• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Karakteristik Individu, Gaya Kepemimpinan Pemimpin Redaksi dan Kompensasi Terhadap Kinerja Wartawan PT. Harian Batam Pos di Batam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Karakteristik Individu, Gaya Kepemimpinan Pemimpin Redaksi dan Kompensasi Terhadap Kinerja Wartawan PT. Harian Batam Pos di Batam"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU, GAYA KEPEMIMPINAN PEMIMPIN REDAKSI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA

WARTAWAN PADA PT. HARIAN BATAM POS DI BATAM

TESIS

OLEH :

WILLY JAYA ANDRIAN NAINGGOLAN NIM:097019008/IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU, GAYA KEPEMIMPINAN PEMIMPIN REDAKSI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA

WARTAWAN PADA PT. HARIAN BATAM POS DI BATAM

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

OLEH :

WILLY JAYA ANDRIAN NAINGGOLAN NIM:097019008/IM

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU, GAYA KEPEMIMPINAN PEMIMPIN REDAKSI DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA WARTAWAN PADA PT. HARIAN BATAM POS DI BATAM

Nama Mahasiswa : Willy Jaya Andrian Nainggolan Nomor Pokok : 097019008

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisis Pembimbing:

(Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, M.Si ) (Dr. Yeni Absah, S.E, M.Si) Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur Sekolah Pascasarjana

(Prof. Dr. Paham Ginting, MS) (Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 18 Agustus 2011

__________________________________________________________________

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, M.Si Anggota : 1. Dr. Yeni Absah, S.E, M.Si

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini yang berjudul : ” Pengaruh Karakteristik Individu, Gaya Kepemimpinan Pemimpin Redaksi dan Kompensasi Terhadap Kinerja Wartawan PT. Harian Batam Pos di Batam.” adalah benar hasil karya saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya tesis ini belum pernah dipublikasikan oleh siapapun, juga sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 18 Agustus 2011 Yang Membuat Pernyataan

(6)

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur diucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan karuniaNya peneliti dapat menyusun dan menyelesaikan penelitian tesis ini, peneliti menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan penelitian tesis ini masih banyak kekurangan baik dari segi bahasa, cara penulisan dan analisis semuanya masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu peneliti masih mengharapkan masukan ataupun kritikan dari semua pihak yang membaca tesis ini agar tesis ini lebih baik.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, judul penelitian dalam tesis ini adalah “Pengaruh Karakteristik Individu, Gaya Kepemimpinan Pemimpin Redaksi dan Kompensasi Terhadap Kinerja Wartawan PT. Harian Batam Pos di Batam.”.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini peneliti menerima banyak masukan dari banyak pihak yang membantu serta membimbing peneliti untuk menyelesaikan tesis ini atas dasar itu peneliti menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM), Sp.A(K), selaku rektor Universitas Sumatera Utara.

(7)

3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, MS, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, SE, MBA, selaku Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Univesitas Sumatera Utara.

5. Ibu Prof. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, selaku pembimbing utama dan Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si, selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu serta memberikan arahan dan bimbingan yang sangat berarti bagi penelti untuk menyelesaikan tesis ini.

6. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, M.S, ibu Dr. Prihatin Lumbanraja, SE, M.Si, dan ibu Dr. Sitti Raha Agoes Salim, SE, M.Sc, selaku anggota komisi pembanding yang telah meluangkan waktu dan memberikan kritikan dan masukan serta pengarahan untuk kesempurnaan tesis ini.

7. Bapak dan Ibu staf pengajar Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan banyak ilmu dan wawasan yang sangat bermanfaat bagi peneliti.

8. Bapak dan Ibu pegawai administratif Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Univesitas Sumatera Utara yang membantu dan melayani peneliti khususnya mengenai administrasi.

(8)

10. Bapak dan Ibu wartawan PT. Harian Batam Pos di Batam yang telah bersedia memberikan bantuan dengan mengisi kuesioner yang berhubungan dengan tesis ini. 11. Seluruh Mahasiswa Angkatan XVII program studi Magister Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara yang tetap memberikan semangat. 12. Khusus kepada Ibunda Maya br. Lumban Tungkup dan kakanda Victor A.T.

Nainggolan S.Si.T yang saya cintai yang memberikan kasih sayang, doa dan semangat bagi peneliti.

13. Seluruh pihak yang terkait yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu dalam penulisan tesis ini.

Semoga Tuhan yang memberikan rahmat dan karuniaNya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan moral maupun materil kepada Peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini.

Medan, 18 Agustus 2011 Peneliti,

(9)

RIWAYAT HIDUP

Willy Jaya Andrian Nainggolan, lahir pada tanggal 10 Agustus 1984 di Tebing Tinggi, dari pasangan Bapak Mariun Nainggolan (Alm) dan Ibu Maya br. Lumban Tungkup.

(10)

ABSTRAK

Willy Jaya Andrian Nainggolan, 2011, Pengaruh Karakteristik Individu, Gaya Kepemimpinan Pemimpin Redaksi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Wartawan Pada PT. Harian Batam Pos Di Batam, dibawah bimbingan Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si (ketua), Dr. Yeni Absah, SE, M.Si (anggota).

Persaingan dalam industri media cetak semakin meningkat karena media cetak terbitan lokal tidak hanya bersaing dengan sesama media cetak lokal ataupun media nasional melainkan kini harus bersaing dengan media online. Itu sebabnya, persaingan ketat dalam industri media menuntut banyak perubahan dalam kinerja wartawan. Dalam hal ini PT. Harian Batam Pos membutuhkan wartawan yang memiliki kinerja yang maksimal sebab kinerja merupakan faktor yang paling penting dalam setiap organisasi. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Bagaimana pengaruh karakteristik individu, gaya kepemimpinan pemimpin redaksi dan kompensasi terhadap kinerja wartawan PT. Harian Batam Pos di Batam?”. Hipotesis dalam penelitian ini adalah karakteristik individu, gaya kepemimpinan pemimpin redaksi dan kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja wartawan pada PT. Harian Batam Pos di Batam. Penelitian dilakukan di PT. Harian Batam Pos. Jenis penelitian diskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode sensus dimana seluruh populasi yang berjumlah 34 orang dijadikan sampel dalam penelitian. Pengujian hipotesis dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan menggunakan taraf kepercayaan sebesar 95 persen.

Hasil uji regresi hipotesis menggunakan software SPSS 19 diperoleh nilai koefisien determinasi Fhitung (11,932) lebih besar dari Ftabel (1,765), dan sig. (0,000) lebih kecil dari alpha 5  (0,05). Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak variabel bebas (karakteristik individu, gaya kepemimpinan dan kompensasi) berpengaruh signifikan terhadap kinerja wartawan pada PT. Harian Batam Pos. Secara parsial masing-masing variabel berpengaruh signifikan terhadap kinerja wartawan. Variabel kompensasi merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja wartawan artinya variabel kompensasi lebih berperan dalam menentukan kinerja wartawan pada PT. Harian Batam Pos. Nilai koefisien determinasi sebesar 0.544 hal ini menunjukkan bahwa 54,4% variabel bebas (karakteristik individu, gaya kepemimpinan dan kompensasi) dapat menjelasakan terhadap variabel terikat (kinerja wartawan) pada PT. Harian Batam Pos, sedangkan 45,6% adalah merupakan pengaruh dari variabel bebas lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian.

(11)

ABSTRACT

Willy Jaya Andrian Nainggolan, 2011, The Effect Of Individual Characteristic, Editor Leader’s Leadership Style And Compensation To The Journalists’s Performance At PT. Harian Batam Pos In Batam, under the guidance of Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M. Si (chairman), Dr. Yeni Absah, SE, M. Si (members).

Competition in newspapers industry is increasing due to the local newspaper publications are not only competing with other local newspaper or the national newspaper but now must compete with online media. That is why, fierce competition in the media industry requires many changes in the journalists’s performance. In this case PT. Harian Batam Pos requires journalists to have maximum performance because the performance is the most important factor in any organization.

Formulation of the problem in this study is how the influence of individual characteristics, leadership style and compensation to the performance of journalists PT. Harian Batam Pos, Batam. The research objective was to determine and analyze the influence of individual characteristics, leadership style and compensation to the performance of journalists. The theory used in this study is the theory of individual characteristics, leadership style theory, the theory of compensation and performance theory. The study was conducted at PT. Harian Batam Pos. This type of quantitative descriptive study using census method in which the entire population of 34 people sampled in the study. The nature of the research is the explanation (explanatory). Testing hypotheses using multiple linear regression analysis using the confidence level of 95 percent.

Regression hypothesis test using SPSS 19’s sotware obtained a result by the coefficient of determination (0.000) is Fhitung (11.932) is greater than Ftabel (1.765), and sig. alpha (0.05). smaller than 5 Thus, the results showed that simultaneous independent variables (individual characteristics, leadership style and compensation) significantly influence the performance of journalists in the PT. Harian Batam Pos. Partially each variable significantly influence the performance of journalists. Variable compensation is the most dominant factor that affects the performance of the variable compensation means that journalists larger role in determining the performance of reporters at the PT. Harian Batam Pos. Coefficient of determination for 0544 showing that 54.4% of independent variables (individual characteristics, leadership style and compensation) can identifies the dependent variable (the performance of journalists) at PT. Harian Batam Pos, while 45.6% is the influence of other independent variables are not explained by a model study.

(12)

DAFTAR ISI

1.4. Manfaat Penelitian ... 13

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Penelitian Terdahulu ... 15

2.2. Landasan Teori... 18

2.2.1. Teori Tentang Kinerja ... 18

2.2.1.1. Pengertian Kinerja ... 18

2.2.1.2. Indikator Kinerja... 21

2.2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja ... 22

2.2.1.4. Penilaian Kinerja ... 24

2.2.1.5. Tujuan penilaian Kinerja ... 26

2.2.2. Teori tentang karakteristik individu ... 29

2.2.2.1. Pengertian Karakteristik Individu... 29

2.2.2.2 Faktor-faktor karakteristik individu... 29

2.2.3. Teori tentang Gaya Kepemimpinan... 32

2.2.3.1. Pengertian Gaya Kepemimpinan ... 32

2.2.3.2. Jenis-jenis gaya kepemimpinan ... 36

2.2.4. Teori Tentang Kompensasi... 39

2.2.4.1. Pengertian kompensasi ... 39

2.2.4.2 Tujuan diadakannya pemberian kompensasi ... 40

2.2.4.3 Jenis-jenis kompensasi ... 42

2.2.4.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi kompensasi... 44

2.2.4.5 Sistem Kompensasi ... 49

2.3. Kerangka Konseptual... 51

(13)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sifat penelitian ... 56

3.1.1. Jenis Penelitian ... 56

3.1.2. Sifat Penelitian... 56

3.2. Lokasi dan waktu penelitian ... 56

3.3. Populasi dan sampel... 57

3.4. Teknik pengumpulan data...57

3.5. Jenis dan sumber data ...58

3.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel...58

3.6.1. Identifikasi variabel hipotesis ...58

3.6.2. Definisi operasional variabel ...59

3.7. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ...61

3.7.1. Uji Validitas...61

3.7.1.1. Pengujian Validitas Instrumen Karakteristik Individu...62

3.7.1.2.Pengujian Validitas Instrumen Gaya Kepemimpinan Pemimpin Redaksi...63

3.7.1.3. Pengujian Validitas Instrumen Kompensasi ...64

3.7.1.4. Pengujian Validitas Instrumen Kinerja Wartawan...66

3.7.2. Uji Reliabilitas...67

3.8. Model Analisis Data ...68

3.8.1. Analisis Deskriptif ...68

3.8.2. Analisis Regresi Linier Berganda ...69

3.8.2.1. Uji F...70

3.8.2.2. Uji t ...70

3.9. Uji asumsi klasik...71

3.9.1. Uji normalitas ...71

3.9.2. Uji multikolenieritas ...72

3.9.3. Uji heteroskedastisitas ...72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 74

4.1.1. Sejarah singkat dan struktur organisasi PT. Harian Batam Pos ... 74

4.1.2. Karakteristik responden... 82

4.1.2.1. Karakteristik responden berdasarkan usia... 82

4.1.2.2. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin... 83

(14)

4.1.2.4.Karakteristik responden berdasarkan

status pernikahan... 85

4.1.2.5.Karakteristik responden berdasarkan jenjang pendidikan ... 86

4.1.2.6. Karakteristik responden berdasarkan gaji ...87

4.1.3. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Penelitian (Penjelasan Responden Atas Variabel Penelitian) ...88

4.1.3.1. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Karakteristik individu ... 88

4.1.3.2. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Gaya Kepemimpinan pemimpin redaksi ... 90

4.1.3.3. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Kompensasi ... 91

4.1.3.4. Analisis Statistik Deskriptif Variabel Kinerja Wartawan... 93

4.1.4. Pengujian Asumsi Klasik... 94

4.1.4.1. Uji Normalitas... 94

4.1.4.2. Uji Multikolenieritas ... 95

4.1.4.3. Uji Heteroskedastisitas...97

4.1.5. Analisis Regresi Linier Berganda... 98

4.1.5.1. Hasil Persamaan Regresi... 98

4.1.5.2. Analisis Koefisien Determinasi... 99

4.1.5.3. Pengujian Hipotesis... 100

4.1.5.3.1. Pengujian Hipotesis Secara Serempak (Uji F)... 101

4.1.5.3.2. Uji Parsial (Uji t)...102

4.2. Pembahasan ... 104

4.2.1. Pembahasan Analisis Statistik Deskriptif Variabel Karakteristik individu... 104

4.2.2. Pembahasan Analisis Statistik Deskriptif Variabel Gaya Kepemimpinan Pemimpin Redaksi... 105

4.2.3. Pembahasan Analisis Statistik Deskriptif Variabel Kompensasi ... 106

4.2.4. Pembahasan Analisis Statistik Deskriptif Variabel Kinerja ... 107

4.2.5. Pembahasan Pengaruh Karakteristik Individu Terhadap Kinerja Wartawan ... 108

4.2.6. Pembahasan Pengaruh Gaya Kepemimpinan Pemimpin Redaksi Terhadap Kinerja Wartawan... 111

(15)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 118

5.2. Saran... 118

DAFTAR PUSTAKA... 122

(16)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1.1. Target dan Realisasi Berita ... 7

1.2. Perbedaan Karakteristik Individu Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... 9

1.3. Perbedaan Karakteristik Individu Berdasarkan masa kerja ...10

2.1 Perbedaan dan Persamaan Penelitian ...17

3.1. Operasionalisasi Variabel Penelitian...60

3.2. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Karakteristik Individu ...62

3.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Gaya Kepemimpinan Pemimpin Redaksi...63

4.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan ...85

4.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan...86

4.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Gaji ...87

4.7. Distribusi Jawaban Responden atas Variabel Karakteristik Individu ...88

4.8 Distribusi Jawaban Responden atas Variabel Gaya Kepemimpinan Pemimpin Redaksi...90

4.9. Distribusi Jawaban Responden atas Variabel Kompensasi...91

4.10. Distribusi Jawaban Responden atas Variabel Kinerja Wartawan ...93

4.11. Hasil Uji Multikolinieritas ...96

4.12. Hasil Koefisien Regresi ...98

4.13. Koefisien Determinasi (R2) ...100

4.14. Hasil Pengujian Hipotesis Secara Serempak ( Uji F )...102

(17)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2 .1. Kerangka Konseptual ...54

4.1. Struktur Organisasi PT Harian Batam Pos...76

4.2. Hasil Uji Normalitas (Histogram)...94

4.3. Hasil Uji Normalitas (P-P Plot) ...95

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman 1...Kuesion

er ...125

2. Tabulasi Data Responden...132

3. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel ...136

(19)

ABSTRAK

Willy Jaya Andrian Nainggolan, 2011, Pengaruh Karakteristik Individu, Gaya Kepemimpinan Pemimpin Redaksi Dan Kompensasi Terhadap Kinerja Wartawan Pada PT. Harian Batam Pos Di Batam, dibawah bimbingan Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si (ketua), Dr. Yeni Absah, SE, M.Si (anggota).

Persaingan dalam industri media cetak semakin meningkat karena media cetak terbitan lokal tidak hanya bersaing dengan sesama media cetak lokal ataupun media nasional melainkan kini harus bersaing dengan media online. Itu sebabnya, persaingan ketat dalam industri media menuntut banyak perubahan dalam kinerja wartawan. Dalam hal ini PT. Harian Batam Pos membutuhkan wartawan yang memiliki kinerja yang maksimal sebab kinerja merupakan faktor yang paling penting dalam setiap organisasi. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: ”Bagaimana pengaruh karakteristik individu, gaya kepemimpinan pemimpin redaksi dan kompensasi terhadap kinerja wartawan PT. Harian Batam Pos di Batam?”. Hipotesis dalam penelitian ini adalah karakteristik individu, gaya kepemimpinan pemimpin redaksi dan kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja wartawan pada PT. Harian Batam Pos di Batam. Penelitian dilakukan di PT. Harian Batam Pos. Jenis penelitian diskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode sensus dimana seluruh populasi yang berjumlah 34 orang dijadikan sampel dalam penelitian. Pengujian hipotesis dengan menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan menggunakan taraf kepercayaan sebesar 95 persen.

Hasil uji regresi hipotesis menggunakan software SPSS 19 diperoleh nilai koefisien determinasi Fhitung (11,932) lebih besar dari Ftabel (1,765), dan sig. (0,000) lebih kecil dari alpha 5  (0,05). Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak variabel bebas (karakteristik individu, gaya kepemimpinan dan kompensasi) berpengaruh signifikan terhadap kinerja wartawan pada PT. Harian Batam Pos. Secara parsial masing-masing variabel berpengaruh signifikan terhadap kinerja wartawan. Variabel kompensasi merupakan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap kinerja wartawan artinya variabel kompensasi lebih berperan dalam menentukan kinerja wartawan pada PT. Harian Batam Pos. Nilai koefisien determinasi sebesar 0.544 hal ini menunjukkan bahwa 54,4% variabel bebas (karakteristik individu, gaya kepemimpinan dan kompensasi) dapat menjelasakan terhadap variabel terikat (kinerja wartawan) pada PT. Harian Batam Pos, sedangkan 45,6% adalah merupakan pengaruh dari variabel bebas lain yang tidak dijelaskan oleh model penelitian.

(20)

ABSTRACT

Willy Jaya Andrian Nainggolan, 2011, The Effect Of Individual Characteristic, Editor Leader’s Leadership Style And Compensation To The Journalists’s Performance At PT. Harian Batam Pos In Batam, under the guidance of Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M. Si (chairman), Dr. Yeni Absah, SE, M. Si (members).

Competition in newspapers industry is increasing due to the local newspaper publications are not only competing with other local newspaper or the national newspaper but now must compete with online media. That is why, fierce competition in the media industry requires many changes in the journalists’s performance. In this case PT. Harian Batam Pos requires journalists to have maximum performance because the performance is the most important factor in any organization.

Formulation of the problem in this study is how the influence of individual characteristics, leadership style and compensation to the performance of journalists PT. Harian Batam Pos, Batam. The research objective was to determine and analyze the influence of individual characteristics, leadership style and compensation to the performance of journalists. The theory used in this study is the theory of individual characteristics, leadership style theory, the theory of compensation and performance theory. The study was conducted at PT. Harian Batam Pos. This type of quantitative descriptive study using census method in which the entire population of 34 people sampled in the study. The nature of the research is the explanation (explanatory). Testing hypotheses using multiple linear regression analysis using the confidence level of 95 percent.

Regression hypothesis test using SPSS 19’s sotware obtained a result by the coefficient of determination (0.000) is Fhitung (11.932) is greater than Ftabel (1.765), and sig. alpha (0.05). smaller than 5 Thus, the results showed that simultaneous independent variables (individual characteristics, leadership style and compensation) significantly influence the performance of journalists in the PT. Harian Batam Pos. Partially each variable significantly influence the performance of journalists. Variable compensation is the most dominant factor that affects the performance of the variable compensation means that journalists larger role in determining the performance of reporters at the PT. Harian Batam Pos. Coefficient of determination for 0544 showing that 54.4% of independent variables (individual characteristics, leadership style and compensation) can identifies the dependent variable (the performance of journalists) at PT. Harian Batam Pos, while 45.6% is the influence of other independent variables are not explained by a model study.

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Kinerja pada dasarnya adalah aktivitas yang dilakukan atau tidak dilakukan

karyawan. Kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi seberapa banyak karyawan

tersebut memberi kontribusi kepada organisasi.

Hasil kontribusi karyawan merupakan hasil nyata yang memiliki standar

kualitas maupun kuantitas. Menurut Rivai (2006) kinerja adalah perilaku nyata yang

ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai

dengan perannya dalam perusahaan.

Lawler dan Poter (As’ad, 2003) lebih tegas lagi menyatakan bahwa kinerja

adalah “successful role achievement” yang diperoleh dari perbuatan-perbuatannya.

Dari batasan tersebut disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang

menurut ukuran yang berlaku pada pekerjaan yang bersangkutan. Kelompok dan

individu-individu melalui pemahaman dan penjelasan kinerja dalam suatu kerangka

kerja atas tujuan-tujuan terencana, standar dan persyaratan-persyaratan atribut atau

kompetensi yang disetujui bersama. Manajemen kinerja bersifat menyeluruh dan

menjamah setiap elemen, unsur atau input yang harus didayagunakan oleh organisasi

untuk meningkatkan kinerja organisasi. Meningkatnya kinerja perorangan (individual

performance) maka kemungkinan besar juga akan meningkatkan kinerja perusahaan

(22)

Mathis dan Jackson (2002), perbaikan kinerja baik untuk individu maupun kelompok

menjadi pusat perhatian dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi.

Sumber daya yang terpenting dalam organisasi adalah sumber daya manusia,

orang-orang yang memberikan tenaga, bakat, kreativitas, dan usaha karyawan

tersebut kepada organisasi agar suatu organisasi dapat tetap eksistensinya. Setiap

manusia memiliki karakteristik individu yang berbeda antara satu dengan yang

lainnya. Berikut ini beberapa pendapat mengenai karakteristik individu. Rivai (2006)

menyatakan bahwa “Karakteristik individu adalah ciri-ciri khusus, sifat-sifat

kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang dimiliki seseorang yang membedakannya

dengan orang lain”.

Maslow dalam Gibson, dkk (2000), menggambarkan karakteristik individu

yang didefinisikan sebagai orang yang beraktualisasi diri mengenai: Kemampuan

mempersepsi orang dan kejadian-kejadian dengan akurat, kemampuan melepaskan

diri sendiri dari kekalutan kehidupan, orientasi masalah tugas, kemampuan untuk

memperoleh kepuasan pribadi dari pengembangan pribadi dalam melakukan suatu hal

yang berharga, kapasitas untuk mencintai dan mengalami kehidupan dengan cara

yang sangat mendalam, ketertarikan pada tujuan apa yang karyawan sedang kerjakan,

kreativitas yang tinggi dalam bekerja.

Variabel ditingkat individu meliputi karakteristik biografis, kemampuan,

kepribadian dan pembelajaran. Sedang karakteristik biografis meliputi: usia, jenis

kelamin, status perkawinan, banyaknya tanggungan dan masa kerja dengan suatu

(23)

intelektual dan fisik, karakteristik pribadi meliputi kepribadian. Dari uraian di atas,

terlihat bahwa setiap karyawan sebagai individu memiliki karakteristik yang berbeda.

Perbedaan ini menggambarkan bahwa karakteristik individu tidak sama antara

seorang karyawan dengan karyawan yang lainnya (Robbin 2008).

Karakteristik individu bukanlah satu-satunya faktor yang berpengaruh

terhadap jalannya suatu organisasi. Selain karakteristik individu, gaya kepemimpinan

juga merupakan faktor yang penting dalam suatu organisasi. Kepemimpinan

merupakan bidang yang sangat luas dan memainkan peran yang sangat penting dalam

bidang pemasaran, pendidikan, industri, organisasi sosial bahkan dalam kehidupan

sehari hari. Masyarakat memiliki dua kelompok yang berbeda peranan sosialnya,

yaitu yang memimpin sebagai golongan kecil yang terpilih dan kelompok yang

dipimpin adalah orang kebanyakan. Tanpa adanya seorang pemimpin maka tujuan

organisasi yang dibuat tidak akan ada artinya karena tidak ada orang yang bertindak

sebagai penyatu terhadap berbagai kepentingan yang ada.

Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk

mempengaruhi orang lain agar bekerja sama untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan

sebagai kemampuan untuk mempengaruhi melalui komunikasi suatu kegiatan orang

lain, baik secara individu atau secara kelompok dalam pencapaian tujuan yang berarti.

Kepemimpinan bukanlah sekedar bakat atau sesuatu yang hanya dapat diperoleh

sebagai faktor keturunan atau bawaan, tetapi dapat dimiliki oleh setiap orang melalui

proses belajar artinya kepemimpinan itu dapat dipelajari. (Handoko (2001),

(24)

Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk

mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan

bahwa gaya kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering

diterapkan oleh seorang pemimpin. Gaya kepemimpinan yang paling tepat digunakan

oleh seorang pimpinan adalah suatu gaya yang dapat memaksimumkan kinerja dari

para karyawannya. Untuk menentukan gaya yang paling efektif dalam memimpin

para karyawan dalam suatu organisasi perlu mempertimbangkan kekuatan yang ada

dalam tiga unsur, yaitu pemimpin, bawahan, dan situasi secara menyeluruh. (Rivai,

2006).

Berdasarkan pengertian tentang kepemimpinan di atas dapat ditarik

kesimpulan bahwa kepemimpinan erat kaitannya dengan kemampuan seseorang

untuk memprakarsai tindakan anggota kelompok dalam upaya memecahkan masalah

kelompok atau mencapai tujuan kelompok. Mengingat kepemimpinan bukan

merupakan sifat bawaan atau turunan, maka setiap orang mempunyai peluang untuk

dapat melaksanakan fungsi kepemimpinan. Fungsi kepemimpinan dapat dilakukan

setiap orang, namun orang yang memiliki hak dan wewenang untuk menjalankan

tugas kepemimpinan disebut pimpinan.

Hubungan pemimpin dengan anggota berkaitan dengan derajat kualitas emosi

dari hubungan tersebut, yang mencakup tingkat keakraban dan penerimaan anggota

terhadap pemimpinnya. Semakin yakin dan percaya anggota kepada pemimpinnya,

semakin efektif kelompok dalam mencapai tujuannya. Dalam hubungan pemimpin

(25)

dipadukan dengan tujuan kelompok, motivasi anggota dipertahankan tinggi,

kematangan anggota dalam pengambilan keputusan dan adanya tekad yang kuat

dalam mencapai tujuan (Mangkuprawira dan Vitalaya, 2007).

Kompensasi juga merupakan faktor yang sama pentingnya dengan

karakteristik individu dan gaya kepemimpinan dalam suatau organisai. Kompensasi

adalah semua bentuk reward (penghargaan) atau imbalan yang diberikan oleh

perusahaan untuk penggantian atas kinerja karyawan. Menurut Mondy (2008),

“Kompensasi adalah total seluruh imbalan yang diterima karyawan sebagai pengganti

jasa karyawan tersebut”. Menurut Dessler (2007), “Kompensasi karyawan adalah

semua bentuk pembayaran atau hadiah yang diberikan kepada karyawan dan muncul

dari pekerjaan karyawan tersebut”.

Menurut Mathis dan Jackson (2002) kinerja karyawan adalah yang

mempengaruhi seberapa banyak karyawan tersebut memberikan kontribusi kepada

organisasi antara lain termasuk : Kuantitas kerja; Standar ini dilakukan dengan cara

membandingkan antara besarnya volume kerja yang seharusnya (standar kerja

normal) dengan kemampuan sebenarnya, kualitas kerja; standar ini lebih menekankan

pada mutu kerja yang dihasilkan dibanding volume kerja, pemanfaatan waktu; yaitu

penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijaksanaan perusahaan, tingkat

kehadiran; asumsi yang digunakan dalam standar ini adalah jika kehadiran karyawan

dibawah standar kerja yang ditetapkan maka karyawan tersebut tidak akan mampu

memberikan kontribusi yang optimal bagi organisasi, kerjasama; keterlibatan seluruh

(26)

bagian yang diawasi. Kerjasama antara karyawan dapat ditingkatkan apabila

pimpinan mampu memotivasi karyawan tersebut dengan baik.

Persaingan dalam industri media cetak semakin meningkat karena media cetak

terbitan lokal tidak hanya bersaing dengan sesama media cetak lokal ataupun media

nasional melainkan kini harus bersaing dengan media online yang semakin banyak

bermunculan yang dapat menyajikan berita dengan cepat. Itu sebabnya, persaingan

ketat dalam industri media menuntut banyak perubahan dalam kinerja wartawan.

Permintaan akan kecepatan dan kualitas informasi yang bagus membutuhkan

kepekaan wartawan dalam menggali informasi dan menyajikan fakta yang berguna

bagi masyarakat.

Wartawan harus mampu mendapatkan berita yang sebanyak-banyaknya dan

melengkapi semua unsur-unsur beritanya selengkap mungkin sesuai dengan

keinginan publik dan harus mampu menyajikan data yang akurat, berdasarkan fakta

di lapangan, dilengkapi jalan ceritanya sehingga pembaca merasa puas. Semakin

banyak yang tertarik, terlibat atau merasakan dampak dari suatu peristiwa berarti nilai

beritanya semakin tinggi.

Wartawan pada hakekatnya harus mengembangkan sikap kritis, peka dan

memiliki rasa ingin tahu yang besar pada setiap persoalan dan peristiwa agar tidak

ada berita yang terlewatkan. Karena itu untuk mencapai tujuan yang diharapkan

perusahaan media membutuhkan wartawan yang memiliki kinerja yang tinggi.

PT. Harian Batam Pos dalam memperhatikan perkembangan kinerja

(27)

Sasaran yang menjadi objek penilaian kinerja adalah kecakapan dan kemampuan

wartawan dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau tugas yang dievaluasi dengan

menggunakan tolak ukur tertentu secara objektif dan dilakukan secara berkala.

Kinerja wartawan PT. Harian Batam Pos yang dilihat dalam hal ini adalah

kemampuan dari wartawan PT. Harian Batam Pos dalam mencapai target berita yang

telah ditentukan oleh PT. Harian Batam Pos.

PT. Harian Batam Pos sebagai koran nasional pertama dan terbesar yang ada

di Batam, juga tidak terlepas dari masalah kinerja, hal ini ditandai dengan tidak

tercapainya target berita yang ditetapkan oleh redaksi PT. Harian Batam Pos pada

tahun 2010. Berdasarkan survei awal di PT. Harian Batam Pos, untuk dapat

mengetahui kinerja wartawan PT. Harian Batam Pos dapat dilihat dari target dan

realisasi berita yang dihasilkan seperti pada Tabel 1.1:

Tabel 1.1

Target dan Realisasi Berita yang dihasilkan Wartawan PT. Harian Batam Pos Tahun 2010

Sumber : PT Harian Batam Pos (diolah)

Bulan Target Berita Realisasi Berita Persentase (%) Pencapaian

Januari 4216 3842 91,12

Februari 3808 3542 93,00

Maret 4216 3939 93,43

April 4080 3855 94,48

(28)

Tabel 1.1 menunjukkan rata-rata realisasi berita yang dihasilkan wartawan

PT. Harian Batam Pos kota Batam selama periode Januari-Desember 2010 sebesar

93,39%. Hal ini berarti kinerja wartawan PT. Harian Batam Pos belum sesuai dengan

yang diharapkan perusahaan, karena realisasi berita yang dihasilkan wartawan PT.

Harian Batam Pos kota Batam periode bulan Januari-Desember 2010 mengalami

kenaikan dan penurunan setiap bulannya dan tidak mencapai target yang telah

ditetapkan.

Target berita yang tidak tercapai menjadi masalah karena dengan tidak

tercapainya target berita yang ditetapkan oleh redaksi maka semakin sedikit pula

pilihan berita yang akan ditampilkan di koran, sebab dari semua berita yang

didapatkan oleh wartawan PT. Harian Batam Pos tidak semuanya dijadikan berita

yang ditampilkan di koran. Berita-berita yang memenuhi standar kelengkapan

informasi serta memenuhi standar kualitas PT. Harian Batam Pos sajalah yang akan

ditampilkan. PT. Harian Batam Pos oleh karenanya mengharapkan realisasi berita

yang dihasilkan wartawan melebihi target berita atau sesuai dengan target berita yang

telah ditetapkan.

Fenomena kinerja wartawan PT. Harian Batam Pos yang berkaitan dengan

karakteristik individu adalah wartawan PT. Harian Batam Pos memiliki karakteristik

individu yang berbeda-beda sehingga masing-masing wartawan PT. Harian Batam

Pos memiliki tujuan dan kepentingan yang berbeda pada saat bekerja di PT. Harian

Batam Pos. Fenomena perbedaan karakteristik individu pada tiap-tiap wartawan PT.

(29)

pra-survei. Dari pra- survey yang dilakukan oleh peneliti diketahui bahwa pada saat

bekerja beberapa wartawan PT. Harian Batam Pos kurang memiliki rasa tanggung

jawab terhadap pekerjaannya, kurang memiliki sikap percaya diri, dan memiliki

ketergantungan pada rekan kerja dalam melakukan pekerjaannya, serta adanya

wartawan PT. Harian Batam Pos menunda-nunda dalam menyelesaikan suatu

pekerjaan. Tindakan dari beberapa wartawan PT. Harian Batam Pos ini

mengakibatkan realisasi pencapaian target berita hanya sebesar 93,39% dari yang

seharusnya 100%. Hal ini tentunya akan sangat berpengaruh dalam menyelesaikan

pekerjaan dan tugas yang telah diberikan kepada masing-masing wartawan PT.

Harian Batam Pos yang dapat dilihat dari tidak tercapainya target berita yang telah

ditetapkan oleh PT. Harian Batam Pos Dalam penelitian ini ada tiga faktor pembentuk

karakteristik individu yang mempengaruhi kinerja wartawan PT. Harian Batam Pos,

yaitu: keahlian, pendidikan dan masa kerja.

Adapun perbedaan karakteristik individu berdasarkan jenjang pendidikan

wartawan PT. Harian Batam Pos dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Perbedaan Karakteristik Individu Berdasarkan Jenjang Pendidikan No Pendidikan Terakkhir Jumlah (orang) %

1 SMA 1 2,94

2 S-1 Jurnalistik 18 52,94

3 S-1 Non Jurnalistik 15 44,12

Total 34 100

(30)

Dari tabel 1.2 terlihat bahwa wartawan PT. Harian Batam Pos memiliki

karakteristik individu yang berbeda berdasarkan jenjang pendidikan. Perbedaan

jenjang dan latar belakang pendidikan ini juga mengindikasikan adanya perbedaan

keahlian diantara para wartawan PT. Harian Batam Pos. Perbedaan keahlian ini

terjadi dikarenakan wartawan PT. Harian Batam Pos yang berasal dari latar belakang

jurnalistik mendapatkan keahlian ketika wartawan PT. Harian Batam Pos menjalani

pendidikan jurnalistik. Contoh keahlian yang didapatkan oleh wartawan PT. Harian

Batam Pos semasa menjalani pendidikan jurnalistik adalah keahlian berkomunikasi

dan keahlian penulisan berita.

Adapun perbedaan karakteristik individu berdasarkan masa kerja yang

mempengaruhi kinerja wartawan PT. Harian Batam Pos dapat dilihat pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3.

Perbedaan Karakteristik Individu Berdasarkan Masa Kerja

No Masa Kerja Jumlah

(orang)

%

1 <5 Tahun 12 35,29

2 ≥5 Tahun 22 64,71

Total 34 100

Sumber: Hasil pengolahan (2011)

Dari Tabel 1.3 terlihat adanya perbedaan karakteristik individu pada tiap

wartawan PT. Harian Batam Pos berdasarkan masa kerja. Adanya perbedaan

(31)

PT. Harian Batam Pos, sebab dari masa kerja yang banyak, maka diindikasikan

seorang wartawan PT. Harian Batam Pos akan memiliki pengalaman yang banyak

yang mampu membantu dalam melakukan pekerjaan sehari-hari dan meningkatkan

kinerjanya.

Fenomena kinerja wartawan PT. Harian Batam Pos yang berkaitan dengan

gaya kepemimpinan pemimpin redaksi dapat dilihat dari tidak tercapainya target

tersebut adalah karena kurangnya pengawasan oleh pemimpin redaksi PT. Harian

Batam Pos. Kurangnya pengawasan oleh pemimpin redaksi dikarenakan pemimpin

redaksi yang ada sekarang merangkap jabatan sebagai pemimpin umum.

Pemimpin redaksi diharuskan menangani bagian-bagian lain di PT. Harian

Batam Pos akibat dari perangkapan jabatan tersebut. Selain menangani bagian

redaksi, pemimpin redaksi PT. Harian Batam Pos juga menangani bagian pemasaran

dan keuangan. Inilah hal yang menyebabkan tidak fokusnya pemimpin redaksi PT.

Harian Batam Pos terhadap bagian redaksi. Kondisi di atas adalah fakta yang

ditemukan didalam perjalanan iklim kinerja yang ada di PT. Harian Batam Pos pada

tahun 2010.

Fenomena kinerja wartawan PT. Harian Batam Pos yang berkaitan dengan

kompensasi yaitu pada tahun 2010 kinerja wartawan PT. Harian Batam Pos yang

dilihat dari realisasi target berita yang diinginkan oleh pemimpin redaksi PT. Harian

Batam Pos belumlah tercapai, padahal PT. Harian Batam Pos telah memotivasi para

wartawannya dengan beberapa bentuk kompensasi untuk meningkatkan kinerja

(32)

Harian Batam Pos kepada wartawan PT. Harian Batam Pos adalah sebagai berikut:

gaji, bonus atau insentif, tunjangan hari raya, tunjangan prestasi, asuransi, fasilitas

kesehatan, promosi jabatan, fasilitas penunjang kerja. Dengan kompensasi yang telah

diberikan oleh PT. Harian Batam Pos, para wartawan PT. Harian Batam Pos

diharapkan mampu mencapai target yang telah ditetapkan oleh PT. Harian Batam

Pos.

Dari hasil pra survey yang dilakukan ternyata ada kompensasi non finansial

yang diharapkan oleh para wartawan PT. Harian Batam Pos. Kompensasi

nonfinansial yang dimaksudkan yaitu adanya kesempatan untuk meliput berita-berita

yang bergengsi yang sedang ramai dibicarakan sehingga ada kemungkinan berita

tersebut dijadikan headline, bukan hanya meliput berita-berita biasa yang nantinya

hanya mendapatkan kolom kecil di halaman koran bagian belakang.

Sebab dengan dijadikannya berita seorang wartawan PT. Harian Batam Pos

menjadi headline maka itu menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi wartawan PT.

Harian Batam Pos tersebut. Kompensasi seperti inilah yang menyebabkan tidak

tercapainya target berita yang telah ditetapkan oleh perusahaan kepada wartawan PT.

Harian Batam Pos.

Seluruh permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya merupakan

hal-hal yang mempengaruhi kinerja wartawan PT. Harian Batam Pos. Jika

permasalahan-permasalahan tersebut diabaikan begitu saja maka akan memberikan

(33)

mencapai tujuan yang telah ditetapkan pada PT. Harian Batam Pos untuk masa yang

akan datang.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang telah dikemukakan, maka perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana pengaruh karakteristik individu,

gaya kepemimpinan pemimpin redaksi, dan kompensasi terhadap kinerja wartawan

pada PT. Harian Batam Pos di Batam tahun 2010?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini untuk menganalisis dan mengidentifikasi

pengaruh karakteristik individu, gaya kepemimpinan pemimpin redaksi, dan

kompensasi terhadap kinerja wartawan pada PT Harian Batam Pos di Batam tahun

2010.

1.4. Manfaat Penelitian a. Bagi Perusahaan

Untuk memberi saran dan sumbangan pemikiran kepada perusahaan (pemilik

media) sebagai bahan pertimbangan dan tambahan dalam memahami pentingnya

karakteristik individu, gaya kepemimpinan redaksi dan kompensasi terhadap

kinerja wartawan yang ada di media tersebut.

(34)

Untuk menambah dan memperkaya khasanah keilmuan lembaga akademis dalam

penelitian tentang studi kasus dan dapat dijadikan rujukan serta dikembangkan

lebih lanjut.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan teori-teori

yang peneliti dapatkan baik dari bangku kuliah maupun di luar bangku kuliah dan

memperdalam pengetahuan serta menambah wawasan di bidang sumber daya

manusia, khususnya menyangkut karakteristik individu, gaya kepemimpinan,

kompensasi dan kinerja wartawan.

d. Bagi Peneliti lain

Penelitian ini sebagai referensi yang dapat menjadi bahan penelitian lanjutan atau

sebagai bahan perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan

datang, khususnya penelitian terhadap variabel lain yang tidak diteliti dalam

(35)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Penelitian Terdahulu

Dewi Novianty Siregar (2005), melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh

Tingkat pendidikan, Masa Kerja Dan Gaji Terhadap Kinerja Wartawan Pada PT

Harian Waspada Di Medan”. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa variabel

yang paling dominan mempengaruhi kinerja wartawan PT Harian Waspada di Medan

yaitu variabel masa kerja (X2). Sementara variabel tingkat pendidikan (X1) dan gaji

(X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja wartawan (Y). Persamaan

penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah variabel terikat (Y) yang

dipakai adalah kinerja wartawan. Perbedaan dari penelitian Dewi Novianty Siregar

dengan penelitian yang peneliti teliti ada pada variabel bebasnya, variabel bebas yang

diteliti oleh Dewi Novianty Siregar yaitu tingkat pendidikan (X1), masa kerja (X2)

dan gaji (X3) sedangkan variabel bebas yang peneliti teliti yaitu karakteristik

individu (X1), gaya kepemimpinan pemimpin redaksi (X2) dan kompensasi (X3).

Perbedaan lainnya terletak pada lokasi penelitian, Dewi Novianty Siregar melakukan

penelitian di Harian Waspada Medan, sedangkan peneliti melakukan penelitian di

Harian Batam Pos Batam.

Virgorina Suzana Ndoen dan Ellen Ruth Pantouw (2001), melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Kompensasi Keuangan dan Non

(36)

penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pemberian kompensasi khususnya non

keuangan berpengaruh positif terhadap prestasi kerja wartawan walaupun tidak besar.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti teliti adalah variabel

terikat (Y) yang dipakai adalah kinerja/prestasi kerja wartawan. Persamaan lainnya,

Virgorina Suzana Ndoen dan Ellen Ruth Pantouw dan peneliti menetapkan

kompensasi (X1) sebagai variabel bebas yang diteliti. Perbedaan yang ada terletak

pada variabel bebas lain yang peneliti teliti yaitu karakteristik individu (X1) dan gaya

kepemimpinan pemimpin redaksi (X2), sedangkan Virgorina Suzana Ndoen dan Ellen

Ruth Pantouw hanya menetapkan kompensasi sebagai variabel bebas. Perbedaan

lainnya terletak pada lokasi penelitian, Virgorina Suzana Ndoen dan Ellen Ruth

Pantouw melakukan penelitian di Harian Jawa Pos, sedangkan peneliti melakukan

penelitian di Harian Batam Pos Batam.

Untuk lebih jelasnya perbedaan dan persamaan para peneliti dapat dilihat dari

Tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1

Perbedaan dan Persamaan Penelitian NO PERBEDAAN PENELITIAN

(37)

Waspada Di Medan

Kerja Wartawan Harian Jawa Pos di Surabaya

Harian Jawa Pos Harian Batam Pos

3 Variabel Bebas Tingkat pendidikan, masa

Kinerja Prestasi Kerja Kinerja

5 Teknik

Sumber: Siregar (2010), Ndoen dan Pantouw (2001), Nainggolan (2011)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Teori Tentang Kinerja 2.2.1.1. Pengertian kinerja

Keberhasilan suatu organisasi dipengaruhi oleh kinerja (job performance)

karyawan, untuk itu setiap perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan kinerja

karyawannya dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Budaya

organisasi yang tumbuh dan terpelihara dengan baik akan mampu memacu organisasi

ke arah perkembangan yang lebih baik. Disisi lain, kemampuan pemimpin dalam

menggerakkan dan memberdayakan karyawan akan mempengaruhi kinerja. Istilah

(38)

prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Prestasi kerja pada umumnya

dipengaruhi oleh kecakapan, keterampilan, pengalaman dan kesungguhan kerja dari

tenaga kerja yang bersangkutan.

Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance). Sebagaimana

dikemukakan oleh Mangkunegara (2007) bahwa istilah kinerja dari kata job

performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang

dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan kepadanya. Lebih lanjut Mangkunegara (2007) menyatakan bahwa pada

umumnya kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja

organisasi. Nawawi (2004) menyatakan bahwa, “Kinerja adalah hasil pelaksanaan

suatu pekerjaan, baik bersifat fisik/material maupun non fisik/non material”. Menurut

Simanjuntak (2005), “Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas

tertentu. Simanjuntak juga mengartikan kinerja individu sebagai tingkat pencapaian

atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus

dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu”. Foster dan Seeker (2001) menyatakan

bahwa, “Kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku

untuk pekerjaan yang bersangkutan”.

Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas maupun

kuantitas berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja

(39)

Ada beberapa pendekatan yang dilakukan dalam menilai prestasi kerja (As’ad,

2003) yaitu :

a. Subjectitive Procedures

Prosedur ini meliputi penilaian ataupun pertimbangan-pertimbangan terhadap

kecakapan kerja yang dilakukan oleh : superior (atasan), sub ordinates

(bawahannya), peers (kelompok kerja), rekan-rekan sekerja, outside observer (para

observer dari luar) dan self (diri sendiri).

Prosedur sangat bergantung pada opini manusia, maka prosedur memiliki

kesalahan-kesalahan disebabkan oleh manusia (human error), yaitu :

1. Tipe Liniency, terjadi kalau penilai cenderung memberikan nilai yang tinggi

kepada bawahannya.

2. Tipe Strictness, terjadi kalau penilai cenderung memberikan nilail yang rendah

kepada bawahannya.

3. Tipe Central Tendency, terjadi apabila orang yang dinilai enggan memberikan

nilai yang tinggi kepada bawahannya.

4. Halo Effect Error, adalah kesalahan kesan umum dari si penilai karena pengaruh

pengalaman sebelumnya.

5. Personal Bias, adalah bentuk kesalahan karena adanya prasangka-prasangka, baik

kearah positif maupun kearah negatif.

b. Direct Measures

Metode ini tidak seperti metode terdahulu dimana evaluator diminta

(40)

Ada dua (2) tipe untuk evaluasi ini yaitu :

1. Berhubungan dengan produksi, yaitu menyangkut unit-unit yang diproduksi

dan kualitas produk.

2. Berhubungan dengan personal information (informasi individu), yaitu

meliputi absensi, ketepatan datang, keluhan-keluhan dari karyawan, waktu

yang dipergunakan untuk mempelajari pekerjaan dan sebagainya.

c. Proficiency Testing

Merupakan pendekatan lain dalam mengevaluasi kecakapan karyawan. Dalam

hal ini karyawan yang di tes diminta untuk memerankan pekerjaan seperti keadaan

yang sesungguhnya.

2.2.1.2. Indikator kinerja

Ukuran secara kualitatif dan kuantitatif yang menunjukkan tingkatan

pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan adalah merupakan sesuatu

yang dapat dihitung serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau melihat bahwa

kinerja setiap hari dalam perusahaan dan perseorangan terus mengalami peningkatan

sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Menurut Mathis dan Jackson (2002) kinerja karyawan adalah yang

mempengaruhi seberapa banyak karyawan tersebut memberikan kontribusi kepada

organisasi antara lain termasuk :

(41)

Standar ini dilakukan dengan cara membandingkan antara besarnya volume kerja

yang seharusnya (standar kerja normal) dengan kemampuan sebenarnya.

2. Kualitas Kerja

Standar ini lebih menekankan pada mutu kerja yang dihasilkan dibanding volume

kerja.

3. Pemanfaatan waktu

Yaitu penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijaksanaan

perusahaan.

4. Tingkat Kehadiran

Asumsi yang digunakan dalam standar ini adalah jika kehadiran karyawan

dibawah standar kerja yang ditetapkan maka karyawan tersebut tidak akan

mampu memberikan kontribusi yang optimal bagi organisasi.

5. Kerjasama

Keterlibatan seluruh karyawan dalam mencapai target yang ditetapkan akan

mempengaruhi keberhasilan bagian yang diawasi. Kerjasama antara karyawan

dapat ditingkatkan apabila pimpinan mampu memotivasi karyawan dengan baik.

Adapun indikator kinerja karyawan menurut Guritno dan Waridin (2005)

adalah sebagai berikut :

1. Mampu meningkatkan target pekerjaan

2. Mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu

3. Mampu menciptakan inovasi dalam menyelesaikan pekerjaan

(42)

5. Mampu meminimalkan kesalahan pekerjaan

Berdasarkan keseluruhan definisi diatas dapat dilihat bahwa kinerja karyawan

merupakan output dari penggabungan faktor-faktor yang penting yakni kemampuan

dan minat, penerimaan seorang pekerja atas penjelasan delegasi tugas dan peran serta

tingkat motivasi seorang pekerja. Semakin tinggi faktor-faktor diatas, maka semakin

besarlah kinerja karyawan yang bersangkutan.

2.2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Menurut Simanjuntak (2005) kinerja dipengaruhi oleh:

1. Kualitas dan kemapuan pegawai. Yaitu hal – hal yang berhubungan dengan

pendidikan/pelatihan, etos kerja, motivasi kerja, sikap mental dan kondisi fisik

pegawai.

2. Sarana pendukung, yaitu hal yang berhubungan dengan lingkungan kerja

(keselamatan kerja, kesehatan kerja, sarana produksi, teknologi) dan hal–hal yang

berhubungan dengan kesejahteraan pegawai (upah/gaji, jaminan sosial, keamanan

kerja).

3. Supra sarana, yaitu hal – hal yang berhubungan dengan kebijaksanaan pemerintah

dan hubungan industrial manajemen.

Menurut Sedarmayanti (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja,

antara lain: 1) Sikap dan mental (motivasi kerja, disiplin kerja, dan etika kerja), 2)

Pendidikan, 3) Ketrampilan, 4) Manajemen kepemimpinan, 5) Tingkat penghasilan,

(43)

Teknologi, dan 11) Kesempatan berprestasi. Menurut Mathis dan Jackson (2002)

dalam pembahasan mengenai permasalahan kinerja karyawan maka tidak terlepas

dari berbagai macam faktor yang menyertainya diantaranya :

a. Faktor kemampuan (ability)

Secara psikologis kemampuan (ability) karyawan terdiri dari kemampuan

potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge dan skill) artinya karyawan yang

memiliki IQ diatas rata-rata (110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk

jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari maka akan lebih

mudah mencapai kinerja diharapkan. Oleh karena itu karyawan perlu ditempatkan

pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.

b. Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang karyawan dalam menghadapi

situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri

karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan kerja.

Menurut Sedarmayanti (2007), instrumen pengukuran kinerja merupakan alat

yang dipakai dalam mengukur kinerja individu seorang karyawan yang meliputi,

yaitu:

1. Prestasi Kerja, hasil kerja karyawan dalam menjalankan tugas, baik secara kualitas

(44)

2. Keahlian, tingkat kemampuan teknis yang dimiliki oleh karyawan dalam

menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya. Keahlian ini bisa dalam bentuk

kerjasama, komunikasi, insentif, dan lain-lain.

3. Perilaku, sikap dan tingkah laku karyawan yang melekat pada dirinya dan dibawa

dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Pengertian perilaku disini juga mencakup

kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin.

4. Kepemimpinan, merupakan aspek kemampuan manajerial dan seni dalam

memberikan pengaruh kepada orang lain untuk mengkoordinasikan pekerjaan

secara tepat dan cepat, termasuk pengambilan keputusan, dan penentuan prioritas.

2.2.1.4. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja adalah salah satu tugas penting untuk dilakukan oleh seorang

manajer atau pimpinan. Walaupun demikian, pelaksanaan kinerja yang objektif

bukanlah tugas yang sederhana. Penilaian harus dihindarkan adanya “like dan dislike

dari penilai, agar objektifitas penilai dapat terjaga. Kegiatan penilaian ini adalah

penting, karena dapat digunakan untuk memperbaiki keputusan-keputusan personalia

dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang kinerja karyawan

tersebut. Menurut Mathis dan Jackson (2002), menyatakan pendapatnya bahwa,

”Penilaian kinerja dapat dilaksanakan oleh siapa saja yang sangat mengerti benar

tentang penilaian karyawan secara indivual”. Kemungkinannya antara lain

adalah: 1) Para atasan yang menilai karyawannya, 2) Karyawan yang menilai

atasannya, 3) Anggota kelompok yang menilai satu sama lain, 4) Penilaian karyawan

(45)

Mangkuprawira dan Vitalaya (2007), juga menyatakan bahwa, ”Penilaian kinerja

yang dilakukan dalam suatu organisasi haruslah mengikuti standar kinerja yang

ditetapkan, dimana pengukuran kinerja tersebut juga memberikan umpan balik yang

positif kepada karyawan”.

Menurut Dessler (2007) ada lima faktor dalam penilaian kinerja yang populer,

yaitu:

1. Prestasi pekerjaan, meliputi: akurasi, ketelitian, keterampilan, dan penerimaan

keluaran.

2. Kuantitas pekerjaan, meliputi: volume keluaran dan kontribusi.

3. Kepemimpinan yang diperlukan, meliputi: membutuhkan saran, arahan atau

perbaikan.

4.Kedisiplinan, meliputi: kehadiran, sanksi, warkat, regulasi, dapat

dipercaya/diandalkan dan ketepatan waktu.

5. Komunikasi, meliputi: hubungan antar karyawan maupun dengan pimpinan, media

komunikasi.

Penilaian kinerja dapat menjadi sumber informasi utama dan umpan balik

untuk karyawan, yang merupakan kunci pengembangan bagi karyawan di masa

mendatang. Di saat atasan mengidentifikasi kelemahan, potensi dan kebutuhan

pelatihan melalui umpan balik penilaian kinerja, mereka dapat memberitahu

karyawan mengenai kemajuan karyawan tersebut, mendiskusikan keterampilan apa

yang perlu mereka kembangkan dan melaksanakan perencanaan pengembangan

(46)

Menurut Dessler (2007), penilaian kinerja (performance apprasial) pada

dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi yang efektif

dan efisien. Karyawan menginginkan dan memerlukan balikan berkenaan dengan

prestasi karyawan tersebut dan penilaian menyediakan kesempatan untuk

memberikan kesempatan untuk meninjau kemajuan karyawan dan untuk menyusun

rencana peningkatan kinerja.

2.2.1.5. Tujuan penilaian kinerja adalah sebagai berikut :

Penilaian kinerja merupakan suatu alat yang manfaatnya tidak hanya untuk

mengevaluasi kinerja seorang karyawan akan tetapi juga untuk mengembangkan serta

memotivasi karyawan. Penilaian tersebut juga akan memberikan dampak yang positif

dan semangat dalam diri karyawan untuk lebih berkreatifitas dan menghasilkan

kinerja yang optimal.

Wibowo (2007), menyatakan, ”Penilaian kinerja seharusnya menciptakan

gambaran akurat dari kinerja perorangan. Penilaian tidak dilakukan hanya untuk

mengetahui kinerja buruk. Hasil-hasil yang baik dan dapat diterima harus dapat

diidentifikasi sehingga dapat dipakai sebagai dasar penilaian hal lainnya. Untuk

mencapai tujuan ini, sistem penilaian hendaknya terkait dengan pekerjaan dan praktis,

termasuk standar, dan menggunakan ukuran-ukuran yang terukur”.

Menurut Sedarmayanti (2007), tujuan dari penilaian kinerja adalah sebagai

berikut:

(47)

2. Sebagai dasar perencanaan bidang kepegawaian khususnya penyempurnaan

kondisi kerja, peningkatan mutu dan hasil kerja.

3. Sebagai dasar pengembangan dan pendayagunaan karyawan seoptimal

mungkin, sehingga dapat diarahkan jenjang/rencana karirnya, kenaikan

pangkat dan kenaikan jabatan.

4. Mendorong terciptanya hubungan timbal balik yang sehat antara atasan dan

bawahan.

5. Mengetahui kondisi organisasi secara keseluruhan dari bidang kepegawaian,

khususnya kinerja karyawan dalam bekerja.

6. Secara pribadi, karyawan mengetahui kekuatan dan kelemahannya sehingga

dapat memacu perkembangannya. Bagi atasan yang menilai akan lebih

memperhatikan dan mengenal bawahan atau karyawannya, sehingga dapat

lebih memotivasi karyawan.

7. Hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan dapat bermanfaat bagi penelitian dan

pengembangan di bidang kepegawaian.

Menurut Rivai (2006) kegunaan kinerja ditinjau dari berbagai perspektif

pengembangan perusahaan, khususnya manajemen Sumber Daya Manusia adalah:

1. Posisi tawar

Untuk memungkinkan manajemen melakukan negosiasi yang objektif dan

rasional dengan serikat buruh (kalau ada) atau langsung dengan karyawan.

(48)

Umpan balik pelaksanaan kerja yang bermanfaat bagi karyawan dalam bentuk

kegiatan untuk meningkatkan kinerja karyawan.

3. Penyesuaian kompensasi

Penilaian kinerja membantu pengambilan keputusan dalam penyesuaian ganti

rugi, menentukan siapa yang perlu dinaikkan gajinya.

4. Keputusan penempatan

Membantu dalam promosi, keputusan penempatan, perpindahan dan

penurunan pangkat pada umumnya didasarkan pada masa lampau atau

mengantisipasi kinerja.

5. Pelatihan dan Pengembangan

Kinerja buruk mengindikasikan adanya suatu kebutuhan untuk latihan.

Demikian juga, kinerja baik dapat mencerminkan adanya potensi yang belum

digunakan dan harus dikembangkan.

2.2.2. Teori Karakteristik individu

2.2.2.1. Pengertian Karakteristik Individu

Setiap manusia mempunyai karakteristik individu yang berbeda-beda antara

yang satu dengan yang lainnya. Individu membawa ke dalam tatanan organisasi

kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan, dan pengalaman masa

lalunya. Ini semuanya adalah karakteristik yang dipunyai individu, dan karakteristik

ini akan dibawa olehnya manakala memasuki sesuatu lingkungan baru, yakni

(49)

Rivai (2006) menyatakan bahwa “Karakteristik individu adalah ciri-ciri

khusus, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang dimiliki seseorang yang

membedakannya dengan orang lain”.

2.2.2.2. Faktor-faktor Karakteristik Individu

Ada beberapa faktor dari karakteristik individu, antara lain:

a) Keahlian

Menurut Hasibuan (2005), keahlian harus mendapat perhatian utama

kualifikasi seleksi. Hal ini yang akan menentukan mampu tidaknya seseorang

menyelesaikan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Keahlian ini mencakup

technical skill, human skill, conceptual skill, kecakapan untuk memanfaatkan

kesempatan, serta kecermatan penggunaan peralatan yang dimiliki perusahaan dalam

mencapai tujuan.

Menurut Ruki (2002), keahlian yang harus dimiliki seseorang adalah:

1. Keahlian teknis, yaitu keahlian dalam pokok pekerjaannya serta kemampuan

menerapkan tehnis dan prosedur mengenai bidang kegiatan tertentu.

2. Keahlian interaksi atau hubungan antar manusia, yaitu keahlian untuk bekerjasama

dengan orang lain, memahami pikiran dan perasaan orang lain, serta mampu

merangsang dan mendorong orang lain, termasuk anak buah dan rekan kerja.

3. Keahlian konseptual, yaitu keahlian mental dalam memadukan seluruh kegiatan

organisasi agar organisasi dapat mencapai tujuannya.

(50)

kemampuan, keterampilan dan kecakapan yang dimiliki individu dalam

melaksanakan suatu pekerjaan dan memanfaatkan suatu kesempatan dengan

menyelaraskan dan memotivasi diri untuk mencapai tujuan.

b) Pendidikan

Pendidikan merupakan faktor penting dalam menentukan kemampuan kerja

karyawan. Kualitas dan kemampuan karyawan untuk dapat meningkatkan kinerja

mereka dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Pendidikan memberikan pengetahuan

bukan saja yang langsung dengan pelaksanaan tugas, tetapi juga landasan untuk

mengembangkan diri serta kemampuan memanfaatkan semua sarana yang ada untuk

kelancaraan pelaksanaan tugas.

Kinerja seseorang dalam kenyataannya akan dapat berbeda dengan orang lain.

Agar kinerja dari setiap karyawan dapat meningkat diperlukan suatu pendorong atau

faktor yang dapat membuat kinerja karyawan tersebut sesuai dengan yang diharapkan

oleh perusahaan.

Menurut Hasibuan (2005) Pendidikan adalah suatu indikator yang

mencerminkan kemampuan seseorang untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan.

Dengan latar belakang pendidikan pula seseorang dianggap akan mampu menduduki

suatu jabatan tertentu. Tingkat pendidikan merupakan sesuatu yang berkelanjutan

sejak seseorang berada dalam lingkungan keluarga. Pendidikan formal dimulai sejak

seseorang memasuki sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

(51)

Masa kerja seseorang berkaitan dengan pengalaman kerjanya. Ruang waktu

masa kerja yang cukup, sama dengan orang yang memiliki pengalaman yang luas.

Pengalaman kerja yang dimiliki oleh pekerja dalam organisasi yang berbeda-beda,

sehingga hal ini disebabkan setiap pekerja mempunyai pengalaman dari pekerjaan

yang berbeda-beda yang telah diselesaikan berulang - ulang dalam menempuh

perjalanan karirnya. Masa kerja yang lama juga akan membentuk kinerja yang efektif

karena berbagai kendala yang muncul dapat dikendalikan berdasarkan

pengalamannya. Mangkuprawira (2009) menyatakan bahwa, ”Hipotesisnya adalah

semakin banyak pengalaman kerja seseorang, maka semakin tinggi pengetahuan,

sikap dan keterampilannya dalam bekerja yang pada gilirannya akan mampu

meningkatkan produktivitas kerjanya”.

Rivai dan Mulyadi (2010) menyatakan bahwa, “Masa kerja yang lebih lama

menunjukkan pengalaman yang lebih seseorang dibandingkan dengan rekan kerjanya

yang lain, sehingga sering masa kerja/pengalaman kerja menjadi pertimbangan

sebuah perusahaan dalam mencari pekerja”. Mondy (2008) menyatakan bahwa,

”Beberapa karyawan tua lebih menyukai pekerjaan purna-waktu yang tidak terlalu

berat, yang lainnya memilih semi-pensiun, dan lainnya lagi mengutamakan kerja

paruh-waktu. Banyak dari para individu tersebut memerlukan pelatihan ulang karena

keterampilan teknis mereka mungkin sudah tidak mutakhir lagi”.

Siagian (2008) menyatakan bahwa, “Masa kerja menunjukkan berapa lama

seseorang bekerja pada masing-masing pekerjaan atau jabatan”. Robbins (2008)

(52)

tampaknya menjadi sebuah dasar perkiraan yang baik atas produktivitas karyawan”.

2.2.3. Teori Tentang Gaya Kepemimpinan

2.2.3.1. Pengertian Gaya Kepemimpinan

Setiap dan semua organisasi apapun jenisnya pasti memiliki dan memerlukan

seorang pimpinan tertinggi dan manajer tertinggi (top manager) yang harus

menjalankan kegiatan kepemimpinan dan manajemen bagi keseluruhan organisasi

sebagai satu kesatuan (Nawawi, 2004). Tidak sedikit pemimpin yang kurang mampu

menjalankan tugas kepemimpinan dengan baik, sebaliknya seseorang yang bukan

pemimpin dapat menjalankan fungsi kepemimpinan secara baik. Siagian (2008)

menguraikan beberapa pedoman untuk mendefinisikan tanggung jawab tugas seorang

pemimpin:

a. Bertemu dengan bawahan untuk bersama-sama mendefinisikan pekerjaan,

kapanpun tugas seorang bawahan atau anggota organisasi atau tim diubah, maka

pertemuan harus segera dilakukan untuk bersama-sama mengembangkan deskripsi

tugas bagi para bawahan.

b. Menetapkan prioritas bagi berbagai tanggung jawab, tidak ada formula yang

sederhana untuk menentukan prioritas, namun ia harus mencerminkan pentingnya

sebuah kegiatan bagi unit kerja organisasi. Bila persetujuan mengenai prioritas tak

dapat diselesaikan, maka pemimpin harus menyatakan dengan jelas apa yang

(53)

c. Menjelaskan jangkauan kewenangan bawahan, tanggung jawab dan tugas yang

dibebankan kepada bawahan harus diuraikan dengan jelas. Namun juga memberi

peluang kepada anggota untuk memeriksa pengertian tentang kebijaksanaan dan

peraturan yang berkaitan dengan tindakan para anggota.

Mangkunegara (2007) menyatakan bahwa dalam mendiskripsikan

kepemimpinan senantiasa terdapat variabel-variabel: (1) adanya seorang pemimpin,

(2) adanya kelompok yang dipimpin, (3) adanya tujuan yang ingin dicapai, (4) adanya

aktivitas, (5) adanya interaksi, dan (6) adanya otoritas.Menurut Rivai (2006), bahwa

peranan yang perlu ditampilkan pemimpin adalah:

(1) Mencetuskan ide atau sebagai seorang kepala, (2) Memberi informasi, (3) Sebagai

seorang perencana, (4) Memberi sugesti, (5) Mengaktifkan anggota, (6) Mengawasi

kegiatan, (7) Memberi semangat untuk mencapai tujuan, (8) Sebagai katalisator, (9)

Mewakili kelompok, (10) Memberi tanggung jawab, (11) Menciptakan rasa aman dan

(12) Sebagai ahli dalam bidang yang dipimpinnya.

Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi

dari falsafah, ketrampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan seorang pemimpin

ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja bawahannya (Tampubolon, 2007). Rivai

(2006) menyatakan bahwa, “Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang

digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai

atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinn adalah pola perilaku dan strategi

yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin”. Mangkuprawira dan

Gambar

Tabel 1.1 Target dan Realisasi Berita yang dihasilkan
Tabel 1.2. Perbedaan Karakteristik Individu Berdasarkan Jenjang Pendidikan No Pendidikan Terakkhir   Jumlah (orang) %
Tabel 1.3. Perbedaan Karakteristik Individu Berdasarkan Masa Kerja
Tabel 2.1 Perbedaan dan Persamaan Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian pemakaian seragam sekolah di SMKN 5 Surakarta dengan metode evaluasi CIPP dari tiap indikator evaluasi sebagai berikut: (1) Context pemakaian

Dari uraian di atas, maka penulis melakukan perbaikan untuk meningkatkan hasil pemahaman siswa yaitu dengan menerapkan metode SQ3R (Survey, Question, Read,

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang masih belum konklusif, penelitian ini akan menguji pengaruh praktik manajemen laba dengan pengukuran conditional revenue model

Rerata lama persalinan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol setelah dilakukan uji statistik dengan uji Wilcoxon di peroleh nilai p = 0,003 lebih kecil dari 0,05, artinya

design, was only partially supported as the findings stated that clear explanation, direction about the website, atmosphere of the store, and advertisement were not really

Dengan mengacu pada latar belakang masalah di atas maka akan disusun rumusan masalah yang akan di bahas dalam skripsi ini yaitu bagaimana merancang suatu sistem yang

Batubara yang dihasilkan dari proses gasifikasi berbeda dengan coal bed methane (CBM) karena CBM adalah gas metana yang terperangkap sudah ada dalam lapisan batubara

membutuhkan suatu perencanaan dalam mengatur berbagai sumber daya yang tersedia, dengan tujuan untuk menentukan jumlah roti kering dan roti basah yang akan diproduksi,