• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa Tahun 2014"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER III DI POLI KEBIDANAN

RSUD KOTA LANGSA TAHUN 2014

CUT MEUTIA NIM. 135102125

Karya Tulis Ilmiah

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

(2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER III DI POLI KEBIDANAN

RSUD KOTA LANGSA TAHUN 2014

ABSTRAK Cut Meutia

Latar Belakang : di Indonesia pada tahun 2010 prevalensi BBLR sebesar 8,8%. Besar kemungkinan kejadian BBLR diawali berasal dari ibu yang hamil dengan kondisi kurang energi kronis (KEK), dan resikonya lebih tinggi pada ibu hamil usia 15-49 tahun.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III Di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa

Metodologi : desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 87 responden. Teknik dalam pengambilan sampel concecutive sampling. Analisa data Chie square.

Hasil penelitian : dari 87 responden dapat diketahui pengetahuan tentang gizi mayoritas kurang 41 orang (47,1%), s status gizi ibu hamil adalah overweight+obesitas sebanyak 38 orang (43,7%). Berdasarkan hasil analisis Chie square diperoleh P Value 0,002 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III.

Kesimpulan : hasil penelitian ini menyimpulkan ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III. Disarankan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi pada ibu hamil dengan memberikan penyuluhan tentang gizi dan penyebaran leaflet.

(3)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER III DI POLI KEBIDANAN

RSUD KOTA LANGSA TAHUN 2014

ABSTRAK Cut Meutia

Latar Belakang : di Indonesia pada tahun 2010 prevalensi BBLR sebesar 8,8%. Besar kemungkinan kejadian BBLR diawali berasal dari ibu yang hamil dengan kondisi kurang energi kronis (KEK), dan resikonya lebih tinggi pada ibu hamil usia 15-49 tahun.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III Di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa

Metodologi : desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian adalah 87 responden. Teknik dalam pengambilan sampel concecutive sampling. Analisa data PearsonChie square.

Hasil penelitian : dari 87 responden dapat diketahui pengetahuan tentang gizi mayoritas kurang 41 orang (47,1%) dan status gizi ibu hamil adalah overweight dan obesitas 38 orang (43,7%). Dari 27 responden yang memiliki pengetahuan baik dan berstatus gizi kurus 6 orang (22,2%), normal 16 orang (59,3%), overweight dan obesitas 5 orang (18,5%). Dari 19 responden pengetahuan cukup dan berstatus gizi kurus 2 orang (10,5%), normal 6 orang (31,6%), overweigtht dan obesitas 11 orang (57,9%). Dari 41 responden memiliki pengetahuan kurang dan berstatus gizi kurus 12 orang (29,3%), normal 7 orang (17,1%), overweight dan obesitas 22 orang (53,7%) Berdasarkan hasil uji statistik Pearson Chie square diperoleh P Value 0,002 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III.

Kesimpulan : hasil penelitian ini menyimpulkan ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III. Disarankan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi pada ibu hamil dengan memberikan penyuluhan tentang gizi dan penyebaran leaflet.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa Tahun 2014”.

Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan sehingga kita dapat merasakan pendidikan seperti saat ini.

Adapun tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi mau susunan bahasanya, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik atau saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.

Selanjutnya dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini penulis juga mendapat bayak dukungan dari semua pihak, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak dr. Dedi Ardinata M.kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep,Ns,M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Farida Linda Siregar, S.kep, Ns, M.kep selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikiran serta memberikan arahan dalam menyelesaikan Proposal ini.

4. Ibu Dr.dr. Sarma N Lumbanjara SpOG (K) selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

(5)

6. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.yang telah mendidik, membekali peneliti dangan ilmu pengetahuan selama dalam masa pendidikan.

7. Bapak dr. Doli Diapari Siregar selaku Direktur Rumah Sakit Umum Langsa yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan pengambilan data penelitian di RSUD Langsa.

8. Sembah sujud penulis ucapkan kepada Ayahanda Alm. Sulaiman Yasin, serta Ibunda Hendani yang tersayang dan tercinta, yang telah memberi kasih sayang dan do’a yang tiada henti-hentinya serta bantuan baik moril maupun materil kepada penulis dukungan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

9. Saudara tercinta adikku Cut Faridah yang selalu setia memberikan dukungan bagi peneliti.

10.Sahabat-Sahabat terbaikku Nova dan Icha yang tidak pernah henti-hentinya mendengarkan keluh kesah dan selalu memberikan dukungan dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

11.Untuk yang tersayang Reza Afrizal yang telah memberikan motivasi dan dukungan serta doa yang tiada henti-hentinya.

Penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, 25 Mei 2014

(6)

DAFTAR ISI

B. Perumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

1. Tujuan Umum... 5

2. Tujuan Khusus... 5

D. Manfaat Penelitian... 6

1. Bagi Penulis…………... 6

2. Bagi Praktek kebidanan………….………... 6

3. Bagi Peneliti selanjutnya………. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan... 7

1. Definisi Pengetahuan... 7

2. Tingkat Pengetahuan... 7

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan... 9

4. Kriteria Tingkat Pengetahuan... 12

B. Status Gizi... 13

1. Definisi Status Gizi... 13

2. Penilaian status gizi... 14

3. Metode Pengukuran Status Gizi... 16

4. Kebutuhan Gizi ibu hamil... 20

5. Prinsip Gizi Ibu Hamil dan Janin ... 24

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep... 27

B. Hipotesa... 27

(7)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian... 29

B. Populasi Dan Sampel Penelitian... 29

C. Tempat Penelitian... 30

D. Waktu Penelitian... 31

E. Pertimbangan Etik Penelitian... 31

F. Instrumen Penelitian... 31

G. Uji Validitas dan Realibilitas... 32

H. Prosedur Pengumpulan Data... 32

I. Analisis Data... 32

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 34

B. Pembahasan... 37

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan... 42

B. Saran... 43

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Kategori Ambang Batas IMT ibu hamil... 11

Tabel 2 : Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil dan Sumber Bahan Pangan... 24

Tabel 3 : Definisi Operasional... 28

Tabel 4 : Distribusi Karakteristik Responden di Poli Kebidanan RSUD Kota

Langsa tahun 2014... 34

Tabel 5 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Di RSUD

Kota Langsa Tahun 2014... 35

Tabel 6 : Distribusi Frekuensi Status Gizi Ibu Hamil Trimester III Di RSUD

Kota Langsa Tahun 2014... 35

Tabel 7 : Distribusi frekuensi Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang

Gizi Dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di RSUD Kota

(9)

DAFTAR SKEMA

(10)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Lembar Kuesioner

Lampiran 3 : Surat Pernyataan Content Validity Lampiran 4 : Lembar uji validitas

Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 6 : Surat Izin Pengambilan Data Awal Dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 7 : Balasan Surat Izin Pengambilan Data Awal

Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 9 : Balasan Surat Izin Penelitian

Lampiran 10 : Surat pernyataan telah selesai melakukan penelitian Lampiran 11 : Master Tabel

Lampiran 12 : Lembar distribusi frekuensi dan Uji Chi square Lampiran 13 : Lembar uji realibilitas

(11)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER III DI POLI KEBIDANAN

RSUD KOTA LANGSA TAHUN 2014

ABSTRAK Cut Meutia

Latar Belakang : di Indonesia pada tahun 2010 prevalensi BBLR sebesar 8,8%. Besar kemungkinan kejadian BBLR diawali berasal dari ibu yang hamil dengan kondisi kurang energi kronis (KEK), dan resikonya lebih tinggi pada ibu hamil usia 15-49 tahun.

Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III Di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa

Metodologi : desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian adalah 87 responden. Teknik dalam pengambilan sampel concecutive sampling. Analisa data PearsonChie square.

Hasil penelitian : dari 87 responden dapat diketahui pengetahuan tentang gizi mayoritas kurang 41 orang (47,1%) dan status gizi ibu hamil adalah overweight dan obesitas 38 orang (43,7%). Dari 27 responden yang memiliki pengetahuan baik dan berstatus gizi kurus 6 orang (22,2%), normal 16 orang (59,3%), overweight dan obesitas 5 orang (18,5%). Dari 19 responden pengetahuan cukup dan berstatus gizi kurus 2 orang (10,5%), normal 6 orang (31,6%), overweigtht dan obesitas 11 orang (57,9%). Dari 41 responden memiliki pengetahuan kurang dan berstatus gizi kurus 12 orang (29,3%), normal 7 orang (17,1%), overweight dan obesitas 22 orang (53,7%) Berdasarkan hasil uji statistik Pearson Chie square diperoleh P Value 0,002 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III.

Kesimpulan : hasil penelitian ini menyimpulkan ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III. Disarankan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi pada ibu hamil dengan memberikan penyuluhan tentang gizi dan penyebaran leaflet.

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Landasan kebijakan program pangan dan gizi dalam jangka panjang di

tingkat nasional cukup kuat. Hal ini dirumuskan dalam Undang-Undang No.17

tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)

tahun 2005-2025. Pembangunan jangka panjang dijalankan secara bertahap

dalam kurun waktu lima tahunan, dirumuskan dalam dokumen Rencana

Pembangunan jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang ditetapkan dalam

Peraturan Presiden (Perpres). RPJMN tahap ke 2 periode tahun 2010-2014, juga

telah memberikan landasan yang kuat untuk melaksanakan program pangan dan

perbaikan gizi. Dalam RPJMN tahap ke-2 terdapat dua indikator outcome yang

berkaitan dengan gizi yaitu prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi

buruk) sebesar <15% dan prevalensi stunting ( pendek) sebesar 32% pada akhir

2014. Sasaran program gizi juga telah dirumuskan dengan jelas yaitu lebih fokus

terhadap ibu hamil sampai anak usia 2 tahun (Kerangka Kebijakan 1000 Hari

Pertama Kehidupan, 2012).

Status gizi ibu hamil umumnya ditentukan jauh sebelum ibu itu hamil,

yaitu selama masa kanak-kanak hingga dewasa. Gizi selama kehamilan sangat penting namun banyaknya tambahan kebutuhan nutrien dapat terpenuhi apabila

ibu mempunyai cadangan nutrien yang cukup sebelum hamil. Kebutuhan energi

dan nutrien selama kehamilan lebih tinggi daripada orang dewasa. Gizi ibu

hamil mempengaruhi pertumbuhan janin di dalam kandungan. Perubahan

(13)

nutrien, karena selama kehamilan ibu harus memenuhi kebutuhan pertumbuhan

janin yang sangat pesat agar keluaran hasil kehamilannya berhasil baik dan

sempurna (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007).

Menurut laporan World Health Organization (WHO) perdarahan

menempati posisi tertinggi penyebab kematian ibu (28%), anemia dan

kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama

terjadinya perdarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu.

Di berbagai negara didunia paling sedikit seperempat dar seluruh kematian ibu

disebabkan oleh perdarahan, proporsinya berkisar antara kurang dari 10%

sampai hampir 60%. Walaupun seorang perempuan bertahan hidup setelah

mengalami perdarahan pasca persalinan, namun ia akan mendertita akibat

kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan (WHO, 2007).

Di Indonesia pada tahun 2010 prevalensi BBLR sebesar 8,8%. Besar

kemungkinan kejadian BBLR diawali berasal dari ibu yang hamil dengan

kondisi kurang energi kronis (KEK), dan resikonya lebih tinggi pada ibu hamil

usia 15-49 tahun. Dimana proporsi ibu hamil KEK menunjukkan bahwa rata-rata

kecukupan konsumsi energi perempuan umur 15-49 tahun (usia reproduksi)

berkisar antara 78,7%-92,2% dan sebanyak 40,7% perempuan umur 15-49

tahun mengkonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal. Presentase

perempuan umur 15-49 tahun yang mengkonsumsi energi di bawah kebutuhan

minimal terendah di Provinsi Sumatera Barat (29,7%) dan tertinggi di provinsi

Sulawesi barat (47,6%). Di indonesia, rata-rata kecukupan konsumsi protein

perempuan umur 15-49 tahun berkisar antara 88,0%-127,8%. Persentase

(14)

minimal adalah 37,4%. Persentase perempuan umur 15-49 tahun yang

mengkonsumsi protein dibawah kebutuhan minimal terendah di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung (18,1%) dan tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara

Timur (56,7%) (Riskesdas, 2010).

Berdasarkan hasil laporan di Provinsi Aceh tahun 2010 persentase

perempuan umur 15–49 tahun yang mengkonsumsi energi adalah 38,0% dan

Persentase perempuan umur 15–49 tahun yang mengkonsumsi protein adalah

28,1%. Sedangkan rata-rata kecukupan konsumsi energi pada perempuan umur

15–49 tahun (usia reproduksi) berkisar antara 78,7%–92,2% dan rata-rata

kecukupan konsumsi protein perempuan umur 15–49 tahun berkisar antara

88,0%-127,8%. Hasil menunjukkan bahwa masih banyak perempuan yang

mengkonsumsi energi dan protein dibawah kebutuhan minimal (Riskesdas, 2010).

Berdasarkan hasil laporan pemerintah kota Langsa ibu hamil yang

mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) sebanyak 47% (Dinkes Kota

Langsa, 2013).

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil,

diantaranya adalah kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, status

ekonomi, pengetahuan, status kesehatan, aktifitas, suhu lingkungan, berat badan

dan umur (Ellya, 2010).

Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang ibu akan mempengaruhi

dalam pengambilan keputusan dan juga berpengaruh pada prilakunya. Ibu

dengan pengetahuan gizi yang baik kemungkinan akan memberikan gizi yang

cukup bagi bayinya. Hal ini terlebih lagi kalau seorang ibu tersebut memasuki

(15)

karuan. Walaupun dalam kondisi yang demikian jika seseorang memiliki

pengetahuan yang baik maka ia akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan

gizinya dan juga bayinya (Kristiyanasari, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian Anastasia (2013) menunjukkan bahwa

sebagian besar responden memiliki pengetahuan Baik (67,5) dan sebagian besar

ibu hamil memiliki status gizi baik yaitu (62,5%). Ada hubungan antara

pengetahuan ibu hamil dengan status gizi (p=0,000 <0,05).

Hasil penelitian Retnaningsih (2010) menunjukkan bahwa responden

mempunyai pengetahuan baik sebanyak 34 orang (61,8%), sebagian besar

responden mempunyai status gizi dalam kelompok tidak KEK yaitu ukuran lila

lebih 23,5 cm sebanyak 29 orang (52,7%). Ada hubungan antara pengetahuan

ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil (p=0,003< 0,05).

Hasil penelitian Asriah (2006) menunjukkan bahwa dari 20 orang ibu

hamil yang berstatus gizi kurang paling banyak terdapat pada ibu yang

berpengetahuan rendah (63,2%) sehingga dapat dilihat presentase ibu dengan

gizi kurang paling sedikit pada ibu yang berpengetahuan tinggi (32%). Terdapat

hubungan pengetahuan dengan status gizi ibu hamil (p=0,04<0,05).

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 24 s/d 27 Desember 2013 di

Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa diperoleh jumlah kunjungan ibu hamil 10

orang dan ditemukan ibu hamil dengan status gizi kategori Kurus (IMT<18,5)

sebanyak 3 orang (30%), kategori Normal (IMT 18,5-22,9) sebanyak 5 (40%)

orang dan Kategori Overweight (IMT 23-29,9) 2 orang (30%).

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan

(16)

dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD kota

Langsa Tahun 2014.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka yang menjadi

rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimanakah Hubungan Pengetahuan Ibu hamil Tentang Gizi dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III

di Poli Kebidanan RSUD kota Langsa Tahun 2014?”.

C. Tujuan Penelitian 1.Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu hamil Tentang gizi

dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota

Langsa Tahun 2014.

2.Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan

status gizi ibu hamil trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa

Tahun 2014

b. Untuk mengetahui status gizi ibu hamil trimester III di Poli Kebidanan

RSUD Kota Langsa Tahun 2014

c. Untuk menguji hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan

status gizi ibu hamil trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa

(17)

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

Sebagai bahan kajian ilmiah untuk menambah wawasan dan

pengetahuan peneliti tentang pengetahuan gizi dan status gizi yang baik bagi

ibu hamil.

2. Bagi Praktek kebidanan

Sebagai bahan masukan yang di berikan petugas kesehatan kepada

masyarakat sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan

dengan memberikan informasi dan konseling tentang perkembangan ilmu

kebidanan khususnya asuhan kebidanan pada ibu hamil mengenai

pengetahuan gizi dan bagaimana mencapai status gizi yang baik dan

kesehatan optimal. 3. Bagi Peneliti selanjutnya

Sebagai bahan pedoman bagi peneliti lain yang mungkin berminat

melakukan dan mengembangkan penelitian ini agar dapar dijadikan

(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang di milikinya ) mata, hidung,

telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan

sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh

intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan

seseorang diperoleh melalui indra pengindraan (telinga), dan indra

penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai

intensitas atau tingkat yang berbeda-beda (Notoatmodjo, 2010). 2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahun yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan, yaitu (Notoatmodjo, 2010) :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

di pelajari atau rangsangan yang telah diterima, oleh sebab itu tahu ini

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajaru antara lain

(19)

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan

materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau

materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini

dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen, tetap masih didalam satu

struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat

menggambarjan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusu formulasi baru dari formulasi-formulasi

(20)

meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori

atay rumusan-rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau suatu penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan

sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo,

2010).

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan (Notoatmodjo, 2010)

Menurut Notoatmodjo (2010) bahwa tingkat pengetahuan seseorang

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut :

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan didalam dan diluar sekolah serta berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi

pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut menerim informasi.

Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan di bidang

kesehatan, bidang kesehatan membina hubungan lintas sektoral dengan

bidang pendidikan agar pendidikan kesehatan dicantumkan dalam

kurikulum dasar.

2) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan yang diperoleh dengan cara

memecahkan masalah yang dihadapi. Pengalaman belajar selama bekerja

(21)

merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik

yang bertolak dari masalah nyata sesuai dengan bidang kerjanya

(Notoatmodjo, 2007).

3) Usia

Usia berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah tua akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik

(Notoatmodjo,2007).

4) Sosial Ekonomi

Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang,

sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan, ekonomi baik tingkat

pendidikan akan tinggi, sehingga tingkat pengetahuan akan tinggi juga (Notoatmodjo, 2007).

5) Budaya

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan karena

informasi yang baru akan disaring kira kira sesuai tidak dengan budaya

yang ada dan agama yang di anut (Notoatmodjo, 2007).

6) Media Informasi

Media infomasi hakikatnya adalah alat bantu pendidikan termasuk

pendidikan kesehatan. Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan

kesehatan, media dibagi menjadi tiga yaitu :

a) Media Cetak

Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan informasi dan

(22)

(1)Booklet ialah suatu media untuk menyampaikan pesan kesehatan

dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.

(2)Leaflet ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan kesehatan

melalui lembaran yang dilipat. Isi informasinya dapat bentuk

kalimat maupun gambar atau kombinasi.

(3)Flyer (selebaran) ialah seperti leaflet tetapi tidak dalm bentuk

lipatan.

(4)Flip chart (lembar balik) ialah medi penyampaian pesan atau

informasi-informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik,

biasanya dalam bentuk buku dimana setiap lembar atau halaman

berisi gambar peragaan dan di baliknya berisi kalimat sebagai

pesan atau informasi berkaitan dengan gambar tersebut.

(5)Rubik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah mengenai

bahasa suatu masalah kesehatan atau hal-hal yang berkaitan

dengan maslah kesehatan.

(6)Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan informasi

kesehatan yang biasanya ditempel di tempat-tempat umum,

ditembok atau di kendaraan umum.

(7)Foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.

b) Media Elektronik

Media elektronik sebagai sarana untk menyampaikan

pesan-pesan atau informasi-informasi dan jenisnya berbeda-beda antara lain:

(1)Televisi, media penyampaian pesan atau informasi-informasi

kesehatan melalui media televisi dapat dalam bentuk sandiwara,

(23)

kesehatan, pidato, TV, sport, kuis atau cerdas cermat dan

sebagainya.

(2)Radio, penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan

melalui radio juga dapat berbentuk mcam-macam antara lain,

obrolan (tanya jawab), sandiwara radio,ceramah, radio spot dan

sebagainya.

(3)Video, penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui

video.

(4)Slide, slide dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau

informasi-informasi kesehatan.

(5)Film stirp juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan

kesehatan.

c) Bill Board ( media papan)

Bill Board yang dipasang ditempat-tempat umum dapat dipakai dan diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi

kesehatan. Media papan disini dapat mencakup pesan-pesan yang

ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan

umum ( bus dan taksi).

4. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui

dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

a.Baik : Hasil presentase 76%-100%

b.Cukup : Hasil presentase 56% - 75%.

(24)

Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan mempengaruhi

dalam pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada

prilakunya. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik kemungkinan akan

memberikan gizi yang cukup bagi bayinya. Hal ini terlebih lagi kalau

seorang ibu tersebut memasuki masa ngidam, dimana perut rasanya tidak

mau diisi, mual dan rasa yang tidak karuan. Walaupun dalam kondisi

yang demikian jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka ia

akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan gizinya dan juga bayinya

(Kristiyanasari, 2010).

B. Status Gizi

1. Definisi Status Gizi

Gizi adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh manusia yang

mengandung unsur-unsur zat gizi yaitu karbohidrat, vitamin, mineral, lemak, protein, dan air yang dipergunakan untuk mempertahankan kehidupan,

pertumbuhan dan perkembangan dari organ-organ tubuh manusia (Mitayani

& Sartika, 2010).

Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan

makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,

transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak

digunakan untuk mempertahankan kehidupan (Ellya, 2010).

Status Gizi (Nutrion Status) adalah ekspresi dari keadaan

keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture

dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, 2010).

Status Gizi yaitu status kesehatan yang dihasilkan dari keseimbanga

(25)

antropometri, pemeriksaan biokimia dan anamnesa riwayat gizi

(Kristiyanasari, 2010).

Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan

dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang baik

dan gizi lebih (Almatsier, 2004).

Status gizi ibu hamil umumnya ditentukan jauh sebelum ibu itu hamil,

yaitu selama masa kanak-kanak hingga dewasa. Gizi selama kehamilan

sangat penting namun banyaknya tambahan kebutuhan nutrien dapat

terpenuhi apabila ibu mempunyai cadangan nutrien yang cukup sebelum

hamil. Kebutuhan energi dan nutrien selama kehamilan lebih tinggi daripada

orang dewasa. Kebutuhan energi dapat diprediksikan dari kehilangan nutrien

selama konsepsi (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007). Status Gizi pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara

memeriksakan keadaan ibu hamil, untuk pemantauan status gizi ibu hamil,

dilakukan dengan pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) rutin kepada ibu

hamil, dengan menimbang berat badan, lingkar lengan atas (LLA), serta

memeriksa kadar Haemoglobin (HB) ibu. Untuk menentukan apakah

kebutuhan zat gizi ibu hamil terpenuhi gizinya atau tidak dilakukan

pengukuran lingkar lengan atas dengan nilai normal 23,5cm dan kenaikan

berat badan ibu selama masa kehamilan lebih kurang 10-12 kg (Mitayani &

(26)

2. Penilaian Status Gizi

Penilaian Status Gizi (PSG) adalah Interprestasi dari data yang

didapatkan dengan menggunakan berbagai metode untuk mengidentifikasi

populasi atau individu yang beresiko atau dengan status gizi buruk

(Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007).

Penilaian Status Gizi merupakan suatu interprestasi dari sebuah

pengetahuan yang berasal dari study informasi makanan (Dietary), biokimia,

antropometri, dan klinik (Proverawati & Asfuah, 2009).

a. Survey Gizi

Adalah bentuk survey cross sectional yang dilakukan pada kelompok

masyarakat yang diukur. Populasi dengan survey gizi dapat diketahui

status gizi dasarnya dan atau status gizi secara keseluruhan. Survey gizi

cross sectional memiliki kelebihan yaitu dapat mengidentifikasi dan menerangkan kelompok dalam populasi yang beresiko terhadap

malnutrisi yang kronik. Sedangkan kekurangannya yaitu kurang dapat

mengidentifikasi malnutrisi yang akut atau memberikan informasi

penyebab yang mungkin terjadi dari malnutrisi.

b. Surveilens Gizi

Yaitu monitoring yang terus menerus dari status gizi kelompok

tertentu. Tujuan dari survailans ini menurut WHO (1976) adalah

meningkatkan pengambilan keputusuan oleh pemerintah mengenai

prioritas dalam pengeluaran dana, memformulasi dari suatu prediksi

dengan dasar hasil yang diperoleh terakhir, dan juga mengevaluasi efektif

tidaknya suatu program gizi. Pada surveilans gizi, data yang diperoleh

(27)

panjang. Kelebihan surveilens gizi ini adalah dapat mengidentifikasi

penyebab yang memungkinkan terjadinya malnutris sehingga dapat

digunakan untuk membuat dan memulai intervensi pada tingkat populasi

dan subpopulasi.

c. Skrining Gizi

Untuk mengidentifikasi individu yang mengalami malnutrisi, dan

membutuhkan suatu intervensi yang dapat digunakan melalui skrining.

Dapat dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran dari seseorang

individu dengan level atau derajat tertentu yang disebut dengan cut off-

point. Skrining dapat dilakukan pada tingkat individu dan juga pada suatu sub populasi yang dianggap beresiko tinggi.

3. Metode Pengukuran Status Gizi

Adalah suatu pengukuran terhadap aspek yang dapat menjadi

indikator penilaian status gizi, kemudian dibandingkan dengan standar baku

yang ada. Menurut Kristiyanasari (2010) dalam bukunya yang berjudul “Gizi

Ibu Hamil” Sistem penilaian status gizi dibedakan menjadi 2 yaitu

pengukuran langsung (pengukuran yang langsung pada individu terkait) dan

tidak langsung (melalui hal lain selain individu tersebut).

Menurut Proverawati dan Asfuah (2009) Ada beberapa cara yang

dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil, antara lain

memantau penambahan berat badan selama hamil, mengukur LLA (Lingkar

Lengan Atas) untuk mengetahui apakah seseorang menderita KEK

(Kekurangan Energi Kronis) dan mengukur kadar Hb untuk mengetahui

kondisi ibu apakah menderita anemia gizi. Penilaian status gizi ibu hamil,

(28)

a. Penambahan Berat Badan selama hamil

Berat badan adalah indikasi utama baik atau tidaknya status gizi

ibu hamil. Oleh karena itu, sebelum proses kehamilan berlangsung,

sangat penting bagi seseorang wanita untuk mengetahui dirinya

kekurangan atau kelebihan berat badan. Ketika hamil diharapkan seorang

wanita memiliki berat badan ideal sehingga bayi yang dilahirkan dapat

menjadi bayi yang sehat (Khomsan & Sutomo, 2009).

Menurut Metayani dan Sartika (2010) kebutuhan gizi ibu hamil

akan berbeda pada tiap perkembangannya. Kehamilan memberikan

kontribusi yang sangat penting bagi proses dan output persalinan.

Peningkatan berat badan yang adekuat akan memperkecil terjadinya

resiko persalinan Small Gestational Age (SGA) atau preterm. Kebutuhan peningkatan berat badan untuk tiap-tiap wanita berbeda-beda.

Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kebutuhan berat badan ditentukan

oleh tinggi badan dan berat badan, apakah wanita tersebut memiliki berat

badan normal, kurang atau lebih sebelum kehamilan. Adapun metode

yang biasa digunakan dalam menentukan kondisi berat badan dan tinggi

badan adalah body mass index (BMI). Formula ini digunakan untuk

menghitung BMI adalah:

BMI = Berat Tinggi

Dibawah ini adalah tabel peningkatan berat badan ibu selama

kehamilan menurut Proverawati dan Asfuah (2009) : BMI = Berat (kg)

(29)

Tabel 1. Kategori ambang batas IMT ibu hamil

IMT (kg/m2) Total kenaikan berat

badan yang disarankan Selama trimester 2 dan 3 Kurus

(IMT<18,5) 12,7-18,1 kg 0,5 kg/minggu

Normal (IMT

18,5-22,9) 11,3-15,9 kg 0,4 kg/minggu

Overweight

(IMT 23-29,9) 6,8-11,3 kg 0,3kg/minggu

Obesitas

(IMT>30) 0,2kg/minggu

Bayi kembar 15,9-20,4kg 0,7kg/minggu

Sumber : Proverawati dan Asfuah (2009)

Meskipun pada awal kehamilannya ibu hamil mengalami mual,

muntah dan gangguan nafsu makan, tetapi umumnya selama kehamilan

9 bulan berat badannya akan bertambah 6-12 kg (Khomsan & Sutomo,

2009).

Adanya kehamilan maka akan terjadi penambahan berat badan

yaitu sekitar 12,5 kg. Berdasarkan Huliana yang dikutip Proverawati dan

Asfuah (2009) peningkatan tersebut adalah sebanyak 15% dari sebelum

hamil. Proporsi peningkatan berat badan tersebut dapat dilihat dibawah

ini:

1)Janin 25-27%

2)Plasenta 5%

3)Cairan amnion 6%

4)Ekspansi Volume darah 10%

5)Peningkatan lemak tubuh 25-27%

6)Peningkatan cairan ekstraseluler 13%

(30)

b. Pengukuran LLA (Lingkar Lengan Atas)

Suatu cara untuk mengetahui resiko Kekurangan Energi Protein

(KEP) wanita usia subur (WUS). Pengukuran LLA tidak dapat digunakan

untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. LLA

merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi ibu hamil,

karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit

diperoleh dengan harga yang lebih murah. Pengukuran LLA pada

kelompok WUS baik ibu hamil maupun calon ibu merupakan salah satu

cara deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat

awam, untuk mengetahui kelompok beresiko KEK. KEK merupakan

keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung

menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. Ambang batasnya yaitu <23,5cm (Proverawati&Asfuah, 2009).

Pengukuran LLA dilakukan melalui urut-urutan yang telah ditetapkan.

Ada 7 urutan pengukurran LLA, yaitu (Supariasa et al., 2002).

1) Tetapkan posisi bahu dan siku

2) Letakkan pita antara bahu dan siku

3) Tentukan titik tengah lengan

4) Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan

5) Pita jangan terlalu ketat

6) Pita jangan terlalu longgar

7) Cara pembacaan skala yang benar

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LLA adalah

pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri

(31)

harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan

tidak tegang ataau kencang. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam

arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya sudah

tidak rata (Supariasa et al., 2002)

c. Kadar Hemoglobin (Hb)

Parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan

prevalensi anemia. Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel

darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah

Hb/100ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa

oksigen pada darah. Penilaian status gizi dengan kadar Hb merupakan

penilaian status gizi secara biokimia. Fungsinya untuk mengetahui satu

gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan yaitu anemia gizi (Supariasa et.al, 2002).

4. Kebutuhan gizi ibu hamil

Gizi pada saat kehamilan adalah zat makanan atau menu yang

takaran semua gizinya dibutuhkan tubuh ibu hamil setiap hari dan

mengandung zat gizi yang seimbang, jumlah sesuai kebutuhan dan tidak

berlebihan (Mitayani, 2010).

a. Kebutuhan energi

Selama proses kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan kalori

sejalan dengan adanya peningkatan laju metabolik basal dan penambahan

basal dan penambahan berat badan yang akan meningkatkan penggunaan

kalori selama aktifitas. Kebutuhan kalori kira-kira sekitar 15% dari kalori

normal. Tambahan energi yang diperlukan selama hamil

(32)

janin sendiri untuk tumbuh dan berkembang adalah 50-95Kkal/kg/hari

atau sekitar 175-350 kkal/hari pada janin dengan BB 3,5 kg (Proverawati

& Asfuah, 2009).

Distribusi penambahan BB ibu hamil dengan pertambahan berat

janin dalam kandungan pada trimester pertama yaitu pertambahan pada

jaringan ibu dan cadangan lemak, berat janin pada 10 minggu +5 gram.

Pada trimester kedua pertambahan yang pesat pada cadangan lemak ibu

dan jaringan, berat janin pada 20 minggu +350 gram. Pada trimester

ketiga terjadi penambahan terutama pada janin dan bertambahnya cairan,

berat janin 32 minggu +2 kg (Ellya, 2010).

b. Karbohidrat

Berfungsi sebagi sumber energi. Menurut Glade B.Curtis mengatakan bahwa tidak ada rekomendasi yang mengatur beberapa

sebenarnya kebutuhan ideal karbohidrat bagi ibu hamil. Namun beberapa

ahli sepakat bahwa sekitar 60% dari seluruh kalori yang dibutuhkan tubuh

adalah karbohidrat. Jadi ibu hamil membutuhkan karbohidrat sekitar

1.500 kalori (Proverawati & Asfuah, 2009)

c. Protein

Protein digunakan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan

janin, protein memiliki peranan penting. Selama kehamilan terjadi

peningkatan protein yang signifikan yaitu 68%. Peran protein yaitu untuk

pembentukan plasenta dan cairan amnion, pertumbuhan jaringan maternal

seperti pertumbuhan mamae ibu dan jaringan uterus dan penambahan

(33)

Selama kehamilan diperlukan tambahan protein rata-rata 17

gram/hari. Pada trimester pertama diharapkan 1gr/kg berat badan protein

dapat terkonsumsi. Pada trimester kedua ibu hamil sudah mulai

mempunyai nafsu makan 1,5 g/kg berat badan protein/hari. Pada trimester

terakhir protein diperkirakan bisa mencapai 2gr/kg berat badan/hari. Yang

penting protein harus mencapai 15% dari kebutuhan seluruh energi

(Ellya, 2010).

d. Lemak

Lemak dibutuhkan tubuh terutama untuk membentuk energi dan

sistem syaraf janin. Ibu hamil dianjurkan makan makanan yang

mengandung lemak tidak lebih dari 25% dari seluruh kalori yang

dikonsumsi sehari (Proverawati & Asfuah, 2009). e. Vitamin

Vitamin membantu proses dalam tubuh. Vitamin penting untuk

pembelahan dan pembentukan sel baru. Misalnya Vitamin A untuk

meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan sel dan jaringan janin (Ellya,

2010).

f. Mineral

Mineral berperan pada pertumbuhan tulang dan gigi. Bersama

dengan protein dan vitamin, mineral membentuk sel darah dan jaringan

tubuh lain. Mineral yang sangat dibutuhkan selama kehamilan adalah

(34)

1) Kalsium

Kalsium dibutuhkan terutama pada trimester ketiga kehamilan.

Kalsium dibutuhkan untuk pertmbuhan janin sekitar 250mg/hari serta

persediaan ibu hamil sendiri agar pembentukan tulang janin tidak

mengambil persediaan kalsium ibu. Sumber kalsium dapat diperoleh

dari susu, ikan, sayuran berwarna hijau, dan kacang-kacangan (Ellya,

2010).

2) Zat besi

Pada ibu hamil sel darah merah bertambah sampai 30%. Hal ini berarti

tubuh memerlukan tambahan sebesar 700-800mg zat besi/hari. Jika

kekurangan zat besi maka kemungkinan ibu akan mengalami

perdarahan sehabis melahirkan dan memungkinan terjadinya infeksi. Sumber zat besi adalah makanan yang berasal dari hewan yaitu

daging, ayam dan telur serta kacang-kacangan, biji-bijian dan sayuran

hijau (Prasetyono, 2010).

3) Seng

Seng diperlukan untuk fungsi sistem reproduksi, pertumbuhan janin,

sistem syaraf pusat dan fungsi kekebalan tubuh. Sumber seng berasal

dari daging, makanan laut, unggas, dan padi-padian (Ellya, 2010)..

4) Asam Folat

Asam folat dibutuhkan ibu hamil untuk pembentukan sel darah merah

dan putih, mencegah anemia, dan terjadinya neural tube

defects(NTDs), seperti anensefali dan spina bifida. Sumber asam folat

(35)

Tabel 2. Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil Dan Sumber Bahan Pangan

Zat Gizi Jumlah Sumber

Kalori 2.535 kkal Nasi, kentang, jagung, minyak, lemak hewani, terigu, ubi-ubian

Iodium 175 ug Nanas, ikan, stroberi, sayuran hijau Seng 20 mg Telur, jagung, daging merah, buncis,

udang, garam beryodium, telur, ikan, dan kedelai

Vitamin C 70 mg Jambu bij, jeruk, nanas, semangka, mangga, pepaya, dan sayuran hijau Asam folat 300 ug Hati ayam, sayuran hijau, asparagus,

buah segar, hati ayam, sayuran hijau Vitamin B12 2,3 mg Jamur, telur, yoghurt, ikan

Vitamin B3 10,6 mg Biji-bijian, ikan, hati, daging, kacang-kacangan

Vitamin B2 1,2 mg Sayuran, buah-buahan,

kacang-kacangan, hati, telur

Vitamin B1 1,1 mg Daging, kacang-kacangan, biji-bijian, padi-padian

Vitamin A 700 RE Hati, sayur berwarna seperti wortel, buah berwarna merah, mentega, kuning telur

Sumber Buku Pintar Menu Ibu Hamil (Khomsan & Sutomo,2009) 5. Prinsip Gizi Ibu Hamil dan Janin

Kehamilan adalah suatu keadaan yang istimewa bagi seorang wanita

sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik

yang mempengaruhi kehidupannya. Pola makan dan gaya hidup sehat dapat

membantu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim ibu.Periode

kehamilan dibedakan menjadi 3 trimester yaitu masa kehamilan trimester I

(36)

a. Trimester I

Pada awal kehamilan (Trimester I) mual dan muntah sering

dialami wanita atau disebut morning sickness. Mual dan muntah pada

awal kehamilan berhubungan dengan perubahan kadar hormonal pada

tubuh wanita hamil. Pada saat hamil terjadi kenaikan kadar hormon

Chorionic Gonadotropin (HCG) yang berasal dari plasenta. Mual dan muntah yang berlebihan pada kehamilan trimester I disebut Hiperemisis

Gravidarum. Tanda-tanda hiperemisis gravidarum adalah penurunan berat badan 2,5-5kg atau lebih, tidak dapat menelan makanan atau

minuman selama 24 jam, air kencing berwarna gelap dan mual hebat.

Pada kehamilan trimester I biasanya terjadi peningkatan berat badan yang

tidak berarti yaitu sekitar 1-2 kg. Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. WHO menganjurkan penambahan energi 10

kkal untuk trimester I.

b. Trimester II

Pada trimester kedua pertumbuhan janin berjalan lebih cepat

dibandingkat pada trimester pertama. Janin bertambah berat sekitar 10

g/hari. Oleh karena itu, kebutuhan asupan gizi juga semakin meningkat,

terutama protein sebagai pembangun utama sel. Selain protein, asupan

kalori teimester kedua juga perlu diperhatikan, kebutuhan kalorinya

sekitar 2500 kkal/hari. Energi ini digunakan untuk membentuk jaringan

baru seperti plasenta, air ketuban, meperbesar payudara dan menambah

volume darah diseluruh tubuh. Pilih karbohidrat komplek seperti beras,

ubi-ubian, roti, gandum, dan jagung. Karbohidrat sederhana seperti gula

(37)

kegemukan dan efek rasa kenyang. Akibatnya ibu hamil malas makan

dan beresiko kekurangan gizi, baik janin maupun sang ibu (Khomsan &

Sutomo, 2009).

c. Trimester III

Ketika kehamilan memasuki trimester ketiga kebutuhan gizi ibu

hamil semakin meningkat. Energi yang dibutuhkan semakin banyak

sebagai energi saat melahirkan, pertumbuhan janin, penambahan air

ketuban, plasenta, volume darah serta persiapan energi saat menyusui

nanti. Kebutuhan kalori meningkat 350 kkal pada trimester II dan III.

Pada trimester III terutama pada saat kehamilan memasuki minggu 32

berat janin sudah mencapai berat 2000 g dan tubuh yang hampir

(38)

BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konsep Penelitian B. Hipotesa

Pengetahuan

Ho :Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi

dengan status gizi ibu hamil trimester III di Poli Kebidanan RSUD

Kota Langsa Tahun 2014

Ha :Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan

status gizi ibu hamil trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota

Langsa Tahun 2014 Pengetahuan Ibu Hamil

(39)

C. Definisi Operasional

N

o

Variabel

Penelitian operasional Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independent :

Pengetahuan Pemahaman ibu tentang status gizi ibu

Kuesioner Wawancara a. Baik (76%-100%)

(40)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan deskriptif analitik yaitu untuk melihat

hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil

trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010).

Sedangkan menurut Sugiyono (2005), populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulan.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III

yang memeriksakan kehamilannya pada bulan Januari-Desember Tahun

2013 di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa berjumlah 673 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,

2010). Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini

adalah concecutive sampling yaitu dengan memilih sampel yang memenuhi

kriteria penelitian sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah sampel

terpenuhi (Hidayat, 2007). Dalam penelitian ini sampel yang diambil menurut

(41)

a. Kriteria inklusi

1) Ibu hamil trimester III

2) Tidak sedang menderita penyakit kronis

3) Menyatakan bersedia menjadi responden

b. Kriteria Eksklusi

Ibu yang lupa BB sebelum hamil/trimester I

Dalam menentukan besar sampel peneliti menggunakan rumus slovin

adalah sebagai berikut :

d = Tingkat Kepercayaan / ketepatan yang diinginkan

Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel yang akan di teliti adalah :

n = N

Lokasi Penelitian dilaksanakan di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa

(42)

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari tanggal 21 Desember 2013 – 03 Juli tahun 2014.

E. Etika Penelitian

Kepada ibu hamil sebagai calon responden, peneliti menjelaskan manfaat

dan tujuan serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan

terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Untuk menjaga kerahasiaan,

peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner.

Data-data yang diperoleh semata-mata digunakan demi perkembangan ilmu

pengetahuan serta tidak akan dipublikasikan pada pihak lain. Setelah responden

memahami serta menerima maksud dan tujuan penelitian, maka responden

secara sukarela menandatangani lembar persetujuan dan dilanjutkan dengan pengisian kuesioner.

F. Instrumen Penelitian 1. Kuesioner

Penelitian dilakukan dengan cara membagikan kuesioner berupa

pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban a, b, c, dan d untuk mengukur

pengetahuan ibu hamil maka skor nya adalah :

Nilai 5 untuk jawaban yang benar

Nilai 0 untuk jawaban yang salah

Jumlah pertanyaan 20 butir

Skor maksimum : 100 (Setiap jawaban yang benar dikali 5)

Skor minimum : 0

Nilai Baik : Apabila nilainya 76-100

(43)

Nilai Kurang : Apabila nilainya <56 (Arikunto, 2006)

2. Timbangan injak jarum, ketelitian 0,5 kg

3. Microtoice, ketelitian 0,1 cm

G. Uji Validitas dan Realibilitas

Dari hasil uji validitas dilakukan dengan cara content validity yang diuji

oleh ahli kebidanan didapatkan nilai validitasnya adalah 0,9 dan uji realibilitas

yang disebarkan pada 20 responden menunjukkan bahwa nilai realibilitas

Cronbach Alpha diperoleh sebesar 0,958. Hasil uji coba kuesioner dapat dilihat pada lampiran uji coba validitas dan realibilitas.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini alat pengumpulan data dilakukan dengan

menyebarkan instrumen penelitian yang berupa kuesioner yang terdiri dari 3

bagian yaitu data demografi (Umur, pendidikan, alamat dan pekerjaan), pertanyaan tentang variabel yang diteliti (Pengetahuan tentang gizi ibu hamil)

dan Penilaian Status Gizi Ibu hamil. Pada pengambilan data responden diberi

penjelasan terlebih dahulu mengenai tujuan penelitian, penjelasan singkat

mengenai kuesioner serta diminta kesediaanya menjadi sampel penelitian

selanjutnya responden diminta untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan

dan kuesioner dikembalikan saat itu juga.

I. Rencana Analisis Data

Data yang diperoleh melalui kuesioner dan di analisis secara otomatis

dengan program SPSS (17,0) dengan perhitungan statistik Analitik. Analisa data

dilakukan dengan dua cara yaitu analisa univariat dan analisa bivariat.

a. Analisa Univariat yaitu untuk melihat permasalahan pada setiap variabel yang

(44)

b. Analisa bivariat yaitu melihat hubungan antara variabel independen dan

dependen dengan pemakaian Uji Chi Square yang dilakukan terhadap

dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi dengan derajat

kepercayaan ( (Hastono, 2007).

Pengambilan keputusan, bila hit tabel (menggunakan tabel

dengan = 0,05) maka HO di tolak (bila p value < nilai ) artinya

menunjukkan ada hubungan antara variabel independen dan dependen, bila

hasil di peroleh bila hit maka HO gagal ditolak (bila p value > nilai

), berarti tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel

dependen, dengan derajat kepercayaan 95% ( = 0,05 (Hastono, 2007).

Aturan yang berlaku pada Chi-Square adalah sebagai berikut :

1) Bila pada 2x2, di jumpai nilai Expected (harapan) kurang dari 5, maka

yang digunakan adalah “ Fisher’s Exact Test”.

2) Bila tabel 2x2, tidak ada nilai E< 5, maka uji yang digunakan sebaiknya

“Continuity Correction ( )”.

3) Bila tabel lebih dari 2x2, misalnya 3x2,3x3 dsb, maka di gunakan uji

“Pearson Chi Square”.

4) Uji Likehood Ratio dan Linear by linear Association, biasanya digunakan

untuk keperluas lebih spesifik misalnya untuk analisis stratifikasi pada

bidang epidemiologi dan juga untuk mengetahui hubungan linier antara

dua variabel katagorik, sehingga kedua jenis ini jarang digunakan

(45)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

Penelitian dengan judul “Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi

dengan status gizi ibu hamil trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa

Tahun 2014”. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 21 Desember 2014 -

03 Juli 2014 di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa. Dengan jumlah responden

sebanyak 87 orang responden.Hasilnya disajikan sebagai berikut ini :

1. Analisis Univariat

a. Karakteristik Responden

Tabel 4

Distribusi Karakteristik Responden di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa Tahun 2014

No. Karakteristik Responden Frekuensi Persentase % 1. Umur

Berdasarkan tabel 4 dapat digambarkan bahwa mayoritas umur

responden dalam rentang yaitu 20-35 tahun sebanyak 74 orang (85,1%)

dan minoritas berumur <20 tahun sebanyak 5 orang (5,7%). Pendidikan

(46)

responden mayoritas adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 69 orang

(79,3%) dan minoritas Pegawai Swasta sebanyak 5 orang (5,7%).

b. Pengetahuan Ibu hamil Tentang Gizi

Tabel 5

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Di RSUD Kota Langsa Tahun 2014

No. Pengetahuan Ibu Hamil

tentang Gizi Frekuensi Persentase % 1.

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat mayoritas ibu mempunyai

pengetahuan yang kurang tentang gizi sebanyak 41 orang (47,1%), dan

minoritas ibu mempunyai pengetahuan yang cukup tentang gizi sebanyak

19 orang (21,8%).

c. Status Gizi Ibu Hamil Trimester III

Tabel 6

Distribusi Frekuensi Status Gizi Ibu Hamil Trimester III Di RSUD Kota Langsa Tahun 2014

No. Status Gizi Ibu Hamil

Trimester III Frekuensi Persentase % 1.

adalah overweight+obesitas sebanyak 38 orang (43,7%), dan minoritas

(47)

2. Analisis Bivariat

a. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Dengan Status Gizi Ibu

Hamil Trimester III di RSUD Kota Langsa Tahun 2014

Tabel 7 Distribusi frekuensi Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Dengan

Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di RSUD Kota Langsa Tahun 2014

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa dari 27 responden mayoritas

memiliki pengetahuan baik dan berstatus gizi normal sebanyak 16 orang

(59,3%). Dari 19 responden mayoritas memiliki pengetahuan cukup dan

berstatus gizi overweigtht+obesitas 11 orang (57,9%) dan minoritas yang

memiliki pengetahuan cukup berstatus gizi kurus sebanyak 2 orang (10,5%).

Dari 41 orang responden mayoritas memiliki pengetahuan kurang dan

berstatus gizi overweight+obesitas sebanyak 22 orang (53,7%) dan minoritas

memiliki pengetahuan kurang dan berstatus gizi normal sebanyak 7 orang

(17,1%).

Berdasarkan hasil uji chie square didapatkan P Value yaitu 0,002

(p<0,05) Ho di tolak, maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III. No.

Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi

Status Gizi Ibu Hamil Trimester III

Kurus Normal Overweight+Obesitas Jumlah P.Value

(48)

B. Pembahasan

1. Pengetahuan ibu hamil tentang gizi

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat mayoritas ibu mempunyai

pengetahuan yang kurang tentang gizi sebanyak 41 orang (47,1%), dan

minoritas ibu mempunyai pengetahuan yang cukup tentang gizi sebanyak 19

orang (21,8%).

Penyebab kekurangan gizi pada ibu hamil karena konsumsi makanan

yang tidak memenuhi syarat pemenuhan gizi. Tingkat pengetahuan yang

rendah menyebabkan ibu tidak mengerti cara pemenuhan nutrisi yang

dibutuhkan ibu hamil selama kehamilannya (Depkes RI, 2003).

Hal ini sesuai dengan teori Kristyanasari (2010) yang menyatakan

bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang ibu akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan juga berpengaruh pada prilakunya. Ibu

dengan pengetahuan gizi yang baik kemungkinan akan memberikan gizi yang

cukup bagi bayinya. Hal ini terlebih lagi kalau seorang ibu tersebut memasuki

masa ngidam, dimana perut rasanya tidak mau diisi, mual dan rasa yang tidak

karuan. Walaupun dalam kondisi yang demikian jika seseorang memiliki

pengetahuan yang baik maka ia akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan

gizinya dan juga bayinya.

Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang hubungan

konsumsi makanan dengan kesehatan tubuh. Ibu hamil dengan pengetahuan

gizi baik diharapkan dapat memilih asupan makanan yang bernilai gizi baik

dan seimbang bagi dirinya sendiri beserta janin dan keluarga, dengan

(49)

menyimpan, mengolah serta menggunakan bahan makanan yang berkualitas

untuk dikonsumsi menurut kebutuhannya (Hastuti, 1996).

Hasil penelitian ini dikuatkan dengan hasil penelitian Sri Wahyuni

(2008) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara

pengetahuan dengan status gizi ibu hamil.

2. Status Gizi Ibu hamil Trimester III

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat mayoritas status gizi ibu

hamil adalah overweight+obesitas sebanyak 38 orang (43,7%), dan minoritas

ibu memiliki status gizi kurus sebanyak 20 orang (23,0%).

Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan

dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang baik

dan gizi lebih (Almatsier, 2004).

Kehamilan adalah suatu keadaan istimewa bagi seorang wanita

sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik

yang mempengaruhi kehidupannya. Pola makan dan gaya hidup sehat dapat

membantu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim ibu. Pada

masa kehamilan trimester III penatalaksanaan gizi pada ibu hamil bertujuan

mencapai status gizi ibu sehingga ibu menjalani kehamilan dengan aman,

melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental (Murti, 2003).

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil,

diantaranya adalah kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, status

ekonomi, pengetahuan, status kesehatan, aktifitas, suhu lingkungan, berat

badan dan umur (Ellya, 2010).

Menurut Mitayani dan Sartika (2010) kebutuhan gizi ibu hamil akan

(50)

yang sangat penting bagi proses dan output persalinan. Peningkatan berat

badan yang adekuat akan memperkecil terjadinya resiko persalinan Small

Gestational Age (SGA) atau preterm. Kebutuhan peningkatan berat badan untuk tiap-tiap wanita berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi

besarnya kebutuhan berat badan ditentukan oleh tinggi badan dan berat

badan, apakah wanita tersebut memiliki berat badan normal, kurang atau

lebih sebelum kehamilan. Adapun metode yang biasa digunakan dalam

menentukan kondisi berat badan dan tinggi badan adalah body mass index

(BMI). Formula yang digunakan untuk menghitung BMI adalah : BMI =

Berat/Tinggi2.

Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Anastasia (2013) yang

menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik

(67,5) dan sebagian besar ibu hamil memiliki status gizi baik yaitu (62,5%). Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil

dengan status gizi.

3. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Dengan Status Gizi Ibu

Hamil Trimester III di RSUD Kota Langsa Tahun 2014

Berdasarkan hasil uji chie square didapatkan P Value yaitu 0,002

(p<0,05) Ho di tolak, maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara

pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III.

Menurut Paryanto (1997), salah satu faktor yang mempengaruhi

status gizi ibu hamil adalah pengetahuan gizi, kurangnya pengetahuan dan

salah persepsi tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan juga dapat

mempengaruhi status gizi seseorang. Selain itu lebih muda umur ibu hamil

(51)

yang dilakukan maka semakin banyak pula asupan gizi yang diperlukan.

Berat badan lebih atau kurang dari berat badan rata-rata untuk umur tertentu

juga merupakan faktor yang menentukan jumlah zat makanan yang harus

dicukupi selama hamil. Suhu lingkungan yang baik untuk ibu hamil yaitu

36,5ºC-37ºC (Francin, 2005), lebih besar perbedaan suhu tubuh dan

lingkungan berarti lebih besar pula masukan energi yang diperlukan.

Hasil ini juga sesuai dengan penelitian Retnaningsih (2010) yang

menunjukkan bahwa responden mempunyai pengetahuan baik sebanyak 34

orang (61,8%), sebagian besar responden mempunyai status gizi dalam

kelompok tidak KEK yaitu ukuran lila lebih 23,5 cm sebanyak 29 orang

(52,7%). Maka dapat disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan ibu

hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil.

Hasil ini juga didukung oleh penelitian Asriah (2006) yang

menunjukkan bahwa dari 20 orang ibu hamil yang berstatus gizi kurang paling banyak terdapat pada ibu yang berpengetahuan rendah (63,2%)

sehingga dapat dilihat presentase ibu dengan gizi kurang paling sedikit pada

ibu yang berpengetahuan tinggi (32%). Maka dapat disimpulkan bahwa

terdapat hubungan pengetahuan dengan status gizi ibu hamil.

Menurut asumsi peneliti terdapat hubungan antara pengetahuan ibu

tentang gizi dengan status gizi ibu hamil dikarenakan pengetahuan akan

mempengaruhi prilaku ibu. Ibu dengan pengetahuan gizi baik diharapkan

akan memberikan gizi yang baik untuk menjaga kesehatan bayinya. Namun

jika dilihat dari data yang telah diolah maka dari 24 responden yang

memiliki pengetahuan baik hanya 9 orang (37,5%) yang memiliki status gizi

(52)

pandangan wanita terhadap makanan, status ekonomi, status kesehatan,

aktifitas, suhu lingkungan, berat badan dan umur sehingga akan sangat

(53)

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah disajikan pada bab sebelumnya maka

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dapat disimpulkan bahwa

mayoritas ibu mempunyai pengetahuan yang kurang tentang gizi sebanyak 41

orang (47,1%), dan minoritas ibu mempunyai pengetahuan yang cukup

tentang gizi sebanyak 19 orang (21,8%).

2. Berdasarkan status gizi ibu hamil dapat dilihat mayoritas status gizi ibu hamil

adalah overweight+obesitas sebanyak 38 orang (43,7%), dan minoritas ibu

memiliki status gizi kurus sebanyak 20 orang (23,0%).

3. Berdasarkan hasil uji chi square dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III

dengan P Value 0,002 (p<0,05).

B. Saran

1. Bagi peneliti

Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan peneliti tentang gizi seimbang pada ibu hamil dan status gizi

yang baik bagi ibu hamil.

2. Bagi praktek kebidanan

Diharapkan petugas kesehatan dalam memberikan pendidikan

kesehatan tentang gizi kepada ibu hamil khususnya dan Wanita Usia Subur

(54)

kejadian status gizi yang buruk pada ibu hamil dengan melakukan

penyuluhan oleh tenaga kesehatan dan penyebaran leaflet.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya yang mungkin berminat

melakukan dan mengembangkan penelitian ini untuk melakukan penelitian

dengan lebih banyak sampel dan mengembangkan variabel penelitian lebih

luas, pembahasan materinya dan menggunakan metode dan teknik sampling

Gambar

Tabel 1. Kategori ambang batas IMT ibu hamil
Tabel 2. Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil Dan Sumber Bahan
Gambar 3.1 Skema Kerangka Konsep Penelitian
Tabel 4 Distribusi Karakteristik Responden di Poli Kebidanan RSUD Kota
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil ini menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan status gizi ibu hamil trimester III di Puskesmas Bangetayu Kecamatan Genuk Kota

Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 1 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG PROSES PERSALINAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU MENGHADAPI

Hasil penelitian terdahulu yang dilaksanakan diPoli Klinik Kebidanan dan kandungan RSUP Fatmawati, mengenai Hubungan karakteristik ibu hamil trimester III dengan

Ibu hamil trimester III dengan LILA ≤ 23,5 cm berpeluang 3,188 kali lebih besar dibandingkan dengan LILA &gt; 23,5 cm terhadap kejadian anemia gizi besi ibu hamil

ditunjukkan pada tabel 2 yaitu dari 20 ibu hamil trimester III yang status gizinya kurang, 5 ibu tidak anemia, 13 ibu anemia ringan, dan 2 ibu anemia sedang. Ibu hamil trimester

Dari hasil analisis crosstab antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Pleret Bantul, dapat diketahui bahwa pada ibu hamil yang memiliki

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI POLI KIA PUSKESMAS KEBONG KABUPATENi. SINTANG KALIMANTAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER DI PUSKESMAS CIBEUNYING PENGKAJIAN No.. Riwayat kesehatan