PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN ASAHAN
TAHUN 2014
TUGAS AKHIR
ELVA RIATI
082407040
PROGRAM STUDI D-III STATISTIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN ASAHAN
TAHUN 2014
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya
ELVA RIATI
082407040
PROGRAM STUDI D-III STATISTIKA
DEPARTEMEN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERSETUJUAN
Judul : PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK
KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2014
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : ELVA RIATI
Nomor Induk Mahasiswa : 082407040
Program Studi : DIPLOMA III STATISTIKA
Departemen : MATEMATIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM ( FMIPA ) UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA
Diluluskan di Medan, Juni 2011
Diketahui/Disetujui oleh Pembimbing Departemen Matematika FMIPA USU
Ketua,
Prof. Dr. Tulus, M.Si Drs. Rachmad Sitepu, M.Si NIP. 19620901 198803 1 002 NIP. 19530418 198703 1 0014
PERNYATAAN
PROYEKSI PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN ASAHAN TAHUN 2014
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Juni 2011
PENGHARGAAN
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, dengan limpahan karunia-NYA akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini tepat pada waktunya.
DAFTAR ISI
Halaman
Persetujuan ii
Pernyataan iii
Penghargaan iv
Daftar isi v
Daftar Tabel vii
Daftar Gambar viii
Bab 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi masalah 3
1.3 Batasan Masalah 3
1.4 Maksud dan Tujuan 3
1.5 Lokasi Penelitian 4
1.6 Tinjauan Pustaka 4
1.7 Metodologi Penelitian 5
1.8 Sistematika Penulisan 7
Bab 2 Tinjauan Teoritis 10
2.1 Pengertian Dasar Demografi 10
2.1.1 Ruang Lingkup Demografi Dan Ilmu Kependudukan 12 2.1.2 Tujuan-Tujuan Dan Penggunaaan Demografi 13
2.2 Proyeksi 14
2.3 Metode yang Digunakan 16
2.3.1 Angka Pertumbuhan Penduduk 16
2.3.2 Rasio Jenis Kelamin 18
2.4 Perkembangan Penduduk 19
Bab 3 Sejarah Singkat Tempat Riset 20
3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik 20
3.2 Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik 24
3.3 Visi dan Misi 26
3.4 Struktur Organisasi BPS 26
Bab 4 Analisa Dan Pembahasan 31
4.1 Arti dan Kegunaan Analisis Data 31
4.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Asahan Tahun 2014 32
4.3 Keadaan Jumlah Penduduk 34
4.3.2 Persentase Perubahan Penduduk Perempuan Per Tahun 36 4.3.3 Persentase Perubahan Penduduk Laki-Laki dan
Perempuan Per Tahun 38
4.4 Proyeksi Jumlah Penduduk 40
4.4.1 Proyeksi Jumlah Penduduk Laki-laki Kabupaten
Asahan Tahun 2010-2014 41
4.4.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Perempuan Kabupaten
Asahan Tahun 2010-2014 43
4.4.3 Proyeksi Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan
Kabupaten Asahan Tahun 2010-2014 45
4.5 Keadaan Laju Pertumbuhan Penduduk 47
Bab 5 Implementasi Sistem 56
5.1 Tahap Implementasi 56
5.2 Mengaktifkan Microsoft Excel 56
5.3 Membuka Lembar Kerja Baru 57
5.4 Pengisian Data 58
5.5 Pembuatan Grafik 59
Bab 6 Kesimpulan Dan Saran 62
6.1 Kesimpulan 62
6.2 Saran 63
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 : Jumlah Penduduk Kabupaten Asahan Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2000-2009 33
Tabel 4.2 : Jumlah Perubahan Penduduk Kabupaten Asahan
Menurut Jenis Kelamin Tahun 2000-2009 34
Tabel 4.3 : Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki-laki Per Tahun 36 Tabel 4.4 : Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Perempuan Per Tahun 37 Tabel 4.5 : Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki-laki
dan Perempuan Per Tahun 39
Tabel 4.6 : Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Kabupaten
Asahan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2000-2009 39 Tabel 4.7 : Proyeksi Jumlah Penduduk Laki-laki Tahun 2010-2014 42 Tabel 4.8 : Proyeksi Jumlah Penduduk Perempuan Tahun 2010-2014 44 Tabel 4.9 : Proyeksi Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan
Tahun 2010-2014 46
Tabel 4.10:Hasil Proyeksi (Perkiraan) Jumlah Penduduk
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 : Struktur Organisasi BPS Kabupaten 27
Gambar 3.2 : Struktur Organisasi BPS Propinsi 28
Gambar 4.1 : Penduduk Kabupaten Asahan Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2000-2009 33
Gambar 4.2 : Penduduk Kabupaten Asahan Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2010-2014 47
Gambar 5.1 : Mengaktifkan Microsoft Excel 57
Gambar 5.2 : Tampilan Lembar Kerja Microsoft Excel 58 Gambar 5.3 : Tampilan Lembar Kerja Pengisian Data 59
Gambar 5.4 : Tampilan Kotak Dialog Chart Type 60
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan penduduk merupakan keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan-kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Secara terus menerus, penduduk akan dipengaruhi oleh jumlah bayi yang lahir (fertilitas), tetapi secara bersamaan pula akan dikurangi oleh jumlah kematian (mortalitas) yang terjadi pada semua golongan umur, serta perpindahan penduduk (mobilitas) juga akan mempengaruhi bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk di suatu daerah atau Negara.
Pengetahuan tentang kependudukan adalah penting untuk diketahui oleh masyarakat luas yang mana dapat merangsang timbulnya kesadaran dan membina tingkah laku yang bertanggung jawab terhadap masalah kependudukan, sehingga masalah-masalah yang ada dapat diatasi bersama dengan penuh perhatian dan memungkinkan setiap timbulnya masalah dapat dicegah atau dihindari.
Berkurangnya atau bertambahnya penduduk di suatu daerah mempunyai hubungan yang erat dengan perkembangan teknologi yang dimiliki oleh suatu golongan penduduk semakin luas kemungkinan memperbesar hasil-hasil produksi kebutuhan hidup dan semakin luas pula mata pencaharian untuk pertambahan penduduk. Setiap pendapatan baru dalam lapangan teknologi sangatlah besar pengaruhnya terhadap perkembangan penduduk.
Untuk mengetahui banyaknya penduduk suatu daerah atau Negara pada waktu tertentu maka dilaksanakan sensus penduduk atau perhitungan cacah, survei, serta catatan-catatan untuk dianalisis disusun menjadi angka. Data inilah yang akan dipergunakan sebagai bahan untuk perencanaan ataupun sasaran-sasaran pembangunan di masa yang akan datang. Dari hal di atas, maka penulis mengadakan penelitian terhadap pertumbuhan penduduk di Kabupaten Asahan berdasarkan tahun 2000 sampai dengan 2009 sebagai bahan dasar penulisan tugas akhir dengan judul “PROYEKSI
1.2 Identifikasi Masalah
Pertumbuhan yang tinggi dalam keadaan jumlah penduduk yang besar dapat menjadi beban yang berat bagi proses pembangunan, dan perkembangan penduduk yang padat akan mengalami kesulitan untuk memacu pertumbuhan dan perbaikan ekonomi, karena itu penyebaran penduduk yang tidak merata khususnya di Kabupaten Asahan. Sesuai dengan judul di atas, maka permasalahan adalah “Bagaimana tingkat laju pertumbuhan penduduk dan berapa jumlah penduduk pada tahun 2014 berdasarkan data jumlah penduduk pada tahun 2000-2009.
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah bertujuan untuk memperjelas arah dan tujuan dari suatu masalah yang akan diteliti sehingga tidak menimbulkan kekeliruan. Untuk lebih mengarahkan penguraian, sesuai dengan latar belakang dan tuntutan menetapkan masalahnya sehingga ada yang menjadi arah sebagai pedoman yang jelas dan tegas dalam mengambil keputusan. Sehubungan dengan itu penulis membatasi hanya menghitung Laju Pertumbuhan Penduduk untuk tahun 2014, yang berdasarkan data jumlah penduduk tahun 2000-2009.
1.4 Maksud dan Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pertumbuhan dan jumlah penduduk di Kabupaten Asahan dan memproyeksikannya pada tahun-tahun berikutnya.
1.5 Lokasi Penelitian
Penelitian atau pengumpulan data yang dibutuhkan penulis mengenai “Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Asahan Tahun 2014” diperoleh dari Badan
Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara, yang bertempat :
Alamat : Jl. Asrama No. 179 Medan Homepage : www. bps.go.id
1.6 Tinjauan Pustaka
1. Prof. Ida Bagoes Mantra, Ph.D “Pengantar Demografi Umum”, dari buku ini
dikutip bahwa kependudukan sangat erat kaitannya dengan Demografi. Demografi berasal dari bahas Yunani yaitu “Demos” yang berarti rakyat atau
penduduk dan “Grafein” yang berarti menulis. Jadi dapat disimpulkan
2. Lembaga Demografi FE UI “Dasar-Dasar Demografi”, pada buku ini menyatakan bahwa sumber data kependudukan dipusatkan pada 3 sumber utama yaitu sensus, survei, dan registrasi penduduk. Kemudian ketiga sumber data ini dibandingkan satu dengan yang lainnya, dan akan dilihat kelebihan dan kekurangan masing-masing sumber data. Untuk tujuan perencanaan pembangunan dan penilaian program baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah diperlukan data-data kependudukan tidak hanya besar jumlahnya saja tetapi komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin serta karakteristik soal ekonomi baik pada masa sekaranng maupun di masa yang akan datang. Untuk tujuan tersebut diperlukan tehnik estimasi ataupun proyeksi jumlah penduduk di masa mendatang beserta struktur umurnya.
1.7 Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah:
1. Penelitian kepustakaan
Yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan, dengan membaca buku-buku, referensi dan bahan-bahan yang bersifat teoritis yang ada kaitannya dengan kependudukan di Kabupaten Asahan yang mendukung penulisan proposal ini.
2. Metode pengumpulan data
Sumatera Utara. Data yang dikumpulkan tersebut, kemudian diatur, disusun dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.
3. Teknik dan analisis data
Untuk menghitung jumlah penduduk di tahun mendatang digunakan rumus pendekatan pada model matematis.
Dan model yang sesuai adalah “Model Eksponensial” dengan rumus sebagai
berikut:
P
n= P
0e
rnDengan:
Pn = Jumlah penduduk pada n tahun
P0 = Jumlah penduduk pada awal tahun
r = Tingkat pertumbuhan penduduk n = Periode waktu dalam tahun
Untuk menghitung proyeksi laju pertumbuhan penduduk menggunakan asumsi pada pertumbuhan ini bersifat berskala atau bertahap dalam selang waktu tertentu. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:
Dengan
Pn = Jumlah penduduk dalam tahun t
P0 = Jumlah penduduk pada aawal tahun
r = Angka pertumbuhan penduduk n = Jangka waktu dalam tahun
Untuk menghitung rasio jenis kelamin digunakan rumus sebagai berikut:
SR
i=
Rasio jenis kelamin (Sex Ratio) menurut kelompok umur dapat dituliskan sebagai berikut:
SR
i=
Dengan:
SRi = Rasio jenis kelamin pada golongan umur i tahun
Mi = Jumlah penduduk laki-laki pada golongan umur i tahun
Fi = Jumlah penduduk perempuan pada golongan umur i tahun
K = Konstanta, biasanya 100
1.8 Sistematika Penulisan
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang latar belakang, ruang lingkup, maksud dan tujuan, manfaat penelitian, metodologi penelitian, lokasi dan waktu, sistematis penulisan.
BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS
Bab ini menguraikan tentang sumber-sumber data kependudukan yang berhubungan dengan kependudukan. Dalam bab ini juga dijelaskan tentang model yang digunakan untuk proyeksi serta atribut yang mendukung perhitungan dalam kependudukan.
BAB 3 : SEJARAH SINGKAT BADAN PUSAT STATISTIK
Bab ini menguraikan sejarah ringkas BPS yang meliputi sejarah BPS pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Jepang, masa kemerdekaan Republik, masa orde baru sampai sekarang, tata kerja kegiatan dan program pengembangan.
BAB 4 : ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM
Pada bab ini dijelaskan tentang cara pengaktifan jendela excel, pengisian data dan cara pembuatan grafik.
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian Dasar Demografi
Kata Demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti “Demo”adalah rakyat atau
penduduk dan “Grafein” menulis. Jadi Demografi adalah tulisan-tulisan atau
karangan-karangan mengenai rakyat atau penduduk. Istilah ini pertama kalinya oleh Achille Guillard dalam karangannya yang berjudul “Elements The Statistique Humaine on Demographic Compares” pada tahun 1885.
Berdasarkan Multilingual Demographic Dictionary (IUSSP, 1982) defenisi demographi adalah sebagai berikut: Demography is the scientific study of human population in primaliry with the recpect to their size, their structure (composition) and
their development (change). Terjemahannya sebagai berikut: Demografi mempelajari penduduk (suatu wilayah) terutama mengenai jumlah, struktur (komposisi penduduk) dan perkembangannya (perubahannya).
Philip M. Hauser dan Duddley Duncan (1959) mengusulkan defenisi demografi sebagai berikut: Demography is the study of the size, territorial distribution and composition of population, changes there in and the components of a such changes
mobility (changes of state). Terjemahannya sebagai berikut: Demografi mempelajari jumlah, persebaran, territorial dan komposisi penduduk serta perubahan-perubahannya dan sebab-sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas), mortalitas, gerak teritorial (migrasi) dan mobilisasi sosial (perubahan status).
Masih banyak lagi yang menjelaskan tentang pengertian demografi. Maka dari kedua defenisi di atas dapat kita simpulkan sebagai berikut:
1. Demografi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu wilayah. Struktur penduduk meliputi: jumlah, persebaran, dan komposisi penduduk. Struktur ini selalu berubah-ubah, dan perubahan tersebut disebabkan karena proses demografi, yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan migrasi penduduk.
2. Demografi dalam pengertian yang sempit dinyatakan sebagai: “demografi formal”
3. Dalam pengertian yang lebih luas, demografi juga memperhatikan berbagai karakteristik individu maupun kelompok, yang meliputi tingkat sosial, budaya dan ekonomi. Karakteristik sosial dapat mencakup status keluarga, tempat lahir, tingkat pendidikan dan lain sebagainya. Karakteristik ekonomi meliputi antara lain aktivitas ekonomi, jenis pekerjaan, dan pendapatan. Sedangkan aspek budaya berkaitan dengan persepsi, aspirasi dan harapan-harapan.
2.1.1 Ruang Lingkup Demografi Dan Ilmu Kependudukan
Jhon Graunt, seorang pedagang kain yang hidup pada abad ke-17 di London, dianggap sebagai Bapak Demografi. Ia melakukan analisa data kelahiran dan kematian, dan dari hasilnya dikemukakan batasan-batasan umum tentang kematian (mortality), kelahiran (fertility), migrasi dan perkawinan dalam hubungannya dengan proses penduduk.
Dalam sejarah perkembangan demografi timbul masalah mengenai pembagian cabang ilmu ini. Methorst dan Sirks membedakan masalah kependudukan menjadi dua yaitu yang bersifat kuantitatif (demografi) dan kualitatif yang membahas masalah penduduk dari segi genetis dan biologis. Gagasan ini tidak mendapat dukungan. Oleh karena demografi menggunakan banyak hitungan tapi dapat juga bersifat kualitatif. Dengan demikian memberikan kesan kepada orang bahwa demografi hanyalah penyususnan statistik penduduk.
pengukuran, tehnik-tehnik dan model-model adalah alat yang penting, tetapi mereka hanya sebagian dari gambaran analitik. Jadi, determinan-determinan dan konsekuensi-konsekuensi dari pertambahan penduduk harus dianalisa pula. Para ahli demografi dengan mengenal proses sosial di dalam mana terjadinya perubahan penduduk diharapkan lebih mengerti dinamikanya penduduk.
2.1.2 Tujuan-tujuan dan Penggunaan Demografi
Menurut para ahli demografi, tujuan demografi dibagi menjadi 4 tujuan pokok yaitu: 1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu. 2. Menjelaskan pertumbuhan di masa lampau, penurunannya dan persebarannya
dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.
3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan berbagai macam-macam aspek organisasi sosial.
4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.
2.2 Proyeksi
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau orang yang berdomisili kurang dari 6 bulan dengan menetap. Sedangkan proyeksi adalah perhitungan dengan meramalkan atau menduga kejadian-kejadian atau hal-hal yang mungkin terjadi di masa yang akan datang.
Proyeksi penduduk adalah perhitungan yang menunjukkan angka fertilitas, mortalitas dan migrasi di masa yang akan datang. Perkiraan penduduk tidak hanya beberapa tahun, tetapi bisa saja perkiraan beberapa puluh tahun yang akan datang. Semua perencanaan pembangunan sangat membutuhkan data penduduk tidak saja pada saat merencanakan pembangunan tetapi juga pada masa-masa mendatang yang disebut dengan proyeksi penduduk. Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk untuk masa mendatang, tetapi juga perhitungan ilmiah yang didasarkan asumsi dari komponen laju pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk. Ketiga komponon inilah yang menentukan besarnya jumlah penduduk dan struktur penduduk yang akan datang.
Pertumbuhan jumlah penduduk dapat mempengaruhi kesejahteraan daerah atau Negara yang bersangkutan. Perhitungan proyeksi penduduk penulis lakukan dengan memproyeksikan penduduk berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk pada periode 2000-2009. Hal tersebut ditempuh karena informasi mengenai salah satu komponen kependudukan yaitu migrasi tidak tersedia untuk tingkat Kabupaten / Kotamadya.
Adapun tahapan-tahapan yang dilakuakan dalam perhitungan proyeksi ini adalah sebagai berikut:
1. Menghitung tingkat pertumbuhan Kabupaten Asahan menurut jenis kelamin untuk periode 2000-2009, dengan metode Geometrik.
2. Memproyeksikan penduduk Kabupaten Asahan menurut jenis kelamin berdasarkan tingkat pertumbuhan 2000-2009 dengan metode Geometrik.
Adapun rumus Geometrik Rate Of Growth tersebut adalah:
P
t= P
0(1+r)
tDengan:
Pt = Jumlah penduduk dalam tahun t
P0 = Jumlah penduduk pada awal tahun
2.3 Metode Yang Digunakan
2.3.1 Angka Pertumbuhan Penduduk
Angka pertumbuhan penduduk menunjukkan angka rata-rata pertambahan penduduk pertahun pada periode atau waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dengan persen (%).
Dalam menghitung proyeksi pertumbuhan digunakan beberapa asumsi-asumsi, yaitu:
7. Pertumbuhan Aritmatika
Pertumbuhan penduduk secara aritmatika adalah pertumbuhan penduduk dengan jumlah setiap tahun adalah sama. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P
n= P
0( i + rn )
Dengan:
Pn = Jumlah penduduk pada n tahun
P0 = Jumlah penduduk pada awal tahun
r = Tingkat pertumbuhan penduduk n = Periode waktu dalam tahun
8. Pertumbuhan Geometri
P
t= P
0(1+r)
tDengan:
Pt = Jumlah penduduk dalam tahun t
P0 = Jumlah penduduk pada awal tahun
r = Angka pertumbuhan penduduk t = Jangka waktu dalam tahun
9. Pertumbuhan Eksponensial
Pertumbuhan penduduk adalah pertumbuhan penduduk yang berlangsung secara terus menerus (continous). Ukuran penduduk secara eksponensial ini lebih tepat, mengingat dalam kenyataannya pertumbuhan penduduk juga berlangsung terus-menerus. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P
n= P
0e
rnDengan:
Pn = Jumlah penduduk pada n tahun
P0 = Jumlah penduduk pada awal tahun
r = Tingkat pertumbuhan penduduk n = Periode waktu dalam tahun
2.3.2 Rasio Jenis Kelamin
Rasio adalah perbandingan dua perangkat, yang dinyatakan dalam satu satuan tertentu. Dalam pengerjaannya, rasio (ratio) adalah perbandingan dikalikan 100. Ukuran rasio ini sangat serinng dilakukan.
Rasio jenis kelamin (Sex Ratio) adalah perbandingan jumlah antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Hal ini biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-laki per 100 perempuan. Secara umum dapat ditulis:
SR
i=
Rasio jenis kelamin ( Sex ratio ) menurut kelompok umur maka dituliskan sebagai berikut:
SRi =
Dengan:
SRi = Rasio jenis kelamin pada golongan umur i tahun
Mi = Jumlah penduduk laki-laki pada golongan umur i tahun
Fi = Jumlah penduduk perempuan pada golongan umur i tahun
2.4 Perkembangan Penduduk
Perkembangan jumlah penduduk sangat erat kaitannya dengan perkembangan peradaban manusia dalam berinteraksi dengan alam sekitarnya. Ada tiga tahapan perkembangan peradaban manusia hingga kini: Pertama, zaman ketika manusia mulai mempergunakan alat-alat untuk menanggulangi kehidupannya. Kedua, zaman ketika manusia mulai mengembangkan usaha pertanian menetap. Zaman ini mengubah kehidupan perburuan menjadi kehidupan pertanian atau kehidupan yang sifatnya nomadis menjadi kehidupan menetap di sekitar daerah pertanian. Ketiga, zaman mulai era industrialisasi, yaitu sekitar pertenganhan abad ke-17 sesudah masehi. Zaman ini ditandainya dengan tumbuhnya pusat-pusat industri, dan semakin berkembangnya kota-kota sebagai tempat permukiman manusia.
BAB 3
SEJARAH SINGKAT TEMPAT RISET
3.1 Sejarah Badan Pusat Statistik
Badan Pusat Statistik (BPS) adalah Lembaga Negara Non Departemen. BPS melakukan kegiatan yang ditugaskan oleh pemerintah antara bidang pertanian, agrarian, pertambangan, kependudukan, sosial, ketenagakerjaan, keuangan, pendapatan, dan keagamaan. Selain hal – hal diatas BPS juga bertugas untuk melaksanakan koordinasi di lapangan, kegiatan statistik dari segenap instansi baik dipusat maupun didaerah dengan tujuan mencegah dilakukannya pekerjaan yang serupa oleh dua atau lebih instansi, memajukan keseragaman dalam penggunaan defenisi, klasifikasi dan ukuran – ukuran lainnya.
Berikut ini adalah beberapa masa peralihan pada BPS, yaitu:
1. Masa pemerintahan Hindia Belanda
Pada tanggal 24 September 1924 maka lembaga tersebut diganti dengan nama Centraal kantoor Voor de Statistik (CKS) atau Kantor Pusat Statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersamaan dengan itu beralih pula pekerjaan mekanisme statistik perdagangan yang semula dilakukan oleh Kantor Invoer en Accijinsen (IUA) yang sekarang disebut Kantor Bea Cukai.
2. Masa Pemerintahan Jepang
Pada bulan Juni 1942 pemerintahan Jepang baru mengaktifkan kembali kegiatan statistik yang utamanya diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang/militer. Pada masa ini CKS diganti namanya menjadi Shomubu Chasasitsu gunseikanbu.
3. Masa Kemerdekaan Republik Indonesia
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 kegiatan statistik diganti oleh lembaga baru sesuai dengan susunan kemerdekaan yaitu KAPPURI (Kantor Penyelidikan Perangkat Umum Republik Indonesia). Tahun 1946 Kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai konsekuensi dari Perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintahan Belanda (NICA) di Jakarta mengaktifkan kembali CKS.
Dengan surat Mentri perekonomian tanggal 1 Maret 1952 No.P/44, lembaga KPS berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Mentri Perekonomian, dan pada tanggal 24 Desember 1953 dengan surat Mentri Perekonomian No. 18.099/M, KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian research yang disebut Afdeling A, dan bagian penyelenggaraan dan tatausaha yang disebut Afdeling B.
Dengan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 131 tahun 1957, Kementrian Perekonomian dipecah menjadi Kementrian perdagangan dan Kementrian Perindustrian. Untuk selanjutnya dengan keputusan Presiden Republik Indonesia No. 172 tahun 1957 KPS diubah menjadi BPS, dan urusan statistik yang semula menjadi tanggung jawab dan wewenang Mentri Perekonomian dialihkan menjadi dibawah dan bertanggungjawab kepada Perdana Mentri. Berdasarkan KEPPRES ini pula secara formal nama BPS dipergunakan.
Memenuhi anjuran PBB agar setiap negara anggota menyelenggarakan sensus penduduk secara serentak, maka pada tanggal 24 September 1960 telah diundangkan UU No. 6 tahun 1960 tentang Sensus, sebagai pengganti Volk Stelling Ordonnantie 1930.
Berdasarkan keputusan Presidium Kabinet RI No. Aa/C/9 tahun 1965, maka tiap-tiap daerah Tingkat I dan Tingkat 2 dibentuk kantor-kantor cabang BPS dengan nama Kantor Sensus Statistik Daerah (KKS) yang mempunyai tugas menjalankan kegiatan-kegiatan statistik di daerah-daerah. Disetiap daerah administrasi kecamatan, dapat diangkat seorang atau lebih pegawai yang merupakan pegawai KKS ditingkat 2 dan dibawah pengawasan Kepala Kecamatan.
4. Masa Orde Baru sampai sekarang
Pada masa pemerintahan orde baru, khusus untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan, maka untuk mendapatkan statistik yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi BPS.
Dalam masa orde baru ini BPS telah mengalami empat kali perubahan struktur organisasi, yaitu:
a. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1969 tentang organisasi Biro Pusat Statistik. b. Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik. c. Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1992 tentang Organisasi Biro Pusat Statistik
dan keputusan Presiden No. 6 tahun 1992 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan, Reorganisasi dan tata kerja Biro Pusat Statistik.
d. Undang-Undang No. 16 tahun 1997 tentang Statistik.
f. Keputusan Kepala BPS No. 100 tahun 1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPS.
g. PP No. tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik.
Tahun 1968, ditetapkan Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968, yaitu yang mengatur organisasi dan tata kerja di pusat dan di daerah. Tahun 1980, Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai pengganti Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1968. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 1988 di tiap provinsi terdapat perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Provinsi dan di Kabupaten/Kota terdapat cabang perwakilan BPS dengan nama Kantor Statistik Kabupaten/Kota. Pada tanggal 19 Mei 1997 menetapkan tentang statistik sebagai pengganti UU No. 6 dan 7 tentang sensus dan statistik. Pada tanggal 17 Juni 1998 dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 86 tahun 1998 ditetapkan BPS sekaligus mengatur tata kerja dan struktur BPS yang baru.
3.2 Tugas dan Fungsi Badan Pusat Statistik
Menurut Keputusan Kepala BPS Nomor 121 tahun 2001 tentang organisasi dan tata kerja perwakilan BPS di daerah.
a. Tugas
b. Fungsi
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, BPS menyelenggarakan fungsi: 1. Pengkajian, penyusunan, dan perumusan kebijakan di bidang statistik.
2. Pengkoordinasian kegiatan statistik nasional dan regional. 3. Penetapan dan penyelenggaraan statistik dasar.
4. Pembinaan dan fasilitasi terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang kegiatan statistik; dan
5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi, tata laksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, kehumasan, hukum, perlengkapan, dan rumah tangga.
c. Kewenangan
Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud, BPS memunyai kewenangan: 1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;
2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro. 3. Penetapan sistem informasi di bidangnya;
4. Penetapan dan penyelenggaraan statistik nasional;
5. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yaitu:
3.3 Visi dan Misi
a. Visi
Pelopor data statistik terpercaya untuk semua.
b. Misi
1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien.
2. Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia.
3. Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik.
4. Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak.
5. Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem Statistik Nasional (SSN) yang efektif dan efisien.
3.4 Struktur Organisasi BPS
diperlukan struktur organisasi yang dapat menunjang kelancaran tugas dari masing-masing bagian.
Surat keputusan kepala BPS No. 104 tahun 1999 yang mengatur tentang uraian tugas, bagian bidang, subbagian dan seksi perwakilan BPS di daerah dipandang perlu untuk menetapkan perincian tugas setiap bidang, subbagian, dan seksi di lingkungan perwakilan dan cabang perwakilan BPS.
[image:36.595.83.546.299.717.2]a. BPS Kabupaten/Kota
Gambar 3.1 Struktur Organisasi BPS Kabupaten
K E P A L A
Sub Bagian Tata Usaha
Seksi Integrasi Pengolahan & Diseminasi Statistik Seksi
Neraca Wilayah & Analisis Statistik Seksi
Stat. Distribusi Seksi
Stat. Produksi Seksi
Stat. Sosial
b. BPS Propinsi/Kota
Gambar 3.2 Struktur Organisasi BPS Provinsi
Organisasi merupakan suatu fungsi manajemen yang mempunyai peranaan dan kegiatan langsung dengan instansi sosial yang terjadi diantara individu – individu dalam rangka kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetepkan. Dengan adanya struktur organisasi maka akan jelaslah pemisahan tugas dari para pegawai / staf tersebut.
K E P A L A
Bagian Tata Usaha
Bidang Integrasi Pengolahan & Diseminasi Statistik Bidang
Neraca Wilayah & Analisis Statistik Bidang Stat. Distribusi Bidang Stat. Produksi Bidang Stat. Sosial Seksi Statistik Kependudukan Seksi Statistik Ketahanan Sosial Seksi Statistik Kesejahteraan Rakyat Seksi Statistik Konstruksi,
Pertam-bangan & Energi Seksi Statistik
Industri Seksi Statistk
Pertanian
Seksi Statistk Niaga & Jasa Seksi Statistk Keuangan & Harga
Produsen Seksi Statistk Harga Konsumen &
Struktur organisasi yang diterapkan di Kantor Badan Pusat Statistik adalah struktur organisasi lini dan staf. Struktur ini mengandung unsur – unsur spesialisasi kerja, standarisasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi dalam pembuatan keputusan yang menunjukan lokasi kekuasaan, pembuatan keputusan dan ukuran satuan yang menunjukkan suatu kelompok kerja.
Adapun tujuan dari struktur organisasi lini dan staf di Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Sumatera Utara adalah :
a. Pengkoordinasian yaitu yang memungkinkan komunikasi integrasi berbagai departemen dan kegiatan – kegiatan yang saling berhubungan satu sama lain. b. Pemberian saran yaitu memberikan saran atau membuat rekomendasi bagi
manajemen.
c. Pembuatan keputusan yaitu membuat keputusan – keputusan dan mengamati bagaimana pelaksanaan dari keputusan tersebut.
Sebagaimana dalam lampiran dalam organisasi Kantor Badan Pusat Statistik Propinsi Sumatera Utara dipimpin seorang Kepala Kantor. Kepala Kantor dibantu bagian tata usaha yang terdiri dari :
Sedangkan Bidang Penunjang Statistik Terdiri dari Lima (5) bidang yaitu :
1. Bidang Statistik Produksi
Bidang statistik Produksi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan Statistik Pertanian, Industri, Konstruksi pertambangan dan energi.
2. Bidang Statistik Distrubusi
Bidang Statistik ditribuisi mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan statistik konsumen dan perdagangan besar, statistik keuangan dan harga produsen serta niaga dan jasa.
3. Bidang Statistik Sosial
Bidang Statistik kependudukan mempunyai tugas yaitu melaksanakan kegiatan demografi dan rumah tangga, ketenagakerjaan, serta statistik kesejahteraan.
4. Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statitik (IPDS)
Penyiapan data, penyusunan sistem, dan program serta operasional pengolahan data dengan komputer.
5 .Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
BAB 4
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Arti dan Kegunaan Analisis Data
Analisis data pada dasarnya dapat diartikan sebagai berikut:
1. Membandingkan dua hal atau lebih variabel untuk megetahui selisih atau rasionya kemudian diambil kesimpulannya.
2. Menguraikan atau memecahkan suatu keseluruhan menjadi bagian-bagian atau komponen-komponen yang lebih kecil agar dapat:
a. Mengetahui komponen yang menonjol
b. Membandingkan antara komponen yang satu dengan yang lainnya
c. Membandingkan salah satu atau beberapa komponen dengan keseluruhannya.
4.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Asahan Tahun 2014
Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan penduduk yang terjadi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan biasanya dinyatakan dalam persentase. Hampir semua Negara maju telah menyusun perkiraan jumlah seluruh penduduk setiap tahun. Dalam hal ini prosedur untuk menghitung angka pertumbuhan penduduk boleh dikatakan cukup sederhana, karena perhitungannya dilakukan dengan membagi pertambahan jumlah penduduk selama tahun yang bersangkutan dengan jumlah penduduk pada awal tahun.
Pada kenyataannya banyak Negara tidak mempunyai angka yang tepat mengenai kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk dan akhirnya jumlah penduduk yang paling tepat banyak diketahui dari hasil sensus. Dalam pengolahan data dapat dilakukan dengan menggunakan model Matematis yang sesuai. Model yang digunakan adalah
“Model Eksponensial” dengan rumus sebagi berikut:
P
n= P
0e
rnTabel 4.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Asahan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2000-2009
TAHUN JENIS KELAMIN JUMLAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN
2000 300.542 297.286 597.828
2001 300.373 302.477 602.850
2002 306.564 308.876 615.440
2003 316.126 313.020 629.146
2004 321.977 318.490 640.467
2005 326.801 322.853 649.654
2006 331.360 327.516 658.876
2007 336.788 339.817 676.605
2008 342.723 345.806 688.529
2009 349.046 351.560 700.606
[image:42.595.118.508.438.683.2]Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara
Tabel 4.2 Jumlah Perubahan Penduduk Kabupaten Asahan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2000-2009
TAHUN JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH
PERUBAHAN/TAHUN
LAKI-LAKI WANITA LAKI-LAKI WANITA
2000 300.542 297.286 - -
2001 300.373 302477 -169 5.191
2002 306.564 308.876 6.191 6.399
2003 316.126 313.020 9.562 4.144
2004 321.977 318.490 5.851 5.47
2005 326.801 322.853 4.824 4.363
2006 331.360 327.516 4.559 4.663
2007 336.788 339.817 5.428 12.301
2008 342.723 345.806 5.935 5.989
2009 349.046 351.560 6.323 5.754
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sumatera Utara
4.3 Keadaan Jumlah Penduduk
Adapun perhitungan jumlah penduduk didahului dengan menghitung tingkat pertumbuhan penduduk, yang nantinya dengan tingkat pertumbuhan tersebut digunakan sebagai peramalan jumlah penduduk di masa yang akan datang.
Rumus yang digunakan untuk menghitung jumlah penduduk sebagai berikut:
r =
Dengan t log e = 0,43429
Dan rumus menghitung jumlah penduduk yaitu:
4.3.1 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki-laki Per Tahun
r2001 =
= -0,000562 = -0,06 %
r2002 =
= 0,020402 = 2,04 %
r2003 =
= 0,030715 = 3,07 %
r2004 =
= 0,018339 = 1,83 %
r
2005=
= 0,014871 = 1,49 %
r2006 =
= 0,013854 = 1,39 %
r
2007=
= 0,016248 = 1,62 %
r2008 =
= 0,017469 = 1,75 %
Tabel 4.3 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki-laki Per Tahun
Tahun Penduduk Laki-laki Bilangan Pokok Logaritma Perubahan Jumlah Penduduk Persentase Jumlah Perubahan penduduk (%)
2000 300.542 2,718282 - -
2001 300.373 2,718282 -0,000562 -0,06
2002 306.564 2,718282 0,020402 2,04
2003 316.126 2,718282 0,030714 3,07
2004 321.977 2,718282 0,018339 1,83
2005 326.801 2,718282 0,014871 1,49
2006 331.360 2,718282 0,013854 1,39
2007 336.788 2,718282 0,016248 1,62
2008 342.723 2,718282 0,017469 1,75
2009 349.046 2,718282 0,018281 1,83
4.3.2 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Perempuan Per Tahun
r2001 =
= 0,017311 = 1,73 %
r2002 =
= 0,020935 = 2,09 %
r2003 =
= 0,013327 = 1,33 %
r2004 =
= 0,017324 = 1,73 %
r
2005=
= 0,013606 = 1,36 %
r
2007=
= 0,036871 = 3,69 %
r2008 =
= 0,017471 = 1,75 %
[image:46.595.119.514.319.605.2]r2009 =
= 0,016503 = 1,65 %
Tabel 4.4 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Perempuan Per Tahun
Tahun Penduduk Perempuan
Bilangan Pokok Logaritma
Perubahan Jumlah Penduduk
Persentase Jumlah Perubahan
penduduk (%)
2000 297.286 2,718282 - -
2001 302.477 2,718282 0,017311 1,73
2002 308.876 2,718282 0,020935 2,09
2003 313.020 2,718282 0,013327 1,33
2004 318.490 2,718282 0,017324 1,73
2005 322.853 2,718282 0,013606 1,36
2006 327.516 2,718282 0,014340 1,43
2007 339.817 2,718282 0,036870 3,69
2008 345.806 2,718282 0,017471 1,75
4.3.3 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Per Tahun
r2001 =
= 0,008365 = 0,84 %
r
2002=
= 0,020669 = 2,07 %
r2003 =
= 0,022026 = 2,20 %
r
2004=
= 0,017834 = 1,78 %
r2005 =
= 0,014242 = 1,42 %
r2006 =
= 0,014096 = 1,41 %
r2007 =
= 0,026553 = 2,66 %
r2008 =
= 0,017467 = 1,75 %
Tabel 4.5 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Pertahun
Tahun Penduduk Keseluruhan Bilangan Pokok Logaritma Perubahan Jumlah Penduduk Persentase Jumlah Perubahan penduduk (%)
2000 597.828 2,718282 - -
2001 602.850 2,718282 0,008365 0,84
2002 615.440 2,718282 0,020669 2,07
2003 629.146 2,718282 0,022026 2,20
2004 640.467 2,718282 0,017834 1,78
2005 649.654 2,718282 0,014242 1,42
2006 658.876 2,718282 0,014095 1,40
2007 676.605 2,718282 0,026552 2,66
2008 688.529 2,718282 0,017470 1,75
2009 700.606 2,718282 0,017388 1,74
Tabel 4.6 Persentase Perubahan Jumlah Penduduk Kabupaten Asahan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2000-2009
Tahun Jumlah Laki-laki (%) Jumlah Perempuan (%) Jumlah Laki-laki dan Perempuan (%)
2000 - - -
2001 -0,06 1,73 0,84
2002 2,04 2,09 2,07
2003 3,07 1,33 2,20
2004 1,83 1,73 1,78
2005 1,49 1,36 1,42
2006 1,39 1,43 1,40
2007 1,62 3,69 2,66
2008 1,75 1,75 1,75
2009 1,83 1,65 1,74
[image:48.595.108.517.449.741.2]Dari tabel di atas menunjukkan bahwa persentase perubahan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan secara keseluruhan menurun dan dari hasil survei, penurunan ini terjadi karena kesadaran masyarakat untuk melaksanakan program KB (Keluarga Berencana) yang digalakkan pemerintah dalam mewujudkan kesejahteraan keluarga dan ada kemungkinan dikarenakan oleh imigrasi, mortalitas yang terjadi dikarenakan fasilitas kesehatan yang kurang memadai.
Dari perubahan angka-angka tersebut di atas dapat dilihat bahwa setiap tahunnya jumlah penduduk di Kabupaten Asahan selalu berubah, terkadang jumlahnya meningkat dan juga menurun. Hal ini mungkin ada kaitannya dengan program Keluarga Berencana (KB) yang telah disarankan pemerintah, yaitu dengan kebijakan menekan angka kelahiran.
4.4 Proyeksi Jumlah Penduduk
a. Untuk Laki-laki
r2009 =
=
= 0.016624 = 1.66 %
b. Untuk Perempuan
c. Untuk laki-laki dan perempuan
r2009 =
=
= 0.017627 = 1.76 %
Dengan diperolehnya persentase jumlah penduduk Kabupaten Asahan maka ramalan atau taksiran jumlah penduduk dapat ditentukan dengan menggunakan harga perubahan jumlah penduduk Kabupaten Asahan dengan menggunakan rumus:
P
n= P
0e
rn4.4.1 Proyeksi Jumlah Penduduk Laki-laki Kabupaten Asahan Tahun 2010 -2014
a. Untuk Tahun 2010
P2010
= P2009 . e
r.n=
349.046x 2,718282 0,016624 x 1 = 349.046 x 1,016763= 354.897
b. Untuk Tahun 2011
P2011
= P2010 . e
r.n=
354.897x 2,718282 0,016624 x 2 = 354.897 x 1,033807P
2012= P
2011. e
r.n=
366.895x 2,718282 0,016624 x 3 = 366.895 x 1,051137= 385.657
d. Untuk Tahun 2013
P2013
= P2012 . e
r.n=
385.657x 2,718282 0,016624 x 4 = 385.657 x 1,068757= 412.174
e. Untuk Tahun 2014
P2014
= P2013 . e
r.n=
412.174x 2,718282 0,016624 x 5 = 412.174 x 1,086672 [image:51.595.111.516.608.733.2]= 447.898
Tabel 4.7 Proyeksi Jumlah Penduduk Laki-laki Tahun 2010-2014
Tahun Penduduk Laki-laki e R
2010 354.897 2,718282 0,016624
2011 366.895 2,718282 0,016624
2012 385.657 2,718282 0,016624
2013 412.194 2,718282 0,016624
4.4.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Perempuan Kabupaten Asahan Tahun 2010-2014
a. Untuk Tahun 2010
P
2010= P
2009. e
r.n=
351.560x 2,718282 0,018632 x 1 = 351.560 x 1,018807= 358.172
b. Untuk Tahun 2011
P
2011= P
2010. e
r.n=
358.172x 2,718282 0,018632 x 2 = 358.172 x 1,037967= 371.771
c. Untuk Tahun 2012
P2012
= P2011 . e
r.n=
371.771x 2,718282 0,018632 x 3 = 371.771 x 1,057488d. Untuk Tahun 2013
P2013
= P2012 . e
r.n=
393.143x 2,718282 0,018632 x 4 = 393.143 x 1,077376= 423.563
e. Untuk Tahun 2014
P2014
= P2013 . e
r.n=
423.563x 2,718282 0,018632 x 5 = 423.563 x 1,097637 [image:53.595.112.515.468.594.2]= 464.918
Tabel 4.8 Proyeksi Jumlah Penduduk PerempuanTahun 2010-2014
Tahun Penduduk Perempuan e R
2010 358.172 2,718282 0,018632
2011 371.771 2,718282 0,018632
2012 393.143 2,718282 0,018632
2013 423.563 2,718282 0,018632
4.4.3 Proyeksi Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Kabupaten Asahan Tahun 2010-2014
a. Untuk Tahun 2010
P
2010= P
2009. e
r.n=
700.606x 2,718282 0,017627 x 1 = 700.606 x 1,017783= 713.065
b. Untuk Tahun 2011
P
2011= P
2010. e
r.n=
713.065x 2,718282 0,017627 x 2 = 713.065 x 1,035883= 738.652
c. Untuk Tahun 2012
P2012
= P2011 . e
r.n=
738.652x 2,718282 0,017627 x 3 = 738.652 x 1,054304d. Untuk Tahun 2013
P2013
= P2012 . e
r.n=
778.764x 2,718282 0,017627 x 4 = 778.764 x 1,073053= 835.655
e. Untuk Tahun 2014
P2014
= P2013 . e
r.n=
835.655x 2,718282 0,017627 x 5 = 835.655 x 1,092136 [image:55.595.109.515.482.605.2]= 912.649
Tabel 4.9 Proyeksi Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Tahun 2010-2014
Tahun Penduduk Keseluruhan e R
2010 713.065 2,718282 0,017627
2011 738.652 2,718282 0,017627
2012 778.764 2,718282 0,017627
2013 835.655 2,718282 0,017627
Tabel 4.10 Hasil Proyeksi (Perkiraan) Jumlah Penduduk Kabupaten Asahan dari Tahun 2010-2014
Tahun Jumlah Penduduk Jumlah
Laki-laki Perempuan
2010 354.897 358.172 713.065
2011 366.895 371.771 738.652
2012 385.657 393.143 778.764
2013 412.194 423.563 835.655
2014 447.898 464.918 912.649
Gambar 4.2 Penduduk Kabupaten Asahan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2010-2014
4.5 Keadaan Laju Pertumbuhan Penduduk
Adapun perhitungan laju pertumbuhan penduduk sebagai berikut:
[image:56.595.125.501.178.496.2]Laju pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan asumsi lima tahun sekali, yaitu tahun 2000-2005, 2001-2006, 2002-2007, 2003-2008, 2004-2009, 2005-2010, 2006-2011, 2007-2012, 2008-2013, 2009-2014. Maka akan kita peroleh:
1. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2000-2005 Pn = P0 ( 1 + r )n
P2005 = P2000 ( 1 + r )5
649.654 = 597.828 ( 1 + r )5 ( 1 + r )5 =
( 1 + r )5 = 1,086690 5 log(1 + r) = log 1,086690 log(1 + r) =
log(1 + r) = 0,007221
1 + r = antilog 0,007221 1 + r = 1,016766
r = 1,016766 – 1
r = 0,016766
r = 1,68 %
2. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2001-2006 Pn = P0 ( 1 + r )n
P2006 = P2001 ( 1 +r )5
( 1 + r )5 = 1,092935 5 log(1 + r) = log 1,092935 log(1 + r) =
log(1 + r) = 0,007712
1 + r = antilog 0,007712 1 + r = 1,017916
r = 1,017916 – 1
r = 0,017916
r = 1,79 %
3. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2002-2007 Pn = P0 ( 1 + r )n
P2007 = P2002 ( 1 + r )5
676.605 = 615.440 ( 1 + r )5 ( 1 + r )5 =
( 1 + r )5 = 1,099384 5 log(1 + r) = log 1,099384 log(1 + r) =
log(1 + r) = 0,008230
1 + r = antilog 0,008230 1 + r = 1,019131
r = 1,019131– 1
r = 0,019131
4. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2003-2008 Pn = P0 ( 1 + r )n
P2008 = P2003 ( 1 + r )5
688.529 = 629.146 ( 1 + r )5 ( 1 + r )5 =
( 1 + r )5 = 1,094387 5 log(1 + r) = log 1,094387 log(1 + r) =
log(1 + r) = 0,007834
1 + r = antilog 0,007834 1 + r = 1,018202
r = 1,018202 – 1
r = 0,018202
r = 1,82 %
5. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2004-2009 Pn = P0 ( 1 + r )n
P2009 = P2004 ( 1 + r )5
700.606 = 640.467 ( 1 + r )5 ( 1 + r )5 =
( 1 + r )5 = 1,093899 5 log(1 + r) = log 1,093899 log(1 + r) =
1 + r = antilog 0,007795 1 + r = 1,018111
r = 1,018111 – 1
r = ,018111
r = 1,81 %
6. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2005-20010 Pn = P0 ( 1 + r)n
P2010 = P2005 ( 1 + r )5
713.065 = 649.654 ( 1 + r )5 ( 1 + r )5 =
( 1 + r )5 = 1,097607 5 log(1 + r) = log 1,097607 log(1 + r) =
log(1 + r) = 0,008089
1 + r = antilog 0,008089 1 + r = 1,018800
r = 1,018800– 1
r = 0,018800
7. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2006-2011 Pn = P0 ( 1 + r )n
P2011 = P2006 ( 1 + r )5
738.652 = 658.876 ( 1 + r )5 ( 1 + r )5 =
( 1 + r )5 = 1,121079 5 log(1 + r) = log 1,121079 log(1 + r) =
log(1 + r) = 0,009927
1 + r = antilog 0,009927 1 + r = 1,023121
r = 1,023121 – 1
r = 0,023121
r = 2,31 %
8. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2007-2012 Pn = P0 ( 1 + r )n
P2012 = P2007 ( 1 + r )5
778.764 = 676.605 ( 1 + r )5 ( 1 + r )5 =
( 1 + r )5 = 1,150988 5 log(1 + r) = log 1,150988 log(1 + r) =
1 + r = antilog 0,012214 1 + r = 1,028523
r = 1,028523 – 1
r = 0,028523
r = 2,85 %
9. Laju pertumbuhan penduduk tahun 2008-2013 Pn = P0 ( 1 + r )n
P2013 = P2008 ( 1 + r )5
835.655 = 688.529 ( 1 + r )5 ( 1 + r )5 =
( 1 + r )5 = 1,213682 5 log(1 + r) = log 1,213682 log(1 + r) =
log(1 + r) = 0,016821
1 + r = antilog 0,016821 1 + r = 1,039492
r = 1,039492 – 1
r = 0,039492
r = 3,95 %
10.Laju pertumbuhan penduduk tahun 2009-2014 Pn = P0 ( 1 + r )n
P2014 = P2009 ( 1 + r )5
( 1 + r )5 =
( 1 + r )5 = 1,302657 5 log(1 + r) = log 1,302657 log(1 + r) =
log(1 + r) = 0,022966
1 + r = antilog 0,022966 1 + r = 1,054304
r = 1,054304 – 1
r = 0,054304
r = 5,43 %
Menghitung Rasio Jenis Kelamin Kita dapat menghitung Rasio Jenis Kelamin, yaitu sebagai berikut:
1. Untuk Rasio JenisKelamin 2010 SRi =
SRi =
SRi =
2. Untuk Rasio JenisKelamin 2011 SRi =
SRi =
3. Untuk Rasio JenisKelamin 2012 SRi =
SRi =
SRi =
4. Untuk Rasio JenisKelamin 2013 SRi =
SRi =
SRi =
5. Untuk Rasio JenisKelamin 2014 SRi =
SRi =
BAB 5
IMPLEMENTASI SISTEM
5.1 Tahap Implementasi
Tahap implementasi merupakan tahapan hasil desain tertulis ke dalam Programming (coding). Pada tahap inilah seluruh hasil desain dituangkan kedalam bahasa pemograman tertentu untuk menghasilkan sebuah system informasi yang sesuai dengan hasil desain tertulis. Tahapan implementasi harus dapat menentukan basis apa yang akan diterapkan dalam menuangkan hasil desain tertulis sehingga system yang dibentuk memiliki kelebihan-kelebihan tersendiri.
5.2 Mengaktifkan Microsoft Excel
Gambar 5.1 Mengaktifkan Microsoft Excel
5.3 Membuka Lembar Kerja Baru
Setelah pengaktifan, akan tampil lembar kerja Excel yang sudah siap untuk dipergunakan. Lembar kerja adalah kumpulan kolom dan baris, dimana kolom berurutan dari atas ke bawah sedangkan baris berurutan dari kiri ke kanan yang terdiri dari 256 kolom dan 65.536 baris pada setiap lembar kerja.
Gambar 5.2 Tampilan Lembar Kerja Microsoft Excel
5.4 Pengisian Data
Pengisian data ke dalam lembar kerja Excel adalah sama dengan memasukkan atau mengetikkan data ke dalamnya. Ada dua pilihan cara pengisian data, yaitu menggunakan keyboard computer atau melalui submmenu yang terdapat pada menu Excel.
Dalam pengisian data ke dalam lembar kerja dengan keyboard, diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:
3. Tekan enter atau klik tombol kiri mouse pada sel lain untuk konfirmasi atau mengakhirinya.
Gambar 5.3 Tampilan Lembar Kerja Pengisian Data
Sedangkan pilihan kedua dalam mengisi data adalah menggunakan submenu pada menu editdi Excel. Dengan pilihan ini, maka memiliki lebih banyak pilihan,yaitu: Down, Up, Left, dan Series (Autofil).
5.5 Pembuatan Grafik
Adapun langkah-langkah yang diperlukan adalah: 1. Sorot Sel atau range yang ingin dibuat grafik.
2. Klik Icon Insert, maka akan tampil kotak dialog Chart Type.
3. Klik Type grafik yang diinginkan dan kllik next, tampil kotak dialog Sourcedata. 4. Pada tampilan akan terlihat range data yang telah disorot dan klik radio. Botton rows atau coloums yang diinginkan, klik next. Maka akan tampil kotak dialog Chart Option.
5. Pada Chart Option, klik judul grafik. Setelah itu klik next. Tampil kotak dialog chart options.
[image:69.595.133.492.388.658.2]6. Anda dapat memilih tempat untuk meletakkan grafik ini, kemudian klik finish.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi dari perhitungan Jumlah Penduduk Kabupaten Asahan berdasarkan tahun 2000-2009, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan rumus pertumbuhan eksponensial dapat dicari persentase perubahan jumlah penduduk laki-laki, persentase perubahan jumlah penduduk perempuan, serta perubahan jumlah penduduk secara keseluruhan (laki-laki dan perempuan) sehingga dapat diramalkan jumlah penduduk di Kabupaten Asahan di masa yang akan datang.
2. Diperkirakan Jumlah Penduduk Kabupaten Asahan menurut jenis kelamin laki-laki pada tahun 2014 adalah 447.898 jiwa, jenis kelamin perempuan sebesar 464.918 jiwa, dan secara keseluruhan (jenis kelamin laki-laki dan perempuan) sebesar 912.649 jiwa.
6.2 Saran
Berdasarkan data yang diamati, penulis memberi saran dari hasil analisis jumlah pertumbuhan penududuk di Kabupaten Asahan yaitu sebagai berikut:
1. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dalam keadaan jumlah penduduk yang besar dapat menjadi beban yang berat bagi proses pembangunan. Sehingga hal ini akan dapat menyebabkan suatu masalah bagi pertumbuhan dan perbaikan ekonomi. Oleh karena itu penyebaran penduduk yang tidak merata perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah, yang mana dapat memberikan pemecahan masalah kependudukan tersebut serta mengambil suatu kebijakan yang dapat mensukseskan pemabangunan kependudukan di Kabupaten Asahan. Salah satunya yaitu menerapkan Keluarga Berencana yang sangat mempengaruhi masalah kependudukan.
2. Pemerintah harus benar-benar memperhatikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perubahan jumlah penduduk yang terjadi di Kabupaten Asahan setiap tahunnya.
DAFTAR PUSTAKA
BPS Sumatera Utara. 2000. Asahan Dalam Angka. Badan Pusat Statistika. BPS Sumatera Utara. 2001. Asahan Dalam Angka. Badan Pusat Statistika. BPS Sumatera Utara. 2002. Asahan Dalam Angka. Badan Pusat Statistika. BPS Sumatera Utara. 2003. Asahan Dalam Angka. Badan Pusat Statistika. BPS Sumatera Utara. 2004. Asahan Dalam Angka. Badan Pusat Statistika. BPS Sumatera Utara. 2005. Asahan Dalam Angka. Badan Pusat Statistika. BPS Sumatera Utara. 2006. Asahan Dalam Angka. Badan Pusat Statistika. BPS Sumatera Utara. 2007. Asahan Dalam Angka. Badan Pusat Statistika. BPS Sumatera Utara. 2008. Asahan Dalam Angka. Badan Pusat Statistika.
BPS Sumatera Utara. 2009. Asahan Dalam Angka. Badan Pusat Statistika.
Dasar-dasar Demografi. 2004. Jakarta: Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Mantra, Ida Bagus. 1985. Pengantar Studi Demografi. Yogyakarta: Nur cahaya.