Dokumentasi Lapangan
Gambar I: Peneliti melakukan wawancara Gambar II: Peneliti melakukan
kepada Ibu Yuhelvi (Toke Kacamata) wawancara kepada Bapak Ahmad
Fauzi (pedagang kacamata)
Gambar III: Toko Kacamata Ibu Yuhelvi Gambar IV: Pembeli saat memilih
Gambar V: Pedagang Kacamata yang Gambar VI: Kantor Kelurahan Baru
berjualan memakai kendaraan bermotor. Pematangsiantar.
INTERVIEW GUIDE
MODAL SOSIAL PEDAGANG KACAMATA KELILING
(Studi Kasus Pedagang Kacamata Keliling di Kelurahan Baru
Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar)
Informan Kunci
I. Pedagang Kacamata
Nama Lengkap :
Jenis Kelamin :
Umur :
Suku :
Agama :
Pendidikan terakhir :
Jumlah Anak :
Penghasilan :
Draf Wawancara
A.Data Dasar
1. Sudah berapa lama saudara tinggal di Kelurahan Baru?
2. Sudah berapa lama saudara jualan kacamata keliling?
3. Apa yang membuat saudara tertarik jualan kacamata keliling?
4. Sebelum berjualan kacamata, apa pekerjaan saudara sebelumnya?
5. Bagaimana awal saudara memulai berjualan kacamata?
6. Apakah saudara mengetahui sejarah berjualan kacamata?
8. Dari mana saudara mendapatkan modal awal berjualan kacamata?
9. Kemana saja lokasi saudara memasarkan kacamata ?
10.Berapa jam saudara berjualan dalam sehari?
11.Apakah saudara memiliki kendaraan sendiri untuk berjualan atau
menumpang dengan pedagang kacamata yang lain?
12.Jika memiliki kendaraan sendiri berapa biaya yang saudara keluarkan
untuk berjualan kacamata?
13.Jika menumpang dengan pedagang kacamata lain, atas dasar apa saudara
menumpang dengan pedagang tersebut?
14.Berapa penghasilan saudara berjualan dalam sehari?
15.Apakah saudara memiliki pelanggan tetap di lokasi berjualan?
16.Apa pengalaman menarik ketika saudara berjualan kacamata keliling?
17.Apa kendala-kendala yang saudara hadapi dalam berjualan kacamata
keliling?
B.Jaringan Sosial antara sesama Pedagang Kacamata Keliling
1. Berapa modal saudara dalam berjualan selama satu pekan?
2. Berapa banyak kacamata yang dapat saudara jual dalam satu hari?
3. Bagaimana hubungan saudara dengan pedagang kacamata lainnya?
4. Apakah pernah terjadi konflik antara saudara dengan pedagang lainnya?
5. Apakah faktor yang menyebabkan saudara dekat dengan pedagang
tertentu?
6. Apa saja yang saudara perbincangkan dengan pedagang lain selain
7. Apakah saudara pernah meminjam uang kepada pedagang kacamata lain
untuk menambah modal dagang?
8. Apakah saudara pernah meminjamkan uang kepada pedagang kacamata
lain?
9. Apa alasan saudara meminjamkan uang kepada pedagang kacamata yang
lain?
10. Apakah saudara pernah diajak berjualan dengan pedagang kacamata yang
lain?
11. Bagaimana pembagian penghasilan yang didapat?
12. Jika punya banyak modal, siapa yang saudara ajak untuk berjualan?
13. Bagaimana pembagian penghasilan yang didapat?
14. Bagaimana strategi penjualan yang saudara lakukan dengan pedagang
kacamata yang lain?
C.Jaringan Sosial antara Pedagang Kacamata dengan Toke Kacamata
1. Dimana saudara membeli barang untuk dijual?
2. Apakah hanya pada satu toke anda membeli barang dagangan?
3. Apakah saudara membeli barang dengan pembayaran kontan atau
pinjaman?
4. Jika dengan pinjaman, apakah saudara punya perjanjian tertentu dengan
toke kacamata?
5. Sudah berapa lama saudara mengenal dan membeli barang kepada toke
kacamata?
7. Apa alasan saudara memilih toke kacamata tersebut untuk membeli
barang?
D.Jaringan Sosial antara Pedagang Kacamata dengan Pembeli atau
Pelanggan
1. Bagaimana hubungan saudara dengan pembeli atau pelanggan?
2. Apakah saudara mempunyai pelanggan tetap di setiap daerah yang saudara
kunjungi?
3. Berapa daerah yang dapat saudara kunjungi untuk berjualan dalam satu
pekan?
4. Bagaimana cara saudara mengetahui bahwa di daerah itu bisa dijadikan
lahan untuk berjualan kacamata?
5. Selain membeli barang, apakah yang saudara bicarakan pada pembeli atau
pelanggan tersebut?
6. Bagaimana saudara menentukan harga barang terhadap pembeli atau
pelanggan?
7. Apakah ada diskon atau pemotongan harga terhadap pembeli atau
pelanggan?
8. Apa alasan saudara memberikan diskon atau pemotongan harga?
E.Trust atau Kepercayaan antara sesama Pedagang Kacamata Keliling
1. Bagaimana rasa percaya saudara kepada pedagang lain?
3. Apa manfaat yang anda dapatkan dengan adanya rasa saling percaya antar
pedagang kacamata?
4. Apakah saudara meminjamkan atau menitipkan barang dagangan kepada
pedagang kacamata lain untuk dijual?
5. Atas dasar apa saudara meminjamkan atau menitipkan barang dagangan
kepada pedagang kacamata lain?
6. Bagaimana pembagian penghasilan jualan yang didapat?
F. Trust atau Kepercayaan antara Pedagang Kacamata dengan Toke
Kacamata
1. Bagaimana rasa percaya saudara kepada toke kacamata?
2. Bagaimana saudara membangun rasa percaya kepada toke kacamata?
3. Apa manfaat yang saudara dapatkan dengan adanya rasa saling percaya
kepada toke kacamata?
4. Apakah saudara berbelanja hanya pada satu toke kacamata saja?
5. Sudah berapa lama saudara mengenal toke kacamata tersebut?
6. Kenapa saudara memilih berbelanja kepada toke kacamata tersebut
daripada toke kacamata yang lain?
7. Apakah saudara pernah diberikan hutang dan potongan harga terhadap
barang dagangan?
8. Apakah saudara pernah diberikan pinjaman modal dan barang oleh toke
kacamata?
9. Bagaimana sistem pengembalian modal dan barang yang telah dipinjam?
G.Trust atau Kepercayaan antara Pedagang Kacamata dengan Pembeli
atau Pelanggan
1. Bagaimana rasa percaya saudara kepada pembeli atau pelanggan?
2. Bagaimana saudara membangun rasa percaya kepada pembeli atau
pelanggan?
3. Apa manfaat yang saudara dapatkan dengan adanya rasa saling percaya
kepada pembeli atau pelanggan?
4. Apakah saudara mempunyai banyak pembeli atau pelanggan kacamata?
5. Daerah apa saja yang menjadi pembeli atau pelanggan?
6. Sudah berapa lama saudara mengenal pembeli atau pelanggan kacamata
tersebut?
7. Apakah saudara pernah memberikan hutang dan potongan harga terhadap
barang yang dijual kepada pembeli atau pedagang?
8. Bagaimana sistem pembayaran yang dilakukan?
9. Atas dasar apa saudara memberikan hutang dan potongan harga tersebut?
H. Penerapan Nilai Agama dalam Berdagang
1. Bagaimana penerapan nilai agama dalam berdagang?
2. Bagaimana saudara mencari keuntungan besar dalam berdagang?
3. Bagaimana saudara melihat kualitas barang yang di beli di grosir?
4. Apa yang saudara lakukan jika barang yang sudah dibeli di grosir ternyata
rusak?
5. Apakah anda pernah ditipu oleh toke kacamata dalam membeli barang?
7. Apakah saudara menjual barang kacamata bekas?
8. Jika pernah berapa harga jual yang ditetapkan kepada pembeli?
9. Apakah saudara pernah menjual barang hanya dengan harga modal ?
II.Toke Kacamata
Data Pribadi
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Suku :
Agama :
Pendidikan Terakhir :
Jumlah Anak :
Penghasilan :
A. Jaringan Sosial
1. Sejak kapan saudara memulai usaha berjualan kacamata grosiran?
2. Apa saja jenis kacamata yang saudara jual?
3. Bagaimana saudara mendapatkan barang dagangan kacamata ini?
4. Apakah saudara juga menjual kacamata keliling sendiri?
5. Jika iya, kemana saja saudara menjual barang dagangan?
6. Bagaimana saudara mengetahui lokasi berdagang?
7. Apakah saudara memiliki pekerja atau karyawan yang bekerja dengan
8. Jika ada, sistem gaji seperti apa yang saudara gunakan?
9. Apakah saudara juga menjalin kerjasama dengan pedagang kacamata yang
lain?
10. Jika ada, bagaimana pembagian keuntungan yang didapat?
11. Apa kendala-kendala yang saudara hadapi dalam berdagang kacamata?
12. Bagaimana cara saudara mengatasinya?
B.Trust atau Kepercayaan
1.Sejak kapan saudara mengenal pedagang kacamata yang berbelanja dengan
saudara?
2. Bagaimana cara pembayaran barang pedagang kacamata tersebut?
3. Berapa banyak pedagang kacamata yang berbelanja dengan saudara?
4. Atas dasar apa saudara memberikan hutang kepada pedagang tersebut?
5. Apakah ada kesepakatan tertentu antara saudara dengan pedagang
kacamata tersebut?
6. Apakah kepada pedagang kacamata tertentu saja saudara memberikan
hutang?
7. Jika iya, atas dasar apa saudara hanya memberikan hutang kepada pembeli
tertentu saja?
8. Apakah saudara juga memberikan hutang kepada pembeli yang bukan
pedagang?
9. Jika iya, atas dasar apa saudara memberikan hutang kepada pembeli yang
10. Apa saja yang saudara bicarakan dengan pedagang kacamata selain urusan
berdagang?
11. Apakah saudara menitipkan barang dagangan kepada pihak lain untuk
dijual?
12. Jika iya, kepada siapa saudara menitipkan barang dagangan untuk dijual?
13. Atas dasar apa saudara menitipkan barang dagangan untuk dijual?
14. Bagaimana pembagian keuntungan yang didapat?
15. Apakah saudara pernah meminjamkan barang dagangan kepada pedagang
kacamata lain untuk dijual?
16. Berapa banyak yang dapat saudara pinjamkan?
17. Atas dasar apa saudara meminjamkan barang dagangan kepada pedagang
kacamata tersebut?
18. Jika terjual, bagaimana saudara membagi keuntungan dengan pedagang
kacamata?
C.Penerapan Nilai Agama dalam Berdagang
1. Apakah saudara menggunakan nilai agama dalam berdagang?
2. Bagaimana penerapan nilai agama dalam berdagang?
3. Bagaimana saudara mencari keuntungan dalam berdagang kacamata?
4. Apakah barang yang dijual sesuai dengan harga yang ditetapkan toke
kacamata lain?
5. Berapa banyak keuntungan yang anda ambil dalam berdagang kacamata
6. Apakah saudara pernah memberikan barang kepada pedagang kacamata
secara gratis?
7. Bagaimana anda mendapatkan pelanggan kacamata secara tetap?
8. Apakah saudara pernah ditipu dalam memberikan pinjaman kacamata
kepada pedagang kacamata?
9. Apa yang saudara lakukan jika ditipu?
Etos Kerja dalam berdagang
1. Bagaimana prinsip saudara dalam berdagang kacamata?
2. Apakah saudara memiliki strategi tertentu dalam berdagang?
3. Apa yang membuat saudara bertahan dalam berdagang kacamata?
4. Jika barang dagangan tidak ada yang terjual dalam sehari, apa yang
saudara lakukan?
5. Apakah saudara pernah mengalami kegagalan dalam berdagang kacamata?
6. Bagaimana cara saudara mengatasi hal tersebut?
7. Apa yang saudara lakukan agar dagangan saudara tidak gagal dan
mendapatkan keuntungan?
8. Apa yang saudara lakukanjika dalam sehari hanya dapat menjual satu buah
kacamata?
9. Apa saja yang menghalangi saudara dalam berdagang kacamata?
10.Bagaimana saudara menghadapi persaingan dalam berdagang kacamata?
11.Apakah terdapat kemajuan ekonomi atau kesuksesan selama saudara
berjualan kacamata?
12.Bagaimana kesuksesan anda dalam berdagang kacamata?
Daftar Pustaka
Bungin, Burhan. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Coleman, J. 2008. Dasar-Dasar Teori Sosial. Bandung: Nusa Media.
Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana.
Field, John. 2003. Modal Sosial. Bantul: Kreasi Wacana.
Fukuyama, Francis. 2002. Trust: Kebijakan Sosial dan Penciptaan
Kemakmuran. Yogyakarta: Qalam.
Mustofa, Muhammad Fajar, 2013. Peran Modal Sosial Pada Proses
Pengembangan Usaha (Studi Kasus: Komunitas PKL SMAN 8
Jalan Veteran Malang). Malang: Fakultas Enonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya.
Narwoko, J.Dwi dan Bagong suyanto. 2010. Sosiologi Teks Pengantar dan
Terapan. Jakarta: Kencan
Pramatya, Ichsan. 2013. Skripsi Modal Sosial Pedagang Kaki Lima.
Tanjung Pinang: FISIP Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Ritzer, George dan Goodman Douglas. 2004. Teori Sosiologi Modern.
Jakarta: Kencana Prenada Medi
Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Edisi revisi. Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Susilo, Agus. 2011 Tesis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pedagang
Kaki Lima Menempati Bahu Jalan Di Kota Bogor. Jakarta: FE
Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Kekhususan
Thobias, Erwin, A.K. Tungka, & J.J Rogahang. 2013. Pengaruh Modal
Sosial Terhadap Perilaku Kewirausahaan (Suatu Studi pada
Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah di Kecamatan Kabaruan
Kabupaten Kepulauan Talaud). Journal “ACTA DIURNA”, Ed.
April.
(http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurna/articmle/downloa
d/1412/1120, diakses tanggal 14 maret 2015).
Wibisono, Bhagas Adhindaru. 2012. Modal Sosial Kelompok Pedagang
Asal Minang di Kota Surakarta.Publikasi Online
http://sosiologi.fisip.uns.ac.id
Website:
id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Pematang_Siantar.
http://hariansib.co/view/Marsipature-Hutanabe/30351/Triwulan-ke--2--
Realisasi-PAD-Kota-Pematangsiantar-Rp61-15-Miliar.html#.VRzoxvnojro
http://harno-net.blogspot.com/2012/05/pengertian-pedagang-sayur-keliling.html.
http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/userfiles/daerah/1273/attac
hment/pelu_pematangsiantar2013.pdf.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/39476/Chapter%20
II.pdf;jsessionid=F0AB8179450DB2EED0403A23FD1A07B7?sequence4.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian
adalah penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif Pendekatan kualitatif
adalahmetode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang
alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan
data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi.
Studi kasus merupakan cara bagaimana mengorganisasikan data sosial
agar diperoleh dan berbagai segi kehidupan sosial kelompok pedagang kacamata
keliling dalam memenuhi kelangsungan hidupnya dan diteliti secara menyeluruh.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Baru Kecamatan Siantar Utara
Kota Pematangsiantar. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena dari semua
kelurahan tidak semuanya terdapat pedagang kacamata keliling dan di kelurahan
inilah tempat tinggal pedagang kacamata keliling dan mayoritas pedagang
3.3Unit Analisis dan Informan
3.3.1 Unit analisis
Unit analisis atau objek dalam penelitian ini adalah hal-hal yang
diperhitungkan menjadi subjek dari keseluruhan unsur yang menjadi fokus
penelitian (Bungin, 2007:51-52). Adapun yang menjadi unit analisis dan objek
kajian penelitian ini adalah para pedagang kacamata yang berjualan kelilingyang
tinggal di Kelurahan Baru Kota Pematangsiantar.
3.3.2 Informan
Informan merupakan subjek yang memahami permasalahan peneliti
sebagai pelaku maupun orang yang memahami permasalahan penelitian.
Pemilihan informan peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling untuk
menentukan subjek penelitian. Teknik Purposive Sampling digunakan jika dalam
pemilihan informan peneliti menggunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu.
Sehingga peneliti menentukan beberapa kriteria informan (Idrus, 2009). Adapun
yang menjadi informan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Pedagang kacamata keliling suku bangsa Minang yang telah berdagang
selama lebih dari 3 tahun.
2. Pedagang kacamata keliling suku bangsa Mandailing yang telah
berdagang selama lebih dari 3 tahun.
3. Toke kacamata/pedagang grosir yang berdagang di toko.
4. Berdasarkan karakter tersebut yang menjadi informan penelitian
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi,
keterangan-keterangan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Dalam
mengumpulkan data, peneliti menggunakan metode tertentu sesuai dengan tujuan
penelitian. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu
data primer dan data sekunder.
3.4.1 Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan. Adapun
untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini akan dilakukan dengan cara
penelitian lapangan yaitu :
1. Observasi
Observasi sebagai studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena
sosial dan gejala-gejala phisis dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Adapun
yang menjadi bahan observasi dalam penelitian adalah pengamatan langsung
kepada pedagang kacamata keliling yang tinggal di Kelurahan Baru mengenai
pemanfaatan modal sosial berupa jaringan sosial dan kepercayaan.
2. Wawancara mendalam
Wawancara adalah melakukan suatu percakapan atau tanya jawab dengan
informan secara mendalam. Peneliti berusaha menggali informasi
sebanyak-banyaknya dari informan dengan menggunakan pedoman wawancara yaitu alat
bantu rekam/tape recorder dan pedoman wawancara yang telah disusun
waktu yang lama bersama informan di lokasi penelitian, dalam artian
pewawancara terlibat dalam kehidupan sosial di lokasi penelitian (Bungin, 2006).
3.4.2 Data Sekunder
Data Sekunder yaitu semua data yang diperoleh secara tidak langsung
dari objek penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian dilakukan
dengan penelitian studi kepustakaan untuk mendapatkan data yang bersifat teoritis,
konsepsi, pandangan, tema melalui buku, pencatatan dokumen, artikel, jurnal,
tulisan dan catatan lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian ini.
Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis,
sebagian data yang tersedia berbentuk laporan, dokumen, dan foto.
3.5 Interpretasi Data
Pengolahan data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah seluruh
data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, observasi, catatan
lapangan, foto, dokumen dan sebagainya yang mendukung pengumpulan data.
Setelah data tersusun dan dikategorisasi serta diinterpretasi secara kualitatif
3.6 Jadwal Kegiatan
No Kegiatan
Bulan ke
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Pra proposal √
2 ACC judul √
3 Penyusunan proposal penelitian √ √ √
4 Seminar proposal penelitian √
5 Penelitian lapangan √
6 Pengumpulan dan analisis data √ √ √
7 Bimbingan skripsi √ √ √
8 Penulisan laporan akhir √ √ √
BAB IV
TEMUAN DATA DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.1Deskripsi Wilayah Penelitian
4.1.1 Sejarah Kelurahan Baru
Kelurahan Baru adalah salah satu kelurahan yang terdapat di
Kecamatan Siantar Utara, yang ada dari perluasan Kotamadya
Pematangsiantar. Sebelumnya kelurahan ini adalah bagian dari Kelurahan
Melayu Kecamatan Siantar Utara, kemudian Kelurahan Melayu dipecah
menjadi dua yaitu Kelurahan Baru. Berdasarkan hasil wawancara dengan
seorang warga (Bapak Bahtiar, 71 tahun) sudah tinggal di kelurahan baru
selama 58 tahun, terkait sejarah kelurahan dikatakan bahwa dulu kelurahan
ini merupakan rumah penduduk dan memiliki halaman yang ditumbuhi pohon
kelapa. Adapun asal mula nama kelurahan ini, karena kelurahan ini
merupakan perpecahan dari kelurahan melayu dan baru dibentuk sehingga
disebut kelurahan baru. Kelurahan baru ini terbentuk sekitar tahun 1970 yang
dikepalai oleh seorang lurah yang bernama Ishak Nasution. Sejak kelurahan
ini berdiri menjadi Kelurahan Baru terdapat 8 kepala lurah yang menjabat di
kelurahan ini.
Kelurahan Baru saat ini dipimpin oleh seorang lurah yang bernama
Bapak Hamzah F Damanik, S.STP yang telah menjabat selama dua tahun dan
sekretaris lurah yang bernama Roona I.O. Sumbayak, S.Sos. Kelurahan ini
memiliki 2 lingkungan yang masing-masing lingkungan dipimpin oleh
sebanyak 4 perangkat kelurahan, 1 Seksi Pemerintahan dan Ketertiban Umum
yang bernama Ardiansyah Nur, 1 Seksi Kesejahteraan Sosial dan Pembinaan
Lembaga Kemasyarakatan yang bernama Afrina, 1 Seksi Pemeliharaan
Prasarana Fasilitas Pelayanan Umum yang bernama Masyitha, 1 Seksi
Pemberdayaan Masyarakat yang bernama Sugianto, dan 2 kepala lingkungan.
Kepala lingkungan I dipimpin oleh Bahtiar. Lingkungan II dipimpin oleh
Misbah Nasution. Etnis yang pertama datang ke kelurahan ini adalah Etnis
Melayu, mereka merupakan etnis yang sudah lama tinggal di kelurahan
melayu dan sampai saat ini mereka tinggal di kelurahan baru.
4.1.2Keadaan Geografis Kelurahan
Kelurahan Baru Kecamatan Siantar Utara memiliki wilayah yang terdiri
dari 2 lingkungan yaitu lingkungan 1 yang terdiri dari 1600 jiwa dan
lingkungan II terdiri dari 3.800 jiwa. secara geografis Kelurahan Baru
Pematangsiantar berada sekitar 500 meter di atas permukaan laut dengan suhu
rata-rata 28oC. Kelurahan ini memiliki wilayah seluas 25,28 Ha, memiliki
jarak tempuh dari pusat kota 1 Km, dan jarak ke ibu kota provinsi 128 km,
sedangkan batas wilayah adalah sebagai berikut :
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sukadame
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Pahlawan
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Pardomuan
4.1.3Sarana dan Prasarana Kelurahan
4.1.3.1 Sarana Pendidikan
Dalam lingkungan masyarakat pendidikan sangat penting karena
pendidikan sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga
dalam setiap kelurahan dibutuhkan adanya sarana pendidikan. Adapun
sarana-sarana pendidikan yang ada di Kelurahan Baru adalah Taman
Kanak-kanak, dan Sekolah Dasar pada tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 1
Sarana pendidikan di Kelurahan Baru
No. Sarana Pendidikan Negeri Swasta Jumlah
1. PAUD 1 - 1
2. TK - 2 2
3. SD 1 2 3
Total 2 4 6
Sumber: Profil Kelurahan Baru 2013
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa pendidikan yang ada di kelurahan
baru kurang memadai karena tingkat SMP dan SMA belum ada, hanya
PAUD, TK, SD yang melengkapi pendidikan di kelurahan baru. Hal ini
terlihat dari tingkat pendidikan yang kurang memadai. Secara keseluruhan
sarana pendidikan terdiri dari tingkat PAUD sampai tingkat SD. Adapun
jumlah sarana pendidikan yang terdapat di Kelurahan Baru berjumlah 6
tingkat PAUD 1 unit dan SD 1 unit. Sarana pendidikan swasta terdapat 4
unit dengan rincian tingkat TK 2 unit dan SD 2 unit. Berdasarkan jumlah
sarana pendidikan yang terdapat di kelurahan ini belum memadai dalam
meningkatkan pendidikan masyarakat.
4.1.4 Gambaran Penduduk Kelurahan Baru
4.1.4.1 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Lingkungan
Tempat Tinggal
Jumlah penduduk di Kelurahan Baru Kecamatan Siantar Utara
Pematangsiantar adalah 8.446 jiwa, terdiri dari laki-laki berjumlah 4.281
orang dan perempuan berjumlah 4.165 orang. Jumlah kepala keluarga (KK)
yaitu 2.674 KK. Dari seluruh jumlah penduduk yang tinggal di kelurahan
baru terbagi ke dalam 2 lingkungan, lingkungan I terdiri dari 4.180 jiwa
dikepalai oleh Bahtiar, lingkungan II terdiri dari 4.266 jiwa dikepalai oleh
Misbah Nasution. Seluruh penduduk di Kelurahan Baru adalah Warga Negara
Indonesia atau Pribumi, Warga Negara Indonesia Turunan Asing dan Orang
Asing. Di Kelurahan Baru jumlah penduduk di lingkungan II lebih banyak
dibandingkan dengan lingkungan II.
4.1.4.2 Penduduk Berdasarkan Etnis
Kelurahan Baru merupakan kelurahan yang heterogen karena
penduduknya berasal dari berbagai etnis yang berbeda, sehingga masyarakat
yang tinggal di kelurahan ini hidup berdampingan dengan etnis berbeda.
Dalam hal ini, pedagang kacamata keliling yang tinggal di Kelurahan Baru
Barat. Rata-rata pedagang kacamata keliling berpendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA).Hal ini dapat dilihat dalam tabel2 sebagai berikut :
Tabel 2
Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis
No. Etnis
Jumlah
Laki-Laki
Jumlah
Perempuan
Jumlah
1. Mandailing 837 1038 1.875
2. Simalungun 610 502 1.112
3. Jawa 812 684 1.496
4. Karo 405 205 610
5. Nias 8 11 19
6. Pakpak 124 204 328
7. Aceh 8 7 15
8. China 649 550 1.199
9. Minang 731 599 1.330
Total 4.023 3.798 8.446
Sumber : Profil Kelurahan Baru 2013
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa Kelurahan Baru merupakan
Kelurahan yang karakteristik masyarakatnya heterogen yaitu didiami oleh
berbagai etnis seperti Etnis Mandailing (1.875 jiwa), Simalungun (1.112
jiwa), Jawa (1.496 jiwa), Karo (610 jiwa), Nias (19 jiwa), Pakpak (328
jiwa), Aceh (15 jiwa), China (1.036 jiwa), dan Minang (1.330 jiwa).
Baru dapat dilihat bahwa masyarakat yang tinggal di kelurahan ini di
dominasi oleh Etnis Mandailing.
4.1.4.3Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan
Kewarganegaraan merupakan identitas penting yang harus ada dalam
masyarakat, penduduk di Kelurahan Baru dapat dibedakan atas Warga Negara
Indonesia (WNI) dan Warga Negara Indonesia Turunan Asing. Adapun
komposisi penduduk berdasarkan kewarganegaraan dapat dilihat dalam tabel
3sebagai berikut:
Tabel 3
Komposisi Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan
No. Kewarganegaraan
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1. Warga Negara Indonesia 2.633 4.614 7.247
2. Warga Negara Asing 649 550 1.199
Total 3.282 5.164 8.446
Sumber : Profil Kelurahan Baru 2013
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa penduduk Kelurahan Baru
yaitu Warga Negara Indonesia (WNI) yang berjumlah 7.247 jiwa dan
4.1.4.4Penduduk Berdasarkan Agama
Dalam segi agama penduduk Kelurahan Baru menganut kepercayaan
yang berbeda-beda, jumlah penganutnya dikelompokkan atas penganut
Agama Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu, dan Buddha. Adapun
komposisi penduduk berdasarkan agama dapat dilihat pada tabel 4sebagai
berikut:
Tabel 4
Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama
No. Agama
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1. Islam 3.033 3.015 6.048
2. Kristen Protestan 457 420 877
3. Katholik 254 274 528
4. Hindu 3 4 7
5. Buddha 534 452 986
Total 4.281 4.165 8.446
Sumber: Profil Kelurahan Baru 2013
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa agama yang paling banyak
dianut oleh masyarakat di kelurahan baru adalah agama islam dengan
jumlah 6.048 jiwa. Penduduk di Kelurahan Baru paling banyak menganut
agama islam karena penduduk yang tinggal di kelurahan ini mayoritas
masyakatnya Mandailing. Dan Etnis Mandailing rata-rata beragama islam,
berjumlah 528 jiwa, agama Hindu berjumlah 7 orang, dan agama buddha
berjumlah 986 jiwa.
Masyarakat di Kelurahan Baru ini hidup dengan baik dan bebas
melakukan kegiatan keagamaan seperti perayaan hari besar
masing-masing agama yang diadakan setiap tahunnya yaitu hari raya dan hari natal
tahun baru serta kegiatan agama lainnya.
4.1.4.5Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan masyarakat
yang cerdas. Pendidikan merupakan sarana pembelajaran pengetahuan,
keterampilan, dan kebiasaan yang diturunkan kepada penerus bangsa.
Pendidikan dilakukan baik secara formal maupun informal.
Pendidikan masyarakat di Kelurahan Baru kurang memadai dan
banyak yang tidak sekolah maupun yang putus sekolah. Hal ini dapat dilihat
dari jumlah penduduk yang mencapai pendidikan hanya sampai tingkat
SMAsaja. Untuk lebih terperinci dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 5
Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa)
1. Belum Sekolah 296
2. Usia 7-45 tahun yang tidak pernah sekolah 34
4. PAUD 16
5. Taman Kanak-Kanak 204
6. SD 1.042
7. SMP 1.987
8. SMA 4.512
9. Diploma 1 43
10. Diploma 2 38
11. Diploma 3 50
12. S-1 152
13. S-2 7
Total 8.446
Sumber: Profil Kelurahan Baru 2013
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa pendidikan penduduk yang tinggal
di Kelurahan Baru sudah memenuhi pendidikan maksimal 9 tahun.
Tingkat pendidikan penduduk yang paling banyak adalah tingkat SMA
berjumlah 4.512 jiwa, tingkat SMP berjumlah 1.987 jiwa, tingkat SD
berjumlah 1.042, tingkat TK berjumlah 204 jiwa, tingkat S-1 berjumlah
152, Penduduk yang Pernah Sekolah tapi tidak Tamat berjumlah 65 jiwa,
Diploma 3 berjumlah 50 jiwa, Diploma 1 berjumlah 43 jiwa, Diploma 2
berjumlah 38 jiwa, Usia 7-45 tahun yang tidak pernah Sekolah berjumlah
34 jiwa, tingkat PAUD berjumlah 16 jiwa, tingkat S-2 berjumlah 7, dan
4.1.5Ekonomi Masyarakat
Penduduk Kelurahan Baru memiliki berbagai sumber mata pencaharian
seperti ada yang berprofesi sebagai Pedagang, Buruh, PNS, Pengrajin Industri
Rumah Tangga, Montir, Dokter Swasta, Bidan Swasta, Perawat Swasta,
Pembantu Rumah Tangga, TNI, POLRI, dan lain-lain. Salah satu sektor
pekerjaan penduduk yang berada di Kelurahan Baru adalah pedagang
kacamata keliling. Pedagang tersebut merupakan pedagang yang termasuk
banyak yang berada di wilayah Kelurahan Baru. Untuk lebih terperinci dapat
dilihat pada tabel 6 sebagai berikut:
Tabel 6
Komposisi Mata Pencaharian Masyarakat Berdasarkan Pekerjaan
No. Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa)
1. Pegawai Negeri Sipil 123
2. Karyawan Perusahaan Swasta 909
3. Petani 15
4. Buruh Tani 137
5. Pensiunan Pegawai Negeri 14
6. Pedagang 142
7. Pengrajin Industri Rumah Tangga 7
8. Montir 72
9. Dokter Swasta 4
10. Bidan Swasta 3
12. Pembantu Rumah Tangga 56
13. TNI 8
14. POLRI 7
15. Pensiunan PNS/TNI/POLRI 6
16. Pengemudi 15
17. Karyawan Perusahaan Pemerintah 23
18. Penjahit 15
19. Tukang Batu 36
20. Tukang Kayu 21
21. Supir 5
22. Tukang becak 18
23. Belum Bekerja/Tidak Bekerja 3.437
Total 5.059
Sumber: Profil Kelurahan Baru 2013
Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa pekerjaan yang dimiliki penduduk
Kelurahan Baru yang paling banyak adalah karyawan perusahaan swasta
yang berjumlah 909 jiwa, pedagang berjumlah 142 jiwa, buruh tani
berjumlah 137 jiwa, Pegawai Negeri Sipil berjumlah 123 jiwa, montir
berjumlah 72 jiwa, pembantu rumah tangga berjumlah 56 jiwa, tukang
batu berjumlah 36 jiwa, karyawan perusahaan pemerintah berjumlah 23,
tukang kayu berjumlah 21 jiwa, tukang becak berjumlah 18 jiwa, petani
berjumlah 15 jiwa, penjahit berjumlah 15 jiwa, pengemudi berjumlah 15
jiwa, pensiunan pegawai negeri berjumlah 14 jiwa, TNI berjumlah 8 jiwa,
jiwa, perawat swasta berjumlah 7 jiwa, pensiunan PNS/TNI/POLRI
berjumlah 6 jiwa, dan supir berjumlah 5 jiwa.
Dari data di atas dapat diperhatikan bahwa mata pencaharian
penduduk Kelurahan Baru secara ekonomi sudah baik, karena kawasan ini
merupakan kawasan pinggir kota yang terdapat banyak kawasan industri.
Sehingga penduduk di kawasan ini dapat bekerja untuk memenuhi
kebutuhan ekonominya. Dapat diketahui bahwa jumlah penduduk terbesar
yang tinggal di Kelurahan Baru ini bekerja sebagai karyawan perusahaan
swasta.
4.1.6 Tenaga Kerja
Pertumbuhan tenaga kerja di Kelurahan Baru sejalan dengan
pertumbuhan jumlah penduduk. Pertumbuhan ini tidak sebanding dengan
pertumbuhan lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan tingginya jumlah
pengangguran. Rata-rata seluruh tenaga kerja yang berada di Kelurahan Baru
berjenis kelamin perempuan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi.Untuk
lebih terperinci dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut :
Tabel 7
Komposisi Tenaga Kerja Berdasarkan Usia
No. Tenaga Kerja
Jenis Kelamin
Jumlah (Jiwa)
Laki-Laki Perempuan
1. Penduduk Usia 18-56 tahun yang
bekerja
2.174 1.304 3.478
belum atau tidak bekerja
3. Penduduk usia 0-6 tahun 19 49 68
4. Penduduk masih sekolah usia 7-18
tahun
454 633 1.087
5. Penduduk Usia 56 tahun ke atas 76 60 136
Total 3.206 5.000 8.206
Sumber: Profil Kelurahan Baru 2013
Pada tabel 7 dapat dilihat bahwa penduduk yang bekerja usia 18-56
tahun berjumlah 3.478 jiwa, penduduk masih sekolah usia 7-18 tahun
berjumlah 1.087 jiwa, penduduk usia 56 tahun ke atas berjumlah 136 jiwa,
dan penduduk usia 18-56 tahun yang belum atau tidak bekerja berjumlah
3.437 jiwa.Berdasarkan data di atas penduduk yang bekerja belum maksimal
karena masih ada penduduk yang menganggur atau tidak memiliki pekerjaan
dan kurangnya lapangan pekerjaan.
4.2 Profil Informan
1. Informan Pertama (Pedagang Kacamata Keliling)
Nama : Indra Tanjung
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 38 tahun
Etnis : Minang
Pendidikan Terakhir : STM
Bapak Indra Tanjung adalah pedagang kacamata keliling yang
tinggal di kelurahan baru sejak kecil selama 38 tahun dan belum menikah.
Orang tua beliau berasal dari daerah padang. Beliau berjualan kacamata
sejak tahun 2002 atau 15 tahun yang lalu dan beliau memilih pekerjaan ini
karena memang pekerjaan yang dijiwai. Modal yang diperlukan Bapak
Indra dalam berjualan mencapai Rp.3.000.000 untuk membeli kacamata
resep.
Dalam sehari beliau berjualan selama empat jam dan kacamata
yang terjual 3 ‒ 5 buah dengan harga Rp.100.000‒ Rp.250.000/kacamata.
Bapak Indra Tanjung menjual kacamatanya secara door to door (dari pintu
ke pintu) seperti sekolah-sekolah, kantor Depag dan kompleks perumahan.
Beliau hanya fokus ke sekolah-sekolah dan memiliki pelanggan tetap yaitu
guru-guru dengan menjual kacamata resep. Biasanya beliau pergi ke
sekolah yang mempunyai pelanggan tetap di sekolah tersebut dan
memiliki hubungan baik dengan pembelinya. Selain itu, beliau juga
berhubungan baik dengan pedagang kacamata lainnya dan tidak ada
konflik yang terjadi selama berjualan kacamata.
Bapak Indra Tanjung memiliki pelanggan yang lumayan banyak,
biasanya pelanggan memesan kacamata resep untuk satu tahun dengan
harga Rp.200.000 – Rp. 500.000. Beliau melayani pelanggannya dengan
baik dan memberikan diskon atau mengurai harga kacamata dan tidak
pernah memberikan harga modal karena memang tidak diperbolehkan
membayar lunas serta menjaga hubungan baik dengan toke agar tetap
saling percaya satu sama lain.
Salah satu modal penting dalam ekonomi adalah modal
kepercayaan, dengan kepercayaan seseorang dapat membuat orang lain
nyaman dan mendorong seseorang agar lebih maju. Dalam kehidupan
sosial tolong menolong dan saling membantu sangat diperlukan karena
manusia membutuhkan manusia yang lain. Oleh karena itu, Bapak Indra
Tanjung juga memberikan pinjaman uang untuk modal jualan kacamata
kepada kerabat dekatnya yang berasal satu etnis yaitu Minang. Biasanya
beliau memberi pinjaman mencapai Rp.2.000.000 karena prihatin kepada
saudaranya. Saat tidak mempunyai modal barang untuk jualan, maka
beliau jualan dengan kerabatnya dengan balik modal dan keuntungan
dibagi cuma-cuma atau berapa pun diberikan akan diterima sesuai dengan
kerja yang dilakukan oleh Bapak Indra Tanjung. Jika mempunyai modal
barang yang banyak, maka beliau akan mengajak kerabatnya untuk jualan
kacamata.
Kacamata yang dijual adalah kacamata resep, kacamata gaya, dan
kacamata anak-anak. Keuntungan dibagi cuma-cuma atau berapa pun
diberikan akan diterima kerabatnya dan balik modal jualan kepada Bapak
Indra Tanjung. Strategi penjualan beliau yaitu memiliki prinsip yang
menjadikan jualannya sebagai aktivitas rutin dan tidak fokus dalam target
penjualan.
Bapak Indra Tanjung mengatakan dalam berjualan beliau sering
dakwah kecil tentang kebaikan kepada pembeli dan berbuat baik ke setiap
pelanggan walaupun non muslim. Beliau mencari keuntungan penjualan
tidak terlalu tinggi atau standart, tidak menentukan waktu penjualan atau
tidak memiliki ambisi yang tinggi dalam berjualan. Pengambilan barang
kepada toke kacamata tidak pernah mengalami masalah seperti barang
yang dijual rusak, ditipu, dan kalau ada barang rusak setelah dibeli maka
akan diganti dengan yang baru.
Bapak Indra Tanjung memiliki prinsip semangat dan sabar dalam
bekerja walaupun barangnya pernah tidak ada yang laku dalam sehari dan
mengalami kegagalan dalam berjualan kacamata disebabkan karena
kelalaian dalam bidang pemasaran, manajemen pribadi yang buruk. Beliau
mengatasinya dengan merubah strategi, menyusun manajemen,
meningkatkan pemasaran, mengurangi kegiatan, merincikan biaya kalau
ada barang yang terjual walaupun satu buah kacamata resep tetap
bersyukur dan tetap semangat. Memiliki prinsip, usaha kita cintai maka
akan bahagia. Kendala dalam berjualan adalah sakit, karena pemasaran
yang kurang, dan hujan. Persaingan dengan pedagang lain adalah
persaingan sehat dan meningkatkan semangat pedagang yang lain.
kemajuan ekonomi dalam berjualan kacamata adalah dapat membantu
ekonomi keluarga, membeli kendaraan, beliau memilih berjualan kacamata
karena berjualan kacamata itu enak. Bonus yang diberikan toke kacamata
kepada pedagang kacamata biasanya hanya bonus akhir tahun seperti
2. Informan Kedua (Pedagang Kacamata Keliling)
Nama : Ahmad Fauzi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 27 tahun
Etnis : Mandailing
Pendidikan terakhir : SMP
Jumlah Anak : 1 (satu)
Penghasilan : ± Rp. 1.500.000/bulan
Bapak Ahmad Fauzi adalah seorang pedagang kacamata keliling
berusia 27 tahun dan sejak kecil sudah tinggal di kelurahan baru, memiliki
seorang istri dan seorang anak yang berumur 5 tahun. Beliau sudah
berjualan kacamata selama 5 tahun. Sebelum berjualan kacamata, bapak
ini berjualan ikan di pajak ikan mulai pagi hari sampai siang hari.
Sekarang berjualan kacamata menggunakan sepeda motor, Bapak Ahmad
Fauzi memasarkan jualannya ke tempat wisata seperti parapat, balige,
tempat wisata lainnya.
Dalam sehari Bapak Ahmad Fauzi berjualan dari jam 08.00‒ 16.00.
Selain itu tempat yang juga di kunjungi bapak ini adalah pekan (pasar)
yang biasanya buka pada hari tertentu dan mencari pekan yang lain dengan
menginap di rumah makan selama tiga hari. Untuk mengetahui lokasi
wisata yang ramai dikunjungi masyarakat biasanya bapak ini menanyakan
kepada teman-temannya karena sudah terbiasa untuk memberikan
informasi lokasi untuk berdagang. Sebaliknya Bapak Ahmad Fauzi juga
Terkadang Beliau jualan ke taman bunga, kebun binatang, dan kota.
Barang jualan yang dibawa adalah papan video (tempat gantungan
kacamata) dan jenis kacamata yang dijual bervariasi yaitu kacamata gaya
atau action, kacamata baca, kacamata anak-anak, dan membawa tas berisi
kacamata.
Barang-barang tersebut dibeli pada toke kacamata yaitu tetangga
yang memiliki hubungan baik kepada toke kacamata atau tidak pernah
terlibat konflik. Sistem pembelian dibayar tunai disertai bon belanja
dengan mengambil sendiri barang yang dibutuhkan.Jika barang yang dibeli
kepada toke ternyata rusak maka akan dikembalikan dan diganti dengan
yang baru. Bapak Ahmad Fauzi membeli stok barang ke toke lain bukan
hanya membeli kepada tetangganya saja. Dalam sehari keuntungan
berjualan kacamata yang didapatkan ±Rp.100.000 dan tidak menentu
karena berjualan tidak setiap hari orang membeli kacamata. Dan dalam
sehari pernah juga jualan tapi tidak laku. Cara mengatasinya adalah Beliau
bersabar dan memakai duit yang ada.
Bapak Ahmad Fauzi juga memiliki pelanggan tetap di suatu daerah,
yang hanya membeli kacamata kepada beliau dan memberikan potongan
harga agar pelanggannya tetap ada dan setia membeli kepada Bapak
AhmadFauzi. Modal Ekonomi sangat dibutuhkan untuk pemasokan barang
yang akan dijual, jadi bapak ini pernah dipinjamkan modal oleh temannya
sebanyak Rp.1.000.000 karena modal yang kurang untuk jualan.Diberi
waktu tenggang sampai 40 hari untuk membayar hutangnya. Selain itu,
dijualkan dan keuntungan yang diperoleh dibagi oleh pemilik kacamata.
Dalam berjualan Bapak Ahmad Fauzi berjalan kaki agar mendapatkan
pembeli, selain jualan ke tempat wisata bapak ini juga jualan ke acara
pesta yang ada. Modal berjualan Bapak AhmadFauzitidak tentu karena
melihat kondisi keuangan yang ada dan yang terpenting modal tersebut
cukup untuk membeli beragam kacamata yang akan dijual.
Sebelum berangkat berjualan Bapak AhmadFauzi meminta doa
istrinya dan berdoa agar jualannya laku mendapatkan keuntungan yang
banyak dengan berjualan ke beberapa tempat. Lokasi jualan ditentukan
dengan jarak yang dekat dengan lokasi lainnya sehingga tidak membuang
banyak waktu. Dalam jual beli barang harus dilakukan dengan baik dan
kualitas barang yang dijual harus bagus agar berkah.
Walaupun hanya satu buah kacamata yang terjual tetap bersyukur
dan terkadang dalam sehari pernah tidak laku tetapi beliau tetap berjalan
keliling menjual kacamatanya. Strategi jualan adalah memiliki target
penjualan dalam sehari harus ada yang laku. Kalau tidak ada yang laku
bapak ini meminjam duit kepada temannya yaitu Bapak Yusri Rangkuti.
Bapak Ahmad Fauzi tidak pernah mengalami bangkrut atau kegagalan
dalam berjualan kacamata karena bapak ini mengatakan bahwa lebih enak
jualan kacamata dilihat dari keuntungannya, tapi tergantung pengambilan
kacamata karena kalau banyak maka untungnya pun juga banyak.
Menurut Bapak Ahmad Fauzi tidak ada persaingan dalam jualan
kacamata karena semua sama saja mencari pembeli. Selama jualan
tabungan.Hubungan yang terjalin sesama pedagang cukup baik, bahkan
sering tolong menolong ketika pedagang membutuhkan sepeda motor
untuk pulang ke rumah mengambil sesuatu dan menitipkan barang jualan
kepada pedagang lain serta apabila ada pembeli maka pedagang itu akan
menjualkan barang yang dititipkan sementara. Selain itu, sesama pedagang
juga sering pinjam meminjamkan uang ketika proses interaksi jual beli
berlangsung.
3. Informan Ketiga (Pedagang Kacamata Keliling)
Nama : Safri Lubis
Umur : 47 tahun
Suku : Mandailing
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Pedagang kacamata
Jumlah Anak : 3 (tiga)
Penghasilan : ± Rp. 1.500.000/bulan
Bapak Safri Lubis adalah seorang pedagang kacamata yang sudah
22 tahun tinggal di Kelurahan Baru. Beliau memiliki seorang istri dan 3
orang anak, anak pertama duduk di bangku SMA sedangkan anak kedua
dan ketiga masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Bapak Safri Lubis
berjualan kacamata keliling sejak tahun 2006 sampai sekarang atau sudah
10 tahun. Sebelum bekerja sebagai pedagang kacamata keliling, beliau
masyarakat. Kemudian beliau memilih bekerja sebagai pedagang kacamata
keliling karena lebih mudah, tidak banyak biaya, dan barang yang dijual
tahan lama sedangkan jualan buah kalau tidak habis barangnya sudah tidak
enak untuk di jual.
Kacamata yang dijual memiliki berbagai jenis seperti kacamata
anak-anak, kacamata gaya, dan kacamata resep. Beliau berjualan dari
pukul09.00 ‒ 17.00. Beliau berjualan ke pekan, tempat wisata, kebun
binatang dan tempat lainnya. Setiap hari beliau jualan menggunakan
kendaraan sepeda motor agar lebih efisien karena dapat menempuh
perjalanan yang jauh. Beliau membawa tas kacamata dan papan klip
kacamata, terkadang pergi jualan bersama temannya ke lokasi yang sama.
Pada musim liburan stok kacamata yang dijual lebih banyak dari
hari biasa, beliau mengajak temannya untuk ikut berdagang dengannya dan
membagi penghasilan secara cuma-cuma kepada temannya. Karena beliau
tidak dapat melakukannya sendiri dan terkadang mengajak anaknya jualan
kacamata keliling. Dalam sehari penghasilan yang didapat mencapai
Rp.1.000.000 ‒ Rp.3.000.000 sedangkan hari biasa dalam sehari dapat
Rp.100.000‒Rp.200.000dan terkadang sehari hanya laku hingga Rp.60.000
tergantung penjualan yang dilakukan. Untuk mengetahui lokasi jualan,
beliau sudah terbiasa dengan tempat yang sering dikunjungi dan diberitahu
oleh teman yang merupakan tetangganya. Bapak Safri Lubis mengambil
barang pada toke dan biasanya membeli langsung membayar dan
terkadang hutang tetapi tidak banyak kemudian sore hari dibayar kembali
pelanggannya tidak pergi membeli kacamata ke tempat yang lain dan
sampai sekarang Bapak Safri Lubis dan toke kacamata menjalin hubungan
dengan baik.
Bapak Safri Lubis memiliki pelanggan tetap di daerah yang
dikunjunginya, pelanggannya lebih sering membeli kacamata min dan
anak-anak selain itu diskon juga diberikan dengan mengurangi harga jual.
Beliau sangat rajin dalam usaha kacamatanya ini, karena berjualan
kacamata menyenangkan sekalian jalan-jalan selama berjualan. Modal
yang dibutuhkanberjualan kacamata yaitu Rp.1.000.000 sudah dapat
membeli berbagai jenis kacamata dan kacamata yang diambil dari toke
semuanya baru tidak ada kerusakan. Ketika membutuhkan modal jualan,
beliau meminjam kepada temannya dan terkadang toke kacamata juga
memberikan hutang kacamata dan dibayar kembali sesuai dengan modal
kacamata dalam waktu satu bulan. Selain toke yang memberikan hutang,
beliau juga memberikan hutang kepada pelangganyang sudah dipercaya
dan biasanya adalah kacamata min dan diberi waktu satu minggu. Selama
berjualan kacamata keliling kendala yang dihadapi adalah modal kurang,
cuaca tidak mendukung, sakit, dan terkadang tidak buka dasar saat jualan
kacamata.
Bapak Safri Lubis selalu bersemangat dalam bekerja karena beliau
berfikir selalu ada rezeki dalam berdagang. Jadi tidak oleh berputus asa
kalaupun tidak ada laku dalam sehari. Selain itu, harus rajin sedekah setiap
hari walaupun tidak banyak yang diberikan. Beliau mengatakan selalu
berjualan kacamata Bapak Safri Lubis tidak pernah mengalami kegagalan
atau bangkrut karena pekerjaan, sedangkan selama berjualan kacamata
beliau bisa membangun rumah, membeli sepeda motor, dan menabung.
4. Informan Keempat (Pedagang Kacamata Keliling)
Nama : Dazril Tanjung
Umur : 49 Tahun
Suku : Minang
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SLTA
Pekerjaan : Pedagang Kacamata
Jumlah anak : 4 (empat)
Penghasilan : ±Rp.1.500.000/bulan
Bapak Dazril Tanjung berjualan kacamata keliling sejak tahun
1988 sampai sekarang. Beliau menjual kacamata di lokasi wisata seperti
parapat dan aceh. Beliau mengetahui lokasi penjualan melalui teman dan
saudara dekat etnis minang yang berdagang kacamata. Selama mereka
berjualan di tempat tersebut, mereka tidak pulang ke rumah dan menginap
di loseman selama dua hari. Lokasi penjualan di parapat karena di lokasi
tersebut banyak masyarakat yang liburan dan berwisata, serta terdapat
banyak turis yang datang ke tempat tersebut untuk jalan-jalan ke tomok.
Karena di tomok terdapat banyak peninggalan sejarah dan yang menarik
perhatian para turis adalah batu gantung yang terdapat di pinggir tebing
tokekacamata yang sudah lama dikenal dan beretnis minang juga, beliau
membelinya langsung dari tokekacamata yaitu Bapak Syahrul.Beliauhanya
mengambil kacamata melalui tokejika hanya mengambil sedikit sekitar100
biji kacamatabelanja ke medan apabila stok kacamata yang diperlukan
banyak. Hubungan yang dimiliki Bapak Dazril Tanjung dengan toke
kacamata adalah sebagai teman satu etnis Minang dan saling mengerti satu
sama lain sehingga tidak terjadi konflik antara Beliau dengan toke
kacamata. Dalam segi ekonomi, pendapatan dalam sehari mencapai
±Rp.100.000‒ Rp.200.000/hari.Beliau berjualan mulai pukul 08.00 ‒
16.00sehingga beliau mendapatkan penghasilan tersebut. Dalam berjualan,
bapak ini mempunyai hubungan dengan pembeli sebagai pelanggan tetap
dengan memberikan diskon dalam pembelian kacamata agar tetap
mempunyai pelanggan. Dalam menjalin hubungan yang baik, beliau
pernah meminjamkan modal kacamata kepada saudara dan temannya yang
beretnis Minang dengan modal mencapai Rp.2.000.000. Strategi penjualan
yang dilakukan adalah dengan bersaing secara sehat yaitu dengan
kejujuran dalam usaha, ramah terhadap pembeli dan giat dalam berjualan.
Bapak Dazril Tanjung memiliki komunitas khusus etnis Minang
yang membantu perekonomian anggotanya, jenis bantuan yang diberikan
adalah bantuan uang untuk modal pekerjaan sebesar Rp.10.000.000/3
bulan. Bapak Dazril Tanjung juga pernah meminjamkan kacamatanya
saudaranya untuk dijual dengan pembagian keuntungan beliau sendiri
yang memberikan dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan
kepada toke seharga Rp.2.000.000 untuk berjualan kacamata karena
membutuhkan kacamata dan untuk membayarnya dibutuhkan tenggang
waktu satu bulan lebih untuk dapat membayar hutang kacamata dalam
bentuk uang. Dalam berdagang, Bapak Dazril Tanjung juga pernah
memberikan hutang kepada pembelinya dan diberi tenggang waktu
selamatigaminggu dan apabila mengalami kendala dalam
pembayaranhutang maka beliau menghadapinya dengan sabar karena
kalau pembeli tidak ada maka Bapak Dazril Tanjung tidak akan
mempunyai pelanggan dan hal tersebut dilakukan untuk menjaga
hubungan pertemanan antara Beliau dengan pembeli. Keuntungan yang
lebih besar adalah dalam penjualan kacamata resep dengan harga jual
Rp.200.000.
Dalam menjalankan usaha dagang kacamata, diperlukan penerapan
nilai agama yang baik. Bapak Dazril Tanjung berdagang secara jujur
dengan memberikan kacamata yang baru dan bagus kepada pembeli dan
apabila ternyata barang yang diberikan rusak bisa diganti dengan kacamata
lain. Nilai agama tidak hanya diberikan kepada pedagang saja,melainkan
penerapan nilai agama juga dalam keluarga seperti meminta doa kepada
anaknya agar jualannya laris dan sering membelikan hadiah kepada
anaknya agar anaknya merasa senang.
Prinsip berdagang yang dimiliki Bapak Dazril Tanjung adalah
dengan semangat tinggi dan yakin bahwa jualannya dapat untung dalam
sehari dan memiliki strategi penjualan dengan mencapai target keuntungan
berjualan seperti hujan, modal kurang untuk berjualan. Walaupun begitu
Bapak Dazril Tanjung tetap semangat dalam berjualan karena kalau hujan
pun juga ada rezekinya. Kalau modal kurang juga bisa meminjam kepada
toke kacamata. Dan beliau tetap semangat walau hanya dapat menjual
satubuah kacamata dalam sehari.
Sampai saat ini jualan kacamata Bapak Dazril Tanjung aman-aman
saja dan tidak mengalami kegagalan dalam usahanya. Tetap tekun
menjalani dagangan kacamata keliling untuk memenuhi kebutuhan
ekonominya. Kesuksesan dalam bidang ekonomi yang diperoleh Bapak
Dazril Tanjung adalah dapat membangun rumah gedung bertingkat karena
mempunyai tabungan, membeli alat-alat elektronik seperti tv, kulkas dan
hiasan rumah serta membayar keperluan pendidikan anak-anaknya.
5. Informan kelima (Pedagang Kacamata Keliling)
Nama : Lambing Hasibuan
Umur : 43 tahun
Suku : Mandailing
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SLTA
Pekerjaan : Pedagang Kacamata
Jumlah anak : 4 (empat)
Penghasilan : ± Rp.1.500.000/bulan
Bapak Lambing Hasibuan berjualan kacamata selama 5 tahun,
Beliau menekuni berjualan kacamata. Memilih berjualan kacamata keliling
karena modalnya kecil tapi untungnya bisa besar, kacamata yang dijual
adalah kacamata gaya/santai, anak-anak, dan kacamata min dengan harga
mencapai Rp.15.000‒Rp.100.000.Beliau berjualan mulai pagi jam 09.00‒
17.00 sore. Bapak Lambing Hasibuan memasarkan barangnya ke tempat
pesta kematian, lokasi wisata, perkebunan dan sebagainya.
Bapak Lambing Hasibuan mengatakan terkadang beliau
menanyakan kepada temannya lokasi yang ramai dikunjungi masyarakat
dan jualan ke kebun binatang, taman bunga, parapat. Beliau juga akan
membagi informasi kepada saudaranya yang juga berjualan kacamata.
Beliau mengatakan berjualan kacamata ini harus pandai merayu pembeli
agar tertarik untuk membeli.
Modal berjualan kacamata dengan uang sendiri sekitar
Rp.1.500.000,- dan terkadang meminjam kacamata kepada toke kacamata
dan mengembalikannya sesuai dengan modal kacamata. Walaupun toke
kacamata bukan saudara dekat tetapi hanya pelanggan tetap kepada toke
yang memiliki hubungan baik. Jangka waktu yang diberikan toke
kacamata untuk membayar hutang biasanya satu bulan dan jika telat
membayar hutang maka diberikan waktu dua minggu lagi. Toke kacamata
memberikan pinjaman modal kacamata karena sebagai sesama pedagang
kacamata, dan perbedaan berjualan kacamata dengan berjualan barang
yang lain adalah barang kacamata yang dijual tahan lama, kacamata yang
dibeli dipakai untuk bersantai ketika liburan bersama keluarga dan sebagai
Bapak Lambing Hasibuan juga mengatakan bahwa beliau berjualan
kacamata ke wilayah perkebunan karena masyarakatnya berminat membeli
kacamata resep. Banyak di kelurahan ini yang berjualan kacamata dan
selalu ada yang membeli karena kacamata juga merupakan kebutuhan
untuk gaya hidup dan penglihatan. Beliau pernah berjualan kacamata tapi
tidak ada pembeli walaupun begitu beliau mengatakan yang namanya
jualan ya pasti ada saat orang tidak ada yang beli dalam satu hari.
Selama berjualan kacamata Bapak Lambing Hasibuan tidak pernah
berkonflik dengan pelanggannya maupun toke kacamata dan pedagang
kacamata lainnya. Beliau mempunyai hubungan baik kepada pedagang
lain karena berpikir bahwa mereka sama-sama penjual barang yang sama.
Kepada pelanggannya, Beliau memberikan potongan harga agar
pelanggannya tidak lari dan puas dengan barang yang dibeli. Beliau setiap
hari berjualan ke berbagai tempat yang ramai dikunjungi masyarakat,
kecuali beliau memiliki kendala seperti sakit, ada acara. Beliau
mengatakan jualan itu yang penting berkah walaupun sedikit yang didapat.
6. Informan Keenam (Pedagang Kacamata Keliling)
Nama : Budi Ajo
Umur : 38 Tahun
Suku : Minang
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Jumlah anak : 2 (dua)
Penghasilan : ±Rp.1.500.000/bulan
Bapak Budi Ajo merupakan salah satu pedagang etnis Minang
yang telah lama tinggal di Kota Pematangsiantar sejak berumur 20 tahun
dan memulai berjualan kacamata saat pindah ke Kota Pematangsiantar.
Awalnya Bapak Budi Ajo menjalankan usaha dagang kacamata diajak oleh
saudaranya dan berjualan di Parapat karena banyak wisatawan yang
berkunjung untuk berlibur. Selama beberapa bulan Beliau ikut berjualan
dengan saudaranya dan menabung untuk mengumpulkan modal berjualan
kacamata dan meminjam uang dari saudaranya. Sebelum merantau, Bapak
Budi Ajo bertani di kampung membantu orang tuanya. Sudah menjadi
budaya etnis Minang bahwa laki-laki harus merantau untuk mencari
kemajuan dalam kehidupannya, beliau memutuskan untuk merantau ke
Kota Pematangsiantar dan memiliki saudara untuk menetap. Modal awal
Beliau berjualan kacamata adalah Rp. 1.000.000. Semua jenis kacamata
bisa dibeli seperti kacamata anak-anak, gaya, baca, dan resep.
Awal berjualan kacamata, Bapak Budi Ajo berdagang sendiri
dengan menumpang dengan saudara dan temannya, juga menggunakan
kendaraan umum seperti angkot dan bus. Biaya yang dikeluarkan
mencapai Rp.25.000. Beliau pergi ke lokasi pariwisata yang dekat dengan
Kota Siantar yaitu Parapat, Tiga Ras, Pantai Cermin, Pekan-pekan, dan
lokasi lainnya yang bisa dijangkau untuk berjualan kacamata keliling. Pada
hari biasa, penghasilan yang didapatkan sehari mencapai Rp.50.000 ‒
Rp.1.000.000 ‒ Rp.2.000.000. Selain itu modal yang diperlukan juga besar
agar banyak yang tertarik dengan kacamata karena model kacamatanya
banyak. Barang yang dibawa untuk berjualan kacamata adalah papan video
atau tempat menggantungkan kacamata. Beliau berjualan kacamata selama
delapan jam sehari. Pernah saat berjualan, banyak orang yang rombongan
anak sekolah berlibur dan membeli kacamata anak-anak, dalam sehari itu
kacamata anak-anak habis dan saya diperbolehkan menumpang di bus.
Beliau saling memberikan informasi kepada pedagang lain yang
merupakan saudara dekat Bapak Dazril Tanjung. Mereka dikenal sebagai
abang dan adik karena memiliki kemiripan wajah. Jadi mereka saling
bekerjasama dalam berdagang kacamata. Selama berjualan kacamata,
banyak kendala yang dihadapi seperti para pedagang kacamata berjualan
di lokasi yang sama sehingga mereka harus pandai-pandai dalam bersaing
dan mencari pembeli. Tidak ada ketentuan jumlah baranng harus terjual
dalam sehari, yang terpenting mendapatkan keuntungan yang lumayan
sudah cukup.
Dalam bersaing menjual barang dagangan, Bapak Budi Ajo tidak
pernah berkonflik dengan sesama pedagang maupun dengan pedagang
lainnya karena beliau menganggap bahwa di perantauan kita harus berbuat
baik karena berada jauh dari rumah. Karena untuk membangun hubungan
dengan orang lain harus dimulai dengan sesuatu yang baik, dan menjaga
hubungan yang sudah terjalin. Jadi, bisa saling mengenal dan membantu
jika ada yang membutuhkan. Saat waktu luang ketika berjualan, beliau
kehidupan keluarga mereka. Selain itu para pedagang juga bercerita
mengenai daerah yang cocok untuk jualan kacamata. Pedagang kacamata
dengan pedagang lainnya sudah saling mengenal kalau bertemu di lokasi
penjualan yang sama walaupun berbeda daerah tempat tinggal.
Bapak Budi Ajo mengatakan bahwa beliau pernah meminjamkan
modal uang dan barang kepada Bapak Dazril Tanjung yang memiliki
kesamaan etnis karena berasal dari kampung yang sama, merasa senasib,
pernah merasakan ketika tidak punya uang untuk modal jualan. Batas
peminjaman sesuai dengan kemampuan peminjam dan jangka waktu yang
diberikan tiga minggu. Saat berjualan berdua dengan teman yang sudah
beliau anggap sebagai saudara karena berasal dari kampung yang sama
yaitu Kota Padang, beliau berjualan kacamata berdua mengendarai sepeda
motor temannya dimana penghasilan yang didapat dibagi rata. Strategi
penjualan yang dilakukan dengan membagi wilayah penjualan dan lokasi
berjualan adalah di pantai. Bapak Budi Ajo belanja barang dagangan
kepada Bapak Sapnil/suami Ibu Yuhelvi toke kacamata yang sudah lama
dikenal atas rekomendasi dari saudaranya, walaupun terdapat satu toke
kacamata lagi yang beliau kenal tetapi beliau lebih memilih toko Bapak
Sapnil/suami Ibu Yuhelvi. Saat kehabisan barang belanja di toko Ibu
Yuhelvi, Beliau baru akan belanja ke Toko Bapak Syahrul.
Bapak Budi Ajo membeli barang dengan pembayaran kontan hanya
pada hari biasa, tetapi pada saat hari besar dan hari libur beliau berhutang
karena banyak yang membeli kacamata saat hari besar dan hari libur
beliau banyak bertemu dengan pelanggannya dan memberikan potongan
harga.
7. Informan ketujuh (Pedagang Kacamata Keliling)
Nama : Yusri Rangkuti
Umur : 42 tahun
Suku : Mandailing
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : STM
Pekerjaan : Pedagang Kacamata
Jumlah anak : 2 (dua)
Penghasilan : ± Rp.1.500.000/bulan
Bapak Yusri Rangkuti sudah tinggal di Kota Pematangsiantar sejak
40 tahun yang lalu, beliau datang ke sini sejak masih kecil bersama
orangtuanya langsung merantau dari kampung di Tapanuli Selatan. Beliau
sudah menekuni berjualan kacamata selama 10 tahun. Sebelum bekerja
sebagai kacamata keliling, Bapak Yusri Rangkuti berjualan ke
pekan-pekan dengan modal awal Rp.500.000,- karena dulu harga kacamata masih
murah. Beliau beralih pekerjaan menjadi pedagang kacamata keliling
karena berkurangnya pembeli saat berjualan di pekan-pekan. Beliau
berjualan ke pekan-pekan yang dekat dengan perkebunan teh dimana saat
itu bekerja masih menggunakan tenaga kerja manual atau memetik sendiri,
tetapi seiring berkembangnya zaman sekarang sudah beralih menggunakan
pemetik teh dan terkadang tidak digaji. Hal ini mengakibatkan masyarakat
perkebunan di daerah tersebut kehilangan pekerjaan, sehingga pembeli di
pekan semakin berkurang karena pekerja kebun beralih pekerjaan menjadi
pedagang.
Jenis kacamata yang dijual adalah kacamata gaya/action dengan
harga Rp. 20.000 ‒ Rp. 35.000. Kacamata anak-anak dengan harga Rp.
15.000 ‒ Rp. 20.000. Kacamata Baca dengan harga Rp. 30.000 ‒ Rp.
50.000. Kacamata Resep dengan harga Rp. 300.000 ‒ Rp. 500.000. Beliau
mengatakan bahwa yang membeli kacamata resep biasanya orang di
perkebunan. Daerah yang dikunjungi Bapak Yusri Rangkuti untuk jualan
kacamata tidak jauh berbeda dengan pedagang yang lain yaitu tempat
rekreasi, ke pekan, dan lokasi yang ramai dikunjungi ramai. Awal
berjualan Bapak Yusri Rangkuti menggunakan kendaraan sendiri yaitu
sepeda motor. Tetapi beliau juga sering mengajak temannya Safri yang
merupakan sesama pedagang untuk jualan kacamata keliling di lokasi
yang sama. Kemudian keuntungan dan ongkos dibagi dua kepada
masing-masing. Berjualan menggunakan kendaraan sendiri tidak menghabiskan
banyak duit karena hanya membayar duit minyak Rp. 20.000. Beliau tidak
punya pelanggan tetap yang membeli tetapi banyak kenalan jadi kalau
bertemu dipanggil untuk melihat-lihat kacamata.
Penghasilan yang didapat Bapak Yusri Rangkuti berjualan
kacamata keliling seharinya mencapai Rp. 50.000 ‒ Rp. 100.000. Jika
ramai yang beli penghasilan mencapai Rp. 100.000 ‒ Rp. 300.000. Jadi,
berjualan kacamata keliling bukan hanya sekedar berjualan tetapi juga
berjalan-jalan. Kendala yang harus dihadapi oleh beliau adalah ketika
cuaca tidak mendukung seperti hujan, stamina kurang sehat, tidak
diperbolehkan jualan oleh yang punya tempat di lokasi jualan. Banyak
pengalaman yang dialami oleh Bapak Yusri Rangkuti selama berjualan
seperti berlibur sambil berjualan ke pantai, mengendarai sepeda motor saat
hujan sehingga barang yang dibawa juga basah.
Bapak Yusri Rangkuti memiliki hubungan kedekatan dengan
sesama pedagang kacamata keliling yang berjualan bersama, saling
meminjamkan kacamata untuk dijual sehingga berapapun penghasilan
yang didapat akan dibagi rata. Hal ini disebabkan karena satu perjuangan
dan satu perjalanan. Dalam berinteraksi sesama pedagang bercerita tentang
dagang, kemana mau jualan, dan bercerita tentang keluarga mereka. Beliau
mendapatkan informasi untuk berjualan dari pedagang lain yang berjualan
kue, jualan pecah belah, jualan mie pecal, jualan mainan anak-anak, serta
banyak informasi dari pedagang lainnya yang dikenal.
Untuk menambah barang dagangan, Bapak Yusri Rangkuti
meminjam modal untuk berjualan kepada temannya sedangkan hari-hari
besar seperti lebaran, tahun baru dan hari libur anak sekolah, beliau
berhutang kepada Toke kacamata yaitu Ibu Yuhelvi mencapai Rp.
1.000.000 ‒ Rp. 2.000.000. Waktu pembayaran hutang langsung dibayar
setelah dua sampai tiga minggu atau selesai hari-hari besar dan liburan
8. Informan kedelapan (Pedagang Kacamata Keliling)
Nama : Kewan Chaniago
Umur : 42 tahun
Suku : Minang
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Pedagang Kacamata
Jumlah anak : 4 (empat)
Penghasilan : ± Rp.1.500.000/bulan
Bapak Kewan Chaniago telah tinggal di Kota Pematangsiantar
sejak tahun 2002, beliau berasal dari Kota Padang Pariaman. Beliau
memilih merantau ke Kota Pematangsiantar karena banyak anggota
keluarganya yang tinggal di Kota ini. Awalnya Beliau merintis usaha
sebagai pedagang yang berjualan di beko. Jadi beliau berjualan ke pajak
parluasan setiap harinya. Namun merasa kurang puas dengan pekerjaannya,
Beliau mencoba untuk berjualan kacamata bersama temannya selama dua
hari di parapat bertepatan dengan hari libur anak sekolah. Jadi beliau
bersama temannya menginap di rumah keluarga temannya di parapat.
Melihat pembeli yang lumayan ramai, beliau pun mencoba untuk berjualan
kacamata sendiri dengan modal sendiri Rp.1.500.000 mengendarai sepeda
motor ke lokasi wisata di sekitar parapat, pekan si borong-borong, kebun
binatang, garoga, pantai perjuang dan sebagainya. Saat berjualan pada hari
biasa Bapak Kewan Chaniago berjualan mulai pukul 09.00 ‒ 17.00 wib.
parapat serta menginap di rumah temannya agar menghemat biaya ongkos
minyak, setelah tiga hari beliau berjualan ke lokasi lain. Pada hari biasa
pendapatan sehari mencapai Rp.60.000 ‒ Rp.100.000 tergantung harga
penjualan kacamata. Pada hari besar pendapatan mencapai Rp.1.000.000 ‒
Rp.3.000.000. Modal berjualan saat hari besar dan hari libur lebih besar
dibandingkan pada hari biasa, beliau meminjam modal jualan kepada toke
kacamata dengan batas peminjaman selama dua minggu.
Kendala dalam berjualan selalu ada seperti hari hujan, tidak ada
orang, modal yang kurang, kondisi tubuh kurang sehat, banyak saingan.
Bapak Kewan Chaniago memiliki pelanggan tetap di beberapa daerah,
biasanya pelanggannya membeli kacamata baca dan resep. Dalam
seminggu modal jualan yang dikeluarkan tidak tetap tergantung banyak
atau sedikitnya pembeli. Pada saat tidak mempunyai modal jualan, beliau
meminjam barang kacamata kepada temannya, batas peminjaman
tergantung banyaknya barang yang terjual kemudian barang yang dipinjam
diganti dengan uang sesuai dengan jumlah barang yang dipinjam.
Sebaliknya, ketika temannya tidak mempunyai barang maka temannya
meminjam barang kepada Bapak Kewan Chaniago.
Pada saat kekurangan modal jualan, Bapak Kewan Chaniago
meminjam kepada toke yang sudah menjadi langganan dalam membeli
kacamata. Strategi dalam berjualan, beliau harus pandai-pandai merayu
pembeli. Jika satu hari terdapat barang yang tidak terjual, maka tidak ada
penghasilan, beliau memakai tabungan untuk memberi uang belanja