• Tidak ada hasil yang ditemukan

review jurnal 022

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "review jurnal 022"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

FENOMENA

Salah satu aspek penting dalam fungsi kepemimpinan (leadership) manajemen adalah pengambilan keputusan (decision making). Pengambilan keputusan berarti melakukan penilaian dan menetapkan pilihan, seorang pengambil keputusan haruslah memperhatikan hal-hal seperti logika, realita, rasional dan pragmatis. Bazerman dalam Koroy (2008) menyebutkan bahwa manajer seringkali mempunyai kesulitan dalam memisahkan keputusan yang diambil sebelumnya dengan keputusan yang berhubungan ke masa depan ,manajer akan cenderung membiaskan keputusannya karena tindakan di masa lalu dan mempunyai kecenderungan untuk semakin meningkatkan komitmennya terutama bila kemudian menerima umpan balik negatif. Perilaku meningkatkan komitmen seringkali disebut sebagai eskalasi komitmen.

Eskalasi sering dikaitkan dengan perilaku pengabaian atas sinyal kegagalan. Ross dan Staw (1993) menyebutkan bahwa penyebab timbulnya fenomena eskalasi diantaranya dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti psikologis, sosial, faktor organisasi dan proyek. Eskalasi komitmen dapat menyebabkan kerugian yang lebih besar bagi perusahaan dibandingkan dengan keputusan menghentikan proyek segera setelah menunjukkan prospek yang buruk. Eskalasi dapat menyebabkan kebangkrutan bagi organisasi atau perusahaan.Agensi teori menawarkan penjelasan mengenai fenomena eskalasi. Pandangan mengenai kerangka teori keagenan. ini menunjukkan bahwa manajer dalam pengambilan keputusan termotivasi oleh kepentingannya sendiri. Hasil penelitian Harrison dan Harrell (1993) memperlihatkan bahwa manajer yang berada pada kondisi adverse selection (memiliki informasi privat) akan bertindak sesuai kepentingan diri sendiri dan tidak memaksimalkan keuntungan yang diharapkan perusahaan yakni dengan tetap melanjutkan pembiayaan proyek meskipun mengindikasikan kegagalan dalam prospek ekonominya.

Jensen dan Meckling dalam Junita (2009) menjelaskan bahwa adverse selection adalah kondisi yang terjadi ketika ada asimetri informasi antara prinsipal, dalam hal ini adalah pemilik perusahaan dengan agen, yang dalam hal ini adalah manajer. Adanya kesempatan untuk memiliki informasi privat dan juga melalaikan tugas tersebut memberikan peluang bagi manajer untuk mengambil keputusan tetap melanjutkan proyek meskipun mengindikasikan kegagalan (eskalasi).

(2)

tersebut diframing secara negatif, maka informasi mengenai kerugian yang akan lebih ditonjolkan.

Teori yang digunakan dalam menguji bias framing ini adalah teori prospek . Teori ini mengemukakan bahwa frame yang diadopsi seseorang dapat mempengaruhi keputusannya. Sharp dan Salter (1997) dan Dwita (2007) menemukan bahwa adverse selection dan negative framing tidak berpengaruh terhadap kecenderungan eskalasi komitmen. Namun demikian, Salter et al. (2004) menunjukkan hasil yang berbeda, yakni terdapat pengaruh antara framing dengan adverse selection terhadap kecenderungan eskalasi komitmen. Kontroversi temuan para peneliti tersebut memotivasi peneliti untuk menguji kembali pengaruh kedua variabel yakni framing dan adverse selection terhadap kecenderungan eskalasi komitmen.

Job rotation didefinisikan sebagai perpindahan tugas secara lateral bagi para karyawan dalam suatu organisasi dengan berbagai variasi interval waktu, seperti lima tahun atau lebih yang berlaku untuk semua jenis karyawan sepanjang karir mereka. Eguchi (2005) menemukan bahwa job rotation pada perusahaan dapat mencegah para karyawan dari performa aktivitas yang mementingkan kepentingan pribadi. Dengan demikian kebijakan job rotation dapat mengurangi perilaku eskalasi yang dapat membahayakan perusahaan.

Contoh fenomena yang terjadi Sistem Angkutan Umum Massal (SAUM) dengan kereta rel (listrik atau diesel) dapat mengurangi penggunaan angkutan umum bis, mikrolet, dan sebagainya. Namun cara ini membutuhkan biaya yang sangat besar. Sama halnya dengan SAUM adalah system MRT (Mass Rapid Transit) yang berupa subway , contoh yang sudah dijabarkan tersebut dapat disimpulkan bahwa walaupun sunk cost tidak relevan dalam pengambilan keputusan namun sunk cost selalu melekat pada proses pengambilan keputusan. Pengambil keputusan seringkali gagal memahami bahwa uang yang sudah dikeluarkan pada masa lampau tidak mempengaruhi keputusan yan g akan dibuat untuk masa depan

Kemudian pada tahun 2004 telah dilakukan proyek Jakarta monorel oleh PT Jakarta Monorel dan dihentikan pada tahun 2011 karena telah gagal. Dampak penghentian perjanjian itu, pihak PT Jakarta Monorel meminta penggantian biaya investasi Rp 600 miliar. Dari hal tersebut dapat disimpulkan terdapat eskalasi keputusan manajer dan karena terdapat penggantian biaya investasi sebesar Rp. 600 miliyar yang merupakan biaya yang telah dikeluarkan (sunk cost) bertindak sebagai titik referensi bagi manajer dalam membuat keputusan ( framing ).

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan diteliti sebagai berikut:

1. Apakah negative framing berpengaruh terhadap pengambilan keputusan eskalasi? 2. Apakah negative framing pada kondisi adverse selection berpengaruh terhadap pengambilan keputusan eskalasi?

(3)

TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuat keputusan atas proyek investasinya bila dihadapkan pada informasi yang disajikan dengan negative fram.

2. Untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuat keputusan atas proyek investasinya bila dihadapkan pada informasi yang disajikan dengan negative frame pada kondisi adverse selection.

3. Untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuat keputusan atas proyek investasinya bila mulai menunjukkan sinyal negatif dengan memperhatikan kebijakan job rotation perusahaan.

4. Untuk mengetahui kecenderungan perilaku pembuat keputusan atas proyek investasinya bila mulai menunjukkan sinyal negatif dengan memperhatikan kebijakan job rotation perusahaan pada kondisi adverse selection.

TEORI YANG DIGUNAKAN 1. Pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan seringkali disamakan dengan proses berpikir, mengatur, dan memecahkan masalah. Proses pembuatan keputusan rasional menurut Stoner et al. (1995) secara rinci dapat dilihat pada gambar berikut:

2. Eskalasi Komitmen

Eskalasi komitmen dapat dikatakan sebagai upaya meningkatkan keseriusan atau keloyalan terhadap komitmen yang telah dibuat. Eskalasi komitmen dapat terjadi ketika individu atau organisasi dihadapkan pada dua kesempatan atas serangkaian tindakan yang telah dilakukan (dalam hal ini serangkaian tindakan yang telah diambil ternyata tidak berjalan seperti yang diharapkan).

3. Framing

Menurut Suartana (2005) framing adalah sebuah fenomena yang mengindikasikan pengambil keputusan akan memberi respon dengan cara berbeda pada masalah yang sama jika disajikan dalam format berbeda. Framing atas informasi dapat mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan. Ketika kemungkinan-kemungkinan tersebut diframing secara positif, maka informasi mengenai keuntungan akan lebih ditonjolkan.

(4)

Manajer memiliki informasi superior tentang informasi internal dan prospek perusahaan di masa depan dibanding pemilik. Kondisi ketidakseimbangan informasi ini dinamakan informasi asimetri (asymmetric information). Menurut Jensen dan Meckling dalam Junita (2009) permasalahan dalam asimetri informasi adalah Moral hazard, yakni permasalahan yang timbul jika manajer tidak melaksanakan hal-hal yang telah disepakati dalam kontrak kerja. Serta, Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana pemilik tidak dapat mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh manajer benar-benar didasarkan atas informasi yang telah diperolehnya atau terjadi kelalaian tugas (incentive to shirk).

5. Job rotation

Champion dalam Chong dan Surwayati (2007) mendefinisikan kebijakan job rotation sebagai perpindahan tugas secara lateral bagi para karyawan dalam suatu organisasi dengan berbagai variasi interval waktu, seperti lima tahun atau lebih yang berlaku untuk semua jenis karyawan sepanjang karir mereka, dimana tidak termasuk promosi. Mengadopsi job rotation meningkatkan pengalaman karyawan yang kemudian membawa kepada akumulasi sumber daya manusia, dan mengurangi kebosanan karyawan dan membuat pekerjaan tertentu menjadi lebih menarik bagi karyawan. Job rotation juga dapat digunakan sebagai mekanisme pengendalian efektif.

6. Teori prospek (Prospect theory)

Analisis pembuatan keputusan di bidang ekonomi sekarang ini didominasi oleh expected utility theory. Teori ini mengasumsikan bahwa jika hasil keputusan bisa digambarkan sebagai xi dan memiliki probabilitas pi, maka pembuatan keputusan bisa digambarkan sebagai pemilihan alternatif yang menghasilkan S xi pi tertinggi. Expected utility theory menganggap bahwa individu bisa membuat keputusan secara efisien dan memiliki informasi yang lengkap untuk mengoptimalkan utilitasnya.

7. Teori agensi (Agency Theory)

Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan kontrak diantara faktor-faktor produksi dan hubungan diantara prinsipal dan agen. Dalam kerangka kerja teori agensi, baik prinsipal maupun agen membuat keputusan yang semata-mata dimotivasi oleh kepentingan pribadi. Kepentingan prinsipal diasumsikan sejalan dengan motif maksimalisasi laba perusahaan. Sementara itu kepentingan pribadi agen mungkin saja sejalan dengan kepentingan perusahaan atau malah bertentangan.

HIPOTESIS

H1 : Ketika informasi disajikan dalam framing negatif, pengambil keputusan cenderung akan melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan

H2 : Ketika informasi disajikan dalam framing negatif dan dihadapkan pada kondisi adverse selection, pengambil keputusan cenderung akan melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan.

(5)

H4 : Ketika terdapat kebijakan job rotation, dan dihadapkan pada kondisi adverse selection, pengambil keputusan cenderung tidak akan melanjutkan proyek yang mengindikasikan kegagalan.

METODE PENELITIAN

1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah eskalasi komitmen. Sedangkan variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini adalah framing, job rotation dan adverse selection.

2. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa S-1 Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Jumlah populasi dalam penelitian ini ditentukan sejumlah 180 orang dan besar sampel yang diambil berjumlah 160 orang. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah simple random sampling, yakni pengambilan sampel anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi (populasi dianggap homogen).

3. Jenis dan Sumber Data

Pada penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah data primer yang dikumpulkan melalui kuesioner dalam bentuk instrumen penelitian berupa kasus. 4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, responden dibagikan kuesioner yang telah terstruktur. Seluruh kuesioner yang dibagikan berjumlah 160 kuesioner. Kuesioner akan dibagikan kepada responden yang merupakan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro yang telah mengambil mata kuliah akuntansi manajemen. Desain Penelitian : Untuk menguji hipotesis penelitian ini menggunakan instrumen berupa kasus pembuatan keputusan. Penelitian ini menggunakan desain faktorial 2x2, faktor-faktornya terdiri atas tiga variabel independen, yaitu framing negatif, adverse selection, dan job rotation dan variabel dependen yaitu eskalasi komitmen.

Pilot tes : Pilot tes dilakukan terhadap kuesioner untuk meningkatkan validitas internal.

5. Metode Analisis

Teknik analisis dalam penelitian ini dilakukan melalui 2 tahap, yaitu :

Pada tahapan ini dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan tujuan untuk menghasilkan data yang berkualitas.

Tahap terakhir analisis dalam penelitian ini adalah melakukan pengujian data yang mengacu pada hipotesis penelitian yang diajukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Objek Penelitian

(6)

Analisis Data

Dalam eskperimen ini responden dibagi kedalam delapan group dengan group individu yang diberi manipulasi kondisi adverse yaitu group A,B,C,D dan group yang diberi manipulasi kondisi tanpa adverse selection yaitu E,F,G,H. Dalam penelitian ini adapun Analisis of Variance (ANOVA) digunakan untuk menguji adanya perbedaan signifikan diantara group-group perlakuan yang dibentuk. Selain itu juga test of homogeneity of variance dilakukan untuk mengetahui apakah kedelapan perlakuan yang terdiri dari empat group yang mendapat kondisi adverse selection dan empat group lainnya yang tidak mendapatkan kondisi adverse selection. Dan hasilnya dapat disimpulkan kedua group tersebut baik yang mendapat kondisi adverse selection dan group yang tidak mendapat kondisi adverse selection mempunyai variasi yang terdiri dari umur, jenis kelamin dan IPK yang identik.

Selanjutnya akan dilakukan pengujian ANOVA untuk mengetahui apakah kedelapan group yang terdiri dari empat group perlakuan yang mendapat kondisi adverse selection dan empat group perlakuan yang mendapat kondisi tanpa adverse selection memiliki rata-rata (mean) yang identic. Hasil pengujiannya dapat disimpulkan yaitu untuk keempat group yang mendapat kondisi adverse selection, rata-rata karakteristik demografinya adalah tidak identik dan keempat group yang tidak mendapat kondisi adverse selection mempunyai rata-rata karakteristik demografinya yang tidak identik.

Uji Kualitas Data

Dua konsep pengukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas data adalah reliabilitas dan validitas. Apabila datanya kurang reliable dan valid akan dapat menghasilkan kesimpulan yang bias. Kualitas dari data penelitian ditentukan oleh kualitas instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data.

Uji Reliabilitas

Penelitian ini menggunakan uji statistic Cronbach Alpha (α) dan dikatakan reliable apabila nilai Cronbach Alpha > 0,60. Hasil uji reliabilitas instrument yang dipakai dalam penelitian ini menunjukkan nilai Cronbach Alpha sebesar 0,672 sehingga instrument yang dipakai dalam penelitian ini adalah reliable.

Uji Validitas

Hasil analisis faktor menunjukkan nilai factor loading diatas 55% yaitu 80,9% sehingga alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dapat mengukur apa yang seharusnya diukur.

Pengujian Hipotesis

(7)

0,72 bagi pengaruh interaksi antara framing negatif dengan kondisi adverse selection terhadap keputusan eskalasi sehingga hasil pengujian tidak mendukung H2.

Hasil pengujian two ways ANOVA untuk menguji H3 dan H4 secara statistik pada levene`s test menggambarkan terjadinya penyimpangan terhadap asumsi Anova tetapi Anova tetap dapat digunakan. Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung job rotation terhadap keputusan eskalasi. Terlihat dari nilai F sebesar 4,857 dan signifikan sebesar 0,031 (p<0,05). Hasil pengujian mendukung H3 bahwa ketika terdapat kebijakan job rotation, pengambil keputusan cenderung tidak akan melanjutkan proyek yang mengisyaratkan kegagalan. Terlihat juga nilai F hitung sebesar 0,019 ternyata tidak signifikan pada 0,891 bagi pengaruh interaksi antara job rotation dengan kondisi adverse selection terhadap keputusan eskalasi sehingga hasil pengujian tidak mendukung H4.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Framing negatif berpengaruh signifikan terhadap keputusan eskalasi komitmen oleh manajer dan hasil pengujian ini mendukung H1.

2. Hasil interaksi antara framing negatif dengan adverse selection tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap keputusan eskalasi komitmen dan hasil pengujian ini tidak mendukung H2.

3. Job Rotation berpengaruh signifikan terhadap keputusan manajer untuk tidak melakukan eskalasi dan hasil pengujian ini mendukung H3.

4. Hasil interaksi antara job rotation dan adverse selection tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap keputusann manajer untuk tidak melakukan eskalasi dan hasil pengujian ini tidak mendukung H4.

Saran dari penelitian ini adalah adapun faktor-faktor lainnya yang mungkin juga berpengaruh terhadap pengambilan keputusan eskalasi seperti pengalaman dan budaya yang perlu dilakukan. Penelitian juga dapat diperluas dalam hal pengambilan sampel. Selain itu juga ada pula keterbatasan yaitu penelitian ini hanya melibatkan mahasiswa sebagai proksi dari pengambil keputusan dan juga penggunaan kuesioner dapat menimbulkan perbedaan persepsi.

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah terdapat lima faktor hakim Pengadilan Agama Blitar mengabulkan permohonan wali adhal pada perkara nomor 0224/Pdt.P/2018/PA.BL yaitu ta‟awun, keadaan

600.000,- enam ratus ribu rupiah selama pisah 10 bulan, termasuk nafkah indahnya dan mut’ah Rp.5.000.000,lima juta rupiah dan mendalilkan bahwa pemohon sejak bulan Juni 2008

Puji syukur kepada Allah SWT atas semua nikmat dan hidayah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan tesis dengan judul “ Kajian Daya

2009 ten tang Perubahan Atas Peraturan Walikata Namar 1 Tahun 2008 ten tang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kota Surakarta Namar 8 Tahun 2007 tentang Perubahan Kedua

Tabel 4.21 Persepsi Responden Tentang Pernyataan kemampuan perusahaan menggunakan laporan biaya tersebut untuk menunjukkan hasil kerja sekaligus mengukur kinerja manajer………...

akan terjadi bila di dunia ini tidak ada tumbuhan hijau. Hasil Belajar 1.4 Mendeskrip- sikan alat peredaran darah pada manusia secara sederhana. 2.1 Mengum- pulkan informasi

wajib pajak secara parsial. Dari hasil uji F diketahui bahwa secara bersama sama variable bebas berpengaruh signifikan secara simultan terhadap variable terikat.

Alhamdulillahirrobbil’alamiin segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat, rakhmat, dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini