• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Usaha Kecil Warung Teh Susu Telur (Tst) Di Jalan Halat Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Usaha Kecil Warung Teh Susu Telur (Tst) Di Jalan Halat Medan"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA USAHA KECIL WARUNG TEH SUSU TELUR (TST)

DI JALAN HALAT MEDAN

OLEH

AKBAR PRASAJA SATYAWAN 100502157

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA USAHA KECIL WARUNG TEH SUSU TELUR (TST)

DI JALAN HALAT MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dalam keberhasilan usaha pada usaha kecil warung teh susu telur (TST) di jalan Halat Medan. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan yang mana saja dalam menentukan keberhasilan usaha pada warung teh susu telur (TST) di jalan Halat Medan.

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif (kualitatif), metode analisis statistik yang terdiri dari penyajian data melalui tabel, grafik dan perhitungan rata-rata, untuk di uji atau menjawab pernyataan status terakhir dari subjek penelitian. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi, observasi dan daftar pernyataan yang pengukurannya menggunakan skala likert.

Hasil yang didapat dalam penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh kepemimpinan yang meliputi efektifitas, pengambilan keputusan, kreatifitas, memiliki inspirasi, menjalankan visi, perubahan dan dinamis sangat membantu dalam keberhasilan usaha warung teh susu telur (TST) di jalan Halat Medan. Nilai yang paling tertinggi ditemukan pada pengaruh kepemimpinan yang menjalankan visi dengan nilai rata-rata 4,26.

(3)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEADERSHIP TO BUSSINES SUCCESS IN A SMALL BUSINESS WARUNG TEH SUSU TELUR (TST)

ON THE ROAD HALAT MEDAN

This study aimed to determine the effect of leadership in business success in a small business warung teh susu telur (TST) on the road Halat Medan. It is important to know that any influence in determining the success of the business in warung teh susu telur (TST) on the road Halat Medan.

The method of a analysis used was descriptive (cualitative) analysis, statistical analysis consisting of presenting data through table, graphs, and calculating the average, to test or answer a statement in the last status of the subject of research. The type of research was associative by using primary dan secondary data which were obtained through documentation study, observation dan questionnaires which were measured by using licert scale.

The result of the research showed that influence leadership include effectiveness, decision making, the vision, creativity, have inspiration, change, and dynamic very helpful in business success in warung teh, susu, telur (TST) on the road Halat Medan. The highest value was found in the influence of the leadership of the vision with an average rating of 4,26.

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Uraian Teoritis ... 10

2.1.1 Pengertian Usaha Kecil ... 10

2.1.2 Kepemimpinan ... 11

2.1.3 Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen ... 15

2.1.4 Teori dan Gaya Kepemimpinan ... 16

2.1.5 Keberhasilan Usaha ... 20

2.1.6 Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha ... 22

2.1.7 Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Usaha ... 23

2.2 Penelitian Terdahulu ... 27

2.3 Kerangka Penelitian ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

3.3 Batasan Operasional ... 30

3.4 Definisi Operasional ... 31

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 34

3.6 Informan ... 34

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 35

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 35

3.9 Teknik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Gambaran Umum Jalan Halat Medan ... 37

4.2 Gambaran Umum Warung Teh Susu Telur (TST) ... 38

(5)

4.3.1 Gambaran Umum Responden ... 39

4.3.2 Analisis Deskriptif Responden ... 41

4.4 Metode Analisis Deskriptif ... 42

4.4.1 Analisis Pengaruh Kepemimpinan ... 42

4.4.1.1 Efektifitas ... 42

4.4.1.2 Pengambilan Keputusan ... 44

4.4.1.3 Kreatifitas ... 46

4.4.1.4 Memiliki Inspirasi ... 48

4.4.1.5 Menjalankan Visi ... 50

4.4.1.6 Perubahan ... 52

4.4.1.7 Dinamis ... 54

4.4.1.8 Keberhasilan Usaha ... 56

4.5 Pembahasan ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

5.1 Kesimpulan ... 69

5.2 Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72

(6)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Daftar Warung Teh Susu Telur (TST) di Jalan Halat Medan ... 5

2.1 Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen ... 15

2.2 Perbedaan Kepemimpinan Transformasional dan Kepemimpinan Transaksioanal ... 20

2.3 Penelitian Terdahulu ... 27

3.1 Operasionalisasi Variabel ... 33

3.2 Kriteria Bobot Nilai Alternatif ... 34

4.1 Daftar Warung Teh Susu Telur ... 38

4.2 Data Pemilik Usaha Warung TST ... 39

4.3 Data Pengelola Usaha Warung TST ... 40

4.4 Analisis Deskriptif Responden ... 41

4.5 Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Efektifitas ... 43

4.6 Penilaian Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Efektifitas ... 44

4.7 Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Pengambilan Keputusan .... 45

4.8 Penilaian Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Pengambilan Keputusan ... 46

4.9 Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Kreatifitas ... 47

4.10 Penilaian Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Kreatifitas ... 48

4.11 Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Memiliki Inspirasi ... 49

(7)

4.13 Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Menjalankan Visi ... 51

4.14 Penilaian Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Menjalankan Visi 52

4.15 Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Perubahan ... 53

4.16 Penilaian Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Perubahan ... 54

4.17 Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Dinamis ... 55

4.18 Penilaian Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Dinamis ... 56

4.19 Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Keberhasilan Usaha ... 57

4.20 Penilaian Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Keberhasilan Usaha ... 57

4.21 Pernyataan Pemilik Usaha Warung TST Terhadap Pengaruh Kepemimpinan ... 60

4.22 Pernyataan Pengelola Usaha Warung TST Terhadap Pengaruh Kepemimpinan ... 62

4.23 Penilaian Pemilik Usaha Warung Teh Susu Telur (TST) Di Jalan Halat Medan Terhadap Pengaruh Keberhasilan Usaha .. 64

4.24 Penilaian Pemilik Usaha Warung Teh Susu Telur (TST) Di Jalan Halat Medan Terhadap Pengaruh Keberhasilan Usaha ... 65

4.25 Penilaian Pengelola Usaha Warung TST Terhadap Pengaruh Kepemimpinan Dalam Keberhasilan Usaha ... 66

(8)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

Gambar 1.1 Data Rata – Rata Pengunjung Warung Teh Susu Telur (TST) Di Jalan Halat Medan ... 7

Gambar 1.2 Perkembangan Usaha Warung Teh Susu Telur (TST) Di Jalan Halat Medan ... 8

(9)

ABSTRAK

PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA USAHA KECIL WARUNG TEH SUSU TELUR (TST)

DI JALAN HALAT MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dalam keberhasilan usaha pada usaha kecil warung teh susu telur (TST) di jalan Halat Medan. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan yang mana saja dalam menentukan keberhasilan usaha pada warung teh susu telur (TST) di jalan Halat Medan.

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif (kualitatif), metode analisis statistik yang terdiri dari penyajian data melalui tabel, grafik dan perhitungan rata-rata, untuk di uji atau menjawab pernyataan status terakhir dari subjek penelitian. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi, observasi dan daftar pernyataan yang pengukurannya menggunakan skala likert.

Hasil yang didapat dalam penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh kepemimpinan yang meliputi efektifitas, pengambilan keputusan, kreatifitas, memiliki inspirasi, menjalankan visi, perubahan dan dinamis sangat membantu dalam keberhasilan usaha warung teh susu telur (TST) di jalan Halat Medan. Nilai yang paling tertinggi ditemukan pada pengaruh kepemimpinan yang menjalankan visi dengan nilai rata-rata 4,26.

(10)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEADERSHIP TO BUSSINES SUCCESS IN A SMALL BUSINESS WARUNG TEH SUSU TELUR (TST)

ON THE ROAD HALAT MEDAN

This study aimed to determine the effect of leadership in business success in a small business warung teh susu telur (TST) on the road Halat Medan. It is important to know that any influence in determining the success of the business in warung teh susu telur (TST) on the road Halat Medan.

The method of a analysis used was descriptive (cualitative) analysis, statistical analysis consisting of presenting data through table, graphs, and calculating the average, to test or answer a statement in the last status of the subject of research. The type of research was associative by using primary dan secondary data which were obtained through documentation study, observation dan questionnaires which were measured by using licert scale.

The result of the research showed that influence leadership include effectiveness, decision making, the vision, creativity, have inspiration, change, and dynamic very helpful in business success in warung teh, susu, telur (TST) on the road Halat Medan. The highest value was found in the influence of the leadership of the vision with an average rating of 4,26.

(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Tingkat kepercayaan terhadap bisnis di kalangan pelaku usaha kecil menengah

(UKM) di Indonesia terus meningkat. Tren ini seiring dengan pulihnya optimisme

pelaku usaha kecil di Asia maupun dunia sebelum masa krisis melanda. Menurut

Tjoeng (2010) head of business banking (HSBC) Indonesia mengatakan pelaku usaha

kecil siap meningkatkan bisnisnya. Hasil survei menunjukkan bahwa pelaku usaha

kecil memiliki kepercayaan yang lebih tinggi terhadap prospek perekonomian

Indonesia pada enam bulan mendatang. Lebih dari setengah responden percaya

bahwa ekonomi Indonesia akan stabil bahkan meningkat. Sebesar 70 persen

responden berpandangan bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh di level yang sama

atau meningkat. Jumlah UKM yang optimis ini naik dari tahun 2009, menunjukkan

bahwa semakin banyak pelaku bisnis yang percaya akan prospek perekonomian di

tahun 2010, (mail.waspada.co.id/index.php:pengusaha-ukm-makin-optimis).

Usaha Kecil Menengah (UKM) juga mampu menurunkan tingkat pengangguran

di Indonesia. Hasil statistik yang dilakukan BPS menunjukan bahwa tingkat

pengangguran terbuka pada Februari 2014 sebesar 5,70%, turun dari Agustus 2013

yang sebesar 6,17%. Pertumbuhan dan perkembangan kualitas sumber daya manusia

itu sendiri, merupakan suatu kewajiban yang harus dipenuhi, bukan hanya dari negara

(12)

rakyatnya sendiri juga harus turut serta membantu mempercepat pertumbuhan dan

perkembangan kualitas diri mereka sendiri. Berita resmi statistik

(www.wikipedia.org/wiki?list_of_countries_by_population)

Semakin banyak yang membuka usaha dari waktu ke waktu, banyak di antara

para pengusaha tersebut mampu bertahan dan bahkan berkembang. Pada saat

mengawali usaha, pendiri bukan hanya harus memiliki modal yang sangat besar,

tetapi harus menjadi pemimpin yang mampu mengelola usaha tersebut dengan

mengetahui segala pengetahuan akan bisnisnya, dengan demikian dapat tercapainya

suatu keberhasilan usaha dari bisnis tersebut. Di samping itu wirausaha sebagai

individu yang dituntut memiliki kemauan kerja yang keras dan didorong suatu

motivasi yang tinggi untuk mencapai keberhasilan usahanya, (Ranto, 2007:22).

Setiap pengusaha berkeinginan para karyawannya bekerja dengan baik dan

benar, mengikuti segala “aturan main” yang telah dibuat oleh pemilik usaha.

Karyawan yang baik adalah karyawan yang mampu bertanggung jawab atas

pekerjaannya. Pekerjaan terlaksana dengan baik, tepat waktu, hasil yang dicapai

memuaskan tentu bukan hanya disebabkan karena karyawan tetapi peran pemimpin

juga ikut di dalamnya.

Pemimpin merupakan penggerak kegiatan didalam perusahaan atau organisasi

untuk kearah kesuksesan yang akan dan ingin dicapai (Lako, 2004:177). Dalam

(13)

tercipta kerjasama yang baik didalam pekerjaan dan mengatasi segala hambatan dan

rintangan.

Kepemimpinan menurut Stephen (2002:135) adalah kemampuan untuk

mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Dalam suatu organisasi

kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral

dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi.

Menurut Tjiharjadi (2012:22), pengaruh kepemimpinan yang diterapkan

dalam perusahaan mengindikasikan tanda keberhasilan pada masing-masing usaha.

Setiap orang memiliki kepemimpinan yang berbeda-beda, Kepemimpinan yang

berhasil yaitu berawal dari efektifitas, pengambilan keputusan, kreatifitas, dinamis,

perubahan, memiliki inspirasi dan menjalankan visi.

Kepemimpinan yang baik akan memperlihatkan suatu keterkaitan bahwa

keberhasilan atau kegagalan suatu usaha dalam mencapai tujuannya berhubungan

dengan seorang pemimpin. Kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin dapat

memberikan pengaruh bagi karyawan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan

standar kerja yang telah ditetapkan dan dikehendaki oleh pemilik usaha dalam upaya

mencapai tujuan yang telah direncanakan.

Keberhasilan usaha kecil dan menengah di Indonesia tidak serta merta harus

selalu dipuji dan dibanggakan, akan tetapi pemerintah juga harus menjaga kinerja dari

(14)

penurunan penjualan yang cepat kemudian mati dengan datangnya usaha kecil lainya.

Keberhasilan usaha merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai oleh setiap

wirausahawan. Keberhasilan usaha dalam hal ini di indikasikan dalam lima hal yaitu

jumlah penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit

bertambah, perkembangan dan pertumbuhan usaha berkembang cepat dan

memuaskan.

Ukuran keberhasilan usaha dalam menerapkan strategi pemasarannya adalah

mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan. Semakin banyak pelanggan yang

menerima produk atau jasa yang ditawarkan maka semakin puas, dan ini berarti

strategi yang dijalankan sudah cukup berhasil. Ukuran mampu meraih pelanggan

sebanyak mungkin hanya merupakan salah satu ukuran bahwa strategi yang

dijalankan sudah cukup baik. Masih ada lagi ukuran lainnya, misalnya tingkat laba

yang di peroleh dan ukuran lainnya, (Kasmir, 2006:172).

Minuman khas kota Medan ini biasa disebut Teh Susu Telur (TST), adalah jenis

minuman yang sangat familiar di kota Medan, bahkan sangat mudah ditemukan di

sekitar kota Medan. Sesuai dengan namanya bahan yang digunakan untuk membuat

TST ini adalah teh, susu, dan telur yang diracik hingga kemudian menjadi segelas

minuman yang nikmat dan konon katanya mampu menambah atau membantu

memulihkan tenaga yang lemah karena aktifitas, jadi bisa dibilang minuman ini

adalah jamu yang enak dan tidak pahit, untuk jenis telur yang digunakan dalam

(15)

kampung, telur yang digunakan adalah kuningnya saja karena untuk mengurangi bau

amis pada minuman tersebut, minuman ini sangat mudah ditemukan di sepanjang

Jalan Halat, karena mayoritas usaha yang dijalankan di sepanjang Jalan Halat adalah

warung Teh Susu Telur (TST).

Dengan melakukan survei lapangan ke delapan belas (18) warung Teh Susu

Telur (TST) di jalan Halat Medan, bahwa terlihat jelas banyaknya pengunjung setiap

hari, peniliti mengambil fenomena bahwa seluruh usaha kecil warung TST di jalan

Halat Medan ramai pengunjung untuk membeli minuman teh susu telur (TST), juga

melihat dari banyak nya usaha kecil warung Teh Susu Telur (TST) dijalan Halat

Medan.

Berdasarkan hal ini lah yang juga mendorong peneliti untuk memilih warung

teh susu telur (TST) sebagi sampel penelitian, mengapa usaha ini banyak ditemukan

di jalan Halat Medan dan ramai pengunjung setiap hari. Adapun data warung Teh

Susu Telur (TST), jumlah rata-rata pengunjung setiap hari, tahun berdiri dan lama

usaha pada usaha kecil warung Teh Susu Telur (TST) di sepanjang jalan Halat

Medan, antara lain:

TABEL 1.1

Data Warung Teh Susu Telur (TST) di Jalan Halat Medan

No. Nama Usaha

Rata-rata Pengunjung / Hari

(Orang)

Lama Usaha (Tahun)

Tahun Berdiri

1 De’Doga TST 68.6 10 2005

2 TST Pak Haji 67.9 12 2003

3 TST Mbak Susy 66.4 14 2001

4 Asia TST dan Cafe 66.4 15 2000

5 TST Mega 65.0 15 2000

(16)

7 Bangbay TST & Café 61.4 5 2010

8 TST Mulia 52.9 10 2005

9 Warung Bersaudara 51.4 6 2009

10 TST Pondenk 50.7 8 2007

11 Sagita TST dan Café 50.0 3 2012

12 Warung Atuk TST 47.1 10 2005

13 Afmal TST 45.7 10 2005

14 Doel TST 44.3 4 2011

15 TST Pak Cik 40.7 5 2010

16 TST Sultan 39.3 4 2011

17 Daysa TST 37.9 12 2003

18 Raja TST 37.1 4 2011

Sumber: Hasil penelitian, 2015

Pada TABEL 1.1, dapat diketahui usaha dengan jumlah rata-rata pengunjung

terbanyak yaitu 68,6 orang yaitu terdapat pada usaha De’Doga TST dan jumlah

rata-rata pengunjung terendah yaitu 37,1 orang yaitu terdapat pada usaha Raja TST. Pada

tahun berdiri, usaha yang paling lama berdiri pada tahun 2000, sedangkan usaha yang

baru berdiri pada tahun 2012.

TABEL 1.2

Analisis deskriptif Warung Teh Susu Telur (TST) Di Jalan Halat Medan

No. Uraian Kategori Jumlah

Nominal 100%

1 Rata-rata Pengunjung

10 – 20 orang - -

20 – 30 orang - -

30 – 40 orang 3 16.5

40 – 50 orang 6 33

Di atas 50 orang 9 49.5

2 Lama Usaha

2 – 3 tahun - -

3 – 4 tahun 1 5.5

4 – 5 tahun 5 27.5

Di atas 5 tahun 12 66

3 Tahun Berdiri

2000 - 2005 5 27.5

2005 - 2010 8 44

(17)

Pada TABEL 1.2 menjelaskan bahwa dari delapan belas usaha warung teh susu

telur (TST) di jalan Halat Medan, terlihat rata – rata pengunjung dengan jumlah 30 –

40 orang sebesar 16,5 %, jumlah 40 – 50 orang sebesar 33 %, dan di atas 50 orang

sebesar 49,5 %. Dari segi lama usaha, 3 – 4 tahun sebesar 5,5 %, 4 – 5 tahun sebesar

27,5 % dan di atas 5 tahun sebesar 66 %. Dari uraian tahun berdiri, tahun 2000 –

2005 sebesar 27,5 %, 2005 – 2010 sebesar 44 %, dan di atas 2010 sebesar 27,5 %.

Dapat dilihat pada diagram rata – rata pengunjung dari delapan belas usaha TST di

jalan Halat Medan, di bawah ini:

Diagram 1.1

Data Rata – rata Pengunjung

Warung Teh Susu Telur (TST) di Jalan Halat Medan

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Series1, Rata-rata

Pengunjung 10 – 20 orang, 0, 0%

Series1, Rata-rata Pengunjung 20 –

30 orang, 0, 0% Rata-rata Pengunjung

30 – 40 orang 17%

Series1, Rata-rata Pengunjung 40

– 50 orang, 6, 33% Series1, Rata-rata

Pengunjung Di atas 50 orang, 9,

(18)

Diagram 1.2

Perkembangan Usaha Warung Teh Susu Telur (TST) Di Jalan Halat Medan

Sumber: Hasil Penelitian, 2015

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui apakah

pengaruh kepemimpinan yang terdiri dari efektifitas, pengambilan keputusan,

kreatifitas, dinamis, perubahan, memiliki inspirasi dan menjalankan visi

mempengaruhi keberhasilan usaha kecil warung teh susu telur, sehingga penulis

memutuskan untuk membuat penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan

Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Usaha Kecil Warung Teh Susu Telur (TST)

di Jalan Halat Medan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut: “Bagaimana pengaruh kepemimpinan yang terdiri dari

efektifitas, pengambilan keputusan, kreatifitas, dinamis, perubahan, memiliki

inspirasi dan menjalankan visi terhadap keberhasilan usaha pada usaha kecil warung

(19)

1.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan maka

tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh

kepemimpinan terhadap keberhasilan usaha pada usaha kecil warung TST di Jalan

Halat Medan dan Mengetahui tujuan yang ingin dicapai pemilik usaha dalam

menjalankan usaha kecil tersebut.

1.4 Manfaat penelitian

Adapun manfaat penelitian yang penulis harapkan adalah:

1. Wirausaha

Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan bagi para pemilik

usaha dalam memecahkan berbagai masalah, terutama yang berkaitan

dengan kepemimpinan.

2. Bagi penulis

Memberikan konstribusi bagi pemikiran untuk dapat menambah wawasan

dan pengetahuan penulis mengenai kepemimpinan yang berhasil dalam

berwirausaha.

3. Bagi peniliti lain

Sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Usaha Kecil

Usaha kecil menurut surat edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK tanggal 29

Mei 1993 perihal kredit Usaha Kecil (KUK) adalah usaha yang memiliki total aset

maksimum Rp 600 juta (enam ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan rumah

yang ditempati. Pengertian usaha kecil ini meliputi usaha perseorangan, badan usaha

swasta dan koperasi, sepanjang aset yang dimiliki tidak melebihi nilai Rp 600 juta.

Menurut UU No. 9/1995 tentang Usaha Kecil yang dimaksud dengan usaha kecil

adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria

kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan sebagaimana diatur

dalam undang-undang ini.

Usaha kecil yang dimaksud di sini meliputi usaha kecil informal dan usaha

kecil tradisional. Adapun usaha kecil informal adalah berbagai usaha yang belum

terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hukum, antara lain petani penggarap,

industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima,

dan pemulung. Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan

alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun, dan berkaitan

(21)

Pengertian usaha kecil menimbulkan pandangan yang berbeda di benak

masing-masing. Mungkin langsung tergambar pada benak sebagian orang adalah

sebuah toko kelontong yang menjual kebutuhan sehari-hari, atau seorang penjual es

yang menggunakan gerobak atau bahkan seorang pedagang roti keliling yang

menjajakan dagangannya dengan menggunakan sepeda yang telah dimodifikasi.

(Tobing, 2009:3)

Definisi usaha kecil menengah (UKM) menurut Biro Pusat Statistik (BPS)

lebih mengacu kepada klasifikasi skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap.

UKM menurut Biro Pusat Statistik (BPS) adalah usaha skala kecil yang

menggunakan kurang dari lima orang karyawan atau usaha menengah yang menyerap

tenaga kerja antara lima hingga sembilan belas orang (Tobing, 2009:4).

2.1.2 Kepemimpinan

Kepemimpinan menurut Tjiharjadi (2012:18) adalah pengaruh, tidak lebih,

tidak kurang, kapasitas menerjemahkan visi ke dalam realitas, sebagai kesadaran dan

keinginginan untuk mempengaruhi orang lain, yang selanjutnya memberikan

tanggapan atas keinginan sendiri untuk mengikutinya, serta penyebab berbagai

tindakan yang digerakan orang secara cermat dengan terencanan yang bertujuan

untuk penyelesaian agenda pemimpin, juga sarana komunikasi kepada orang tentang

nilai dan potensinya kemudian dengan sangat jelas datang untuk menemukannya

(22)

Pengaruh kepemimpinan yang diterapkan dalam perusahaan mengindikasikan

tanda keberhasilan pada masing-masing usaha. Setiap orang memiliki kepemimpinan

yang berbeda-beda, kepemimpinan yang berhasil yaitu berawal dari efektifitas,

pengambilan keputusan, kreatifitas, dinamis, perubahan, memiliki inspirasi dan

menjalankan visi, (Tjiharjadi, 2012:22).

1. Efektifitas

Pemanfaatan sumber daya, sarana, prasarana dalam jumlah tertentu yang

ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa kegiatan yang

dijalankan, Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi

efektifitasnya.

2. Pengambilan Keputusan

Suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara

sistematis untuk ditindaklanjuti sebagai suatu cara pemecahan masalah.

3. Kreatifitas

Kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data dan informasi

yang ada. Hasil yang diciptakan tidak selalu hal-hal yang baru, tetapi juga dapat

berupa gabungan dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.

4. Memiliki Inpirasi

Percikan ide-ide kreatif yang waktu dan tempatnya jarang dikenali, kecuali

sudah melatih diri dengan kebiasaan dan dikarenakan akibat-hasil dari proses

(23)

5. Menjalankan Visi

Suatu pernyataan mengenai tujuan dari sebuah organisasi yang disampaikan

melalui produk atau jasa yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi,

kelompok masyarakat yang dilayani, nilai yang didapatkan juga aspirasi dan cita-cita

di masa yang akan datang.

6. Perubahan

Suatu usaha yang sistematik untuk menciptakan ulang suatu organisasi

dengan cara melakukan adaptasi pada perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal

dan lingkungan internal untuk mencapai sasaran baru.

7. Dinamis

Penuh semangat dan tenaga untuk cepat bergerak dalam menyesuaikan diri

dengan keadaan yang terjadi secara tiba-tiba.

Menurut Anoraga (2004:33), memimpin dapat diartikan sebagai suatu seni

atau proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar mereka mau

berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebuah kelompok/organisasi.

Menurut Herujito (2001:179) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah seni

kemampuan untuk mengendalikan orang-orang dalam organisasi agar perilaku

mereka sesuai dengan perilaku yang diinginkan oleh pimpinan.

Gaya Kepemimpinan merupakan aspek penting bagi seorang pemimpin,

karena seorang pemimpin harus berperan sebagai organisasi kelompoknya untuk

(24)

didefinisikan sebagai suatu proses untuk mengarahkan dan mempengaruhi aktifitas

yang berhubungan dengan penugasan anggota organisasi dalam rangka mencapai

tujuan kelompok atau organisasi.

Dari defenisi ini tampak bahwa seorang pemimpin bertugas mendorong

bawahan untuk mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan yang ada. Seorang

pemimpin harus menjadi fasilitator anggota kelompoknya dalam mencapai tujuan

bersama. Sebagai contoh, pemimpin sebuah orkestra yang dinamakan dirigen

berusaha untuk menghasilkan nada yang selaras dari berbagai alat musik. Berkualitas

tidaknya kelompok orkestra tersebut sangat ditentukan oleh dirigennya.

Menurut Tjiptono (2001:79), pemimpin yang baik harus memiliki beberapa

karakteristik sebagai berikut:

1. Tanggung jawab yang seimbang

Keseimbangan disini adalah antara tanggung jawab terhadap pekerjaan yang

dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang harus melaksanakan pekerjaan

tersebut.

2. Model peranan yang positif

Peranan adalah tanggung jawab, perilaku atau prestasi yang diharapkan dari

seseorang yang memiliki posisi khusus tertentu. Oleh karena itu, pemimpin yang baik

(25)

3. Memiliki keterampilan yang baik

Pemimpin yang baik harus dapat menyampaikan ide-idenya secara ringkas

dan jelas, serta dengan cara yang tepat.

4. Memiliki pengaruh positif

Pemimpin yang baik memiliki pengaruh yang baik terhadap karyawannya dan

menggunakan pengaruh tersebut untuk hal-hal yang positif. Pengaruh adalah seni

menggunakan kekhusukan untuk menyakinkan orang lain akan sudut pandangan

orang lain ke arah suatu tujuan atau sudut pandang tertentu.

2.1.3 Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen

Menurut Tjiharjadi (2012:22), kepemimpinan dan manajemen terdapat

persamaan dan perbedaan yang jelas, karena keduanya mempunyai hubungan yang

saling melengkapi, adapun perbedaan kepemimpinan dan manajemen dapat dilihat

pada gambar dibawah ini:

TABEL 2.1

Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen

Kepemimpinan Manajemen

Efektifitas Efisiensi

Pengambilan Keputusan Perencanaan

Dinamis Kertas Kerja

Kreatifitas Peraturan

Perubahan Regulasi

Memiliki Inspirasi Pengendalian

Menjalankan Visi Konsistensi

(26)

2.1.4 Teori dan Gaya Kepemimpinan

Menurut Tjiharjadi (2012:40), teori kepemimpinan yang populer digunakan

diantaranya sebagai berikut:

1. Teori Pembawaan (The Trait Theory)

Teori ini berkembang tahun 1940-an dengan memusatkan pada karakteristik

pribadi seorang pemimpin, meliputi bakat-bakat pembawaan, ciri-ciri pemimpin,

faktor fisik, kepribadian, kecerdasan, dan keterampilan berkomunikasi.

2. Teori Perilaku (Behaviorist Theory)

Teori ini lebih terfokus kepada tindakan-tindakan yang dilakukan pemimpin

dari pada memperhatikan atribut yang melekat pada diri seorang pemimpin.

3. Teori Jalan Tujuan (Path-Goal Theory)

Teori yang paling kontemporer, teori ini nilai strategis dan efektivitas seorang

pemimpin didasarkan pada kemampuannya dalam menimbulkan kepuasan dan

motivasi para anggota dengan penerapan reward dan punishment.

Gaya Kepemimpinan (Leadership style) Seorang pemimpin akan sangat

berpengaruh terhadap pencapaian tujuan. Pemilihan gaya kepemimpinan yang benar

dan tepat dapat mengarahkan pencapaian tujuan perorangan maupun tujuan

organisasi, perusahaan maupun lembaga pemerintahan.

Dengan gaya kepemimpinan yang tidak sesuai dapat mengakibatkan

(27)

akan menjadi tidak jelas, dimana hal ini dapat mengakibatkan ketidakpastian pada

anggota atau pegawai.

Menurut Veithzal (2005:78) ada beberapa gaya kepemimpinan, diantaranya :

a. Gaya kepemimpinan Otokratik: Pemimpin dipandang sebagai orang yang

memberi perintah dan dapat menuntut, kepuasan ada di tangan pemimpin.

b. Gaya kepemimpinan Demokratik atau Partisifatif: Pemimpin dipandang sebagai

orang yang tidak akan melakukan suatu kegiatan tanpa mengkonsultasikan

terlebih dahulu pada bawahannya. Pemimpin di sini mengikutsertakan pendapat

bawahan sebelum ia membuat keputusan.

c. Gaya kepemimpinan Free Rein: Pemimpin hanya menggunakan sedikit

kekuasaan dan memberi banyak kebebasan kepada bawahan untuk melakukan

kegiatan. Jadi pemimpin di sini memberi keluasan pada bawahan untuk

menentukan tujuan perusahaan dan cara untuk mencapainya. Pemimpin hanya

berfungsi sebagai fasilitator melalui pemberian informasi dan sebagai orang yang

berhungan dengan kelompok lain. Prilaku tersebut telah memberi hasil yang

menyenangkan baginya sehingga ia terdorong untuk selalu mengulangnya lagi.

Begitupun sebaliknya, bila konsekuensi dari suatu perilaku membawa akibat yang

(28)

Menurut Hasibuan (2005:107) ada dua fungsi gaya kepemimpinan yang biasa

digunakan oleh seorang pemimpin dalam mengarahkan atau mempengaruhi bawahan

yaitu:

1. Gaya Kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (Task Oriented style).

Gaya kepemimpinan ini, seorang pemimpin akan mengarahkan dan

mengawasi bawahannya secara ketat agar mereka bekerja sesuai dengan harapannya.

pemimpin dengan gaya ini lebih mengutamakan keberhasilan pekerjaan daripada

pengembangan kemampuan bawahan.

2. Gaya Kepemimpinan yang berorientasi pada pekerja (Employee Oriented Style)

Gaya kepemimpinan ini berusaha mendorong dan memotivasi bawahannya

untuk bekerja dengan baik. Mereka mengikutsertakan bawahan dalam pengambilan

keputusan yang menyangkut tugas atau pekerjaan bawahan. Di sini hubungan

pemimpin dan bawahan terasa sangat akrab, saling percaya, dan saling menghargai.

Menurut Tjiharjadi,dkk (2012:29), gaya kepemimpinan yang berkembang

kemudian masih cukup banyak, tetapi disini hanya akan dikemukakan tiga gaya

kepemimpinan yang cukup menarik perhatian para pengamat dan praktisi

pengembangan sosial.

1. Kepemimpinan karismatik (Charismatic Leadership)

Pengikut memberikan atribut-atribut heroik atau kepemimpinan yang luar

(29)

Pemimpin-pemimpin karismatik menampilkan ciri-ciri sebagai berikut:

a. Memiliki visi yang amat kuat atau kesadaran tujuan yang jelas

b. Mengkomunikasikan visi itu dengan efektif

c. Mendemonstrasikan konsistensi dan fokus

d. Mengetahui kekuatan-kekuatan sendiri dan memanfaatkannya.

e. Bertindak berdasakan krisis (crisis based)

f. Berani mengambil risiko

g. Membuat perubahan, dipersepsikan sebagai agen perubahan yang radikal

2. Teori Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional (Transformational and

transactional Leadership).

Pemimpin-pemimpin transaksional membimbing atau memotivasi

pengikutnya ke arah tujuan yang telah ditentukan dengan cara menjelaskan

ketentuan-ketentuan tentang peran dan tugas. Pemimpin-pemimpin transformasional

memberikan pertimbangan yang bersifat individual, stimulasi intelektual, dan

memiliki kharisma.

3. Teori gaya kepemimpinan yang melayani (Servant Leadership)

Salah satu gaya kepemimpinan yang sangat membantu para pemimpin untuk

memenangkan persaingan.

Kepemimpinan transformasional dibangun atau berkembang dari

kepemimpinan transaksional. Berikut beberapa perbedaan karakteristik

(30)
[image:30.612.114.547.146.305.2]

TABEL 2.2

Perbedaan Kepemimpinan Transformasional dan Kepemimpinan Transaksioanal

No Kepemimpinan Transformasional No Kepemimpinan Transaksional

1. Bekerja dalam situasi 1. Mengubah situasi

2. Menerima keterbatasan 2. Mengubah apa yang biasa

dilakukan

3. Patuh pada peraturan dan nilai

organisasinya

3. Berbicara tentang tujuan luhur

4. Timbal balik dan tawar- menawar 4. Memiliki acuan nilai kebebasan, keadilan dan kesamaan

Sumber: Tjiharjadi,dkk (2007:31)

Berdasarkan karakteristik kepemimpinan transaksional dan transformsional,

dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional lebih sesuai diterapkan

pada lingkungan yang dinamis yang ditandai oleh perubahan-perubahan yang sangat

cepat.

2.1.5 Keberhasilan Usaha

Menurut Kashmir (2006:172), keberhasilan usaha dalam hal ini diindikasikan dalam lima hal yaitu, jumlah penjualan meningkat, hasil produksi meningkat,

keuntungan atau profit bertambah, perkembangan dan pertumbuhan usaha,

berkembang cepat dan memuaskan. Ukuran keberhasilan usaha dalam menerapkan

strategi pemasarannya adalah mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan.

Semakin banyak pelanggan yang menerima produk atau jasa yang ditawarkan, maka

mereka semakin puas, dan ini berarti strategi yang dijalankan sudah cukup berhasil.

(31)

ukuran bahwa strategi yang dijalankan sudah cukup baik. Masih ada lagi ukuran

lainnya, misalnya tingkat laba yang diperoleh dan ukuran lainnya.

Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan

seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya,

karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai

tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk,

mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak

berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu

usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya

jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan

bergelimang fasilitas.

Menurut Nasution (2001:12), sebuah perusahaan dikatakan meraih

keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat,

keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota

dari perusahaan tersebut bertambah.

Menurut Hutagalung (2008:50), sukses tidak terjadi secara kebetulan, secara

instan dan tidak pula turun tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah dari proses

sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu diukur dengan uang,

harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses besar berarti akumulasi dari

(32)

2.1.6 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha,yaitu:

(Hutagalung dkk, 2010:8)

1. Motivasi

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Center for Entrepreneurial Research

menemukan 69 % siswa menegah atas ingin mulai menjalankan usaha mereka

sendiri. Motivasi utamanya adalah be their own bosses.

2. Usia

Usia berkaitan dengan keberhasilan bila dihubungkan dengan lamanya

seseorang menjadi wirausaha. Dengan bertambahnya pengalaman ketika usia

seseorang bertambah maka usia akan berkaitan dengan keberhasilan.

3. Pengalaman

Pengalaman dalam mengelola usaha memberi pengaruh pada keberhasilan

usaha skala kecil. Dengan demikian, tingkat keterlibatan seseorang dalam suatu

kegiatan usaha bisa menjadi tolak ukur pengalaman dalam berusaha.

4. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan usaha

skala kecil, dengan asumsi bahwa pendidikan lebih baik akan memberikan

(33)

2.1.7 Keberhasilan dan Kegagalan Usaha

Anoraga (2002: 154) Seorang wirausaha harus mampu membuat rencana

usaha (bussiness plan). Rencana usaha merupakan dokumen yang disiapkan secara

seksama yang menerangkan mengenai pola dari usaha yang akan digeluti.

Adapun langkah untuk menuju keberhasilan usaha meliputi:

1. Kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang

2. Mengembangkan hubungan, baik dengan mitra usaha maupun dengan semua

pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan

3. Memiliki ide atau visi bisnis yang jelas

4. Membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan, dan menjalankannya

Penyebab wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya:

1. Kurangnya kehandalan SDM dan tidak kompeten dalam manajerial serta

kurangnya pengalaman ketika menjalankan strategi perusahaan. Strategi baik

yang dibuat tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya kompetensi dalam manajerial.

Menempatkan orang-orang yang tidak kompeten di tempat yang sangat strategis

akan memperburuk jalannya usaha. Kompetensi dalam manajerial sangat

membantu keberhasilan perusahaan karena meletakan orang-orang yang sesuai

dengan kemampuan, bakat dan minat bekerja karyawan akan mempermudah

usaha dan strategi perusahaan untuk dilaksanakan.

2. Kurangnya pemahaman bidang usaha yang diambil karena tidak dapat

(34)

apabila tidak dapat mendeskripsikan dan memvisualisakan bentuk usaha yang

digeluti mengantar pada kehancuran usaha. Pemaham bisnis atau bidang usaha

yang diambil secara kontekstual dan riel sangat membantu arah, tujuan, misi, dan

visi perusahaan. Kejelasan bidang usaha yang telah ditentukan sangat membantu

dan mempermudah mengambil kebijakan manajerial dan strategi yang dibuat.

3. Kurangnya kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan (modal dan

kendali kredit). Pengelolaan adminsitrasi dan keuangan yang apaadanya akan

mempersulit majunya perusahaan. Pencatatan adminsitrasi dan keuangan secara

sembarang akan semakin memperburuk kondisi usaha karena tidak dapat

membaca transaksi dan aktivitas yang telah terjadi. Aktivitas yang telah dilalui

seperti pembayaran utang-piutang, jumlah pesanan, jadwal kirim, proses

produksi, dll akan tidak dapat terselesaikan dengan baik. Penangan modal dan

kredit dari bank atau swasta apabila tidak dicatat pengeluaran dan alokasi

penggunaannya akan semakin memperburuk kondisi keuangan. Alangkah baiknya

dalam melakukan aktivitas selalu berpedoman “Segala yang telah dikerjakan

harus dicatat dan segala yang tercatat harus dapat dikerjakan dengan baik”

sehingga perusahaan yang menggunakan prinsip tersebut dapat mempertahankan

kelangsungan hidupnya.

4. Gagal dalam perencanaan. Kegagalan dalam menerapkan rencana biasanya

karena rencana yang telah dibuat berdasarkan pengalaman orang lain atau sebuah

(35)

sama sekali kondisi atau medan usaha yang digelutinya. Faktor-faktor yang

mendukung kegagalan dalam melaksanakan atau menerapkan rencana adalah dari

dalam diri sendiri.

5. Tempat usaha dan lokasi yang kurang memadai. Tempat usaha dan lokasi sangat

menentukan kelancaran bisnis yang digeluti. Salah memilih, membangun, atau

membuka tempat usaha yang harapannya dapat memperbesar usaha justru kandas

karena kesalahan tersebut. Tempat usaha seharusnya diperiksa dulu kelayakannya

seperti budaya, karakter, strata sosial, pendapatan, selera, keamanan masyarakat

di sekitarnya.

6. Kurangnya pemahaman dalam pengadaan, pemeliharaan, dan pengawasan bahan

baku dan sarana peralatan. Kemampuan dalam pengadaan, pemeliharaan,

pengawasan bahan baku dan peralatan yang dimiliki sangatlah penting. Karena

apabila tidak memiliki kemapuan dalam bidang ini akan membuat biaya

operasioanal semakin tinggi dan kerugian akan terjadi.

7. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi perubahan teknologi.

Seorang yang berwirausaha harus berani melakukan perubahan dalam

organisasinya. Salah satu perubahan yang dapat membantunya adalah perubahan

teknologi yang sedang berkembang. Ketidakmampuan mengikuti perubahan

teknologi tidak membuat organisasi mati begitu saja tetapi pergerakan

organisasinya berlahan-lahan lambat dan berangsur-angsur ketinggalan dengan

(36)

8. Hambatan birokrasi. Birokrasi sangat membantu dalam kearsipan dan

adminsitrasi organisasi tetapi apabila birokrasi sangat lambat dan menghambat

sama sekali maka akan memperlambat laju kinerja organsiasi.

9. Keuntungan yang tidak mencukupi. Keuntungan yang akan diperoleh dalam

berwirausaha adalah dasar motivasi ketika seseorang merencanakan bidang usaha.

Akan tetapi keuntungan yang diperolah di luar dari jangkauan biaya yang telah

dikeluarkan atau perkiraan laba yang diperoleh sebelumnya akan mengakibatkan

kelangsungan usaha yang cepat berhenti. Motivasi karena bayangan keuntungan

yang diperoleh sangat tinggi adalah sikap yang kurang objektif apabila belum

mengetahui kondisi lingkungan bisnis yang sebenarnya. Hal yang paling penting

sebelum memperoleh laba yang tinggi adalah cepat kembalinya modal awal yang

digunakan sebagai operasional awal.

10.Tidak adanya produk yang baru. Produk yang telah dibuat dan berhasil

memenangi pasar belum tentu akan bertahan lama karena banyak kompetitor yang

selalu melakukan inovasi maupun perbaikan produk mereka untuk tampil di

pasar. Pengusaha yang tidak pernah menampilkan produk baru yang kreatif

maupun inovatif akan mempercepat berhenti usahanya. Hal ini terjadi karena

tidak mampu bersaing oleh kompetitor yang telah mengeluarkan produk baru dan

(37)

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mendapatkan ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang

[image:37.612.91.551.216.706.2]

beragam, review atas penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.3.

TABEL 2.3 Penelitan Terdahulu

No Nama

Peneliti

Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 Syahputra, Hadi (2010)

Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Industri Pakaian di Jl. Denai Medan

Komitmen, Percaya diri, Tanggung jawab, Orientasi masa depan, dengan menggunakan metode statistik deskriptif.

Pengaruh terhadap keberhasilan usaha pada industri adalah tanggung jawab.

2 Dalimunthe, Syahdan Taufik (2011)

Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap

prestasi kerja karyawan di PT. Pertamina Instalasi Medan Group

Variabel independen: Gaya kepemimpinan, variabel dependen: Prestasi kerja. Metode Deskriptif.

Hasil analisis dan evaluasi regresi linier sederhana adalah bahwa gaya kepemimpinan (b) yang bernilai 0.293 berarti positif.

3 Manthey, Faisal Reza (2011) Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Bengkel Barspeed Medan Kepemimpinan Tranformasional sebagai variabel indenpenden dan keberhasilan usaha sebagai variabel dependen. Kepemimpinan Transformasional secara parsial atau masing-masing (uji t) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha. 4 Ulina,

Georgia (2008)

Analisis Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru” (Studi Kasus pada Crispo

Accessories Grand

Palladium dan Q-ta

Accessories Sun Plaza Medan)

Rencana Pemasaran, Rencana Produksi, Rencana Organisasi, dan Manajemen, serta Rencana Keuangan Rencana keuangan merupakan faktor utama yang mendorong keberhasilan usaha Crispo Accessories

Grand Palladium dan Q-ta

Accessories Sun

(38)

5 Prasetyo, Erfandy (2012)

Analisis Faktor-Faktor

Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada

Usaha Café Mandiri dan Café Joulie Kompleks Setia Budi 2 Medan

Faktor Pemasaran, Produksi, Organisasi dan Manajemen serta Keuangan.

Metode Kualitatif

Dari hasil penelitian menunjukan setiap faktor mendorong keberhasilan usaha pada kedua café tersebut.

6 Tobing, Hendry (2010)

Analisis Faktor-Faktor

Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru

Pada Rumah Makan Mie Sop Kampong di Jalan Dr. mansyur

Faktor Pemasaran, Produksi, Organisasi dan Manajemen serta Keuangan.

Dari hasil penelitian menunjukan setiap faktor mendorong keberhasilan usaha..

Sumber: Penelitian Terdahulu

2.3 Kerangka Penelitian

Kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang

disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis

secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar

variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan varibel tersebut, selanjutnya

digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiono, 2004:49).

Tjiharjadi, dkk (2012:22), mengindikasikan kepemimpinan yang berhasil

yaitu berawal dari efektifitas, pengambilan keputusan, kreativitas, perubahan,

dinamis, memiliki inspirasi dan menjalankan visi. Menurut Kashmir (2006:172)

keberhasilan usaha dalam hal ini di indikasikan dalam lima hal, yaitu: jumlah

penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit bertambah,

(39)

Berdasarkan indikasi diatas maka hubungan dan pengaruh antara

kepemimpinan dan keberhasilan usaha dapat dilihat pada gambar berikut ini:

[image:39.612.146.518.173.340.2]

Sumber: Tjiharjadi (2012) dan Khasmir (2006), diolah

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian Keberhasilan

Usaha

Kepemimpinan

1. Efektifitas

2. Pengambilan Keputusan 3. Kreatifitas

4. Dinamis 5. Perubahan

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu

meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai

status terakhir dari subjek penelitian. Data deskriptif dikumpulkan melalui daftar

pertanyaan dalam survei, wawancara, ataupun observasi (Kuncoro, 2003:8).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di usaha kecil warung teh susu telur (TST) yang

berada di Jalan Halat Medan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Nopember 2014

sampai dengan Februari 2015.

3.3 Batasan Operasional Variabel

Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas permasalahan, maka

penelitian ini dibatasi pada pengaruh kepemimpinan terhadap keberhasilan usaha.

Dalam hal ini peneliti meneliti usaha kecil warung teh susu telur (TST) di jalan Halat

Medan. Variabel yang di teliti dalam penelitian ini adalah pengaruh kepemimpinan

yang meliputi efektifitas, pengambilan keputusan, kreatifitas, dinamis, perubahan,

(41)

3.4 Defenisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang di operasionalkan adalah semua

variabel yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan

memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu definisi variabel-variabel yang akan

diteliti sebagai berikut:

a. Kepemimpinan

1. Efektifitas

Pemanfaatan sumber daya, sarana, prasarana dalam jumlah tertentu yang

ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa kegiatan yang

dijalankan, Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi

efektifitasnya.

2. Pengambilan Keputusan

Suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara

sistematis untuk ditindaklanjuti sebagai suatu cara pemecahan masalah.

3. Kreatifitas

Kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data dan informasi

yang ada. Hasil yang diciptakan tidak selalu hal-hal yang baru, tetapi juga dapat

(42)

4. Memiliki Inpirasi

Percikan ide-ide kreatif yang waktu dan tempatnya jarang dikenali, kecuali

sudah melatih diri dengan kebiasaan dan dikarenakan akibat-hasil dari proses

pengembangan diri.

5. Menjalankan Visi

Suatu pernyataan mengenai tujuan dari sebuah organisasi yang disampaikan

melalui produk atau jasa yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi,

kelompok masyarakat yang dilayani, nilai yang didapatkan juga aspirasi dan cita-cita

di masa yang akan datang.

6. Perubahan

Suatu usaha yang sistematik untuk menciptakan ulang suatu organisasi

dengan cara melakukan adaptasi pada perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal

dan lingkungan internal untuk mencapai sasaran baru.

7. Dinamis

Penuh semangat dan tenaga untuk cepat bergerak dalam menyesuaikan diri

dengan keadaan yang terjadi secara tiba-tiba.

b. Keberhasilan usaha

Keberhasilan usaha dalam hal ini di indikasikan sebagai variabel terikat

meliputi dalam lima hal yaitu, jumlah penjualan meningkat, hasil produksi

meningkat, keuntungan atau profit bertambah, perkembangan dan pertumbuhan

(43)
[image:43.612.106.530.110.653.2]

TABEL 3.1 Operasional variabel

Variabel Indikator Skala Ukur

Kepemimpinan

- Efektifitas 1. Tujuan organisasi tercapai 2. Target tercapai

3. Sasaran jangka panjang 4. Misi organisasi

Likert

- Pengambilan keputusan 1.Intuisi

2.Pengalaman diri 3.Memiliki wewenang 4.Berpikir rasional

Likert

- Kreatifitas 1.Keterbukaan terhadap pengalaman 2.Pengamatan situasi dan kondisi 3.Percaya akan diri sendiri 4.Toleransi terhadap bawahan

Likert

- Memilik Inspirasi 1.Cepat mendapat ide 2.Menyelesaikan masalah 3.Panutan karyawan 4.Pengembangan diri

Likert

- Menjalankan Visi 1.Dapat menentukan arah atau tujuan 2.Fokus kegiatan yang dijalankan 3.Mengarahkan anggota/karyawan 4. Giat bekerja

Likert

- Perubahan 1.Disiplin diri 2.Kerja sama tim

3.Pemanfaatan teknologi 4.Orientasi pada tindakan

Likert

- Dinamis 1.Memiliki pandangan umum

2.Memegang komitmen

3.Cepat tanggap menentukan keadaan

4.Membangun komunikasi tim

Likert

Keberhasilan usaha 1.Jumlah penjualan meningkat 2.Hasil produksi meningkat

3.Keuntungan atau profit bertambah 4.Perkembangan dan pertumbuhan

meningkat

Likert

(44)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Variabel yang mempengaruhi keberhasilan usaha pada usaha minuman teh

[image:44.612.107.535.232.365.2]

susu telur (TST) diukur dengan menggunakan skala Likert.

TABEL 3.2

Kriteria Bobot Nilai Alternatif

Pilihan Jawaban Bobot

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Kurang Setuju (KS) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak setuju (STS) 1

Berdasarkan jawaban hasil responden terhadap pertanyaan yang dibagikan

dapat diambil pengaruh yang paling dominan dari pengaruh kepemimpinan yang

meliputi efektifitas, pengambilan keputusan, kreatifitas, dinamis, perubahan,

memiliki inspirasi, menjalankan visi terhadap keberhasilan usaha.

3.6Populasi dan Sampel

Penelitian ini merupakan studi kasus warung teh susu telur (TST) yang berada

di sepanjang jalan Halat, Maka populasi yang sekaligus sebagai sampel yang

respresentatif dalam penelitian ini adalah orang yang berperan penting dalam

menjalankan usaha tersebut yaitu pemilik dan pengelola usaha, dimana akan

memperoleh atau mendapatkan informasi dan data-data penting dalam keseluruhan

(45)

3.7Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian yang dilakukan, penulis menggunakan dua jenis data untuk

membantu memecahkan masalah, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada

lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan wawancara terstruktur dengan

pemilik usaha secara langsung.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan

mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah dan situs internet untuk

mendukung penelitian.

3.8Metode Pengumpulan Data

a. Wawancara (Interview)

Peneliti dalam hal ini melakukan wawancara melalui tatap muka (face to

face) dengan responden terpilih. Wawancara dilakukan dengan menggunakan alat

bantu berupa seperangkat daftar pernyataan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu

atau sering disebut interview guide.

b. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan

langsung ke lokasi penelitian, dalam hal ini di jalan Halat Medan, untuk melengkapi

(46)

c. Kuesioner (Angket)

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

3.9Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif yaitu suatu metode

analisis dimana data yang dikumpulkan mula – mula disusun, diklasifikasikan dan

dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan dan

masalah yang sedang diteliti.

Jika tujuan penelitian adalah deskriptif yang terbatas pada upaya memberi

suatu gambaran tentang variabel-variabel yang diteliti, teknis, analisis yang sering

digunakan adalah statistika dasar yang berkaitan dengan parameter statistik deskriptif.

Dalam parameter statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui

tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, perhitungan

desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan

(47)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Jalan Halat Medan

Kota Medan merupakan salah satu kota metropolitan yang ada di Indonesia.

Medan adalah ibukota provinsi Sumatera Utara. Kota Medan terdiri dari 21

kecamatan dan 151 kelurahan. Sebagai kota metropolitan, aktivitas perekonomian di

Sumatera Utara banyak berpusat di kota Medan dan sudah tentu menimbulkan

peluang-peluang untuk berwirausaha

Jumlah penduduk yang semakin meningkat merupakan indikasi bahwa Medan

merupakan salah satu kota tujuan untuk mencari penghidupan atau pekerjaan. Sejak

tahun 2005 penduduk kota Medan mengalami kenaikan yang cukup nyata hingga

pertengahan tahun 2007 yaitu berdasarkan sensus penduduk jumlah penduduk Kota

Medan mengalami peningkatan dari 2,036 juta jiwa pada tahun 2005 menjadi 2,067

juta jiwa pada tahun 2006 dan 2,083 juta jiwa pada tahun 2007. Dari tahun ke tahun

laju pertumbuhan mengalami peningkatan dari 1,50 persen pada tahun 2005

meningkta menjadi 1,53 persen pada tahun 2006, dan menurun kembali menjadi 0,77

persen pada tahun 2007. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, penduduk

medan berjumlah 2.109 juta jiwa

Jalan Halat merupakan bagian dari kecamatan Medan Area dan Medan Kota, di

sepanjang jalan Halat dapat terlihat banyaknya berbagai usaha, baik usaha di bidang

(48)

makanan dan minuman. Dilihat dari berbagai usaha, penelitian ini akan meneliti

tentang bidang usaha kuliner minuman yaitu teh susu telur (TST).

4.2 Gambaran Umum Warung Teh Susu Telur (TST) di Jalan Halat Medan

Minuman khas kota Medan ini biasa disebut TST, merupakan kependekan dari

Teh Susu Telur. TST adalah jenis minuman yang sangat familiar di kota Medan,

bahkan sangat mudah ditemukan disekitar kota Medan. Sesuai dengan namanya

bahan yang digunakan untuk membuat TST ini adalah teh, susu, dan telur yang

diracik hingga kemudian menjadi segelas minuman yang nikmat dan konon katanya

mampu menambah atau membantu memulihkan tenaga yang lemah karena aktifitas,

jadi bisa dibilang minuman ini adalah jamu yang enak dan tidak pahit.

Untuk jenis telur yang digunakan dalam pembuatan TST ini adalah telur bebek

tetapi ada juga yang memakai telur ayam kampung, telur yang digunakan adalah

kuningnya saja karena untuk mengurangi bau amis pada minuman tersebut. Di jalan

Halat sangat mudah menemukan minuman ini, karena sepanjang jalan Halat setiap

[image:48.612.114.526.545.692.2]

warung minuman menyediakan minuman TST (Teh Susu Telur).

TABEL 4.1

Daftar Warung Teh Susu Telur (TST) di Jalan Halat Medan

No. Nama Usaha No. Nama Usaha

1 De’Doga TST 10 TST Pondenk

2 TST Pak Haji 11 Sagita TST dan Café

3 TST Mbak Susy 12 Warung Atuk TST

4 Asia TST dan Café 13 Afmal TST

5 TST Mega 14 Doel TST

6 TST Megawati 15 TST Pak Cik

7 Bangbay TST & Café 16 TST Sultan

8 TST Mulia 17 Daysa TST

(49)

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1Gambaran Umum Responden

Responden dalam penelitian ini adalah para pemilik usaha dan pengelola usaha

dari warung Teh Susu Telur (TST). Hal-hal yang di analisis dari responden adalah

data pribadi responden yang terdiri dari nama responden, jenis kelamin, usia, status,

[image:49.612.79.557.306.599.2]

dan pendidikan terakhir. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

TABEL 4.2

Data Pemilik Usaha Warung Teh Susu Telur (TST) di Jalan Halat Medan

No. Nama Jenis

Kelamin

Usia

(tahun) Status

Pendidikan

Terakhir Nama Usaha 1 Dody Yonatha Laki-laki 21 Belum Menikah SMA De’Doga TST

2 H. Jailani Laki-laki 62 Menikah SMA TST Pak Haji

3 Susy Erawati Perempuan 46 Menikah SMA TST Mbak Susy

4 Herman Laki-laki 35 Menikah SMA Asia TST

5 Ade Zulfadly Laki-laki 40 Menikah SMA TST Mega

6 Dedi Arsanto Laki-laki 35 Menikah SMA TST Megawati

7 Dody Gunawan Laki-laki 33 Menikah SMA Bangbay TST

8 Musliadi Laki-laki 35 Menikah SMA TST Mulia

9 Muhammad Nur Laki-laki 31 Menikah Sarjana TST Bersaudara

10 Sugiarto Laki-laki 48 Menikah SMA TST Pondenk

11 Abdullah Gani Laki-laki 31 Menikah SMA Sagita TST

12 Zainal Laki-laki 61 Menikah SMA Atuk TST

13 Furqan Laki-laki 46 Menikah SMA Afmal TST

14 Doel Laki-laki 43 Menikah Sarjana Doel TST

15 Zulkifli Laki-laki 41 Menikah SMA TST Pak Cik

16 Hermanto Laki-laki 25 Belum Menikah SMA TST Sultan

17 Zulyadi Laki-laki 52 Menikah Sarjana Daysa TST

18 Nurhamidah Perempuan 47 Menikah SMA Raja TST

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Pada TABEL 4.2. menerangkan bahwa dari segi usia, untuk usia yang paling

muda adalah Saudara Dodi Yonatha dengan usia 21 tahun, sedangkan usia yang

(50)

sudah menikah dan 2 belum menikah. Dari segi jenis kelamin, 16 responden berjenis

kelamin laki-laki dan 2 responden perempuan. Dari segi pendidikan terakhir

[image:50.612.82.557.215.517.2]

responden, 15 responden tamatan SMA dan 3 responden tamatan sarjana.

TABEL 4.3

Data Pengelola Usaha Warung Teh Susu Telur (TST) di Jalan Halat Medan

No. Nama Jenis

Kelamin

Usia

(tahun) Status

Pendidikan

Terakhir Nama Usaha

1 Amhar Laki-laki 52 Menikah SMA De’Doga TST

2 Ade Nuryanti Perempuan 49 Menikah SMA TST Pak Haji

3 Anwar Fuadi Laki-laki 49 Menikah SMA TST Mbak Susy

4 Burhan Laki-laki 31 Menikah SMA Asia TST

5 Murniati Perempuan 36 Menikah SMA TST Mega

6 Sri Wahyuni Perempuan 29 Menikah SMA TST Megawati

7 Ali Husin Laki-laki 27 Menikah SMA Bangbay TST

8 Fitri Perempuan 22 Belum Menikah SMA TST Mulia

9 Bella Perempuan 29 Menikah Sarjana TST Bersaudara

10 Dwi Perempuan 35 Menikah Diploma TST Pondenk

11 Indah Poluan Perempuan 28 Menikah Sarjana Sagita TST

12 Arif Rahman Laki-laki 24 Menikah SMA Atuk TST

13 M. Ikhsan Laki-laki 40 Menikah Sarjana Afmal TST

14 Dewi Lestari Laki-laki 35 Menikah Diploma Doel TST

15 Herlina Perempuan 39 Menikah Sarjana TST Pak Cik

16 Arif Laki-laki 21 Belum Menikah SMA TST Sultan

17 Rahma Perempuan 48 Menikah Sarjana Daysa TST

18 Fahrudin Laki-laki 49 Menikah SMA Raja TST

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Pada TABEL 4.3. menerangkan bahwa dari segi usia pengelola usaha, untuk

usia yang termuda adalah Saudara Arif dengan usia 21 tahun, sedangkan usia yang

tertua adalah Bapak Amhar 52 tahun. Dari segi status pengelola usaha, 16 responden

sudah menikah dan 2 belum menikah. Dari segi jenis kelamin, 9 responden berjenis

(51)

responden, 11 responden tamatan SMA, 2 tamatan diploma dan 5 responden tamatan

sarjana.

4.3.2Analisis Deskriptif Responden

Berdasarkan hasil penelitian kepada delapan belas pemilik usaha dan delapan

belas pengelola usaha yang berarti berjumlah 36 responden, telah diperoleh data

mengenai gambaran umum responden berdasarkan beberapa hal, diantaranya jenis

[image:51.612.116.531.347.591.2]

kelamin, usia, dan pendidikan.

TABEL 4.4

Analisis Deskriptif Responden Pada Warung Teh Susu Telur (TST) Di Jalan Halat Medan

No. Uraian Kategori

Jumlah

Nominal 100 %

1 Usia

Di bawah 20 Tahun - -

21 - 30 Tahun 9 25,5

31 - 40 Tahun 13 36,4

41 - 50 Tahun 10 28

Di atas 50 Tahun 4 11,2

2 Status Menikah 32 89,6

Belum Menikah 4 11,2

3 Pendidikan

SD - -

SMP - -

SMA 16 44,8

DIPLOMA 2 5,6

SARJANA 8 22,4

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Pada TABEL 4.4 menjelaskan bahwa jika dilihat dari segi usia, tiga puluh

enam yang menjadi responden berusia antara 21 – 30 tahun sebesar 25,5 %, berusia

31 – 40 tahun sebesar 36,4 %, 41 – 50 tahun 28 % dan di atas 50 tahun 11,2 %. Dari

(52)

sebesar 11,2 %. Dari segi Pendidikan terakhir 16 orang SMA sebesar 44,8 %,

Diploma 2 orang sebesar 5,6 %, Sarjana 8 orang sebesar 22,4 %.

4.4 Metode Analisis Deskriptif

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik

kuisioner kepada 1 (Satu) orang pemilik dan 1 (Satu) orang pengelola dari setiap

usaha sebagai responden, dengan total responden 36 orang. Jumlah pernyataan yang

di ajukan adalah tiga puluh dua (32) butir pernyataan tentang Pengaruh

Kepemimpinan terhadap Keberhasilan Usaha. Pengaruh Kepemimpinan terdiri dari

Efektifitas, Pengambilan Keputusan, Kreatifitas, Dinamis, Perubahan, Memiliki

Inspirasi, dan Menjalankan Visi. Dengan masing-masing empat (4) butir pernyataan.

4.4.1 Analisis Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Keberhasilan Usaha

Peneliti meneliti Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Keberhasilan Usaha

Pada Warung Teh Susu Telur (TST) di jalan Halat Medan, di dalam daftar pernyataan

wawancara telah diajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai pengaruh keberhasilan

usaha kepada para responden. Hasil wawancara dan penyebaran questionnaire

kemudian ditabulasi dan disajikan dalam tabel sebagaimana diuraikan berikut ini.

4.4.1.1 Efektifitas

Sesuai dengan yang dikemukakan sebelumnya bahwa untuk melihat apakah

efektifitas merupakan salah satu yang mempengaruhi keberhasilan usaha warung teh

(53)

ada 4 (empat) indikator dalam 4 (empat) pernyataan sebagai petunjuk untuk

mengetahui apakah pemilik dan pengelola usaha yang akan diwawancarai

berpendapat bahwa efektifitas sangat penting untuk mewujudkan sebuah keberhasilan

[image:53.612.89.564.227.556.2]

usaha, dapat dilihat pada indikator pernyataan dibawah ini.

TABEL 4.5

Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Efektifitas

No Hal yang dinilai De’doga Pak Haji Mbak Susy Asia Mega Megawati 1 Tujuan organisasi tercapai 5.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0

2 Target tercapai 5.0 4.0 4.0 3.0 4.0 4.0

3 Sasaran jangka panjang 4.0 5.0 4.0 5.0 5.0 4.0

4 Misi Organisasi 5.0 5.0 4.0 5.0 5.0 4.0

Jumlah 4.75 4.5 4,.0 4.25 4.5 4.0

No Hal yang dinilai Bangbay Mulia Bersaudara Pondenk Sagita Atuk

1 Tujuan organisasi tercapai 5.0 5.0 2.0 3.0 3.0 4.0

2 Target tercapai 4.0 4.0 3.0 4.0 4.0 4.0

3 Sasaran jangka panjang 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 5.0

4 Misi Organisasi 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 5.0

Jumlah 4.25 4.25 3.25 3.75 3.75 4.5

No Hal yang dinilai Afmal Doel Pak cik Sultan Daysa Raja 1 Tujuan organisasi tercapai 4.0 4.0 4.0 3.0 4.0 4.0

2 Target tercapai 5.0 4.0 4.0 3.0 4.0 3.0

3 Sasaran jangka panjang 5.0 4.0 5.0 3.0 5.0 4.0

4 Misi Organisasi 5.0 4.0 5.0 4.0 4.0 5.0

Jumlah 4.75 4.0 4.5 3.25 4.25 4.0

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Pada TABEL 4.5 “Efektifitas”, Pemilik usaha warung teh susu telur (TST) di

jalan Halat Medan memberikan pernyataan yang berbeda-beda. Pemilik usaha

De’Doga TST dan Afmal TST memberikan nilai rata-rata tertinggi yaitu 4,75 dari

(54)

indikator dari efektifitas seperti menyatakan tujuan usaha sudah tercapai, target

[image:54.612.105.536.200.324.2]

tercapai, sudah memiliki sasaran jangka panjang dan memiliki misi organisasi.

TABEL 4.6

Penilaian Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Efektifitas

No Hal yang dinilai

Rating Jumlah Responden

Jumlah nilai

Rata-rata Nilai

5 4 3 2 1

1. Tujuan Organisasi Tercapai 3 11 3 1 0 18 70 3.9 2. Target Tercapai 2 12 4 0 0 18 70 3.9 3. Sasaran Jangka Panjang 7 10 1 0 0 18 78 4.3 4. Misi Organisasi 8 10 0 0 0 18 80 4.4 Sumber: Hasil Penelitian, 2015

Pada TABEL 4.6, menggambarkan isian dari delapan belas pemilik usaha

terhadap efektifitas, yang memberikan nilai untuk masing - masing butir pernyataan,

kemudian mencari nilai rata – rata butir. Dalam tabel tersebut terlihat nilai rata – rata

butir tertinggi yaitu 4,4 terdapat pada nilai misi organisasi. Rata – rata pemilik usaha

sudah menerapkan beberapa indikator dari efektifitas seperti menyatakan bahwa

tujuan dari usaha sudah tercapai setiap tahun, mampu dalam mencapai target yang

ditentukan, sudah membuat sasaran jangka panjang dalam menjalankan usaha dan

memiliki misi dalam berwirausaha.

4.4.1.2 Pengambilan Keputusan

Sesuai dengan yang dikemukakan sebelumnya bahwa untuk melihat apakah

pengambilan keputusan merupakan salah satu yang mempengaruhi keberhasilan

usaha warung teh susu

Gambar

TABEL 2.2 Perbedaan Kepemimpinan Transformasional dan Kepemimpinan
TABEL 2.3 Penelitan Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian
TABEL 3.1 Operasional variabel
+7

Referensi

Dokumen terkait

Universitas Negeri

[r]

Unit Kerja : Fakultas Ekonomi.. Status

[r]

[r]

[r]

Deskripsi Hasil Tindakan Siklus I Untuk mengetahui peningkatan kemampuan heading bola di SDN 14 Sungai Putat yang di disain untuk membuat anak senang, gembira

Muhammadiyah 2 Surabaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh secara parsial, simulan, dan dominan antara pelatihan, pengembangan, dan pengalaman