• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kualitas Media Budidaya Dan Kinerja Pertumbuhan Udang Galah Dan Ikan Tambakan Yang Dipelihara Dengan Sistem Polikultur Imta Dengan Kepadatan Yang Berbeda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kualitas Media Budidaya Dan Kinerja Pertumbuhan Udang Galah Dan Ikan Tambakan Yang Dipelihara Dengan Sistem Polikultur Imta Dengan Kepadatan Yang Berbeda"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

KUALITAS MEDIA BUDIDAYA DAN KINERJA PERTUMBUHAN UDANG GALAH DAN IKAN TAMBAKAN YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM POLIKULTUR IMTA DENGAN KEPADATAN YANG

BERBEDA

BOPONT JULIAN SALIM

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “KUALITAS MEDIA BUDIDAYA DAN KINERJA PERTUMBUHAN UDANG GALAH DAN IKAN TAMBAKAN YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM POLIKULTUR IMTA DENGAN KEPADATAN YANG BERBEDA” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan mau pun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor,

Bopont Julian Salim

(4)

ABSTRAK

BOPONT JULIAN SALIM. Kualitas Media Budidaya dan Kinerja Pertumbuhan Udang Galah dan Ikan Tambakan Yang Dipelihara Dengan Sistem Polikultur IMTA Dengan Kepadatan Yang Berbeda. Dibimbing oleh EDDY SUPRIYONO dan LIES SETIJANINGSIH.

IMTA merupakan suatu sistem budidaya yang mengintegrasi beberapa organisme yang tidak saling berkompetisi dan dititikberatkan pada perbedaan trofik level dari setiap organisme yang dibudidayakan, dimana limbah dari satu organisme dapat menjadi sumber energi bagi organisme lainnya sehingga keseimbangan ekosistem yang tercipta menjadi lebih baik. Penelitian dilaksanakan dengan metode rancangan acak lengkap dengan perlakuan berupa perbedaan padat penebaran awal udang galah dan ikan tambakan yaitu udang galah 30 ekor/m2 dan ikan tambakan 100ekor/m/2 (U30T100), udang galah 30 ekor/m2 dan ikan tambakan 50 ekor/m2 (U30T50). Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali. perlakuan yang paling baik adalah padat tebar udang galah 30 ekor/m2 dan ikan tambakan 100 ekor/m2 (U30T100) hal ini didukung dengan kondisi kualitas air yaitu suhu, pH, DO, nitrat, nitrit, alkalinitas, kesadahan, CO2, amoniak, Total N dan Total P yang masih dalam kisaran toleransi untuk budidaya serta parameter biologis yaitu bobot mutlak, panjang mutlak, laju pertumbuhan harian (LPH), hasil produksi, dan efisiensi pemberian pakan (EPP) yang paling baik.

Kata kunci : IMTA, kualitas air, udang galah, ikan tambakan.

ABSTRACT

BOPONT JULIAN SALIM. Water Quality And Growth Performence Freshwater Giant Prawn And Tambakan Which Maintained With Policultuure IMTA On Different Density. Supervised by EDDY SUPRIYONO and LIES SETIJANINGSIH.

IMTA is an aquaculture system that integrates several organism which not competitive each other and focused on trophic level difference, where the waste from one organism can be an energy source for other organism so the balance of the ecosystem that is created will be better. The research were using completely randomized design at many treatments in the form of initial stocking density difference between freshwater giant prawns and tambakan that 30 prawns/m2 and 100 tambakan/m2 (U30T100), 30 prawns/m2 and 50 tambakan/m2 (U30T50). Each treatment was repeated three times. The best treatment is U30T100, that supported by water quality condition like temperature, pH, DO, nitrate, nitrite, alkalinity, hardness, CO2, ammonia, total N, and total P which still in tolerance limit for

aquaculture as well as the best biological parameters namely, the absolute weight, the absolute length, daily growth rate, yield, and efficiency of feeding.

(5)

KUALITAS MEDIA BUDIDAYA DAN KINERJA PERTUMBUHAN UDANG GALAH DAN IKAN TAMBAKAN YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM POLIKULTUR IMTA DENGAN KEPADATAN YANG

BERBEDA

BOPONT JULIAN SALIM

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

pada

Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(6)
(7)
(8)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2014 di Kelompok Multi Tani Sejahtera Jalan HMD Curug, Desa Putat Nutug, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ialah udang galah dan ikan tambakan, dengan judul

“Kualitas Media Budidaya dan Kinerja Pertumbuhan Udang Galahdan Ikan Tambakan Yang Dipelihara Dengan Sistem Polikultur IMTA Dengan Kepadatan Yang Berbeda”.

Dalam kesempatan ini,penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Eddy Supriyono, M.Sc. dan Ir. Lies Setijaningsih, M.Si. selaku pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis, kepada Bapak Dr. Ir. Agus Oman Sudrajat, M.Sc. sebagai dosen penguji tamu dan komisi pendidikan S1 Departemen Budidaya Perairan yang telah banyak memberikan kritik dan saran-sarannya, kepada Bapak Dr. Ir. Sukenda, M.Sc. selaku Ketua Departemen Budidaya Perairan, kepada Kelompok Multi Tani Sejahtera Jalan HMD Curug, Desa Putat Nutug, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian, kepada seluruh dosen dan staff karyawan/karyawati Departemen Budidaya Perairan yang telah banyak membantu dalam menyusun skripsi ini, kepada ayahku Tirto Wijaya Salim, ibuku Sri Hartati, kakakku Christi Regina,dan adikku Adam Wijaya Salim yang tiada henti-hentinya memberikan cinta, kasih sayang, dukungan serta doanya yang selalu menyertai dalam tiap langkahku, kepada Triatmaja Pramudhita Wisnu Kusuma partner penelitian saya, kepada sahabat-sahabat BDP’47 lainnya atas kebersamaan, dukungan, dan semangatnya, kepada Diana Sugianti Van Gemerden yang sudah meluangkan waktunya untuk membantu dalam penyelesaian skripsi ini dan teman-teman komplek Graha Indah, Club Basket Bogor Raya, Larisa, Laskar Futsal Club, dan teman-teman lainnya yang telah memberikan doa dan dukungannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2015

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN...ix

PENDAHULUAN………1

Latar Belakang………..1

Tujuan Penelitian………..2

METODE……….2

Prosedur Penelitian………...2

Prosedur Analisis Data……….3

HASIL DAN PEMBAHASAN………...…6

Hasil………...6

Pembahasan………21

SIMPULAN DAN SARAN………...23

Simpulan……….23

Saran………...24

DAFTAR PUSTAKA………25

LAMPIRAN...27

(10)

DAFTAR TABEL

1. Alatpengukurankualitas air padawadahpemeliharaanudang galah dan ikan tambakan...3 2. Kisarannilaikualitas air budidayaudanggalah dan ikan tambakan pada

perlakuan padat tebar Udang 30 ekor/m2 Tambakan 50 ekor/m2 dan Udang 30 ekor/m2 Tambakan 100 ekor/m2...6 3. Nilai identifikasi plankton yang digambarkan dengan indeks dominasi

(D), indeks keanekaragaman (H), dan indeks keseragaman (E) pada hari ke-0...20 4. Nilai identifikasi plankton yang digambarkan dengan indeks dominasi

(D), indeks keanekaragaman (H), dan indeks keseragaman (E) pada hari ke-30...21 5. Nilai identifikasi plankton yang digambarkan dengan indeks dominasi

(D), indeks keanekaragaman (H), dan indeks keseragaman (E) pada hari ke-60...21

DAFTAR GAMBAR

1. Rancangan sistem IMTA yang dilakukan pada penelitian yang terdiri dari Udang Galah, Ikan Tambakan, dan Kangkung air...3 2. Suhu pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama 60

hari pemeliharaan...7 3. pH pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama 60

hari pemeliharaan...7 4. DO pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama 60

hari pemeliharaan... ...8 5. Amoniak pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama

60 hari pemeliharaan...8 6. Nitrit pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama 60

hari pemeliharaan...9 7. Nitrat pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama 60

hari pemeliharaan...9 8. Alkalinitas pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan

selama 60 hari pemeliharaan...10 9. Kesadahan pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan

selama 60 hari pemeliharaan...10 10. Karbondioksida (CO2) pada media pemeliharaan udang galah dan ikan

tambakan selama 60 hari pemeliharaan...11 11. Total P pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama 60 hari pemeliharaan...11 12. Total N pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama

60 hari pemeliharaan...12 13. Sintasan udang galah pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari

masa pemeliharaan...12 14. Laju Pertumbuhan Harian (LPH) udang galah pada perlakuan U30T50 dan

(11)

15. Bobot Mutlak udang galah pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama

60 hari masa pemeliharaan...13

16. Grafik pertumbuhan bobot udang galah pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan...14

17. Panjang Mutlak udang galah pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan...14

18. Grafik pertumbuhan panjang udang galah pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan...15

19. Hasil Produksi udang galah pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan...15

20. Efisiensi Pemberian Pakan (EPP) udang galah pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan...16

21. Sintasan ikan tambakan pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan...16

22. Laju pertumbuhan harian (LPH) ikan tambakan pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan...17

23. Bobot Mutlak ikan tambakan pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan...17

24. Grafik pertumbuhan bobot ikan tambakan pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan...18

25. Bobot Mutlak ikan tambakan pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaa...18

26. Grafik pertumbuhan panjang ikan tambakan pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan...19

27. Hasil Produksi ikan tambakan pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaa...19

DAFTAR LAMPIRAN

1. Bobot panen kangkung air selama 60 hari masa pemeliharaan...26

2. Hasilstatistikpertumbuhanudang galah...27

3. Hasilstatistikpertumbuhanikan tambakan...28

(12)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Udang galah (Macrobrachium rosenbergii) merupakan salah satu komoditas udang bernilai ekonomis tinggi dengan harga jual mencapai Rp 75.000/kg (KKP 2013). Permintaan pasar udang galah dalam negeri juga cukup tinggi yaitu mencapai 20 ton per hari. Namun, permintaan pasar udang galah yang cukup tinggi tersebut belum diimbangi dengan produksi yang hanya mencapai 617 ton pada tahun 2011 dan mulai meningkat pada tahun 2013 yaitu sebanyak 3.387 ton (KKP 2013). Namun hasil produksi tersebut masih belum maksimal. Rendahnya produksi udang galah dikarenakan nilai sintasan yang rendah dan padat penebaran yang rendah pula pada kegiatan budidaya. Padat tebar udang galah sebesar 5 ekor/m2 hanya memperoleh sintasan sebesar 45% (Rohmana et al. 2007). Sehingga perlu dilakukan budidaya secara intensif dalam upaya peningkatan hasil produksi udang galah. Budidaya intensif adalah sistem budidaya dengan kepadatan tinggi, penggunaan pakan berprotein tinggi secara kontinu, dan manajemen kualitas air secara baik (Maryam 2010). Pada prakteknya, udang galah hanya bisa meretensi protein pakan sekitar 16,3-40,87% (Yi et al. 2003), sedangkan sisanya dibuang menjadi limbah berupa produk ekskresi yaitu feses dan sisa pakan. Hal ini dapat menyebabkan berbagai hal terutama penurunan kualitas media budidaya yang mempengaruhi sintasan udang galah menjadi semakin rendah, sehingga dapat menggagalkan produksi udang.

Salah satu solusi untuk meningkatkan produksi udang galah adalah dengan cara budidaya secara terpadu dengan sistem Integrated Multi Trophic Aquaculture (IMTA). Sistem IMTA merupakan suatu sistem budidaya yang mengintegrasi beberapa organisme yang tidak saling berkompetisi dan dititikberatkan pada perbedaan trofik level dari setiap organisme yang dibudidayakan (Chopin 2006). Terdapatnya perbedaan trofik level pada sistem IMTA berguna untuk mengurangi limbah dari satu organisme yang nantinya dimamfaatkan menjadi sumber energi bagi organisme lain yang trofik levelnya lebih rendah. Dengan demikian keseimbangan ekosistem yang tercipta menjadi lebih baik (Crooker dan Contreras 2010). Sistem IMTA sudah banyak digunakan di dunia akuakultur baik di air tawar dan air laut. Menurut Ghifarini (2013) sistem IMTA pada udang galah dengan padat tebar 10 ekor/m2 yang dipadukan dengan ikan nilem merupakan perlakuan terbaik, namun padat tebar udang masih dapat ditingkatkan lagi dengan dipadukan ikan yang trofik levelnya lebih rendah dari udang galah dan tentunya mempunyai harga yang lebih ekonomis.

(13)

ataupun ikan segar. Harga ikan tambakan di pasar parung mencapai Rp 20.000/kg sebagai ikan konsumsi.

Ikan tambakan akan memamfaatkan sisa pakan dari udang galah dan air yang mengandung limbah N akan dialirkan ke bak kangkung. Air yang dialirkan ke bak kangkung akan dimamfaatkan sebagai pupuk dengan penyerapan N melalui akar kangkung. Air dari bak dialirkan kembali ke kolam pemeliharaan udang galah dengan konsentrasi N yang lebih rendah. Air dari bak kangkung nantinya akan menjadi sumber nutrisi untuk pembentuk fitoplankton yang menjadi makanan bagi ikan tambakan. Dalam penelitian ini difokuskan pada pada tebar udang galah dan ikan tambakan yang berbeda-beda. Dengan pemeliharaan sistem IMTA diharapkan dapat meningkatkan kualitas media budidaya, melihat padat tebar optimal, meningkatkan sintasan, mempercepat laju pertumbuhan, dan menguntungkan secara ekonomis.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menelaah perubahan kualitas air, padat tebar optimal, sintasan, dan pertumbuhan dari perbedaan hasil produksi budidaya udang galah (Macrobrachium rosenbergii) dengan kepadatan tinggi dan ikan tambakan (Helostoma temminckii) yang dipelihara dengan sistem IMTA.

METODE

Prosedur Penelitian Persiapan Wadah dan Bahan

Hewan uji yang digunakan yaitu udang galah dengan bobot awal 1 g/ekor (tokolan satu) berasal dari Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar, Sukabumi dan ikan tambakan dengan bobot awal 1,45 g/ekor . Masa pemeliharaan selama 60 hari. Pakan yang diberikan untuk udang memiliki kandungan protein sebesar 40% dengan frekuensi pemberian pakan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari dengan feeding rate sebesar 5% dari bobot udang galah sedangkan ikan tambakan sendiri tidak diberi pakan. Wadah yang digunakan untuk pemeliharaan udang galah adalah kolam terpal dengan ukuran 22,5 m2 sebanyak 6 kolam, yaitu untuk 2 perlakuan dengan 3 ulangan. Pada tiap kolam dipasang pompa air yang berfungsi mengalirkan air dari kolam pemeliharaan ke bak kangkung air. Kolam dilengkapi dengan 1 shelter yaitu berupa apartemen yang terbuat dari bambu yang diletakan di tengah-tengah kolam.

Biofilter yang digunakan yaitu kangkung air dengan biomassa awal 70 g/rumpun. Wadah tanaman kangkung air menggunakan bak yang terbuat dari bambu berukuran 400cm x 45 cm x 30cm yang dilapisi plastik terpal, dan sebagai media tanam dari kangkung air digunakan batu apung dengan ketinggian substrat 25 cm. jarak tanam antar rumpun kangkung sejauh 15 cm.

(14)

Penelitian dilaksanakan dengan metode rancangan acak lengkap dengan perlakuan berupa perbedaan padat penebaran awal udang galah dan ikan tambakan yaitu udang galah 30 ekor/m2 dan ikan tambakan 50 ekor/m2 (U30T50), udang galah 30 ekor/m2 dan ikan tambakan 100 ekor/m2 (U30T100). Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali. Air dialirkan dengan mengintegrasi budidaya udang galah dan ikan tambakan secara tertutup (resirculating aquaculture) yang dipadukan dengan sistem biofilter. Air dari kolam budidaya dialirkan dengan pompa ke wadah kangkung air, kemudian air dari wadah kangkung air masuk secara gravitasi ke kolam budidaya. Gambar dibawah ini merupakan bagan proses resirkulasi yang dilakukan pada sistem IMTA (Gambar 1).

Gambar 1. Rancangan sistem IMTA yang dilakukan pada penelitian yang terdiri dari Udang Galah, Ikan Tambakan, dan Kangkung air.

Prosedur Analisis Data Parameter Kualitas Air

Pengukuran kualitas air dilakukan pada pagi hari pukul 09.00 WIB setiap 10 hari sekali. Untuk Total P dan Total N dilakukan pengukuran hanya pada hari ke-0, hari ke-3ke-0, dan hari ke-60. Sampel air yang diambil yaitu pada kolam pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan. Berikut merupakan alat yang digunakan dalam pengukuran kualitas air (Tabel 1).

Tabel 1 Alat pengukuran kualitas air pada wadah pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan.

Parameter Satuan Peralatan

Suhu oC Termometer

pH - pH meter

Oksigen Terlarut (DO) mg/L DO meter CO2 mg/L CO2 Titrasi dengan NaOH

Alkalinitas mg/L CaCO3 Titrasi dengan HCL

Kesadahan mg/L CaCO3 Titrasi dengan EDTA

Amonia (NH3-N) mg/L Spektrofotometer

Nitrit (NO2-N) mg/L Spektrofotometer

Nitrat (NO3-N) mg/L Spektrofotometer

Total P mg/L Spektrofotometer Total N mg/L Labu destilasi

Pengukuran suhu, pH, dan oksigen terlarut dilakukan secara in-situ dengan menggunakan DO meter, termometer, dan pH meter. Pengukuran Total N dilakukan di Laboratorium Nutrisi ikan, dan pengukuran amonia, nitrit, nitrat, CO2, alkalinitas, kesadahan, dan Total P dilakukan di laboratorium Lingkungan

budidaya perairan, Departemen Budidaya Perairan, Institut Pertanian Bogor.

Parameter Biologis Udang Galah dan Ikan Tambakan

Kolam pemeliharaan udang galah dan

ikan tambakan

Pompa

(15)

Parameter biologis udang galah dihitung untuk mengetahui pertumbuhan udang galah selama 60 hari. Sampling bobot dan panjang dilakukan setiap 10 hari sekali dengan menggunakan timbangan digital dan penggaris. Udang galah dan ikan tambakan yang diukur sebanyak 10 ekor untuk tiap sampling. Bobot dan panjang yang telah diukur kemudian dirata-ratakan dari tiap ulangan.

Sintasan (SR)

Sintasan dihitung pada akhir pemeliharaan untuk mengetahui presentase udang yang masih hidup. Perhitungan sintasan menggunakan persamaan berikut (Effendi 2004):

SR =

Keterangan : SR : Sintasan (%)

Nt : Jumlah populasi ikan hari ke-t (ekor) No : Jumlah populasi ikan hari ke-o (ekor)

Laju Pertumbuhan Harian (LPH)

Laju pertumbuhan harian dihitung untuk mengetahui persentase pertambahan bobot tiap harinya. Laju pertumbuhan hariandapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut (Zonneveld et al. 1991):

LPH =

Keterangan :

LPH : Laju pertumbuhan harian (%/hari) Wt : Bobot rata-rata akhir (g)

Wo : Bobot rata-rata awal (g) t : waktu yang dibutuhkan (hari)

Bobot Mutlak

Bobot mutlak dihitung untuk mengetahui pertambahan bobot selama masa pemeliharaan. Bobot mutlak dapat dirumuskan sebagai berikut (Zonneveld et al.1991):

Keterangan :

Wm : Bobot mutlak (g)

Wt : Bobot rata-rata pada hari ke-t (g) Wo : Bobot rata-rata pada hari ke-o (g)

Panjang Mutlak

Panjang mutlak dapat dirumuskan sebagai berikut (Zonneveld et al. 1991): L = Lt-Lo

Keterangan :

L : Pertumbuhan panjang

(16)

Hasil Produksi

Hasil produksi merupakan biomassa akhir udang galah selama pemeliharaan. Hasil produksi dihitung dengan menggunakan rumus (Effendi 2004):

Keterangan :

P : Hasil Produksi (g) W :Bobot rata-rata akhir (g) N :Jumlah populasi akhir (ekor)

Efisiensi Pemberian Pakan (EPP)

Efisiensi pemberian pakan yaitu persentase jumlah pakan yang dimanfaatkan oleh udang dari total pakan yang diberikan. Perhitungan EPP dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pakan yang dimanfaatkan oleh udang. EPP dapat dihitung dengan rumus berikut (Zonneveld et al. 1991):

Keterangan:

EPP : Efisiensi Pemberian Pakan (%)

F : Jumlah pakan yang dihabiskan selama pemeliharaan (g) Wt : Biomassa pada hari ke-t (g) udang galah

Wo : Biomassa pada hari ke-o (g) udang galah

Identifikasi Plankton

Pengamatan plankton dilakukan untuk mengetahui indeks dominansi, keanekaragaman, dan indeks keragaman serta kelimpahan relatif. Pengambilan sampel plankton dilakukan 30 hari sekali dengan menggunakan plankton net. Pengambilan sampel air dilakukan pada 4 titik dengan volume air yang disaring 7 L, dan air yang tersaring 25 mL.

Indeks Dominansi

Indeks dominasi (D) dapat dirumuskan dengan rumus sebagai berikut (Basmi 2000) :

D = (pi)2

D = indeks dominansi pi = kelimpahan relatif

Indeks Keanekaragaman

Indeks keanekaragaman (H) dapat dirumuskan dengan rumus sebagai berikut (Basmi 2000) :

H' =-(pi logpi)

H' = keanekaragaman pi = kelimpahan relatif

(17)

Indeks Keseragaman

Indeks keseragaman (E) dapat dirumuskan dengan rumus sebagai berikut (Basmi 2000) :

E = H'/LN n

E = Keseragaman

H' = keanekaragaman N = banyaknya jenis

Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian ditabulasi dan dianalisis dengan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel 2007 dan SPSS 16.0 yang meliputi Analisis Ragam (ANOVA) pada selang kepercayaan 95%. Perangkat lunak tersebut digunakan untuk menentukan ada atau tidaknya pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap sintasan, laju pertumbuhan harian, hasil produksi, bobot dan panjang mutlak, dan EPP. Apabila berpengaruh nyata, untuk melihat perbedaan antar perlakuan maka dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji Independent T-Test. Untuk data kualitas air (suhu, pH, oksigen terlarut, amonia, nitrit, nitrat, fosfat) dan identifikasi plankton dianalisis secara deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Parameter Kualitas Air

Berikut merupakan kisaran data parameter kualitas air pada wadah budidaya udang galah dan ikan tambakan yang disajikan dalam Tabel 2. Suhu pada media pemeliharaan berkisar antara 28,7 - 31,7 0C dengan kisaran suhu tertinggi ada pada perlakuan U30T50. pH pada media pemeliharaan berkisar antara 6,33 - 10,4 dengan kisaran pH tertinggi ada pada perlakuan U30T50. DO pada media pemeliharaan berkisar antara 3,81 - 5,52 mg/L dengan kisaran DO tertinggi ada pada perlakuan U30T50. Nilai TAN pada media pemeliharaan berkisar antara 0,059 - 0,9918 mg/L dengan kisaran TAN tertinggi ada pada perlakuan U30T100. Nilai Nitrat pada media pemeliharaan berkisar antara 0,0214 - 0,6258 mg/L dengan kisaran Nitrat tertinggi ada pada perlakuan U30T100. Nilai Nitrit pada media pemeliharaan berkisar antara 0,015 - 0,1075 mg/L dengan kisaran Nitrit tertinggi ada pada perlakuan U30T100. Nilai alkalinitas pada media pemeliharaan berkisar antara 28,02 - 44,04 mg/L dengan kisaran alkalinitas tertinggi ada pada perlakuan U30T50. Nilai kesadahan pada media pemeliharaan berkisar antara 22,42 - 58,29 mg/L dengan kisaran kesadahan tertinggi ada pada perlakuan U30T50. Nilai CO2 pada media pemeliharaan berkisar antara 3,32 - 7,99 mg/L

dengan kisaran CO2 tertinggi ada pada perlakuan U30T50. Nilai amonia pada

(18)

perlakuan U30T100. Nilai Total N pada media pemeliharaan berkisar antara 0 – 0,0003 mg/L dengan kisaran Total N tertinggi ada pada perlakuan U30T50.

Tabel 2 Kisaran nilai kualitas air budidaya udang galah dan ikan tambakan pada perlakuan padat tebar Udang 30 ekor/m2 Tambakan 50 ekor/m2 dan Udang 30 ekor/m2 Tambakan 100 ekor/m2.

Parameter Satuan Perlakuan

U30T50 U30T100

Suhu °C 29 - 31,7 28,7 - 31

ph - 6,1 – 7,9 6,5 – 7,7 DO mg/L 4,43 - 5,52 3,81 - 4,83 Nitrat mg/L 0,028 - 0,6083 0,0214 - 0,6258 Nitrit mg/L 0,035 - 0,09 0,015 - 0,1075 Alkalinitas mg/L CaCO3 30,69 - 44,04 28,02 - 41,37

Kesadahan mg/L CaCO3 29,89 - 58,29 22,42 - 50,82

CO2 mg/L 3,99 - 7,99 3,32 - 7,32

Amoniak mg/L 0,0004 - 0,0304 0,0004 - 0,0157 Total P mg/L 0,3678 - 0,8941 0,3467 - 1,0358 Total N mg/L 0,0212 – 0,2055 0,0173 - 0,2062

Suhu

Suhu pada media pemeliharaan cenderung fluktuatif, dimana suhu dari hari ke-0 sampai hari ke-20 menurun dan kemudian naik kembali pada hari ke-30 dan kemudian turun kembali sampai hari terakhir pemeliharaan (Gambar 2).

Gambar 2. Suhu pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama 60 hari pemeliharaan.

pH

pH pada masing-masing media pemeliharaan cenderung stabil. Pada perlakuan U30T50 pH turun cukup drastis pada hari ke-10 kemudian naik secara gradual sampai hari ke-40. Pada hari ke 50 pH kembali turun (Gambar 3).

0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00

0 10 20 30 40 50 60

Su

hu

(

0C)

U30T50

U30T100

(19)

Gambar 3. pH pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama 60 hari pemeliharaan.

Dissolve Oxygen (DO)

Nilai DO pada perlakuan U30T100 cenderung naik hingga hari ke-20 dan mengalami penurunan hingga akhir masa pemeliharaan. Pada perlakuan U30T50 nilai DO naik pada hari ke-10 kemudian turun pada hari ke-20 dan nilainya terus stabil hingga akhir masa pemeliharaan (Gambar 4).

Gambar 4. DO pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama 60 hari pemeliharaan.

Amoniak

Nilai amoniak pada kedua perlakuan memiliki dinamika yang berbeda. Pada perlakuan U30T100 nilai amoniak naik secara gradual dari hari ke-0 sampai hari ke-40 dan turun sampai akhir pemeliharaan. Pada perlakuan U30T50 nilai amoniak naik secara gradual dari hari ke-0 sampai hari ke-30. Nilai amoniak naik secara drastis di hari ke-40 dan turun drastis di hari ke-50. Nilai amoniak kembali naik sampai akhir masa pemeliharaan. (Gambar 5).

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00

0 10 20 30 40 50 60

p

H

(Sk

a

la

p

H

)

hari ke

U30T50

U30T100

0.00 2.00 4.00 6.00

0 10 20 30 40 50 60

DO

(m

g

/L

)

hari ke

U30T50

(20)

Gambar 5. Amoniak pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama 60 hari pemeliharaan.

Nitrit

Nilai nitrit pada kedua perlakuan memiliki dinamika yang berbeda dan sangat berfluktuatif. Pada perlakuan U30T100 nilai nitrit mengalami penurunan pada hari ke-10, 40, dan 50. Nilai nitrit mengalami kenaikan pada hari ke-20, 30, dan 60. Pada perlakuan U30T50 nilai nitrit mulai mengalami penurunan dari hari ke-10 hingga hari ke 50 dan kemudian naik kembali di hari ke-60 (Gambar 6).

Gambar 6. Nitrit pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama 60 hari pemeliharaan.

Nitrat

Nilai nitrat pada kedua perlakuan memiliki dinamika yang sama yaitu pada dari hari ke-0 sampai hari ke-10 nilai nitrat mengalami penurunan yang drastis. Pada hari ke-10 sampai akhir pemeliharaan nilai nitrat terus meningkat (Gambar 7). 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05

0 10 20 30 40 50 60

A m on ia k (m g /L ) hari ke U30T50 U30T100 0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 0.12

0 10 20 30 40 50 60

Ni tr it (m g /L ) hari ke- U30T50 U30T100 0.00 0.20 0.40 0.60 0.80

0 10 20 30 40 50 60

(21)

Gambar 7. Nitrat pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama 60 hari pemeliharaan.

Alkalinitas

Nilai alkalinitas pada kedua perlakuan memiliki dinamika yang berbeda dan cukup berfluktuatif. Pada perlakuan U30T100 nilai alkalinitas mengalami penurunan dari hari ke-0 sampai hari ke-40 dan turun kembali pada hari ke-50. Nilai alkalinitas mengalami kenaikan pada hari ke-40 dan hari ke-60. Pada perlakuan U30T50 nilai alkalinitas mengalami kenaikan di hari ke-10, hari ke-40, dan hari ke-50. Nilai alkalinitas mengalami kenaikan di hari ke-10, hari ke-40, dan hari ke-50 (Gambar 8).

Gambar 8. Alkalinitas pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama 60 hari pemeliharaan.

Kesadahan

Nilai kesadahan pada kedua perlakuan memiliki dinamika yang hampir sama. Dari hari ke-0 sampai hari ke-10 nilai kedasahan mengalami kenaikan, kemudian mengalami penurunan hingga hari ke-50. Di akhir masa pemeniharaan nilai kesadahan kembali mengalami kenaikan (Gambar 9).

Gambar 9. Kesadahan pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama 60 hari pemeliharaan.

Karbondioksida (CO2)

Nilai karbondioksida pada kedua perlakuan memiliki dinamika yang cukup berbeda. Pada perlakuan U30T100 nilai karbondioksida menurun cukup drastis

0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00

0 10 20 30 40 50 60

A lkal in itas (m g /L CaC O3 ) hari ke- U30T50 U30T100 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00

0 10 20 30 40 50 60

(22)

pada hari ke-10 dan naik secara drastis di hari ke-20. Pada hari ke-30 sampai ahir pemeliharaan nilai karbondioksida cenderung menurun. Pada perlakuan U30T50 nilai karbondioksida dari hari ke-0 sampai hari ke-20 mengalami peningkatan dan pada hari ke-30 mengalami penurunan cukup drastis hingga akhir masa pemeliharaan (Gambar 10).

Gambar 10. Karbondioksida (CO2) pada media pemeliharaan udang galah dan

ikan tambakan selama 60 hari pemeliharaan.

Total P

Nilai total P pada kedua perlakuan memiliki dinamika yang sama yaitu menurun dari hari ke-0 hingga akhir masa pemeliharaan. Nilai total P mengalami penurunan drastis dari hari ke-0 hingga hari ke-30 dan dari hari ke-30 hingga akhir masa pemeliharaan terjadi sedikit penurunan nilai total P (Gambar 11).

Gambar 11. Total P pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama 60 hari pemeliharaan.

Total N

Nilai total N pada kedua perlakuan memiliki dinamika yang berbeda. Pada perlakuan U30T100 nilai total N mengalami penurunan mulai dari hari ke-0 hingga hari terakhir pemeliharaan. Pada perlakuan U30T50 nilai total N mengalami penurunan drastis pada hari ke-30 dan nilainya kembali naik sampai akhir masa pemeliharaan (Gambar 12).

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00

0 10 20 30 40 50 60

CO2

(m

g

/L)

hari ke-

U30T50

U30T100

0.00 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20

0 30 60

To

tal P (m

g

/L)

hari ke-

U30T50

(23)

Gambar 12. Total N pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama 60 hari pemeliharaan.

Parameter Biologis Udang Galah Sintasan

Sintasan udang galah pada perlakuan U30T50 (56,79±3,85%) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan U30T100 (49,38±1,06%). Uji statistik menyatakan bahwa padat penebaran berbeda pada setiap perlakuan berbeda nyata (P<0,05) terhadap sintasan udang galah (Gambar 13).

Gambar 13. Sintasan udang galah pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan.

Laju Pertumbuhan Harian (LPH)

Laju pertumbuhan harian (LPH) udang galah pada perlakuan U30T100 (3,24±0,25%) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan U30T50 (2,58±0,38%). Uji statistik menyatakan bahwa padat penebaran berbeda pada setiap perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap laju pertumbuhan harian (LPH) udang galah (Gambar 14).

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25

0 30 60

To

tal N

(

m

g

/L)

hari ke-

U30T50

U30T100

0 10 20 30 40 50 60 70

S

in

ta

sa

n

(

%)

U30T50

U30T100

perlakuan

49,38±1,06 56,79±3,85

(24)

Gambar 14. Laju Pertumbuhan Harian (LPH) udang galah pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan.

Bobot Mutlak

Bobot mutlak udang galah pada perlakuan U30T100 (5,98±1,13 gram) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan U30T50 (3,70±1,03 gram). Uji statistik menyatakan bahwa padat penebaran berbeda pada setiap perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap bobot mutlak udang galah (Gambar 15).

Gambar 15. Bobot Mutlak udang galah pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan.

Bobot Individu

Pertumbuhan bobot udang galah selama 60 hari masa pemeliharaan mengalami kenaikan secara gradual. Pada perlakuan U30T100 bobot udang galah naik secara drastis dari hari ke-40 sampai hari ke-50. Berikut ini merupakan grafik pertumbuhan bobot udang galah yang dipelihara selama 60 hari (Gambar 16)

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 perlakuan LP H (% ) U30T50 U30T100 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 B o b o t M u tlak (gr am ) perlakuan U30T50 U30T100 2,58±0,38 3,24±0,25 3,70±1,03 5,98±1,13

a a

(25)

Gambar 16. Grafik pertumbuhan bobot udang galah pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan.

Panjang Mutlak

Panjang mutlak udang galah pada perlakuan U30T100 (5,31±1,13 Cm) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan U30T50 (4,95±0,21 Cm). Uji statistik menyatakan bahwa padat penebaran berbeda pada setiap perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap bobot mutlak udang galah (Gambar 17).

Gambar 17. Panjang Mutlak udang galah pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan.

Panjang Individu

Pertumbuhan panjang udang galah selama 60 hari masa pemeliharaan mengalami kenaikan secara gradual. Pada kedua perlakuan panjang udang galah naik secara drastis dari hari ke-10 sampai hari ke-20. Berikut ini merupakan grafik pertumbuhan panjang udang galah yang dipelihara selama 60 hari (Gambar 18)

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00

0 10 20 30 40 50 60

B

obot

Individ

u

(g

)

hari ke-

U30T50

U30T100

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00

Pan

jan

g

M

u

tlak

(Cm

)

Perlakuan

U30T50

U30T100 4,95±0,21 5,31±1,13

(26)

Gambar 18. Grafik pertumbuhan panjang udang galah pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan.

Hasil Produksi

Hasil produksi udang galah pada perlakuan U30T100 (6986,98±399,93 gram) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan U30T50 (5357,25±312,32 gram). Uji statistik menyatakan bahwa padat penebaran berbeda pada setiap perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap hasil produksi udang galah (Gambar 19).

Gambar 19. Hasil Produksi udang galah pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan.

Efisiensi Pemberian Pakan (EPP)

Efisiensi pemberian pakan (EPP) udang galah pada perlakuan U30T100 (24,46±5,25 %) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan U30T50 (17,95±3,78 %). Uji statistik menyatakan bahwa padat penebaran berbeda pada setiap perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap efisiensi pemberian pakan (EPP) udang galah (Gambar 20).

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

0 10 20 30 40 50 60

P

an

ja

ng

Individ

u

(cm

)

hari ke- U30T50 U30T100 0.00 1000.00 2000.00 3000.00 4000.00 5000.00 6000.00 7000.00 8000.00 H asi l Pr o d u ksi (gr am ) perlakuan U30T50 U30T100 6986,98±399,93 5357,25±312,32
(27)

Gambar 20. Efisiensi Pemberian Pakan (EPP) udang galah pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan.

Parameter Biologis Ikan Tambakan Sintasan

Sintasan ikan tambakan pada perlakuan U30T50 (75,55±6,93%) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan U30T100 (73,70±3,69%). Uji statistik menyatakan bahwa padat penebaran berbeda pada setiap perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap sintasan ikan tambakan (Gambar 21).

Gambar 21. Sintasan ikan tambakan pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan.

Laju Pertumbuhan Harian (LPH)

Laju pertumbuhan harian (LPH) ikan tambakan pada perlakuan U30T50 (3,33±0,20%) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan U30T100 (2,91±0,07%). Uji statistik menyatakan bahwa padat penebaran berbeda pada

0 5 10 15 20 25 30

EPP (

%)

perlakuan

U30T50

U30T100

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Perlakuan

Sin

ta

sa

n

%

U30T50

U30T100 17,95±3,78

24,46±5,25

75,55±6,93 73,70±3,69

a a

(28)

setiap perlakuan berbeda nyata (P<0,05) terhadap laju pertumbuhan harian (LPH) ikan tambakan (Gambar 22).

Gambar 22. Laju pertumbuhan harian (LPH) ikan tambakan pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan.

Bobot Mutlak

Bobot mutlak ikan tambakan pada perlakuan U30T50 (9,23±1,30 gram) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan U30T100 (6,87±0,36 gram). Uji statistik menyatakan bahwa padat penebaran berbeda pada setiap perlakuan berbeda nyata (P<0,05) terhadap bobot mutlak ikan tambakan (Gambar 23).

Gambar 23. Bobot Mutlak ikan tambakan pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan.

Bobot Individu

Pertumbuhan bobot ikan tambakan selama 60 hari masa pemeliharaan mengalami kenaikan secara gradual. Pada perlakuan U30T50 bobot ikan tambakan naik secara drastis dari hari ke-40 sampai hari ke-50. Pada perlakuan U30T100 bobot ikan tambakan naik secara drastis dari hari 20 sampai hari ke-30. Berikut ini merupakan grafik pertumbuhan bobot ikan tambakan yang dipelihara selama 60 hari (Gambar 24)

3,33±0,20 2,91±0,07 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 perlakuan LP H (% ) U30T50 U30T100 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 B o b o t M u tl a k (g ra m) perlakuan U30T50 U30T100 6,87±0,36 9,23±1,30

a b

(29)

Gambar 24. Grafik pertumbuhan bobot ikan tambakan pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan.

Panjang Mutlak

Panjang mutlak ikan tambakan pada perlakuan U30T50 (7,38±0,39 gram) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan U30T100 (5,57±0,90 gram). Uji statistik menyatakan bahwa padat penebaran berbeda pada setiap perlakuan berbeda nyata (P<0,05) terhadap bobot mutlak ikan tambakan (Gambar 25).

Gambar 25. Bobot Mutlak ikan tambakan pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan.

Panjang Individu

Pertumbuhan panjang ikan tambakan selama 60 hari masa pemeliharaan mengalami kenaikan secara gradual. Pada perlakuan U30T50 panjang ikan tambakan naik secara drastis dari hari ke-40 sampai hari ke-50. Pada perlakuan U30T100 panjang ikan tambakan naik secara drastis dari hari ke-10 sampai hari ke-20. Berikut ini merupakan grafik pertumbuhan panjang ikan tambakan yang dipelihara selama 60 hari (Gambar 26)

0 2 4 6 8 10 12

0 10 20 30 40 50 60

B

obot

Individ

u

(g

)

hari ke- U30T50 U30T100 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 Pan jan g M u tlak (Cm ) Perlakuan U30T50 U30T100 5,57±0,90 7,38±0,39
(30)
[image:30.595.67.479.48.678.2]

Gambar 26. Grafik pertumbuhan panjang ikan tambakan pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan.

Hasil Produksi

Hasil produksi ikan tambakan pada perlakuan U30T100 (41348,80±691,02 gram) lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan U30T50 (27229,41±1419,93 gram). Uji statistik menyatakan bahwa padat penebaran berbeda pada setiap perlakuan berbeda nyata (P<0,05) terhadap hasil produksi ikan tambakan (Gambar 27).

Gambar 27. Hasil Produksi ikan tambakan pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan.

Identifikasi Plankton

Berikut ini merupakan hasil identifikasi plankton (fitoplankton dan zooplankton) selama masa pemeliharaan. Pada perlakuan U30T100 hari ke-0 fitoplankton kelas Dinophyceae memiliki nilai dominasi (D) yang paling tinggi yaitu 1,00±0,00, kelas Clorophyceae memiliki nilai keanekaragaman (H) tertinggi yaitu sebesar 0,62±0,15, dan kelas Cyanophyceae memiliki nilai keseragaman (E) tertinggi yaitu 0,25±0,02 (Tabel 3). Zooplankton kelas Rotifera memiliki nilai dominasi (D) 0,37±0,14, keanekaragaman (H) sebesar 0,53±0,13, dan

0 2 4 6 8 10 12

0 10 20 30 40 50 60

P

an

ja

ng

Individ

u

(cm

)

hari ke- U30T50 U30T100 0.00 5000.00 10000.00 15000.00 20000.00 25000.00 30000.00 35000.00 40000.00 45000.00 H asi l Pr o d u ksi (gr am ) perlakuan U30T50 U30T100 27229,41±1419,93 41348,80±691,02
(31)

keseragaman (E) 0,21±0,05 (Tabel 3). Pada perlakuan U30T50 hari ke-0 fitoplankton kelas Clorophyceae memiliki nilai dominasi (D) yang paling tinggi yaitu 0,45±0,04, kelas Bacillariophyceae memiliki nilai keanekaragaman (H) tertinggi yaitu sebesar 0,60±0,01, dan kelas Euglenophyceae memiliki nilai keseragaman (E) tertinggi yaitu 0,32±0,09 (Tabel 3). Zooplankton kelas Rotifera memiliki nilai dominasi (D) 0,33±0,02, keanekaragaman (H) sebesar 0,56±0,02, dan keseragaman (E) 0,22±0,01 (Tabel 3). Pada perlakuan U30T100 hari ke-30 fitoplankton kelas Bacillariophyceae memiliki nilai dominasi (D) yang paling tinggi yaitu 0,67±0,08, kelas Clorophyceae memiliki nilai keanekaragaman (H) tertinggi yaitu sebesar 0,40±0,10, dan kelas Cyanophyceae memiliki nilai keseragaman (E) tertinggi yaitu 0,17±0,09 (Tabel 4). Zooplankton kelas Rotifera memiliki nilai dominasi (D) 0,41±0,04, keanekaragaman (H) sebesar 0,49±0,03, dan keseragaman (E) 0,19±0,01 (Tabel 4). Pada perlakuan U30T50 hari ke-30 fitoplankton kelas Cyanophyceae memiliki nilai dominasi (D) yang paling tinggi yaitu 0,74±0,29, kelas Clorophyceae memiliki nilai keanekaragaman (H) tertinggi yaitu sebesar 0,62±0,12, dan kelas Dinophyceae memiliki nilai keseragaman (E) tertinggi yaitu 0,42±0,01 (Tabel 4). Zooplankton kelas Rotifera memiliki nilai dominasi (D) 0,48±0,08, keanekaragaman (H) sebesar 0,43±0,07, dan keseragaman (E) 0,17±0,03 (Tabel 4). Pada perlakuan U30T100 hari ke-60 fitoplankton kelas Cyanophyceae memiliki nilai dominasi (D) yang paling tinggi yaitu 0,99±0,01, kelas Bacillariophyceae memiliki nilai keanekaragaman (H) tertinggi yaitu sebesar 0,56±0,09, dan nilai keseragaman (E) tertinggi yaitu 0,24±0,04 (Tabel 5). Zooplankton kelas Rotifera memiliki nilai dominasi (D) 0,45±0,05, keanekaragaman (H) sebesar 0,43±0,06, dan keseragaman (E) 0,17±0,02 (Tabel 5). Pada perlakuan U30T50 hari ke-60 fitoplankton kelas Cyanophyceae memiliki nilai dominasi (D) yang paling tinggi yaitu 0,99±0,01, kelas Clorophyceae memiliki nilai keanekaragaman (H) tertinggi yaitu sebesar 0,60±0,07, dan kelas Euglenophyceae memiliki nilai keseragaman (E) tertinggi yaitu 0,30±0,11 (Tabel 5). Zooplankton kelas Rotifera memiliki nilai dominasi (D) 0,40±0,02, keanekaragaman (H) sebesar 0,46±0,01, dan keseragaman (E) 0,18±0,01 (Tabel 5).

Tabel 3. Nilai identifikasi plankton yang digambarkan dengan indeks dominasi (D), indeks keanekaragaman (H), dan indeks keseragaman (E) pada hari ke-0

Waktu Kelas D H E

U30T100 U30T50 U30T100 U30T50 U30T100 U30T50

Hari ke-0

Fitoplankton

Bacillariophyceae 0,31 0,29 0,58 0,60 0,25 0,26

Clorophyceae 0,39 0,45 0,62 0,53 0,21 0,18

Cyanophyceae 0,36 0,42 0,56 0,53 0,25 0,24

Dinophyceae 1,00 0,33 0,00 0,00 0,00 0,00

Euglenophyceae 0,66 0,44 0,20 0,35 0,09 0,32

Zooplankton

(32)

Tabel 4. Nilai identifikasi plankton yang digambarkan dengan indeks dominasi (D), indeks keanekaragaman (H), dan indeks keseragaman (E) pada hari ke-30

Waktu Kelas D H E

U30T100 U30T50 U30T100 U30T50 U30T100 U30T50

Hari ke-30

Fitoplankton

Bacillariophyceae 0,67 0,39 0,30 0,52 0,13 0,22

Clorophyceae 0,62 0,36 0,40 0,62 0,14 0,21

Cyanophyceae 0,56 0,74 0,39 0,22 0,17 0,10

Dinophyceae 0,55 0,52 0,27 0,29 0,12 0,42

Euglenophyceae 0,48 0,36 0,37 0,45 0,16 0,41

Zooplankton

Rotifera 0,41 0,48 0,49 0,43 0,19 0,17

Tabel 5. Nilai identifikasi plankton yang digambarkan dengan indeks dominasi (D), indeks keanekaragaman (H), dan indeks keseragaman (E) pada hari ke-60

Waktu kelas D H E

U30T100 U30T50 U30T100 U30T50 U30T100 U30T50

Hari ke-60

Fitoplankton

Bacillariophyceae 0,36 0,37 0,56 0,51 0,24 0,22

Clorophyceae 0,60 0,35 0,39 0,60 0,13 0,21

Cyanophyceae 0,99 0,99 0,00 0,00 0,00 0,00

Dinophyceae 0,57 0,66 0,26 0,20 0,12 0,28

Euglenophyceae 0,48 0,54 0,37 0,33 0,16 0,30

Zooplankton

Rotifera 0,45 0,40 0,43 0,46 0,17 0,18

Pembahasan

[image:32.595.38.497.4.807.2]
(33)

kandungan oksigen di kolam pemeliharaan udang galah-tambakan berkisar antara 3,81 - 5,52 mg/L (Tabel 2). Kisaran tersebut masih layak untuk menunjang proses polikultur udang galah-tambakan.

Nilai amoniak yang didapat dari hasil pemeliharaan berkisar antara 0,0004 - 0,0304 mg/L. Menurut Boyd dan Zimmerman (2000) batas untuk amoniak di perairan adalah 0,2 - 0,5 mg/L. berdasarkan hal tersebut, nilai amoniak masih dalam kisaran toleransi udang dan ikan untuk menunjang budidaya. Pada hari ke-40 pemeliharaan nilai amoniak naik cukup signifikan dibanding perlakuan lainnya, hal ini bisa disebabkan oleh akumulasi sisa pakan dan hasil metabolit organisme yang terus menerus bertambah setiap harinya dikarenakan budidaya intensif. Namun nilai amoniak sebesar 0,0304 mg/L masih dalam batas toleransi untuk budidaya yang baik. Hal ini menunjukan bahwa sistem IMTA yang dilakukan berjalan dengan baik. Nilai nitrit yang didapatkan dari hasil pemeliharaan berkisar antara 0,01 - 0,1 mg/L. Menurut Boyd dan Zimmerman (2000) udang galah memiliki batas toleransi terhadap nilai nitrit 0,1 - 0,7 mg/L dan menurut Boyd (1970) kandungan nitrit dibawah 0,5 mg/L tidak berbahaya untuk ikan. Berdasarkan hal tersebut kandungan nitrit masih dalam batas toleransi baik oleh udang maupun oleh ikan. Nilai nitrit yang rendah menunjukan proses nitrifikasi berjalan dengan baik. Nilai nitrat yang didapatkan dari hasil pemeliharaan berkisar antara 0,02 - 0,62 mg/L. Menurut Boyd dan Zimmerman (2000) udang galah memiliki batas toleransi terhadap nilai nitrat <10 mg/L. Nitrat sendiri dapat dimamfaatkan oleh plankton untuk proses kemosintesis. Selain itu kangkung air juga memamfaatkan nitrat untuk pupuk. Karena itu nilai nitrat yang awalnya tinggi pada minggu pertama pemeliharaan turun secara drastis di minggu kedua pemeliharaan dan nilainya naik secara gradual hingga akhir masa pemeliharaan. Adanya kangkung air juga cukup berpengaruh terhadap kualitas air media budidaya. Kemampuan kangkung untuk menyerap nitrat sebagai bahan pupuk terlihat dari bobot panennya yang setiap kali bertambah. Padat tebar udang galah-tambakan juga berpengaruh terhadap bobot kangkung, perlakuan U30T100 yang merupakan padat tebar tertinggi menghasilkan kangkung dengan bobot total terbesar yaitu 22,53 kg.

(34)

Kadar total P menunjukan tingkat kesuburan suatu perairan. Menurut Boyd (1988) kadar total P di perairan alami umumnya kurang dari 1 mg/L. Nilai total P yang didapat dari hasil pemeliharaan berkisar antara 0,3467 - 1,0358 mg/L. Hal ini menunjukan bahwa perairan tergolong sangat subur sehingga terjadi ledakan pertumbuhan algae di kolam pemeliharaan. Total N merupakan penjumlahan dari amoniak, nitrit, nitrat dan N organik yang berupa partikulat yang tidak larut di dalam air. Nilai total N yang didapatkan selama pemeliharaan berkisar antara 0,0173 - 0,2062 mg/L dimana nilai ini masih dalam batas toleransi untuk budidaya.

Sintasan udang galah pada perlakuan U30T100 (49,38±1,06%) menunjukan bahwa padat tebar udang galah sebanyak 30 ekor/m2 yang didukung dengan adanya ikan tambakan sebanyak 100 ekor/m2 dan tanaman kangkung air berpengaruh nyata meningkatkan sintasan udang galah. Meskipun parameter biologis lainnya tidak berbeda nyata, sistem IMTA ini berpotensi meninggkatkan hasil produksi udang galah. Dengan kepadatan 30 ekor/m2 sintasan yang didapatkan sebesar 49,38% didukung nilai R/C rasio sebesar 2,52 yang artinya setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan akan menghasilkan keuntungan sebesar Rp 1,52. Bobot yang didapatkan pada perlakuan U30T100 merupakan bobot tertinggi yaitu 5,98±1,13 gram dengan laju pertumbuhan harian (LPH) 3,24±0,25% dan panjang mutlak 5,31±1,13. Berdasarkan Nagarathinam et al (2000), udang galah yang dipelihara dengan kepadatan 10 ekor/m2 selama 180 hari hanya menghasikan bobot akhir sebesar 28,38 g dan sintasan sebesar 58,57%. Sintasan ikan tambakan pada perlakuan U30T100 cukup tinggi yaitu 73,70±3,69% dengan bobot ikan tambakan yang cukup tinggi yaitu 9,23±1,30 gram dan laju pertumbuhan harian (LPH) 3,33±0,20%.

Plankton yang tumbuh pada suatu kolam jika memiliki indeks dominasi (D) <1 artinya tidak ada jenis yang terlalu mendominasi di kolam pemeliharaan. Pada perlakuan U30T100 hari ke-0 plankton kelas Dinophyceae memiliki nilai dominasi (D) 1,00±0,00 yang artinya fitoplankton kelas ini hanya memiliki satu genus fitoplankton yang sangat mendominasi. Berbeda dibandingkan kelas yang lainnya yang memiliki nilai dominasi <1. Pada perlakuan U30T100 hari ke-0 dan perlakuan U30T50 hari ke-30 fitoplankton kelas Chlorophyceae memiliki indeks keanekaragaman (H) yang tertinggi yaitu 0,62±0,15 dan 0,62±0,12 yang artinya sebaran individu cukup tinggi dimana hal ini mengindikasikan lingkungan tersebut tidak mengalami gangguan (tekanan) atau struktur organisme yang ada berada dalam keadaan baik (Prianto et al. 2010). Indeks keseragaman (E) pada nilai kurang dari 0,75 menunjukkan bahwa dalam perairan tersebut keseragaman kelas fitoplankton tinggi dan menunjukkan keseimbangan ekosistem. Pada semua perlakuan memiliki nilai indeks keseragaman kurang dari 0,75.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

(35)

kondisi kualitas air yang masih dalam kisaran toleransi untuk budidaya serta bobot mutlak, panjang mutlak, LPH, hasil produksi, dan EPP yang paling tinggi.

Saran

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Basmi .H.J. 2000. Planktonologi: Plankton sebagai indicator kualitasperairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Boyd, C. E. 1970. Influence of organic matter on some characteristics of aquatic

soils. Hydrobiologia.

Boyd, C. E. 1988. Water quality in warmwater fish ponds. Fourth Printing Auburn Univ. Agricultural Experiment Station. Alabama. USA.

Boyd, C. E, Zimmerman S. 2000. Grow-out systems – water quality and soil management. Freshwater Prawn Culture: The Farming of Macrobrachium rosenbergii.14: 221- 238. Oxford (UK). Blackwell Publishing Ltd.

Chopin T. 2006. Integrated multi-trophic aquaculture. Northern Aquaculture.(4): July/August 2006.

Crooker PC, Contreras JO. 2010. Bioremediation of aquaculture wastes. Current Opinion in Biotechnology.21:313-317.

Effendi I. 2004.Pengantar Akuakultur. Depok (ID). Penebar Swadaya.

Ghifarini, A.F. 2013. Kualitas media budidaya dan produksi udang galah (Macrobrachium rosenbergii) yang dipelihara pada sistem IMTA (INTEGRATED MULTI TROPHIC AQUACULTURE) dengan kepadatan berbeda[Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Kementrian Kelautan dan Perikanan. 2013. Data Statistik Perikanan Budidaya. [internet]. Jakarta (ID): Kementrian Kelautan dan Perikanan. Www.kkp.go.id.

Maryam, S. 2010. Budidaya super intensif ikan nila merah Oreochromis sp. dengan teknologi bioflok: profil kualitas air, kelangsungan hidup dan pertumbuhan. [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nagarathinam N, Kumar JSS,Sundararaj V. 2000. Influence of stocking density on growth, production, and survival of Macrobrachium rosenbergii (de Man) in a monoculture grow-out pond. Indian J. Fish.(2) 47: 103-108. Pillay TVR. 2004. Aquaculture and the Environment2nd ed. Oxford

(UK).Blackwell Publishing.

Prianto, E, Kaban, S, Aprianti, S. 2010. Struktur komunitas zooplankton di estuari pantai timur Sumatera. Prosiding Seminar Nasional Limnologi V tahun 2010. Balai Riset Perikanan Perairan Umum (BRPPU) – Palembang. Palembang.

Putriana, I. 2011. Keragaman tiga populasi ikan tambakan (Helostoma temminckii) dengan metode RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA) dan karekter morfometrik. [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Putra, I, Rusliadi, Efizon, D, dan Fauzi, M. 2010. Studi pengembangan budidaya udang galah (Macrobrachium rosenbergii de Man) di Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. Riau.

(37)

Smith, L.S. 1982. Introduction to fish physiology. THP. Publ. Inc. Hongkong. 352p.

Yi Y, Lin CK, Diana S. 2003. Hybrid catfish (Clarias macrocephalusx C. gariepinus) and Nile Tilapia (Oreochromis niloticus) in an integrated pen-cum pond system: growth performance and nutrients budgets. Aquaculture.217: 395-408.

Yulfiperius, Toelihere, MR, Affandi, R, & Sjafei, DS. 2004. Pengaruh alkalinitas terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan lalawak (Barbodes sp.). Jurnal Iktiologi Indonesia. vol. 4, no. 1, hal. 1-5.

Yuningsih, Y,S. 2002. Perkembangan larva ikan tambakan (Helostoma temminckii C.V). [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

(38)

Lampiran 1. Bobot panen kangkung air selama 60 hari masa pemeliharaan.

Perlakuan Bobot Panen (kg) Bobot Total (kg) Panen 1 Panen 2

U30T100 10,2 12,33 22,53

(39)

Lampiran 2. Hasil statistik parameter biologi udang galah

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

sintasan Equal variances assumed 4.988 .089 -3.207 4 .033 -7.40667 2.30958 -13.81910 -.99423

Equal variances not assumed -3.207 2.305 .070 -7.40667 2.30958 -16.18366 1.37033

LPH Equal variances assumed .513 .513 2.406 4 .074 .66333 .27572 -.10219 1.42886

Equal variances not assumed 2.406 3.623 .081 .66333 .27572 -.13468 1.46135

Produksi Equal variances assumed .575 .491 1.854 4 .137 543.24000 292.96658 -270.16562 1356.64562

Equal variances not assumed 1.854 3.778 .141 543.24000 292.96658 -289.35847 1375.83847

BM Equal variances assumed .075 .798 2.595 4 .060 2.28667 .88129 -.16020 4.73353

Equal variances not assumed 2.595 3.974 .061 2.28667 .88129 -.16652 4.73985

PM Equal variances assumed 7.462 .052 .592 4 .585 .35667 .60209 -1.31500 2.02833

Equal variances not assumed .592 2.161 .610 .35667 .60209 -2.05713 2.77047

EPP Equal variances assumed

.724 .443

.741 .157 6.51000 3.73899 -3.87111 16.89111

(40)

Lampiran 3. Hasil statistik parameter biologi ikan tambakan

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference

95% Confidence Interval of the Difference

Lower Upper

sintasan Equal variances assumed 1.750 .256 -.408 4 .704 -1.85333 4.54009 -14.45865 10.75198

Equal variances not assumed -.408 3.054 .710 -1.85333 4.54009 -16.15911 12.45245

LPH Equal variances assumed 4.529 .100 -3.187 4 .033 -.40667 .12758 -.76090 -.05244

Equal variances not assumed -3.187 2.431 .066 -.40667 .12758 -.87215 .05881

Produksi Equal variances assumed 2.950 .161 5.162 4 .007 4706.46333 911.72225 2175.11656 7237.81011

Equal variances not assumed 5.162 2.897 .015 4706.46333 911.72225 1745.72665 7667.20001

BM Equal variances assumed 4.854 .092 -3.046 4 .038 -2.36667 .77690 -4.52369 -.20964

Equal variances not assumed -3.046 2.303 .078 -2.36667 .77690 -5.32129 .58795

PM Equal variances assumed 2.280 .206 -3.197 4 .033 -1.81333 .56728 -3.38837 -.23830

(41)

Lampiran 4. Analisis usaha

uraian perlakuan

U30T50 U30T100

komponen satuan harga satuan jumlah total biaya jumlah total biaya

A. Pengeluaran

Udang Galah ekor 150 2025 303750 2025 303750

Tambakan ekor 60 3375 202500 6750 405000

Kangkung air kg 4000 1 4000 1 4000

B. Harga pakan dan listrik

pakan udang galah kg 18000 18,3 329400 20,2 363600

listrik bulan 75000 2 150000 2 150000

C. Pengeluaran Rp 989650 1226350

D. Penerimaan

udang galah 6-10 g ekor 400 1150 460000 1001 400400

tambakan <15 g ekor 450 2550 1147500 4975 2238750

kangkung kg 20000 14,3 286000 22,53 450600

E. Total penerimaan Rp 1893500 3089750

F. Margin Rp 903850 1863400

(42)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pontianak tanggal 19 Juli 1992 dari Ayah Tirto Wijaya Salim dan Ibu Sri Hartati. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pendidikan formal yang dilalui yaitu SMAN 7 Bogor dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun yang sama penulis diterima masuk IPB melalui jalur Ujian Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Program Studi Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Tahun 2013 penulis melakukan praktek lapangan akuakultur di Balai Budidaya Air Laut Lombok dengan komoditas tiram mutiara. Penulis juga pernah menjadi Asisten mata kuliah Fisika Kimia Perairan semester genap tahun ajaran 2013. Penulis juga berpartisipasi dalam Olimpiade Mahasiswa IPB dalam cabang bola basket dan mendapatkan prestasi medali perunggu tahun 2012, medali perak tahun 2013, dan medali perunggu tahun 2014. Tugas akhir dalam pendidikan tinggi

(43)

KUALITAS MEDIA BUDIDAYA DAN KINERJA PERTUMBUHAN UDANG GALAH DAN IKAN TAMBAKAN YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM POLIKULTUR IMTA DENGAN KEPADATAN YANG

BERBEDA

BOPONT JULIAN SALIM

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(44)
(45)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “KUALITAS MEDIA BUDIDAYA DAN KINERJA PERTUMBUHAN UDANG GALAH DAN IKAN TAMBAKAN YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM POLIKULTUR IMTA DENGAN KEPADATAN YANG BERBEDA” adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan mau pun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor,

Bopont Julian Salim

(46)

ABSTRAK

BOPONT JULIAN SALIM. Kualitas Media Budidaya dan Kinerja Pertumbuhan Udang Galah dan Ikan Tambakan Yang Dipelihara Dengan Sistem Polikultur IMTA Dengan Kepadatan Yang Berbeda. Dibimbing oleh EDDY SUPRIYONO dan LIES SETIJANINGSIH.

IMTA merupakan suatu sistem budidaya yang mengintegrasi beberapa organisme yang tidak saling berkompetisi dan dititikberatkan pada perbedaan trofik level dari setiap organisme yang dibudidayakan, dimana limbah dari satu organisme dapat menjadi sumber energi bagi organisme lainnya sehingga keseimbangan ekosistem yang tercipta menjadi lebih baik. Penelitian dilaksanakan dengan metode rancangan acak lengkap dengan perlakuan berupa perbedaan padat penebaran awal udang galah dan ikan tambakan yaitu udang galah 30 ekor/m2 dan ikan tambakan 100ekor/m/2 (U30T100), udang galah 30 ekor/m2 dan ikan tambakan 50 ekor/m2 (U30T50). Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali. perlakuan yang paling baik adalah padat tebar udang galah 30 ekor/m2 dan ikan tambakan 100 ekor/m2 (U30T100) hal ini didukung dengan kondisi kualitas air yaitu suhu, pH, DO, nitrat, nitrit, alkalinitas, kesadahan, CO2, amoniak, Total N dan Total P yang masih dalam kisaran toleransi untuk budidaya serta parameter biologis yaitu bobot mutlak, panjang mutlak, laju pertumbuhan harian (LPH), hasil produksi, dan efisiensi pemberian pakan (EPP) yang paling baik.

Kata kunci : IMTA, kualitas air, udang galah, ikan tambakan.

ABSTRACT

BOPONT JULIAN SALIM. Water Quality And Growth Performence Freshwater Giant Prawn And Tambakan Which Maintained With Policultuure IMTA On Different Density. Supervised by EDDY SUPRIYONO and LIES SETIJANINGSIH.

IMTA is an aquaculture system that integrates several organism which not competitive each other and focused on trophic level difference, where the waste from one organism can be an energy source for other organism so the balance of the ecosystem that is created will be better. The research were using completely randomized design at many treatments in the form of initial stocking density difference between freshwater giant prawns and tambakan that 30 prawns/m2 and 100 tambakan/m2 (U30T100), 30 prawns/m2 and 50 tambakan/m2 (U30T50). Each treatment was repeated three times. The best treatment is U30T100, that supported by water quality condition like temperature, pH, DO, nitrate, nitrite, alkalinity, hardness, CO2, ammonia, total N, and total P which still in tolerance limit for

aquaculture as well as the best biological parameters namely, the absolute weight, the absolute length, daily growth rate, yield, and efficiency of feeding.

(47)

KUALITAS MEDIA BUDIDAYA DAN KINERJA PERTUMBUHAN UDANG GALAH DAN IKAN TAMBAKAN YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM POLIKULTUR IMTA DENGAN KEPADATAN YANG

BERBEDA

BOPONT JULIAN SALIM

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan

pada

Departemen Budidaya Perairan

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

(48)
(49)
(50)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juli 2014 di Kelompok Multi Tani Sejahtera Jalan HMD Curug, Desa Putat Nutug, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ialah udang galah dan ikan tambakan, dengan judul

“Kualitas Media Budidaya dan Kinerja Pertumbuhan Udang Galahdan Ikan Tambakan Yang Dipelihara Dengan Sistem Polikultur IMTA Dengan Kepadatan Yang Berbeda”.

Dalam kesempatan ini,penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Eddy Supriyono, M.Sc. dan Ir. Lies Setijaningsih, M.Si. selaku pembimbing yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis, kepada Bapak Dr. Ir. Agus Oman Sudrajat, M.Sc. sebagai dosen penguji tamu dan komisi pendidikan S1 Departemen Budidaya Perairan yang telah banyak memberikan kritik dan saran-sarannya, kepada Bapak Dr. Ir. Sukenda, M.Sc. selaku Ketua Departemen Budidaya Perairan, kepada Kelompok Multi Tani Sejahtera Jalan HMD Curug, Desa Putat Nutug, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian, kepada seluruh dosen dan staff karyawan/karyawati Departemen Budidaya Perairan yang telah banyak membantu dalam menyusun skripsi ini, kepada ayahku Tirto Wijaya Salim, ibuku Sri Hartati, kakakku Christi Regina,dan adikku Adam Wijaya Salim yang tiada henti-hentinya memberikan cinta, kasih sayang, dukungan serta doanya yang selalu menyertai dalam tiap langkahku, kepada Triatmaja Pramudhita Wisnu Kusuma partner penelitian saya, kepada sahabat-sahabat BDP’47 lainnya atas kebersamaan, dukungan, dan semangatnya, kepada Diana Sugianti Van Gemerden yang sudah meluangkan waktunya untuk membantu dalam penyelesaian skripsi ini dan teman-teman komplek Graha Indah, Club Basket Bogor Raya, Larisa, Laskar Futsal Club, dan teman-teman lainnya yang telah memberikan doa dan dukungannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2015

(51)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN...ix

PENDAHULUAN………1

Latar Belakang………..1

Tujuan Penelitian………..2

METODE……….2

Prosedur Penelitian………...2

Prosedur Analisis Data……….3

HASIL DAN PEMBAHASAN………...…6

Hasil………...6

Pembahasan………21

SIMPULAN DAN SARAN………...23

Simpulan……….23

Saran………...24

DAFTAR PUSTAKA………25

LAMPIRAN...27

(52)

DAFTAR TABEL

1. Alatpengukurankualitas air padawadahpemeliharaanudang galah dan ikan tambakan...3 2. Kisarannilaikualitas air budidayaudanggalah dan ikan tambakan pada

perlakuan padat tebar Udang 30 ekor/m2 Tambakan 50 ekor/m2 dan Udang 30 ekor/m2 Tambakan 100 ekor/m2...6 3. Nilai identifikasi plankton yang digambarkan dengan indeks dominasi

(D), indeks keanekaragaman (H), dan indeks keseragaman (E) pada hari ke-0...20 4. Nilai identifikasi plankton yang digambarkan dengan indeks dominasi

(D), indeks keanekaragaman (H), dan indeks keseragaman (E) pada hari ke-30...21 5. Nilai identifikasi plankton yang digambarkan dengan indeks dominasi

(D), indeks keanekaragaman (H), dan indeks keseragaman (E) pada hari ke-60...21

DAFTAR GAMBAR

1. Rancangan sistem IMTA yang dilakukan pada penelitian yang terdiri dari Udang Galah, Ikan Tambakan, dan Kangkung air...3 2. Suhu pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama 60

hari pemeliharaan...7 3. pH pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama 60

hari pemeliharaan...7 4. DO pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama 60

hari pemeliharaan... ...8 5. Amoniak pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama

60 hari pemeliharaan...8 6. Nitrit pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama 60

hari pemeliharaan...9 7. Nitrat pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama 60

hari pemeliharaan...9 8. Alkalinitas pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan

selama 60 hari pemeliharaan...10 9. Kesadahan pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan

selama 60 hari pemeliharaan...10 10. Karbondioksida (CO2) pada media pemeliharaan udang galah dan ikan

tambakan selama 60 hari pemeliharaan...11 11. Total P pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama 60 hari pemeliharaan...11 12. Total N pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama

60 hari pemeliharaan...12 13. Sintasan udang galah pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari

masa pemeliharaan...12 14. Laju Pertumbuhan Harian (LPH) udang galah pada perlakuan U30T50 dan

(53)

15. Bobot Mutlak udang galah pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan...13 16. Grafik pertumbuhan bobot udang galah pada perlakuan U30T50 dan

U30T100 selama 60 hari masa pemeliharaan...14 17. Panjang Mutlak udang galah pada perlakuan U30T50 dan U30T100 selama

60 hari masa pemeliharaan...14 18. Grafik pertumbuhan panjang udang galah

Gambar

Tabel 1 Alat pengukuran kualitas air pada wadah pemeliharaan udang galah dan
Tabel 2 Kisaran nilai kualitas air budidaya udang galah dan ikan tambakan pada perlakuan padat tebar Udang 30 ekor/m2 Tambakan 50 ekor/m2 dan Udang 30 ekor/m2 Tambakan 100 ekor/m2
Gambar 3. pH pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan selama
Gambar 5. Amoniak pada media pemeliharaan udang galah dan ikan tambakan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa ada perbedaan rata-rata kemampuan number sense siswa kelas VII-A sebelum dan sesudah diterapkannya metode tutor sebaya,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat keberhasilan dalam meningkatkan kesadaran reproduksi sehat melalui pembelajaran mata pelajaran fiqih di Madrasah Aliyah

Oleh karena itu, alumni prodi D3 Humas UNJ sesuai dengan syarat-atau kriteria professional, yakni memiliki kemampuan teknis dan operasional yang ditetapkan dalam

Walaupun kita tidak dapat menghindari gesekan, kita dapat meniadakan efek redaman dengan menambah energi ke dalam sistem yang berisolasi untuk mengisi kembali energi yang hilang

Agama dipakai untuk melindungi golongan Belanda. Seorang Kristen tidak dapat menikah dengan seorang bukan Kisten. Karena tak sesuai dengan keadaan zaman, pendirian ini

Jika busbar mengalami gangguan atau tidak adanya pengaman yang mengamankan busbar tersebut akan mengakibatkan adanya ketidakseimbangan yang dirasakan oleh sistem dan

Didalamnya terdapat pulamedia yang ditujukan untuk memberi pertunjukan atau pameran Exhibit untuk menjelaskan konsep al-Qur’an dalam ilmu pengetahuan Sains dengan berbagai macam