Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 1 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG PROSES PERSALINAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU MENGHADAPI PERSALINAN DI DESA TARAI BANGUN WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBANG TAHUN 2015
Elvira Harmia
Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau, Indonesia
ABSTRACT
Prolonged labor is one causes of the high maternal mortality rate in indonesia. One factor that contributed to the prolonged labor, among others is the level of anxiety and psychological women who were unprepared for facing labour. This study aims to correlation knowledge third trimester pregnant process of labor with anxiety level of women facing labour in the village tarai bangun working area community health centers tambang 2015. Anxiety is a term that is very familiar with everyday life describe the state of worry, anxiety, fear, not peaceful with various physical complaints. This type of research is analytic with cross sectional approach. This research was conducted in the village of tarai bangun working area community health centers tambang date 01 until juli 12, 2015. The population is the entire third trimester pregnant women at term tarai bangun working area community health centers tambang in totaling 172 people. The sample was 120 people by using simple random sampling technique. Instrument research knowledge is a questionnaire with 25 questions while the anxiety level measuring devices using the hamilton rating scale for anxiety (HRS-A) with the interview method. The analysis used is the analysis of univariate and bivariat. Based on the results of the research showed that there is a correlation knowledge third trimester pregnant process of labor with anxiety level of women facing labour. Expected to midwives and other health workers can develop countermeasures and reduce anxiety third trimester pregnant women.
Bibliography : (2005-2014)
Keywords : Knowledge , Anxiety, childbirth
PENDAHULUAN
Persalinan lama merupakan salah satu penyebab tingginya Angka kematian ibu di Indonesia. Beberapa faktor yang berkontribusi terjadinya persalinan lama antara lain power
atau kekuatan ibu saat melahirkan
tidak efektif, bayi yang terlalu besar, ketidaksesuaian ukuran panggul dengan kepala bayi, kecemasan dan psikologis ibu yang tidak siap menghadapi persalinan (Depkes, 2008).
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 2 yang dialami seseorang ketika
dihadapkan pada pengalaman yang sulit dalam kehidupan. Kehamilan dapat merupakan sumber stressor
kecemasan, terutama pada seorang ibu hamil yang sedang labil jiwanya (Dalami, 2009).
Kecemasan disebabkan oleh penyakit fisik atau keabnormalan perubahan fisik dikarenakan konflik emosional yaitu kecemasan. Efek dari kecemasan dalam persalinan dapat mengakibatkan kadar katekolamin yang berlebihan pada Kala 1 menyebabkan turunnya aliran darah ke rahim, turunnya kontraksi rahim, turunnya aliran darah ke plasenta, turunnya oksigen yang tersedia untuk janin serta dapat meningkatkan lamanya persalinan Kala 1 (Sondakh, 2013).
Pada fase persalinan juga terjadi peningkatan kecemasan, dengan makin meningkatnya kecemasan akan makin meningkatkan intensitas nyeri. Fenomena hubungan antara cemas dan nyeri, serta sebaliknya merupakan hubungan yang berkolerasi positif, yang menurut menurut Grantly Dick Reed (1933) seorang pelopor persalinan alamiah. Penyebab nyeri persalinan adalah
suatu fear-tension pain syndrome,
yaitu sensasi yang timbul akibat kontraksi otot rahim bagian bawah, yang dipersepsi ibu bersalin sebagai nyeri. Menurut beliau, nyeri yang timbul disebabkan oleh ketegangan mental akibat rasa takut (Sondakh, 2013).
Kehamilan trimester III sering kali
disebut periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu
merasa tidak sabar menunggu
kelahiran bayinya. Namun, tidak
jarang juga ada ibu yang mengalami
kecemasan menjelang persalinan. Pertanyaan dan bayangan apakah
dapat melahirkan normal, cara
mengejan, apakah akan terjadi
sesuatu saat melahirkan, atau apakah
bayi lahir selamat, akan semakin
sering muncul dalam benak ibu hamil.
Rasa nyeri pada waktu persalinan sudah sejak dahulu menjadi pokok pembicaraan para wanita (Dewi, 2011).
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 3 (Sulistyawati, 2009). Hal senada juga
diungkap bahwa pada usia kandungan
tujuh bulan ke atas, tingkat
kecemasan ibu hamil semakin akut
dan intensif seiring dengan
mendekatnya kelahiran bayi. Rasa takut menjelang persalinan menduduki peringkat teratas yang paling sering dialami ibu selama hamil (Hani, 2011).
Kebanyakan wanita memasuki masa persalinan dalam perasaan takut, terutama bagi ibu primigravida yang baru pertama kali berkenalan dengan sarana rumah sakit, karena merasa tidak tenang, asing dan rindu dengan suasana rumah yang memberikan kenyamanan dan ketenangan. Perasaan takut dan cemas dalam menghadapi persalinan tidak saja terdapat pada wanita yang baru hamil, tetapi juga wanita hamil yang sebelumnya sudah pernah melahirkan (Rachman, 2008).
Kekhawatiran dan kecemasan pada saat memasuki persalinan apabila tidak ditangani dengan serius akan membawa dampak dan pengaruh terhadap fisik dan psikis, baik pada ibu maupun janin. Ibu yang mengalami kecemasan atau stres, akan berpengaruh pada lamanya
persalinan, his kurang baik, dan pembukaan yang kurang lancar. Menurut Pitchard dkk, perasaan takut dan cemas merupakan faktor utama yang menyebabkan rasa sakit dalam persalinan dan berpengaruh terhadap kontraksi rahim dan dilatasi serviks sehingga persalinannya lama (Sondakh, 2013).
Pengetahuan ibu hamil yang kurang tentang proses persalinan merupakan salah satu penyebab kecemasan yang terjadi pada ibu hamil, sehingga pengetahuan ibu hamil tentang proses persalinan sangat penting untuk dikaji dalam mempersiapkan ibu hamil menghadapi persalinannya. Berdasarkan penelitian diketahui bahwa perilaku seorang ibu hamil didasari oleh ketidaktahuan tentang proses persalinan. Pada primigravida
tidak ada bayangan mengenai apa yang akan terjadi saat bersalin sehingga ibu merasa ketakutan karena sering mendengar cerita tentang pengalaman saat melahirkan dan ini mempengaruhi ibu berfikiran tentang proses persalinan yang menakutkan (Amalia, 2009).
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 4 mengatasi masalah tersebut. Bidan
harus dapat mengenali gejala kecemasan dan mengurangi kecemasan ibu hamil dengan memberikan penjelasan mengenai proses persalinan dan efek kecemasan pada ibu dan janinnya. Karena, apabila pengetahuan ibu baik tentang proses persalinan maka kecemasan ibu akan berkurang dan akan lebih percaya diri menghadapi persalinan (Nuryanto, 2009).
Berdasarkan survey awal pada ibu hamil trimester III aterm di Desa Tarai Bangun dengan membagikan kuesioner pada 20 ibu hamil dengan pertanyaan tentang proses persalinan serta melakukan wawancara untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu menghadapi persalinan, didapat hasil bahwa ibu hamil trimester III aterm berpengetahuan kurang (40%) dan mengalami tingkat kecemasan sedang (35%).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian adalah seluruh ibu hamil trimester III aterm di Desa Tarai Bangun Wilayah Kerja Puskesmas Tambang yang berjumlah 172 orang. Sampel pada penelitian ini yaitu sebagian
ibu hamil trimester III aterm yang berada di Desa Tarai Bangun Wilayah Kerja Puskesmas Tambang Tahun 2015 yang berjumlah 120 orang dengan menggunakan teknik simple random sampling. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tarai Bangun Wilayah Kerja Puskesmas Tambang pada tanggal 01 s/d 12 Juli 2015. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan bivariat.
HASIL
A. Analisa Univariat
Berdasarkan analisa univariat dapat diketahui bahwa dari 120 ibu hamil trimester III di Desa Tarai Bangun wilayah kerja Puskesmas Tambang, sebagian besar memiliki pengetahuan cukup yaitu 64 responden (53,33%). Sebagian besar mengalami tingkat kecemasan ringan yaitu 48 responden (40%).
B. Analisa Bivariat
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 5 Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat
bahwa dari 15 responden ibu hamil trimester III dengan pengetahuan yang baik tentang proses persalinan cenderung tidak mengalami kecemasan dalam menghadapi persalinan yaitu 10 responden (66,66%), selanjutnya dari 64 responden ibu hamil trimester III dengan pengetahuan yang cukup tentang proses persalinan cenderung mengalami tingkat kecemasan ringan dalam menghadapi persalinan yaitu 29 responden (45,31%), dan dari 41 responden ibu hamil trimester III dengan pengetahuan kurang tentang proses persalinan cenderung mengalami tingkat kecemasan sedang dalam menghadapi persalinan yaitu 15 responden (36,58%).
Berdasarkan uji statistik diperoleh bahwa X2 = 13.971 dengan p value = 0,00 dengan demikian berarti p value < α (0,05) atau 0,00 < 0,05 sehingga Ho ditolak, artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
ibu hamil trimester III tentang proses persalinan dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi persalinan.
PEMBAHASAN
Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Trimester III Tentang Proses Persalinan Dengan Tingkat Kecemasan Ibu menghadapi persalinan
Adanya hubungan pengetahuan ibu hamil trimester III tentang proses persalinan dengan tingkat kecemasan ibu menghadapi persalinan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu : faktor umur, pendidikan, jumlah anak dan pekerjaan.
Menurut Wahid iqbal (2007), Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan aspek fisik dan psikologis (mental). Apabila umur bertambah maka akan lebih banyak informasi dan pengalaman yang didapat. Hal ini bisa mengurangi kecemasan ibu menghadapi persalinan karena pengetahuan ibu hamil tentang proses persalinan yang baik.
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 6 dan peningkatan kematangan
intelektual seseorang. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka akan semakin berkualitas pengetahuan intelektualnya sehingga lebih cenderung memperhatikan kesehatan diri dan keluarganya (Depkes, 2008). Hal senada juga diungkapkan oleh Purwatmoko (2011), semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin besar peluang untuk mencari pengobatan ke pelayanan kesehatan. Bagi primigravida kehamilan yang dialaminya merupakan pengalaman pertama, ketidaktahuan menjadi faktor penunjang terjadinya kecemasan sehingga pada trimester III ibu hamil akan merasakan semakin cemas karena semakin dekat dengan proses persalinan (kartono,2010). Bagi multigravida, kecemasan berhubungan dengan pengalaman masa lalu yang pernah dialaminya (Kartono, 2010). Dan menurut Amalia, 2009 ibu primigravida tidak ada bayangan mengenai apa yang akan terjadi saat bersalin sehingga ibu merasa ketakutan karena sering mendengar cerita tentang pengalaman saat melahirkan dan ini mempengaruhi ibu berfikiran tentang proses persalinan yang menakutkan.
Selain itu, pekerjaan ibu hamil tidak hanya menunjukkan tingkat sosial ekonomi, melainkan juga menunjukkan ada tidaknya interaksi ibu hamil dalam masyarakat luas dan keaktifan pada organisasi tertentu, dengan asumsi ibu yang bekerja akan memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dan lebih cepat untuk menerima informasi daripada ibu yang tidak bekerja.
Memperoleh informasi adalah suatu hal yang dapat diperoleh untuk mengubah perilaku ibu dalam menghadapi kecemasan menghadapi proses persalinan. Dengan kata lain, semakin banyak informasi yang diperoleh maka semakin tinggi pula pengetahuan ibu hamil trimester III sehingga dapat mengurangi rasa cemas ibu dalam menghadapi proses persalinan (Agnita, 2009).
KESIMPULAN
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 7 DAFTAR PUSTAKA
Agnita. 2009. Stress Dalam
Kehamilan Berpengaruh
Buruk. http://health.detik.com. Di akses tanggal 01 maret 2015
Amalia. 2009. Adaptasi Psikologi Ibu
Hamil. http://www.sehat.com
Diakses tanggal 27 Maret 2015
Andriana. E. 2007. Melahirkan Tanpa
Rasa Sakit. Pt Bhuana. Pt
Bhuana Ilmu Populer. Jakarta Astria, Yonne. 2011. Hubungan
Karakteristik Ibu Hamil
Trimester III Dengan
Kecemasan Dalam
Menghadapi Persalinan Di
Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan RSUP Fatmawati.
Astuti, Ratna. 2005. Faktor-Faktor
Penyebab Kecemasan
Primigravida Di Puskesmas
Tanjung Sari Sumedang.
Jurnal Fakultas Keperawatan UNPAD
Dalami Ermawati. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan
Masalah Psikososial. Trans
Info Media: Jakarta
Dewi. L. N. 2011. Asuhan Kehamilan
Untuk Kebidanan. Salemba
Medika: Jakarta
Depkes RI. 2010. Indonesia Sehat 2010: Jakarta
Hani Ummi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan
Fisiologis. Salemba Medika:
Jakarta
Hidayat , A. Azis Alimun. 2009.
Metode Penelitian
Keperawatam dan Teknik
Analisis Data. Salemba
Medika: Jakarta
Kartono. 2010. Adaptasi Psikologis
Ibu Hamil.
http://www.sehat.com Diakses tanggal 2 Mei 2015
Ni Luh Putu Sekardiani. 2013.
Hubungan Antara
Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Proses Persalinan Dengan Tingkat Kecemasan Menghadapi Persalinan Di
Wilayah Puskesmas
Kerambitan II Tabanan Bali
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.
Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta
Nuryanto. 2009. Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan
Kecemasan Ibu Hamil
Menghadapi Kelahiran Anak Pertama Pada Masa Triwulan
Ketiga: Jurnal STIKES
Payung Negeri
Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Pt. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Purwatmoko. 2011. Hubungan
Karakteristik Dengan
Kecemasan Ibu Menghadapi
Persalinan: Jurnal STIKES
Hangtuah
Rohani. 2012. Asuhan Kebidanan
Pada Masa Persalinan.
Salemba Medika: Jakarta Sondakh J.S. 2013. Asuhan
Kebidanan Persalinan dan
Bayi baru Lahir. Erlangga:
Jakarta
Sulistyawati Ari. 2010. Asuhan
Kebidanan Pada Masa
Kehamilan. Salemba Medika:
Jakarta
Wahid iqbal. 2007. Asuhan
Kebidanan. Pt Bhuana Ilmu