HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER III DI POLI KEBIDANAN
RSUD KOTA LANGSA TAHUN 2014
CUT MEUTIA NIM. 135102125
Karya Tulis Ilmiah
PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER III DI POLI KEBIDANAN
RSUD KOTA LANGSA TAHUN 2014
ABSTRAK Cut Meutia
Latar Belakang : di Indonesia pada tahun 2010 prevalensi BBLR sebesar 8,8%. Besar kemungkinan kejadian BBLR diawali berasal dari ibu yang hamil dengan kondisi kurang energi kronis (KEK), dan resikonya lebih tinggi pada ibu hamil usia 15-49 tahun.
Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III Di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa
Metodologi : desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 87 responden. Teknik dalam pengambilan sampel concecutive sampling. Analisa data Chie square.
Hasil penelitian : dari 87 responden dapat diketahui pengetahuan tentang gizi mayoritas kurang 41 orang (47,1%), s status gizi ibu hamil adalah overweight+obesitas sebanyak 38 orang (43,7%). Berdasarkan hasil analisis Chie square diperoleh P Value 0,002 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III.
Kesimpulan : hasil penelitian ini menyimpulkan ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III. Disarankan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi pada ibu hamil dengan memberikan penyuluhan tentang gizi dan penyebaran leaflet.
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER III DI POLI KEBIDANAN
RSUD KOTA LANGSA TAHUN 2014
ABSTRAK Cut Meutia
Latar Belakang : di Indonesia pada tahun 2010 prevalensi BBLR sebesar 8,8%. Besar kemungkinan kejadian BBLR diawali berasal dari ibu yang hamil dengan kondisi kurang energi kronis (KEK), dan resikonya lebih tinggi pada ibu hamil usia 15-49 tahun.
Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III Di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa
Metodologi : desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian adalah 87 responden. Teknik dalam pengambilan sampel concecutive sampling. Analisa data PearsonChie square.
Hasil penelitian : dari 87 responden dapat diketahui pengetahuan tentang gizi mayoritas kurang 41 orang (47,1%) dan status gizi ibu hamil adalah overweight dan obesitas 38 orang (43,7%). Dari 27 responden yang memiliki pengetahuan baik dan berstatus gizi kurus 6 orang (22,2%), normal 16 orang (59,3%), overweight dan obesitas 5 orang (18,5%). Dari 19 responden pengetahuan cukup dan berstatus gizi kurus 2 orang (10,5%), normal 6 orang (31,6%), overweigtht dan obesitas 11 orang (57,9%). Dari 41 responden memiliki pengetahuan kurang dan berstatus gizi kurus 12 orang (29,3%), normal 7 orang (17,1%), overweight dan obesitas 22 orang (53,7%) Berdasarkan hasil uji statistik Pearson Chie square diperoleh P Value 0,002 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III.
Kesimpulan : hasil penelitian ini menyimpulkan ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III. Disarankan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi pada ibu hamil dengan memberikan penyuluhan tentang gizi dan penyebaran leaflet.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa Tahun 2014”.
Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan sehingga kita dapat merasakan pendidikan seperti saat ini.
Adapun tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai salah satu syarat untuk dapat menyelesaikan Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi mau susunan bahasanya, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik atau saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi menyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini.
Selanjutnya dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini penulis juga mendapat bayak dukungan dari semua pihak, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak dr. Dedi Ardinata M.kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S.Kep,Ns,M.Kep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Farida Linda Siregar, S.kep, Ns, M.kep selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikiran serta memberikan arahan dalam menyelesaikan Proposal ini.
4. Ibu Dr.dr. Sarma N Lumbanjara SpOG (K) selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan dan saran demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.yang telah mendidik, membekali peneliti dangan ilmu pengetahuan selama dalam masa pendidikan.
7. Bapak dr. Doli Diapari Siregar selaku Direktur Rumah Sakit Umum Langsa yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan pengambilan data penelitian di RSUD Langsa.
8. Sembah sujud penulis ucapkan kepada Ayahanda Alm. Sulaiman Yasin, serta Ibunda Hendani yang tersayang dan tercinta, yang telah memberi kasih sayang dan do’a yang tiada henti-hentinya serta bantuan baik moril maupun materil kepada penulis dukungan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Saudara tercinta adikku Cut Faridah yang selalu setia memberikan dukungan bagi peneliti.
10.Sahabat-Sahabat terbaikku Nova dan Icha yang tidak pernah henti-hentinya mendengarkan keluh kesah dan selalu memberikan dukungan dan motivasinya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
11.Untuk yang tersayang Reza Afrizal yang telah memberikan motivasi dan dukungan serta doa yang tiada henti-hentinya.
Penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.
Medan, 25 Mei 2014
DAFTAR ISI
B. Perumusan Masalah... 5
C. Tujuan Penelitian... 5
1. Tujuan Umum... 5
2. Tujuan Khusus... 5
D. Manfaat Penelitian... 6
1. Bagi Penulis…………... 6
2. Bagi Praktek kebidanan………….………... 6
3. Bagi Peneliti selanjutnya………. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan... 7
1. Definisi Pengetahuan... 7
2. Tingkat Pengetahuan... 7
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan... 9
4. Kriteria Tingkat Pengetahuan... 12
B. Status Gizi... 13
1. Definisi Status Gizi... 13
2. Penilaian status gizi... 14
3. Metode Pengukuran Status Gizi... 16
4. Kebutuhan Gizi ibu hamil... 20
5. Prinsip Gizi Ibu Hamil dan Janin ... 24
BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep... 27
B. Hipotesa... 27
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian... 29
B. Populasi Dan Sampel Penelitian... 29
C. Tempat Penelitian... 30
D. Waktu Penelitian... 31
E. Pertimbangan Etik Penelitian... 31
F. Instrumen Penelitian... 31
G. Uji Validitas dan Realibilitas... 32
H. Prosedur Pengumpulan Data... 32
I. Analisis Data... 32
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 34
B. Pembahasan... 37
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan... 42
B. Saran... 43
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Kategori Ambang Batas IMT ibu hamil... 11
Tabel 2 : Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil dan Sumber Bahan Pangan... 24
Tabel 3 : Definisi Operasional... 28
Tabel 4 : Distribusi Karakteristik Responden di Poli Kebidanan RSUD Kota
Langsa tahun 2014... 34
Tabel 5 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Di RSUD
Kota Langsa Tahun 2014... 35
Tabel 6 : Distribusi Frekuensi Status Gizi Ibu Hamil Trimester III Di RSUD
Kota Langsa Tahun 2014... 35
Tabel 7 : Distribusi frekuensi Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Gizi Dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di RSUD Kota
DAFTAR SKEMA
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Lembar Kuesioner
Lampiran 3 : Surat Pernyataan Content Validity Lampiran 4 : Lembar uji validitas
Lampiran 5 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Lampiran 6 : Surat Izin Pengambilan Data Awal Dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 7 : Balasan Surat Izin Pengambilan Data Awal
Lampiran 8 : Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 9 : Balasan Surat Izin Penelitian
Lampiran 10 : Surat pernyataan telah selesai melakukan penelitian Lampiran 11 : Master Tabel
Lampiran 12 : Lembar distribusi frekuensi dan Uji Chi square Lampiran 13 : Lembar uji realibilitas
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL TRIMESTER III DI POLI KEBIDANAN
RSUD KOTA LANGSA TAHUN 2014
ABSTRAK Cut Meutia
Latar Belakang : di Indonesia pada tahun 2010 prevalensi BBLR sebesar 8,8%. Besar kemungkinan kejadian BBLR diawali berasal dari ibu yang hamil dengan kondisi kurang energi kronis (KEK), dan resikonya lebih tinggi pada ibu hamil usia 15-49 tahun.
Tujuan penelitian : untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III Di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa
Metodologi : desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi. Jumlah sampel dalam penelitian adalah 87 responden. Teknik dalam pengambilan sampel concecutive sampling. Analisa data PearsonChie square.
Hasil penelitian : dari 87 responden dapat diketahui pengetahuan tentang gizi mayoritas kurang 41 orang (47,1%) dan status gizi ibu hamil adalah overweight dan obesitas 38 orang (43,7%). Dari 27 responden yang memiliki pengetahuan baik dan berstatus gizi kurus 6 orang (22,2%), normal 16 orang (59,3%), overweight dan obesitas 5 orang (18,5%). Dari 19 responden pengetahuan cukup dan berstatus gizi kurus 2 orang (10,5%), normal 6 orang (31,6%), overweigtht dan obesitas 11 orang (57,9%). Dari 41 responden memiliki pengetahuan kurang dan berstatus gizi kurus 12 orang (29,3%), normal 7 orang (17,1%), overweight dan obesitas 22 orang (53,7%) Berdasarkan hasil uji statistik Pearson Chie square diperoleh P Value 0,002 maka dapat disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III.
Kesimpulan : hasil penelitian ini menyimpulkan ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III. Disarankan kepada tenaga kesehatan untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang gizi pada ibu hamil dengan memberikan penyuluhan tentang gizi dan penyebaran leaflet.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Landasan kebijakan program pangan dan gizi dalam jangka panjang di
tingkat nasional cukup kuat. Hal ini dirumuskan dalam Undang-Undang No.17
tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
tahun 2005-2025. Pembangunan jangka panjang dijalankan secara bertahap
dalam kurun waktu lima tahunan, dirumuskan dalam dokumen Rencana
Pembangunan jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang ditetapkan dalam
Peraturan Presiden (Perpres). RPJMN tahap ke 2 periode tahun 2010-2014, juga
telah memberikan landasan yang kuat untuk melaksanakan program pangan dan
perbaikan gizi. Dalam RPJMN tahap ke-2 terdapat dua indikator outcome yang
berkaitan dengan gizi yaitu prevalensi kekurangan gizi (gizi kurang dan gizi
buruk) sebesar <15% dan prevalensi stunting ( pendek) sebesar 32% pada akhir
2014. Sasaran program gizi juga telah dirumuskan dengan jelas yaitu lebih fokus
terhadap ibu hamil sampai anak usia 2 tahun (Kerangka Kebijakan 1000 Hari
Pertama Kehidupan, 2012).
Status gizi ibu hamil umumnya ditentukan jauh sebelum ibu itu hamil,
yaitu selama masa kanak-kanak hingga dewasa. Gizi selama kehamilan sangat penting namun banyaknya tambahan kebutuhan nutrien dapat terpenuhi apabila
ibu mempunyai cadangan nutrien yang cukup sebelum hamil. Kebutuhan energi
dan nutrien selama kehamilan lebih tinggi daripada orang dewasa. Gizi ibu
hamil mempengaruhi pertumbuhan janin di dalam kandungan. Perubahan
nutrien, karena selama kehamilan ibu harus memenuhi kebutuhan pertumbuhan
janin yang sangat pesat agar keluaran hasil kehamilannya berhasil baik dan
sempurna (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007).
Menurut laporan World Health Organization (WHO) perdarahan
menempati posisi tertinggi penyebab kematian ibu (28%), anemia dan
kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama
terjadinya perdarahan dan infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu.
Di berbagai negara didunia paling sedikit seperempat dar seluruh kematian ibu
disebabkan oleh perdarahan, proporsinya berkisar antara kurang dari 10%
sampai hampir 60%. Walaupun seorang perempuan bertahan hidup setelah
mengalami perdarahan pasca persalinan, namun ia akan mendertita akibat
kekurangan darah yang berat (anemia berat) dan akan mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan (WHO, 2007).
Di Indonesia pada tahun 2010 prevalensi BBLR sebesar 8,8%. Besar
kemungkinan kejadian BBLR diawali berasal dari ibu yang hamil dengan
kondisi kurang energi kronis (KEK), dan resikonya lebih tinggi pada ibu hamil
usia 15-49 tahun. Dimana proporsi ibu hamil KEK menunjukkan bahwa rata-rata
kecukupan konsumsi energi perempuan umur 15-49 tahun (usia reproduksi)
berkisar antara 78,7%-92,2% dan sebanyak 40,7% perempuan umur 15-49
tahun mengkonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal. Presentase
perempuan umur 15-49 tahun yang mengkonsumsi energi di bawah kebutuhan
minimal terendah di Provinsi Sumatera Barat (29,7%) dan tertinggi di provinsi
Sulawesi barat (47,6%). Di indonesia, rata-rata kecukupan konsumsi protein
perempuan umur 15-49 tahun berkisar antara 88,0%-127,8%. Persentase
minimal adalah 37,4%. Persentase perempuan umur 15-49 tahun yang
mengkonsumsi protein dibawah kebutuhan minimal terendah di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung (18,1%) dan tertinggi di Provinsi Nusa Tenggara
Timur (56,7%) (Riskesdas, 2010).
Berdasarkan hasil laporan di Provinsi Aceh tahun 2010 persentase
perempuan umur 15–49 tahun yang mengkonsumsi energi adalah 38,0% dan
Persentase perempuan umur 15–49 tahun yang mengkonsumsi protein adalah
28,1%. Sedangkan rata-rata kecukupan konsumsi energi pada perempuan umur
15–49 tahun (usia reproduksi) berkisar antara 78,7%–92,2% dan rata-rata
kecukupan konsumsi protein perempuan umur 15–49 tahun berkisar antara
88,0%-127,8%. Hasil menunjukkan bahwa masih banyak perempuan yang
mengkonsumsi energi dan protein dibawah kebutuhan minimal (Riskesdas, 2010).
Berdasarkan hasil laporan pemerintah kota Langsa ibu hamil yang
mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) sebanyak 47% (Dinkes Kota
Langsa, 2013).
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil,
diantaranya adalah kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, status
ekonomi, pengetahuan, status kesehatan, aktifitas, suhu lingkungan, berat badan
dan umur (Ellya, 2010).
Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang ibu akan mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan dan juga berpengaruh pada prilakunya. Ibu
dengan pengetahuan gizi yang baik kemungkinan akan memberikan gizi yang
cukup bagi bayinya. Hal ini terlebih lagi kalau seorang ibu tersebut memasuki
karuan. Walaupun dalam kondisi yang demikian jika seseorang memiliki
pengetahuan yang baik maka ia akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan
gizinya dan juga bayinya (Kristiyanasari, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian Anastasia (2013) menunjukkan bahwa
sebagian besar responden memiliki pengetahuan Baik (67,5) dan sebagian besar
ibu hamil memiliki status gizi baik yaitu (62,5%). Ada hubungan antara
pengetahuan ibu hamil dengan status gizi (p=0,000 <0,05).
Hasil penelitian Retnaningsih (2010) menunjukkan bahwa responden
mempunyai pengetahuan baik sebanyak 34 orang (61,8%), sebagian besar
responden mempunyai status gizi dalam kelompok tidak KEK yaitu ukuran lila
lebih 23,5 cm sebanyak 29 orang (52,7%). Ada hubungan antara pengetahuan
ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil (p=0,003< 0,05).
Hasil penelitian Asriah (2006) menunjukkan bahwa dari 20 orang ibu
hamil yang berstatus gizi kurang paling banyak terdapat pada ibu yang
berpengetahuan rendah (63,2%) sehingga dapat dilihat presentase ibu dengan
gizi kurang paling sedikit pada ibu yang berpengetahuan tinggi (32%). Terdapat
hubungan pengetahuan dengan status gizi ibu hamil (p=0,04<0,05).
Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 24 s/d 27 Desember 2013 di
Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa diperoleh jumlah kunjungan ibu hamil 10
orang dan ditemukan ibu hamil dengan status gizi kategori Kurus (IMT<18,5)
sebanyak 3 orang (30%), kategori Normal (IMT 18,5-22,9) sebanyak 5 (40%)
orang dan Kategori Overweight (IMT 23-29,9) 2 orang (30%).
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan
dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD kota
Langsa Tahun 2014.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimanakah Hubungan Pengetahuan Ibu hamil Tentang Gizi dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III
di Poli Kebidanan RSUD kota Langsa Tahun 2014?”.
C. Tujuan Penelitian 1.Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu hamil Tentang gizi
dengan Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota
Langsa Tahun 2014.
2.Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan
status gizi ibu hamil trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa
Tahun 2014
b. Untuk mengetahui status gizi ibu hamil trimester III di Poli Kebidanan
RSUD Kota Langsa Tahun 2014
c. Untuk menguji hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan
status gizi ibu hamil trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa
D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis
Sebagai bahan kajian ilmiah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan peneliti tentang pengetahuan gizi dan status gizi yang baik bagi
ibu hamil.
2. Bagi Praktek kebidanan
Sebagai bahan masukan yang di berikan petugas kesehatan kepada
masyarakat sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
dengan memberikan informasi dan konseling tentang perkembangan ilmu
kebidanan khususnya asuhan kebidanan pada ibu hamil mengenai
pengetahuan gizi dan bagaimana mencapai status gizi yang baik dan
kesehatan optimal. 3. Bagi Peneliti selanjutnya
Sebagai bahan pedoman bagi peneliti lain yang mungkin berminat
melakukan dan mengembangkan penelitian ini agar dapar dijadikan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indra yang di milikinya ) mata, hidung,
telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan
sehingga menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan
seseorang diperoleh melalui indra pengindraan (telinga), dan indra
penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai
intensitas atau tingkat yang berbeda-beda (Notoatmodjo, 2010). 2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahun yang cukup didalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan, yaitu (Notoatmodjo, 2010) :
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
di pelajari atau rangsangan yang telah diterima, oleh sebab itu tahu ini
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajaru antara lain
b. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini
dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen, tetap masih didalam satu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarjan (membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, dan sebagainya.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusu formulasi baru dari formulasi-formulasi
meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori
atay rumusan-rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau suatu penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan
sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada (Notoatmodjo,
2010).
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan (Notoatmodjo, 2010)
Menurut Notoatmodjo (2010) bahwa tingkat pengetahuan seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut :
1) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan didalam dan diluar sekolah serta berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi
pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut menerim informasi.
Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan di bidang
kesehatan, bidang kesehatan membina hubungan lintas sektoral dengan
bidang pendidikan agar pendidikan kesehatan dicantumkan dalam
kurikulum dasar.
2) Pengalaman
Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan yang diperoleh dengan cara
memecahkan masalah yang dihadapi. Pengalaman belajar selama bekerja
merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik
yang bertolak dari masalah nyata sesuai dengan bidang kerjanya
(Notoatmodjo, 2007).
3) Usia
Usia berpengaruh terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.
Semakin bertambah tua akan semakin berkembang pula daya tangkap dan
pola pikirnya sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik
(Notoatmodjo,2007).
4) Sosial Ekonomi
Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang,
sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan, ekonomi baik tingkat
pendidikan akan tinggi, sehingga tingkat pengetahuan akan tinggi juga (Notoatmodjo, 2007).
5) Budaya
Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan karena
informasi yang baru akan disaring kira kira sesuai tidak dengan budaya
yang ada dan agama yang di anut (Notoatmodjo, 2007).
6) Media Informasi
Media infomasi hakikatnya adalah alat bantu pendidikan termasuk
pendidikan kesehatan. Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan
kesehatan, media dibagi menjadi tiga yaitu :
a) Media Cetak
Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan informasi dan
(1)Booklet ialah suatu media untuk menyampaikan pesan kesehatan
dalam bentuk buku, baik tulisan maupun gambar.
(2)Leaflet ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan kesehatan
melalui lembaran yang dilipat. Isi informasinya dapat bentuk
kalimat maupun gambar atau kombinasi.
(3)Flyer (selebaran) ialah seperti leaflet tetapi tidak dalm bentuk
lipatan.
(4)Flip chart (lembar balik) ialah medi penyampaian pesan atau
informasi-informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik,
biasanya dalam bentuk buku dimana setiap lembar atau halaman
berisi gambar peragaan dan di baliknya berisi kalimat sebagai
pesan atau informasi berkaitan dengan gambar tersebut.
(5)Rubik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah mengenai
bahasa suatu masalah kesehatan atau hal-hal yang berkaitan
dengan maslah kesehatan.
(6)Poster ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan informasi
kesehatan yang biasanya ditempel di tempat-tempat umum,
ditembok atau di kendaraan umum.
(7)Foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan.
b) Media Elektronik
Media elektronik sebagai sarana untk menyampaikan
pesan-pesan atau informasi-informasi dan jenisnya berbeda-beda antara lain:
(1)Televisi, media penyampaian pesan atau informasi-informasi
kesehatan melalui media televisi dapat dalam bentuk sandiwara,
kesehatan, pidato, TV, sport, kuis atau cerdas cermat dan
sebagainya.
(2)Radio, penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan
melalui radio juga dapat berbentuk mcam-macam antara lain,
obrolan (tanya jawab), sandiwara radio,ceramah, radio spot dan
sebagainya.
(3)Video, penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan melalui
video.
(4)Slide, slide dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi-informasi kesehatan.
(5)Film stirp juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan
kesehatan.
c) Bill Board ( media papan)
Bill Board yang dipasang ditempat-tempat umum dapat dipakai dan diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi
kesehatan. Media papan disini dapat mencakup pesan-pesan yang
ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada kendaraan-kendaraan
umum ( bus dan taksi).
4. Kriteria Tingkat Pengetahuan
Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui
dan diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :
a.Baik : Hasil presentase 76%-100%
b.Cukup : Hasil presentase 56% - 75%.
Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu akan mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh pada
prilakunya. Ibu dengan pengetahuan gizi yang baik kemungkinan akan
memberikan gizi yang cukup bagi bayinya. Hal ini terlebih lagi kalau
seorang ibu tersebut memasuki masa ngidam, dimana perut rasanya tidak
mau diisi, mual dan rasa yang tidak karuan. Walaupun dalam kondisi
yang demikian jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka ia
akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan gizinya dan juga bayinya
(Kristiyanasari, 2010).
B. Status Gizi
1. Definisi Status Gizi
Gizi adalah segala sesuatu yang dikonsumsi oleh manusia yang
mengandung unsur-unsur zat gizi yaitu karbohidrat, vitamin, mineral, lemak, protein, dan air yang dipergunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan perkembangan dari organ-organ tubuh manusia (Mitayani
& Sartika, 2010).
Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan (Ellya, 2010).
Status Gizi (Nutrion Status) adalah ekspresi dari keadaan
keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture
dalam bentuk variabel tertentu (Supariasa, 2010).
Status Gizi yaitu status kesehatan yang dihasilkan dari keseimbanga
antropometri, pemeriksaan biokimia dan anamnesa riwayat gizi
(Kristiyanasari, 2010).
Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang baik
dan gizi lebih (Almatsier, 2004).
Status gizi ibu hamil umumnya ditentukan jauh sebelum ibu itu hamil,
yaitu selama masa kanak-kanak hingga dewasa. Gizi selama kehamilan
sangat penting namun banyaknya tambahan kebutuhan nutrien dapat
terpenuhi apabila ibu mempunyai cadangan nutrien yang cukup sebelum
hamil. Kebutuhan energi dan nutrien selama kehamilan lebih tinggi daripada
orang dewasa. Kebutuhan energi dapat diprediksikan dari kehilangan nutrien
selama konsepsi (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007). Status Gizi pada ibu hamil dapat dilakukan dengan cara
memeriksakan keadaan ibu hamil, untuk pemantauan status gizi ibu hamil,
dilakukan dengan pemeriksaan Ante Natal Care (ANC) rutin kepada ibu
hamil, dengan menimbang berat badan, lingkar lengan atas (LLA), serta
memeriksa kadar Haemoglobin (HB) ibu. Untuk menentukan apakah
kebutuhan zat gizi ibu hamil terpenuhi gizinya atau tidak dilakukan
pengukuran lingkar lengan atas dengan nilai normal 23,5cm dan kenaikan
berat badan ibu selama masa kehamilan lebih kurang 10-12 kg (Mitayani &
2. Penilaian Status Gizi
Penilaian Status Gizi (PSG) adalah Interprestasi dari data yang
didapatkan dengan menggunakan berbagai metode untuk mengidentifikasi
populasi atau individu yang beresiko atau dengan status gizi buruk
(Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2007).
Penilaian Status Gizi merupakan suatu interprestasi dari sebuah
pengetahuan yang berasal dari study informasi makanan (Dietary), biokimia,
antropometri, dan klinik (Proverawati & Asfuah, 2009).
a. Survey Gizi
Adalah bentuk survey cross sectional yang dilakukan pada kelompok
masyarakat yang diukur. Populasi dengan survey gizi dapat diketahui
status gizi dasarnya dan atau status gizi secara keseluruhan. Survey gizi
cross sectional memiliki kelebihan yaitu dapat mengidentifikasi dan menerangkan kelompok dalam populasi yang beresiko terhadap
malnutrisi yang kronik. Sedangkan kekurangannya yaitu kurang dapat
mengidentifikasi malnutrisi yang akut atau memberikan informasi
penyebab yang mungkin terjadi dari malnutrisi.
b. Surveilens Gizi
Yaitu monitoring yang terus menerus dari status gizi kelompok
tertentu. Tujuan dari survailans ini menurut WHO (1976) adalah
meningkatkan pengambilan keputusuan oleh pemerintah mengenai
prioritas dalam pengeluaran dana, memformulasi dari suatu prediksi
dengan dasar hasil yang diperoleh terakhir, dan juga mengevaluasi efektif
tidaknya suatu program gizi. Pada surveilans gizi, data yang diperoleh
panjang. Kelebihan surveilens gizi ini adalah dapat mengidentifikasi
penyebab yang memungkinkan terjadinya malnutris sehingga dapat
digunakan untuk membuat dan memulai intervensi pada tingkat populasi
dan subpopulasi.
c. Skrining Gizi
Untuk mengidentifikasi individu yang mengalami malnutrisi, dan
membutuhkan suatu intervensi yang dapat digunakan melalui skrining.
Dapat dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran dari seseorang
individu dengan level atau derajat tertentu yang disebut dengan cut off-
point. Skrining dapat dilakukan pada tingkat individu dan juga pada suatu sub populasi yang dianggap beresiko tinggi.
3. Metode Pengukuran Status Gizi
Adalah suatu pengukuran terhadap aspek yang dapat menjadi
indikator penilaian status gizi, kemudian dibandingkan dengan standar baku
yang ada. Menurut Kristiyanasari (2010) dalam bukunya yang berjudul “Gizi
Ibu Hamil” Sistem penilaian status gizi dibedakan menjadi 2 yaitu
pengukuran langsung (pengukuran yang langsung pada individu terkait) dan
tidak langsung (melalui hal lain selain individu tersebut).
Menurut Proverawati dan Asfuah (2009) Ada beberapa cara yang
dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil, antara lain
memantau penambahan berat badan selama hamil, mengukur LLA (Lingkar
Lengan Atas) untuk mengetahui apakah seseorang menderita KEK
(Kekurangan Energi Kronis) dan mengukur kadar Hb untuk mengetahui
kondisi ibu apakah menderita anemia gizi. Penilaian status gizi ibu hamil,
a. Penambahan Berat Badan selama hamil
Berat badan adalah indikasi utama baik atau tidaknya status gizi
ibu hamil. Oleh karena itu, sebelum proses kehamilan berlangsung,
sangat penting bagi seseorang wanita untuk mengetahui dirinya
kekurangan atau kelebihan berat badan. Ketika hamil diharapkan seorang
wanita memiliki berat badan ideal sehingga bayi yang dilahirkan dapat
menjadi bayi yang sehat (Khomsan & Sutomo, 2009).
Menurut Metayani dan Sartika (2010) kebutuhan gizi ibu hamil
akan berbeda pada tiap perkembangannya. Kehamilan memberikan
kontribusi yang sangat penting bagi proses dan output persalinan.
Peningkatan berat badan yang adekuat akan memperkecil terjadinya
resiko persalinan Small Gestational Age (SGA) atau preterm. Kebutuhan peningkatan berat badan untuk tiap-tiap wanita berbeda-beda.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya kebutuhan berat badan ditentukan
oleh tinggi badan dan berat badan, apakah wanita tersebut memiliki berat
badan normal, kurang atau lebih sebelum kehamilan. Adapun metode
yang biasa digunakan dalam menentukan kondisi berat badan dan tinggi
badan adalah body mass index (BMI). Formula ini digunakan untuk
menghitung BMI adalah:
BMI = Berat Tinggi
Dibawah ini adalah tabel peningkatan berat badan ibu selama
kehamilan menurut Proverawati dan Asfuah (2009) : BMI = Berat (kg)
Tabel 1. Kategori ambang batas IMT ibu hamil
IMT (kg/m2) Total kenaikan berat
badan yang disarankan Selama trimester 2 dan 3 Kurus
(IMT<18,5) 12,7-18,1 kg 0,5 kg/minggu
Normal (IMT
18,5-22,9) 11,3-15,9 kg 0,4 kg/minggu
Overweight
(IMT 23-29,9) 6,8-11,3 kg 0,3kg/minggu
Obesitas
(IMT>30) 0,2kg/minggu
Bayi kembar 15,9-20,4kg 0,7kg/minggu
Sumber : Proverawati dan Asfuah (2009)
Meskipun pada awal kehamilannya ibu hamil mengalami mual,
muntah dan gangguan nafsu makan, tetapi umumnya selama kehamilan
9 bulan berat badannya akan bertambah 6-12 kg (Khomsan & Sutomo,
2009).
Adanya kehamilan maka akan terjadi penambahan berat badan
yaitu sekitar 12,5 kg. Berdasarkan Huliana yang dikutip Proverawati dan
Asfuah (2009) peningkatan tersebut adalah sebanyak 15% dari sebelum
hamil. Proporsi peningkatan berat badan tersebut dapat dilihat dibawah
ini:
1)Janin 25-27%
2)Plasenta 5%
3)Cairan amnion 6%
4)Ekspansi Volume darah 10%
5)Peningkatan lemak tubuh 25-27%
6)Peningkatan cairan ekstraseluler 13%
b. Pengukuran LLA (Lingkar Lengan Atas)
Suatu cara untuk mengetahui resiko Kekurangan Energi Protein
(KEP) wanita usia subur (WUS). Pengukuran LLA tidak dapat digunakan
untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. LLA
merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi ibu hamil,
karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit
diperoleh dengan harga yang lebih murah. Pengukuran LLA pada
kelompok WUS baik ibu hamil maupun calon ibu merupakan salah satu
cara deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat
awam, untuk mengetahui kelompok beresiko KEK. KEK merupakan
keadaan dimana ibu penderita kekurangan makanan yang berlangsung
menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu. Ambang batasnya yaitu <23,5cm (Proverawati&Asfuah, 2009).
Pengukuran LLA dilakukan melalui urut-urutan yang telah ditetapkan.
Ada 7 urutan pengukurran LLA, yaitu (Supariasa et al., 2002).
1) Tetapkan posisi bahu dan siku
2) Letakkan pita antara bahu dan siku
3) Tentukan titik tengah lengan
4) Lingkarkan pita LLA pada tengah lengan
5) Pita jangan terlalu ketat
6) Pita jangan terlalu longgar
7) Cara pembacaan skala yang benar
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LLA adalah
pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri
harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan dalam keadaan
tidak tegang ataau kencang. Alat pengukur dalam keadaan baik dalam
arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya sudah
tidak rata (Supariasa et al., 2002)
c. Kadar Hemoglobin (Hb)
Parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan
prevalensi anemia. Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel
darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah
Hb/100ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa
oksigen pada darah. Penilaian status gizi dengan kadar Hb merupakan
penilaian status gizi secara biokimia. Fungsinya untuk mengetahui satu
gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan yaitu anemia gizi (Supariasa et.al, 2002).
4. Kebutuhan gizi ibu hamil
Gizi pada saat kehamilan adalah zat makanan atau menu yang
takaran semua gizinya dibutuhkan tubuh ibu hamil setiap hari dan
mengandung zat gizi yang seimbang, jumlah sesuai kebutuhan dan tidak
berlebihan (Mitayani, 2010).
a. Kebutuhan energi
Selama proses kehamilan terjadi peningkatan kebutuhan kalori
sejalan dengan adanya peningkatan laju metabolik basal dan penambahan
basal dan penambahan berat badan yang akan meningkatkan penggunaan
kalori selama aktifitas. Kebutuhan kalori kira-kira sekitar 15% dari kalori
normal. Tambahan energi yang diperlukan selama hamil
janin sendiri untuk tumbuh dan berkembang adalah 50-95Kkal/kg/hari
atau sekitar 175-350 kkal/hari pada janin dengan BB 3,5 kg (Proverawati
& Asfuah, 2009).
Distribusi penambahan BB ibu hamil dengan pertambahan berat
janin dalam kandungan pada trimester pertama yaitu pertambahan pada
jaringan ibu dan cadangan lemak, berat janin pada 10 minggu +5 gram.
Pada trimester kedua pertambahan yang pesat pada cadangan lemak ibu
dan jaringan, berat janin pada 20 minggu +350 gram. Pada trimester
ketiga terjadi penambahan terutama pada janin dan bertambahnya cairan,
berat janin 32 minggu +2 kg (Ellya, 2010).
b. Karbohidrat
Berfungsi sebagi sumber energi. Menurut Glade B.Curtis mengatakan bahwa tidak ada rekomendasi yang mengatur beberapa
sebenarnya kebutuhan ideal karbohidrat bagi ibu hamil. Namun beberapa
ahli sepakat bahwa sekitar 60% dari seluruh kalori yang dibutuhkan tubuh
adalah karbohidrat. Jadi ibu hamil membutuhkan karbohidrat sekitar
1.500 kalori (Proverawati & Asfuah, 2009)
c. Protein
Protein digunakan untuk proses pertumbuhan dan perkembangan
janin, protein memiliki peranan penting. Selama kehamilan terjadi
peningkatan protein yang signifikan yaitu 68%. Peran protein yaitu untuk
pembentukan plasenta dan cairan amnion, pertumbuhan jaringan maternal
seperti pertumbuhan mamae ibu dan jaringan uterus dan penambahan
Selama kehamilan diperlukan tambahan protein rata-rata 17
gram/hari. Pada trimester pertama diharapkan 1gr/kg berat badan protein
dapat terkonsumsi. Pada trimester kedua ibu hamil sudah mulai
mempunyai nafsu makan 1,5 g/kg berat badan protein/hari. Pada trimester
terakhir protein diperkirakan bisa mencapai 2gr/kg berat badan/hari. Yang
penting protein harus mencapai 15% dari kebutuhan seluruh energi
(Ellya, 2010).
d. Lemak
Lemak dibutuhkan tubuh terutama untuk membentuk energi dan
sistem syaraf janin. Ibu hamil dianjurkan makan makanan yang
mengandung lemak tidak lebih dari 25% dari seluruh kalori yang
dikonsumsi sehari (Proverawati & Asfuah, 2009). e. Vitamin
Vitamin membantu proses dalam tubuh. Vitamin penting untuk
pembelahan dan pembentukan sel baru. Misalnya Vitamin A untuk
meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan sel dan jaringan janin (Ellya,
2010).
f. Mineral
Mineral berperan pada pertumbuhan tulang dan gigi. Bersama
dengan protein dan vitamin, mineral membentuk sel darah dan jaringan
tubuh lain. Mineral yang sangat dibutuhkan selama kehamilan adalah
1) Kalsium
Kalsium dibutuhkan terutama pada trimester ketiga kehamilan.
Kalsium dibutuhkan untuk pertmbuhan janin sekitar 250mg/hari serta
persediaan ibu hamil sendiri agar pembentukan tulang janin tidak
mengambil persediaan kalsium ibu. Sumber kalsium dapat diperoleh
dari susu, ikan, sayuran berwarna hijau, dan kacang-kacangan (Ellya,
2010).
2) Zat besi
Pada ibu hamil sel darah merah bertambah sampai 30%. Hal ini berarti
tubuh memerlukan tambahan sebesar 700-800mg zat besi/hari. Jika
kekurangan zat besi maka kemungkinan ibu akan mengalami
perdarahan sehabis melahirkan dan memungkinan terjadinya infeksi. Sumber zat besi adalah makanan yang berasal dari hewan yaitu
daging, ayam dan telur serta kacang-kacangan, biji-bijian dan sayuran
hijau (Prasetyono, 2010).
3) Seng
Seng diperlukan untuk fungsi sistem reproduksi, pertumbuhan janin,
sistem syaraf pusat dan fungsi kekebalan tubuh. Sumber seng berasal
dari daging, makanan laut, unggas, dan padi-padian (Ellya, 2010)..
4) Asam Folat
Asam folat dibutuhkan ibu hamil untuk pembentukan sel darah merah
dan putih, mencegah anemia, dan terjadinya neural tube
defects(NTDs), seperti anensefali dan spina bifida. Sumber asam folat
Tabel 2. Kebutuhan Zat Gizi Ibu Hamil Dan Sumber Bahan Pangan
Zat Gizi Jumlah Sumber
Kalori 2.535 kkal Nasi, kentang, jagung, minyak, lemak hewani, terigu, ubi-ubian
Iodium 175 ug Nanas, ikan, stroberi, sayuran hijau Seng 20 mg Telur, jagung, daging merah, buncis,
udang, garam beryodium, telur, ikan, dan kedelai
Vitamin C 70 mg Jambu bij, jeruk, nanas, semangka, mangga, pepaya, dan sayuran hijau Asam folat 300 ug Hati ayam, sayuran hijau, asparagus,
buah segar, hati ayam, sayuran hijau Vitamin B12 2,3 mg Jamur, telur, yoghurt, ikan
Vitamin B3 10,6 mg Biji-bijian, ikan, hati, daging, kacang-kacangan
Vitamin B2 1,2 mg Sayuran, buah-buahan,
kacang-kacangan, hati, telur
Vitamin B1 1,1 mg Daging, kacang-kacangan, biji-bijian, padi-padian
Vitamin A 700 RE Hati, sayur berwarna seperti wortel, buah berwarna merah, mentega, kuning telur
Sumber Buku Pintar Menu Ibu Hamil (Khomsan & Sutomo,2009) 5. Prinsip Gizi Ibu Hamil dan Janin
Kehamilan adalah suatu keadaan yang istimewa bagi seorang wanita
sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik
yang mempengaruhi kehidupannya. Pola makan dan gaya hidup sehat dapat
membantu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim ibu.Periode
kehamilan dibedakan menjadi 3 trimester yaitu masa kehamilan trimester I
a. Trimester I
Pada awal kehamilan (Trimester I) mual dan muntah sering
dialami wanita atau disebut morning sickness. Mual dan muntah pada
awal kehamilan berhubungan dengan perubahan kadar hormonal pada
tubuh wanita hamil. Pada saat hamil terjadi kenaikan kadar hormon
Chorionic Gonadotropin (HCG) yang berasal dari plasenta. Mual dan muntah yang berlebihan pada kehamilan trimester I disebut Hiperemisis
Gravidarum. Tanda-tanda hiperemisis gravidarum adalah penurunan berat badan 2,5-5kg atau lebih, tidak dapat menelan makanan atau
minuman selama 24 jam, air kencing berwarna gelap dan mual hebat.
Pada kehamilan trimester I biasanya terjadi peningkatan berat badan yang
tidak berarti yaitu sekitar 1-2 kg. Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. WHO menganjurkan penambahan energi 10
kkal untuk trimester I.
b. Trimester II
Pada trimester kedua pertumbuhan janin berjalan lebih cepat
dibandingkat pada trimester pertama. Janin bertambah berat sekitar 10
g/hari. Oleh karena itu, kebutuhan asupan gizi juga semakin meningkat,
terutama protein sebagai pembangun utama sel. Selain protein, asupan
kalori teimester kedua juga perlu diperhatikan, kebutuhan kalorinya
sekitar 2500 kkal/hari. Energi ini digunakan untuk membentuk jaringan
baru seperti plasenta, air ketuban, meperbesar payudara dan menambah
volume darah diseluruh tubuh. Pilih karbohidrat komplek seperti beras,
ubi-ubian, roti, gandum, dan jagung. Karbohidrat sederhana seperti gula
kegemukan dan efek rasa kenyang. Akibatnya ibu hamil malas makan
dan beresiko kekurangan gizi, baik janin maupun sang ibu (Khomsan &
Sutomo, 2009).
c. Trimester III
Ketika kehamilan memasuki trimester ketiga kebutuhan gizi ibu
hamil semakin meningkat. Energi yang dibutuhkan semakin banyak
sebagai energi saat melahirkan, pertumbuhan janin, penambahan air
ketuban, plasenta, volume darah serta persiapan energi saat menyusui
nanti. Kebutuhan kalori meningkat 350 kkal pada trimester II dan III.
Pada trimester III terutama pada saat kehamilan memasuki minggu 32
berat janin sudah mencapai berat 2000 g dan tubuh yang hampir
BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Variabel Independent Variabel Dependent
Gambar 3.1 Skema Kerangka Konsep Penelitian B. Hipotesa
Pengetahuan
Ho :Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi
dengan status gizi ibu hamil trimester III di Poli Kebidanan RSUD
Kota Langsa Tahun 2014
Ha :Ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan
status gizi ibu hamil trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota
Langsa Tahun 2014 Pengetahuan Ibu Hamil
C. Definisi Operasional
N
o
Variabel
Penelitian operasional Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur
1 Independent :
Pengetahuan Pemahaman ibu tentang status gizi ibu
Kuesioner Wawancara a. Baik (76%-100%)
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan deskriptif analitik yaitu untuk melihat
hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil
trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010).
Sedangkan menurut Sugiyono (2005), populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester III
yang memeriksakan kehamilannya pada bulan Januari-Desember Tahun
2013 di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa berjumlah 673 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto,
2010). Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini
adalah concecutive sampling yaitu dengan memilih sampel yang memenuhi
kriteria penelitian sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah sampel
terpenuhi (Hidayat, 2007). Dalam penelitian ini sampel yang diambil menurut
a. Kriteria inklusi
1) Ibu hamil trimester III
2) Tidak sedang menderita penyakit kronis
3) Menyatakan bersedia menjadi responden
b. Kriteria Eksklusi
Ibu yang lupa BB sebelum hamil/trimester I
Dalam menentukan besar sampel peneliti menggunakan rumus slovin
adalah sebagai berikut :
d = Tingkat Kepercayaan / ketepatan yang diinginkan
Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel yang akan di teliti adalah :
n = N
Lokasi Penelitian dilaksanakan di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa
D. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan mulai dari tanggal 21 Desember 2013 – 03 Juli tahun 2014.
E. Etika Penelitian
Kepada ibu hamil sebagai calon responden, peneliti menjelaskan manfaat
dan tujuan serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan
terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Untuk menjaga kerahasiaan,
peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner.
Data-data yang diperoleh semata-mata digunakan demi perkembangan ilmu
pengetahuan serta tidak akan dipublikasikan pada pihak lain. Setelah responden
memahami serta menerima maksud dan tujuan penelitian, maka responden
secara sukarela menandatangani lembar persetujuan dan dilanjutkan dengan pengisian kuesioner.
F. Instrumen Penelitian 1. Kuesioner
Penelitian dilakukan dengan cara membagikan kuesioner berupa
pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban a, b, c, dan d untuk mengukur
pengetahuan ibu hamil maka skor nya adalah :
Nilai 5 untuk jawaban yang benar
Nilai 0 untuk jawaban yang salah
Jumlah pertanyaan 20 butir
Skor maksimum : 100 (Setiap jawaban yang benar dikali 5)
Skor minimum : 0
Nilai Baik : Apabila nilainya 76-100
Nilai Kurang : Apabila nilainya <56 (Arikunto, 2006)
2. Timbangan injak jarum, ketelitian 0,5 kg
3. Microtoice, ketelitian 0,1 cm
G. Uji Validitas dan Realibilitas
Dari hasil uji validitas dilakukan dengan cara content validity yang diuji
oleh ahli kebidanan didapatkan nilai validitasnya adalah 0,9 dan uji realibilitas
yang disebarkan pada 20 responden menunjukkan bahwa nilai realibilitas
Cronbach Alpha diperoleh sebesar 0,958. Hasil uji coba kuesioner dapat dilihat pada lampiran uji coba validitas dan realibilitas.
H. Prosedur Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini alat pengumpulan data dilakukan dengan
menyebarkan instrumen penelitian yang berupa kuesioner yang terdiri dari 3
bagian yaitu data demografi (Umur, pendidikan, alamat dan pekerjaan), pertanyaan tentang variabel yang diteliti (Pengetahuan tentang gizi ibu hamil)
dan Penilaian Status Gizi Ibu hamil. Pada pengambilan data responden diberi
penjelasan terlebih dahulu mengenai tujuan penelitian, penjelasan singkat
mengenai kuesioner serta diminta kesediaanya menjadi sampel penelitian
selanjutnya responden diminta untuk mengisi kuesioner yang telah disediakan
dan kuesioner dikembalikan saat itu juga.
I. Rencana Analisis Data
Data yang diperoleh melalui kuesioner dan di analisis secara otomatis
dengan program SPSS (17,0) dengan perhitungan statistik Analitik. Analisa data
dilakukan dengan dua cara yaitu analisa univariat dan analisa bivariat.
a. Analisa Univariat yaitu untuk melihat permasalahan pada setiap variabel yang
b. Analisa bivariat yaitu melihat hubungan antara variabel independen dan
dependen dengan pemakaian Uji Chi Square yang dilakukan terhadap
dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi dengan derajat
kepercayaan ( (Hastono, 2007).
Pengambilan keputusan, bila hit tabel (menggunakan tabel
dengan = 0,05) maka HO di tolak (bila p value < nilai ) artinya
menunjukkan ada hubungan antara variabel independen dan dependen, bila
hasil di peroleh bila hit maka HO gagal ditolak (bila p value > nilai
), berarti tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen, dengan derajat kepercayaan 95% ( = 0,05 (Hastono, 2007).
Aturan yang berlaku pada Chi-Square adalah sebagai berikut :
1) Bila pada 2x2, di jumpai nilai Expected (harapan) kurang dari 5, maka
yang digunakan adalah “ Fisher’s Exact Test”.
2) Bila tabel 2x2, tidak ada nilai E< 5, maka uji yang digunakan sebaiknya
“Continuity Correction ( )”.
3) Bila tabel lebih dari 2x2, misalnya 3x2,3x3 dsb, maka di gunakan uji
“Pearson Chi Square”.
4) Uji Likehood Ratio dan Linear by linear Association, biasanya digunakan
untuk keperluas lebih spesifik misalnya untuk analisis stratifikasi pada
bidang epidemiologi dan juga untuk mengetahui hubungan linier antara
dua variabel katagorik, sehingga kedua jenis ini jarang digunakan
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian
Penelitian dengan judul “Hubungan pengetahuan ibu hamil tentang gizi
dengan status gizi ibu hamil trimester III di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa
Tahun 2014”. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 21 Desember 2014 -
03 Juli 2014 di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa. Dengan jumlah responden
sebanyak 87 orang responden.Hasilnya disajikan sebagai berikut ini :
1. Analisis Univariat
a. Karakteristik Responden
Tabel 4
Distribusi Karakteristik Responden di Poli Kebidanan RSUD Kota Langsa Tahun 2014
No. Karakteristik Responden Frekuensi Persentase % 1. Umur
Berdasarkan tabel 4 dapat digambarkan bahwa mayoritas umur
responden dalam rentang yaitu 20-35 tahun sebanyak 74 orang (85,1%)
dan minoritas berumur <20 tahun sebanyak 5 orang (5,7%). Pendidikan
responden mayoritas adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 69 orang
(79,3%) dan minoritas Pegawai Swasta sebanyak 5 orang (5,7%).
b. Pengetahuan Ibu hamil Tentang Gizi
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Di RSUD Kota Langsa Tahun 2014
No. Pengetahuan Ibu Hamil
tentang Gizi Frekuensi Persentase % 1.
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat mayoritas ibu mempunyai
pengetahuan yang kurang tentang gizi sebanyak 41 orang (47,1%), dan
minoritas ibu mempunyai pengetahuan yang cukup tentang gizi sebanyak
19 orang (21,8%).
c. Status Gizi Ibu Hamil Trimester III
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Status Gizi Ibu Hamil Trimester III Di RSUD Kota Langsa Tahun 2014
No. Status Gizi Ibu Hamil
Trimester III Frekuensi Persentase % 1.
adalah overweight+obesitas sebanyak 38 orang (43,7%), dan minoritas
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Dengan Status Gizi Ibu
Hamil Trimester III di RSUD Kota Langsa Tahun 2014
Tabel 7 Distribusi frekuensi Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Dengan
Status Gizi Ibu Hamil Trimester III di RSUD Kota Langsa Tahun 2014
Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa dari 27 responden mayoritas
memiliki pengetahuan baik dan berstatus gizi normal sebanyak 16 orang
(59,3%). Dari 19 responden mayoritas memiliki pengetahuan cukup dan
berstatus gizi overweigtht+obesitas 11 orang (57,9%) dan minoritas yang
memiliki pengetahuan cukup berstatus gizi kurus sebanyak 2 orang (10,5%).
Dari 41 orang responden mayoritas memiliki pengetahuan kurang dan
berstatus gizi overweight+obesitas sebanyak 22 orang (53,7%) dan minoritas
memiliki pengetahuan kurang dan berstatus gizi normal sebanyak 7 orang
(17,1%).
Berdasarkan hasil uji chie square didapatkan P Value yaitu 0,002
(p<0,05) Ho di tolak, maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III. No.
Pengetahuan Ibu Hamil tentang Gizi
Status Gizi Ibu Hamil Trimester III
Kurus Normal Overweight+Obesitas Jumlah P.Value
B. Pembahasan
1. Pengetahuan ibu hamil tentang gizi
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat mayoritas ibu mempunyai
pengetahuan yang kurang tentang gizi sebanyak 41 orang (47,1%), dan
minoritas ibu mempunyai pengetahuan yang cukup tentang gizi sebanyak 19
orang (21,8%).
Penyebab kekurangan gizi pada ibu hamil karena konsumsi makanan
yang tidak memenuhi syarat pemenuhan gizi. Tingkat pengetahuan yang
rendah menyebabkan ibu tidak mengerti cara pemenuhan nutrisi yang
dibutuhkan ibu hamil selama kehamilannya (Depkes RI, 2003).
Hal ini sesuai dengan teori Kristyanasari (2010) yang menyatakan
bahwa pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang ibu akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan juga berpengaruh pada prilakunya. Ibu
dengan pengetahuan gizi yang baik kemungkinan akan memberikan gizi yang
cukup bagi bayinya. Hal ini terlebih lagi kalau seorang ibu tersebut memasuki
masa ngidam, dimana perut rasanya tidak mau diisi, mual dan rasa yang tidak
karuan. Walaupun dalam kondisi yang demikian jika seseorang memiliki
pengetahuan yang baik maka ia akan berupaya untuk memenuhi kebutuhan
gizinya dan juga bayinya.
Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang hubungan
konsumsi makanan dengan kesehatan tubuh. Ibu hamil dengan pengetahuan
gizi baik diharapkan dapat memilih asupan makanan yang bernilai gizi baik
dan seimbang bagi dirinya sendiri beserta janin dan keluarga, dengan
menyimpan, mengolah serta menggunakan bahan makanan yang berkualitas
untuk dikonsumsi menurut kebutuhannya (Hastuti, 1996).
Hasil penelitian ini dikuatkan dengan hasil penelitian Sri Wahyuni
(2008) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
pengetahuan dengan status gizi ibu hamil.
2. Status Gizi Ibu hamil Trimester III
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat mayoritas status gizi ibu
hamil adalah overweight+obesitas sebanyak 38 orang (43,7%), dan minoritas
ibu memiliki status gizi kurus sebanyak 20 orang (23,0%).
Status Gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang baik
dan gizi lebih (Almatsier, 2004).
Kehamilan adalah suatu keadaan istimewa bagi seorang wanita
sebagai calon ibu, karena pada masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik
yang mempengaruhi kehidupannya. Pola makan dan gaya hidup sehat dapat
membantu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim ibu. Pada
masa kehamilan trimester III penatalaksanaan gizi pada ibu hamil bertujuan
mencapai status gizi ibu sehingga ibu menjalani kehamilan dengan aman,
melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental (Murti, 2003).
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi status gizi ibu hamil,
diantaranya adalah kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan, status
ekonomi, pengetahuan, status kesehatan, aktifitas, suhu lingkungan, berat
badan dan umur (Ellya, 2010).
Menurut Mitayani dan Sartika (2010) kebutuhan gizi ibu hamil akan
yang sangat penting bagi proses dan output persalinan. Peningkatan berat
badan yang adekuat akan memperkecil terjadinya resiko persalinan Small
Gestational Age (SGA) atau preterm. Kebutuhan peningkatan berat badan untuk tiap-tiap wanita berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi
besarnya kebutuhan berat badan ditentukan oleh tinggi badan dan berat
badan, apakah wanita tersebut memiliki berat badan normal, kurang atau
lebih sebelum kehamilan. Adapun metode yang biasa digunakan dalam
menentukan kondisi berat badan dan tinggi badan adalah body mass index
(BMI). Formula yang digunakan untuk menghitung BMI adalah : BMI =
Berat/Tinggi2.
Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Anastasia (2013) yang
menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik
(67,5) dan sebagian besar ibu hamil memiliki status gizi baik yaitu (62,5%). Maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil
dengan status gizi.
3. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Gizi Dengan Status Gizi Ibu
Hamil Trimester III di RSUD Kota Langsa Tahun 2014
Berdasarkan hasil uji chie square didapatkan P Value yaitu 0,002
(p<0,05) Ho di tolak, maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III.
Menurut Paryanto (1997), salah satu faktor yang mempengaruhi
status gizi ibu hamil adalah pengetahuan gizi, kurangnya pengetahuan dan
salah persepsi tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan juga dapat
mempengaruhi status gizi seseorang. Selain itu lebih muda umur ibu hamil
yang dilakukan maka semakin banyak pula asupan gizi yang diperlukan.
Berat badan lebih atau kurang dari berat badan rata-rata untuk umur tertentu
juga merupakan faktor yang menentukan jumlah zat makanan yang harus
dicukupi selama hamil. Suhu lingkungan yang baik untuk ibu hamil yaitu
36,5ºC-37ºC (Francin, 2005), lebih besar perbedaan suhu tubuh dan
lingkungan berarti lebih besar pula masukan energi yang diperlukan.
Hasil ini juga sesuai dengan penelitian Retnaningsih (2010) yang
menunjukkan bahwa responden mempunyai pengetahuan baik sebanyak 34
orang (61,8%), sebagian besar responden mempunyai status gizi dalam
kelompok tidak KEK yaitu ukuran lila lebih 23,5 cm sebanyak 29 orang
(52,7%). Maka dapat disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan ibu
hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil.
Hasil ini juga didukung oleh penelitian Asriah (2006) yang
menunjukkan bahwa dari 20 orang ibu hamil yang berstatus gizi kurang paling banyak terdapat pada ibu yang berpengetahuan rendah (63,2%)
sehingga dapat dilihat presentase ibu dengan gizi kurang paling sedikit pada
ibu yang berpengetahuan tinggi (32%). Maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan pengetahuan dengan status gizi ibu hamil.
Menurut asumsi peneliti terdapat hubungan antara pengetahuan ibu
tentang gizi dengan status gizi ibu hamil dikarenakan pengetahuan akan
mempengaruhi prilaku ibu. Ibu dengan pengetahuan gizi baik diharapkan
akan memberikan gizi yang baik untuk menjaga kesehatan bayinya. Namun
jika dilihat dari data yang telah diolah maka dari 24 responden yang
memiliki pengetahuan baik hanya 9 orang (37,5%) yang memiliki status gizi
pandangan wanita terhadap makanan, status ekonomi, status kesehatan,
aktifitas, suhu lingkungan, berat badan dan umur sehingga akan sangat
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah disajikan pada bab sebelumnya maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan pengetahuan ibu hamil tentang gizi dapat disimpulkan bahwa
mayoritas ibu mempunyai pengetahuan yang kurang tentang gizi sebanyak 41
orang (47,1%), dan minoritas ibu mempunyai pengetahuan yang cukup
tentang gizi sebanyak 19 orang (21,8%).
2. Berdasarkan status gizi ibu hamil dapat dilihat mayoritas status gizi ibu hamil
adalah overweight+obesitas sebanyak 38 orang (43,7%), dan minoritas ibu
memiliki status gizi kurus sebanyak 20 orang (23,0%).
3. Berdasarkan hasil uji chi square dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
pengetahuan ibu hamil tentang gizi dengan status gizi ibu hamil trimester III
dengan P Value 0,002 (p<0,05).
B. Saran
1. Bagi peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan peneliti tentang gizi seimbang pada ibu hamil dan status gizi
yang baik bagi ibu hamil.
2. Bagi praktek kebidanan
Diharapkan petugas kesehatan dalam memberikan pendidikan
kesehatan tentang gizi kepada ibu hamil khususnya dan Wanita Usia Subur
kejadian status gizi yang buruk pada ibu hamil dengan melakukan
penyuluhan oleh tenaga kesehatan dan penyebaran leaflet.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan kepada peneliti selanjutnya yang mungkin berminat
melakukan dan mengembangkan penelitian ini untuk melakukan penelitian
dengan lebih banyak sampel dan mengembangkan variabel penelitian lebih
luas, pembahasan materinya dan menggunakan metode dan teknik sampling