B A B I
P H S m A m J X A J A B I
A. Later* Belakang Masalah
Era Globalisasi sekarang cenderung merangsang persaingan antar negara dalam berbagai bidang kehidupan yang semakin ketat. Oleh sebab itu, berbagai persiapan yang menyangkut sistem, prosedur dan strategi telah diupayakan sebagai suatu bagian rencana pemerintah dalam menghadapi era globalisasi tersebut. Faktor penting dalam menghadapi era tersebut adalah kepekaan masyarakat untuk dapat memanfaatkan peluang dalam alih teknologi. Faktor sumber daya manusia menjadi salah satu determinan penting dalam persaingan pada masa itu.
Peningkatan sumber daya manusia pada dasarnya telah digariskan dan merupakan salah satu tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada alenia IV yaitu membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Rumusan diatas merupakan suatu tugas yang harus dilaksanakan pemerintah dan rakyat Indonesia, agar bangsa Indonesia dapat sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya. Rumusan mengenai tujuan nasional bangsa Indonesia bidang pendidikan dirancang dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun
Pendidikan merupakan sarana pembinaan sumber daya manusia untuk pengembangan bangsa, sehingga berwujud dikeluarkannya ketentuan mengenai wajib belajar
pendidikan dasar sebagaimana Instruksi Presiden nomor 1
tahun 1994 dan dikeluarkannya pedoman wajib belajar
pendidikan dasar. Butir 8b dan 9a pedoman tersebut menjelaskan bahwa :
Pengelolaan pelaksanaan teknis wajib belajar pada
setiap satuan pendidikan menjadi tanggung jawab
penyelenggara satuan pendidikan yang bersangkutan
(8b). Pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, orang tua dan masyarakat (9a).
Penjelasan ini berimplikasi terhadap tuntutan
manajemen sekolah untuk mampu berupaya mengikutaertakan masyarakat secara efektif., terlaksananya wajib belajar di sekolah dan pendidikan umumnya.
Masyarakat sebagai mitra penyelenggara pendidikan, dalam era globalisasi ini semakin menyadari pula peran pendidikan, dan mereka kelihatannya sudah lebih siap menerima penyesuaian dan upaya keselarasan pelaksanaan pendidikan untuk mencapai tujuannya secara efektif.
anggota masyarakat, warga negara dan anggota ummat
manusia serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Secara rinci dijelaskan tujuan tersebut pada kutipan dibawah ini.
a. Pengembangan kehidupan siswa sebagi pribadi sekurang- kurangnya mencakup upaya untuk :
1. Memperkuat dasar keimanan dan ketaqwaan; 2. Membiasakan untuk berprilaku yang baik;
3. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar; 4. Memelihara kesehatan jasmani;
5. Memberikan kemampuan untuk belajar;
6. Memberikan kepribadian yang mantap dan mandiri. b. Mengembangkan kehidupan peserta didik sebagai
anggota masyarakat sekurang-kurangnya menyangkut upaya untuk :
1. Kesadaran untuk hidup beragama dalam masyarakat; 2. Menumbuhkan rasa tanggungjawab dalam
lingkungan hidup;
3. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan bermasyarakat
c. Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai warganegara sekurang-kurangnya mencakup upaya
untuk:
1. Mengembangkan perhatian dan pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara Republik Indonesia;
2. Menanamkan rasa ikut bertanggungjawab terhadap kemajuan bangsa dan negara;
3. Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk berperan serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
d. Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota ummat manusia mencakup upaya untuk :
1. Meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang
merdeka dan berdaulat;
2. Meningkatkan kesadaran tentang hak azasi
manusia;
3. Memberikan pengertian tentang tentang
keterti-ban dunia;
4. Meningkatkan kesadaran pentingnya persahabatan antar bangsa.
pendidikan di sekolah diharapkan mampu mengantisipasi
kecenderungan tersebut, sehingga memungkinkan terciptanya
kerjasama yang harmonis, serta dapat membina peluang
kerjasama dengan mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki. Dalam kaitan ini kepala sekolah sangat berperan untuk terciptanya harapan diatas, melalui wewenang kepe-mimpinannya yang dapat menciptakan kinerja manajemen
kearah pengembangan tersebut. Peraturan Pemerintah nomor
28 tahun 1990 pasal 12 ayat 1 menegaskan peran kepala
tersebut dibawah ini.
Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelengga-raan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pem-binaan tenaga pendidikan lainnya dan pendayagunaan
serta pemeliharaan sarana dan prasarana.
Tugas kepala sekolah sebagai administrator memiliki dimensi tanggungjawab mutlak pengembangan sekolah melalui pelaksanaan fungsi-fungsi administratif sekolah.
Menurut Hadari Nawawi (1985:16) fungsi adminis
tratif tersebut secara praktek sulit untuk dipisahkan, tetapi secara teoritis dapat digolongkan dalam
bagian-bagian dibawah ini.
1. Administrasi kesiswaan;
2. Administrasi Proses Belajar Mengajar; 3. Administrasi perbekalan sekolah;
4. Administrasi keuangan sekolah;
5. administrasi personil sekolah;
6. administrasi ekstra dan ko-kurikuler; 7. Kepemimpinan kepala eekolah;
8. Supervisi kepala sekolah.
mengenai
pengelolaan sekolah dasar tersebut dalam
ruang
lingkup
administrasi
sekolah
terdiri
dari
komponen
administrasi
kesiswaan, kepegawaian (personil
sekolah),
kesejahteraan guru, program pengajaran/ kurikulum, sarana
dan prasarana, keuangan, tata usaha, hubungan sekolah dan
masyarakat, serta pengelolaan lingkungan sekolah.
Selanjutnya
Keputusan
Menteri
Pendidikan
dan
Kebudayaan Republik Indonesia nomor 0487/U/1992 pasal
28
menggambarkan ruang lingkup administrasi sekolah, dilihat
dari penegasan tanggung jawab kepala sekolah dibawah ini.
Kepala sekolah bertanggungjawab atas,
1. Penyelenggaraan kegiatan pendidikan meliputi :
a. Penyusunan program pengajaran sekolah;
b. Pengaturan
kegiatan
belajar
mengajar
dan
bimbingan penyuluhan;c. Penyusunan rencana anggaran dan pendapatan dan
beIanja sekolah;
d. pendayagunaan buku perpustakaan sekolah.
2. Pembinaan siswa;3. Pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan bagi guru;
4. Pembinaan tenaga pendidikan lainnya;
5. Penyelenggaraan administrasi sekolah;
6. Pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
sekolah;7. Pelaksanaan
hubungan sekolah dengan
lingkungan,
orang tua atau masyarakat;
8. Pelaporan pelaksanaan pendidikan.
Ketentuan
diatas menggambarkan tugas dan
tanggung
jawab kepala sekolah yang kompleks, dan seyogyanya
mampu
melaksanakan
tugas
diatas
dalam
upaya
mengembangkan
manajemen sekolah. Tugas tersebut dapat digolongkan dalam
komponen-komponen administrasi sekolah antara lain :
(a)
kesiswaan; (b) pengajaran atau kurikuler; (c)
keuangan;
(d)
sarana dan prasarana; (e) kepegawaian
sekolah;
dan
Kepala sekolah diharapkan mampu mengembangkan
manajemen sekolah dalam ruang lingkup administrasi tersebut untuk mencapai tujuannya secara produktif,
efektif dan efisien.
Keberhasilan manajemen pengembangan sekolah sebagai tujuan jangka panjang seyogyanya selalu dibina bagi menjamin produktivitas manajemen sekolah. Dalam kaitan ini J. Allan Thomas (1972) menganalisis bahwa produktivi tas sekolah terdiri dari 3 (tiga) fungsi yaitu (a) fungsi administratif atau membina fungsi pelayanan yang memberi kepuasan kepada konsumer (peserta didik, masyarakat, atau stakeholder) ; (b) fungsi psikologis yaitu terbinanya prilaku positif peserta didik yang merupakan hasil pembelajaran di sekolah secara efektif; (c) fungsi ekonomis, yaitu peserta didik memiliki akses untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik dari hasil pendidikan yang diterimanya. Ketiga fungsi tersebut terintegrasi pada aspirasi masyarakat terhadap sekolah.
Keberhasilan manajemen pengembangan yang berwujud pada produktivitas sekolah diatas diwujudkan melalui pengelolaan fungsi perencanaan sekolah, untuk menjamin langkah-langkah kerja yang selalu berorientasi kepada pencapaian tujuan diatas.
Tabel 1-1
FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN
No George R Henry H.Koontz & William H
Terry Fayol C. O'donel Newman
1. Planning Planning Planning Planning 2. Organizing Organizing Organizing Organizing
3. Actuating Commanding Staffing Assembling
r e s o u r c e s 4. Controlling Coordinating Directing Communicat ing
5.
No
Controlling Controlling Controlling
L.Gullick John F Mee Edward.A Harold Koontz
Lit and
Chiefield H.Weichrich
1. Planning Planning Decission
making
Planning 2. Organizing Organizing Programming Organizing 3. Staffing Motivating Directing Staffing 4. Directing Controlling Controlling Leading
5. Coordinating Controlling
6. Reporting
7. Controlling
Berdasarkan gambaran diatas dapat dicermati bahwa
fungsi perencanaan harus terlaksana secara efektif,
bagi terwujudnya pencapaian tujuan sekolah secara efektif
dan efisien.
Dalam kaitan ini Oteng Sutisna (1987:162) menjelas-kan bahwa perencanaan sebagai suatu proses mempersiapkan
seperangkat keputusan berupa langkah langkah penyelesaian suatu masalah atau pelaksanaan suatu pekerjaan yang terarah pada pencapaian suatu tujuan sekolah.
Urgensi perencanaan sekolah berimplikasi kepada
pemberdayaan manajemen sekolah. Perencanaan sekolah
a
yang menguntungkan bagi organisasi. Sebab tanpa fungsi
tersebut administrator sesungguhnya hanya melaksanakan rutinitas-rutinitas kerja, tanpa dapat mengendalikan situasi. Perencanaan berperan mengkoordinasikan
kegiatan-kegiatan organisasi kepada tujuan dan maksud yang
dibatasi serta mengurangi perbuatan yang disfungsional atau untung-untungan. Dengan demikian keberhasilan
manajemem pengembangan sekolah adalah adanya wujud persiapan-persiapan untuk melakukan kegiatan yang akan
dilaksanakan dimasa datang melalui fungsi perencanaan,
sebagaimana dijelaskan oleh Y. Dror dalam M. Berreyessa
1974: 61 menjelaskan dibawah ini.
Educational planning is defined as the process of preparing decission for action in the future in the
field of educational development as the function of the educational planning.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat dipahami
bahwa perencanaan berfungsi sebagai persiapan yang matang untuk melaksanakan kegiatan pelaksanaan, pengendalian,
dan pemanfaatan potensi sumber-sumber yang tersedia baik manusia maupun fasilitas, peluang-peluang lingkungan
mencapai tujuan sekolah yang produktif.
Perencanaan sekolah juga berfungsi sebagai sarana
penyatuan berbagai potensi yang ada termasuk upaya
meli-batkan masyarakat dalam manajemen sekolah. Agar sekolah
dapat lebih aspiratif terhadap nilai-nilai masyarakat.
Input
t
Instrumental
( program + 3 M )
1 I
Proses
Lingkungan
aktivator
Out put
\
B
t
a n
d
a r
d
Evaluasi
Sumber : Sistem dan mekanisme perencanaan tahunan terpadu dan perencanaan mikro pembangunan pendidikan
(Depdikbud 1989:8).
Gambar 1-1
SIKLUS PERENCANAAN BERPOLA INPUT-PROCESS-OUTPUT
Upaya pengembangan sekolah terutama dalam era globalisasi ini ditandai dengan kemampuan mengadakan komunikasi secara efektif dengan p»ihak terkait melalui kreativitas sehingga mampu menciptakan kommitmen kerja, pengawasan, pengendalian dan pembinaan sekolah.
Sehubungan dengan itu strategi manajemen perlu diupayakan melalui kemampuan identifikasi P'osisi manajemen sekolah berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, mengetahui tantangan perkembangan manajemen
BHP (Bidang Hasil Pokok) dalam komponen administrasi
sekolah.
Keberhasilan manajemen sekolah dapat dilihat dari aspek-aspek perkembangan perangkat komponen sistem sekolah dan perangkat kinerjanya dalam ruang lingkup administrasi sekolah. Setiap komponen administrasi sekolah mempunyai Bidang Hasil Pokok (BHP) yang merupakan sasaran-sasaran pokok yang harus dicapai.
Dalam kaitan ini Abin Syamsuddin Makmun (1996:8) menjelaskan perlunya penetapan secara objektif BHP sebagai upaya mengambil langkah-langkah strategis manajemen, sebagaimana dijelaskan dibawah ini.
Pada tingkat unit kerja /sistem pendidikan yang paling sederhana sekalipun, unsur dan variabelnya itu cukup rumit (Complex). Oleh karena itu perlu dilakukan pilihan yang tepat, mana diantaranya yang dipandang paling bernilai strategis untuk
diikut-sertakan kedalam BHP atau KRA.
BHP komponen administrasi sekolah dapat diidentifi-kasi sebagai berikut :
(a) Administrasi kesiswaan yaitu mengoptimalkan keieng-kapan data siswa untuk membantu kelancaran pelaksa naan tugas pendidikan dan pengajaran, bimbingan siswa, dan keaktifan pembinaan siswa dan keterlaksa-naan kegiatan ekstra kurikuler sekolah.
(b) Administrasi pengajaran, adalah terbinanya kegiatan proses belajar mengajar secara efektif, disiplin administratif dan opersional sekolah.
(c) Administrasi kepegawaian (personil sekolah) yakni
di sekolah seperti kelancaran dalam urusan promosi kepangkatan, penggajian, kesejahteraan, dan dukungan
bagi pengembangan profesi.
(d) administrasi keuangan sekolah, yakni terlaksananya tanggung jawab pengelolaan keuangan sekolah secara efektif dan efisien menunjang keberhasilan manajemen
sekolah.
(e) Administrasi sarana dan prasarana sekolah, yakni terlaksananya pemanfaatan, pemeliharaan, dan upaya melengkapinya sesuai dengan kebutuhan dan anggaran
yang tersedia.
(f) Administrasi hubungan sekolah dan masyarakat, adalah mengupayakan terbinanya kerjasama yang harmonis, lancar dengan pihak terkait {stakeholder) seperti orang tua siswa, instansi pemerintah, dunia usaha, dan tokoh masyarakat, serta lembaga pendidikan
lainnya.
Bidang Hasil Pokok tersebut merupakan arah
manajemen sekolah yang harus dijabarkan dalam langkah-langkah kerja sekolah, untuk mencapai keberhasilannya.
Para pelaksana (praktisi) satuan pendidikan di sekolah dasar wilayah ibukota Kabupaten Kepulauan Riau Tanjung Pinang diharapkan mampu menerapkan
langkah-langkah diatas, dalam rangka pengembangan sekolah, aspiratif terhadap kemajuan lingkungan dan tuntutan masyarakat, seiring dengan pesatnya perkembangan daerah
sosial ekonomi masyarakat yang semakin baik, sehingga
tuntutan terhadap pendidikan dan mutu sekolah semakin
besar. Hal ini merupakan isu penting, bahwa sekolah dapat
menyerap aspirasi masyarakat, cenderung memperoleh per
hatian yang lebih baik, dan merupakan akses untuk bekerjasama dalam mengembangkan manajemen sekolah
mengantisipasi tuntutan yang berkembang tersebut. B. Masalah Penelitian.
1. Identifikasi Masalah.
Berdasarkan pembahasan diatas, maka permasalahan yang dipaparkan dalam penelitian ini adalah bagaimana potret manajemen sekolah dasar di wilayah pengembangan segi tiga SIJORI ini. Organisasi sekolah sebagai suatu sistem sudah lebih terbuka dengan kemajuan-kemajuan yang ada. Manajemen sekolah seyogyanya menyelaraskan langkah pengembangannya dalam kondisi yang semakin kompetitif terhadap tuntutan pengembangan sumber daya manusia yang semakin disadari memerlukan pendidikan yang berkualitas. Bagaimana kemampuan manajerial para pelaksana satuan pendidikan di sekolah daerah ini terhadap tantangan situasi demikian ?, dan kreativitas mereka mengupayakan penyesuaian langkah pengelolaan, menjawab tantangan tugas tersebut ?. Pembahasan ini pada pokoknya menjawab sekitar pertanyaan diatas, dan yang menjadi masalah penelitian, yang perlu ditemukan jawabannya, dalam upaya menambah
wawasan pengembangan sekolah bagi peneliti eendiri dan
kiranya dapat memberi masukan pula pada pihak yang
13
2. Rumusan dan Masalah Penelitian.
Sebagaimana
pokok
masalah diatas,
maka
masalah
penelitian dirumuskan menyangkut: (a) bagaimana kemampuan
manajerial administrator sekolah selama ini membina mana
jemen sekolah ? ; (b) apakah perencanaan sekolah telah
terlaksana
secara
efektif
?;
(c)
sejauhmana
tingkat
keberhasilan
manajemen sekolah yang dicapai saat ini
?;
(kelayakan sistem dan kinerja sistem sekolah); (d)
upaya-upaya apa yang telah dilaksanakan administrator sekolah
selama
ini,
dalam mengupayakan
manajemen
pengembangan
sekolah ?; dan (e) bagaimana tindak
lanjut
mengupayakan
manajemen
pengembangan sekolah tersebut
?.
Pertanyaan-pertanyaan ini akan dikembangkan pada kajian atau
pembahasan penelitian dalam tesis ini.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian.
1. Tujuan Penelitian.
Keterarahan
kajian penelitian ini
dicapai
dengan
berpedoman pada rumusan yang dikemukakan diatas. Secara
umum
penelitian
ini
bertujuan
untuk
menemukan:
(a)
gambaran mengenai kondisi manajemen sekolah di daerahpenelitian
ini;
(b)
efektivitas
fungsi
perencanaan
manajemen
sekolah dilaksanakan selama ini;
(c)
tingkat
keberhasilan manajemen pengembangan sekolah yang
dicapai
saat ini; (d) kinerja manajemen sekolah yang dilaksanakan
selama
ini;
dan
(e)
upaya-upaya
pembinaan
manajemen
2. Manfaat Penelitian.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
sebagai
bahan masukan atau sumbangan pemikiran kepada sekolah dan
pihak
yang
terkait
terhadap
aspek-aspek:
(a)
upaya
pemberdayaan
manajemen
sekolah;
(b)
penerapan
fungsi
manajemen
yang
strategis
untuk
pemberdayaannya;
(c)
potret administrator sekolah yang berpotensi dalam
mengembangkan
manajemen
sekolah;
(d)
kinerja
yang
manajemen
yang efektif dan efisien ke arah
pengembangan
sekolah
yang
diharapkan.
(e)
upaya-upaya
pembinaan
manajemen sekolah untuk mengarahkan pengembangannya.
D. Kerangka Penelitian.
Kerangka acuan penelitian merupakan suatu landasan pemikiran yang dipergunakan untuk membahas permasalahan
penelitian.
Landasan pemikiran meliputi beberapa
konsep
bahasan teoritis mengenai masalah penelitian ini.
Kajian ini berbentuk studi kasus kualitatif
des-kriptif
analitik.
Lincoln dan Guba (1985),
Bogdan
dan
Biklen (1989) dan Moleong dalam Manap Sumantri (1993: 93)
mengemukakan bahwa studi tersebut bercirikan :
a. Mempunyai latar ilmiah (natural setting);
b. Manusia
sebagai alat atau instrumen
penelitian,
sehingga memungkinkan adabtabilitas;c. Menggunakan metode kualitatif; d. Analisis data secara induktif;
e. Teori dari dasar (grounded theory) melalui
analisis secara induktif;
f. laporannya bersifat deskriptif;
g. Lebih mementingkan proses dari pada hasil;
h. Adanya "batas" yang ditentukan oleh fokus
penelitian;
i. Adanya kriteria khusus untuk keabsahan data;
j. Desain bersifat sementara;k. Hasil penelitian dirundingkan dan disepakati
15
Sesuai
dengan
pembahasan diatas
bahwa
manajemen
sekolah dilaksanakan dalam setiap komp^onen administrasi
sekolah
mempunyai
sasaran-sasaran
secara
logis
yang
harus
dicapai
sebagai
BHP
(Bidang
Hasil
Pokok)
sebagaimana
yang
diuraikan
diatas,
secara
integral
menunjukkan gambaran produktivitas manajemen sekolah yang
dapat dinilai secara kualitatif. Maka pola penelitian dan kerangka berfikir tersebut digambarkan dibawah ini.KE SIS WAAN PE-NGA JA-RAN SISTEM MANAJERIAL SEKOLAH FUNGSI PERENCANAAN MANAJEMEN SEKOLAH KEUA NGAN SARANA DAN PRA SARANA PELAKSANAAN KE PEGA WAIAN
[image:15.595.61.462.235.597.2]MANAJEMEN SEKOLAH
U
H U M A S KOMPA-RASI RENCANA DENGAN PELAK SANAAN TING KAT KEBER HASI-LAN MANA JEMEN SEKO LAHE
PRODUKTI VITAS SEKOLAH Gambar 1-2Tingkat keberhasilan manajemen merupakan hasil atau
produktivitas manajemen pengembangan sekolah yang dilihat dari kriteria-kriteria pengembangan (1) perangkat sistem sekolah (tujuan, kelayakan kinerja sistem, p«erangkat
masukan, proses, keluaran, dan peran stakeholder);
dan (2) indikator kinerja sistem sekolah (produktivitas, efisiensi, efektivitas, relevansi, akuntabilitas sekolah)
yang digambarkan dibawah ini.
TUJUAN Pihak Yang
berkepen -tingan/ stake holder PERSYARATAN AMBANG (Norma,Standard)
Akuntab i1i tas Internal Efi Produk E f e k t i v i t a s * 3t aspirasi Rele T A P r e s i a s i
MASUKAN * PROSES siensi
KELUARAN DAMPAK tivitas v a n s i
Sumber : Abin Syamsuddin Makmun (Analisis Posisi Pendidi kan 1996:x)
Gambar 1-3
KRITERIA PERANGKAT SISTEM MANAJEMEN DAN INDIKATOR
KINERJA MANAJEMEN SEKOLAH
Produktivitas sekolah dasar dalam pembahasan ini
[image:16.595.52.484.238.615.2]17
program yang menjadi tugas/fungsi BHP (Bidang Hasil
Pokok)
yang menjadi tanggung jawab
sekolah
sebagaimana
dipaparkan pada halaman 10 (sepuluh) dan 11 (sebelas)
diatas. Indikator produktivitas manajemen sekolah
diungkapkan pula dengan mencari parameternya,
ialah angka
rasio jumlah lulusan dengan jumlah satuan waktu studi
{student year)
yang digunakan seluruh peserta didik yang
terdaftar pada suatu kurun waktu yang sama (1991).
E. Hipotesis.
Sebagaimana latar belakang dan masalah yang
dikemukakan diatas, menyangkut pengkajian fungsi
perencanaan sebagai faktor penunjang keberhasilan
manajemen pengembangan di sekolah dasar. Maka hipotesis penelitian ini dirumuskan bahwa " Fungsi perencanaan manajemen sekolah merupakan faktor penunjang keberhasilan manajemen pengembangan sekolah dasar dalam wilayah
B A B I I I
PBDSEDUR E»ENEE*ITIA1SI
Pada bagian ini dikemukakan aspek-aspek penelitian
tntara lain: (A) metodologi penelitian; (B) tahap-tahap :>enelitian; (C) penyusunan laporan penelitian; dan (D)
raliditas penelitian.
i. Hetodologi penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini diarahkan untuk menemukan implementasi
Efungsi perencanaan manajemen sekolah dasar dan implikasinya ;erhadap kinerjja manajemen serta gambaran tingkat
leberhasilan manajemen pengembangan sekolah dasar,
aenganalisis produktivitas pencapaian bidang hasil pokok ;BHP) pada setiap bidang yang dikelola dalam administrasi
sekolah, dengan ukuran atau indikator keberhasilan secara iualitatif. Maka penelitian ini sesungguhnya mendiskripsikan
ian menganalisis data-data yang ditemukan dilapangan nengenai produktivitas tersebut dalam manajemen sekolah.
Penelitian ini diharapkan dapat menemukan suatu
kecenderungan umum yang dapat dijadikan pedoman bagi pengembangan manajemen sekolah, dan dikelompokkan dalam penelitian yang menggunakan metode deskriptif analitik melalui pendekatan menurut pola jenis penelitian studi
kasus. Winarno Surachmad (1982), Best (1991), Donal Ary
(1982), dan Jalaluddin Rachmat (1989) pada intinya
menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dirancang untuk
memperoleh gambaran tentang status gejala pada saat
senelitian dilakukan (expose the facto). Penelitian ini
iiarahkan untuk menetapkan sifat seeuatu pada waktu
penyelidikan dilakukan, untuk melukiskan variabel atau kondisi apa yang ada dalam situasi.
Berdasarkan studi kepustakaan bahwa: (a) penelitian deskriptif menuturkan sesuatu secara eistematis mengenai data atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat, menganalisis (sebab itu metode ini disebut metode analitik) dan menginterpretasikan data yang ada; (b) penelitian deskriptif lebih menekankan pada observasi dan suasana ilmiah (natural setting) ,1b,
mencari teori (hypothesis generating) dan bukan menguji teori (hypothesis testing), verifikatif, oleh sebab itu penelitian deskriptif sangat berguna untuk melahirkan teori-teori tentatif; (c) terdapat beberapa jenis penelitian deskriptif, antara lain studi kasus, survey, studi perkembangan, studi tindak lanjut, analisis dokumenter, analisis tingkah laku, studi waktu dan gerak (time and
motion study), dan studi korelasional.
Winarno Surakhmad (1980;139) Stephen Isaac (1982;46) pada prinsipnya menjelaskan bahwa metode deskriptif tidak hanya sampai pada pengumpulan data saja, tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data tersebut, membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu.
O f
pengembangan sekolah selama ini; (b) perencanaan manajemen
3ekolah dilaksanakan; (c) efektitivitas perencanaan terhadap
pengembangan sekolah; (d) sistem managerial sekolah yang iominan dalam pengembangan sekolah; (e) potensi sekolah yang perlu dimantapkan dalam membina pengembangan manajemen
sekolah; (f) upaya-upaya pembinaan yang perlu dilakukan imtuk perwujudan manajemen pengembangan sekolah yang
diharapkan.
Sanafiah Faisal (1980: 45) menjelaskan bahwa siklus
dalam proses penyimpulan data menurut metode penelitian deskriptif analitik melalui tiga tahapan :(a) eksplorasi yang meluas dan menyeluruh dan biasanya bergerak pada tingkat permukaan; (b) eksplorasi secara terfokus atau terseleksi guna mencapai tingkat kedalaman dan keterincian
masalah tertentu; dan (c) mengkomfirmasikan hasil atau
temuan penelitian. Ketiga langkah tersebut akan ditempuh dan
dikembangkan dalam penelitian ini. 2. Objek dan Subjek Penelitian
Objek penelitian ini menyangkut aspek-aspek
pengelo-laan dan perencanaan manajemen sekolah pada tiga sekolah dasar di Tanjung Pinang Kabupaten Kepulauan Riau yaitu (a) Sekolah dasar negeri 009 Desa Dompak Tanjung Pinang Timur;
(b) Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Tanjung Pinang Timur; dan (c) Sekolah dasar swasta Bintan Tanjung Pinang Kota.
Objek penelitian yang menyangkut aspek pembahasan
sistem sekolah dan kinerja sistem sekolah terdiri dari (a)
personil sekolah antara lain guru, kepala sekolah, dan
;elompok, termasuk organisasi/lembaga terkait atau berwenang
li daerah penelitian.
Subjek
penelitian
dalam
hal
ini
mengacu
kepada
>opulasi,
sampel,
dan sumber data. Sedangkan
subjek
yang
menyangkut
pelaku penelitian adalah peneliti
sendiri
yang
Langsung turun ke objek penelitian.
3. Populasi dan Sampel
Populasi
menurut Sudjana (1982:5) adalah
keseluruhan
lilai
yang
mungkin
diperhitungkan
atau
diukur
secara
tuantitatif atau kualitatif dari karakteristik tertentu
aengenai objek yang lengkap untuk dipelajari sifat-sifatnya.
3ada bahasan lain Sudjana (1995:4) pada pokoknya menjelaskan
>ahwa
sebagian
dari
populasi,
baik
anggotanya
maupun
tarakteristik
yang
ingin di
pelajari
tersebut
dinamakan
sampel atau contoh.
Moleong (1990:90) menjelaskan bahwa sampel yaitu orang
fang
dimanfaatkan
untuk
memberikan
informasi
mengenai
3ituasi
dan
kondisi
latar
penelitian.
Sampel
dalam
penelitian
ini
merupakan
sampel
bertujuan
(purpossive
sampling).
Menurut Moleong (1990:96) adalah: (a)
rancangan
3ampel ini muncul atau sampel tidak dapat ditemukan atauiitarik lebih dahulu; (b) penentuan sampel secara berurutan;
:c)
penyesuaian
berkelanjutan dari sampel;
(d)
pemilihan
>erakhir
jika
sudah
terjadi
pengulangan,
dan
penentuan
3ampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik
bola
salju
itau
snow ball sampling
. Dengan teknik
ini
memungkinkan
by
mengenai aspek-aspek perencanaan manajemen di sekolah
dasar
pada penelitian ini.
4. Macam dan Sumber Data
Macam dan sumber data dikategorikan sebagai : (a) data
primer,
merupakan data yang diperoleh langsung dari
sumber
pertama
dari
responden yang dipilih
sebagai
nara
sumber
antara
lain
kepala
sekolah,
guru-guru
yang
pada
objek
penelitian
ini
dan pihak-pihak
terkait
yang
berhubungan
dengan
informasi
yang
diperlukan
terhadap
aspek-aspek
penelitian
yang dibahas; (b) data skunder,
merupakan
data
yang
diperoleh
dari
pihak
lain
yang
layak
memberikan
informasi
dan
mempunyai hubungan
tidak
langsung
sebagai
konfirmasi
dari
sumber data
primer
mengenai
aspek-aspek
penelitian yang diteliti.
Moleong (1993:112) menjelaskan pula bahwa
macam
data
yang
diperoleh
berupa
kata-kata,
tindakan,
sumber
data
tulisan, foto, dan statistik.
Pada prinsipnya data tersebut
merupakan
segala sesuatu yang dapat dilihat
sebagai
suatu
sumber informasi yang dapat dianalisa dan
diinterpretasikan
dari aspek-aspek yang dibahas dalam penelitian ini.
5.Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian yang
bersifat
deskriptif
analitik lebih menitik beratkan
pada
perekaman
situasi
yang
terjadi dalam konteks masalah
yang
dibahas.
Dengan
demikian
pada
penelitian
ini
alat
utama
bagi
pengumpulan
data yang diperlukan adalah melalui
observasi,
danya
suatu
langkah
evaluatif etas
keadaan
yang
nyeta
erjadi.
Dapat dipahami bahwa metode tersebut
memungkinkan
>ula
peneliti
memberikan
masukan-masukan
yang
dipandang
erguna,
bermanfaat, dari aspek yang dikaji
atau
terhadap
lasalah-masalah
yang
ada
dilapangan,
sehingga
akan
lemberikan
suatu
analisa
yang
lebih
mendalam
terhadap
:ondisi yang terjadi.
L Tahap-Tahap Penelitian.
Menurut
Bogdan
(Moleong
1993:85)
pelaksanaan
sesuatu penelitian terdiri dari tiga tahapan yaitu :(1)pra-lapangan; (2) kegiatan lapangan; (3) analisis
intensif.
Kirk dan Miller (Moleong 1993:85) mengemukakan
penelitian kualitatif memiliki empat tahapan antara lain:(1) Invensi; (2) kegiatan lapangan; (3) penafsiran; dan
(4)
eksplanasi.
Kemudian Nasution (1992:
85)
membagi
langkah penelitian kualitatif terdiri dari tiga
tahapan:
(1)
tahap
orientasi;
(2) tahap
eksplorasi;
(3)
tahap
memberchek.
Berdasarkan prosedur tahap penelitian diatas, dalam
penelitian
ini ditempuh prosedur penelitian
berupa
(1)
langkah persiapan penelitian; (2) pelaksanaan penelitian;
dan (3) pengolahan dan analisis data hasil penelitian.Secara rinci diuraikan langkah-langkah tersebut. 1. Persiapan Penelitian
Kegiatan
pada langkah ini adalah :
(a)
pemilihan
topik dan permasalahan yang akan diteliti; (b) melakukan penjajakan lokasi dan objek penelitian guna memperoleh
t>J.
terhadap masalah yang diteliti; (c) melakukan pendalaman materi bacaan berhubungan dengan masalah penelitian; (d) menyusun desain penelitian dan kisi-kisi angket pengumpulan data dan pedoman wawancara; (e) mengajukan permohonan untuk melakukan penelitian.
2. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 (tiga) tahap yaitu tahap tahap orientasi, eksplorasi, dan membevchek.
Tahap orientasi terdiri dari langkah-langkah: (a) menjajaki dan menilai kondisi lapangan, setelah peneliti membaca terlebih dahulu tentang situasi dan kondisi lapangan yang berhubungan dengan permasalahan penelitian; (b) memilih dan menggunakan informan yaitu memanfaatkan orang-orang yang layak dipilih dan dipercaya memberikan informasi mengenai masalah penelitian selain kepala sekolah, guru, murid, masyarakat lingkungan sekolah baik individu, kelompok, dan instansi terkait dalam wilayah penelitian; (c) menyiapkan perlengkapan penelitian yaitu jauh sebelumnya dipersiapkan seperti pedoman wawancara, observasi kamera/foto, alat rekaman
atau tape re-corder\ (d) melakukan adaptasi atau
penyesuaian dengan situasi lapangan, dan peneliti menjadi bagian dari organisasi untuk memperoleh gambaran situasi
sebenarnya.
£>Ui
sebenarnya dengan sikap yang selektif, menjauhi keadaan
yang
akan mempengaruhi data, dan mencari informasi
yang
relevan,
dan selalu berpedoman pada masalah
penelitian;
(b) memasuki lapangan dengan menjaga hubungan keakrabanpihak
informan
dan senantiasa menyadari
tugas
sebagai
peneliti pada objek penelitian; (c) mengumpulkan data
sesuai dengan masalah penelitian dengan teknik
pengumpu
lan data sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya.
Tahap memberchek meliputi kegiatan : (a) melakukan
konfirmasi
terhadap data yang diperoleh dengan
mengecek
kebenaran data bersama pihak informan dengan memberikantanggapan-tanggapan terhadap data yang merupakan re-chek
kebenaran
data;
(b) melakukan
kegiatan
yang
sifatnya
triangulasi yakni menuntaskan kebenaran data meminta
tanggapan mengenai data yang diperoleh dengan pihak ketiga yang relevan dan diyakini dapat memberikan informasi mengenai permasalahan penelitian; (c)
menyaji-kan data dan mempresentasimenyaji-kan pada dosen pembina.
Penelitian ini meliputi langkah-langkah: (a) menen-tukan sekolah yang akan diteliti yaitu pada 3 (tiga) sekolah di kota Tanjung Pinang yang memiliki karakterisitik masalah penelitian atau sebagaimana maksud dari bahasan, kajian tesis ini; (b) mengumpulkan data secara intensif dengan menggunakan teknik pengumpulan data dikemukakan terdahulu; (c) selama penelitian berlangsung dilaksanakan juga analisis data dan dimasukkan dalam catatan lapangan, dan setiap data yang
kembali pada sumber data yang lain dan meainta komentar
mengenai
hal yang sama untuk terjaminnya
akurasi
data,
dan
melakukan
memberchek
yaitu mengkonfirmasikan
dengan
sumbernya;(d) mendeskripsikan dan menganalisis data lapa
ngan secara substantif dengan merujuk kepada hasil studi
kepustakaan dan mempelajari laporan-laporan lapangan.
3. Pengolahan dan Analisis Data Hasil Penelitian
Miles dan Huberman (1984:21) menjelaskan bahwa
pengolahan
dan analisis data dilaksanakan semenjak
awal
hingga
selesai
penulisan
laporan
penelitian,
melalui
tahap
reduksi,
display
data, dan
penarikan
kesimpulan.
Bogdan
dan
Biklen (1982 :
154-169)
memieahkan
proses
analisis
data
atas analisis
selama
dilapangan
dengan
analisis
setelah
data terkumpul dan
kegiatan
lapangan
telah cukup memadai. Pola analisisnya menggunakan pedoman
dibawah ini.
a. Pertama,
analisis pada saat pengumpulan
data,
yaitu
selama pengumpulan data peneliti merekam dan membuat catatan lapangan, melakukan memberchek dengan subjek
penelitian yang bersangkutan, mengadakan audit trail
(uji kecocokan data), melakukan triangulasi untuk
mendapatkan keabsahan data. Analisis data dilakukan
secara induktif dan secara terus menerus dan
berproses. Proses disini maknanya bahwa analisa data sudah dilakukan semenjak pengumpulan data dan
dilaksanakan secara lebih intensif lagi sesudah
dengan
prosedur yang dikemukakan Nasution
(1988*129-130)
antara
lain
: (1)
reduksi
data
melakukan
pengecekan
kembali
seluruh
catatan
lapangan
yang
diperoleh
dari hasil observasi, wawancara, dan
studi
dokumentasi, guna menemukan hal-hal yang pokok
sesuai
dengan
masalah
penelitian; (2)
display
data
yaitu
merangkum
hal-hal
yang pokok dari
kegiatan
reduksi
data.
Rangkuman
tersebut
kemudian
disusun
secara
sistematis
sehingga diperoleh informasi secara
jelas
mengenai
hasil penelitian ini; (3) verifikasi
yaitu
pemantapan kesimpulan yang diperoleh dari
display
dan
reduksi
data
yang
dilakukan
selain
melakukan
memberchek,
melakukan triangulasi
sebagaimana
telah
dijelaskan
terdahulu, sehingga
diperoleh
kesimpulan
data yang valid dan mendasar
(grounded).
b. itedua,
Analisis
setelah
data
terkumpul,
yaitu
mereduksi
data
dengan mencatat,
menggolongkan,
dan
mengklasifikasi
hal-hal
yang
relevan
dengan
fokue
penelitian
serta menghubungkan data antara yang
satu
dengan
yang lainnya, sehingga data
diperoleh
secara
jelas
menjadi satu kesatuan yang utuh. Data
tersebut
dapat dianalisis secara mendalam, sehingga berdasarkan
data
tersebut
dapat
ditarik
suatu
kesimpulan,
dirumuskan
implikasinya,
serta
secara
logis
dapat
diberikan rekomendasi penelitian.
Pelaksanaan
kegiatan
diatas
dirangkaikan
dengan
o o
a. Pertama, data yang telah diproleh dikonfirmasikan pada
pembimbing. Data lapangan yang dimaksud diperoleh dari
hasil wawancara, observasi rekaman fakta dan lainnya.
b. £e_dua.,
melakukan perbandingan,
menghubungkan,
meng-interpretasikan kriteria produktivitas, kajian
teori-tik dan hasil pengolahan data sehingga dapat diperoleh
suatu
kesimpulan
penelitian melalui
penilaian
dari
gambaran instrumen pengolahan data pada lampiran 2
C. Penyusunan Laporan Penelitian.
Kegiatan
akhir penelitian adalah menyusun
laporan
penelitian
dari
keseluruhan
hasil
kegiatan
yang
dilaksanakan.
Kegiatan ini merupakan langkah
penyusunan
tesis. Kemudian penelitian ini diajukan kepada forum
tim
bimbingan bersama program pascasarjana IKIP Bandung untuk
dipertanggung
jawabkan secara ilmiah, dan untuk
dinilai
kelayakannya sebagai suatu suatu tesis.D. Validitas Penelitian.
S.
Nasution
(1992:105)
menjelaskan
mengenai
validitas penelitian antara lain dengan menyatakan :
Keabsahan data merupakan konsep penting dari
konsep
kesahihan (validitas) dan keandalan
(realiabilitas)
menurut versi " positivisme". Validitas membuktikanbahwa
apa yang diamati oleh peneliti sesuai
dengan
apa yang sesungguhnya ada dan terjadi dalam duniakenyataan,
dan
apakah
penjelasan
yang
diberikan
tentang
dunia
nyata
memang
sesuai
dengan
yang
sebenarnya ada atau terjadi.
Penelitian
ilmiah membedakan dua
macam
validitas
yaitu:
(a)
Validitas
internal
berhubungan
dengan
kesesuaian konsep peneliti dengan konsep dari
responden;
(b) Validitas eksternal mengenai generalisasi dan untuk kecocokan (fittingnes) dari instrumen kegiatan penelitian
diaplikasikan peneliti lain dalam situasi atau konteks
yang dihadapi, adakalanya mengadakan adaptasi seperlunya.
Nilai
transfer tergantung pada si
pemakai,
menggunakan
hasil penelitian dalam konteks dan situasi tertentu.
S. Nasution (1992; 149-151) mengungkapkan bahwa validitas menilai proses dan produk dengan
kriteria-kriteria
antara
lain
kredibilitas,
transferabilitas,
dependabilitas, dan konfirmabilitas, secara aktual usaha memenuhi kriteria tersebut dijelaskan dalam uraian
dibawah ini.
Untuk memenuhi kredibilitas dalam penelitian ini
dilakukan upaya antara lain :
a.
Pertama,
menyediakan waktu yang cukup untuk
mengenai
baik responden maupun keadaan lapangan, sehinggamen-dapatkan kesempatan yang sebaik-baiknya dalam mengumpulkan dan men-chek semua data yang diperlukan. b. Kedua, mempelajari fokus penelitian secara mendalam
melalui observasi secara penuh dan terus menerus.
c. Ketiga, melakukan triangulasi melalui pengecekan
kebenaran data pada sumber dan metode yang berbeda.
d. Keempat, mendiskusikan hasil penelitian dengan pihak
yang relevan seperti teman sejawat, dan lainnya yang mengetahui ihwal penelitian ini (peer debriefing).
e. Kelima, melakukan komparasi penelitian ini dengan
f. Keenam, meminta penilaian responden terhadap kebenaran
data, tafsiran, dan kesimpulan atau melakukan memberchek.
Upaya mencapai transferabilitas penelitian ini
tergantung dari pengguna yang memanfaatkan pada suatu
situasi
tertentu
dalam mengupayakan
untuk
kemungkinan
dapat
diaplikasikan pada situasi dan kondisi yang
lain.
Oleh
sebab
itu dilakukan deskripsi
data
yang
disusun
secara rinci dan jelas.
Pencapaian dependabilitas diupayakan agar pengumpu
lan
data, pembentukan dan penggunaan
konsep,
pembuatan
penafsiran
serta
kesimpulan
penelitian
dijaga
supaya
tetap konsisten.
Pencapaian konfirmabilitas dilakukan melalui audit trail dalam mengupayakan agar hasil penelitian sesuai dengan data dan merupakan satu kesatuan. Kegiatan audit
t r a i l antara lain :
a. Pertama>
merekam dan mencatat data mentah
selengkap
mungkin untuk digunakan sebagai bahan analisis
selanjutnya.
b. jjedxta,
menganalisis
data
dengan
menyeleksi,
merangkum, kemudian menyusun kembali, dan melakukan pembahasan dengan arahan pembimbing.
c. Ketiga, menarik kesimpulan berdasarkan analisis data. d. Keempat, melaporkan keseluruhan proses dan hasil