PENGARUH STRESS
KBRJA TERHADAP
KINERJA
KARYAWAN
PADA
DIVISI
USAHA TERMINAL
PT PELABUHAN INDONESIA
(PERSERO)
CABANG PANJANG
Oleh
SUSWANTORO
Skripoi
Sebagai Salah Satu Syarrt untuk Mencapai Gelar
SAR.IANA EKONOMI
Pade
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Univercitas Lampung
"
FAKULTAS EKONONII
UNIVERSITAS LAMPUNG
Abstrak
Pengaruh Stress Kerja terhadap kinerja Karyawan pada Divisi Usaha Terminal PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang
Oleh Suswantoro
Pelabuhan panjang adalah salah satu cabang dari PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
yang berkantor pusat di Jakarta. Adapun pengelolaan pelabuhan umum di Indonesia
sejak Tahun 1960 dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara dibawah pengendalian
pemerintah. Bentuk Badan Usaha Milik Negara diberi wewenang untuk mengelola
pelabuhan umum sejak Tahun 1960 sampai 2009 telah mengalami perubahan, beberapa
perubahan disesuaikan dengan arah kebijakan mengimbangi pertumbuhan permintaan
pelayanan jasa pelabuhan yang dinamis. sebagai pemilik pelabuhan mempunyai Divisi
Usaha Terminal (DUT) sebagai pelaku yang mengurus kebutuhan dari para konsumen
yang ingin memakai jasa pelabuhan panjang.
Permasalahan yang terjadi yaitu Realisasi pendapatan pada tahun 2009 yaitu sebesar
Rp.2.423.129.000. angka tersebut Sangat jauh sekali dengan target yang ditetapkan
oleh Divisi Usaha Terminal yaitu sebesar Rp.3.389.584.910. Para pekerja di Usaha
Terminal tersebut membutuhkan jam kerja yang sangat tinggi dan kesabaran dalam
melaksanakan aktivitas pekerjaannya, dikarenakan pekerjaan mereka adalah di bidang
jasa yang dituntut untuk melayani dan memberikan kepuasan pelayanan kepada
pelanggan. Permasalahan yang dirumuskan adalah: Apakah stres kerja berpengaruh
Suswantoro
Tujuan penulisan skripsi ini Untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja
karyawan Divisi Usaha Terminal pada Pelabuhan Panjang. Perumusan hipotesis adalah
Stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Divisi Usaha Terminal
pada PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) cabang Panjang.
Hasil perhitungan dengan menggunakan analisis regresi linier berganda, antara variabel
(X) dengan variabel terikat yaitu Kinerja Karyawan (Y) sebesar 0,805 menunjukan
hubungan yang terjadi antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah sangat kuat.
Korelasi positif menunjukkan bahwa hubungan antara variabel Stress Kerja (X) dengan
variabel terikat yaitu Kinerja karyawan (Y) adalah searah.
Pengujian keberartian pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan Uji
Fisher (Uji F) dengan tingkat kepercayaan 95% atau sebesar 0,05. Hasil perhitungan
dengan menggunakan SPSS didapat nilai Fhitung (57,250) > Ftabel (3,32) sehingga dapat
dinyatakan bahwa menolak H0 dan menerima H1. Nilai F-hitung menunjukkan bahwa
secara statistik Kinerja karyawan (Y) pada Divisi Usaha Terminal Cabang Pelabuhan
Panjang dipengaruhi secara nyata dan signifikan (p 0,000 < 0,05) oleh Variabel Stress
Kerja (X). hal ini sejalan dengan pernyataan bahwa terciptanya iklim kompetisi yang
sehat kiranya akan merangsang setiap pihak untuk meraih prestasi terbaiknya.
Saran yang diberikan kepada perusahaan adalah Divisi Usaha Terminal Cabang
Pelabuhan Panjang perlu lebih giat berupaya mengidentifikasikan faktor-faktor
apa saja yang mempengaruhi kinerja karyawannya serta mengimplementasikan
HSililip'd
hlama lvfahasisura '
No. Pokoklvlahasisura
Junrsm Fakultas
DosenPembimbingl
Yuningsih,
$8.'
11614 '-. NrP. 19610326 1986032W
:
tBilG-/rRffiF
grrUge
mrn
i!f,Irlf,arD/lF
KINDRJA
X*NY*WAN
PADA DIVI,SI USANATDRilIINAL
PT ]PELABUEANINIIONESIA
(PERSERO) CABANG PANJANG:
Suswan-tom
;
::0541011132 ':tt'I
: Mmajemen
DoseirPe,n$imbing'Il
$8,ltfi'si
+l:,. --. i.
NrP. 19630708
2N2t2l
003Ketua Junrsan' Manajenren
I
i--4 ?iq
4 \ ! \-rl-,a.l\'
w\'* ,, .
''r !
i-MENTETUJUI
.
l
MENGSSAHKAN
t.
Tim PengujiKetua
Sekretaris
-^t
Penguji
-Bukan Pembinbiag Rolnelly RBsdi'-S.E." ntrSio
Prcf. Sefir'Bangsawrnn $.E r
llfSc.
NrP 1%1mo4
two3/-0n
,l
\--- l
I
!
Tanggal Lrilus Ujian Skripsi : 12 Nove'mber 2013
,W
I
LEMBAR PERI\IYATAAN
Dengan ini Saya menyatakan bahwa :
1.
Skripsi denganjudul
"Pengaruh StressKerja
terhadap KinerjaKaryewan pade Divisi Usehe Terminel PT Pelsbuhen fndonesia II
(Persero) Cabang Panjang" adahh karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan atas karya Penulis lain dengan caxa yang tidak sesuai dengan etika ilmiah yang berlaku dalam masyarakat akademik atau yang disebutplag iqtisme.
2. tlak intelektual
atas karya ilmiahini
diserahkan sepenulrnya kepada Universitas Lampung.Sela4iuhya apabila di kemudian hari ada "klaim" dari pihak lain, atau ditemukan adanya ketidak benaran, bukan me4iadi Anggung jawab Dosen Pembimbing dan atau pihak Fakulas Ekonomi Universitas Lampung tetapi menjadi tanggung
:
Demikian snrat pernyataan
ini
Saya buat deng;p sebenar-benarnya, dan tanpa paksaan dari siapapun.Banilar
Lampung,
Oktober 2013 Pembuat Pernyataan\
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... vi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Permasalahan ... 7
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penulisan ... 8
1.4 Kerangka Pemikiran ... 8
1.5 Hipotesis ... 12
II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen ... 13
2.2 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia ... 14
2.3 Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia ... 15
2.4 Stres Kerja ... 18
2.4.1 Pengertian Stres Kerja ... 18
2.4.2 Faktor-faktor Penyebab Stress Kerja... 20
2.5 Konsep Kinerja ... 20
2.6 Karakteristik Pegawai yang memiliki Kinerja Tinggi ... 21
2.7 Pengukuran Kinerja ... 22
III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi Penelitian ... 26
3.2 Data dan Variabel ... 26
3.2.1 Data ... 26
3.2.2 Variabel ... 27
3.3 Metode Pengumpulan Data ... 27
3.4 Operasional Variabel Penelitian ... 28
3.4.1 Variabel Bebas (Stress Kerja) (X) ... 29
3.5 Metode Analisis Data ... 31
3.5.1 Uji Validitas ... 31
3.5.2 Uji Reliabilitas ... 32
3.5.3 Analisis Kuantitatif ... 32
3.5.4 Analisis kualitatif ... 33
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 34
4.2 Visi, Misi dan Tujuan PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang ... 35
4.3 Profil Usaha Terminal Cabang Pelabuhan Panjang ... 37
4.4 Struktur Organisasi Divisi Usaha Terminal ... 38
4.5 Penyebaran Kuesioner ... 38
4.5.1 Waktu Penyebaran Kuesioner ... 38
4.5.2 Hasil Penyebaran Kuesioner ... 38
4.6 Analisis Kuantitatif ... 38
4.6.1 Hasil Perhitungan Uji Validitas ... 38
4.6.2 Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas ... 39
4.7 Pengaruh Stress Kerja terhadap kinerja Karyawan pada Divisi Usaha Terminal PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang ... 40
4.7.1 Analisis Korelasi dan Pengaruh Antara Variabel X dan Y .. 41
4.7.2 Pengujian Pengaruh Parsial Variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat ... 42
4.8 Karakteristik Responden ... 44
4.9 Analisis Kualitatif ... 45
4.9.1 Variabel Stress Kerja (X) ... 46
4.9.2 Variabel Kinerja Karyawan (Y) ... 54
V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 61
5.2 Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Jumlah Karyawan Divisi Usaha terminal ... 5
2. Target Pendapatan Divisi Usaha Terminal Untuk Tahun 2009 ... 6
3. Hasil Perhitungan Validitas pada Variabel Bebas (X) Stress Kerja dan
Variabel Terikat (Y) Kinerja Karyawan ... 39
4. Nilai Reliabilitas pada Variabel Stress Kerja ... 39
5. Nilai Reliabilitas pada Kinerja Karyawan ... 40
6. Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap Koefisien Korelasi 41
7. Jenis Kelamin Responden ... 44
8. Pendidikan Responden ... 44
9. Usia Responden ... 45
10.Tanggapan Responden Mengenai Di Perusahaan ini ada hubungan yang tidak
baik antara atasan dan bawahan ... 46
11.Tanggapan Responden Mengenai sering membuat kesalahan yang membuat
pekerjaan saya tidak selesai pada waktunya ... 47 12.Tanggapan Responden Mengenai merasa tersinggung bila ada rekan kerja
yang menegur kesalahan ... 48 13.Tanggapan Responden Mengenai Target perusahaan dan tuntutan tugas terlalu
tinggi sehingga memberatkan tugas ... 48
14.Tanggapan Responden Mengenai Dalam mengerjakan tugas ditekan dengan
banyak peraturan ... 49 15.Tanggapan Responden Mengenai Kelelahan tidak cepat hilang ketika berada
di tempat kerja lagi ... 50
16.Tanggapan Responden Mengenai Dalam bekerja selalu dikejar waktu untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan baik ... 50
17.Tanggapan Responden Mengenai Pekerjaan dan tugas terasa membosankan51
18.Tanggapan Responden Mengenai Tugas dan pekerjaan tidak terjadwal dengan
baik ... 51
19.Tanggapan Responden Mengenai merasa tidak puas dengan posisi yang
diperoleh ... 52
20.Tanggapan Responden Mengenai Lingkungan rekan sekerja cenderung
membuat tidak nyaman dan cepat lelah ... 53
21.Tanggapan Responden Mengenai merasa tidak mengetahui bagaimana
Halaman
22.Tanggapan Responden Mengenai merasa tidak berperan dalam setiap
keputusan atasan yang menyangkut perusahaan ... 54 23.Tanggapan Responden Mengenai Selama bekerja, hasil pekerjaan lebih baik bila dibandingkan dengan waktu yang lalu ... 54
24.Tanggapan Responden Mengenai Tidak Pernah Meninggalkan Tempat Kerja
Selama Jam Kerja ... 55 25.Tanggapan Responden Mengenai memiliki orientasi pada keberhasilan dalam
melaksanakan pekerjaan ... 55
26.Tanggapan Responden Mengenai Perusahaan Selalu Memberikan Kebebasan
Kepada Karyawannya Untuk Berkreasi Dalam Berkerja Selama Tidak
Menyimpang Dari Standar Perusahaan ... 56
27.Tanggapan Responden Mengenai Hasil pekerjaan selama ini cukup memuaskan
dari hasil sebelumnya ... 57 28.Tanggapan Responden Mengenai berusaha menghasilkan kualitas kerja yang
baik dibandingkan dengan rekan kerja ... 57
29.Tanggapan Responden Mengenai Berorientasi Pada Aksi Dengan Menuntut
Karyawan Untuk Melaksanakan Program Kerja Secara Konkrit ... 58 30.Tanggapan Responden Mengenai menguasai bidang tugas yang dibebankan oleh
perusahaan ... 58
31.Tanggapan Responden Mengenai Perusahaan Menetapkan Batas Waktu Kerja
yang Sesuai Dengan Jenis Pekerjaan yang Dilakukan ... 59 32.Tanggapan Responden Mengenai Waktu pengerjaan tugas selama ini lebih cepat
DAFTAR GAMBAR
Gambar :
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran :
1. Kuesioner
2. Data Entry Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Variabel X Stress Kerja
3. Data Output Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Variabel X Stress Kerja
4. Data Entry Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja Karyawan
(Y)
5. Data Output Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Variabel Kinerja
Karyawan (Y)
6. Data Entry Perhitungan Regresi Linier Sederhana
7. Data Output Perhitungan Regresi Linier Sederhana
8. Tabel Harga Kritik Product Moment
9. Tabel Uji t ( = 0,05) Tabel Uji t ( = 0.05)
10.Nilai – Nilai Untuk Distribusi F
11.Struktur Organisasi Cabang Pelabuhan Panjang PT Pelabuhan Indonesia II
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ekonomi yang cepat, perampingan perusahaan, PHK, merger dan
bangkrutnya beberapa perusahaan sebagai akibat dari krisis yang berkepanjangan telah
menimbulkan dampak yang sangat merugikan bagi ribuan bahkan jutaan tenaga kerja.
Mereka harus rela dipindahkan kebagian yang sangat tidak mereka kuasai dan tidak
tahu berapa lama lagi mereka akan dapat bertahan atau dipekerjakan. Selain itu mereka
harus menghadapi atasan baru, pengawasan yang ketat, tunjangan kesejahteraan
berkurang dari sebelumnya, dan harus bekerja lebih lama dan lebih giat demi
mempertahankan status sosial ekonomi keluarga. Para pekerja di setiap level
mengalami tekanan dan ketidakpastian. Situasi inilah yang seringkali memicu
terjadinya stress kerja.
Menurut Charles D, Spielberger (dalam Handoyo, 2001:63) menyebutkan bahwa stres
adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya obyek-obyek
dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah berbahaya. Stres
juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan yang tidak
menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat, membawa
2
akibat yaitu tuntutan yang lebih tinggi terhadap setiap individu untuk lebih
meningkatkan kinerja mereka sendiri dan masyarakat luas. Agar eksistensi diri
tetap terjaga, maka setiap individu akan mengalami stres terutama bagi
individu yang kurang dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut.
Adanya perkembangan tersebut, mengakibatkan karyawan harus mengubah
pola dan sistem kerjanya sesuai dengan tuntutan yang ada sekarang.
Pelabuhan panjang adalah salah satu cabang dari PT Pelabuhan Indonesia II (Persero)
yang berkantor pusat di Jakarta. Adapun pengelolaan pelabuhan umum di Indonesia
sejak Tahun 1960 dilakukan oleh Badan Usaha Milik Negara dibawah pengendalian
pemerintah. Bentuk Badan Usaha Milik Negara diberi wewenang untuk mengelola
pelabuhan umum sejak Tahun 1960 sampai 2009 telah mengalami perubahan, beberapa
perubahan disesuaikan dengan arah kebijakan mengimbangi pertumbuhan permintaan
pelayanan jasa pelabuhan yang dinamis.
Setiap orang di manapun ia berada dalam suatu organisasi, dapat berperan
sebagai sumber stres bagi orang lain. Mengelola stres diri sendiri berarti
mengendalikan diri sendiri dalam kehidupan. Sebagai seorang manajer,
mengelola stres pekerja di tempat kerja, lebih bersifat pemahaman akan
penyebab stres orang lain dan mengambil tindakan untuk menguranginya dalam
rangka pencapaian tujuan organisasi. Efektivitas proses komunikasi dua arah di
antara manajer dan pekerja, pengawasan yang ketat, tunjangan kesejahteraan
berkurang dari sebelumnya, dan harus bekerja lebih lama dan lebih giat demi
3
mengalami tekanan dan ketidakpastian. Situasi inilah yang seringkali memicu
terjadinya stress kerja.
Perusahaan harus memiliki perencanaan kinerja yang merupakan suatu proses di mana
karyawan dan manajer bekerjasama merencanakan apa yang harus dikerjakan
karyawan pada tahun mendatang, menentukan bagaimana kinerja harus diukur,
mengenali dan merencanakan cara mengatasi kendala, serta mencapai pemahaman
bersama tentang pekerjaan itu. Kinerja seorang karyawan akan baik bila dia
mempunyai keahlian yang tinggi, bersedia bekerja karena digaji atau diberi upah sesuai
dengan perjanjian, mempunyai harapan masa depan lebih baik. Mengenai gaji/upah dan
adanya harapan merupakan hal yang menciptakan motivasi seorang karyawan bersedia
melaksanakan kegiatan kerja dengan kinerja yang baik. Seseorang yang sangat
termotivasi, yaitu orang yang melaksanakan upaya substansial, guna menunjang
tujuan-tujuan produksi kesatuan kerjanya, dan organisasi di mana ia bekerja. Seseorang yang
tidak termotivasi, hanya memberikan upaya minimum dalam hal bekerja. Bila
sekelompok karyawan dan atasannya mempunyai kinerja yang baik, maka akan
berdampak pada kinerja perusahaan yang baik pula.
Sebagai pelabuhan yang terbesar di Provinsi Lampung maka pelabuhan Panjang
mempunyai bidang usaha pelabuhan. Berikut adalah bidang usaha Pelabuhan Panjang :
a. Menyediakan dan mengusahakan perairan dan kolam pelabuhan untuk lalu
lintas pelayaran dan tempat kapal berlabuh.
b. Menyediakan dan mengusahakan pelayaran jasa pemanduan dan penundaan
4
pemanduan dan penundaan kapal-kapal yang melakukan pelayanan dari satu
pelabuhan ke pelabuhan lainnya.
c. Menyediakan dan mengusahakan fasilitas untuk kapal bertambat dan
melakukan bongkar muat barang, hewan serta embarkasi dan debarkasi
penumpang.
d. Menyediakan dan mengusahakan fasilitas pergudangan dan lapangan
penumpukan barang untuk menunjang peningkatan efesiensi bongkar muat
barang dari dan ke kapal serta konsolidasi barang muatan.
e. Menyediakan dan mengusahakan jasa terminal peti kemas untuk pelayanan
bongkar muat peti kemas di pelabuhan.
f. Menyediakan dan mengusahakan jasa pelayanan bongkar muat barang di
terminal konvesional.
Dari bidang usaha yang telah dijabarkan maka Pelindo (Pelabuhan Indonesia) sebagai
pemilik pelabuhan mempunyai Divisi Usaha Terminal (DUT) sebagai pelaku yang
mengurus kebutuhan dari para konsumen yang ingin memakai jasa pelabuhan panjang.
Sampai Tahun 2010 jumlah karyawan yang bekerja pada Divisi Usaha Terminal
(DUT) pada Pelindo (Pelabuhan Indonesia) cabang Panjang ada 58 orang yang
5
Tabel 1. Jumlah Karyawan Divisi Usaha terminal
No. Jabatan Jumlah Karyawan
1 Kepala Usaha Terminal 1
2 Staff Kepala Usaha Terminal 3
3 Supervisor Perencanaan dan Administrasi
1
4 Supervisor Pelayanan Operasi 1
5 Pelaksana Pelayanan Bongkar Muat Senior
5 6 Pelakasana Perencanaan Operasi
Junior
7 7 Pelaksana koordinator perenacanaan
dan administrasi usaha terminal
5 8 Pelaksana koordinator pelayanan
bongkar muat
10 9 Pelaksana Operator alat bongkar
muat junior
5 10 Pelaksana Koordinator Peralatan 5
11 Pelaksana Peralatan Junior 10
12 Pelaksana koordinator operator alat bongkar muat
5
Total 58
Sumber : PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang, November Tahun 2010.
PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) mempunyai harapan terhadap para pekerja
khususnya di Usaha Terminal yaitu para pekerja dapat memberikan
service/pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan. Para pekerja di Usaha
Terminal tersebut membutuhkan jam kerja yang sangat tinggi dan kesabaran
dalam melaksanakan aktivitas pekerjaannya, dikarenakan pekerjaan mereka
adalah di bidang jasa yang dituntut untuk melayani dan memberikan kepuasan
pelayanan kepada pelanggan. Oleh karena itu, peneliti di sini ingin melakukan
penelitian mengenai tingkat stres kerja para karyawan khususnya di Usaha
Terminal.
Kinerja yang berarti pelaksanaan kerja, merupakan suatu proses untuk pencapaian suatu
6
kemampuan di masa mendatang dengan dipengaruhi oleh umpan balik mengenai
kinerja pada masa lalu dan pengembangannya.
Indikator yang digunakan untuk mengetahui kinerja karyawan adalah melalui
penilaian terhadap pelaksanaan program kerja. Program kerja suatu perusahaan
adalah rencana kerja yang akan dilaksanakan perusahaan pada waktu yang akan
datang. Penentuan program kerja Divisi Usaha Terminal (DUT) pada Pelindo
(Pelabuhan Indonesia) cabang panjang adalah berdasarkan pengalaman masa lalu
dan peramalan di masa yang akan datang, bila target program kerja dapat tercapai
maka dapat diartikan bahwa kinerja karyawan telah berjalan dengan baik, bila
dilihat dari seluruh kegiatan bongkar muat yang dilakukan oleh Divisi Usaha
Terminal (DUT) di dermaga umum dan di dermaga khusus maka Divisi Usaha
Terminal menetapkan Target pendapatan Usaha Terminal untuk Tahun 2009
adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Target Pendapatan Divisi Usaha Terminal Untuk Tahun 2009
No Uraian Target (Rp) Jumlah(Rp) % Pencapaian Target 1 2 3 4 Stevedoring Delivery Supervisi Sharing 1.276.434.039 869.239.371 976.093.500 267.818.000 934.142.000 689.819.000 592.641.000 206.527.000 73,18 79,36 60,72 77,11
Jumlah 3.389.584.910 2.423.129.000
Sumber : Divisi Usaha Terminal, Pelabuhan Panjang, November Tahun 2010.
Karyawan dalam suatu organisasi yang berorientasi kepada target dapat dinilai
tingkat keberhasilan dalam kinerjanya dari tingkat pendapatan atau pemasukan
yang diterima oleh perusahaan. Dari Tabel 2. di atas terlihat bahwa jumlah
pendapatan yang diterima Divisi Usaha Terminal pada Tahun 2009 yaitu sebesar
7
ditetapkan oleh Divisi Usaha Terminal yaitu sebesar Rp.3.389.584.910. Hal ini
menunjukkan bahwa kinerja karyawan pada Divisi Usaha Terminal belum
mencapai hasil yang diharapkan.
Hal ini menuntut Divisi Usaha Terminal untuk melakukan analisis terhadap faktor
yang mempengaruhi kinerja karyawan khususnya stress kerja karyawan pada
Divisi Usaha Terminal pada Pelabuhan Panjang. Berdasarkan uraian dan data
yang ada maka penulis tertarik untuk menulis skripsi dengan judul " Pengaruh
Stress Kerja terhadap kinerja Karyawan pada Divisi Usaha Terminal PT
Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Panjang"
1.2 Permasalahan
Pengaruh stres kerja ada yang menguntungkan maupun merugikan bagi perusahaan,
namun pada taraf tertentu pengaruh yang menguntungkan perusahaan diharapkan akan
memacu karyawan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-baiknya.
Reaksi terhadap stress dapat merupakan reaksi bersifat psikis maupun fisik Biasanya
pekerja atau karyawan yang stress akan menunjukkan perubahan perilaku. Perubahan
perilaku terjadi pada diri manusia sebagai usaha mengatasi stres. Usaha mengatasi stres
dapat berupa perilaku melawan stres (flight) atau freeze (berdiam diri), dalam
kehidupan sehari-hari ketiga reaksi ini biasanya dilakukan secara bergantian, tergantung
situasi dan bentuk stres.
Dari Tabel 2 terlihat bahwa jumlah pendapatan yang diterima Divisi Usaha Terminal
pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp.2.423.129.000. angka tersebut Sangat jauh sekali
8
Rp.3.389.584.910. Para pekerja di Usaha Terminal tersebut membutuhkan jam kerja
yang sangat tinggi dan kesabaran dalam melaksanakan aktivitas pekerjaannya,
dikarenakan pekerjaan mereka adalah di bidang jasa yang dituntut untuk melayani dan
memberikan kepuasan pelayanan kepada pelanggan. Oleh karena itu, peneliti di sini
ingin melakukan penelitian mengenai tingkat stres kerja para karyawan khususnya
di Usaha Terminal.
Berdasarkan keterangan tersebut, maka permasalahan yang dirumuskan adalah:
Apakah stres kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan?.
1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan Divisi Usaha
Terminal pada Pelabuhan Panjang.
2. Memberikan sumbangan pemikiran bagi Divisi Usaha Terminal pada Pelabuhan
Panjang dalam proses menetapkan kebijakan yang dibutuhkan sehingga tujuan
perusahaan dapat tercapai dengan baik.
1.4 Kerangka Pemikiran
Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa
memperoleh dampaknya yang negatif. Manajemen stres lebih daripada sekedar
mengatasinya, yakni belajar menanggulanginya secara efektif. Hampir sama
pentingnya untuk mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang harus
dicoba. Sebagian para pengidap stres di tempat kerja akibat persaingan, sering
melampiaskan dengan cara bekerja lebih keras yang berlebihan, ini bukanlah cara
9
stres, justru akan menambah masalah lebih jauh. Sebelum masuk ke cara-cara
yang lebih spesifik untuk mengatasi stressor tertentu, harus diperhitungkan
beberapa pedoman umum untuk memacu perubahan dan penaggulangan.
Pemahaman prinsip dasar, menjadi bagian penting agar seseorang mampu
merancang solusi terhadap masalah yang muncul terutama yang berkait dengan
penyebab stres dalam hubungannya di tempat kerja. Dalam hubungannya dengan
tempat kerja, stres dapat timbul pada beberapa tingkat, berjajar dari
ketidakmampuan bekerja dengan baik dalam peranan tertentu karena
kesalahpahaman atasan atau bawahan. Atau bahkan dari sebab tidak adanya
ketrampilan (khususnya ketrampilan manajemen) hingga sekedar tidak menyukai
seseorang dengan siapa harus bekerja secara dekat.
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa betapa pentingnya pelaksanaan
manajemen sehingga dapat meminimalisir stress kerja sehingga terciptanya
kinerja yang baik. Secara ringkas kerangka pemikiran yang mendasari penelitian
ini dapat diilustrasikan ke dalam bagan berikut ini.
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Sumber: Munandar, 2001:381-401 dan Dharma, Agus, 2000:23
Pemahaman mengenai stres dapat dilakukan dengan mengetahui terlebih dahulu
sumber potensial penyebab stres. Adapun sumber tersebut adalah Charles D,
Spielberger (dalam Handoyo, 2001:71):
Stress Kerja (X)
- Konflik Kerja - Beban Kerja - Waktu Kerja - Karakteristik Tugas - Dukungan Kelompok - Pengaruh Kepemimpinan
Kinerja (Y)
Kuantitas hasil kerja Kualitas hasil kerja, dan
10
a. Konflik Kerja
Konflik kerja adalah ketidaksetujuan antara dua atau lebih anggota organisasi atau
kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka harus
menggunakan sumber daya secara bersama-sama, atau menjalankan kegiatan
bersama-sama, atau karena mereka mempunyai status, tujuan, nilai-nilai dan
persepsi yang berbeda. Konflik kerja juga merupakan kondisi yang dipersepsikan
ada di antara pihak-pihak atau lebih merasakan adanya ketidaksesuaian tujuan dan
peluang untuk mencampuri usaha pencapaian tujuan pihak lain.
b. Beban Kerja
Beban kerja adalah keadaan di mana karyawan dihadapkan pada banyak pekerjaan
yang harus dikerjakan dan tidak mempunyai cukup waktu untuk menyelesaikan
beban pekejaan. Pekerja merasa tidak memiliki kemampuan untuk menyelesaikan
pekerjaan tersebut karena standar pekerjaan yang terlalu tinggi.
c. Waktu Kerja
Pekerja dituntut untuk segera menyelesaikan tugas pekerjaan sesuai dengan yang
telah ditentukan. Dalam melakukan pekerjaannnya karyawan merasa ditekan oleh
waktu untuk mencapai target kerja.
d. Karakteristik Tugas
Karakteristik tugas adalah berbagai atribut yang melekat pada tugas pekerjaan
dan dibutuhkan seseorang untuk melaksanakan pekerjaannya. Contoh berbagai
11
e. Dukungan Kelompok
Dukungan kelompok menunjuk pada keadaan dimana terdapat perasaan senasib
diantara para anggota kelompok yang mengalami stres. Dukungan kelompok yang
rendah dapat menyebabkan timbulnya stres, dan sebaliknya jika dukungan
kelompok tinggi akan dapat mengurangi stres.
f. Pengaruh Kepemimpinan
Dalam setiap organisasi kedudukan pemimpin sangat penting. Seorang pemimpin
melalui pengaruhnya dapat memberikan dampak yang sangat berarti terhadap
aktivitas kerja karyawan. Dalam pekerjaan yang bersifat stressful para karyawan
bekerja lebih baik manakala pemimpinnya mengambil tanggung jawab lebih besar
dalam memberikan pengarahan.
Kinerja seorang karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja seorang karyawan
dalam periode tertentu dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, misalnya:
target atau sasaran atau kinerja yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah
disepakati bersama. Penilaian kinerja adalah salah satu tugas penting untuk
dilakukan oleh seorang manajer atau pimpinan walaupun demikian, pelaksanaan
kinerja yang obyektif bukanlah tugas yang sederhana, Penilaian harus dihindarkan
adanya "like dan dislike" dari penilai, agar obyektifitas penilaian dapat terjaga.
Kegiatan penilaian ini penting, karena dapat digunakan untuk memperbaiki
keputusan-keputusan personaliaan memberikan umpan balik kepada para
karyawan tentang kinerja mereka.
Kinerja karyawan menurut Dharma, Agus (2000:31), diukur dengan indikator-indikator
12
1. Kuantitas hasil kerja, yaitu meliputi jumlah produksi kegiatan yang dihasilkan.
2. Kualitas hasil kerja, yaitu meliputi kesesuaian produksi kegiatan dengan acuan
ketentuan yang berlaku sebagai standar proses pelaksanaan kegiatan maupun
rencana organisasi.
3. Ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan, yaitu pemenuhan kesesuaian waktu yang
dibutuhkan atau diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan.
Faktor terpenting dalam bekerja adalah kinerja di mana kinerja karyawan merupakan
faktor pendorong untuk kemajuan dan kelangsungan hidup perusahaan. Kinerja
merupakan hasil kerja seseorang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan yang telah
dibebankan kepadanya. Keberhasilan perusahaan (manajemen) dalam mempertahankan
karyawan terbaik yang dimiliki tidaklah dicapai dengan cara yang mudah. Hal tersebut
hanya dapat terjadi berkat kepiawaian manajemen dalam memahami kebutuhan
karyawan dan kemampuan mereka dalam menciptakan aturan-aturan kerja yang
kondusif yang dapat membuat para karyawannya mempunyai rasa nyaman dalam
melaksanakan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
1.5 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan sebelum diadakannya
penelitian. Berdasarkan permasalahan, tujuan penulisan, dan kerangka pemikiran yang
telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Divisi Usaha Terminal
II. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen
Manusia merupakan sumber daya paling penting dalam suatu organisasi untuk
mencapai keberhasilan. Tanpa aspek manusia sulit kiranya tujuan organisasi dapat
tercapai karena manusia berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan. Bila
akan memahami pengertian manajemen sumber daya manusia, ada baiknya
terlebih dahulu mengerti dan memahami arti “manajemen” sebab manajemen
sumber daya manusia merupakan bagian yang tidak terpisah dari manajemen pada
umumnya.
Menurut Malayu SP. Hasibuan (2003 ; 9) Manajemen adalah :
Ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen
yang baik akan mengarahkan terwujudnya suatu organisasi. Berdasarkan
penjelasan diatas, maka manajemen dapat didefinisikan sebagai berikut :
Suatu ilmu dan seni untuk melaksanakan :
1. Planning atau Perencanaan.
2. Organizing atau Pergerakan Organisasi.
3. Actualing atau Pengarahan.
2.2 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen ini terdiri dari enam unsur (6 M) yaitu Man, Money, Methode,
Material, Machines dan Market. Unsur Man (manusia) berkembang menjadi
suatu bidang ilmu yang disebut dengan Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM). Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah suatu bidang
manajemen yang khusus mempelajari hubungan peranan manusia dalam suatu
organisasi.
Menurut Malayu SP. Hasibuan (2003:9) Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM) adalah :
ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien dalam membantu terwujudnya tujuan organisasi, karyawan dan manusia.
Menurut Edwin B. Flippo (2003 ;11) Manajemen Personalia adalah :
Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dari pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pemberhentian karyawan, dengan maksud terwujudnya perusahaan, individu, karyawan dan masyarakat.
Semakin besarnya jumlah personalia yang dilibatkan dalam organisasi, maka
semakin besar jumlah yang harus diurus dalam kecenderungan semakin kompleks
personalianya, sehingga untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan oleh
organisasi perlu menjalankan fungsi manajemen yang melaksanakan kekuasaan
dan kepemimpinan atas orang lain yang meliputi Perencanaan, Pengorganisasian,
Pengarahan dan Pengawasan.
Manajemen dapat dilaksanakan bila dalam pencapaian tujuan tidak hanya
sudah menjadi tugas manajemen personalia untuk mempelajari dan
mengembangkannya agar lebih efektif dan efisien dalam kegiatan organisasi.
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Manajemen Personalia merupakan
proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan terhadap
pengadaan, pengembangan, pemeliharaan dan pemanfaatan tenaga kerja serta
pemutusan hubungan kerja sehingga tujuan individu, organisasi dan masyarakat
dapat tercapai dan dapat terealisasi secara berguna sekaligus adanya kegairahan
dan semangat kerja dari pegawai.
Memperhatikan pentingnya peranan manajemen personalia dalam organisasi,
berarti manajemen berusaha akan meningkatkan prestasi kerja karyawan dan
menimbulkan kepuasan kerja karyawan. Melihat prestasi dan kepuasan kerja ini di
perlukan usaha-usaha dari pihak manajemen dalam motivasi komunikasi,
pengendalian stres, konseling dan disiplin, usaha untuk mmelihara prestasi dan
kepuasan kerja dapat menimbulkan kesadaran atau disiplin yang tinggi, sehingga
akan meningkatkan produktifitas kerja karyawan.
2.3 Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
fungsi dari manajemen sumber daya manusia atau manajemen personalia.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2003; 21-23) fungsi-fungsi manajemen sumber
daya manusia (MSDM) yaitu:
1. Perencanaan
Perencanaan (human resources planning) adalah merencanakan tenaga kerja
membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan
program kepegawaian.
2. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan
dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang,
integrasi dan koordinasi dalam bagan organisasi (organisasi chart). Organisasi
hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan secara efektif.
3. Pengarahan
Pengarahan (directing) adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar
mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu
tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Pengarahan
dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua
tugasnya dengan baik.
4. Pengendalian
Pengendalian (controlling) adalah kegiatan mengendalikan semua karyawan
agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan
rencana. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan, diadakan tindakan
perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi
kehadiran, kedisiplinan, prilaku, kerja sama, pelaksanaan pekerjaan dan
menjaga situasi lingkungan pekerjaan.
5. Pengadaan
Pengadaan (procurement) adalah proses penarikan, seleksi, penempatan,
kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya
tujuan.
6. Pengembangan
Pengembangan (development) adalah proses peningkatan keterampilan teknis,
teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.
Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan masa kini maupun masa depan.
7. Kompensasi
Kompensasi (compensation) adalah pemberian balas jasa langsung (direct)
dan tidak langsung (indirect), uang atau barang kepada kayawan sebagai
imbalan jasa yang diberikan kepada perusahaan. Prinsip kompensasi adalah
adil dan layak. Adil artinya sesuai dengan prestasi kerjanya, layak diartikan
dapat memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah
minimum pemerintah dan berdasarkan internal dan eksternal konsitensi.
8. Pengintegrasian
Pengintegrasian (integration) adalah kegiatan untuk mempersatukan
kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama
yang serasi dan saling menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba,
karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya.
Pengintegrasian merupakan hal yang penting dan sulit dalam MSDM, karena
mempersatukan dua kepentingan yang bertolak belakang.
9. Pemeliharaan
Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara dan
mau bekerja sama sampai pensiun. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan
program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan
serta berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi.
10.Kedisiplinan
Kedisiplinan merupakan fungsi MSDM yang terpenting dan kunci
terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujudnya tujuan
yang maksimal. Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati
peraturan-peraturan perusahaan dan norma-norma sosial.
11.Pemberhentian
Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari
suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan oleh keinginan karyawan,
keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun dan sebab-sebab
lainnya.
2.4 Stres Kerja
2.4.1 Pengertian Stres Kerja
Menurut Charles D, Spielberger (dalam Handoyo, 2001:63) menyebutkan bahwa
stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang, misalnya
obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif adalah
berbahaya. Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau gangguan
yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.
Cooper dan Straw (2005:8-15) mengemukakan gejala stres dapat berupa
- Fisik, yaitu nafas memburu, mulut dan kerongkongan kering, tangan
lembab, rnerasa panas, otot-otot tegang, pencernaan terganggu, sembelit,
letih yang tidak beralasan, sakit kepala,salah urat dan gelisah.
- Perilaku, yaitu perasaan bingung, cemas dan sedih, jengkel, salah
paham,tidak berdaya, tidak mampu berbuat apa-apa, gelisah, gagal, tidak
menarik, kehilangan semangat, sulit konsentrasi, sulit berfikir jemih, sulit
membuat keputusan, hilangnya kreatifitas, hilangnya gairah dalam
penampilan dan hilangnya minat terhadap orang lain.
- Watak dan kepribadian, yaitu sikap hati-hati menjadi cermat yang
berlebihan, cemas menjadi lekas panik, kurang percaya diri menjadi
rawan, penjengkel menjadi meledak-ledak.
Luthans (dalam Yulianti, 2000:10) mendefinisikan stres sebagai suatu tanggapan
dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu dan proses
psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan Lingkungan, situasi atau peristiwa
yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik seseorang, Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa stres kerja timbul karena tuntutan lingkungan
dan tanggapan setiap individu dalam menghadapinya dapat berbeda. Masalah
Stres kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang penting diamati
sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan. Akibat adanya
stres kerja tersebut yaitu orang menjadi nervous, merasakan kecemasan yang
kronis, peningkatan ketegangan pada emosi, proses beriikir dan kondisi fisik
individu. Selain itu, sebagai hasil dari adanya stres kerja karyawan mengalami
beberapa gejala stres yang dapat mengancam dan mengganggu pelaksanaan kerja
stabil, sikap tidak mau bekerja sama,perasaan tidak mampu terlibat, dan kesulitan
dalam masalah tidur.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya stres kerja adalah
dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara karakteristik kepribadian karyawan
dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan dapat terjadi pada semua
kondisi pekerjaan. Adanya beberapa atribut tertentu dapat mempengaruhi daya
tahan stres seorang karyawan.
2.4.2 Faktor-faktor Penyebab Stress Kerja
Sumber stres yang menyebabkan seseorang tidak berfungsi optimal atau yang
menyebabkan seseorang jatuh sakit, tidak saja datang dari satu macam
pembangkit tetapi dari beberapa pembangkit stres. Sebagian besar dari waktu
manusia bekerja. Karena itu lingkungan pekerjaan mempunyai pengaruh yang
besar terhadap kesehatan seseorang yang bekerja. Pembangkit stres dipekerjaan
merupakan pembangkit stres yang besar perannya terhadap kurang berfungsinya
atau jatuh sakitnya seseorang tenaga kerja yang bekerja. Faktor-faktor di
pekerjaan yang berdasarkan penelitian dapat menimbulkan stres dapat
dikelompokkan kedalam lima kategon besar yaitu faktor-faktor intrinsik dalam
pekerjaan, peran dalam organisasi, pengembangan karir, hubungan dalam
pekerjaan, serta struktur dan iklim organisasi Hurrel (dalam Munandar,
2001:381-401)
2.5 Konsep Kinerja
Kinerja merupakan perwujudan kerja yang dilakukan oleh karyawan yang
Kinerja yang baik merupakan langkah untuk tercapainya tujuan organisasi.
Sehingga perlu diupayakan usaha untuk meningkatkan kinerja.
Istilah kinerja sendiri berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance
(prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).
Pengertian kinerja (prestasi kerja) sebagaimana yang dijelaskan oleh
Mangkunegara (2002: 67) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Kusriyanto, dalam Mangkunegara (2002:9), mendefinisikan kinerja sebagai
perbandingan hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu
(lazimnya per jam).
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah
prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas maupun kuantitas yang
dicapai pegawai persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
2.6Karakteristik Pegawai yang memiliki Kinerja Tinggi
Sebuah studi tentang kinerja menemukan beberapa karakteristik karyawan yang
mempunyai kinerja tinggi yang meliputi: (Dharma, Agus, 2000:23)
1. Berorientasi pada prestasi
Karyawan yang kinerjanya tinggi memiliki keinginan yang kuat membangun
2. Percaya diri
Karyawan yang kinerjanya tinggi memiliki sikap mental positif yang
mengarahkannya bertindak dengan tingkat percaya diri yang tinggi.
3. Pengendalian diri
Karyawan yang kinerjanya tinggi mempunyai rasa percaya diri yang sangat
mendalam.
4. Kompetensi
Karyawan yang kinerjanya tinggi telah mengembangkan kemampuan spesifik
atau kompetensi berprestasi dalam daerah pilihan mereka.
2.7 Pengukuran Kinerja
Menurut Dharma, Agus (2000:45), kinerja karyawan diukur dengan
indikator-indikator sebagai berikut:
1. Kuantitas hasil kerja, yaitu meliputi jumlah produksi kegiatan yang
dihasilkan.
2. Kualitas hasil kerja, yaitu meliputi kesesuaian produksi kegiatan dengan
acuan ketentuan yang berlaku sebagai standar proses pelaksanaan kegiatan
maupun rencana organisasi.
3. Ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan, yaitu pemenuhan kesesuaian
waktu yang dibutuhkan atau diharapkan dalam pelaksanaan kegiatan.
Pendapat lain dikemukakan oleh Bernardin dan Russel (1993: 383),
mengajukan enam kriteria primer yang dapat digunakan untuk mengukur
1.Kualitas (Quality), marupakan tingkat sejauh mana proses/hasil
pelaksanaan kegiatan mendekati kesempurnaan atau mendekati tujuan
yang diharapkan.
2.Kuantitas (Quantity), merupakan jumlah yang dihasilkan.
3.Ketepatan waktu (Timeliness), merupakan tingkat sejauh mana suatu
kegiatan diselesaikan pada waktu yang dikehendaki dengan
memperhatikan koordinasi output lain serta waktu yang tersedia untuk
kegiatan yang lain.
4.Efektifias biaya (Cost effectiveness), yaitu tingkat sejauh mana penerapan
sumber daya manusia, keuangan, teknologi, material dimaksimalkan untuk
mencapai hasil tertinggi atau pengurangan kerugian dari setiap unit
pengguna sumber daya.
5.Kebutuhan akan pengawasan (Need for supervisor), merupakan tingkat
sejauh mana seorang pekerja dapat melaksanakan fungsi suatu pekerjaan
tanpa memerdulikan pengawasan seorang supervisor untuk mencegah
tindakan yang kurang diinginkan.
6.Interpersonal impact, merupakan tingkat sejauh mana karyawan
memelihara harga diri, nama baik dan kerjasama diantara rekan kerja dan
bawahan.
Selanjutnya Malthis, Robert L. dan John H. Jackson., (2002: 78) menetapkan
1. Kuantitas output.
2. Kualitas output.
3. Jangka waktu output.
4. Kehadiran di tempat kerja.
5. Sikap kooperatif.
Selanjutnya menurut Ruky (2001:21) dengan menerapkan manajemen kinerja
akan diperoleh manfaat yaitu:
1. Meningkatkan prestasi kerja karyawan, baik sebagai individu maupun
kelompok, sampai setingginya dengan memberikan kesempatan pada
mereka untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri dalam kerangka
pencapaian tujuan organisasi. Karyawan bersama atasan masing-masing
dapat menetapkan sasaran kerja dan standar prestasi yang harus dicapai
dan meneliti serta menilai hasil-hasil yang sebenarnya dicapai pada akhir
kurun waktu yang ditetapkan.
2. Peningkatan yang terjadi pada prestasi karyawan secara perorangan pada
gilirannya akan mendorong kinerja sumber daya manusia secara
keseluruhan, yang direfleksikan dalam kenaikan produktivitas. Dengan
kata lain, peningkatan produktivitas sumber daya manusia secara
keseluruhan diusahakan dicapai melalui peningkatan prestasi kerja secara
perorangan (individu).
3. Merangsang minat dalam pengembangan pribadi dengan tujuan
dengan cara memberikan umpan balik pada mereka tentang prestasi
mereka.
4. Membantu organisasi untuk dapat menyusun program pengembangan dan
pelatihan karyawan yang lebih tepat guna. Pada gilirannya usaha ini akan
membantu organisasi untuk mempunyai pasokan tenaga yang cakap dan
terampil yang cukup untuk pengembangan organisasi di masa depan.
5. Menyediakan alat/sarana untuk membandingkan prestasi kerja karyawan
dengan tingkat gajinya atau imbalan sebagai bagian dari kebijakan dan
sistem imbalan yang baik.
6. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengeluarkan
perasaannya tentang pekerjaan atau hal-hal lain yang ada kaitannya.
Dengan demikian jalur komunikasi dan dialog akan terbuka dengan
demikian diharapkan bahwa proses penilaian prestasi kerja akan
III. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek atau keseluruhan individu yang akan diteliti.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah karyawan divisi usaha
terminal pada PT Pelindo II yang berada dibawah Kepala Usaha Terminal dan Staff
Kepala Usaha Terminal yang berjumlah 58 karyawan.
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 107) menyatakan apabila subyeknya kurang dari
100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi,
selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10%-15%
atau 20%-25% atau lebih. Dalam penelitian ini jumlah populasi sebagai responden
diambil seluruhnya sebanyak 58 karyawan.
3.2 Data dan Variabel
3.2.1 Data
Penelitian ini menggunakan data primer yang berasal dari perusahaan sebagai objek
penelitian, yaitu divisi Usaha Terminal pada PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero)
cabang panjang dan data sekunder yang di peroleh melalui berbagai sumber yang
memiliki kompetensi di dalam kajian permasalahan penelitian.
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data yang memberikan data secara
27
berdasarkan variabel yang diteliti. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh
melalui sumber data yang tidak secara langsung memberikan data kepada peneliti,
melalui berbagai sumber referensi, literatur, jurnal, hasil penelitian dan sumber lainnya
yang telah atau belum terpublikasikan, yang bersinggungan dengan objek dan
permasalahan penelitian.
3.2.2 Variabel
Varibel penelitian ini terdiri atas 2 jenis, yaitu variabel bebas (independent variabel)
dan variabel terikat (dependent variabel). Variabel bebas dalam hal ini adalah variabel
yang menjadi penyebab terjadinya atau memberi pengaruh terhadap variabel terikat,
sedangkan variabel terikat dalam hal ini adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
bebas.
Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas (independent variable) adalah Stress
Kerja, sedangkan yang menjadi variabel terikat (dependent variable) adalah Kinerja
(Y).
3.3 Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis mempergunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Kuesioner
Yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan kuesioner
28
Pengukuran terhadap variabel terikat dan variabel bebas dilakukan berdasarkan skala
Likert. Responden di minta untuk mengisi pertanyaan dalam kategori berikut ini :
a. Jika jawaban Sangat Setuju (SS), diberi skor 5
b. Jika jawaban Setuju (S), diberi skor 4
c. Jika jawaban Netral (N), diberi skor 3
d. Jika jawaban Tidak Setuju (TS), diberi skor 2
e. Jika jawabannya Sangat Tidak Setuju (STS), diberi skor 1
b. Wawancara
Untuk memperoleh data yang lebih lengkap, penulis mengadakan wawancara langsung
dengan bagian yang menangani masalah yang diperlukan dalam membahas
permasalahan yang terjadi.
c. Observasi
Pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan dan penelitian secara langsung
keadaan perusahaan dengan segala aspek kegiatan yang berhubungan dengan
penelitian.
3.4 Operasional Variabel Penelitian
Dalam melakukan penelitian, sangat diperlukan adanya indikator variabel baik itu
variabel terikat yang bersifat ditentukan (dependent) ataupun variabel bebas yang
bersifat menentukan (independent). Indikator variabel ini akan digunakan sebagai
acuan untuk membahas permasalah yang ada. Indikator penelitian pengaruh motivasi
29
3.4.1 Variabel Bebas (Stress Kerja) (X)
1) Konflik Kerja
Konflik kerja adalah ketidaksetujuan antara dua atau lebih anggota organisasi
atau kelompok-kelompok dalam organisasi yang timbul karena mereka harus
menggunakan sumber daya secara bersama-sama, atau menjalankan kegiatan
bersama-sama, atau karena mereka mempunyai status, tujuan, nilai-nilai dan
persepsi yang berbeda. Konflik kerja juga merupakan kondisi yang
dipersepsikan ada di antara pihak-pihak atau lebih merasakan adanya
ketidaksesuaian tujuan dan peluang untuk mencampuri usaha pencapaian
tujuan pihak lain.
2) Beban Kerja
Beban kerja adalah keadaan di mana karyawan dihadapkan pada banyak
pekerjaan yang harus dikerjakan dan tidak mempunyai cukup waktu untuk
menyelesaikan beban pekejaan. Pekerja merasa tidak memiliki kemampuan
untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut karena standar pekerjaan yang terlalu
tinggi.
3) Waktu Kerja
Pekerja dituntut untuk segera menyelesaikan tugas pekerjaan sesuai dengan
yang telah ditentukan. Dalam melakukan pekerjaannnya karyawan merasa
ditekan oleh waktu untuk mencapai target kerja.
4) Karakteristik Tugas
Karakteristik tugas adalah berbagai atribut yang melekat pada tugas pekerjaan
dan dibutuhkan seseorang untuk melaksanakan pekerjaannya. Contoh berbagai
30
5) Dukungan Kelompok
Dukungan kelompok menunjuk pada keadaan dimana terdapat perasaan
senasib diantara para anggota kelompok yang mengalami stres. Dukungan
kelompok yang rendah dapat menyebabkan timbulnya stres, dan sebaliknya
jika dukungan kelompok tinggi akan dapat mengurangi stres.
6) Pengaruh Kepemimpinan
Dalam setiap organisasi kedudukan pemimpin sangat penting. Seorang
pemimpin melalui pengaruhnya dapat memberikan dampak yang sangat berarti
terhadap aktivitas kerja karyawan. Dalam pekerjaan yang bersifat stressful para
karyawan bekerja lebih baik manakala pemimpinnya mengambil tanggung
jawab lebih besar dalam memberikan pengarahan.
3.4.2 Variabel Terikat (Kinerja Karyawan) (Y)
Menurut Dharma (2000:45), Pengukuran kinerja diukur dengan indikator-indikator
sebagai berikut:
1. Kuantitas hasil kerja, yaitu meliputi jumlah produksi kegiatan yang dihasilkan.
2. Kualitas hasil kerja, yaitu meliputi kesesuaian produksi kegiatan dengan acuan
ketentuan yang berlaku sebagai standar proses pelaksanaan kegiatan maupun
rencana organisasi.
3. Ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan, yaitu pemenuhan kesesuaian waktu
31
3.5 Metode Analisis Data
3.5.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen. Suatu instrument yang valid atau sahih mempunyai
validitas yang tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki
validitas yang rendah. Metode uji validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode korelasi product moment dengan rumus sebagai berikut:
(
)(
)
(
)
[
−]
[
−(
)
]
− = 2 2 2 2 2 1 2 1 y y n x x n y x xy n r Keterangan : 2 1 2 1r = Keeratan hubungan (korelasi)
x = Nilai skor pertanyaan
y = Jumlah skor pertanyaan
n = Jumlah sampel yang akan diuji
Kriteria putusan: 1. 2 1 2 1
r hitung > r Tabel maka valid atau sahih
2.
2 1 2 1
32
3.5.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengukur sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau
dapat diandalkan. Uji reliabilitas alat ukur menggunakan rumus Korelasi Alpha
Cronbach (Uyanto, 2006 : 264).
−
−
=
=1 22
1
1
Sp
Si
k
k
a
k
i cronbach
Keterangan :
i = Jumlah butir dalam skala pengukuran
Si2 = Ragam (variance) dari butir ke-i
Sp2 = Ragam (variance) dari skor total
Menurut Nunnally yang dikutip Uyanto (2006 : 290), skala pengukuran yang
reliabel sebaiknya memiliki nilai Alpha Cronbach minimal 0,6.
Untuk perhitungan uji Validitas dan uji Reabilitas menggunakan program statistika
SPSS V.16.
3.5.3 Analisis Kuantitatif
Regresi linier mengestimasikan besarnya koefisien-koefisien yang dihasilkan dari
persamaan yang bersifat linier, yang melibatkan beberapa variabel bebas, untuk
digunakan sebagai alat prediksi besarnya nilai variabel tergantung.(Sarwono,2006:
33
Untuk menjawab pengaruh Stress kerja terhadap Kinerja karyawan, alat analisis yang
digunakan adalah regresi linier sederhana.
Secara umum, bentuk persamaan regresi linier adalah sebagai berikut:
Y = a + bX +et
(Sugiono: 2009:251).
Keterangan:
Y : Variabel Kinerja karyawan yang diprediksi
a : Konstanta dari persamaan regresi
b : Koefisien persamaan regresi
X : Variabel Stress Kerja
Asumsi yang digunakan dalam analisis linier sederhana adalah variabel di luar X dan Y
dianggap tetap.
Pengujian Hipotesis
Pengujian keberartian secara keseluruhan (Simultan = Uji F)
Pengujian ini dilakukan dengan uji F pada tingkat kepercayaan 95% dengan derajat
kebebasan (dfi) = k – 1 dan (df2) = n – k. Hipotesis yang dirumuskan
a. Ho ditolak dan Ha diterima jika t hitung > t tabel
b. Ho diterima dan Ha ditolak jika t hitung ≤ t tabel
3.5.4 Analisis Kualitatif
Mengadakan analisis terhadap permasalahan yang ada pada divisi Usaha Terminal pada
PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) cabang panjang, dengan melakukan pendekatan
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan masalah pengaruh variabel bebas yaitu Variabel
Stress Kerja (X) terhadap variabel terikat yaitu Kinerja Karyawan (Y) secara
kuantitatif dan kualitatif, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil perhitungan dengan menggunakan analisis regresi, didapat nilai R2 sebesar
0,805 atau 80,50%. 80,50% merupakan konstribusi atau sumbangan variabel
bebas (Stress Kerja) terhadap variabel terikat (Kinerja Karyawan). Angka 80,50%
menyatakan besarnya hubungan Variabel Stress Kerja (X) dengan variabel terikat
terhadap kinerja karyawan (Y) dan sisanya yaitu 19,5% merupakan hubungan
variabel bebas lain yang dianggap tetap atau yang tidak diidentifikasi dalam
penelitian ini, hal ini mengandung arti bahwa semakin stress dikendalikan
dengan baik, maka kinerja akan semakin meningkat.
2. Pengujian keberartian pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan
Uji Fisher (Uji F) dengan tingkat kepercayaan 95% atau sebesar 0,05. Hasil
perhitungan dengan menggunakan SPSS didapat nilai Fhitung (57,250) > Ftabel (3,32)
sehingga dapat dinyatakan bahwa menolak H0 dan menerima H1. Nilai F-hitung
menunjukkan bahwa secara statistik Kinerja karyawan (Y) pada Divisi Usaha
Terminal Cabang Pelabuhan Panjang dipengaruhi secara nyata dan signifikan (p
62
bahwa terciptanya iklim kompetisi yang sehat kiranya akan merangsang setiap
pihak untuk meraih prestasi terbaiknya (Suprihanto, 2003:140).
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Usaha untuk lebih meningkatkan Kinerja karyawan maka Divisi Usaha Terminal
Cabang Pelabuhan Panjang perlu untuk lebih memanejmen tingkat stress
pegawainya, dengan penciptaan hubungan yang harmonis baik antar rekan kerja
maupun dengan atasan. Selain itu, perusahaan harus dapat merencanakan jadwal
dan pembagian tugas dengan baik, pembagian tugas pekerjaan oleh para atasan
pada bawahannya dilakukan lebih merata dan adil.
2. Dari hasil jawaban responden mengenai sering membuat kesalahan yang
membuat pekerjaan tidak selesai pada waktunya pada variable stress kerja,
rata-rata responden menyatakan bahwa sangat tidak setuju untuk sering
membuat kesalahan yang membuat pekerjaan saya tidak selesai pada
waktunya. Sebaiknya manajemen divisi Usaha Terminal PT. Pelabuhan
Indonesia II (Persero) cabang panjang perlu meninjau kembali tentang
karaketristik tugas, target yang diberikan perusahaan serta waktu untuk
penyelesaian tugas yang diberikan kepada karyawannya sehingga dalam
penyelesaian tugas yang dilakukan karyawan bisa selesai dengan baik.
3. Berdasarkan hasil tanggapan responden mengenai perusahaan menetapkan
batas waktu kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan pada
variabel kinerja, beberapa responden yang menjawab tidak setuju dan sangat
63
dilakukan, hal ini perlu peninjauan kembali oleh divisi Usaha Terminal PT.
Pelabuhan Indonesia II (Persero) cabang panjang untuk menetapkan batas waktu
terhadap tiap-tiap jenis pekerjaan.
4. Sebaiknya Divisi Usaha Terminal yang ada di Cabang Pelabuhan Panjang
harus dapat memperhatikan karakteristik pekerjaan terkait dengan tugas atau
pekerjaan yang diberikan oleh perusahaan serta dapat menciptakan iklim kompetisi
yang lebih baik, Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan tanggung jawab
yang penuh terhadap karyawan. Dengan demikian apabila tercipta tugas atau
pekerjaan yang penting bagi karyawan maka akan menciptakan Stress kerja
karyawan yang bisa meningkatkan Kinerja karyawan.
5. Divisi Usaha Terminal Cabang Pelabuhan Panjang perlu lebih giat berupaya
mengidentifikasikan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja
karyawannya serta mengimplementasikan faktor-faktor tersebut dalam mengelola
SDM, khususnya para karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta
Cooper Cary& Straw Alison, 2005. Stress Management Yang Sukses. Jakarta : Kesain Blanc.
Dharma, Agus, 2000. Manajemen Prestasi Kerja, CV Rajawali, Jakarta
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivivariate dengan Program SPSS.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Handoko, T. Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Penerbit BPFE, Yogyakarta
Handoyo, Seger, 2001. Model McGrath. Sebagai Penjelasan Hubungan Antara Stres Pekerjaan dan Performance. Jurnal Anima, 51: 250-259. Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
Husein Umar. 2000. Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Cetakan ke III. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Malayu S.P. Hasibuan. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi VI. Penerbit PT Bumi Aksara. Jakarta.
Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu, 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan, Remaja Rosda Karya, Bandung
Mathis R.L & Jackson J.H.. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Salemba empat patria, jakarta.
Munandar , Ashar Sunyoto , 2001. Psikologi Industri Dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Ruky. A., 2001, Sistem Manajemen Kinerja, Gramedia, Jakarta
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.