• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT (Studi Kasus di SDN 1 Soponyono Wonosobo Tanggamus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANAJEMEN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT (Studi Kasus di SDN 1 Soponyono Wonosobo Tanggamus)"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE MANAGEMENT OF SCHOOL RELATIONS WITH COMMUNITY

By Agusmanto

This study aims to analyze and describe the management of schools relations with community, namely: (1) the analysis of school needs; (2) programming; (3) the division of executive tasks; and (4) implementation of public relations activities; (5) monitoring and evaluation of the school relations with the community at SDN 1 Soponyono. This study uses a qualitative design of phenomenology, which is based on field observation, documentation and interview. The data is analyzed by an interactive model and then taken by conclusion.The results of the study were: (1) analysis of school needs on school relationship with the community in with the procedures that detect the existing problems in school, a public relations program related to the development of education, current issues that exist in school;(2) The programs preparation of school relations with community and programming steps that have detailed the goals and objectives, action taken, as well as the time and cost needed; (3) The division of tasks execution of school relations with the public ran with the procedure of what things were done, the division of labor, and mechanisms harmony with each other; (4) The activities implementation of school relations with the public run to procedure, the direction of the synergy of coordination, motivation, communication and to providing guidance / coaching; (5) Monitoring and evaluation of the school relationship with the community includes setting standards of work, measuring the results of work, the evaluation results of the school needs in improving the quality of learning that is already running, but it still needs to be improved, especially in setting standards in written work, and found several problems and constraints of people who do not understand about education.

Keywords: school relations, community relations. school management

(2)

MANAJEMEN HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT

(Studi Kasus di SDN 1 Soponyono)

Oleh Agusmanto

Penilitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat yaitu: (1) analisis kebutuhan sekolah; (2) penyusunan program; (3) pembagian tugas pelaksana; dan (4) pelaksanaan kegiatan humas; 5) monitoring dan evaluasi hubungan sekolah dengan masyarakat di SDN 1 Soponyono. Penelitian ini menggunakan rancangan kualitatif fenomenologi, yang bersumber pada pengamatan di lapangan, dokumentasi dan wawancara. Data dianalisis dengan model interatif untuk selanjutnya diambil kesimpulan. Hasil penelitian adalah: (1) Analisis kebutuhan sekolah hubungan sekolah dengan masyarakat dengan prosedur mendekteksi masalah yang ada di sekolah, program humas yang terkait dengan pengembangan pendidikan, isu-isu yang ada di sekolah; (2) Penyusunan program hubungan sekolah dengan masyarakat dan langkah penyusunan program yaitu telah merinci sasaran dan tujuan, tindakan yang diambil, serta waktu dan biaya yang dibutuhkan; (3) Pembagian tugas pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat dengan hal-hal apa yang dilakukan, pembagian pekerjaan, dan mekanisme kerukunan satu sama lain; (4) Pelaksanaan kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat berjalan dengan adanya pengarahan yang bersinergi dari koordinasi, motivasi, komunikasi, dan sampai pada pemberian pengarahan/pembinaan; (5) Monitoring dan evaluasi hubungan sekolah dengan masyarakat meliputi penentuan standar hasil kerja, pengukuran hasil pekerjaan, hasil evaluasi terhadap kebutuhan sekolah dalam peningkatan kualitas pembelajaran sudah berjalan, tapi masih perlu ditingkatkan, kususnya dalam penentuan standar hasil kerja secara tertulis, dan ditemukan beberapa masalah dan kendala dari masyarakat yang belum memahami tentang pendidikan.

Kata Kunci: hubungan sekolah, masyarakat, manajemen sekolah

(3)

MANAJEMEN HUBUNGAN SEKOLAH

DENGAN MASYARAKAT

(Studi Kasus di SDN 1 Soponyono Wonosobo Tanggamus)

TESIS

Oleh:

AGUSMANTO

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PASCASARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG

(4)

Halaman

2.4.6 Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarkat ... 33

2.5 Peran Komite Sekolah ... 34

2.6 Kerangka Pikir ... 36

(5)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Latar Penelitian ... 38

3.2 Pendekatan dan Rancangan Penelitian ... 38

3.2.1 Pendekatan Penelitian ... .. 38

3.7 Pengecekan Keabsahan Data ... 48

3.8 Tahapan Penelitian ... 49

4.1.3 Kondisi Pendidik dan Tenaga Pendidik ... 53

4.1.4 Keadaan Siswa ... ... 54

4.1.5 Sarana dan Prasarana ... 54

4.2 Paparan Data Penelitian ... 55

4.2.1 Analisis Kebutuhan Sekolah ... 55

4.2.2 Penyusunan Program Hubungan Sekolah dengan Masyarakat ... 59

4.2.3 Pembagian Tugas Pelaksana Hubungan Sekolah dengan Masyarakat ... 63

4.2.4 Pelaksanaan Kegiatan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat ... 66

4.2.5 Monitoring dan Evaluasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat ... 71

4.3 Temuan Penelitian ... 75

4.3.1 Analisis Kebutuhan Sekolah ... 75

4.3.2 Penyusunan Program Hubungan Sekolah dengan Masyarakat ... 77

4.3.3 Pembagian Tugas Pelaksana Hubungan Sekolah dengan Masyarakat ... 78

4.3.4 Pelaksanaan Kegiatan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat ... 80

4.3.5 Monitoring dan Evaluasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat ... 82

4.4 Pembahasan ... 84

4.4.1 Analisis Kebutuhan Sekolah ... 85

4.4.2 Peyusunan Program Hubungan Sekolah dengan Masyarakat ... 86

4.4.3 Pembagian Tugas Pelaksana Hubungan Sekolah dengan Masyarakat ... 87

4.4.4 Pelaksanaan Kegiatan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat ... 89

(6)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ... 92

5.2 Implikasi ... 93

5.3 Saran ... ... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 95

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Keadaan Siswa Baru di Gugus Mayang I ... 5

3.1 Rincian Informan Penelitian ... 42

3.2 Pedoman Wawancara ... ... 43

3.3 Pengkodean ... ... 46

4.1 Keadaan Guru dan Staf SDN 1 Soponyono... ... 53

4.2 Keadaan Siswa SDN 1 Soponyono... 54

4.3 Luas Lahan SDN 1 Soponyono... ... 54

4.4 Gedung. ... 55

4.5 Temuan Penelitian Analisis Kebutuhan Sekolah... 75

4.6 Temuan Penelitian Penyusunan Program Humas ... 77

4.7 Temuan Penelitian Penelitian Tugas Pelaksana.... ... 79

4.8 Temuan Penelitian Pelaksanaan Kegiatan Humas ... 81

4.9 Temuan Penelitian Monitoring dan Evaluasi ... 83

(8)

DAFTAR OBSERVASI

Lampiran Halaman

1. Catatan Observasi ... 143

2. Lingkungan Sekolah ... 145

3. Rapat Koordinasi ... 146

4. Pelaksanaan Ektrakurikuler ... 149

(9)
(10)
(11)
(12)

Sesuatu yang belum dikerjakan, sering kali tampak mustahil,

kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukan dengan

baik.

(Evelyn Underhill)

(13)

PERSEMBAHAN

Saya persembahkan karya ini untuk:

Hermiasih istriku tercinta, yang telah seiring sejalan berjuang bersama, yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada saya dalam menyelesaikan tesis

ini, I love You

Putra-putraku tersayang dan tercinta Muhammad Syaisar Firdaus dan Adinata Dwi Arga

Ayunda Yami, Mamas Nurohim, Mamas Takbiri, dan Adinda Hestian Ferda Kusuma yang selalu membantu

saya menjaga dan menemani istri serta anak-anak

Keluarga besar dewan guru SDN Sinar Saudara yang dapat diajak kerja sama dan memberikan motivasi

serta dukungan kepada saya

Almamaterku program studi Manajemen Pendidikan Universitas Lampung

(14)

Penulis dilahirkan pada tanggal 10 Agustus 1974 di Desa Wonosobo Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus, merupakan anak kelima dari lima bersaudara pasangan Bapak Ahmad Djaswadi dan Ibu Kamen.

Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar di SDN 1 Wonosobo yang sekarang berubah nama menjadi SDN 1 Soponyono Kecamatan Wonosobo selesai pada tahun 1986, dan dilanjutkan ke SMP Negeri 1 Wonosobo tamat pada tahun1990. Pada tahun 1993 penulis lulus dari pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Wonosobo Siring Betik Kecamatan Wonosobo. Pada tahun 1999 terdaftar sebagai mahasiswa Diploma dua Pendidikan Keguruan Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Lampung lulusan 26 Desember 2001. Dan Pada tahun 2007 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Universitas Terbuka UPBJJ Bandar Lampung Pokjar Kotaagung Kabupaten Tanggamus.

Pengalaman bekerja penulis pada tahun 1998 menjadi tenaga honorer sampai jadi PNS di SDN 1 Soponyono. Pada tahun 2013 sampai saat ini penulis menjabat kepala sekolah di SDN Sinar Saudara Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus. Tahun 2013 penulis melanjutkan pendidikan di Program studi Magister Manajemen Pendidikan, Program Pascasarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

(15)

SANWACANA

Segala puji dan syukur penulis limpahkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Tak lupa salawat dan salam penulis haturkan pada junjungan nabi Muhammad SAW beserta keluarganya. Penelitian tesis ini dengan judul “Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat (Studi Kasus di SDN 1 Soponyono)” merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Magister Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa penelitian tesis ini dapat diselesaikan berkat dukungan, bimbingan dan arahan berbagai pihak. Oleh karenaitu dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S. selaku Rektor Universitas Lampung yang telah menyelenggarakan Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan.

2. Prof. Dr. Sudjarwo, M.S. selaku Derektur Pascasarjana Universitas Lampung yang telah memberikan motivasi dalam penyusunan tesis ini.

3. Dr. H.Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan izin penelitian

4. Dr. Hj. Riswanti Rini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Fakultas Ilmu Pendidikan Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan motivasi dalam penyusunan tesis ini .

5. Dr. Irawan Suntoro, M.S. selaku Ketua Program Magister Manajemen Pendidikan, sekaligus sebagai dosen pembahas II dalam seminar hasil yang telah memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian tesis ini.

6. Dr. Hj. Sowiyah, M.Pd. selaku dosen pembimbing pertama atas kesediannya memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian tesis ini. 7. Dr. Supomo Kandar, M.S. selaku dosen pembimbing kedua atas kesediannya memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyelesaian tesis ini.

(16)

diberikan kepada saya.

9. Bapak dan Ibu staf pengajar pada Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan banyak ilmunya selama menempuh pendidikan sehingga penulis mendapat tambahan wawasan keilmuan.

10.Kepala SDN 1 Soponyono Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian serta informasi dan masukannya dalam penulisan tesis ini.

11.Dewan guru, siswa-siswi SDN 1 Soponyono serta pihak masyarakat yang telah memberikan informasi dalam penulisan tesis ini.

12.Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Pendidikan angkata 2013 Pascasarjana Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah banyak memberikan motivasi.

13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas saran dan masukannya.

Penulis menyadari bahwa tesis ini banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran membangun penulis harapkan dapat menjadi pertimbangan selanjutnya untuk penyempurnaan tesis ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca bagi manajemen pendidikan. Amin.

Bandar Lampung, 21 Juni 2015 Penulis,

AGUSMANTO NIM 1323012021

(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peranan lembaga pendidikan semakin dituntut memberikan manajemen dan layanan yang profesional kepada masyarakat. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya minat dan kebutuhan masyarakat melanjutkan pendidikan. Masyarakat sebagai salah satu konsumen lembaga pendidikan sekarang lebih kritis dan realitis dalam memilih lembaga pendidikan. Sikap masyarakat seperti itu menuntut lembaga pendidikan untuk tetap menjaga dan meningkatkan image yang positif lembaganya di mata masyarkat.

Kondisi saat ini sangat menuntut sekolah tersebut menjadi lembaga pengemban amanat ilmu pengetahuan untuk menjawab keberadaannya secara ideal. Sekolah tersebut harus benar-benar bisa menempatkan diri dan melaksanakan manajemen secara baik agar selalu siap mengikuti perubahan.

(18)

Keterbukaan dalam berbagai sistem kehidupan secara terus menerus akan menjadi wacana dan cita-citayang penting bagi kehidupan masyarakat.

Sekolah merupakan bentuk pendidikan formal bagi manusia yang di dalamnya mengembangkan kemampuan manusia, baik dari akademik maupun non-akademik. Oleh sebab itu, tiap sekolah memiliki program tertentu sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan visi misi sekolah. Program-program ini, selain dikelola dengan baik, memerlukan pula dukungan dari masyarakat.

Pimpinan sekolah perlu membina hubungan baik antara sekolah dan masyarakat. Diharapkan ada hubungan timbal balik antara kedua belah pihak yaitu sekolah memberi informasi tentang program dan masalah yang dihadapi sekolah. sedangkan, masyarakat diharapkan bersimpati akan hal-hal tersebut. Selain itu, sekolah perlu mengkoordinasikan dan menyelaraskan sumber daya yang ada di dalam dan luar sekolah untuk mewujudkan sekolah yang bermutu.

Hubungan masyarkat telah diformulasikan dengan cara yang berbeda-beda tergantung pada sekolah yang membuat formulasi itu. Formulasi pentingnya hubungan sekolah dengan masyarakat dalam hal ini di tangani bagian humas pada sekolah. Humas merupakan pengembangan dan pemeliharaan kerjasama yang efesien untuk menyampaikan saluran informasi dua arah. Bertujuan memberikan pemahaman antara pihak sekolah (pemimpin), komunitas sekolah (guru,TU, dan siswa) dan masyarkat (orang tua, masyarkat sekitar, dan lembaga lain di luar sekolah).

(19)

3

memberi informasi kepada masyarakat tentang program-prgoram dan problem-problem yang dihadapi, agar masyarakat mengetahui dan memahami masalah-masalah yang dihadapi sekolah. Dari pemahaman dan pengertian ini dapat dihadapkan adanya umpan balik yang sangat berguna bagi pengembangan program sekolah lebih lanjut dan diharapkan pula tumbuhnya rasa simpati masyarakat terhadap program-program sekolah, yang dapat mengundang partisipasi yang aktif masyarakat.

(20)

Menurut Erdawati dalam Muhidin (2011:12) tujuan partisipasi masyarakat dalam pendidikan meliputi: (a) memajukan kualitas belajar; (b) meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak; (c) meningkatkan keserasian kehidupan sekolah dengan kehidupan di masyarakat; (d) memotivasi masyarakat dalam membantu program sekolah; (e) mewujudkan tanggungjawab bersama antar pihak sekolah dan masyarkat terhadap kualitas pendidikan.

Partisipasi masyarakat dan kondisi lingkungan sekolah yang baik dalam pendidikan sangat membantu keberhasilan peningkatan prestasi belajar sekolah seperti yang diterapkan di SDN 1 Soponyono. SDN 1 Soponyono adalah salah satu lembaga pendidikan di Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus Propinsi Lampung yang berkomitmen menjadi sekolah terbaik di Kecamatan Wonosobo yang baru pertama kali melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler komputer. SDN 1 Soponyono juga sekolah yang mendapat dukungan dan partisipasi masyarakat yang banyak perduli dengan dunia pendidikan, dengan letak geografisnya setrategis yang tidak dekat dan jauh dari jalan raya umum, dan tidak jauh dari pasar. SDN 1 Soponyono terletak di jalan Samudra nomor 02 Pekon Soponyono Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus.

(21)

5

Tabel 1.1 Keadaan Siswa Baru di Gugus Mayang I Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2014/2015

No Nama Sekolah Laki-laki Perempuan Jumlah

1. SDN 1 Soponyono 38 27 65

2. SDN 1 Wonosobo 18 24 42

3. SDN Sinar Saudara 7 12 19

4. SDN Banyuurip 8 11 17

5. SDN 1 Bandar Kejadian 7 9 16

6. SDN 1 Way Panas 21 31 52

Sumber: Data Laporan Gugus Mayang I

Berdasarkan tabel di atas memberi gambaran bahwa jumlah siswa baru di SDN 1 Soponyono diantara enam sekolah lebih banyak siswa barunya. Selain itu di tingkat Kecamatan Wonosobo SDN 1 Soponyono sering mengikuti perlombaan dan dikirim untuk lomba tingkat kabupaten baik siswa/siswi, guru, dan sekolah. Sekolah dasar di Kecamatan Wonosobo yang ektrakurikulernya banyak seperti: pramuka, paskibra, kesenian, olahraga, dan isu terkini ekstrakurikuler komputer adalah SDN 1 Soponyono sekarang ini semakin besar dan berkembang.

Daya tarik SDN 1 Soponyono untuk diteliti karena mempunyai keunikan tersendiri yang berbeda dengan sekolah-sekolah dasar yang ada di Kecamatan Wonosobo. Hal ini SDN 1 Soponyono dapat menerapkan dalam manajemen humas berbasis sekolah menitikberatkan pada sekolah yang mampu menyelenggarakan program sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta mampu berkomunikasi secara aktif dengan masyarakat. SDN 1 Soponyono menerapan beberapa prinsip, yaitu: fleksibilitas, relevansi, partisipasi, komprehensif, dan melembaga;

(22)

perkembangan dan kegiatan-kegiatan siswa serta program-program sekolah. Komite sekolah juga dapat diajak bekerjasama dengan kepala sekolah, warga sekolah, dan masyarakat demi terlaksanya pendidikan yang baik dan bermutu di SDN 1 Soponyono

Adanya kerja sama dari sekolah dan masyarakat, khususnya di bidang pendidikan peserta didik, maka akan menghasilkan anak didik yang tidak hanya unggul di bidang akademik tetapi juga mampu hidup bermasyarakat. Sebab, mereka adalah bagian dari sistem masyarakat. Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan mengambil judul “Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat di SDN 1 Soponyono Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus”

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini di fokuskan pada manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat di SDN 1 Soponyono Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus dengan sub fokus yaitu:

1.2.1 Analisis kebutuhan sekolah dalam melaksanakan hubungan sekolah dengan masyarakat di SDN 1 Soponyono.

1.2.2 Penyusunan program hubungan sekolah dengan masyarakat di SDN 1 Soponyono.

1.2.3 Pembagian tugas pelaksana hubungan sekolah dengan masyarakat di SDN 1 Soponyono.

(23)

7

1.2.5 Monitoring dan evaluasi kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat di SDN 1 Soponyono.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka pertanyaan penelitian ini sebagai berikut :

1.3.1 Bagaimanakah analisis kebutuhan sekolah dalam melaksanakan hubungan sekolah dengan masyarakat di SDN 1 Soponyono?

1.3.2 Bagaimanakah penyusunan program hubungan sekolah dengan masyarakat di SDN 1 Soponyono?

1.3.3 Bagaimanakah pembagian tugas pelaksana hubungan sekolah dengan masyarakat di SDN 1 Soponyono?

1.3.4 Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat di SDN 1 Soponyono?

1.3.5 Bagaimanakah monitoring dan evaluasi kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat di SDN 1 Soponyono?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mendeskripsikan :

1.4.1 Analisis kebutuhan sekolah dalam melaksanakan hubungan sekolah dengan masyarakat di SDN 1 Soponyono.

(24)

1.4.3 Pembagian tugas pelaksana hubungan sekolah dengan masyarakat di SDN 1 Soponyono.

1.4.4 Pelaksanaan kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat di SDN 1 Soponyono

1.4.5 Monitoring dan evaluasi kegiatan hubungan sekolah dengan masyarakat di SDN 1 Soponyono

1.5 Kegunaan Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk : 1.5.1 Manfaat Secara Teoritis

1.5.1.1Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan khazanah pengetahuan manajemen pendidikan

1.5.1.2Bermanfaat bagi para pengambil kebijakan dalam pendidikan dijadikan sebagai masukan atau bahan pertimbangan untuk mereformasi model pendidikan sehingga sesuai dengan kebutuhan atau keinginan masyarakat.

1.5.1.3Bagi Universitas Lampung, khususnya Program Pascasarjana Manajemen Pendidikan, mengingat penelitian ini berupa studi kasus, maka temuan penelitian yang diusulkan ini dapat dijadikan sebagai hipotesis untuk penelitian-penelitian selanujtnya.

1.5.2 Manfaat Secara Praktis

(25)

9

1.5.2.2Bahan masukan bagi sekolah untuk mengembangkan manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat

1.5.2.3Bahan masukan bagi Dinas Pendidikan kabupaten Tanggamus untuk mengembangkan manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat dalam peningkatan pembelajaran yang berkualitas.

1.6 Definisi Istilah

Untuk memperoleh kejelasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka dikemukakan beberapa pengertian istilah yang terkandung dalam kalimat judul penelitian. Berikut beberapa istilah yang digunakan yaitu :

1.6.1 Hubungan masyarakat adalah kegiatan organisasi untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat agar mereka mendukungnya dengan sadar dan sukarela

1.6.2 Analisis kebutuhan adalah melakukan kajian, mendeteksi permasalahan memperkirakan arah perubahan yang terjadi saat ini yang berkaitan dengan respons sekolah terhadap perkembangan.

1.6.3 Manajemen hubungan masyarakat adalah suatu proses dalam menangani perencanaan, pengorganisasian, mengkomunikasikan serta pengkoordinasian yang secara serius dan rasional dalam pencapaian tujuan bersama dari organisasi atau lembaga yang diwakilinya.

(26)

1.6.5 Masyarakat adalah kumpulan orang-orang yang hidup dalam hubungan yang akrab satu sama lain, yaitu pergaulan hidup manusia atau sehimpunan orang yang hidup bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan dan aturan-aturan tertentu.

1.6.6 Penyusunan program adalah. merupakan proses penetapan kegiatan di masa akan datang dengan mengatur berbagai sumber daya secara efektif dan efesien untuk mencapai hasil yang seoptimal mungkin sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan..

1.6.7 Pembagian tugas pelaksana adalah suatu proses untuk merancang struktur formal, mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggotaorganisasi, agar organisasi dapat dicapai dengan efesien.

1.6.8 Pelaksanaan kegiatan adalah usaha untuk menggerakan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa, sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi.

1.6.9 Monitoring adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan pada saat program/kegiatan sedang berjalan.

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan terbentuk dari dua kata manajemen dan pendidikan. Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan Sagala (2012:3) sebagai profesi karena manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi menejer dan para profesionalnya dituntun oleh suatu kode etik.

Teori manajemen menurut para ahli, Parker (Stoner dan Freeman, 2000) “Manajemen is the art of getting things done trough people”. Teori di atas

menurut Usman (2013:6) manajemen adalah sebuah seni melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang. Menurut Usman (2013:13) manajemen pendidikan dapat diartikan sebagai seni dan illmu mengelola sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efesien. Sumber daya pendidikan adalah sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi:

(28)

b. money (uang) dimaksudkan untuk mengelola pendanaan atau pembiayaan secara efesien sehingga tidak terjadi pemborosan dalam suatu lembaga pendidikan.

c. Materials (bahan) merupakan aspek yang tidak kalah penting dalam manajemen pendidikan,melalui pengelolaan material maka bisa terbentuk kurikulum yang berisi panduan dasar untuk mentransfer ilmu dari guru ke siswa.

d. Machines (mesin) bertujuan untuk dapat mengelola mesin yang dipergunakan untuk mendukung proses belajar mengajar supaya dapat digunakan sebaik mungkin dan tidak dapat menggalami kerusakan, untuk orang yang menggelola mesin biasanya harus orang yang benar-benar mengerti cara merawat mesin tersebut dengan baik.

e. Methods (metode) harus dilakukan dengan baik, metode yang digunakan untuk mengajar guru di sekolah satu dengan guru di sekolah lain tidak sama karena tergantung pada kesiapan siswa yang diajar.

f. Market (pasar) adalah salah satu kunci yang menentukan sekolah atau lembaga pendidikan yang besar atau kecil, pasar yang dimaksud adalah masyarakat secara luas, sasaran yang dituju adalah masyarakat yang berniat menyekolahkan putra putri mereka.

g. Minute atau waktu, perlu dikelola dengan baik karena waktu belajar peserta didik di sekolah sangat terbatas, sehingga perlu penggelolaan yang baik supaya waktu belajar mengajar menjadi lebih efesien.

(29)

13

merupakan pengetahuan yang relevan dan dibutuhkan dalam pemahaman fakta-fakta yang ada fakta yang tercatat dan selanjutnya dilakukan pengolahan menjadi bentuk yang berguna atau bermanfaat untuk mencapai tujuan organisasi.

Manajemen Pendidikan dalam penelitian ini dapat diartikan sebagai proses analisis kebutuhan, penyusunan program, pembagian tugas pelaksan, pelaksanaan kegiatan, monitoring dan evaluasi sumber daya pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif, efesien, mandiri, dan akuntable.

2.2 Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)

Implemtasi MBS dewasa ini sedang menjadi pusat perhatian para pengelola pendidikan, mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/ kota, sampai dengan tingkat sekolah. Landasan yuridis pelaksanaan MBS adalah Undang-Undang Nomer 22 tahun 1999 tentang otonomi daerah, Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, dan peraturan pemerintah pusat dan daerah otonom. Produk hukum tersebut mengamatkan pergeseran kewenangan pengelolaan pendidikan dan melahirkan wacana akuntabilitas pendidikan. Sagala dalam Rini (2011:3) mengatakan bahwa konsep MBS perlu memperhatikan kajian,penelitian dan strategi yang bertujuan agar otonomi sekolah dan partisipasi masyarakat mempunyai keterlibatan yang tinggi dengan kerangka dasar dalam meningkatkan mutu.

(30)

orang tua siswa dan masyarakat. Manajemen berbasis Sekolah mengubah sistem pengambilan keputusan dengan memindahkan otoritas dalam pengambilan keputusan dan manajemen ke setiap yang berkepentingan di tingkat Local Stakeholder.

Caldwel dalam Rini (2011:8) mengartikan Manajemen Berbasis Sekolah adalah desentralisasi yang sistematis pada otoritas dan tanggung jawab tingkat sekolah untuk membuat keputusan atas masalah signifikan terkait penyelenggaraan sekolah dalam kerangka kerja yang ditetapkan oleh pusat terkait tujuan kebijakan, kurikulum, standar, dan akuntabilitas. Jadi sekolah harus mengontrol semua sumber daya dan menggunakan secara lebih efisien sumber daya tersebut untuk hal-hal yang bermanfaat bagi peningkatan mutu khususnya. sementara itu, kebijakan makro yang dirumuskan oleh pemerintah atau otoritas pendidikan lainya masih diperlukan dalam rangka menjamin tujuan-tujuan yang bersifat nasional dan akuntabilitas yang berlingkup nasional sehingga disimpulkan bahwa MBS merupakan bentuk bentuk otorita sekolah untuk melaksanakan serangkaian kegiatan sekolah dengan melibatkan seluruh warga sekolah dan stakeholders untuk mencapai tujuan sekolah.

(31)

15

yang tersurat dan tersirat dalam kebijakan pemerintah dan UU sisdiknas NO. 20 Tahun 2003, tentang Pendidikan Berbasis Masyarakat pasal 55 ayat 1:Masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis masyarakat pada pendidikan formal dan non formal sesuai dengan kekhasan agama, lingkungan sosial, dan budaya untuk kepentingan masyarakat. Berkaitan dengan pasal tersebut setidaknya ada empat aspek yaitu: kualitas (mutu) dan relevansi, keadilan, efektifitas dan efisiensi, serta akuntabilitas.

2.3 Fungsi Manajemen Sekolah

Fungsi manajemen sekolah sebenarnya merupakan penerapan fungsi- fungsi manajemen yang diaplikasikan di sekolah oleh kepala sekolah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Terry (2012:159), fungsi-fungsi manajemen itu meliputi perencana (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan penawasan (controlling).

2.3.1 Perencanaan (planning)

(32)

2.3.2 Pengorganisasian (organizing)

Menurut Handoko dalam Daryanto (2013:86) pengorganisasian (organizing) adalah suatu proses untuk merancang stuktur formal, mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efesien. Langkah pengorganisasi meliputi: 1) pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilakukan ; 2) pembagian beban pekerjaan; 3) pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengordinasi pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.

2.3.3 Pelaksanaan (actuating)

(33)

17

Pengarahan merupakan usaha untuk mengerakkan anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran organisasi yang bersangkutan dan anggota organisasi tersebutoleh karena itu ingin mencapai sasaran tersebut.

2.3.4 Pengawasan (controlling)

Menurut Daryanto (2013:90) pengawasan (controlling) adalah proses pengamatan dari sebuah kegiatan organisasi gunalebih menjamin bahwa semua pekerjakan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentuka sebelumnya. Terdapat tiga tahap dalam peroses pengawasan yaitu: 1) penentuan standar hasil kerja; 2) pengukuran hasil pekerjaan; 3) koreksi terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi.

2.4 Manajemen Hubungan Masyarakat

Setiap kegiatan dalam organisasi membutuhkan manajemen, begitu juga dalam kegiatan hubungan masyarakat (humas) atau humas relations di lembaga pendidikan. Manajemen banyak diartikan sebagai ilmu dan seni untuk mencapai tujuan melalui kegiatan oranglain. Ini berarti manajemen hanya dapat dilaksanakan apabila dalam pencapaian tujuan tersebut tidak hanya dilakukan seorang tetapi juga dilakukan lebih dari seorang dalam pencapaian tujuan.

(34)

memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan organisasi. Karena itu dalam manajemen mencakup konsep kepemimpinan, human relations (hubungan manusia), pengembalian keputusan, manusia, sarana, dan kerjasama.

Selain itu hubungan masyarakat pada dasarnya merupakan bidang atau fungsi tertentu yang diperlukan setiap organisasi, sebagaimana objek dalam tulisan buku ini adalah lembaga pendidikan. Public relations, khususnya di lembaga pendidikan pada umumnya disebut hubungan masyarakat (humas).

Menurut kamus Fund and Wagnel dalam Anggoro (2011:21), pengertian humas adalah segenap kegiatan dan teknik/kiat yang digunakan organisasi atau individu untuk menciptakan atau memelihara suatu sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap keberadaan dan aktivitasnya.

Istilah “kiat” dalam definisi tersebut mengindikasikan, humas harus

menggunakan metode dan teknik manajemen berdasarkan tujuan. Dalam mengajar tujuan tersebut semua hasil atau tingkat kemajuan yang telah dicapai harus diukur secara jelas, mengingat kegiatan humas merupakan kegiatan yang nyata.

Kemudian Samoes dalam Ruslan (2012:10) mengartikan humas (public relations) adalah: (a) Merupakan proses interaksi; (b) Sebagai fungsi manajemen; (c) Merupakan aktivitas di berbagai bidang ilmu; (d) Merupakan proses profesional dalam bidangnya; dan (e) Merupakan penggabungan berbagai disiplin ilmu.

(35)

19

Beberapa definisi ini ditulis untuk memberikan gambaran apa sebenarnya konsep humas tersebut. Memang terdapat banyak definisi humas dari beberapa ahli komunikasi dan praktisi humas dari konsep operasonal dan integrasi, lingkungan, sistem komunikasi, teori, dan pola berpikir.

Untuk mengantisipasi definisi humas yang beragam tersebut Iternational Public Relations Association (IPRA) yakni persatuan para ahli dan praktisi public relations (humas) memberikan definisi kerja public relations (humas) adalah fungsi manajemen yang khas yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerjasama, melibatkan penerangan dan tanggapan dalam hubungan dengan opini publik; menetapkan dan menekankan tanggung jawab manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan secara efektif, bertindak sebagai sistem peringatan yang dini dalam membantu kecenderungan, dan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.

Berdasarkan definisi tersebut pengertian humas secara umum dapat diartikan “sebagai fungsi manajemen yang khas antara organisasi dengan

publiknya, atau dengan kata lain antara lembaga pendidikan dengan publik internal (dosen/guru, karyawan, dan mahasiswa/siswa), dan publik eksternal (orangtua mahasiswa/siswa, masyarakat dan institusi luar).

(36)

serta pengkoordinasian yang secara serius dan rasional dalam upaya pencapaian tujuan yang secara serius dan rasional dalam upaya pencapaian tujuan bersama dari organisasi atau lembaga yang diwakilinya”.

Oleh sebab itu, kegiatan humas di lembaga pendidikan tidak terlepas dari manajemen, dan begitu juga manajemen tidak mungkin berjalan sebagaimana yang diharapkan tanpa adanya humas.

2.4.1 Pengertian Humas

Berbicara tentang humas pasti ingatan kita akan tertuju pada hal yang berhubungan dengan komunikasi, konfrensi pers, informasi, public relation. Pokoknya secara gampang diibaratkan sebagai penyampaian segala informasi. Menurut Anggoro dalam Nasution (2012:9) pengertian humas adalah segenap kegiatan dan teknik/kiat yang digunakan organisasi atau individu untuk menciptakan atau memelihara suatu sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap keberadaan dan aktivitasnya. Sedangkan pengertian humas dalam pendidikan adalah rangkaian pengelolaan yang berkaitan dengan kegiatan hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat (orang tua murid) yang dimaksudkan untuk menunjang proses belajar mengajar di lembaga pendidikan bersangkutan.

(37)

21

2.4.2 Ruang Lingkup Manajemen Humas

Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar (2012:12) ruang lingkup manajemen humas meliputi: analisis kebutuhan sekolah, penyusunan program humas, pembagian tugas pelaksana, pelaksanaan kegiatan humas, serta pengawasan, evaluasi dan pelaporan kegiatan humas di sekolah.

1. Analisis Kebutuhan

Menurut Iriantara (2013:82) dalam melakukan analisis kebutuhan ini ada tiga kegiatan utama yaitu; 1) mendeteksi permasalahan; 2) program humas yang terkait dengan pengembangan program pendidikan; 3) Isu-isu di sekolah saat ini. Analisis kebutuhan sekolah dan kebutuhan masyarakat perlu menjadi perhatian bagi pengelola sekolah dalam kerangka hubungan sekolah dan masyarakat. Masyarakat mau membantu sekolah apabila mereka merasakan kebutuhannya terpenuhi. Demikian juga sekolah memiliki sejumlah kebutuhan pemecahan masalah dan pengembangan lembaga yang pemenuhannya perlu melibatkan masyarakat. Untuk itu perlu kegiatan analisis kebutuhan pemecahan masalah yang melibatkan masyarakat dan analisis kebutuhan pengembangan lembaga yang melibatkan masyarakat dalam pelaksanaannya.

Menganalisis kebutuhan perlu dilakukan pertemuan antara sekolah dan masyarakat yang terkait dengan program pendidikan atau seringkali disebut dengan stakeholders. Komite sekolah merupakan wahana yang bisa digunakan untuk kegiatan ini.

(38)

sudah relatif berjalan baik yaitu keterlibatan keluarga (orang tua siswa) dan pemerintah dalam menyediakan sumber daya untuk pelaksanaan pendidikan. Sedangkan pihak masyarakat yang terorganisasi dan masyarakat secara luas belum optimal keterlibatannya.

Mengelola pendidikan, sekolah memberi kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk berperan serta dalam penyelenggaraan pendidikan.baik yang berwujud materiil maupun non materiil. Dalam hal ini pemerintah daerah bertanggung jawab mendorong dan atau mengatur kerjasama yang saling menguntungkan antara dunia usaha dan dunia pendidikan.

2. Penyusunan Program Humas

(39)

23

3. Pembagian Tugas Pelaksana

Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan, maka pembagian tugas pelaksana perlu dilakukan agar semua kegiatan yang harus dilakukan ada yang bertanggung jawab melaksanakannya. Secara umum kebijakan terkait bidang kehumasan menjadi tanggung jawab kepala sekolah. Namun dalam pelaksanaannya beberapa tugas dilimpahkan kepada guru dan tenaga administrasi sekolah.

4. Pelaksanaan Kegiatan Humas

Pelaksanaan kegiatan humas dilaksanakan melalui berbagai teknik dan pendekatan. Kehumasan dalam MBS melibatkan semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah dan menekankan perlunya kerjasama dan pemberdayaan masyarakat. Tujuan dari bekerjasama dengan masyarakat adalah mendorong masyarakat setempat supaya mereka merasa memiliki sekolah dan lebih berperan dalam kegiatan sekolah. Di beberapa sekolah, orang tua dan masyarakat telah membentuk paguyuban kelas untuk mendampingi kegiatan di kelas secara langsung, dan ada pula orang tua yang membantu guru di kelas.

Ada banyak teknik peningkatan kerjasama masyarakat dengan sekolah. Penerapan teknik yang berhasil memperhatikan komitmen masyarakat terhadap pendidikan. Masyarakat perlu dibangkitkan komitmennya dengan cara menyentuh hati mereka agar mereka merasa perlu pendidikanyang berkualitas. Pepatah Jawa

mengatakan “Jer basuki mawa bea”, setiap kegiatan membutuhkan biaya. Kalau

(40)

baik, siswa-siswa mampu memprogram dan mengoperasikan komputer dengan baik, maka pihak pemakai lulusan dapat diuntungkan. Tenaga yang mampu dan terampil dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi suatu perusahaan atau pengguna lulusan. Langkah awal agar masyarakat merasakan perlunya pendidikan yang berkualitas, perlu diterapkan pendekatan budaya, yaitu diupayakan masyarakat mengetahui dan mengenal pendidikan, meyakini manfaat pendidikan, dan percaya terhadap mutu pendidikan. Dengan proses ini diharapkan masyarakat merasa bahwa pendidikan mutlak diperlukan.

5. Monitoring dan evaluasi (Monev)

Monitoring kegiatan humas dilakukan oleh kepala sekolah bersama pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah, orang tua siswa, pengurus komite sekolah, dan stakeholders lainnya. Evaluasi yang dilakukan bisa berbentuk saran melalui angket, komunikasi langsung melalui dialog dengan tokoh masyarakat, orang tua murid ataupun organisasi masyarakat yang ada di sekitar sekolah.

Hasil evaluasi tersebut dapat dijadikan tolok ukur untuk meningkatkan kualitas hubungan sekolah dengan masyarakat sehingga tercipta hubungan yang harmonis dan saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Hasil dari kegiatan ini dilaporkan setiap kegiatan selesai dilakukan dan setiap akhir tahun.

2.4.3 Fungsi Manajamen Humas

(41)

25

a. Fungsi Perencanaan

Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin dicapai, bagaimana mencapai, berapa lama, berapa orang yang diperlukan, dan beberapa jumlah biayanya. Perencanaan ini dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan. Perencanaan menurut Gibson, et al (2011) mencakup kegiatan menentukan sasaran dan alat sesuai untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan pada fungsi manajemen humas di lembaga pendidikan merupakan kesepakatan dan pengertian di antara personil lembaga pendidikan tentang apa yang harus dicapai organisasi.

Menurut Nasution (2012;12) jangkauan waktunya perencanaan dapat dibagi menjadi 3 (tiga) tahapan, yakni : (a) perencanaan jangka pendek (satu minggu, satu bulan, dan satu tahun); (b) perencanaan jangka menengah (perencanaan yang dibuat untuk jangka waktu 2 sampai 5 tahun); dan (c) perencanaan jangka wpanjang (perencanaan yang dibuat lebih dari 5 tahun).

Menyusun perencanaan harus melibatkan banyak orang, yang harus menghasilkan program-program lembaga pendidikan, meliputi : program yang berpusat pada siswa, kurikulum, pembelajaran, supervisi, keuangan, sarana dan prasarana, kepegawaian, layanan khusus, hubungan masyarakat, dan lain-lainnya.

b. Fungsi Pengorganisasian

(42)

mendelegasikan, serta menetapkan wewenang dan tanggungjawab, sistem komunikasi. Sedangkan prinsip pengorganisasian adalah organisasi lembaga pendidikan mempunyai tujuan yang jelas, tujuan lembaga pendidikan dapat dipahami dengan jelas dan diterima setiap tenaga pengajar dan karyawan, termasuk siswa dan orangtua siswa.

c. Fungsi Penggerakan

Menggerakkan dalam hal ini merangsanga anggota-anggota organisasi melaksanakan tugas-tugas dengan antusias dan kemauan yang baik. Menurut Davis (2012) menggerakkan adalah kemampuan pemimpin membujuk orang- orang mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh semangat. Jadi, pemimpin lembaga pendidikan menggerakkan dengan semangat.

Tugas menggerakkan dilakukan pemimpin lembaga pendidikan, karena itu kepemimpinan lembaga pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam menggerakkan karyawan, tenaga pengajar melaksanakan program kerja.

d. Fungsi Pengkoordinasian

(43)

27

Pengertian tersebut dapat ditegaskan, pengkoordinasian pada lembaga pendidikan adalah mempersatukan rangkaian aktivitas penyelenggaraan di lembaga pendidikan dan pembelajaran dengan menghubungkan dan menyelaraskan orang-orang dan pekerjaannya sehingga semua berlangsung secara tertib ke arah tercapainya maksud yang telah ditetapkan. Koordinasi dapat diwujudkan dengan cara : rapat lengkap, pertemuan berkala, pembentukan panitia jika diperlukan, wawancara kepada bawahan, dan instruksi, sehingga kemampuan kepemimpinan lembaga pendidikan dalam mengorganisasikan program kerja lembaga pendidikan menjadi demikian penting.

e. Fungsi Pengarahan

Pengarahan dilakukan agar kegiatan yang dilakukan bersama tetap melalui jalur yang ditetapkan, tidak terjadi penyimpangan yang dapat menimbulkan terjadinya pemborosan. Menurut Sagala (2012:12) kegiatan pengarahan anatara lain : (a) memberikan petunjuk dalam melaksanakan suatu kegiatan; (b) memberikan dan menjelaskan perintah; (c) memberikan kesempatan meningkatkan pengetahuan kepada pegawai agar dalam lebih efektif dalam melaksanakan tugas; (d) memberikan kesempatan ikut serta menyumbangkan tenaga dan pemikiran; (e) memberikan koreksi agar setiap personil melaksanakan tugas-tugas secara efisien.

(44)

f. Fungsi Pengawasan

Pengawasan dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan untuk mengetahui realisasi perilaku tenaga pengajar dan karyawan dalam organisasi lembaga pendidikan. Secara umum pengawasan dikaitkan dengan upaya pengendalian kualitas pendidikan. Menurut Johnson dalam Nasution (2012:11) mengemukakan, pengawasan merupakan fungsi sistem yang melakukan penyesuaian terhadap rencana, mengusahakan agar penyimpangan-penyimpangan tujuan sistem hanya dalam batas-batas yang dapat ditoleransi. Pendapat tersebut menegaskan, pengawasan sebagai kendali performance petugas, proses, dan output sesuai dengan rencana, kalaupun ada penyimpangan hal itu diusahakan agar tidak lebih dari batas yang dapat ditoleransi (Pidarta, 1988).

2.4.4 Hubungan Masyarakat dengan Sekolah

Istilah masyarakat menunjuk pada kumpulan orang-orang yang hidup dalam hubungan yang akrabsatu sama lain, yaitu pergaulan hidup manusia atau sehimpunan orang orang yang hidup bersama di suatu tempat dengan ikatan-ikatan dan aturan-aturan tertentu. Menurut Soekanto (2011:149) istilah “community” dapat diterjemahkan sebagai “masyarakat setempat”, istilah yang

(45)

29

Dilihat dari sisi maknanya, hubungan sekolah dan masyarakat memiliki pengertian yang sangat luas sehingga masing-masing ahli meiliki persepsi yang berbeda-beda hal ini tentu saja disebabkan oleh sudut pandang yang berbeda- beda, seperti yang diungkapkan bahwa “hubungan masyarakat dengan sekolah

merupakan komunikasi dua arah antara organisasi dengan publik secara timbal balik dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen dengan meningkatkan pembinaan kerja sama serta pemenuhan kepentingan bersama”

(International Publik Relation Association).

Menurut Rohiat (2012:28) hubungan sekolah dan masyarakat dilakukan untuk menjembatani kebutuhan yang dibutuhkan oleh sekolah dan masyarakat itu sendiri. Sekolah melakukan komunikasi dengan masyarakat agar memahami kebutuhan pendidikan dan pembangunan masyarakat. Hubungan sekolah dan masyarakat dapat dikatakan untuk menjaga dan mengembangkan seluruh informasi dua arah yang efesien serta saling pengertian antara sekolah, personil sekolah, dan anggota masyarakat

Uraian-uraian di atas dapat dipahami bahwa hubungan dengan masyarakat bagi suatu sekolah adalah hubungan dua arah antara sekolah dengan masyarakat untuk memusyawarakan ide-ide dan informasi-informasi tertentu yang berguna bagi peningkatan pendidikan.

(46)

sekolah-sekolah juga dapat belajar dari masyarakat,guru-guru dan para siswadapat mencari pengalaman, belajar dan praktek di masyarakat.Antara Sekolah dan masyarakatterjadi komunikasi dua arah untuk bisa saling memberi dan saling menerima.Sebagian besar masyarakat modern memandang lembaga-lembaga pendidikansebagai peranan kunci dalam mencapai tujuan sosial.

Pemerintah bersama orang tua telah menyediakan anggaran pendidikan yang diperlukan secara besar-besaran untuk kemajuan sosial dan pembangunan bangsa. Untuk mempertahankan nilai-nilai tradisionalyang berupa nilai-nilai luhur yang harus dilestarikan seperti rasa hormat kepada orang tua, kepada pemimpin, kewajiban untuk mematuhihukum-hukun dan norma-norma yang berlaku, jiwa patriotisme, dan sebagainya.

Pendidikan juga diharapkan untuk memupuk rasa takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa meningkatkan kemajuan-kemajuan dan pembangunan politik, ekonomi, sosial dan pertahanan keamanan. Pendek kata pendidikan dapat diharapkan untuk mengembangkan wawasan anak terhadap ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan secara tepat dan benar, sehingga membawa kemajuan pada individu masyarakat dan negara untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.

(47)

31

dapat berjalan harmonis dan dinamis dengan sifat pedagogi, sosiologis dan produktif, maka diharapkan tercapai tujuan utama yaitu terlaksananya proses pendidikan di sekolah secara produktif, efektif, efisien dan berhasil sehingga menghasilkan output yang berkualitas secara intelektual, spiritual dan sosial.

2.4.5 Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat SD

Tahap manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan tahap melakukan hubungan agar, hubungan sekolah dengan masyarakat dapat bekerja sama sesuai dengan yang direncanakan. Tahap manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat SD terdiri dari langkah-langkah berikut ini:

a. Analisis Kebutuhan

Analisis kebutuhan sekolah dan kebutuhan masyarakat perlu menjadi perhatian bagi pengelola sekolah dalam kerangka hubungan sekolah dan masyarakat. Masyarakat mau membantu sekolah apabila mereka merasakan kebutuhannya terpenuhi, dalam melakukan analisis kebutuhan ini ada tiga kegiatan utama yaitu; 1) mendeteksi permasalahan; 2) program humas yang terkait dengan pengembangan program pendidikan; 3) Isu-isu di sekolah saat ini.

b. Penyusunan Program

(48)

c. Pembagian Tugas Pelaksana

Pembagian tugas pelaksana adalah suatu proses tindak lanjut dari penyusunan program. Pembagian tugas pelaksana hubungan sekolah dengan masyarakat sekolah dasar meliputi langkah: 1) pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilakukan ; 2) pembagian beban pekerjaan; 3) pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengordinasi pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.

d. Pelaksanaan Kegiatan

(49)

33

oleh organisasi dalam usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi. Menurut Usman (2013:276) pengarahan dan penggerakan merupakan usaha untuk menggerakkan anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha mencapai sasaran organisasi yang bersangkutan dan anngota organisasi tersebut oleh karena anggota itu ingin mencapai sasaran tersebut.

e. Monitoring dan Evaluasi

Setelah program diterapkan, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap program untuk mengetahui ketercapaian tujuan suatu program dan menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi. Monitoring dan evaluasi manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat sekolah dasar terdiri dari tiga tahap yaitu: 1) penentuan standar hasil kerja; 2) pengukuran hasil pekerjaan; 3) koreksi terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi.

2.4.6 Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat

Hubungan sekolah dengan masyarakat dibangun dengan tujuan popularitas sekolah di mata masyarakat. Popularitas sekolah akan tinggi jika mampu menciptakan program-program sekolah yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan dan cita-cita bersama dan dari program tersebut mampu melahirkan sosok-sosok individu yang mapan secara intelektual dan spiritual. Dengan popularitas ini sekolah eksis dan semakin maju.

(50)

penghidupan masyarakat; dan (c) mengarahkan masyarakat untuk menjalin hubungan dengan sekolah.

2.5 Peran Komite Sekolah

Komite sekolah berperan menjembatani kepentingan antara mayarakat dan penyelenggaraan pendidikan. komite sekolah diharapkan mampu membantu kinerja kepala sekolah guna meningkatkan mutu pendidikan dan menjadi wadah pemecahan masalah yang dihadapi penyelenggaraan pendidikan. Penyelenggaraan pendidikan dan komite sekolah saling bekerjasama secara sinergis untuk membangun kualitas layanan pendidikan. Peran dan dukungan masyarakat perlu dilibatkan secara aktif dalam menentukan kebijakan dan program sekolah

Menurut Rini (2011:69) komite sekolah merupakan perwujudan partisipasi masyarakat dalam pendidikan, dengan kata lain bahwa masyarakat tidak lagi hanya sebagai pengguna (user) akan tetapi juga menjadi pengelola, penyelenggara, dan pengontrol,mutu pendidikan di sekolah.

Komite sekolah diharapkan menjadi mitra sekolah yang dapat menyalurkan aspirasi serta prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan oprasional dan program pendidikan. Masyarakat yang luhur dimaksud adalah seluruh unsur di dalam masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan pendidikan.

(51)

35

organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutupelayanan pendidikan; 2) masyarakat dapat berperan serta sebagai sumber , pelaksana, dan penggunaan hasil pendidikan.

Pasal 56 ayat 1 diuraikan tentang masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan, evaluasi program pendidikan melalui dewan pendidikan dan komite sekolah/madrasah.Dalam ayat 3 diuraikan tentang komite sekolah/madrasah sebagai lembaga yang mandiri, dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan, dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.

Peran serta masyarakat dirumuskan dalam PP 17 tahun 2010 pasal 188 ayat 2 bahwa masyarakat menjadi sumber pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan. Oleh karena itu masyarakat mempunyai peran dalam bentuk (a) penyediaan sumberdaya pendidik, (b) penyelenggara satuan pendidikan, (c) pengguna hasil pendidikan, (d) pengawasan penyelenggara pendidikan (e) pengawasan pengelolaan pendidikan, (f) pemberi pertimbangan dalam pengambil keputusan yang berdampak pada pemangku kepentingan pendidikanpada umumnya, (g) pemberi bantuan atau fasilitas kepada satuan pendidikandan/atau penyelenggara satuan pendidikan dalam menjalankan fungsinya.

Adapun peran komite sekolah secara khusus yang termuat dalam kepmendiknas no 044/U/2002 adalah sebagai berikut:

1. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.

(52)

3. pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.

4. Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan.

Peran komite sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan perlu mendapat dukungan dari seluruh komponen pendidikan, baik guru, kepala sekolah siswa, orang tua/wali, masyarakat, institusi pendidikan. Oleh karena itu perlu kerjasama dan koordinasi yang di antara komponen pendidikan tersebut sehingga upaya peningkatan mutu pendidikan yang dilaksanakan dapat efektif dan efesien.

2.6 Kerangka Pikir

Sekolah merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem yang saling terkait satu sama lain. Sub sistem tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok besar yaitu: input, proses dan output. Input dalam penelitian ini adalah sumber daya manusia seperti: kepala sekolah, guru, siswa, komite sekolah, wali murid/masyarakat dan TU, sedangkan proses meliputi analisis kebutuhan sekolah, penyusunan program, pembagian tugas pelaksana, pelaksanaan kegiatan, dan monitoring dan evaluasi. Output dalam penelitian ini adalah lulusan yang memiliki kompetensi yang bagus serta Tercapainya pembelajaran yang berkualitas berdampak pada mutu sekolah lebih baik sesuai dengan harapan masyarakat/wali murid.

(53)

37 pembelajaran yang berkualitas berdampak pada mutu sekolah, maka akan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi tinggi serta dapat melanjutkan ke SMP Negeri yang bermutu dan dapat mewujudkan dalam keterampilan sesuai dengan dasar ilmu yang diterimanya, serta mutu sekolah lebih baik sesuai dengan harapan dan keinginan masyarakat/wali murid.

Kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

(54)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Latar Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan berlokasi di SDN 1 Soponyono Pekon Soponyono Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2014, merupakan salah satu sekolah negeri yang memiliki potensi cukup besar dalam meningkatkan mutu pendidikan dan juga sebagai salah satu sekolah dasar yang strategis. SDN 1 Soponyono merupakan Sekolah Inti atau tergabung dalam Gugus Mayang I.

3.2 Pendekatan dan Rancangan Penelitian 3.2.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif dengan teori pendekatan fenomenologi. Menurut Bungin (2010:9) fenomologi pada dasarnya berpandangan bahwa apa yang tampak di permukaan, termasuk pola prilaku sehari-hari hanyalah suatu gejala atau fenomena dari apa yang

tersembunyi di “kepala” sang pelaku. Prilaku yang tampak di tingkat permukaan

(55)

39

Menurut Sugiyono (2010:15) metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alami (natural setting). Pendekatan kualitatif memang realitas sosial sebagai suatu yang holistik /utuh, komplek, dinamis, penuh makna,dan hubungan gejala bersifat interatif (reciprocal). Penelitian kualitaif merupakan sebuah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berbentuk tulisan tentang orang atau kata-kata orang dan prilakunya yang nampak atau kelihatan.

3.2.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dilaksanakan adalah rancangan studi kasus dipilih dengan tujuan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan how/bagaimana sehingga dapat diperoleh jawaban mengenai menajemen hubungan sekolah dengan masyarakat di SDN 1 Soponyono Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus. Seperti yang dikemukakan oleh Bungin (2010:23) studi kasus dapat memiliki keunggulan spesifik yaitu: (1) bersifat luwes berkenaan dengan metode pengumpulan data yang digunakan; (2) keluwesan setudi kasus menjangkau dimensi yang sesungguhnya dari topik yang diselidiki; (3) dapat dilaksanakan secara praktis di dalam banyak lingkungan sosial; (4) setudi kasus menawarkan kesempatan menguji teori; dan (5) studi kasus bisa sangat murah, tergantung pada jangkauan penyelidikan dan tipe teknik pengumpulan data yang digunakan.

(56)

dan bila penelitiannya berfokus pada fenomena masa kini (kontemporer) di dalam konteks kehidupan.

3.3 Kehadiran Peneliti

Hari Senin tepatnya pada pukul 09.00 WIB tanggal 25 Agustus 2014, adalah hari pertama peneliti ke SDN 1 Soponyono Kecamatan Wonosobo. Bermaksud untuk menyampaikan surat izin penelitian di SDN 1 Soponyono Kecamatan Wonosobo, dan sekaligus melakukan observasi. Hari kamis tepatnya tanggal 28 Agustus 2014 adalah hari kedua peneliti ke SDN 1 Soponyono Kecamatan Wonosobo, dengan maksud melakukan pengumpulan data sebagai bagian awal penyusunan tesis. Selama tanggal 23 Juli 2014 peneliti terus berkunjung ke sekolahan hingga akhir bulan Agustus 2014, untuk memperoleh data dan informasi. Setelah data dan informasi awal terkumpul, peneliti melakukan penyusunan proposal tesis. Tanggal 9 September 2014 tepatnya hari Selasa, peneliti melaksanakan seminar proposal tesis. Setelah peneliti melaksanakan seminar proposal tesis, dilanjutkan dengan pengumpulan data dan informasi lebih mendalam. Hari Selasa pada pukul 09.00 WIB, tanggal 26 November 2014 peneliti mulai melakukan wawancara dengan kepala sekolah,

(57)

41

kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. .

Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis sebagai intruman utama dalam penelitian kualitatif yang berperan sebagai peneliti sekaligus pengelola penelitian kualitatif, penulis harus terjun sendiri untuk berpartisipasi dengan mendatangi subyek dan meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang diperlukan dimana subyek itu berada.

Menurut Arikunto (2012;17-18) peneliti harus memiliki daya responsif yang tinggi, yaitu mampu merespon sambil memberikan interprestasi terus-menerus pada gejala yang dihadapi antara lain:

a) Memiliki sikap adaptable, yaitu mampu menyesuaikan diri, mengubah taktik atau strategi mengikuti kondisi lapangan yang dihadapi.

b) Memiliki kemampuan untuk memandang obyek penelitiannya secara holistik, mengaitkan gejala dengan konteks saat itu, mengaitkan dengan masa lalu, dan dengan kondisi yang relevan.

c) Sanggup terus menerus menambah pengetahuan untuk bekal melakukan interprestasi terhadap gejala.

d) Memiliki kemampuan untuk melakukan klasifikasi agar dengan cepat menginterprestasi. Selanjutnya peneliti juga diharapkan memiliki kemampuan menarik kesimpulan mengarah pada perolehan hasil.

(58)

3.4 Sumber Data Penelitian

Sumber data penelitian selain dari informan yang merupakan data primer (manusia), dan juga akan menggunakan data sekunder (bukan manusia) yaitu data yang diperoleh dari data yang sudah ada. Sumber data primer yang diperlukan diantaranya kepala sekolah, guru, orang tua/wali murid, tata usaha, dan komite sekolah SDN 1 Soponyono Kecamatan Wonosobo Kabupaten Tanggamus. Adapun sumber data bukan manusia berupa dokumen-dokumen yang mendukung serta sarana dan prasarana.

Penentuan informan melalui teknik pengambilan sampel tetapi bukan untuk mewakili populasi melainkan berdasarkan relevansi dan kedalaman informasi serta didasarkan pada tema penelitian dan kondisi lapangan. Teknik yang digunakan melalui teknik snowball sampling/bola salju sehingga peneliti dapat menggali informasi/data secara mendalam. Menurut Miles dan Huberman (2012:47) teknik dilakukan secara terus menerus dari informan yang satu ke informan berikutnya, sehingga dapat diperoleh data yang semakin lengkap dan pencarian sampel ini akan dihentikan apabila data yang diperoleh dirasakan sudah jenuh. Informan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 3.1 Rincian Informan Penelitian

No Informan Jumlah

1. Kepala Sekolah 1 orang

2. Pengurus Komite Sekolah 3 orang 3. Masyarakat/wali murid 5 orang

4. TU 1 orang

5. Guru 3 orang

6’ Siswa 3 orang

7. Pengawas Sekolah 1 orang

Jumlah 17 orang

(59)

43

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik penggumpulan data guna menghindari kelemahan metode satu dengan metode yang lainnya. Adapun teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.5.1 Wawancara (Interview)

Wawancara digunakan untuk memperoleh data tentang manajemen sekolah berbasis masyarakat di SDN 1 Soponyono dalam peningkatan mutu pendidikan. Wawancara yang akan digunakan adalah wawancara tidak terstruktur agar peneliti lebih leluasa untuk menggali informasi yang selengkap dan sedalam mungkin dalam suasana rileks. Wawancara akan dilaksanakan dengan efektif dan terarah,artinya dalam kurun waktu yang sesingkat-singkatnya dapat diperoleh data yang sebanyak-banyaknya. Wawancara dilakukan oleh peneliti antara lain kepada : (1) kepala SDN 1 Soponyono, (2) komite sekolah, (3) orang tua/wali murid, (4) guru, (5) Tenaga Pendidik dan Kependidikan (PTK), siswa, dan pengawas sekolah. Peralatan yang digunakan untuk melakukan wawancara dengan menggunakan tape recorder atau handphone, pedoman wawancara, dan alat tulis. Berikut ini tabel pedoman wawancara sebagai berikut:

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara

(60)
(61)

45

3.5.2 Pengamatan (Observasi)

Peneliti melakukan pengamatan atau observasi dalam pengumpulan data, dengan alasan : (a) teknik pengamtan didasarkan atas pengamatan langsung yang ampuh megetes kebenaran; (b) teknik pengamtan memungkinkan melihat, mengamati, dan mencatat peristiwa atau kejadian yang sebenarnya; (c) dalam pengamatan dimungkinkan untuk mencatat peristiwa dalam situasi berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun yang langsung diperoleh data; (d) dapat dipakai untuk mengecek kepercayaan data yang sekiranya meragukan; (e) memungkinkan peneliti mampu memahami situasi yang rumit atau perilaku yang kompleks; (f) dapat dijadikan alat yang bermanfaat untuk kasus-kasus tertentu dimana komunikasi lain tidak memungkinkan, misalnya mengamati perilaku orang.

3.5.3 Dokumentasi

Dokumentasi dapat digunakan untuk keperluan peneliti karena alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, yaitu: (a) merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong penelitian; (b) berguna sebagai bukti untuk poengujian; (c) sesuai dengan penelitian kualitatif karena sifatnya yang alamiah dan sesuai dengan konteks penelitian; (d) relatif murah dan mudah diperoleh walau harus dicari dan ditemukan; (e) tidak relatif, sehingga tidak sulit ditemukan; (f) hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas pengetahuan terhadap sesuatu yang sedang diteliti.

(62)
(63)

47

3.6 Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian akan dianalisis secara deskrtiftif kualitatif, yang mana penyajian data akan ditampilkan dalam bentuk laporan secara deskriptif berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan informan. Data tersebut akan digunakan untuk mengungkapkan bagaimana manajemen sekolah berbasis masyarakat di SDN 1 Soponyono.

Menurut Miles dan Huberman (2012:17), data kualitatif terdiri dari banyak kata-kata dan bukan angka-angka, yang deskripsinya memerlukan memerlukan interprestasi sehingga dapat diketahui makna dari kata-kata tersebut, sehingga dalam analisis data harus dilakukan selama dan setelah proses pengumpulan data. Dengan demikian peneliti dituntut untuk mengumpilkan data yang akurat selama proses penelitian berlangsung sehingga apa yang terjadi di lapangan mampu disampaikan dengan baik.

Teknis analisis data yang dilakukan dengan menggunakan teknis analisis data mencakup tiga kegiatan yang bersaman sesuai menurut Miles dan Huberman (2012: 19) yaitu: (1) pengumpulan data, (2) penyajian data, (3) reduksi data, dan (4) penarik kesimpulan (verfikasi)..

Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam bagan alur berikut ini:

Gambar 3.1 Langkah analisis data berdasarkan model interatif Miles dan Huberman (2012:20)

Pengumpulan Data Penyajian Data

(64)

3.7 Pengecekan Keabsahan Data

Untuk mengecek keabsahan data yang diperoleh dalam penelitian sudah dilakukan dengan penetapan keabsahan. Menurut Moleong (2013:324) ada empat kriteria yang digunakan, yaitu kepercayaan (credibility), ketralihan (transfrability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Dari keempat kreteria tersebut peneliti menggunakan pengecekan keabsahan data dengan kreteria derajat kepercayaan (credibility), dan kepastian (confirmability).

3.7.1 Kepercayaan (Credibility)

Kepercayaan diperlukan untuk mengukur dan mendapatkan kepercayaan dari hasil temuan penelitian, sehingga dapat dipercaya dan diterima oleh pihak yang diteliti. Penelitian ini menggunakan tiga teknik untuk mendapatkan keabsahan data yaitu: (a) Triangulasi data, yaitu pengecekan data dan membandingkannya dengan sumber lain; (b) Diskusi, maksudnya semua hasil data penelitian didiskusikan serta dibahas dengan beberapa teman sejawat yaitu Margono, S.Pd. Apri Wahyudi, dan Sabaruddin, hal ini dilakukan untuk mendapatkan penajaman dan penafsiran data yang lebih akurat dan aktual; (c) Referensi, untuk menguatkan pengkajian penelitian berupa bahan-bahan secara teori dibutuhkan referensi bimbingan dosen ibu Dr. Sowiyah, bapak Dr. Supomo Kandar, M.S. dan bapak Dr. Alben Ambarita, M.Pd., ke perpustakaan sebagai bahan untuk memehami konteks permasalahan.

3.7.2 Kepastian (Confirmability)

Gambar

Tabel 1.1 Keadaan Siswa Baru di Gugus Mayang I Kecamatan Wonosobo      Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2014/2015
Gambar 2.1  Kerangka Pikir Penelitian
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara
Tabel 3.3 Pengkodean
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian tersebut adalah 1) untuk mengetahui peran penyidik Kepolisian dan peran penyidik KPK dalam menangani kasus tindak pidana korupsi 2) untuk mengetahui

KUHP sebagai penjabaran konstitusi dari aspek penerapan KUHAP juga memiliki andil dalam memperlancar atau menghambat dalam penerapan ajaran penyertaan, sebagaimana

Hasil penelitian ini menyatakan setiap orang atau rumah tangga yang memiliki kualitas kewirausahaan memiliki kemampuan untuk menciptakan kesempatan kerja, walaupun tidak

Hasil prilaku masyarakat dalam kesiapsiagaan sebelum bencana longsorlahan di Desa Gununglurah termasuk dalam kategori cukup siapsiaga, karena pengetahuan masyarakat

Wanea Manado didapatkan bahwa responden yang memiliki sikapbaik dan penggunaan buku KIA baik ada 60 orang (96,8%) dan yang memiliki sikap baik namun penggunaan buku

Melihat betapa pentingnya seorang pemimpin dan reward dalam kegiatan perusahaan dan hubungannya terhadap bawahannya dalam pencapaian tujuan pegawai, maka dalam

Kekuatan mas}lah}ah dapat dilihat dari segi tujuan sh ara’ dalam menetapkan hukum, yang berkaitan secara langsung atau tidak langsung dengan lima prinsip pokok

Seperti yang dijelaskan pada KUHAP pada Pasal 263 ayat (1) terhadap putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, kecuali putusan bebas atau lepas dari