• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modal Sosial Pedagang Kacamata Keliling (Studi kasus di Kelurahan Baru Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Modal Sosial Pedagang Kacamata Keliling (Studi kasus di Kelurahan Baru Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar)"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

Dokumentasi Lapangan

Gambar I: Peneliti melakukan wawancara Gambar II: Peneliti melakukan

kepada Ibu Yuhelvi (Toke Kacamata) wawancara kepada Bapak Ahmad

Fauzi (pedagang kacamata)

Gambar III: Toko Kacamata Ibu Yuhelvi Gambar IV: Pembeli saat memilih

(2)

Gambar V: Pedagang Kacamata yang Gambar VI: Kantor Kelurahan Baru

berjualan memakai kendaraan bermotor. Pematangsiantar.

(3)

INTERVIEW GUIDE

MODAL SOSIAL PEDAGANG KACAMATA KELILING

(Studi Kasus Pedagang Kacamata Keliling di Kelurahan Baru

Kecamatan Siantar Utara Kota Pematangsiantar)

Informan Kunci

I. Pedagang Kacamata

Nama Lengkap :

Jenis Kelamin :

Umur :

Suku :

Agama :

Pendidikan terakhir :

Jumlah Anak :

Penghasilan :

Draf Wawancara

A.Data Dasar

1. Sudah berapa lama saudara tinggal di Kelurahan Baru?

2. Sudah berapa lama saudara jualan kacamata keliling?

3. Apa yang membuat saudara tertarik jualan kacamata keliling?

4. Sebelum berjualan kacamata, apa pekerjaan saudara sebelumnya?

5. Bagaimana awal saudara memulai berjualan kacamata?

6. Apakah saudara mengetahui sejarah berjualan kacamata?

(4)

8. Dari mana saudara mendapatkan modal awal berjualan kacamata?

9. Kemana saja lokasi saudara memasarkan kacamata ?

10.Berapa jam saudara berjualan dalam sehari?

11.Apakah saudara memiliki kendaraan sendiri untuk berjualan atau

menumpang dengan pedagang kacamata yang lain?

12.Jika memiliki kendaraan sendiri berapa biaya yang saudara keluarkan

untuk berjualan kacamata?

13.Jika menumpang dengan pedagang kacamata lain, atas dasar apa saudara

menumpang dengan pedagang tersebut?

14.Berapa penghasilan saudara berjualan dalam sehari?

15.Apakah saudara memiliki pelanggan tetap di lokasi berjualan?

16.Apa pengalaman menarik ketika saudara berjualan kacamata keliling?

17.Apa kendala-kendala yang saudara hadapi dalam berjualan kacamata

keliling?

B.Jaringan Sosial antara sesama Pedagang Kacamata Keliling

1. Berapa modal saudara dalam berjualan selama satu pekan?

2. Berapa banyak kacamata yang dapat saudara jual dalam satu hari?

3. Bagaimana hubungan saudara dengan pedagang kacamata lainnya?

4. Apakah pernah terjadi konflik antara saudara dengan pedagang lainnya?

5. Apakah faktor yang menyebabkan saudara dekat dengan pedagang

tertentu?

6. Apa saja yang saudara perbincangkan dengan pedagang lain selain

(5)

7. Apakah saudara pernah meminjam uang kepada pedagang kacamata lain

untuk menambah modal dagang?

8. Apakah saudara pernah meminjamkan uang kepada pedagang kacamata

lain?

9. Apa alasan saudara meminjamkan uang kepada pedagang kacamata yang

lain?

10. Apakah saudara pernah diajak berjualan dengan pedagang kacamata yang

lain?

11. Bagaimana pembagian penghasilan yang didapat?

12. Jika punya banyak modal, siapa yang saudara ajak untuk berjualan?

13. Bagaimana pembagian penghasilan yang didapat?

14. Bagaimana strategi penjualan yang saudara lakukan dengan pedagang

kacamata yang lain?

C.Jaringan Sosial antara Pedagang Kacamata dengan Toke Kacamata

1. Dimana saudara membeli barang untuk dijual?

2. Apakah hanya pada satu toke anda membeli barang dagangan?

3. Apakah saudara membeli barang dengan pembayaran kontan atau

pinjaman?

4. Jika dengan pinjaman, apakah saudara punya perjanjian tertentu dengan

toke kacamata?

5. Sudah berapa lama saudara mengenal dan membeli barang kepada toke

kacamata?

(6)

7. Apa alasan saudara memilih toke kacamata tersebut untuk membeli

barang?

D.Jaringan Sosial antara Pedagang Kacamata dengan Pembeli atau

Pelanggan

1. Bagaimana hubungan saudara dengan pembeli atau pelanggan?

2. Apakah saudara mempunyai pelanggan tetap di setiap daerah yang saudara

kunjungi?

3. Berapa daerah yang dapat saudara kunjungi untuk berjualan dalam satu

pekan?

4. Bagaimana cara saudara mengetahui bahwa di daerah itu bisa dijadikan

lahan untuk berjualan kacamata?

5. Selain membeli barang, apakah yang saudara bicarakan pada pembeli atau

pelanggan tersebut?

6. Bagaimana saudara menentukan harga barang terhadap pembeli atau

pelanggan?

7. Apakah ada diskon atau pemotongan harga terhadap pembeli atau

pelanggan?

8. Apa alasan saudara memberikan diskon atau pemotongan harga?

E.Trust atau Kepercayaan antara sesama Pedagang Kacamata Keliling

1. Bagaimana rasa percaya saudara kepada pedagang lain?

(7)

3. Apa manfaat yang anda dapatkan dengan adanya rasa saling percaya antar

pedagang kacamata?

4. Apakah saudara meminjamkan atau menitipkan barang dagangan kepada

pedagang kacamata lain untuk dijual?

5. Atas dasar apa saudara meminjamkan atau menitipkan barang dagangan

kepada pedagang kacamata lain?

6. Bagaimana pembagian penghasilan jualan yang didapat?

F. Trust atau Kepercayaan antara Pedagang Kacamata dengan Toke

Kacamata

1. Bagaimana rasa percaya saudara kepada toke kacamata?

2. Bagaimana saudara membangun rasa percaya kepada toke kacamata?

3. Apa manfaat yang saudara dapatkan dengan adanya rasa saling percaya

kepada toke kacamata?

4. Apakah saudara berbelanja hanya pada satu toke kacamata saja?

5. Sudah berapa lama saudara mengenal toke kacamata tersebut?

6. Kenapa saudara memilih berbelanja kepada toke kacamata tersebut

daripada toke kacamata yang lain?

7. Apakah saudara pernah diberikan hutang dan potongan harga terhadap

barang dagangan?

8. Apakah saudara pernah diberikan pinjaman modal dan barang oleh toke

kacamata?

9. Bagaimana sistem pengembalian modal dan barang yang telah dipinjam?

(8)

G.Trust atau Kepercayaan antara Pedagang Kacamata dengan Pembeli

atau Pelanggan

1. Bagaimana rasa percaya saudara kepada pembeli atau pelanggan?

2. Bagaimana saudara membangun rasa percaya kepada pembeli atau

pelanggan?

3. Apa manfaat yang saudara dapatkan dengan adanya rasa saling percaya

kepada pembeli atau pelanggan?

4. Apakah saudara mempunyai banyak pembeli atau pelanggan kacamata?

5. Daerah apa saja yang menjadi pembeli atau pelanggan?

6. Sudah berapa lama saudara mengenal pembeli atau pelanggan kacamata

tersebut?

7. Apakah saudara pernah memberikan hutang dan potongan harga terhadap

barang yang dijual kepada pembeli atau pedagang?

8. Bagaimana sistem pembayaran yang dilakukan?

9. Atas dasar apa saudara memberikan hutang dan potongan harga tersebut?

H. Penerapan Nilai Agama dalam Berdagang

1. Bagaimana penerapan nilai agama dalam berdagang?

2. Bagaimana saudara mencari keuntungan besar dalam berdagang?

3. Bagaimana saudara melihat kualitas barang yang di beli di grosir?

4. Apa yang saudara lakukan jika barang yang sudah dibeli di grosir ternyata

rusak?

5. Apakah anda pernah ditipu oleh toke kacamata dalam membeli barang?

(9)

7. Apakah saudara menjual barang kacamata bekas?

8. Jika pernah berapa harga jual yang ditetapkan kepada pembeli?

9. Apakah saudara pernah menjual barang hanya dengan harga modal ?

II.Toke Kacamata

Data Pribadi

Nama :

Jenis Kelamin :

Umur :

Suku :

Agama :

Pendidikan Terakhir :

Jumlah Anak :

Penghasilan :

A. Jaringan Sosial

1. Sejak kapan saudara memulai usaha berjualan kacamata grosiran?

2. Apa saja jenis kacamata yang saudara jual?

3. Bagaimana saudara mendapatkan barang dagangan kacamata ini?

4. Apakah saudara juga menjual kacamata keliling sendiri?

5. Jika iya, kemana saja saudara menjual barang dagangan?

6. Bagaimana saudara mengetahui lokasi berdagang?

7. Apakah saudara memiliki pekerja atau karyawan yang bekerja dengan

(10)

8. Jika ada, sistem gaji seperti apa yang saudara gunakan?

9. Apakah saudara juga menjalin kerjasama dengan pedagang kacamata yang

lain?

10. Jika ada, bagaimana pembagian keuntungan yang didapat?

11. Apa kendala-kendala yang saudara hadapi dalam berdagang kacamata?

12. Bagaimana cara saudara mengatasinya?

B.Trust atau Kepercayaan

1.Sejak kapan saudara mengenal pedagang kacamata yang berbelanja dengan

saudara?

2. Bagaimana cara pembayaran barang pedagang kacamata tersebut?

3. Berapa banyak pedagang kacamata yang berbelanja dengan saudara?

4. Atas dasar apa saudara memberikan hutang kepada pedagang tersebut?

5. Apakah ada kesepakatan tertentu antara saudara dengan pedagang

kacamata tersebut?

6. Apakah kepada pedagang kacamata tertentu saja saudara memberikan

hutang?

7. Jika iya, atas dasar apa saudara hanya memberikan hutang kepada pembeli

tertentu saja?

8. Apakah saudara juga memberikan hutang kepada pembeli yang bukan

pedagang?

9. Jika iya, atas dasar apa saudara memberikan hutang kepada pembeli yang

(11)

10. Apa saja yang saudara bicarakan dengan pedagang kacamata selain urusan

berdagang?

11. Apakah saudara menitipkan barang dagangan kepada pihak lain untuk

dijual?

12. Jika iya, kepada siapa saudara menitipkan barang dagangan untuk dijual?

13. Atas dasar apa saudara menitipkan barang dagangan untuk dijual?

14. Bagaimana pembagian keuntungan yang didapat?

15. Apakah saudara pernah meminjamkan barang dagangan kepada pedagang

kacamata lain untuk dijual?

16. Berapa banyak yang dapat saudara pinjamkan?

17. Atas dasar apa saudara meminjamkan barang dagangan kepada pedagang

kacamata tersebut?

18. Jika terjual, bagaimana saudara membagi keuntungan dengan pedagang

kacamata?

C.Penerapan Nilai Agama dalam Berdagang

1. Apakah saudara menggunakan nilai agama dalam berdagang?

2. Bagaimana penerapan nilai agama dalam berdagang?

3. Bagaimana saudara mencari keuntungan dalam berdagang kacamata?

4. Apakah barang yang dijual sesuai dengan harga yang ditetapkan toke

kacamata lain?

5. Berapa banyak keuntungan yang anda ambil dalam berdagang kacamata

(12)

6. Apakah saudara pernah memberikan barang kepada pedagang kacamata

secara gratis?

7. Bagaimana anda mendapatkan pelanggan kacamata secara tetap?

8. Apakah saudara pernah ditipu dalam memberikan pinjaman kacamata

kepada pedagang kacamata?

9. Apa yang saudara lakukan jika ditipu?

Etos Kerja dalam berdagang

1. Bagaimana prinsip saudara dalam berdagang kacamata?

2. Apakah saudara memiliki strategi tertentu dalam berdagang?

3. Apa yang membuat saudara bertahan dalam berdagang kacamata?

4. Jika barang dagangan tidak ada yang terjual dalam sehari, apa yang

saudara lakukan?

5. Apakah saudara pernah mengalami kegagalan dalam berdagang kacamata?

6. Bagaimana cara saudara mengatasi hal tersebut?

7. Apa yang saudara lakukan agar dagangan saudara tidak gagal dan

mendapatkan keuntungan?

8. Apa yang saudara lakukanjika dalam sehari hanya dapat menjual satu buah

kacamata?

9. Apa saja yang menghalangi saudara dalam berdagang kacamata?

10.Bagaimana saudara menghadapi persaingan dalam berdagang kacamata?

11.Apakah terdapat kemajuan ekonomi atau kesuksesan selama saudara

berjualan kacamata?

12.Bagaimana kesuksesan anda dalam berdagang kacamata?

(13)

Daftar Pustaka

Bungin, Burhan. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Coleman, J. 2008. Dasar-Dasar Teori Sosial. Bandung: Nusa Media.

Damsar. 2009. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana.

Field, John. 2003. Modal Sosial. Bantul: Kreasi Wacana.

Fukuyama, Francis. 2002. Trust: Kebijakan Sosial dan Penciptaan

Kemakmuran. Yogyakarta: Qalam.

Mustofa, Muhammad Fajar, 2013. Peran Modal Sosial Pada Proses

Pengembangan Usaha (Studi Kasus: Komunitas PKL SMAN 8

Jalan Veteran Malang). Malang: Fakultas Enonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya.

Narwoko, J.Dwi dan Bagong suyanto. 2010. Sosiologi Teks Pengantar dan

Terapan. Jakarta: Kencan

Pramatya, Ichsan. 2013. Skripsi Modal Sosial Pedagang Kaki Lima.

Tanjung Pinang: FISIP Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Ritzer, George dan Goodman Douglas. 2004. Teori Sosiologi Modern.

Jakarta: Kencana Prenada Medi

Sunarto, Kamanto. 2004. Pengantar Sosiologi. Edisi revisi. Jakarta:

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Susilo, Agus. 2011 Tesis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pedagang

Kaki Lima Menempati Bahu Jalan Di Kota Bogor. Jakarta: FE

Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Kekhususan

(14)

Thobias, Erwin, A.K. Tungka, & J.J Rogahang. 2013. Pengaruh Modal

Sosial Terhadap Perilaku Kewirausahaan (Suatu Studi pada

Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah di Kecamatan Kabaruan

Kabupaten Kepulauan Talaud). Journal “ACTA DIURNA”, Ed.

April.

(http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurna/articmle/downloa

d/1412/1120, diakses tanggal 14 maret 2015).

Wibisono, Bhagas Adhindaru. 2012. Modal Sosial Kelompok Pedagang

Asal Minang di Kota Surakarta.Publikasi Online

http://sosiologi.fisip.uns.ac.id

Website:

id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Pematang_Siantar.

http://hariansib.co/view/Marsipature-Hutanabe/30351/Triwulan-ke--2--

Realisasi-PAD-Kota-Pematangsiantar-Rp61-15-Miliar.html#.VRzoxvnojro

http://harno-net.blogspot.com/2012/05/pengertian-pedagang-sayur-keliling.html.

http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/userfiles/daerah/1273/attac

hment/pelu_pematangsiantar2013.pdf.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/39476/Chapter%20

II.pdf;jsessionid=F0AB8179450DB2EED0403A23FD1A07B7?sequence4.

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian

adalah penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif Pendekatan kualitatif

adalahmetode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang

alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan

data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

daripada generalisasi.

Studi kasus merupakan cara bagaimana mengorganisasikan data sosial

agar diperoleh dan berbagai segi kehidupan sosial kelompok pedagang kacamata

keliling dalam memenuhi kelangsungan hidupnya dan diteliti secara menyeluruh.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kelurahan Baru Kecamatan Siantar Utara

Kota Pematangsiantar. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena dari semua

kelurahan tidak semuanya terdapat pedagang kacamata keliling dan di kelurahan

inilah tempat tinggal pedagang kacamata keliling dan mayoritas pedagang

(16)

3.3Unit Analisis dan Informan

3.3.1 Unit analisis

Unit analisis atau objek dalam penelitian ini adalah hal-hal yang

diperhitungkan menjadi subjek dari keseluruhan unsur yang menjadi fokus

penelitian (Bungin, 2007:51-52). Adapun yang menjadi unit analisis dan objek

kajian penelitian ini adalah para pedagang kacamata yang berjualan kelilingyang

tinggal di Kelurahan Baru Kota Pematangsiantar.

3.3.2 Informan

Informan merupakan subjek yang memahami permasalahan peneliti

sebagai pelaku maupun orang yang memahami permasalahan penelitian.

Pemilihan informan peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling untuk

menentukan subjek penelitian. Teknik Purposive Sampling digunakan jika dalam

pemilihan informan peneliti menggunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

Sehingga peneliti menentukan beberapa kriteria informan (Idrus, 2009). Adapun

yang menjadi informan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Pedagang kacamata keliling suku bangsa Minang yang telah berdagang

selama lebih dari 3 tahun.

2. Pedagang kacamata keliling suku bangsa Mandailing yang telah

berdagang selama lebih dari 3 tahun.

3. Toke kacamata/pedagang grosir yang berdagang di toko.

4. Berdasarkan karakter tersebut yang menjadi informan penelitian

(17)

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi,

keterangan-keterangan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Dalam

mengumpulkan data, peneliti menggunakan metode tertentu sesuai dengan tujuan

penelitian. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu

data primer dan data sekunder.

3.4.1 Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan. Adapun

untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini akan dilakukan dengan cara

penelitian lapangan yaitu :

1. Observasi

Observasi sebagai studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena

sosial dan gejala-gejala phisis dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Adapun

yang menjadi bahan observasi dalam penelitian adalah pengamatan langsung

kepada pedagang kacamata keliling yang tinggal di Kelurahan Baru mengenai

pemanfaatan modal sosial berupa jaringan sosial dan kepercayaan.

2. Wawancara mendalam

Wawancara adalah melakukan suatu percakapan atau tanya jawab dengan

informan secara mendalam. Peneliti berusaha menggali informasi

sebanyak-banyaknya dari informan dengan menggunakan pedoman wawancara yaitu alat

bantu rekam/tape recorder dan pedoman wawancara yang telah disusun

(18)

waktu yang lama bersama informan di lokasi penelitian, dalam artian

pewawancara terlibat dalam kehidupan sosial di lokasi penelitian (Bungin, 2006).

3.4.2 Data Sekunder

Data Sekunder yaitu semua data yang diperoleh secara tidak langsung

dari objek penelitian. Pengumpulan data sekunder dalam penelitian dilakukan

dengan penelitian studi kepustakaan untuk mendapatkan data yang bersifat teoritis,

konsepsi, pandangan, tema melalui buku, pencatatan dokumen, artikel, jurnal,

tulisan dan catatan lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian ini.

Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis,

sebagian data yang tersedia berbentuk laporan, dokumen, dan foto.

3.5 Interpretasi Data

Pengolahan data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah seluruh

data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, observasi, catatan

lapangan, foto, dokumen dan sebagainya yang mendukung pengumpulan data.

Setelah data tersusun dan dikategorisasi serta diinterpretasi secara kualitatif

(19)

3.6 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan

Bulan ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Pra proposal √

2 ACC judul √

3 Penyusunan proposal penelitian √ √ √

4 Seminar proposal penelitian √

5 Penelitian lapangan √

6 Pengumpulan dan analisis data √ √ √

7 Bimbingan skripsi √ √ √

8 Penulisan laporan akhir √ √ √

(20)

BAB IV

TEMUAN DATA DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.1Deskripsi Wilayah Penelitian

4.1.1 Sejarah Kelurahan Baru

Kelurahan Baru adalah salah satu kelurahan yang terdapat di

Kecamatan Siantar Utara, yang ada dari perluasan Kotamadya

Pematangsiantar. Sebelumnya kelurahan ini adalah bagian dari Kelurahan

Melayu Kecamatan Siantar Utara, kemudian Kelurahan Melayu dipecah

menjadi dua yaitu Kelurahan Baru. Berdasarkan hasil wawancara dengan

seorang warga (Bapak Bahtiar, 71 tahun) sudah tinggal di kelurahan baru

selama 58 tahun, terkait sejarah kelurahan dikatakan bahwa dulu kelurahan

ini merupakan rumah penduduk dan memiliki halaman yang ditumbuhi pohon

kelapa. Adapun asal mula nama kelurahan ini, karena kelurahan ini

merupakan perpecahan dari kelurahan melayu dan baru dibentuk sehingga

disebut kelurahan baru. Kelurahan baru ini terbentuk sekitar tahun 1970 yang

dikepalai oleh seorang lurah yang bernama Ishak Nasution. Sejak kelurahan

ini berdiri menjadi Kelurahan Baru terdapat 8 kepala lurah yang menjabat di

kelurahan ini.

Kelurahan Baru saat ini dipimpin oleh seorang lurah yang bernama

Bapak Hamzah F Damanik, S.STP yang telah menjabat selama dua tahun dan

sekretaris lurah yang bernama Roona I.O. Sumbayak, S.Sos. Kelurahan ini

memiliki 2 lingkungan yang masing-masing lingkungan dipimpin oleh

(21)

sebanyak 4 perangkat kelurahan, 1 Seksi Pemerintahan dan Ketertiban Umum

yang bernama Ardiansyah Nur, 1 Seksi Kesejahteraan Sosial dan Pembinaan

Lembaga Kemasyarakatan yang bernama Afrina, 1 Seksi Pemeliharaan

Prasarana Fasilitas Pelayanan Umum yang bernama Masyitha, 1 Seksi

Pemberdayaan Masyarakat yang bernama Sugianto, dan 2 kepala lingkungan.

Kepala lingkungan I dipimpin oleh Bahtiar. Lingkungan II dipimpin oleh

Misbah Nasution. Etnis yang pertama datang ke kelurahan ini adalah Etnis

Melayu, mereka merupakan etnis yang sudah lama tinggal di kelurahan

melayu dan sampai saat ini mereka tinggal di kelurahan baru.

4.1.2Keadaan Geografis Kelurahan

Kelurahan Baru Kecamatan Siantar Utara memiliki wilayah yang terdiri

dari 2 lingkungan yaitu lingkungan 1 yang terdiri dari 1600 jiwa dan

lingkungan II terdiri dari 3.800 jiwa. secara geografis Kelurahan Baru

Pematangsiantar berada sekitar 500 meter di atas permukaan laut dengan suhu

rata-rata 28oC. Kelurahan ini memiliki wilayah seluas 25,28 Ha, memiliki

jarak tempuh dari pusat kota 1 Km, dan jarak ke ibu kota provinsi 128 km,

sedangkan batas wilayah adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sukadame

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Pahlawan

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Pardomuan

(22)

4.1.3Sarana dan Prasarana Kelurahan

4.1.3.1 Sarana Pendidikan

Dalam lingkungan masyarakat pendidikan sangat penting karena

pendidikan sebagai upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga

dalam setiap kelurahan dibutuhkan adanya sarana pendidikan. Adapun

sarana-sarana pendidikan yang ada di Kelurahan Baru adalah Taman

Kanak-kanak, dan Sekolah Dasar pada tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 1

Sarana pendidikan di Kelurahan Baru

No. Sarana Pendidikan Negeri Swasta Jumlah

1. PAUD 1 - 1

2. TK - 2 2

3. SD 1 2 3

Total 2 4 6

Sumber: Profil Kelurahan Baru 2013

Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa pendidikan yang ada di kelurahan

baru kurang memadai karena tingkat SMP dan SMA belum ada, hanya

PAUD, TK, SD yang melengkapi pendidikan di kelurahan baru. Hal ini

terlihat dari tingkat pendidikan yang kurang memadai. Secara keseluruhan

sarana pendidikan terdiri dari tingkat PAUD sampai tingkat SD. Adapun

jumlah sarana pendidikan yang terdapat di Kelurahan Baru berjumlah 6

(23)

tingkat PAUD 1 unit dan SD 1 unit. Sarana pendidikan swasta terdapat 4

unit dengan rincian tingkat TK 2 unit dan SD 2 unit. Berdasarkan jumlah

sarana pendidikan yang terdapat di kelurahan ini belum memadai dalam

meningkatkan pendidikan masyarakat.

4.1.4 Gambaran Penduduk Kelurahan Baru

4.1.4.1 Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Lingkungan

Tempat Tinggal

Jumlah penduduk di Kelurahan Baru Kecamatan Siantar Utara

Pematangsiantar adalah 8.446 jiwa, terdiri dari laki-laki berjumlah 4.281

orang dan perempuan berjumlah 4.165 orang. Jumlah kepala keluarga (KK)

yaitu 2.674 KK. Dari seluruh jumlah penduduk yang tinggal di kelurahan

baru terbagi ke dalam 2 lingkungan, lingkungan I terdiri dari 4.180 jiwa

dikepalai oleh Bahtiar, lingkungan II terdiri dari 4.266 jiwa dikepalai oleh

Misbah Nasution. Seluruh penduduk di Kelurahan Baru adalah Warga Negara

Indonesia atau Pribumi, Warga Negara Indonesia Turunan Asing dan Orang

Asing. Di Kelurahan Baru jumlah penduduk di lingkungan II lebih banyak

dibandingkan dengan lingkungan II.

4.1.4.2 Penduduk Berdasarkan Etnis

Kelurahan Baru merupakan kelurahan yang heterogen karena

penduduknya berasal dari berbagai etnis yang berbeda, sehingga masyarakat

yang tinggal di kelurahan ini hidup berdampingan dengan etnis berbeda.

Dalam hal ini, pedagang kacamata keliling yang tinggal di Kelurahan Baru

(24)

Barat. Rata-rata pedagang kacamata keliling berpendidikan Sekolah

Menengah Atas (SMA).Hal ini dapat dilihat dalam tabel2 sebagai berikut :

Tabel 2

Komposisi Penduduk Berdasarkan Etnis

No. Etnis

Jumlah

Laki-Laki

Jumlah

Perempuan

Jumlah

1. Mandailing 837 1038 1.875

2. Simalungun 610 502 1.112

3. Jawa 812 684 1.496

4. Karo 405 205 610

5. Nias 8 11 19

6. Pakpak 124 204 328

7. Aceh 8 7 15

8. China 649 550 1.199

9. Minang 731 599 1.330

Total 4.023 3.798 8.446

Sumber : Profil Kelurahan Baru 2013

Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa Kelurahan Baru merupakan

Kelurahan yang karakteristik masyarakatnya heterogen yaitu didiami oleh

berbagai etnis seperti Etnis Mandailing (1.875 jiwa), Simalungun (1.112

jiwa), Jawa (1.496 jiwa), Karo (610 jiwa), Nias (19 jiwa), Pakpak (328

jiwa), Aceh (15 jiwa), China (1.036 jiwa), dan Minang (1.330 jiwa).

(25)

Baru dapat dilihat bahwa masyarakat yang tinggal di kelurahan ini di

dominasi oleh Etnis Mandailing.

4.1.4.3Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan

Kewarganegaraan merupakan identitas penting yang harus ada dalam

masyarakat, penduduk di Kelurahan Baru dapat dibedakan atas Warga Negara

Indonesia (WNI) dan Warga Negara Indonesia Turunan Asing. Adapun

komposisi penduduk berdasarkan kewarganegaraan dapat dilihat dalam tabel

3sebagai berikut:

Tabel 3

Komposisi Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan

No. Kewarganegaraan

Jenis Kelamin

Jumlah

Laki-Laki Perempuan

1. Warga Negara Indonesia 2.633 4.614 7.247

2. Warga Negara Asing 649 550 1.199

Total 3.282 5.164 8.446

Sumber : Profil Kelurahan Baru 2013

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa penduduk Kelurahan Baru

yaitu Warga Negara Indonesia (WNI) yang berjumlah 7.247 jiwa dan

(26)

4.1.4.4Penduduk Berdasarkan Agama

Dalam segi agama penduduk Kelurahan Baru menganut kepercayaan

yang berbeda-beda, jumlah penganutnya dikelompokkan atas penganut

Agama Islam, Kristen Protestan, Katholik, Hindu, dan Buddha. Adapun

komposisi penduduk berdasarkan agama dapat dilihat pada tabel 4sebagai

berikut:

Tabel 4

Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama

No. Agama

Jenis Kelamin

Jumlah

Laki-Laki Perempuan

1. Islam 3.033 3.015 6.048

2. Kristen Protestan 457 420 877

3. Katholik 254 274 528

4. Hindu 3 4 7

5. Buddha 534 452 986

Total 4.281 4.165 8.446

Sumber: Profil Kelurahan Baru 2013

Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa agama yang paling banyak

dianut oleh masyarakat di kelurahan baru adalah agama islam dengan

jumlah 6.048 jiwa. Penduduk di Kelurahan Baru paling banyak menganut

agama islam karena penduduk yang tinggal di kelurahan ini mayoritas

masyakatnya Mandailing. Dan Etnis Mandailing rata-rata beragama islam,

(27)

berjumlah 528 jiwa, agama Hindu berjumlah 7 orang, dan agama buddha

berjumlah 986 jiwa.

Masyarakat di Kelurahan Baru ini hidup dengan baik dan bebas

melakukan kegiatan keagamaan seperti perayaan hari besar

masing-masing agama yang diadakan setiap tahunnya yaitu hari raya dan hari natal

tahun baru serta kegiatan agama lainnya.

4.1.4.5Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan masyarakat

yang cerdas. Pendidikan merupakan sarana pembelajaran pengetahuan,

keterampilan, dan kebiasaan yang diturunkan kepada penerus bangsa.

Pendidikan dilakukan baik secara formal maupun informal.

Pendidikan masyarakat di Kelurahan Baru kurang memadai dan

banyak yang tidak sekolah maupun yang putus sekolah. Hal ini dapat dilihat

dari jumlah penduduk yang mencapai pendidikan hanya sampai tingkat

SMAsaja. Untuk lebih terperinci dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5

Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa)

1. Belum Sekolah 296

2. Usia 7-45 tahun yang tidak pernah sekolah 34

(28)

4. PAUD 16

5. Taman Kanak-Kanak 204

6. SD 1.042

7. SMP 1.987

8. SMA 4.512

9. Diploma 1 43

10. Diploma 2 38

11. Diploma 3 50

12. S-1 152

13. S-2 7

Total 8.446

Sumber: Profil Kelurahan Baru 2013

Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa pendidikan penduduk yang tinggal

di Kelurahan Baru sudah memenuhi pendidikan maksimal 9 tahun.

Tingkat pendidikan penduduk yang paling banyak adalah tingkat SMA

berjumlah 4.512 jiwa, tingkat SMP berjumlah 1.987 jiwa, tingkat SD

berjumlah 1.042, tingkat TK berjumlah 204 jiwa, tingkat S-1 berjumlah

152, Penduduk yang Pernah Sekolah tapi tidak Tamat berjumlah 65 jiwa,

Diploma 3 berjumlah 50 jiwa, Diploma 1 berjumlah 43 jiwa, Diploma 2

berjumlah 38 jiwa, Usia 7-45 tahun yang tidak pernah Sekolah berjumlah

34 jiwa, tingkat PAUD berjumlah 16 jiwa, tingkat S-2 berjumlah 7, dan

(29)

4.1.5Ekonomi Masyarakat

Penduduk Kelurahan Baru memiliki berbagai sumber mata pencaharian

seperti ada yang berprofesi sebagai Pedagang, Buruh, PNS, Pengrajin Industri

Rumah Tangga, Montir, Dokter Swasta, Bidan Swasta, Perawat Swasta,

Pembantu Rumah Tangga, TNI, POLRI, dan lain-lain. Salah satu sektor

pekerjaan penduduk yang berada di Kelurahan Baru adalah pedagang

kacamata keliling. Pedagang tersebut merupakan pedagang yang termasuk

banyak yang berada di wilayah Kelurahan Baru. Untuk lebih terperinci dapat

dilihat pada tabel 6 sebagai berikut:

Tabel 6

Komposisi Mata Pencaharian Masyarakat Berdasarkan Pekerjaan

No. Jenis Pekerjaan Jumlah (Jiwa)

1. Pegawai Negeri Sipil 123

2. Karyawan Perusahaan Swasta 909

3. Petani 15

4. Buruh Tani 137

5. Pensiunan Pegawai Negeri 14

6. Pedagang 142

7. Pengrajin Industri Rumah Tangga 7

8. Montir 72

9. Dokter Swasta 4

10. Bidan Swasta 3

(30)

12. Pembantu Rumah Tangga 56

13. TNI 8

14. POLRI 7

15. Pensiunan PNS/TNI/POLRI 6

16. Pengemudi 15

17. Karyawan Perusahaan Pemerintah 23

18. Penjahit 15

19. Tukang Batu 36

20. Tukang Kayu 21

21. Supir 5

22. Tukang becak 18

23. Belum Bekerja/Tidak Bekerja 3.437

Total 5.059

Sumber: Profil Kelurahan Baru 2013

Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa pekerjaan yang dimiliki penduduk

Kelurahan Baru yang paling banyak adalah karyawan perusahaan swasta

yang berjumlah 909 jiwa, pedagang berjumlah 142 jiwa, buruh tani

berjumlah 137 jiwa, Pegawai Negeri Sipil berjumlah 123 jiwa, montir

berjumlah 72 jiwa, pembantu rumah tangga berjumlah 56 jiwa, tukang

batu berjumlah 36 jiwa, karyawan perusahaan pemerintah berjumlah 23,

tukang kayu berjumlah 21 jiwa, tukang becak berjumlah 18 jiwa, petani

berjumlah 15 jiwa, penjahit berjumlah 15 jiwa, pengemudi berjumlah 15

jiwa, pensiunan pegawai negeri berjumlah 14 jiwa, TNI berjumlah 8 jiwa,

(31)

jiwa, perawat swasta berjumlah 7 jiwa, pensiunan PNS/TNI/POLRI

berjumlah 6 jiwa, dan supir berjumlah 5 jiwa.

Dari data di atas dapat diperhatikan bahwa mata pencaharian

penduduk Kelurahan Baru secara ekonomi sudah baik, karena kawasan ini

merupakan kawasan pinggir kota yang terdapat banyak kawasan industri.

Sehingga penduduk di kawasan ini dapat bekerja untuk memenuhi

kebutuhan ekonominya. Dapat diketahui bahwa jumlah penduduk terbesar

yang tinggal di Kelurahan Baru ini bekerja sebagai karyawan perusahaan

swasta.

4.1.6 Tenaga Kerja

Pertumbuhan tenaga kerja di Kelurahan Baru sejalan dengan

pertumbuhan jumlah penduduk. Pertumbuhan ini tidak sebanding dengan

pertumbuhan lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan tingginya jumlah

pengangguran. Rata-rata seluruh tenaga kerja yang berada di Kelurahan Baru

berjenis kelamin perempuan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi.Untuk

lebih terperinci dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut :

Tabel 7

Komposisi Tenaga Kerja Berdasarkan Usia

No. Tenaga Kerja

Jenis Kelamin

Jumlah (Jiwa)

Laki-Laki Perempuan

1. Penduduk Usia 18-56 tahun yang

bekerja

2.174 1.304 3.478

(32)

belum atau tidak bekerja

3. Penduduk usia 0-6 tahun 19 49 68

4. Penduduk masih sekolah usia 7-18

tahun

454 633 1.087

5. Penduduk Usia 56 tahun ke atas 76 60 136

Total 3.206 5.000 8.206

Sumber: Profil Kelurahan Baru 2013

Pada tabel 7 dapat dilihat bahwa penduduk yang bekerja usia 18-56

tahun berjumlah 3.478 jiwa, penduduk masih sekolah usia 7-18 tahun

berjumlah 1.087 jiwa, penduduk usia 56 tahun ke atas berjumlah 136 jiwa,

dan penduduk usia 18-56 tahun yang belum atau tidak bekerja berjumlah

3.437 jiwa.Berdasarkan data di atas penduduk yang bekerja belum maksimal

karena masih ada penduduk yang menganggur atau tidak memiliki pekerjaan

dan kurangnya lapangan pekerjaan.

4.2 Profil Informan

1. Informan Pertama (Pedagang Kacamata Keliling)

Nama : Indra Tanjung

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 38 tahun

Etnis : Minang

Pendidikan Terakhir : STM

(33)

Bapak Indra Tanjung adalah pedagang kacamata keliling yang

tinggal di kelurahan baru sejak kecil selama 38 tahun dan belum menikah.

Orang tua beliau berasal dari daerah padang. Beliau berjualan kacamata

sejak tahun 2002 atau 15 tahun yang lalu dan beliau memilih pekerjaan ini

karena memang pekerjaan yang dijiwai. Modal yang diperlukan Bapak

Indra dalam berjualan mencapai Rp.3.000.000 untuk membeli kacamata

resep.

Dalam sehari beliau berjualan selama empat jam dan kacamata

yang terjual 3 ‒ 5 buah dengan harga Rp.100.000‒ Rp.250.000/kacamata.

Bapak Indra Tanjung menjual kacamatanya secara door to door (dari pintu

ke pintu) seperti sekolah-sekolah, kantor Depag dan kompleks perumahan.

Beliau hanya fokus ke sekolah-sekolah dan memiliki pelanggan tetap yaitu

guru-guru dengan menjual kacamata resep. Biasanya beliau pergi ke

sekolah yang mempunyai pelanggan tetap di sekolah tersebut dan

memiliki hubungan baik dengan pembelinya. Selain itu, beliau juga

berhubungan baik dengan pedagang kacamata lainnya dan tidak ada

konflik yang terjadi selama berjualan kacamata.

Bapak Indra Tanjung memiliki pelanggan yang lumayan banyak,

biasanya pelanggan memesan kacamata resep untuk satu tahun dengan

harga Rp.200.000 – Rp. 500.000. Beliau melayani pelanggannya dengan

baik dan memberikan diskon atau mengurai harga kacamata dan tidak

pernah memberikan harga modal karena memang tidak diperbolehkan

(34)

membayar lunas serta menjaga hubungan baik dengan toke agar tetap

saling percaya satu sama lain.

Salah satu modal penting dalam ekonomi adalah modal

kepercayaan, dengan kepercayaan seseorang dapat membuat orang lain

nyaman dan mendorong seseorang agar lebih maju. Dalam kehidupan

sosial tolong menolong dan saling membantu sangat diperlukan karena

manusia membutuhkan manusia yang lain. Oleh karena itu, Bapak Indra

Tanjung juga memberikan pinjaman uang untuk modal jualan kacamata

kepada kerabat dekatnya yang berasal satu etnis yaitu Minang. Biasanya

beliau memberi pinjaman mencapai Rp.2.000.000 karena prihatin kepada

saudaranya. Saat tidak mempunyai modal barang untuk jualan, maka

beliau jualan dengan kerabatnya dengan balik modal dan keuntungan

dibagi cuma-cuma atau berapa pun diberikan akan diterima sesuai dengan

kerja yang dilakukan oleh Bapak Indra Tanjung. Jika mempunyai modal

barang yang banyak, maka beliau akan mengajak kerabatnya untuk jualan

kacamata.

Kacamata yang dijual adalah kacamata resep, kacamata gaya, dan

kacamata anak-anak. Keuntungan dibagi cuma-cuma atau berapa pun

diberikan akan diterima kerabatnya dan balik modal jualan kepada Bapak

Indra Tanjung. Strategi penjualan beliau yaitu memiliki prinsip yang

menjadikan jualannya sebagai aktivitas rutin dan tidak fokus dalam target

penjualan.

Bapak Indra Tanjung mengatakan dalam berjualan beliau sering

(35)

dakwah kecil tentang kebaikan kepada pembeli dan berbuat baik ke setiap

pelanggan walaupun non muslim. Beliau mencari keuntungan penjualan

tidak terlalu tinggi atau standart, tidak menentukan waktu penjualan atau

tidak memiliki ambisi yang tinggi dalam berjualan. Pengambilan barang

kepada toke kacamata tidak pernah mengalami masalah seperti barang

yang dijual rusak, ditipu, dan kalau ada barang rusak setelah dibeli maka

akan diganti dengan yang baru.

Bapak Indra Tanjung memiliki prinsip semangat dan sabar dalam

bekerja walaupun barangnya pernah tidak ada yang laku dalam sehari dan

mengalami kegagalan dalam berjualan kacamata disebabkan karena

kelalaian dalam bidang pemasaran, manajemen pribadi yang buruk. Beliau

mengatasinya dengan merubah strategi, menyusun manajemen,

meningkatkan pemasaran, mengurangi kegiatan, merincikan biaya kalau

ada barang yang terjual walaupun satu buah kacamata resep tetap

bersyukur dan tetap semangat. Memiliki prinsip, usaha kita cintai maka

akan bahagia. Kendala dalam berjualan adalah sakit, karena pemasaran

yang kurang, dan hujan. Persaingan dengan pedagang lain adalah

persaingan sehat dan meningkatkan semangat pedagang yang lain.

kemajuan ekonomi dalam berjualan kacamata adalah dapat membantu

ekonomi keluarga, membeli kendaraan, beliau memilih berjualan kacamata

karena berjualan kacamata itu enak. Bonus yang diberikan toke kacamata

kepada pedagang kacamata biasanya hanya bonus akhir tahun seperti

(36)

2. Informan Kedua (Pedagang Kacamata Keliling)

Nama : Ahmad Fauzi

Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 27 tahun

Etnis : Mandailing

Pendidikan terakhir : SMP

Jumlah Anak : 1 (satu)

Penghasilan : ± Rp. 1.500.000/bulan

Bapak Ahmad Fauzi adalah seorang pedagang kacamata keliling

berusia 27 tahun dan sejak kecil sudah tinggal di kelurahan baru, memiliki

seorang istri dan seorang anak yang berumur 5 tahun. Beliau sudah

berjualan kacamata selama 5 tahun. Sebelum berjualan kacamata, bapak

ini berjualan ikan di pajak ikan mulai pagi hari sampai siang hari.

Sekarang berjualan kacamata menggunakan sepeda motor, Bapak Ahmad

Fauzi memasarkan jualannya ke tempat wisata seperti parapat, balige,

tempat wisata lainnya.

Dalam sehari Bapak Ahmad Fauzi berjualan dari jam 08.00‒ 16.00.

Selain itu tempat yang juga di kunjungi bapak ini adalah pekan (pasar)

yang biasanya buka pada hari tertentu dan mencari pekan yang lain dengan

menginap di rumah makan selama tiga hari. Untuk mengetahui lokasi

wisata yang ramai dikunjungi masyarakat biasanya bapak ini menanyakan

kepada teman-temannya karena sudah terbiasa untuk memberikan

informasi lokasi untuk berdagang. Sebaliknya Bapak Ahmad Fauzi juga

(37)

Terkadang Beliau jualan ke taman bunga, kebun binatang, dan kota.

Barang jualan yang dibawa adalah papan video (tempat gantungan

kacamata) dan jenis kacamata yang dijual bervariasi yaitu kacamata gaya

atau action, kacamata baca, kacamata anak-anak, dan membawa tas berisi

kacamata.

Barang-barang tersebut dibeli pada toke kacamata yaitu tetangga

yang memiliki hubungan baik kepada toke kacamata atau tidak pernah

terlibat konflik. Sistem pembelian dibayar tunai disertai bon belanja

dengan mengambil sendiri barang yang dibutuhkan.Jika barang yang dibeli

kepada toke ternyata rusak maka akan dikembalikan dan diganti dengan

yang baru. Bapak Ahmad Fauzi membeli stok barang ke toke lain bukan

hanya membeli kepada tetangganya saja. Dalam sehari keuntungan

berjualan kacamata yang didapatkan ±Rp.100.000 dan tidak menentu

karena berjualan tidak setiap hari orang membeli kacamata. Dan dalam

sehari pernah juga jualan tapi tidak laku. Cara mengatasinya adalah Beliau

bersabar dan memakai duit yang ada.

Bapak Ahmad Fauzi juga memiliki pelanggan tetap di suatu daerah,

yang hanya membeli kacamata kepada beliau dan memberikan potongan

harga agar pelanggannya tetap ada dan setia membeli kepada Bapak

AhmadFauzi. Modal Ekonomi sangat dibutuhkan untuk pemasokan barang

yang akan dijual, jadi bapak ini pernah dipinjamkan modal oleh temannya

sebanyak Rp.1.000.000 karena modal yang kurang untuk jualan.Diberi

waktu tenggang sampai 40 hari untuk membayar hutangnya. Selain itu,

(38)

dijualkan dan keuntungan yang diperoleh dibagi oleh pemilik kacamata.

Dalam berjualan Bapak Ahmad Fauzi berjalan kaki agar mendapatkan

pembeli, selain jualan ke tempat wisata bapak ini juga jualan ke acara

pesta yang ada. Modal berjualan Bapak AhmadFauzitidak tentu karena

melihat kondisi keuangan yang ada dan yang terpenting modal tersebut

cukup untuk membeli beragam kacamata yang akan dijual.

Sebelum berangkat berjualan Bapak AhmadFauzi meminta doa

istrinya dan berdoa agar jualannya laku mendapatkan keuntungan yang

banyak dengan berjualan ke beberapa tempat. Lokasi jualan ditentukan

dengan jarak yang dekat dengan lokasi lainnya sehingga tidak membuang

banyak waktu. Dalam jual beli barang harus dilakukan dengan baik dan

kualitas barang yang dijual harus bagus agar berkah.

Walaupun hanya satu buah kacamata yang terjual tetap bersyukur

dan terkadang dalam sehari pernah tidak laku tetapi beliau tetap berjalan

keliling menjual kacamatanya. Strategi jualan adalah memiliki target

penjualan dalam sehari harus ada yang laku. Kalau tidak ada yang laku

bapak ini meminjam duit kepada temannya yaitu Bapak Yusri Rangkuti.

Bapak Ahmad Fauzi tidak pernah mengalami bangkrut atau kegagalan

dalam berjualan kacamata karena bapak ini mengatakan bahwa lebih enak

jualan kacamata dilihat dari keuntungannya, tapi tergantung pengambilan

kacamata karena kalau banyak maka untungnya pun juga banyak.

Menurut Bapak Ahmad Fauzi tidak ada persaingan dalam jualan

kacamata karena semua sama saja mencari pembeli. Selama jualan

(39)

tabungan.Hubungan yang terjalin sesama pedagang cukup baik, bahkan

sering tolong menolong ketika pedagang membutuhkan sepeda motor

untuk pulang ke rumah mengambil sesuatu dan menitipkan barang jualan

kepada pedagang lain serta apabila ada pembeli maka pedagang itu akan

menjualkan barang yang dititipkan sementara. Selain itu, sesama pedagang

juga sering pinjam meminjamkan uang ketika proses interaksi jual beli

berlangsung.

3. Informan Ketiga (Pedagang Kacamata Keliling)

Nama : Safri Lubis

Umur : 47 tahun

Suku : Mandailing

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SMA

Pekerjaan : Pedagang kacamata

Jumlah Anak : 3 (tiga)

Penghasilan : ± Rp. 1.500.000/bulan

Bapak Safri Lubis adalah seorang pedagang kacamata yang sudah

22 tahun tinggal di Kelurahan Baru. Beliau memiliki seorang istri dan 3

orang anak, anak pertama duduk di bangku SMA sedangkan anak kedua

dan ketiga masih duduk di bangku Sekolah Dasar. Bapak Safri Lubis

berjualan kacamata keliling sejak tahun 2006 sampai sekarang atau sudah

10 tahun. Sebelum bekerja sebagai pedagang kacamata keliling, beliau

(40)

masyarakat. Kemudian beliau memilih bekerja sebagai pedagang kacamata

keliling karena lebih mudah, tidak banyak biaya, dan barang yang dijual

tahan lama sedangkan jualan buah kalau tidak habis barangnya sudah tidak

enak untuk di jual.

Kacamata yang dijual memiliki berbagai jenis seperti kacamata

anak-anak, kacamata gaya, dan kacamata resep. Beliau berjualan dari

pukul09.00 ‒ 17.00. Beliau berjualan ke pekan, tempat wisata, kebun

binatang dan tempat lainnya. Setiap hari beliau jualan menggunakan

kendaraan sepeda motor agar lebih efisien karena dapat menempuh

perjalanan yang jauh. Beliau membawa tas kacamata dan papan klip

kacamata, terkadang pergi jualan bersama temannya ke lokasi yang sama.

Pada musim liburan stok kacamata yang dijual lebih banyak dari

hari biasa, beliau mengajak temannya untuk ikut berdagang dengannya dan

membagi penghasilan secara cuma-cuma kepada temannya. Karena beliau

tidak dapat melakukannya sendiri dan terkadang mengajak anaknya jualan

kacamata keliling. Dalam sehari penghasilan yang didapat mencapai

Rp.1.000.000 ‒ Rp.3.000.000 sedangkan hari biasa dalam sehari dapat

Rp.100.000‒Rp.200.000dan terkadang sehari hanya laku hingga Rp.60.000

tergantung penjualan yang dilakukan. Untuk mengetahui lokasi jualan,

beliau sudah terbiasa dengan tempat yang sering dikunjungi dan diberitahu

oleh teman yang merupakan tetangganya. Bapak Safri Lubis mengambil

barang pada toke dan biasanya membeli langsung membayar dan

terkadang hutang tetapi tidak banyak kemudian sore hari dibayar kembali

(41)

pelanggannya tidak pergi membeli kacamata ke tempat yang lain dan

sampai sekarang Bapak Safri Lubis dan toke kacamata menjalin hubungan

dengan baik.

Bapak Safri Lubis memiliki pelanggan tetap di daerah yang

dikunjunginya, pelanggannya lebih sering membeli kacamata min dan

anak-anak selain itu diskon juga diberikan dengan mengurangi harga jual.

Beliau sangat rajin dalam usaha kacamatanya ini, karena berjualan

kacamata menyenangkan sekalian jalan-jalan selama berjualan. Modal

yang dibutuhkanberjualan kacamata yaitu Rp.1.000.000 sudah dapat

membeli berbagai jenis kacamata dan kacamata yang diambil dari toke

semuanya baru tidak ada kerusakan. Ketika membutuhkan modal jualan,

beliau meminjam kepada temannya dan terkadang toke kacamata juga

memberikan hutang kacamata dan dibayar kembali sesuai dengan modal

kacamata dalam waktu satu bulan. Selain toke yang memberikan hutang,

beliau juga memberikan hutang kepada pelangganyang sudah dipercaya

dan biasanya adalah kacamata min dan diberi waktu satu minggu. Selama

berjualan kacamata keliling kendala yang dihadapi adalah modal kurang,

cuaca tidak mendukung, sakit, dan terkadang tidak buka dasar saat jualan

kacamata.

Bapak Safri Lubis selalu bersemangat dalam bekerja karena beliau

berfikir selalu ada rezeki dalam berdagang. Jadi tidak oleh berputus asa

kalaupun tidak ada laku dalam sehari. Selain itu, harus rajin sedekah setiap

hari walaupun tidak banyak yang diberikan. Beliau mengatakan selalu

(42)

berjualan kacamata Bapak Safri Lubis tidak pernah mengalami kegagalan

atau bangkrut karena pekerjaan, sedangkan selama berjualan kacamata

beliau bisa membangun rumah, membeli sepeda motor, dan menabung.

4. Informan Keempat (Pedagang Kacamata Keliling)

Nama : Dazril Tanjung

Umur : 49 Tahun

Suku : Minang

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SLTA

Pekerjaan : Pedagang Kacamata

Jumlah anak : 4 (empat)

Penghasilan : ±Rp.1.500.000/bulan

Bapak Dazril Tanjung berjualan kacamata keliling sejak tahun

1988 sampai sekarang. Beliau menjual kacamata di lokasi wisata seperti

parapat dan aceh. Beliau mengetahui lokasi penjualan melalui teman dan

saudara dekat etnis minang yang berdagang kacamata. Selama mereka

berjualan di tempat tersebut, mereka tidak pulang ke rumah dan menginap

di loseman selama dua hari. Lokasi penjualan di parapat karena di lokasi

tersebut banyak masyarakat yang liburan dan berwisata, serta terdapat

banyak turis yang datang ke tempat tersebut untuk jalan-jalan ke tomok.

Karena di tomok terdapat banyak peninggalan sejarah dan yang menarik

perhatian para turis adalah batu gantung yang terdapat di pinggir tebing

(43)

tokekacamata yang sudah lama dikenal dan beretnis minang juga, beliau

membelinya langsung dari tokekacamata yaitu Bapak Syahrul.Beliauhanya

mengambil kacamata melalui tokejika hanya mengambil sedikit sekitar100

biji kacamatabelanja ke medan apabila stok kacamata yang diperlukan

banyak. Hubungan yang dimiliki Bapak Dazril Tanjung dengan toke

kacamata adalah sebagai teman satu etnis Minang dan saling mengerti satu

sama lain sehingga tidak terjadi konflik antara Beliau dengan toke

kacamata. Dalam segi ekonomi, pendapatan dalam sehari mencapai

±Rp.100.000‒ Rp.200.000/hari.Beliau berjualan mulai pukul 08.00 ‒

16.00sehingga beliau mendapatkan penghasilan tersebut. Dalam berjualan,

bapak ini mempunyai hubungan dengan pembeli sebagai pelanggan tetap

dengan memberikan diskon dalam pembelian kacamata agar tetap

mempunyai pelanggan. Dalam menjalin hubungan yang baik, beliau

pernah meminjamkan modal kacamata kepada saudara dan temannya yang

beretnis Minang dengan modal mencapai Rp.2.000.000. Strategi penjualan

yang dilakukan adalah dengan bersaing secara sehat yaitu dengan

kejujuran dalam usaha, ramah terhadap pembeli dan giat dalam berjualan.

Bapak Dazril Tanjung memiliki komunitas khusus etnis Minang

yang membantu perekonomian anggotanya, jenis bantuan yang diberikan

adalah bantuan uang untuk modal pekerjaan sebesar Rp.10.000.000/3

bulan. Bapak Dazril Tanjung juga pernah meminjamkan kacamatanya

saudaranya untuk dijual dengan pembagian keuntungan beliau sendiri

yang memberikan dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan

(44)

kepada toke seharga Rp.2.000.000 untuk berjualan kacamata karena

membutuhkan kacamata dan untuk membayarnya dibutuhkan tenggang

waktu satu bulan lebih untuk dapat membayar hutang kacamata dalam

bentuk uang. Dalam berdagang, Bapak Dazril Tanjung juga pernah

memberikan hutang kepada pembelinya dan diberi tenggang waktu

selamatigaminggu dan apabila mengalami kendala dalam

pembayaranhutang maka beliau menghadapinya dengan sabar karena

kalau pembeli tidak ada maka Bapak Dazril Tanjung tidak akan

mempunyai pelanggan dan hal tersebut dilakukan untuk menjaga

hubungan pertemanan antara Beliau dengan pembeli. Keuntungan yang

lebih besar adalah dalam penjualan kacamata resep dengan harga jual

Rp.200.000.

Dalam menjalankan usaha dagang kacamata, diperlukan penerapan

nilai agama yang baik. Bapak Dazril Tanjung berdagang secara jujur

dengan memberikan kacamata yang baru dan bagus kepada pembeli dan

apabila ternyata barang yang diberikan rusak bisa diganti dengan kacamata

lain. Nilai agama tidak hanya diberikan kepada pedagang saja,melainkan

penerapan nilai agama juga dalam keluarga seperti meminta doa kepada

anaknya agar jualannya laris dan sering membelikan hadiah kepada

anaknya agar anaknya merasa senang.

Prinsip berdagang yang dimiliki Bapak Dazril Tanjung adalah

dengan semangat tinggi dan yakin bahwa jualannya dapat untung dalam

sehari dan memiliki strategi penjualan dengan mencapai target keuntungan

(45)

berjualan seperti hujan, modal kurang untuk berjualan. Walaupun begitu

Bapak Dazril Tanjung tetap semangat dalam berjualan karena kalau hujan

pun juga ada rezekinya. Kalau modal kurang juga bisa meminjam kepada

toke kacamata. Dan beliau tetap semangat walau hanya dapat menjual

satubuah kacamata dalam sehari.

Sampai saat ini jualan kacamata Bapak Dazril Tanjung aman-aman

saja dan tidak mengalami kegagalan dalam usahanya. Tetap tekun

menjalani dagangan kacamata keliling untuk memenuhi kebutuhan

ekonominya. Kesuksesan dalam bidang ekonomi yang diperoleh Bapak

Dazril Tanjung adalah dapat membangun rumah gedung bertingkat karena

mempunyai tabungan, membeli alat-alat elektronik seperti tv, kulkas dan

hiasan rumah serta membayar keperluan pendidikan anak-anaknya.

5. Informan kelima (Pedagang Kacamata Keliling)

Nama : Lambing Hasibuan

Umur : 43 tahun

Suku : Mandailing

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SLTA

Pekerjaan : Pedagang Kacamata

Jumlah anak : 4 (empat)

Penghasilan : ± Rp.1.500.000/bulan

Bapak Lambing Hasibuan berjualan kacamata selama 5 tahun,

(46)

Beliau menekuni berjualan kacamata. Memilih berjualan kacamata keliling

karena modalnya kecil tapi untungnya bisa besar, kacamata yang dijual

adalah kacamata gaya/santai, anak-anak, dan kacamata min dengan harga

mencapai Rp.15.000‒Rp.100.000.Beliau berjualan mulai pagi jam 09.00‒

17.00 sore. Bapak Lambing Hasibuan memasarkan barangnya ke tempat

pesta kematian, lokasi wisata, perkebunan dan sebagainya.

Bapak Lambing Hasibuan mengatakan terkadang beliau

menanyakan kepada temannya lokasi yang ramai dikunjungi masyarakat

dan jualan ke kebun binatang, taman bunga, parapat. Beliau juga akan

membagi informasi kepada saudaranya yang juga berjualan kacamata.

Beliau mengatakan berjualan kacamata ini harus pandai merayu pembeli

agar tertarik untuk membeli.

Modal berjualan kacamata dengan uang sendiri sekitar

Rp.1.500.000,- dan terkadang meminjam kacamata kepada toke kacamata

dan mengembalikannya sesuai dengan modal kacamata. Walaupun toke

kacamata bukan saudara dekat tetapi hanya pelanggan tetap kepada toke

yang memiliki hubungan baik. Jangka waktu yang diberikan toke

kacamata untuk membayar hutang biasanya satu bulan dan jika telat

membayar hutang maka diberikan waktu dua minggu lagi. Toke kacamata

memberikan pinjaman modal kacamata karena sebagai sesama pedagang

kacamata, dan perbedaan berjualan kacamata dengan berjualan barang

yang lain adalah barang kacamata yang dijual tahan lama, kacamata yang

dibeli dipakai untuk bersantai ketika liburan bersama keluarga dan sebagai

(47)

Bapak Lambing Hasibuan juga mengatakan bahwa beliau berjualan

kacamata ke wilayah perkebunan karena masyarakatnya berminat membeli

kacamata resep. Banyak di kelurahan ini yang berjualan kacamata dan

selalu ada yang membeli karena kacamata juga merupakan kebutuhan

untuk gaya hidup dan penglihatan. Beliau pernah berjualan kacamata tapi

tidak ada pembeli walaupun begitu beliau mengatakan yang namanya

jualan ya pasti ada saat orang tidak ada yang beli dalam satu hari.

Selama berjualan kacamata Bapak Lambing Hasibuan tidak pernah

berkonflik dengan pelanggannya maupun toke kacamata dan pedagang

kacamata lainnya. Beliau mempunyai hubungan baik kepada pedagang

lain karena berpikir bahwa mereka sama-sama penjual barang yang sama.

Kepada pelanggannya, Beliau memberikan potongan harga agar

pelanggannya tidak lari dan puas dengan barang yang dibeli. Beliau setiap

hari berjualan ke berbagai tempat yang ramai dikunjungi masyarakat,

kecuali beliau memiliki kendala seperti sakit, ada acara. Beliau

mengatakan jualan itu yang penting berkah walaupun sedikit yang didapat.

6. Informan Keenam (Pedagang Kacamata Keliling)

Nama : Budi Ajo

Umur : 38 Tahun

Suku : Minang

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SMA

(48)

Jumlah anak : 2 (dua)

Penghasilan : ±Rp.1.500.000/bulan

Bapak Budi Ajo merupakan salah satu pedagang etnis Minang

yang telah lama tinggal di Kota Pematangsiantar sejak berumur 20 tahun

dan memulai berjualan kacamata saat pindah ke Kota Pematangsiantar.

Awalnya Bapak Budi Ajo menjalankan usaha dagang kacamata diajak oleh

saudaranya dan berjualan di Parapat karena banyak wisatawan yang

berkunjung untuk berlibur. Selama beberapa bulan Beliau ikut berjualan

dengan saudaranya dan menabung untuk mengumpulkan modal berjualan

kacamata dan meminjam uang dari saudaranya. Sebelum merantau, Bapak

Budi Ajo bertani di kampung membantu orang tuanya. Sudah menjadi

budaya etnis Minang bahwa laki-laki harus merantau untuk mencari

kemajuan dalam kehidupannya, beliau memutuskan untuk merantau ke

Kota Pematangsiantar dan memiliki saudara untuk menetap. Modal awal

Beliau berjualan kacamata adalah Rp. 1.000.000. Semua jenis kacamata

bisa dibeli seperti kacamata anak-anak, gaya, baca, dan resep.

Awal berjualan kacamata, Bapak Budi Ajo berdagang sendiri

dengan menumpang dengan saudara dan temannya, juga menggunakan

kendaraan umum seperti angkot dan bus. Biaya yang dikeluarkan

mencapai Rp.25.000. Beliau pergi ke lokasi pariwisata yang dekat dengan

Kota Siantar yaitu Parapat, Tiga Ras, Pantai Cermin, Pekan-pekan, dan

lokasi lainnya yang bisa dijangkau untuk berjualan kacamata keliling. Pada

hari biasa, penghasilan yang didapatkan sehari mencapai Rp.50.000 ‒

(49)

Rp.1.000.000 ‒ Rp.2.000.000. Selain itu modal yang diperlukan juga besar

agar banyak yang tertarik dengan kacamata karena model kacamatanya

banyak. Barang yang dibawa untuk berjualan kacamata adalah papan video

atau tempat menggantungkan kacamata. Beliau berjualan kacamata selama

delapan jam sehari. Pernah saat berjualan, banyak orang yang rombongan

anak sekolah berlibur dan membeli kacamata anak-anak, dalam sehari itu

kacamata anak-anak habis dan saya diperbolehkan menumpang di bus.

Beliau saling memberikan informasi kepada pedagang lain yang

merupakan saudara dekat Bapak Dazril Tanjung. Mereka dikenal sebagai

abang dan adik karena memiliki kemiripan wajah. Jadi mereka saling

bekerjasama dalam berdagang kacamata. Selama berjualan kacamata,

banyak kendala yang dihadapi seperti para pedagang kacamata berjualan

di lokasi yang sama sehingga mereka harus pandai-pandai dalam bersaing

dan mencari pembeli. Tidak ada ketentuan jumlah baranng harus terjual

dalam sehari, yang terpenting mendapatkan keuntungan yang lumayan

sudah cukup.

Dalam bersaing menjual barang dagangan, Bapak Budi Ajo tidak

pernah berkonflik dengan sesama pedagang maupun dengan pedagang

lainnya karena beliau menganggap bahwa di perantauan kita harus berbuat

baik karena berada jauh dari rumah. Karena untuk membangun hubungan

dengan orang lain harus dimulai dengan sesuatu yang baik, dan menjaga

hubungan yang sudah terjalin. Jadi, bisa saling mengenal dan membantu

jika ada yang membutuhkan. Saat waktu luang ketika berjualan, beliau

(50)

kehidupan keluarga mereka. Selain itu para pedagang juga bercerita

mengenai daerah yang cocok untuk jualan kacamata. Pedagang kacamata

dengan pedagang lainnya sudah saling mengenal kalau bertemu di lokasi

penjualan yang sama walaupun berbeda daerah tempat tinggal.

Bapak Budi Ajo mengatakan bahwa beliau pernah meminjamkan

modal uang dan barang kepada Bapak Dazril Tanjung yang memiliki

kesamaan etnis karena berasal dari kampung yang sama, merasa senasib,

pernah merasakan ketika tidak punya uang untuk modal jualan. Batas

peminjaman sesuai dengan kemampuan peminjam dan jangka waktu yang

diberikan tiga minggu. Saat berjualan berdua dengan teman yang sudah

beliau anggap sebagai saudara karena berasal dari kampung yang sama

yaitu Kota Padang, beliau berjualan kacamata berdua mengendarai sepeda

motor temannya dimana penghasilan yang didapat dibagi rata. Strategi

penjualan yang dilakukan dengan membagi wilayah penjualan dan lokasi

berjualan adalah di pantai. Bapak Budi Ajo belanja barang dagangan

kepada Bapak Sapnil/suami Ibu Yuhelvi toke kacamata yang sudah lama

dikenal atas rekomendasi dari saudaranya, walaupun terdapat satu toke

kacamata lagi yang beliau kenal tetapi beliau lebih memilih toko Bapak

Sapnil/suami Ibu Yuhelvi. Saat kehabisan barang belanja di toko Ibu

Yuhelvi, Beliau baru akan belanja ke Toko Bapak Syahrul.

Bapak Budi Ajo membeli barang dengan pembayaran kontan hanya

pada hari biasa, tetapi pada saat hari besar dan hari libur beliau berhutang

karena banyak yang membeli kacamata saat hari besar dan hari libur

(51)

beliau banyak bertemu dengan pelanggannya dan memberikan potongan

harga.

7. Informan ketujuh (Pedagang Kacamata Keliling)

Nama : Yusri Rangkuti

Umur : 42 tahun

Suku : Mandailing

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : STM

Pekerjaan : Pedagang Kacamata

Jumlah anak : 2 (dua)

Penghasilan : ± Rp.1.500.000/bulan

Bapak Yusri Rangkuti sudah tinggal di Kota Pematangsiantar sejak

40 tahun yang lalu, beliau datang ke sini sejak masih kecil bersama

orangtuanya langsung merantau dari kampung di Tapanuli Selatan. Beliau

sudah menekuni berjualan kacamata selama 10 tahun. Sebelum bekerja

sebagai kacamata keliling, Bapak Yusri Rangkuti berjualan ke

pekan-pekan dengan modal awal Rp.500.000,- karena dulu harga kacamata masih

murah. Beliau beralih pekerjaan menjadi pedagang kacamata keliling

karena berkurangnya pembeli saat berjualan di pekan-pekan. Beliau

berjualan ke pekan-pekan yang dekat dengan perkebunan teh dimana saat

itu bekerja masih menggunakan tenaga kerja manual atau memetik sendiri,

tetapi seiring berkembangnya zaman sekarang sudah beralih menggunakan

(52)

pemetik teh dan terkadang tidak digaji. Hal ini mengakibatkan masyarakat

perkebunan di daerah tersebut kehilangan pekerjaan, sehingga pembeli di

pekan semakin berkurang karena pekerja kebun beralih pekerjaan menjadi

pedagang.

Jenis kacamata yang dijual adalah kacamata gaya/action dengan

harga Rp. 20.000 ‒ Rp. 35.000. Kacamata anak-anak dengan harga Rp.

15.000 ‒ Rp. 20.000. Kacamata Baca dengan harga Rp. 30.000 ‒ Rp.

50.000. Kacamata Resep dengan harga Rp. 300.000 ‒ Rp. 500.000. Beliau

mengatakan bahwa yang membeli kacamata resep biasanya orang di

perkebunan. Daerah yang dikunjungi Bapak Yusri Rangkuti untuk jualan

kacamata tidak jauh berbeda dengan pedagang yang lain yaitu tempat

rekreasi, ke pekan, dan lokasi yang ramai dikunjungi ramai. Awal

berjualan Bapak Yusri Rangkuti menggunakan kendaraan sendiri yaitu

sepeda motor. Tetapi beliau juga sering mengajak temannya Safri yang

merupakan sesama pedagang untuk jualan kacamata keliling di lokasi

yang sama. Kemudian keuntungan dan ongkos dibagi dua kepada

masing-masing. Berjualan menggunakan kendaraan sendiri tidak menghabiskan

banyak duit karena hanya membayar duit minyak Rp. 20.000. Beliau tidak

punya pelanggan tetap yang membeli tetapi banyak kenalan jadi kalau

bertemu dipanggil untuk melihat-lihat kacamata.

Penghasilan yang didapat Bapak Yusri Rangkuti berjualan

kacamata keliling seharinya mencapai Rp. 50.000 ‒ Rp. 100.000. Jika

ramai yang beli penghasilan mencapai Rp. 100.000 ‒ Rp. 300.000. Jadi,

(53)

berjualan kacamata keliling bukan hanya sekedar berjualan tetapi juga

berjalan-jalan. Kendala yang harus dihadapi oleh beliau adalah ketika

cuaca tidak mendukung seperti hujan, stamina kurang sehat, tidak

diperbolehkan jualan oleh yang punya tempat di lokasi jualan. Banyak

pengalaman yang dialami oleh Bapak Yusri Rangkuti selama berjualan

seperti berlibur sambil berjualan ke pantai, mengendarai sepeda motor saat

hujan sehingga barang yang dibawa juga basah.

Bapak Yusri Rangkuti memiliki hubungan kedekatan dengan

sesama pedagang kacamata keliling yang berjualan bersama, saling

meminjamkan kacamata untuk dijual sehingga berapapun penghasilan

yang didapat akan dibagi rata. Hal ini disebabkan karena satu perjuangan

dan satu perjalanan. Dalam berinteraksi sesama pedagang bercerita tentang

dagang, kemana mau jualan, dan bercerita tentang keluarga mereka. Beliau

mendapatkan informasi untuk berjualan dari pedagang lain yang berjualan

kue, jualan pecah belah, jualan mie pecal, jualan mainan anak-anak, serta

banyak informasi dari pedagang lainnya yang dikenal.

Untuk menambah barang dagangan, Bapak Yusri Rangkuti

meminjam modal untuk berjualan kepada temannya sedangkan hari-hari

besar seperti lebaran, tahun baru dan hari libur anak sekolah, beliau

berhutang kepada Toke kacamata yaitu Ibu Yuhelvi mencapai Rp.

1.000.000 ‒ Rp. 2.000.000. Waktu pembayaran hutang langsung dibayar

setelah dua sampai tiga minggu atau selesai hari-hari besar dan liburan

(54)

8. Informan kedelapan (Pedagang Kacamata Keliling)

Nama : Kewan Chaniago

Umur : 42 tahun

Suku : Minang

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SMA

Pekerjaan : Pedagang Kacamata

Jumlah anak : 4 (empat)

Penghasilan : ± Rp.1.500.000/bulan

Bapak Kewan Chaniago telah tinggal di Kota Pematangsiantar

sejak tahun 2002, beliau berasal dari Kota Padang Pariaman. Beliau

memilih merantau ke Kota Pematangsiantar karena banyak anggota

keluarganya yang tinggal di Kota ini. Awalnya Beliau merintis usaha

sebagai pedagang yang berjualan di beko. Jadi beliau berjualan ke pajak

parluasan setiap harinya. Namun merasa kurang puas dengan pekerjaannya,

Beliau mencoba untuk berjualan kacamata bersama temannya selama dua

hari di parapat bertepatan dengan hari libur anak sekolah. Jadi beliau

bersama temannya menginap di rumah keluarga temannya di parapat.

Melihat pembeli yang lumayan ramai, beliau pun mencoba untuk berjualan

kacamata sendiri dengan modal sendiri Rp.1.500.000 mengendarai sepeda

motor ke lokasi wisata di sekitar parapat, pekan si borong-borong, kebun

binatang, garoga, pantai perjuang dan sebagainya. Saat berjualan pada hari

biasa Bapak Kewan Chaniago berjualan mulai pukul 09.00 ‒ 17.00 wib.

(55)

parapat serta menginap di rumah temannya agar menghemat biaya ongkos

minyak, setelah tiga hari beliau berjualan ke lokasi lain. Pada hari biasa

pendapatan sehari mencapai Rp.60.000 ‒ Rp.100.000 tergantung harga

penjualan kacamata. Pada hari besar pendapatan mencapai Rp.1.000.000 ‒

Rp.3.000.000. Modal berjualan saat hari besar dan hari libur lebih besar

dibandingkan pada hari biasa, beliau meminjam modal jualan kepada toke

kacamata dengan batas peminjaman selama dua minggu.

Kendala dalam berjualan selalu ada seperti hari hujan, tidak ada

orang, modal yang kurang, kondisi tubuh kurang sehat, banyak saingan.

Bapak Kewan Chaniago memiliki pelanggan tetap di beberapa daerah,

biasanya pelanggannya membeli kacamata baca dan resep. Dalam

seminggu modal jualan yang dikeluarkan tidak tetap tergantung banyak

atau sedikitnya pembeli. Pada saat tidak mempunyai modal jualan, beliau

meminjam barang kacamata kepada temannya, batas peminjaman

tergantung banyaknya barang yang terjual kemudian barang yang dipinjam

diganti dengan uang sesuai dengan jumlah barang yang dipinjam.

Sebaliknya, ketika temannya tidak mempunyai barang maka temannya

meminjam barang kepada Bapak Kewan Chaniago.

Pada saat kekurangan modal jualan, Bapak Kewan Chaniago

meminjam kepada toke yang sudah menjadi langganan dalam membeli

kacamata. Strategi dalam berjualan, beliau harus pandai-pandai merayu

pembeli. Jika satu hari terdapat barang yang tidak terjual, maka tidak ada

penghasilan, beliau memakai tabungan untuk memberi uang belanja

Gambar

Gambar I: Peneliti melakukan wawancara
Gambar V: Pedagang Kacamata yang
Tabel 1
Tabel 2
+6

Referensi

Dokumen terkait

penelitian menunjukkan bahwa; 1) Perencanaan pengembangan keprofesian berkelanjutan dilaksanakan secara berkelanjutan dan disesuaikan kebutuhan guru. Pengembangan keprofesian

Ketika suatu organisasi semakin besar, dengan perangkat keras yang semakin banyak dan berbeda-beda dari berbagai jenis vendor, maka adalah merupakan tugas yang sulit

-erapi pilihan yang dapat diberikan pada kasus uretritis gonore adalah dual terapi antibiotik ceftriaxone "# mg I5 dosis tunggal dan a9ithromisin oral $ g dosis tunggal

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa yang memperoleh pembelajaran menggunakan model

Disini penulis ingin menyampaikan bahwa ilmu penggetahuan di bidang Kimia cukup menarik apabila di sertakan dengan tampilan yang lebih atraktif dan interaktif, sehingga

Pada kongres pemuda II dinyanyikanlah lagu Indonesia raya yang diciptakan oleh….. Isilah titik-titik dengan jawaban yang

Dalam memenuhi rutinitas anak melakukan sarapan pagi sehingga mampu meningkatkan energi yang berdampak pada peningkatan prestasi belajar anak maka peran orang tua