ABSTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA
PEMBELAJARAN ULAR TANGGA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Way Krui Tahun Pelajaran 2013/2014)
Oleh FEBRI
Hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi yang mengajar di kelas VII SMP Negeri 1Way Krui, diketahui bahwa rata-rata hasil belajar biologi siswa di bawah kriteria ketuntasan minimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran TGT dengan media ular tanggadapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa dalam materi pokok organisasi kehidupan.
Desain penelitian ini adalah pretes-postes tak ekuivalen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Way Krui Tahun Pelajaran 2013/2014. Sampel penelitian adalah siswa kelas VII.A dan VII.B yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Data penelitian ini berupa data
Febri
dengan media ular tangga dianalisis secara deskriptif menggunakan indeks aktivitas siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa kelas
eksperimen adalah 66,14 lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 59,77. Selain itu, rata-rata persentase aktivitas belajar siswa berkriteria tinggi, dengan persentase peningkatan aktivitas siswa pada aspek mendengarkan
pendapat 93,94 , mengajukan pertanyaan 58,33, bertukar informasi 75,76, bekerja sama dalam kelompok 75,76, dan membuat kesimpulan 87,12. Pada peningkatan rata-rata indikator C1 untuk kelas eksperimen adalah 40,15, kelas kontrol 16,67. Peningkatan rata-rata indikator C2 untuk kelas eksperimen adalah 28,56, kelas kontrol 22,22. Peningkatan rata-rata indikator C3 untuk kelas eksperimen adalah 43,94, kelas kontrol 31,82. Hasil angket diketahui bahwa penerapan model pembelajaran TGT dengan media ular tangga pun mendapat tanggapan yang positif dari siswa. Sehingga disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model TGT dengan media ular tangga berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA
PEMBELAJARAN ULAR TANGGA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Way Krui Tahun Pelajaran 2013/2014)
(Skripsi)
Oleh FEBRI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 9
2. Desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen ... 25
3. Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran TGT ... 43
4. Contoh jawaban siswa indikator aspek kognitif tingkat C1 (LKS kelas eksperimen pertemuan ke-1). ... 49
5. Contoh jawaban siswa indikator aspek kognitif tingkat C2 (LKS kelas eksperimen pertemuan ke-1) ... 50
6. Contoh jawaban siswa indikator aspek kognitif tingkat C1 (LKS kelas eksperimen pertemuan ke-2) ... 50
7. Contoh jawaban siswa indikator aspek kognitif tingkat C2 (LKS kelas eksperimen pertemuan ke-2) ... 51
8. Siswa mengerjakan soal pretes... 125
9. Mengorganisasikan siswa untuk mengerjakan LKS ... 126
10.Mengorganisasikan siswa untuk mengerjakan LKS.. ... 126
11.Menjawab pertanyaan dari LKS... 127
12.Mengorganisasikan siswa untuk bermain Ular Tangga. ... 127
13.Mengawali pembelajaran.. ... 128
14.Mengorganisasikan siswa untuk berdiskusi mengerjakan LKS ... 128
15.Siswa berdiskusi mengerjakan LKS ... 129
iv
IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39
v V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 52
B. Saran ... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 53
LAMPIRAN 1. Silabus ... 57
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 59
3. Lembar Kerja Kelompok Kelas Eksperimen ... 67
4. Lembar Kerja Kelompok Kelas Kontrol ... 79
5. Kisi-Kisi Soal Pretes dan Postes ... 91
6. Soal Pretes dan Postes ... 95
7. Kunci Jawaban ... 98
8. Data-Data Hasil Penelitian ... 102
9. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian ... 109
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Skor per jawaban angket ... 31
2. Data angket tanggapan siswa ... 32
3. Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap model TGT dengan media ular tangga ... 32
4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 36
5. Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa... 38
6. Data Aktivitas Belajar Siswa ... 39
7. Hasil Analisis Statistik Nilai Pretes, Postes Dan N-Gain Siswa ... 40
8. Hasil analisis rata-rata N-gain setiap indikator C1, C2, dan C3 ... 42
9. Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen ... 102
10.Aktivitas Belajar Siswa Kelas Kontrol ... 103
11.Nilai Pretes, Postest, dan N-Gain Kelas Eksperimen ... 104
12.Nilai Pretes, Postest, dan N-Gain Kelas Kontrol ... 105
13.Skor Perindikator Pretes Dan Postes Kelas Eksperimen ... 106
14.Skor Perindikator Pretes Dan Postes Kelas Kontrol ... 107
15.Hasil Angket Tanggapan Siswa ... 108
16.Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen Dan Kontrol ... 109
17.Hasil uji Mann-Whitney U pretes kelas eksperimen dan kontrol ... 110
18.Hasil Uji Normalitas Postest Kelas Eksperimen Dan Kontrol ... 111
vii
20.Hasil Uji Normalitas Gain Kelas Eksperimen Dan Kontrol ... 113
21.Hasil Uji Homogenitas Gain Kelas Eksperimen Dan Kontrol ... 114
22.Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata ... 116
23.Hasil Uji Normalitas N-Gain C1 Kelas Eksperimen Dan Kontrol ... 117
24.Hasil Uji Mann-Whitney U N-Gain C1 Kelas Eksperimen Dan Kontrol ... 118
25.Hasil Uji Normalitas N-Gain C2 Kelas Eksperimen Dan Kontrol ... 119
26.Hasil Uji Homogenitas N-Gain C2 Kelas Eksperimen Dan Kontrol ... 120
27.Hasil Uji Perbedaan Dua Rata-Rata ... 122
28.Hasil Uji Normalitas N-Gain C3 Kelas Eksperimen Dan Kontrol ... 123
29.Hasil Uji Mann-Whitney U N-Gain C3 Kelas Eksperimen Dan Kontrol ... 124
MOTO
“Karena s
esungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu
telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan)
yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap
”
( Q.S Alam Nasyrah :4-8).
“Orang yang berilmu dan mengamalkannya akan didoakan dan dimintakan ampun
oleh seluruh makhluk yang ada di langit dan bumi”
(Al Hadist).
“ Niat baik dan cita mulia tidak menghalalkan segala cara”
i
Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang
PERSEMBAHAN
Segala puji bagi Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga karya ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam selalu dicurahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW.
Teriring doa , rasa syukur dan segala kerendahan hati
Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya ini
untuk orang-orang tercinta sepanjang hidupku:
Yang tercinta ibu Erwani dan bapakku Yurja (alm), yang telah mendidik dan
membesarkanku dengan segala doa terbaik, memberikan limpahan cinta dan kasih sayang
yang tak terbatas, selalu menguatkanku, mengingatkanku ketika alpa, dan senantiasa
mendukung segala langkahku menuju kebahagian dunia dan akhirat.
Kakak-kakakku (Rafikri (alm), Doni Setiawan, Yudi Saputra) dan adik-adikku (Pediyansah,
Edwar, Putri Yulyani) yang selalu memberikan kekuatan, motivasi, senantiasa
menyayangiku dan membantuku ketika banyak kesulitan yang aku hadapi.
Sahabat dan teman-teman seperjuangan
Para Pendidik dan Dosen tercinta
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Gunung Kemala, Lampung Barat pada 29
September 1992, yang merupakan anak keempat dari tujuh bersaudara pasangan Bapak Ali Yurja (alm) dan Ibu Erwani.
Pendidikan yang ditempuh penulis adalah SD Negeri 1 Gunung Kemala (1998-2004), SMP Negeri 3 Pesisir Tengah (2004-2007), Madrasah Aliyah Negeri Krui (2007-2010). Pada tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Unila melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB).
ii
SANWACANA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan nikmat-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA PEMBELAJARAN ULAR TANGGA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI POKOK ORGANISASI KEHIDUPAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Way Krui Tahun Pelajaran 2013/2014)”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;
2. Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Universitas Lampung; 3. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;
iii
5. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai;
6. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan motivasi hingga skripsi ini dapat selesai; 7. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembahas atas saran-saran perbaikan dan
motivasi yang sangat berharga;
8. Yusirman, S.Pd., selaku Kepala SMP Negri 1 Way Krui dan Ansyori Ibrahim, S. Pd selaku guru mitra, yang telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian serta motivasi yang sangat berharga;
9. Seluruh dewan guru, staf, dan siswa-siswi kelas VIIA dan VIIB SMP Negeri 1 Way Krui atas kerjasama yang baik selama penelitian berlangsung;
10.Sahabat-sahabatku I Putu Arie Permana, Taufik Ardi Yanto, Rinu Bakti Dewantara, M. Akbar, Rizki, Linda Asrina, Gesca Sonarita, serta semua sahabat di Pendidikan Biologi 2010 atas motivasi, doa dan bantuannya, semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang terjalin hingga saat ini. 11.Rekan-rekan Formandibula (Forum Mahasiswa Pendidikan Biologi), kakak
dan adik tingkat Pendidikan Biologi FKIP UNILA atas persahabatan yang kalian berikan;
12.Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih, semoga skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Februari 2015 Penulis
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran di sekolah saat ini sangat menekankan pada konsep teoritis yang pada kenyataannya tidak cukup memenuhi kebutuhan siswa dalam
kehidupan sehari-hari karena tidak sesuai dengan tuntunan lingkungan sebenarnya. Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menekankan pada
pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa dapat menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah (Trianto, 2009: 153). Salah satu obyek IPA di alam sekitar yang berupa makhluk hidup merupakan daya tarik tersendiri yang dapat menarik perhatian dan minat siswa untuk
mempelajarinya serta memberikan pengetahuan tentang lingkungan sekitar yang berhubungan langsung dalam kehidupan siswa sehari-hari sehingga perlu pema-haman yang mendalam (Rohani, 2004: 35). Kesalahan klasik yang selalu muncul dalam memahami mata pembelajaran ini adalah dianggapnya biologi sebagai materi yang harus dihafalkan, sehingga bagi sebagian siswa menganggap biologi sebagai pelajaran yang membosankan (BSNP, 2006: iv).
2
menghadirkan media pembelajaran yang tepat sebagai pelengkap proses belajar mengajar sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai secara optimal serta menggunakan model yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
karakteristik materi pelajaran yang akan diajarkan. Dengan menggunakan model dan media pembelajaran secara tepat dan sesuai dengan konsep-konsep materi yang diajarkan maka pemahaman siswa terhadap konsep tersebut akan tertanam dengan baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Suyitno (2000: 37) bahwa untuk menunjang kelancaran pembelajaran disamping pemilihan model yang tepat juga perlu digunakan suatu media pembelajaran yang sangat berperan dalam
membimbing siswa dalam pembelajaran.
3
Pembelajaran dengan ceramah terbukti dapat memengaruhi turunnya minat dan hasil belajar siswa di SMP Negeri 1Way Krui pada materi pokok organisasi kehidupan. Solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menerapkan media dan model pembelajaran yang menyenangkan. Salah satu model pembelajaran yaitu Teams Games Tournamen (TGT) dengan media ular tangga dapat dipakai untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan Hanifiyah (2013 : 6) bahwa model pembelajaran koperatif tipe teams games tournament yang dibantu media ular tangga dapat meningkatkan proses pembelajaran konsep klasifikasi makhluk hidup di kelas VII.
Melihat kenyataan tersebut, dirasa sangat perlu adanya media pembelajaran yang dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap konsep materi Organisasi Kehidupan. Media pembelajaran sangat perlu dihadirkan dalam proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pembelajaran terutama pada pembelajaran ilmu alam. Pengajaran ilmu alam sangat diperlukan adanya media sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar, karena pengajaran hanya dengan kata-kata tidak dapat mengembangkan sifat teliti, kritis dan sifat menyelidiki pada diri siswa (Slameto, 2010: 29).
4
tipe Teams Games Tournament (TGT). TGT adalah pembelajaran kooperatif yang melibatkan peserta didik bekerja dalam kelompok, di dalamnya terdapat diskusi kelompok dan diakhiri suatu game atau turnamen. Dalam TGT, peserta didik dibagi menjadi beberapa tim belajar yang terdiri atas empat sampai enam orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan dan jenis kelaminnya. Agar nuansa kegembiraan lebih terasa, pada sesi turnamen digunakan permainan ular tangga sebagai media kompetisi. Peserta didik diajak untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan pengetahuan. Dengan model dan media ini diharapkan peserta didik akan lebih bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran serta mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan model pembelajaran TGT dengan media pembelajaran ular tangga berpengaruh terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa pada materi pokok organisasi kehidupan ?
5
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran TGT dengan media pembelajaran ular tanggaterhadap aktivitas belajar siswa pada materi pokok organisasi kehidupan.
2. Pengaruh penggunaan model pembelajaran TGT dengan media pembelajaran ular tanggaterhadap peningkatan hasil belajar biologi materi pokok organisasi kehidupan.
D. Manfaat Penelitian
Setelah diadakannya penelitian ini, maka hasilnya dapat digunakan untuk: 1. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman mengajar sebagai calon guru dalam menggunakan model pembelajaran TGT dengan media pembelajaran ular tangga.
2. Bagi guru
Memberikan wawasan bagi guru untuk menggunakan model pembelajaran
TGT dengan media pembelajaran ular tangga sebagai alternatif untuk diterapkan dalam pembelajaran biologi untuk mengoptimalkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.
3. Bagi siswa
6
b. Mendorong siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran dan dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar di kelas.
4. Bagi Sekolah
Sebagai masukan dalam usaha meningkatkan mutu proses dan hasil belajar dalam mata pelajaran biologi.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari kesalahan penafsiran pada permasalahan yang dibahas, maka dikemukakan beberapa batasan, yaitu :
1. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII semester genap SMP Negeri 1 Way Krui Kabupaten Pesisir Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.
2. Materi pokok yang diteliti adalah organisasi kehidupan, dengan K.D 6.3 “Mendeskripsikan keragaman pada sistem organisasi kehidupan mulai dari
tingkat sel sampai organisme”.
3. Hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar siswa yang diperoleh dari hasil tes awal dan tes akhir.
4. Aktivitas belajar siswa semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran yang diperoleh dari lembar observasi aktivitas siswa.
5. Model Pembelajaran yang digunakan model kooperatif tipe TGT dengan media ular tangga, media ular tangga di gunakan pada sesi Games dan
7
berdiskusi membahas soal-soal pada LKS yang nantinya digunakan dalam permainan ular tangga; (3) menentukan kelompok pertama yang bermain ular tangga kemudian memulai permainan; (4) kelompok pertama yang bermain berhak menjawab soal nomor satu pada LKS jika jawaban benar berhak mengocok dadu dan bermain ular tangga, jika jawaban salah maka permainan dilempar ke kelompok selanjutnya; (5) setiap kali permainan dilakukan setiap kelompok hanya berhak menjawab satu soal meskipun jawaban yang dilontarkan benar, kemudian kelompok tersebut menunggu giliran bermain kembali; (6) permainan berhenti setelah semua pertanyan pada LKS telah terjawab; (7) menghitung poin akhir yang di peroleh dari 90% jawaban LKS dan 10 % dari poin akhir ular tangga kemudian mengakumulasikannya; (8) guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan poin tertinggi (dimodifikasi dari Hamdani, 201: 92)
F. Kerangka Pemikiran
Upaya perbaikan mutu pendidikan menuntut pendidik untuk mengembangkan pola belajar yang menekankan agar siswa merasa mengalami dan melakukan sesuatu dalam mengkonstruksi pengetahuan yang dimilikinya sehingga
8
sering menggunakan metode pembelajaran yang bersifat teacher centered, hal ini menyebabkan siswa lebih banyak mengandalkan informasi yang berasal dari guru sehingga mengakibatkan aktivitas siswa cenderung pasif. Hal tersebut membuat guru dituntut untuk mengembangkan pola belajar yang membuat siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran serta menekankan agar siswa merasa mengalami langsung proses pembelajaran. Dengan pola belajar yang demikian diharapkan aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk mewujudkan pembelajaran yang bermakna yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai. Model pembelajaran yang dapat dijadikan alternatif adalah model TGT dengan media ular tangga. Model pembelajaran kooperatif TGT yang melibatkan peserta didik bekerja dalam kelompok, di dalamnya terdapat diskusi kelompok dan diakhiri suatu game atau turnamen. Dalam TGT peserta didik dibagi menjadi beberapa tim belajar yang terdiri atas empat sampai enam orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan dan jenis kelaminnya. Agar nuansa kegembiraan lebih terasa, pada sesi turnamen digunakan permainan ular tangga sebagai media kompetisi. Dengan melakukan kegiatan tersebut dalam proses belajarnya berarti siswa telah melakukan aktivitas yang dapat menunjang hasil belajarnya.
9
Adapun variabel bebas (X) dari penelitian ini adalah penggunaan model
pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan media pembelajaran ular tangga, sedangkan variabel terikatnya (Y) adalah hasil belajar siswa. Hubungan antara variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut ini :
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Keterangan: X = penggunaan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan media pembelajaran ular tangga, Y= hasil belajar siswa.
G. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah;
H0 : Penggunaan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan
media pembelajaran ular tangga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan hasil belajar biologi materi pokok organisasi kehidupan.
H1 : Penggunaan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan
media pembelajaran ular tangga berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan hasil belajar biologi materi pokok organisasi kehidupan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran koperatif adalah rangkaian kegiatan belajar siswa dalam kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham konstruktivis. Dalam pembelajaran kooperatif diterapkan strategi pembelajaran dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pembelajaran Dzaqi (2009: 5). Dalam pembelajaran ini, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Menurut Hartono (2013: 101) pembelajaran kooperatif (cooperative learning)
adalah bentuk pengajaran yang membagi siswa dalam beberapa kelompok yang bekerja sama antara satu siswa dengan yang lainnya untuk memecahkan masalah.
11
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat siswa belajar. Semua anggota tim (anggota kelompok) harus saling
membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. b. Didasarkan pada manajemen kooperatif
Manajemen pembelajaran kooperatif secara umum mempunyai empat fungsi pokok yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, dan kontrol.
c. Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh sebab itu, prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran kooperatif.
d. Keterampilan bekerjasama
Kemampuan untuk bekerja sama dipraktikkan melalui aktivitas dan kegiatan yang tergambar dalam keterampilan bekerja sama. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain.
12
untuk melatih siswa menerima perbedaan cara bekerja dengan teman yang berbeda latar belakangnya (Hartono, 2013: 100).
Menurut Hamdani (2011: 30) pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a. Setiap anggota memiliki peran.
b. Terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa.
c. Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas cara belajarnya dan juga teman-teman sekelompoknya.
d. Guru membantu menggambarkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok.
e. Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa yang memiliki latar belakang dan kondisi yang berbeda untuk bekerja saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama sehingga mereka belajar untuk menghargai satu sama lain meskipun mereka berbeda ras, budaya, kelas sosial maupun
kemampuan (Nurhadi, 2004: 60).
B. Model Pembelajaran Team Games Tournamen (TGT)
13
Aktivitas belajar dengan model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persayingan sehat, dan keterlibatan belajar (Hamdani, 2011: 92).
Model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para peserta didik berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota lain yang bekerja. Menurut Hamdani (2011: 93) terdapat lima komponen dalam plaksanaan pembelajaran kooperatif model TGT, yaitu: 1. Penyajian kelas (Class Presentation)
Pada awal pembelajaran guru menyampaikan materi dalam penyajian kelas, biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung yang dipimpin oleh guru. Pada saat penyajian kelas ini peserta didik harus benar-benar memperhatikan dan memahami materi yang disampaikan guru, karena akan membantu peserta didik bekerja lebih baik pada saat kerja kelompok dan pada saat games karena skor games akan menentukan skor kelompok.
2. Kelompok (Teams)
Kelompok biasanya terdiri dari 5 sampai 7 orang peserta didik yang
anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, dan ras atau etnik. Fungsi kelompok adalah untuk lebih mendalami materi bersama teman kelompoknya dan lebih khusus untuk mempersiapkan anggota kelompok agar bekerja dengan baik dan optimal pada saat games.
14
Games terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menguji pengetahuan yang didapat peserta didik dari penyajian kelas dan belajar kelompok. Kebanyakan games terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Peserta didik memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Peserta didik yang menjawab benar pertanyaan itu akan mendapat skor. Skor ini yang nantinya
dikumpulkan untuk menentukan tim mana yang mendapat skor tertinggi dan akan diberi penghargaan sebagai pemenang dari games.
4. Turnamen (Tournaments)
Tournaments adalah sebuah struktur di mana games berlangsung. Biasanya berlangsung pada akhir minggu atau pada setiap unit setelah guru memberikan presentasi di kelas dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Bagi tim yang telah menyelesaikan soal-soal game terdahulu, diminta untuk mempresentasikan hasilnya dengan diwakili oleh masing-masing anggota regunya yang menjawab. Kompetisi yang seimbang ini, memungkinkan para peserta didik dari semua tingkatan kinerja
sebelumnya berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka jika mereka melakukan yang terbaik.
5. Penghargaan kelompok (teams recognize)
15
team” jika rata-rata sekor mencapai 45 atau lebih, “great team” apa bila rata
-rata mencapai 40-45, dan “good team” apa bila rata-ratanya 30-40.
Menurut Trianto (2009: 84) kelebihan dari pembelajaran TGT antara lain: meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas, mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu, dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam, proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa, mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain, motivasi belajar lebih tinggi, hasil belajar lebih baik meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sedangkan kelemahan TGT adalah: 1. Bagi guru, sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan
heterogen dari segi akademis. Kelemahan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali teliti dalam menentukan pembagian kelompok. Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga melewati waktu yang sudah ditetapkan. Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh. 2. Bagi siswa, masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan
16
C. Media Ular Tangga
Menurut Sadiman (2008: 6) media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau
pengantar. Sedangkan Gagne (dalam Sadiman, 2008: 6) berpendapat bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar. Menurut Briggs (dalam Sadiman, 2008: 6) media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Dapat disimpulkan dari pengertian beberapa ahli mengenai definisi media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat pikiran, dan perasaan pembelajar (siswa) dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Rossi dan Breidle (dalam Sanjaya, 2009: 204) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, Koran, majalah dan sebagainya. Menurut rossi, alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan diprogramkan untuk pendidikan, maka merupakan media
17
Pendapat yang dikemukakan Sadiman (2008: 17), penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk: a) Menimbulkan kegairahan belajar. b)
Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan
lingkungan dan kenyataan. c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
Banyaknya media yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran salah satunya dengan menggunakan media ular tangga. Media ular tangga ini pun sudah banyak diterapkan dalam pembelajaran, salah satunya adalah (Hanifiyah, 2013: 6)
berkesimpulan dalam penelitiannya model pembelajaran kooperatif tipe teams games tournament yang dibantu media ular tangga cocok diterapkan pada proses pembelajaran konsep Klasifikasi Makhluk Hidup di kelas VII B MTs Al-Mashbah Kecamatan Leuwisari Kabupaten Tasikmalaya.
Suhermin (2009: 1) mengemukakan, ular tangga adalah permainan papan untuk anak-anak yang dimainkan oleh dua orang atau lebih. Papan permainan dibagi dalam kotak-kotak kecil dan di beberapa kotak digambar sejumlah "tangga" atau "ular" yang menghubungkannya dengan kotak lain. Permainan ini diciptakan pada tahun 1870. UNESCO (1988: 27) dalam serial dokumennya melansir “Snakes and Ladders is a popular game for children in many countries of the world. It is easy
to make from basic materials and can be adapted to suit many learning
situations”. Ular Tangga adalah permainan yang populer untuk anak-anak di
18
dapat disesuaikan dengan banyak situasi belajar. Menurut (Sugiarto, 2013) permainan ular tangga merupakan salah satu permainanan tradisional yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Permainan ini, selain menarik perhatian peserta didik agar kegiatan pembelajaran terasa lebih menarik, juga membantu dalam mengembangkan keterampilan proses.
Pada permainan ular tangga, medan permainan adalah sebuah papan atau karton bergambar kotak-kotak biasanya berukuran 10x10 kotak. Tiap kotak diberi nomor urut mulai dari nomor 1 dari sudut kiri bawah sampai nomor 10 di sudut kanan. Menurut Janah (2009) menyatakan bahwa tidak ada bentuk standar dari papan ular tangga. Setiap orang dapat menciptakan sendiri papan mereka dengan jumlah kotak, ular dan tangga yang berlainan. Permainan sederhana namun
mengasyikkan ini tersebar di seluruh dunia dan umumnya memiliki ciri yang sama dengan nama yang umumnya merupakan terjemahan dari kata ular dan tangga dalam bahasa masing-masing. Ada beberapa aturan dalam penggunaan media permainan ular tangga menurut pendapat Rahman (2010) diantaranya adalah:
a. Semua pemain memulai permainan dari petak nomor 1 dan berakhir pada petak nomor 100.
b. Terdapat beberapa jumlah ular dan tangga yang terletak pada petak tertentu pada papan permainan.
19
berbeda untuk setiap pemain, tidak ada aturan tertentu untuk jenis bidak yang harus digunakan.
d. Panjang ular dan tangga bermacam-macam, ular dapat memindahkan bidak pemain mundur beberapa petak, sedangkan tangga dapat memindahkan bidak pemain maju beberapa petak.
e. Sebagian dari ular dan tangga adalah pendek, dan hanya sedikit tangga yang panjang. Pada beberapa papan bermain terdapat ular pada petak nomor 99 yang akan memindahkan bidak pemain jauh ke bawah.
f. Untuk menentukan siapa yang mendapat giliran pertama, biasanya dilakukan pelemparan dadu oleh setiap pemain, yang mendapat nilai tertinggi ialah yang mendapat giliran pertama.
g. Semua pemain memulai dari petak nomor 1.
h. Pada saat gilirannya, pemain melempar dadu dan dapat memajukan bidaknya beberapa petak sesuai dengan angka hasil lemparan dadu.
i. Boleh terdapat lebih dari 1 bidak pada suatu petak.
j. Jika bidak pemain berakhir pada petak yang mengandung kaki tangga, maka bidak tersebut berhak maju sampai pada petak yang ditunjuk oleh puncak dari tangga tersebut.
20
l. Pemenang dari permainan ini adalah pemain yang pertama kali berhasil mencapai petak 100.
Menurut (Sugiarto, 2013) Permainan ini dapat dimainkan untuk semua mata pelajaran dan semua jenjang kelas, karena didalamnya hanya berisi berbagai bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa melalui permainan tersebut sesuai dengan jenjang kelas dan mata pelajaran tertentu. Seluruh pertanyaan-pertanyaan tersebut telah dibukukan menjadi satu sekaligus dengan petunjuk permainannya.
Permainan ular tangga juga memiliki banyak manfaat dalam hal pendidikan. Berikut ini pendapat peneliti manfaat yang bisa diperoleh siswa dari permainan ular tangga : a) Melatih siswa belajar matematika sederhana (penjumlahan dan pengurangan), b) Siswa dapat menambah kosa kata baru melalui gambar dalam papan ular tangga tersebut (berlatih mendeskripsikan gambar), c) Melatih siswa belajar membaca, d) Melatih siswa belajar memahami kalimat permintaan atau perintah, e) Siswa bermain peran ketika melakukan perintah atau permintaan sesuai dengan pertanyaan yang tertulis dalam tiap kotak ular tangga tersebut (Ariesta, 2011: 43).
D. Hasil Belajar
21
tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, missal dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya. Menurut Rusyan (dalam Herlina, 2007: 24) Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seorang siswa setelah ia melakukan kegiatan belajar mengajar tertentu atau setelah ia menerima
pengajaran dari seorang guru pada suatu saat.
Menurut (Dahar, 1996: 134) mengemukakan lima macam hasil belajar, tiga di antaranya bersifat kognifif, satu bersifat afektif, dan satu lagi bersifat
psikomotorik.
Menurut Bloom (dalam Dahar, 1996: 136 ) yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. Perinciannya adalah sebagai berikut :
1. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, penerapan, analitis, sintesis dan penilaian.
2. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai,
organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau komplesk nilai.
22
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Diantara ketiga ranah tersebut, biasanya ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai bahan pengajaran. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah melakukan aktivitas pembelajaran, yang diwujudkan dengan tiga aspek kemampuan yaitu berupa kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua golongan yaitu, faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor intern ini terbagi atas tiga faktor
(Slameto, 2010: 53) yaitu :
1. Faktor jasmaniah yang berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya, bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.
2. Faktor pisikologis, ada tujuh faktor yang tergolong kedalam faktor pisikologis yang meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.
3. Faktor kelelahan, terbagi atas dua yaitu, kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
23
1. Faktor keluarga, faktor ini siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa, cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadan ekonomi keluarga.
2. Faktor sekolah, yang berpengaruh mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
3. Faktor masyarakat, masyarakat merupakan faktor eksteren yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat.
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di SMP Negeri 1Way Krui, Kabupaten Pesisir Barat.
B. Populasi dan sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII smester genap SMP Negeri 1 Way Krui, Kabupaten Pesisir Barat tahun pelajaran 2013/2014.
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sampel tersebut adalah siswa-siswi kelas VII A sebagai kelas eksperimen dan siswa-siswi kelas VII B sebagai kelas kontrol.
C. Desain Penelitian
25
Kelompok pretes perlakuan postes I O1 X O2
II O1 C O2
Gambar 2. Desain pretes-postes tak ekuivalen.
Keterangan: I = Kelas eksperimen; II = Kelas kontrol; O1 = Pretest; .O2 = Postes; X = Perlakuan model TGT dengan media ular tangga;C = perlakuan dengan metode diskusi.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut: 1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut :
a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan (observasi) ke sekolah. b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk
mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. d. Mengambil data yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan
kelompok.
e. Membuat prangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk setiap pertemuan.
26
2. Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan pembelajaran pada penelitian ini dilaksanakan dengan menerapkan model TGT dengan media ular tangga untuk kelas eksperimen dan
menerapkan metode diskusi untuk kelas kontrol. Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama membahas submateri pokok sel dan jaringan. Pertemuan kedua membahas submateri pokok organ, sistem organ dan organisme, dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
a. Kelas eksperimen 1) Pendahuluan
a) Guru memberikan pretes mengenai sel, jaringan, organ, sistem organ dan organisme.
b) Guru menyatakan tujuan pembelajaran.
c) Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan cara: Pertemuan I: guru memberikan penegasan bahwa tubuh kita memiliki satuan struktural dan fungsional terkecil yang sangat berperan penting yakni sel.
Pertemuan II: pertemuan kali ini kita akan membahas tentang materi organisasi kehidupan yakni organisasi kehidupan tingkat organ dan sistem organ.
27
menyusun mata? (pertemuan II); Adaberapakah sistem organ dalam tubuh manusia?
Apakah yang dimaksud dengan organisme?Apayang terjadi bila satu organ dalam sistem organ mengalami gangguan?
2) Kegiatan inti
a) Persentasi guru, guru menjelaskan materi yang akan dipelajari. b) Pembentukan kelompok oleh guru yang terdiri dari 4 kelompok
serta terdiri dari 5-6 orang anggota kelompok.
c) Membagikan LKS kesiswa serta menugaskan siswa untuk berdiskusi membahas soal-soal pada LKS yang nantinya akan digunakan dalam permainan ular tangga.
d) Menentukan kelompok pertama yang bermain ular tangga kemudian memulai permainan.
e) Kelompok pertama yang bermain berhak menjawab soal nomor satu pada LKS jika jawaban benar berhak mengocok dadu dan bermain ular tangga, jika jawaban salah maka permainan dilempar ke kelompok selanjutnya.
f) Setiap kelompok berkompetisi untuk memperoleh nilai tertinggi dalam permainan ular tangga.
g) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan sekor tertinggi.
28
3) Penutup
a. Siswa membuat simpulan/rangkuman materi yang telah dipelajari dengan bimbingan guru.
b. Siswa mengerjakan tes akhir (postes).
c. Siswa memperhatikan penyampaian guru tentang umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran.
d. Siswa memperhatikan penyampaian tentang rencana pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
b. Kelas Kontrol
Kelas kontrol adalah kelas yang menggunakan metode diskusi. 1) Pendahuluan
a) Guru memberikan pretes mengenai sel, jaringan, organ, sistem organ dan organisme.
b) Guru menyajikan indikator pembelajaran.
29
menyusun mata? Ada berapakah sistem organ dalam tubuh manusia? (pertemuan II); Apakah yang dimaksud dengan organisme?Apa yang terjadi satu organ dalam sistem organ mengalami gangguan?
d) Guru menyajikan materi sebagai pengantar. Pertemuan pertama membahas submateri pokok sel dan jaringan. Pertemuan kedua membahas submateri pokok organ dan sistem organ.Pertemuan ketiga membahas submateri pokok organisme.
2) Kegiatan Inti
a) Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok.
b) Guru memberikan LKS dan meminta siswa untuk melakukan diskusi mengerjakan LKS yang diberikan.
c) Masing-masing kelompok mempersentasikan hasil diskusinya dan melakukan tanya jawab.
d) Guru meluruskan jika terjadi kesalahan atau perbedaan pendapat antar kelompok.
3) Penutup
a. Guru membuat kesimpulan mengenai materi yang di ajarkan. b. Guru memberikan tes akhir (postes).
30
E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah : 1. Jenis Data
a. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu berupa hasil belajar siswa pada materi pokok organisasi kehidupan yang diperoleh dari nilai pretes dan postes.
Kemudian dihitung selisih antara nilai pretes dengan postes, lalu dianalisis secara statistik.
b. Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data aktivitas siswa dan data angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran TGT dengan media ular tangga.
2. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut: a. Pretes dan Postes
Data hasil belajar siswa berupa nilai pretes dan postes. Nilai pretes diambil pada pertemuan pertama setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol, sedangkan nilai postes diambil di akhir pembelajaran pada pertemuan kedua setiap kelas, baik eksperimen maupun kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal essay.
Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu : S= x 100
Keterangan : S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008 : 112).
31
b. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang
diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi
sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek yang diamati yaitu: aktivitas siswa bekerjasama dengan teman, melakukan kegiatan diskusi, mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
c. Angket Tanggapan Siswa
Data tanggapan siswa terhadap pembelajaran dikumpulkan melalui penyebaran angket. Angket tanggapan berisi 8 pernyataan yang terdiri dari 4 pernyataan positif dan 4 pernyataan negatif. Pengolahan data angket dilakukan sebagai berikut:
1) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan pada Tabel 1.
Tabel 1. Skor per jawaban angket.
Sifat Pernyataan Skor
1 0
Positif S TS
Negatif TS S
Keterangan:
S = setuju; TS = tidak setuju (dimodifikasi dari Rahayu, 2010:29). 2) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi
32
Tabel 2. Data angket tanggapan siswa.
No.
(dimodifikasi dari Rahayu, 2010: 31).
3) Menafsirkan atau menentukan persentase tanggapan siswa terhadap penggunaan model TGT dengan media ular tangga sesuai kriteria yang dikemukan Hendro (Hastriani, 2006:43) pada Tabel 3.
Tabel 3. Kriteria persentasetanggapan siswa terhadap model TGT dengan media ular tangga.
Persentase (%) Kriteria 100
F. Teknik Analisis Data
Analisis data penelitian sebagai berikut:
33
Keterangan : X = nilai postes; Y = nilai pretes; Z = skormaksimal.
Nilai pretes, postes, dan skor-gain pada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji t dengan program SPSS 18, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa:
1. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS versi 18.
a.Hipotesis
Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal
b. Kriteria Pengujian
Terima Ho jika Lhitung< Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang
lainnya (Pratisto, 2004:5). 2. Kesamaan Dua Varians
Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian dengan menggunakan program SPSS 18.
a. Hipotesis
Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama
34
b. Kriteria Uji
- Jika Fhitung< Ftabel atau probabilitasnya > 0,05 maka Ho diterima
- Jika Fhitung> Ftabel atau probabilitasnya < 0,05 maka Ho ditolak.
3. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS versi 18.
a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
1) Hipotesis
H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama
H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama
2) Kriteria Uji
- Jika –t tabel< t hitung< t tabel, maka Ho diterima
- Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel maka Ho ditolak. (Pratisto,
2004:13).
b. Uji Perbedaan Dua Rata-rata
1) Hipotesis
H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok
35
H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari
kelompok kontrol.
2) Kriteria Uji :
- Jika –t tabel < t hitung< t tabel, maka Ho diterima
- Jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t tabel, maka Ho ditolak(Pratisto, 2004:10).
c. Uji Mann Whitney U
Apabila data yang diperoleh berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal, maka dilakukan Uji U atau Uji Mann-Whitney.
1) Hipotesis
H0= μ1 = μ2 : rata-rata N-gain kedua sampel sama.
H1= μ1 ≠ μ2 : rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama.
2) Kriteria Uji
Jika P-value < 0,05 maka H0 ditolak dan jika P-value≥ 0,05 maka H0
tidak dapat ditolak (Uyanto, 2006: 288).
b) Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah–langkah yang dilakukan untuk yaitu:
1. Menghitung persentase aktivitas dengan menggunakan rumus:
36
Tabel 4. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai (sumber: dimodifikasi dari Carolina, 2010: 29)
Keterangan: ̅= Persentase aktivitas siswa; ∑xi= Jumlah skor yang diperoleh; n= Jumlah skor maksimum (9) (Sudjana, 2002:69).
Keterangan kriteria penilaian aktivitas siswa:
a. Kemampuan mengemukakan pendapat/ide dalam pelaksanaan Tournament (TGT).
1) Tidak mengemukakan pendapat/ide (diam saja) dan tidak menjawab pertannyaan dalam tournament.
2) Mengemukakan pendapat /ide dan menjawab pertanyaan dalam tournament tetapi tidak sesuai dengan pembahasan pada materi pokok organisasi kehidupan.
3) Mengemukakan pendapat /ide sesuai dan menjawab pertanyaan dalam tournament dengan benar dan sesuai dengan pembahasan pada materi pokok organisasi kehidupan.
No Nama Aspek yang diamati Xi X
A B C D E
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
37
b. Kemampuan bertanya .
1) Tidak mengajukan pertanyaan.
2) Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan pada materi pokok organisasi kehidupan.
3) Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan permasalahan pada materi pokok organisasi kehidupan. c. Bertukar informasi
1) Tidak berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat dengan anggota kelompok (diam saja).
2) Berkomunikasi secara lisan dengan anggota kelompok tetapi tidak sesuai dengan permasalahan organisasi kehidupan dalam LKS. 3) Berkomunikasi secara lisan dalam bertukar pendapat untuk untuk
memecahkan permasalahan pada LKS sesuai dengan materi pokok organisasi kehidupan.
d. Bekerjasama dengan teman dalam menyelsaikan tugas kelompok dan dalam Tournament (TGT).
1)Tidak bekerjasama dengan teman dalam mengerjakan LKS dan pelaksanaan Tournamen (TGT).
38
3)Bekerjasama dengan semua anggota kelompok sesuai dengan permasalahan pada LKS dan bekerjasama dalam pelaksanaan tournament.
e. Membuat kesimpulan materi yang sedang dipelajari. 1) Tidak membuat kesimpulan.
2) Membuat kesimpulan tetapi tidak lengkap dan tidak sesuai dengan pembelajaran biologi materi pokok organisasi kehidupan.
3) Membuat kesimpulan lengkap dan sesuai dengan hasil pembelajaran biologi materi pokok organisasi kehidupan.
Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa sesuai klasifikasi pada tabel 5.
Tabel 5 Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa.
Kategori Indeks Aktivitas Siswa (%) Interprestasi
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Penggunaan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan media pembelajaran ular tangga berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan hasil belajar biologi materi pokok organisasi kehidupan 2. Penggunaan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dengan
media pembelajaran ular tangga berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut. 1. Kepada guru, model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)
dengan media pembelajaran ular tangga dapat menjadi salah satu pertimbangan untuk digunakan di dalam pembelajaran biologi terutama materi pokok organisasi kehidupan untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ariesta, F.W. 2011. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalaui Strategi peer lessons dengan Media Ular Tangga. Skripsi Universitas negeri semarang. Semarang.
Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. BSNP. 2006. Petunjuk Teknis Pengembangan Silabus dan Contoh/Model Silabus
SMA/MA. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Carolina, H. S. 2010. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin Pada Materi Pokok Ekosistem Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Skripsi Universitas Lampung. Lampung.
Colleta, V.P dan J.A. Phillips. 2005. Interpreting FCI scores: Normalized gain, preinstruction scores, and scientific reasoning ability. Department of Physics, Loyola Marymount University. California
Dahar, R.W. 1996. Teori-teori Belajar. Erlangga. Jakarta.
Dzaqi, M.F. 2009. Tinjauan Umum tentang Model Pembelajaran Kooperatif.
http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/ri-pembelajaran-konstuktivis.html (2 April 2014).
Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. PT Bumi aksara. Jakarta. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. CV Pustaka Setia. Bandung. Hanifiyah, Hani. 2013. Uji coba penerapan medel pembelajaran kooperatif tipe
teams games tournament (TGT) di bantu media ular tangga pada konsep klasifikasi mahluk hidup. Jurnal Universitas siliwangi. Tasik Malaya . Hartono, Rudi. 2013. Ragam Model Mengajar Yang Mudah Diterima Murid. Diva
Pres. Jogjakarta.
54
Herlina. 2007. Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Hasil Belajar Biologi. Skripsi Universitas islam negeri syarif hidayatullah. Jakarta.
Janah, arinil. 2009. Laporan ptk ular tangga pkn. Dalam
http://arinil.wordpress.com/2009/10/28/laporan-ptk-ular-tangga-pkn/. (pada hari senen 2 April 2014; 20: 30 WIB).
Margono, S. 2005. Metode Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta. Nurhadi. 2004. Pembelajaran Konstektual dan Penerapannya Dalam KBK.
Universitas Negeri Malang. Malang.
Nurynnysa, D.F. 2010. Penerapan model pembelajaran teams games tournament (TGT) Dengan Permainan Destinasi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Materi Pokok Pemuaian Pada Peserta Didik Kelas VII A MTS Sabillululum Mayong Jepara Semester Gasal Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi Institut agama islam negeri walisongo. Semarang.
Permatasari, Nindy. 2011. Pengaruh Penggunaan Media Market Dengan Metode Discovery terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Pokok Ekosistem. Skripsi Universitas Lampung. Lampung.
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.
Purnamasari, Yuniarti. 2011. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT (teams games tournamen) terhadap Penguasaan Konsep pada Materi Pokok Dunia Tumbuhan kelas x SMA Arjuna Bandar lampung . Skripsi
Universitas Lampung. Lampung.
Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui
Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. Skripsi Universitas Lampung. Lampung.
Rahman Faizal, 2010. Permainan Ular Tangga. Makalah Politeknik Negeri Jakarta. Jakarta
55
Sadiman, Arief S.(dkk). 2008. Media Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sanjaya, Wina. 2009. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana.
Jakarta.
Schreiber, Brathwaite. (2009 ). Challenges for Game Designer.Course Technology, Boston.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Rineka cipta. Jakarta.
Slavin R.E. 2008. Cooperatif Learning: Teori, Riset dan Praktek. Nusa Media. Bandung.
Sudjana. 2002. Metode Statistika Edisi keenam. PT. Tarsito. Bandung. Sugiarto, Bambang. 2013. Inovasi Pembelajaran IPS.
http://mgmpipskota.blogspot.com/2013/11/inovasi-pembelajaran-ips.html. (2 April 2014).
Spiegel, murray R., Stephensn Larry J. 2004. Statistik edisi ketiga. Erlangga. Jakarta. Suhermin. 2009. Permainan Ular Tangga Dalam Pembelajaran Tematik Untuk
Meningkatkan Keterampilan Interaksi Sosial Dan Hasil Belajar. jurnal. Universitas negeri malang.
Sumiati. 2011. Pembelajaran Biologi Dengan Metode TGT (teams games tournaments) Menggunakan Permainan Ular Tangga dan Teka-teki Silang Ditinjau dari Memori dan Kreativitas Siswa. Skripsi. Surakarta.
Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta. Suyanti, Retno, dwi. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Graha Ilmu. Yogyakarta. Suyitno, A. 2000. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang:
Pendidikan Matematika FMIPA UNNES.
Trianto. 2009. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Prestasi Pustaka. Jakarta.
56
Wijaya, Harja. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Gerak Pada Manusia. (Skripsi). Universitas Islam Negeri. Jakarta