• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN HUMAS DALAM MEMBANGUN CITRA SEKOLAH BERBUDAYA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PALEMBANG (Studi kasus terhadap peran humas dalam membangun citra di MAN 1 Palembang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERAN HUMAS DALAM MEMBANGUN CITRA SEKOLAH BERBUDAYA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PALEMBANG (Studi kasus terhadap peran humas dalam membangun citra di MAN 1 Palembang)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BERBUDAYA DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PALEMBANG

(Studi kasus terhadap peran humas dalam membangun

citra di MAN 1

Palembang)

Oleh

Saipul Annur, Ulia Audina., Universitas Islam Negeri Raden fatah Palembang

e-mail :uliyaaudina06@gmail.com

Abstract: Th e Role of Public Relations in Building the Image of Cultured Schools in Palembang 1 Aliyah Madrasah (Case Study of the Role of Public Relations in Building an Image in MAN 1 Palembang). Th is study aims to fi nd out and describe the role of public relations in building the image of cultured schools in Madrasah. Th e method used in this research is a qualitative description method to fi nd out the role of Public Relations in building a school’s image. Data collection techniques using observation, interview and documentation techniques used to collect data about the role of public relations and others. Th e role of public relations in building the image of civilized schools in Madrasas has carried out its role and function in the category quite well. Th is is illustrated by the contribution of the Vice Chairman of Public Relations and public relations staff in the formulation of plans and the implementation of the PR program, the role of Public Relations in building the image of a civilized school in Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang, namely the high support from the Madrasah leadership, good communication between members of the Public Relations so that share information about news in the Madrasah and outside Madrasa. Th e inhibiting factor of the role of Public Relations in building the image of a cultured school is that the socialization has not been maximized and the limited time that the Public Relations has due to its dual role, besides being a PR also being a subject teacher.

Keywords: Role of Public Relations, Image of Cultured Schools

Abstrak: Peran Humas Dalam Membangun Citra Sekolah Berbudaya Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang (Studi Kasus Terhadap Peran Humas Dalam Membangun Citra Di MAN 1 Palembang). Penelitian ini bertujuan untuk men-getahui dan mendeskripsikan tentang peran humas dalam membangun citra sekolah berbudaya di Madrasah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskripsi kualitatif untuk mengetahui peran Humas dalam mem-bangun citra sekolah. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi yang digunakan untuk menghimpun data tentang keadaan peran humas dan lain-lain. Peran humas dalam membangun ci-tra sekolah berbudaya di Madrasah sudah menjalankan peran dan fungsinya dalam katagori cukup baik. Hal tersebut digambarkan dengan kontribusi Waka Humas maupun staf kehumasan dalam perumusan rencana serta pelaksanaan program Humas, peran Humas dalam membangun citra sekolah berbudaya di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang yaitu adanya dukungan yang tinggi dari pihak pimpinan Madrasah, adanya komunikasi yang baik antar anggota Hu-mas sehingga dapat berbagi inforHu-masi mengenai berita-berita yang ada di Madrasah maupun di luar Madrasah. Fak-tor penghambat peran Humas dalam membangun citra sekolah berbudaya adalah belum maksimalnya sosialisasi dan terbatasnya waktu yang dimiliki pihak Humas karena berperan ganda, selain sebagai Humas juga menjadi guru mata pelajaran.

Kata Kunci: Peran Humas, Citra Sekolah Berbudaya

(2)

Pendahuluan

Pendidikan merupakan fondasi yang sangat penting bagi keunggulan suatu bangsa.Melalui pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan serta diperoleh untuk menghadapi berbagai tantangan dan per-saingan yang semakin ketat di tengah perkem-bangan zaman.Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut masyarakat agar dapat mengimbangi kemajuan tersebut.Salah satu upa-ya untuk meningkatkan kualitas sumber daupa-ya ma-nusia bisa di tempuh melalui sektor pendidikan. (Piet Sahertian 1994)

Lembaga pendidikan merupakan agen pe-rubahan dan tempat untuk menyalurkan ilmu bagi genesi penerus. Masyarakat akan memilih dengan selektif lembaga pendidikan sesuai den-gan harapannya. Untuk itu maka lembaga pendi-dikan berusaha menciptakan citra yang baik un-tuk masyarakat.

Hubungan masyarakat (humas) berperan penting dalam proses penyelenggaraan pendi-dikan. Dalam hal ini Humas berfungsi dalam mendukung hubungan baik kepada Masyarakat sehingga dengan adanya hubungan yang harmo-nis tersebut dapat membantu untuk memperoleh dukungan publik. Untuk itu dibutuhkan peran Humas untuk menjembatan antara sekolah den-gan masyarakat.

Menurut Harsono dalam buku Rachmadi “Public Relation”.Humas (public relation) secara umum diartikan sebagai semua kegiatan yang dilakukan oleh suatu lembaga atau organisasi, dan badan usaha melalui para petugass public relation untuk merumuskan organisasi atau sk-truktur dan komunikasi guna menciptakan saling pengertian yang lebih baik antara lembaga den-gan khalayaknya (orang-orang yang harus selalu dihubunginya). (Rahmadi 1992)

Tujuan Humas itu sendiri adalah untuk

me-mastikan bahwa niat baik dan kiprah organisasi yang bersangkutan senantiasa dimengerti pihak-pihak lain yang berkepentingan (atau, lazim dis-enut sebagai “Khalayak” atau publiknya. (Linggar Annoro, 2002)

Humas dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang tujuan serta sasaran yang ingin direalisasikan madrasah, meningkatkan pemahaman madrasah tentang keadaan serta aspirasi masyarakat tersebut terhadap madrasah, meningkatka usaha orang tua siswa dan guru-gu-ru dalam memenuhi kebutuhan anak didik serta meningkatkan kuantitas bantuan orang tuasiswa dalam kegiatan pendidikan madrasah, mening-katka kesadaran masyarakat tentang pentingnya peran sertamereka dalam memajukan pendidi-kan di madrasah dalam era pembangunan, ter-peliharanya kepercayaan masyarakat terhadap madrasah serta apa yang dilakukan oleh sekolah, bertanggungjawaban madrasah atas harapan yang bebankan masyarakat kepada madrasah, dukungan serta bantuan dari masyarakat dalam memperoleh sumber-sumber yang diperlukan untuk meneruskan dan meningkatkan program madrasah.

Pentingnya Humas memang harus disadari ti-dak hanya pimpinan organisasi atau yang menan-gani saja, akan tetapi harus disadari oleh semua unit yang ada di organisasi/lembaga itu sendiri.

Secara garis besar citra adalah seperangkat keyakinan, ide, dan kesan seseorang terhadap suatu objek tertentu. Sikaap dan tindakan ses-eorang terhadap suatu objek akan ditentukan oleh citra objek tersebut yang menampilkan kondisi terbaiknya. (rosady Ruslan, 2008)

Citra dibutuhkan lembaga agar masyarakat memberikan apresiasi sekaligus merupakan rep-utasi dan prestasi yang hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat.Oleh karena itu Citra lem-baga penting dan harus dijaga agar tentap baik di

(3)

mata publik baik internal maupun eksternal. Citra harus dikelolah dengan baik melalui hubungan yang harmonis dengan khalayak atau public, mengingat citra lembaga merupakan cerminan indentitas lembagaP tersebut. Citra lembaga pendidikan terbentuk berdasarkan ber-bagai komponen antara lain reputasi akademis atau mutu akademis dapat dilakukan dengan cara meningkatkan kinerja profesionalitas kepada ma-drasah, guru serta staf yang terkait di mama-drasah, memiliki jaringan organisasi yang baik

Untuk guru dan orang tua murid, serta kuri-kulum yang jelas agar tercipta lulusaan yang baik pula. Agar masyarakat mengetahui baik buruknya lembaga tersebut maka dibutuhkan peran humas sebagai corong dari lembanga tersebut.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaku-kan oleh peneliti, diproleh data bahwa di MAN 1 Palembang menpunyai fungsi bagian humas meskipun belum berfungsi secara optimal.Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, dian-taranya pengurus humas yang mempunyai fungsi ganda seperti merangkap sebagai guru mata pe-lajaran dan kurikulum, sehingga dalam melak-sanakan peran humas menjadi tidak optimal.

Untuk itu peran Humas dirasa cukup pent-ing untuk dijadikan media dalam membangun citra positif Madrasah Aliyah Negeri 1 Palem-bang, selain itu peran humas juga menjadi me-dia sosialisasi madrasah kepada masyarakat serta diharapka memberikan dukungan terha-dap berbagai kegiatan yang dilaksanakan ma-drasah.

Dengan adanya permasalahan tersebut MAN 1 Palembang harus berusaha lebih keras lagi untuk meningkatkan citra sekolah. Untuk itu fungsi hubungan masyarakat (Humas) dira-sa dira-sangat penting untuk dijadikan media dalam membangun citra MAN 1 Palembang, selain fungsi hubungan masyarakat (humas) juga

menjadi media sosialisasi sekolah kepada ma-syarakat serta menambah pengetahuan publik mengenai MAN 1 Palembang. setelah mengenal MAN 1 Palembang, diharapkan dapat tercipta opini publik yang positif terhadap sekolah, me-nambah keharmonisan antara sekolah dengan masyarakat dan mendorong untuk memberikan dukungan terhadap berbagai kegiatan yang di-laksanakan sekolah.

Dari latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peran Humas Dalam Menbangun Citra Sekolah-Berbudaya di MAN 1 Palembang”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana peran Humas dalam membangun citra sekolah berbudaya di MAN 1 Palem-bang?

2. Apa faktor-faktor penghambat dan pendu-kungHumas dalam membangun citra sekolah berbudaya di MAN 1 Palembang?

Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:

Secara Teoritis

Hasil penelitiaan diharapkan dapat dijadikan objek kajian ilmiah lebih langjut, sehingga pada ahirnya nanti hasilnya dapat dijadikan sebagai acuan dalam peran humas dalam membangun citra Madrasah.

Secara Praktis

Hasil penelitiasn ini diharapkan juga dapar dijadikan salah satu sumbangan pemikiran bagi peningkatan mutu sekolah dan penentuan kebi-jakan yang berkaitan dengan peran humas dalam membangun citra Madrasah.

(4)

Kerangka Teori

Pengerian Hubungan Masyarakat(Humas)

Menurut Frank Jefkins dalam buku Morissan Humas adalah sesuatu yang merankum keseluru-han komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tu-juan-tujuan spesifik yang berlandasan pada sal-ing pengertian. (Morissan, 2014)

Menurutnya Humas pada intinya senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemaha-man melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak yakni perubahan yang positif.

Tujuan dan Peran Humas

Berbicara mengenai peran hubungan ma-syarakat, sangat erat hubunganya dengan fungsi Humas.

Menurut F. Rachmadi (1992: 21)“fungsi uta-ma public relartion adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lemban-ga/organisasi dengan publiknya, intern maupun ekstern, dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini public)yang menguntungkanlembaga/organisa-si.”

Menurut Maria, fungsi public relation yaitu se-bagai beriku: (Kadar Nurjman, 2012)

Kegiatan yang memperoleh itikad baik, keper-cayaan, saling pengertian dan citra yang baik dari public atau masyarakat pada umumnya.

Memiliki sasaran untuk menciptakan opini public yang bisa diterima dalam menguntungkan semua pihak.

Unsur penting dalam manajemen guna men-capai tujuan yang spesifik, sesuai harapan public, tetapi merupakan kekhasan organisasi atau peru-sahaan. Organisasi memiliki warna, budaya, citra,

suasana yang kondusif dan menyenangkan, kin-erja meningkat, dan produktivitas yang bisa dica-pai secara optimal.

Usaha menciptakan hubungan yang harmo-nis antara orgaharmo-nisasi atau perusahaan dengan publiknya, sekaligus menciptakan opini public sebagai efeknya, yang sangat berguna sebagai in-put bagi organisasi yang bersangkutan.

Tujuan utama public relation adalah mem-pengaruhi pelaku orang secara individu ataupun kelompok saat saling berhubungan, melalui dia-log dengan semua golongan, persepsi, sikap dan opininya terhadapsuatu kesuksesan sebuah or-ganisasi.

Menurut Rosady ruslan, tujuan public reletion adalah sebagai berikut: (Kadar Nurjannah dan Khaerul Umam, 2012)

Menumbuhkan citra organisasi yang penger-tian antara publik eksternal atau masyarakat.

Mendorong tercapainya saling pengertian at-ara publik sasat-aran dengan perusahaan.

Mengemban gkan sinergi fungsi pemasaran dengan public reletion.

Efektif dalam membagun pengenalan organ-isasi dan pengetahuan tentang organorgan-isasi.

Mendukung bauran pemasaran.

Tugas Public Relation (Humas)

Adapun tugas Public Relation atau Humas sehari-hari adalah: (Rosady Ruslan, 2008)

Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian informasi/pesan secara lisan, tertulis atau melalui gambar (visual) kepada publik/masyarakat, sehingga publik/masyarakat mempunyai pengertian yang benar tentang hal-hal atau segenap tujuan yang ada disekolah serta kegiatan yang akan dilakukan.

Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat masyarakat.

(5)

reak-si publik terhadap kebijakan lembaga/sekolah maupun segala macam pendapat (public accep-tance dan non accepaccep-tance)

Menyelanggarakan hubungan yang baik den-gan masyarakat dan media massa untuk mem-peroleh public favour, public opinion, dan pe-rubahan sikap.

Menurut Permendiknas No. 24 Tahun 2008 tentang standar Tenaga Administrasi Sekolah/ Mdrasah, Tugas Pelaksanaan Administrasi Hubungan Sekolah dan Masyarkat yaitu:

Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua

Memelihara hubungan baik dan memfasilitasi kelancaran kegiatan dengan komite sekolah Membantu merencanakan program keterli-batan stakeholders.

Membina kerjasama dengan pemerintah dan lembaga-lembaga masyarakat.

Mempromosikan sekolah/madrasah.

Mengkoordinasikan penelusuran lulusan (alumni).

Melayani tamu sekolah/madrasah.

Membuat layanan system informasi dan pel-aporan hubungan sekolah dengan masyara-kat.

Memanfaatkan TIK untuk mengadministra-sikan hubungan sekolah dengan masyarakat. Memberi pengertian kepada masyarakat ten-tang fungsi sekolah malalui bermacam-macam teknik komunikasi (majalah, surat kabar dan mendatangkan sumber).

Citra Madrasah Pengertian citra

Citra merupakan suatu yang asbrak dan tidak dapat diukur matematis tetapi dapat dirasakan dari hasil nilai yang positif dan negatif dating dari khalayak sasaran (publik) dan masyarakat luas. Penilaian masyarakatdapat berhubungan dengan

rasa hormat, kesan yang baik menguntungkan terhadap citra suatu lembaga atau suatu produk barang dan jasa pelayanannya yang diwakili oleh humas.(Rosady Ruslan, 2010)

Citra (image) yaitu suatu gambaran yang ada di dalam benak seseorang sehingga citra dapat merubah menjadi buruk atau negatif, apabila kemudian ternyata tidak didukung oleh kemam-puan atau keadaan yang sebenarnya.Maka dalam kaitanya dengan tugas dan fungsi humas sebagai wakil dari lembaga yang mengkomunikasikan informasi kepada publik dituntut untuk mampu menjadikan masyarakat mamahami suatu pesan, demi menjaga reputasi atau citra lembaganya.

Dari dua pendapat diatas pada dasarnya ci-tra mempunyai pengertian yang sama yaitu suatu pandangan seseoarang terhadap sebuah objek mislanya organiganisasi atau lembaga.

Proses Pembentukan Citra

Menurut Soleh Sumirat dan Elvinaro Ardianto terdapat empat komponen pembentukan citra: (Soleh Soemirat dan Elvinaro, 2008)

Persepsi, diartikan sebagai hasil pengamatan unsure lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan dengan kata lain. Individu akan memberikan makna terhadap rangsang ber-dasarkan pengalamannyamengenai rangsang. Kemampuan mempersepsi inilah yang dapat me-langjutkan proses pembentukan citra. Persepsi atau pandangan individu atau positif apabila informasi yang diberikan oleh rangsang dapat memenuhi kognisi individu.

Kongnisi, yaitu suatu keyakinan diri dari indi-vidu terhadap stimulus keyakinan ini akan timbul apabila individu harus diberikan informasi-infor-masi yang cukup dapat mempengaruhi perkem-bangan kongnisinya.

Motivasi yang ada akan menggerakan respon sepertiyang diinginkan oleh pemberi rangsang.

(6)

Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna men-capai tujuan.

Sikap adalah kecenderungan bertindak, ber-persepsi, berpikir dan merasa dalam menghadapi obyek, ide, situasi atau nilai. Sikap buka prilaku tetapi merupakan kecederungan untuk prilaku dengan cara-cara tertentu.

sikap mempunyai daya pendorong atau mo-tivasi sikap menentukan apakah orang harus pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan, sikap mengandung aspek evaluative artinya mengand-ung nilai menyenangkan atau tidak menyenang-kan, sikap juga diperhitungkan atau diubah.

Dari pendapat diatas dapat diketahui bahwa proses pembentukan citra menunjukan bagaima-na stimulus (rangsang) yang berasal dari luar, dio-rganisasikan dan memepengaruhi respon. Empat komponen tersebut dapat diartikan sebagai citra individu terhadap rangsang. Proses pembentu-kan citra pada ahirnya apembentu-kan menghasilpembentu-kan sikap, pendapat, tanggapan, atau prilaku tertentu.

Budaya Sekolah

Deal & Peterson (Ariefa Efianingrum, 2013: 22) mendefinisikan kultur sekolah:

“School culture is the set of norms, volues and belifs,rituals and ceremonies, symbols and stories that make up the persona of the school. These unwritten expectation build up over-timeas teacher, administrators parents, and students word together, solve problems, deal with challenges and, at times, cope with failure. For examples, every school has set of expecta-tions about what can be disussed at staffvmeet-ing, what constitutes good teaching techniques, how willing the staff is to change, and the im-portance of staff development. Scholl culture is

also the way they think their schls ang deal with the culture in which they word”. (Deal Pterson, 2011)

Budaya sekolah merupakan himpunan nor-ma-norma, nilai-nilai dan keyakinan, ritual dan upacara, simbol da cerita yang membentuk pe-sona sekolah. Disini tertulis harapan untuk mem-bangun dari waktu sebagai guru, administrator, orang tua, dan siwa bekerja sama, memecahkan masalah, menghadapi tantangan dan mengatasi kegagalan. (Deal Pterson, 2011)

Mengingat pentingnya sistem nilaiyang di-inginkan untuk perbaikan sekolah, maka lang-kah-langkah kegiatan yang jelas perlu disusun untuk membentuk budaya sekolah. Farida Ha-num (2013: 202) mengemukankan bahwa ada be-berapa langkah dalam membentuk budaya seko-lah yang positif sebagai berikut:

Mengamati dan membaca budaya sekolah yang ada, melacak historinya dan masalah apa saja yang timbul oleh keberadaan budaya sekolah.

Mengembangkan sistem assesmen budaya sekolah sejalan dengan tujuan perbaikan sekolah yang diinginkan.

Melakukan kegiatan assesmen sekolah guna mendiognosis permasalah yang ada dan tin-dakan kultural yang dapat dilakukan

Mengembangkan visi strategis dan misi per-baikan sekolah.

Melakukan definisi aneka peranan kepe-mimpinan kepala sekolah, guru, siswa, orang tua, dan aneka stekeholdhers.

Mewaspadai prilaku yang lama negative, nilai-nilai yang bersifat racun, dan koalisi mereka.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kultur sekolah memilikin nilai-nilai, keyakinan dan norma-norma yang mengarah

(7)

pada bagaimana mereka berprilaku. Memban-gun suatu kultur sekolah yang berdasarkan pada nilai-nilai untuk menciptakan kultur yang baik.

Metedologi Penelitian Jenis Penelitian

Di tinjau dari pendekatannya, penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif.Jenis pene-litian ini adalah penepene-litian field research (pene-litian lapangan).Pene(pene-litian lapangan adalah penelitian yang dilakukan dengan menggunakan informasi yang diproleh penulis ditempat peneli-tian. (Meleong, 2000)

Penelitian lapangan merupakan penelitian kuanlitatif dimana penelitian mengamati dan berpastisipasi secara langsung dalam penelitian sosial secara skala kecil dan mengamati peneli-tian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Dalam penelitian ini , peneliti ingin meng-gambarkan tentang peran humas dalam mem-bangun citra sekolah berbudaya di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang, oleh karena itu penel-iti ini menggunakan penelpenel-itian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

Pendekatan penelitian

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif artinya pendeka-tan yang dilakukan dengan menjelaskan, men-erangkan, dan menguaraikan pokok pemasala-han yang hendak dibahas dalam penelitian ini kemudian ditarik kesimpulan secara deduktif. (Saipul Annur, 2008)

Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir sebaliknya dari penalaran induktif. Deduktif adalah cara perpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. (Yuyun Suria Sumantri, 2009)

Sumber Data

Sumber data adalah subjek data dimana data tersebut diprolehAdapun sumber data dalam penelitian ini terdiri dari sumber data primer dan skunder.

Sumber data primer adalah data yangditerima dari tangan pertama. Data ini diproleh melalui observasi dan wawancara dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang.

Sumber data skunder adalah data yang ber-sumber dari tangan kedua, yaitu melalui doku-mentasi seperti arsip-arsip dan dokudoku-mentasi di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang.

Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono, teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalahmendapatkan data tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. (Sigiyono, 2016)

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu triaggulasi data dengan menggunakan be-berapa teknik pengumpulan data secara gabun-gan.Gabungan darin teknik tersebut dapat beru-pa observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk mendapatkan data yang diproleh.

Wawancara (interview)

Wawancara merupakan suatu cara guna memperoleh data, dengan cara mengajukan pertanyaan mengenai pengorganisasian humas dalam membangun citra Madrasah Aliyah Neg-eri 1 Palemban. Wawancara dalam penelitian ini yaitu wawacara terrstruktur, yang mana sebelum melakukan wawancara peneliti telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-per-tanyaan tertulis, selain itu juga peneliti memba-wa alat bantu yang digunakan seperti alat rekam berupa handpone guna untuk membantu

(8)

pelak-sanaan wawancara.

Dalam praktiknya mewawancarai beberapa orang penulis yang anggap mengetahui tentang data-data penelitian khususnya dalam peran hu-mas dalam membangun citra sekolah berbudaya dan faktor-faktor apa saja yang menjadi pendu-kung dan penghambat dalam membangun citra sekolah berbudaya di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang.

Observasi

Dalam penelitian ini observasi yang digunak-anadalah observasi partisipatif pasif yaitu peneliti dating ditempat kegiatan orang yang diamati teta-pi tidak ikut terlibat di dalam kegiatan tersebut. (Ferdiansyah, 2015)

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data awal untuk mengetahui peran humas dalam membangun citra sekolah berbudaya dan faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat dalam membangun citra sekolah berbudaya di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palem-bang.

Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan teknik pen-gumpulan data dimana peneliti menyelidiki ben-da-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumentasi, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.

Dalam metode ini dokumentasi yang dikum-pulkan yaitu dokumentasi-dokumentasi yang ter-kait dengan peran humas dalam membangun ci-tra sekolah berbudaya di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang.

Trigulasi Data

Trigulasi data adalah teknik pemeriksaan ke-absahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai perbanding terhadap data itu lagi. Trigulasi data ini merupakansuatu cara meman-dang permasalahan/objek yang akan di evaluasi dari berbagai sudut pandang, bisa dipandang dari banyaknya metode yang dipakai dari sumber data, tujuannya agar dapat melihat objek yang akan di evaluasi dari berbagai sisi, trigulasi dilakukan un-tuk mengejar atau mengetahui kualitas data yang dipertanggung jawabkan.

Teknik Analisis Data

Proses analisis data yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu model Milis and Huberman dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data bearti merangkum, memili hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melaku-kan pengumpulan data selangjutnya, dan men-carinya bila diperlukan.

Reduksi data merupakan proses berpikir sensitive yang memerlukan kecerdasan dan ke-luasan serta kedalaman wawacara yang tinggi. Bagi peneliti yang masih baru, dalam melakukan reduksi data dapat mendiskusikan pada teman atau orang lain yang dipandang ahli.

Dalam hal ini reduksi data yakni berusaha merangkum, mengumpulkan dan memilih data yang sesuai dengan focus tema penelitian yaitu Bagaimana Peran Humas dalam Membagun Ci-tra sekolah berbudaya di Madrasah Aliyah Negeri 1Palembang serta factor pendukung dan peng-hambat Peran Humas dalam Membangun Citra sekolah berbudaya di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang.

(9)

Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah se-langjutnya adalah mendisplay data. Melalui pe-nyajian data tersebut, maka data terorganisasi, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan semakin mudah dipahami. Dalam penelitian ini penyajian data yang dilakukan dengan cara me-milih atau mengumpulkan data yang berkenaan dengan peran humas dalam membangun citra sekolah berbudaya di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang serta apa saja factor pendukung dan penghambat peran humas dalam membanngun citra sekolah berbudaya di Madrasah Aliyah Neg-eri 1 Palembang.

Verifikasi (Verification)

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi.Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penggambaran yang utuh dari objek yang diteliti. Proses penarikan kesim-pulan didasarkan pada hubungan informasi.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Peran Humas dalam Membangun Citra Sekolah Berbudaya di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang.

Berbicara masalah peran Humas dalam mem-bangun citra sekolah berbudaya, hal ini bisa dili-hat dari hasil wawancara penulis dengan wakil kepala program pengembangan Madrasah dan Humas yang menjadi peran penting dalam mem-bangun citra dan didukung dengaqn hasil wawa-ncara dengu guru/staf.

Peran humas dalam sekolah tidak hanya menjadi alat penyelesaian masalah saja, tetapi menjadi teman unrtuk memangun image yang baik sehingga akan tercipta reputasi yang bail pada lembanga pendidikan dan masyarakat dapat memeberi kepercayaan pada lembanga tersebut.

Dibawah ini adalah peran Humas dalam membangun citra sekolah berbudaya di Ma-drasah Aliyah Negeri 1 Palembang.

Peran Hubungan Masyarakat (Humas) Sebagai komunikator

Peran Humas sebagai komunikator dilaku-kan sebangai penyambung komunikasi baik dari dalam Madrsah maupun luar Madrasah kemudia dalam memberikan informasi yang positif disini juga di bantu oleh jurnalistik yang merupakan anggota Humas/siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang.

Membina relationship, yaitu berupaya mem-bina hubungan yang positif dan saling mengun-tungkan dengan publiknya.

Peran Humas dalam membina hubungan/ relationship terbagi menjadi dua, yang pertama dari publik internal dan yang kedua dari pihak eksternal. Untuk pihak internal menjalin hubun-gan baik denhubun-gan warga sekolah. Kemudian selain membnina hubungan baik dengan publik inter-nal, Humas Madrasah Aliyah Negeri 1 Palem-bang juga membina hubungan dengan Masyara-kat sekitar sekolah. Hubungan tersebut berupa mengikut sertakan masyarakat sekitar sekolah untuk ikut serta dalam rapat yang dilaksanakan oleh serkolah bersama dengan komite sekolah.

Peranan bank up management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau perusahaan.

Peran Humas dalam back up management sudah berjalan dengan baik. Waka Humas di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang turut berkootribusi dalam perumusan rencana serta melaksanakan program-program yang dibuat bersama koordinator serta anggota humas kemu-dian mengkomunikasi kepada pihak internal Ma-drasah.

(10)

pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau perusahaan.

Peran Humas sebagai pembentuk citra Ma-drasah dengan menerapkan kegiatan-kegiatan yang bernilai Islami maupun akademik sekolah seperti kegiatan nasyid, hadroh dan muhadoproh di Madrasah tersebut salah satu hal yang mem-bangun citra sekolah berbudaya.

Faktor pendukung dan penghambat Peran Humas dalam Membangun Citra Sekolah Berbu-daya Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang.

Faktor pendukung peran Humas dalam Mem-bangun Citra Sekolah Berbudaya di Madrasah Ali-yah Negeri 1 palembang.

Komunikasi

Kesadaran pentingnya tanggung jawab social Perkembangan media Komunikasi

Faktor penghambat dalam Membangun Ci-tra Sekolah Berbudaya di Madrasah Aliyah 1 Palembang

Kurangnya pengetahuan Masyarakat

Kurangnya Aspirasi Pimpinan sekolah dalam mewakili pandangan Masyarakat

Kurangnya sumber daya Manusia.

Pembahasan

Melalui segenap data dan keterangan-ket-erangan dari hasil penelitian yang mendeskripsi-kan kondisi di lapangan dari peran Humas dalam membangun citra sekolah berbudaya yang di-lakukan oleh kepala program pengembangan ma-drasah dan Humas dapat dirumuskan maknanya, sehingga dari dari pemaknaan itu akan dapat memberikan arti terhadap dari hasil penelitian. Data dan keternagan tersebut dapat menjelaskan secara umum peran Humas dalam membangun citra sekolah berbudaya di Madrasah Aliyah Neg-eri 1 Palembang.

Peran Humas Dalam Membangun CiTRA

Sekolah Berbudaya di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang.

Berdasarkan temuan peneliti dari hasil wawa-ncara dan observasidan dokumentasi di lapan-gan maka peran Humas dalam membangun citra sekolah berbudaya di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang ini meliputi beberapa cara antara lain sebagai berikut:

Peran hubungan Masyarakat (Humas) seban-gai komunikator, Sebaseban-gai communicator atau penghubung atara organisasi atau lembaga yang diwakili dengan publiknya.

Bersadarkan hasil temuan wawancara, ob-servasi dan dokumentasi lakukan peneliti me-nyimpulkan bahwasanyan peran Humas sebagai komunikator sudah berjalan dengan cukup baik karena pihak Madrasah Negeri Aliyah 1 Palem-bang ini sudah melakukannya sesuai teori yang ada.

Peran hubungan masyarakat (Humas) seban-gai pembina hubungan /relations, Membina re-lationship, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan saling menguntungkan dengan publiknya.

Bersadarkan hasil temuan wawancara, ob-servasi dan dokumentasi lakukan peneliti me-nyimpulkan bahwasanyan peran Humas sebagai pembina hubungan sudah berjalan dengan cu-kup baik karena pihak Madrasah Negeri Aliyah 1 Palembang ini sudah melakukannya sesuai teori yang ada.

Peran hubungan Masyarakat (Humas) seban-gai pendukung fungsi Manajemen/back up man-agement, Peranan bank up manman-agement, yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen or-ganisasi atau perusahaan.

Bersadarkan hasil temuan wawancara, ob-servasi dan dokumentasi lakukan peneliti me-nyimpulkan bahwasanyan peran Humas sebagai back up management sudah berjalan dengan

(11)

cu-kup baik karena pihak Madrasah Negeri Aliyah 1 Palembang ini sudah melakukannya sesuai teori yang ada.

peran hubungan masyarakat (Humas) seban-gai pembentuk citra/coporative image, Memb-etuk corporate image, artinya sebagai pendukung dalam fungsi manajemen organisasi atau perusa-haan.

Bersadarkan hasil temuan wawancara, obser-vasi dan dokumentasi lakukan peneliti menyim-pulkan bahwasanyan peran Humas sebagai pem-bentuk citra sudah berjalan dengan cukup baik karena pihak Madrasah Negeri Aliyah 1 Palem-bang ini sudah melakukannya sesuai teori yang ada.

Faktor Pendukung dan Penghambat Peran Humas dalam Membangun Citra Sekolah Ber-budaya di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palem-bang

Dalam peran Humas dalam membangun ci-tra tentunya ada beberapa faktor pendukung dan penghambat peran humas dalam membangun ci-tra sekolah berbudaya di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang.

Peran Humas dalam membangun citra sekolah berbudaya di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang yaitu adanya dukungan yang tinggi dari pihak pimpinan Madrasah, adanya komu-nikasi yang baik antar anggota Humas sehingga dapat berbagi informasi mengenai berita-ber-ita yang ada dimadrasah maupun di luar Ma-drasah. Sedangkan faktor penghambat peran Humas dalam membangun citra sekolah ber-budaya di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang yaitu pesan dalam mengkomunikasikan kepada pihak-pihak tidak maksimal yaitu kelemahan dalam sosialisasi, fungsi Humas tidak maksi-mal dalam menjalankan tugas pokok karena berperan ganda yaitu merangkap sebagai guru mata pelajaran, terbatasnya waktu yang dimiliki

kepala bidang Humas yang kadang tidak dapat melayani publik eksternal secara maksimal ser-ta program kerja Humas tidak tercapai secara maksimal karena kekurangan.

Kesimpulan

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan untuk penelitian Peran Humas dalam Membangun Citra Sekolah Berbudaya di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang ini antara lain sebagai berikut:

Peran Humas dalam Membangun Citra Sekolah Berbudaya di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang, peran Humas dalam membangun ci-tra sekolah berbudaya di Madrasah sudah men-jalankan peran dan fungsinya dalam katagori cukup baik. Hal tersebut digambarkan dengan kontribusi Waka Humas maupun staf kehuma-san dalam perumukehuma-san rencana serta pelakkehuma-sanaan program Humas yang dibuat secara bersama dengan kepala Madrasah. Waka Humas maupun staf kehumasan telah memberikan pelayanan yang baik dengan meningkatkan kualitas pen-didikan dan kinerja guru untuk dapat diikutser-takan dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan juga bekerjasama dengan beberapa jurnalis pen-didikan dan kinerja guru untuk dapat diikutser-takan dalam berbagai kegiatan kemasyakatan juga bekerjasama dengan beberapa jurnalis yang merupakan siswa dari Madrasah sehingga terek-post media. Namun Waka Humas maupun staf kehumasan belum dapat mensosialisasikan tugas dan fungsinya kepada masyarakat khususnya ke-pada wali siswa.

Faktor pendukung dan penghambat peran Humas dalam membangun citra sekolah berbu-daya di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang, faktor pendukung peran Humas dalam memban-gun citra sekolah berbudaya di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang yaitu adanya dukungan yang

(12)

tinggi dari pihak pimpinan Madrasah, adanya komunikasi yang baik antar anggota Humas se-hingga dapat berbagi informasi mengenai ber-ita-berita yang ada di Madrasah maupun di luar Madrasah. Sedangkan faktor penghambat peran Humas dalam membangun citra sekolah ber-budaya di Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang yaitu pesan dalam mengkomunikasikan kepada pihak-pihak tidak maksimal yaitu kelemahan dalam sosialisasi, fungsi humas tidak maksimal dalam menjalankan tugas pokok karena berperan ganda yaitu merangkap sebagai guru mata pela-jaran, terbatasnya waktu yang dimiliki kepala bi-dang Humas yang kabi-dang tidak dapat melayani public eksternal secara maksimal serta program kerja Humas tidak tercapai secara maksimal kare-na kekurangan dakare-na.

Daftar Pustaka

Annur Saipul, 2008, Metode Penelitian Pendidi-kan, Palembang: Grafika Telindo pres

Anggoro Linggar, 2002, Teori dan Profesi Kehuma-san, Jakarta: PT Bumi Aksara

Arikunto Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka Cipta

Ferdiansyah, 2015, Dasar Penelitian Kualitatif, Bo-gor: Herya Media

Heryati Yeti dan Mumuh Muhsin, 2014,

Mana-jemen Sumber Daya Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia

Iriantara Yosal, 2013, Manajemen Humas Seko-lah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Kasali Rhenald, 2015, Manajemen Public Rela-tion, Jakarta: GRAFITI

Kurniadin didin dan Imam Machali, 2012, Mana-jemen Pendidikan: Konsep dan Prinsip Pen-gololaan Manajemen Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Moleong, 2000, Metedologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Rosda Karya Remaja

Morissan, 2014, Manajemen Public Relation, Ja-karta: Prenanda Media Group

Nurjannah Kadar dan Khaerul Umam, 2012, Ko-munikasi dan Public Relation, Bandung: CV Pustaka Setia

Rahmadi, 1992, Public Relation, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Ruslan rosady, 2008, Public Relation dan Kumuni-kasi, Jakarta: PT Raja Grafindo

Sugiyono, 2016, Metodologi Penelitian Kualitatif R&D, Bandung:Alpabeta

Sumatri Yuyun Suria, 2009, Ilmu Dalam Pespektif: Kumpulan Karangan Tentang Hakikat Ilmu, Jakarta: Gramedia

Usman Husaini, 2016, Manajemen, Teori, Praktik dan Riset Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari analisis industri skala besar menunjukkan bahwa untuk variabel motivasi kerja paling berpengaruh terhadap kinerja pengrajin batik. Hasil dari analisis

Pada tugas akhir ini akan dibuat sistem battery charger menggunakan rangkaian boost converter untuk menaikkan tegangan DC sesuai dengan tegangan pengisian baterai

Mengingat nilai strategis Waduk Saguling sebagai pembangkit listrik dan sumber air baku, maka perlu dilakukan upaya pemantauan kualitas air dimana dalam hal ini

Crozer dan Baker [1] dalam penelitian- nya berjudul “Contextual Learning in Math Education for Engineers” menyimpulkan perlu dilakukan kritik terhadap struktur buku- buku

pengaruh domain kestabilan yang lain,sehingga menentukan resiliensi dari sistem yang ada. Untuk mengetahui tingkat resiliensi masyarakat Desa Jeruksawit dalam

Hal ini telah terjadi di BPRS Amanah Ummah, dimana ada salah satu nasabah pembiayaan Al-Istishnâ „ yang tidak dapat melanjutkan kembali pelunasan sisa pembiayaan kepada

Dari hasil di atas pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa penerapan model Quantum Teaching membawa perubahan hasil belajar siswa kearah yang lebih baik, yang

Menimbang, bahwa unsur menyalahgunakan kewenangan kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan memiliki kaitan yang sangat erat dengan unsure