan selama satu bulan terhitung dari pengajuan judul skripsi dengan pelaporan hasil penelitian, yaitu mulai bulan September 2005

sampai bulan Oktober 2005. C. Sasarnn Penelitian

(42)

mewakili populasi yang ada. Sesuai dengan pendapat wmarno Su:·achrnad sebagai berikut : "karena tidak mungkin penyelidikan secara langsung menyelidiki segenap populasi, pdahal tujuai1 penyelidikan adalah menemukan generalisasi yang berlaku secara umum, maka seringkali penyelidikan terpaksa menggunakan sebagian saja dari populasinya yankni sebuah sample yang dipMdang refresentasi tentang populasi itu. "

Mengenai penentuan sampel, penulis menggunakan metode ramdom

sampling, atau acak untuk menentukai1 siapa yang mempunyai kesempatan untuk

mengisi sampel.

D. Teknik Pengumpulan Data

Instrumen adalah alat ukur untuk digunakan u;1tuk rnendapatkan inforrnasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel secara objektif. Instrument tersebut juga alat pengumpulan data atau alat ikur variabel yang menjadi konten. Adapun instrument yang penulis pergunakan dalam penelitiai1 ini adalah sebagai berikut :

(43)

2. Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tenya jawab antara dua orang atau lebih secara langsung. Metode ini untulc mendapat data dan informasi yang objektif.penillis mengadakan wawancara dengan kepala sekolah MTSN 15 Jakarta Utara sebagai penguat dari hasil jawaban instumen-instrumen yang lain seperti angket dan wawancara.

3. Angket adalah suatu cara untuk metode penelitian yang menggunakan daftar pertanyaan yang hams dijawab responden. 24 Berdasarkan studi lapangan penulis 1i1engumpulkan data melalui angket yang disebar kepada pegawai tata usaha (TU) 2 orang,dan para guru sebanyak 18 orang

E. Teknik Analisa Data

Data yang telah diperoleh selama penelitian berlangsung dan dianalisis dengan menggunakan deskripsi analisa

24

Suharsiini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT'. Rineka

(44)

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala Madrasah dan para staff MTSN 15 marunda Jakarta Utara, diperoleh keterangan bahwa MTSN 15 ini berdiri pada tahun 1986 dengan luas tanah seluruhnya 1200 nl, Nama MTSN 15 Jakarta Utara dengan status disamakan. Madrasah ini beralamat di JI. Maranda Baru IV Cilincing Jakarta Utara. Pada awalnya madrasah ini hanya mempunyai tiga gedung untuk sarana belajar dan mengaajar, dengan adanya bantuan dari Kanwil Depag setempat, maka madrasah ini diberikan tanah untuk membangun bangunan madrasah ditempat yang lain.madrasah ini juga bisa dikatakan sebagai madrasah yang cukup berkualitas, jika dilihat dari sisi prestasi dan akademiknya, terbukti madrasah ini selalu mengikuti berbagai perlombaan diberbagai bidang mata pelajaran. Madrasah Tsanawiyah ·termasuk cukup strategis karena tidak jauh untuk dijangkau siswa dan guru dan mudah dikenal oleh masyarakat dan cukup mendukung karena dengan bersebelahan dengan Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Marunda Jakarta Utara.25

B. Visi dan Misi. Tujuan MTSN 15 Jakarta Utara

a. Visi

Visi MTSN 15 Marunda Jakarta Utara adalah terwujudnya civitas akademika yang berdaya saing tinggi, maju dan sejahtera, beriman, bertaqwa,

25

(45)

berakhlak mulia, sehat, mancliri, memiliki etos kerja, clisiplin, menguasai ilmu pengetahuan clan tekhnologi, seni, berkesaclaran hukum clan lingkungan, serta cinta tanah air.

b. Misi

Misi MTSN 15 Marunacla Jakarta Utara antara lain: I. Menjaclikan siswa yang bertaqwa clan berakhlakul karimah 2. Mewujuclkan pencliclikan yang demokrasi clan berkualitas. 3. Menghasilkan tamatan yang kompeten, terampil clan bermutu.

4. Menyelenggarakan pencliclikan yang berorientasi kepacla pengembangan potensi siswa clalam membentuk manusia seutulmya. 5. Mewujuclkan kehiclupan sosial buclaya yang berkepribaclian, clinamis,

cerclas, kreatif clan berclaya tahan pengaruh globalisasi.

6. Meningkatakan kualitas SDM yang procluktif, mancliri, maju, berclaya saing, berwawasan lingkungan clan berkelanjutan.

c. Tujuan

Dapat terciptanya generasi Islan1 yang berwawasan IPTEK clan IMTAQ clan berguna bagi masyarnkat, Bangsa clan Agama.

C. Deskripsi Sckolah

1. Kondisi Siswa, Guru, clan Karyawan a. Keadaan Siswa

(46)

lee madrasah ini. Dari keseluruhan jumlah siswa yang sekolah disini hampir 70% berasal dari kalangan menengah kebawah, menurut kepala sekolah/madrasah MTSN 15 Jakaiia Utara Bapajk Drs. Burhanudin, MM mengatakan :

[image:46.595.71.464.191.619.2]

Bahwa kondisi jumlah murid dimadrasah kitas ini memang mengalai11i adai1ya perubahan, baik peningkatan maupun penurunan jumlah siswa pada tahun ajaran 2004/2005 kelas I mengalami penurunan dibandingkan tahun ajaran sebelumnya, ini desebkan pihak madrasah pada tahun ajaran 2004/2005 dalam penerimaan siswa barn agak sedikit selektif dan lebih mengedepankan kualitas murid dibai1dingkan kuntitas murid. Ini diterapkan dalam hal untuk peningkatan mutu siswa dan MTSn 15 Jakarta Utara. Sedangkan pada kelas 2 dan terlihat juga ada bebrapa penurunan jumlah siswa ini disebabkan ada beberapa siswa yang pindah dan ada juga siswa yang keluar karena faktor ekonomi, dan kelas 3 dapat dilihat ada penurunan jumlah siswa ini juga disebakan karena faktor siswa da yang keluar dan ada yang pindah.

Tabel 1 Keadaan Siswa MTSN 15 Jakarta Utara

Tahun Julmah Siswa

Pelajai·an Kelas 1 Kelas 2 Kelas 3 Jumlah

2000/2001 155 190 232 577

-

-2001/2002 247 146 179 572

2002/2003 302 242 148 692

200412005 280 289 279 848

(47)

b. Keadaan Guru

[image:47.595.80.468.182.659.2]

MTSN 15 Marunda Jakarta Utara terdiri dari J orang kepala sekolah,l orang wakil kepala sekolah, 23 tenaga pendidik. Total lceseluruhan personel pegawai madrasah MTSN 15 Jakarta Utara adalah 25 dengan 14 orang laki-laki dan 11 orang wanita, dengan susunan nama dan jab a tan sebagai berikut :

Tabel 2 Keadaan Guru MTSN 15 Jakarta Utara Pendidikan

Jumlah Terakhir

Saijana 11 orang

-Diploma III 5. orang

PGSLTP 4 orang

Jumlah 23 orang

(Sumber data: wawancara dengan Kepala Madrasah JvJTSN 15)

Berclasarkan hasil tabel di alas clisebutkan keaclaan guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN) 15 Jakarta utara kondisi tanaga pencliclik yang mempunyai gelar Stara 1 clengan lulusan antara lain di IAIN/UIN Syarif hiclayatullah Jakarta, STIBA, UNISMA 45, UHAMKA, PTDI clan perguruan tinggi swasta di Jakarta. Dilihat clari lulusan tenaga pengajar yang mengajar di MTSN 15 Jakarta Utara bisa dikatakan cukup kualifat clalam penerimaan tenaga pengajar. Di level Diploma MTSN 15 jakarta Utai·a yang merupakan lulusan dari lembaga pendiclikan kainpus swasta di Jakarta, seclangkan pacla level PGSLTP MTSN 15 Jakarta Utara yang lulusanya bersal clari lulusan lembaga pencliclikan Swasta. Dengan melihat hasil lulusan tenaga pencliclik. MTSN 15 Jakarta Utara bisa dikatakan cukup baik clalain penerapan Mai1ajemen Berbasis Sekolah (MBS).26

26

(48)

c. Keadaan Pegawai/Karyawan

kea<laan pegawai di Madrasah Tsanawiyah Negeri 15 Jakarta Utara, terdiri dari : Bidang administrasi, keamanan, dan pembantu um um dengan jumlah keselurnhannya adalah 7 orang. Dari keseluruhan personel tenaga pengajar dan tenaga administrasi ada yang sudah berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan ada yang mcnjadi guru honorer.

Dari label di atas jaga dapat di lihat bahwa keadaan pegawai di MTSN

15 Jakarta Utara tergolong cukup baik dengan pengadaan personel di masing-masing bagian ada sumber daya yang ditempatkan disana. Namun jika dilihat dari jumlah ku!ltitas pegawai MTSN 15 Jakarta Utara masih tergolong masih rendah dengan mempunyai 7 orang tenaga administrasi yang akhirnya mekanisme ke1ja nya menjadi tumpang tindih dengan

. I b . b 'k 27

penJe asannya se agm en -ut :

Pegawai Ka.TU

[image:48.595.66.483.260.637.2]

StafTTJ

Tabel 3 Keadaan Pegawai MTSN 15 Jakarta Utara

Jumlah

1 orang 2 orang

Bendahara Sekolah 1 orang

Satpam 1 orang

Pembantu Umum 1 orang

Penjaga Sekolah 1 orang

Jumlah 7 orang

(Sumber data: wawancara dengan Kepala lviadrasahlv!TSN I 5)

(49)

2. Ko11disi Sarana dan Prasarana

a. Fasilitas Sekolah

[image:49.595.77.447.199.664.2]

Adapun sarana dan prasana yang berada di MTSN 15 marunda Jakarta Utara antara lain :

Tabel 4

J(eadaan sarana dan prasarana

MTSN 15 Jakarta Utara

No Nama Rnang Jumlah Kcadaan

1 Ruang kelas 12 Baik

-2 Ruang kepala sekolah 1 Baik

3 Ruang wk. kepala sekolah 1 Baik

4 RuangTU 1 Baik

5 Lab. Komputer 1 Baik

6 Lab.IPA 1 Baik

7 Ruang Guru 1 Baik

f-,·

8 1 Ruang Serba Guna 1 Baik

I

9 : Perpustakaan 1 Baik

I

10 RuangBK 1 Baik

11 j Ruang kantin 1 Baik

12 Sarana lbadah (Masjid) 1 Baik

13 Ruang Photo Copy 1 Baik

14 Hall/lapangan Upacara 1 Baik

15 Lap. Olah Raga 1 Baik

(50)

Dari tabel di atas keberadaan sarana dan prasana pendidikan di MTSN 15 Jakarta Utara terlihat kondisi.nya baik, dan penyediaan sarana dan prasara tersebut ada yang bersumber dari bantuan dari pemerintah ada juga yang dialokasikan oleh pihak madrasah.

Dilihat dari persyaratan penyediaan sumber daya sarana dan prasrana di MTSN 15 Jakarta utara bisa dikatakan cukup baik dalam kesiapan sumber daya pendidikan lembaga formal.disamping itu sarana dan prasrana yang menunjang dalam bentuk sarana dan prasaran ayng berbentuk elektronik (OHP, infokus di!) masih dikatakan minim karena harga barang yang cukup mahal dan kurang dioperasikan oleh para guru. Pihak sekolah lebih banyak menyediakan sarana dan prasarana yang biasa dioperasionalkan oleh para guru, siswa, dan pihak sekolah. Ditambah dengan penyediaan sarana untuk beribadah sebagai sarana pokok bagi penyelenggara madras ah. 28 ·

3. · Kondisi masyarakat disekitamya

Dengan letak sekolah yang berada ditengah permukiman penduduk yang kondisi ekonominya dan starata sosial yang bervariasi situasi ini yang membuat pihak madrasah untuk lebih proaktif dan inisiatif untuk memberikan pencitraan yang baik dan saling· bertenggang rasa. Dalam ha! ini pihak madrasah melakukan beberapa langkah yang diterapkan antara lain, dengan mengundang para tokoh masyarakat setempat, mengadakan pertemuan dan dialog dengan pihak orang tua s1swa dan warga setempat, serta · mernberdayaakan masyarakat setempat untuk kemajuan madrasah setempat.

(51)

4. Struktur Organisasi MTSN 15 Marunda Jakarta Utara

Bagan Struktur MTSN 15 Jakarta Utara

KEPALA MADRASAH

DRS. Burhanuddin, MM

WAKIL KEPALA SEKOLAH

Nur Hadi, S.Ag

TATA USAHA

Azhari, S.Ag

I

I

PERPUSTAKAAN LABO RAN

Zakaria ahmad lrawati sukmawati

WALi KELAS

GURU MATA PELAJARAN

GURU PEMBIMBING

(Sumber data : Dari Observasi /apangan)

(52)

5. Identitas Sckolah

a. Nan1a : MTSN 15 Jakarta U tarn

b. NSM : 211.31.75.40034

c. Nama Kepala Sekolah: Drs. H. Burhanudin, MM

d. NIP : 150271464

e. Pendidikan Terald1ir : S2 Manajemen SDM UMJ tabun 2003 f. Status Sekolah : Disamakan

g. SK Pendirian Sekolah: SP.1980/IOl.I-I.4/I-86/20-10-86 h. Oleh ·· : Kanwil Depag DIG Jakarta Utara

1. Alamat Sekolah : JI. Marunda Baru IV J. Desa/Kelurahan : Marunda

k. Kecamatan : Cilincing

1. Kabupaten/Kota : Jakarta Utara

!11. Provinsi : DIG Jakarta

n. Kode Pos : 141'50

0. Telepon : (021) 44852232 p. Luas Tanah : 1200 M2

q. Status Kepemilikan : Hak/Milik Sendiri r. Bangunan : 750 M2

s. Kel.Madrasah : KMM 15

(53)

D. Program Sekolah

Program ke1ja sekolah/madrasah merupakan penjabaran dari visi dan misi sekolah/madrasah dalam mencapi tujuan pendidikan yang sekaligus dijadikan sebagai acuan dalarn melaksakan berbagai kegiatan sekolah. Di awal tahun ajaran, program kerja sekolah disusun dalam sebuah rencana ke1ja tahunan, MTSN 15 Marunda Jakarta Utara merencanakan Rencana ke1ja tahunan yang disusun berdasarkan :fungsi dan tugas masing-masing tenaga pendidikan, sehingga dapat dihindari terj ad in ya tum pang tindih an tar kegiatan.

Rencana ke1ja tahunan MTSN 15 Marunda Jakarta Utara adalah sebagai berikut:

a. Urnurn, kegiatan ini meliputi rapat dinas, rapar dewan guru, dan rapat BP3

b. Kesiswaan, kegiatan ini meliputi penyusunan data perkiraan daya tampung, penerimaan murid barn, penerimaan muricl barn, pengisian data murid, dm1 laporan murid barn.

c. Pengajaran, kegiatan ini meliputi penyusunan jadwal pelaja!:an, PBM, penyusunan satuan pelajaran, · supervisi kelas, evaluasi, pembagian raport semester, EBTA, kenaikkan kelas dan menyiapkan murid teladan.

(54)

menyiapkan calon guru teladan, dan pembinaan guru-guru melalui penataran.

e. Ketatausahaan, kegiatan ini meliputi penyusunan tata tertib sekolah, penyusunan guru piket, pemeriksaan satuan pelajaan, membuat laporan bulanan, inventasisasi buku-buku pelajaran, buku-buku perpustakaan, alat-alat peraga, dan melaksanakan bimbingan clan penyuluhan.

f. Keuangan, kegiatan ini meliputi mengelola keuangan, mengambil dan membagi gaji, membuat laporan keuangan, mengontrol sumber clan pengeluaran keuangan, serta membuat surat pertanggung jawaban. g. Ekstra kulikuler, kegiatan ini meliputi, osis, pramuka, PMR, karya

wisata, porseni, paskibra, clan kegiatan kegiatan lain.

E. Analisa Kesiapan Sumber Daya Pendidikan MTSN 15 Jakarta Utara dalam

Penerapan MBS

(55)

. Berdasarkan hasil penelitian melalui angket dan wawancara di MTSN 15 Jakarta Utara tentang kesiapan sumber daya pendidikan dapat dijabarkan sebagai berikut:

[image:55.595.50.479.192.568.2]

a. Kesiapan Sumber daya Kurikulum Tabel 5

Kesiapan Sumber Daya Kurikulum MTSN 15 Jakarta Utara

No Materi kesiapan Sumber Daya Kurikulum Ya Tidak

1 Madrasah meyajikan segala bahan mata pelajaran (subjects)

v

-yang terpisah-pisah satu sama lain kepada murid

2 Madras ah menyediakan program pendidikan um um dan

v

-agruna

3 Madrasah menyediakan program pendidikan akademisi

v

-4 Madrasah menyediakan program pendidikan keterampi Ian

v

-i

5 Program pengaJaran clij abarkan melalui GmIB-gmfa "'""'

I

V

-Program Pengajaran (GBPP)

6 Pemberian jam pelajaran yang berlangsung sesuai dengan

1 V

-ketentuan berdurasi 45 menit

I

I

Jumiah: I 20

-I

(56)

"Ya" dari semua materi yang disajikan. Materi-materi kurikulum yang disajikan untuk siswa mulai dari adanya pemisahan subjek kurikulum yang terpisah satu dengan yang lain, adaya program pendidikan umum dan agama, pendidikan akademisi, dan pendidikan keterampilan, pihak sekolah/madrasah juga membuat Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP), serta sesuainya pengaturan durasi waktu ·dalam pemberian mata pelajaran terhadap siswa Madrasah Tsanawiyah negeri 15 Jakarta Utara dapat dikatakan memenuhi standar kesiapan MBS,pihak madrasah menyajikan kurikulum sesuai dengn ketentuan yang tetapkan oleh pemerintah dalam ha! ini adalah Departemen Agama dan Departemen pendidikan, dan para guru dapat memherikan pengajaran sesuai dengan kui·ikulum yo.ng telah ditentukan oleh kepada sekolah/madrash.

Menurut Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN) 15 Jakarta Utara mengatakan :

(57)
[image:57.595.46.490.117.595.2]

b. Kesiapan Sumber Daya Kesiswaan/murid Tabel 6

Kesiapan Sumber Daya kesiswaan MTSN 15 Jakarta Utara

No Materi kesiapan Sumber Daya Kesiswaan Ya Tidak

1 Pihak madrasah mengadakan penenmaan siswa barn tiap

v

-tahun

2 ldentitas siswa dicatat dalam buku ipduk madrasah

v

-3 Madrasah membuat peraturan tata tertib untuk siswa

v

-4 Kehadiran siswa dicatat dalam daftar hadir siswa

v

-5 Madrasah menyediakan program bimbingan dan penyuluhan

-

v

6 Madrasah menyediakan program superv'isi bagi murid yang

-

v

mempunyai kelainan, seperti pengaJaran, perbaikan, dan pengajaran luar biasa

7 Madrasah menyediakan program kesehatan dan keamanan

-

v

bagi siswa

Jumlah: 16 4

Dari tabel atas dapat diketahui bahwa kesiapan sumber daya kesiswaan/murid tergolong cukup memadai clalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), hal ini clapat dilihat dari peryataan materi-materi yang disajikan untuk sumber claya kesiswan beberapa poinyang telah dilakukan µntuk penerapan MBS be1jumlah 16 orang, dan ada beberapa poin materi juga yang tidak dimiliki atau tidak ada keberadaan dari pihak madrasah be1jumlah 4 orang.

Menurut Kepala Madrasah Tsanawiyah negeri (MTSN) 15 Jakarta Utara mengatakan :

(58)

No 1 2 3 4 5

disamping itu juga dikarenakan karena keterbatasan sumber dya manusia (SDM) dalam mengelola hal tersebut, di bidang super visi pihak madrasah dalam memberikan ruang yang lebih kepada siswa yang mengalami kesulitan dan keterbelakangan dalam memahami pelajaran belum be1jalan secara maksimal dan sistematis, dikarenakan jumlah siaswa yang mengalami ha! terscbut tidak terlalu banyak, 「。ィャセ。ョ@ hampir tidak ada. Semua siswa dalam memahami dan mempelajari pelajaran diberikan ujian atau beer untuk memperbeiki ketertinggalan dalam prestasi belajarnya.Seda!lgkan dibidang kesehatan dan keamanan madrasah tidak memnyadiakan dalam bentuk akses atau jaminnan kesehatan dan keamanan pada siswa dalam bentuk asuransi, tetapi pihak madrasah memberikan kelonggaran dan kemudahan bagi siswa untuk tidak masuk untuk mengikuti pelajaran yang mengala111i kurang sehat dengan ada rujukan dari rumah sakit atau surat keterangan dokter.disamping . itu juga pihak sekolah belum memandang terlalu penting tentang layanan kesehatan dan keamanan bagi sisiwa dalam bentuk asuransi dikarenakan pihak sekolah berasumsi masih ada komponen-komponen penyelenggara pendidikan yang lebih penting dab lebih urgen dari layanan kesehatan dan keamanan "

c. Kesiapan Sumber Daya Tenaga Pendidik Tabcl 7

Kesiapan Smnbcr Daya Tenaga Pcndidik MTSN 15 Jakarta Utara

Matcri kesiapan Sumber Daya Tenaga Pendidik Madrasah memuat identitas atau keterangan lengkap daftar iJersonel tenaga pendidik MTSN 15 Jakarta Utara

Madrasah menyediakm1 daftar hadir untuk guru dan karyawan Kepala Madrasah membuat daftar Konduite ( daftar penilaian

Ya Tidak

v

v

v

1 pegawai yang dibuat oleh kepala madrasah)

Madrasah memberikan pembinaan dan pengembangan kepada

v

1 tenaga pendidik yang produktif

i

I

Madrasah menyediakan kompensasi kepada tenaga pendidik - -

v

(59)

6 Madrasah membuat perencanaan pegawai dan tenaga pendidik

v

7 Proses pembelajaran di kelas secara mandiri dilakukan oleh

v

guru

Jumlah: 17 3

Dari tabel di atas dapat kita ketahui· bahwa kesiapan sumber daya tenaga pendidik atau guru di Madrasah Tsanawiyah negeri 15 Jakarta Utara dalam penerapan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) terdapat beberapa materi yang sudah dilakukan sebanyak 17 orang dan ada beberapa materi yang tidak dilakukan oleh pihak madrasah sebanyak 3 orang.kesiapan sumber daya kependidikan mempunyai peranna yang sangat penting karena pda komponen inilah proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan baik, terlebih lagi kondisi para guru yang mempunyai kreatifitas dan profesional akan memberikan warna yang lebih baik terhadap proses belajar mengaJar.

Me'.mrut Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTSN) 15 Jakarta Utara mengatakan :

(60)

No 1 2 3 4 5

dari seorang guru, ini disebabkan karena pihak madrasah kurnng tertantang . untuk menerapkan hal tersebut dan keseriusan pihak madrasah juga menjadi ent1:v point untuk terealisasiny program tersebut, ha! tersebut dapat dilihat pada materi tentang pemberian pengembangan dan pembinaan bagi guru yang produktif dan pemberian kompensasi kepada tenaga pendidik dan pegawai sebagai wujud pengabdian dan rewad dari pihak madrqsah dalam memberikan perhatian yang baik kepada tenaga pendidik dirasakan oleh pihak guru masih kurang, alasan pihak madrasah dikarenakan adanaya keterbatasan dana. Satu sisi guru harus dituntut maksimal dan profesonal di sisi yang lain kebutuhan guru tidak dapat diperhatikan secara maksimal,

Gambar

Tabel 1 Keadaan Siswa
Tabel 2 Keadaan Guru
Tabel 3 Keadaan Pegawai
Tabel 4 J(eadaan sarana dan prasarana
+6

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini, Ekspresi didefinisikan sebagai pengungkapan emosi manusia yang sudah dimiliki sejak bayi yang disertai dengan perubahan perilaku maupun fisiologis, sedangkan

Pihak manajemen menetapkan target yang harus dicapai dengan prioritas sebagai berikut: (1) Perusahaan tidak menginginkan penggunaan tenaga kerja di bawah kapasitas!. (2)

Extended candidates take the following papers that have questions based on the Core and Supplement subject content:. Paper 2 – Multiple

Sistem adalah kumpulan elemen yang saling berintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih

Kesesuaian ilustrasi (misalnya teks, gambar, simbol) dengan materi yang disajikan.. Rangkuman dan

7 Imbalan yang diberikan pada saya setimpal dengan prestasi yang telah saya hasilkan.. 8 Saya puas dengan kecekatan rekan kerja saya dalam

Memperhatikan hasil perhitungan konsumsi air untuk masing-masing tipologi rumah, yang dikaji berdasarkan perbedaan nilai standar deviasi, angka koefisien determinasi

Hubungan Kualitas Pelayanan Patient Relations RS Pondok Indah dalam menangani keluhan komunikasi antara pasien dan dokter dengan sikap pasien termasuk