SKRIPSI
PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA USAHA KECIL WARUNG TEH SUSU TELUR (TST)
DI JALAN HALAT MEDAN
OLEH
AKBAR PRASAJA SATYAWAN 100502157
PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA USAHA KECIL WARUNG TEH SUSU TELUR (TST)
DI JALAN HALAT MEDAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dalam keberhasilan usaha pada usaha kecil warung teh susu telur (TST) di jalan Halat Medan. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan yang mana saja dalam menentukan keberhasilan usaha pada warung teh susu telur (TST) di jalan Halat Medan.
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif (kualitatif), metode analisis statistik yang terdiri dari penyajian data melalui tabel, grafik dan perhitungan rata-rata, untuk di uji atau menjawab pernyataan status terakhir dari subjek penelitian. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi, observasi dan daftar pernyataan yang pengukurannya menggunakan skala likert.
Hasil yang didapat dalam penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh kepemimpinan yang meliputi efektifitas, pengambilan keputusan, kreatifitas, memiliki inspirasi, menjalankan visi, perubahan dan dinamis sangat membantu dalam keberhasilan usaha warung teh susu telur (TST) di jalan Halat Medan. Nilai yang paling tertinggi ditemukan pada pengaruh kepemimpinan yang menjalankan visi dengan nilai rata-rata 4,26.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LEADERSHIP TO BUSSINES SUCCESS IN A SMALL BUSINESS WARUNG TEH SUSU TELUR (TST)
ON THE ROAD HALAT MEDAN
This study aimed to determine the effect of leadership in business success in a small business warung teh susu telur (TST) on the road Halat Medan. It is important to know that any influence in determining the success of the business in warung teh susu telur (TST) on the road Halat Medan.
The method of a analysis used was descriptive (cualitative) analysis, statistical analysis consisting of presenting data through table, graphs, and calculating the average, to test or answer a statement in the last status of the subject of research. The type of research was associative by using primary dan secondary data which were obtained through documentation study, observation dan questionnaires which were measured by using licert scale.
The result of the research showed that influence leadership include effectiveness, decision making, the vision, creativity, have inspiration, change, and dynamic very helpful in business success in warung teh, susu, telur (TST) on the road Halat Medan. The highest value was found in the influence of the leadership of the vision with an average rating of 4,26.
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Perumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1 Uraian Teoritis ... 10
2.1.1 Pengertian Usaha Kecil ... 10
2.1.2 Kepemimpinan ... 11
2.1.3 Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen ... 15
2.1.4 Teori dan Gaya Kepemimpinan ... 16
2.1.5 Keberhasilan Usaha ... 20
2.1.6 Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha ... 22
2.1.7 Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Usaha ... 23
2.2 Penelitian Terdahulu ... 27
2.3 Kerangka Penelitian ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 30
3.1 Jenis Penelitian ... 30
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 30
3.3 Batasan Operasional ... 30
3.4 Definisi Operasional ... 31
3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 34
3.6 Informan ... 34
3.7 Jenis dan Sumber Data ... 35
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 35
3.9 Teknik Analisis Data ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37
4.1 Gambaran Umum Jalan Halat Medan ... 37
4.2 Gambaran Umum Warung Teh Susu Telur (TST) ... 38
4.3.1 Gambaran Umum Responden ... 39
4.3.2 Analisis Deskriptif Responden ... 41
4.4 Metode Analisis Deskriptif ... 42
4.4.1 Analisis Pengaruh Kepemimpinan ... 42
4.4.1.1 Efektifitas ... 42
4.4.1.2 Pengambilan Keputusan ... 44
4.4.1.3 Kreatifitas ... 46
4.4.1.4 Memiliki Inspirasi ... 48
4.4.1.5 Menjalankan Visi ... 50
4.4.1.6 Perubahan ... 52
4.4.1.7 Dinamis ... 54
4.4.1.8 Keberhasilan Usaha ... 56
4.5 Pembahasan ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69
5.1 Kesimpulan ... 69
5.2 Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 72
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
1.1 Daftar Warung Teh Susu Telur (TST) di Jalan Halat Medan ... 5
2.1 Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen ... 15
2.2 Perbedaan Kepemimpinan Transformasional dan Kepemimpinan Transaksioanal ... 20
2.3 Penelitian Terdahulu ... 27
3.1 Operasionalisasi Variabel ... 33
3.2 Kriteria Bobot Nilai Alternatif ... 34
4.1 Daftar Warung Teh Susu Telur ... 38
4.2 Data Pemilik Usaha Warung TST ... 39
4.3 Data Pengelola Usaha Warung TST ... 40
4.4 Analisis Deskriptif Responden ... 41
4.5 Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Efektifitas ... 43
4.6 Penilaian Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Efektifitas ... 44
4.7 Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Pengambilan Keputusan .... 45
4.8 Penilaian Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Pengambilan Keputusan ... 46
4.9 Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Kreatifitas ... 47
4.10 Penilaian Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Kreatifitas ... 48
4.11 Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Memiliki Inspirasi ... 49
4.13 Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Menjalankan Visi ... 51
4.14 Penilaian Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Menjalankan Visi 52
4.15 Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Perubahan ... 53
4.16 Penilaian Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Perubahan ... 54
4.17 Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Dinamis ... 55
4.18 Penilaian Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Dinamis ... 56
4.19 Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Keberhasilan Usaha ... 57
4.20 Penilaian Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Keberhasilan Usaha ... 57
4.21 Pernyataan Pemilik Usaha Warung TST Terhadap Pengaruh Kepemimpinan ... 60
4.22 Pernyataan Pengelola Usaha Warung TST Terhadap Pengaruh Kepemimpinan ... 62
4.23 Penilaian Pemilik Usaha Warung Teh Susu Telur (TST) Di Jalan Halat Medan Terhadap Pengaruh Keberhasilan Usaha .. 64
4.24 Penilaian Pemilik Usaha Warung Teh Susu Telur (TST) Di Jalan Halat Medan Terhadap Pengaruh Keberhasilan Usaha ... 65
4.25 Penilaian Pengelola Usaha Warung TST Terhadap Pengaruh Kepemimpinan Dalam Keberhasilan Usaha ... 66
DAFTAR GAMBAR
No. Judul Halaman
Gambar 1.1 Data Rata – Rata Pengunjung Warung Teh Susu Telur (TST) Di Jalan Halat Medan ... 7
Gambar 1.2 Perkembangan Usaha Warung Teh Susu Telur (TST) Di Jalan Halat Medan ... 8
ABSTRAK
PENGARUH KEPEMIMPINAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA USAHA KECIL WARUNG TEH SUSU TELUR (TST)
DI JALAN HALAT MEDAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dalam keberhasilan usaha pada usaha kecil warung teh susu telur (TST) di jalan Halat Medan. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan yang mana saja dalam menentukan keberhasilan usaha pada warung teh susu telur (TST) di jalan Halat Medan.
Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif (kualitatif), metode analisis statistik yang terdiri dari penyajian data melalui tabel, grafik dan perhitungan rata-rata, untuk di uji atau menjawab pernyataan status terakhir dari subjek penelitian. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui studi dokumentasi, observasi dan daftar pernyataan yang pengukurannya menggunakan skala likert.
Hasil yang didapat dalam penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh kepemimpinan yang meliputi efektifitas, pengambilan keputusan, kreatifitas, memiliki inspirasi, menjalankan visi, perubahan dan dinamis sangat membantu dalam keberhasilan usaha warung teh susu telur (TST) di jalan Halat Medan. Nilai yang paling tertinggi ditemukan pada pengaruh kepemimpinan yang menjalankan visi dengan nilai rata-rata 4,26.
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LEADERSHIP TO BUSSINES SUCCESS IN A SMALL BUSINESS WARUNG TEH SUSU TELUR (TST)
ON THE ROAD HALAT MEDAN
This study aimed to determine the effect of leadership in business success in a small business warung teh susu telur (TST) on the road Halat Medan. It is important to know that any influence in determining the success of the business in warung teh susu telur (TST) on the road Halat Medan.
The method of a analysis used was descriptive (cualitative) analysis, statistical analysis consisting of presenting data through table, graphs, and calculating the average, to test or answer a statement in the last status of the subject of research. The type of research was associative by using primary dan secondary data which were obtained through documentation study, observation dan questionnaires which were measured by using licert scale.
The result of the research showed that influence leadership include effectiveness, decision making, the vision, creativity, have inspiration, change, and dynamic very helpful in business success in warung teh, susu, telur (TST) on the road Halat Medan. The highest value was found in the influence of the leadership of the vision with an average rating of 4,26.
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Tingkat kepercayaan terhadap bisnis di kalangan pelaku usaha kecil menengah
(UKM) di Indonesia terus meningkat. Tren ini seiring dengan pulihnya optimisme
pelaku usaha kecil di Asia maupun dunia sebelum masa krisis melanda. Menurut
Tjoeng (2010) head of business banking (HSBC) Indonesia mengatakan pelaku usaha
kecil siap meningkatkan bisnisnya. Hasil survei menunjukkan bahwa pelaku usaha
kecil memiliki kepercayaan yang lebih tinggi terhadap prospek perekonomian
Indonesia pada enam bulan mendatang. Lebih dari setengah responden percaya
bahwa ekonomi Indonesia akan stabil bahkan meningkat. Sebesar 70 persen
responden berpandangan bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh di level yang sama
atau meningkat. Jumlah UKM yang optimis ini naik dari tahun 2009, menunjukkan
bahwa semakin banyak pelaku bisnis yang percaya akan prospek perekonomian di
tahun 2010, (mail.waspada.co.id/index.php:pengusaha-ukm-makin-optimis).
Usaha Kecil Menengah (UKM) juga mampu menurunkan tingkat pengangguran
di Indonesia. Hasil statistik yang dilakukan BPS menunjukan bahwa tingkat
pengangguran terbuka pada Februari 2014 sebesar 5,70%, turun dari Agustus 2013
yang sebesar 6,17%. Pertumbuhan dan perkembangan kualitas sumber daya manusia
itu sendiri, merupakan suatu kewajiban yang harus dipenuhi, bukan hanya dari negara
rakyatnya sendiri juga harus turut serta membantu mempercepat pertumbuhan dan
perkembangan kualitas diri mereka sendiri. Berita resmi statistik
(www.wikipedia.org/wiki?list_of_countries_by_population)
Semakin banyak yang membuka usaha dari waktu ke waktu, banyak di antara
para pengusaha tersebut mampu bertahan dan bahkan berkembang. Pada saat
mengawali usaha, pendiri bukan hanya harus memiliki modal yang sangat besar,
tetapi harus menjadi pemimpin yang mampu mengelola usaha tersebut dengan
mengetahui segala pengetahuan akan bisnisnya, dengan demikian dapat tercapainya
suatu keberhasilan usaha dari bisnis tersebut. Di samping itu wirausaha sebagai
individu yang dituntut memiliki kemauan kerja yang keras dan didorong suatu
motivasi yang tinggi untuk mencapai keberhasilan usahanya, (Ranto, 2007:22).
Setiap pengusaha berkeinginan para karyawannya bekerja dengan baik dan
benar, mengikuti segala “aturan main” yang telah dibuat oleh pemilik usaha.
Karyawan yang baik adalah karyawan yang mampu bertanggung jawab atas
pekerjaannya. Pekerjaan terlaksana dengan baik, tepat waktu, hasil yang dicapai
memuaskan tentu bukan hanya disebabkan karena karyawan tetapi peran pemimpin
juga ikut di dalamnya.
Pemimpin merupakan penggerak kegiatan didalam perusahaan atau organisasi
untuk kearah kesuksesan yang akan dan ingin dicapai (Lako, 2004:177). Dalam
tercipta kerjasama yang baik didalam pekerjaan dan mengatasi segala hambatan dan
rintangan.
Kepemimpinan menurut Stephen (2002:135) adalah kemampuan untuk
mempengaruhi suatu kelompok untuk mencapai tujuan. Dalam suatu organisasi
kepemimpinan merupakan faktor yang sangat penting dalam menentukan pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi. Kepemimpinan merupakan titik sentral
dan penentu kebijakan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dalam organisasi.
Menurut Tjiharjadi (2012:22), pengaruh kepemimpinan yang diterapkan
dalam perusahaan mengindikasikan tanda keberhasilan pada masing-masing usaha.
Setiap orang memiliki kepemimpinan yang berbeda-beda, Kepemimpinan yang
berhasil yaitu berawal dari efektifitas, pengambilan keputusan, kreatifitas, dinamis,
perubahan, memiliki inspirasi dan menjalankan visi.
Kepemimpinan yang baik akan memperlihatkan suatu keterkaitan bahwa
keberhasilan atau kegagalan suatu usaha dalam mencapai tujuannya berhubungan
dengan seorang pemimpin. Kemampuan yang dimiliki oleh seorang pemimpin dapat
memberikan pengaruh bagi karyawan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan
standar kerja yang telah ditetapkan dan dikehendaki oleh pemilik usaha dalam upaya
mencapai tujuan yang telah direncanakan.
Keberhasilan usaha kecil dan menengah di Indonesia tidak serta merta harus
selalu dipuji dan dibanggakan, akan tetapi pemerintah juga harus menjaga kinerja dari
penurunan penjualan yang cepat kemudian mati dengan datangnya usaha kecil lainya.
Keberhasilan usaha merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai oleh setiap
wirausahawan. Keberhasilan usaha dalam hal ini di indikasikan dalam lima hal yaitu
jumlah penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit
bertambah, perkembangan dan pertumbuhan usaha berkembang cepat dan
memuaskan.
Ukuran keberhasilan usaha dalam menerapkan strategi pemasarannya adalah
mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan. Semakin banyak pelanggan yang
menerima produk atau jasa yang ditawarkan maka semakin puas, dan ini berarti
strategi yang dijalankan sudah cukup berhasil. Ukuran mampu meraih pelanggan
sebanyak mungkin hanya merupakan salah satu ukuran bahwa strategi yang
dijalankan sudah cukup baik. Masih ada lagi ukuran lainnya, misalnya tingkat laba
yang di peroleh dan ukuran lainnya, (Kasmir, 2006:172).
Minuman khas kota Medan ini biasa disebut Teh Susu Telur (TST), adalah jenis
minuman yang sangat familiar di kota Medan, bahkan sangat mudah ditemukan di
sekitar kota Medan. Sesuai dengan namanya bahan yang digunakan untuk membuat
TST ini adalah teh, susu, dan telur yang diracik hingga kemudian menjadi segelas
minuman yang nikmat dan konon katanya mampu menambah atau membantu
memulihkan tenaga yang lemah karena aktifitas, jadi bisa dibilang minuman ini
adalah jamu yang enak dan tidak pahit, untuk jenis telur yang digunakan dalam
kampung, telur yang digunakan adalah kuningnya saja karena untuk mengurangi bau
amis pada minuman tersebut, minuman ini sangat mudah ditemukan di sepanjang
Jalan Halat, karena mayoritas usaha yang dijalankan di sepanjang Jalan Halat adalah
warung Teh Susu Telur (TST).
Dengan melakukan survei lapangan ke delapan belas (18) warung Teh Susu
Telur (TST) di jalan Halat Medan, bahwa terlihat jelas banyaknya pengunjung setiap
hari, peniliti mengambil fenomena bahwa seluruh usaha kecil warung TST di jalan
Halat Medan ramai pengunjung untuk membeli minuman teh susu telur (TST), juga
melihat dari banyak nya usaha kecil warung Teh Susu Telur (TST) dijalan Halat
Medan.
Berdasarkan hal ini lah yang juga mendorong peneliti untuk memilih warung
teh susu telur (TST) sebagi sampel penelitian, mengapa usaha ini banyak ditemukan
di jalan Halat Medan dan ramai pengunjung setiap hari. Adapun data warung Teh
Susu Telur (TST), jumlah rata-rata pengunjung setiap hari, tahun berdiri dan lama
usaha pada usaha kecil warung Teh Susu Telur (TST) di sepanjang jalan Halat
Medan, antara lain:
TABEL 1.1
Data Warung Teh Susu Telur (TST) di Jalan Halat Medan
No. Nama Usaha
Rata-rata Pengunjung / Hari
(Orang)
Lama Usaha (Tahun)
Tahun Berdiri
1 De’Doga TST 68.6 10 2005
2 TST Pak Haji 67.9 12 2003
3 TST Mbak Susy 66.4 14 2001
4 Asia TST dan Cafe 66.4 15 2000
5 TST Mega 65.0 15 2000
7 Bangbay TST & Café 61.4 5 2010
8 TST Mulia 52.9 10 2005
9 Warung Bersaudara 51.4 6 2009
10 TST Pondenk 50.7 8 2007
11 Sagita TST dan Café 50.0 3 2012
12 Warung Atuk TST 47.1 10 2005
13 Afmal TST 45.7 10 2005
14 Doel TST 44.3 4 2011
15 TST Pak Cik 40.7 5 2010
16 TST Sultan 39.3 4 2011
17 Daysa TST 37.9 12 2003
18 Raja TST 37.1 4 2011
Sumber: Hasil penelitian, 2015
Pada TABEL 1.1, dapat diketahui usaha dengan jumlah rata-rata pengunjung
terbanyak yaitu 68,6 orang yaitu terdapat pada usaha De’Doga TST dan jumlah
rata-rata pengunjung terendah yaitu 37,1 orang yaitu terdapat pada usaha Raja TST. Pada
tahun berdiri, usaha yang paling lama berdiri pada tahun 2000, sedangkan usaha yang
baru berdiri pada tahun 2012.
TABEL 1.2
Analisis deskriptif Warung Teh Susu Telur (TST) Di Jalan Halat Medan
No. Uraian Kategori Jumlah
Nominal 100%
1 Rata-rata Pengunjung
10 – 20 orang - -
20 – 30 orang - -
30 – 40 orang 3 16.5
40 – 50 orang 6 33
Di atas 50 orang 9 49.5
2 Lama Usaha
2 – 3 tahun - -
3 – 4 tahun 1 5.5
4 – 5 tahun 5 27.5
Di atas 5 tahun 12 66
3 Tahun Berdiri
2000 - 2005 5 27.5
2005 - 2010 8 44
Pada TABEL 1.2 menjelaskan bahwa dari delapan belas usaha warung teh susu
telur (TST) di jalan Halat Medan, terlihat rata – rata pengunjung dengan jumlah 30 –
40 orang sebesar 16,5 %, jumlah 40 – 50 orang sebesar 33 %, dan di atas 50 orang
sebesar 49,5 %. Dari segi lama usaha, 3 – 4 tahun sebesar 5,5 %, 4 – 5 tahun sebesar
27,5 % dan di atas 5 tahun sebesar 66 %. Dari uraian tahun berdiri, tahun 2000 –
2005 sebesar 27,5 %, 2005 – 2010 sebesar 44 %, dan di atas 2010 sebesar 27,5 %.
Dapat dilihat pada diagram rata – rata pengunjung dari delapan belas usaha TST di
jalan Halat Medan, di bawah ini:
Diagram 1.1
Data Rata – rata Pengunjung
Warung Teh Susu Telur (TST) di Jalan Halat Medan
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Series1, Rata-rata
Pengunjung 10 – 20 orang, 0, 0%
Series1, Rata-rata Pengunjung 20 –
30 orang, 0, 0% Rata-rata Pengunjung
30 – 40 orang 17%
Series1, Rata-rata Pengunjung 40
– 50 orang, 6, 33% Series1, Rata-rata
Pengunjung Di atas 50 orang, 9,
Diagram 1.2
Perkembangan Usaha Warung Teh Susu Telur (TST) Di Jalan Halat Medan
Sumber: Hasil Penelitian, 2015
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui apakah
pengaruh kepemimpinan yang terdiri dari efektifitas, pengambilan keputusan,
kreatifitas, dinamis, perubahan, memiliki inspirasi dan menjalankan visi
mempengaruhi keberhasilan usaha kecil warung teh susu telur, sehingga penulis
memutuskan untuk membuat penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan
Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Usaha Kecil Warung Teh Susu Telur (TST)
di Jalan Halat Medan”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, dapat dirumuskan masalah
penelitian sebagai berikut: “Bagaimana pengaruh kepemimpinan yang terdiri dari
efektifitas, pengambilan keputusan, kreatifitas, dinamis, perubahan, memiliki
inspirasi dan menjalankan visi terhadap keberhasilan usaha pada usaha kecil warung
1.3 Tujuan penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan maka
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh
kepemimpinan terhadap keberhasilan usaha pada usaha kecil warung TST di Jalan
Halat Medan dan Mengetahui tujuan yang ingin dicapai pemilik usaha dalam
menjalankan usaha kecil tersebut.
1.4 Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian yang penulis harapkan adalah:
1. Wirausaha
Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan bagi para pemilik
usaha dalam memecahkan berbagai masalah, terutama yang berkaitan
dengan kepemimpinan.
2. Bagi penulis
Memberikan konstribusi bagi pemikiran untuk dapat menambah wawasan
dan pengetahuan penulis mengenai kepemimpinan yang berhasil dalam
berwirausaha.
3. Bagi peniliti lain
Sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Teoritis
2.1.1 Pengertian Usaha Kecil
Usaha kecil menurut surat edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK tanggal 29
Mei 1993 perihal kredit Usaha Kecil (KUK) adalah usaha yang memiliki total aset
maksimum Rp 600 juta (enam ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan rumah
yang ditempati. Pengertian usaha kecil ini meliputi usaha perseorangan, badan usaha
swasta dan koperasi, sepanjang aset yang dimiliki tidak melebihi nilai Rp 600 juta.
Menurut UU No. 9/1995 tentang Usaha Kecil yang dimaksud dengan usaha kecil
adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria
kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan sebagaimana diatur
dalam undang-undang ini.
Usaha kecil yang dimaksud di sini meliputi usaha kecil informal dan usaha
kecil tradisional. Adapun usaha kecil informal adalah berbagai usaha yang belum
terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hukum, antara lain petani penggarap,
industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima,
dan pemulung. Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan
alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun, dan berkaitan
Pengertian usaha kecil menimbulkan pandangan yang berbeda di benak
masing-masing. Mungkin langsung tergambar pada benak sebagian orang adalah
sebuah toko kelontong yang menjual kebutuhan sehari-hari, atau seorang penjual es
yang menggunakan gerobak atau bahkan seorang pedagang roti keliling yang
menjajakan dagangannya dengan menggunakan sepeda yang telah dimodifikasi.
(Tobing, 2009:3)
Definisi usaha kecil menengah (UKM) menurut Biro Pusat Statistik (BPS)
lebih mengacu kepada klasifikasi skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap.
UKM menurut Biro Pusat Statistik (BPS) adalah usaha skala kecil yang
menggunakan kurang dari lima orang karyawan atau usaha menengah yang menyerap
tenaga kerja antara lima hingga sembilan belas orang (Tobing, 2009:4).
2.1.2 Kepemimpinan
Kepemimpinan menurut Tjiharjadi (2012:18) adalah pengaruh, tidak lebih,
tidak kurang, kapasitas menerjemahkan visi ke dalam realitas, sebagai kesadaran dan
keinginginan untuk mempengaruhi orang lain, yang selanjutnya memberikan
tanggapan atas keinginan sendiri untuk mengikutinya, serta penyebab berbagai
tindakan yang digerakan orang secara cermat dengan terencanan yang bertujuan
untuk penyelesaian agenda pemimpin, juga sarana komunikasi kepada orang tentang
nilai dan potensinya kemudian dengan sangat jelas datang untuk menemukannya
Pengaruh kepemimpinan yang diterapkan dalam perusahaan mengindikasikan
tanda keberhasilan pada masing-masing usaha. Setiap orang memiliki kepemimpinan
yang berbeda-beda, kepemimpinan yang berhasil yaitu berawal dari efektifitas,
pengambilan keputusan, kreatifitas, dinamis, perubahan, memiliki inspirasi dan
menjalankan visi, (Tjiharjadi, 2012:22).
1. Efektifitas
Pemanfaatan sumber daya, sarana, prasarana dalam jumlah tertentu yang
ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa kegiatan yang
dijalankan, Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi
efektifitasnya.
2. Pengambilan Keputusan
Suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara
sistematis untuk ditindaklanjuti sebagai suatu cara pemecahan masalah.
3. Kreatifitas
Kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data dan informasi
yang ada. Hasil yang diciptakan tidak selalu hal-hal yang baru, tetapi juga dapat
berupa gabungan dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
4. Memiliki Inpirasi
Percikan ide-ide kreatif yang waktu dan tempatnya jarang dikenali, kecuali
sudah melatih diri dengan kebiasaan dan dikarenakan akibat-hasil dari proses
5. Menjalankan Visi
Suatu pernyataan mengenai tujuan dari sebuah organisasi yang disampaikan
melalui produk atau jasa yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi,
kelompok masyarakat yang dilayani, nilai yang didapatkan juga aspirasi dan cita-cita
di masa yang akan datang.
6. Perubahan
Suatu usaha yang sistematik untuk menciptakan ulang suatu organisasi
dengan cara melakukan adaptasi pada perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal
dan lingkungan internal untuk mencapai sasaran baru.
7. Dinamis
Penuh semangat dan tenaga untuk cepat bergerak dalam menyesuaikan diri
dengan keadaan yang terjadi secara tiba-tiba.
Menurut Anoraga (2004:33), memimpin dapat diartikan sebagai suatu seni
atau proses untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain agar mereka mau
berusaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebuah kelompok/organisasi.
Menurut Herujito (2001:179) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah seni
kemampuan untuk mengendalikan orang-orang dalam organisasi agar perilaku
mereka sesuai dengan perilaku yang diinginkan oleh pimpinan.
Gaya Kepemimpinan merupakan aspek penting bagi seorang pemimpin,
karena seorang pemimpin harus berperan sebagai organisasi kelompoknya untuk
didefinisikan sebagai suatu proses untuk mengarahkan dan mempengaruhi aktifitas
yang berhubungan dengan penugasan anggota organisasi dalam rangka mencapai
tujuan kelompok atau organisasi.
Dari defenisi ini tampak bahwa seorang pemimpin bertugas mendorong
bawahan untuk mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan yang ada. Seorang
pemimpin harus menjadi fasilitator anggota kelompoknya dalam mencapai tujuan
bersama. Sebagai contoh, pemimpin sebuah orkestra yang dinamakan dirigen
berusaha untuk menghasilkan nada yang selaras dari berbagai alat musik. Berkualitas
tidaknya kelompok orkestra tersebut sangat ditentukan oleh dirigennya.
Menurut Tjiptono (2001:79), pemimpin yang baik harus memiliki beberapa
karakteristik sebagai berikut:
1. Tanggung jawab yang seimbang
Keseimbangan disini adalah antara tanggung jawab terhadap pekerjaan yang
dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang yang harus melaksanakan pekerjaan
tersebut.
2. Model peranan yang positif
Peranan adalah tanggung jawab, perilaku atau prestasi yang diharapkan dari
seseorang yang memiliki posisi khusus tertentu. Oleh karena itu, pemimpin yang baik
3. Memiliki keterampilan yang baik
Pemimpin yang baik harus dapat menyampaikan ide-idenya secara ringkas
dan jelas, serta dengan cara yang tepat.
4. Memiliki pengaruh positif
Pemimpin yang baik memiliki pengaruh yang baik terhadap karyawannya dan
menggunakan pengaruh tersebut untuk hal-hal yang positif. Pengaruh adalah seni
menggunakan kekhusukan untuk menyakinkan orang lain akan sudut pandangan
orang lain ke arah suatu tujuan atau sudut pandang tertentu.
2.1.3 Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen
Menurut Tjiharjadi (2012:22), kepemimpinan dan manajemen terdapat
persamaan dan perbedaan yang jelas, karena keduanya mempunyai hubungan yang
saling melengkapi, adapun perbedaan kepemimpinan dan manajemen dapat dilihat
pada gambar dibawah ini:
TABEL 2.1
Perbedaan Kepemimpinan dan Manajemen
Kepemimpinan Manajemen
Efektifitas Efisiensi
Pengambilan Keputusan Perencanaan
Dinamis Kertas Kerja
Kreatifitas Peraturan
Perubahan Regulasi
Memiliki Inspirasi Pengendalian
Menjalankan Visi Konsistensi
2.1.4 Teori dan Gaya Kepemimpinan
Menurut Tjiharjadi (2012:40), teori kepemimpinan yang populer digunakan
diantaranya sebagai berikut:
1. Teori Pembawaan (The Trait Theory)
Teori ini berkembang tahun 1940-an dengan memusatkan pada karakteristik
pribadi seorang pemimpin, meliputi bakat-bakat pembawaan, ciri-ciri pemimpin,
faktor fisik, kepribadian, kecerdasan, dan keterampilan berkomunikasi.
2. Teori Perilaku (Behaviorist Theory)
Teori ini lebih terfokus kepada tindakan-tindakan yang dilakukan pemimpin
dari pada memperhatikan atribut yang melekat pada diri seorang pemimpin.
3. Teori Jalan Tujuan (Path-Goal Theory)
Teori yang paling kontemporer, teori ini nilai strategis dan efektivitas seorang
pemimpin didasarkan pada kemampuannya dalam menimbulkan kepuasan dan
motivasi para anggota dengan penerapan reward dan punishment.
Gaya Kepemimpinan (Leadership style) Seorang pemimpin akan sangat
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan. Pemilihan gaya kepemimpinan yang benar
dan tepat dapat mengarahkan pencapaian tujuan perorangan maupun tujuan
organisasi, perusahaan maupun lembaga pemerintahan.
Dengan gaya kepemimpinan yang tidak sesuai dapat mengakibatkan
akan menjadi tidak jelas, dimana hal ini dapat mengakibatkan ketidakpastian pada
anggota atau pegawai.
Menurut Veithzal (2005:78) ada beberapa gaya kepemimpinan, diantaranya :
a. Gaya kepemimpinan Otokratik: Pemimpin dipandang sebagai orang yang
memberi perintah dan dapat menuntut, kepuasan ada di tangan pemimpin.
b. Gaya kepemimpinan Demokratik atau Partisifatif: Pemimpin dipandang sebagai
orang yang tidak akan melakukan suatu kegiatan tanpa mengkonsultasikan
terlebih dahulu pada bawahannya. Pemimpin di sini mengikutsertakan pendapat
bawahan sebelum ia membuat keputusan.
c. Gaya kepemimpinan Free Rein: Pemimpin hanya menggunakan sedikit
kekuasaan dan memberi banyak kebebasan kepada bawahan untuk melakukan
kegiatan. Jadi pemimpin di sini memberi keluasan pada bawahan untuk
menentukan tujuan perusahaan dan cara untuk mencapainya. Pemimpin hanya
berfungsi sebagai fasilitator melalui pemberian informasi dan sebagai orang yang
berhungan dengan kelompok lain. Prilaku tersebut telah memberi hasil yang
menyenangkan baginya sehingga ia terdorong untuk selalu mengulangnya lagi.
Begitupun sebaliknya, bila konsekuensi dari suatu perilaku membawa akibat yang
Menurut Hasibuan (2005:107) ada dua fungsi gaya kepemimpinan yang biasa
digunakan oleh seorang pemimpin dalam mengarahkan atau mempengaruhi bawahan
yaitu:
1. Gaya Kepemimpinan yang berorientasi pada tugas (Task Oriented style).
Gaya kepemimpinan ini, seorang pemimpin akan mengarahkan dan
mengawasi bawahannya secara ketat agar mereka bekerja sesuai dengan harapannya.
pemimpin dengan gaya ini lebih mengutamakan keberhasilan pekerjaan daripada
pengembangan kemampuan bawahan.
2. Gaya Kepemimpinan yang berorientasi pada pekerja (Employee Oriented Style)
Gaya kepemimpinan ini berusaha mendorong dan memotivasi bawahannya
untuk bekerja dengan baik. Mereka mengikutsertakan bawahan dalam pengambilan
keputusan yang menyangkut tugas atau pekerjaan bawahan. Di sini hubungan
pemimpin dan bawahan terasa sangat akrab, saling percaya, dan saling menghargai.
Menurut Tjiharjadi,dkk (2012:29), gaya kepemimpinan yang berkembang
kemudian masih cukup banyak, tetapi disini hanya akan dikemukakan tiga gaya
kepemimpinan yang cukup menarik perhatian para pengamat dan praktisi
pengembangan sosial.
1. Kepemimpinan karismatik (Charismatic Leadership)
Pengikut memberikan atribut-atribut heroik atau kepemimpinan yang luar
Pemimpin-pemimpin karismatik menampilkan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Memiliki visi yang amat kuat atau kesadaran tujuan yang jelas
b. Mengkomunikasikan visi itu dengan efektif
c. Mendemonstrasikan konsistensi dan fokus
d. Mengetahui kekuatan-kekuatan sendiri dan memanfaatkannya.
e. Bertindak berdasakan krisis (crisis based)
f. Berani mengambil risiko
g. Membuat perubahan, dipersepsikan sebagai agen perubahan yang radikal
2. Teori Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional (Transformational and
transactional Leadership).
Pemimpin-pemimpin transaksional membimbing atau memotivasi
pengikutnya ke arah tujuan yang telah ditentukan dengan cara menjelaskan
ketentuan-ketentuan tentang peran dan tugas. Pemimpin-pemimpin transformasional
memberikan pertimbangan yang bersifat individual, stimulasi intelektual, dan
memiliki kharisma.
3. Teori gaya kepemimpinan yang melayani (Servant Leadership)
Salah satu gaya kepemimpinan yang sangat membantu para pemimpin untuk
memenangkan persaingan.
Kepemimpinan transformasional dibangun atau berkembang dari
kepemimpinan transaksional. Berikut beberapa perbedaan karakteristik
TABEL 2.2
Perbedaan Kepemimpinan Transformasional dan Kepemimpinan Transaksioanal
No Kepemimpinan Transformasional No Kepemimpinan Transaksional
1. Bekerja dalam situasi 1. Mengubah situasi
2. Menerima keterbatasan 2. Mengubah apa yang biasa
dilakukan
3. Patuh pada peraturan dan nilai
organisasinya
3. Berbicara tentang tujuan luhur
4. Timbal balik dan tawar- menawar 4. Memiliki acuan nilai kebebasan, keadilan dan kesamaan
Sumber: Tjiharjadi,dkk (2007:31)
Berdasarkan karakteristik kepemimpinan transaksional dan transformsional,
dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan transformasional lebih sesuai diterapkan
pada lingkungan yang dinamis yang ditandai oleh perubahan-perubahan yang sangat
cepat.
2.1.5 Keberhasilan Usaha
Menurut Kashmir (2006:172), keberhasilan usaha dalam hal ini diindikasikan dalam lima hal yaitu, jumlah penjualan meningkat, hasil produksi meningkat,
keuntungan atau profit bertambah, perkembangan dan pertumbuhan usaha,
berkembang cepat dan memuaskan. Ukuran keberhasilan usaha dalam menerapkan
strategi pemasarannya adalah mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan.
Semakin banyak pelanggan yang menerima produk atau jasa yang ditawarkan, maka
mereka semakin puas, dan ini berarti strategi yang dijalankan sudah cukup berhasil.
ukuran bahwa strategi yang dijalankan sudah cukup baik. Masih ada lagi ukuran
lainnya, misalnya tingkat laba yang diperoleh dan ukuran lainnya.
Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan
seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya,
karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga menghasilkan nilai
tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk,
mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak
berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu
usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya
jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan
bergelimang fasilitas.
Menurut Nasution (2001:12), sebuah perusahaan dikatakan meraih
keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat,
keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota
dari perusahaan tersebut bertambah.
Menurut Hutagalung (2008:50), sukses tidak terjadi secara kebetulan, secara
instan dan tidak pula turun tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah dari proses
sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu diukur dengan uang,
harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses besar berarti akumulasi dari
2.1.6 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha,yaitu:
(Hutagalung dkk, 2010:8)
1. Motivasi
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Center for Entrepreneurial Research
menemukan 69 % siswa menegah atas ingin mulai menjalankan usaha mereka
sendiri. Motivasi utamanya adalah be their own bosses.
2. Usia
Usia berkaitan dengan keberhasilan bila dihubungkan dengan lamanya
seseorang menjadi wirausaha. Dengan bertambahnya pengalaman ketika usia
seseorang bertambah maka usia akan berkaitan dengan keberhasilan.
3. Pengalaman
Pengalaman dalam mengelola usaha memberi pengaruh pada keberhasilan
usaha skala kecil. Dengan demikian, tingkat keterlibatan seseorang dalam suatu
kegiatan usaha bisa menjadi tolak ukur pengalaman dalam berusaha.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menunjang keberhasilan usaha
skala kecil, dengan asumsi bahwa pendidikan lebih baik akan memberikan
2.1.7 Keberhasilan dan Kegagalan Usaha
Anoraga (2002: 154) Seorang wirausaha harus mampu membuat rencana
usaha (bussiness plan). Rencana usaha merupakan dokumen yang disiapkan secara
seksama yang menerangkan mengenai pola dari usaha yang akan digeluti.
Adapun langkah untuk menuju keberhasilan usaha meliputi:
1. Kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang
2. Mengembangkan hubungan, baik dengan mitra usaha maupun dengan semua
pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan
3. Memiliki ide atau visi bisnis yang jelas
4. Membuat perencanaan usaha, mengorganisasikan, dan menjalankannya
Penyebab wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya:
1. Kurangnya kehandalan SDM dan tidak kompeten dalam manajerial serta
kurangnya pengalaman ketika menjalankan strategi perusahaan. Strategi baik
yang dibuat tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya kompetensi dalam manajerial.
Menempatkan orang-orang yang tidak kompeten di tempat yang sangat strategis
akan memperburuk jalannya usaha. Kompetensi dalam manajerial sangat
membantu keberhasilan perusahaan karena meletakan orang-orang yang sesuai
dengan kemampuan, bakat dan minat bekerja karyawan akan mempermudah
usaha dan strategi perusahaan untuk dilaksanakan.
2. Kurangnya pemahaman bidang usaha yang diambil karena tidak dapat
apabila tidak dapat mendeskripsikan dan memvisualisakan bentuk usaha yang
digeluti mengantar pada kehancuran usaha. Pemaham bisnis atau bidang usaha
yang diambil secara kontekstual dan riel sangat membantu arah, tujuan, misi, dan
visi perusahaan. Kejelasan bidang usaha yang telah ditentukan sangat membantu
dan mempermudah mengambil kebijakan manajerial dan strategi yang dibuat.
3. Kurangnya kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan (modal dan
kendali kredit). Pengelolaan adminsitrasi dan keuangan yang apaadanya akan
mempersulit majunya perusahaan. Pencatatan adminsitrasi dan keuangan secara
sembarang akan semakin memperburuk kondisi usaha karena tidak dapat
membaca transaksi dan aktivitas yang telah terjadi. Aktivitas yang telah dilalui
seperti pembayaran utang-piutang, jumlah pesanan, jadwal kirim, proses
produksi, dll akan tidak dapat terselesaikan dengan baik. Penangan modal dan
kredit dari bank atau swasta apabila tidak dicatat pengeluaran dan alokasi
penggunaannya akan semakin memperburuk kondisi keuangan. Alangkah baiknya
dalam melakukan aktivitas selalu berpedoman “Segala yang telah dikerjakan
harus dicatat dan segala yang tercatat harus dapat dikerjakan dengan baik”
sehingga perusahaan yang menggunakan prinsip tersebut dapat mempertahankan
kelangsungan hidupnya.
4. Gagal dalam perencanaan. Kegagalan dalam menerapkan rencana biasanya
karena rencana yang telah dibuat berdasarkan pengalaman orang lain atau sebuah
sama sekali kondisi atau medan usaha yang digelutinya. Faktor-faktor yang
mendukung kegagalan dalam melaksanakan atau menerapkan rencana adalah dari
dalam diri sendiri.
5. Tempat usaha dan lokasi yang kurang memadai. Tempat usaha dan lokasi sangat
menentukan kelancaran bisnis yang digeluti. Salah memilih, membangun, atau
membuka tempat usaha yang harapannya dapat memperbesar usaha justru kandas
karena kesalahan tersebut. Tempat usaha seharusnya diperiksa dulu kelayakannya
seperti budaya, karakter, strata sosial, pendapatan, selera, keamanan masyarakat
di sekitarnya.
6. Kurangnya pemahaman dalam pengadaan, pemeliharaan, dan pengawasan bahan
baku dan sarana peralatan. Kemampuan dalam pengadaan, pemeliharaan,
pengawasan bahan baku dan peralatan yang dimiliki sangatlah penting. Karena
apabila tidak memiliki kemapuan dalam bidang ini akan membuat biaya
operasioanal semakin tinggi dan kerugian akan terjadi.
7. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi perubahan teknologi.
Seorang yang berwirausaha harus berani melakukan perubahan dalam
organisasinya. Salah satu perubahan yang dapat membantunya adalah perubahan
teknologi yang sedang berkembang. Ketidakmampuan mengikuti perubahan
teknologi tidak membuat organisasi mati begitu saja tetapi pergerakan
organisasinya berlahan-lahan lambat dan berangsur-angsur ketinggalan dengan
8. Hambatan birokrasi. Birokrasi sangat membantu dalam kearsipan dan
adminsitrasi organisasi tetapi apabila birokrasi sangat lambat dan menghambat
sama sekali maka akan memperlambat laju kinerja organsiasi.
9. Keuntungan yang tidak mencukupi. Keuntungan yang akan diperoleh dalam
berwirausaha adalah dasar motivasi ketika seseorang merencanakan bidang usaha.
Akan tetapi keuntungan yang diperolah di luar dari jangkauan biaya yang telah
dikeluarkan atau perkiraan laba yang diperoleh sebelumnya akan mengakibatkan
kelangsungan usaha yang cepat berhenti. Motivasi karena bayangan keuntungan
yang diperoleh sangat tinggi adalah sikap yang kurang objektif apabila belum
mengetahui kondisi lingkungan bisnis yang sebenarnya. Hal yang paling penting
sebelum memperoleh laba yang tinggi adalah cepat kembalinya modal awal yang
digunakan sebagai operasional awal.
10.Tidak adanya produk yang baru. Produk yang telah dibuat dan berhasil
memenangi pasar belum tentu akan bertahan lama karena banyak kompetitor yang
selalu melakukan inovasi maupun perbaikan produk mereka untuk tampil di
pasar. Pengusaha yang tidak pernah menampilkan produk baru yang kreatif
maupun inovatif akan mempercepat berhenti usahanya. Hal ini terjadi karena
tidak mampu bersaing oleh kompetitor yang telah mengeluarkan produk baru dan
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mendapatkan ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang
[image:37.612.91.551.216.706.2]beragam, review atas penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.3.
TABEL 2.3 Penelitan Terdahulu
No Nama
Peneliti
Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 Syahputra, Hadi (2010)
Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Industri Pakaian di Jl. Denai Medan
Komitmen, Percaya diri, Tanggung jawab, Orientasi masa depan, dengan menggunakan metode statistik deskriptif.
Pengaruh terhadap keberhasilan usaha pada industri adalah tanggung jawab.
2 Dalimunthe, Syahdan Taufik (2011)
Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
prestasi kerja karyawan di PT. Pertamina Instalasi Medan Group
Variabel independen: Gaya kepemimpinan, variabel dependen: Prestasi kerja. Metode Deskriptif.
Hasil analisis dan evaluasi regresi linier sederhana adalah bahwa gaya kepemimpinan (b) yang bernilai 0.293 berarti positif.
3 Manthey, Faisal Reza (2011) Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Bengkel Barspeed Medan Kepemimpinan Tranformasional sebagai variabel indenpenden dan keberhasilan usaha sebagai variabel dependen. Kepemimpinan Transformasional secara parsial atau masing-masing (uji t) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Keberhasilan Usaha. 4 Ulina,
Georgia (2008)
Analisis Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru” (Studi Kasus pada Crispo
Accessories Grand
Palladium dan Q-ta
Accessories Sun Plaza Medan)
Rencana Pemasaran, Rencana Produksi, Rencana Organisasi, dan Manajemen, serta Rencana Keuangan Rencana keuangan merupakan faktor utama yang mendorong keberhasilan usaha Crispo Accessories
Grand Palladium dan Q-ta
Accessories Sun
5 Prasetyo, Erfandy (2012)
Analisis Faktor-Faktor
Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada
Usaha Café Mandiri dan Café Joulie Kompleks Setia Budi 2 Medan
Faktor Pemasaran, Produksi, Organisasi dan Manajemen serta Keuangan.
Metode Kualitatif
Dari hasil penelitian menunjukan setiap faktor mendorong keberhasilan usaha pada kedua café tersebut.
6 Tobing, Hendry (2010)
Analisis Faktor-Faktor
Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru
Pada Rumah Makan Mie Sop Kampong di Jalan Dr. mansyur
Faktor Pemasaran, Produksi, Organisasi dan Manajemen serta Keuangan.
Dari hasil penelitian menunjukan setiap faktor mendorong keberhasilan usaha..
Sumber: Penelitian Terdahulu
2.3 Kerangka Penelitian
Kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang
disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis
secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar
variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan varibel tersebut, selanjutnya
digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiono, 2004:49).
Tjiharjadi, dkk (2012:22), mengindikasikan kepemimpinan yang berhasil
yaitu berawal dari efektifitas, pengambilan keputusan, kreativitas, perubahan,
dinamis, memiliki inspirasi dan menjalankan visi. Menurut Kashmir (2006:172)
keberhasilan usaha dalam hal ini di indikasikan dalam lima hal, yaitu: jumlah
penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit bertambah,
Berdasarkan indikasi diatas maka hubungan dan pengaruh antara
kepemimpinan dan keberhasilan usaha dapat dilihat pada gambar berikut ini:
[image:39.612.146.518.173.340.2]Sumber: Tjiharjadi (2012) dan Khasmir (2006), diolah
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian Keberhasilan
Usaha
Kepemimpinan
1. Efektifitas
2. Pengambilan Keputusan 3. Kreatifitas
4. Dinamis 5. Perubahan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif yaitu
meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau menjawab pertanyaan mengenai
status terakhir dari subjek penelitian. Data deskriptif dikumpulkan melalui daftar
pertanyaan dalam survei, wawancara, ataupun observasi (Kuncoro, 2003:8).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di usaha kecil warung teh susu telur (TST) yang
berada di Jalan Halat Medan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Nopember 2014
sampai dengan Februari 2015.
3.3 Batasan Operasional Variabel
Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas permasalahan, maka
penelitian ini dibatasi pada pengaruh kepemimpinan terhadap keberhasilan usaha.
Dalam hal ini peneliti meneliti usaha kecil warung teh susu telur (TST) di jalan Halat
Medan. Variabel yang di teliti dalam penelitian ini adalah pengaruh kepemimpinan
yang meliputi efektifitas, pengambilan keputusan, kreatifitas, dinamis, perubahan,
3.4 Defenisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang di operasionalkan adalah semua
variabel yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan
memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu definisi variabel-variabel yang akan
diteliti sebagai berikut:
a. Kepemimpinan
1. Efektifitas
Pemanfaatan sumber daya, sarana, prasarana dalam jumlah tertentu yang
ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang atau jasa kegiatan yang
dijalankan, Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi
efektifitasnya.
2. Pengambilan Keputusan
Suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara
sistematis untuk ditindaklanjuti sebagai suatu cara pemecahan masalah.
3. Kreatifitas
Kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data dan informasi
yang ada. Hasil yang diciptakan tidak selalu hal-hal yang baru, tetapi juga dapat
4. Memiliki Inpirasi
Percikan ide-ide kreatif yang waktu dan tempatnya jarang dikenali, kecuali
sudah melatih diri dengan kebiasaan dan dikarenakan akibat-hasil dari proses
pengembangan diri.
5. Menjalankan Visi
Suatu pernyataan mengenai tujuan dari sebuah organisasi yang disampaikan
melalui produk atau jasa yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi,
kelompok masyarakat yang dilayani, nilai yang didapatkan juga aspirasi dan cita-cita
di masa yang akan datang.
6. Perubahan
Suatu usaha yang sistematik untuk menciptakan ulang suatu organisasi
dengan cara melakukan adaptasi pada perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal
dan lingkungan internal untuk mencapai sasaran baru.
7. Dinamis
Penuh semangat dan tenaga untuk cepat bergerak dalam menyesuaikan diri
dengan keadaan yang terjadi secara tiba-tiba.
b. Keberhasilan usaha
Keberhasilan usaha dalam hal ini di indikasikan sebagai variabel terikat
meliputi dalam lima hal yaitu, jumlah penjualan meningkat, hasil produksi
meningkat, keuntungan atau profit bertambah, perkembangan dan pertumbuhan
TABEL 3.1 Operasional variabel
Variabel Indikator Skala Ukur
Kepemimpinan
- Efektifitas 1. Tujuan organisasi tercapai 2. Target tercapai
3. Sasaran jangka panjang 4. Misi organisasi
Likert
- Pengambilan keputusan 1.Intuisi
2.Pengalaman diri 3.Memiliki wewenang 4.Berpikir rasional
Likert
- Kreatifitas 1.Keterbukaan terhadap pengalaman 2.Pengamatan situasi dan kondisi 3.Percaya akan diri sendiri 4.Toleransi terhadap bawahan
Likert
- Memilik Inspirasi 1.Cepat mendapat ide 2.Menyelesaikan masalah 3.Panutan karyawan 4.Pengembangan diri
Likert
- Menjalankan Visi 1.Dapat menentukan arah atau tujuan 2.Fokus kegiatan yang dijalankan 3.Mengarahkan anggota/karyawan 4. Giat bekerja
Likert
- Perubahan 1.Disiplin diri 2.Kerja sama tim
3.Pemanfaatan teknologi 4.Orientasi pada tindakan
Likert
- Dinamis 1.Memiliki pandangan umum
2.Memegang komitmen
3.Cepat tanggap menentukan keadaan
4.Membangun komunikasi tim
Likert
Keberhasilan usaha 1.Jumlah penjualan meningkat 2.Hasil produksi meningkat
3.Keuntungan atau profit bertambah 4.Perkembangan dan pertumbuhan
meningkat
Likert
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Variabel yang mempengaruhi keberhasilan usaha pada usaha minuman teh
[image:44.612.107.535.232.365.2]susu telur (TST) diukur dengan menggunakan skala Likert.
TABEL 3.2
Kriteria Bobot Nilai Alternatif
Pilihan Jawaban Bobot
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Kurang Setuju (KS) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak setuju (STS) 1
Berdasarkan jawaban hasil responden terhadap pertanyaan yang dibagikan
dapat diambil pengaruh yang paling dominan dari pengaruh kepemimpinan yang
meliputi efektifitas, pengambilan keputusan, kreatifitas, dinamis, perubahan,
memiliki inspirasi, menjalankan visi terhadap keberhasilan usaha.
3.6Populasi dan Sampel
Penelitian ini merupakan studi kasus warung teh susu telur (TST) yang berada
di sepanjang jalan Halat, Maka populasi yang sekaligus sebagai sampel yang
respresentatif dalam penelitian ini adalah orang yang berperan penting dalam
menjalankan usaha tersebut yaitu pemilik dan pengelola usaha, dimana akan
memperoleh atau mendapatkan informasi dan data-data penting dalam keseluruhan
3.7Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian yang dilakukan, penulis menggunakan dua jenis data untuk
membantu memecahkan masalah, yaitu:
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada
lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan wawancara terstruktur dengan
pemilik usaha secara langsung.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan
mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah dan situs internet untuk
mendukung penelitian.
3.8Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara (Interview)
Peneliti dalam hal ini melakukan wawancara melalui tatap muka (face to
face) dengan responden terpilih. Wawancara dilakukan dengan menggunakan alat
bantu berupa seperangkat daftar pernyataan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu
atau sering disebut interview guide.
b. Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
langsung ke lokasi penelitian, dalam hal ini di jalan Halat Medan, untuk melengkapi
c. Kuesioner (Angket)
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
3.9Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif yaitu suatu metode
analisis dimana data yang dikumpulkan mula – mula disusun, diklasifikasikan dan
dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan dan
masalah yang sedang diteliti.
Jika tujuan penelitian adalah deskriptif yang terbatas pada upaya memberi
suatu gambaran tentang variabel-variabel yang diteliti, teknis, analisis yang sering
digunakan adalah statistika dasar yang berkaitan dengan parameter statistik deskriptif.
Dalam parameter statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui
tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, perhitungan
desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Jalan Halat Medan
Kota Medan merupakan salah satu kota metropolitan yang ada di Indonesia.
Medan adalah ibukota provinsi Sumatera Utara. Kota Medan terdiri dari 21
kecamatan dan 151 kelurahan. Sebagai kota metropolitan, aktivitas perekonomian di
Sumatera Utara banyak berpusat di kota Medan dan sudah tentu menimbulkan
peluang-peluang untuk berwirausaha
Jumlah penduduk yang semakin meningkat merupakan indikasi bahwa Medan
merupakan salah satu kota tujuan untuk mencari penghidupan atau pekerjaan. Sejak
tahun 2005 penduduk kota Medan mengalami kenaikan yang cukup nyata hingga
pertengahan tahun 2007 yaitu berdasarkan sensus penduduk jumlah penduduk Kota
Medan mengalami peningkatan dari 2,036 juta jiwa pada tahun 2005 menjadi 2,067
juta jiwa pada tahun 2006 dan 2,083 juta jiwa pada tahun 2007. Dari tahun ke tahun
laju pertumbuhan mengalami peningkatan dari 1,50 persen pada tahun 2005
meningkta menjadi 1,53 persen pada tahun 2006, dan menurun kembali menjadi 0,77
persen pada tahun 2007. Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, penduduk
medan berjumlah 2.109 juta jiwa
Jalan Halat merupakan bagian dari kecamatan Medan Area dan Medan Kota, di
sepanjang jalan Halat dapat terlihat banyaknya berbagai usaha, baik usaha di bidang
makanan dan minuman. Dilihat dari berbagai usaha, penelitian ini akan meneliti
tentang bidang usaha kuliner minuman yaitu teh susu telur (TST).
4.2 Gambaran Umum Warung Teh Susu Telur (TST) di Jalan Halat Medan
Minuman khas kota Medan ini biasa disebut TST, merupakan kependekan dari
Teh Susu Telur. TST adalah jenis minuman yang sangat familiar di kota Medan,
bahkan sangat mudah ditemukan disekitar kota Medan. Sesuai dengan namanya
bahan yang digunakan untuk membuat TST ini adalah teh, susu, dan telur yang
diracik hingga kemudian menjadi segelas minuman yang nikmat dan konon katanya
mampu menambah atau membantu memulihkan tenaga yang lemah karena aktifitas,
jadi bisa dibilang minuman ini adalah jamu yang enak dan tidak pahit.
Untuk jenis telur yang digunakan dalam pembuatan TST ini adalah telur bebek
tetapi ada juga yang memakai telur ayam kampung, telur yang digunakan adalah
kuningnya saja karena untuk mengurangi bau amis pada minuman tersebut. Di jalan
Halat sangat mudah menemukan minuman ini, karena sepanjang jalan Halat setiap
[image:48.612.114.526.545.692.2]warung minuman menyediakan minuman TST (Teh Susu Telur).
TABEL 4.1
Daftar Warung Teh Susu Telur (TST) di Jalan Halat Medan
No. Nama Usaha No. Nama Usaha
1 De’Doga TST 10 TST Pondenk
2 TST Pak Haji 11 Sagita TST dan Café
3 TST Mbak Susy 12 Warung Atuk TST
4 Asia TST dan Café 13 Afmal TST
5 TST Mega 14 Doel TST
6 TST Megawati 15 TST Pak Cik
7 Bangbay TST & Café 16 TST Sultan
8 TST Mulia 17 Daysa TST
4.3 Hasil Penelitian
4.3.1Gambaran Umum Responden
Responden dalam penelitian ini adalah para pemilik usaha dan pengelola usaha
dari warung Teh Susu Telur (TST). Hal-hal yang di analisis dari responden adalah
data pribadi responden yang terdiri dari nama responden, jenis kelamin, usia, status,
[image:49.612.79.557.306.599.2]dan pendidikan terakhir. Dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
TABEL 4.2
Data Pemilik Usaha Warung Teh Susu Telur (TST) di Jalan Halat Medan
No. Nama Jenis
Kelamin
Usia
(tahun) Status
Pendidikan
Terakhir Nama Usaha 1 Dody Yonatha Laki-laki 21 Belum Menikah SMA De’Doga TST
2 H. Jailani Laki-laki 62 Menikah SMA TST Pak Haji
3 Susy Erawati Perempuan 46 Menikah SMA TST Mbak Susy
4 Herman Laki-laki 35 Menikah SMA Asia TST
5 Ade Zulfadly Laki-laki 40 Menikah SMA TST Mega
6 Dedi Arsanto Laki-laki 35 Menikah SMA TST Megawati
7 Dody Gunawan Laki-laki 33 Menikah SMA Bangbay TST
8 Musliadi Laki-laki 35 Menikah SMA TST Mulia
9 Muhammad Nur Laki-laki 31 Menikah Sarjana TST Bersaudara
10 Sugiarto Laki-laki 48 Menikah SMA TST Pondenk
11 Abdullah Gani Laki-laki 31 Menikah SMA Sagita TST
12 Zainal Laki-laki 61 Menikah SMA Atuk TST
13 Furqan Laki-laki 46 Menikah SMA Afmal TST
14 Doel Laki-laki 43 Menikah Sarjana Doel TST
15 Zulkifli Laki-laki 41 Menikah SMA TST Pak Cik
16 Hermanto Laki-laki 25 Belum Menikah SMA TST Sultan
17 Zulyadi Laki-laki 52 Menikah Sarjana Daysa TST
18 Nurhamidah Perempuan 47 Menikah SMA Raja TST
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Pada TABEL 4.2. menerangkan bahwa dari segi usia, untuk usia yang paling
muda adalah Saudara Dodi Yonatha dengan usia 21 tahun, sedangkan usia yang
sudah menikah dan 2 belum menikah. Dari segi jenis kelamin, 16 responden berjenis
kelamin laki-laki dan 2 responden perempuan. Dari segi pendidikan terakhir
[image:50.612.82.557.215.517.2]responden, 15 responden tamatan SMA dan 3 responden tamatan sarjana.
TABEL 4.3
Data Pengelola Usaha Warung Teh Susu Telur (TST) di Jalan Halat Medan
No. Nama Jenis
Kelamin
Usia
(tahun) Status
Pendidikan
Terakhir Nama Usaha
1 Amhar Laki-laki 52 Menikah SMA De’Doga TST
2 Ade Nuryanti Perempuan 49 Menikah SMA TST Pak Haji
3 Anwar Fuadi Laki-laki 49 Menikah SMA TST Mbak Susy
4 Burhan Laki-laki 31 Menikah SMA Asia TST
5 Murniati Perempuan 36 Menikah SMA TST Mega
6 Sri Wahyuni Perempuan 29 Menikah SMA TST Megawati
7 Ali Husin Laki-laki 27 Menikah SMA Bangbay TST
8 Fitri Perempuan 22 Belum Menikah SMA TST Mulia
9 Bella Perempuan 29 Menikah Sarjana TST Bersaudara
10 Dwi Perempuan 35 Menikah Diploma TST Pondenk
11 Indah Poluan Perempuan 28 Menikah Sarjana Sagita TST
12 Arif Rahman Laki-laki 24 Menikah SMA Atuk TST
13 M. Ikhsan Laki-laki 40 Menikah Sarjana Afmal TST
14 Dewi Lestari Laki-laki 35 Menikah Diploma Doel TST
15 Herlina Perempuan 39 Menikah Sarjana TST Pak Cik
16 Arif Laki-laki 21 Belum Menikah SMA TST Sultan
17 Rahma Perempuan 48 Menikah Sarjana Daysa TST
18 Fahrudin Laki-laki 49 Menikah SMA Raja TST
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Pada TABEL 4.3. menerangkan bahwa dari segi usia pengelola usaha, untuk
usia yang termuda adalah Saudara Arif dengan usia 21 tahun, sedangkan usia yang
tertua adalah Bapak Amhar 52 tahun. Dari segi status pengelola usaha, 16 responden
sudah menikah dan 2 belum menikah. Dari segi jenis kelamin, 9 responden berjenis
responden, 11 responden tamatan SMA, 2 tamatan diploma dan 5 responden tamatan
sarjana.
4.3.2Analisis Deskriptif Responden
Berdasarkan hasil penelitian kepada delapan belas pemilik usaha dan delapan
belas pengelola usaha yang berarti berjumlah 36 responden, telah diperoleh data
mengenai gambaran umum responden berdasarkan beberapa hal, diantaranya jenis
[image:51.612.116.531.347.591.2]kelamin, usia, dan pendidikan.
TABEL 4.4
Analisis Deskriptif Responden Pada Warung Teh Susu Telur (TST) Di Jalan Halat Medan
No. Uraian Kategori
Jumlah
Nominal 100 %
1 Usia
Di bawah 20 Tahun - -
21 - 30 Tahun 9 25,5
31 - 40 Tahun 13 36,4
41 - 50 Tahun 10 28
Di atas 50 Tahun 4 11,2
2 Status Menikah 32 89,6
Belum Menikah 4 11,2
3 Pendidikan
SD - -
SMP - -
SMA 16 44,8
DIPLOMA 2 5,6
SARJANA 8 22,4
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Pada TABEL 4.4 menjelaskan bahwa jika dilihat dari segi usia, tiga puluh
enam yang menjadi responden berusia antara 21 – 30 tahun sebesar 25,5 %, berusia
31 – 40 tahun sebesar 36,4 %, 41 – 50 tahun 28 % dan di atas 50 tahun 11,2 %. Dari
sebesar 11,2 %. Dari segi Pendidikan terakhir 16 orang SMA sebesar 44,8 %,
Diploma 2 orang sebesar 5,6 %, Sarjana 8 orang sebesar 22,4 %.
4.4 Metode Analisis Deskriptif
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik
kuisioner kepada 1 (Satu) orang pemilik dan 1 (Satu) orang pengelola dari setiap
usaha sebagai responden, dengan total responden 36 orang. Jumlah pernyataan yang
di ajukan adalah tiga puluh dua (32) butir pernyataan tentang Pengaruh
Kepemimpinan terhadap Keberhasilan Usaha. Pengaruh Kepemimpinan terdiri dari
Efektifitas, Pengambilan Keputusan, Kreatifitas, Dinamis, Perubahan, Memiliki
Inspirasi, dan Menjalankan Visi. Dengan masing-masing empat (4) butir pernyataan.
4.4.1 Analisis Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Keberhasilan Usaha
Peneliti meneliti Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Keberhasilan Usaha
Pada Warung Teh Susu Telur (TST) di jalan Halat Medan, di dalam daftar pernyataan
wawancara telah diajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai pengaruh keberhasilan
usaha kepada para responden. Hasil wawancara dan penyebaran questionnaire
kemudian ditabulasi dan disajikan dalam tabel sebagaimana diuraikan berikut ini.
4.4.1.1 Efektifitas
Sesuai dengan yang dikemukakan sebelumnya bahwa untuk melihat apakah
efektifitas merupakan salah satu yang mempengaruhi keberhasilan usaha warung teh
ada 4 (empat) indikator dalam 4 (empat) pernyataan sebagai petunjuk untuk
mengetahui apakah pemilik dan pengelola usaha yang akan diwawancarai
berpendapat bahwa efektifitas sangat penting untuk mewujudkan sebuah keberhasilan
[image:53.612.89.564.227.556.2]usaha, dapat dilihat pada indikator pernyataan dibawah ini.
TABEL 4.5
Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Efektifitas
No Hal yang dinilai De’doga Pak Haji Mbak Susy Asia Mega Megawati 1 Tujuan organisasi tercapai 5.0 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0
2 Target tercapai 5.0 4.0 4.0 3.0 4.0 4.0
3 Sasaran jangka panjang 4.0 5.0 4.0 5.0 5.0 4.0
4 Misi Organisasi 5.0 5.0 4.0 5.0 5.0 4.0
Jumlah 4.75 4.5 4,.0 4.25 4.5 4.0
No Hal yang dinilai Bangbay Mulia Bersaudara Pondenk Sagita Atuk
1 Tujuan organisasi tercapai 5.0 5.0 2.0 3.0 3.0 4.0
2 Target tercapai 4.0 4.0 3.0 4.0 4.0 4.0
3 Sasaran jangka panjang 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 5.0
4 Misi Organisasi 4.0 4.0 4.0 4.0 4.0 5.0
Jumlah 4.25 4.25 3.25 3.75 3.75 4.5
No Hal yang dinilai Afmal Doel Pak cik Sultan Daysa Raja 1 Tujuan organisasi tercapai 4.0 4.0 4.0 3.0 4.0 4.0
2 Target tercapai 5.0 4.0 4.0 3.0 4.0 3.0
3 Sasaran jangka panjang 5.0 4.0 5.0 3.0 5.0 4.0
4 Misi Organisasi 5.0 4.0 5.0 4.0 4.0 5.0
Jumlah 4.75 4.0 4.5 3.25 4.25 4.0
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)
Pada TABEL 4.5 “Efektifitas”, Pemilik usaha warung teh susu telur (TST) di
jalan Halat Medan memberikan pernyataan yang berbeda-beda. Pemilik usaha
De’Doga TST dan Afmal TST memberikan nilai rata-rata tertinggi yaitu 4,75 dari
indikator dari efektifitas seperti menyatakan tujuan usaha sudah tercapai, target
[image:54.612.105.536.200.324.2]tercapai, sudah memiliki sasaran jangka panjang dan memiliki misi organisasi.
TABEL 4.6
Penilaian Pernyataan Pemilik Usaha Terhadap Efektifitas
No Hal yang dinilai
Rating Jumlah Responden
Jumlah nilai
Rata-rata Nilai
5 4 3 2 1
1. Tujuan Organisasi Tercapai 3 11 3 1 0 18 70 3.9 2. Target Tercapai 2 12 4 0 0 18 70 3.9 3. Sasaran Jangka Panjang 7 10 1 0 0 18 78 4.3 4. Misi Organisasi 8 10 0 0 0 18 80 4.4 Sumber: Hasil Penelitian, 2015
Pada TABEL 4.6, menggambarkan isian dari delapan belas pemilik usaha
terhadap efektifitas, yang memberikan nilai untuk masing - masing butir pernyataan,
kemudian mencari nilai rata – rata butir. Dalam tabel tersebut terlihat nilai rata – rata
butir tertinggi yaitu 4,4 terdapat pada nilai misi organisasi. Rata – rata pemilik usaha
sudah menerapkan beberapa indikator dari efektifitas seperti menyatakan bahwa
tujuan dari usaha sudah tercapai setiap tahun, mampu dalam mencapai target yang
ditentukan, sudah membuat sasaran jangka panjang dalam menjalankan usaha dan
memiliki misi dalam berwirausaha.
4.4.1.2 Pengambilan Keputusan
Sesuai dengan yang dikemukakan sebelumnya bahwa untuk melihat apakah
pengambilan keputusan merupakan salah satu yang mempengaruhi keberhasilan
usaha warung teh susu