ABSTRACT
ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF THE QUALITY OF AUDIT AND MANAGEMENT MOTIVATION TOWARDS PROFIT MANAGEMENT
(STUDIES ON COMPANIES THAT ARE DOING AN IPO IN INDONESIA)
By
NAHAR ANNISA
This research aims to obtain empirical evidence on the influence of audit quality management and motivation towards the management of profits at a time when companies do IPO in Indonesia. Quality audits in the proxy's with the size of the auditor (auditor of the big ten) and auditor industry specialists. Motivation management in the proxy’s with bonus plan and leverage while management proxy profit using a modification of the model of Jones for calculating the discretionary accrual.
The population in this study is a company IPO in Indonesia 2008-2013. Based on the purposive sampling method, during the six years of observation of the sample obtained as many as 57 companies. The hypothesis in this study were tested using multiple regression analysis to examine the effect of independent variables on the dependent variable.
The results showed that the size of the auditors and bonus plans affect the earnings management practices in companies doing IPOs. While the industry specialist auditors and leverage no effect on earnings management practices in companies doing IPOs.
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN MOTIVASI MANAJEMEN TERHADAP MANAJEMEN LABA (STUDI PADA
PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI INDONESIA)
Oleh
NAHAR ANNISA
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh kualitas audit dan motivasi manajemen terhadap manajemen laba pada saat perusahaan melakukan IPO di Indonesia. Kualitas audit diproksikan dengan ukuran KAP (auditorbig ten) dan auditor spesialis industri. Motivasi manajemen diproksikan dengan rencana bonus danleveragesedangkan proksi manajemen laba menggunakan modifijasi model Jones untuk menghitungdiscretionary accrual.
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia tahun 2008-2013. Berdasarkan metode purposive sampling, selama enam tahun pengamatan sampel yang diperoleh sebanyak 57 perusahaan. Hipotesis dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis regresi bergandauntuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran KAP dan rencana bonus berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO. Sedangkan auditor spesialis industri dan leverage tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO.
ANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN MOTIVASI MANAJEMEN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA
(Studi Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO di Indonesia)
Oleh
Nahar Annisa
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
ANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN MOTIVASI MANAJEMEN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA (Studi Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO di Indonesia)
(Skripsi)
Oleh
NAHAR ANNISA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan masalah ... 6
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
2.1 Teori Pensinyalan ... 9
2.2 Pengertian Manajemen Laba ... 10
2.2.1 Motivasi Manajemen ………... 11
2.2.2 BentukManajemen Laba ………. 13
2.3 Discretionary Accrual ... 15
2.4 Penelitian Terdahulu ... 16
2.5 Kerangka Pemikiran ……… 18
2.6 Perumusan Hipotesis... 19
2.6.1 Hipoteis Kualitas Audit... 20
2.6.1.1 Ukuran KAP... 21
2.6.1.2 Auditor Spesialis Industri... 22
2.6.2 Hipotesis Manajemen Laba... 23
2.6.2.1 Rencana Bonus... 23
2.6.2.2 Perjanjian Hutang... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 26
3.1 Desain Penelitian ... 26
3.2 Populasi dan Sampel ... 26
3.4 Teknik Analisis Data... 31
3.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 31
3.4.1.1 Uji Normalitas ... 31
3.4.1.2 Uji Multikolinieritas ... 31
3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 31
3.5.2.4 Uji Otokorelasi ... 32
3.5 Pengujian Hipotesis ... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36
4.1 Analisis Data ... 36
4.2 Statistik Deskriptif ... 36
4.3 Hasil Pengujian Asumsi Klasik... 38
4.3.1 Uji Normalitas... 38
4.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 39
4.3.3 Uji Multikolinearitas ... 40
4.3.4 Uji Otokorelasi ... 41
4.4 Pengujian Hipotesis ... 42
4.4.1 Hasil Uji Regresi Berganda ... 42
4.4.2 Hasil Uji Statistik F... 43
4.4.3 Hasil Uji t ... 44
4.4.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 45
4.5 Pembahasan... 46
4.5.1 Pengaruh Ukuran KAP terhadap praktik manajemen laba ………... 46
4.5.2 Pengaruh Auditor Spesialis Industri terhadap praktik manajemen laba ………... 46
4.5.3 Pengaruh Rencana Bonus terhadap praktik manajemen laba………... 47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 49
5.1 Kesimpulan……... 49
5.2 Keterbatasan Penelitian... 50
5.3 Saran... 50
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ………. 16
Tabel 4.1 Kriteria Penerimaan Sampel……….. 36
Tabel 4.2 StatistikDeskriptif ……… 36
Tabel 4.3 Uji Heteroskedastisitas………. 39
Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas ……… 40
Tabel 4.5 Uji Otokorelasi ………. 41
Tabel 4.6 Uji Regresi Berganda ……… 42
MOTO
“
The more you give, the more you will get
”
“
It is hard to fail, but it is worse never to have
tried to succeed
”
“Don’t put till tommorow what you can do
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini, sebagai salah satu tanda bakti kepada
Papa FuadBahrudin S.E dan Mama Ruqaiyah,serta untu kkakakku
Ahmad Fauzi S.T.
Terima kasih atas segala doa, kepercayaan yang kalian titipkan dan
dukungan yang tak henti-hentinya tercurahkan sebagai bentuk kasih
sayang yang tiada tara.
Karena tanpa papa,mama dan kakak, aku tak akan pernah sedekat ini
dengan mimpi-mimpiku.
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Nahar Annisa, dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 03
April 1991 sebagai anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Fuad
Bahrudin S.E dan Ibu Ruqaiyah.
Jenjang pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis yaitu menyelesaikan
pendidikan dasar di SD Bhakti Ibu pada tahun 2003, lalu melanjutkan pendidikan
menengah pertama di SMP Negeri 19 Bandar Lampung hingga tahun 2006,
kemudian menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Gajah Mada jurusan
IPA hingga tahun 2009.
Pada tahun 2009, atas rahmat Allah SWT dan doa orangtua, penulis melanjutkan
pendidikan di jurusan D3 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung, kemudian pada tahun 2012 melanjutkan ke jenjang S1 Akuntansi
SANWACANA
Bismillahirahmanirrahim
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas limpahan kasih
sayang-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul“Analisis Pengaruh Kualitas Audit danMotivasi Manajemen terhadap Praktik Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan yang Melakukan IPO di
Indonesia)”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S. E., M. Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S. E., M. Si., Akt., selaku Ketua Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
5. Ibu Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S. E., M. Si., Akt., selaku Pembimbing utama
yang telah meluangkan waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran,
masukan dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
ini.
6. Bapak Basuki Wibowo, S.E.,M.S.Ak,Akt. selaku pembimbing pendamping
yang telah meluangkan waktu dan fikirannya serta memberikan kritik,saran,
masukan dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi
7. Bapak Yuliansyah,S.E.,M.S.A.,Ph.D.,Akt.selaku selaku Pembahas yang telah
memberikan kritik, saran dan masukan yang membangun terhadap skripsi ini.
8. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si.,Aktselaku Pembimbing Akademik atas
segala saran dan dukungan yang diberikan selama masa perkuliahan.
9. Seluruh Dosen beserta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung.Khususnya untuk staf karyawan di jurusan Akuntansi
Pak Sobari, Mbak Leni, Mpok, Mas Yana, Mas Yogi, Mas Leman, yang telah
banyak membantu selama proses pengerjaan skripsi.
10. Kedua orangtua ku tercinta terkasih tersayang tersegalanya, Papa
FuadBahrudin S.E dan Mama Ruqaiyah yang telah menjadi orang tua yang
luar biasa bagi anak-anaknya. Terima kasih yang tak terhingga atas kasih
sayang, doa restu, motivasi dan dukungan yang tiada henti untuk selalu
memberikan yang terbaik untuk Anis. Ini semua kupersembahkan hanya
untuk Papa dan Mama.
11. Kedua kakak kandungku tersayang, Ahmad Fauzi S.T yang selalu memberi
doa, kebersamaan,semangat untuk kesuksesan adik. Terimakasih untuk
semuanya yang telah diberikan kepada adik dengan sangat tulus.
12. Keluarga besarku, mbah, bude, pakde, uwak,om, bulek dan semua sepupuku,
yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas doa, harapan, dan
motivasinya
13. Thanks to Regiza Palmi who always besides me no matter what and give me your support. Thank you so much teem.
14. Sahabat dan saudaraku tercinta Sari Khairunnisa, Nova Purnamasari, Zenna
Dwi Amalia, Ruby Perkasa, Putri Angelina, Ria Zantika, Regiza Palmi, Robi
Dwi Cahyo, Saddam Chaled, Rwanda Sutedira, Roy Chandra S, Oki Yanto
terimakasih atas semuanya yang telah kalian berikan kepadaku selama ini,
kalian Luar biasaaa!! Semoga kita selalu menjadi sahabat untuk selamanya.
15. The Green Cafe Squad : Lely Marce Margareta, AzvarezaTiarani S.E, Bang
Jarwo, Yara, Eko, Yoga, Bang Engga, Nicho dll terimakasih sudah
menemani,menjadi penghibur hati,memberi bantuan, motivasi,nasehat,dan
doa. Kalian teman-teman seperjuangan terbaik yang pernah ada.
16. Keluarga besar jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
17. Almamater tercinta, Universitas Lampung.
Akhir kata, manusia yang baik adalah yang menuai manfaat bagi sesamanya,
semoga skripsi ini bermanfaat dikemudian hari. Amin.
Bandar Lampung, November 2015
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perusahaan membutuhkan dana yang besar dalam menjalankan
aktivitasnya, baik dalam segi mengembangkan pangsa pasar dan bagi
kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain dari pihak internal (pemilik
modal), perusahaan juga bisa mendapatkan dana dari pihak eksternal (di
luar perusahaan). Salah satu cara mendapatkan dana dari pihak eksternal
yaitu dengan melakukan penawaran saham perdana perusahaan kepada
masyarakat atau yang lebih dikenal sebagaiInitial Public Offering (IPO) atau istilah yang cukup populer di Indonesia adalahgo public. Dengan malakukan IPO ke masyarakat maka perusahaan dapat menghimpun dana
dari masyarakat yang relatif besar untuk keperluan kegiatan pembelanjaan
atau operasi perusahaan, juga memberikan kesempatan kepada masyarakat
untuk pengelolaan dan pengembangan perusahaan. Perusahaan untuk
melakukan IPO perlu menjelaskan secara menyeluruh kondisi perusahaan.
Hal ini dilakukan dengan menerbitkan prokspektus perusahaan.
Salah satu hal paling penting dalam prospektus adalah kinerja keuangan
perusahaan. Oleh karena hal ini menjadi hal penting yang diperhatikan
2
pelaporan keuangan untuk mengubah laporan keuangan guna
mempengaruhi persepsi atau pandangan investor mengenai kinerja
perusahaan. Sehingga kinerja perusahaan terlihat baik dan dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Tindakan ini biasa dikenal dengan
manajemen laba. Manajemen laba merupakan perilaku oportunistik manajer
untuk memaksimumkan utlitas mereka.
Manajer malakukan manajemen laba dengan cara memilih metode atau
kebijakan akuntansi tertentu untuk menaikan laba atau menurunkan laba.
Manajer dapat menggeser laba periode yang akan datang ke periode
sekarang untuk menaikan laba dan menggeser laba periode sekarang ke
periode yang akan datang untuk menurunkan laba.
Dalam Watts dan Zimmerman (1986) terdapat 3 faktor yang membuat
manajemen perusahaan melakukan manajemen laba. Tiga faktor ini disebut
dengan tiga hipotesis teori akuntansi positif yaitu: hipotesis rencana bonus,
hipotesis perjanjian hutang, hipotesis biaya politik. Pertama, hipotesis
rencana bonus hal ini tentang pemilihan metode akuntansi dengan rencana
bonus yang akan diperoleh manajer. Manajer akan memilih menggunakan
prosedur akuntansi yang dapat menggantikan laporan laba untuk periode
yang akan datang ke periode sekarang. Hal ini dilakukan manajer jika
besarnya bonus yang diperoleh berdasarkan besarnya laba yang dihasilkan.
Sehingga manajer akan memilih metode yang dapat meningkatkan laba agar
3
Kedua, hipotesis perjanjian hutang yakni persyaratan perjanjian hutang
yang harus dipenuhi perusahaan dalam kesediaan debitur mempertahankan
rasio-rasio akuntansi dan batasan lain yang berkaitan dengan data akuntansi
perusahaan. Jika terjadi pelanggaran dengan persyaratan maka perusahaan
dikenakan sanksi. Laba yang tinggi dianggap dapat menghindari terjadinya
pelanggaran tersebut. Ketiga, hipotesis biaya politik ini berkaitan dengan
semakin tingginya laba perusahaan, maka pemerintah akan semakin
menyoroti perusahaan tersebut. Dalam kondisi seperti ini manajer
cenderung akan menurunkan laba agar biaya politik rendah, sehingga dapat
menghindari peraturan yang berlaku atau pengenaan tarif pajak yang tinggi.
Audit sebagai jasa pelayanan yang digunakan untuk meningkatkan
keterpercayaan dan kesesuaian informasi yang digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan diharapkan dapat mengurangi praktek manajemen
laba. Akan tetapi untuk dapat mendeteksi manajemen laba tergantung pada
kualitas audit tersebut. Audit dengan kualitas yang tinggi diharapkan akan
mengurangi manajemen laba pada saat perusahaan IPO. Kualitas ini dapat
dikendalikan dengan memastikan bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP)
telah memenuhi tanggung jawab profesionalnya kepada klien maupun pihak
lain. Kualitas audit sendiri dihubungkan dengan ukuran dari KAP besar
(Big four) dan KAP kecil (Non Big four). KAP besar dianggap memiliki
kualitas audit lebih tinggi dibandingkan KAP kecil. KAP besar dianggap
dapat mengurangi praktik akuntansi yang meragukan dan melaporkan
4
Selain diproksikan dengan ukuran KAP, kualitas audit dalam Zhou dan
Elder (2004) membuktikan bahwa berhubungan positif dengan auditor
spesialis industri. Auditor yang melakukan spesialis industri untuk
meluaskan pangsa pasar mereka terhadap klien, lebih menguasai informasi
tentang industri tersebut dibandingkan dengan auditor non-spesialis.
Penelitian mengenai pengaruh motivasi manajer terhadap manajemen laba
dilakukan oleh Achmad, Subekti, dan Atmini (2007). Penelitian ini menguji
pengaruh motivasi dan strategi terhadap praktik manajemen laba.
Hasil pengujian mengindikasikan bahwa peningkatan motivasidebt covenantdan motivasi biaya politik akan meningkatkan praktik manajemen laba. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wimboweni (2007)
menunjukkan bahwa rencana bonus, biaya politik, dan leverage tidak
terbukti berpengaruh positif terhadap praktik manajemen laba. Sedangkan
variabel kualitas audit terbukti berpengaruh negatif terhadap praktik
manajemen laba. Hasil penelitian Luhgianto (2008) menunjukan kualitas
audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba pada saat IPO. Hasil
penelitian lainnya yang dilakukan Inten Meutia (2004) yang menyatakan
Kualitas audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba.
Penelitian selanjutnya mengenai pengaruh antara motivasi dan strategi
terhadap praktik manajemen laba di industri perbankan Indonesia dilakukan
oleh Supono (2009). Motivasi manajemen laba diproksikan oleh rencana
bonus, debt covenant, dan biaya politik. Hasil penelitiannya kembali
5
politik berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba. Manajer
yang mendapat kompensasi bonus yang tinggi,debt covenantyang rendah, dan biaya politik yang tinggi akan termotivasi untuk melakukan praktik
manajemen laba. Hasil penelitian Supono (2009) tersebut didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Devi (2012) dengan hasil bahwa
peningkatan motivasidebt covenantberpengaruh dan akan meningkatkan praktik manajemen laba.
Namun hasil penelitian terbaru oleh Nugrohohadi (2013) kembali
mendukung hasil penelitian dari Wimboweni (2007) yang menyatakan
bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel motivasi manajer, yaitu
rencana bonus (Salary), variabel perjanjian hutang, dan variabel biaya
politik terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan
IPO dan kualitas audit yang diproksikan oleh ukuran auditor, dan auditor
spesialisasi industri berpengaruh terhadap praktik manajemen laba.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang masih berbeda-beda maka
peneliti tertarik untuk meneliti kembali pengaruh kualitas audit dan
motivasi manajemen terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan
yang melakukan IPO.
Penelitian ini merupakan penelitian replikasi yang mengacu pada
penelitian sebelumnya dilakukan oleh Nugrohohadi (2013) yang meneliti
Pengaruh Kualitas Audit dan Motivasi Manajemen Laba terhadap Praktik
6
karena peneliti ingin menguji kembali apakah hasil yang didapatkan akan
sama pada perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia jika teori yang
diterapkan sama dengan penelitian terdahulu sehingga hasil penelitian ini
dapat memperkuat atau memperlemah teori yang ada. Pemilihan variabel
independen dalam penelitian ini berdasarkan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Nugrohohadi (2013). Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan Nugrohohadi (2013), dalam penelitian ini
kualitas audit menggunakan proksi ukuran KAP dan auditor spesialis
industri, dimana ukuran KAP menggunakan KAP yang berafiliasi dengan
Big 10. Pemilihan ukuran KAP menggunakanBig 10karena KAP yang berafiliasi denganbig 10 juga memiliki auditor yang berpengalaman dan berkualitas sehingga memungkinkan mereka dapat memberikan pendapat
atau opininya sesuai dengan keadaan real sama dengan KAP yang
berafiliasi denganBig 4. Karena di KAPBig 10termasuk jugaBig 4
didalamnya.Motivasi manajemen laba terdiri dari rencana bonus, perjanjian
hutang dan biaya politik. Dalam penelitian ini variabel motivasi manajemen
diproksikan oleh rencana bonus dan perjanjian hutang. Biaya politik tidak
dijadikan variabel karena tidak semua harga jual saham pada perusahaan
melakukan IPO dipengaruhi pemerintah. Selanjutnya periode yang diteliti
yakni 2008 hingga 2013.
7
diwajibkan melaporkan laporan keuangan yang berkualitas kepada publik.
Pada saat ini perusahaan cenderung akan melakukan manajemen laba guna
menunjukan performa baik perusahannya kepada masyarakat dan untuk
meningkatkan nilai harga saham perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap praktik manajemen laba
pada perusahaan yang melakukan IPO?
2. Apakah motivasi manajemen berpengaruh terhadap praktik manajemen
laba pada perusahaan yang melakukan IPO?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini:
1. Menganalisis apakah kualitas audit yang terdiri dari ukuran KAP dan
auditor spesialis industri berpengaruh terhadap praktik manajemen laba
pada perusahaan yang melakukan IPO.
2. Menganalisis apakah motivasi manajemen laba yang terdiri dari rencana
bonus dan perjanjian hutang berpengaruh terhadap praktik manajemen
laba pada perusahaan yang melakukan IPO.
8
Dengan penelitian ini diharapkan mengahasilkan bukti empiris tentang
pengaruh kualitas audit dan motivasi manajemen terhadap praktik
manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO
1.4.2 Manfaat Praktis
Dengan penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada para
investor maupun calon investor dalam pengambilan keputusan.
Penelitian bermanfaat praktis bagi auditor dan calon auditor dalam
memberikan penilaian terhadap perusahaan yang melakukan IPO di
Indonesia. Serta bagi perusahaan dapat meningkatkan kualitas laporan
keuangan dengan adanya auditor dengan kualitas tinggi khususnya bagi
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Sinyal (Signaling Theory)
Teori pensinyalan (signaling theory) mengasumsikan bahwa terdapat asimetri
informasi antara manajer dengan investor atau calon investor. Manajer
dipandang memiliki informasi tentang perusahaan yang tidak dimilki oleh
investor maupun calon investor. Teori pensinyalan menjelaskan alasan
pentingnya perusahaan menyajikan informasi kepada publik (Wolk et al.,
2006). Informasi tersebut bisa berupa laporan keuangan, informasi kebijakan
perusahaan maupun informasi lain yang diungkapkan secara sukarela oleh
manajemen perusahaan.
Dalam proses IPO, seringkali perusahaan melakukan manajemen laba dan
menggunakan jasa pihak ketiga yang berkualitas tinggi, seperti auditor. Upaya
ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan sinyal kepada investor dan
calon investor untuk mengurangi adanya masalah asimetri informasi, sehingga
kemudian investor atau calon investor percaya bahwa perusahaan memilki
kualitas yang tinggi.Signaling theoryrelevan digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini karena sinyal-sinyal dan informasi yang beredar dapat
10
Kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas informasi yang
diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan. Kualitas informasi tersebut
bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi yang timbul ketika manajer
lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa
mendatang dibanding pihak eksternal perusahaan. Informasi yang berupa
pemberian peringkat obligasi perusahaan yang dipublikasikan diharapkan
dapat menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan tertentu dan
menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait dengan utang yang dimiliki
(Maria Immaculatta,2006)
2.2 Pengertian Manajemen Laba
Manajemen laba adalah upaya manajemen dalam proses pelaporan
keuangan perusahaan melalui pemilihan kebijakan-kebijakan akuntansi untuk
mengatur jumlah laba yang dilaporkan dengan tujuan untuk membentuk kesan
mengenai kinerja perusahaan untuk menaikkan nilai perusahan serta untuk
mempengaruhi hasil kontrak yang didasarkan pada angka-angka akuntansi
yang dilaporkan untuk memperoleh keuntungan bagi privat manajemen.
Manajemen laba bisa jadi baik dan bisa jadi tidak baik (Scott, 2003:368).
Dalam batasan tertentu, manajemen laba baik untuk perusahaan. Manajemen
laba bisa digunakan untuk melindungi perusahaan dari
konsekuensi-konsekuensi yang tidak menguntungkan sebagai akibat pelanggaran kontrak
perusahaan. Manajer juga bisa mempengaruhi nilai pasar saham melalui
manajemen laba. Namun, tidak tertutup pula kemungkinan penyalahgunaan
manajemen laba oleh manajer yaitu bila manajer menggunakan manajemen
11
manajemen. Manajemen laba dapat memberikan gambaran akan perilaku
manajer dalam melaporkan kegiatan usahannya pada suatu periode tertentu,
yaitu adannya kemungkinan munculnya motivasi tertentu yang mendorong
mereka untuk mengatur data keuangan yang dilaporkan. Manajemen laba tidak
harus dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi data atau informasi
akuntansi, tetapi lebih condong dikaitkan dengan pemilihan metode akuntansi
untuk mengatur keuangan yang dapat dilakukan karena memang diperkenankan
menurut peraturan akuntansi (Gumanti,2000).
Cara pemahaman atas manajemen laba dapat dibagi menjadi dua cara.
Pertama, melihatnya sebagai perilaku opportunisticmanajer untuk
memaksimumkan utilitasnnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak
hutang, danpolitical costs(opportunistic Earning Management). Kedua, memandang manajemen laba dari prespektifefficient contracting(Efficient Earning Management), dimana manajemen laba memberikan kepada manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam
mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan
pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak.
Dalam konteks IPO sering kali manajemen laba dilakukan dengan tujuan
oportunis, yaitu melaporkan laba yang tinggi untuk menyesatkan investor
dalam melakukan penilaian tentang prospek perusahaan.
2.2.1 Motivasi Manajemen
Ada beberapa teori mengenai motivasi manajemen laba. Watts dan Zimmerman
12
pemilihan kebijakan akuntansi. Tiga faktor ini disebut dengan tiga hipotesis
teori akuntansi positif.
1. Hipotesis Rencana Bonus (bonus plan hypothesis)
Hipotesis ini membicarakan tentang hubungan pemilihan metode
akuntansi dengan rencana bonus manajer. Jika besar bonus yang akan didapat
manajer didasarkan pada besarnya laba yang dihasilkan, manajer diprediksi
akan memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan laba sehingga
meningkat pula bonus yang diperoleh. Jika perjanjian bonus bagi manajer
memiliki batas atas untuk jumlah yang dapat diterima, maka laba suatu periode
yang lebih tinggi dari batas atas target laba untuk mendapatkan bonus akan
memberi inisiatif bagi manajer untuk mengurangi laba yang dilaporkan dalam
periode tersebut dan mentransfer laba pada periode berikutnya.
Kompensasi manajemen meliputi berbagai insentif yang berkaitan dengan
kinerja. Sasarannya adalah untuk menciptakan kesesuaian kinerja, sehingga
manajer akan menunjukan kerja yang terbaik bagi perusahaan. Kompensasi
keuangan meliputi gaji dan bonus. Kompensasi yang didasarkan pada laba
dapat menciptakan perilaku difungsional, Scott (2000) dalam Novrianto (2008).
2. Hipotesis Perjanjian Hutang (debt covenant hypothesys)
Perjanjian hutang memiliki syarat yang harus dipenuhi yang mencakup
kesediaan debitur untuk mempertahankan rasio-rasio akuntansi sepertidebt to equity ratio, rasio modal kerja minimum, serta batasan-batasan lain yang umumnya dikaitkan dengan data akuntansi perusahaan. Jika dilanggar akan
dikenakan sanksi pembatasan atas pembayaran deviden atau pembatasan
13
kemungkinan terjadinya pelanggaran syarat perjanjian hutang. Manajer
diprediksi akan cenderung untuk memilih kebijakan akuntansi yang
meningkatkan laba.
Perusahaan dengan rasiodebt to equityyang tinggi akan mengalami kesulitan dana tambahan dari pihak kreditor bahkan perusahaan terancam
melanggar perjanjian hutang, Watts dan Zimmerman (1990).
3. Hipotesis Biaya politik (political cost hypothesis)
Hipotesis ini menyatakan bahwa perusahaan yang berhadapan dengan
biaya politis cenderung untuk menurunkan laba dengan tujuan untuk
meminimalkan biaya politik yang harus mereka tenggung (Scott, 1997:303).
Biaya politik menyangkut semua biaya (transfer kekayaan) yang harus
ditanggung perusahaan terkait dengan tindakan politis sepertianti trust, subsidi pemerintah, pajak dan tarif, persaingan dengan perusahaan asing, serta
regulasi-regulasi lain (Watts dan Zimmerman, 1978). Selain itu manajemen
laba bisa digunakan untuk mengatasi persaingan dengan perusahaan asing.
Untuk memperoleh proteksi tersebut, perusahaan akan memilih kebijakan
akuntansi yang menurunkan laba sehingga laba mereka tampak turun sebagai
akibat persaingan dengan perusahaan asing tersebut.
2.2.2 Bentuk Manajemen Laba
Ada empat bentuk manajemen laba yang dikemukakan oleh Scott
(2003:383-384), yaitu:
1. Taking a Bath(tindakan kepalang basah)
Pada manajemen yang mengalami periode buruk, bentuk manajemen laba
14
mergerdan restrukturisasi. Biasanya, perusahaan yang merugi akan
melaporkan rugi dengan jumlah yang lebih tinggi dari yang sebenarnya dengan
cara meningkatkan jumlah beban dan mentransfer laba pada periode
berikutnya.
2. Income Minimization
Manajemen laba ini dilakukan pada saat perusahaan memperoleh laba
yang tinggi. Sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun
drastis dapat diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya. Hal ini
dilakukan untuk mengurangi perhatian secara politis terhadap perusahaaan dan
untuk mengurangi pajak yang harus dibayar.Income minimizationjuga dilakukan pada saat perusahaan mengalami persaingan dengan perusahaan
asing.
3. Income Maximitation
Manajemen laba bentuk ini dilakukan agar manajer mendapat bonus yang
lebih besar. Bentk ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan
pelanggaran perjanjian hutang.
4. Income Smoothing(perataan laba)
Bentuk ini adalah bentuk manajemen laba yang paling populer. Melalui
perataan laba, manajer akan menaikkan atau menurunkan laba untuk
mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan. Ketika laba yang dihasilkan lebih
tinggi daripada ramalan manajemen, maka manajer akan melaporkannya lebih
rendah dan sebaliknya. Dengan perataan laba, kinerja perusahaan akan terlihat
15
Perataan laba juga dilakukan untuk mengurangi kemungkinan dilanggarnya
kontrak hutang yaitu dengan mengatur laba diantara batas bawah dan batas
atas target. Karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif
stabil.
2.3Discreationary Accrual
Deteksi atas kemungkinan dilakukannya manajemen laba dalam laporaan
keuangan secara umum diteliti melalui penggunaan akrual. Pengukuran
berdasarkan akrual juga secara teoritis lebih menarik karena akrual merupakan
kumpulan sejumlah dampak bersih atas kebijakan akuntansi yang mencakup
portofolio penentu pendapatan. Akrual juga dapat mengatasi masalah waktu
dan ketidaksepadanan. Beneish (2001), dalam Veronica dan Bachtiar (2003),
menyatakan bahwa berkembangnya manajemen laba yang dilakukan melalui
basis akrrual disebabkan oleh tiga hal. Pertama, akrual merupakan pokok utama
dari prinsip akuntansi yang diterima umum, dan manajemen laba lebih mudah
terjadi pada laporan yang berbasis akrual disbanding dengan laporan berbasis
kas. Kedua, dengan mempelajari akrual akan mengurangi masalah yang timbul
dalam mengukur dampak dari berbagai pilihan metode akuntansi terhadap laba.
Ketiga, jika indikasi manajemen laba tidak dapat diamati dari akrual maka
investor tidak akan dapat menjelaskan dampak dari manajemen laba pada
pengahasilan yang dilaporkan perusahaan. Accrualsyang digunakan untuk mendeteksi apakah pihak manjemen melakukan manajemn laba dalam laporan
16
accrualsditentukan oleh faktor-faktor luar seperti kondisi ekonomi atau permintaan terhadap penjualan serta faktor-faktor lain yang tidak dapat
dikontrol oleh pihak manajer. Selisih antaratotal accrualsdengan
nondiscretionary accrualsakan menggambarkandiscreationary accrualsatau akrual yang sengaja diterapkan manajemen untuk tujuan tertentu. Dalam hal ini
discreationary accrualsdapat dianggap sebagai manajemen laba (Veronica dan Bachtiar, 2003).
Total accrualsdigunakan sebagai indikator, sebabdiscreationary accruals (DA) sulit untuk diamati, karena ditentukan oleh kebijakan masing-masing
manajer dan pengukuran dengandiscreationary accrualssaat ini telah dipakai secara luas untuk menguji hipotesis manajemen laba. Pendekatan total accruals berasumsi bahwa komponennondiscreationary accrualscenderung stabil sepanjang waktu, sehingga yang layak untuk dipertimbangkan adalah
komponendiscreationary accruals.
2.4 Penelitian terdahulu
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
17
2 Pradipto Tri Nugrohohadi (2013) Pengaruh Kualitas Audit dan Motivasi Manajemen Laba terhadap Praktik Manajemen Laba padaInitial Public Offering 3 Nurina Rahmadika (2011)
Pengaruh Kualitas
4 Ananta Dimaz Novrianto (2008) Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance dan Motivasi Manajemen Laba terhadap Pratik Manajemen 5 Inten Meutia (2004)
Pengaruh Independensi Auditor terhadap Manajemen Laba antara KAPBig four danNon-Big four
18 7 Rei Adrianto dan Idrianita Anis
(2014)
Pengaruh StrukturCorporate
Governancedan Kontrak Utang
terhadap Praktik Manajemen laba pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Variabel dependen:
Dalam setiap perusahaan laba menjadi salah satu ukuran kinerja manajemen
yang akan berdampak pada proses pengambilan keputusan. Hal ini pun terjadi
bagi perusahaan yang akan melakukan IPO. Kegiatan pihak manajemen dalam
membuat laporan keuangan secara akrual seharusnya sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laba menjadi elemen penting yang
harus disampaikan dengan baik oleh manajer guna menarik investor saat
perusahaan melakukan IPO. Dalam hal ini kualitas Audit dan Motivasi
Manajemen memiliki pengaruh terhaadap kualitas dari laporan keuangan
khususnya yang berkaitan dengan manajemen laba. Kualitas audit dinilai
dalam ukuran auditor dan auditor spesialis industri. Motivasi manajemen
19
Variabel motivasi manajemen dalam penelitian ini tidak menggunakan proksi
biaya politik, karena tidak semua perusahaan harga jual sahamnya dipengaruhi
pemerintah. Oleh karena itu terbentuk kerangka konseptual dari penelitian ini:
2.6 Perumusan Hipotesis
Mengacu pada Healy dan Wahlen (1999) yang mengartikan manajemen laba
sebagai tindakan yang terjadi ketika manajer menggunakan pertimbangan
dalam pelaporan keuangan dan dalam menyusun transaksi-transaksi untuk
mengubah laporan keuangan yang menyesakan terhadapstakeholdersatas dasar kinerja ekonomi organisasi atau untuk mempengaruhi hasil sesuai
dengan kontrak yang tergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan,
di pasar IPO potensi terjadinya manajemen relatif tinggi (Teoh dkk., 1998).
Belum banyaknya informasi tentang perusahaan sebelum pelaksanaan IPO dan
harapan agar ada penilaian yang lebih baik di mata investor dapat mendorong
manajemen melakukan manajemen laba.
Gumanti dan Niagara (2007) menyatakan bahwa salah satu hal yang
mendorong manajemen untuk melakukan manajemen laba pada suatu IPO Ukuran KAP
Auditor Spesialis Industri
Rencana Bonus
Perjanjian Hutang
20
adalah adanya ketakutan bahwa saham yang akan ditawarkan tidak direspon
dengan baik oleh pasar jika laba yang dicatatkan perusahaan tidak menarik.
Selain itu, manajemen juga termotivasi oleh kenyataan bahwa sebelumgo public, informasi yang berkaitan dengan perusahaan belum banyak diketahui oleh calon investor, baik informasi yang terkait dengan kinerja operasi
maupun kinerja keuangan. Hal ini mendorong manajer untuk memanfaatkan
kesempatan dari ketidakseimbangan penguasaan informasi tentang perusahaan
untuk mempengaruhi keputusan calon investor dengan manajer tingkat laba
perusahaan, yang dikenal dengan sebutan perilaku oportunis (opportunistic
behavior).
2.6.1 Hipotesis Kualitas Audit
Laporan keuangan menggunakan persepsi bahwa kualitas audit adalah suatu
fungsi untuk menggambarkan independensi auditor dan keahlian auditor
tersebut. Menurut Zhou dan Elder (2004), kualitas audit dapat diukur dari
ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) dan spesialisasi industri oleh auditor.
Kualitas audit tidak dapat diobservasi secara langsung. Persepsi mengenai
kualitas audit biasanya berkaitan dengan nama auditor, termasuk disini adalah
pengalaman industri dan kemampuan untuk mengungkap kesalahan yang
dilakukan manajemen (Zhou dan Elder, 2004). Dalam penelitian ini penulis
menggunakan proksi ukuran auditor dan auditor spesialisasi industri untuk
mengukur kualitas sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Zhou dan
21
2.6.1.1 Ukuran KAP
Berdasarkansignaling theoryseringkali perusahaan pada saat IPO
menggunakan jasa pihak ketiga yang memiliki reputasi yang tinggi dengan
tujuan untuk memberikan sinyal kepada investor maupun calon investor
sehingga percaya bahwa perusahaan memiliki kualitas yang tinggi. Kualitas
audit sering dihubungkan dengan ukuran auditor atau KAP, yaitu KAP besar
atau KAP kecil. KAP yang berafiliasi dengan big 10mempunyai auditor yang berpengalaman dan berkualitas sehingga memungkinkan mereka bekerja lebih
baik. Teori ini didukung dengan penelitian Becker (1998) dalam Zhou dan
Elder (2004) yang menyebutkan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP
non-Big4 melaporkan kenaikan laba yang signifikan dibandingkan dengan perusahaan yang menggunakan KAPBig4. Becker juga menemukan bahwa manajer menyiapkan strategi manajemen laba sebagai respon terhadap kontrak
hutang dan insentif bagi manajemen. Francies (1999) pada Fernando, Elder
dan Meguid (2006) menyatakan bahwa perusahaan dengan akrual yang tinggi
mempunyai keuntungan untuk menyewa auditorBig4 untuk menjamin bahwa laba dilaporkan secara kredibel dengan melaporkandiscretionary accruals yang rendah.
Penelitian yang dilakukan oleh Rusmin (2010) menunjukkan bahwa
discretionary accrualsyang merupakan proksi manajemen laba perusahaan yang diaudit oleh auditorbig fourlebih rendah dibandingkan yang diaudit oleh auditornon-big four. Penelitian serupa dilakukan Gerayli dkk., (2011) yang membuktikan bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditorbig four
22
menunjukkan bahwa auditorBig fourmemiliki kemampuan untuk mendeteksi adanya praktek manajemen laba di dalam suatu perusahaan.
Auditor yang berkualitas tinggi akan mempertahankan reputasinya dengan
memberikan kualitas pengauditan yang tinggi pula. Perusahaan yang
menggunakan auditor yang berkualitas dianggap dapat menjamin informasi
keuangan yang dilaporkan pada investor, sehingga investor akan lebih tertarik
dan percaya atas informasi tersebut. Dalam penelitian ini peneliti mengganti
KAPbig 4dengan KAPbig 10. Hal ini dilakukan untuk lebih dapat mengetahui pengaruh dari KAPbig 10terhadap praktik manajemen laba. Berdasarkan uraian diatas peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO.
2.6.1.2 Auditor Spesialis Industri
Berdasarkan teori agensi yang mengasumsikan bahwa manusia itu selalu self-interest, maka kehadiran pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara prinsipal dan agen sangat diperlukan, dalam hal ini adalah
auditor independen. Investor akan lebih cenderung percaya pada data
akuntansi yang dihasilkan dari kualitas audit yang tinggi. Menurut Luhgiatno
(2008), KAP spesialis akan memberikan jaminan kualitas audit yang lebih
tinggi dibandingkan dengan KAP yang tidak spesialis. Kualitas audit yang
tinggi dapat dihasilkan oleh auditor yang termasuk dalam kelompok KAP
spesialis. Craswell dkk., (1995) dalam Zhou dan Elder (2001) membuktikan
23
Auditor yang melakukan spesialisasi pada industri tertentu memiliki lebih
banyak pengetahuan mengenai informasi industri tersebut tentang resiko audit,
khusus yang mewakili industri tersebut, tetapi akan membutuhkan
pengembangan keahlian lebih dari pada KAP pada umumnya. Karena keahlian
dan pengalaman yang dimiliki oleh KAP spesialis industri ini maka
diharapkan bahwa KAP spesialis industri lebih cenderung membatasi
manajemen laba saat proses IPO berlangsung. Berdasarkan uraian diatas
peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2 : Auditor Spesialis Industri berpengaruh negatif terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO.
2.6.2 Hipotesis Manajemen Laba
Watts dan Zimmerman (1986) mengemukakan 3 hipotesis yang terkait dengan
perilaku manajer dalam pemilihan kebijakan akuntansi, meliputi hipotesis
rencana bonus, hipotesis biaya politik dan hipotesis perjanjian hutang.
Penelitian ini hanya menggunakan proksi rencana bonus dan perjanjian
hutang.
2.6.2.1 Rencana Bonus
Hipotesis ini membicarakan tentang hubungan pemilihan metode
akuntansi dengan rencana bonus manajer. Jika besar bonus yang akan didapat
manajer didasarkan pada besarnya laba yang dihasilkan, manajer diprediksi
akan memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan laba sehingga
meningkat pula bonus yang diperoleh. Berdasarkan teori agensi karena
terdapat perbedaan kepentingan antara agen dan principal. Principal
24
perusahaannya dengan meminta laporan pertanggungjawaban pada agen.
Berdasarkan laporan tersebut principal menilai kinerja manajemen. Oleh
karena itu manajemen seringkali melakukan tindakan yang dapat membuat
laporannya terlihat baik, sehingga kinerjanya dianggap baik dan bonus yang
diterima meningkat.
Dalam penelitian Palestin (2008) kompenasi bonus berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan
Novrianto (2008) yang menyatakan tidak menemukan adanya pengaruh yang
signifikan rencana bonus terhadap manajemen laba. Berdasarkan uraian diatas
peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3 : Rencana bonus berpengaruh positif terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO.
2.6.2.2 Perjanjian Hutang
Perjanjian hutang merupakan syarat yang harus dipenuhi perusahaan untuk
mempertahankan rasio-rasio yang umumnya dikaitkan dengan data akuntansi
perusahaan, misalnya rasio hutang terhadap total aktiva. Semkain tinggi
hutang perusahaan maka syarat-syarat yang diajukan oleh kreditur akan
semakin ketat. Jika dilanggar akan dikenakan sanksi pembatasan atas
pembayaran deviden atau pembatasan penambahan hutang. Achmad dkk.,
(2007) dalam penelitiannya menemukan bukti empiris pengaruh perjanjian
hutang terhadap praktik manajemen laba. Dalam penelitiannya menyatakan
bahwa manajer berupaya meningkatkan laba untuk menghindari pelanggaran
perjanjian hutang. Tanomi (2012) menyimpulkan bahwa perjanjian hutang
25
cenderung untuk memilih kebijakan akuntansi yang meningkatkan laba. Laba
yang tinggi diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya
pelanggaran syarat perjanjian hutang. Berdasarkan uraian diatas peneliti
merumuskan hipotesis sebagai berikut:
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Dalam penelitian ini menjelasakan hubungan antara variabel dependen dan
variabel independen. Sifat penelitian ini adalah dengan menggunakan data
sekunder. Dengan data tersebut digunakan untuk menguji hipotesis yang
dirumuskan (Singarimbun dan Effendi 1982:6).
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan di Indonesia yang
melakukan IPO pada periode 2008-2013 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Pemilihan sampel data ini menggunakan metode purposive
sampling. Berikut kriteria sampel yang diinginkan:
a. Sampel merupakan perusahaan yang melakukan IPO pada periode
2008-2013
b. Sampel merupakan perusahaan dengan laporan keuangan lengkap saat
melakukan IPO
3.3 Variabel Penelitian
Variable dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
27
mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen penelitian ini adalah
kualitas audit dan motivasi manajemen.
Dalam hal ini variabel dependen adalah manajemen laba yang
berhubungan dengandiscretionary accrual(DA). Nilai DA dihitung dengan menggunakan model Jones yang dimodifikasi, karena model ini paling baik
diantara model lain yang sama-sama digunakan untuk mengukur manajemen
laba (Lobo dan Zhou, 2001 dalam Wedari, 2004). Rumus-rumus yang
diperlukan:
1. Mengukurtotal accruals dengan menggunakan model Jones yang dimodifikasi.
Total accruals (TA) = laba bersih (net income)–arus kas operasi (cash
flow from operating)
2. Menghitung nilai total accruals yang diestimasi dengan persamaan regresi
OLS:
TACit/Ait-1= a1(1/Ait-1) + a2(∆REVit/Ait-1) + a3(PPEit/Ait-1) + e
Dimana:
TACit =total accrualperusahaan i pada periode t Ait-1 =total assetperusahaan i pada periode t
∆REVit =perubahan pendapatan perusahaan i pada periode t
PPEit =property, plant equipmentperusahaan i pada tahun t
a1,a2,a3 = koefesien regresi
28
NDAit = a1 (1/Ait-1) + a2 [(∆REVit-∆RECit)/Ait-1] + a3 (PPEit/Ait-1) Dimana:
NDAit =nondiscreationarypada perusahaan i pada periode t a1,a2,a3 =fitted coefficienthasil dari regresi padatotal accrual
∆RECit = perubahan piutang perusahaan i pada periode t
4. Menghitungdicreationary accrual: DAit = (TAit/Ait-1)–NDAit Dimana:
DAit =dicreationary accrualperusahaan i pada periode t
1. Variabel Kualitas Audit a. Ukuran KAP
Salah satu tipe dari auditor eksternal dilihat dari besarnya kantor
akuntan, biasanya yang dikenal adalahBig Ten.Proksi yang paling sering digunakan untuk penelitian mengenaiaudit qualityadalah variabel dummy untuk anggota KAPthe big tendan nonbig ten. Berdasarkan web
accountingtoday.com tahun 2011, KAP yang termasuk dalam kelompok
big tendi Indonesia adalah:
1. KAP Hans Tuanakotta Mustofa & Rekan yang berafiliasi dengan
Deloitte Touche Tohmatsu (HTM)
2. KAP Haryanto, Sahari & Rekan; Drs. Hadi Susanto & Rekan yang
29
3. KAP Prasetiyo, Sarwoko dan Sandjaja yang berafiliasi dengan Ernst &
Young
4. KAP Siddharta, Siddharta & Wijaya yang berafiliasi dengan KPMG
5. KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM)
6. Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan (Crowe Horwath)
7. Tanubrata, Sutanto, Fahmi & Rekan (BDO)
8. Gani, Sigiro & Handayani (Grant Thornton)
9. Mulyamin, Sensi, Suryanti & Lianny (Moore Stephens)
10. Hadori, Sugiarto, Adi & Rekan (BKR)
Variabel ini merupakan variabel dummy, yaitu dengan menggunakan
skala 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAPbig tenyang berskala 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAPnon big ten.
b. Auditor spesialis industri
Penetapan spesialis industri untuk KAP dapat dilakukan dengan
melihat frekuensi penugasan yang dilakukan oleh KAP dalam melakukan
pemeriksaan pada perusahaan yang sejenis menurut pengelompokan
perusahaan oleh BEI. Semakin sering KAP melakukan audit atas
perusahaan yang sejenis, maka KAP tersebut akan spesialis dalam
kelompok perusahaan itu. Frekuensi ini dibandingkan dengan penugasan
KAP yang bersangkutan terhadap jenis perusahaan yang lain yang
diauditnya. Jika presentasenya lebih besar 25% dari total penugasan audit
30
Rumus untuk mengukur rasio auditor spesialisasi industri adalah sebagai
berikut:
R = rasio spesialisasi industri
m = jumlah perusahaan dalam satu industri yang diaudit oleh auditor yang
sama
n = jumlah perusahaan yang diaudit oleh semua auditor
2. Variabel Motivasi Manajemen a. Rencana Bonus
Pengukuran motivasi rencana bonus menggunakan proksi yang
digunakan pada penelitian Ahmad dkk., (2007) yang melakukan
investigasi pada motivasi dan strategi manajemen laba dengan membagi
kompensasi diterima direksi dan komisaris dengan total ekuitas:
b. Perjanjian Hutang
Motivasi perjanjian hutang diukur sebagai rasio total utang terhadap total
aktiva R = m
n
Kompensasi diterima direksi dan komisaris BPLAN =
Total Ekuitas
Total Kewajiban
LEV=
31
3.4 Teknik Analisis Data
Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi berganda. Model regresi linear berganda dipilih karena penelitian ini
dirancang untuk meneliti faktor-faktor yang berpengaruh dari variabel bebas
terhadap variabel terikat, Novrianto (2008).
3.4.1 Pengujian Asumsi Klasik 3.4.1.1 Uji Normalitas
pengujian ini ditujukan untuk mengetahui apakah data penelitian
berdistribusi secara normal atau tidak. Perlu dirumuskan terlebih dahulu
hipotesis sebagai berikut:
H0= data berdistribusi dengan normal.
H1 = data tidak berdistribusi secara normal.
Jika probabilitas Jarque Bera <α, maka tolak H0dan jika probabilitas
Jarque Bera >α, maka terima H0.
3.4.1.2 Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas. Jika terdapat korelasi akan
menyebabkan problem multikolinearitas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen.
3.4.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual atas suatu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu
32
jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya gejala.
Heteroskedastisitas dilakukan ujiWhite. Gangguan heteroskedastisitas terjadi jika terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dengan
variabel terikatnya. Dalam uji ini, apabila hasilnya Obs*R-square >α
(alpha), maka tidak terdapat indikasi gejala heteroskedastisitas dalam
model penelitian.
3.4.1.4 Otokorelasi
Uji otokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada t-1. Model regresi
yang baik adalah yang bebas dari otokorelasi.
3.5 Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan alat analisis statistik regresi berganda. Ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh-pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen dalam suatu prediktif tunggal.
DA = ß0+ ß1DKAP + ß2DSPEIND + ß3BPLAN + ß4LEV + e
Dalam hal ini:
DA =discretionary accrualsebagai proksi manajemen laba DKAP = ukuran auditor, 1 untuk KAP besar dan 0 untuk KAP
kecil
DSPEIND = spesialisasi industri, 1 bila spesialis dan 0 bila tidak
spesialis
33
LEV = leverage, total kewajibanitper total assetit
Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji pada taraf
signifikansi 5%. Kriteria pengambilan keputusan dalam melakukan
penerimaan dan penolakan setiap hipotesis adalah dengan membandingkan
nilai t hitung dengan t table untuk masing-masing koefesien regresi. Apabila t
hitung lebih kecil dari t table, maka hipotesa nol (Ho) tidak dapat ditolak dan
apabila t hitung lebih besar dari nilai t table, maka Ho ditolak. Selain kriteria
perbandingan t hitung dengan t table, juga digunakan kriteria nilai pvalue (kekuatan koefisien regresi dalam menolak Ho). Jika pvalue= 0,05 maka Ho ditolak dan apabila p value > 0,05 maka Ho tidak dapat ditolak.
3.5.1 Pengujian Statistik F (Uji Regresi secara keseluruhan)
Uji F dilakukan untuk mengukur tingkat keberartian hubungan (pengaruh)
secara keseluruhan koefesien regresi dari variabel independen terhadap
variabel dependen. Hipotesis yang bahwa variabel independen mempunyai
pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan untuk
menguji secara keseluruhan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Dengan kriteria pengujiannya adalah jikaF>Fnilai sig < a (0,05), maka hal ini berarti variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat secara
bersama-sama. Jika Ftable hitung <Fniilai sig > a (0,05), maka hal ini berarti variabel
bebas secara bersama-sama tidak mampu menjelaskan variabel terikatnya.
Rumus pengujian statistik F:
R2/ (k–1) F =
34
Keterangan :
R2 = Koefisien determinasi
n = Jumlah sampel penelitian (jumlah observasi)
k = Jumlah variabel independen (prediktor) termasuk konstanta
3.5.2 Pengujian Statistik t (Uji Regresi secara Parsial) Uji t digunakan untuk menguji dan mengetahui pengaruh variabel
independen secara parsial terhadap variabel dependen. Untuk menolak atau
menerima hipotesis maka diperlukan perbandingan antara nilai t hitung
dengan ttabel
.
Rumusthitung adalah sebagai berikut:
β t =
se (β) Keterangan :
β =koefisien regresi se (β) =standar error
3.5.3 Koefisien Determinasi (AdjustedR2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur presentase variasi nilai
variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh semua variabel independennya.
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variabel dependen. Artinya semakin besar nilai R2
35
semakin tepat model ini bias digunakan untuk menjelaskan variabel dependen
oleh variabel independen. Koefisien determinasi (R2) menunjukkan proporsi
yang diterangkan oleh variabel independen dalam model terhadap variabel
terikat, sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian bertujuan untuk menemukakn bukti empiris mengenai pengaruh
kualitas audit dan motivasi manajemen terhadap praktik manajemen laba
pada perusahaan yang melakukan IPO tahun 2008-2013. Penelitian
menggunakan empat hipotesis independen yang digunakan untuk
mendeteksi praktik manajemen laba. Berdasarkan hasil temuan penelitian
dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Ukuran KAP berpengaruh negatif signifikan terhadap praktik
manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia
tahun 2008-2013. Hal ini berarti bahwa perusahaan yang diaudit oleh
KAP besar yaitu yang termasuk dalam KAPBig 10melaporkan discretionary accrualsyang lebih rendah daripada perusahaan yang diaudit oleh KAP kecil.
2. Auditor spesialis industri tidak berpengaruh negatif terhadap praktik
manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia
tahun 2008-2013. Hal ini berarti bahwa auditor spesialis industri
belum mampu membatasi terjadinya praktik manajemen laba pada
✁
3. Rencana bonus berpengaruh positif signifikan terhadap praktik
manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia
tahun 2008-2013. Hal ini berarti rencana bonus mengalami
peningkatan, maka tindakan manajemen laba juga akan meningkat,
begitupun sebaliknya.
4. Perjanjian hutang tidak berpengaruh positif terhadap praktik
manajemen pada perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia tahun
2008-2013. Hal ini berati penelitian ini tidak menemukan bukti bahwa
perjanjian hutang memiliki pengaruh terhadap praktik manajemen laba
pada saat IPO.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini relatif sedikit
dengan periode laporan keuangan 2008-2013 yaitu sebanyak 57
perusahaan.
2. Penelitian ini hanya mengukur kualitas audit dengan variabel ukuran
KAP dan auditor spesialis industri saja dan tidak menggunkan ukuran
yang lain.
3. Penelitian ini hanya meneliti praktik manajemen laba yang dilakukan
perusahaan pada periode IPO saja dan tidak meneliti periode sebelum
maupun sesudah IPO sebagai perbandingan.
5.3 Saran
1. Penelitian selanjutnya perlu memperpanjang periode penelitian dan
✂1
2. Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel yang dapat
mempengaruhi praktik manajemen laba pada perusahaan seperti,
ukuran perusahaan, perubahan CEO, profitabilitas danGood Corporate Governence.
3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan ukuran kualitas audit lain
seperti kesesuaian pemeriksaan dengan standar auditing dan kegagalan
audit.
4. Peneliti selanjutnya dapat meneliti periode sebelum atau sesudah IPO,
DAFTAR PUSTAKA
Agnes, Analisis Earning Management Pada Perusahaan Go Public Di Indonesia, jurnal Akuntansi keuanganVol. 3 No. 2, November 2001.
Ardiati, A. 2005. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Return Saham pada Perusahaan Yang Diaudit oleh KAP Big 5 dan KAP non Big 5. Journal Riset Akuntansi Indonesia, 8 (3): 235-249.
Belkoui, Ahmed R. 2000.Accounting Theory. Business Press.
Craswell, A., Francis, J. and Taylor, S., 1995.“Auditor brand name reputations
and industry
specializations”.Journal of Accounting and Economics. Vol. 20 No. 3, pp.
297–322.
Friedlan, John M., 1994. “Accounting Choices of issuers of Initial Public
Offerings”.Contemporary Accounting Research. Vol 11. Summer 1994. hal. 1–31.
Gumanti. 2001. Earning Management dalam Penawaran Saham Perdana di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesiavol. 4 no 2, 165–183.Ritter, Jay R.,
1991. “The Long-run, Performance of Initial Public Offerings”.Journal Accounting Horizon. Vol 46. hal. 3–27
Luhgianto. 2008. Analisis Pengaruh Kualitas Audit terhadap manajemen Laba Studi pada Perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia.Jurnal Ekonomi.
Meutia I. 2004. Pengaruh Independensi Auditor terhadap Manajemen Laba untuk KAP Big 5 dan KAP non-Big 5.Jurnal Riset Akuntani Indonesia. Vol.7 no.3
Novrianto, Ananta Dimaz. 2008. Pengaruh Mekanisme Good Corporate
Governance dan Motivasi Manajemen Laba terhadap Praktik Manajemen Laba.Skripsi. Universitas Brawijaya, Malang.
Palestin, Halima Shalita. 2008. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Praktik Corporate Governancedan Kompensasi Bonus terhadap Manajemen Laba. Jurnal ekonomi.
Scott, William R. 2003. Financial Accounting Theory. Prentice Hall
International.Watts, Ross L., and J L Zimmerman. (1986),Positive Accounting Theory, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Sofian, Riski. 2011. ―Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, DanLeverage Terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia‖. Skripsi.
Universitas Sebelas Maret.
Teoh, S., Wong, T.J. and Rao, G. 1998b. “Are accruals during initial public offerings opportunistic?”.Review of accounting Studies. Vol. 3. Pp. 159
–208.
Tri nugrohohadi, Pradipto. 2013.Pengaruh Kualitas Audit dan Motivasi Manajemen Laba terhadap Praktik Manajemen Laba pada Initial Public Offering. Skripsi. Universitas Hasanuddin.
Wika, Septian. 2011. ―PengaruhCorporate Governance, Bonus Plans, Debtcovenant,danFirm SizeTerhadap Manajemen Laba. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Wisnu, Arwindo. 2010. ―Pengaruh Kepemilikan Institusional,Leverage, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba‖. Skripsi.
Zhou, J & Elder, R. (2004).Audit Quality and Earnings Management by Seasoned Equity Offerings Firms.Asia Pasific Journal of Accounting and