• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN MOTIVASI MANAJEMEN TERHADAP MANAJEMEN LABA (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI INDONESIA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN MOTIVASI MANAJEMEN TERHADAP MANAJEMEN LABA (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI INDONESIA)"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF THE QUALITY OF AUDIT AND MANAGEMENT MOTIVATION TOWARDS PROFIT MANAGEMENT

(STUDIES ON COMPANIES THAT ARE DOING AN IPO IN INDONESIA)

By

NAHAR ANNISA

This research aims to obtain empirical evidence on the influence of audit quality management and motivation towards the management of profits at a time when companies do IPO in Indonesia. Quality audits in the proxy's with the size of the auditor (auditor of the big ten) and auditor industry specialists. Motivation management in the proxy’s with bonus plan and leverage while management proxy profit using a modification of the model of Jones for calculating the discretionary accrual.

The population in this study is a company IPO in Indonesia 2008-2013. Based on the purposive sampling method, during the six years of observation of the sample obtained as many as 57 companies. The hypothesis in this study were tested using multiple regression analysis to examine the effect of independent variables on the dependent variable.

The results showed that the size of the auditors and bonus plans affect the earnings management practices in companies doing IPOs. While the industry specialist auditors and leverage no effect on earnings management practices in companies doing IPOs.

(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN MOTIVASI MANAJEMEN TERHADAP MANAJEMEN LABA (STUDI PADA

PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI INDONESIA)

Oleh

NAHAR ANNISA

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang pengaruh kualitas audit dan motivasi manajemen terhadap manajemen laba pada saat perusahaan melakukan IPO di Indonesia. Kualitas audit diproksikan dengan ukuran KAP (auditorbig ten) dan auditor spesialis industri. Motivasi manajemen diproksikan dengan rencana bonus danleveragesedangkan proksi manajemen laba menggunakan modifijasi model Jones untuk menghitungdiscretionary accrual.

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia tahun 2008-2013. Berdasarkan metode purposive sampling, selama enam tahun pengamatan sampel yang diperoleh sebanyak 57 perusahaan. Hipotesis dalam penelitian ini diuji menggunakan analisis regresi bergandauntuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran KAP dan rencana bonus berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO. Sedangkan auditor spesialis industri dan leverage tidak berpengaruh terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO.

(3)

ANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN MOTIVASI MANAJEMEN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA

(Studi Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO di Indonesia)

Oleh

Nahar Annisa

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

ANALISIS PENGARUH KUALITAS AUDIT DAN MOTIVASI MANAJEMEN TERHADAP PRAKTIK MANAJEMEN LABA (Studi Pada Perusahaan Yang Melakukan IPO di Indonesia)

(Skripsi)

Oleh

NAHAR ANNISA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Teori Pensinyalan ... 9

2.2 Pengertian Manajemen Laba ... 10

2.2.1 Motivasi Manajemen ………... 11

2.2.2 BentukManajemen Laba ………. 13

2.3 Discretionary Accrual ... 15

2.4 Penelitian Terdahulu ... 16

2.5 Kerangka Pemikiran ……… 18

2.6 Perumusan Hipotesis... 19

2.6.1 Hipoteis Kualitas Audit... 20

2.6.1.1 Ukuran KAP... 21

2.6.1.2 Auditor Spesialis Industri... 22

2.6.2 Hipotesis Manajemen Laba... 23

2.6.2.1 Rencana Bonus... 23

2.6.2.2 Perjanjian Hutang... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Desain Penelitian ... 26

3.2 Populasi dan Sampel ... 26

(6)

3.4 Teknik Analisis Data... 31

3.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 31

3.4.1.1 Uji Normalitas ... 31

3.4.1.2 Uji Multikolinieritas ... 31

3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 31

3.5.2.4 Uji Otokorelasi ... 32

3.5 Pengujian Hipotesis ... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

4.1 Analisis Data ... 36

4.2 Statistik Deskriptif ... 36

4.3 Hasil Pengujian Asumsi Klasik... 38

4.3.1 Uji Normalitas... 38

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas ... 39

4.3.3 Uji Multikolinearitas ... 40

4.3.4 Uji Otokorelasi ... 41

4.4 Pengujian Hipotesis ... 42

4.4.1 Hasil Uji Regresi Berganda ... 42

4.4.2 Hasil Uji Statistik F... 43

4.4.3 Hasil Uji t ... 44

4.4.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 45

4.5 Pembahasan... 46

4.5.1 Pengaruh Ukuran KAP terhadap praktik manajemen laba ………... 46

4.5.2 Pengaruh Auditor Spesialis Industri terhadap praktik manajemen laba ………... 46

4.5.3 Pengaruh Rencana Bonus terhadap praktik manajemen laba………... 47

(7)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… 49

5.1 Kesimpulan……... 49

5.2 Keterbatasan Penelitian... 50

5.3 Saran... 50

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ………. 16

Tabel 4.1 Kriteria Penerimaan Sampel……….. 36

Tabel 4.2 StatistikDeskriptif ……… 36

Tabel 4.3 Uji Heteroskedastisitas………. 39

Tabel 4.4 Uji Multikolinearitas ……… 40

Tabel 4.5 Uji Otokorelasi ………. 41

Tabel 4.6 Uji Regresi Berganda ……… 42

(9)
(10)
(11)

MOTO

The more you give, the more you will get

It is hard to fail, but it is worse never to have

tried to succeed

“Don’t put till tommorow what you can do

(12)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan skripsi ini, sebagai salah satu tanda bakti kepada

Papa FuadBahrudin S.E dan Mama Ruqaiyah,serta untu kkakakku

Ahmad Fauzi S.T.

Terima kasih atas segala doa, kepercayaan yang kalian titipkan dan

dukungan yang tak henti-hentinya tercurahkan sebagai bentuk kasih

sayang yang tiada tara.

Karena tanpa papa,mama dan kakak, aku tak akan pernah sedekat ini

dengan mimpi-mimpiku.

(13)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Nahar Annisa, dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 03

April 1991 sebagai anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Fuad

Bahrudin S.E dan Ibu Ruqaiyah.

Jenjang pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis yaitu menyelesaikan

pendidikan dasar di SD Bhakti Ibu pada tahun 2003, lalu melanjutkan pendidikan

menengah pertama di SMP Negeri 19 Bandar Lampung hingga tahun 2006,

kemudian menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Gajah Mada jurusan

IPA hingga tahun 2009.

Pada tahun 2009, atas rahmat Allah SWT dan doa orangtua, penulis melanjutkan

pendidikan di jurusan D3 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung, kemudian pada tahun 2012 melanjutkan ke jenjang S1 Akuntansi

(14)

SANWACANA

Bismillahirahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas limpahan kasih

sayang-Nya skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul“Analisis Pengaruh Kualitas Audit danMotivasi Manajemen terhadap Praktik Manajemen Laba (Studi pada Perusahaan yang Melakukan IPO di

Indonesia)”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lampung. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S. E., M. Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

2. Ibu Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S. E., M. Si., Akt., selaku Ketua Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.

3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung

5. Ibu Dr. Fajar Gustiawaty Dewi, S. E., M. Si., Akt., selaku Pembimbing utama

yang telah meluangkan waktu dan fikirannya serta memberikan kritik, saran,

masukan dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi

ini.

6. Bapak Basuki Wibowo, S.E.,M.S.Ak,Akt. selaku pembimbing pendamping

yang telah meluangkan waktu dan fikirannya serta memberikan kritik,saran,

masukan dan semangat untuk penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi

(15)

7. Bapak Yuliansyah,S.E.,M.S.A.,Ph.D.,Akt.selaku selaku Pembahas yang telah

memberikan kritik, saran dan masukan yang membangun terhadap skripsi ini.

8. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si.,Aktselaku Pembimbing Akademik atas

segala saran dan dukungan yang diberikan selama masa perkuliahan.

9. Seluruh Dosen beserta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Lampung.Khususnya untuk staf karyawan di jurusan Akuntansi

Pak Sobari, Mbak Leni, Mpok, Mas Yana, Mas Yogi, Mas Leman, yang telah

banyak membantu selama proses pengerjaan skripsi.

10. Kedua orangtua ku tercinta terkasih tersayang tersegalanya, Papa

FuadBahrudin S.E dan Mama Ruqaiyah yang telah menjadi orang tua yang

luar biasa bagi anak-anaknya. Terima kasih yang tak terhingga atas kasih

sayang, doa restu, motivasi dan dukungan yang tiada henti untuk selalu

memberikan yang terbaik untuk Anis. Ini semua kupersembahkan hanya

untuk Papa dan Mama.

11. Kedua kakak kandungku tersayang, Ahmad Fauzi S.T yang selalu memberi

doa, kebersamaan,semangat untuk kesuksesan adik. Terimakasih untuk

semuanya yang telah diberikan kepada adik dengan sangat tulus.

12. Keluarga besarku, mbah, bude, pakde, uwak,om, bulek dan semua sepupuku,

yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Terima kasih atas doa, harapan, dan

motivasinya

13. Thanks to Regiza Palmi who always besides me no matter what and give me your support. Thank you so much teem.

14. Sahabat dan saudaraku tercinta Sari Khairunnisa, Nova Purnamasari, Zenna

Dwi Amalia, Ruby Perkasa, Putri Angelina, Ria Zantika, Regiza Palmi, Robi

Dwi Cahyo, Saddam Chaled, Rwanda Sutedira, Roy Chandra S, Oki Yanto

terimakasih atas semuanya yang telah kalian berikan kepadaku selama ini,

kalian Luar biasaaa!! Semoga kita selalu menjadi sahabat untuk selamanya.

15. The Green Cafe Squad : Lely Marce Margareta, AzvarezaTiarani S.E, Bang

(16)

Jarwo, Yara, Eko, Yoga, Bang Engga, Nicho dll terimakasih sudah

menemani,menjadi penghibur hati,memberi bantuan, motivasi,nasehat,dan

doa. Kalian teman-teman seperjuangan terbaik yang pernah ada.

16. Keluarga besar jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

17. Almamater tercinta, Universitas Lampung.

Akhir kata, manusia yang baik adalah yang menuai manfaat bagi sesamanya,

semoga skripsi ini bermanfaat dikemudian hari. Amin.

Bandar Lampung, November 2015

Penulis

(17)
(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan membutuhkan dana yang besar dalam menjalankan

aktivitasnya, baik dalam segi mengembangkan pangsa pasar dan bagi

kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Selain dari pihak internal (pemilik

modal), perusahaan juga bisa mendapatkan dana dari pihak eksternal (di

luar perusahaan). Salah satu cara mendapatkan dana dari pihak eksternal

yaitu dengan melakukan penawaran saham perdana perusahaan kepada

masyarakat atau yang lebih dikenal sebagaiInitial Public Offering (IPO) atau istilah yang cukup populer di Indonesia adalahgo public. Dengan malakukan IPO ke masyarakat maka perusahaan dapat menghimpun dana

dari masyarakat yang relatif besar untuk keperluan kegiatan pembelanjaan

atau operasi perusahaan, juga memberikan kesempatan kepada masyarakat

untuk pengelolaan dan pengembangan perusahaan. Perusahaan untuk

melakukan IPO perlu menjelaskan secara menyeluruh kondisi perusahaan.

Hal ini dilakukan dengan menerbitkan prokspektus perusahaan.

Salah satu hal paling penting dalam prospektus adalah kinerja keuangan

perusahaan. Oleh karena hal ini menjadi hal penting yang diperhatikan

(19)

2

pelaporan keuangan untuk mengubah laporan keuangan guna

mempengaruhi persepsi atau pandangan investor mengenai kinerja

perusahaan. Sehingga kinerja perusahaan terlihat baik dan dapat

meningkatkan nilai perusahaan. Tindakan ini biasa dikenal dengan

manajemen laba. Manajemen laba merupakan perilaku oportunistik manajer

untuk memaksimumkan utlitas mereka.

Manajer malakukan manajemen laba dengan cara memilih metode atau

kebijakan akuntansi tertentu untuk menaikan laba atau menurunkan laba.

Manajer dapat menggeser laba periode yang akan datang ke periode

sekarang untuk menaikan laba dan menggeser laba periode sekarang ke

periode yang akan datang untuk menurunkan laba.

Dalam Watts dan Zimmerman (1986) terdapat 3 faktor yang membuat

manajemen perusahaan melakukan manajemen laba. Tiga faktor ini disebut

dengan tiga hipotesis teori akuntansi positif yaitu: hipotesis rencana bonus,

hipotesis perjanjian hutang, hipotesis biaya politik. Pertama, hipotesis

rencana bonus hal ini tentang pemilihan metode akuntansi dengan rencana

bonus yang akan diperoleh manajer. Manajer akan memilih menggunakan

prosedur akuntansi yang dapat menggantikan laporan laba untuk periode

yang akan datang ke periode sekarang. Hal ini dilakukan manajer jika

besarnya bonus yang diperoleh berdasarkan besarnya laba yang dihasilkan.

Sehingga manajer akan memilih metode yang dapat meningkatkan laba agar

(20)

3

Kedua, hipotesis perjanjian hutang yakni persyaratan perjanjian hutang

yang harus dipenuhi perusahaan dalam kesediaan debitur mempertahankan

rasio-rasio akuntansi dan batasan lain yang berkaitan dengan data akuntansi

perusahaan. Jika terjadi pelanggaran dengan persyaratan maka perusahaan

dikenakan sanksi. Laba yang tinggi dianggap dapat menghindari terjadinya

pelanggaran tersebut. Ketiga, hipotesis biaya politik ini berkaitan dengan

semakin tingginya laba perusahaan, maka pemerintah akan semakin

menyoroti perusahaan tersebut. Dalam kondisi seperti ini manajer

cenderung akan menurunkan laba agar biaya politik rendah, sehingga dapat

menghindari peraturan yang berlaku atau pengenaan tarif pajak yang tinggi.

Audit sebagai jasa pelayanan yang digunakan untuk meningkatkan

keterpercayaan dan kesesuaian informasi yang digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan diharapkan dapat mengurangi praktek manajemen

laba. Akan tetapi untuk dapat mendeteksi manajemen laba tergantung pada

kualitas audit tersebut. Audit dengan kualitas yang tinggi diharapkan akan

mengurangi manajemen laba pada saat perusahaan IPO. Kualitas ini dapat

dikendalikan dengan memastikan bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP)

telah memenuhi tanggung jawab profesionalnya kepada klien maupun pihak

lain. Kualitas audit sendiri dihubungkan dengan ukuran dari KAP besar

(Big four) dan KAP kecil (Non Big four). KAP besar dianggap memiliki

kualitas audit lebih tinggi dibandingkan KAP kecil. KAP besar dianggap

dapat mengurangi praktik akuntansi yang meragukan dan melaporkan

(21)

4

Selain diproksikan dengan ukuran KAP, kualitas audit dalam Zhou dan

Elder (2004) membuktikan bahwa berhubungan positif dengan auditor

spesialis industri. Auditor yang melakukan spesialis industri untuk

meluaskan pangsa pasar mereka terhadap klien, lebih menguasai informasi

tentang industri tersebut dibandingkan dengan auditor non-spesialis.

Penelitian mengenai pengaruh motivasi manajer terhadap manajemen laba

dilakukan oleh Achmad, Subekti, dan Atmini (2007). Penelitian ini menguji

pengaruh motivasi dan strategi terhadap praktik manajemen laba.

Hasil pengujian mengindikasikan bahwa peningkatan motivasidebt covenantdan motivasi biaya politik akan meningkatkan praktik manajemen laba. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wimboweni (2007)

menunjukkan bahwa rencana bonus, biaya politik, dan leverage tidak

terbukti berpengaruh positif terhadap praktik manajemen laba. Sedangkan

variabel kualitas audit terbukti berpengaruh negatif terhadap praktik

manajemen laba. Hasil penelitian Luhgianto (2008) menunjukan kualitas

audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba pada saat IPO. Hasil

penelitian lainnya yang dilakukan Inten Meutia (2004) yang menyatakan

Kualitas audit berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba.

Penelitian selanjutnya mengenai pengaruh antara motivasi dan strategi

terhadap praktik manajemen laba di industri perbankan Indonesia dilakukan

oleh Supono (2009). Motivasi manajemen laba diproksikan oleh rencana

bonus, debt covenant, dan biaya politik. Hasil penelitiannya kembali

(22)

5

politik berpengaruh signifikan terhadap praktik manajemen laba. Manajer

yang mendapat kompensasi bonus yang tinggi,debt covenantyang rendah, dan biaya politik yang tinggi akan termotivasi untuk melakukan praktik

manajemen laba. Hasil penelitian Supono (2009) tersebut didukung oleh

penelitian yang dilakukan oleh Devi (2012) dengan hasil bahwa

peningkatan motivasidebt covenantberpengaruh dan akan meningkatkan praktik manajemen laba.

Namun hasil penelitian terbaru oleh Nugrohohadi (2013) kembali

mendukung hasil penelitian dari Wimboweni (2007) yang menyatakan

bahwa tidak terdapat pengaruh antara variabel motivasi manajer, yaitu

rencana bonus (Salary), variabel perjanjian hutang, dan variabel biaya

politik terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan

IPO dan kualitas audit yang diproksikan oleh ukuran auditor, dan auditor

spesialisasi industri berpengaruh terhadap praktik manajemen laba.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang masih berbeda-beda maka

peneliti tertarik untuk meneliti kembali pengaruh kualitas audit dan

motivasi manajemen terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan

yang melakukan IPO.

Penelitian ini merupakan penelitian replikasi yang mengacu pada

penelitian sebelumnya dilakukan oleh Nugrohohadi (2013) yang meneliti

Pengaruh Kualitas Audit dan Motivasi Manajemen Laba terhadap Praktik

(23)

6

karena peneliti ingin menguji kembali apakah hasil yang didapatkan akan

sama pada perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia jika teori yang

diterapkan sama dengan penelitian terdahulu sehingga hasil penelitian ini

dapat memperkuat atau memperlemah teori yang ada. Pemilihan variabel

independen dalam penelitian ini berdasarkan penelitian sebelumnya yang

dilakukan oleh Nugrohohadi (2013). Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian yang dilakukan Nugrohohadi (2013), dalam penelitian ini

kualitas audit menggunakan proksi ukuran KAP dan auditor spesialis

industri, dimana ukuran KAP menggunakan KAP yang berafiliasi dengan

Big 10. Pemilihan ukuran KAP menggunakanBig 10karena KAP yang berafiliasi denganbig 10 juga memiliki auditor yang berpengalaman dan berkualitas sehingga memungkinkan mereka dapat memberikan pendapat

atau opininya sesuai dengan keadaan real sama dengan KAP yang

berafiliasi denganBig 4. Karena di KAPBig 10termasuk jugaBig 4

didalamnya.Motivasi manajemen laba terdiri dari rencana bonus, perjanjian

hutang dan biaya politik. Dalam penelitian ini variabel motivasi manajemen

diproksikan oleh rencana bonus dan perjanjian hutang. Biaya politik tidak

dijadikan variabel karena tidak semua harga jual saham pada perusahaan

melakukan IPO dipengaruhi pemerintah. Selanjutnya periode yang diteliti

yakni 2008 hingga 2013.

(24)

7

diwajibkan melaporkan laporan keuangan yang berkualitas kepada publik.

Pada saat ini perusahaan cenderung akan melakukan manajemen laba guna

menunjukan performa baik perusahannya kepada masyarakat dan untuk

meningkatkan nilai harga saham perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah kualitas audit berpengaruh terhadap praktik manajemen laba

pada perusahaan yang melakukan IPO?

2. Apakah motivasi manajemen berpengaruh terhadap praktik manajemen

laba pada perusahaan yang melakukan IPO?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini:

1. Menganalisis apakah kualitas audit yang terdiri dari ukuran KAP dan

auditor spesialis industri berpengaruh terhadap praktik manajemen laba

pada perusahaan yang melakukan IPO.

2. Menganalisis apakah motivasi manajemen laba yang terdiri dari rencana

bonus dan perjanjian hutang berpengaruh terhadap praktik manajemen

laba pada perusahaan yang melakukan IPO.

(25)

8

Dengan penelitian ini diharapkan mengahasilkan bukti empiris tentang

pengaruh kualitas audit dan motivasi manajemen terhadap praktik

manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO

1.4.2 Manfaat Praktis

Dengan penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada para

investor maupun calon investor dalam pengambilan keputusan.

Penelitian bermanfaat praktis bagi auditor dan calon auditor dalam

memberikan penilaian terhadap perusahaan yang melakukan IPO di

Indonesia. Serta bagi perusahaan dapat meningkatkan kualitas laporan

keuangan dengan adanya auditor dengan kualitas tinggi khususnya bagi

(26)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Sinyal (Signaling Theory)

Teori pensinyalan (signaling theory) mengasumsikan bahwa terdapat asimetri

informasi antara manajer dengan investor atau calon investor. Manajer

dipandang memiliki informasi tentang perusahaan yang tidak dimilki oleh

investor maupun calon investor. Teori pensinyalan menjelaskan alasan

pentingnya perusahaan menyajikan informasi kepada publik (Wolk et al.,

2006). Informasi tersebut bisa berupa laporan keuangan, informasi kebijakan

perusahaan maupun informasi lain yang diungkapkan secara sukarela oleh

manajemen perusahaan.

Dalam proses IPO, seringkali perusahaan melakukan manajemen laba dan

menggunakan jasa pihak ketiga yang berkualitas tinggi, seperti auditor. Upaya

ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan sinyal kepada investor dan

calon investor untuk mengurangi adanya masalah asimetri informasi, sehingga

kemudian investor atau calon investor percaya bahwa perusahaan memilki

kualitas yang tinggi.Signaling theoryrelevan digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini karena sinyal-sinyal dan informasi yang beredar dapat

(27)

10

Kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh kualitas informasi yang

diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan. Kualitas informasi tersebut

bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi yang timbul ketika manajer

lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa

mendatang dibanding pihak eksternal perusahaan. Informasi yang berupa

pemberian peringkat obligasi perusahaan yang dipublikasikan diharapkan

dapat menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan tertentu dan

menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait dengan utang yang dimiliki

(Maria Immaculatta,2006)

2.2 Pengertian Manajemen Laba

Manajemen laba adalah upaya manajemen dalam proses pelaporan

keuangan perusahaan melalui pemilihan kebijakan-kebijakan akuntansi untuk

mengatur jumlah laba yang dilaporkan dengan tujuan untuk membentuk kesan

mengenai kinerja perusahaan untuk menaikkan nilai perusahan serta untuk

mempengaruhi hasil kontrak yang didasarkan pada angka-angka akuntansi

yang dilaporkan untuk memperoleh keuntungan bagi privat manajemen.

Manajemen laba bisa jadi baik dan bisa jadi tidak baik (Scott, 2003:368).

Dalam batasan tertentu, manajemen laba baik untuk perusahaan. Manajemen

laba bisa digunakan untuk melindungi perusahaan dari

konsekuensi-konsekuensi yang tidak menguntungkan sebagai akibat pelanggaran kontrak

perusahaan. Manajer juga bisa mempengaruhi nilai pasar saham melalui

manajemen laba. Namun, tidak tertutup pula kemungkinan penyalahgunaan

manajemen laba oleh manajer yaitu bila manajer menggunakan manajemen

(28)

11

manajemen. Manajemen laba dapat memberikan gambaran akan perilaku

manajer dalam melaporkan kegiatan usahannya pada suatu periode tertentu,

yaitu adannya kemungkinan munculnya motivasi tertentu yang mendorong

mereka untuk mengatur data keuangan yang dilaporkan. Manajemen laba tidak

harus dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi data atau informasi

akuntansi, tetapi lebih condong dikaitkan dengan pemilihan metode akuntansi

untuk mengatur keuangan yang dapat dilakukan karena memang diperkenankan

menurut peraturan akuntansi (Gumanti,2000).

Cara pemahaman atas manajemen laba dapat dibagi menjadi dua cara.

Pertama, melihatnya sebagai perilaku opportunisticmanajer untuk

memaksimumkan utilitasnnya dalam menghadapi kontrak kompensasi, kontrak

hutang, danpolitical costs(opportunistic Earning Management). Kedua, memandang manajemen laba dari prespektifefficient contracting(Efficient Earning Management), dimana manajemen laba memberikan kepada manajer suatu fleksibilitas untuk melindungi diri mereka dan perusahaan dalam

mengantisipasi kejadian-kejadian yang tak terduga untuk keuntungan

pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak.

Dalam konteks IPO sering kali manajemen laba dilakukan dengan tujuan

oportunis, yaitu melaporkan laba yang tinggi untuk menyesatkan investor

dalam melakukan penilaian tentang prospek perusahaan.

2.2.1 Motivasi Manajemen

Ada beberapa teori mengenai motivasi manajemen laba. Watts dan Zimmerman

(29)

12

pemilihan kebijakan akuntansi. Tiga faktor ini disebut dengan tiga hipotesis

teori akuntansi positif.

1. Hipotesis Rencana Bonus (bonus plan hypothesis)

Hipotesis ini membicarakan tentang hubungan pemilihan metode

akuntansi dengan rencana bonus manajer. Jika besar bonus yang akan didapat

manajer didasarkan pada besarnya laba yang dihasilkan, manajer diprediksi

akan memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan laba sehingga

meningkat pula bonus yang diperoleh. Jika perjanjian bonus bagi manajer

memiliki batas atas untuk jumlah yang dapat diterima, maka laba suatu periode

yang lebih tinggi dari batas atas target laba untuk mendapatkan bonus akan

memberi inisiatif bagi manajer untuk mengurangi laba yang dilaporkan dalam

periode tersebut dan mentransfer laba pada periode berikutnya.

Kompensasi manajemen meliputi berbagai insentif yang berkaitan dengan

kinerja. Sasarannya adalah untuk menciptakan kesesuaian kinerja, sehingga

manajer akan menunjukan kerja yang terbaik bagi perusahaan. Kompensasi

keuangan meliputi gaji dan bonus. Kompensasi yang didasarkan pada laba

dapat menciptakan perilaku difungsional, Scott (2000) dalam Novrianto (2008).

2. Hipotesis Perjanjian Hutang (debt covenant hypothesys)

Perjanjian hutang memiliki syarat yang harus dipenuhi yang mencakup

kesediaan debitur untuk mempertahankan rasio-rasio akuntansi sepertidebt to equity ratio, rasio modal kerja minimum, serta batasan-batasan lain yang umumnya dikaitkan dengan data akuntansi perusahaan. Jika dilanggar akan

dikenakan sanksi pembatasan atas pembayaran deviden atau pembatasan

(30)

13

kemungkinan terjadinya pelanggaran syarat perjanjian hutang. Manajer

diprediksi akan cenderung untuk memilih kebijakan akuntansi yang

meningkatkan laba.

Perusahaan dengan rasiodebt to equityyang tinggi akan mengalami kesulitan dana tambahan dari pihak kreditor bahkan perusahaan terancam

melanggar perjanjian hutang, Watts dan Zimmerman (1990).

3. Hipotesis Biaya politik (political cost hypothesis)

Hipotesis ini menyatakan bahwa perusahaan yang berhadapan dengan

biaya politis cenderung untuk menurunkan laba dengan tujuan untuk

meminimalkan biaya politik yang harus mereka tenggung (Scott, 1997:303).

Biaya politik menyangkut semua biaya (transfer kekayaan) yang harus

ditanggung perusahaan terkait dengan tindakan politis sepertianti trust, subsidi pemerintah, pajak dan tarif, persaingan dengan perusahaan asing, serta

regulasi-regulasi lain (Watts dan Zimmerman, 1978). Selain itu manajemen

laba bisa digunakan untuk mengatasi persaingan dengan perusahaan asing.

Untuk memperoleh proteksi tersebut, perusahaan akan memilih kebijakan

akuntansi yang menurunkan laba sehingga laba mereka tampak turun sebagai

akibat persaingan dengan perusahaan asing tersebut.

2.2.2 Bentuk Manajemen Laba

Ada empat bentuk manajemen laba yang dikemukakan oleh Scott

(2003:383-384), yaitu:

1. Taking a Bath(tindakan kepalang basah)

Pada manajemen yang mengalami periode buruk, bentuk manajemen laba

(31)

14

mergerdan restrukturisasi. Biasanya, perusahaan yang merugi akan

melaporkan rugi dengan jumlah yang lebih tinggi dari yang sebenarnya dengan

cara meningkatkan jumlah beban dan mentransfer laba pada periode

berikutnya.

2. Income Minimization

Manajemen laba ini dilakukan pada saat perusahaan memperoleh laba

yang tinggi. Sehingga jika laba pada periode mendatang diperkirakan turun

drastis dapat diatasi dengan mengambil laba periode sebelumnya. Hal ini

dilakukan untuk mengurangi perhatian secara politis terhadap perusahaaan dan

untuk mengurangi pajak yang harus dibayar.Income minimizationjuga dilakukan pada saat perusahaan mengalami persaingan dengan perusahaan

asing.

3. Income Maximitation

Manajemen laba bentuk ini dilakukan agar manajer mendapat bonus yang

lebih besar. Bentk ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan

pelanggaran perjanjian hutang.

4. Income Smoothing(perataan laba)

Bentuk ini adalah bentuk manajemen laba yang paling populer. Melalui

perataan laba, manajer akan menaikkan atau menurunkan laba untuk

mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan. Ketika laba yang dihasilkan lebih

tinggi daripada ramalan manajemen, maka manajer akan melaporkannya lebih

rendah dan sebaliknya. Dengan perataan laba, kinerja perusahaan akan terlihat

(32)

15

Perataan laba juga dilakukan untuk mengurangi kemungkinan dilanggarnya

kontrak hutang yaitu dengan mengatur laba diantara batas bawah dan batas

atas target. Karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif

stabil.

2.3Discreationary Accrual

Deteksi atas kemungkinan dilakukannya manajemen laba dalam laporaan

keuangan secara umum diteliti melalui penggunaan akrual. Pengukuran

berdasarkan akrual juga secara teoritis lebih menarik karena akrual merupakan

kumpulan sejumlah dampak bersih atas kebijakan akuntansi yang mencakup

portofolio penentu pendapatan. Akrual juga dapat mengatasi masalah waktu

dan ketidaksepadanan. Beneish (2001), dalam Veronica dan Bachtiar (2003),

menyatakan bahwa berkembangnya manajemen laba yang dilakukan melalui

basis akrrual disebabkan oleh tiga hal. Pertama, akrual merupakan pokok utama

dari prinsip akuntansi yang diterima umum, dan manajemen laba lebih mudah

terjadi pada laporan yang berbasis akrual disbanding dengan laporan berbasis

kas. Kedua, dengan mempelajari akrual akan mengurangi masalah yang timbul

dalam mengukur dampak dari berbagai pilihan metode akuntansi terhadap laba.

Ketiga, jika indikasi manajemen laba tidak dapat diamati dari akrual maka

investor tidak akan dapat menjelaskan dampak dari manajemen laba pada

pengahasilan yang dilaporkan perusahaan. Accrualsyang digunakan untuk mendeteksi apakah pihak manjemen melakukan manajemn laba dalam laporan

(33)

16

accrualsditentukan oleh faktor-faktor luar seperti kondisi ekonomi atau permintaan terhadap penjualan serta faktor-faktor lain yang tidak dapat

dikontrol oleh pihak manajer. Selisih antaratotal accrualsdengan

nondiscretionary accrualsakan menggambarkandiscreationary accrualsatau akrual yang sengaja diterapkan manajemen untuk tujuan tertentu. Dalam hal ini

discreationary accrualsdapat dianggap sebagai manajemen laba (Veronica dan Bachtiar, 2003).

Total accrualsdigunakan sebagai indikator, sebabdiscreationary accruals (DA) sulit untuk diamati, karena ditentukan oleh kebijakan masing-masing

manajer dan pengukuran dengandiscreationary accrualssaat ini telah dipakai secara luas untuk menguji hipotesis manajemen laba. Pendekatan total accruals berasumsi bahwa komponennondiscreationary accrualscenderung stabil sepanjang waktu, sehingga yang layak untuk dipertimbangkan adalah

komponendiscreationary accruals.

2.4 Penelitian terdahulu

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

(34)

17

2 Pradipto Tri Nugrohohadi (2013) Pengaruh Kualitas Audit dan Motivasi Manajemen Laba terhadap Praktik Manajemen Laba padaInitial Public Offering 3 Nurina Rahmadika (2011)

Pengaruh Kualitas

4 Ananta Dimaz Novrianto (2008) Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance dan Motivasi Manajemen Laba terhadap Pratik Manajemen 5 Inten Meutia (2004)

Pengaruh Independensi Auditor terhadap Manajemen Laba antara KAPBig four danNon-Big four

(35)

18 7 Rei Adrianto dan Idrianita Anis

(2014)

Pengaruh StrukturCorporate

Governancedan Kontrak Utang

terhadap Praktik Manajemen laba pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Variabel dependen:

Dalam setiap perusahaan laba menjadi salah satu ukuran kinerja manajemen

yang akan berdampak pada proses pengambilan keputusan. Hal ini pun terjadi

bagi perusahaan yang akan melakukan IPO. Kegiatan pihak manajemen dalam

membuat laporan keuangan secara akrual seharusnya sesuai dengan

prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laba menjadi elemen penting yang

harus disampaikan dengan baik oleh manajer guna menarik investor saat

perusahaan melakukan IPO. Dalam hal ini kualitas Audit dan Motivasi

Manajemen memiliki pengaruh terhaadap kualitas dari laporan keuangan

khususnya yang berkaitan dengan manajemen laba. Kualitas audit dinilai

dalam ukuran auditor dan auditor spesialis industri. Motivasi manajemen

(36)

19

Variabel motivasi manajemen dalam penelitian ini tidak menggunakan proksi

biaya politik, karena tidak semua perusahaan harga jual sahamnya dipengaruhi

pemerintah. Oleh karena itu terbentuk kerangka konseptual dari penelitian ini:

2.6 Perumusan Hipotesis

Mengacu pada Healy dan Wahlen (1999) yang mengartikan manajemen laba

sebagai tindakan yang terjadi ketika manajer menggunakan pertimbangan

dalam pelaporan keuangan dan dalam menyusun transaksi-transaksi untuk

mengubah laporan keuangan yang menyesakan terhadapstakeholdersatas dasar kinerja ekonomi organisasi atau untuk mempengaruhi hasil sesuai

dengan kontrak yang tergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan,

di pasar IPO potensi terjadinya manajemen relatif tinggi (Teoh dkk., 1998).

Belum banyaknya informasi tentang perusahaan sebelum pelaksanaan IPO dan

harapan agar ada penilaian yang lebih baik di mata investor dapat mendorong

manajemen melakukan manajemen laba.

Gumanti dan Niagara (2007) menyatakan bahwa salah satu hal yang

mendorong manajemen untuk melakukan manajemen laba pada suatu IPO Ukuran KAP

Auditor Spesialis Industri

Rencana Bonus

Perjanjian Hutang

(37)

20

adalah adanya ketakutan bahwa saham yang akan ditawarkan tidak direspon

dengan baik oleh pasar jika laba yang dicatatkan perusahaan tidak menarik.

Selain itu, manajemen juga termotivasi oleh kenyataan bahwa sebelumgo public, informasi yang berkaitan dengan perusahaan belum banyak diketahui oleh calon investor, baik informasi yang terkait dengan kinerja operasi

maupun kinerja keuangan. Hal ini mendorong manajer untuk memanfaatkan

kesempatan dari ketidakseimbangan penguasaan informasi tentang perusahaan

untuk mempengaruhi keputusan calon investor dengan manajer tingkat laba

perusahaan, yang dikenal dengan sebutan perilaku oportunis (opportunistic

behavior).

2.6.1 Hipotesis Kualitas Audit

Laporan keuangan menggunakan persepsi bahwa kualitas audit adalah suatu

fungsi untuk menggambarkan independensi auditor dan keahlian auditor

tersebut. Menurut Zhou dan Elder (2004), kualitas audit dapat diukur dari

ukuran Kantor Akuntan Publik (KAP) dan spesialisasi industri oleh auditor.

Kualitas audit tidak dapat diobservasi secara langsung. Persepsi mengenai

kualitas audit biasanya berkaitan dengan nama auditor, termasuk disini adalah

pengalaman industri dan kemampuan untuk mengungkap kesalahan yang

dilakukan manajemen (Zhou dan Elder, 2004). Dalam penelitian ini penulis

menggunakan proksi ukuran auditor dan auditor spesialisasi industri untuk

mengukur kualitas sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Zhou dan

(38)

21

2.6.1.1 Ukuran KAP

Berdasarkansignaling theoryseringkali perusahaan pada saat IPO

menggunakan jasa pihak ketiga yang memiliki reputasi yang tinggi dengan

tujuan untuk memberikan sinyal kepada investor maupun calon investor

sehingga percaya bahwa perusahaan memiliki kualitas yang tinggi. Kualitas

audit sering dihubungkan dengan ukuran auditor atau KAP, yaitu KAP besar

atau KAP kecil. KAP yang berafiliasi dengan big 10mempunyai auditor yang berpengalaman dan berkualitas sehingga memungkinkan mereka bekerja lebih

baik. Teori ini didukung dengan penelitian Becker (1998) dalam Zhou dan

Elder (2004) yang menyebutkan bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP

non-Big4 melaporkan kenaikan laba yang signifikan dibandingkan dengan perusahaan yang menggunakan KAPBig4. Becker juga menemukan bahwa manajer menyiapkan strategi manajemen laba sebagai respon terhadap kontrak

hutang dan insentif bagi manajemen. Francies (1999) pada Fernando, Elder

dan Meguid (2006) menyatakan bahwa perusahaan dengan akrual yang tinggi

mempunyai keuntungan untuk menyewa auditorBig4 untuk menjamin bahwa laba dilaporkan secara kredibel dengan melaporkandiscretionary accruals yang rendah.

Penelitian yang dilakukan oleh Rusmin (2010) menunjukkan bahwa

discretionary accrualsyang merupakan proksi manajemen laba perusahaan yang diaudit oleh auditorbig fourlebih rendah dibandingkan yang diaudit oleh auditornon-big four. Penelitian serupa dilakukan Gerayli dkk., (2011) yang membuktikan bahwa perusahaan yang diaudit oleh auditorbig four

(39)

22

menunjukkan bahwa auditorBig fourmemiliki kemampuan untuk mendeteksi adanya praktek manajemen laba di dalam suatu perusahaan.

Auditor yang berkualitas tinggi akan mempertahankan reputasinya dengan

memberikan kualitas pengauditan yang tinggi pula. Perusahaan yang

menggunakan auditor yang berkualitas dianggap dapat menjamin informasi

keuangan yang dilaporkan pada investor, sehingga investor akan lebih tertarik

dan percaya atas informasi tersebut. Dalam penelitian ini peneliti mengganti

KAPbig 4dengan KAPbig 10. Hal ini dilakukan untuk lebih dapat mengetahui pengaruh dari KAPbig 10terhadap praktik manajemen laba. Berdasarkan uraian diatas peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Ukuran KAP berpengaruh negatif terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO.

2.6.1.2 Auditor Spesialis Industri

Berdasarkan teori agensi yang mengasumsikan bahwa manusia itu selalu self-interest, maka kehadiran pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara prinsipal dan agen sangat diperlukan, dalam hal ini adalah

auditor independen. Investor akan lebih cenderung percaya pada data

akuntansi yang dihasilkan dari kualitas audit yang tinggi. Menurut Luhgiatno

(2008), KAP spesialis akan memberikan jaminan kualitas audit yang lebih

tinggi dibandingkan dengan KAP yang tidak spesialis. Kualitas audit yang

tinggi dapat dihasilkan oleh auditor yang termasuk dalam kelompok KAP

spesialis. Craswell dkk., (1995) dalam Zhou dan Elder (2001) membuktikan

(40)

23

Auditor yang melakukan spesialisasi pada industri tertentu memiliki lebih

banyak pengetahuan mengenai informasi industri tersebut tentang resiko audit,

khusus yang mewakili industri tersebut, tetapi akan membutuhkan

pengembangan keahlian lebih dari pada KAP pada umumnya. Karena keahlian

dan pengalaman yang dimiliki oleh KAP spesialis industri ini maka

diharapkan bahwa KAP spesialis industri lebih cenderung membatasi

manajemen laba saat proses IPO berlangsung. Berdasarkan uraian diatas

peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Auditor Spesialis Industri berpengaruh negatif terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO.

2.6.2 Hipotesis Manajemen Laba

Watts dan Zimmerman (1986) mengemukakan 3 hipotesis yang terkait dengan

perilaku manajer dalam pemilihan kebijakan akuntansi, meliputi hipotesis

rencana bonus, hipotesis biaya politik dan hipotesis perjanjian hutang.

Penelitian ini hanya menggunakan proksi rencana bonus dan perjanjian

hutang.

2.6.2.1 Rencana Bonus

Hipotesis ini membicarakan tentang hubungan pemilihan metode

akuntansi dengan rencana bonus manajer. Jika besar bonus yang akan didapat

manajer didasarkan pada besarnya laba yang dihasilkan, manajer diprediksi

akan memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan laba sehingga

meningkat pula bonus yang diperoleh. Berdasarkan teori agensi karena

terdapat perbedaan kepentingan antara agen dan principal. Principal

(41)

24

perusahaannya dengan meminta laporan pertanggungjawaban pada agen.

Berdasarkan laporan tersebut principal menilai kinerja manajemen. Oleh

karena itu manajemen seringkali melakukan tindakan yang dapat membuat

laporannya terlihat baik, sehingga kinerjanya dianggap baik dan bonus yang

diterima meningkat.

Dalam penelitian Palestin (2008) kompenasi bonus berpengaruh signifikan

terhadap manajemen laba. Hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan

Novrianto (2008) yang menyatakan tidak menemukan adanya pengaruh yang

signifikan rencana bonus terhadap manajemen laba. Berdasarkan uraian diatas

peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:

H3 : Rencana bonus berpengaruh positif terhadap praktik manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO.

2.6.2.2 Perjanjian Hutang

Perjanjian hutang merupakan syarat yang harus dipenuhi perusahaan untuk

mempertahankan rasio-rasio yang umumnya dikaitkan dengan data akuntansi

perusahaan, misalnya rasio hutang terhadap total aktiva. Semkain tinggi

hutang perusahaan maka syarat-syarat yang diajukan oleh kreditur akan

semakin ketat. Jika dilanggar akan dikenakan sanksi pembatasan atas

pembayaran deviden atau pembatasan penambahan hutang. Achmad dkk.,

(2007) dalam penelitiannya menemukan bukti empiris pengaruh perjanjian

hutang terhadap praktik manajemen laba. Dalam penelitiannya menyatakan

bahwa manajer berupaya meningkatkan laba untuk menghindari pelanggaran

perjanjian hutang. Tanomi (2012) menyimpulkan bahwa perjanjian hutang

(42)

25

cenderung untuk memilih kebijakan akuntansi yang meningkatkan laba. Laba

yang tinggi diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya

pelanggaran syarat perjanjian hutang. Berdasarkan uraian diatas peneliti

merumuskan hipotesis sebagai berikut:

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini menjelasakan hubungan antara variabel dependen dan

variabel independen. Sifat penelitian ini adalah dengan menggunakan data

sekunder. Dengan data tersebut digunakan untuk menguji hipotesis yang

dirumuskan (Singarimbun dan Effendi 1982:6).

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan di Indonesia yang

melakukan IPO pada periode 2008-2013 yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Pemilihan sampel data ini menggunakan metode purposive

sampling. Berikut kriteria sampel yang diinginkan:

a. Sampel merupakan perusahaan yang melakukan IPO pada periode

2008-2013

b. Sampel merupakan perusahaan dengan laporan keuangan lengkap saat

melakukan IPO

3.3 Variabel Penelitian

Variable dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

(44)

27

mempengaruhi variabel dependen. Variabel independen penelitian ini adalah

kualitas audit dan motivasi manajemen.

Dalam hal ini variabel dependen adalah manajemen laba yang

berhubungan dengandiscretionary accrual(DA). Nilai DA dihitung dengan menggunakan model Jones yang dimodifikasi, karena model ini paling baik

diantara model lain yang sama-sama digunakan untuk mengukur manajemen

laba (Lobo dan Zhou, 2001 dalam Wedari, 2004). Rumus-rumus yang

diperlukan:

1. Mengukurtotal accruals dengan menggunakan model Jones yang dimodifikasi.

Total accruals (TA) = laba bersih (net income)–arus kas operasi (cash

flow from operating)

2. Menghitung nilai total accruals yang diestimasi dengan persamaan regresi

OLS:

TACit/Ait-1= a1(1/Ait-1) + a2(∆REVit/Ait-1) + a3(PPEit/Ait-1) + e

Dimana:

TACit =total accrualperusahaan i pada periode t Ait-1 =total assetperusahaan i pada periode t

∆REVit =perubahan pendapatan perusahaan i pada periode t

PPEit =property, plant equipmentperusahaan i pada tahun t

a1,a2,a3 = koefesien regresi

(45)

28

NDAit = a1 (1/Ait-1) + a2 [(∆REVit-∆RECit)/Ait-1] + a3 (PPEit/Ait-1) Dimana:

NDAit =nondiscreationarypada perusahaan i pada periode t a1,a2,a3 =fitted coefficienthasil dari regresi padatotal accrual

∆RECit = perubahan piutang perusahaan i pada periode t

4. Menghitungdicreationary accrual: DAit = (TAit/Ait-1)–NDAit Dimana:

DAit =dicreationary accrualperusahaan i pada periode t

1. Variabel Kualitas Audit a. Ukuran KAP

Salah satu tipe dari auditor eksternal dilihat dari besarnya kantor

akuntan, biasanya yang dikenal adalahBig Ten.Proksi yang paling sering digunakan untuk penelitian mengenaiaudit qualityadalah variabel dummy untuk anggota KAPthe big tendan nonbig ten. Berdasarkan web

accountingtoday.com tahun 2011, KAP yang termasuk dalam kelompok

big tendi Indonesia adalah:

1. KAP Hans Tuanakotta Mustofa & Rekan yang berafiliasi dengan

Deloitte Touche Tohmatsu (HTM)

2. KAP Haryanto, Sahari & Rekan; Drs. Hadi Susanto & Rekan yang

(46)

29

3. KAP Prasetiyo, Sarwoko dan Sandjaja yang berafiliasi dengan Ernst &

Young

4. KAP Siddharta, Siddharta & Wijaya yang berafiliasi dengan KPMG

5. KAP Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM)

6. Kosasih, Nurdiyaman, Tjahjo & Rekan (Crowe Horwath)

7. Tanubrata, Sutanto, Fahmi & Rekan (BDO)

8. Gani, Sigiro & Handayani (Grant Thornton)

9. Mulyamin, Sensi, Suryanti & Lianny (Moore Stephens)

10. Hadori, Sugiarto, Adi & Rekan (BKR)

Variabel ini merupakan variabel dummy, yaitu dengan menggunakan

skala 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAPbig tenyang berskala 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAPnon big ten.

b. Auditor spesialis industri

Penetapan spesialis industri untuk KAP dapat dilakukan dengan

melihat frekuensi penugasan yang dilakukan oleh KAP dalam melakukan

pemeriksaan pada perusahaan yang sejenis menurut pengelompokan

perusahaan oleh BEI. Semakin sering KAP melakukan audit atas

perusahaan yang sejenis, maka KAP tersebut akan spesialis dalam

kelompok perusahaan itu. Frekuensi ini dibandingkan dengan penugasan

KAP yang bersangkutan terhadap jenis perusahaan yang lain yang

diauditnya. Jika presentasenya lebih besar 25% dari total penugasan audit

(47)

30

Rumus untuk mengukur rasio auditor spesialisasi industri adalah sebagai

berikut:

R = rasio spesialisasi industri

m = jumlah perusahaan dalam satu industri yang diaudit oleh auditor yang

sama

n = jumlah perusahaan yang diaudit oleh semua auditor

2. Variabel Motivasi Manajemen a. Rencana Bonus

Pengukuran motivasi rencana bonus menggunakan proksi yang

digunakan pada penelitian Ahmad dkk., (2007) yang melakukan

investigasi pada motivasi dan strategi manajemen laba dengan membagi

kompensasi diterima direksi dan komisaris dengan total ekuitas:

b. Perjanjian Hutang

Motivasi perjanjian hutang diukur sebagai rasio total utang terhadap total

aktiva R = m

n

Kompensasi diterima direksi dan komisaris BPLAN =

Total Ekuitas

Total Kewajiban

LEV=

(48)

31

3.4 Teknik Analisis Data

Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi berganda. Model regresi linear berganda dipilih karena penelitian ini

dirancang untuk meneliti faktor-faktor yang berpengaruh dari variabel bebas

terhadap variabel terikat, Novrianto (2008).

3.4.1 Pengujian Asumsi Klasik 3.4.1.1 Uji Normalitas

pengujian ini ditujukan untuk mengetahui apakah data penelitian

berdistribusi secara normal atau tidak. Perlu dirumuskan terlebih dahulu

hipotesis sebagai berikut:

H0= data berdistribusi dengan normal.

H1 = data tidak berdistribusi secara normal.

Jika probabilitas Jarque Bera <α, maka tolak H0dan jika probabilitas

Jarque Bera >α, maka terima H0.

3.4.1.2 Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas. Jika terdapat korelasi akan

menyebabkan problem multikolinearitas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen.

3.4.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah

model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual atas suatu

pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu

(49)

32

jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya gejala.

Heteroskedastisitas dilakukan ujiWhite. Gangguan heteroskedastisitas terjadi jika terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bebas dengan

variabel terikatnya. Dalam uji ini, apabila hasilnya Obs*R-square >α

(alpha), maka tidak terdapat indikasi gejala heteroskedastisitas dalam

model penelitian.

3.4.1.4 Otokorelasi

Uji otokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada t-1. Model regresi

yang baik adalah yang bebas dari otokorelasi.

3.5 Pengujian Hipotesis

Penelitian ini menggunakan alat analisis statistik regresi berganda. Ini

dilakukan untuk mengetahui pengaruh-pengaruh variabel independen terhadap

variabel dependen dalam suatu prediktif tunggal.

DA = ß0+ ß1DKAP + ß2DSPEIND + ß3BPLAN + ß4LEV + e

Dalam hal ini:

DA =discretionary accrualsebagai proksi manajemen laba DKAP = ukuran auditor, 1 untuk KAP besar dan 0 untuk KAP

kecil

DSPEIND = spesialisasi industri, 1 bila spesialis dan 0 bila tidak

spesialis

(50)

33

LEV = leverage, total kewajibanitper total assetit

Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji pada taraf

signifikansi 5%. Kriteria pengambilan keputusan dalam melakukan

penerimaan dan penolakan setiap hipotesis adalah dengan membandingkan

nilai t hitung dengan t table untuk masing-masing koefesien regresi. Apabila t

hitung lebih kecil dari t table, maka hipotesa nol (Ho) tidak dapat ditolak dan

apabila t hitung lebih besar dari nilai t table, maka Ho ditolak. Selain kriteria

perbandingan t hitung dengan t table, juga digunakan kriteria nilai pvalue (kekuatan koefisien regresi dalam menolak Ho). Jika pvalue= 0,05 maka Ho ditolak dan apabila p value > 0,05 maka Ho tidak dapat ditolak.

3.5.1 Pengujian Statistik F (Uji Regresi secara keseluruhan)

Uji F dilakukan untuk mengukur tingkat keberartian hubungan (pengaruh)

secara keseluruhan koefesien regresi dari variabel independen terhadap

variabel dependen. Hipotesis yang bahwa variabel independen mempunyai

pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan untuk

menguji secara keseluruhan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

Dengan kriteria pengujiannya adalah jikaF>Fnilai sig < a (0,05), maka hal ini berarti variabel bebas mampu menjelaskan variabel terikat secara

bersama-sama. Jika Ftable hitung <Fniilai sig > a (0,05), maka hal ini berarti variabel

bebas secara bersama-sama tidak mampu menjelaskan variabel terikatnya.

Rumus pengujian statistik F:

R2/ (k1) F =

(51)

34

Keterangan :

R2 = Koefisien determinasi

n = Jumlah sampel penelitian (jumlah observasi)

k = Jumlah variabel independen (prediktor) termasuk konstanta

3.5.2 Pengujian Statistik t (Uji Regresi secara Parsial) Uji t digunakan untuk menguji dan mengetahui pengaruh variabel

independen secara parsial terhadap variabel dependen. Untuk menolak atau

menerima hipotesis maka diperlukan perbandingan antara nilai t hitung

dengan ttabel

.

Rumusthitung adalah sebagai berikut:

β t =

se (β) Keterangan :

β =koefisien regresi se (β) =standar error

3.5.3 Koefisien Determinasi (AdjustedR2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur presentase variasi nilai

variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh semua variabel independennya.

Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variabel dependen. Artinya semakin besar nilai R2

(52)

35

semakin tepat model ini bias digunakan untuk menjelaskan variabel dependen

oleh variabel independen. Koefisien determinasi (R2) menunjukkan proporsi

yang diterangkan oleh variabel independen dalam model terhadap variabel

terikat, sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian bertujuan untuk menemukakn bukti empiris mengenai pengaruh

kualitas audit dan motivasi manajemen terhadap praktik manajemen laba

pada perusahaan yang melakukan IPO tahun 2008-2013. Penelitian

menggunakan empat hipotesis independen yang digunakan untuk

mendeteksi praktik manajemen laba. Berdasarkan hasil temuan penelitian

dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Ukuran KAP berpengaruh negatif signifikan terhadap praktik

manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia

tahun 2008-2013. Hal ini berarti bahwa perusahaan yang diaudit oleh

KAP besar yaitu yang termasuk dalam KAPBig 10melaporkan discretionary accrualsyang lebih rendah daripada perusahaan yang diaudit oleh KAP kecil.

2. Auditor spesialis industri tidak berpengaruh negatif terhadap praktik

manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia

tahun 2008-2013. Hal ini berarti bahwa auditor spesialis industri

belum mampu membatasi terjadinya praktik manajemen laba pada

(54)

3. Rencana bonus berpengaruh positif signifikan terhadap praktik

manajemen laba pada perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia

tahun 2008-2013. Hal ini berarti rencana bonus mengalami

peningkatan, maka tindakan manajemen laba juga akan meningkat,

begitupun sebaliknya.

4. Perjanjian hutang tidak berpengaruh positif terhadap praktik

manajemen pada perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia tahun

2008-2013. Hal ini berati penelitian ini tidak menemukan bukti bahwa

perjanjian hutang memiliki pengaruh terhadap praktik manajemen laba

pada saat IPO.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini relatif sedikit

dengan periode laporan keuangan 2008-2013 yaitu sebanyak 57

perusahaan.

2. Penelitian ini hanya mengukur kualitas audit dengan variabel ukuran

KAP dan auditor spesialis industri saja dan tidak menggunkan ukuran

yang lain.

3. Penelitian ini hanya meneliti praktik manajemen laba yang dilakukan

perusahaan pada periode IPO saja dan tidak meneliti periode sebelum

maupun sesudah IPO sebagai perbandingan.

5.3 Saran

1. Penelitian selanjutnya perlu memperpanjang periode penelitian dan

(55)

✂1

2. Penelitian selanjutnya dapat menambah variabel yang dapat

mempengaruhi praktik manajemen laba pada perusahaan seperti,

ukuran perusahaan, perubahan CEO, profitabilitas danGood Corporate Governence.

3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan ukuran kualitas audit lain

seperti kesesuaian pemeriksaan dengan standar auditing dan kegagalan

audit.

4. Peneliti selanjutnya dapat meneliti periode sebelum atau sesudah IPO,

(56)

DAFTAR PUSTAKA

Agnes, Analisis Earning Management Pada Perusahaan Go Public Di Indonesia, jurnal Akuntansi keuanganVol. 3 No. 2, November 2001.

Ardiati, A. 2005. Pengaruh Manajemen Laba terhadap Return Saham pada Perusahaan Yang Diaudit oleh KAP Big 5 dan KAP non Big 5. Journal Riset Akuntansi Indonesia, 8 (3): 235-249.

Belkoui, Ahmed R. 2000.Accounting Theory. Business Press.

Craswell, A., Francis, J. and Taylor, S., 1995.Auditor brand name reputations

and industry

specializations”.Journal of Accounting and Economics. Vol. 20 No. 3, pp.

297–322.

Friedlan, John M., 1994. “Accounting Choices of issuers of Initial Public

Offerings”.Contemporary Accounting Research. Vol 11. Summer 1994. hal. 1–31.

Gumanti. 2001. Earning Management dalam Penawaran Saham Perdana di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi Indonesiavol. 4 no 2, 165–183.Ritter, Jay R.,

1991. “The Long-run, Performance of Initial Public Offerings”.Journal Accounting Horizon. Vol 46. hal. 3–27

Luhgianto. 2008. Analisis Pengaruh Kualitas Audit terhadap manajemen Laba Studi pada Perusahaan yang melakukan IPO di Indonesia.Jurnal Ekonomi.

Meutia I. 2004. Pengaruh Independensi Auditor terhadap Manajemen Laba untuk KAP Big 5 dan KAP non-Big 5.Jurnal Riset Akuntani Indonesia. Vol.7 no.3

Novrianto, Ananta Dimaz. 2008. Pengaruh Mekanisme Good Corporate

Governance dan Motivasi Manajemen Laba terhadap Praktik Manajemen Laba.Skripsi. Universitas Brawijaya, Malang.

Palestin, Halima Shalita. 2008. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan, Praktik Corporate Governancedan Kompensasi Bonus terhadap Manajemen Laba. Jurnal ekonomi.

(57)

Scott, William R. 2003. Financial Accounting Theory. Prentice Hall

International.Watts, Ross L., and J L Zimmerman. (1986),Positive Accounting Theory, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Sofian, Riski. 2011. ―Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, DanLeverage Terhadap Manajemen Laba Perusahaan Manufaktur Indonesia‖. Skripsi.

Universitas Sebelas Maret.

Teoh, S., Wong, T.J. and Rao, G. 1998b. “Are accruals during initial public offerings opportunistic?”.Review of accounting Studies. Vol. 3. Pp. 159

–208.

Tri nugrohohadi, Pradipto. 2013.Pengaruh Kualitas Audit dan Motivasi Manajemen Laba terhadap Praktik Manajemen Laba pada Initial Public Offering. Skripsi. Universitas Hasanuddin.

Wika, Septian. 2011. ―PengaruhCorporate Governance, Bonus Plans, Debtcovenant,danFirm SizeTerhadap Manajemen Laba. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Wisnu, Arwindo. 2010. ―Pengaruh Kepemilikan Institusional,Leverage, Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba‖. Skripsi.

Zhou, J & Elder, R. (2004).Audit Quality and Earnings Management by Seasoned Equity Offerings Firms.Asia Pasific Journal of Accounting and

Gambar

Tabel 2.1Penelitian Terdahulu ………………………………………….
Tabel 2.1

Referensi

Dokumen terkait

Perjanjian Kontrak Kerja adalah perjanjian antara pegawai baru dengan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya yang memuat hak dan kewajiban di kedua belah

Dari seluruh pengujian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pH, kecepatan putar dan konsentrasi imidazoline terhadap laju korosi pada baja AISI 1045 didapatkan hasil bahwa

Setelah kelompok terbentuk peneliti sedikit mengulas dan menjelaskan mekanisme pembelajaran Active Learning Tipe Rotating Trio Exchange (RTE) yang kemarin sudah

saan rohani adalah melalui pemakaian pelajaran yang bersifat topik. Tokoh- tokoh, tempat-tempat penting, dan hal-hal dalam Alkitab dapat dipergunakan bagi penyelidikan Alkitab

PUP-0002 Feryrius Fahik Universitas Kristen Duta Wacana S1 Redesain Stadion Sepak Bola Haliwen Tipe B, Di Kota Atambua, Kabupaten Belu -

Kabupaten Bantul yang tidak mengandung yodium sesuai standar, maka perlu mendapat perhatian yang serius dari Pemerintah Kabupaten Bantul, produsen garam, Pedagang Garam dan semua

DIK-0497 Anik Setyowati Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta S1 Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team

Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 18 Tahun 2001 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan Dasar pada Pusat Kesehatan